mesin uap

21
I. TATA CARA MENDAPATKAN IDZIN PEMAKAIAN ATAU PENGGUNAAN PESAWAT UAP. Dalam pasal 6 ayat (1) Undang-undang Uap 1930 telah ditetapkan bahwa “adalah dilarang untuk menjalankan atau menggunakan sesuatu pesawat uap dengan tidak mempunyai idzin untuknya yang diberikan oleh Direktur Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jadi jelas bahwa pemakaian pesawat uap tanpa idzin yang sah adalah suatu pelanggaran dan dapat diajukan ke Pengadilan. Untuk memperoleh idzin pemakaian dimaksud, calon pemakai berkewajiban mengajukan Surat Permohonan (bentuk 6) kepada Direktur Direktorat Pembinaan Norma- norma Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja melalui Kantor Ditjen Banalindung setempat. Pada surat permohonan tersebut harus disertai lampiran-lampiran yang diperlukan a.1 : - gambar konstruksi yang lengkap dan jelas - sertipikat bahan - keterangan-keterangan lain yang dibuat oleh pabrik atau instansi pemeriksa. (Lihat Instruksi no. 4 surat No. 29/G.3/P.D. tanggal 21 Desember 1951) Selanjutnya pegawai Pengawas keselamatan kerja dari kantor Direktoriat jenderal pembinaan hubungan perburuhan dan perlindungan tenaga kerja setempat harus melakukan hal-hal sebagai berikut : Melakukan pemeriksaan dan pengujian atas pesawat uap dengan langka-langkah : a. memeriksa surat permohonan b. memeriksa gambar konstruksi pesawat uap c. memeriksa sertipikat atas bahan, las-lasan dan keterangan-keterangan lainnya yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat/inspektur Pemeriksa pembuatan. d. Menghitung kekuatan konstruksinya. e. Mengadakan pemeriksaan secara visual atas bagian-bagian pesawat uap dan alat-alat perlengkapannya (appendages) serta mengadakan pengukuran- pengukuran untuk dicocokkan dengan gambarnya.

Upload: tustus

Post on 03-Jul-2015

1.042 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: MESIN UAP

I. TATA CARA MENDAPATKAN IDZIN PEMAKAIAN ATAU PENGGUNAAN PESAWAT UAP.

Dalam pasal 6 ayat (1) Undang-undang Uap 1930 telah ditetapkan bahwa “adalah

dilarang untuk menjalankan atau menggunakan sesuatu pesawat uap dengan tidak

mempunyai idzin untuknya yang diberikan oleh Direktur Pembinaan Norma-norma

Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.

Jadi jelas bahwa pemakaian pesawat uap tanpa idzin yang sah adalah suatu

pelanggaran dan dapat diajukan ke Pengadilan.

Untuk memperoleh idzin pemakaian dimaksud, calon pemakai berkewajiban

mengajukan Surat Permohonan (bentuk 6) kepada Direktur Direktorat Pembinaan Norma-

norma Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja melalui Kantor

Ditjen Banalindung setempat.

Pada surat permohonan tersebut harus disertai lampiran-lampiran yang diperlukan

a.1 :

- gambar konstruksi yang lengkap dan jelas

- sertipikat bahan

- keterangan-keterangan lain yang dibuat oleh pabrik atau instansi pemeriksa.

(Lihat Instruksi no. 4 surat No. 29/G.3/P.D. tanggal 21 Desember 1951)

Selanjutnya pegawai Pengawas keselamatan kerja dari kantor Direktoriat jenderal

pembinaan hubungan perburuhan dan perlindungan tenaga kerja setempat harus melakukan

hal-hal sebagai berikut :

Melakukan pemeriksaan dan pengujian atas pesawat uap dengan langka-langkah :

a. memeriksa surat permohonan

b. memeriksa gambar konstruksi pesawat uap

c. memeriksa sertipikat atas bahan, las-lasan dan keterangan-keterangan lainnya

yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat/inspektur Pemeriksa pembuatan.

d. Menghitung kekuatan konstruksinya.

e. Mengadakan pemeriksaan secara visual atas bagian-bagian pesawat uap dan

alat-alat perlengkapannya (appendages) serta mengadakan pengukuran-

pengukuran untuk dicocokkan dengan gambarnya.

Page 2: MESIN UAP

f. Bila hal-hal tersebut pada (b) dan (c) sesuai dengan hal-hal pada (e) dan hal

pada (d) memenuhi persyaratan kemudian pesawat uapnya diuji baik dengan air

dingin maupun dengan uap dan dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas harus dibuatkan bentuk 9/9a.

Bila dari pemeriksaan maupun pengujian berhasil baik maka idzin sementara dari

pesawat uap dapat diberikan (Pasal 30 Peraturan Uap 1930).

Kedua

Mengadakan pemeriksaan atau pengecekan terhadap air yang akan dipakai untuk

pengisi pesawat uap; apakah sudah diadakan pemeriksaan atau belum.

Selanjutnya tembusan Idzin Sementara dan bentuk 9/9a dikirimkan kepada

Direktorat Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan dan

Kesehatan Kerja melalui Kantor Wilayah Direktoriat jenderal pembinaan hubungan

perburuhan dan perlindungan tenaga kerja setempat dengan melampirkan.

- bentuk 9/9a

- surat permohonan

- gambar konstruksinya

- sertipikat bahan

- perrhitngan-perhitungan

- keterangan-keterangan lainnya yang dipandang perlu.

Hal ini dimaksudkan untuk pembuatan Akte Idzin dari pesawat uap yang

bersangkutan.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan oleh calon pemakai adalah sebagai berikut :

a. – membayar Retribusi sesuai dengan peraturan yang berlaku

b. – menyediakan perlengkapan atau alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan atau

pengajuan (Pasal 17 Undang-undang Uap), termasuk ketelpak,

- menyediakan tenaga kerja untuk membantu pegawai Pengawas Keselamatan

Kerja yang memeriksa,

- supaya menyediakan kamar ganti pakaian atau kamar cuci dan alat-alat

pembersih diri dengan air yang cukup,

c. – memberikan penjelasan atas semua hal yang diperlukan oleh pegawai Pengawas

Keselamatan Kerja (Pasal 15 – Undang-undang Uap),

Page 3: MESIN UAP

d. – Idzin Sementara atau Akte Idzin yang telah diberikan harus disimpan sebaik-

baiknya dan menyediakannya bila sewaktu-waktu diminta oleh pegawai

Pengawas Keselamatan Kerja yang berwenang.

e. – mentaati semua syarat yang diberikan oleh pegawai Pengawas Keselamatan Kerja

yang memeriksa.

Demikianlah sedikit uraian/penjelasan tentang pemakaian pesawat uap yang perlu

diketahui bersama dan selanjutnya akan ditingkatkan pada uraian tentang pemeriksaan dan

pengujian pesawat uap.

II. PEMERIKSAAN PESAWAT UAP Sebelum membicarakan masalah/pemeriksaan maupun pengujian pesawat uap

perlu dikemukakan beberapa istilah yang dipakai dalam pedoman ini.

ISTILAH

Pesawat uap

“Pesawat uap adalah ketel uap dan alat-alat lainnya yang dengan peraturan pemerintah

ditetapkan; langsung atau tidak langsung bersambung atau disambungkan dengan suatu

ketel uap dan diperuntukkan bekerja dengan tekanan lebih besar dari tekanan udara”.

Ketel uap

Ketel uap adalah suatu pesawat uap dibuat guna menghasilkan uap yang dipergunkan

diluar pesawat.

Catatan :

Pada kebanyakan ketel uap, dalam pesawatnya masih jelas terlihat batas antara air dan uap.

Tetapi pada ketel-ketel uap khusus yang bagian-bagiannya sebagian besar terdiri dari pipa

yang umumnya berbentuk pegas sekerup (ketel uap jenis coil), tidak terlihat lagi batas

antara uap dan air, karena air yang masuk dalam pesawatnya langsung berubah menjadi

uap dan uapnya langsung dikeluarkan dari pesawatnya. Untuk ketel jenis ini perlu alat

pengaman khusus.

Pesawat uap selain ketel uap

Pesawat uap selain ketel uap adalah pesawat-pesawat uap yang tersambung atau

dihubungkan langsung maupun tidak langsung dengan ketel uap.

Page 4: MESIN UAP

Dalam penggunaannya untuk suatu proses produksi tertentu, pesawat atau alat tersebut

menggunakan atau dialiri oleh uap dari ketel uap yang tekanannya lebih tinggi dari pada

tekanan udara luar.

Pesawat-pesawat dimaksud sebagaimana dijelaskan dalam pasal 2 Peraturan Uap 1930,

meliputi :

a. – Pemanas air

b. – pengering uap,

c. – Penguap,

d. – Bejana uap.

Termasuk disini adalah pipa-pipa penyalur uap yang diameter dalamnya lebih besar atau

sama dengan 450 mm.

Dewasa ini telah banyak terdapat pemanas air yang tidak sesuai dengan pemanas air

sebagaimana dimaksud dalam peraturan uap 1930, karena airnya bukan untukpengisi ketel

uap. Namun demikian pemanas air tersebut tetap harus diawasi oleh para pengawas

keselamatan kerja karena pesawat tersebut

Bertekanan dan dalam pesawat terjadi proses pembakaran.

Perlu dikemukakan disini bahwa ada pula ketel uap bekas yang dipakai untuk memanasi

air tapi dalam keadaan terbuka (Ruangan uap berhubungan dengan udara luar) sehingga tak

mungkin terjadi tekanan. Hal ini terdapat di salah satu pabrik tahu yang untuk proses

produksinya hanya membutuhkan air panas (bukan uap).

Ketel uap bekas semacam ini dianggap sebagai pemanas air tanpa tekanan dan tidak perlu

memiliki Akte Idzin.

Namun demikian syarat-syarat keselamatan kerja tetap harus diperhatikan karena adanya

air panas.

Demikianlah hal-hal yang perlu diketahui dan selanjutnya akan diuraikan tentang

pemeriksaan dan pengujian pesawat uap secara lebih terperinci.

Pemeriksaan pesawat uap dapat digolongkan dalam 3 kelompok :

A. – Pemeriksaan Pertama

B. – Pemeriksaan Berkala

C. – Pemeriksaan Khusus

A. – Pemeriksaan Pertama

Page 5: MESIN UAP

Pemeriksaan Pertama adalah pemeriksaan pesawat uap dengan tujuan mencari data-data

lengkap mengenai kekuatan konstruksi dari ketel uap tersebut guna mendapatkan kepastian

apakah ketel uap tersebut mampu bekerja dengan baik pada tekanan kerja yang siinginkan.

Pemeriksaan semacam ini harus dilaksanakan terhadap :

a. – pesawat uap baru

b. – pesawat uap lama yang tak dikenal identitasnya dan akan dipakai kembali

Pemeriksaan ini didasarkan atas surat permohonan dari calon pemakai yang bertujuan

untuk mendapatkan Akte idzin atau Idzin Sementara.

Pegawai Pengawas selain memerlukan, meneliti tentang keadaan pesawat yang

bersangkutan , ia harus pula mengisi bentuk 9 atau 9a dengan maksud sebagai laporan atau

berita acara pemeriksaan atas pesawat yang bersangkutan serta menanda tangani sebagai

dasar untuk menerbitkan idzin Sementara bagi pesawat uap yang diperiksa.

A1. Pemeriksaan Pertama terhadap pemasangan Pesawat uap.

Bagi ketel-ketel uap yang bagian-bagiannya tidak terpisah (jenis package Boiler) hal

ini tidak menjadi masalah. Tetapi untuk ketel-ketel uap jenis pipa air yang pada umumnya

pada bagian-bagian tertentu harus dilas di tempat pemasangan atau pembuatan pesawat-

pesawat uap dalam negeri perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Harus mengajukan permohonan pengesahan gambar rencananya kepada

Direkur Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja & Hygiene

Perusahaan dan Kesehatan Kerja.

b. Juru las yang melaksanakan pengelasan harus yang telah memiliki sertipikat

yang dikeluarkan oleh Instansi berwenang dan disahkan oleh Direktorat

Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan dan

Kesehatan Kerja dan bagi yang dari luar negeri harus menunjukkan

sertipikat las dari Negara asalnya dengan ketentuan, baik yang dari luar

maupun dalam negeri belum dilampaui batas berlakunya. Ketentuan ini

berlaku bagi juru las listrik dan oxyacetylene (las karbit).

c. Elektroda las, yang dipakai untuk mengelas harus dari jenis yang telah

disahkan oleh Direktorat Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja &

Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja dan dalam hal pemakaian

Page 6: MESIN UAP

disesuaikan dengan bahan atau pelat yang akan dilas. (Lihat Surat Edaran

No. 22/U dan No. 90/U).

d. Las-lasan harus diadakan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan pada

pengesahan gambar rencananya. Pemeriksaan las-lasan pada pesawat

uapnya dilakukan secara tak merusak (NDT) dengan menggunakan X-Ray,

pesawat Ultrasonik, dye check, magnatest- magnatest dan lain-lain terhadap

:

- Seluruh las-lasan pada badan pesawat buatan dalam negeri

- Las-lasan bagian-bagian dari pesawat uap buatan luar negeri yang masih

diragukan, misalnya yang tidak ada sertipikatnya, belim dikenal pabrik

pembuatnya. Pemeriksaan las-lasan pada suatu pesawat uap dan bagian-bagian

yang dipandang perlu menurut pemeriksa berkisar antara 5% - 100% “menurut

penetapan Direktur berdasarkan keadaan las-lasan.

- Sesuai dengan ketentuan pemeriksaan tersebut perlu disertai pengujian secara

destruktip (merusak, misalnya : pemeriksaan percobaan las sejalan atau las

posisi, dll)

A2. Pemeriksaan Pesawat uap disesuaikan dengan gambar rencana dan perhitungan

kekuatan konstruksinya.

Pada pemeriksaan ini diadakan pengukuran bagian-bagian pesawat uap untuk

disesuaikan dengan gambar rencana yang telah disyahkan. (seperti halnya diameter

tebal pelat badan, pipa-pipa, dan lain-lain)

Mengenai perhitungan konstruksinya didasarkan pada gambar rencana, tekanan kerja

maximum dan sertipikat bahannya dengan menggunakan ketentuan dari Dasar-dasar

penilaian pesawat uap dan Bejana tekanan tahun 1955 dengan dibantu Grondslagen

terbitan tahun 1973, untuk hal-hal tertentu dapat dipakai grondslagen tahun 1946 (Pasal 10

ayat (2) Undang-undang Uap 1930).

Mengenai perhitungan yang dibuat oleh pabrik pembuat, untuk sementara dinilai sebagai

pembanding.

Bagi pesawat yang sama sekali tidak diketahui Riwayatnya atau tidak memiliki sertipikat

bahan, bila keadaannya memungkinkan dapat diambil pelat contoh Penyelidikan Bahan

sebagai penganti sertipikat bahan.

Yang dimaksud dengan ‘keadaan memungkinkan’ ialah :

Page 7: MESIN UAP

a. bila ketel tersebut tidak terdapat bekas lobang Penyelidikan Bahan.

b. Bila terdapat lobang Penyelidikan Bahan yang disertai penjelasan maupun tidak,

pada ketel uap tidak terdapat tanda pengapkiran.

Bila dijumpai ketel uap terdapat lebih dari 2 lobang penyelidikan bahan tanpa ada

keterangan-keterangan mengenai hasil, harus diapkir karena sangat meragukan.

A3. Pemeriksaan setelah pemasangan

a. - Pemeriksaan luar

Pemeriksaan tersebut secara visual pada bagian sisi luar atau sisi api yang

meliputi :

1. Pemeriksaan sisi luar pelat badan khusus untuk ketel pipa air pemeriksaan sisi luar

pipi-pipinya.

2. Pemeriksaan las-lasan atau kelingannya.

3. Untuk ketel-ketel pipa api memeriksa rol-rolan atau las-lasan pipa api pada pelat

pipa serta sisi dalam pipa api.

4. Pemeriksaan penyangga atau fondasi dengan catatan las-lasan penyangga tidak

boleh terkena las-lasan yang penting pada ketel uap, dengan syarat :

- pemeriksaan tanggal bila diperlukan.

- pipa-pipa penyalur uap buangan dari tingkap pengaman.

- Dan lain-lain yang dianggap perlu.

b. – Pemeriksaan dalam.

Pemeriksaan secara visual pada bagian sisi air, yang meliputi pemeriksaan

terhadap :

- Keadaan sisi dalam pelat badan dan khusus untuk pipa api sisi dalam dari pipa-

pipanya.

- Keadaan sambungan las-lasan atau kelingan

- Memeriksa rol-rolan atau sambungan las-lasan pada pemasangan pipa air,

khusus untuk ketel pipa air.

- Memeriksa bagian-bagian penghubung, yang berkaitan dengan sistim

pengamannya.

- Hal-hal yang dianggap perlu.

c. – Pemeriksaan alat-alat perlengkapan

Diadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran mengenai :

Page 8: MESIN UAP

- Jenis atau jumlah dan ukurannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

- Cara atau letak pemasangannya.

- Tanda-tanda batas penunjukkan yang harus ada sesuai dengan peraturan antara

lain : batas air terendah, tekanan tertinggi yang diijinkan.

Walaupun dalam peraturan belum diatur mengenai adanya uap induk, tapi pada

tiap ketel uap harus diperlengkapi dengan kerangan uap induk, kecuali sejak

perencanaan semula sesuai dengan penggunaannya tidak diperlukan keran uap

induk tersebut.

A3. Pengujian padat dengan air dingin.

a. – Persiapan untuk pemadatan

Untuk pemadatan lazimnya dipakai air dingin dan diisikan pada pesawatnya

sampai Saluran Tingkap pengaman yang berhubungan dengan pesawatnya harus diberi

plendes mati, sehingga tingkap pengaman bebas tekanan padat.

Pengertian tentang pengisian air ke dalam pesawat sampai penuh adalah air

yang diisikan harus sampai memenuhi seluruh ruang hingga airnya keluar melalui

lobang yang letaknya di bagian tertinggi dari pesawat uapnya; dengan kata lain tidak

boleh ada bantalan udara di dalam pesawat uapnya.

Tindakan lain untuk menggantikan fungsi plendes mati, dengan cara memberi pasak,

mengencangkan baut yang menekan pegas dapat merusak kedudukan tingkap maupun

melemahkan pegas oleh karena itu tidak dibenarkan untuk dilakukan.

Pengujian padat dengan air dingin ini dilakukan sebagai berikut :

a. tekanan kerja kurang atau sama dengan 5 kg maka : Tekanan pengujian = 2 x

tekanan kerja.

b. tekanan kerja lebih besar dari 5 kg, lebih kecil dari 10 kg, maka : Tekanan

Pengujian = 1,5 x tekanan kerja.

Untuk pengujian pesawat dengan air dingin harus disiapkan :

- pompa tekan yang memnuhi syarat

- tenaga pembantu (orang)

- dan lain-lain

b. – Cara pemadatan.

Pemadatan harus dilakukan secara bertahap (berangsur-angsur) kenaikan tekanan dari pada

pemadatan tersebut harus sedemikian rupa sehingga dapat memberi kesempatan

Page 9: MESIN UAP

mengembangnya bagian-bagian pesawat uap itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan (Retak atau bocor akibat pengembangan bagian ketel mendadak akibat

kenaikan tekanan mendadak).

Penekanan hendaknya dilakukan secara perlahan-lahan dan kenaikan tekanannya dibuat

secara bertahap.

Pertama ditekan secara pelan-pelan sampai 10% dari tekanan kerjanya.

Tahap berikutnya ditekan secara pelan-pelan sampai 20% dari tekanan kerjanya.

Begitu seterusnya sampai mencapai tekanan pengujian (kenaikan tiap tahap 10% p kerja).

Penekanan pada tekanan pengujian dilakukan tidak terlalu lama dengan catatan cukup

untuk mengadakan pemeriksaan tentang ada tidaknya bocoran atau perubahan bentuk.

Setelah pemeriksaan tersebut selesai kenaikan tekanan diturunkan secara pelan-pelan

dengan kecepatan 5 kg/cm2/menit maximum.

A5. Percobaan dengan tekanan uap

Percobaan ini bermaksud untuk mengetahui kemampuan kerja dari tingkap pengamannya

disesuaikan dengan maksud pemakaian, dengan tidak melebihi tekanan yang diijinkan.

Percobaan ini dilakukan pada setiap :

1. penggantian tingkap-tingkap pengaman.

2. pemakaian tingkap pengaman dengan muatan pegas.

3. tingkap-tingkap pengaman yang bekerjanya diragukan.

4. penggantian jenis bahan baker

5. setiap pesawat-pesawat uap dilengkapi dengan alat-alat otomatis.

Guna menjamin keyakinan pemeriksaan dan pengujian serta keadaan konstruksi lengkap

pesawat uapnya, maka percobaan uap diperlukan pula setiap pesawat uapnya dirakit,

direparasi, dibersihkan peralatan/pengontrolannya.

a. Persiapan

Karena pada percobaan ini pada hakekatnya pesawat uap sudah mulai jalan (dipasang api

penuh dan terjadi tekanan dalam pesawatnya) maka sebelum percobaan ini dilakukan harus

ada ijin tertulis dari pegawai Pengawas Keselamatan Kerja yang memeriksa yang

menyatakan bahwa pesawat uap tersebut diijinkan untuk diadakan percobaan dengan

tekanan uap.

Pemanasan pendahuluan

Page 10: MESIN UAP

Mula-mula diadakan pemanasan pendahuluan tanpa tekanan uap (hati-hati untuk ketel uap

baru terutama ketel uap pipa air yang dilas ditempat ataupun setelah direparasi); hal ini

dimaksud agar penyebaran suhu dapat merata hingga pemuaian bahanpun dapat merata

tidak ada kejutan-kejutan tegangan bahan.

Harus diingat pula bahwa udara di dalam ketel uapnya harus dibuang hingga di ruang uap

hanya terdapat uap saja (100% uap). Lazimnya untuk mudahnya, setelah udara di dalam

ruang uap habis dan tinggal uapnya, ketel uap tersebut dapat dikatakan secara continue

memproduksi uap sebab api menyala terus.

Dalam pemanasan ini suhu air harus diatur dengan kecepatan kanaikan suhu 550 C/Jam.

Lama pemanasan minimal 4 x periode pembuatan uap. (Periode pembuatan uap ialah

waktu yang diperlukan untuk membuat uap dari 0 kg/cm2 sampai p kerja yang diijinkan

secara normal)

Dengan ketentuan semua saluran uap dibuka. Khusus untuk ketel-ketel uap jenis ketel

bouiller sekurang-kurangnya 4 x 24 jam. Bagi ketel-ketel uap modern hrap mengikuti buku

petunjuk dari pabrik pembuatnya.

b. – Jalannya percobaan uap

b.1 pengopakan mula selalu dilakukan pelan-pelan, dan tidak boleh terjadi

kenaikan tekanan yang melonjak secara mendadak.

b.2 Kenaikan atau peningkatan tekanan uap harus diatur sedemikian rupa

sehingga kenaikan suhu uapnya tidak melebihi 550 C tiap jam. Untuk

melihat besarnya suhu harus dilihat dari tekanan kerjanya (lihat table uap).

Bila lebih, berarti membuat gejolak tekanannya pada waktu tingkap

bergerak naik turun. Dalam keadaaan demikian, berbahaya untuk konstruksi

ketel.

b.3. pada saat percobaan atau pengujian dengan tekanan uap, tingkap-tingkap

pengaman harus membuka tepat pada tekanan kerja yang diijinkan dan

tekanan tidak boleh naik lebih dari 10% tekanan kerja yang diijinkan dalam

waktu 15 menit.

Sedangkan pada waktu tingkap menutup, tekanan tidak boleh kurang dari

6% tekanan kerja yang diijinkan.

Pipa pembuang uap, ujung pipa harus berada di luar ruangan kerja atau

dibuang ke udara luar.

Page 11: MESIN UAP

b.4. percobaan uap pada ketel-ketel uap yang berproduksi cepat dan otomatis.

Percobaan uap semacam ini sudah sukar dilaksanakan sehingga dapat

dipakai buku petunjuk dari pabrik pembuatnya sebagai pedoman cara-cara

pelaksanaan pemanasan maupun percobaan uapnya. Bagi ketel-ketel uap

dengan tekanan lebih besar daripada 70 kg/cm2, tingkap pengamannya

dapat dibebaskan dari penyetelan tingkapnya sewaktu percobaan uap harus

lebih berhati-hati.

Untuk itu tingkap pengaman tersebut haru memiliki sertipikat dan diyakini

bahwa tingkap pengaman yang dimaksudkan dapat bekerja dengan aman.

Pemeriksaan menyeluruh pada waktu percobaan uap perlu diperhatikan a.1:

batasan-batasan, lobang, pipa pengisi, blow down, pipa-pipa, tingkap-

tingkap, pompa-pompa, alat-alat pengopak termasuk peralatan lorong asap

dan sebagainya.

Penjagaan

Agar diberitahukan kepada orang-orang disekelilingnya (lingkungan pabrik) tentang akan

diadakan percobaan uap dan orang-orang yang tidak berkepentingan dilarang berada di

ruangan ketel uap dan daerah-daerah yang dianggap berbahaya.

Bagi ketel uap dengan tekanan kurang 70 kg/cm2, dapat ditunjuk sesorang yang ditugaskan

untuk menjaga keran uap induk dan membuka keran tersebut bila diperlukan.

B. Pemeriksaan Berkala

Pemeriksaan berkala adalah pemeriksaan pesawat uap untuk mendapatkan data-data

apakah ketel uap dan alat-alat mengalami kelainan atau tidak selama pemakaian dalam

jangka waktu tertentu.

Sebelum pemeriksaan ini dilakukan pemeriksa harus meneliti dahulu catatan-catatan dalam

Akte Idzinnya untuk mengetahu syarat-syarat yang telah diberikan dan sampai dimana

pelaksanaannya.

a. – Pemeriksaan lua

- Pemeriksa secara visual bagian luar atau sisi api pesawat uap dengan maksud

untuk meneliti keadaan dinding-dinding atau pelat-pelatnya, pipa-pipa,

sambungan-sambungan (las atau kelingan) rol-rolan, sambungan lasnya dan

Page 12: MESIN UAP

sebagainya mungkin terjadi capuk-capuk akibat korosi maupun aus dimakan api

dan sebagainya.

- Sebelum pemeriksaan tersebut dilakukan semua abu, jelaga dan kotoran lainnya

harus dibersihkan dan dikeluarkan dari dalam pesawat uapnya sehingga dinding

pipa-pipa maupun sambungannya benar-benar bebas dari kotoran.

- Dalam pemeriksaan ini yang harus diperhatikan terutama di bagian lorong atau

dapur api maupun kamar nyala dan sebagainya.

Yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan luar ;

- adanya perubahan warna pada pelat pesawat uap termasuk bagian-bagiannya.

- Lenturan- lenturan atau perubahan-perubahan bentuk.

- Batu-batu tahan api yang retak atau rontok.

- Korosi dan erosi yang mungkin terjadi

- Kedudukan pesawat uapnya sesuai dengan bentuk aslinya.

b. Pemeriksaan dalam

Pemeriksaan secara visual bagian dalam/sisi air dari pesawat uap dengan

maksud untuk meneliti keadaan dinding-dinding, pelat-pelat, pipa-pipa,

sambungan-sambungan (las atau kelingan), rol-rolan atau las-lasan pipa,

mungkin terjadi penepisan pada pelat badan dan bagian-bagian lainnya

terbentuk bersama-sama kerak-kerak ketel maupun terdapat capuk-capuk akibat

korosi.

Pada pemeriksaan ini harus diperhatikan : pipa panjang, pipa api, pipa air, baut-

baut atau batang tunjung dan penguat lainnya, mungkin terjadi bengkokan,

lenturan, putus, penipisan, retak dan lain sebagainya.

c. Pemeriksaan alat-alat perlengkapan (appendages)

- semua alat perlengkapan perlu diilepas dari pesawat uapnya dan diteliti apakah

bagian-bagiannya masih baik (tidak pecah, tidak tersumbat, ulirnya tidak rusak,

alat bagiannya baik dan sebagainya).

- Pedoman tekanan (manometer) harus ditera.

- Penggantian atas alat-alat perlengkapan harus diberitahukan kepada Pengawas

Keselamatan kerja yang memeriksa untuk diuji kebaikannya.

Page 13: MESIN UAP

- Khusus untuk drop leleh timahnya harus diganti 1 tahun sekali tidak tergantung

pada pemeriksaan berkala.

Setelah diadakan revisi, service terhadap alat-alat pesawat uap, maka alat-alat

tersebut harus diletakkan secara teratur pada suatu tempat yang memungkinkan

pengawas keselamatan kerja dapat memeriksa alat-alat tersebut dengan mudah dan

teliti.

Pengujian pada pemeriksaan berkala, persiapan-persiapan maupun cara

pengujiannya seperti pada ayat 3 dan 4 paragraph II dengan ketentuan besarnya

tekanan-tekanan pengujian sama dengan PU = tekanan kerja ditambah max. 3 kg.

CATATAN : Hasil pemeriksaan dan pengujian serta syarat-syarat yang diberikan

harus ditulis dalam Akte Idzinnya dan dilaporkan pada Direktur

Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan

dan Kesehatan Kerja dengan bentuk 10.

C. PEMERIKSAAN KHUSUS

Pemeriksaan khusus disini adalah pemeriksaan yang sifatnya insidentil antara lai :

1. – Penelitian Bahan, karena ketel uap telah mencapai 35 tahu.

2. – Pemeriksaan ketel-ketel uap usia 65 tahun ke atas.

3. – Pesawat uap yang direparasi.

4. – Pelat baru atau penambal.

5. – Pemeriksaan-pemeriksaan bagian-bagian ketel uap yang tertutup salut atau

tembokan.

6. – Terbakar atau cacat.

7. – Kapalnya tenggelam (ketel uap kapal).

8. – Pemeriksaan-pemeriksaan yang ada hubungannya dengan Keselamatan kerja.

9. – Pesawat uap diawetkan atau tidak diperlukan Akte Idzin.

C.1. Penyelidikan Bahan (P.B)

a. Penyelidikan Bahan ini berlaku bagi :

- ketel uap yang telah dipakai dan telah berumur 35 tahun terhitung muali

tahun pembuatannya.

- pesawat uap yang tidak memiliki sertipikat bahan (sebagai penganti sertipikat

bahan).

Page 14: MESIN UAP

- pelat-pelat atau pipa-pipa atau batang-batang tanjung atau paku-paku keeling

yang akan dipakai untuk pembuatan atau reparasi pesawat uap yang tidak

memiliki sertipikat.

- lain-lain sesuai dengan pertimbangan tehnis.

b. Ukuran bahan coba yang akan dimiliki

- Untuk ketel uap atau pesawat uap

Tempatnya tertentu sehingga tidak membuat pelemahan konstruksi dengan

diameter bersih dari pelat coba minimum 100 mm s/d lebih besar 120 mm.

Pengambilan harus dengan cara dingin dengan cara boor (lihat S.E. No.

62/U).

- Untuk pipa

Diambil contoh sepanjang 1 meter untuk jenis atau ukuran diameter.

- Untuk pelat bahan ketel uap

Diambil pada bagian kaki dan kepala menurut arah canai berukuran 200 x

200 mm untuk tiap tempat

- Untuk batang tunjang

Diambil 1 meter untuk tiap jenis atau ukuran diameter.

- Untuk paku keling

Diambil 12 untuk tiap jenis.

Prop leleh diambil 200 gram. Pengiriman ke Laboratorium Keselamatan

Kerja disertai Surat Keterangan yang berisi penjelasan pabrik pembuat prop

leleh tersebut.

C.2. Pemeriksaan Pesawat uap dengan tembokan dibongkar.

Pemeriksaan ini bermaksud untuk mengetahui keadaan bagian-bagian ketel uap

yang tertutup oleh tembok. Pemeriksaan dilakukan setelah dipakai selama 35 tahun

terhitung dari pemasangan tembokan tersebut.

Khususnya untuk ketel-ketel uap yang bekerja secara normal dan untuk ketel-ketel uap

dengan sambungan kelingan bilaman dipandang perlu sebagaian kelingannya supaya

dilepas dan diadakan pemeriksaan secara Non Destruktip Test. Pemeriksaan semacam

ini untuk yang kedua dilaksanakan tiap 30 tahun. Untuk pemeriksaan yang ketiga ada

Page 15: MESIN UAP

ketentuan-ketentuan khusus mengenai cara pemeriksaannya dan ketentuan-ketentuan

tersebut akan dikeluarkan dalam waktu dekat.

C.3. Pemeriksaan ketel-ketel uap berusia 65 tahun ke atas.

Pemeriksaan ketel-ketel uap yang dimaksud ialah yang berumur 65 tahun ke atas

dimana bahan atau pelat badannya masih baik (Berdasarkan hasil Penyelidikan Bahan

LANGSUNG). Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai dimana

keadaan dari bagian-bagian konstruksinya karena usianya sudah demikian tua. Disini

harus diperiksa secara menyeluruh mengenai : tebal pelat, keadaan sambungannya

(mungkin keretakan-keretakan di tempat kelingan bagian dalam) dan sebaginya.

Selain itu perlu dipikirkan pula keadaan Rondsel yang lain (bagi ketel yang terdiri dari

2 rondsel atau lebih) serta pron-pronnya.

Apakah bagian itu masih baik karena penyelidikan bahan yang menyatakan langsung

adalah dari satu rondsel tertentu.

C.4. Pemeriiksaan sebelum, sewaktu dan setelah reparasi penting pada pesawat uap.

Yang dimaksud dengan reparasi penting disini ialah suatu penggantian sebagian

dari bagian ketel uap yang utama misalnya menambah badan, pron, ganti bouilleur dan

sejenisnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam reparasi ini ialah :

- Untuk setiap reparasi penting harus diajukan terlebih dahulu permohonan rencana

reparasi kepada Direktur Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja &

Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja untuk pengesahannya.

Dalam pengajuan ini dengan sendirinya dilampiri sertipikat bahan yang

diperlukan.

- Mengenai ketentuan tentang Juru las, elektroda las, pemeriksaan alat-alat

perlengkapan adalah seperti yang telah dijelaskan di muka.

- Mengenai cara pengelasan, pemeriksaan las-lasan pada bagian yang direparasi

akan ditentukan dalam pengesahannya.

Setelah reparasi selesai harus diadakan pengujian padat dengan air dingin.

Besarnya tekanan padat seperti pada pemeriksaan periodic.

Page 16: MESIN UAP

Semua hasil pemeriksaan dan pengajuan harus di tulis dalam Akte Idzinnya dan

dilaporkan kepada Direktur Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja &

Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja melalui laporan bulanan bentuk 10.

C.5. Pemeriksaan Kemampuan Kerja Pesawat Uap dan Alat-alat Perlengkapannya.

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan sebenarnya atas

bekerjanya pesawat uap yang bersangkutan beserta alat-alat perlengkapannya pada

keadaan yang sebenarnya.

Pemeriksaan semacam ini lazimnya dilakukan pada saat pesawat uapnya

dijalankan yaitu :

a. – antara pemeriksaan pertama dan pemeriksaan periodic, atau

b. – antara pemeriksaan periodic dengan pemeriksaan periodic berikutnya,

atau

c. Segera setelah pesawatnya dijalankan, sehabis direparasi atau diganti

sebagian dari alat-alat pengamannya (appendagesnya). Pengecekan atau

pengujian dilakukan pada semua alat perlengkapan kecuali tingkap

pengaman.

D. MUTASI PESAWAT UAP

Mutasi berlaku bagi semua pesawat uap yang telah memiliki Akte Idzin yang oleh

karena sesuatu hal mengalami perubahan sehingga tidak cocok lagi dengan apa yang

tertulis dalam Akte Idzinnya (Pasal 47 ayat (1) Peraturan Uap). Mutasi tidak berlaku

bagi ketel uap darat tetap.

Untuk menangani hal tersebut di atas perlu dilaksanakan sebagai berikut :

1. Pemakaian atau orang/perusahaan yang namanya tercantum dalam Akte

Idzin berkewajiban melaporkan secara tertulis kepada Direktur Pembinaan

Norma-norma Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan dan Kesehatan

Kerja melalui Kanditjen Binalindung dan Kanwil Ditjen Binalindung

setempat apabila terjadi perubahan pesawat uapnya sehingga tidak sesuai

lagi dengan apa yang terlis dalam buku Akte Idzinnya missal perubahan

tempat, tekanan kerja dan lain-lain.

2. Bagi pesawat uap yang memiliki Akte Idzin dan dijual, maka calon pemakai

harus mengajukan permohonan tertulis bermaterai kepada Direktur

Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan dan

Page 17: MESIN UAP

Kesehatan Kerja melalui Kanditjen Binalindung dan Kanwil Ditjen

Binalindung setempat, agar Akte Idzinnya dibalik nama dengan nama

pemakai baru.

3. Calon pemakai tidak diperbolehkan menjalankan pesawat uapnya sebelum

mendapatkan ijin tertulis dari Pegawai Pengawas Keselamatan Kerja

setempat yang berwenang mengawasi pesawat uap setempat.

4. Pegawai Pengawas Keselamatan Kerja tersebut pada 3 hanya dapat

memberikan ijin tersebut pada calon pemakai setelah pesawatnya diperiksa

dan diuji dengan hasil baik.

Pemeriksaan harus dilaksanakan secara teliti dan menyeluruh baik pada

pesawat uap maupun alat perlengkapannya, hanya dalam pengujian dengan

air dingin harus mengikuti ketentuan pasal 44 ayat (1) Peraturan Uap 1930.

Dalam hal-hal tertentu Pegawai Pengawas tersebut dapat melakukan

ketentuan pasal 44 ayat (2) Peraturan uap 1930.

Page 18: MESIN UAP

III. AIR PENGISI KETEL UAP

Setiap sumber air mengandung zat-zat kimia yang berbeda tergantung pada struktur

geologi yang kontak dengan air itu.

Air yang dipakai untuk proses dalam industri harus memnuhi syarat kwalitas air sesuai

dengan penggunaannya. Karena pemakaian air yang tidak memnuhi syarat dapat

merugikan industri itu sendiri.

Air pengisi ketel uap yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan kerak-kerak ketel

yang mengganggu penghantaran panas. Hal ini menyebabkan pemborosan bahan baker dan

produksi uap. Juga zat-zat tertentu dapat menyebabkan dinding ketel uap menjadi korosi,

rapuh dan lemah yang dapat mengakibatkan peledakan.

1. SYARAT-SYARAT AIR PENGISI KETEL UAP.

A. Air pengisi ketel uap yang memenuhi syarat adalah air yang tidak merusak dinding

ketel uap pada temperature tinggi dan tekanan tertentu yaitu :

a. Air itu tidak boleh membentuk kerak/endapan pada dinding ketel saluran uap

dan lain-lain.

b. Air itu tidak boleh bersifat korosif.

c. Air itu tidak boleh menimbulkan proses-proses pembusaan, proming dan carry-

over.

d. Air itu tidak boleh menyebabkan dinding ketel menjadi rapuh (“caustic

embrittlement”).

B. Syarat-syarat kwalitas air pengisi ketel uap pada berbagai tekanan(“New Engineering

Water Works Association”).

C. Definis satuan :

a. ppm = part per million = mg/1

b. epm = aquivalen per million = aquivalenberatppm

c. GPG = Grains per US Gallen = GPG x 17,1 = ppm

d. Pounds per 1000 gallon = 1 b per 1000 gal x 12 = ppm

e. Gram per liter = g per liter : 1000 = ppm

Page 19: MESIN UAP

2. JENIS-JENIS KERAK KETEL UAP YANG DAPAT TIMBUL DAN

MEMBAHAYAKAN

- kerak karbonat (Ca CO3)

- kerak gipsa (Ca CO4)

- kerak silikat (Ca Sio3)

- kerak analciet (Na20 A12o2 4 Sio2 H2O)

- kerak Lumpur/endapan dan lain-lain.

3. CIRI-CIRI DARI JENIS KERAK YANG TERJADI PADA KETEL UAP.

a. kerak/endapan kalsium karbonat :

- keras dan padat.

- Kristalnya halus.

- Rapuh.

- Tidak larut dalam asam.

b. Kerak/endapan silikat :

- Keras seperti porselin.

- Rapuh.

- Tidak larut dalam asam.

c. Kerak/endapan analciet :

- Keras seperti porselin.

- Kristalnya lebih halus.

- Keraknya sangat padat dan rapuh.

- Melekat kuat sekali pada logam dinding ketel/pipa.

- Mempunyai daya hantar yang rendah sekali.

- Tidak larut dalam asam.

d. Kerak/endapan besi :

- Warna coklat kehitam-hitaman.

- Larut dalam asam.

Page 20: MESIN UAP

4. USAHA PENCEGAHAN TERHADAP AKIBAT-AKIBAT BURUK DARI

PEMAKAIAN AIR PADA PESAWAT UAP.

a. Usaha pencegahan terhadap timbulnya korosi :

- PH air tidak boleh terlampau rendah

- PH air harus disesuaikan dengan pemakaian atau kebutuhan tekanan kerja ; PH

serendah-rendahnya 7 dan setinggi-tingginya 10.

- Mengandung garam-garam magnesium chloride dan besi sulfat yang

disesuaikan dengan syarat kwalitas dari pengisi ketel.

- Menghindari/mengurangi gas-gas yang larut dalam air pengisi seperti Oksigen

dan karbon dioksida dan sebagainya.

- Menghindari terjadinya sirkulasi uap dan air yang kurang sempurna di dalam

ketelnya (design fault).

- Pemeliharaan ketelnya terutama bila ketelnya sedang tidak dipakai.

b. Usaha pencegahan terhadap timbulnya kerak :

- Melaksanakan pengolahan air yang baik sesuai dengan petunjuk yang diberikan

oleh Laboratorium.

- Hindari pemakaian air tanpa pengolahan lebih dahulu.

- Melaksanakan blow down secara sewaktu-waktu atau continue.

- Hindari adanya garam yang berbahaya dalam air pengisi ketelnya.

c. Usaha pencegahan terhadap timbulnya carry-over :

- Mengurangi zat-zat padat yang terlarut dalam air.

- Mengurangi gas-gas yang terlarut dalam air.

- Melaksanakan blow down.

d. Usaha pencegahan terhadap timbulnya caustic embrittlement :

- Hindari adanya rongga-rongga halus tempat las dan kelingan.

- Hindari terjadinya tegangan pada bahan ketel.

- Hindari konsentrasi larutan alkali yang terlamapu tinggi (75.000 – 500.000

ppm).

5. PEMERIKSAAN AIR PENGISI KETEL UAP.

Page 21: MESIN UAP

A. Cara pengambilan contoh air.

a. Bila contoh diambil dari air sungai, air sumur, bak penampungan :

1. Botol gelas atau polythene berleher sempit dengan isi minimal 2 liter yang

telah bersih dibilas dahulu dengan air yang akan diperiksa sampai 3 kali.

2. Kemudian dicelupkan tegak lurus dengan dasar botol di atas dan mulut

botol di bawah kurang lebih 30 cm di bawah permukaan air.

3. Botol diputar sedikit sehingga leher agak ke atas dan lubang botol diarahkan

ke arah sumber aliran air, bila tidak ada aliran maka botol didorong secara

horizontal ke depan.

4. Botol harus diisi sampai penuh, lalu diangkat secepatnya ke atas dan segera

ditutup. Amankan tutupnya dengan plastic.

5. Kemudian botol diberi label yang bertuliskan :

- “Air pengisi Pesawat Uap”

- Nama Pabrik.

- Tanggal pengambilan

B. Cara pengiriman contoh air.

Pada waktu pengiriman contoh air diusahakan dalam keadaan dingin. Contoh air harus

segera dikirim ke Laboratorium untuk diperiksa.

Pengiriman harus disertai keterangan yang menerangkan.

1. Temperatur air pengisi pada saat pengambilan.

2. Sumber air yang dipakai untuk air pengisi ketel uap.

3. Umur ketel uap.

4. Tekanan kerja ketel uap.

5. Dilakukan/tidak dilakukan pengolahan/penambahan zat kimia terhadap air pengisi

ketel uap.

6. Nama (jabatan dan tanda tangan pengambil contoh air).

7. Nama, jabatan dan tanda tangan saksi.