menurun, makin banyak wna bawa narkoba dana penanganan banjir jakarta · pihak kepolisian...

1
PIHAK kepolisian mengung- kapkan sedikitnya 85 warga negara asing (WNA) kurir narkoba ditangkap dalam ku- run waktu 10 bulan dari Janu- ari-Oktober 2010. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan tahun lalu, yak- ni berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) ada 79 WNA yang terlibat urusan narkoba. “Paling banyak orang Iran dan Malaysia,” ujar Direk- tur Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Arman Depari di Ja- karta, kemarin. Umumnya para kurir narko- ba itu tergiur oleh upah dan informasi menyesatkan bahwa hukuman di Indonesia untuk kasus narkoba itu ringan. “Pa- dahal, sama saja, hukuman mati,” ujar Arman. Walaupun banyak yang ter- tangkap, diduga masih banyak kurir dan bandar yang lolos dari tangkapan. “Itu sebabnya kita berkoordinasi dengan BNN, Bea Cukai, dan instansi terkait untuk menangkap me- reka semua,” ujar Arman. Disparitas harga narkoba dengan negara lain membuat banyak bandar membawa ba- rang haram itu ke sini. “Seper- ti di Malaysia, harga sabu hanya US$30 hingga US$40 per gram. Di Indonesia bisa Rp1,2 juta per gram sabu. Itu yang membuat bandar membawa barang haram ke Indonesia,” jelasnya. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia yang besar membuat mereka berpikir pasar narkoba di Indonesia juga besar. Oleh karena itu, berbagai upaya ditempuh untuk membawa narkoba ke Indonesia. Ketua Umum Dewan Pengu- rus Pusat (DPP) Gerakan Na- sional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat menga- takan upaya penyelundupan narkoba harus dicegah. “Lihat saja, hampir semua narkoba dari luar negeri. Cuma ganja yang diproduksi di Indonesia. Walaupun ada pabrik ekstasi di Indonesia, bahan bakunya dise- lundupkan dari luar negeri,” kata Henry. Henry mendesak agar akar masalah peredaran narkoba, yaitu penyelundupan narkoba, bisa ditekan. Ia melihat fakta- fakta bahwa masih sangat banyak narkoba yang berhasil diselundupkan ke Indonesia. Adapun bagi para korban narkoba, Henry mengusulkan agar pemerintah mendirikan pusat rehabilitasi di setiap provinsi. “Pusat rehabilitasi sekarang cuma di Jawa. Coba bayang- kan, bagaimana kalau orang Papua butuh rehabilitasi? Oleh karena itu, saya usulkan pe- merintah mendirikan pusat rehabilitasi di tiap provinsi,” tegasnya. (San/*/J-2) P EMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Ja- karta yang belum mampu mengatasi masalah banjir malah mengu- rangi anggaran untuk pena- nganannya. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2011, anggaran untuk penanganan banjir sebesar Rp1,36 triliun atau menurun sekitar Rp317 miliar dari APBD 2010, yakni Rp1,677 triliun. Anggaran banjir itu sekitar 4,8% dari total RAPBD 2011 sebesar Rp27,95 triliun. Bencana banjir dengan dampaknya terhadap kema- cetan akibat genangan tahun ini menjadi sorotan tajam dari publik. Jika dibandingkan dengan sektor lain, misalnya, alokasi tertinggi untuk anggar- an pendidikan mencapai 28,9% termasuk urusan pemuda dan olah raga serta perpustakaan. (Lihat grak). Gubernur DKI Fauzi Bowo (Foke) mengakui bahwa ang- garan penanganan banjir itu memang kecil. Alokasi ang- garan itu, ujar Foke, sudah berdasarkan kajian teknis. “Jika dianggarkan lebih banyak dikhawatirkan dananya bisa mubazir dan tidak propor- sional,” ujarnya. Foke mengatakan sarana pengen dali banjir yang ada di DKI mayoritas menjadi kewajiban pemerintah pusat. Pengerukan terhadap 13 su- ngai yang mengalir di Kota Jakarta sekaligus sumber banjir dan genangan adalah tang- gung jawab pemerintah pusat. “Tidak mungkin kami anggar- kan dalam APBD DKI untuk proyek 13 sungai yang meru- pakan kewenangan pemerintah pusat. Nanti terjadi duplikasi anggaran, itu pelanggaran,” ungkap Foke. Pemprov, kata Foke, tidak mungkin menyelesaikan masalah normalisasi, pengeruk- an, dan pemasangan sheet pile pada 13 sungai yang merupa- kan tanggung jawab pemerin- tah pusat. “Saya sudah bicara dengan Wakil Presiden (Boe- diono) agar penanganan ini bisa dipercepat,” ungkap Foke. Sesuai dengan draf RAPBD DKI TA 2011 yang disampaikan Gubernur DKI dalam rapat paripurna di gedung DPRD DKI, akhir pekan lalu, dise- butkan anggaran banjir sebe- sar Rp1,36 triliun dialokasi- kan untuk enam program. Di antaranya, pembebasan tanah kanal banjir timur (KBT) pada koridor kering, normalisasi Kali Apuran Bawah, penyele- saian titik genangan 73 lokasi, dan program pendampingan JEDI (Jakarta emergency dredging initiative). Foke mengatakan anggaran untuk penanganan banjir tidak akan ditambah. “Mau ditambah, dari mana duitnya?” ujarnya. Alokasi anggaran banjir, menurut Sekretaris Daerah DKI Jakarta Fadjar Panjaitan, sudah disesuaikan dengan kemam- puan keuangan daerah. “Itu su- dah disesuaikan,” kata Fadjar yang mendampingi Foke. Pemprov malas Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yuna Farhan Pemprov DKI menilai Pemprov DKI cenderung malas mencari solusi penanganan banjir. Pem- prov, ujar Yuna, tidak pernah mencoba membuat langkah- langkah dan terobosan baru. “Tahunya hanya sebatas mengutak-atik anggaran ban- jir dengan orientasi proyek. Itu logika yang keliru,” te- gasnya. ABPD untuk penanganan banjir, ujar Yuna, hingga 2010 terus meningkat. Pada 2008 sebesar Rp916,36 miliar dan 2009 sebesar Rp1,08 triliun. “Alokasi anggaran itu tidak se- banding dengan dampak yang dihasilkan karena Jakarta tetap banjir,” tegasnya. (Ssr/J-5) [email protected] SEBANYAK 450 orang jajaran pemimpin dan pengurus Fo- rum Betawi Rembug (FBR) dari seluruh wilayah Jadetabek mengikuti training emotional spiritual quotient (ESQ) ang- katan perdana. Training ESQ itu berlangsung tiga hari sejak Selasa (2/11) hingga Kamis (4/11) lalu. Ke-450 pengurus FBR yang mengikuti training itu adalah Koordinator Wilayah FBR se- Jadetabek dan para ketua gardu. Ada juga lembaga di bawah FBR seperti Lembaga Pelatihan dan Pengembangan SDM FBR, Lembaga Bantuan Hukum FBR, Generasi Muda FBR, Sarbeni FBR (Tim SAR) serta Juragan Muda FBR se-Jadetabek. “Rencananya dua bulan sekali akan digelar training. Jika dalam training perdana kemarin diikuti oleh pengurus, untuk training angkatan beri- kutnya akan diadakan untuk anggota FBR,” terang Ketua Umum FBR KH LuthHakim di Jakarta, kemarin. Materi yang diberikan dalam training itu berupa pemantapan iman dan moralitas bagi seluruh peserta training. Dalam training ESQ tersebut juga dimantapkan tujuh budi utama ESQ, yaitu jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerja sama, adil, dan peduli. “Kami ingin nilai-nilai itu terpatri dalam sikap dan perilaku hidup setiap anggota FBR,” ujar Luth. Dengan adanya training itu, lanjutnya, para anggota FBR diharapkan mendapat ‘garam moralitas’ dalam melakukan aktivitas sehari hari. Pembukaan training ESQ bagi pengurus FBR dihadiri Kepala Biro Binamitra Polda Metro Jaya Kombes Erwin Usman, yang mewakili Kapolda Metro Jaya. Erwin menyambut gembira dilaksanakannya training ESQ untuk FBR ini. “Kami berharap agar ormas-ormas ke depannya dapat lebih santun dan ramah sehingga pandangan buruk masyarakat terhadap beberapa ormas, seperti arogan dan pem- buat rusuh, dapat dihilangkan,” ujar Erwin. Pemimpin ESQ Leadership Centre, Ary Ginanjar, mene- rangkan pemberian training ESQ kepada pengurus FBR me- rupakan wujud kepedulian ESQ Leadership Centre dan Forum Komunikasi Alumni ESQ untuk ikut serta membina mental dan moralitas FBR. “Agar jati diri FBR sebagai warga Betawi tetap terjaga sebagai masyarakat yang spiritual,” ujarnya. Sebagai informasi, FBR me- rupakan salah satu wadah bagi masyarakat Betawi yang didiri- kan pada 2001. Para penggagas dan pendiri FBR adalah tokoh- tokoh muda DKI yang merasa prihatin dan peduli dengan nasib dan budaya tradisional Betawi yang selama ini terping- girkan. (*/J-2) Training ESQ Tingkatkan Moralitas Anggota Forum Betawi Rembug Selamat Saragih Menurun, Dana Penanganan Banjir Jakarta Pemprov DKI Jakarta malas mencari solusi penanganan banjir. Kemampuannya sebatas mengutak-atik anggaran dengan orientasi proyek. SENIN, 8 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Megapolitan | 5 Alokasi anggaran itu tidak sebanding dengan dampak yang dihasilkan karena Jakarta tetap banjir.’’ Yuna Farhan Sekjen Fitra Makin Banyak WNA Bawa Narkoba Arman Depari Direktur Narkoba Bareskrim Polri MI/ROMMY P

Upload: ngohanh

Post on 10-Aug-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PIHAK kepolisian mengung-kapkan sedikitnya 85 warga negara asing (WNA) kurir narkoba ditangkap dalam ku-run waktu 10 bulan dari Janu-ari-Oktober 2010.

Jumlah ini meningkat bila dibandingkan tahun lalu, yak-ni berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) ada 79 WNA yang terlibat urusan narkoba.

“Paling banyak orang Iran dan Malaysia,” ujar Direk-tur Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Arman Depari di Ja-karta, kemarin.

Umumnya para kurir narko-ba itu tergiur oleh upah dan informasi menyesatkan bahwa hukuman di Indonesia untuk kasus narkoba itu ringan. “Pa-dahal, sama saja, hukuman mati,” ujar Arman.

Walaupun banyak yang ter-tangkap, diduga masih banyak kurir dan bandar yang lolos dari tangkapan. “Itu sebabnya kita berkoordinasi dengan BNN, Bea Cukai, dan instansi terkait untuk menangkap me-reka semua,” ujar Arman.

Disparitas harga narkoba dengan negara lain membuat banyak bandar membawa ba-rang haram itu ke sini. “Seper-ti di Malaysia, harga sabu hanya US$30 hingga US$40 per gram. Di Indonesia bisa Rp1,2 juta per gram sabu. Itu yang membuat bandar membawa barang haram ke Indonesia,” jelasnya.

Selain itu, jumlah penduduk Indonesia yang besar membuat mereka berpikir pasar narkoba di Indonesia juga besar. Oleh karena itu, berbagai upaya

ditempuh untuk membawa narkoba ke Indonesia.

Ketua Umum Dewan Pengu-rus Pusat (DPP) Gerakan Na-sional Anti Narkotika (Granat)

Henry Yosodiningrat menga-takan upaya penyelundupan narkoba harus dicegah. “Lihat saja, hampir semua narkoba dari luar negeri. Cuma ganja yang diproduksi di Indonesia.

Walaupun ada pabrik ekstasi di Indonesia, bahan bakunya dise-lundupkan dari luar negeri,” kata Henry.

Henry mendesak agar akar masalah peredaran narkoba, yaitu penyelundupan narkoba, bisa ditekan. Ia melihat fakta-fakta bahwa masih sangat banyak narkoba yang berhasil diselundupkan ke Indonesia.

Adapun bagi para korban narkoba, Henry mengusulkan agar pemerintah mendirikan pusat rehabilitasi di setiap provinsi.

“Pusat rehabilitasi sekarang cuma di Jawa. Coba bayang-kan, bagaimana kalau orang Papua butuh rehabilitasi? Oleh karena itu, saya usulkan pe-merintah mendirikan pusat rehabilitasi di tiap provinsi,” tegasnya. (San/*/J-2)

PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Ja-karta yang belum mampu mengatasi

masalah banjir malah mengu-rangi anggaran untuk pena-nganannya.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2011, anggaran untuk penanganan banjir sebesar Rp1,36 triliun atau menurun sekitar Rp317 miliar dari APBD 2010, yakni Rp1,677 triliun. Anggaran banjir itu sekitar 4,8% dari total RAPBD 2011 sebesar Rp27,95 triliun.

Bencana banj ir dengan dampaknya terhadap kema-cetan akibat genangan tahun ini menjadi sorotan tajam dari publik. Jika dibandingkan dengan sektor lain, misalnya, alokasi tertinggi untuk anggar-an pendidikan mencapai 28,9% termasuk urusan pemuda dan olah raga serta perpustakaan. (Lihat grafi k).

Gubernur DKI Fauzi Bowo (Foke) mengakui bahwa ang-garan penanganan banjir itu memang kecil. Alokasi ang-garan itu, ujar Foke, sudah berdasarkan kajian teknis. “Jika dianggarkan lebih banyak dikhawatirkan dananya bisa mubazir dan tidak propor-sional,” ujarnya.

Foke mengatakan sarana pengen dali banjir yang ada di DKI mayoritas menjadi kewajiban pemerintah pusat. Pengerukan terhadap 13 su-

ngai yang mengalir di Kota Jakarta sekaligus sumber banjir dan genangan adalah tang-gung jawab pemerintah pusat. “Tidak mungkin kami anggar-kan dalam APBD DKI untuk proyek 13 sungai yang meru-pakan kewenangan pemerintah pusat. Nanti terjadi duplikasi anggaran, itu pelanggaran,” ungkap Foke.

Pemprov, kata Foke, tidak mungkin menyelesa ikan masalah normalisasi, pengeruk-an, dan pemasangan sheet pile

pada 13 sungai yang merupa-kan tanggung jawab pemerin-tah pusat. “Saya sudah bicara dengan Wakil Presiden (Boe-diono) agar penanganan ini bisa dipercepat,” ungkap Foke.

Sesuai dengan draf RAPBD DKI TA 2011 yang disampaikan Gubernur DKI dalam rapat paripurna di gedung DPRD DKI, akhir pekan lalu, dise-butkan anggaran banjir sebe-sar Rp1,36 triliun dialokasi-kan untuk enam program. Di

antaranya, pembebasan tanah kanal banjir timur (KBT) pada koridor kering, normalisasi Kali Apuran Bawah, penyele-saian titik genangan 73 lokasi, dan program pendampingan JEDI (Jakarta emergency dredging initiative). Foke mengatakan anggar an untuk penanganan banjir tidak akan ditambah. “Mau ditambah, dari mana duitnya?” ujarnya.

Alokasi anggaran banjir, menurut Sekretaris Daerah DKI Jakarta Fadjar Panjaitan, sudah disesuaikan dengan kemam-puan keuangan daerah. “Itu su-dah disesuaikan,” kata Fadjar yang mendampingi Foke.

Pemprov malasSekretaris Jenderal Forum

Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yuna Farhan Pemprov DKI menilai Pemprov DKI cenderung malas mencari solusi penanganan banjir. Pem-prov, ujar Yuna, tidak pernah mencoba membuat langkah-langkah dan terobosan baru.

“Tahunya hanya sebatas mengutak-atik anggaran ban-jir dengan orientasi proyek. Itu logika yang keliru,” te-gasnya.

ABPD untuk penanganan banjir, ujar Yuna, hingga 2010 terus meningkat. Pada 2008 sebesar Rp916,36 miliar dan 2009 sebesar Rp1,08 triliun. “Alokasi anggaran itu tidak se-banding dengan dampak yang dihasilkan kare na Jakarta tetap banjir,” tegasnya. (Ssr/J-5)

[email protected]

SEBANYAK 450 orang ja jaran pemimpin dan pengurus Fo-rum Betawi Rembug (FBR) dari seluruh wilayah Jadetabek mengikuti training emotional spiritual quotient (ESQ) ang-katan perdana. Training ESQ itu berlangsung tiga hari sejak Selasa (2/11) hingga Kamis (4/11) lalu.

Ke-450 pengurus FBR yang mengikuti training itu adalah Koordinator Wilayah FBR se-Jadetabek dan para ketua gardu. Ada juga lembaga di bawah FBR seperti Lembaga Pelatihan dan Pengembangan SDM FBR, Lembaga Bantuan Hukum FBR, Generasi Muda FBR, Sarbeni FBR (Tim SAR) serta Juragan Muda FBR se-Jadetabek.

“Rencananya dua bulan sekali akan digelar training. Jika dalam training perdana kemarin diikuti oleh pengurus, untuk training angkatan beri-kutnya akan diadakan untuk anggota FBR,” terang Ketua Umum FBR KH Luthfi Hakim di Jakarta, kemarin.

Materi yang diberikan dalam training itu berupa pemantapan iman dan moralitas bagi seluruh peserta training. Dalam training ESQ tersebut juga dimantapkan tujuh budi utama ESQ, yaitu jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerja sama, adil, dan peduli. “Kami ingin nilai-nilai itu terpatri dalam sikap dan perilaku hidup setiap anggota FBR,” ujar Luthfi .

Dengan adanya training itu, lanjutnya, para anggota FBR diharapkan mendapat ‘garam moralitas’ dalam melakukan aktivitas sehari hari.

Pembukaan training ESQ bagi pengurus FBR dihadiri Kepala Biro Binamitra Polda Metro Jaya Kombes Erwin Usman, yang mewakili Kapolda Metro Jaya. Erwin menyambut gembira dilaksanakannya training ESQ untuk FBR ini. “Kami berharap agar ormas-ormas ke depannya dapat lebih santun dan ramah sehingga pandangan buruk masyarakat terhadap beberapa ormas, seperti arogan dan pem-buat rusuh, dapat dihilangkan,” ujar Erwin.

Pemimpin ESQ Leadership

Centre, Ary Ginanjar, mene-rangkan pemberian training ESQ kepada pengurus FBR me-rupakan wujud kepedulian ESQ Leadership Centre dan Forum Komunikasi Alumni ESQ untuk ikut serta membina mental dan moralitas FBR. “Agar jati diri FBR sebagai warga Betawi tetap terjaga sebagai masyarakat yang spiritual,” ujarnya.

Sebagai informasi, FBR me-rupakan salah satu wadah bagi masyarakat Betawi yang didiri-kan pada 2001. Para penggagas dan pendiri FBR adalah tokoh-tokoh muda DKI yang merasa prihatin dan peduli dengan nasib dan budaya tradisional Betawi yang selama ini terping-girkan. (*/J-2)

Training ESQ Tingkatkan Moralitas Anggota Forum Betawi Rembug

Selamat Saragih

Menurun,Dana Penanganan

Banjir JakartaPemprov DKI Jakarta malas mencari solusi penanganan banjir. Kemampuannya sebatas mengutak-atik anggaran

dengan orientasi proyek.

SENIN, 8 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Megapolitan | 5

Alokasi anggaran itu tidak sebanding dengan dampak yang dihasilkan kare na Jakarta tetap banjir.’’Yuna Farhan Sekjen Fitra

Makin Banyak WNA Bawa Narkoba

Arman Depari Direktur Narkoba Bareskrim Polri

MI/ROMMY P