menyusun penelitian
DESCRIPTION
Manajemen KesehatanTRANSCRIPT
Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga
peneliti dapay memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitiannya. Dalam pengertian
yang luas desain penelitian mencakup pelbagai hal yang dilakukan oleh peneliti, mulai dari
identifikasi masalah, hipotesis, operasionalisasi hipotesis tersebut, sampai pada analisis data.
Dalam pengertian yang lebih sempit desain penelitian mengacu pada jenis atau macam
penelitian yang dipilih untuk mencapai penelitian; jadi ia berperan sebagai alat dan pedoman
untuk mencapai tujuan penelitian.
Dengan demikian maka hakekatnya desain penelitian merupakan suatu wahana untuk
mencapai tujuan penelitian, yang juga berperan sebagai rambu-rambu yanmg akan menuntun
peneliti dalam seluruh proses penelitian. Dalam garis besarnya, desai penelitian mempunyai
dua kegunaan yang sangat penting dalam proses penelitian, yakni:
Merupakan sarana bagi peneliti guna memperoleh jawaban ataspertanyaan penelitian.
Merupakan alat untuk mengontrol atau mengendalikan pelbagai variable yang
berpengaruh pada suatu penelitian.
Desain membantu penelitian untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian dengan
sahih, obyektif, akurat, serta hemat. Desain penelitian harus disusun dan dilaksanaan dengan
penuh perhitungan agar dapat menghasilkan petunjuk empiric yang kuat relecansinya dengan
pertanyaan penelitian. Desain yang direncanakan serta dilaksanakan secara memadai, akan
sangat membantu peneliti dalam mengendalikan inferensi maupun observasi yang dilakukan.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Untuk mengetahui identifikasi masalah untuk merumuskan permasalahan penelitian
dan tujuan.
1.2.2 Untuk mengetahui bagaimana memilih design risert yang sesuai dengan
permasalahan yang diangkat
1.2.3 Untuk mengetahui bagaimana cara membuat instrumen pengumpulan data risert.
FK Al Azhar Mataram Page 1
Kelompok I
1.2.4 Untuk mengetahui bagamana cara menyusun proposal risert kedokteran.
FK Al Azhar Mataram Page 2
Kelompok I
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SKENARIO V. 4. 5
BAGAIMANA MENYUSUN PROTOKOL PENELITIAN DI BIDANG
KESEHATAN?
Salah satu permasalahan kesehatan yang menonjol di Kabupaten Lombok Barat pada
tahun 2008 adalah masih tingginya kasus-kasus malnutrisi yang ditandai dengan tingginya
kasus gizi kurang maupun gizi buruk. Pada saat semua daerah berpacu untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, maka kasus malnutrisi ini dapat menjadi kontra produktif bagi
upaya peningkatan sumber daya manusia. Berdasarkan penelitian para ahli, 54% kematian pada
bayi dan balita berhubungan dengan masalah gizi. Disamping itu, malnutrisi akan berdampak
pada hambatan perkembangan otak sehingga menyebabkan rendahnya kecerdasan seorang anak.
Bila hal ini terjadi, maka berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan yang pada akhirnya
juga berdampak terhadap lemahnya akses terhadap sumber-sumber ekonomi dan pendapatan.
Menurut hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi NTB, trend kasus-kasus malnutrisi pada anak-anak di Kabupaten Lombok Barat dari
tahun 2006 s/d 2008 dapat disampaikan pada Grafik 1.
Pada grafik 1 tampak bahwa trend kasus malnutrisi baik gizi kurang maupun gizi buruk
cenderung menurun meksipun penurunnya cukup landai. Insidens kasus gizi buruk sebesar
3,11% tersebut membutuhkan perhatian yang memadai dan perlu dilakukan upaya
pemecahannya. Hal ini sejala pula dengan tujuan MDG pertama yang menurunnya proporsi
kasus penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan sampai dengan minimal separuh dari
angka pada tahun 2009.
FK Al Azhar Mataram Page 3
Kelompok I
Grafik 1. Trend Kasus Malnutrisi di Kabupaten Lombok Barat
Untuk kepentingan pemecahan masalah, dengan mengacu kepada konsep epidemiologi,
perlu dilakukan analisa masalah menurut lokasinya. Dengan demikian dapat diketahui lokasi
kantong-kantong masalah dalam rangka membuat rencana solusinya. Data kasus gizi buruk
menurut kecamatan disampaikan pada grafik 2 berikut ini.
Dalam rangka melakukan pemecahan masalah, diperlukan kemampuan untuk menggali
penyebab masalah dan bahkan menemukan akar masalahnya. Masalah malnutrisi dipengaruhi
oleh banyak faktor, baik faktor kesehatan, faktor sosial maupun faktor ekonomi. Kemampuan
dari semua pihak yang terlibat dalam upaya pemecahan masalah malnutrisi untuk menggali
faktor-faktor tersebut akan menentukan keberhasilan upaya pemecahan yang dilakukan.
Pemecahan masalah ini tentunya dapat dipilah menjadi upaya promotif, preventif, kuratif dan
FK Al Azhar Mataram Page 4
0
5
10
15
20
25
30
KEP Gizi Buruk BB/U
26.77
5.49
28.8
3.67
28.29
3.87
25.5
3.11
2005 2006 2007 2008
GRAFIK BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DAN GIZI BURUK BB/UKABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2005-2008
TREND MENURUN
TREND TURUN NAIK
Kelompok I
rehabilitatif. Untuk mencegah terjadinya kasus baru malnutrisi, diperlukan upaya promotif dan
preventif yang memadai. Sedangkan bagi penderita malnutrisi, perlu dilakukan upaya kuratif
dan rehabilitatif dalam rangka memulihkan kondisi fisiknya sehingga menjadi lebih baik.
Pemecahan masalah gizi, tentunya menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait.
Masalah gizi tidak mungkin dapat dipecahkan hanya oleh petugas kesehatan, namun juga
membutuhkan dukungan dari keluarga, masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat maupun
lembaga-lembaga sosial dan swasta. Justru peran dari masyarakat dan keluarga memegang porsi
yang terbesar dalam upaya pemecahan masalah gizi. Contoh kasus yang terjadi di Kabupaten
Lombok Barat, seorang anak dapat mengalami beberapa kali putaran periode gizi buruk lantaran
tidak dilakukannya perawatan dan pemeliharaan yang baik di tingkat keluarga setelah pasien
dirawat di rumah sakit dan dianggap sembuh. Tanpa adanya keterlibatan aktif dari keluarga dan
masyarakat dalam upaya penanganan kasus malnutrisi, upaya pemecahan masalah menjadi tidak
efektif dan tidak efisien.
Apabila mengacu kepada konsep Determinan penyakit (masalah kesehatan) dari Henry
L. Blum, maka ada beberapa faktor yang berperan terhadap terjadinya masalah kesehatan
termasuk masalah malnutrisi. Faktor-faktor tersebt adalah perilaku, lingkungan, pelayanan
FK Al Azhar Mataram Page 5
42
36
29
27
18
17
17
16
15
14
11
10
8 8
7
3 3 3
1
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
%
GER
UN
G
JAKEM
BAYAN
PEM
EN
AN
G
KED
IRI
KU
RIP
AN
SEKO
TO
NG
KAYAN
GAN
NAR
MAD
A
GAN
GG
A
PEN
IMBU
NG
LIN
GSAR
GU
NU
NG
SAR
I
SED
AU
PER
AM
PU
AN
TAN
JU
NG
LABU
API
PELAN
GAN
MEN
INTIN
G
GRAFIK JUMLAH BALITA GIZI BURUK BB/TB PER PUSKESMAS SE-KAB LOMBOK BARAT TAHUN 2008
Kelompok I
kesehatan dan herediter memberikan kontribusi pada masalah gizi ini. Tentu saja intensitas
kontribusi dari faktor-faktor tersebut berbeda-beda pada masing-masing kasus.
2.2 Step II identifikasi Masalah
1. Anda diminta oleh Bupati untuk melakukan upaya untuk mengatasi malnutrisi
tersebut dengan berbasis pada data dan fakta. Oleh karena itu anda harus melakukan
risert kecil untuk bisa menggali faktor-faktor penyebab dari permasalahan malnutrisi
ini. Buatlah rumusan masalah, tujuan serta manfaat dari risert tersebut!
2. Desain penelitian apakah yang cocok digunakan untuk menjawab permasalahan risert
anda? Berikan alasannya!
3. Rumuskan metoda penelitian secara detail untuk risert anda!
4. Buatlah instrumen untuk pengumpulan data risert tersebut!
5. Buatlah proposal lengkap untuk melaksanakan risert tersebut!
6. Jelaskan berbagai rancangan penelitian dalam dunia kedokteran!
7. Jelaskan darimana sumber-sumber permasalahan yang bisa diangkat untuk rumusan
masalah risert!
8. Identifikasikan faktor-faktor determinan masalah malnutrisi dengan mengacu kepada
konsep determinan penyakit dari Blum.
2.3 Step III Brainstorming
1. Rumusan Masalah :
Masalah gizi merupakan penyebab kematian bayi dan balita
Malnutrisi mempengaruhi tingkat kecerdasan seorang
Kaitan malnutrisi terhadap lemahnya akses terhadap sumber-sumber ekonomi
dan pendapatan.
FK Al Azhar Mataram Page 6
Kelompok I
Tujuan :
Mengetahui status gizi di kabupaten Lombok barat
Mengukur insidensi kasus gizi buruk
Memetakan pemecahan masalah malnutrisi
Manfaat :
Menjadi salah satu sumber informasi untuk mengatasi masalah masyarakat
berkaitan dengan malnutrisi.
2. Desain riset adalah kerangka atau framework untuk mengadakan penelitian yang
membuat prosedur yang dibutuhkan dalam upaya memperoleh informasi dan
mengolahnya dalam rangka memecahkan masalah.
Tipe Tipe Riset
Exploratory research
Descriptive research
Causal research
Exploratory research
Untuk menjawab pertanyaan “what”
Digunakan apabila peneliti tidak mengetahui banyak informasi mengenai
masalah.
Informasi yang dibutuhkan sangat longgar, flexible, dan tidak terstruktur,
sampel tidak perlu banyak dan analisis data lebih bersifat kualitatis.
Untuk mengembangkan hipotesa dan menentukan variable penelitian dan
pengujian lebih lanjut.
Hasil penelitian bersifat sementara dan pada umumnya dilanjutkan dengan
penelitian yang bersifat konklusif.
FK Al Azhar Mataram Page 7
Kelompok I
Descriptive research
Menjawab pertanyaan 5W+1H (who,what,where,when,why+how).
Menjawab karakteristik objek penelitian.
Hipotesis lebih spesifik dan terstruktur.
Menggunakan data sekunder, data primer, atau observasi.
Causal Research
Untuk mengetahui variabelyang menjadi penyebab atau variabel pengaruh
(variabel independen) dan variabel terpengaruh (variabel dependen)
Untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Jadi desain yang cocok untuk scenario di atas adalah descriptive reseach
3. Rumusan metoda penelitian secara detail untuk risert
Urutan kerja yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian.
Alat-alat yang digunakan dalam mengukur ataupun dalam mengumpulkan
dan analisa data.
Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut.
Metode penelitian di bagi menjadi 2, yaitu :
a. Metode kuantitatif
Metode ini sangat cocok untuk digunakan pada penelitian dimana data yang dapat
diidentifikasi dengan mudah.
b. Metode kualitatif
Metode ini sangat cocok digunakan untuk menjawab pertanyaan apa, dimana, dan
kenapa atau bagaimana.
4. Instrumen untuk pengumpulan data risert
Kuisioner
Wawancara
FK Al Azhar Mataram Page 8
Kelompok I
Observasi
Pengukuran fisik
Percobaan laboratorium
Pemilihan metode dan instrument penelitian sangat ditentukan oleh beberapa hal:
Rumusan Masalah
Objek penelitian
Sumber data
Waktu
Dana yang tersedia
Jumlah tenaga peneliti
Teknik yang akan digunakan untuk mengolah data nila sudah terkumpul
5. Proposal lengkap untuk melaksanakan risert tersebut
6. Berbagai rancangan penelitian dalam dunia kedokteran
Design research atau rancangan penelitian adalah suatu rencana tentang cara
mengumpulkan dan mengolah data agar dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan
penelitian.
Berdasar tujuannya, rancangan penelitian dibedakan:
1. Eksploratif
2. Deskriptif
3. Analitik
4. Eksperimental
Rancangan Penelitian Eksploratif: digunakan untuk menelusuri kemungkinan
adanya hubungan sebab akibat antara dua variabel yang belum pernah diketahui
Rancangan Penelitian Deskriptif: digunakan untuk menggambarkan besarnya
masalah (variabel Orang, Tempat, Waktu)
FK Al Azhar Mataram Page 9
Kelompok I
Rancangan penelitian Analitik: digunakan untuk mengetahui hubungan sebab
akibat antara dua variabel secara observasional, dimana bentuk hubungan dapat:
perbedaan, hubungan atau pengaruh
Rancangan Penelitian Eskperimen: digunakan untuk mengetahui hubungan
sebab akibat antara dua variabel, dimana sebabnya merupakan intervensi
peneliti
Pendekatan Cross sectional atau Transversal atau studi Prevalensi adalah
penelitian yang dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dan
pengamatan obyek studi hanya dilakukan sekali
Pendekatan Longitudinal / Time series à Penelitian yang dilakukan pada periode
waktu tertentu, untuk melihat perubahan yang terjadi mulai awal sampai waktu
yang ditentukan secara berurutan
7. Sumber-sumber permasalahan yang bisa diangkat untuk rumusan masalah risert
Faktor ekonomi
Faktor social
Faktor kasehatan
Faktor prilaku
Faktor pendidikan
8. Identifikasi faktor-faktor determinan masalah malnutrisi dengan mengacu kepada
konsep determinan penyakit dari Blum.
FK Al Azhar Mataram Page 10
Derajat KesehatanPelayanan kesehatan
Genetik
Lingkungan
Perilaku
Kelompok I
2.4 Step V Learning Objective
1) Mahasiswa mampu melakukan identifikasi masalah untuk merumuskan permasalahan
penelitian dan tujuan.
2) Mahasiswa mampu memilih design risert yang sesuai dengan permasalahan yang
diangkat.
3) Mahasiswa mampu membuat instrumen pengumpulan data risert.
4) Mahasiswa mampu menyusun proposal risert kedokteran.
2.5 Step VI Belajar Mandiri
Pada tahap ini para anggota SGD akan melakukan belajar mandiri untuk mendapatkan
jawaban dari LO yang telah ditetapkan.
FK Al Azhar Mataram Page 11
Kelompok I
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga
peneliti dapay memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitiannya. Desain membantu
penelitian untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian dengan sahih, obyektif, akurat,
serta hemat. Penelitian harus disusun dan dilaksanaan dengan penuh perhitungan agar dapat
menghasilkan petunjuk empiric yang kuat relecansinya dengan pertanyaan penelitian.
FK Al Azhar Mataram Page 12
Kelompok I
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, MN.1997. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta, Jakarta
Maryani,Lidya.2010. Epidemiologi Kesehatan.Graha Ilmu.Jakarta
Sastroasmoro, Sudigdo.1995.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis,Binarupa Aksara,
Jakarta
Wirawan, DN.2000. Epidemiologi Dasar Bagian IKK-IKP. FK Udayana.Denpasar.
FK Al Azhar Mataram Page 13