meraih bisnis penuh 'berkat' dan berkah

Upload: asep-bagja-nugraha

Post on 09-Jul-2015

152 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

PengantarKrisis ekonomi bawaan kapitalisme global yang terus berulang secara siklis dan makin cepat bilangan tahunnya telah membawa berkah terselubung. Pakar ekonomi mulai banyak yang mempertanyakan kelayakan sistem kapitalis ini jika terus menerus mengguncang dunia dengan krisisnya yang makin parah. Syariah pun sudah tidak lagi menjadi hak istimewa para kyai dan intelektual Muslim untuk menyampaikannya sebagai solusi, karena Vatikan sebagai jantung kehidupan umat Nasrani pun sudah bicara tentang Syariah sebagai solusi tunggal bagi perbaikan ekonomi dunia. Dal konteks inilah, komunitas facebook Pengusaha Rindu Syariah dirilis bulan April yang lalu untuk makin mendekatkan umat, khususnya para pengusaha Muslim akan gagasan, pemikiran dan hukum Islam. Khususnya, dalam aspek bisnis yang digeluti dari hulu hingga hilir, dari asas hingga teknis dan dari strategi induk hingga operasional. Mengusung slogan Meraih Bisnis yang Penuh Berkat dan Berkah. Berkat merujuk pada

2

orientasi meraih profit yang terus tumbuh dan sinambung. Berkah merujuk pada orientasi meraih keberkahan, ridlo Allah Swt, yakni kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat. Persis seperti doa Sapu Jagat yang selalu kita panjatkan minimal 5 waktu dalam sehari. Dalam kurun waktu yang cukup singkat ini, alhamdulillah, jumlah keanggotaannya sudah mencapai 2.200 facebookers. Forum sudah dihiasi berbagai aktivitas, dari mulai sharing pemikiran, quote of the day setiap 3 harian sekali, sharing hasil kegiatan, sharing produk dll. Atas meningkatnya suhu kegiatan inilah, muncul respon untuk mengadakan kopi darat. Jadilah, diazzamkan untuk membumikan kontak maya ini menjadi Kopi Darat Perdana di pertengahan bulan Juni ini dan ebook ini menjadi menu utamanya. Bahan dasarnya diambil dari quote of the day. Tak ada pretensi sempurna. Hanya ada semangat untuk berbagi. Semoga Allah Swt memberkahi kita semua. Dan keberkahan itu adalah ketika syariah menjadi dasar dan sistem bisnis kita.

Jakarta, Juni 2009

Pendiri & Pengelola

Muhammad Karebet Widjajakusuma

3

Sapaan Wajib Pebisnis Muslim:

Apa Kabar Hari Ini?audaraku, pasti sangat mudah dan spontan kita menjawab sapaan ini. Dari jawaban yang standar, seperti Alhamdulillah, Baik atau Biasa-biasa aja sampai yang di bawah standar, seperti mmm gimana ya?, au ah gelap atau emang gue pikirin!.

S

Adakah yang salah dengan semua jawaban tadi? Tentu tidak, karena jawaban tadi memang sangat tergantung pada cuaca hati dan pikiran. Jawaban di saat hati sedang mendung berawan apalagi sampai dilanda badai wajar berbeda dengan saat hati sedang cerah sumringah tak berawan. Sampai di sini, rasanya memang tak ada masalah. Tapi, tahukah kita kalau jawaban atas sapaan ini punya konsekuensi lain yang berhubungan dengan

4

semangat, keyakinan diri dan potensi sukses hidup? Nah, saudaraku di sinilah letak masalahnya. Anthony Robbins, mantan office boy dan salesman yang pernah tinggal di apartemen kumuh seluas 37 m2 di California yang kini telah menjelma menjadi motivator kondang kelas dunia, menemukan hubungan itu. Singkat cerita kurang lebihnya, lewat pengamatannya, diketahui bahwa jawaban di bawah standar pada diri seseorang menunjukkan kadar semangat, keyakinan dan potensi sukses hidup yang juga di bawah standar. Sebaliknya, siapa saja yang memberi jawaban Bagus, Sangat Baik, Luar Biasa (jawaban terakhir ini diadopsi oleh kalangan pelaku Multi Level Marketing) atau juga jawaban lainnya yang bersemangat menunjukkan kadar semangat, keyakinan dan potensi sukses hidup yang juga di atas standar. Setuju? Ya, Harus itu! Tapi maaf, jika hanya itu jawaban di atas tampaknya ada yang masih kurang. Baiklah, mari kita renungkan, perasaan apa yang mendera, ketika jawabannya adalah Luar Biasa ? Pastilah diri ini mengalami gejala 3C : Cool, Calm and Confidence. Gejala ini kalau keterusan dan dibiarkan tanpa perlakuan yang tepat, bisabisa berubah wujud jadi takabur. Padahal Dien kita mewantiwanti agar kita senantiasa bertakbir, bukannya bertakabur! Mengagungkan Dzat Allah yang Serba Maha, bukan malah mengaburkannya dengan mengagungkan diri kita yang notabene adalah hamba-Nya. Lalu, mengapa Kang Robbins tega mengabaikan aspek ruhiyah? Harap maklum saudaraku, sampai kini Kang Robbins memang belum muslim. Semoga Allah

5

berkenan memberinya hidayah taufiqiyyah hingga memeluk Islam secara kaffah agar selamat dunia akhirat. So, harus bagaimana? Sederhana saja. Lengkapi jawaban tadi agar benar-benar nyari alias nyaman dan sesuai syariat. Jawablah dengan Alhamdulillah ... Luar Biasa ... Allahu Akbar. Alhamdulillah maknanya kita selalu mensyukuri nikmat Allah dari dulu, sekarang hingga nanti ajal menjelang. Luar Biasa maksudnya apapun kondisi badan dan cuaca hati, kita tetap merasa luar biasa, pantang putus asa, dan selalu haus akan prestasi. Allahu Akbar menjadi pamungkas makna bahwa itu semua terjadi dan hanya akan terjadi atas izin Allah yang Maha Besar. Sesuai kaidah 4 sehat 5 sempurna, maka agar sempurna, tatkala menjawab imbangi juga dengan body language yang mantap. Jadi, subhanallah, tak dinyana ternyata amat dalam maknanya. Simpulannya, ketika moto Be The Best, not be asa sudah terpatri, membiasakan diri dengan menjawab sapaan apa kabar hari ini? dengan ringan, bahasa tubuh mantap serta penuh makna alhamdulillah luar biasa Allahu Akbar akan sangat membantu untuk bangkit membangun daya diri, untuk komitmen dan konsisten menggapai asa pribadi terbaik, pribadi sarat prestasi. Cobalah. Insya Allah.

Dikutip dari buku motivasi metanoiac Islami pertama Be The Best, not be asa, M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

6

Berpikirlah Wahai Pengusaha!slam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal manusia (dengan dalil aqli dan naqli-nya) dan menentramkan jiwa, menempatkan aktivitas pemikiran pada tataran yang istimewa, terlebih dalam proses pembentukan keimanan atau keyakinan seseorang.

I

Imam Syafii dalam bukunya Fikhul Akbar, menyatakan: Ketahuilah, kewajiban pertama bagi seorang mukallaf (muslim yang telah baligh sehingga diberi beban (taklif) hukum atas setiap perbuatannya) adalah berpikir dan mencari dalil untuk marifat kepada Allah dan yang dengan itu dapat sampai kepada marifat kepada hal-hal yang ghaib dari indra dan yang (marifat itu) merupakan suatu keharusan. Dan hal itu merupakan suatu kewajiban dalam bidang ushuluddin

7

(pokok-pokok agama) berdasarkan firman Allah yang berbunyi: Lihatlah olehmu buahnya ketika berbuah. (QS. Al An am: 99), dan Ambillah sebagai pelajaran, wahai orangorang yang mau berpikir. (QS. Al Hasyr: 101), serta Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. (QS. Yunus: 101). Saya katakan bahwa kewajiban yang pertama adalah berpikir, karena sebagian besar dari ibadah adalah bergantung dari niat, sedang yang namanya niat itu adalah suatu maksud yang ditujukan untuk beribadah terhadap Dzat yang disembah secara khusus. Maksud dalam bentuk semacam ini tidak mungkin dicapai kecuali sesudah tercapainya marifat terhadap Dzat yang disembah tersebut, sedangkan marifat itu sendiri tidak mungkin tercapai kecuali dengan jalan berpikir dan pembuktian. Itulah sebabnya, mengapa saya mengatakan bahwa berpikir itu merupakan kewajiban yang pertama bagi seorang mukallaf.

Jika dalam proses keimanan saja, berpikir telah menjadi aktivitas yang istimewa dan kita alhamdulillah telah melakukannya, maka dalam berbisnis pun dengan berpikir optimal, kita akan mendapati banyak hal yang bisa dilakukan dalam memulai, melaksanakan, mengoptimalkan bisnis kita agar penuh berkat dan berkah. Subhanallah.

Dikutip dari buku: Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

8

Bisnis dan Konsep Kepemilikan Individu(Private Property - Milkiyah Fardiyah) istem Ekonomi dalam Islam ditegakkan diatas tiga pilar utama, yakni konsep kepemilikan (al-milkiyah), pemanfaatan kepemilikan (al-thasharruf fi almilkiyah) dan distribusi kekayaan diantara manusia (tauziu tsarwah bayna al-naas).

S

Kepemilikan ini dibagi tiga, yakni (1) kepemilikan individu (milkiyatu al-fardiyah), yaitu kepemilikan atas izin syari pada seseorang untuk memanfaatkan harta itu lewat sebab-sebab kepemilikan harta yang diakui oleh syara; (2) kepemilikan umum (milkiyatul al-amah), adalah harta yang mutlak diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari (api, padang rumput, sungai, danau, jalan, lautan, mesjid, udara, emas, perak dan minyak wangi.dsb) yang dimanfaatkan secara bersama-sama. Pengelolaan milik umum ini hanya dilakukan oleh negara untuk seluruh rakyat, dengan diberikan cuma-cuma atau dengan harga

9

murah; dan (3) kepemilikan negara (milkiyatul al-daulah), harta yang pemanfaatannya berada ditangan seorang pemimpin sebagai kepala negara. Misalnya harta ghanimah, faI, khumus, kharaj, jizyah, i/5 harta rikaz, ushr, harta orang murtad, harta orang yang tak memiliki ahli waris dan tanah hak milik negara. Milik negara digunakan untuk berbagai keperluan yang menjadi kewajiban negara, seperti menggaji pegawai negara, keperluan jihad dan sebagai. Kepemilikan individu adalah izin dari syara (Allah SWT) yang memungkinkan siapa saja untuk memanfaatkan dzat maupun kegunaan (utility) suatu barang serta memperoleh kompensasi baik karena barangnya diambil kegunaannya oleh orang lain seperti disewa, ataupun karena dikonsumsi untuk dihabiskan zatnya seperti dibeli dari barang tersebut (AnNabhani, 1996; Yusanto, 1998). Setiap orang bisa memiliki barang atau harta melalui cara-cara tertentu, yang disebut sebab-sebab kepemilikan (asbabu al-tamalluk). Pengkajian terhadap hukum-hukum syara menunjukkan bahwa sebab-sebab kepemilikan individu terdiri dari lima perkara, yakni: Bekerja (al-amal) Warisan (al-irts) Harta untuk menyambung hidup Harta pemberian negara (ithau al-daulah) Harta-harta yang diperoleh oleh seseorang dengan tanpa mengeluarkan daya dan upaya apapun.

10

Dalam konteks bisnis, dari kelima sebab di atas hanya sebab pertamalah yang dapat dikategorikan ke dalam kegiatan bisnis. Bekerja dalam pandangan Islam diarahkan dalam rangka mencari karunia Allah SWT. Yakni untuk mendapatkan harta agar seseorang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, sejahtera dan dapat menikmati perhiasan dunia. Dan agar bernilai ibadah, maka pekerjaan yang dilakukan itu harus merupakan pekerjaan yang halal. Sehingga harta yang didapatnya juga merupakan harta yang sah atau halal karena melalui cara yang halal. Wujud bekerja sangat luas, jenisnya bermacam-macam, bentuknya pun beragam. Hasilnya juga berbeda-beda. Secara umum, dapat dikategorikan dalam dua golongan aktivitas, yakni: (1) bekerja untuk mendapatkan harta (akhdu al-mal) dan (2) bekerja untuk mengembangkan harta (tanmiyatu al-mal). Keduanya berada dalam ranah aktivitas bisnis, baik dilakukan dalam bentuk usaha sendiri maupun dalam bentuk usaha bersama (syarikah). Bekerja merupakan pengamalan dari perintah syariat Islam. Karenanya bila dilakukan dengan cara yang benar (halal) untuk mengerjakan sesuatu yang juga halal, bekerja bukan hanya akan menghasilkan harta tapi juga mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah anugerah dari Allah (QS Al Jumuah : 10)

11

Sekalipun demikian, satu hal yang harus dipahami oleh setiap muslim adalah bahwa rizki atau diperoleh tidaknya harta oleh seseorang sepenuhnya merupakan kekuasaan Allah. Harta yang dimiliki manusia pada hakekatnya adalah milik Allah (Q.S. 24: 33) yang diberikan atau diserahkan manfaatkan dan dikuasakan (Istikhlaf) kepada manusia (Q.S.57: 7). Makna rizki sendiri memang adalah atha (pemberian), dan manusia diwajibkan untuk mencari rizki. Tentang hal ini, manusia dituntut agar dapat menciptakan keadaan (al-hal) agar rizki itu datang serta memanfaatkannya melalui jalan yang benar dan bertanggung jawab. Inilah makna dari ungkapan al-rizqu bi yadillahi wahdahu (rizki di tangan Allah semata). Bisa terjadi, seseorang sudah bekerja sekuat tenaga, misalnya membuka kantor konsultan lengkap dengan segala perangkat yang diperlukan, tapi dua bulan sudah berjalan tak satupun pekerjaan didapat. Sebaliknya, kadang tanpa diduga, di saat kita sebenarnya tidak terlalu siap, mengalir deras order dari berbagai tempat. Jadi, jelaslah bahwa bekerja hanyalah merupakan keadaan (al-hal) yang harus diusahakan agar rizki di tangan Allah tersebut datang. Dan datangnya pun tidak melulu melalui bekerja. Ada empat cara lainnya sebagaimana telah disebut di atas, di luar bekerja, yang memungkinkan datangnya rizki ke tangan kita. Oleh karena itu, tiap muslim wajib mengusahakan perolehan harta secara halal sehingga menghasilkan kepemilikan yang benar menurut Islam (Hasan, 1999; Abdurrahman, 1999). Dikutip dari buku Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

12

Prinsip Pengelolaan Hartaepemilikan (al-milkiyah) diartikan juga sebagai hak pengelolaan (haq al-tasharruf) atau hak pemanfaatan (haq al-intifa) oleh seseorang atas harta yang dimilikinya secara sah. Maka disamping wajib mengerti sebab-sebab kepemilikan (asbabu al-tamalluk) yang disahkan oleh syariat, seorang muslim juga wajib mengerti bagaimana cara pengelolaan atau pemanfaatan harta tersebut yang dibolehkan oleh Islam.

K

Secara pokok,ketika seseorang memiliki harta, yang akan dilakukan harta tersebut tinggal dua kemungkinan: Pertama, dibelanjakan untuk kepentingan konsumsi (infaqu al-mal): Kedua, dikembangkan atau diinvestasikan agar harta yang dimilikinya itu semakin bertambah (tanmiyatu al-mal). Baik untuk kepentingan konsumsi maupun untuk investasi, keduanya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum syara.

13

Seorang muslim,ketika membelanjakan hartanya, semestinya mengerti skala prioritas, dimana skala itu sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Yakni pertama-tama seorang muslim harus membelanjakan hartanya untuk perkara yang wajib. Diantaranya, untuk nafkah kebutuhan dasar dan pokok bagi keluarganya dan orang yang dalam tanggungannya (istri, anak, ortu dan sebagainya), untuk biaya ibadah (peralatan shalat, ibadah haji dan sebagainya), dan pembayaran zakat serta biaya jihad. Kedua untuk perkara sunnah, diantaranya: infaq, sedekah, hadiah, wakaf. Setelah untuk perkara wajib dan sunnah dibayarkan, barulah untuk keperluan mubah, semacam kebutuhan tertier atau pelengkap. Wajib seorang muslim menghindar dari membelanjakan hartanya dijalan haram,baik barang maupun jasa yang yang haram. Berkenaan dengan investasi, seorang muslim harus memperhatikan di bidang atau kegiatan ekonomi apa uang itu akan dikembangkan. Pada pokoknya, kegiatan yang mungkin dijadikan sebagai ladang investasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan pertanian dalam arti luas, industri, baik industri manufaktur dan agrobisnis, serta jasa. Untuk itu seorang muslim harus mengetahui hukum-hukum seputar masalah tanah, industri dan ijaratul ajir. Bila semua kegiatan infaqu al-mal dan tanmiyatu al-mal dijalankan sesuai dengan ketentuan syariat, maka akan tercipta tatanan ekonomi yang baik. Ekonomi masyarakat akan tumbuh dan berkembang, serta moralitas masyarakat juga terjaga. Sementara, bila kedua kegiatan tadi dibiarkan liar dan tidak lagi mengindahkan aturan Islam, maka sekalipun mungkin kegiatan ekonomi juga tumbuh, tapi pertumbuhan itu harus dibayar

14

dengan rusaknya moralitas masyarakat. Kenyataan hidup masyarakat sekuler sekarang ini membuktikan hal itu. Secara ekonomi, kegiatan infaqu al-mal dan tanmiyatu al-mal yang menyimpang dari aturan Islam membuat uang beredar tidak hanya di tempat halal, tapi juga di tempat atau sektor haram. Kegiatan haram akan menarik kegiatan haram yang lain, karena cenderung menarik orang untuk berusaha dan mencari nafkah di sektor itu. Munculnya pusat-pusat bisnis hiburan (haram), juga industri seks, industri minuman keras dan kegiatan ekonomi haram lain telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan ekonomi modern sekarang ini. Dalam skala massif, kegiatan seperti itu akan sangat sulit dihilangkan. SEM Institute, dari berbagai sumber

15

Orientasi Bisnis Islamiejalan dengan kaidah ushul yang menyatakan al-aslu fi al-afal at-taqoyyud bi hukmi asy-syari yang berarti bahwa hukum asal suatu perbuatan adalah terikat dengan hukum syara: wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram, maka pelaksanaan bisnis harus tetap berpegang pada ketentuan syariah. Dengan kata lain, syariah merupakan nilai utama yang menjadi payung strategis maupun taktis organisasi bisnis.

S

Dengan kendali syariah, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama, yakni: (1) Target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri, (2) Pertumbuhan, artinya terus meningkat (3) Keberlangsungan, dalam kurun waktu selama mungkin, dan (4) Keberkahan atau keridhaan Allah. Target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri. Tujuan perusahaan harus tidak hanya untuk mencari profit (qimah

16

madiyah atau nilai materi) setinggi-tingginya. Namun juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) non materi kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya. Benefit yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan, melainkan juga dapat bersifat non materi. Islam memandang bahwa tujuan suatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada qimah madiyah. Masih ada tiga orientasi lainnya, yakni qimah insaniyah, qimah khuluqiyah dan qimah ruhiyah. Dengan orientasi qimah insaniyah, berarti pengelola perusahaan juga dapat memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan melalui kesempatan kerja, bantuan sosial (shadaqah), dan bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah mengandung pengertian bahwa nilai-nilai akhlaqul karimah (akhlak mulia) menjadi suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas pengelolaan perusahaan, sehingga dalam perusahaan tercipta hubungan persaudaraan yang Islami bukan sekadar hubungan fungsional atau profesional. Sementara, qimah ruhiyah berarti perbuatan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam setiap amalnya, seorang muslim selain harus berusaha meraih qimah yang dituju, upaya yang dilakukan itu juga haruslah sesuai dengan aturan Islam. Dengan kata lain, ketika melakukan suatu aktivitas harus disertai dengan kesadaran hubungannya dengan Allah. Jadi, amal perbuatannya bersifat materi, sedangkan kesadaran akan hubungannya dengan Allah SWT ketika melakukan setiap perbuatan dinamakan dengan ruh. Inilah yang

17

dimaksud dengan menyatukan antara materi dengan ruh. Inilah juga yang dimaksud bahwa setiap perbuatan muslim adalah ibadah. Pertumbuhan. Jika profit materi dan benefit non materi telah diraih sesuai target, maka perusahaan akan mengupayakan pertumbuhan atau kenaikan terus menerus dari setiap profit dan benefitnya itu. Hasil perusahaan akan terus diupayakan agar tumbuh meningkat setiap tahunnya. Upaya penumbuhan ini tentu dijalankan dalam koridor syariah. Misalnya dalam meningkatkan jumlah produksi seiring dengan perluasan pasar, peningkatan inovasi sehingga bisa menghasilkan produk baru dan sebagainya. Keberlangsungan. Belum sempurna orientasi manajemen suatu perusahaan bila hanya berhenti pada pencapaian target hasil dan pertumbuhan. Karena itu perlu diupayakan terus agar pertumbuhan target hasil yang telah diraih dapat dijaga keberlangsungannya dalam kurun waktu yang cukup lama. Sebagaimana upaya pertumbuhan, setiap aktivitas untuk menjaga keberlangsungan tersebut juga dijalankan dalam koridor syariah. Keberkahan. Faktor keberkahan atau orientasi untuk menggapai ridla Allah SWT merupakan puncak kebahagiaan hidup manusia muslim. Bila ini tercapai, menandakan terpenuhinya dua syarat diterimanya amal manusia, yakni adanya elemen niat ikhlas dan cara yang sesuai dengan tuntunan syariah. Karenanya, para pengelola bisnis perlu mematok orientasi keberkahan yang dimaksud agar pencapaian segala orientasi di atas senantiasa berada di dalam koridor syariah yang menjamin diraihnya keridlaan Allah SWT.

18

Dikutip dari buku Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

19

Seruan Bisnis Dari al-Quran

A

l Quran sebagai wahyu Allah telah menunjukkan sejumlah hal penting berkaitan dengan bisnis. Diantaranya:

Seruan Pengadaan Pangan Berkualitas Hai manusia, makanlah barang yang halal dan baik dari apa yang ada di bumi dan janganlah kalian turuti langkahlangkah syetan. (QS. Al Baqarah: 169) Seruan Pengadaan Pakaian Berkualitas Hai anak Adam, sesungguhnya telah kami adakan untukmu pakaian untuk penutup aurat kamu dan pakaian perhiasan. (QS. Al A raf: 26) Anjuran Pengadaan Jasa Perdagangan Dan Allah menghalalkan jual beli dan menghararnkan riba. (QS. Al Baqarah : 275)

20

Anjuran Pengadaan Jasa Transportasi Dan binatang itu mengangkut beban kamu ke suatu negeri yang kamu capai dengan susah payah sekali. Sesungguhnya Allah Maha Penyantun dan Penyayang. Kuda, bighal, khimar itu untuk kalian kendarai . (QS. An Nahl: 7 - 8) Dorongan Pengadaan Kedokteran Keluar dari perut lebah, minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya yang padanya ada penawar (obat) bagi manusia. Sesungguhnya hal demikian itu menjadi keterangan bagi kaum yang berpikir. (QS. An Nahl : 69) Anjuran Pengadaan Industri Petemakan dan Perikanan Makan dan gembalakanlah binatang ternakmu. Sesungguhnya pada hal itu terjadi tanda-tanda bagi orang yang memiliki pikiran. (QS. Thoha : 54) Dihalalkan kepadamu buruan laut dan makanan lautan (ikan-ikan) sebagai kesenangan bagimu.(QS. Al Maidah : 56) Dorongan Aktivitas Pencerdasan Ummat Dan tidaklah patut orang-orang mukmin keluar seluruhnya (pergi ke medan perang). Tetapi alangkah baiknya jika keluar sebagian saja dari tiap-tiap golongan mereka supaya menerima pelajaran tentang kaum mereka apabila mereka kembali kepada mereka agar mereka berhati-hati. (QS. At Taubah : 122)

Dikutip dari buku Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

21

Berbisnis Secara Kafaah, Himmatul Amal dan Amanahekerja termasuk berbisnis di dalamnya - khususnya bagi orang yang memiliki tanggungan, wajib hukumnya. Karenanya, bekerja merupakan aktivitas yang tidak kalah mulia dibanding misalnya dengan kegiatan ibadah shalat. Orang yang sibuk bekerja mendapat kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah SWT karena telah menunaikan salah satu kewajiban.

Berbisnis Professional Adalah

B

Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kalian berusaha (bekerja), maka hendaklah kalian berusaha. (HR. Thabrani)

22

Mencari yang halal itu wajib bagi setiap Muslim. (HR. Thabrani)

Selain memerintahkan bekerja, Islam juga memberikan tuntunan kepada setiap Muslim agar dalam bekerja di bidang apapun haruslah mempunyai sikap yang profesional. Profesionalime menurut pandangan Islam dicirikan oleh tiga hal, yakni (1) kafaah, yaitu adanya keahlian dan kecakapan dalam bidang pekerjaan yang dilakukan; (2) himmatul amal, yakni memiliki semangat atau etos kerja yang tinggi; dan (3) amanah, yakni terpercaya dan bertanggungjawab dalam menjalankan berbagai tugas dan kewajibannya serta tidak berkhianat terhadap jabatan yang didudukinya. Untuk mewujudkan pebisnis/pekerja muslim yang profesional, Islam telah memberikan tuntunan yang yang sangat jelas. Kafaah atau keahlian dan kecakapan diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman; (2) Himmatu al-amal atau etos kerja yang tinggi diraih dengan jalan menjadikan motivasi ibadah sebagai pendorong utama di samping motivasi penghargaan (reward) dan hukuman (punishment); serta (3) Amanah atau sifat terpercaya dan bertanggungjawab diperoleh dengan menjadikan tauhid sebagai unsur pendorong dan pengontrol utama tingkah laku. Dikutip dari buku Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

23

Pebisinis Muslim Mestilah Amanaheorang muslim yang profesional haruslah memiliki sifat amanah, yakni terpercaya dan bertanggung jawab. Sifat amanah pada masa sekarang agaknya telah menjadi barang langka. Banyak orang yang ahli serta mempunyai etos kerja yang tinggi, tapi karena tidak memiliki sifat amanah, justru memanfaatkan keahliannya untuk melakukan berbagai tindak kejahatan.

S

Rasulullah SAW memerintahkan setiap muslim untuk selalu menjaga amanah yang diberikan kepadanya :

Tunaikanlah amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu Daud)

24

Rasulullah SAW menggambarkan orang-orang yang tidak memegang amanah sebagai bukan orang yang beriman dan tidak memiliki agama. Bahkan lebih jauh lagi, orang-orang yang selalu melanggar amanat digambarkan sebagai orang munafik.

Tidak beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama orang yang tidak menepati janji. (HR. Adailami)

Tanda orang munafik itu ada tiga macam : jika berbicara ia berdusta, jika berjanji dia mengingkari dan jika diberi kepercayaan dia khianat. (HR. Ahmad)

Sikap amanah mutlak harus dimiliki oleh seorang pebisnis muslim. Dan sikap itu bisa dimiliki jika dia selalu menyadari bahwa apapun aktivitas yang dilakukan termasuk pada saat dia bekerja selalu diketahui oleh Allah SWT (ihsan). Sikap amanah dapat diperkuat jika dia selalu meningkatkan pemahaman Islamnya dan istiqomah menjalankan syariat Islam. Sikap amanah juga dapat dibangun dengan jalan saling menasihati dalam kebajikan serta mencegah berbagai penyimpangan yang terjadi. Sikap amanah akan memberikan dampak positif bagi diri pelaku, perusahaan, masyarakat bahkan negara. Sebaliknya sikap tidak amanah (khianat) tentu juga akan berdampak buruk. Bagi pribadi, dampak buruk sikap tidak amanah adalah bahwa orang tersebut karena menempuh cara-cara yang tidak halal

25

untuk memperoleh harta kekayaan, cepat atau lambat akan dikucilkan oleh lingkungan. Menuai konflik dengan mitra bisnis. Sementara secara legal, ia juga akan menuai masalah di kelak kemudian hari, seperti tampak pada banyaknya pejabat atau pengusaha digelandang ke meja hijau karena kejahatannya di masa lalu. Dan yang pasti, harta yang didapatnya itu sebanyak apapun, karena didapat dengan cara haram, adalah harta yang tidak berkah. Bagi perusahaan, sikap tidak amanah (khianat) akan menimbulkan kerugian dan inifesiensi. Timbul konflik dengan mitra usaha. Hilang kepercayaan dari konsumen. Dan kalau hal ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin perusahaan tersebut berakhir bangkrut. Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat atau negara. Sikap tidak amanah selain menyebabkan kebocoran dan inefesiensi, juga dapat menyebabkan tingkat kepercayaan terhadap suatu negara serta kredibilitasnya menjadi hancur. Mengingat kerugian yang ditimbulkan dan dosa yang harus ditanggung dari sikap tidak amanah itu, maka menjadi suatu keharusan untuk menanamkan sikap amanah pada setiap muslim. Disamping karena memang menjaga amanah adalah termasuk salah satu kewajiban agama, juga agar diperoleh manfaat dari sikap amanah itu bagi pribadi, perusahaan, masyarakat dan negara. Dikutip dari buku Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

26

Bekerja Sungguhsungguh Menghapus Dosa!

B

ekerja dengan sungguh-sungguh menurut sejumlah hadits dapat menghapus dosa, yang tidak bisa dihapus oleh aktivitas ibadah ritual sekalipun.

Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya keterampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni. (HR. Ahmad)

Sesungguhnya di antara perbuatan dosa ada dosa yang tidak bisa terhapus (ditebus) oleh (pahala) shaum dan Shalat. Ditanyakan pada Beliau: Apakah yang dapat menghapuskannya, Ya Rasulullah ? Jawab Rasul SAW: Kesusahan (bekerja) dalam mencari nafkah penghidupan (HR. Abu Nuaim)

27

Sesungguhnya di antara perbuatan dosa ada dosa yang tidak bisa terhapus (ditebus) oleh (pahala) shalat, shadaqah (zakat), ataupun haji. Namun hanya dapat ditebus dengan kesusahan dalam mencari nafkah penghidupan. (HR. Thabrani)

Jika, bekerja sungguh-sungguh saja menghapus dosa, maka sudah semestinya seorang muslim termasuk para pebisnisnya dalam menjalankan setiap pekerjaan haruslah bersungguhsungguh dan penuh semangat. Dengan kata lain, harus dengan etos kerja yang tinggi. Seorang muslim adalah seorang pekerja lebih (smart-worker), mempunyai disiplin yang tinggi, produktif dan inovatif. Dikutip dari buku Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

28

Teladan Kerja Lebih Dari Para Nabiara Nabi yang merupakan manusia-manusia terbaik pilihan Allah SWT, dapat dikategorikan sebagai orangorang yang selalu bekerja lebih di bidangnya, oleh sebab mencari nafkah untuk diri dan keluarganya serta menjadi teladan dan panutan bagi umatnya (At Tamimi, 1995).

P

Nabi Daud adalah salah satu pengrajin daun kurma yang amat getol bekerja. Menurut sebuah riwayat dari Hasyam bin Urwah dari ayahnya, ketika Nabi Daud berkhutbah, tanpa rasa sungkan beliau menyatakan dirinya sebagai pengrajin daun kurma untuk dibuat keranjang atau lainnya. Dalam hadist yang diriwayatkan Hakim, Nabi Daud juga dikenal sebagai pembuat baju besi. Nabi Idris adalah penjahit yang selalu menyedekahkan kelebihan dari hasil usahanya setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang sangat sederhana. Nabi

29

Zakaria dikenal sebagai tukang kayu. Sementara Nabi Musa adalah seorang penggembala. Rasulullah Muhammad SAW adalah juga pedagang yang memiliki reputasi usaha dan integritas pribadi tinggi. Bahkan sebelum masa kenabiannya, penduduk Mekah sendiri telah memanggilnya dengan gelar Siddiq (jujur) dan Al Amin (terpercaya). Pekerjaan berdagang itu dilakukan Nabi SAW setelah pernah bekerja sebagai penggembala domba milik orangorang Mekkah. Sikap kerja lebih juga ditampakkan oleh generasi shahabat Rasulullah SAW dan para imam. Abdurrahman bin Auf, melalui kelihaiannya membaca peluang yang ada, bahkan berhasil menyingkirkan peran para pengusaha Yahudi sebagai pelaku ekonomi utama di Madinah saat itu. Utsman bin Affan, dengan kerja lebih, usaha dagangnya (bahan pakaian) membesar hingga menjadi sebuah konglomerasi usaha yang membawa banyak kebaikan bagi umat Islam di Madinah. lmam Abu Hanifah, selain sibuk mengurus umat dan menjaga syariah juga adalah seorang pedagang bahan pakaian yang amat jujur dan berhasil (At Tamimi, 1995; Afzalurrahman, 1997).

Dikutip dari buku Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

30

Bukan Gagal! 1#, Kisah Bill Gates:

Tidak Berhasil Menyandang Gelar Sarjana Bukanlah Kegagalanill dan piranti lunaknya mengubah dunia setiap pagi sejak kita bangun tidur, membuktikan bahwa tidak ada hukum yang mengatakan bahwa Anda harus memiliki gelar sarjana dari perguruan tinggi untuk menjadi orang terkaya di seluruh dunia.

B

Perguruan tinggi? Bill Gates tidak menyelesaikan kuliahnya. Keluar dari Harvard setelah tahun ketiganya untuk mencurahkan diri sepenuhnya pada gairahnya, pekerjaan komputer. Pada suatu waktu ketika orang-orang berusia 20 tahunan lainnya sedang tersangkut di mata kuliah literatur kontemporer, waktu yang dihabiskannya ketika tidak melanjutkan kuliah digunakan Billy kita ini di garasinya, berkutat dengan awal mula dari apa yang akan membuatnya menjadi sebuah fenomena, pemain utama di piranti otak - brainware (Rubin dan Gold, 2004).

31

Bill Gates bukan (belum) Muslim, namun ia memiliki daya juang yang seharusnya dimiliki oleh setiap Muslim, termasuk pebisnis Muslimnya. Bukankah Muslim pantang berputus asa dari rahmat Allah Swt? Dikutip dari buku motivasi metanoiac Islami Be The Best, not be asa, M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

32

Gagal 9.999 Kali = Sukses 9.999 Kalihomas telah mengalami sepuluh ribu kali (sumber lain menyebutkan 9.999 kali) kegagalan sebelum ia menemukan dan menyempurnakan lampu pijar. Ketika ditanya seorang reporter tentang kegagalannya, Edison menjawab, saya belum pernah gagal sekalipun. Sembilan ribu kali saya mempelajari apa yang tidak berfungsi. Rubin dan Gold (2004)

Bukan Gagal! 2#, Kisah Thomas Alfa Edison:

T

Sama halnya dengan Bill Gates, Thomas juga bukan Muslim, namun ia memiliki daya juang yang seharusnya dimiliki oleh setiap Muslim, termasuk pebisnis Muslimnya. Bukankah Muslim pantang berputus asa dari rahmat Allah Swt? Dikutip dari Buku Motivasi Metanoiac Islami Be The Best, not be asa, M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

33

10 Tahun untuk 14 Abad

Bukan Gagal ! 3#, Penggalan kisah Manusia Agung Rasulullah SAW:

610 M Beliau memulai tugas mulia menjadi Rasul Allah. Selama kurun waktu 10 tahun hingga 620 M menjalankan tugas dakwah di Mekah, Beliau hanya berhasil mendapat 40 pengikut. Meski tentu tidak pas, namun jika dikalkulasi rataannya secara matematika sederhana, itu berarti rata-rata dalam setahun hanya ada 4 pengikut. Bayangkan saja dalam tempo 365 hari hanya 4 orang hasilnya. Gagalkah Beliau? Tentu saja tidak. Atas izin Allah, dari 40 pengikut tersebut tumbuh dan berkembang Islam hingga menjangkau 2/3 belahan dunia. Dua tahun berikutnya (622 M) telah berdiri Negara Islam (Daulah Khilafah Islamiyyah) yang menjadi payung kehidupan umat Islam yang di dalamnya umat lain pun turut berlindung dengan sejahtera. 41 tahun kemudian (661 M) sejalan dengan berakhirnya era Khulafaur Rasyidin, Islam telah memayungi seluruh jazirah Arab, sebagian Afrika dan Persia hingga berbatasan dengan wilayah Byzantium. 1404 tahun

34

kemudian (1924 M) di saat runtuhnya Daulah Khilafah Islamiyyah, Islam telah memayungi 2/3 belahan dunia.

Selama 14 abad di bawah naungan Khilafah terjadi sebuah peradaban agung yang sangat luar biasa. Will Durant dalam buku The Story of Civilization mengekspresikannya sebagai berikut : Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa bagi kehidupan dan usaha mereka ... Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari Cina, Indonesia, India, hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol ... Islam telah menjamin seluruh dunia dengan rumah sakit yang layak dan memenuhi kebutuhan mereka, merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para sejarahwan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun.

Saudaraku, Bill Gates dan Thomas Alfa Edison boleh disebut berhasil, meski dalam timbangan Islam itu hanyalah keberhasilan semu (maslahat Itibary). Namun di atas itu semua ada sosok yang keberhasilannya adalah hakiki (maslahat hakiki). Keberhasilan yang menjangkau alam dunia dan akhirat. Keberhasilan yang menginspirasi umat setelahnya, baik Muslim maupun bukan Muslim. Keberhasilan yang membawa energi peradaban yang luar biasa yang dengannya - selama kurun waktu 14 abad kemudian - telah membuat tumbuhnya begitu banyak

35

sosok-sosok Muslim yang luar biasa dalam seluruh bidang kehidupan. Berkaca dari Rasulullah SAW, maka sudah semestinya, muslim itu termasuk pebisnis Muslimnya - berdaya juang tinggi. Akan semakin tinggi dan itu idealnya - apalagi ketika sistemnya mendukungnya secara ideal. Seperti tercatat dalam sejarah, peradaban Islam diakui telah menghasilkan begitu banyak pribadi berdaya juang super. Subhanallahu. Allahu akbar!!! Dikutip dari Buku Motivasi Metanoiac Islami Be The Best, not be asa, M. Karebet Widjajakusuma

36

Hikmah Doa Sapu Jagataudaraku, setidaknya lima kali setiap hari melalui seruan muadzin, kita selalu diingatkan hayyaaalalfalah bersegeralah engkau menuju kemenangan!. Lima kali juga minimal dalam sehari usai sholat wajib kita membaca doa sapu jagat Rabbana aatinaa fiddunia hasanatan wafil aakhirati hasanatan wa qinaa adzaabannar (Ya Allah, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa api neraka).

Sukses Sejati:

T

Saudaraku, dalam tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa doa sapu jagat yang dipetik dari QS. Al Baqarah ayat 201 ini adalah doanya kaum mukminin. Doa ini dipuji Allah Swt, karena doa ini meliputi semua kepentingan dunia dan akhirat, doa ini meliputi semua kebaikan dan menghindarkan semua bahaya. Sebab, hasanah (kebahagiaan) di dunia itu meliputi keselamatan, kesehatan, rumah yang luas, istri yang berbudi baik (atau suami

37

yang berbudi baik), rizki yang berkah dan luas, ilmu yang berguna, amal sholeh, kendaraan dan nama baik. Adapun hasanah di akhirat berupa aman dari rasa takut akan hari kiamat, hisab yang ringan dan masuk surga. Adapun minta dihindarkan dari api neraka, tujuannya adalah supaya dimudahkan melaksanakan semua sebab musababnya di dunia sehingga mudah meninggalkan semua yang dilarang dan haram serta dosa, juga semua subhat (Bahreisy dan Bahreisy, 1993).

Qatadah bertanya kepada Anas, Doa apakah yang sering dibaca oleh Nabi SAW? Jawab Anas, ialah Allahumma Rabbana aatinaa fiddunia hasanatan wafil aakhirati hasanatan wa qinaa adzaabannar (HR. Ahmad).

Dalam riwayat yang lain, dikisahkan Abdurrahman bin Syaddad berkata, Ketika aku di tempat Anas bin Malik tibatiba Tsabit berkata, Kawan-kawanmu ingin kamu doakan, maka Anas berdoa, Allahumma aatinaa fiddunia hasanatan wafil aakhirati hasanatan wa qinaa adzaabannar. Lalu mereka berbincang-bincang sejenak kemudian ketika akan bubar mereka berkata, ya Aba hamzah kawan-kawan ini ingin anda doakan. Anas berkata, apakah ingin memberatkan kepada mereka, jika kalian di dunia diberi Allah hasanah dan di akhirat juga hasanah dan terhindar dari api neraka, berarti kalian telah mendapat semua kebaikan. (HR. Ibnu Abi Hatim).

38

Saudaraku, inilah sesungguhnya kesuksesan sejati yang harus digapai setiap muslim, termasuk kita pebisnis muslim. Sukses yang merengkuh sukses dunia dan akhirat sekaligus. Allah Swt memuji doa ini. Rasulullah SAW telah mencontohkannya. Dan Para Sahabat pun menjadikannya sebagai doa bagi sahabat yang lain. Nah, tunggu apalagi? Dikutip dari buku motivasi metanoiac Islami Be The Best, not be asa, M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

39

Pelajaran Dari 50 Usahawan Tahan BantingDr. Rhenald Kasali dalam kata pengantar buku 50 Usahawan Tahan Banting, Kiat Sukses di Masa Krisis menyarikan kiat sukses bisnis mereka dengan 5 kunci sukses standar yang khas: (1) Reputasi dulu. Caranya? Bangunlah nama baik, keahlian, kepercayaan, kualitas dan harga diri. Begitu Anda dikenal dalam bidang usaha Anda, uang akan datang mengejar Anda. (2) Tumbuh dari bawah. Binis yang baik tidak pernah tibatiba besar. Hampir semua pengusaha sukses, merintis usahanya dari bawah hinga mencapai sukses. (3) Konsentrasi di bidang yang dikuasai. Penguasaan bidang menjadi syarat mutlak untuk maju. Belum pernah terdengar kisah sukses pengusaha yang berada dalam bidang yang tidak dikuasainya sama sekali. (4) Anti kerumunan. Bisnis yang diawali dengan mengkopi sukses orang lain dan masuk dalam kerumunan sangat

Kiat Sukses Bisnis:

40

berbahaya. Dalam kerumunan akan sulit bernafas, bahkan sulit keluar dengan mulus. Kemungkinan babak belur sangat besar. (5) Modal hanyalah pelengkap. Dalam berbisnis, modal uang jelas bukanlah segala-segalanya. Keahlian, jaringan, nama baik, penguasan teknologi, pengetahuan mengenai pasar adalah modal yang sama pentingnya dengan uang. Seorang Muslim Sejati dengan Mimpi Besar Sukses Sejati Dunia Akhirat-nya sudah semestinya memiliki dan menjaga reputasi diri dan bisnisnya agar selalu kafaah (cakap dan ahli), himmah (etos kerja tinggi) dan amanah (terpercaya). Karena ini sesungguhnya adalah implementasi dari keimanannya. Dengan tiga reputasi ini, ia akan konsentrasi di bidang yang dikuasai dan menumbuhkan usahanya dari bawah dengan orientasi profit, tumbuh, sinambung dan berkah. Ia juga akan berupaya sungguhsungguh untuk tidak mengekor dalam kerumunan, namun dengan kesungguhan, kreativitas dan improvisasi tiada henti boleh jadi ia yang akan dikerumuni. Dan, tentu saja, ia akan menjadikan segala sumberdaya yang melekat pada dirinya sebagai modal yang melengkapi modal awal yang telah ia miliki, yaitu reputasi. Catatannya lagi, semua yang ia lakukan adalah dalam kerangka meraih bisnis yang penuh berkat dan berkah, karena sukses yang ingin ia raih adalah sukses sejati dunia akhirat. Insya Allah. Dikutip dan dikembangkan dari buku Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

41

Al Khawarizmi, Sukses yang Mengguncang Duniaetiap orang kini bisa menuliskan dengan mudah bilangan berapapun, karena adanya angka nol. Kitabul Jama-wat-Tafriq yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin Trattati dArithmatica oleh Prince Boncompagni adalah karya terbesar yang digunakan oleh berbagai universitas di Eropa hingga abad 16, menerangkan praktek sehari-hari selukbeluk kegunaan angka-angka, termasuk angka nol. Dan darinyalah berkembang teknologi digitasi hingga sekarang. Dialah Muhammad bin Musa al Khawarizmi yang di Barat dikenal sebagai Algorism (780-846 M). Si penemu angka nol yang menginspirasi dunia.

Pengalaman Sukses 1 # :

S

Yang penting diketahui bahwa al Khawarizmi adalah Muslim pertama dalam ilmu hitung atau matematika. Karena yang menemukan ilmu itu tak lain adalah al Khawarizmi sendiri. Di luar itu, al Khawarizmi sebenarnya sosok yang komplit. Penguasaan ilmunya tidak hanya matematika, tapi juga geografi

42

dan praktisi astronomi. Bahkan karyanya di bidang astronomi yang berjudul Zij al Shindhind merupakan karya terpenting hingga saat ini. C.J. Toomer Dalam Dictionary Scientific Biography (1973) menyatakan bahwa hampir seluruh karya-karya al Khawarizmi disusun selama masa pemerintahan Al Mamun (813-833 M), Khalifah kedua setelah Umayyah membangun kekhalifahan Islam di Damaskus pada tahun 661 M. Ahli ilmu aljabar dunia, Leonardo Fibonacci dari Pisa pun mengaku berhutang pada al Khawarizmi. George Sarton, penulis sejarah matematika kenamaan, menyebut al Khawarizmi sebagai salah seorang ilmuwan Muslim terbesar dan terbaik di masanya. Ini baru salah satu, lalu bagaimana dengan profil pengusahanya? Ikuti terus lanjutannya Dikutip dari buku motivasi metanoiac Islami Be The Best, not be asa, M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

43

Abdurrahman bin Auf, Sukses yang Mengguncang Dunia

Pengalaman sukses 2 #

J

ika al Khawarizmi mampu mengguncang dunia di abad 8 Hijriah, maka hal yang sama juga terjadi dalam rentang 14 abad Islam menaungi 2/3 belahan dunia, merahmati alam raya. Salah satunya adalah sahabat Abdurrahman bin Auf yang telah mengguncang dunia melalui keteladanannya sebagai muslim sejati, termasuk dalam berbisnis yang dilakukannya pada abad 1 Hijriah.

Abdurrahman bin Auf termasuk generasi sahabat yang masuk Islam sangat awal, menjadi orang kedelapan yang bersahadah 2 hari setelah Abu Bakar. Beliau termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga. Sungguh banyak teladan yang dapat direngkuh dari sepak terjang bisnis beliau. Salah satunya adalah pada aspek prinsip manajemen bisnis yang dipegang kuat dan diterapkan secara konsisten dan penuh komitmen. Beberapa prinsip beliau yang telah dikenal luas adalah hanya berbisnis barang yang halal dan

44

menjauhkan diri dari barang yang haram bahkan yang subhat sekalipun, keuntungan bisnis yang didapat dinikmati dengan menunaikan hak keluarga dan hak Allah, untuk perjuangan di jalan Allah dan menjadikan harta perniagaan sebagai sesuatu yang dikendalikannya, bukan yang mengendalikannya. Prinsip-prinsip manajemen bisnis itu pun dibuktikan. Sejarah pun mencatatnya. Diantaranya adalah

Berbisnis barang yang halal dan menjauhkan diri dari barang yang haram bahkan yang subhat sekalipun. Keseluruhan harta Abdurahman bin Auf adalah harta yang halal, sehingga sahabat lainnya, Utsman bin Affan ra. yang juga pengusaha sukses dan sudah sangat kaya pun bersedia menerima wasiat Abdurahman ketika membagikan 400 Dinar bagi setiap veteran perang Badar. Ustman bin Affan berkata, Harta Abdurahman bin Auf halal lagi bersih, dan memakan harta itu membawa selamat dan berkah.

Keuntungan bisnis yang didapat dinikmati dengan menunaikan hak keluarga dan hak Allah, perjuangan di jalan Allah. Ketika Rasullullah SAW membutuhkan dana untuk perang Tabuk yang mahal dan sulit karena medannya jauh, ditambah situasi Madinah yang sedang musim panas. Abdurrahman bin Auf memeloporinya dengan menyumbang dua ratus uqiyah emas (1 uqiyah setara dengan 50 dinar) sampai-sampai Umar bin Khattab berbisik kepada Rasulullah SAW Sepertinya Abdurrahman berdosa kepada keluarganya karena tidak

45

meninggali uang belanja sedikitpun untuk keluarganya. Mendengar ini, Rasulullah SAW bertanya pada Abdurrahman bin Auf, Apakah kamu meninggalkan uang belanja untuk istrimu ?, Ya! Jawab Abdurrahman, Mereka saya tinggali lebih banyak dan lebih baik dari yang saya sumbangkan. Berapa ? Tanya Rasulullah. Sebanyak rizki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah. Jawabnya. Subhanallahu. Suatu saat ketika Rasullullah SAW berpidato menyemangati kaum muslimin untuk berinfaq di jalan Allah, Abdurrahman bin Auf menyumbang separuh hartanya senilai 2.000 Dinar. Atas infaq ini beliau didoakan khusus oleh Rasulullah SAW : Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan Semoga Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu.

Menjadikan harta perniagaan sebagai sesuatu yang dikendalikannya, bukan yang mengendalikannya. Abdurrahman bin Auf pernah menyumbangkan seluruh barang yang dibawa oleh kafilah perdagangannya kepada penduduk Madinah padahal seluruh kafilah ini membawa barang dagangan yang diangkut oleh 700 unta yang memenuhi jalanjalan kota Madinah. Selain itu juga tercatat Abdurrahman bin Auf telah menyumbangkan antara lain 40.000 Dirham, 40.000 Dinar, 200 uqiyah emas, 500 kuda, dan 1.500 unta. Banyak dan sering sekali, beliau menggunakan hartanya untuk diinfaqkan. Sampai- sampai ada penduduk Madinah yang berkata Seluruh penduduk Madinah berserikat dengan Abdurrahman

46

bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya pada mereka, sepertiga untuk membayari hutang-hutang mereka, dan sepertiga sisanya dibagi-bagikan kepada mereka. Dengan begitu banyak harta yang diinfaqkan di jalan Allah, ketika meninggal pada usia 72 tahun beliau masih juga meninggalkan harta yang sangat banyak yaitu terdiri dari 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3.000 ekor kambing dan masingmasing istri mendapatkan warisan 80.000 Dinar. Artinya, kekayaan yang ditinggalkan Abdurrahman bin Auf saat itu berjumlah 2.560.000 Dinar. Subhanallahu Allahu akbar!!! catatan: 1 dinar = 4,25 gram emas. 1 dirham = 2,975 gram perak. disarikan dari berbagai sumber.

47

Sistem Kelembagaan Bisnis Islami vs non Islamiistem kelembagaan bisnis Islami jika didalami bisa dibandingkan dalam sejumlah aspeknya dengan bisnis non Islami. pembandingan ini untuk memudahkan pemahaman terhadap faktanya sedemikian memudahkan kita untuk mempraktikkannya. berikut ikhtisarnya:

S

Sistem Bisnis Islami VS non Islami1. 2. 3. Asas : Aqidah Islam (nilai-nilai transendental) vs asas Sekularisme (Nilai-nilai material). Motivasi : Dunia - akhirat vs Dunia. Orientasi : Profit & Benefit (non materi/ qimah),Pertumbuhan,Keberlangsungan, & Keberkahan vs Orientasi Profit, Pertumbuhan, & Keberlangsungan. Strategi Induk : Visi dan misi organisasi terkait erat dengan misi penciptaan manusia di dunia vs Visi dan misi

4.

48

5.

6.

7.

8.

9.

organisasi ditetapkan berdasarkan pada kepentingan material belaka. Manajemen/Strategi Fungsional Operasi/Proses : Jaminan halal bagi setiap masukan, proses & keluaran,Mengedepankan produktivitas dalam koridor syariah vs Tidak ada jaminan halal bagi setiap masukan, proses & keluaran, Mengedepankan produktivitas dalam koridor manfaat . Manajemen/Strategi Fungsional Keuangan : Jaminan halal bagi setiap masukan, proses & keluaran keuangan vs Tidak ada jaminan halal bagi setiap masukan, proses & keluaran keuangan. Manajemen/Strategi Fungsional Pemasaran : Pemasaran dalam koridor jaminan halal vs Pemasaran menghalalkan cara. Manajemen/Strategi Fungsional SDM : SDM profesional & berkepribadian Islam, SDM adalah pengelola bisnis, SDM bertanggung jawab pada diri, majikan & Allah SWT vs SDM profesional, SDM adalah faktor produksi, SDM bertanggung jawab pada diri & majikan. Sumberdaya : Halal vs Halal & haram.

Dengan 9 karakter ini, sebuah usaha bisa membangun sistem kelembagaannya secara konsisten dengan berbasis pada aqidah Islam dan dalam koridor syariah Islam. Alhamdulillah. Ditulis & diadaptasi dari buku Manajemen Strategis Perspektif Syariah tulisan M. Ismail Yusanto dan M Karebet Widjajakusuma untuk memenuhi permintaan brother & sister tentang kegiatan sharing kelembagaan bisnis Islami hari sabtu, 2 mei 2009 lalu. moga manfaat dan barakah.

49

Belajar dari Kongres Anggota Tubuhisah bermula di sebuah Kongres Anggota Tubuh Manusia. Pak Jantung memimpin sesi sidang Pemberian Penghargaan Pada Anggota Tubuh Manusia Terpenting Tahun ini. Dalam pidato pengantarnya, Pak Jantung berkata ,Saudara-saudaraku sesama anggota tubuh, sebagaimana kita tahu tuan kita sangat menginginkan kinerja kesehatannya meningkat tahun ini. Peningkatan ini hanya mungkin, kalau kita semua memperbaiki kinerja masing-masing. Nah, untuk memicu dan memacu peningkatan kinerja itu, tuan kita berkenan memberikan penghargaan kepada anggota tubuh terpenting. Untuk itu, kita harus menentukan siapa di antara kita yang layak untuk mendapatkannya.

Sukses itu Bersinergi, Bukan Berseteru:

K

Sidang seketika hening. Semua bingung karena sulit untuk menentukannya. Mas Mata merasa dirinya paling penting,

50

karena tanpa dirinya, tuannya pasti akan kelimpungan ketika berjalan. Jeng Bibir juga merasakan hal yang sama, karena dialah juru bicara andalan tuannya. Coba kalau saya mogok kerja, pasti tuan dikira bisu!. Pak Jantung tak mau kalah. Kalau saya mau mogok kerja 1 detik saja, dunia pasti kiamat Bung! Akhirnya, ruangan kongres pun gaduh. Gaduh sana dan gaduh sini. Sesaat kemudian, Pak Jantung mengetuk meja sidang. Diam semua. Setelah saya pikirkan masak-masak, sulit bagi kita untuk mencari siapa yang paling penting. Bagaimana kalau sebaliknya, kita cari saja siapa yang paling tidak penting Pak Jantung berbicara semangat sekali sambil melirik salah satu peserta yang pendiam, yakni Bang Lubang Kentut. Upsss. Tak dinyana, semua koor, setujuuuu! Akhirnya secara aklamasi, pilihan jatuh bulatbulat pada siapa lagi kalau bukan - Bang Lubang Kentut! Serta merta Bang Lubang Kentut protes mengajukan PK, Peninjauan Kembali. Tapi sia-sia saja. Protes Bang Lubang Kentut tenggelam dalam keriuhan sidang. Dan tak lama sidang pun usai. Bang Lubang Kentut terdiam. apa yang aku lakukan untuk tuanku, ternyata tak berharga sama sekali, batinnya. Baiklah. Akan aku tunjukkan bahwa apa yang mereka putuskan itu salah besar! Maka, mulailah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sang tuan pun demam. Kadang panas kadang dingin. Satu per satu anggota tubuh unjuk sakit. Pak Jantung mengeluh, detak jantungnya lain dari biasanya. Yang biasanya berirama pop, kok mendadak berubah ada cengkok dangdutnya. Jeng bibir meradang, setiap kali bertugas pasti orang di sekitar tuannya ramai-ramai menutup mulutnya masing-masing. Ada bau tak sedap, kata mereka. Mas Mata juga begitu. Aku sering kelilipan

51

dan berkunang-kunang, padahal tak ada kunang-kunang yang hinggap pada diriku. Kenapa ya? Lalu, semua berkumpul. Yayaya kami juga! Sungguh tidak seperti biasanya. Mereka pun menunjuk tim investigasi untuk menuntaskan kasus ini. Setelah mendapat petunjuk dari sejumlah saksi, tim pun menangkap Bang Lubang Kentut sebagai satu-satunya tersangka. Akhirnya, di hadapan majelis hakim, Bang Lubang Kentut pun mengakui bahwa ini semua terjadi karena dirinya melakukan mogok kerja. Jika tuannya ingin kentut, ia tak merespon. Kalau tuannya ingin BAB, ia cuek saja. Pokoknya ibarat keran air, dirinya mengunci rapat-rapat keran itu. Mbah Kumis, ketua majelis hakim yang berwibawa pun bertanya, Jujurlah padaku. Apa sebenarnya yang kamu inginkan ? Bang Lubang Kentut terbata-bata, saya ingin menyadarkan semua pihak, meskipun posisi saya di bawah, tak elok dipandang, bukan berarti saya lantas tidak penting. Semua anggota tubuh sama pentingnya. Sudah sepantasnya kita saling sinergi sesuai dengan core-nya masing-masing. Sukses itu didapat dari bersinergi, bukan berseteru. Begitu juga dalam bisnis kita. Nah, cobalah. Dikutip Buku Motivasi Metanoiac Islami Be The Best, not be asa, M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

52

Alhamdulillah saya mendapat kiriman tulisan hukum-hukum syirkah dari ustadz M Shiddiq al Jawi. Moga bermanfaat. Jazakallahu ustadz.

Hukum-hukum SyirkahOleh: M. Shiddiq Al-Jawi

Pengertian SyirkahKata syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fiil mdhi), yasyraku (fiil mudhri), syarikan/syirkatan/syarikatan (mashdar/kata dasar); artinya menjadi sekutu atau serikat (Kamus Al-Munawwir, hlm. 765). Kata dasarnya boleh dibaca syirkah, boleh juga dibaca syarikah. Akan tetapi, menurut AlJaziri dalam Al-Fiqh al al-Madzhib al-Arbaah, 3/58, dibaca syirkah lebih fasih (afshah). Menurut arti asli bahasa Arab (makna etimologis), syirkah berarti mencampurkan dua bagian atau lebih sedemikian rupa sehingga tidak dapat lagi dibedakan satu bagian dengan bagian lainnya (An-Nabhani, 1990: 146). Adapun menurut makna syariat, syirkah adalah suatu akad antara dua pihak atau lebih,

53

yang bersepakat untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan (An-Nabhani, 1990: 146).

Hukum Dan Rukun SyirkahSyirkah hukumnya jiz (mubah), berdasarkan dalil Hadis Nabi Saw berupa taqrr (pengakuan) beliau terhadap syirkah. Pada saat beliau diutus sebagai nabi, orang-orang pada saat itu telah bermuamalah dengan cara ber-syirkah dan Nabi Saw membenarkannya. Nabi Saw bersabda, sebagaimana dituturkan Abu Hurairah ra: Allah Azza wa Jalla telah berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua pihak yang ber-syirkah selama salah satunya tidak mengkhianati yang lainnya. Kalau salah satunya berkhianat, Aku keluar dari keduanya. [HR. Abu Dawud, al-Baihaqi, dan adDaruquthni]. Rukun syirkah yang pokok ada 3 (tiga) yaitu: (1) akad (ijab-kabul), disebut juga shighat; (2) dua pihak yang berakad (qidni), syaratnya harus memiliki kecakapan (ahliyah) melakukan tasharruf (pengelolaan harta); (2) obyek akad (mahal), disebut juga maqd alayhi, yang mencakup pekerjaan (amal) dan/atau modal (ml) (Al-Jaziri, 1996: 69; Al-Khayyath, 1982: 76; 1989: 13). Adapun syarat sah akad ada 2 (dua) yaitu: (1) obyek akadnya berupa tasharruf, yaitu aktivitas pengelolaan harta dengan melakukan akad-akad, misalnya akad jual-beli; (2) obyek akadnya dapat diwakilkan (wakalah), agar keuntungan syirkah menjadi

54

hak bersama di antara para syark (mitra usaha) (An-Nabhani, 1990: 146).

Macam-Macam SyirkahMenurut An-Nabhani, berdasarkan kajian beliau terhadap berbagai hukum syirkah dan dalil-dalilnya, terdapat lima macam syirkah dalam Islam: yaitu: (1) syirkah inn; (2) syirkah abdan; (3) syirkah mudhrabah; (4) syirkah wujh; dan (5) syirkah mufwadhah (An-Nabhani, 1990: 148). An-Nabhani berpendapat bahwa semua itu adalah syirkah yang dibenarkan syariah Islam, sepanjang memenuhi syarat-syaratnya. Pandangan ini sejalan dengan pandangan ulama Hanafiyah dan Zaidiyah. Menurut ulama Hanabilah, yang sah hanya empat macam, yaitu: syirkah inn, abdan, mudhrabah, dan wujh. Menurut ulama Malikiyah, yang sah hanya tiga macam, yaitu: syirkah inn, abdan, dan mudhrabah. Menurut ulama Syafiiyah, Zahiriyah, dan Imamiyah, yang sah hanya syirkah inn dan mudhrabah (Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islm wa Adillatuhu, 4/795).

Syirkah InnSyirkah inn adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing-masing memberi konstribusi kerja (amal) dan modal (ml). Syirkah ini hukumnya boleh berdasarkan dalil as-Sunnah dan Ijma Sahabat (An-Nabhani, 1990: 148). Contoh syirkah inn: A dan B insinyur teknik sipil. A dan B sepakat menjalankan bisnis properti dengan membangun dan menjualbelikan rumah. Masing-masing memberikan konstribusi modal sebesar Rp 500 juta dan keduanya sama-sama bekerja dalam syirkah tersebut.

55

Dalam syirkah ini, disyaratkan modalnya harus berupa uang (nuqd); sedangkan barang (urdh), misalnya rumah atau mobil, tidak boleh dijadikan modal syirkah, kecuali jika barang itu dihitung nilainya (qmah al-urdh) pada saat akad. Keuntungan didasarkan pada kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung oleh masing-masing mitra usaha (syark) berdasarkan porsi modal. Jika, misalnya, masing-masing modalnya 50%, maka masing-masing menanggung kerugian sebesar 50%. Diriwayatkan oleh Abdur Razaq dalam kitab AlJmi, bahwa Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata, Kerugian didasarkan atas besarnya modal, sedangkan keuntungan didasarkan atas kesepakatan mereka (pihak-pihak yang bersyirkah). (An-Nabhani, 1990: 151).

Syirkah AbdanSyirkah abdan adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing-masing hanya memberikan konstribusi kerja (amal), tanpa konstribusi modal (ml). Konstribusi kerja itu dapat berupa kerja pikiran (seperti pekerjaan arsitek atau penulis) ataupun kerja fisik (seperti pekerjaan tukang kayu, tukang batu, sopir, pemburu, nelayan, dan sebagainya) (AnNabhani, 1990: 150). Syirkah ini disebut juga syirkah amal (AlJaziri, 1996: 67; Al-Khayyath, 1982: 35). Contohnya: A dan B. keduanya adalah nelayan, bersepakat melaut bersama untuk mencari ikan. Mereka sepakat pula, jika memperoleh ikan dan dijual, hasilnya akan dibagi dengan ketentuan: A mendapatkan sebesar 60% dan B sebesar 40%.

56

Dalam syirkah ini tidak disyaratkan kesamaan profesi atau keahlian, tetapi boleh berbeda profesi. Jadi, boleh saja syirkah abdan terdiri dari beberapa tukang kayu dan tukang batu. Namun, disyaratkan bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan pekerjaan halal. (An-Nabhani, 1990: 150); tidak boleh berupa pekerjaan haram, misalnya, beberapa pemburu sepakat berburu babi hutan (celeng). Keuntungan yang diperoleh dibagi berdasarkan kesepakatan; nisbahnya boleh sama dan boleh juga tidak sama di antara mitramitra usaha (syark). Syirkah abdan hukumnya boleh berdasarkan dalil as-Sunnah (An-Nabhani, 1990: 151). Ibnu Masud ra. pernah berkata, Aku pernah berserikat dengan Ammar bin Yasir dan Saad bin Abi Waqash mengenai harta rampasan perang pada Perang Badar. Saad membawa dua orang tawanan, sementara aku dan Ammar tidak membawa apa pun. [HR. Abu Dawud dan al-Atsram]. Hal itu diketahui Rasulullah Saw dan beliau membenarkannya dengan taqrr beliau (An-Nabhani, 1990: 151).

Syirkah MudhrabahSyirkah mudhrabah adalah syirkah antara dua pihak atau lebih dengan ketentuan, satu pihak memberikan konstribusi kerja (amal), sedangkan pihak lain memberikan konstribusi modal (ml) (An-Nabhani, 1990: 152). Istilah mudhrabah dipakai oleh ulama Irak, sedangkan ulama Hijaz menyebutnya qirdh (Al-Jaziri, 1996: 42; Az-Zuhaili, 1984: 836). Contoh: A sebagai pemodal (shhib al-ml/rabb al-ml) memberikan modalnya sebesar Rp 10 juta kepada B yang bertindak sebagai

57

pengelola modal (mil/mudhrib) dalam usaha perdagangan umum (misal, usaha toko kelontong). Ada dua bentuk lain sebagai variasi syirkah mudhrabah. Pertama, dua pihak (misalnya, A dan B) sama-sama memberikan konstribusi modal, sementara pihak ketiga (katakanlah C) memberikan konstribusi kerja saja. Kedua, pihak pertama (misalnya A) memberikan konstribusi modal dan kerja sekaligus, sedangkan pihak kedua (misalnya B) hanya memberikan konstribusi modal, tanpa konstribusi kerja. Kedua bentuk syirkah ini masih tergolong syirkah mudhrabah (An-Nabhani, 1990: 152). Hukum syirkah mudhrabah adalah jiz (boleh) berdasarkan dalil as-Sunnah (taqrr Nabi Saw) dan Ijma Sahabat (An-Nabhani, 1990: 153). Dalam syirkah ini, kewenangan melakukan tasharruf hanyalah menjadi hak pengelola (mudhrib/mil). Pemodal tidak berhak turut campur dalam tasharruf. Namun demikian, pengelola terikat dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh pemodal. Jika ada keuntungan, ia dibagi sesuai kesepakatan di antara pemodal dan pengelola modal, sedangkan kerugian ditanggung hanya oleh pemodal. Sebab, dalam mudhrabah berlaku hukum wakalah (perwakilan), sementara seorang wakil tidak menanggung kerusakan harta atau kerugian dana yang diwakilkan kepadanya (An-Nabhani, 1990: 152). Namun demikian, pengelola turut menanggung kerugian, jika kerugian itu terjadi karena kesengajaannya atau karena melanggar syaratsyarat yang ditetapkan oleh pemodal (Al-Khayyath, Asy-Syarkt f asy-Syarah al-Islmiyyah, 2/66).

58

Syirkah WujhSyirkah wujh disebut juga syirkah ala adz-dzimam (AlKhayyath, Asy-Syarkt f asy-Syarah al-Islmiyyah, 2/49). Disebut syirkah wujh karena didasarkan pada kedudukan, ketokohan, atau keahlian (wujh) seseorang di tengah masyarakat. Syirkah wujh adalah syirkah antara dua pihak (misal A dan B) yang sama-sama memberikan konstribusi kerja (amal), dengan pihak ketiga (misalnya C) yang memberikan konstribusi modal (ml). Dalam hal ini, pihak A dan B adalah tokoh masyarakat. Syirkah semacam ini hakikatnya termasuk dalam syirkah mudhrabah sehingga berlaku ketentuan-ketentuan syirkah mudhrabah padanya (An-Nabhani, 1990: 154). Bentuk kedua syirkah wujh adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang ber-syirkah dalam barang yang mereka beli secara kredit, atas dasar kepercayaan pedagang kepada keduanya, tanpa konstribusi modal dari masing-masing pihak (An-Nabhani, 1990: 154). Misal: A dan B adalah tokoh yang dipercaya pedagang. Lalu A dan B ber-syirkah wujh, dengan cara membeli barang dari seorang pedagang (misalnya C) secara kredit. A dan B bersepakat, masing-masing memiliki 50% dari barang yang dibeli. Lalu keduanya menjual barang tersebut dan keuntungannya dibagi dua, sedangkan harga pokoknya dikembalikan kepada C (pedagang). Dalam syirkah wujh kedua ini, keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, bukan berdasarkan prosentase barang dagangan yang dimiliki; sedangkan kerugian ditanggung oleh masing-masing mitra usaha berdasarkan prosentase barang dagangan yang dimiliki, bukan berdasarkan kesepakatan. Syirkah

59

wujh kedua ini hakikatnya termasuk dalam syirkah abdan (AnNabhani, 1990: 154). Hukum kedua bentuk syirkah di atas adalah boleh, karena bentuk pertama sebenarnya termasuk syirkah mudhrabah, sedangkan bentuk kedua termasuk syirkah abdan. Syirkah mudhrabah dan syirkah abdan sendiri telah jelas kebolehannya dalam syariat Islam (An-Nabhani, 1990: 154). Namun demikian, An-Nabhani mengingatkan bahwa ketokohan (wujh) yang dimaksud dalam syirkah wujh adalah kepercayaan finansial (tsiqah mliyah), bukan semata-semata ketokohan di masyarakat. Maka dari itu, tidak sah syirkah yang dilakukan seorang tokoh (katakanlah seorang menteri atau pedagang besar), yang dikenal tidak jujur, atau suka menyalahi janji dalam urusan keuangan. Sebaliknya, sah syirkah wujh yang dilakukan oleh seorang biasa-biasa saja, tetapi oleh para pedagang dia dianggap memiliki kepercayaan finansial (tsiqah mliyah) yang tinggi, misalnya dikenal jujur dan tepat janji dalam urusan keuangan (An-Nabhani, 1990: 155-156).

Syirkah MufwadhahSyirkah mufwadhah adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang menggabungkan semua jenis syirkah di atas (syirkah inn, abdan, mudhrabah, dan wujh) (An-Nabhani, 1990: 156; Al-Khayyath, 1982: 25). Syirkah mufwadhah dalam pengertian ini, menurut An-Nabhani adalah boleh. Sebab, setiap jenis syirkah yang sah ketika berdiri sendiri, maka sah pula ketika digabungkan dengan jenis syirkah lainnya (An-Nabhani, 1990: 156).

60

Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan jenis syirkah-nya; yaitu ditanggung oleh para pemodal sesuai porsi modal (jika berupa syirkah inn), atau ditanggung pemodal saja (jika berupa syirkah mudhrabah), atau ditanggung mitra-mitra usaha berdasarkan persentase barang dagangan yang dimiliki (jika berupa syirkah wujh). Contoh: A adalah pemodal, berkonstribusi modal kepada B dan C, dua insinyur teknik sipil, yang sebelumnya sepakat, bahwa masing-masing berkonstribusi kerja. Kemudian B dan C juga sepakat untuk berkonstribusi modal, untuk membeli barang secara kredit atas dasar kepercayaan pedagang kepada B dan C. Dalam hal ini, pada awalnya yang ada adalah syirkah abdan, yaitu ketika B dan C sepakat masing-masing ber-syirkah dengan memberikan konstribusi kerja saja. Lalu, ketika A memberikan modal kepada B dan C, berarti di antara mereka bertiga terwujud syirkah mudhrabah. Di sini A sebagai pemodal, sedangkan B dan C sebagai pengelola. Ketika B dan C sepakat bahwa masingmasing memberikan konstribusi modal, di samping konstribusi kerja, berarti terwujud syirkah inn di antara B dan C. Ketika B dan C membeli barang secara kredit atas dasar kepercayaan pedagang kepada keduanya, berarti terwujud syirkah wujh antara B dan C. Dengan demikian, bentuk syirkah seperti ini telah menggabungkan semua jenis syirkah yang ada, yang disebut syirkah mufwadhah.

Daftar Pustaka1. An-Nabhani, Taqiyuddin. 1990. An-Nizhm al-Iqtishd f al-Islm. Cetakan IV. Beirut: Darul Ummah.

61

2. 3. 4.

5. 6. 7.

8.

Antonio, M. Syafii. 1999. Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan. Jakarta: Bank Indonesia & Tazkia Institute. Al-Jaziri, Abdurrahman. 1996. Al-Fiqh al al-Madzhib alArbaah. Juz III. Cetakan I. Beirut: Darul Fikr. Al-Khayyath, Abdul Aziz. 1982. Asy-Syarkt f asy-Syarah al-Islmiyyah wa al-Qnn al-Wdhi. Beirut: Muassasah ar-Risalah. . 1989. Asy-Syarkt f Dhaw al-Islm. Cetakan I. T.Tp. Darus Salam. Az-Zuhaili, Wahbah. 1984. Al-Fiqh al-Islm wa Adillatuhu. Juz IV. Cetakan III. Damaskus: Darul Fikr. Siddiqi, M. Nejatullah. 1996. Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam (Partnership and Profit Sharing in Islamic Law). Terjemahan oleh Fakhriyah Mumtihani. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa. Vogel, Frank E. & Samuel L. Hayes III. 1998. Islamic Law and Finance: Religion, Risk and Return. Denhag: Kluwer Law International.

62

Sebelum memulai usaha, perhatikan situasi lingkungan secara cermat. Lakukan pengamatan dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) Apakah ada peluang usaha seperti yang diinginkan? (2) Apakah lika-liku usaha yang akan dilakukan telah diketahui benar, baik cara memulainya, membuat, menjual, menyimpan, sampai cara mendapatkan modal usaha? (3) Adakah pesaing (pelaku usaha pada jenis usaha yang sama) dan calon pesaing di lapangan usaha itu, dan sejauh mana para pesaing itu telah dikenali? (4) Seberapa besarkah pasar (pembeli atau pengguna usaha kita) yang hendak digarap? (5) Bila usaha yang akan dikerjakan memerlukan pemasok (supplier), sudahkah diketahui benar siapa yang bakal menjadi pemasok, dan apakah ada pemasok potensial lainnya?

Memulai Usaha

63

(6) Bila usaha itu berupa barang, sudahkah diketahui teknik pembuatan barang yang dimaksud? (7) Jika memerlukan modal dalam bentuk dana, seberapa banyak modal sudah di tangan atau bagaimana pula bila memerlukan pinjaman untuk penambahan modal? (8) Bagaimana cara mendapatkan tenaga kerja yang diperlukan? (9) Apakah sudah dapat ditemukan dan ditentukan lokasi usahanya? (10) Apakah sudah dimengerti seluk beluk peralatan yang diperlukan? Daftar pertanyaan di atas yang dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan dan sifat usaha yang diinginkan sangat membantu identifikasi peluang usaha. Inti dari daftar pertanyaan itu adalah bahwa situasi lingkungan usaha harus diperhatikan dengan seksama sebelum memutuskan jenis usaha apa yang akan dikerjakan. Setelah diketahui situasi lingkungan melalui daftar pertanyaan di atas, selanjutnya dapat dilakukan analisa terhadap kekuatan dan sekaligus kelemahan diri sendiri dengan melakukan identifikasi terhadap apa yang diketahui, dikuasai, dan dimiliki sebagai situasi internal pendukung pada saat akan dilakukan pengambilan keputusan dan pemilihan bidang usaha yang diinginkan. Tentu saja usaha (produk/jasa) yang akan dipilih ada dalam ranah usaha yang halal dan thoyib. Ingat selalu bisnis yang akan kita jalankan adalah bisnis yang penuh berkat dan berkah.

64

Nah, selamat mencoba. Dikutip dari buku Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

65

Analisis Peluang Usahagar diperoleh hasil pengamatan situasi internal dan eksternal secara tepat, kita dapat membuat matriks analisis kualitatif peluang usaha. Matriks ini dapat dijadikan sebagai media dalam melakukan analisa hasil pengamatan lingkungan internal dan eksternal. Pertanyaannya kemudian adalah, adakah kekuatan atau kelemahan di antara yang disebutkan dalam matriks tersebut. Jika ada, lakukanlah suatu keputusan dengan mempergunakan kotak atau ruangan yang mempertemukan antara kekuatan dan kelemahan sebagai bagian internal dengan peluang usaha yang mungkin dapat ditangkap sebagai bagian dari eksternal lingkungan.

Memulai Usaha 2 # :

A

Matriks tersebut pada dasarnya merupakan Matriks SWOT kualitatif sederhana yang dapat digunakan sebagai media untuk menentukan pilihan-pilihan usaha yang dinilai paling tepat, sekaligus menghindari pilihan usaha yang salah.

66

Intinya, kita identifikasi apa saja kekuatan dan kelemahan kita yang signifikan. Kekuatan (S-strength) adalah semua sumberdaya yang melekat pada kita yang mendukung keberhasilan usaha yang akan kita lakukan, seperti sudah terbiasa kerja keras, nama baik, mandiri, hemat, memiliki kemampuan yang memadai sesuai jenis usaha yang akan dirintis, dll. Sebaliknya kelemahan (W-weakness) adalah semua sumberdaya kita yang dapat menghambat keberhasilan usaha jika tidak kita hilangkan, seperti tidak punya perencanaan, pendidikan tidak mendukung, tanpa pembukuan tertib, tanpa analisis pasar, modal lemah dll. Demikian juga dengan peluang (O-opportunity) dan tantangan (T-treath). Peluang adalah semua peluang bisnis yang ada di depan mata, baik yang pasarnya sudah ada maupun pasar belum ada, tetapi kita yakin dapat membuat pasar sendiri. Contohnya, rest area di pinggir jalan tol, bisnis event organizer untuk acara seminar, training, workshop dll, warung nasi sunda di pinggir sawah, pakaian muslimah (jilbab, kerudung) bagi komunitas pengajian, bisnis foto copy di dekat kampus, dll. Sebaliknya, tantangan adalah situasi dan kondisi yang menghambat atau tidak mendukung keberhasilan usaha. Misalnya, banyaknya pesaing di bidang usaha sejenis, pasokan bahan baku yang sulit, dll. Cara membacanya secara sederhana adalah sebagai berikut : Jika dominan pada pertemuan S-O : Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada secara fokus. Jika dominan pada pertemuan S-T : Mobilisasi kekuatan yang dimiliki untuk menepis tantangan yang ada.

67

Jika dominan pada pertemuan W-O: Tentukan pilihan terhadap peluang yang benar-benar dikuasai untuk meminimalisasi kelemahan yang dimiliki. Jika dominan pada pertemuan W-T: Jika pilihan sulit, tahan diri sambil mencari kembali peluang lain yang lebih memungkinkan

Sekali lagi, tentu saja usaha (produk/jasa) yang akan dipilih ada dalam ranah usaha yang halal dan thoyib. Ingat selalu bisnis yang akan kita jalankan adalah bisnis yang penuh berkat dan berkah. Nah, selamat mencoba. Dikutip dan dimodifikasi dari buku Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

68

Belajar dari Yaslinur al-Amin Groupenjalankan kegiatan bisnis tidak pernah sepi dari tantangan dan hambatan. Termasuk hari ini. Baik menyangkut masalah permodalan, sumberdaya manusia, pemasaran maupun perijinan. Tapi bagi pebisnis muslim kiranya tantangan terbesar adalah bagaimana menjalankan bisnis dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam di tengah-tengah suasana bisnis dalam sistem kapitalistik yang cenderung menghalalkan segala cara. Tentu saja jalan belum tertutup sama sekali. Bahkan masih cukup banyak peluang terbuka bagi pebisnis muslim yang mencoba untuk sukses tanpa harus melanggar syariah.

Memulai Usaha 3 #

M

Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Alam Nasyrah : 6) Simak kasus berikut.

69

Yaslinur, pria kelahiran 1968, melalui keuletannya dalam berbisnis, akhirnya sampai sekarang berhasil membangun 5 outlet swalayan, toko buku dan busana muslim yang tersebar di Bogor di bawah bendera kelompok usaha Al Amin. Lembaga yang sejak mula telah diazamkan sebagai lembaga usaha Islami ini juga dikenal konsisten dengan prinsip-prinsip bisnis sesuai syariah. Konsistensi ini dikukuhkan dalam motonya : Mitra Menuju Kehidupan Islami. Sejak 1990, ia sudah membangun bisnis dan sempat mengalami jatuh bangun. Tetapi, dimana ada kemauan di situ ada jalan dan di balik setiap kesulitan pasti selalu ada kemudahan, tuturnya. Tekadnya untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Bogor membawa konsekuensi harus berpisah dengan orang tuanya. Sembari kuliah (1990), ia berikhtiar untuk hidup mandiri sepenuhnya. Kegiatan kuliahnya yang super ketat ditingkahi aktivitasnya sebagai pengurus organisasi mahasiswa Islam dan bahkan menjadi marbot masjid kampus membuatnya berpikir keras untuk menemukan konsep bisnis yang tidak mengganggu perkuliahannya namun sesuai dengan koridor syariah. Dimulai dengan jualan kaos kaki dengan cara menitipjualkan di toko milik saudara. Beralih untuk mencoba catering beras yang idenya bermula dari kepanitiaan bakti sosial Ramadhan. Hingga jadi penyalur buku IQRO di masjid kampus. Semua itu dijalaninya sembari terus mencari peluang terbaik. Meningkatnya kebutuhan akan buku-buku Islami, busana muslim beserta segala asesorisnya sejalan dengan bertambahnya ghirah keislaman mahasiswa, memberi peluang bisnis yang dicarinya selama ini.

70

Di tengah kesibukannya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di kawasan Bandung, mulailah dipersiapkan segala sesuatunya. Dipilihnya model syirkah mudhorobah. Lalu, sambil dilajo BogorBandung, disusunlah proposal usaha. Berhasilkah? Ternyata, tidak. Dari semua kenalan yang dikunjunginya, tidak ada seorang pun yang bersedia menjadi calon investor (shohibul mal). Belum melihat hasilnya, begitu rata-rata alasannya. Belajar dari berbagai pengalaman, akhirnya, setahun kemudian (1991) dipancangkannya tekad untuk membuka resmi sebuah toko kecil berukuran 4 x 3 meter persegi. Dipilihnya lokasi dekat kampus tempatnya kuliah. Yaslinur memilih nama Al Amin, sebagai doa bagi keberhasilan usaha ini. Al Amin adalah juga sebuah nama yang mengingatkan bahwa usaha ini bermula atas dasar kepercayaan. Mengingat modalnya selain berasal dari milik sendiri, yaitu tabungan hasil usaha sebelumnya sebesar Rp 467.850,- selebihnya adalah pinjaman dari kawan-kawannya sebesar Rp 1.818.650,-. Kepercayaan yang sekaligus menyiratkan keprihatinan. Sebab, Banyak yang belum mengerti konsep syirkah mudhorobah, tutur ayah berputra dua orang ini ketika menjelaskan mengapa modal terbesarnya adalah pinjaman. Dengan dana yang tak bisa dibilang banyak, Yaslinur terus berbenah diri. Digaetnya penerbit buku untuk bekerjasama dengan sistem konsinyasi (titip jual). Media Dakwah, Gema Insani Press (GIP) dan Al Kautsar tercatat sebagai penerbit bukubuku Islam yang paling awal menyambut ajakannya. Untuk perlengkapan busana muslim, digalangnya kerjasama dengan sebuah perusahaan konveksi busana muslim. Untuk pasokan alat tulis kantor, seorang kawan bersedia membantunya. Pendek kata, Yaslinur terus berpikir untuk menemukan cara terbaik

71

untuk meningkatkan laba dan skala usahanya. Ia ingin memposisikan nama Al Amin di mata masyarakat sebagai sentra koleksi Islami terbesar di Bogor, Al Amin Islamic Collection. Berani mencoba adalah setengah dari keberhasilan, begitu filosofi yang memacu semangatnya. Tahun pertama usahanya, ia mencoba menerapkan strategi meningkatkan laba usaha sembari melakukan efisiensi di sanasini. Al Amin berusaha mencari sumber pasokan barang yang lebih murah, misalnya menjajagi secara langsung ke produsen. Memotong rantai pemasaran yang panjang. Bila tidak bisa, maka dilakukanlah cara kedua, yaitu membeli dengan skala yang lebih besar pada pemasok lama. Dengan cara ini paling tidak akan menekan harga beli lebih murah lagi. Setelah efisiensi dirasakan cukup berhasil, tepat pada tahun kedua usahanya, Yaslinur mulai melangkah keluar. Kini saatnya mengembangkan diri. Dengan acuan model Al Amin yang sudah ada, dibukalah secara bertahap tiga outlet baru, yaitu Al Amin Kalibata dan Fatmawati di Jakarta Selatan, dan Al Amin Cimahi di Bandung. Namun, sambutan masyarakat ternyata tak seramai di kota asalnya. Di ketiga tempat ini rata-rata sepi. Pada tahun ketiga usahanya berjalan, Yaslinur akhirnya memutuskan untuk kembali berkonsentrasi di pasar Bogor. Ditutupnya ketiga outlet tadi. Semua dijadikan pelajaran yang sangat berharga. Ia merasa harus bangkit lagi. Sebab, Pasar Bogor masih sangat kondusif dan belum jenuh sama sekali. Apalagi, kondisi masyarakatnya yang relatif haus akan ilmu-ilmu agama semakin membutuhkan mitra menuju kehidupan Islami. Sesuatu yang menjadi pegangan Al Amin selama ini, ujarnya mantap.

72

Kepercayaan masyarakat yang terus bertambah sangat membesarkan hati. Akhirnya, di penghujung tahun 1995, Yaslinur memantapkan tekad untuk mendirikan lagi outlet Al Amin Swalayan di Babakan Raya Bogor. Alhamdulillah, inilah buah bila kita konsisten terhadap prinsip dan syariat Islam Yaslinur tak putus terus bersyukur. Pertemuannya dengan seorang pengusaha besar Bogor yang memiliki visi keumatan yang sama semakin menambah keyakinannya dalam mengibarkan bendera Al Amin. Apalagi setelah pengusaha tersebut mengajaknya bekerjasama melalui mekanisme syirkah inan. Baginya, semua jalan yang halal lagi menguntungkan tidak ada salahnya untuk dicoba. Sebab, Al Amin harus punya inisiatif untuk berubah semakin maju. Bukan semata-mata terseret hanya mengikuti kehendak perubahan. Kini, Yaslinur telah memiliki 5 outlet swalayan, toko buku dan busana muslim yang tersebar di Bogor. Dikutip dari buku Menggagas Bisnis Islami, M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Gema Insani

73