merawat negara hukum indonesia€¦ · melemahkan sendi-sendi demokrasi dan kehidupan bernegara...
TRANSCRIPT
6/29/19, 05:17Merawat Negara Hukum Indonesia
Page 1 of 4https://www.jawapos.com/opini/27/06/2019/merawat-negara-hukum-indonesia/
Home Opini
Merawat Negara Hukum IndonesiaOleh Herlambang P. Wiratraman*
Herlambang P. Wiratraman (Jawa Pos)
OPINI 27 Juni 2019, 19:24:41 WIB
JawaPos.com – Sembilan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) menjatuhkan putusanperselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) pilpres hari ini (27/6). Sidang berjalansesuai tahapan. Termasuk ada yang berlangsung sampai 20 jam, sidang berdurasiterpanjang dalam sejarah hukum kita.
Elemen warga bangsa Indonesia menanti dengan beragam situasi psikologis. Adarasa cemas, ada rasa percaya diri, dan tak sedikit pula perasaan yang biasa-biasasaja. Kecemasan yang terjadi sebagai sesuatu yang lumrah.
Trending Topic
01 Kebakaran Pabrik Korek ApiGas
02 HUT DKI Jakarta Ke-492
03 Sistem Zonasi PPDB 2019
04 Sidang Sengketa Pilpres MK
05 Arus Balik Lebaran 2019
NEWS ENTERTAINMENT NASIONAL EKONOMI OTO DAN TEKNO SEPAK BOLA SPORTS INTERNASIONAL BERITA SEKITAR ANDA MULTIMEDIA
Sabtu, 29 Juni 2019
Search
6/29/19, 05:17Merawat Negara Hukum Indonesia
Page 2 of 4https://www.jawapos.com/opini/27/06/2019/merawat-negara-hukum-indonesia/
Betapa tidak, sejak menjelang pemilu berlangsung hingga persidangan MK digelar,tak terhindarkan terjadi ketegangan sosial akibat suasana dukung-mendukungpaslon di pilpres. Tapi, sebenarnya, kecemasan dan ketegangan sosial yangmengiringi pemilu itu tak perlu. Bahkan, tak layak menjadi energi yang justrumelemahkan sendi-sendi demokrasi dan kehidupan bernegara hukum.
Hari ini tantangan terbesar demokrasi Indonesia, termasuk upaya merawat negarahukum Indonesia, bukan semata soal tidak berfungsinya kelembagaan negara.Melainkan distorsi informasi yang memengaruhi bekerjanya lembaga-lembaganegara.
Situasi itu berkaitan dengan konteks politik post-truth (pasca kebenaran) yangmelanda homo sapiens di muka bumi. Bagaimana kita bisa sama-sama memaknaiputusan PHPU di sidang MK dalam konteks politik demikian?
Hukum Era “Post-Truth”
Tidak pernah terbayangkan elemen demokrasi kepemiluan bisa tersandera dalamruang reproduksi kebohongan dalam skala yang sangat masif. Penyebaran beritadan disinformasi palsu telah melonjak di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir,berminggu-minggu sebelum jutaan orang dijadwalkan untuk memilih dalampemilihan negara.
Data yang dirilis dalam laporan Mafindo, sebuah organisasi yang fokus memerangiberita palsu dan meningkatkan literasi digital, menunjukkan bahwa berita dandisinformasi palsu politik melonjak 61 persen antara Desember 2018 dan Januari2019. Dari 109 item bermasalah yang diidentifikasi per Januari 2019, 58 di antaranyabersifat politis. Dan, data Mafindo dari Februari lebih lanjut mengindikasikanpeningkatan eskalasi.
Pada Desember 2018, ada 88 item berita palsu, 36 di antaranya bersifat politis. Diantara tanda-tanda yang paling mengganggu, kata Septiaji Eko Nugroho, ketuaMafindo, sebagaimana dikutip The Guardian (20/6), bukan hanya kandidat politikyang dibidik. Tapi, juga lembaga pemilihan.
Rusuh, ricuh, tak (saling) percaya, praktik perundungan, dan hingga berakhir kepersekusi. Lalu, pembelajaran apa yang bisa dipetik dari bekerjanya hukum dalamera post-truth ini? Bahwa informasi dan pengetahuan berikut klaim-klaimkebenarannya tidak lagi domain pemangku kuasa negara otoritatif. Melainkanberpindah ke media sosial yang begitu berperan penting dalam politik Indonesiahari ini. Tak mengherankan kalau kemudian industri hoaks tumbuh subur di negeriini.
“Nalar digital” yang instan kerap melibatkan emosionalitas dalam meneguhkaneksistensi personal hingga komunalnya, berlangsung dalam keseharian sosial.“Pasca” dalam “pasca kebenaran” (post-truth) sebenarnya bukan dalam arti makna“setelah” kebenaran. Tapi, situasi yang tak lagi menyandarkan kebenarannya padarasionalitas (dalam konteks hukum terkait prosedur, mekanisme kelembagaan).Yang dominan justru penggunaan emosi dan penyangkalan (denialism).
Peran Hukum
Hukum dalam konteks politik “post-truth” sebagai suatu anomali terus-menerus. Itusebabnya, hukum diharapkan bisa menolong dan mengurangi efek destruktifsosial-politik. Sekalipun hukum itu sendiri bisa menjadi ruang kontestasikebenaran. Satu alasan mendasar mengapa kewajiban menghormati danmenerima keputusan MK diperlukan hari ini.
Menarik sebenarnya menyimak dan menyampaikan apa yang dipikirkan dalamKonferensi Ke-7 Asosiasi Filsafat Hukum Indonesia (AFHI) yang berlangsung diFakultas Hukum Universitas Mataram pada 24-27 Juni 2019. Konferensi yangdihadiri para filsuf di negeri ini membahas tema Menemukan Kebenaran Hukum di
05 Arus Balik Lebaran 2019
Most Read
Viral Perumahan Mewahdi Atas Gedung ThamrinCity, Begini Faktanya26 Juni 2019, 12:01:18 WIB
BPN Prabowo-SandiKesal Habis MiliaranRupiah untuk FotokopiBerkas27 Juni 2019, 13:02:11 WIB
Din Syamsuddin SebutPernyataan MoeldokoMengerikan27 Juni 2019, 12:34:16 WIB
Massa Menangis DengarGugatan Prabowo-SandiBanyak Ditolak Hakim MK27 Juni 2019, 18:06:26 WIB
Sistem Baru, PendaftarSBMPTN Menurun26 Juni 2019, 09:48:43 WIB
Editor's Pick
Trailer Final StrangerThings 3: Hawkins MakinMencekam22 Juni 2019, 16:01:58 WIB
Deddy Corbuzier Sowanke Ma'ruf Amin dan SaidAqil setelah Mualaf22 Juni 2019, 09:31:38 WIB
Doa Tommy-Lisya untukSang Buah Hati, InginAbqary Jadi Hafiz22 Juni 2019, 16:33:22 WIB
Jangan Salah! Baca NihAturan Terbaru Bila Ingin
Ad closed by
Stop seeing this ad
Why this ad?
6/29/19, 05:17Merawat Negara Hukum Indonesia
Page 3 of 4https://www.jawapos.com/opini/27/06/2019/merawat-negara-hukum-indonesia/
Maju Jadi Ketua Umum Golkar, Bamsoet Dapat Dukungan dari AkarRumput
Memilih Warna Cat Untuk 3 Ruangan Rumah Dari Makna Seni
KPK Berharap Sjamsul dan Istrinya Penuhi Panggilan Pemeriksaan
Lakukan Pelanggaran, Direksi dan Komisaris Garuda Didenda Rp 100Juta
PKS Ingin Koalisi 02 Dipertahankan, PAN Belum Bisa Tentukan Sikap
Info Baru Mahkamah Konstitusi - Jalannya Sidang SengketaBenarkah Ada Kerjasama Antara KPU Dan TKN 01? liputan6.com
Era Post-Truth .
F. Budi Hardiman mengingatkan peran hukum dalam situasi post-truth hari ini.Pertama, hukum menata kompleksitas. Kedua, hukum sebagai norma final atauhorizon terakhir untuk penyelesaian konflik-konflik tindakan.
Ketiga, hukum sebagai penjamin akal sehat publik. Keempat, yang begitu pentinguntuk merawat negara hukum adalah hukum sebagai sabuk pengaman demokrasi.
Demokratisasi politik melalui instrumentasi pemilu hari ini harus mampu keluar daribayang-bayang politik kartel. Putusan MK, apa pun hasilnya, menjadi salah satu“penanda” yang diharapkan menandingi sekaligus upaya untuk mengurangipotensi negatif yang mengancam demokrasi Indonesia. Semoga! (*)
*) Dosen hukum tata negara dan ketua Pusat Studi Hukum HAM Fakultas HukumUniversitas Airlangga
Editor : Ilham Safutra
mahkamah konstitusi tatanan hukum indonesia Herlambang P. Wiratraman
Berita Menarik Lainnya
mahkamah konstitusi
thamrin city
perumahan mewah di atas gedung
viral perumahan mewah
bpn prabowo sandi
PHPU 2019 massa aksi
Beli Rumah Sederhana22 Juni 2019, 11:09:24 WIB
Sistem Zonasi PPDBBakal Diatur Perpres22 Juni 2019, 11:54:43 WIB
Trending Tag
6/29/19, 05:17Merawat Negara Hukum Indonesia
Page 4 of 4https://www.jawapos.com/opini/27/06/2019/merawat-negara-hukum-indonesia/
© PT Jawa Pos Grup Multimedia Redaksi About Us Pedoman Media Siber Privacy Policy
Rekomendasi
28 Juni 2019, 22:39:51 WIB
KPK Tegaskan OTT DuaOknum Jaksa TanpaLibatkan Kejagung
28 Juni 2019, 22:15:20 WIB
Anaknya Kena OTT KPK,Jaksa Agung: Itu Hoax
28 Juni 2019, 20:33:28 WIB
Koalisi Adil MakmurResmi Dibubarkan,Prabowo KembalikanMandat
28 Juni 2019, 19:00:22 WIB
Venezuela vs Argentina:Brasil Sudah Menanti diSemifinal
28 Juni 2019, 18:30:28 WIB
Para Golden Boy JadiBintang Bursa TransferMusim Panas
News
Berita Hari Ini
Opini
Features
Ternyata Hoax
Entertaiment
Infotainment
Lifestyle
Music &Movie
Nasional
Politik
Kasuistika
Pemilihan
Hankam
Ekonomi
Bisnis
Finance
Properti
Energi
Teknologi
Gadget
Aplikasi
Review
Sepak Bola
Sepak BolaIndonesia
Sepak Boladunia
Liga Inggris
Liga Italia
Liga Spanyol
Sport
All Sports
Basket
Bulutangkis
F1
Moto GP
Otomotif
All Otomotif
Internasional
AllInternasional