meraih impian
DESCRIPTION
Coming soonTRANSCRIPT
Meraih Impian
Terusik lamunanku saat terngiang sebaris kata ayah yang selalu berulang menelusup ke telingaku.
“ Nanda kamu pasti bisa !” Kata-kata ayahku laksana dentuman meriam di rongga dadaku.
Setiap kuingat kata-kata itu, semakin berat beban yang kurasakan, terlebih, urutanku sebagai sulung dari lima bersaudara.
Dua kali tangisku pecah ketika cita-citaku tak tersampaikan. Pertama, ketika gagal masuk fakultas kedokteran karena faktor biaya.
“Kita tak cukup uang untuk kamu masuk Fakultas Kedokteran. Sabar ya, Nak!” Itulah ucapan dari bunda yang selalu teringat
Untuk mengobati luka hatiku, kuputuskan untuk membantu bunda menjaga warung. Sambil menjaga warung, sedikit demi sedikit belajar dari ketegaran bunda dalam menghadapi kesulitan hidup.
Tiada pernah putus doaku kepada Sang Khalik agar bunda senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, Salah satu doaku terkabul.
Dua kegagalan yang lalu berakhir ketika aku diterima di jurusan bahasa Inggris. Kutekuni masa pendidikan tinggi dengan sepenuh hati dan bekerja di waktu selang.
Suatu hari Kak Ica, saudara sepupuku, datang kepadaku.
“Nanda, di sebelah toko Bunda ada kios yang dijual. Bagaimana kalau kita patungan untuk membeli kios itu, lalu kita jual pakaian di sana?” Ucap kak Ica
Kami mulai berbisnis pakaian. Tidak kusangka, usaha itu menuai hasil yang gemilang
“Wah, ternyata Nanda sudah meraup banyak untung nih”. Ucap kagum ibu kepadaku
Kesibukan berbisnis tidak melemahkan prestasi di ranah akademis. Aku berhasil mempertahankan semuanya dengan hasil yang memukau.
Lahan bisnis ini menuai sukses yang tergolong gemilang. Jaringan konsumen luas semakin membuka peluang untuk berkiprah di bidang lain.
Kesuksesan ini tidak patut membuatku angkuh, terutama di hadapan Tuhan. Hanya karena ridha-Nya aku dapat meraih semuanya.