meramu pakan lele

3
http://foragri.blogsome.com/meramu-pakan-untuk-pembesaran-lele/  MERAMU PAKAN UNTUK PEMBESARAN LELE Sejak krisis ekonomi tahun 1998, kebutuhan ikan lele meningkat dengan cukup pesat. Sebab konsumen daging sapi banyak yang baralih ke daging ayam, sementara konsumen daging ayam banyak yang pindah ke ikan. Dan ikan yang paling banyak diminta konsumen adalah lele. Sebab dibanding dengan ikan mas, nila dan patin, maka harga lele termasuk paling rendah. Lebih-lebih dengan gurami. Harga per kg. ikan mas saat ini Rp 15.000,- ditingkat konsumen. Sementara hargalele hanya Rp 9.000,- dan gurami mencapai Rp 25.000,- per kg. Produksi ikan lele, sebagimana halnya ikan mas, suda h merupakan agroindustri. Pola spesifikasi hulu tengah hilir sudah berjalan cukup baik. Pada bagian hulu ada industri pakan dan pembenihan. Di bagian tengah pembesaran ikan konsumsi dan pemeliharaan calon induk, serta di bagian hilir hanyalah sebatas distribusi dan perdagangan. Sebab daging ikan lele tidak lazim diolah dan diawetkan. Konsumsi ikan lele hanyalah sebatas segar (hidup) untuk digoreng (termasuk pecel lele) atau dimasak basah (mangut). Industri hulu pembenihan lele, dibagi menjadi t iga spesifikasi. Pertama produsen burayak, yakni anak ikan ukuran di bawah 1 cm. Pada bagian ini, peternak akan melakukan pemijahan induk secara buatan, menetaskan telur di akuarium, kemudian membesarkan anak ikan dalam bak-bak pembesaran sampai mencapai ukuran sekitar 1 cm. Burayak ini selanjutnya akan dibesarkan dalam bak-bak berukuran lebih besar sampai mencapai ukuran kebul, yakni benih ikan berukuran antara 1 sd. 3 cm. Selanjutnya kebul akan dibesarkan lagi dalam kolam atau bak yang berukuran lebih besar lagi, hingga mencapai ukuran antara 3 sd 5 cm. yang disebut sebagai putihan. Saat ini putihan lele banyak yang berukuran 7,5 sd. 10 cm. Hingga pembesaran lele konsumsi bisa dipersingkat antara 1 sd. 3 bulan saja. Yang dimaksud sebagai bak pembesaran, bukanlah bak permanen dari batu bata dan semen atau beton. Bak tersebut hanya berupa batu bata yang ditata membujur sebagai dinding setinggi 50 cm, hingga membentuk segi empat dengan ukuran sesuai volume benih yang akan dibesarkan. Kadang-kadang dinding bak tersebut hanya berupa papan yang diperkuat kaso. Sebagai dasar bak, dihamparkan pasir yang kemudian diratakan serta dipadatkan. Bak darurat itu lalu dilapis plastik. Air yang digunakan han yalah air sumur biasa, air dari kali atau sumber air lainnya. Peralatan yang sangat penting adalah pompa sedot yang dihubungkan dengan filter. Air dalam bak darurat itu harus bersirkulasi dengan bantuan pompa, masuk ke dalam filter untuk menyaring kotoran lalu dikembalikan ke dalam bak. Teknologi ini sudah biasa dipergunakan oleh penangkar benih ikan dalam menangani air akuarium. Juga digunakan dalam kolam-kolam taman di perumahan. Praktis, investasi bak demikian sangat murah. Nilai paling tinggi hanyalah pada plastik dan pompa. Satu petak bak ukuran 3 X 5 m. misalnya, hanya akan menghabiskan biaya sekitar Rp 50.000,- apabila kita membangu n minimal 5 petakan. Po mpa berikut filternya sekitar Rp 250.000,- yang bisa digunaka n untuk sirkulasi bagi 5 petak kolam tersebut. Hingga investasi tiap petaknya hanya sekitar Rp 100.000,- Komponen biaya paling tinggi dalam industri peternakan dan perikanan adalah pakan. Apabila peternak menggunakan pakan buatan dari toko, nilainya bisa mencapai 70% dari seluruh komponen biaya. Saat ini harga pakan buatan sudah sekitar Rp 2.500,- per kg. Karenanya, para peternak lele biasanya memilih menggunakan pakan ramuan sendiri hingga marjin yang diperoleh bisa lebih besar dibanding penggunaan pakan buatan pabrik.

Upload: ndudnyayink-dudul

Post on 08-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/7/2019 Meramu pakan lele

http://slidepdf.com/reader/full/meramu-pakan-lele 1/3

http://foragri.blogsome.com/meramu-pakan-untuk-pembesaran-lele/ 

MERAMU PAKAN UNTUK PEMBESARAN LELE

Sejak krisis ekonomi tahun 1998, kebutuhan ikan lele meningkat dengan cukup pesat. Sebab

konsumen daging sapi banyak yang baralih ke daging ayam, sementara konsumen daging ayambanyak yang pindah ke ikan. Dan ikan yang paling banyak diminta konsumen adalah lele. Sebabdibanding dengan ikan mas, nila dan patin, maka harga lele termasuk paling rendah. Lebih-lebih

dengan gurami. Harga per kg. ikan mas saat ini Rp 15.000,- ditingkat konsumen. Sementarahargalele hanya Rp 9.000,- dan gurami mencapai Rp 25.000,- per kg. Produksi ikan lele,

sebagimana halnya ikan mas, sudah merupakan agroindustri. Pola spesifikasi hulu tengah hilir sudah berjalan cukup baik. Pada bagian hulu ada industri pakan dan pembenihan. Di bagian

tengah pembesaran ikan konsumsi dan pemeliharaan calon induk, serta di bagian hilir hanyalahsebatas distribusi dan perdagangan. Sebab daging ikan lele tidak lazim diolah dan diawetkan.

Konsumsi ikan lele hanyalah sebatas segar (hidup) untuk digoreng (termasuk pecel lele) ataudimasak basah (mangut).

Industri hulu pembenihan lele, dibagi menjadi tiga spesifikasi. Pertama produsen burayak, yaknianak ikan ukuran di bawah 1 cm. Pada bagian ini, peternak akan melakukan pemijahan induk 

secara buatan, menetaskan telur di akuarium, kemudian membesarkan anak ikan dalam bak-bak pembesaran sampai mencapai ukuran sekitar 1 cm. Burayak ini selanjutnya akan dibesarkan

dalam bak-bak berukuran lebih besar sampai mencapai ukuran kebul, yakni benih ikan berukuranantara 1 sd. 3 cm. Selanjutnya kebul akan dibesarkan lagi dalam kolam atau bak yang berukuran

lebih besar lagi, hingga mencapai ukuran antara 3 sd 5 cm. yang disebut sebagai putihan. Saat iniputihan lele banyak yang berukuran 7,5 sd. 10 cm. Hingga pembesaran lele konsumsi bisa

dipersingkat antara 1 sd. 3 bulan saja. Yang dimaksud sebagai bak pembesaran, bukanlah bak permanen dari batu bata dan semen atau beton. Bak tersebut hanya berupa batu bata yang ditata

membujur sebagai dinding setinggi 50 cm, hingga membentuk segi empat dengan ukuran sesuaivolume benih yang akan dibesarkan. Kadang-kadang dinding bak tersebut hanya berupa papan

yang diperkuat kaso. Sebagai dasar bak, dihamparkan pasir yang kemudian diratakan sertadipadatkan. Bak darurat itu lalu dilapis plastik.

Air yang digunakan hanyalah air sumur biasa, air dari kali atau sumber air lainnya. Peralatanyang sangat penting adalah pompa sedot yang dihubungkan dengan filter. Air dalam bak darurat

itu harus bersirkulasi dengan bantuan pompa, masuk ke dalam filter untuk menyaring kotoranlalu dikembalikan ke dalam bak. Teknologi ini sudah biasa dipergunakan oleh penangkar benih

ikan dalam menangani air akuarium. Juga digunakan dalam kolam-kolam taman di perumahan.Praktis, investasi bak demikian sangat murah. Nilai paling tinggi hanyalah pada plastik dan

pompa. Satu petak bak ukuran 3 X 5 m. misalnya, hanya akan menghabiskan biaya sekitar Rp50.000,- apabila kita membangun minimal 5 petakan. Pompa berikut filternya sekitar Rp

250.000,- yang bisa digunakan untuk sirkulasi bagi 5 petak kolam tersebut. Hingga investasi tiappetaknya hanya sekitar Rp 100.000,- Komponen biaya paling tinggi dalam industri peternakan

dan perikanan adalah pakan. Apabila peternak menggunakan pakan buatan dari toko, nilainyabisa mencapai 70% dari seluruh komponen biaya. Saat ini harga pakan buatan sudah sekitar Rp

2.500,- per kg. Karenanya, para peternak lele biasanya memilih menggunakan pakan ramuansendiri hingga marjin yang diperoleh bisa lebih besar dibanding penggunaan pakan buatan

pabrik.

8/7/2019 Meramu pakan lele

http://slidepdf.com/reader/full/meramu-pakan-lele 2/3

Biasanya, para peternak akan meramu pakan yang terdiri dari dedak halus (bekatul) 20%, ampastahu 20%, menir atau jagung giling 20%, dan ayam broiller mati yang dibeli borongan di

peternakan ayam atau ikan rucah yang dibeli di TempatPelelangan Ikan (TPI) sebanyak 35%,tepung tapioka 5% dan vitamin C serta B Complex. Ayam broiller atau ikan tadi dibersihkan dan

hanya diambil dagingnya. Tulang, jeroan serta kulit dibuang. Selanjutnya bahan-bahan itu

digiling menggunakan gilingan daging manual. Hasilnya berupa adonan yang liat. Adonandibentuk lempengan seperti pempek Palembang lalu dikukus sampai benar-benar masak. Tandakemasakan adalah,apabila ditusuk, sudah tidak ada bagian yang berwarna keputih-putihan. Pakan

ramuan sendiri inilah yang dijadikan menu sehari-hari lele tersebut. Baik yang masih berupaburayak, kebul, putihan maupun lele konsumsi. Bedanya, pada pakan burayak, komposisi protein

hewaninya diperbesar menjadi 50% dengan ditambah kuning telur. Telur-telur ini punmerupakan telur afkir yang kondisinya masih bagus, yang dibeli di pengusaha penetasan telur 

ayam maupun itik. Dedak halus, ampas tahu dan menir atau jagungnya dikurangi hingga masing-masing tinggal 15%.

Pakan berupa "kue kukus" tersebut bisa tahan disimpan di kulkas sampai dengan 1 minggu.

Hingga produksi pakan yang sangat merepotkan ini bisa dilakukan selang 1 minggu sekali, 3 harisekali atau sesuai dengan kesempatan dan kebutuhan. Cara pemberian pakan cukup dengan

ditaruh dalam tampah, nyiru atau nampan kayu dan dimasukkan ke dalam bak atau kolam.Tampah, nyiru atau kotak kayu ini dibuat tiga susun. Tampah paling bawah berukuran paling

besar, yang ditengah tanggung dan yang di atas paling kecil. Tiga tampah ini diikat kawatdengan jarak sekitar 15 cm. dan diberi gantungan untuk mengikatkannya di tiang pancang,

hingga tampah paling atas hanya masuk ke dalam air sebatas 10 sd. 20 cm. Pakan hanya ditaruhpada tampah bagian atas. Tetapi karena lele itu akan makan secara berebutan, maka pakan akan

berhamburan dan jatuh pada tampah kedua. Di sini pun pakan diperebutkan dan kembaliberhamburan. Tetapi karena pakan di tampah kedua hanya merupakan ceceran dari tampah

diatasnya, maka yang jatuh ke tampah ketiga pun volumenya terbatas.Dengan cara tersebut, pakan yang jatuh dan masuk ke dalam kolam bisa diminimalkan.

Burayak, kebul, putihan atau lele di kolam pembesaran itu akan langsung berebutan setiapkalipakan disajikan. Porsi pemberiannya harus pas. Cara untuk mengukur kebutuhan pakan adalah

dengan menaruh pakan sedikit demi sedikit. Kalau pakan yang ditaruh habis, berarti perluditaruh sedikit lagi. Demikian seterusnya sampai anak lele atau lele konsumsi di kolam

pembesaran itu tidak mau makan lagi. Setelah lele kenyang, maka tempat pakan itu diangkat agar pakan yang tersisa tidak mencemari kolam. Pemberian pakan harus dilakukan sesering mungkin.

Dalam sehari, pemberian pakan bisa berlangsung empat sampai lima kali. Keterlambatanpemberian pakan, juga pemberian pakan dengan frekuansi hanya dua sampai tiga kali, akan

mengakibatkan sebagian lele mengalami kelambatan pertumbuhan, sementara sebagian lain akantumbuh dengan sangat pesat. Akibatnya akan terjadi kanibalisme. Lele yang kontet menjadi

mangsa lele yang pertumbuhannya sangat pesat. Individu lele yang sering melakukan kanibal,akan tumbuh lebih pesat lagi hingga potensial untuk memangsa teman-temannya lebih banyak 

lagi.

Harga dedak halus, saat ini Rp 800,- per kg. (kering). Harga ampas tahu sekitar Rp 150,- (basah).

Harga ayam mati Rp 1.000,- per ekor bobot 1,5 kg. kotor atau 0,75 kg.daging. Menir ataujagung giling Rp 1.500,- per kg. Tepung tapioka Rp 2.000,- per kg. Vitamin-vitamin senilai Rp

50,- per kg. ramuan. Dengan komposisi dedak halus, ampas tahu dan menir 20%, ayam 35% dan

8/7/2019 Meramu pakan lele

http://slidepdf.com/reader/full/meramu-pakan-lele 3/3

tepung tapioka 5%, maka nilai pakan dengan bobot 10 kg adalah Rp 10.900,- atau per kg. basahRp 1.140,- Biaya produksi (tenaga kerja + bahan bakar) sekitar Rp 200,- per kg. Hingga total

nilai pakan Rp 1.340,- bobot basah atau bobot kering Rp 2 000,- Dengan asumsi harga pakanpabrik Rp 2.500,- per kg, maka harga pakan ramuan sendiri ini lebih murah Rp 500,- per kg.

Harga lele di tingkat peternak, saat ini Rp 5.500,- dari harga tersebut, peternak mengambil marjin

sekitar 20%, hingga harga pokoknya Rp 4.400,- Dari harga pokok tersebut, sekitar 70% atau Rp3.080,- merupakan nilai pakan. Harga ini menggunakan patokan perhitungan pakan pabrik dengan bobot 1,232 kg. Apabila menggunakan pakan ramuan sendiri dengan nilai Rp 2.000,-per 

kg, maka nilai pakan itu hanya Rp 2.464,- Berarti, dari tiap kg. ikan lele yang diproduksimenggunakan pakan ramuan sendiri, peternak memperloleh tambahan marjin Rp 616,- Dengan

volume pembesaran lele 10 ton dalam jangka waktu 3 bulan, maka marjin tambahan yang bisadiperoleh peternak dari penggunaan pakan tambahan adalah Rp 6.160.000,-

Perhitungan ramuan pkan dengan konversinya pasti akan sangat bervariasi, tergantung lokasi

peternakan dan kejelian peternak untuk memperolehbahan pakan yang berkualitas sama baik tetapi dengan harga yang jauh lebih murah. Kelebihan penggunaan pakan buatan sendiri adalah,

peternak bisa mengatur komposisi protein hewani maupun nabatinya, sesuai dengan ketersediaanbahan yang ada. Peternak juga bisa mempertinggi prosentase protein hewaninya agar 

pertumbuhan lele bisa dipercepat, namun tanpa terlalu besar menambah beban biaya pakanakibat pembengkakan nilai protein hewani terebut. Ini semua memerlukan kejelian yang

luarbiasa, hingga keong sawah atau darat, kepompong ulat sutera dan cacing tanah misalnya,akan mampu memperbesar marjin. Pemeliharaan cacing tanah, paling tinggi hanya boleh

menghabiskan biaya produksi Rp 2.000 per kg. Ini dimungkinkan sebab komponen pakan cacingadalah limbah organik. Meskipun nilai gizi cacing tanah terlalu tinggi untuk dimanfaatkan bagi

pembesaran lele. Cacing tanah lebih cocok untuk pakan pembesaran ikan yang nilaiekonomisnya juga lebih tinggi dari lele.