metode bimbingan agama dalam meningkatkan...

86
METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK WARGA BINAAN SOSIAL (WBS) DI PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 1 (PSBIBD 1) KEDOYA JAKARTA BARAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I) Oleh : Wishnu Anugrahingwidi NIM : 108052000021 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H. / 2012 M.

Upload: others

Post on 02-Sep-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK WARGA BINAAN SOSIAL

(WBS) DI PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 1 (PSBIBD 1) KEDOYA

JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I)

Oleh :

Wishnu Anugrahingwidi NIM : 108052000021

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN

ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1434 H. / 2012 M.

Page 2: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan
Page 3: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan
Page 4: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

ABSTRAK

WISHNU ANUGRAHINGWIDI Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak

Dalam kehidupan keseharian manusia, sisi agama sangat penting untuk menunjang kehidupan, baik secara vertikal kepada Allah SWT maupun secara horizontal kepada seluruh manusia yang ada di sekelilingnya, dalam hal ini umumnya penyandang masalah kesejahteraan sosial dan khusunya bagi anak-anak yang menjadi fokus dari penelitian ini. Jumlah keluarga miskin yang berada di Jakarta, setiap tahunnya mengalami peningkatan secara signifikan, dan secara otomatis penambahan kepada penyandang kesejahteraan sosial juga ikut meningkat. Dalam hal ini pelayanan kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), hasil penertiban dan tata kelola kota sosial di Jakarta, merupakan usaha bagi pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat Jakarta yang dilakukan secara struktural dan terintegrasi seiring dengan usaha pembangunan kesejahteraan sosial DKI Jakarta yang dilakukan melalui salah satunya sistem panti.

Di Jakarta masih banyak PMKS khususnya anak-anak sebagai fokus dalam penelitian ini, akibat dari kemiskinan, terlantar karena tidak tahu orang tuanya kemana, dan minimnya pendidikan yang mereka rasakan sejak dini baik dari orang tuanya maupun di sekolah, serta pupusnya harapan masa depan dengan tidak mengenyam pendidikan yang layak. Berdasarkan keterangan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Metode Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Anak Warga Binaan Sosial (WBS) dipanti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 (PSBIBD 1) Kedoya Jakarta Barat”.

Keadaan masyarakat Jakarta yang sangat beragam sudah pasti menimbulkan masalah yang beragam pula dalam kesehariannya, penyandang kesejahteraan sosial yang kebanyakan berprofesi sebagai pedagang asongan, pengamen, joki 3in1 dan pengemis adalah melanggar aturan karena telah menggangu lalu lintas umum, kenyamanan dan ketertiban di jalan umum. Kemudian dalam kaitannya dengan anak adalah sangat memprihatinkan kiranya jika dalam seusia mereka sudah berada di jalanan dan putus sekolah. Faktor yang menyebabkan ketertarikan penulis untuk meneliti hal demikian bahwa anak adalah regenerasi manusia berikutnya, maka itu harus terus ditempa ilmu dan dididik sebaik-baiknya, namun hal yang terjadi bagi sebagian kecil anak-anak tidaklah demikian di PSBIBD 1, adanya kebutuhan agama, moral, pendidikan, dan khususnya kecerdasan spiritual anak yang harus dipenuhi.

Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta Barat. Fokus masalah dalam dalam penelitian ini adalah metode bimbingan agama dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak, metode-metode bimbingan agama yang berkaitan dengan hal itu dan kendala-kendala dalam hal itu dan cara pemecahannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Subyek dari penelitian ini adalah pembimbing agama dan petugas dan menjadi obyek adalah anak warga binaan sosial di PSBIBD 1.

Penerapan metode yang digunakan oleh pembimbing dalam menanamkan nilai agama dan kecerdasan spiritual bagi anak-anak adalah metode bimbingan agama, bimbingan puasa, bimbingan sholat, bimbingan akhlak. Dalam hal ini peran aktif pembimbing sangat dibutuhkan guna menunjang eksistensinya guna mendapatkan hasil dari metode bimbibngan agama, serta dalam mendidik anak agar menjadikan anak lebih baik dalam kecerdasan spiritualnya. terutama dalam hal agama dan spiritual bagi anak-anak agar terwujudnya masa depan yang bernorma kemasyarakatan dan memiliki nilai spiritual yang tinggi.

Page 5: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahirrabbil’alamien puji syukur kepada Allah SWT atas segala

limpahan rahmat, karunia dan nikmat-Nya, shalawat serta salam tercurah bagi

baginda nabi besar Muhammad SAW dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Sehubungan dengan itu saya dapat meyelesaikan skripsi ini dengan judul

“METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN

KECERDASAN SPIRITUAL ANAK WARGA BINAAN SOSIAL (WBS) DI

PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 1 (PSBIBD 1) KEDOYA

JAKARTA BARAT”.

Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada seluruh pihak dan staf yang

sudah membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik materil

maupun moril, khusunya kepada :

1. Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M. Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam dan Drs. Sugiharto M.A selaku Sekertaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, atas bimbingannya selama ini.

3. Drs. M, Lutfi, M.A selaku dosen Pembimbing Skripsi saya, atas dukungan dan

kesabaran dan keihklasan bapak dalam membimbing saya sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan banyak ilmunya kepada penulis.

Page 6: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan fasilitas untuk mendapatkan referensi dan rujukan dalam penulisan

skripsi ini.

6. Bapak H. Tatang Suyanto, S.sos. MM, bapak Ruminto AKS, MM, dan seluruh

pihak Panti Sosial Bina Insani Bangun Daya 1 Kedoya Jakarta Barat yang telah

berkenan memberikan izin serta banyak membantu penulis dalam penelitian ini

hingga dapat berjalan sesuai yang direncanakan.

7. Orang tua saya Sudarman Harjono, S.Sos, dan Endah Nurharini, S.pd, yang telah

memberikan dukungan penuh baik dari segi moril maupun materil serta

terimakasih yang sedalam-dalamnya atas dukungan, doa, cinta &kasih sayang

yang telah diberikan selama ini dengan tulus sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakanda Abdul Latief, Okto Widodo, Hafidz Basyir Ahmad dan adinda Gusti

Ayu Arta Harini, atas dukungan dan doa serta motivasi yang diberikan.

9. Semua sahabat BPI (Try, Enan, Ocid, Oki, Boy, Juned, Danu, Nila, eka, ayu,

Nina, Hafifah, Sundus, Venti, Indah, Ike, Putry,) terima kasih atas doa, kasih

sayang dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Saudara, sahabat, kerabat, teman karib yang namanya tidak disebutkan satu per

satu. Terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini.

11. Teman-teman BPI 2008, 2009, 2010, dan 2011, terima kasih yang setinggi-

tingginya atas dukungan, motivasi, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Page 7: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

Terakhir ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan secara satu per satu yang telah ikut berpartisipasi dalam

penulisan dan penelitian ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada

kalian semua, penulis mengucapkan terima kasih yang seluas-luasnya.

Semoga Allah SWT selalu memberikan limpahan rahmat, karunia, nikmat-

Nya kepada kita semua.

Akhirnya hanya kepada-Nya penulis serahkan segala urusan dunia ini.

Penulis sangat berharap penuh agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua dan menambah ilmu pengetahuan dan ilmu-ilmu lainnya,

jazzakumullah khairan katsira.

Ciputat, Desember, 2012

Penulis

Page 8: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melihat dunia di zaman sekarang yang serba modern ini, ditunjang

dengan kemajuan tekhnologi yang merambah ke seluruh penjuru dunia,

bahkan hingga pelosok-pelosok desa, maka yang harus dihadapi adalah

sistem masyarakat yang lebih modern dan lebih terkemuka, lebih

berpendidikan, dan lebih canggih. Akan tetapi kalau dilihat dari keislaman

yang dianut sebagian besar di masyarakat Indonesia, secara perlahan nilai-

nilai moral dan keberagamaan itu sendiri telah digeser oleh kemajuan zaman

yang amat pesat, bahkan ada sebagian masyarakat ada yang melupakan nilai-

nilai ajaran islam yang agung nan luhur. Sudah berlangsung lama nilai-nilai

keagamaan yang dijunjung tinggi umat Islam yang sudah diterapkan dalam

kehidupan, akan tetapi lambat laun kemerosotan moral itu terjadi dikalangan

masyarakat Islam sendiri.

Prinsip-prinsip keagamaan yang sudah diajarkan sejak dulu kala sudah

sepatutnyalah, dan seyogyanya kita terapkan dalam kehidupan kita, mulai dari

sampai kita diajarkan sejak kecil, hingga dewasa dan akhrinya menutup mata.

Dalam kehidupan yang selalu berorientasi dan berkutat pada kemajuan dalam

bidang material telah banyak menelantarkan nilai-nilai keislaman serta moral

bangsa sampai terkadang menelantarkan supra empiris manusia, sehingga

terjadi pemudaran rohaniyah serta pemiskinan spiritual dalam diri setiap

Page 9: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

2

individu dikalangan umat muslim. Kalau kita boleh kerucutkan lagi kondisi

yang seperti ini cukup kondusif bagi perkembangan masalah-masalah pribadi

dan sosial yang dapat terespresikan dalam suasana psikologis yang kurang

nyaman, seperti perasaan cemas dalam diri, dan perasaan haus akan nilai

kerohaniyahan, serta dapat menimbulkan penyimpangan moral atau sistem

nilai, baik individu maupun sosial.

Jika ditinjau secara keagamaan, betapa besar pengaruh kecerdasan

spititual dalam menunjang kesuksesan kehidupan seseorang, untuk mencapai

kecerdasan spiritual yang lebih tinggi, yang berkembang dari individu

masing-masing dan lingkungannya yang mana untuk mencapai kematangan

kecerdasan spiritual sangat bergantung pada tingkat kesadaran baik secara

individu maupun melalui proses pelatihan, pendidikan dan bimbingan yang

continue.1 Dalam kehidupan yang beragam dengan masalah agar dapat

menyeimbangkan dan menenangkan emosi dalam diri maka, rasa spiritual

yang tingi sangat dibutuhkan peranannya dalam membantu memecahkan

masalah dan menyelesaikannya, dikarenakan dapat meringankan dan

menyembuhkan serta membangun nilai-nilai keberagamaan secara utuh dan

mumpuni.

Bagi pribadi muslim yang berpijak pada pondasi tauhid pastilah ia

adalah pribadi yang ulet dan setiap langkah dalam kehidupan pastilah

diniatkan untuk beribadah, dalam hal inilah seorang muslim di tuntut untuk

1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007), Cet. Ke-23.

Page 10: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

3

seimbang dan melaksanakan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.

Adapun kecerdasan spiritual yang dimiliki tidak mumpuni, atau tidak

maksimal, sudah sepatutnya ia memperdalam kajian spiritualnya, karena

kecerdasan spiritual sebagai wadah dari dimensi non material atau ruh

manusia. Inilah butiran intan permata yang belum terasa dimana setiap orang

memilikinya.

Manusia harus mengenali kecerdasan spiritual seperti adanya,

menggosoknya hingga mengkilap, merawatnya hingga terjaga kesuciannya,

dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk memperoleh

kebahagiaan abadi. Seperti dua bentuk kecerdasan lainnya, kecerdasan

spiritual bisa meningkat dan menurun.2

Ketika kecerdasan spiritual kosong, serta hampa dalam diri manusia,

maka peranannya diganti dengan kesombongan dan keangkuhan, akibatnya

adalah kehancuran bagi dirinya dan semua. Dalam bahasa al-Qur’an

dinyatakan bahwa barang siapa menolak perintah dan pengajaran Tuhan,

maka yang mengendalikan diri dan dan ruh nya adalah setan dan sejenisnya.

Tentunya tidak diharapkan pada anak-anak hanya handal dan hebat dalam

kecerdasan intelektualnya saja, tetapi kesadaran diri tentang kecerdasan

spiritual dapat diibaratkan dengan cahaya ilahi, sehingga segala sesuatu

nampak sebagaimana adanya. Ketika manusia mengetahui tentang hakikat

2 Sudirman Teba, Kecerdasan Sufistik, (Jakarta : Kencana, 2004). Cet. Ke-1, h. xvi.

Page 11: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

4

sesuatu, maka ia menjadi bijak dan arif untuk menggunakan sesuatu tersebut

dengan tanpa menyelewengkannya.3

Salah satu kunci kecerdasan spiritual adalah pada hati nurani.

Kemudian mampu menanggapi bisikan nurani kita tersebut dengan

memberdayakan dan mengerahkan seluruh potensi kalbu. Tentu saja tidak

hanya mendenganrkan hati nurani, tetapi lebih utama lagi ialah menyatakan

seluruh potensi tertsebut secara nyata dan penuh keyakinan.

Mereka yang mempunyai hal tersebut memiliki visi dalam hidup,

mereka sangat menyadari bahwa hidup yang dijalani bukanlah kebetualan

tetapi sebuah kesengajaan yang harus dilakukan dengan penuh tanggung

jawab (taqwa). Hidup bukan sekedar mencari karir, pangkat dan jabatan,

melainkan juga tanggung jawab kepada akhiratnya.

Mereka yang menghayati makna ayat tersebut akan tampak dari caranya

meneliti perjalanan hidupnya secara utuh. Merka menjadikan masa lalu

sebagai pelajaran yang sangat berharga untuk membuat rencana yang lebih

cermat. Dengan menetapkan visi dalam hidup menyebabkan kedamaian dan

kepasrahan dan kedamaian yang luar biasa untuk selalu berbuat kebaikan dan

memenuhi harapan diri yang merindu dengan Allah. Penetapan visi berarti

menetapkan arah kiblat yang benar-benar diyakini. Sehingga, seluruh sumber

daya yang dimilikinya diarahkan dan dituangkan dalam bentuk perencanaan.

Namun visi akhirat bukan berarti melupakan kehidupan dunia, karena dunia

3 Suharsono, Akselerasi Intelegensi Optimalkan : IQ, EQ, dan SQ Secara Islami, (Jakarta:

Insani Press, 2004), Cet. Ke-1, h. 238.

Page 12: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

5

merupakan tempat manusia beraktifitas untuk memanfaatkan semua karunia

Allah.4

Dalam kaitan selanjutnya penulis akan meneliti sistem metode

bimbingan agama dalam meningkatkan kecerdasan spiritual itu akan di

terapkan di PSBIBD 1, Panti sosial yang sejatinya adalah tempat

penampungan sementara orang-orang kurang mampu berintelektualisasi dan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang tersebar di wilayah

Provinsi DKI Jakarta, senantiasa ditertibkan untuk mendapatkan perlindungan

dan kemandirian. Pelayanan kesejahteraan sosial bagi PMKS hasil penertiban

dan penjangkauan sosial, merupakan usaha kesejahteraan sosial yang

dilakukan secara integrasi seiring dengan usaha pembangunan kesejahteraan

sosial Provinsi DKI Jakarta dan perwujudannya dilakukan melalui sistem

panti.

Di Jakarta masih banyak PMKS jalanan sebagai akibat dari kemiskinan,

urbanisasi, terbatasnya lapangan kerja, pendidikan rendah dengan

keterampilan terbatas, sehingga perlu penertiban sosial dan panti

penampungan, sebelum dirujuk ke panti pelayanan dan rehabilitasi sosial.

Sebagai suatu lembaga sosial, panti sosial telah mengemban amanah rakyat

yang dikelola oleh pemprov DKI untuk bertanggung jawab atas kesejateraan

masyarakat miskin yang terlantar di jalanan untuk nantinya dikembangkan,

dan digembleng secara konsisten agar dapat mewujudkan masyarakat yang

4 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah, (Jakarta : Gema Insani Press, 2001), Cet. Ke-2, h.

6-8.

Page 13: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

6

mandiri dan mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang berkopenten.

Namun sesungguhnya kegiatan itu saja belum cukup memadai agar

memenuhi kebutuhan keagamaan dan spiritualitasnya agar nantinya dapat

menyiapkan dan membentengi diri agar tidak terhanyut dalam kehidupan

yang penuh dengen kefanaan.

Agar warga binaan sosial (WBS) di panti PSBIBD 1 mampu

memecahkan dan menyikapi masalahnya dengan bijak secara agama

diperlukannya bimbingan agama dan beberapa kegiatan yang menunjang

untuk itu, serta pendekatan yang dapat membantu terwujudnya masyarakat

yang dapat menambah wawasan keagamaan yang bernilai spiritualitas tinggi

melalui panti sosial tersebut.

Kebutuhan akan bimbingan keagamaan timbul karena dipicu adanya

masalah-masalah yang dihadapi oleh warga binaan sosial (WBS) yang terlihat

dalam kesehariannya di panti sosial semakin rumit tentang masa lalunya,

struktur lingkungan, dan strata sosialnya maka semakin banyak pula masalah

yang dideritanya. Landasan bimbingan nilai-nilai moral dan keagamaan serta

religius yang berpotensi, pada dasarnya ingin memandu, memberi pedoman,

dan memantapkan hati serta perilaku yang dapat menjujung tinggi rasa

spiritulitas kepada tuhan dengan segenap kemuliannya. Oleh karena itu fokus

pelaksanaan bimbingan keagamaan adalah tidak lain ingin mengembangkan

spiritual keberagamaannya agar mudah memahami dan menghayati

spiritualitas beragama yang nantinya berimplementasi kepada perilaku yang

baik dan bermartabat agar dapat seiring sejalan dengan ketentuan Allah SWT.

Page 14: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

7

Pada dasarnya seluruh lembaga panti sosial sudah sepatutnyalah

mengembangkan potensi apa yang terdapat pada warga binaannya.

Kecerdasan spiritual sudah sepatutnya harus mendapat perhatian, serta

pengkajian lebih dalam dan diteliti dengan seksama, karena kecerdasan

spiritual sangat menentukan mutu hasil pembinaan warga binaan sosial

(WBS) khususnya, umumnya bagi segenap warga Negara Indonesia yang

memahami nilai-nilai spiritualitas dan keagamaan, serta generasi muda dan

penerus bangsa.

Jika hal ini tidak mendapat dukungan dan apresiasi segenap masyarakat,

boleh jadi seorang individu hanya pintar secara intelektualnya saja, namun

kering akan nilai agama dan spiritualitas. Dari penjabaran di atas penulis

ingin sekali meneliti dan mengembangkan bagaimana metode bimbingan

agama dalam meningkatkan kecerdasan spiritual yang ada di Panti Sosial

Bina Insan Bangun Daya 1 (PSBIBD 1). Dalam hal ini lembaga sosial yang

akan diteliti adalah PSBIBD 1 Kedoya, Jakarta Barat, dan berdasarkan latar

belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul,

“Metode Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Kecerdasan

Spiritual Anak Warga Binaan Sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan

Bangun Daya 1 (PSBIBD 1)” Kedoya, Jakarta Barat.

Page 15: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi masalah

Persoalan kecerdasan spiritual warga binaan sosial (WBS) sangat

berhubungan erat, dan bisa dipengaruhi, oleh beberapa hal diantaranya

sebagai berikut:

a. Orang tua, dan pembimbing karena berpengaruh besar dalam

bimbingan agama untuk pembinaan para WBS.

b. Lingkungan sekitar (panti sosial).

c. Pemanfaatan waktu luang.

d. Kegiatan bimbingan yang dilakukan di PSBIBD 1.

2. Pembatasan masalah

Persoalan yang dan diteliti untuk skripsi ini dibatasi pada metode

bimbingan agama (kegiatan bimbingan yang dilakukan di PSBIBD 1

kedoya) dan mengkaitkan dengan kecerdasan spiritual anak warga binaan

sosial WBS.

3. Perumusan masalah

Selanjutnya, berdasarkan uraian dan paparan di atas, maka perumusan

masalahnya adalah :

1. Bagaimana metode bimbingan agama dalam meningkatkan

kecerdasan spiritual anak di PSBIBD 1?

2. Bagaimana hasil metode bimbingan agama dalam

meningkatkan kecerdasan spiritual anak di PSBIBD 1?

Page 16: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang diajukan tersebut maka

yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memahami metode bimbingan agama dalam meningkatkan

kecerdasan spiritual.

2. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya metode bimbingan agama di

PSBIBD 1 dalam meningkatkan kecerdasan spiritual.

Kemudian diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat

secara teoritis, dan memberikan wawasan keilmuan khususnya, bagi jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam, dan manfaat praktis yaitu dapat

bermanfaat sebagai bahan masukan dan wawasan untuk pihak manapun, serta

dapat memberikan sumbangan bagi kajian-kajian konseling yang membahas

tentang bagaimana informasi dan wacana penelitian mengenai kecerdasan

spiritual di panti sosial bina insani bangun daya 1 (PSBIBD 1) khususnya,

serta dapat terus berkembang dalam masyarakat umumnya.

Page 17: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

10

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sementara

serta mengetahui pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu

mode, jadi metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam

mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian. Ditinjau

dari sudut filsafat, metodologi suatu penelitian merupakan epitemologi

penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana tentang penelitian.5

Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif.

Menurut Winarto Surachmad (1993:63) metode deskriptif adalah “suatu

metode yang memiliki sifat menuturkan dan menafsirkan data yang ada

tentang suatu proses yang berlangsung”. Sedangkan pendekatan yang

digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif, menurut Bogdan

dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, pendekatan kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.6

Sedangkan menurut Hesti R. Wijaya (1996) penelitian kualitatif akan

lebih diuntungkan karena bentuk dan caranya lebih fleksibel dan

berkembang dalam proses penelitiannya, dan juga lebih bisa menjelaskan,

memberikan pengertian, serta pemahaman yang mendalam.7 Oleh karena

5 Husaini, Usman Purnomo, Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. (PT. Bumi

Aksara. Jakarta) Cet. Ke-3. 2000. 6 Lexy, J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007), Cet, Ke-23, h. 6. 7 Wijaya Hesti R, Penelitian Berperspektif Gender Dalam Jurnal Analisis Sosial: Analisis

Gender dan Memahami persoalan perempuan , Edisi 4/November (Bandung: Akatiga, 1996), h. 4.

Page 18: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

11

itu Purwandari (2001) menyatakan: “hal-hal yang membutuhkan

pemahaman mendalam dan khusus sangat sulit diteliti dengan pendekatan

kualitatif.8

2. Subyek dan Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini fokus subyek kepada pembimbing, yang menjadi

peneliti dalam hal ini, dengan jadwal yang telah ditentukan utntuk

menganalisis metode bimbingan agama kepada anak-anak di PSBIBD 1.

Kemudian obyek penelitian dalam hal ini, adalah anak warga binaan

sosial di PSBIBD 1, untuk kemudian diteliti secara seksama.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian

ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi, adalah teknik dan cara yang digunakan untuk mengamati

dan meneliti langsung peristiwa atau kegiatan metode bimbingan agama

yang sedang dilaksanakan bagi anak-anak warga binaan sosial di

PSBIBD 1.

b. Wawancara, penulis melakukan diskusi dan tanya jawab, dan

mewawancarai secara langsung dengan pembimbing agama di panti,

petugas dan anak-anak di PSBIBD 1.

c. Telaah kepustakaan, dimaksudkan untuk memperoleh data-data dan

referensi yang berkaitan dan berhubungan dengan penelitian ini. Selain

8 Purwandari, Kristi E, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia,

(Jakarta: LPSP3 UI, 2001), h. 12.

Page 19: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

12

itu telaah dan kajian kepustakaan didapat dari sumber informasi dan

referensi dari buku-buku, surat kabar, majalah, dan internet.

d. Dokumentasi, adalah pengambilan dan pengumpulan gambar dan foto-

foto yang mendukung penelitian, untuk nantinya dilampirkan untuk

menunjang penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang diajukan dalam penelitian ini

menggunakan tiga subtansi proses yang saling berkaitan dan berhubungan,

yakni reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Reduksi data yaitu dengan memilih hal-hal yang pokok, yang sepadan dan

selaras dengan pengkajian penelitian. Data tersebut disajikan dalam bentuk

gabungan informasi dan rangkuman sehingga memungkinkan nantinya

untuk mengumpulkan kesimpulan berdasarkan dengan krangka teori dan

permasalahan penelitian. Setelah itu dalam penelitian akan dilakukannya

verifikasi data yang mencakup proses pemaknaan dan penafsiran data yang

diperlihatkan.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan tinjauan

pustaka ke perpustakaan yang berada di fakultas dakwah maupun juga di

perpustakaan utama UIN syarif hidayatullah. Menurut pengamatan serta

peninjauan penulis dari hasil observasi yang sudah dilakukan penulis sampai

saat ini hanya menemukan judul, skripsi tahun 2007 membahas tentang

Page 20: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

13

Upaya Bimbingan Islam Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual dan

Emosional di Pondok Pesantren Darunnajah, dengan penulis Linda

Fathurahimah, Fakultas Tarbiyah. Pada skripsi tahun 2006 membahas tentang

pengembangan kecerdasan spiritual anak di sekolah alam, dengan penulis

Naila Nur Rahmah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Sedangkan

penulis menganalisa tentang Metode Bimbingan Agama dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Warga Binaan Sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan

Bangun Daya 1, (PSBIBD 1), Kedoya, Jakarta Barat.

Penulis memilih judul tersebut karena belum adanya judul yang

mengemukakan tentang adanya analisis metode Bimbingan Agama Dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual pada WBS di PSBIBD 1. Oleh karena itu

penulis tertarik untuk meneliti, mengkaji, dan mengembangkan hal tersebut

karena seluruh lapisan masyarakat dapat berdakwah serta memahami untuk

nantinya mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan spiritual dengan

cara yang berbeda degan warga binaan sosial (WBS) di PSBIBD 1 ini.

Demikianlah alasan dan paparan penulis dalam mengajukan judul skripsi

yang berjudul Analisis Metode Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Anak Warga Binaan Sosial (WBS) di PSBIBD 1.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I: Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang dan

background pentingnya permasalahan dalam penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah yang akan diteeliti, tujuan dan

Page 21: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

14

manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika

penulisan.

Bab II: Dalam bab ini Mengungkapkan tentang isi landasan teori secara

lugas yang berkaitan dengan penelitian yang ingin dilakukan, dan

dalam bab ini penulis menguraikan mengenai teori-teori yang

digunakan dalam pengkajian penelitian.

Bab III: Dalam bab ini penulis menguraikan tentang deskriptif objek

penelitian yang mencakup sejarah , latar belakang dan profile

tentang berdirinya, serta visi, misi, dan tujuan. Kemudian

dilanjutkan dengan pembahasan program yang telah dicanangkan,

struktur organisasi, dan sarana serta prasarana pada lembaga yang

ingin diteliti.

Bab IV: Dalam bab ini penulis melakukan dan menyelesaikan penganalisisan

metode bimbingan agama yang dikaji dan diterapkan bagi anak

warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya 1 (PSBIBD 1), serta hasil dari penilitian tersebut di tuliskan

dan dijabarkan secara rinci.

Bab V: Dalam bab ini penulis menyudahi semua bahasan dengan penutup,

dan setelahnya diuraikan tentang kesimpulan dan ringkasan

mengenai hasil penelitian serta diskusi yang telah dilakukan

dengan teman-teman dalam penelitian dan keseluruhan kegiatan

bimingan agama yang penulis rasa penting serta saran yang

menunjang yang berkenaan dengan penelitian ini.

Page 22: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

15

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Bimbingan Agama

1. Pengertian Bimbingan Agama

Dalam pengertian bimbingan agama ini penulis ingin

menjabarkannya dalam beberapa definisi yang kemudian dikaitkan dengan

pembahahasan selanjutnya, salah satunya istilah bimbingan merupakan

terjemahan dari kata “guidance” yang berarti menunjukan kepada dua hal,

yang masing-masing berdiri sendiri. Hal ini sebagaimana yang dikatakan

oleh WS. Wingkel yaitu:

a. Memberikan informasi, yaitu memberikan petunjuk, bahkan

memberikan nasehat kepada seseorang atau kelompok maka atas dasar

pengetahuan tersebut orang dapat menentukan pilihan dan mengambil

keputusan.

b. Menuntun atau mengarahkan kepada suatu tujuan yang akan dituju,

yang mungkin tempat tersebut hanya diketahui oleh yang menuntun

saja.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bimbingan berarti petunjuk

apapun penjelasan tentang tata cara mengerjakan sesuatu.2 Secara harfiah

(bahasa) bimbingan adalah “menunjukan, memberi jalan, atau menuntun

1 WS.Wingkel. FKIP. IKIP. Senata Darma, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,

(Jakarta : PT. Gramedia, 1997), h. 18. 2 Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995), Cet. Ke-2, h. 133.

Page 23: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

16

orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan di masa kini

dan masa yang akan datang”.3

Pakar bimbingan yang lain menjabarkan bahwa “bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa atau seseorang agar

dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri dan bersahaja”.

Pelayanan bimbingan merupakan proses. Jadi mulai dari perencanan,

penanganan dan pelayanan dalam bimbingan harus saling

berkesinambungan, sebab dalam membimbing itu tidak langsung dan serta

merta menjadi pribadi yang mandiri, tetapi proses yang dituju dan

dijalankan harus bertahap dan berkala, terkadang harus pula melalui lika-

liku tertentu sesuai dengan dinamika serta situasi yang terjadi dalam

lingkungan tersebut.

Dengan pengertian di atas dapat dibandingkan, bahwa bimbingan

adalah suatu proses pemberian pertolongan dan bantuan secara berkala dan

terus menerus yang diberikan kepada seseorang dalam menemukan jati diri

serta pribadi yang dapat mandiri menentukan arah kehidupannya secara

bijaksana dan dapat menentukan pilihan-pilihan kehidupannya secara

optimistis.

Lalu dalam kaitannya dengan definisi agama yang dipaparkan oleh

para ilmuan belum sepenuhnya sepadan. Menurut Zakiah Daradjat,

“agama adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan mengatur dan

3 H.M Arifin, Pedoman pelaksanaan Bimbingan Agama, (Jakarta : Golden Terayon Press,

1996), h.1.

Page 24: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

17

mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan, dan cara menghadapi

tiap-tiap masalah”.4

Arif Budiman melihat agama dalam dua kategori, “pertama, agama

sebagai keimanan (doktrin), dimana orang percaya terhadap kehidupan

kekal dikemudian hari, lalu orang mengabdikan dirinya untuk kepercayaan

tersebut, kedua, agama sebagai yang mempengaruhi perilaku manusia.

Dengan demikian ia identik dengan kebudayaan”.5 Dalam Kamus

Sosiologi pengertian agama (religion) mencakup 3 hal : 1. Kepercayaan

kepada hal spiritual, 2. Perangkat kepercayaan dan praktek-praktek yang

dianggap tujuan sendiri, 3. Ideologi mengenai hal-hal yang bersifat

supranatural.6

Dalam hal yang berkaitan juga ada hal lain yang memberikan

pemaparan tentang agama, agama yang berarti “peraturan tuhan yang telah

diturunkannya kepada manusia yang diwajibkan untuk dilaksanakan dalam

kesehariannya, agar menjadi tuntunan manusia untuk mengarungi

kehidupannya dalam segala aspeknya supaya mencapai kebahagiaan

hidup lahir dan batin, di dunia dan akhirat”.7

Maka bisa diberikan kesimpulan sementara, mengacu pada definisi

agama, dapat dicermati bahwa agama dipercayai sebagai sebuah sistem

4 Zakiah Daradjat. Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,

1982), Cet. Ke-3, h. 52. 5 Arif Budiman, Agama Demokrasi dan Keadilan, (dalam M. Imam Azis) Agama

Demokrasi dan Keadilan. (Jakarta: PT. Gramedia, 1993), h. 20. 6 Soejono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta : Kalam Mulia, 1986), Cet. Ke-1, h. 2.

7Syahmi Zaeni, Mengapa Manusia Harus Beragama, (Jakarta : Kalam Mulia, 1986), Cet. Ke-1, h. 2.

Page 25: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

18

kepercayaan serta praktis dapat memiliki potensi untuk membuat sebuah

masyarakat yang bermoral dan memiliki aturan (moral community) yang

terikat dengan norma-norma kemasyarakatan dan nilai-nilai kebenaran

yang mereka yakini.

Menurut Aunur Rahim Faqih yang dimaksud dengan pengertian

bimbingan agama yaitu : “proses pemberian bantuan terhadap individu

agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT,

sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat”.8

2. Tujuan Bimbingan Agama

Secara global dan menyeluruh, tujuan bimbingan adalah dapat

membantu individu mewujudkan jati diri dan pribadinya sebagai manusia

seutuhnya, agar dapat terwujudnya kebahagiaan hidup di dunia dan di

akhirat.

Dalam menjalankan setiap aktivitasnya, manusia pasti mengalami

hambatan serta rintangan dalam menggapai keinginan untuk

mewujudkannya menjadi kenyataan, sehingga sangat diperlukan

bimbingan agama untuk selalu memperkokoh rasa keimanan untuk

menghadapi berbagai rintangan dalam menggapai kebahagiaan. Secara

khusus bimbingan agama memiliki tujuan-tujuan antara lain:

a. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah

b. Membantu individu mengatasi masalah yang dihadapi

8 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam. (Yogyakarta : VII Press,

2002), h . 4.

Page 26: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

19

c. Membantu individu memelihara dan mengambangkan situasi dan

kondisi yang lebih baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi

dirinya dan orang lain.9

Dengan secara seksama memperhatikan dan memahami tujuan-

tujuan di atas, diharapkan pula bimbingan agama yang telah direncanakan

dan dilaksanakan akan dapat membantu individu dalam memecahkan dan

menyelesaikan dinamika permasalahannya dengan seluruh segala

kemampuan serta potensi yang ada dalam dirinya.

3. Fungsi Bimbingan Agama

Dalam menerapkan bimbingan kepada seorang individu,

bimbingan itu dimaksudkan bukan seorang konselor yang memberikan

pemecahan masalahnya, akan tetapi memberikan gambaran serta beberapa

pilihan dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah tersebut, serta

memberikan berbagai arahan dan alternatif pemecahan masalah (problem

solver) agar seseorang dapat memilih jalan penentuannya untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Oleh karena itu, dengan memperhatikan

tujuan umum serta tujuan khusus bimbingan agama di atas, maka dapatlah

dirumuskan fungsi dari bimbingan agama menurut Aunur Rahim Faqih,

yaitu:

a. Fungsi Preventif, yaitu membantu individu menjaga atau mencegah

timbulnya masalah bagi dirinya.

9 Ibid., h. 36.

Page 27: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

20

b. Fungsi Kuratif atau Korektif, yaitu membantu individu memecahkan

masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya.

c. Fungsi Preservatif, yaitu membantu individu agar situasi yang semula

tidak baik, menjadi lebih baik, dan kebaikan itu bertahan lama.

d. Fungsi Development atau pengembangan, yaitu membantu individu

memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik,

sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab masalah baginya.10

Berdasarkan beberapa fungsi yang telah dipaparkan, dapat

dipahami bahwa fungsi bimbingan agama berfungsi mengarahkan individu

dan menuntun agar dapat terhindar dari berbagai dinamika masalah serta

berusaha untuk memulihkan kondisi dan keadaan agar menjadi lebih baik

dari sebelumnya. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan yang sepadan

dengan fungsi-fungsi tersebut, maka menurut penulis dalam kegiatan

agama hendaknya ada kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Membantu individu dalam memahami keadaan (situasi dan kondisi)

yang dihadapinya. Seringkali seseorang menghadapi masalah yang

tidak dapat dipahami oleh dirinya sendiri, atau tidak memahami dirinya

sedang dirundung masalah

b) Membantu individu dalam mencarikan solusi, serta memberikan

beragam pilihan solusi dalam pemecahan masalah.11

10 Ibid., h. 36. 11 Ibid., h. 40.

Page 28: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

21

c) Membantu individu dalam memahmi bahwa semua di dunia ini adalah

ciptaan NYA, dan mengerti dirinya sendiri (manusia) sebagai makhluk

NYA.

d) Membantu individu agar berserah diri (bertawakal) kepada Allah SWT.

Dengan demikian itu individu dapat memahami serta menyadari bahwa

apa yang terjadi semuanya adalah cobaan dari Allah SWT.

B. Eksistensi Kecerdasan Spiritual

1. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Banyak definisi yang diajukan oleh para sarjana, namun satu sama

lain berbeda pendapat, sehingga tidak memperjelas definisi secara tepat.

Kecerdasan dalam bahasa Inggris disebut intelligence dan dalam bahasa

Arab ad-dzaka, menurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan

kesempurnaan sesuatu. Dalam arti kemampuan (al-Qudrah) dalam

memahami sesuatu secara cepat dan sempurna. Begitu cepat

menangkapnya itu sehingga Ibnu Sina, seorang psikolog falsafi, meyebut

kecerdasan sebagai kekuatan intuitif (al-hads).12

David Wechsler memberikan definisi kecerdasan / intelligensi adalah

kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah, serta

mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Kemampuan itu

adalah kemapuan untuk mengolah lebih jauh lagi hal-hal yang kita amati.13

12 Abdul Mujib, Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-2, h. 317. 13 Jejen, Kecerdasan Akal Menurut Hadits, Kordinat, Jakarta, 2005, h. 17.

Page 29: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

22

Pengertian kecerdasan selama ini seakan-akan hanya berkaitan

dengan kepandaian, sehingga hanya digambarkan dengan ukuran-ukuran

intelektualitas dan ilmu pengetahuan semata. Kalaupun kemudian aspek

kecerdasan dihubungkan dengan masalah yang bernuansa spiritualitas,

itupun masih bersifat subtansial.

Kecerdasan spiritual menurut Marsha Sinetar, ialah pemikiran yang

terilhami. Kecerdasan ini diilhami oleh dorongan dan efektifitas,

keberadaan atau hidup keilahian yang mempersatukan kita sebagai

bagiannya.14

Sedangkan Danah Zohar dan Ian Marsall mendefinisikan kecerdasan

spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan

persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku

dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas atau jalan seseorang

lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.15 Kecerdasan spiritual

mampu menilai suatu tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lainnya. Kecerdasan ini dapat membedakan

suatu hal, baik atau buruk. Kecerdasan ini juga memberikan rasa moral,

kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku, dan kemampuan memahami

cinta sampai pada batasnya.

Kecerdasan spiritual bukanlah doktrin agama yang mengajak umat

manusia untuk cerdas dalam memilih dan memeluk salah satu agama yang

14 Sudirman Tebba, Kecerdasan Sufistik: Jembatan Menuju Makrifat, (Jakarta: Kencana,

2004), Cet. Ke-2, h. 24. 15 Ibid., h. 25.

Page 30: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

23

dianggap benar. Kecerdasan spiritual lebih merupakan sebuah konsep yang

berhubungan dengan bagaimana seseorang cerdas dalam mengelola dan

mendayagunakan makna-makna, nilai-nilai dan kualitas hidup

spiritualitasnya. Kehidupan spiritual di sini meliputi hasrat untuk hidup

bermakna (the will to meaning) yang memotivasi kehidupan manusia

untuk senantiasa mencari makna hidup dan mendambakan hidup

bermakna.

Kecerdasan spiritual sebagai bagian dari psikologi memandang

bahwa seseorang yang taat beragama belum tentu memiliki kecerdasan

spiritual. Acapkali mereka memiliki sikap fanatisme, dan intoleransi

terhadap pemeluk agama lain, sehingga mengakibatkan permusuhan dan

peperangan. Namun sebaliknya, bisa jadi seseorang yang humanis non

agamis memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, sehingga tingkat

hidupnya inclusive, setuju dalam perbedaan dan penuh toleran. Hal ini

menunjukan bahwa makna “spirituality” (keruhanian) di sini tidak berarti

selalu agama dan bertuhan.16

Manusia menggunakan kecerdasan spiritual untuk melawan nilai

keyakinan yang tidak sesuai demi membela nilai kebaikan, untuk

membayangkan yang belum terjadi, untuk bermimpi, bercita-cita, dan

mengangkat diri dari kerendahan. Kecerdasan spiritual menjadikan

manusia sebagai makhluk yang benar-benar utuh secara intelektual,

emosional, dan spiritual.

16 Abdul Mujib, Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2002), h. 324.

Page 31: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

24

Cara kerja pemikiran kecerdasan spiritual berpusat pada otak.

Kecerdasan spiritual tidak harus berhubungan dengan suatu agama.

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa, manusia dapat

menggunakannya untuk lebih cerdas secara spiritual dalam agama.

Kecerdasan ini dapat menghubungkan seseorang dengan makna dan ruh

esensial dibelakang semua agama yang ada.

Kecerdasan spiritual memungkinkan seseorang dapat menyatukan

hal yang bersifat intra-personal dan inter-personal serta dapat

menjembatani kesenjangan antara diri sendiri dan orang lain. Pada

hakikatnya seseorang dapat menggunakan kecerdasan spiritual untuk

mencapai diri yang lebih utuh, karena manusia berhak memiliki potensi

tersebut.17

Penulis menyebut kecerdasan spiritual dengan kecerdasan ruhani

dengan meminjam kata yang digunakan oleh K.H. Toto Tasmara.

Dimaksudkan mendekatkan makna tersebut kepada pendalaman ruhani

seseorang, yang ditandai dengan kualitas taqwa sesesorang.

Indikasi dari potensi kecerdasan ruhani adalah cara seseorang

memberikan makna terhadap hidup yang dijalaninya. Makna hidup adalah

cara seseorang untuk mengisi kehidupannya dan memberikan gambaran

menyeluruh yang menunjukan arah dalam caranya manusia berhubungan

17 Amir Teuku Ramly, Pumping Talent, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2004), Cet. Ke-2, h. 15-

16.

Page 32: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

25

dengan dirinya sendiri, orang lain, dan alam sekitarnya atas dasar

mahabbah lillah.18

Kecersdasan ruhaniah berkenaan dengan hal yang sangat mendasar,

yaitu semangat untuk melakukan perubahan ruhani. Sehingga yang

dimaksud kecerdasan ruhaniah atau kecerdasan spiritual adalah

kemampuan seseorang untuk menjalani hidupnya dengan tetap bersandar

kepada cahaya Allah SWT.

Kemudian dalam buku ESQ yang ditulis oleh Ary Ginanjar,

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap pelaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan

pemikiran yang bersifat fitrah.

Kecerdasan spiritual ditandai dengan sejumlah ciri yaitu:

a. Mengenal motiv kita yang paling dalam.

b. Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi.

c. Bersifat responsive pada diri yang dalam.

d. Mampu memanfaatkan dan mentransendenkan kesulitan.

e. Sanggup berdiri, menantang, dan berbeda dengan orang banyak.

f. Enggan menggangu menyakiti orang dan makhluk lain.

g. Memperlakukan agama cerdas secara spiritual.

h. Memperlakukan kematian cerdas secara spiritual.

Motif yang paling dalam berkaitan erat dengan motif kreatif. Motif

kreatif adalah motif yang menghubungkan kita dengan kecerdasan

18 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), Cet, Ke-2,

h. 135

Page 33: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

26

spiritual. Ia tidak terletak pada kreatifitas, tidak bisa dikembangkan lewat

IQ. IQ hanya membantu untuk menganalisis atau mencari pemecahan soal

secara logis. Sedang EQ adalah kecerdasan yang membantu kita untuk bisa

menyesuaikan diri dengan orang-orang disekitar kita, berempati dengan

orang-orang sekeliling kita, bisa bersabar, menerima orang lain apa

adanya, dan bisa mengendalikan diri.

Tetapi untuk kreatif kita memerlukan suatu kecerdasan, yaitu

kecerdasan spiritual. Jadi, motif kreatif adalah motif yang lebih dalam, dan

salah satu ciri orang yang cerdas secara spiritual adalah orang yang

mengetahui motivnya yang paling dalam.

Berikutnya ialah ia mempunyai kesadaran yang tinggi. Maksudnya

adalah dia memiliki tingkat kesadaran bahwa dia tidak mengenal dirinya

lebih, karena selalu ada upaya untuk mengenal dirinya lebih dalam.

Misalnya, ia selalu bertanya siapa diriku ini? Sebab hanya mengenal diri,

maka ia mengenal tujuan dan misi hidupnya. Jadi, orang yang memiliki

tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi adalah orang yang dapat

mengenali dirinya dengan baik.

Ciri selanjutnya adalah bersikap responsive pada diri yang dalam.

Artinya adalah melakukan introspeksi diri, refleksi dan mau

mendengarkan dirinya. Melihat hati yang paling dalam ketika menghadapi

musibah disebut mentransendenkan kesulitan. Orang yang cerdas secara

spiritual tidak mencari kambing hitam dan menyalahkan orang lain

sewaktu menghadapi kesulitan atau musibah apapun, tetapi menerima

Page 34: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

27

kesulitan itu dan menaruhnya kepada rencana hidup yang lebih besar, dan

memberikan makna dengan apa yang sudah terjadi kepada dirinya.

Ciri kecerdasan spiritual berikutnya ialah berani berbeda dengan

orang banyak. Manusia berkecendrungan untuk mengikuti arus atau trend,

orang yang cerdas secara spiritual, mempunyai pendirian dan pandangan

sendiri walaupun harus berbeda dengan pendirian pandangan orang

banyak.

Ciri kecerdasan spiritual berikutnya adalah merasa alam semesta ini

adalah satu kesatuan, sehingga kalau mengganggu apapun dan siapapun

akan kembali kepada dirinya sendiri. Misalnya, ketika menyakiti orang

lain, bahwa nanti akan disakiti pula, karena itu orang yang cerdas secara

spiritual tidak akan menyakiti orang lain dan alam sekitarnya.

Sejalan dengan itu, jikalau orang itu beragama, maka tidak akan

mengganggu dan memusuhi orang yang beragama lain atau memusuhi

penganut kepercayaan lain. Karena agama hanyalah jalan masing-masing

orang menuju tuhan, dan tidak ada alasan untuk memusuhi orang karena

telah menempuh jalan yang lain.

Kecerdasan spiritual adalah bawaan otak dan jiwa manusia, yang

sumber terdalamnya adalah inti alam semesta ini. Kecerdasan spiritual

adalah fasilitas yang berkembang selama jutaan tahun, yang

memungkinkan otak manusia untuk menemukan dan menggunakan makna

dalam pemecahan persoalan.

Page 35: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

28

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa, suatu kecerdasan yang

dapat membantu kita menyembuhkan dan membangun diri kita secara

utuh. Kecerdasan yang berada di bagian diri yang dalam, berhubungan

dengan kearifan di luar ego atau fikiran sadar. Kecerdasan spiritual adalah

kecerfdasan yang dengannya kita tidak hanya mengakui nilai-nilai yang

ada, tetapi juga kita kreatif menentuka nilai-nilai yang baru.

Lalu berikutnya spiritual tentang kemampuan mentransendenkan

kesulitan menurut tasawuf dapat dilakukan misalnya dengan bersikap ridha

dan tawakal.

Kemudian ciri berikutnya tentang kemmapuan menentang atau

berbeda dengan orang banyak dapat dikembangkan dengan syaja’ah.

Maksudnya berani melakukan sesuatu karena benar walaupun harus

menanggung resiko yang berat. Ini sesuai dengan ungkapan yang

menyatakan bahwa “berani karena benar, takut karena salah”.

Kemudian selanjutnya tentang keengganan untuk mengganggu dan

menyakiti ada kesamaannya dengan sikap shidiq dalam tasawuf. Shidiq

berarti benar dan jujur dalam perkataan dan perbuatan. Membiasakan

hidup benar dan jujur merupakan nilai hidup yang sangat penting dalam

hubungan dengan sesama manusia dan alam, sekaligus menjadi sendi

kemajuan hidup manusia sebagai pribadi dan kelompok.

Mengenai kecerdasan spiritual/ruhani tentang memperlakukan

agama secara cerdas hal ini sesuai dengan tasawuf, karena tasawuf

Page 36: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

29

mengajarkan dimensi esoteris (bathiniah) agama, yaitu perbuatan hati

seperti sabar, ikhlas, sederhana, adil, dan sebagainya.

Akhirnya, ciri kecerdasan ruhani tentang memperlakukan kematian

secara cerdas ini juga sesuai dengan al-Qur’an, bahwa al-Qur’an

mengajarkan bahwa kematian harus diingat, karena kematian itu pasti akan

dialami oleh setiap orang.

Karena itu kita harus menyikapi diri menghadapi kematian dengan

selalu beribadah, beramal shalih dan meninggalkan maksiat serta

kejahatan. Kita harus ingat kehidupan dunia hanya sementara, sedangkan

kematian adalah pintu kepada kehidupan yang kekal selamanya di akhirat

kelak. Hanya ibadah dan amal shalih yang akan menyelamatkan kita,

dengan demikian, kecerdasan spiritual/ruhani membuat kehidupan agama

seseorang menjadi lebih baik.19

2. Tingkat Kecerdasan spiritual

Dalam diri manusia adanya rasa spiritual yang tinggi jika hal itu

terus diupayakan dan berusaha untuk dimilikinya dalam kaitannya ada

beberapa cara untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, yaitu :

a. Merasakan kehadiran Allah SWT

Mereka yang bertanggung jawab dan cerdas secara ruhani, dapat

merasakan kehadiran Allah SWT di mana saja mereka berada. Mereka

meyakini bahwa satu keyakinan beragama antara lain melahirkan

kecerdas moral spiritual yang menumbuhkan perasaan yang sangat

19 Sudirman Tebba, Kecerdasan Sufistik, (Jakarta : Kencana, 2004), h. 25-26.

Page 37: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

30

mendalam (dzauq) bahwa dirinya senantiasa berada dalam pengawasan

Allah SWT.20

b. Memiliki kualitas kesabaran

Sabar berarti terpatrinya sebuah harapan yang kuat untuk

menggapai cita-cita / harapan. Sabar berarti tidak bergeser dari jalan

yang ditempuh oleh seseorang. Sabar berkaitan juga dengan masa

depan sebagaimana firman Allah SWT yang artinya :

“Bersabarlah kamu karena sesungguhnya janji Allah itu benar”

(QS. Al-Mu’min : 55).

Janji Allah SWT memberikan nuansa “waktu dan masa depan”.

Sehingga sabar merupakan fungsi jiwa yang berkaitan sebanding

dengan harapan waktu dan proses berikhtiar untuk menjadi nyata.

Sabar berarti menetapkan harapan (bertemu dengan Allah SWT),

hanya dapat tercapai apabila mampu bertoleransi dengan waktu. Sabar

juga memliki ketabahan dan daya yang sangat kuat untuk menerima

beban, ujian, atau rintangan untuk mengubah harapan untuk menuai

hasil yang ditanamnya. Rasullulah bersabda, “Bila Allah SWT ingin

memberikan kebaikan pada seseorang, maka DIA akan mengujinya”

(HR. Bukhari).

Dalam wacana pengembangan diri, sabar dapat disertakan dengan

kecerdasan emosional (emotional intelligence), yaitu kemampuan

untuk mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai tekanan.

20 Toto Asmara, Kecerdasan Ruhaniah, (Jakarta : Gema Insani Press, 2001), Cet. Ke-2, h.

14-15

Page 38: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

31

Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Allah SWT tidak

mengenal kata “cengeng”, karena sabar itu sendiri mempunyai

kekuatan yang sangat luar biasa.21 Didalam nilai-nilai sabar itu, tampak

sikapnya yang paling dominan antara sikap percaya diri, optimis,

mampu menahan beban ujian dan terus berusaha sekuat tenaga. Karena

yakin akan janji Allah.

c. Kecenderungan kepada kebaikan

Orang-orang yang memiliki ketaqwaan yang tinggi adalah tipe

manusia yang cenderung kepada kebaikan dan kebenaran. Sabda

Rasullulah SAW, “Jadikan hidup ini lebih baik dari hari kemarin dan

hari esok harus lebih baik dari hari ini”.

d. Memiliki rasa empati yang tinggi

Empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami orang lain.

Merasakan rintihan orang lain sehingga mereka dapat beradaptasi

dengan merasakan kondisi kejiwaan dan bathiniah dari orang lain.

e. Memiliki jiwa yang besar

Jiwa besar adalah keberanian untuk memafkan dan sekaligus

melupakan perbuatan yang dilakukan oleh orang lain (to forgive dan

forget). Orang yang cerdas secara ruhaniah adalah mereka yang

mampu memafkan, betapapun pedihnya kesalahan yang pernah dibuat

orang tersebut pada dirinya.

21 Sugeng Pramono, Kesabaran dan Pengembangan Diri, (Bandung : Prima Press, 2002),

h. 34.

Page 39: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

32

Dalam dunia modern sekarang ini, ternyata keberanian untuk

memaafkan dan berjiwa besar telah memberikan kekuatan tersendiri

pada pelaku bisnis dan sejenisnya. Mereka bekerja dengan tertata dan

mendengarkan suara hatinya. Mereka mempunyai kepercayaan diri

yang kuat. Mereka sadar bahwa hati nurani adalah fokus awal dan

akhir dari seluruh keputusan dirinya.

3. Peran Kecerdasan Spiritual

Adanya “rasa ber-Tuhan” pada diri manusia itu tidak disikapi sebatas

mistis belaka atau gagasan-gagasan spekulatif saja. Fungsi ini mencakup

hal-hal yang bersifat supranatural dan religius, yang menurut bebrapa

penelitian “bersumber” dari dalam otak manusia. Fungsi ini hendak

menegaskan bahwa “keberadaan Tuhan” adalah sesuatu yang

sesungguhnya tidak perlu dipermasalahkan. “Keberadaan Tuhan”

sedikitnya, ditampakkan dalam kesempurnaan jalinan “Tuhan” direduksi

sampai bentuk seluler persarafan manusia atau tingkat terendah dalam

wujud materi.22

Penelitian selama ini menunjukkan bahwa pada otak manusia

terdapat lobus temporal, bagian otak yang berada tepat dibawah pelipis,

yang cenderung kepada pengalaman spiritual dan melihat cahaya Ilahi.

Lobus temporal berkaitan erat dengan system limbic, pusat emosi,

dan memori otak. Dua bagian terpenting dari system limbic adalah

22 Taufik Pasiak, Manusia dan Keruhanian, (Bandung : Gita Press, 1999), h. 268.

Page 40: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

33

amigdala, struktur yang mempunyai almond di bagian tengah di area

limbic dan hipokamus, berperan penting untuk pengalaman dan memori.

Jika pusat memori dalam otak ini dirangsang, maka terjadilah

peningkatan di lobus temporal. Selanjutnya, akan meningkatkan aktivitas

lobus temporal yang akan menimbulkan pengaruh emosional yang kuat.

Berkat peran hipokampus, berkaitan erat dengan memori,

pengalaman spiritual di bagian lobus temporal yang berlangsung beberapa

detik saja dapat memiliki pengaruh emosional yang lama dan kuat

sepanjang hidup orang yang bersangkutan.

Pengalaman itu dapat mengubah arah hidup pelakunya. Peran system

limbic juga menunjukkan arti penting faktor emosi dalam pengalaman

spiritual atau religius, dibandingkan dengan faktor keyakinan yang bisa

bersifat intelektual. Kini lobus temporal yang berkaitan dengan

pengalaman spiritual atau religius itu disebut titik Tuhan (God Spot).

Penelitian neurology menunjukkan bahwa titik Tuhan memainkan peran

biologis yang menentukan dalam pengalaman spiritual.

Tingginya aktivitas titik Tuhan tidak dengan sendirinya menjamin

kecerdasan spiritual yang tinggi. Untuk mencapai kecerdasan spiritual

yang tinggi kemungkinan besar mempunyai aktivitas yang tinggi pula pada

titik Tuhan.

Dengan titik Tuhan kecerdasan spiritual yang tinggi dapat

mendorong timbulnya kepercayaan kepada Tuhan, dan selanjutnya

kepercayaan kepada Tuhan akan mendorong orang kepada agama. Bagi

Page 41: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

34

orang yang sudah beragama kehidupan agamanya akan semakin baik dan

benar dengan kecerdasan spiritual.

Page 42: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

37

BAB III

GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL BINA INSAN

BANGUN DAYA 1 (PSBIBD 1)

A. Sejarah Berdirinya & Landasan Hukum

1. Latar belakang

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang tersebar di

wilayah Provinsi DKI Jakarta, senantiasa ditertibkan untuk mendapatkan

perlindungan dan kemandirian. Pelayanan kesejahteraan sosial bagi PMKS

hasil penertiban dan penjangkauan sosial, merupakan usaha kesejahteraan

sosial yang dilakukan secara integrasi seiring dengan usaha pembangunan

kesejahteraan sosial Provinsi DKI Jakarta dan perwujudannya dilakukan

melalui sistem panti.

Di Jakarta masih banyak PMKS jalanan sebagai akibat dari

kemiskinan, urbanisasi, terbatasnya lapangan kerja, pendidikan rendah

dengan keterampilan terbatas, sehingga perlu penertiban sosial dan panti

penampungan, sebelum dirujuk ke panti pelayanan dan rehabilitasi sosial.

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) I sebagai upaya

pembinaan terpadu (UPT) Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta dalam

penampungan sementara dan bimbingan sosial awal PMKS hasil

penertiban dan penjangkauan sosial bertugas menyelenggarakan kegiatan

pelayanan kesejahteraan sosial PMKS hasil penertiban dan penjangkauan

Page 43: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

38

sosial meliputi: identifikasi, seleksi, motivasi, assesment, penampungan

bimbingan sosial, mental fisik, penyaluran dan bina lanjut1.

2. Sejarah Singkat

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I, yang berdiri sejak tahun 1993,

yang semula bernama Panti Karya Sosial Kedoya, dahulu masyarakat

menyebut dengan Panti Penjara Wanita, diarahkan untuk menerima dan

memberikan layanan sosial di wilayah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka

memfungsionalkan dan mengembangkan minat harkat, martabat serta

kualitas hidup Warga Binaan Sosial (WBS).

Kemudian dengan Keputusan Gubernur Nomor 163 Tahun 2010,

menjadi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, berfungsi sebagai

penampungan sementara bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) yaitu: pengemis, gelandangan, wanita tuna susila, waria,

pedagang asongan, parkir liar, psikotik, pengamen, dll2

3. Dasar Hukum

Dalam hal ini dasar hukum yang berlaku berdasarkan perda DKI Jakarta

yang telah disahkan oleh Gubernur dan pemerintah kota (pemkot) untuk

kesejahteraan dan kenyamanan tata ruang di DKI Jakarta untuk semua warga

DKI, dengan demikian menyikapi hal tersebut dibangunlah panti sosial untuk

1 Teguh Wijaya, M. Si, Buku Pedoman dan Catatan Profil, Panti Sosial Bina Insan

Bangun Daya 1 (PSBIBD 1), h. 3. 2 Ibid., h. 4.

Page 44: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

39

menampung dan merehabilitasi dengan seluruh masalah sosial yang ada

berdasarkan hukum dan perda DKI Jakarta antara lain:

1. Undang Republik Indonesia Nomor II Tahun 2009, tentang kesejahteraan

Sosial;

2. Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum;

3. Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Provinsi DKI Jakarta;

4. Peraturan Daerah No. 104 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Sosial Pergub tentang UPT Dinas Sosial;

5. Peraturan Gubernur No. 76 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja PSBIBD 1.

B. Visi, Misi dan Tujuan

Berkaitan dengan perda DKI Jakarta yang berlaku dalam setiap instansi

dan lembaga wajib memiliki ketetapan misi visi serta tujuan yang ada, dan

yang telah ditetapkan di panti sosial bina insan bangun daya 1 (PSBIBD 1)

adalah:

Visi:

Dalam kaitannya dengan perencanaan sistem yang berlaku setiap

instansi dan lembaga maka, PSBIBD 1 membuat visi yang nantinya menjadi

landasan utama dan slogan untuk kemajuan kinerja yaitu :

Terentasnya PMKS Jalanan dalam kehidupan yang layak dan normatif.

Page 45: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

40

Misi:

Begitu juga dengan misi yang ingin dijadikan panduan landasan untuk

kemajuan kinerja dan program yang direncanakan dan dijalankan, yaitu :

1. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan warga binaan sosial

(WBS),

2. Melaksanakan kualitas pelayanan warga binaan sosial (WBS),

3. Melaksanakan sosialisasi terhadap pelayanan sosial,

4. Memberikan motivasi dan rasa percaya diri,

5. Melaksanakan penyaluran ke panti-panti rehabilitasi/lembaga sosial,

keluarga dan ke daerah asal.

Tujuan:

1. Tumbuhnya kesadaran mematuhi peraturan-peraturan tentang ketertiban

umum dan tertib sosial,

2. Tumbuhnya motivasi dan kemauan untuk mengikuti pembinaan dan

rehabilitasi sosial di dalam panti,

3. Terkendalinya PMKS jalanan dan terlantar.3

Berkaitan dengan hal di atas panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1

mempunyai prinsip yang dijadikan landasan untuk menumbuhkan motivasi

kinerja kepada setiap pegawai, hal tersebut adalah :

1. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi WBS,

2. Pelayanan dan rehabilitasi sosial,

3 Teguh Wijaya, M. Si, Buku pedoman dan catatan Profil, panti sosial Bina Insan Bangun Daya 1 (PSBIBD 1), h. 5.

Page 46: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

41

3. Menciptakan kemandirian sosial,

4. Mengembalikan peranan dan fungsi sosial di masyarakat,

5. Menciptakan kondisi yang aman, nyaman dan tentram,

6. Memberdayakan WBS agar dapat memenuhi kebutuhannya,

7. Pelayanan yang memperhatikan pendekatan dengan kekeluargaan dan

manusiawi, Informatif, koordinatif dan transparan.

C. Struktur Organisasi Panti

Struktur organisasi yang di terapkan adalah sebaik-baiknya yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat, dan orang yang berkompeten yang menjabat sebagai ketua di setiap lembaga, tetapi kerjasama adalah landasan awal sehingga dapat terbentuknya perencanaan yang baik dan sesuai norma masyarakat, berikut adalah skema struktur organisasi di PSBIBD 1 :

KEPALA PANTI

H. Tatang Suyanto, S. Sos, MM

SUB KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

KA. SUB BAG TU

Ruminto, Aks, MM

KASIE. BIMBINGAN DAN PENYALURAN

Danil, SH, MH

KASIE KEPERAWATAN

A.Saefullah. Z. BA

Page 47: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

42

D. Tugas Masing-masing Kepegawaian 1. Tugas Kepala panti:

Berdasarkan Pergub No. 76 Tahun 2010

a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi panti

sebagaimana dimaksud dalam pasal 4.

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan subbagian, seksi dan sub kelompok

jabatan fungsional.

c. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) Daerah dan/atau

dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi panti.

d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi

panti.

2. Tugas Bagian Tata Usaha:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) panti sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) panti sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) panti.

d. Melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan

Dokumen Anggaran (DPA) serta rencana strategis panti.

Page 48: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

43

e. Menyusun rencana kebutuhan penyediaan, pemeliharaan dan perawatan

prasarana dan sarana teknis panti.

f. Melaksanakan kegiatan surat menyurat dan kearsipan.

g. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang serta ruang

rapat

h. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan inventaris kantor dan rumah

tangga panti.

i. Menjaga keamanan, ketertiban, keindahan dan kebersihan kantor panti.

j. Menghimpun, menganalisa dan mengajukan kebutuhan inventaris

peralatan/perlengkapan kantor dan rumah tangga serta prasarana dan

sarana teknis panti.

k. Menerima, menyimpan dan mendistribusikan perlengkapan/peralatan/

inventaris kantor dan rumah tangga serta prasarana dan sarana teknis panti.

l. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kelalaian penggunaan prasarana

dan sarana teknis panti.

m. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian

Tata Usaha.

3. Tugas Seksi Perawatan:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) panti sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) panti sesuai

dengan lingkup tugasnya.

Page 49: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

44

c. Melaksanakan standar prosedur perawatan PMKS hasil penertiban dan

penjangkauan sosial.

d. Melaksanakan penerimaan meliputi: registrasi, persyaratan administrasi

dan penempatan dalam panti.

e. Pelaksanakan pendekatan awal meliputi: perlindungan sosial, observasi,

identifikasi, motivasi dan seleksi.

f. Melaksanakan perawatan, pemeliharaan fisik dan kesehatan.

g. Menyiapkan bahan laporan panti yang berkaitan dengan tugas seksi

perawatan.

h. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi

perawatan.

4. Tugas Seksi bimbingan dan Penyaluran:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran Panti (RKA) panti sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) panti sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Menyusun standar prosedur bimbingan dan penyaluran PMKS hasil

penertiban dan penjangkauan sosial.

d. Mengembangkan kegiatan pelayanan sosial oleh masyarakat dilingkungan

sekitar panti sosial.

e. Melaksanakan terapi sosial perorangan, kelompok dan masyarakat.

f. Melaksanakan assesment meliputi: penelaahaan, pengungkapan dan

pemahaman masalah dan potensi.

g. Melaksanakan pembinaan fisik serta bimbingan mental dan sosial.

Page 50: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

45

h. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan rujukan ke lembaga pelayanan

lain;

i. Melaksanakan pembinaan lanjut meliputi : monitoring, konsultasi,

asistensi, pemantapan dan terminasi.

j. Menyiapkan bahan laporan panti yang berkaitan dengan tugas Seksi

Bimbingan dan Penyaluran.

k. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi

Bimbingan dan Penyaluran4.

E. Program dan Pelayanan Panti

Program dan pelayanan yang teleh ditetapkan oleh perda DKI Jakarta

guna menentukan arah dan tujuan proses pelayanan dan penindak lanjutan

bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di PSBIBD 1 ialah

sebagai berikut :

1. Identifikasi dan Assesment

2. Penyediaan Makanan dan Minuman

3. Pemeliharaan Kesehatan

4. Perawatan Kebersihan

5. Penyediaan Pakaian WBS

6. Bimbingan Sosial

7. Bimbingan Latihan Keterampilan

8. Bimbingan Psykologis

9. Penyaluran Bina Lanjut dan Terminasi

10. Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik

4 Buku Pedoman dan Catatan Profil, Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 (PSBIBD 1)

Page 51: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

46

11. Penyediaan Alat Tulis Kantor

12. Penyediaan Barang Cetakan

13. Penyediaan Alat Kebersihan

14. Penyediaan Komponen Listrik

15. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

16. Penyediaan Bahan Bacaan dan Perundangan

17. Pemeliharaan Panti

18. Biaya Tenaga Pelayanan Sosial

19. Pakaian Tenaga Kerja Kontrak

20. Kesehatan Lingkungan Panti

21. Belanja Jasa Pengamanan Kantor

22. Pemeliharaan Inventaris Kantor

23. Penyediaan Jasa Kebersihan

24. Penyediaan Alat Olah Raga dan Kesenian

25. Penyediaan Jasa Internet5

F. Fungsi Panti

Berdasarkan pergub No. 76 Tahun 2010 yang telah ditetapkan oleh

pemerintah DKI Jakarta bahwa fungsi panti adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) panti;

2. Pelaksanaan Dokumen Anggaran (PDA) panti;

3. Penyusunan standard prosedur pelayanan kesejahteraan sosial PMKS

hasil penertiban penjangkauan sosial;

5 Buku pedoman dan catatan profil, Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 (PSBIBD 1)

Page 52: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

47

4. Penyusunan rencana penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana

dan sarana teknis panti;

5. Pelaksanaan pendekatan awal meliputi: Observasi, Identifikasi, Motivasi

dan Seleksi;

6. Pelaksanaan penerimaan meliputi: Registrasi, Persyaratan Administrasi,

Penempatan dalam panti;

7. Pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan fisik dan kesehatan;

8. Pelaksanaan assessment meliputi: penelaahan, pengungkapan dan

pemahaman masaalah dan potensi;

9. Pelaksanaan pembinaan fisik, bimbingan mental dan sosial;

10. Pelaksanaan penyaluran kembali ke keluarga, persiapan pemulangan ke

daerah asal dan rujukan ke lembaga pelayanan lain;

11. Pelaksanaan pembinaan lanjut meliputi: monitoring, konsultasi, asistensi,

pemantapan dan terminasi;

12. Pelaksanaan penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan

sarana teknis panti;

13. Pelaksanaan dan pengembangan koordinasi kerjasama dan kemitraan

dengan lembaga pelayanan sosial sejenis dalam bentuk panti maupun

panti yang dikelola masyarakat;

14. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kelayakan penggunaan prasarana

dan sarana teknis;

15. Pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang;

Page 53: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

48

PROSEDUR LAYANAN

TAHAPAN 5

Bina Lanjut Supervisi, Home Visit, Konsultasi

Aktif dan mampu menghadapi realita

TAHAPAN 4

Penyaluran Penyaluran ke Panti Rehabilitasi Kemandirian/kembali ke masyarakat

TAHAPAN 3

Pembinaan Bimb. fisik, Mental, kesehatan, hukum, kesenian dan bimlat

Pemulihan Kempuan, harkat martabat dan hidup mandiri

TAHAPAN 2

Penampungan Sementara Identifikasi, Seleksi, Motivasi Penawaran Program dan WBS Definitif

TAHAPAN 1

Penjangkauan Penyuluhan dan Penertiban Pengumpulan PMKS

16. Penyiapan bahan laporan dinas yang berkaitan dengan tugas dan fungsi

panti;

17. Pelaporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi.

Dalam setiap lembaga memiliki alur pelayanan dan penataan kelola

kegiatan berdasarkan prosedur, berikut adalah alur dan tata kelola prosedur

pelayanan yang telah ditetapkan di PSBIBD 1 :

Page 54: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

49

ASAL WBS DAN JENIS PELAYANAN

Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta

Satpol PP Provinsi DKI Jakarta

Polda Metropolitan

Walikota Administrasi

Suku Dinas Kota Administrasi

Polres Metropolitan

Polsek Metropilitan

Kecamatan

Instansi Lainnya

JENIS LAYANAN

Penelitian Ilmiah (Pencarian Orang Hilang)

Penyaluran

Perawatan Bimbingan dan Konsultasi Keluarga

Assesmen

Penerimaan

Page 55: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

50

PROSEDUR PENERIMAAN WBS

PENJANGKAUAN :

Hasil Penertiban dari

Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta

Satpol PP Provinsi DKI Jakarta

Polda Metropolitan

Walikota Administrasi

Suku Dinas Kota Administrasi

Polres Metropolitan

Polsek Metropilitan

Kecamatan

Instansi Lainnya

PENAMPUNGAN SEMENTARA :

Identifikasi

Seleksi

Motivasi

Pembinaan Sosial (Bimb. Sosial,

Keagamaan, Fisik, kesehatan,

Kesadaran hukum dan keterampilan

sosial)

MENGKLASIFIKASI JENIS-JENIS PERMASALAHAN WBS DAN

PENDALAMAN PERMASALAHAN WBS (WARGA BINAAN SOSIAL)

RUJUKAN : 1, Kepada Keluarga 2. PSTW Budi Mulia Cengkareng 3. PSBL Harapan Sentosa 4. PS Asuhan Anak Putra Utama 5. PSBG Belaian Kasih Pegadungan 6. PSBD Budi Bhakti Cengkareng 7. PSBN Cahaya Bathin 8. PSBKW Harapan Mulia Kedoya 9. PSPP Khusnul Khotimah Serpong 10. PSBK Harapan Jaya Balaraja 11. PSBR Taruna Jaya Tebet 12. PSP Bhakti Kasih Kebon Kosong 13. RSUD terdekat

Page 56: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

51

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Metode Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Anak

Dalam sistem dan program yang dijalankan di PSBIBD 1, bimbingan

agama sudah dicanangkan dan sudah berjalan cukup lama, yaitu setiap anak

di panti wajib mengikuti kegiatan yang sudah terjadwal, termasuk

pendekatan-pendekatan agama yang akan meningkatkan spiritualnya.

Tujuan bimbingan agama yangn dilaksanakan di panti sosial PSBIBD 1

kedoya, agar membina individu agar menjadi manusia seutuhnya untuk

mencapai kehidupan dunia dan akhirat, serta dapat menjadi insan yang

memiliki kecerdasan spiritual dan kepribadian muslim yang cerdas baik

jasmani maupun ruhani.

Para pembina dan pembimbing yang aktif dalam memberikan

pembelajaran dan bimbingan ruhani dan agama terhadap anak-anak dan

warga binaan sosial yang lain yaitu Muhammad Basyir Syaifullah dan

beberapa pembimbing lain yang berada di panti.

Pembinaan yang sering dilakukan oleh para pembimbing adalah hal-hal

yang berkenaan dengan kecerdasan spiritual, seperti: akidah, akhlaq, fiqh,

dzikir, membaca al-Qur’an dan pengetauhan Islam lainnya.

Materi-materi yang disampaikan oleh pembimbing secara keseluruhan

bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadist nabi serta alam semesta, karena

Page 57: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

52

secara umum hal-hal itu adalah pedoman dan petunjuk manusia untuk

menjalani kehidupan di dunia dan di akhirat.

Media dan alat yang digunakan dalam proses bimbingan ini adalah

ayat-ayat al-Qur’an, Hadist nabi dan pengetahuan umum yang berkenaan

dengan kecerdasan. Media lain yang digunakan dipanti adalah media alam,

agar anak-anak mengerti bahwa kita sebagai makhluk dan seluruh yang ada

dalam dunia ini adalah kuasa dan kehendak Allah SWT.

Pembimbing juga biasanya menggunakan secarik kertas atau selebaran

fotocopy tentang pembahasan yang akan disampaikan, biasanya selebaran itu

didapat dari buku-buku, koran, majalah, serta situs internet. Kemudian

selebaran itu diberikan kepada anak-anak panti untuk kemudian dipahami,

dipelajari, dikaji dan ditela’ah bersama-sama, dan apabila ada yang tidak

dapat dipahami oleh anak-anak bisa ditanyakan kepada pembimbing.

1. Bimbingan Agama dan Metode

Bentuk materi dan bimbingan yang disampaikan dalam keseharian di

PSBIBD 1 sangat bermacam-macam dan beragam dari ilmu agama, fiqh,

tauhid, iqra sampai ilmu umum. Dalam pembahasannya materi yang di

bicarakan akan berganti ketika anak-anak sudah memahami betul apa

yang telah disampaikan.

a. Bimbingan ketauhidan

Dalam hal ini ajaran tauhid adalah titik awal dan inti dalam agama,

sudah pasti harus dijadikan materi pokok dalam setiap bimbingan

Page 58: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

53

agama. Karena Iman adalam syarat diterima dan sahnya ibadah.1

Maka dari itu tugas utama para utusan Allah SWT baik itu Nabi dan

Rasul adalah menyampaikan dan menyiarkan tauhid, bahwa Allah

SWT adalah Esa, dan satu-satunya yang wajib disembah, tiada Tuhan

melainkanNYA. Dalam membimbing anak memahami materi tauhid

ini, pembimbing di PSBIBD menggunakan metode, antara lain:

1. Metode mengenal ciptaan Allah

Untuk benar-benar memahami kekuasaan Allah SWT dan

keesannya, pembimbing harus menyebutkan dan melafadzkan asma

ul-husna dan mengartikannya dalam bahasa Indonesia, kemudian

menjelaskannya secara sederhana, misalnya dengan menyebut

ciptaan Allah dan menanyakan dari mana benda tersebut tercipta,

kemudian dengan media benda itu, pembimbing menjelaskan

bahwa sesuatu itu ada, karena ada yang menciptakan. Dengan kata

lain, tidak mungkin sesuatu dapat muncul begitu saja tanpa ada

yang menciptakannya. Metode ini melihat objek pembahasan,

sehingga anak akan lebih mudah memahami apa yang disampaikan.

2. Metode Meniru

Metode meniru ini adalah dengan melalui ucapan, misalnya

latihan menghafal lafal syahadat, tiada Tuhan selain Allah SWT

dan Muhammad utusan Allah. Metode ini dilakukan dengan

1 Abdullah, Al-Mushlih dan Shalah al-Shawi, Prinsip-prinsip Islam Untuk Kehidupan,

(Jakarta: Yayasan al-Haramin, 1998), Cet. Ke-1, h. 10.

Page 59: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

54

menirukan lafal syahadat yang diucapkan pembimbing. Latihan

yang seperti ini menggunakan bahasa bibir.

Metode ini digunakan dengan panduan tulisan, yaitu pada

saat latihan itu pembimbing dan anak melihat tulisan lafal syahadat.

Kemudian di situ pembimbing membacakan lafal syahadat dengan

intonasi dan gerakan bibir yang benar, kemudian anak menirukan

bacaan lafal tersebut. Intonasi ini harus dilakukan berulang-ulang

sampai akhirnya sang anak mampu mengucapkan lafal tersebut

dengan benar dengan lisannya.

3. Metode Ceramah

Dalam bimbingan ceramah ini, bimbingan syahadat masih

diterapkan dalam pelaksanaannya, karena menjelaskan tentang

ketuhanan, ketauhidan dan keagamaan melalui metode ceramah ini

bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah SWT dan

Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT.

“Tujuan dari pemberi materi tentang syahadat ini tidak hanya

bertumpu pada ucapan, tetapi untuk membekali anak pada

pemahaman tentang syahadat”2

Dalam hal ini pembimbing berhadapan langsung dengan

anak. Metode ini dilakukan dengan bahasa bibir, seketika diperlukan

dengan bahasa isyarat untuk membantu penjelasan dengan bahasa

bibir. Inti dari pemberian materi tentang syahadat ini tidak pada

2 Wawancara Pribadi, dengan bpk Tatang Suyanto, S. sos, MM,(Kepala Panti di

PSBIBD 1, Jakarta), 14 Nonember 2012.

Page 60: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

55

ucapan dan lafal syahadat saja, namun dengana praktek akan

membawa anak pada pemahaman tantang syahadat, yakni pengakuan

bahwa tuhan itu Esa, dan tidak ada tuhan selain Allah SWT.

Dalam metode ceramah ini, secara spontanitas anak akan

dijelaskan bahwa kita sebagai manusia di muka bumi ini dan sebagai

Khalifah, harus turut andil menjaga bumi ini dari kerusakan, karena

bahwa sesungguhnya semua akan kembali kepada-NYA.

b. Bimbingan Shalat

Telah diketahui bersama bahwa shalat adalah bagian terpenting dalam

agama, Dalam metode ini, teori yang diajarkan adalah gerakan shalat

dan bacaan-bacaan yang dibaca ketika menunaikan shalat. Untuk

memberikan bimbingan shalat tersebut, pembimbing memberikan

beberapa teori dan metode antara lain:

1. Metode Ceramah

Dalam hal ini selain bimbingan agama yang dilaksanakan

setiap harinya dengan materi-materi tertentu, penulis melihat

metode shalat ini sangat penting dalam agama, metode ini biasanya

dilakukan di dalam musholla panti, bersama anak-anak serta

pembimbing memberikan arahan mengenai tata cara shalat yang

baik dan benar, namun bimbingan ini banyak dilakukan ketika

menjelang sore hari.

Metode ini diberikan kepada anak-anak PSBIBD 1 tanpa

terkecuali, maupun anak itu beragama non muslim. Materi yang

Page 61: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

56

disampaikan lebih bersifat umum, tidak memihak kepada satu

agama saja, contohnya larangan tentang meninggalkan shalat dan

sembahyang, serta kewajiban menghormati orang beribadah, dan

manfaat ibadah bagi kehidupan3

2. Metode Praktek/Demonstrasi

Dalam metode praktek dan demonstrasi ini banyak digunakan

penyampaiannya bagi anak yang susah dengan materi tersebut.

Contohnya bagi anak yang belum sama sekali mengetahui tentang

gerakan shalat, pembiming harus sedikit ekstra menjelaskannya

kepada anak yang sama sekali belum mengenal apa itu shalat, akan

tetapi dengan mendemonstrasikannya si anak akan tahu dan pelan-

pelan akan memahami bahwa itu gerakan shalat.

“ salah satu siswa disuruh praktek shalat dari satu gerakan

dan itu masih satu rakaat, kalua dua rakaat berarti harus dua

kali dari ini.”4

3. Metode Shalat Berjamaah

Dalam metode ini shalat berjamaah dilakukan dengan

beberapa cara, antara lain:

a. Praktek shalat jamaah

Praktek shalat jamaah ini untuk seluruh anak yang sesuai

dengan materi pelajarannya, anak-anak diminta untuk

3 Wawancara pribadi, dengan Ahmad Basyir Syaifullah, (pembimbing agama di PSBIBD

1, Jakarta), 16 Oktober 2012. 4 Wawancara pribadi, dengan Ahmad Basyir Syaifullah, (pembimbing agama di PSBIBD

1, Jakarta), 16 Oktober 2012.

Page 62: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

57

menunaikan shalat secara berjamaah, dan pembimbing melihat

dengan mengontrol setiap gerakan dan bacaan yang dilakukan

oleh anak-anak, jika sewaktu-waktu menemukan kesalahan,

maka pembimbing langsung meluruskannya.

b. Shalat berjamaah

Setelah anak dilatih untuk praktek shalat jamaah, maka

mereka langsung praktek shalat jamaah, ketika menunaikan

shalat wajib. Sehingga ketika hendak menunaikan shalat,

mereka diwajibkan untuk menunaikan secara berjamaah.

4. Metode media visual

Media visual adalah media yang terbaik dalam mengerjakan

praktek gerakan shalat, karena anak dapat melihat langsung

gerakan yang benar. Metode ini digunakan oleh pembimbing

hanya sesekali waktu, dalam beberapa pekan, dengan cara

memutarkan film atau video yang berkenaan dengan praktek

shalat.

5. Metode Gambar

Sejatinya metode ini pun tidak jauh berbeda dengan metode

visual, hanya saja metode ini lebih mudah didapatkan, karena

dewasa ini banyak ditemukan gambar-gambar gerakan shalat.

Anak hanya melihat gambar dan mengaplikasikannya. Biasanya

gambar-gambar ini diletakan di dinding-dinding panti agar

Page 63: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

58

mereka dapat lebih mudah melihatnya, dan kemudian

mempraktekannya dalam kesehariannya.

6. Bimbingan Puasa

a. Metode Ceramah

Sesungguhnya materi dalam puasa adalah materi langsung

kepada pangaplikasian, namun sebelum anak-anak

menjalankan ibadah puasa, pembimbing memberitahukan apa

saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama

berpuasa, dalam menyampaikannya pembimbing harus

menerangkan tata cara bagaimana berpuasa dengan metode

berceramah.

b. Metode buka Bersama

Metode ini cukup mudah, pembimbing hanya mengajak anak-

anak seluruh panti untuk melaksanakan buka bersama, selama

menunggu berbuka puasa, pembimbing melakukan diskusi dan

tanya jawab berkenaan dengan apa yang dirasakan selama

berpuasa dan menjelaskan makna dan manfaat dari puasa.

c. Metode Tanya Jawab

Dlaam hal ini untuk menghindari terjadinya kepasifan dalam

pelaksanaan bimbingan agama berlangsung, metode ini

digunakan oleh pembimbing memberikan kesempatan kepada

anak-anak untuk mempertanyakan seputar materi yang

berkenaan dengan materi yang dibahas, kemudian memberikan

Page 64: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

59

jawabannya. Sebaliknya pembimbing bertanya kembali kepada

anak binaan tentang apa yang mereka ketahui dengan materi

yang berkenaan, dengan hal ini anak-anak dapat memahami apa

yang dibahas tentang materi yang berkenaan, ini berfungsi

untuk mengetahui sejauh mana daya serap anak-anak dalam

memahami sesuatu.

d. Metode Simulasi

Simulasi adalah metode pelatihan yang memperagakan sesuatu

dalam bentuk tiruan. Maksud dari metode simulasi disini

adalah siswa dapat mengaplikasikan bacaan dan

mempraktekannya dengan apa yang telah mereka dapatkan.

“menanyakan niat berpuasa seperti apa, rukun puasa itu apa

saja, lalu diacak dan anak membacakan secara bergantian, itu

untuk memahami tentang puasa, penyampaiannya seperti ini

agar menarik, supaya mudah ditangkap dan memberikan

kesan. Supaya mereka cepat menyerap ilmu yang diberikan”.5

Dalam penyampaiannya, pembimbing membuat tulisan

yang jumlahnya menunjukkan rukun puasa, syarat sah puasa,

hal-hal yang membatalkan puasa. Setelah itu kemudian anak

mengambil kertas tulisan yang diacak itu kemudian

diperintahkan untuk maju ke depan dan membaca kertas tulisan

5 Wawancara Pribadi, dengan Ahmad Basyir Syaifullah, (Pembimbing Agama di

PSBIBD 1, Jakarta), 16 Oktober 2012.

Page 65: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

60

yang telah ia dapatkan tadi. Dalam penyampainnya cukup

mudah dan menarik.

7. Bimbingan Akhlak

Akhlak adalah sesuatu yang istimewa dalam jiwa seseorang,

dan akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari

karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat

seseorang menjadi istimewa. Karakteristik-karakteristik ini

membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya

berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai-nilai yang cocok

dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda.6 Adapun

metode bimbingan yang digunakan dalam materi akhlak adalah

metode meniru, ceramah, dan tanya jawab.

Kesimpulan yang di dapat penulis tentang PSBIBD 1 secara

struktural serta program yang dicanangkan dalam kebijakannya

bahwa panti sosial bina insan bangun daya 1 (PSBIBD 1) merupakan

lembaga yang baik dan kreatif, baik dalam fasilitas umum yang

diberikan kepada (WBS) warga binaan sosial, maupun aspek

keagamaan yang dapat meningkatkan kecerdasan spiritual bagi anak-

anak.

Pertama-tama penulis melakukan pendekatan diri secara

individu dengan melakukan percakapan pribadi dan wawancara

personal terhadap anak-anak, agar dapat mengetahui dan menela’ah

6 Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004), Cet. Ke-1, h.

26.

Page 66: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

61

informasi yang tepat bagi permasalahannya, dalam hal ini

kecerdasan spiritual sebagai penenang hati dalam berkecamuknya

gejolak diri. Para pembimbimng dapat melakukan bimbingan ini

seperti apa yang telah dicanangkan dalam program, misalnya dari

pagi hari 09.00 sampai siang hari 13.00, di dalam program ada

keterampilan, diskusi, sharing dan dan kegiatan nonton bareng

sewaktu-waktu, cara-cara ini agar dapat memotivasi mereka dan

membuat mereka nyaman sehingga mereka mau mencurahkan dan

mempertanyakan kepada pembimbing dengan semangat, tentang apa

yang telah dirasakannya selama ini.

Sedangakan unsur kecerdasan spiritual yang berada dalam

program tersebut adalah melatih dan memulihkan prinsip

kedisiplinan. Dengan unsur ini besar diharapkan pembimbing

mendapatkan informasi tentang apa yang dirasakan oleh anak-anak

sehingga kemudian pembimbing dapat dengan mudah dan leluasa

memberikan wejangan dan nasihat atau solusi dari permasalahannya.

Ketika mengajarkan baca tulis al-Qur’an, anak-anak tidak

sekedar diajarkan membaca dan menulis biasa, tetapi benar-benar

diajarkan dengan baik dan benar, dalam pengajarannya ada tajwid,

makhorijul harfi, dan diajarkan tata cara menulis, sehingga dapat

tertata dengan baik semuanya, dan sesuai kaidah yang telah

ditetapkan. Setelahnya ada beberapa diskusi dan bertukar fikiran

tentang pengetahuan umum, antara lain bagaimana berjualan, cara

Page 67: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

62

berdagang, cara mengatur waktu, dan tidak menyia-nyiakan waktu,

semua itu diajarkan dengan ajaran panutan baginda rasulullah

Muhammad SAW.

Pengertian agama dan disiplin ilmunya dimaksudkan agar

sikap, dan tingkah laku anak-anak WBS dapat terkontrol dan

terarah, yang paling penting dapat mendisiplinkan dirinya dengan

nilai-nilai yang telah diajarkan dalam Islam, sehingga perilaku

yang sebelumnya sebagai anak gelandangan, anak yang merasa

bebas dari peraturan, dan terlantar itu minimal dapat dikurangi

atau besar harapan dapat berubah total sepenuhnya. Selama ini jika

pendekatan di atas dapat dengan maksimal diterapkan kemudian

berdampak juga dengan peningkatan kecerdasan spiritual anak di

panti sosial bina insani bangun daya 1 (PSBIBD 1).

2. Faktor Pendukung dan Penghambat

Kehadiran panti sosial bina insani bangun daya 1 (PSBIBD 1)

Kedoya, ini sangat penting dalam ruang lingkup masyarakat DKI Jakarta,

yang penuh dengan hiruk pikuk kehidupan panti sosial ini sangat

dibutuhkan karena dapat membantu stabilitas kehidupan masyarakat.

Kemudian sudah tentu dalam setiap proses pembinaan, bimbingan apapun

itu yang bersifat mendidik dan mengajar serta yang mengarahkan kepada

kesuksesan dan keberhasilan pasti akan banyak arang melintang, dan

mengalami pasang surut semangat individu dalam menjalankannya serta

hambatan-hambatan yang mengiringi setiap langkah perencanaan.

Page 68: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

63

1. Kemudian faktor kemudahan dan pendukung adalah:

a. Lingkungan yang baik.

b. Birokrasi pelayanan dan kerjasama yang baik.

c. Kentalnya nilai kekeluargaan dan persaudaraan antara satu dengan

yang lainnya.

d. Adanya program dan kebijakan yang variatif dan kreatif, sehingga

dapat mempererat hubungan antara pembimbing dan anak-anak

WBS.

2. Faktor penghambat adalah:

a. Seringkali pembimbing memberikan bimbingan secara individual,

meskipun sudah dijelaskan secara bersama dan berkelompok. Hal ini

disebabkan karena tingkat pemahaman dan daya serap setiap

individu terhadap ssuatu ilmu memang berbeda-beda

b. Keterbatasan waktu, karena bimbingan tersebut hanya diberikan

pada saat pelajaran agama islam

c. Meskipun ada waktu khusus dalam memberikan bimbingan agama,

namun hal itu dirasa belum cukup karena hanya terjadi dalam

sepekan sekali.

Page 69: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

64

B. Hasil Metode Bimbingan Agama Dalam Kecerdasan spiritual dan

klasifikasi anak berdasarkan usia.

Berdasarkan jumlah dan data yang telah di tetapkan, ini penting untuk

diteliti, dikarenakan sebagai titik awal gambaran tentang kondisi anak warga

binaan sosial di PSBIBD 1. Sehingga jika diketahui kondisi sesungguhnya,

pola dan bentuk bimbingan agama pun dapat diselaraskan dan dibedakan

antara kodisi satu dengan kondisi lainnya.

1. Anak Binaan Berdasarkan jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 8 Orang

2 Perempuan 7 Orang7

Dari data di atas, diketahui bahwa anak binaan Panti Sosial Bina

Insan Bangun daya 1 (PSBIBD 1) di tahun 2012 pada bulan oktober

unggul lebih sedikit laki-laki dibanding anak binaan perempuan. Menurut

informasi yang penulis dapati, hal ini terjadi karena jumlah mereka yang

terlantar hampir sama persis dengan jumlah keseluruhan anak dalam panti.

Dalam proses bimbingan agamanya di PSBIBD 1, anak laki-laki

dan anak perempuan disatukan dalam pembinaannya, agar proses

pengenalan diri dan bertukar fikiran serta memecahkan suatu

7 Data Absensi, Anak Warga Binaan Sosial tahun 2012 bulan oktober.

Page 70: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

65

permasalahan dapat dilakukan secara berkelompok dan bersama-sama.

Berdasarkan kutipan di atas bahwa dalam proses bimbingan agama bagi

anak warga binaan sosial tidak di batasi dalam masalah gender. Berbeda

dalam proses bimbingan keterampilan, dalam bimbingan ini anak laki-laki

dan perempuan dibedakan, karena antara keterampilan perempuan dan

laki-laki memiliki perbedaan masing-masing.

Dalam peraturan yang telah di tetapkan lembaga PSBIBD 1, anak

laki-laki dan perempuan memiliki pendapat dan pandangan yang beragam

tentang peraturan. Menurut sebagian anak laki-laki peraturan yang telah di

tetapkan di PSBIBD 1 adakalanya menyenangkan dan adakalanya tidak

menyenangkan. Pandangan laki-laki tersebut sedikit berbeda dengan

pandangan anak perempuan, sebagian anak perempuan lebih pasrah dan

terima dengan keadaan dan peraturan yang telah di tetapkan dan mereka

siap mengikuti peraturan yang ada.

Dari sisi kebijakan yang telah di tetapkan di PSBIBD 1, semua

disiplin di samaratakan antara anak laki-laki dan perempuan, misalnya

dalam hal kedisiplinan dalam memulai setiap aktifitas, anak laki-laki dan

perempuan wajib tepat waktu. Maka dari itu kebijakan di panti memang

seharusnya tidak membeda-bedakan, hal tersebut dilakukan semata-mata

dikarenakan agar tidak adanya kesenjangan sosial antara anak laki-laki dan

Page 71: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

66

perempuan8. Kemudian ada data anak-anak yang ingin di obsevasi dan di

wawancarai dengan peneliti, berikut data anak-anak di PSBIBD 1 :

2. Data anak menurut usia 5-17 tahun dan jenis kelamin

No Nama Usia Jenis

Kelamin

1 Maya Nurhasanah 7 Perempuan

2 Irma Suryani 9 Perempuan

3 Adhari Rohman 6 Laki-laki

4 Ady Zulkifli 13 Laki-laki

5 Bahrun Rasyid 15 Laki-laki

6 Dedi Kurniawan 10 Laki-laki

7 Evi Suciati 15 Perempuan

8 Gina Raifa Maulida 11 Perempuan

9 Eka Siswanto 5 Laki-laki

10 Mubarok Al-Ghofur 6 Laki-laki

11 Tia Nurul Jannah 7 Perempuan

12 Hilda Nailu Zaka 8 Perempuan

13 Kirana Hanifah 8 Perempuan

14 Agung Cahyo Purnomo 17 Laki-laki

15 Raditya Eko Nurhadi 17 Laki-laki

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa anak binaan panti sosial

bina insan bangun daya 1 (PSBIBD 1) berusia antara 5 sampai 17 tahun.

8 Wawancara pribadi, dengan bpk Ruminto Aks MM (KA Sub Bag tata usaha di PSBIBD

1, Jakarta) , 14 November 2012.

Page 72: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

67

Sebagian besar mereka banyak yang masih sekolah, ada juga yang sudah

putus sekolah bahkan ada yang belum pernah mengenyam bangku sekolah,

secara normal usia-usia tersebut antara 10-18 tahun adalah tingkat dimana

sedang fokus untuk sekolah dan menuntut ilmu.

Secara umum anak usia 5-10 tahun adalah masa sekolah dasar SD,

tetapi dalam hal ini kapasitas bimbingan agama secara umum

menempatkan anak usia tersebut belum baligh atau belum cukup umur,

dan fase 10-17 tahun telah masuk dalam usia dewasa dini karena mereka

anak yang memerlukan bimbingan mental, ruhani, dan jasmani secara

utuh, disinilah peran pembimbing dalam menenggarai permasalahan

tersebut.

Karena walaupun mereka belum dapat mengenyam pendidikan

secara utuh, tetapi bimbingan sangatlah perlu bagi mereka demi

menunjang mental yang mumpuni, dan sikap keberagamaan yang apik,

serta moral spiritualitas yang baik bagi asupan gizi ruhani mereka. Usia

dewasa dini yang mereka alami secara fisik dan jasmani bentuk tubuhnya

memang seperti layaknya orang dewasa. Akan tetapi, secara mental dan

moral mereka belum cukup memiliki tanggung jawab penuh atas dirinya,

terlebih mereka masih sangat bergantung kepada orangtuanya.

Page 73: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

68

Secara keseluruhan usia anak binaan di PSBIBD 1 dibatasi, usia

anak sampai 20 tahun, sedangkan yang dewasa 20 tahun sampai lebih9

namun pada saat penulis meneliti tidak menemukan anak yang berusia 18-

20 tahun, dikarenakan memang petugas Satpol PP belum mendapatkan

yang seusia itu. Dalam umur 5-17 tahun sudah seharusnya seorang anak

mendapatkan kasih sayang yang tulus dari orang tuanya untuk kemudian

membinanya dengan penuh kasih dan tanggung jawab, tetapi mereka

belum mendapatkan hal tersebut, banyak dari mereka yang tidak tau siapa

orangtuanya, dan terpisah dari orangtuanya.

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, diperoleh fakta bahwa

perilaku anak warga binaan sosial yang berhasil dalam pencapaian target

dan pengembangan spiritual anak, antara lain sebagai berikut:

1. Sikap mereka terbuka (openminded). Mereka tidak mempunyai rasa

dendam terhadap teman sebayanya atau orang yang lebih tua darinya,

bahkan merasa senang bila temannya dapat lebih pintar dan ingin lebih

darinya.

2. Tidak ada rasa iri, sombong, dan pemarah serta penghalang komunikasi

(communication barriers). Mereka mampu berkomunikasi secara baik,

dan akrab antar anak satu dengan anak-anak yang lainnya.

3. Memaafkan dan melupakan (to forgive and to forget). Bila ada

kesalahan, betapapun besarnya kesalahan yang dilakukan dan siapapun

9 Wawancara Pribadi, dengan Tatang Suyanto, S. sos, MM, (Kepala Panti di PSBIBD 1

Jakarta), 14 November 2012.

Page 74: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

69

yang melakukannya, mereka terbuka untuk memaafkannya. Sikap yang

demikian itulah yang membuat motivasi terus meningkat rasa

spiritualitasnya.

4. Melayani dengan bahagia

Budaya melayani dan menolong (salvation), merupakan bagian dari

seorang muslim. Mereka sadar bahwa kehadiran dirinya tidaklah

terlepas dari tanggung jawab terhadap lingkungannya. Sebagai bentuk

tanggung jawabnya, mereka menunjukan sikapnya untuk senantiasa

terbuka hatinya terhadap keberadaan orang lain.

Serta sikap melayani melekat pada fitrah dirinya, sebagaimana setiap

hari memohon tujuh belas kali ketika membaca surat al-Fatihah dalam

shalat, sebagai pernyataan dan komitmen yang diungkapkan dengan

penuh kesadaran, “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin.

Salah satu ajaran yang diteladankan oleh Rasullulah yang harus

ditanamkan sejak dini adalah rasa hormat kepada mereka yang lebih

tua, dan sikap mengasihi kepada yang lebih muda.

Sikap melayani diteladani juga oleh para sahabat sebagaimana kisah-

kisah termashur yang sering menjadi tema pelajaran akhlak Abu Bakar

as-Shidiq, yang mau membantu memerah susu kambing walaupun ia

sudah menjabat sebagai khalifah.

Melayani merupakan bentuk kesadaran dan kepeduliannya terhadap

nilai-nilai kemanusiaan. Memberi pelayanan dan pertolongan

merupakan investasi yang akan dipetik di akhirat kelak.

Page 75: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

70

Diantara prinsip-prinsip pelayanan antara lain :

a. Melayani itu adalah ibadah dan karenanya harus ada rasa cinta

dan semangat yang membara di dalam hati pada setiap tindakan

pelayanan.

b. Mengerti orang lain terlebih dahulu sebelum ingin dimengerti.

c. Bahagiakanlah orang lain terlebih dahulu.

d. Menghargai orang lain sebagaimana diri sendiri ingin dihargai.

e. Lakukanlah empati yang sangat mendalam dan tumbuhkan

sinergi.

3. Pekerjaan orang tua anak

No Pekerjaan Orang Tua Jumlah

1 Pedagang 3

2 Buruh 2

3 Serabutan 4

4 Tidak tahu/terpisah dari

orangtua

610

Berdasarkan data di atas, sesungguhnya hanya sedikit kaitannya

secara langsung dengan proses bimbingan agama di PSBIBD 1, akan tetapi

ada pepatah mengatakan bahwa, “Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya”.

Berdasarkan hal itu, penulis menganggap penting hal ini demi menjadi

data penunjang penelitian ini, serta melihat sejauh mana kedekatan orang

10 Data Pribadi, anak warga binaan sosial PSBIBD 1, th 2012.

Page 76: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

71

tua dengan anaknya dan peran orang tua bagi anak-anaknya, khususnya

ketika mereka bersama.

Dari data di atas, dapat dipahami bahwa mayoritas orang tua dari

anak binaan di PSBIBD 1 adalah tidak tahu dan terpisah keberadaannya,

ada pun mereka yang tidak tahu memang orang tua dari anak tidak peduli

dengan keadaan anak dengan alasan ekonomi, jadi anak dibiarkan untuk

mencari penghidupannya sendiri, namun patut diprihatinkan anak yang

terpisah dengan orang tuanya, mereka tidak tahu bagaimana melanjutkan

hidup dan masa depannya, akankah mereka sukses dengan diri sendiri

tanpa bimbingan dan kasih sayang orang tua atau malah sebaliknya, dari

sebab itu di fase ini dan dari latar belakang ini, penulis dan pembimbing

harus bekerja ekstra membimbing mereka dengan setulus hati.

Dalam fase ini pembimbing tidak melakukan kerja ekstra seperti

halnya anak yang masih mempunyai orang tua, maka dari itu kasih sayang

dan kelembutan sangat mereka butuhkan demi membangun mental mereka

untuk membentengi iman dan ketangguhan jiwa mereka demi menghadapi

masa depan yang penuh dengan halangan dan rintangan11.

11 Hasil penelitian, bulan September-November 2012 di PSBIBD 1

Page 77: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode bimbingan agama yang digunakan oleh pembimbing meliputi

metode meniru, metode mengenal ciptaan Allah SWT, metode ceramah,

metode nonton (visual), metode gambar, metode berbuka bersama, metode

diskusi, dan bertanya jawab, dan metode simulasi.

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, diperoleh fakta bahwa

perilaku anak warga binaan sosial yang berhasil dalam pencapaian target dan

pengembangan spiritual anak, antara lain sebagai berikut:

1. Sikap mereka terbuka (openminded). Mereka tidak mempunyai rasa

dendam terhadap teman sebayanya atau orang yang lebih tua darinya,

bahkan merasa senang bila temannya dapat lebih pintar dan ingin

lebih darinya.

2. Tidak ada rasa iri, sombong, dan pemarah serta penghalang

komunikasi (communication barriers). Mereka mampu

berkomunikasi secara baik, dan akrab antar anak satu dengan anak-

anak yang lainnya.

3. Memaafkan dan melupakan (to forgive and to forget). Bila ada

kesalahan, betapapun besarnya kesalahan yang dilakukan dan

siapapun yang melakukannya, mereka terbuka untuk memaafkannya.

Page 78: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

73

Sikap yang demikian itulah yang membuat motivasi terus meningkat

rasa spiritualitasnya.

4. Melayani dengan bahagia

Budaya melayani dan menolong (salvation), merupakan bagian dari

seorang muslim. Mereka sadar bahwa kehadiran dirinya tidaklah

terlepas dari tanggung jawab terhadap lingkungannya. Sebagai

bentuk tanggung jawabnya, mereka menunjukan sikapnya untuk

senantiasa terbuka hatinya terhadap keberadaan orang lain.

Serta sikap melayani melekat pada fitrah dirinya, sebagaimana setiap

hari memohon tujuh belas kali ketika membaca surat al-Fatihah

dalam shalat, sebagai pernyataan dan komitmen yang diungkapkan

dengan penuh kesadaran, “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin.

Salah satu ajaran yang diteladankan oleh Rasullulah yang harus

ditanamkan sejak dini adalah rasa hormat kepada mereka yang lebih

tua, dan sikap mengasihi kepada yang lebih muda.

Sikap melayani diteladani juga oleh para sahabat sebagaimana kisah-

kisah termashur yang sering menjadi tema pelajaran akhlak Abu

Bakar as-Shidiq, yang mau membantu memerah susu kambing

walaupun ia sudah menjabat sebagai khalifah dikala itu.

Melayani merupakan bentuk kesadaran dan kepeduliannya terhadap

nilai-nilai kemanusiaan. Memberi pelayanan dan pertolongan

merupakan investasi yang akan dipetik di akhirat kelak.

Page 79: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

74

Diantara prinsip-prinsip pelayanan antara lain :

a. Melayani itu adalah ibadah dan karenanya harus ada rasa cinta

dan semangat yang membara di dalam hati pada setiap tindakan

pelayanan.

b. Mengerti orang lain terlebih dahulu sebelum ingin dimengerti.

c. Bahagiakanlah orang lain terlebih dahulu.

d. Menghargai orang lain sebagaimana diri sendiri ingin dihargai.

e. Lakukanlah empati yang sangat mendalam dan tumbuhkan

sinergi.

B. Saran

Penulis menyadari betul bahwa penelitian yang dikakukan yang

dilakukan oleh penulis, tidak sedikit kekurangan-kekurangan yang pasti akan

ditemukan dalam skripsi ini, baik dari sisi objek penelitian maupun hasil dari

penelitian ini. Oleh sebab itu penulis menyarankan pada para peneliti untuk

memperdalam serta dapat meneliti hal-hal yang belum diteliti dalam skripsi

ini. Misalnya lembaga-lembaga sosial lainnya yang mungkin belum pernah di

telusuri dan lembaga-lembaga yang dikelola oleh swasta, dalam artian

lembaga individu masyarakat yang dalam pengelolaannya tanpa campur

tangan pemerintah.

Hal ini cukup penting, dikarenakan tempat-tempat hasil swadaya

masyarakat akan mengalami permasalahan yang tidak bisa dibilang ringan.

Dari sisi pendekatan, peneliti agar dapat meneliti dan megkaji hal yang ingin

di teliti lebih mendalam, sehingga pondasi dan tiang penelitian yang

berkenaan dengan metode bimbingan agama bagi anak binaan sosial lebih

Page 80: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

75

kokoh. Untuk memahami metode yang efektif bagi anak-anak binaan sosial,

langkah utama adalah pembimbing dapat mengerti dan memahami segala

karakteristik anak binaan sosial.

Dalam langkah pembelajarannya pembimbing tidak perlu

menggunakan kata-kata yang sulit untuk dipahami anak-anak, apalagi

menggunakan kata yang abstrak, akan tetapi pembimbing menggunakan kata-

kata singkat, jelas, lugas, dan mudah. Dalam proses bimbingan segala sesuatu

yang diucapkan pembimbing atau diisyaratkan harus berada dalam jangkauan

pemahaman anak-anak. Secara umum penulis menyarankan:

1. Diharapkan para pembimbing bersama staf petugas yang ada di PSBIBD 1

membuat pedoman tentang pemberian bimbingan agama tersebut yang

bermanfaat untuk mempermudah dalam memberikan materi bimbingan

agama dan mempermudah menakar tingkat keberhasilan atau

ketidakberhasilan dalam memberikan bimbingan agama.

2. Sangat diperlukan kefokusan dan ketepatan pembimbing ketika

memberikan bimbingan agama kepada anak-anak karena landasan dan

pondasi agama yang benar sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan

yang penuh dengan globalisasi.

3. Perlunya perhatian pembimbing yang lebih luas terhadap pengembangan

bimbingan agama tersebut. Serta sangat diperlukan kerjasama yang baik

atara pembimbing dan petugas yang lainnya.

Page 81: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

76

DAFTAR PUSTAKA

Arifin H.M. Pedoman Pelaksanaan bimbingan Agama, (Jakarta : Golden Terayon

press, 1996).

Budiman, Arif. Agama Demokrasi dan Keadilan, (Dalam M. Imam Azis), Agama

Demokrasi dan Keadilan, (Jakarta : PT. Gramedia, 1993).

Daradjat, Zakiah. Pendidikan Agama dan pembinaan Mental, (Jakarta : Bulan

Bintang, 1982). Faqih, Aunur Rahim. Bimbingan & Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta VII Press,

2002)

Husaini, Usman-Purnomo, Setiyady, Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta

: P.T Bumi Aksara, 2000).

Jejen. Kecerdasan Akal Menurut Hadits, (Jakarta : Kordinat, 2005).

Jusuf Mudzakir dan, Abdul Mujib. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta : Raja

Grafindo Persada, 2002).

J. Moleong, Prof. Dr Lexi. Metodologi Kualitatif, (Bandung : PT.remaja

Rosdakarya, 2007).

Kristi E, Purwandari. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia,

(Jakarta : LPSP3 UI, 2001).

Mahmud, Ali Abdul Halim. Akhlak Mulia, (Jakarta : Gema Inasni, 2004).

Pasiak, Taufik. Manusia dan Keruhanian, (Bandung : Gita Press, 1999).

Pramono, Sugeng. Kesabaran dan Pengembangan Diri, (Bandung : Prima Press, 2002).

Ramly, Amir Teuku. Pumping Talent, (Jakarta : Kawan Pustaka, 2004).

Page 82: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

77

Shalah al-Shalwi dan Abdullah Al-Mushlih. Prinsip-Prinsip Islam Untuk

Kehidupan, (Jakarta : Yayasan al- Haramin, 1998).

Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2002).

Soekanto, Soejono. Kamus Sosiologi, (Jakarta : Kalam Mulia, 1986).

Suharsono. Akselerasi Intelegensi Optimalkan : EQ, IQ dan SQ Secara Islami,

(Jakarta : Insani Press, 2004).

Tasmara, Toto. Kecerdasan Ruhaniah, (Jakarta : Gema Insani Press, 2001).

Tebba, Sudirman. Kecerdasan Sufistik: Jembatan menuju makrifat, (Jakarta :

Kencana, 2004).

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995).

Wijaya Hesti R, Penelitian Berperspektif Gender Dalam Jurnal Analisis Sosial:

Analisis Gender dan Memahami Persoalan Perempuan, Edisi

4/November, (Bandung : Akatiga, 1996).

Wijaya, teguh, Buku Pedoman dan Catatan Profil, Panti Sosial Bina Insan bangun Daya 1.

Wirawan, Sarlito. Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta : Raja Grafindo, 2005).

Wingkel W.S. FKIP. IKIP. Senata Darma, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,

(Jakarta : PT. Gramedia, 1997).

Zaeni, Syahmi, Mengapa Manusia Harus Beragama, (Jakarta : Kalam Mulia, 1986).

Page 83: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

78

Page 84: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

79

Page 85: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

80

Page 86: METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MENINGKATKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42811...Metode Bimbingan Agama Dalam meningkatkan Kecerdasan spiritual anak Dalam kehidupan

81