menumbuhkan sikap pasrah kepada ilahi

4
Menumbuhkan Sikap Pasrah kepada Ilahi MENUMBUHKAN SIKAP PASRAH KEPADA ILAHI Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, wasalamun ‘ala ‘ibadihi alladzina-shthafa Wa ba’du: Buku ini membahas tentang salah satu pilar agama yang paling penting, yaitu tawakal kepada Allah. Tawakal berarti pasrah kepada ketentuan takdir, dan ini terpuji. Tawakal bisa menjauhkan manusia dari keputusan dari rahmat Tuhan, karena ia sadar bahwa Allah adalah tempat bergantung dan tempat mengadukan segala persoalan. Disamping itu, konsep tawakal seringkali dicampakan dari maknanya yang hakiki. Sebagian masyarakat awam memahami makna tawakal berarti meninggalkan usaha dan hanya menunggu takdir Allah. Mereka yakin, segala mahluk yang melata dimuka buki, bahkan seekor ayam pun, telah ditentukan rezekinya oleh Allah. Keyakinan ini adalah benar karena Allah telah menegaskan hal ini dalam firman-Nya: Dan tidak suatu binatang melatapun dibumi melainkan Allah- lah yang member rezeki…. (QS. Hud [11]: 6) Ayat ini seringkali dipahami secara keliru oleh sebagian kalangan. Misalnya, Karena mereka yakin setiap mahluk telah ditentukan rezekinya, maka mereka menjadi malas belajar, malas berusaha, malas bekerja, malas memikirkan kekuasaan Allah yang berada pada alam semesta. Akibat pemahan yang keliru ini, umat islampun menjadi terbelakang, tidak lagi memimpin dunia setelah lama berabad-abad menjadi kiblat peradaban dunia. Mereka lupa, bahwa rasulullah saw pernah mengatakan bahwa Allah tidak akan menurunkan hujan emas dari langit. Artinya, manusia tidak akan mendapatkan sesuatu kecuali apa yang selalu diusahakannya. Kekayaan dan ilmu tidak akan turun begitu saja dari langit, jika manusia tidak mau melakukan usaha keras. Mereka lupa atau tidak tahu bahwa Allah pernah berfirman: Dan Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (QS. Al-Najm [53]: 39) Cara tawakal yang dilakukan oleh masyarakat yang telah kita sebutkan diatas adalah keliru. Jika demikian, lantas tawakal dengan cara bagaimanakah yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul- Nya, hingga tawakkal tersebut dapat mengantarkan umat islam mencapai kejayaannya kembali? Dalam buku ini, Dr. Yusuf Qardhawi berusaha mendudukkan persoalan tawakkal pada maknanya yang benar dan menghapus pemahaman keliru yang diyakini oleh sebagian umat islam, selamat membaca!! 1

Upload: kholid-efendi

Post on 20-Jun-2015

346 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Menumbuhkan Sikap Pasrah Kepada Ilahi

TRANSCRIPT

Page 1: Menumbuhkan Sikap Pasrah Kepada Ilahi

Menumbuhkan Sikap Pasrah kepada Ilahi

MENUMBUHKAN SIKAP PASRAH KEPADA ILAHI

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, wasalamun ‘ala ‘ibadihi alladzina-shthafa

Wa ba’du:

Buku ini membahas tentang salah satu pilar agama yang paling penting, yaitu tawakal kepada Allah.

Tawakal berarti pasrah kepada ketentuan takdir, dan ini terpuji. Tawakal bisa menjauhkan manusia dari keputusan dari rahmat Tuhan, karena ia sadar bahwa Allah adalah tempat bergantung dan tempat mengadukan segala persoalan.

Disamping itu, konsep tawakal seringkali dicampakan dari maknanya yang hakiki. Sebagian masyarakat awam memahami makna tawakal berarti meninggalkan usaha dan hanya menunggu takdir Allah. Mereka yakin, segala mahluk yang melata dimuka buki, bahkan seekor ayam pun, telah ditentukan rezekinya oleh Allah. Keyakinan ini adalah benar karena Allah telah menegaskan hal ini dalam firman-Nya:

Dan tidak suatu binatang melatapun dibumi melainkan Allah-lah yang member rezeki…. (QS. Hud [11]: 6)

Ayat ini seringkali dipahami secara keliru oleh sebagian kalangan. Misalnya, Karena mereka yakin setiap mahluk telah ditentukan rezekinya, maka mereka menjadi malas belajar, malas berusaha, malas bekerja, malas memikirkan kekuasaan Allah yang berada pada alam semesta. Akibat pemahan yang keliru ini, umat islampun menjadi terbelakang, tidak lagi memimpin dunia setelah lama berabad-abad menjadi kiblat peradaban dunia.

Mereka lupa, bahwa rasulullah saw pernah mengatakan bahwa Allah tidak akan menurunkan hujan emas dari langit. Artinya, manusia tidak akan mendapatkan sesuatu kecuali apa yang selalu diusahakannya. Kekayaan dan ilmu tidak akan turun begitu saja dari langit, jika manusia tidak mau melakukan usaha keras. Mereka lupa atau tidak tahu bahwa Allah pernah berfirman:

Dan Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (QS. Al-Najm [53]: 39)

Cara tawakal yang dilakukan oleh masyarakat yang telah kita sebutkan diatas adalah keliru. Jika demikian, lantas tawakal dengan cara bagaimanakah yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya, hingga tawakkal tersebut dapat mengantarkan umat islam mencapai kejayaannya kembali?

Dalam buku ini, Dr. Yusuf Qardhawi berusaha mendudukkan persoalan tawakkal pada maknanya yang benar dan menghapus pemahaman keliru yang diyakini oleh sebagian umat islam, selamat membaca!!

Pondok Kelapa, Rabi’uts’Tsani 1423Penerbit Azan

1

Page 2: Menumbuhkan Sikap Pasrah Kepada Ilahi

Menumbuhkan Sikap Pasrah kepada Ilahi

DAFTAR ISI

Daftar Isi viiSalam Penerbit xiiiKeutamaan Tawakkal 1

Arta penting Tawakkal 2Keutamaan Tawakal Menurut al-Quran 5Perintah Allah Kepada Rasul-Nya agar bertawakal 5Perintah Allah Kepada Seluruh Orang Beriman Agar bertawal 13Tawakal, Akhlak Semua Rasul 16Penjelasan al-Quran Tentang Pengaruh Tawakal 19Keutamaan Tawakal Menurut Hadis 24

Hakikat Tawakal 27Tawakal dalam Perspektif Kaum Sufi 28Hakikat Tawakal dalam Pandangan Al-Ghazali 38Hakikat dan Derajat Tawakal dalam Pandangan Ibnu al-Qayyim 41

Kaum Lingkup dan Lahan-lahan Tawakal 59Tawakal dalam Urusan Rizki 59Kejahatan Kaum Jahiliah Modern 64Tawakan dalam Pelbagai Urusan Dunia 66Tawakal Dalam Urusan Agama 70Tawakal Para Nabi dan Perwarisnya dalam Menegakkan Agama 71Keluasan Derajat Tawakal 78

Tawakal dan Dunia Kerja 81Kisah Kisah Beberapa kalangan Sufi yang Mengabaikan Usaha 83Pertentangan Kisah-kisah sufi dengan Sunah Rasulullah saw 87Pertentangan Kisah Kisah Sufi dengan Sunah Semua Rasul 91Perintah berikhtiar dalam Al-Quran 101Perilaku Para Sahabat dan Tabi’an dalam Berikhtiar 107Kecaman Bagi Obng yang Mengabaikan ikhtiar 112Kecaman Ibnu Al-Qoyyim Terhadap Orang yang mengabaikan Ikhtiar 141Pemakmuran Bumi: Tujuan Penciptaan dan Kebutuhan Manusia 148Merebakkan Perilaku Negatif dalam Tubuh Umat Islam 154Dasar-dasar Perilaku Penyimpangan uang Tertolak 156Kapan Ikhtiar dan Sebab-sebab Menjadi Tercela? 164Kekuatan Tawakal: Penyempurna Kelemahan Sebab-sebab dan Ikhtiar 116

Pengobatan dan Tawakal 193Pengobatan: Antara Pandangan Ulama Fikih dan Sufi 193Pengobatan dengan Besi Panas (al-Kayyu) Dalam Tinjauan Sunnah Nabi saw 208Benarkah Pendahulu umat Islam telah Meninggalkan Pengobatan? 226Jawaban Al-Ghazali 227Faktor-faktor diperboilehkan Mengabaikan Pengobatan 229Kesimpulan 237

Manfaat Tawakal Kepada Allah 239Ketenangan dan Kedamaian 239Kekuatan Rohani 243Kemuliaan 253Kerelaan 262Optimisme 265

Unsur-unsur Pendorong Tawakal 273Pengetahuan tentang Allah dan Nama-nama-Nya 273Keyakinan Tehadap Allah 283Pengetahuan Manusia akan Kelahanan Dirinya 288Pengetahuan Tentang Keutamaan Tawakal dan Keadaan orang-orang yang bertawakal 294

Faktor-Faktor Penghambat Tawakal 297Tidak Mengetahui kedudukan Allah 297Kagum Kepada Diri Sendiri 303Menggantungkan Diri Kepada Makhluk 307Cinta Kepada Dunia 311

2