metabolisme energi pada obesitas

Upload: satrioutomo

Post on 06-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

metabolisme energi pada orang yang kegemukan

TRANSCRIPT

Metabolisme Energi pada Obesitas

Glukosa tidak dapat dimetabolisme lebih lanjut sebelum diubah oleh reaksi ATP menjadi glukosa 6-fosfat. Reaksi ini dikatalis oleh enzim heksokinase yang tidak spesifik dan juga oleh enzim glukokinase yang spesifik di dalam hati. Reaksi ini, dalam arah sebaliknya, hidrolisa sederhana glukosa 6- fosfat menjadi glukosa, Universitas Sumatera Utaradikatalis oleh glukosa 6-fosfatase (Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell, 2003). Glukosa dapat dikonversi menjadi glikogen untuk disimpan di hati setelah diubah menjadi glukosa 6-fosfat. Glukosa yang tidak dikonversi menjadi glikogen hati dapat dioksidasi menjadi glikogen otot atau dikonversi menjadi lemak dan disimpan dalam depot-depot lemak setelah melalui sirkulasi sistemik jaringan. Glikogen di dalam hati berfungsi sebagai cadangan karbohidrat dan akan melepaskan glukosa ke sirkulasi jika terjadi penurunan konsentrasi glukosa di dalam darah. Glikogen otot dikonversi menjadi asam laktat oleh glikolisis anaerob karena otot tidak memiliki enzim glukosa 6- fosfatase (Murray, Granner, Mayes, dan Rodwell, 2003).Cara Diagnosa Obesitas

a) Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DEXA)Prosedurnya hampir mirip dengan skrening tulang. Jumlah dan lokasi dari lemak tubuh akan lebih mudah diketahui dengan menggunakan sinar X.

b) Bioelectric Impedance Analysis (BIA)Prosedur dari BIA adalah dengan menggunakan sejumlah arus listrik yang aman dialirkan ke tubuh penderita yang berdiri diatas skala khusus.

c) Underwater WeightProsedur metode ini adalah dengan mengukur berat badan yang dilakukan dalam air.

d) Body Mass Index (BMI)Dalam bahasa Indonesia, BMI juga disebut dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Pengukuran nilai IMT dilakukan dengan cara membagi nilai berat badan (kg) dengan tinggi badan (m). Seseorang yang mengalami obesitas biasanya ditandai dengan nilai BMI-nya yang diatas 30.

e) Tabel Berat-Tinggi BadanIni merupakan cara paling kuno dalam mencari kriteria obesitas.

f) Jangka KulitProsedur dari jangka kulit adalah dengan mengukur ketebalan lipatan kulit pada beberapa bagian tubuh menggunakan sebuah alat yang menyerupai forseps dan terbuat dari logam.BMI (Body Mass Index) atau Indeks Massa Tubuh (IMT)Merupakan indeks pengukuran untuk mengidentifikasi apakah seseorang mengalami kekurangan atau kelebihan berat badan. Dengan cara membandingkan antara berat badan dengan tinggi badan. Klasifikasi BMI/IMT dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Lebih Dan Obesitas Berdasarkan IMT/BMI Dan Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik

( Sumber : Justia, 2012 )Sumber:

Murray, dkk. 2003. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta: EGC ; 195-205.

Justia, N L. 2012. Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah pada Guru-Guru SMP Negeri 3 Medan. Sekripsi. Universitas Sumatra Utara.BMI = QUOTE