fishew respirasi dan energi metabolisme

28
I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara harfiah sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi. Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa aktifitas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling berhubungan. Normalnya manusia membutuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput

Upload: nurchasanahecha

Post on 11-Nov-2015

226 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

respirasi dan energi metabolisme

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara harfiah sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi. Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa aktifitas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling berhubungan. Normalnya manusia membutuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.

Metabolisme dipakai sebagai sutau istilah untuk menyatakan fifiologi total makhluk hidup dari mulai masuknya makanan,penyerapan, penyimpanan, sintesis, ekskresi dan lain-lain. Makhluk hidup mendapatjan nergi melalui proses oksidasi zat-zat makanan tesebut. Dengan demikian pengukuran O2 yang dikonsumsi dapat dipakai untuk mengukur energi metabolisme hawan/makhluk hidup, kecuali bagi organisme yang bersifat anaerob. Energi yang diperoloeh pada umumnya berbentuk ATP(adenosin trifosfat). Dengan menghidrolisis ikatan fosfat pada ATP ini, maka energi yang dihasilkan dapat dipakai untuk proses kehidupan, misalkan untuk kontraksi otot,pergerakan silia,dan lain-lain. Untuk lebih memahaminya, maka pada praktikum kali ini membahas tentang respirasi dan energi metabolisme.

b. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum tentang respirasi dan energi metabolisme ini adalah :1. Mengamati dan mempelajari gerakan-gerakan respirasi, frekuensi pernafasan, jantung, dan nadi.2. Mengamati dan mempelajari pengaruh kerja fisik pada frekuansi pernafasan, jantung, dan nadi.3. Mengetahui laju metabolisme pada kecoa, belalang, dan jangkrik.4. Mengetahui pengaruh suhu terhadap laju metabolisme.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea, yang terbuat dari pipa yang becabang di seluruh tubuh, merupakan salah satu variasi dari permukaan respirasi internal yang melipat-lipat dan pipa yang terbesar itulah yang disebut trakea. Bagi seekor serangga kecil, proses difusi saja dapat membawa cukup O2 dari udara ke sistem trakea dan membuang cukup CO2 untuk mendukung sistem respirasi seluler. Serangga yang lebih besar dengan kebutuhan energi yang lebih tinggi memventilasi sistem trakeanya dengan pergerakan tubuh berirama (ritmik) yang memampatkan dan mengembungkan pipa udara seperti alat penghembus (Campbell, 2005).

Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen. Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + 6O2 6 CO2 + 6H2O +ATP . Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies hewan, jenis kelamin, ukuran badan dan aktivitas, kadar O2 dan CO2 (Tobin, 2005).

Proses pernafasan diatur oleh otot otot diafragma dan otot-otot antar tulang rusuk; kerja otot itulah yang dapat mengatur volume ruang dada, diperbesar atau diperkecil sesuai kehendak kita. Proses pernafasan dapat dibedakan antara pernafasan dada dan pernafasan perut.

1. Pernafasan DadaPernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Mekanismenya adalah sebagai berikut:a. Fase inspirasiFase ini berupa kontraksinya otot antar tulang rusuk, sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada lebih kecil dari pada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.b. Fase ekspirasiFase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rogga dada mengecil, dan tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar dari pada tekanan udara di luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbondioksida keluar (Suharyono Hadisumarto,1986).2. Pernafasan PerutBila otot-otot sekat rongga dada ( diafragma ) berkerut, maka diafragma mendatar dan rongga dada membesar. Paru paru seakan akan melekat pada diafragma dan dinding rongga dada. Hal ini dapat dilihat saat diafragma sedang turun maka paru paru mengikuti gerakan tersebut.Pada waktu nafas keluar, otot diafragma melemas dinding perut mendesak diafragma ke atas, sehingga kembali ke kedudukan seperti semula. Rongga dada menjadi kecil , paru-paru akan mengikuti gerakan itu sehingga udara didesak keluar. ( Suhargono Hadisumarto, Tri Mutiarti dan Christiani, 1986).

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa frekuensi pernafasan setiap orang berbeda. sebenarnya dalam bernafas itu paling baik addalah bernafas menggunakan hidung karena udara kotor tidak akan masuk pada sistem pernafasan berikutnya dan dapat memperbaiki ritme pernafasan. Orang yang bernafas menggunakan hidung membutuhkan volume udara yang relatif sedikit. Kita dapat mengetahui seberapa banyak volume udara yang kita butuhkan menggunakan alat spirometer.Secara garis besar, volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi 6, yaitu:a. Volume tidal (tidal volume)Volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang besarnya 500 cc atau 500 ml.b. Volume cadangan inspirasi/ udara komplematorVolume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernapas biasa, yang besarnya 1500 cc atau 1500 ml.c. Volume cadangan ekspirasi/ udara suplementerVolume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan napas(ekspirasi) biasa, yang besarnya 1500 cc atau 1500 ml.d. Volume sisa/residuVolume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah mengeluarkan napas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya 1000 cc atau 1000 ml.e. Kapasitas vitalVolume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya dalam paru-paru setelah mengeluarkan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya 3500 cc atau 3500 ml.f. Volume totalVolume udara yang dapat ditampung paru-paru semaksimal mungkin, yang besarnya 4500 cc atau 4500 ml. Jadi Vtotal paru-paru=Vsisa+Kapasitas Vital (Waluyo, 2010).

Frekuensi pernafasanCepat lambatnya pernafasan dipengaruhi oleh :a. UmurMakin tua makin lambat, karena butuh sedikit energib. Jenis kelaminLaki laki lebih butuh banyak energi dibanding perempuanc. Suhu tubuhSuhu tubuh turun, oksigen makin butuh banyak untuk meningkatkan metabolisme.d. Posisi tubuh/aktivitasMakin aktif tubuh, makin banyak butuh oksigen (Joko Waluyo, 2007).e. Kegiatan tubuhOrang yang melakukan aktivitas kerja membutuhkan energi. Berarti semakin berat kerjanya maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga frekuensi pernapasannya semakin cepat pula (Santoso, 2012).

III. METODE KERJA

a. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: Respirometer - Belalang, Jangkrik, Kecoa Stopwatch - Vaselin Pipet kaca- Mistar Kapas - Pembakar Spritus Eosin - Es Kristal KOH

b. Prosedur Kerja

b.1 Respirasi1. Obyek disuruh tidur terlentang (istirahat ) di meja selama 5 menit. - Diamati gerakan-gerakan dada dan perut pada waktu inspirasi dan ekspirasi. - Selanjutnya, dihitung frekuensi pernapasan dan denyut jantung dengan menempelkan alat stetoskop di daerah inter coastal 4-5 dada sebelah kiri atau dengan menempelkan telinga pada dada obyek di daerah tersebut. - Dihitung frekuensi nadi pada aktelia radialis yang terletak pada pangkal ibu jari, sedikit di bawah pergelangan tangan obyek dengan menggunakan jari tangan. - Dicatat hasilnya di tabel yang tersedia.2.Obyek disuruh untuk kerja fisik dengan cara lari-lari di tempat selama 3-5 menit, kemudian tidur terlentang lagi. - Diperhatikan gerakan dada dan perutnya. - Dihitung frekuensi pernafasannya, denyut jantung dan nadinya. - Diulangi pengamatan setiap 5 menit sekali, sampai semuanya normal kembali. - Dicatat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.

b.2 Energi Metabolisme1. Jangkrik, kecoa dan belalang ditimbang dan dicatat berat nya2. Kemudian belalang dimasukkan kedalam respirometer yang sebelumnya sudah diberi KOH yang dibungkus menggunakan kapas dan diberi vaselin.3. Setelah itu tempatkan respirometer pada tempat yang datar dan diberi eosin pada pipa kapiler sampai pada garis angka nol.4. Amati dan catat berapa pergerakan eosin tiap 5 menit, selama 15 menit.5. Lakukan kegiatan 1-4 namun tabung respirometer didinginkan dengan direndam pada hancuran es.6. Dibandingkan laju metabolisme dari ketiga hewan tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Pengamatan1. Respirasi Tabel frekuensi respirasi, denyut jantung, dan nadi pada probandus laki-laki dan perempuanWaktu (menit)Probandus (laki-laki)IstirahatKerja Fisik

RespirasiDenyut jantungNadiRespirasiDenyut jantungNadi

01 (Agung.K)103305209113469458

2 (Hafiz)100295330150445443

51 (Agung.K)8923533062315370

2 (Hafiz)6529636194365353

101 (Agung.K)5024030758302350

2 (Hafiz)4530129679346337

Waktu (menit)Probandus (perempuan)IstirahatKerja Fisik

RespirasiDenyut jantungNadiRespiasiDenyut jantungNadi

01(Niswatun)73305345115400415

2 (Bella R.)199423349244480413

51(Niswatun)4538434376350385

2 (Bella R.)183403312169451384

101(Niswatun)4827837765354338

2(Bella R.)160380291121431396

2. Energi Metabolisme

2.1 Tabel Energi Metabolisme pada Suhu RuangHewanMassa (gram)Volume O2 Laju Metabolisme (mL/gram s-1)

5101551015

Kecoa1,4890,490,670,780,00110,00070,0006

Jangkrik0,1660,590,780,920,01180,00780,0062

Belalang0,1210,5811,020,01600,01380,0094

2.2 Tabel Energi Metabolisme pada Suhu DinginHewanMassa (gram)Volume O2 (mL)Laju Metabolisme (mL/gram s-1)

5101551015

Kecoa1,6447,282,782,870,01480,00280,0019

Jangkrik0,2433,583,873,910,04910,02650,0178

Belalang0,981,651,631,640,00560,00280,0019

b. Perhitungan Suhu RuangKecoaLaju Metabolisme (5 menit) = Volume O2/ massa kecoa/ waktu = 0,49 mL / 1,489 gram / 300 s = 0,0011 mL/gram s-1 Laju Metabolisme (10 menit)= Volume O2/ massa kecoa/ waktu = 0,67 mL / 1,489 gram / 600 s = 0,0007 mL/gram s-1 Laju Metabolisme (15 menit) = Volume O2/ massa kecoa/ waktu = 0,78mL / 1,489 gram / 900 s = 0,0006 mL/gram s-1JangkrikLaju Metabolisme (5 menit) = Volume O2/ massa jangkrik/ waktu = 0,59 mL / 0,166 gram / 300 s = 0,0118 mL/gram s-1 Laju Metabolisme (10 menit)= Volume O2/ massa jangkrik/ waktu = 0,78 mL / 0,166 gram / 600 s = 0,0078 mL/gram s-1 Laju Metabolisme (15 menit) = Volume O2/ massa jangkrik/ waktu = 0,92mL / 0,166 gram / 900 s = 0,0062 mL/gram s-1

BelalangLaju Metabolisme (5 menit) = Volume O2/ massa belalang/ waktu = 0,58 mL / 0,121 gram / 300 s = 0,0160 mL/gram s-1 Laju Metabolisme (10 menit)= Volume O2/ massa belalang/ waktu = 1 mL / 0,121 gram / 600 s = 0,0138 mL/gram s-1 Laju Metabolisme (15 menit) = Volume O2/ massa belalang/ waktu = 1,02 mL / 0,121 gram / 900 s = 0,0094 mL/gram s-1Suhu DinginKecoaLaju Metabolisme (5 menit) = Volume O2/ massa kecoa/ waktu = 7,28 mL / 1,644 gram / 300 s = 0,0148 mL/gram s-1 Laju Metabolisme (10 menit)= Volume O2/ massa kecoa/ waktu = 2,78 mL / 1,644 gram / 600 s = 0,0028 mL/gram s-1 Laju Metabolisme (15 menit) = Volume O2/ massa kecoa/ waktu = 2,87 mL / 1,644 gram / 900 s = 0,0019 mL/gram s-1

JangkrikLaju Metabolisme (5 menit) = Volume O2/ massa jangkrik/ waktu = 3,58 mL / 0,243 gram / 300 s = 0,0491 mL/gram s-1 Laju Metabolisme (10 menit)= Volume O2/ massa jangkrik/ waktu = 3,87 mL / 0,243 gram / 600 s = 0,0265 mL/gram s-1 Laju Metabolisme (15 menit) = Volume O2/ massa jangkrik/ waktu = 3,91 mL / 0,243 gram / 900 s = 0,0178 mL/gram s-1BelalangLaju Metabolisme (5 menit) = Volume O2/ massa belalang/ waktu = 1,65 mL / 0,98 gram / 300 s = 0,0160 mL/gram s-1 Laju Metabolisme (10 menit)= Volume O2/ massa belalang/ waktu = 1,63 mL / 0,98 gram / 600 s = 0,0138 mL/gram s-1 Laju Metabolisme (15 menit) = Volume O2/ massa belalang/ waktu = 1,64 mL / 0,98 gram / 900 s = 0,0094 mL/gram s-1c. Pembahasan

Pada tabel hasil pengamatan di dapatkan data bahwa terdapat perbedan antara frekuensi respirasi, denyut jantung dan nadi pada saat objek dalam keadaa istirahat dan setelah melakukan aktifitas fisik. Aktifitas fisik pada objek akan menyebabkan peningkatan respirasi, denyut jantung, dan denyut nadi. Hal ini menandakan bahwa di dalam tubuh terjadi proses perombakan yang lebih cepat, sehingga akan meningkatkan kebutuhan O2, karena kebutuhannya meningkat tubuh memberi respon dengan cara memperbanyak intensitas pengambilan O2 lewat udara dengan cara bernafas. Sehingga akibatnya akan mempercepat aliran darah dan membuat intensitas denyut nadi dan jantung menjadi meningkat.Pada tabel hasil pengamatan beberapa jenis serangga, maka dapat diketahui bahwa belalang, kecoa dan jangkrik memiliki perbedaan dalam kebutuhan O2. Terlihat bawa masing-masing hewan memiliki laju metabolisme masing-masing, dan mengalami penurunan setiap 5 menitnya. Hasil ini tidak dapat dibandingkan antara laju metabolisme pada kecoa, jangkrik dan belalang. Berdasarkan literatur, hewan yang memiliki massa tubuh lebih besar cenderung akan memiliki tingkat laju metabolisme yang lebih besar pula. Namun, dari hasil percobaan ini hal itu tidak dapat dibuktikan, karena hanya menggunakan satu individu dari setiap serangga. Selain itu faktor suhu juga mempengaruhi proses pengambilan oksigen, perbandingan laju metabolisme hewan pada suhu ruang dan suhu dingin berbeda, pada suhu dingin mengalami peningkatan pengambilan oksigen yang akan berpengaruh pada laju metabolisme juga. Saat suhu diluar lebih dingin dibandingkan dengan suhu tubuh, maka tubuh akan segera meningkatkan proses metabolisme untuk menghasilkan energi, karena jika tidak, suhu tubuh akan turun drastis dan menghambat proses metabolisme.

Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi:1.) Jenis kelaminBelalang, jangkrik dan kecoa baik pada betina dan jantan memiliki kecepatan respirasi yang berbeda.2.) KetinggianKetinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.3.) Ketersediaan OksigenKetersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.4.) SuhuSerangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.5.) Berat TubuhHubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding lurus. Karena setiap makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar. Semakin berat serangga semakin cepat pergerakan larutan eosin pada pipa berskala, begitupun sebaliknya, semakin ringan serangga maka semakin lambat pergerakan larutan eosin pada pipa berskala. Ini artinya semakin berat tubuh serangga, akan semakin banyak membutuhkan oksigen sehingga akan semakin cepat pernapasannya. Sebaliknya, semakin ringan tubuh serangga akan semakin lambat respirasinya. Seperti halnya manusia apabila dia berbadan gemuk dia lebih banyak membutuhkan oksigen sehingga akan bernapas cepat.6.) Aktivitas: Semakin banyak aktivitas, semakin banyak respirasi yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan akibat banyaknya energi yang dibutuhkan.

Respirasi adalah proses reduksi, oksidasi, dan dekomposisi, baik menggunakan oksigen maupun tidak dari senyawa organik kompleks menjadi senyawa lebih sederhana dan dalam proses tersebut dibebaskan sejumlah energi. Respirasi terbagi atas 2 yaitu :a. Respirasi Aerob

Secara sederhana, respirasi yang satu ini diartikan sebagai sebuah reaksi katabolisme yang memerlukan suasana aerobic dengan demikian dalam prosesnya keberadaan oksigen sangat dibutuhkan. Hasil dari reaksi ini adalah energi dengan jumlah yang besar. Energi tersebut disimpan dalam bentuk energi kimiawi yang dikenal dengan kode ATP. Energi ATP ini akan digunakan oleh sel di dalam tubuh makhluk hidup untuk menunjang beberapa hal seperti pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan kegiatan lainnya. Secara sederhana, rumus yang menggambarkan respirasi aerob adalah C6H12 + 6O2 = 6CO2 + 6H20. Respirasi aerob ini dibagi ke dalam 3 tahapan, yang secara berturut-turut mencakup: 1. Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3. 2. Siklus krebs, yakni reaksi CoA atau molekul asetil yang akan menghasilkan oksalosetat dan juga asam sitrat. 3. Transpor electron, yakni reaksi reduksi atau oksidasi NADH2 dan molekul FADH2 yang pada akhirnya menghasilkan H2O juga energi berupa ATP. b. Respirasi AnaerobPernapasan yang tidak memerlukan O2. Respirasi yang satu ini terjadi pada bagian sitoplasma dan tujuannya untuk mengurai senyawa organik. Tidak seperti respirasi aerob, respirasi anaerob hanya menghasilkan sejumlah energi yang jauh lebih kecil yakni 2 ATP. Proses respirasi anaerob ini bisa dijumpai pada reaksi fermentasi juga pernapasan intra-molekul. Jika pada reaksi aerob, terdapat pembebasan CO2 juga H2O secara sempurna, maka pada respirasi anaerob glukosa dipecah secara tidak sempurna menjadi komponen H2O dan juga CO2. Pada respirasi anaerob ini pula , hodrogen bergabung bersama sejumlah komponen yakni asam piruvat, asetaldehida yang kemudian membentuk asam laktat juga etanol. Sementara itu pada respirasi aerob, hydrogen yang dibebaskan justru akan bergabung bersama dengan O2 dan pada akhirnya membentuk H2O.Terdapat perbedaan respirasi aerob dan anaerob bisa dilihat pada list berikut: Respirasi Aerob: Memerlukan oksigen, prosesnya terjadi di dalam matriks mitokondria, respirasi ini bertujuan untuk memecah senyawa organik ke an-organik, menghasilkan energi dalam jumlah yang besar yakni 36 ATP. Respirasi Anaerob: Tidak memerlukan kehadiran oksigen dalam prosesnya, berlangsung di dalam sitoplasma, tujuannya untuk mengurai senyawa organik, hasil akhirnya berupa energi tapi dalam jumlah yang sedikit yakni 2 ATP.

Hewan ektoterm merupakan hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitarnya. Perolehan panas pada hewan ektoterm tergantung pada berbagai sumber panas di lingkungna luarnya. Oleh karena itulah, merekan akan lebih aktive pada saat lingkungan sekitarnya hangat, karena metabolisme tubuhnya mengalami peningkatan, dan sebaliknya merek akan lebih pasif atau kekurangan energi pada saat musim dingin karena adanya penurunan metabolisme di dalam tubuhnya. Contoh hewan ektoterm adalah ikan, amphibi, dan reptil. Cara adaptasi hewan ektoterm terhadap suhu lingkungannya adalah sebagai berikut:1. Adaptasi terhadap suhu sangat panas, yaitu meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan, dan mengubah mesin metaboliknya agar bisa bekerja pada suhu tinggi.2. Adaptasi terhadap suhu sangat dingin, yaitu menambah zat terlarut ke dalam cairan tubuhnya untuk meningkatkan konsentrasi osmotiknya dan menambahkan protein (glikoprotein) anti beku ke dalam cairan tubuhnya.

Sedangkan hewan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari dalam tubuh, sebagai hasil dari proses metabolisme sel tubuh. Suhu tubuh endoterm dipertahankan agar tetap konstan, walaupun suhu lingkungannya selalu berubah . Hewan endoterm meliputi burung dan mamalia. Cara adaptasi hewan endoterm terhadap lingkungannya adalah sebagai berikut:1. Cara yang dilakukan hewan endoterm untuk meningkatkan pelepasan panas karena suhu tubuh terlalu tinggi, yaitu vasolidasi daerah perifer tubuh, berkeringat, menurunkan laju metabolisme, dan respon perilaku.2. Cara yang dilakukan hewan endoterm untuk mempertahankan/ meningkatkan produksi panas karena suhu tubuhnya terlalu rendah, yaitu vasokonstriksi, menegakkan rambut, menggigil, meningkatkan laju metabolisme, respon perilaku.IV. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Respirasi adalah merupakan salah satu dari kegiatan metabolisme.2. Jenis kelamin dan kegiatan fisik mempengaruhi frekuensi respirasi, denyut jantung dan nadi.3. Berat massa dan suhu mempengaruhi laju metabolisme.4. KOH berfungsi sebagai penangkap H2O dan CO2 didalam respirometer.5. Laju metabolisme pada jangkrik, kecoa dan belalang berbeda.6. Laju metabolisme pada suhu dingin lebih tinggi dari pada suhu ruang.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2005. Biologi Jilid 3. Jakarta : Erlangga.Tobin, A.J. 2005. Asking About Life. Thomson Brooks/Cole. Canada.Hadisumarto, Suharyono.1986.Buku Materi Pokok Biologi II. Universitas Terbuka.Jakarata.Hadisumarto. S, Mutiarti. T dan Christiani. 1986. Buku Materi Pokok Biologi II. Universitas Terbuka.Jakarta. Santoso.Dwi.2012. Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Pernafasan. http://www.materisekolah.com/faktor-yang-mempengaruhi-frekuensi-pernapasan/#ixzz2QXLRhJ1P . Diakses pada tanggal 23 April 2015.Waluyo. Joko. 2007. Biologi Dasar. Universitas Jember.Jember. Waluyo. Joko.2010. Biologi Umum. Universitas jember.Jember.

LAMPIRAN