menteriperhubungan republik indonesia...

73
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010, dan dalam rangka memberikan acuan pengelolaan dan penyelenggaraan TriDharma Perguruan Tinggidi Lingkungan Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan, perIu membentuk Statuta Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perIu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia tentang Statuta Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan; 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4286); 2. Undang-Undang Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4301); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indoensia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor4355);

Upload: lynga

Post on 31-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTER! PERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuanPeraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentangPengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 66 Tahun 2010, dan dalam rangkamemberikan acuan pengelolaan dan penyelenggaraanTri Dharma Perguruan Tinggi di Lingkungan PoliteknikKeselamatan Transportasi Jalan, perIu membentukStatuta Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a, perIu menetapkan PeraturanMenteri Perhubungan Republik Indonesia tentangStatuta Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan;

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 78, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndoensia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Gurudan Dosen (Lembaran Negara Republik IndoensiaTahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4586);

5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang LaluLintas Dan Angkutan Jalan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentangPendidikan Tinggi (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2012 Nomor 158, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten tangStandar Nasional Pendidikan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 ten tangPengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4502);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentangDosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5007);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentangPengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan danPenyelenggaraan Pendidikan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5157);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentangForum Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 73,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5229);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 tentangSumber Daya Manusia Di Bidang Transportasi(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5310);

13. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentangPembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PresidenNomor 91 Tahun 2011 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 142);

14. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentangKedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian NegaraSerta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi EselonI Kementerian Negara, sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2013(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013Nomor 90);

15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor234jUj2000 tentang Pedoman Pendirian PerguruanTinggi;

16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM52 Tahun2007 tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi,sebagaimana telah diubah dengan Peraturan MenteriPerhubungan Nomor KM64 Tahun 2009;

17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 85Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan StatutaPerguruan Tinggi;

18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24Tahun 2010 tentang Pengangkatan dan PemberhentianRektorjKetuajDirektur Pada Perguruan Tinggi YangDiselenggarakan oleh Pemerintah;

19. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KementerianPerhubungan;

20. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.151 j E j 0 j 20 12 ten tang Penyelenggaraaan ProgramStudi Pada Politeknik Keselamatan Transportasi Jalandi Tegal;

21. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 15 Tahun2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PoliteknikKeselamatan Transportasi Jalan;

22. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 23 Tahun2012 tentang Pedoman Pengangkatan DewanPengawas Pada Unit Pelaksana Teknis Di LingkunganKementerian Perhubungan Yang MenerapkanPengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

// 3

Menetapkan :PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESIA TENTANG STATUTA POLITEKNIKKESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN.

BABIMUKADIMAH

Pembangunan Nasional di bidang pendidikan merupakan upayamencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusiaseutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki wawasan pengetahuan yangluas, terampil, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap,mandiri, bertanggung jawab, bermasyarakat dan berbangsa, sertaberdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Bahwa Wilayah Negara Republik Indonesia yang terdiri atas 17.480 (tujuhbe1as ribu empat ratus de1apan puluh ribu) pulau, memerlukantransportasi yang andal, umum, dan massal khususnya keselamatantransportasi jalan melalui pengembangan sistem transportasi dankeselamatan transportasi jalan yang berkelanjutan.Untuk memenuhi hal tersebut di atas, harus didukung oleh sumber dayamanusia yang berkualitas, kompeten, dan profesional sehingga perananlembaga pendidikan menjadi sangat penting dan strategis.

Politeknik Kese1amatan Transportasi Jalan (POLTRAN)sebagai salah satulembaga pendidikan tinggi di bidang transportasi darat diarahkan untukmenghasilkan lulusan yang profesional dan kompeten di bidang lalu Iintasdan angkutan jalan, yang memenuhi standar nasional serta mampubersaing dalam pasar global, khususnya menghasilkan sumber dayamanusia yang akan menentukan kebijakan dan mampu menjalankantugas operasional baik pada sektor pemerintahan maupun swasta dibidang keselamatan transportasi jalan.

Oleh karena itu, kepada peserta didik dibekali kemampuan, keahlian, dandisiplin sesuai dengan standar menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. Menyadari betapa besar amanat yang diemban dalammelaksanakan pendidikan, perlu disusun Statuta yang mengacu kepadaketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk menye1enggarakan tugas dan kewajiban tersebut di atas, denganrahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, disusunlah Statuta ini yangdimaksudkan sebagai pedoman dasar dalam penyelenggaraan PoliteknikKese1amatanTransportasi Jalan.

BAB IIKETENTUAN UMUM

1. Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan yang selanjutnya disebutPOLTRAN,adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan programpendidikan Vokasi dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan dandalam bidang keselamatan transportasi jalan.

2. Statuta POLTRAN adalah pedoman penyelenggaraan tridharmaperguruan tinggi sebagai acuan untuk merencanakan,mengembangkan, dan penyelenggaraan program dan kegiatan sesuaidengan visi, misi, dan tujuan POLTRAN.

3. Pendidikan Vokasi adalah Pendidikan Tinggi program diploma yangmenyiapkan Mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapantertentu sampai program sarjana terapan

4. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan pada POLTRANdengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, danmenyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melaluipendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

5. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikandiri dan diangkat untuk menunjang penye1enggaraan pendidikan diPOLTRAN.

6. Badan Layanan Umum yang se1anjutnya disebut BLUadalah instansidi lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikanpelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ataujasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dandalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi danproduktivitas.

7. Penghargaan adalah suatu wujud penghormatan atas prestasiseseorang.

8. Warga POLTRANadalah satuan yang terdiri atas dosen, tenagakependidikan, dan mahasiswa POLTRAN.

9. Sivitas Akademika adalah satuan yang terdiri atas pendidik dantaruna POLTRAN.

11. Mahasiswa yang se1anjutnya disebut taruna adalah peserta didikpendidikan formal pada POLTRAN.

12. Alumni adalah seseorang yang dinyatakan telah lulus mengikutiPendidikan Formal di POLTRANdan menerima tanda bukti kelulusansertifikat berupa ijasah danl atau sertfikat kompetensi.

13. Direktur POLTRANadalah representasi Politeknik yang berwenangdan bertanggung jawab atas penyelenggaraan Politeknik KeselamatanTransportasi Jalan.

14. Senat Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan yang selanjutnyadisebut Senat POLTRANadalah organ normatif tertinggi POLTRANdalam bidang akademik yang menjalankan fungsi memberipertimbangan dan melakukan pengawasan terhadap DirekturPOLTRANdalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi.

15. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengembangan SDMPerhubungan.

16. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakanpemerintahan di bidang perhubungan.

BAB IIIIDENTITAS

(1) POLTRANmerupakan perguruan tinggi di lingkungan KementerianPerhubungan, berkedudukan di Tegal, Jawa Tengah.

(2) POLTRANditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri PerhubunganNomor PM.15 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata KerjaPoliteknik Keselamatan Transportasi Jalan tanggal 24 Februari 2012,yang merupakan perubahan dan pengembangan dari BalaiPendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat Tegal yang didirikanpada tanggal 14 MeiTahun 1971.

(3) Hari lahir POLTRAN ditetapkan sarna dengan lahirnya BalaiPendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat Tegal pada tanggal 14Mei 1971.

(1) POLTRANmemiliki lambang berbentuk roda gigi yang didalamnyaterdapat keterpaduan pendidikan Keselamatan Transportasi Jalanyang terdiri atas:

a. Roda gigi bertuliskan POLTRANdengan latar belakang warnaabu-abu;

b. Susunan garis-garis berwarna merah, kuning dan hijauberbentuk kerucut;

c. Marka dan jalan.

(2) Lambang POLTRAN sebagaimana dimaksud pada ayat (1),memiliki makna sebagai berikut:

a. Roda glgl menandakan bahwa Politeknik Kese1amatanTransportasi Jalan bergerak dibidang transportasi jalan danwarna abu-abu berarti kestabilan, kedinamisan danketerbukaan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi;

b. Susunan garis-garis berwarna merah, kuning dan hijauberbentuk kerucut bermakna Tri Dharma Perguruan Tinggibahwa Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan merupakanlembaga di bidang keselamatan transportasi jalan;

c. Marka dan jalan bermakna Visi Politeknik KeselamatanTransportasi Jalan di bidang keselamatan transportasi jalan.

(3) Lambang POLTRANsebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaiberikut:

(4) Warna sebagaimana dimaksud pada ayat (2,) ditentukan sebagaiberikut:

Warna KodeWarna (RGB)Roda gigi Abu-abu R 179, G 179, B 179

Garis Berbentuk kerucut Hijau R 51, G 204, B 51Garis Berbentuk kerucut Kuning R 255, G 255, B 0Garis Berbentuk kerucut Merah R 255, G 0, B 0

Jalan Hitam R 0, GO, B 0Marka Putih R 255, G 255, B 255

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan lambangsebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dalam PeraturanDirektur POLTRAN.

(1) Pataka POLTRANberbentuk persegi panjang yang dikelilingi rumbai-rumbai berwarna kuning emas dan dengan dasar berwarna biru tuadengan larnbang POLTRANsebagai pusatnya dengan ukuran lebar2/3 dari panjangnya.

(2) Bendera POLTRANsebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaiberikut:

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan benderasebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dalarn PeraturanDirektur POLTRAN.

(1) Jurusan memiliki bendera dengan bentuk dan ukuran yang sarnadengan bendera POLTRAN, dan ditengah-tengahnya terdapatLarnbang POLTRAN.

(2) Bendera Jurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memilikiwarn a sebagai berikut:

Kode Warna R G BKuning 225 225 37Hitarn (TULISAN) 0 0 0Putih 255 225 225

Kode Warna R G BHijau 1 153 52Hitarn (TULISAN) 0 0 0Putih 255 225 225

KodeWarna R G BMerah 225 37 36Hitarn (TULISAN) 0 0 0Putih 255 225 225

{{'{ di an de rni surnber da ya manu 8ia

f 'l ---=-_~=__==__-_

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan Hymne danMars POLTRANsebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan ayat (3),diatur dalam Peraturan Direktur POLTRAN.

Pakaian seragam beserta atribut taruna, pendidik, dan tenagakependidikan POLTRANditetapkan oleh Kepala Badan.

Kepala Badan dapat mendelegasikan pengaturan lebih lanjut pakaianseragam peserta pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), kepada Direktur POLTRAN.

BAB IVVISI, MISI, DAN RENCANA ARAH PENGEMBANGAN

Visi POLTRANmenjadikan POLTRANsebagai pusat pendidikan unggulandi bidang Keselamatan Transportasi Jalan yang handal, profesional danberdedikasi tinggi, berlandaskan ketaqwaan dan budi pekerti luhur sesuainilai-nilai Pancasila untuk kemajuan bangsa.

a. menye1enggarakan pendidikan Vokasi di bidang keselamatantransportasi jalan dengan dukungan tenaga kependidikan yangberkualitas, handal, dan profesional;

b. pene1itian di bidang kese1amatan transportasi jalan dalam rangkapenguasaan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologiuntuk mendukung pembangunan nasional di bidang transportasidarat;

c. pengabdian kepada masyarakat dengan memberdayakan danmengembangkan sarana dan prasarana serta segenap sumber dayalainnya yang se1aras dengan Visi POLTRAN;

d. pelaksanaan tata ke10la kelembagaan yang baik, bersih, transparan,dan akuntabe1 dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi;

e. pembentukan sikap moral, mental dan kesamaptaan peserta didikuntuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia unggul yangbertaqwa, mandiri dan cendikia, yang akan berperan dalampengembangan kebijakan keselamatan tansportasi jalan; dan

f. membina kehidupan akademik yang sehat, dan membina hubungankerjasama dengan berbagai instansi terkait, termasuk alumni baik didalam negeri maupun di luar negeri.

(1) Tujuan POLTRANmenghasilkan lulu san yang memiliki kompetensidan pengetahuan di bidang Kese1amatan Transportasi Jalan yangmampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiKese1amatan Transportasi Jalan, dan mempunyai jiwakepemimpinan, serta pengabdian kepada Bangsa dan Negara.

(2) Dalam melaksanakan tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),POLTRANmenye1enggarakan fungsi:

a. pelaksanaan dan pengembangan pendidikan Vokasi di bidangkese1amatan transportasi jalan;

c. penge10laan perpustakaan, laboratorium, simulator, sarana danprasarana lainnya;

d. penge10laan keuangan dan administrasi umum, sertaadministrasi akademik dan ketarunaan;

g. pembinaan civitas akademika dan hubungan denganlingkungannya.

(1) Rencana Pengembangan Jangka Panjang POLTRANmemuat rencanadan program pengembangan 25 (dua puluh lima) Tahun.

(2) Rencana Strategis POLTRAN memuat rencana dan programpengembangan 5 (lima)Tahun.

(3) Rencana Operasional atau Rencana Kerja Tahunan POLTRANmerupakan penjabaran dari Rencana Strategis yang memuatprogram dan kegiatan se1ama 1 (satu) Tahun.

(4) Rencana Pengembangan Jangka Panjang, Rencana Strategis, danRencana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),dan ayat (3), diatur dengan peraturan Direktur POLTRAN.

BABVORGAN POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN

Bagian KesatuUmum

a. Direktur dan Pembantu Direktur;b. Senat;c. Satuan Pemeriksa Intern;d. Dewan Penyantun;e. Dewan Pengawas;f. Perwakilan Manajemen Mutu;g. Jurusan;h. Ke1ompokDosen dan Jabatan Fungsional Lain;1. Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat;J. Pusat Pembinaan Mental, Moral, dan Kesamaptaan;k. Divisi Pengembangan Usaha;1. Subbagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan;

m. Subbagian Keuangan dan Administrasi Umum;n. Unit Penunjang; dano. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian KeduaDirektur POLTRAN dan Pembantu Direktur

Paragraf 1Direktur POLTRAN

(1) Direktur POLTRANbertugas memimpin penyelenggaraan pendidikan,pene1itian, pengabdian masyarakat, pembinaan taruna, pembinaantenaga kependidikan, tenaga administrasi, dan administrasiPOLTRAN, serta meme1ihara hubungan yang bermanfaat antaraPOLTRANdengan lingkungannya.

(2) Direktur POLTRAN se1aku Pemimpin Badan Layanan UmumPOLTRAN,berfungsi sebagai penanggung jawab umum operasionaldan keuangan Badan Layanan Umum POLTRAN.

(3) Direktur POLTRAN berkewajiban menyiapkan rencana strategisbisnis Badan Layanan Umum POLTRAN,menyiapkan Rencana Bisnisdan Anggaran Tahunan, mengusulkan calon Kepala Sub BagianKeuangan dan Administrasi Umum, serta Kepala Seksi AdministrasiAkademik dan Ketarunaan, sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan dan menyampaikan pertanggungjawabankinerja operasional dan keuangan Badan Layanan Umum POLTRAN.

a. Direktur dan Pembantu Direktur;b. Bagian;c. Jurusan;d. Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat; dane. Unit Pelaksana Teknis.

(1) Direktur merupakan organ POLTRAN yang menjalankan fungsipenge10laan POLTRANUntuk dan Atas Nama Menteri.

(2) Untuk menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Direktur POLTRANmempunyai tugas dan wewenang sebagaiberikut:

menyusun Statuta beserta perubahannya untuk diusulkankepada Menteri;

d. menyusun Kode Etik Sivitas Akademika dengan pertimbanganSenat;

e. menyusun danjatau mengubah Rencana Pengembangan jangkapanjang 25 (dua puluh lima) Tahun POLTRAN;

f. menyusun danj atau mengubah Rencana Strategis 5 (lima)Tahun POLTRAN;

g. menyusun danj atau mengubah Rencana Kerja dan AnggaranTahunan (Rencana Operasional) POLTRAN;

h. menge10la Pendidikan, Pene1itian, dan Pengabdian kepadamasyarakat sesuai dengan Rencana Kerja dan AnggaranTahunan POLTRAN;

1. mengangkat danj atau memberhentikan Pembantu Direktur danPimpinan Unit di bawah Direktur berdasarkan ketentuanperaturan perundang- undangan;

J. menjatuhkan sanksi kepada Sivitas Akademika yang me1akukanpelanggaran terhadap norma, etika, danj atau peraturanakademik dengan memperhatikan pertimbangan SenatPOLTRAN;

k. menjatuhkan sanksi kepada Dosen dan Tenaga Kependidikanyang melakukan pelanggaran sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

1. membina dan mengembangkan Pendidik dan TenagaKependidikan;

m. menerima, memberhentikan, membina, dan mengembangkanPeserta Didik;

n. mengelola anggaran POLTRAN sesual dengan ketentuanperaturan perundang- undangan;

o. menye1enggarakan sistem informasi manajemen berbasisteknologi informasi dan komunikasi yang handal yangmendukung penge10laan Tri Dharma Perguruan Tinggi,Akuntansi dan Keuangan, Kepersonaliaan, Kemahasiswaan, danKealumnian;

p. menyusun dan menyampaikan Laporan PertanggungjawabanPenyelenggaraan POLTRANkepada Menteri;

q. membina dan mengembangkan hubungan POLTRANdenganalumni dan semua pemangku kepentingan; dan

r. memelihara keamanan dan ketertiban kampus sertakenyamanan kerja untuk menjamin ke1ancaran kegiatan TriDharma Perguruan Tinggi.

(1) Susunan organisasi, tugas, dan fungsi organ Direktur POLTRANsebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, menggunakan ketentuansebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri PerhubunganNomor PM. 15 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata KerjaPoliteknik Keselamatan Transportasi Jalan.

(2) POLTRANdapat mengusulkan perubahan unit organisasi pada organDirektur POLTRANsebagaimana dimaksud pada ayat (1), sesuai dengankebutuhan kepada Menteri.

(3) Perubahan unit organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),ditetapkan oleh Menteri sete1ah mendapat persetujuan dari Menteriyang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negaradan reformasi birokrasi.

Paragraf2Pembantu Direktur

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,Direktur POLTRANdibantu oleh 3 (tiga) orang Pembantu Direkturyang bertanggungjawab kepada Direktur POLTRAN.

a. Pembantu Direktur Bidang Akademik, yang selanjutnya disebutPembantu Direktur I;

b. Pembantu Direktur Bidang Umum, Keuangan, Perencanaan danKerja Sarna, yang selanjutnya disebut Pembantu Direktur II; dan

c. Pembantu Direktur Bidang Ketarunaan dan Alumni, yangselanjutnya disebut Pembantu Direktur III.

(1) Pembantu Direktur I merupakan tenaga dosen yang mempunyaitugas membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan kegiatanpendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sertapembinaan pendidik dan tenaga kependidikan.

(2) Pembantu Direktur II merupakan tenaga dosen yang mempunyaitugas membantu Direktur dalam memimpin pe1aksanaan kegiatan dibidang administrasi umum, keuangan dan perencanaan, serta kerjasarna.

(3) Pembantu Direktur III merupakan tenaga dosen yang mempunyaitugas membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan kegiatan dibidang pembinaan ketarunaan dan alumni.

Bagian KetigaSenat

Paragraf 1Tugas dan Wewenang

Senat merupakan Badan Organ Normatif dan Perwakilan Tertinggidi POLTRAN.

(1) Senat POLTRAN merupakan organ yang menjalankan fungsipemberian pertimbangan, dan melakukan pengawasan akademik.

(2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Senat mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. memberi pertimbangan terhadap norma akademik yangdiusulkan oleh Direktur POLTRAN;

b. memberi pertimbangan terhadap kode etik sivitas akademikayang diusulkan oleh Direktur POLTRAN;

c. mengawasl penerapan norma akademik dan kode etik sivitasakademika;

d. memberikan pertimbangan terhadap ketentuan akademik yangdisusun oleh Direktur POLTRANmengenai hal-hal sebagaiberikut:

1) kurikulum program studi;2) persyaratan akademik untuk pemberian ge1ar akademik;

dan3) persyaratan akademik untuk pemberian penghargaan

akademik.

e. mengawasi kebijakan dan pelaksanaan kebijakan akademikDirektur POLTRAN;

f. mengawasi penerapan ketentuan akademik sebagaimanadimaksud pada huruf d di atas;

g. mengawasi kebijakan dan pelaksanaan penjaminan mutuperguruan tinggi dengan mengacu pada Standar NasionalPendidikan;

h. mengawasi dan mengevaluasi pencapaian proses pembelajaran,pene1itian, dan pengabdian kepada masyarakat dengan mengacupada tolok ukur yang ditetapkan dalam Rencana Strategis, danmenyarankan usulan perbaikan kepada Direktur POLTRAN;

1. mengawasi pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasanmimbar akademik, dan otonomi keilmuan;

1. memberi pertimbangan pemberian, atau pencabutan gelar, danpenghargaan akademik;

m. merekomendasikan sanksi terhadap pelanggaran norma, etika,dan peraturan akademik yang dilakukan oleh sivitas akademikakepada Direktur POLTRAN.

(3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksudpada ayat (2), Senat menyusun Laporan Hasil Pengawasan danmenyampaikan kepada Direktur POLTRANuntuk ditindaklanjuti.

(1) Senat POLTRANdipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu seorangSekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota Senat POLTRAN.

a. Direktur POLTRAN Ex Officio, yang bertindak sebagai KetuaSenat POLTRANdan para Pembantu Direktur;

b. para Ketua Jurusan;c. 2 (dua) orang wakil Dosen dari setiap jurusan; dand. Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat,

Kepala Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan, Kepala UnitPelaksana Teknis Pusat Penjaminan Mutu Internal, dan KepalaUnit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.

(3) Anggota Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan olehKepala Badan melalui usulan dari Direktur POLTRAN.

a. Ketua merangkap Anggota;b. Sekretaris merangkap Anggota; danc. Anggota.

(5) Ketua Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a, dijabatoleh Anggota Senat yang bukan berasal dari unsur pimpinan organpengelola.

(6) Senat dalam melaksanakan tugasnya dapat membentukKomisi/Badan Pekerja.

(7) Komisi/Badan Pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (6),dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan ditetapkan oleh Ketua Senat.

(8) Masa Jabatan keanggotaan Senat POLTRANsebagaimana dimaksudpada ayat (2), berlaku untuk 1 (satu) periode selama 4 (empat)Tahun.

(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan anggota Senatsebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan peraturan KetuaSenat.

(1) Senat dipimpin oleh seorang Ketua Senat Ex Officio DirekturPOLTRANuntuk masa jabatan paling lama 4 (empat) Tahun, dandapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masajabatan berikutnya.

Senat dapat membentuk Komisimelancarkan tugas-tugasnya, dandengan Keputusan Senat.

dan Panitia Ad-Hoc untukpembentukannya ditetapkan

(3) Jumlah, jenis, dan tugas Komisi dan Panitia Ad-Hoc ditetapkan olehSidang Pleno Senat sesuai dengan kebutuhan POLTRAN.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kewajiban dan Hak Anggota Senatsebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (2), diatur olehDirektur POLTRAN.

Paragraf2Persidangan

(1) Sidang Senat POLTRANterdiri dari Sidang Pleno, Sidang Komisi,Sidang Panitia Ad-Hoc, dengan Ketua-Ketua Komisi danl atauDirektur Panitia Ad-Hoc.

(2) Sidang Pleno Senat POLTRANdilakukan paling sedikit 1 (satu) kalidalam 1 (satu) Semester.

(3) Sidang Pleno Senat POLTRANdi luar jadual, dapat dilakukan apabilaada usul secara tertulis dari sekurang-kurangnya 20% (dua puluhpersen) Anggota Senat POLTRAN.

(4) Sidang Senat POLTRANdipimpin oleh Ketua Senat, dan bilaberhalangan dapat digantikan oleh Sekretaris Senat.

(5) Sidang Komisi dan Sidang Panitia Ad-Hoc masing-masing dipimpinoleh Ketua Komisidan Ketua Panitia Ad-Hoc.

(6) Sidang Pleno Senat sah atau memenuhi forum, apabila 2/3 (dua pertiga) jumlah Anggota Senat hadir, atau apabila setelah ditunggu 15(lima belas) menit hadir lebih dari 1/2 (satu per dual Anggota Senat.

Bagian KeempatSatuan Pengawasan Internal

(1) Ketua, Sekretaris, dan Anggota Satuan Pengawasan Internalditetapkan oleh Direktur POLTRAN.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan anggota SatuanPengawasan Internal, diatur dengan Peraturan Ketua SatuanPengawasan Internal.

(1) Anggota Satuan Pengawasan Internal berjumlah 7 (tujuh) orang yangmemiliki kemampuan/keahlian di bidang:

a. akuntansi/ keuangan;b. sumber daya manusia;c. manajemen asset;d. hukum; dane. ketatalaksanaan.

a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa;b. setia kepada Pancasila dan UUD 1945;c. berpendidikan paling rendah Sarjana Srata l(Sl);d. mempunyai moral yang baik dan integritas yang tinggi; dane. memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan

Bangsa dan Negara.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan anggota SatuanPengawasan Internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diaturdengan peraturan Ketua Satuan Pengawasan Internal.

Bagian KelimaDewan Penyantun

Dewan Penyantun merupakan bagian organ POLTRAN yang bertugasuntuk mengasuh dan membantu memecahkan permasalahan POLTRAN.

Dewan Penyantun yang terdiri dari tokoh-tokoh Pemerintah, tokohpendidikan dan tokoh-tokoh masyarakat, dibentuk untuk mengasuh danmembantu memecahkan permasalahan POLTRAN dan diharapkanberperan aktif baik sendiri maupun dengan menggerakkan ataumengarahkan sumber daya masyarakat.

a. Ketua merangkap anggota;b. Sekretaris merangkap anggota; danc. Anggota.

(2) Ketua dan Sekretaris Dewan Penyantun sebagaimana dimaksud padaayat (1), dipilih dari dan oleh Anggota.

(3) Ketua, Sekretaris, dan Anggota Dewan Penyantun sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Direktur POLTRAN.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan anggota DewanPenyantun diatur dengan peraturan Dewan Penyantun.

Bagian KeenamDewan Pengawas

Dewan Pengawas merupakan organisasi Badan Layanan Umum yangbertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Badan LayananUmum yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Badan LayananUmum mengenai pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis, Rencana Bisnisdan Anggaran dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30,Dewan Pengawas berkewajiban sebagai berikut:

a. memberikan pendapat dan saran kepada Menteri dan Menteri yangberwenang di bidang keuangan, mengenai Rencana Strategis danRencana Bisnis Anggaran, yang diusulkan oleh Direktur POLTRAN;

b. melaporkan kepada Menteri dan Menteri yang berwenang di bidangkeuangan, apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Badan LayananUmum;

c. mengikuti perkembangan kegiatan Badan Layanan Umum,memberikan pendapat dan saran kepada Menteri dan Menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan,mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi DirekturPOLTRAN;

d. memberikan nasihat kepada Direktur POLTRANmelaksanakan pengelolaan Badan Layanan Umum; dan

e. memberikan masukan, saran, atau tanggapan atas LaporanKeuangan dan Laporan Kinerja Badan Layanan Umum kepadaDirektur POLTRAN.

Bagian KetujuhPerwakilan Manajemen Mutu

(1) Perwakilan Manajemen Mutu mempunyai tugas merencanakan,mengembangkan, menge10la dan mengkoordinir sistem manajemenmutu di POLTRAN.

(2) Perwakilan Manajemen Mutu merupakan unsur Pembantu Pimpinandi bidang dokumentasi, pemeliharaan, dan pengendalian SistemManajemen Mutu yang berada di bawah dan bertanggung jawabkepada Direktur POLTRAN.

Untuk me1aksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32,Perwakilan Manajemen Mutu mempunyai tugas sebagai berikut:

a. menjamin pe1aksanaan Sistem Manajemen Mutu di POLTRAN danmelakukan koordinasi secara operasional dengan Unit PenjaminanMutu;

b. merencanakan dan menyusun jadwal pelaksanaan internal daneksternal audit oleh Badan Sertifikasi;

c. mengkoordinasikan kesiapan seluruh JaJaran POLTRAN untukpelaksanaan internal dan eksternal audit;

d. me1akukan management review (tinjauan ulang manajemen)mengenai efektifitas pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu;

melaksanakan fungsi sebagai Mediator Kinerja dalampendidikan, ketarunaan, penelitian dan pengabdianmasyarakat, manajemen, fasilitas, dan anggaran;

bidangkepada

f. mengambil kesimpulan dan mengajukan usulan dalam bentuklaporan tertulis kepada Direktur POLTRAN;

g. melakukan pengawasan secara berkala terhadap jalannya proseskegiatan perkuliahan dan kegiatan pendidikan lainnya;

h. melaksanakan tugas sebagai Pengawas Manajemen Mutu pelaksanandiklat keahlian dan keterampilan;

1. me1aporkan dan mempertanggungjawabkan hasil kerja kepadaDirektur POLTRAN.

Bagian KedelapanJurusan

(1) Jurusan merupakan un sur pe1aksana kegiatan akademik yangme1aksanakan program pendidikan Vokasi Diploma.

(2) Jurusan dipimpin oleh Ketua Jurusan, dibantu oleh seorangSekretaris dan Ketua Program Studio

b. memberikan tugas dan mengevaluasi Dosen di jurusan yangbersangkutan dalam me1aksanakan kegiatan perkuliahan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. mengevaluasi dan meningkatkan mutu pe1aksanaan kegiatanperkuliahan;

d. menyusun rencana biaya operasional tahunan berdasarkanketentuan peraturan perundang- undangan;

e. menyusun dan/atau menetapkan kebijakan dasar mengenaipengembangan dan penyelenggaraan kegiatan akademik;

f. menyusun dan/ atau menetapkan penjenjangan jabatanakademik dosen, penilaian prestasi akademik dosen, pesertadidik serta kecakapan dan kepribadian pegawai POLTRAN;

g. menyusun dan/ atau menetapkan norma dan tolok ukurpenyelenggaraan kegiatan akademik;

h. menyusun dan/ atau menetapkan peraturan penye1enggaraanakademik, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademikdan otonomi keilmuan;

1. merumuskan dan/ atau menetapkan norma, etika, dan tatatertib kehidupan kampus di lingkungan POLTRAN;dan

J. memberi masukan kepada Direktur POLTRAN mengenaipengawasan mutu akademik dalam penyelenggaraanpendidikan.

Bagian KesembilanKelompok Jabatan Fungsional

Ke1ompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatansesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuanperaturan perundang- undangan.

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal35, terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalamke1ompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugaskeahliannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang ditunjuk olehDirektur POLTRAN.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

Bagian KesepuluhPusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat

(1) Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat merupakanpelaksana akademik di bidang penelitian dan pengabdian kepadamasyarakat.

(2) Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat dipimpin olehseorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepadaDirektur POLTRANdan dalam pembinaan sehari- hari berada dibawah Pembantu Direktur 1.

(3) Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dibantuoleh seorang Sekretaris dan Tenaga Ahli Penelitian dan Pengabdiankepada masyarakat.

(4) Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalammelakukan tugasnya dibantu oleh 2 (dua) Unit, terdiri dari:

a. Unit Penelitian; danb. Unit Pengabdian Kepada Masyarakat.

Ruang lingkup tugas, wewenang dan tanggung jawab Pusat Penelitian danPengabdian kepada masyarakat yaitu:

a. mengarahkan, mengkoordinasikan, memantau, menilai danmendokumentasikan kegiatan penelitian dan pengabdian kepadamasyarakat yang bersifat multidisiplin; dan

b. merumuskan konsep pengkajian dan pengembangan ilmupengetahuan, teknologi dan seni, menilai usulan penelitian,memantau, dan menilai kegiatan penelitian, serta merumuskankonsep-konsep penerapan hasil penelitian dan pengembangan untukpengabdian kepada masyarakat.

Tugas Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat secara lebihrind diatur dengan Keputusan Direktur POLTRAN.

Paragraf 1Unit Penelitian

Unit Pene1itian mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan penelitiansesuai kebutuhan POLTRAN.

Untuk me1aksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, UnitPenelitian menye1enggarakan fungsi sebagai berikut:

a. merencanakan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan sesuaikebutuhan POLTRAN;

b. melaksanakan administrasi Unit Penelitian;c. menyusun kebutuhan sarana dan prasarana Unit Pene1itian;d. mengadministrasikan kegiatan dan inventarisasi Barang MilikNegara

Unit Penelitian;e. melaksanakan penerbitan buku hasil penelitian, jurnal dan buletin

POLTRAN;danf. membuat evaluasi dan laporan pengendalian mutu secara berkala

setiap 3 (tiga)bulan ke Unit Penjaminan Mutu.

Paragraf2Unit Pengabdian Kepada Masyarakat

Unit Pengabdian Kepada Masyarakat mempunyaimenyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakatkebutuhan POLTRAN.

tugassesual

Untuk me1aksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, UnitPengabdian Kepada Masyarakat mempunyai tugas sebagai berikut:

a. merencanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang akandilaksanakan sesuai kebutuhan POLTRAN;

b. melaksanakan administrasi Unit Pengabdian Kepada Masyarakat;c. menyusun kebutuhan sarana dan prasarana Unit Pengabdian

Kepada Masyarakat;d. mengadministrasikan kegiatan dan inventarisasi Barang MilikNegara

Unit Pengabdian Kepada Masyarakat; dane. membuat evaluasi dan laporan pengendalian mutu secara periodik

setiap 3 (tiga)bulan ke Unit Penjaminan Mutu.

Bagian KesebelasPusat Pembinaan Mental, Moral dan Kesamaptaan

(1) Pusat Pembinaan Mental, Moral dan Kesamaptaan dipimpin olehseorang Kepala Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawabkepada Direktur POLTRANdan dalam pembinaan sehari-hari olehPembantu Direktur III.

(2) Pusat Pembinaan Mental, Moral, dan Kesamaptaan mempunyai tugasmelakukan pembinaan mental, disiplin, moral dan kesamaptaan,mengelola fasilitas asrama, permakanan, pelaksanaan kegiatankonseling serta kegiatan olah raga dan seni peserta didik.

(3) Pusat Pembinaan Mental, Moral dan Kesamaptaan dalam melakukantugasnya dibantu oleh 4 (empat) Unit, terdiri dari:

a. Unit Bimbingan Taruna;b. Unit Asrama;c. Unit Psikologi;dand. Unit Olah Raga dan Seni.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44,Pusat Pembinaan Mental, Moral, dan Kesamaptaan menyelenggarakanfungsi sebagai berikut:

a. perencanaan kegiatan dan pembiayaan aktivitas pengasuhan danpembinaan mental dan moral serta disiplin, pengelolaan fasilitasasrama dan permakanan, layanan konseling, pembinaan olah ragaseni, dan kesamaptaan peserta didik;

b. pengkoordinasian dan mengarahkan kegiatan pengasuhan danpembinaan mental dan moral serta disiplin, pengelolaan fasilitasasrama dan permakanan, layanan konseling, pembinaan olah ragaseni dan kesamaptaan peserta didik;

c. pelaksanaan kegiatan pengasuhan dan pembinaan mental dan moralserta disiplin, pengelolaan fasilitas asrama dan permakanan, layanankonseling, pembinaan olah raga seni, dan kesamaptaan pesertadidik;

d. pengawasan kegiatan pengasuhan dan pembinaan mental dan moralserta disiplin, pengelolaan fasilitas asrama dan permakanan, layanankonseling, pembinaan olah raga seni, dan kesamaptaan pesertadidik; dan

e. pelaporan kegiatan pengasuhan dan pembinaan mental dan moralserta disiplin, pengelolaan fasilitas asrama dan permakanan, layanankonseling, pembinaan olah raga seni, dan kesamaptaan pesertadidik.

(1) Unit Bimbingan Taruna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat(3) huruf a, mempunyai tugas melaksanakan bimbingan mental danmoral serta disiplin peserta didik.

(2) Unit Asrama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (3)huruf b,mempunyai tugas mengelola kegiatan asrama.

(3) Unit Psikologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (3)huruf C, mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikanpelaksanaan kegiatan pelayanan psikologi peserta didik sertapegawai.

(4) Unit Olah Raga dan Seni sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat(3) huruf d, mempunyai tugas menyediakan dan melaksanakankegiatan olah raga dan seni dalam meningkatkan kesamaptaan ataukebugaran atau stamina peserta didik serta pegawai.

Bagian Kedua BelasDivisi Pengembangan Usaba

Divisi Pengembangan Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Divisi yangberada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur POLTRANdansehari-hari dibawah pembinaan Pembantu Direktur I dan PembantuDirektur II.

Divisi Pengembangan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47,mempunyal tugas melakukan kegiatan penyusunan rencana danpelaksanaan serta pengembangan program, pembinaan usaha,pemasaran, serta pemanfaatan fasilitas, dan pelaporan.

Ruang lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawab DivisiPengembangan Usaha, yaitu:

a. pelaksanaan pengembangan dan kerjasama; danb. pelaksanaan pelayanan pendidikan dan pelatihan keselamatan

transportasi jalan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49,DivisiPengembangan Usaha, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

pelaksanaan perencanaan dan pengembangan usaha dan kerjasama;pelaksanaan perluasan usaha jasa layanan;pelaksanaan usaha kerja sarna;pelaksanaan pengelolaan fasilitas umum;

e. pelaksanaan promosi; danf. pe1aksanaan evaluasi dan pelaporan.

Divisi Pengembangan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50,dalam melakukan tugasnya dibantu oleh 2 (dua) Sub Divisi, terdiri dari:

a. Sub Divisi Pengembangan dan Kerjasama; danb. Sub Divisi Pe1ayanan Pendidikan dan Pe1atihan Keselamatan

Transportasi Jalan.

Kepala Sub Divisi Pengembangan dan Kerjasama sebagaimana dimaksuddalam Pasal 51 huruf a, bertanggungjawab kepada Kepala Divisi.

Sub Divisi Pengembangan dan Kerjasama sebagaimana dimaksud dalamPasal 51 huruf a, mempunyai tugas melakukan pengembangan usahape1ayanan, menjalankan usaha kerjasama, me1aksanakan promosi danmengelola fasilitas umum.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, SubDivisi Pengembangan dan Kerjasama menyelenggarakan fungsi sebagaiberikut:

a. pe1aksanaan perencanaan dan pengembangan usaha dan kerjasama;b. pe1aksanaan perluasan usaha jasa layanan;c. pelaksanaan usaha kerja sama;d. pe1aksanaan surat menyurat untuk pe1aksanaan usaha kerjasama;e. pengolahan dan pendokumentasian berkas kerjasama;f. penginventarisasi kebutuhan fasilitas POLTRAN;g. pelaksanaan pengelolaan fasilitas POLTRAN;h. pelaksanaan promosi untuk meningkatkan minat masyarakat atas

jasa layanan POLTRAN;1. pelaksanaan evaluasi seluruh kegiatan Sub Divisi Pengembangan

Usaha;danJ. pengadministrasian dan membuat laporan se1uruh kegiatan Sub

Divisi Pengembangan Usaha.

Sub Divisi Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan TransportasiJalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf b, mempunyai tugasmelakukan penyusunan rencana dan pe1aksanaan kegiatan usaha jasapendidikan Kese1amatanTransportasi Jalan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, SubDivisi Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan TransportasiJalan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. perencanaan dan pengembangan pelayanan pendidikan danpelatihan keselamatan transportasi jalan;

b. pengadministrasian pendaftaran peserta diklat dan pelaksanaandiklat;

c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan diklat;d. penyiapan data penerbitan sertifikat peserta didik;e. penyiapan formulir registrasi diklat;f. penghimpunan, pengolahan, dan pendokumentasian berkas

registrasi diklat;g. pelaksanaan inventarisasi kebutuhan fasilitas diklat;h. pelaksanaan rekapitulasi absensi peserta diklat;1. pelaksanaan evaluasi seluruh kegiatan Sub Divisi Pelayanan Diklat

Keselamatan Transportasi Jalan; danJ. pengadministrasian dan pembuatan laporan seluruh kegiatan Sub

Divisi Pelayanan Diklat Keselamatan Transportasi Jalan.

Bagian Ketiga BelasPelaksana Administrasi

(1) Pelaksana Administrasi merupakan Satuan Kerja di tingkat POLTRANyang melaksanakan administrasi akademik dan jaminan mutu,ketarunaan, alumni, keuangan, sumber daya manusia, umum,fasilitas, properti, perencanaan, evaluasi, pengembangan institusi,usaha penunjang, kerjasama, pengelolaan sumber daya informasi,promosi, pelayanan hukum, dan jasa ketenagakerjaan, serta hak ataskekayaan intelektual.

(3) Dengan pertimbangan kebutuhan dan kemampuan keuanganKeselamatan Transportasi Jalan selain Unsur Pelaksana Administrasisebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur POLTRANdapatmengusulkan unsur pelaksana administrasi lainnya sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

a. Sub Bagian Keuangan dan Administrasi Umum; danb. Sub Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan.

(1) Pelaksana Administrasi dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagiandan dibantu oleh Kepala Urusan yang ditetapkan oleh Menterisetelah diusulkan oleh Direktur POLTRAN dan mendapatkanpersetujuan dari Kepala Badan.

(2) Pelaksana Administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),merupakan Unsur Pembantu Pimpinan dalam melaksanakankegiatan di bidang Keuangan dan Administrasi Umum yang beradadibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur POLTRAN.

(4) Jabatan Kepala Sub Bagian dan Kepala Urusan merupakan jenjangkarier bagi tenaga penunjang tetap yang memenuhi persyaratansesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

(5) Kepala Sub Bagian harus menyampaikan laporan tertulis secaraberkala kepada Direktur POLTRAN.

Paragraf 1Sub Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan

Subbagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan merupakan unsurpelaksana administrasi di bidang akademik dan ketarunaan yang beradadi bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur POLTRANdan sehari-hari dibina oleh Pembantu Direktur I dalam hal administrasi akademik,dan Pembantu Direktur III dalam hal administrasi ketarunaan.

Subbagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 59, mempunyai tugas me1akukan urusanadministrasi di bidang program, akademik, ketarunaan, kesejahteraanpeserta didik, dan urusan alumni, serta magang kerja peserta didik.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60,Subbagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan menyelenggarakanfungsi sebagai beriku t:

a. perencanaan dan pengembangan program akademik;b. pelaksanaan administrasi akademik;c. pelaksanaan administrasi pendidik dan tenaga kependidikan;d. pe1aksanaan administrasi magang kerja (onjob training);e. pelaksanaan administrasi peserta didik dan alumni; danf. perencanaan kesejahteraan peserta didik.

Subbagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 61, terdiri dari:

a. Urusan Program Akademik;b. Urusan Administrasi Akademik; danc. Urusan Administrasi Ketarunaan.

(1) Urusan Program Akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62huruf a, mempunyai tugas me1akukan urusan penyusunan rencana,program, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan pendidikan.

(2) Urusan Administrasi Akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal62 huruf b, mempunyai tugas me1akukan urusan administrasiakademik, pendidik dan tenaga kependidikan, serta perencanaan danpelaksanaan administrasi penerimaan Taruna.

(3) Urusan Administrasi Ketarunaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 62 huruf c, mempunyai tugas me1akukan urusan pelayanantaruna, perencanaan kesejahteraan taruna, perencanaan danpelaksanaan administrasi praktek kerja nyata, serta urusan alumni.

Ruang lingkup tugas, wewenang dan tanggung jawab Bagian AdministrasiAkademik dan Ketarunaan yaitu:

a. mengkoordinir pe1aksanaan administrasi pendidikan, administrasitenaga kependidikan, administrasi kerjasama dan praktek kerjanyata, administrasi alumni, dan ketarunaan;

b. merumuskan konsep-konsep pengembangan pendidikan yangmencakup substansi ke1embagaan dan manajemen pendidikan,mengevaluasi rencana dan pelaksanaan program pendidikan sertamemantau penerapan konsep jaminan mutu pendidikan di masing-masing Jurusan;

c. membantu pimpinan dalam menyusun perencanaan danpengembangan, baik rencana induk maupun Rencana TahunanPOLTRAN;dan

d. membantu pimpinan dalam mengembangkan penjamin mutupendidikan yang perlu diaudit dalam bentuk internal audit di bidangpendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dananggaran.

Kepala Urusan Program Akademik, Kepala Urusan AdministrasiAkademik, dan Kepala Urusan Administrasi Ketarunaan, diangkat dandiberhentikan oleh Kepala Badan atas nama Menteri yang diusulkan olehDirektur POLTRAN.

Paragraf2Subbagian Keuangan dan Administrasi Umum

Subbagian Keuangan dan Administrasi Umum merupakan unsurpelaksana administrasi di bidang keuangan dan administasi umum yangberada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur POLTRANdansehari-hari dibawah pembinaan Pembantu Direktur II.

Subbagian Keuangan dan Administrasi Umum sebagaimana dimaksuddalam Pasal 66, mempunyai tugas melakukan urusan pengelolaankeuangan, penyusunan program, ketatausahaan, kepegawaian, hukum,kerumahtanggaan dan hubungan masyarakat, serta penyusunan laporan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67,Subbagian Keuangan dan Administrasi Umum menyelenggarakan fungsisebagai berikut:

a. pelaksanaan urusan pengelolaan keuangan;b. penyusunan program, pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian

dan hukum, serta penyusunan laporan; danc. pelaksanaan urusan kerumahtanggaan dan kehumasan.

Subbagian Keuangan dan Administrasi Umum sebagaimana dimaksuddalam Pasal 68, terdiri dari:

a. Urusan Keuangan;b. Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian; danc. Urusan Rumah Tangga.

(1) Urusan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf a,mempunyai tugas melakukan urusan penyiapan rencana bisnisanggaran tahunan, dokumen anggaran, pengelolaan pendapatan danbelanja, kas, utang-piutang, sistem informasi keuangan, danakuntansi keuangan serta penyusunan laporan keuangan.

(2) Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalamPasal 69 huruf b, mempunyai tugas melakukan urusanpengkoordinasian penyusunan rencana strategi bisnis, program,pelaksanaan urusan tata usaha dan kehumasan, kepegawaian danhukum, serta penyusunan laporan.

(3) Urusan Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 hurufc, mempunyai tugas me1akukan urusan kerumahtanggaan danhubungan masyarakat, pengelolaan barang, aset tetap dan investasi,pelaksanaan akuntansi Barang MilikNegara dan laporan penge101aanBarang MilikNegara.

Ruang lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawab Sub BagianKeuangan dan Administrasi Umum yaitu:

a. pelaksanaan pengelolaan keuangan;b. pe1aksanaan administrasi kerja sarna, penyusunan program dan

pelaporan;c. pelaksanaan administrasi ketatausahaan dan kepegawaian serta

hukum; dand. pelaksanaan administrasi kerumahtanggaan dan hubungan

masyarakat.

Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian,dan Kepala Urusan Rumah Tangga diangkat dan diberhentikan olehKepala Badan atas nama Menteri yang diusulkan oleh Direktur POLTRAN.

Bagian Keempat BetasUnit Penunjang

(1) Unit Penunjang mempunyai tugas me1akukan kegiatan pe1ayanandalam menunjang pelaksanaan kegiatan POLTRAN.

a. Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa;b. Unit Angkutan;c. Unit Bahasa;d. Unit Teknologi Informatika;e. Unit Laboratorium Keselamatan Transportasi Jalan;f. Unit Laboratorium Otomotif;g. Unit Laboratorium Pengujian Kendaraan Bermotor;h. Unit Perpustakaan; dan1. Unit Kesehatan.

(3) Masing-masing Unit Penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2),dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur POLTRAN,dan secara teknis operasionaldikoordinasikan oleh:

1) Unit Bahasa;2) Unit Teknologi Informatika;

3) Unit Laboratorium Keselamatan Transportasi Jalan;4) Unit Laboratorium Otomotif;5) Unit Laboratorium Pengujian Kendaraan Bermotor;6) Unit Perpustakaan; dan7) Unit Penjaminan Mutu.

b. Pembantu Direktur II bagi Unit Layanan Pengadaan Barang danJasa; dan Unit Angkutan.

Paragraf 1Unit Pengadaan Barang dan Jasa

(1) Unit Layanan Pengadaan Barang dan J asa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 73 ayat (2) huruf a, mempunyai tugas melakukankegiatan penyusunan rencana dan pe1aksanaan pengadaan barangdanjasa.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa menyelenggarakan fungsisebagai berikut:

a. perencanaan pengadaan barang dan jasa;b. pelaksanaan pengadaan barang dan jasa; danc. menyampaikan laporan mengenai pe1aksanaan pengadaan

barang dan jasa melalui Pembantu Direktur II kepada KuasaPengguna Anggaran.

Paragraf2Unit Angkutan

(1) Unit Angkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (2) hurufb, mempunyai tugas me1akukan penyiapan, pengoperasian, danpemeliharaan kendaraan dinas.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Unit Angkutan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. melakukan inventarisasi dan identifikasi serta menyusunrencana kebutuhan kendaraan dinas;

b. memberikan pelayanan dan melakukan pengawasanpenggunaan kendaraan dinas;

c. melakukan peme1iharaan kendaraan dinas;d. menyiapkan usulan perbaikan kendaraan dinas;e. mengevaluasi se1uruh kegiatan penggunaan kendaraan dinas;f. mengadministrasikan se1uruh kegiatan pemanfaatan kendaraan

dinas; dang. membuat laporan pengendalian mutu secara berkala setiap

3 (tiga)bulan kepada Unit Manajemen Mutu.

Paragraf 3Unit Bahasa

(1) Unit Bahasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (2) huruf c,mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatanpeningkatan, pengembangan dan penguasaan keterampilanberbahasa kepada taruna, pegawai dan masyarakat.

(2) Untuk me1aksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Unit Bahasa menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. melayani kegiatan peningkatan, pengembangan, danpenguasaan keterampilan berbahasa;

b. mengembangkan dan merencanakan metode pembelajaranbahasa;

c. menyusun dan melaksanakan program pe1atihan bahasa;d. merencanakan dan me1aksanakan penerjemahan bahasa;e. melaksanakan perawatan dan perbaikan sarana dan prasarana

ruang praktek bahasa;f. mengadministrasikan kegiatan dan inventarisasi Barang Milik

Negara Unit Bahasa;g. merencanakan pengembangan metode pembelajaran bahasa

sesuai dengan kemajuan teknologi;h. mengajukan permohonan kebutuhan perbaikan atau pengadaan

sarana dan prasarana Unit Bahasa;1. membuat laporan dan pengendalian pelaksanaan kegiatannya;

danJ. membuat laporan pengendalian mutu secara periodik setiap

3 (tiga)bulan kepada Unit Manajemen Mutu.

Paragraf4Unit Teknologi Informatika

(1) Unit Teknologi Informatika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73ayat (2) huruf d, mempunyai tugas melaksanakan danmengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan peningkatan danpengembangan keterampilan komputer kepada taruna, pegawai, danmasyarakat.

(2) Untuk melaksanakan tugas tersebut sebagaimana dimaksud padaayat (1), Unit Teknologi Informatika menyelenggarakan fungsisebagai berikut:

a. me1ayani kegiatan peningkatan dan pengembanganketerampilan menggunakan teknologi informatika;

b. mengembangkan dan merencanakan metode pembelajaranteknologi informatika;

c. menyusun dan melaksanakan program pelatihan informatika;d. mengadministrasikan kegiatan Unit TeknologiInformatika;

e. mengadministrasikan kegiatan dan inventarisasi Barang MilikNegara Unit Teknologi Informatika;

f. mengajukan permohonan kebutuhan perbaikan atau pengadaanUnit Teknologi Informatika;

g. membuat laporan dan pengendalian pe1aksanaan kegiatan; danh. membuat evaluasi dan laporan pengendalian mutu secara

berkala setiap 3 (tiga)bulan kepada Unit Manajemen Mutu.

ParagrafSUnit Laboratorium Keselamatan Transportasi Jalan

(1) Unit Laboratorium Keselamatan Transportasi Jalan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 73 ayat (2) huruf e, mempunyai tugasmenyiapkan laboratorium untuk kegiatan akademik, penelitian danpengabdian kepada masyarakat.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Unit Laboratorium Keselamatan Transportasi Jalanmenyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. melakukan inventarisasi dan identifikasi serta menyusunrencana kebutuhan dan pengembangan laboratoriumkeselamatan transportasi jalan;

b. menyiapkan usulan pengadaan kebutuhan laboratoriumkeselamatan transportasi jalan;

c. melakukan pe1ayanan dan pengawasan penggunaanlaboratorium keselamatan transportasi jalan;

d. mengusulkan pemeliharaan peralatan laboratorium keselamatantransportasi jalan;

e. menyiapkan usulan perbaikan laboratorium keselamatantransportasi jalan;

f. mengadministrasikan seluruh kegiatan Unit LaboratoriumKese1amatan Transportasi Jalan;

g. membuat laporan dan pengendalian laboratorium keselamatantransportasi jalan; dan

h. membuat laporan pengendalian mutu secara berkala setiap3 (tiga)bulan ke Unit Penjaminan Mutu.

Paragraf6Unit Laboratorium Otomotif

(1) Unit Laboratorium Otomotif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73ayat (2) huruf f, mempunyai tugas me1ayani pemanfaatanlaboratorium, studio dan bengke1 kerja untuk kegiatan akademik,pene1itian dan pengabdian kepada masyarakat.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Unit Laboratorium Otomotif menyelenggarakan fungsi sebagaiberikut:

a. melakukan inventarisasi dan identifikasi serta menyusunrencana kebutuhan dan pengembangan laboratorium otomotif;

b. menyiapkan usulan pemanfaatan laboratorium otomotif;c. memberikan pelayanan dan melakukan pengawasan

penggunaan laboratorium otomotif;d. melakukan pemeliharaan peralatan laboratorium otomotif;e. menyiapkan usulan perbaikan laboratorium otomotif;f. melakukan evaluasi terhadap pemanfaatan laboratorium

otomotif;g. mengevaluasi seluruh kegiatan Unit Laboratorium Otomotif;h. mengadministrasikan se1uruh kegiatan pemanfaatan Unit

Laboratorium Otomotif; dan1. membuat laporan pengendalian mutu secara berkala setiap

3 (tiga)bulan kepada Unit Manajemen Mutu.

Paragraf7Unit Laboratorium Pengujian Kendaraan Bermotor

(1) Unit Laboratorium Pengujian Kendaraan Bermotor sebagaimanadimaksud dalam Pasal 73 ayat (2) huruf g, mempunyai tugasmelakukan penyiapan, pengoperasian, dan peme1iharaan peralatanlaboratorium pengujian kendaraan bermotor.

(2) Unit Laboratorium Pengujian Kendaraan Bermotor sebagaimanadimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. melakukan inventarisasi dan identifikasi serta menyusunrencana kebutuhan dan pengembangan laboratorium pengujiankendaraan bermotor;

b. menyiapkan usulan pemanfaatan laboratorium pengujiankendaraan bermotor;

c. memberikan pelayanan dan melakukan pengawasanpenggunaan laboratorium pengujian kendaraan bermotor;

d. me1akukan peme1iharaan peralatan laboratorium pengujiankendaraan bermotor;

e. menyiapkan usulan perbaikan laboratorium pengujiankendaraan bermotor;

f. melakukan evaluasi terhadap pemanfaatan laboratoriumpengujian kendaraan bermotor;

g. mengevaluasi se1uruh kegiatan unit laboratorium pengujiankendaraan bermotor;

h. mengadministrasikan se1uruh kegiatan pemanfaatan unitlaboratorium pengujian kendaraan bermotor; dan

i. membuat laporan pengendalian mutu secara berkala setiap3 (tiga)bulan kepada Unit Manajemen Mutu.

ParagralSUnit Perpustakaan

(1) Unit Perpustakaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (2)huruf h, mempunyai tugas merencanakan penyediaan ataupengelolaan buku -buku dan bahan pustaka lainnya serta melayanipengguna jasa perpustakaan dan audio visual serta dokumentasi.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Unit Perpustakaan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. memberikan pelayanan jasa perpustakaan untuk dosen, pesertadidik, pegawai, dan masyarakat;

b. melaksanakan dokumentasi;c. mengelola buku-buku dan audio visual, mengembangkan

kebutuhan buku-buku wajib atau referensi yang mengacukepada kebutuhan kurikulum;

d. mengembangkan sistem pengelolaan buku berbasis data (database);

e. mengadministrasikan kegiatan perpustakaan dan dokumentasi;f. mengajukan permohonan kebutuhan perbaikan atau pengadaan

sarana dan prasarana perpustakaan dan dokumentasi;g. membuat laporan dan mengendalikan kegiatan perpustakaan;

danh. membuat laporan pengendalian mutu secara berkala setiap

3 (tiga)bulan ke Unit Penjaminan Mutu.

Paragraf9Unit Kesehatan

(1) Unit Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (2)hurufi, mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinir kegiatanperawatan dan kesehatan pegawai, peserta didik, masyarakat sertasanitasi lingkungan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Unit Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. melayani kesehatan pegawai, peserta didik, dan masyarakat;b. mengadministrasikan kegiatan kesehatan;c. memantau kesehatan pegawai, peserta didik, masyarakat dan

sanitasi lingkungan;d. melakukan pengawasan perawatan kesehatan peserta didik

selama 24 (dua puluh empat) jam;e. melakukan evaluasi kesehatan peserta didik secara berkala;f. mengajukan permohonan kebutuhan obat-obatan dan peralatan

kesehatan;g. membuat laporan dan mengendalikan kegiatannya; danh. membuat laporan pengendalian mutu secara berkala setiap

3 (tiga)bulan ke Unit Manajemen Mutu.

BAB VITATA CARA PENGANGKATAN PIMPINAN ORGAN PENGELOLA, SENAT,

SATUAN PENGAWASAN INTERNAL, DAN DEWAN PENYANTUN

Bagian KesatuUmum

(1) Dosen di lingkungan POLTRANdapat diberi tugas tambahan sebagaiDirektur, Pembantu Direktur, Ketua Jurusan, Kepala Unit Penelitiandan Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kepala Unit.

(2) Pengangkatan Direktur, Pembantu Direktur, Ketua Jurusan, KepalaUnit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, dan KepalaUnit, dilakukan apabila terdapat:

a. Mutasi;b. Perubahan Organisasi.

a. berhenti dari Pegawai Negeri Sipil atas permohonan sendiri;b. pensiun;c. masa jabatan berakhir;d. diangkat dalam jabatan lain;e. diberhentikan dari Pegawai Negeri Sipil sebelum masa jabatan

berakhir karena berbagai sebab; danf. meninggal dunia.

(4) Perubahan Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,meliputi:

a. Penambahan Unit Baru;b. Perubahan Bentuk Perguruan Tinggi.

(1) Persyaratan untuk diangkat sebagai Direktur dan Pembantu Direkturharus memenuhi persyaratan umum dan khusus.

a. dosen Pegawai Negeri Sipil;b. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa;c. berwawasan Pancasila dan UUD 1945;d. warga negara Indonesia;e. sehatjasmani dan rohani;f. berusia paling tinggi 60 (enam puluh) Tahun pada saat

berakhirnya masa jabatan Direktur yang sedang menjabat;g. memiliki pengalaman manajerial di lingkungan Perguruan Tinggi

paling rendah sebagai Ketua Jurusan atau sebutan lainsekurang-kurangnya 2 (dua) Tahun bagi calon Direktur;

h. bersedia dicalonkan menjadi Pemimpin Perguruan Tinggi yangdinyatakan secara tertulis;

1. memiliki setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3)bernilai baik dalam 2 (dua)Tahun terakhir;

J. tidak sedang menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulanyang dinyatakan secara tertulis; dan

k. tidak pernah dipidana berdasarkan Keputusan Pengadilan yangmemiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatanyang diancam pidana kurungan.

a. Berpendidikan paling rendah Magister (82);danb. Menduduki jabatan akademik paling rendah Lektor.

(1) Tenaga kependidikan di lingkungan POLTRANdapat diangkat sebagaipejabat struktural atau pimpinan unsur pelaksana administrasi ataupimpinan unit pelaksana teknis.

(2) Pengangkatan pejabat struktural atau pimpinan unsur pelaksanaadministrasi atau pimpinan unit pelaksana teknis sebagaimanadimaksud pada ayat (1),dilakukan apabila terdapat:

a. Mutasi;b. Perubahan Organisasi.

a. berhenti dari PegawaiNegeri8ipil atas permohonan sendiri;b. penslun;c. masa jabatan berakhir;d. diangkat dalam jabatan lain;e. diberhentikan dari Pegawai Negeri 8ipil sebelum masa jabatan

berakhir karena berbagai sebab; danf. meninggal dunia.

(4) Perubahan Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),meliputi:

a. Penambahan, perubahan, danjatau pengurangan Unit Kerja;b. Perubahan bentuk danj atau penutupan POLTRAN.

(5) Untuk dapat diangkat sebagai pejabat struktural atau pimpinanunsur pelaksana administrasi seorang tenaga kependidikan harusmemenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang- undangan.

Bagian KeduaPengambilan Keputusan

(1) Pengambilan Keputusan oleh organisasi POLTRANdilakukan denganmusyawarah untuk mencapai mufakat dinyatakan sah, apabiladilakukan dalam suatu rapat atau sidang yang memenuhipersyaratan forum yang te1ah ditetapkan.

(2) Jika dalam rapat atau sidang organisasi POLTRAN sebagaimanadimaksud pada ayat (1), tidak dapat tercapai kata mufakat makapengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyakdengan pemungutan suara.

(3) Apabila dalam pengambilan keputusan berdasarkan pemungutansuara tidak tercapai, maka pengambilan keputusan ditetapkan olehPimpinan Sidang.

Bagian KetigaPemungutan Suara

(1) Persyaratan forum rapat atau sidang organ POLTRAN dalampengambilan keputusan, berdasarkan suara terbanyak ditetapkanoleh masing-masing organisasi POLTRAN.

(2) Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dinyatakansah, apabila diambil dalam suatu rapat sidang yang memenuhi forumsebagaimana dimaksud pada ayat (1), disetujui oleh lebih dari 1/2(satu per dual jumlah peserta rapat sidang yang hadir memenuhiforum.

(3) Tata cara pemungutan suara dan penyampaian suara oleh parapeserta rapat sidang untuk menyatakan sikap setuju, menolak atauabstain, ditetapkan oleh masing-masing organisasi POLTRAN.

Bagian KeempatDirektur

Direktur merupakan dosen Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugastambahan sebagai pemimpin POLTRAN.

Masa jabatan Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), se1ama4 (empat) Tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kalimasa jabatan.

Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diangkat dandiberhentikan oleh Menteri.

Pengangkatan Direktur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (2),dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

a. tahap penjaringan bakal calon;b. tahap penyaringan calon;c. tahap pemilihan calon; dand. tahap pengangkatan.

(1) Tahap penjaringan bakal calon Direktur dan penyaringan calonDirektur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 pada huruf a danhuruf b, meliputi:

a. Penjaringan bakal calon Direktur dan penyaringan calonDirektur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 huruf a danhuruf b, dilakukan oleh Senat.

b. Penjaringan dan penyaringan sebagaimana dimaksud padahuruf a dilakukan 5 (lima) bulan sebelum berakhirnya masajabatan Direktur yang sedang menjabat.

c. Senat POLTRANmenetapkan 3 (tiga)orang calon Direktur palinglama 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Direkturyang sedang menjabat.

(2) Tahap pemilihan calon Direktur dan pengangkatan Direktursebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 pada huruf c dan huruf d,dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

a. telah berusia 65 (enam puluh lima) Tahun;b. berhalangan tetap;c. permohonan sendiri;b. masa jabatannya berakhir;c. diangkat dalam jabatan negeri yang lain;d. dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki

kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yangdiancam pidana kurungan;

e. diberhentikan sementara dari PegawaiNegeriSipil;f. dibebaskan dari jabatan dosen;g. menjalani tugas belajar; dan/ atauh. cuti di luar tanggungan Negara.

(2) Pemberhentian Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilakukan oleh Menteri.

Bagian KelimaPembantu Direktur

(1) Pembantu Direktur adalah dosen Pegawai Negeri Sipil yang diberitugas tambahan sebagai pimpinan POLTRAN.

(2) Masa jabatan Pembantu Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat(1), selama 4 (empat) Tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1(satu) kali masa jabatan baik untuk jabatan yang sarna dan/ ataujabatan Pembantu Direktur lainnya.

(1) Calon Pembantu Direktur diusulkan oleh Direktur kepada SenatPOLTRANpaling sedikit 3 (tiga)nama untuk setiap Pembantu Direkturpaling lama 2 (dua) bulan setelah Direktur dilantik.

(2) Senat POLTRANsetelah menerima usulan nama calon PembantuDirektur menyelenggarakan rapat untuk melaksanakan pemilihancalon Pembantu Direktur.

(3) Rapat Senat POLTRAN sebagaimana dimaksud pada ayat (2),diselenggarakan paling lama 1 (satu) bulan setelah nama calonPembantu Direktur diusulkan oleh Direktur kepada Senat POLTRAN.

(4) Rapat Senat POLTRAN sebagaimana dimaksud pada ayat (2,)dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh paling sedikit % (dua per tiga)anggota Senat POLTRAN.

(5) Pemilihan calon Pembantu Direktur sebagaimana dimaksud padaayat (2), dilakukan melalui pemungutan suara secara tertutupdengan ketentuan sebagai berikut:

a. Direktur memiliki 35% (tiga puluh lima persen) hak suara daritotal pemilih; dan

b. Senat POLTRANmemiliki 65% (enam puluh lima persen) haksuara, dan masing-masing anggota Senat POLTRANmemilikihak suara yang sarna.

(6) Apabila terdapat 2 (dua) orang calon Pembantu Direktur yangmemperoleh suara tertinggi dengan jumlah suara yang sarna,dilakukan pemilihan putaran kedua pada hari yang sarna untukmemilih suara terbanyak dari kedua calon Pembantu Direkturtersebut.

(7) Pembantu Direktur terpilih adalah calon Pembantu Direktur yangmemperoleh suara terbanyak.

(8) Calon Pembantu Direktur, diusulkan oleh Direktur setelah mendapatpertimbangan Senat.

(9) Pembantu Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Badanatas nama Menteri.

(1) Masa jabatan Pembantu Direktur adalah 4 (empat) Tahun dan dapatdipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(2) Apabila Pembantu Direktur berhalangan tetap, Direktur POLTRANmengusulkan kepada Kepala Badan untuk mengangkat pejabatPembantu Direktur sebe1um diangkat Pembantu Direktur definitifsesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Persyaratan dan tata cara pengangkatan pejabat Pembantu Direkturdiatur dalam Statuta POLTRANini.

Bagian KeenamKetua dan Sekretaris Jurusan

(1) Ketua dan Sekretaris Jurusan dipilih oleh Direktur POLTRANbersama Dosen pada jurusan yang bersangkutan dan ditetapkan olehDirektur POLTRAN.

(2) Pemilihan Ketua dan Sekretaris Jurusan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), dilakukan me1alui pemungutan suara secara tertutupdengan ketentuan sebagai berikut:

a. Direktur memiliki 35% (tiga puluh lima persen) hak suara daritotal pemilih; dan

b. Dosen pada jurusan yang bersangkutan memiliki 65% (enampuluh lima persen) hak suara dan masing-masing Dosenmemiliki hak suara yang sarna.

(3) Masa jabatan Ketua dan Sekretaris Jurusan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), selama 4 (empat) Tahun dan dapat diangkat kembaliuntuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis dan tata carapengangkatan dan pemberhentian Ketua dan Sekretaris Jurusandiatur dalam Peraturan Direktur POLTRAN.

(1) Ketua Jurusan diusulkan oleh Direktur POLTRANdan ditetapkanoleh Senat POLTRAN, dengan memperhatikan kriteria sebagaiberikut:

berpendidikan dan berge1ar paling sedikit Strata-1 (S-1) atauDiploma-IV di bidang transportasi darat;

t

b. mempunyai sertifikat kompetensi sesuai dengan jurusanberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Dosen berpangkat serendah-rendahnya Lektor;d. pengalaman menjadi dosen tetap di POLTRAN dengan waktu

paling sedikit 2 (dua) Tahun;e. berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima) Tahun;f. mempunyai keahlian sesuai dengan Jurusan yang

bersangkutan;g. mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang

tinggi;h. memahami visi dan sanggup me1aksanakan misi dan tujuan

POLTRAN;1. berprestasi, berdisiplin, dan penuh dedikasi; danJ. menyatakan secara tertulis kesediaan dan kesanggupan untuk

menjalankan tugassebagai Ketua Jurusan.

(2) Sekretaris Jurusan diusulkan oleh Direktur POLTRAN danditetapkan oleh Senat POLTRAN,dengan memperhatikan kriteriasebagai berikut:

a. berpendidikan dan berge1ar paling sedikit Strata-1 (S-l) atauDiploma-IV;

b. mempunyai jabatan akademik paling rendah Asisten Ahli;c. berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima) Tahun;d. mempunyai keahlian sesuai dengan Jurusan yang

bersangkutan;e. mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang

tinggi;f. memahami visi dan sanggup melaksanakan misi dan tujuan

POLTRAN;g. berprestasi, berdisiplin, dan penuh dedikasi; danh. menyatakan secara tertulis kesediaan dan kesanggupan untuk

menjalankan tugas sebagai Sekretaris Jurusan.

Bagian KetujuhUnit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Kepala Unit Pene1itian dan Pengabdian Kepada Masyarakat diangkatdan diberhentikan oleh Direktur POLTRAN.

Masa jabatan Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian KepadaMasyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), se1ama 4 (empat)Tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatanyang sarna.

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis dan tata carapengangkatan dan pemberhentian Kepala Unit Penelitian danPengabdian Kepada Masyarakat, diatur dalam Peraturan DirekturPOLTRAN.

Bagian KedelapanPimpinan Pelaksana Administrasi

(1) Pimpinan Unsur Pelaksana Administrasi terdiri dari KepalaSubbagian.

(2) Pimpinan Unsur Pelaksana Administrasi sebagaimana dimaksud padaayat (1),merupakan jabatan struktural.

(3) Pimpinan Unsur Pelaksana Administrasi diangkat dan diberhentikanoleh Menteri berdasarkan hasil pertimbangan Badan PertimbanganJabatan dan Kepangkatan Badan Pengembangan Sumber DayaManusia Perhubungan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata carapengangkatan, dan pemberhentian Pimpinan Unsur PelaksanaAdministrasi, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian KesembilanUnit

(2) Masa jabatan Kepala Unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1),selama 4 (empat) Tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu)kali masa jabatan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis, tata carapengangkatan, dan pemberhentian Kepala Unit sebagaimanadimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Direktur POLTRANsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KesepuluhPusat

(1) Kepala Pusat diangkat dan diberhentikan oleh Direktur POLTRANsetelah mendapat pertimbangan Rapat Senat.

(2) Pengangkatan Kepala Pusat diangkat dengan memperhatikan kriteriasebagai berikut:

a. berpendidikan dan bergelar paling sedikit Strata-1 (S-l) atauDiploma - IV;

b. Dosen serendah-rendahnya berpangkat Lektor;c. berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima)Tahun;d. mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang

tinggi;

e. memahami visi dan sanggup me1aksanakan misi dan tujuanPOLTRAN;

f. berprestasi, berdisiplin, dan penuh dedikasi; dang. menyatakan secara tertulis kesediaan dan kesanggupan untuk

menjalankan tugas sebagai Kepala Pusat.

(3) Sekretaris Pusat diangkat dan diberhentikan oleh Direktur POLTRANsetelah mendapat pertimbangan Rapat Senat.

(4) Pengangkatan Sekretaris Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (3),diangkat dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut:

a. berpendidikan dan bergelar paling sedikit Strata-1 (S-l) atauDiploma - IV;

b. Dosen serendah-rendahnya berpangkat Lektor;c. berusia paling tinggi 55 (lima puluh lima) Tahun;d. mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang

tinggi;e. memahami visi dan sanggup melaksanakan misi dan tujuan

POLTRAN;f. berprestasi, berdisiplin, dan penuh dedikasi; dang. menyatakan secara tertulis kesediaan dan kesanggupan untuk

menjalankan tugas sebagai Sekretaris Pusat.

(5) Sekretaris Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), bertugasmembantu melaksanakan kegiatan administrasi, menge10laprasarana, sarana fisik dan bertanggungjawab kepada Kepala Pusat.

(6) Masa jabatan Kepala Pusat, Sekretaris Pusat, adalah 4 (empat)Tahun dan dapat diangkat kembali paling banyak untuk 1 (satu) kalimasa jabatan berikutnya.

(7) Mekanisme pembentukan dan perubahan organ Pusat dilakukanmelalui pembahasan oleh Pimpinan POLTRANdan rREapat SenatPOLTRAN,serta disetujui oleh Kepala Badan.

(1) Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat mempunyaitenaga ahli pene1itian dan pengabdian kepada masyarakat yangdipimpin dan diusulkan oleh Kepala Pusat dan diangkat olehDirektur POLTRAN.

(2) Pusat Pembinaan Ketarunaan mempunyai tenaga ahli pengasuhandan pembinaan taruna yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaipembina taruna yang dipimpin dan diusulkan oleh Kepala Pusat dandiangkat oleh Direktur POLTRAN.

Bagian KesebelasDivisi

Kepala Divisi diangkat dan diberhentikan oleh Direktur POLTRANsete1ah mendapat pertimbangan Rapat Senat POLTRAN.

(2) Pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memperhatikankriteria sebagai berikut:

a. berpendidikan dan bergelar paling sedikit Strata-l (S-l) atauDiploma-IV;

b. mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yangtinggi;

c. berusia paling tinggi 50 (lima puluh) Tahun;d. berprestasi, berdisiplin, dan penuh dedikasi; dane. menyatakan secara tertulis kesediaan dan kesanggupan untuk

menjalankan tugas sebagai Kepala Divisi.

(3) Masa jabatan Kepala Divisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali paling banyakuntuk 1 (satu) kali masajabatan berikutnya dan usia paling tinggi 60(enam puluh) Tahun.

(4) Kepala Sub Divisi diangkat dan diberhentikan oleh DirekturPOLTRANsete1ah mendapat pertimbangan Senat POLTRANdengankriteria sebagai berikut:

a. berpendidikan dan bergelar paling sedikit Strata-l (S-l) atauDiploma - IV;

b. mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yangtinggi;

c. berprestasi, berdisiplin, dan penuh dedikasi; dand. menyatakan secara tertulis kesediaan dan kesanggupan untuk

menjalankan tugas sebagai Kepala Divisi.

(5) Kepala Sub Divisi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), diangkatuntuk masa jabatan se1ama 4 (empat) Tahun dan dapat diangkatkembali dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) kali masa jabatanKepala Divisi berturut-turut.

Kepala Sub Divisi dan Ketua Sub Divisi sebagaimana dimaksud dalamPasal 102, diangkat dan diberhentikan oleh Direktur POLTRAN,setelahmendapat pertimbangan Rapat Senat POLTRAN.

Bagian Kedua BelasSenat

Paragraf 1Tata Cara dan Persyaratan

(1) Tata cara pemilihan dan pengangkatan Senat ditetapkan denganKeputusan Ketua Senat.

(2) Anggota Senat terdiri dari un sur Dosen dan Wakil Dosen yangdiusulkan oleh Ketua Jurusan paling banyak 2 (dua) orang.

Persyaratan Dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal104 ayat (2),yangdapat dipilih sebagai Anggota Senat sebagai berikut:

a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa;b. dosen POLTRANmempunyai masa pengabdian paling sedikit 5 (lima)

Tahun di bidang pendidikan dan tidak sedang ditugaskan di luarPOLTRANse1ama6 (enam) bulan atau lebih;

c. sehatjasmani dan rohani;d. loyal, memiliki dedikasi, dan disiplin; dane. bersedia dicalonkan menjadi Anggota Senat yang dinyatakan secara

tertulis.

Paragraf 2Pemllihan Anggota

(1) Pemilihan Anggota Senat diselenggarakan oleh Panitia Ad-Hoc yangdibentuk oleh Senat.

(2) Pemilihan Anggota Senat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),sebagai berikut:

a. Wakil Jurusan terdiri 1 (satu) orang Dosen dari masing-masingJurusan;

b. Wakil Dosen yang bukan mewakili Jurusan, dipilih dalam rapatkelompok Dosen Jurusan me1aluitahapan sebagai berikut:

1) masing-masing kelompok dosen mencalonkan 6 (enam)orang calon; dan

2) 4 (empat) calon yang mendapat suara terbanyak dari setiapkelompok dosen ditetapkan menjadi Anggota SenatPOLTRAN.

(3) 3 (tiga) bulan sebe1um masa jabatan Senat berakhir, diadakanpemilihan Anggota Senat untuk periode berikutnya.

ParagrafaPenggantian Keanggotaan

a. tidak lagi menduduki jabatan;b. melakukan tindakan pelanggaran hukum yang ditetapkan oleh

Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yangtetap; dan

c. ditetapkan melakukan tindakan melanggar peraturan POLTRANtentang Etika dan Disiplin oleh Rapat Pleno Senat POLTRAN.

(2) Keanggotaan Senat yang berasal dari hasil pemilihan Senat akanhilang keanggotaannya apabila:

a. menjabat jabatan struktural dan/ atau ditugaskan di luarPOLTRANse1ama 6 (enam) bulan atau lebih;

b. ditetapkan melakukan tindakan me1anggar hukum olehKeputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yangtetap;

c. ditetapkan me1akukan tindakan me1anggar peraturan POLTRANtentang Etika dan Disiplin oleh Rapat Pleno Senat;

d. berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis kepada KetuaSenat dengan alasan yang dapat diterima; dan

e. berhenti dari POLTRAN.

Paragraf4Pergantian Antar Waktu

(1) Bagi Anggota Senat yang berhenti sebelum masa kerja Senatberakhir, akan dilakukan pergantian antar waktu.

(2) Pergantian Antar Waktu bagi Anggota Senat Perwakilan Dosen yangmewakili Jurusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat (2),dilakukan sesuai dengan tata cara pemilihan anggota.

(3) Bagi Anggota Senat yang terpilih melalui tata cara pemilihan anggotasebagaimana dimaksud dalam Pasal 106, Pergantian Antar Waktudapat dilakukan dengan tata cara pemilihan untuk calon yangmemperoleh jumlah suara terbanyak setelah jumlah suara anggotaterpilih, dapat diangkat menjadi Anggota Senat atau Anggota SenatPengganti.

Bagian Ketiga BelasSatuan Pengawasan Internal

(2) Pemilihan Ketua Satuan Pengawasan Internal dilakukan dalam rapatSatuan Pengawasan Internal yang dise1enggarakan khusus untukmaksud tersebut.

(3) Pemilihan Ketua Satuan Pengawasan Internal sebagaimana dimaksudpada ayat (2), dilakukan me1aluimusyawarah mufakat antar anggota.

(4) Apabila tidak diperoleh keputusan me1alui musyawarah mufakat,maka dilakukan melalui pemungutan suara.

(5) Ketua Satuan Pengawasan Internal terpilih menunjuk salah satuanggota Satuan Pengawasan Internal sebagai Sekretaris SatuanPengawasan Internal.

(6) Ketua dan Sekretaris Satuan Pengawasan Internal sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dan ayat (5), ditetapkan oleh DirekturPOLTRAN.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pemilihanKetua, Sekretaris, dan anggota Satuan Pengawasan Internal diaturdengan Peraturan Direktur POLTRAN.

(8) Masa jabatan Ketua, Sekretaris, dan Anggota Satuan PengawasanInternal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), adalah selama 4(empat) Tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masajabatan yang sarna.

Bagian Keempat BelasDewan Penyantun

(1) Anggota Dewan Penyantun diangkat dan diberhentikan oleh DirekturPOLTRAN,sete1ah mendapatkan persetujuan Senat.

(2) Pengurus Dewan Penyantun dipilih dari dan oleh anggota DewanPenyantun dan ditetapkan oleh Kepala Badan atas nama Menteri.

(3) Masa kerja Dewan Penyantun disesuaikan dengan masa kerjaDirektur POLTRAN.

(4) Hal-hal lain yang menyangkut keanggotaan, fungsi, dan wewenangDewan Penyantun, diatur dengan peraturan Direktur POLTRANsetelah mendapat pertimbangan Senat.

Bagian Kelima BelasDewan Pengawas

(1) Direktur POLTRANmengusulkan nama-nama calon Dewan Pengawaskepada Kepala Badan untuk proses penetapan lebih lanjut olehMenteri.

(2) Pengusulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkanpersyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai BLU.

Bagian Keenam BelasPemberhentian Pimpinan Unsur Pimpinan dan

Unsur Pelaksana Akademik

(1) Direktur, Pembantu Direktur, Ketua Unit Penelitian dan PengabdianKepada Masyarakat, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, dan KepalaSubbagian, diberhentikan dari jabatannya karena masa jabatannyaberakhir.

(2) Direktur, Pembantu Direktur, Ketua Unit Penelitian dan PengabdianKepada Masyarakat, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, dan KepalaSubbagian, diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir,karena:

a. permohonan sendiri;b. diangkat dalam jabatan negeri yang lain;c. dikenakan hukuman disiplin tingkat berat sesual dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;d. diberhentikan sementara dari Pegawai NegeriSipil;e. diberhentikan dari jabatan Dosen;f. berhalangan tetap;g. sedang menjalani tugas belajar atau tugas lain lebih dari

6 (enam) bulan;h. cuti di luar tanggungan Negara; dan1. hallain yang ditentukan dalam ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(1) Pemberhentian Direktur POLTRANsebagaimana dimaksud dalamPasal 112, dilakukan oleh Menteri sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) Pemberhentian Pembantu Direktur POLTRANsebagaimana yangdimaksud dalam Pasal 111, dilakukan oleh Kepala Badan setelahmenerima usulan dari Direktur POLTRANsesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Pemberhentian Ketua Unit, Ketua Divisi, Ketua Jurusan, SekretarisJurusan, dan Ketua Pusat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal111, dilakukan oleh Direktur POLTRANsesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 ayat (2) huruff, meliputi an tara lain:

a. sakit yang tidak dapat disembuhkan dengan dibuktikan denganBerita Acara Majelis Pemeriksa Kesehatan Pegawai Negeri Sipil;dan/atau

b. dipidana berdasarkan Keputusan Pengadilan yang memiliki kekuatanhukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidanakurungan.

(1) Dalam hal Direktur POLTRAN berhalangan tidak tetap, makaPemban tu Direktur I bidang Akademik bertindak sebagai pelaksanaharian Direktur POLTRAN.

(2) Dalam hal Direktur POLTRAN berhalangan tetap, maka KepalaBadan dapat menetapkan salah satu Pembantu Direktur POLTRANuntuk merangkap jabatan sebagai pejabat sementara DirekturPOLTRANsampai ditetapkan Direktur POLTRANdefinitif.

(3) Dalam hal Pembantu Direktur POLTRAN berhalangan tetap, makaDirektur POLTRANmengangkat Pembantu Direktur POLTRANatasusulSenat.

BAB VIISISTEM PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN INTERNAL

(1) Sistem Pengendalian dan Pengawasan Internal POLTRANmerupakanproses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukansecara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untukmemberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasimelalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporankeuangan, pengamanan aset Negara, dan ketaatan terhadapketentuan peraturan perundang- undangan.

(2) Tujuan Sistem Pengendalian dan Pengawasan Internal POLTRANyaitu:

a. menjamin pengelolaan keuangan dan aset yang akuntabe1;b. menjamin efisiensi pendayagunaan sumber daya;c. menjamin akurasi data dan informasi sumber daya untuk

pengambilan keputusan.

Sistem Pengendaliansebagaimana dimaksudberpedoman pada prinsip:

dan Pengawasanpada ayat (1),

Internal POLTRANdilaksanakan dengan

a. taat asas;b. akuntabilitas;c. transparansi;d. obyektifitas;e. jujur; danf. pembinaan.

(4) Ruang lingkup Sistem Pengendalian dan Pengawasan InternalPOLTRANterdiri dari:

a. bidang keuangan;b. bidang aset; danc. bidang kepegawaian.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Pengendalian danPengawasan Internal POLTRANsebagaimana dimaksud pada ayat (1),dan mekanisme penerapannya diatur dalam Peraturan DirekturPOLTRAN.

DAB VIIISISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

(1) Sistem Penjaminan Mutu Internal POLTRANmerupakan prosespenetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secarakonsisten dan berkelanjutan sehingga pemangku kepentinganmemperoleh kepuasan.

a. menjamin setiap layanan akademik kepada mahasiswadilakukan sesuai standar;

b. mewujudkan tranparansi dan akuntabilitas kepada masyarakatkhususnya orangtua/wali mahasiswa mengenaipenyelenggaraan pendidikan sesuai dengan standar;

c. mendorong semua pihak/unit di POLTRANuntuk bekerjamencapai tujuan dengan berpatokan pada standar dan secaraberkelanjutan berupaya meningkatkan mutu.

(3) Sistem Penjaminan Mutu Internal POLTRANsebagaimana dimaksudpada ayat (1), dilaksanakan oleh Perwakilan Penjaminan Mutudengan berpedoman pada prinsip:

a. berorientasi kepada pemangku kepentingan internal daneksternal;

b. mengutamakan kebenaran;c. tanggung jawab sosial;d. pengembangan kompetensi personal;e. partisipatif dan kolegial;f. keseragaman metode; dang. inovasi, belajar, dan perbaikan secara berkelanjutan.

(4) Ruang lingkup Sistem Penjaminan Mutu Internal POLTRANterdiridari:

a. pengembangan standar mutu dan audit di bidang pendidikan;b. pengembangan standar mutu dan audit di bidang penelitian;c. pengembangan standar mutu dan audit di bidang pengabdian

kepada masyarakat; dand. pengembangan standar mutu dan audit di bidang

kemahasiswaan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Penjaminan Mutu InternalPOLTRANsebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan mekanismepenerapannya diatur dalam Peraturan Direktur POLTRAN.

Unit Penjaminan Mutu mempunyai tugas merencanakan,mengembangkan, mengelola, dan mengkoordinir penjaminan mutudi POLTRAN.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Unit Penjaminan Mutu menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. merencanakan dan meningkatkan sistem penjaminan mutuinternal;

b. menetapkan, mendokumentasikan dan memelihara sistempenjaminan mutu internal;

c. merencanakan dan melaksanakan internal audit, rapat tinjauanmutu dan membantu eksternal audit;

d. merencanakan pelaksanaan pelatihan auditor penjaminan mutuinternal;

e. menerima, memeriksa, dan mengevaluasi laporan 3 (tiga)bulanan dari seluruh organisasi di lingkungan POLTRAN;

f. mengembangkan sistem penjaminan mutu internal sesuaiperkembangan terkini;

g. menetapkan, mendokumentasikan prosedur sistem kerja daninstruksi kerja;

h. memeriksa, mengklarifikasi, mengevaluasi dan merevisi sistempenjaminan mutu internal yang telah ditetapkan;

1. mengajukan permohonan kebutuhan perbaikan atau pengadaansarana dan prasarana unit sistem penjaminan mutu internal;

J. membuat laporan dan pengendalian sistem penjaminan mutuinternal;

k. melakukan pembinaan terhadap Liasion Officer (LO);dan1. membuat laporan pengendalian mutu secara berkala setiap

3 (tiga)bulan ke Unit Manajemen Mutu.

BAB IXPENYELENGGARAAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

Bagian KesatuProgram Studi

(1) POLTRANmenyelenggarakan pendidikan Vokasi bidang keselamatantransportasi jalan.

(2) Penyelenggaraan pendidikan Vokasi sebagaimana dimaksud padaayat (1),meliputi program Diploma.

(3) Penyelenggaraan pendidikan di luar program sebagaimana dimaksudpada ayat (2), disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KeduaJurusan

a. Jurusan Diploma III Pengujian Kendaraan Bermotor;b. Jurusan Diploma IV Manajemen Keselamatan Transportasi

Jalan; danII 53

(2) Penambahan jurusan dan/atau program studi pada POLTRANditetapkan oleh Kepala Badan, dan selanjutnya dimohonkanperizinannya kepada Menteri yang menye1enggarakan urusanpemerin tahan di bidang pendidikan nasional.

(1) Jurusan Diploma III Pengujian Kendaraan Bermotor sebagaimanadimaksud dalam Pasal 120 ayat (1) huruf a, mempunyai tugasmelaksanakan pendidikan Vokasi di bidang pengujian kendaraanbermotor.

(2) Jurusan Diploma IV Manajemen Kese1amatan Transportasi Jalansebagaimana dimaksud dalam Pasal 120 ayat (1) huruf b,mempunyai tugas melaksanakan pendidikan Vokasi di bidangmanajemen keselamatan transportasi jalan.

(3) Jurusan Diploma IV Teknik Kese1amatan Otomotif sebagaimanadimaksud dalam Pasal 120 ayat (1) huruf c, mempunyai tugasme1aksanakan pendidikan Vokasi di bidang teknik keselamatanotomotif.

Bagian KetigaKurikulum

(1) Penye1enggaraan pendidikan di POLTRANdilaksanakan atas dasarkurikulum yang disusun oleh masing-masing Jurusan sesuai dengansasaran masing-masing Program Studio

(2) Kurikulum untuk penyelenggaraan Program Studi sebagaimanadimaksud pada ayat (1), disusun sesuai dengan tujuan masing-masing Program dan Jenjang Pendidikan.

(3) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu padaStandar Nasional Pendidikan Tinggi.

(4) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri darikelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK),MatakuliahKeilmuan dan Keterampilan (MKK),Matakuliah Keahlian Berkarya(MKB), Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan MatakuliahBerkehidupan Bermasyarakat (MBB).

(5) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan kepadaKepala Badan melalui Kepala Pusat Pengembangan PerhubunganDarat untuk ditetapkan oleh Kepala Badan berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Baglan KeempatBeban Studi

(2) Beban studi kumulatif Program Diploma III, paling sedikit 110(seratus sepuluh) SKS, paling banyak 120 (seratus dua puluh) SKS.

(3) Beban studi kumulatif Program Diploma IV dan Strata 1 (Sl) palingsedikit 144 (seratus empat puluh empat) SKS, paling banyak 160(seratus enam puluh) SKS.

(1) Masa Studi Program Diploma III dilaksanakan dalam 6 (enam)semester sampai dengan 10 (sepuluh) semester.

(2) Masa Studi Diploma IV dilaksanakan dalam 8 (delapan) semestersampai dengan 14 (empat belas) semester.

Bagian KelimaKalender Akademik

Penyelenggaraan akademik dituangkan dalam Peraturan Akademik yangditetapkan oleh Direktur POLTRAN, sete1ah mendapat pertimbanganSenat POLTRAN.

(1) Kalender akademik POLTRANdan perubahannya ditetapkan setiapTahun oleh Direktur POLTRAN,dengan mempertimbangkan usulanSenat POLTRAN.

(3) Ketentuan libur di luar kalender Akademik diatur tersendiri olehDirektur POLTRAN.

(1) Penilaian terhadap kegiatan, kemajuan, dan kemampuan Tarunadilakukan secara berkala yang berbentuk ujian, penugasan, tingkatkehadiran, dan pengamatan oleh Dosen.

(2) Ujian dapat dise1enggarakan melalui ujian tengah semester, uJlanakhir semester, dan ujian akhir program.

(3) Penilaian hasil be1ajar dinyatakan dengan angka yang selanjutnyadikonversikan untuk menghasilkan Indeks Prestasi (IP)dengan nilaimaksimum 4 (empat).

(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat(3), dan ayat (4), diatur lebih lanjut oleh Direktur POLTRAN.

(1) Indeks Prestasi (IP)merupakan hasil penilaian dari 1 (satu) jenjangprogram studi yang dilakukan setiap semester danj atau secarakumulatif.

(2) Predikat ke1ulusan diatur oleh Direktur POLTRAN denganberdasarkan kriteria ke1ulusan, sebagaimana diatur dalam ketentuanperaturan perundang-undangan mengenai pendidikan.

(3) Peraturan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diaturdengan peraturan Direktur POLTRANatas persetujuan dari SenatPOLTRAN.

(1) Bahasa resmi dalam penye1enggaraan kegiatan di POLTRANadalahBahasa Indonesia.

(2) Bahasa Asing dan Bahasa Daerah dapat digunakan sebagai BahasaPengantar, baik dalam penyelenggaraan pendidikan maupun dalampenyampaian pengetahuan danjatau pelatihan keterampilan tertentuuntuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna prosespembe1ajaran.

(1) Kegiatan penelitian di POLTRANmerupakan kegiatan terpadu danmenunjang kegiatan pendidikan, pengajaran, dan pengabdian kepadamasyarakat.

(2) Pene1itian dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah dan etikakeilmuan pada bidang-bidang yang ditekuni.

(3) Hasil penelitian dipublikasikan dalam media yang mudah diaksesoleh masyarakat luas.

(4) Hasil penelitian Dosen merupakan hak kekayaan intelektual yangbersangkutan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penye1enggaraan kegiatan pene1itian,diatur dengan peraturan Direktur POLTRAN setelah mendapatpersetujuan dan Senat POLTRAN.

(1) Pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara me1embaga dalamrangka pemanfaatan, pendayagunaan, dan pengembangan ilmupengetahuan, teknologi, dan/ atau senl untuk masyarakatberdasarkan hasil kajian/pene1itian.

(2) Pengabdian kepada masyarakat melibatkan dosen, mahasiswa, dantenaga fungsional baik secara ke1ompokmaupun perorangan.

(3) Hasil-hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat dipublikasikandalam media yang mudah diakses oleh masyarakat.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenal penyelenggaraan kegiatanpengabdian kepada masyarakat, diatur dengan peraturan DirekturPOLTRANsete1ahmendapat persetujuan dari Senat POLTRAN.

(1) POLTRANmenjunjung tinggi etika moral, kesusilaan, kejujuran,kebenaran dan kaidah-kaidah keilmuan.

(2) Warga POLTRANwajib menjunjung tinggi etika keilmuan dan profesi,berdisiplin, serta memiliki integritas kepribadian dalamme1aksanakan tugas.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai etika sebagaimana dimaksud padaayat (1), dan ayat (2), diatur dalam kode etik yang diatur denganperaturan Direktur POLTRANsetelah mendapat persetujuan danSenat POLTRAN.

( 1) Pada akhir penye1enggaraan program pendidikan Vokasi diadakanupacara wisuda.

(2) Upacara wisuda dapat dilaksanakan lebih dari 1 (satu) kali dalam 1(satu) Tahun Ajaran.

(3) Busana yang digunakan dalam upacara wisuda disesuaikan denganperaturan Direktur POLTRANyang disetujui oleh Senat POLTRAN.

f

BABXKEBEBASAN AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN

(1) Kebebasan akademik termasuk kebebasan mimbar akademik danotonomi keilmuan dimaksudkan untuk melaksanakan kegiatanilmiah di POLTRAN, yang terkait dengan pendidikan sertapengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi,danj atau seni.

(2) Pimpinan POLTRANmengupayakan danjatau menjamin agar setiapanggota sivitas akademika dapat melaksanakan kebebasan akademikdan kebebasan mimbar akademik secara bertanggung jawab sesuaidengan aspirasi pribadi yang dilandasi oleh ketentuan peraturanperundang-undangan, dan dengan dilandasi oleh etika dannormajkaidah keilmuan.

(3) Kebebasan mimbar akademik berlaku sebagai bagian dari kebebasanakademik yang memungkinkan Dosen menyampaikan pikiran danpendapat sesuai dengan bidang keahliannya secara bebas dilingkungan kampus POLTRAN.

(4) Dalam melaksanakan kebebasan akademik setiap sivitas akademikaharus bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan kegiatandimaksud dan hasilnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan.

(5) Otonomi keilmuan merupakan pedoman untuk pengembangan danpenerapan ilmu pengetahuan serta pemanfaatan teknologi yangberlaku di POLTRAN.

(6) Perwujudan kebebasan akademik dan otonomi keilmuandi POLTRAN,ditetapkan dalam peraturan Direktur POLTRANsetelahmendapat persetujuan dari Senat POLTRANdan mengacu padaketentuan peraturan perundang-undangan.

(1) Dalam melaksanakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbarakademik, setiap Dosen dan Taruna harus bertanggung jawab secarapribadi atas norma dan kaidah keilmuan.

(2) Dalam melaksanakan kebebasan akademik, Dosen dan Taruna harusmengupayakan agar kegiatan tersebut dan hasilnya tidak merugikanPOLTRANbaik secara langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam melaksanakan kegiatan akademik yang terkait denganpendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,pimpinan POLTRANdapat mengizinkan penggunaan sumber dayaPOLTRANsepanjang kegiatan tersebut bermanfaat.

(4) Kebebasan mimbar akademik dapat dilaksanakan melalui pertemuanilmiah dalam bentuk seminar, ceramah, diskusi panel, dan ujiandalam rangka pelaksanaan pendidikan Vokasi.

(5) Kebebasan mimbar akademik dapat dilaksanakan di luar POLTRANdengan berdasarkan pertimbangan tertentu.

(6) Dalam melaksanakan pengaturan pelaksanaan kebebasan akademikdan kebebasan mimbar akademik, Senat POLTRANberpedoman padanorma dan kaidah keilmuan untuk memantapkan terwujudnyapengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunannasional.

(1) POLTRAN dapat mengundang tenaga ahli dari luar untukmenyampaikan pikiran dan pendapat sesuai dengan norma dankaidah keilmuan dalam rangka pelaksanaan akademik.

(2) Pelaksanaan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademikdiarahkan untuk memantapkan terwujudnya pengembangan dirisivitas akademika, ilmu pengetahuan dan teknologi.

(1) Otonomi keilmuan merupakan kegiatan keilmuan yang berpedomanpada norma dan kaidah keilmuan yang harus ditaati oleh Dosen danTaruna.

(2) Perwujudan otonomi keilmuan pada POLTRAN, diatur dalamKeputusan Senat POLTRAN.

BAB XIGELAR DAN PENGHARGAAN

Bagian KesatuGelar

(1) POLTRANmemberikan ijazah, gelar, dan/atau sertifikat kompetensikepada Taruna yang telah memenuhi persyaratan akademik danadministrasi.

(2) Pemberian ijazah, gelar, danl atau sertifikat kompetensi sertapenggunaan gelar sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diselenggarakan dengan mengacu kepada ketentuan peraturanperundang- undangan.

Bagian KeduaPenghargaan

(1) POLTRAN dapat memberikan penghargaan kepada seseorang,kelompok, atau lembaga.

(2) Penghargaan diberikan kepada seseorang atau kelompok yangmempunyai prestasi di bidang keilmuan dan/ atau berjasa terhadappendidikan di POLTRAN.

(3) Penghargaan kepada lembaga diberikan untuk lembaga yang berjasaterhadap pendidikan di POLTRAN.

(4) Kriteria dan prosedur pemberian penghargaan sebagaimana dimaksudpada ayat (2), dan ayat (3), diatur dengan peraturan DirekturPOLTRANsetelah mendapat persetujuan dari Senat POLTRAN.

Bagian KetigaKriteria

Kriteria yang digunakan dalam pemberian gelar kehormatan dan tandapenghargaan kepada anggota masyarakat, sebagai berikut:

a. Seseorang yang telah memberikan sumbangan pemikiran luar biasabagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yangterbukti bermanfaat bagi pembangunan Keselamatan TransportasiJalan.

b. Seseorang yang telah mewujudkan kemampuan berkarya, berprestasiluar biasa dan telah diakui dalam mengisi pembangunan nasionaldi bidang Keselamatan Transportasi Jalan.

1) Seseorang atau lembaga yang telah memberikan sumbangannyata bagi perintisan, pendirian dan pengembangan POLTRAN;dan

2) Pegawai POLTRANyang telah berprestasi dalam melaksanakanTri Dharma Perguruan Tinggi dan Manajemen POLTRAN.

BAB XIIDOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

(2) Dosen Tetap adalah Dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatussebagai tenaga pendidik tetap pada POLTRAN.

(3) Dosen Tidak Tetap adalah dosen yang bekerja paruh waktu danberstatus sebagai tenaga pendidik tidak tetap pada POLTRAN.

(4) Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diangkat oleh DirekturPOLTRANatas usul Ketua Jurusan yang bersangkutan.

a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa;b. berwawasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;c. berpendidikan paling rendah Strata-2 (S-2) atau setara untuk

tenaga pendidik Diploma IV;d. berpendidikan paling rendah Strata-1 (S-l) atau setara untuk

tenaga pendidik Diploma III;e. memiliki kompetensi sebagai Dosen.f. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;g. mempunyai moral dan integritas yang tinggi;h. memiliki tanggung jawab yang besar terhadap masa depan

bangsa dan Negara; dan1. persyaratan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(2) Pengangkatan, pembinaan, pengembangan karier, dan pemberhentianDosen dilakukan dengan mengacu kepada ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Kelompok Dosen mempunyai tugas melakukan kegiatan pendidikandan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakatsesuai dengan bidang keahliannya serta memberikan bimbingankepada peserta didik.

(1) Kelompok Dosen terdiri atas sejumlah tenaga Dosen, yang terbagidalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang dan keahliannya.

(2) Setiap kelompok Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dipimpin oleh seorang Ketua Kelompok Dosen yang ditetapkan olehDirektur POLTRAN.

(3) Jumlah tenaga Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1),ditentukan sesuai kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan Dosen sebagaimana di maksud pada ayat(1), diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kelompok Dosen dan Instruktur berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur POLTRAN dan pembinaan sehari-haridilakukan oleh Pembantu Direktur I.

Pengasuh berada di bawah dan bertanggung jawab kepada DirekturPOLTRANdan pembinaan sehari-hari dilakukan oleh PembantuDirektur III yang menyangkut bidang ketarunaan dan senantiasaberkoordinasi dengan Pembantu Direktur I.

(3) Instruktur dan Pengasuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1), danayat (2), merupakan jabatan fungsional yang diangkat dandiberhentikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan atasusulan Direktur POLTRAN.

Dalam hal terjadi kekurangan Dosen pada bidang studi tertentu yangdapat mengganggu kelangsungan penyelenggaraan pendidikan danpelatihan, dapat diminta bantuan tenaga pendidik yang mempunyaikemampuan dan keahlian sesuai dengan kompetensi yang diperlukanberdasarkan prosedur yang ditetapkan oleh Direktur POLTRAN.

(1) Jenjang jabatan akademik di POLTRANterdiri dari Asisten Ahli,Lektor, dan Lektor Kepala.

(2) Wewenang dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian jabatanakademik, dilaksanakan dengan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang- undangan.

(1) Tenaga kependidikan di POLTRAN terdiri dariinstruktur, pranata komputer, laboran, teknisi,penunjang akademik lainnya.

pustakawan,dan tenaga

(2) Pengangkatan, pemberhentian, tugas, dan wewenang tenagakependidikan, diatur dengan peraturan Direktur POLTRANdenganmengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tenaga Pendidik dapat mengajar di lembaga pendidikan lain dengan seizinDirektur POLTRAN, dan pelaksanaannya tidak bertentangan denganketentuan peraturan perundang- undangan.

Direktur POLTRAN bertanggung jawab dalam pengembangan danpembinaan karier Dosen .

DAB XIIIMAHASISWA DAN ALUMNI

(1) Mahasiswa POLTRAN adalah mereka yang diterimajmemenuhipersyaratan untuk menjadi mahasiswa.

(2) Warga negara asing dapat menjadi mahasiswa POLTRANsetelahmemenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Penerimaan mahasiswa baru di lingkungan POLTRANdiselenggarakan melalui jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru,dengan mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penyelenggaraan penerimaan mahasiswa baru diPOLTRAN, tidak membedakan jenis kelamin, agama,kedudukan sosial dan tingkat kemampuan ekonomi.

lingkungansuku, ras,

(5) Seseorang diterima sebagai mahasiswa POLTRANdengan statussebagai mahasiswa pindahan dari Politeknik Negeri lain, bila telahmemenuhi semua persyaratan.

(6) Seseorang yang berkeinginan belajar untuk tidak memperoleh suatugelar Vokasi dapat diterima sebagai mahasiswa POLTRAN,denganpersyaratan tertentu melalui penetapan Direktur POLTRAN.

a. menggunakan kebebasan akademik secara bertanggungjawabuntuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dansusila yang berlaku dalam lingkungan akademik POLTRAN;

b. memperoleh pendidikan sebaik-baiknya dan layanan bidangakademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran, penalarandan kemampuan;

c. memanfaatkan sarana dan prasarana POLTRAN dalampenyelenggaraan kegiatan belajar;

d. memperoleh bimbingan dari Dosen yang bertanggungjawab atasProgram Studi yang diikutinya dalam penyelesaian studinya;

e. memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan ProgramStudi yang diikutinya serta hasil belajarnya; dan

f. menyelesaikan studi lebih awal dari jadwal yang ditetapkansesuai dengan persyaratan yang berlaku.

a. mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlakudi POLTRAN;

b. menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni;c. menjunjung tinggi kebudayaan nasional;d. menjaga wibawa dan nama baik POLTRAN;dane. ikut memelihara saran a dan prasarana POLTRAN serta

kebersihan, ketertiban, kesopanan dan keamanan kampus.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban sebagaimanadimaksud pada ayat (1), diatur dengan peraturan Direktur POLTRAN.

(1) Mahasiswa dilarang melakukan kegiatan yang dapat menggangggukegiatan akademik dan kegiatan-kegiatan lain di lingkunganPOLTRAN, seperti tindak kekerasan, pencemaran nama baik,merusak sarana dan prasarana, tindakan pelecehan, dan tindakanlainnya yang tidak sesuai dengan norma akademik dankemasyarakatan.

(2) Mahasiswa yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksudpada ayat (1),dapat dikenai sanksi.

(3) Larangan dan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan (2),diatur dengan peraturan Direktur POLTRAN.

a. telah menyelesaikan program pendidikan;b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri;c. melewati batas waktu yang ditentukan untuk menyelesaikan

program pendidikan;d. terbukti terlibat dalam tindak pidana kejahatan berdasarkan

putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;e. terbukti melakukan pelanggaran berat terhadap peraturan yang telah

ditetapkan oleh Direktur POLTRAN.

Bagian KesatuOrganisasi Kemahasiswaan

(1) Organisasi kemahasiswaan di POLTRANdiselenggarakan dari, oleh,dan untuk mahasiswa.

(2) Organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dibentuk untuk melaksanakan peningkatan kepemimpinan,penalaran, minat, kegemaran dan kesejahteraan mahasiswa, dalamkehidupan kemahasiswaan.

(3) Organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),bersifat non struktural.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi kemahasiswaansebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan peraturanDirektur POLTRAN.

(1) Setiap alumni merupakan anggota dari Ikatan Alumni (IKA)POLTRAN.

(2) IKAPOLTRANmerupakan satu-satunya wadah perhimpunan alumniyang bertujuan untuk membina hubungan alumni dengan almamaterdalam upaya pencapaian tujuan pendidikan.

(3) Struktur organisasi dan tata kerja IKA POLTRAN,diatur denganAnggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga tersendiri.

Bagian KeduaOrganisasi Taruna

(1) Organisasi Taruna POLTRAN merupakan wahana dan saranapengembangan diri Taruna ke arah perluasan wawasan danpeningkatan kecendekiawan serta integritas kepribadian bangsaIndonesia.

a. Dewan Kehormatan Taruna (DKT);danb. Korps Resimen Taruna (KRT).

a. Dewan Kehormatan Taruna merupakan dewan perwakilantaruna yang mewakili semua peserta didik; dan

b. Korps Resimen Taruna merupakan organisasi ketarunaandi POLTRAN yang dilaksanakan dari, oleh, dan untuk pesertadidik.

a. Dewan Kehormatan Taruna mempunyai tugas pokok mewakiliTaruna POLTRAN,untuk memberikan usul dan saran kepadaDirektur POLTRANterutama yang berkaitan dengan kegiatandan pencapaian visi, misi, dan tujuan POLTRAN;dan

b. Korps Resimen Taruna untuk melaksanakan kepemimpinan,kemampuan berbahasa asing, penalaran, minat, kegemaran,dan kesejahteraan Taruna dalam kehidupan ketarunaandi POLTRAN.

1) perwakilan Taruna untuk menampung dan menyalurkanaspirasi Peserta Didik dalam kegiatan di LingkunganPOLTRAN;

2) perencana dalam penetapan program kegiatan ketarunaan;3) pengawas terhadap pelaksanaan kegiatan ekstra kulikuler

di POLTRANyang dilaksanakan oleh Taruna; dan4) penyusun rencana pengembangan keterampilan,

manajemen, dan kepemimpinan.

b. Korps Resirnen Taruna berfungsi sebagai wahana perencanaandan pe1aksanaan kegiatan dan pengernbangan ekstra kulikulerdi tingkat POLTRANyang bersifat keilrnuan, rninat, kegernaran,kesejahteraan serta pengabdian kepada rnasyarakat.

(6) Keanggotaan dan Kepengurusan sebagairnana dirnaksud pada ayat(2), rneliputi:

1) Keanggotaan DKTPOLTRANterdiri dari Ketua, Wakil Ketua,dan beberapa anggota yang rnewakili se1uruh Taruna;

2) Tata kerja kepengurusan ditetapkan dalarn anggaran dasardan anggaran rurnah tangga DKTPOLTRAN;

3) Pengurus DKT diusulkan oleh Taruna yang diangkat dandiberhentikan oleh Ketua; dan

4) Dalarn rnelaksanakan tugas pokok dan fungsinya, pegurusDKTbertanggung jawab kepada Direktur POLTRANrnelaluiPernbantu Direktur Bidang Ketarunaan, dan sehari-haridibawah pernbinaan oleh Pusat Pernbinaan Mental, Moraldan Kesarnaptaan.

1) Keanggotaan KRT terdiri atas Taruna yang terdaftarrnengikuti pendidikan di POLTRAN;

2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rurnah Tangga KorpsResirnen Taruna POLTRANdiatur oleh Direktur POLTRAN;

3) Tata kerja kepengurusan Korps Resirnen Taruna ditetapkandalarn Anggaran Dasar Rurnah Tangga; dan

4) Dalarn rnelaksanakan tugas pokok dan fungsinya, pengurusKRTbertanggung jawab kepada Direktur POLTRANrnelaluiPernbantu Direktur III.

c. Rindan tugas dan fungsi serta tata tertib peserta didikPOLTRAN,diatur dalarn peraturan tata tertib peserta didik yangdiatur oleh Direktur POLTRAN.

Ketentuan rnengenai organisasi peserta didik diatur lebih lanjut denganKeputusan Direktur POLTRANsete1ah rnendapatkan pertirnbangan SenatPOLTRAN.

BAB XIVKERJASAMA

(1) Untuk rnewujudkan VISI dan rnisi, POLTRANrnenjalin kerja sarnaakadernik dan non akadernik dengan perguruan tinggi dan/ ataulembaga lain, baik di dalarn rnaupun di luar negeri.

(2) Kerja sarna sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berasaskankemitraan strategis, persamaan kedudukan, saling menguntungkanserta memberi kontribusi kepada masyarakat.

(3) Kerja sarna yang dilakukan sebagaimana yang dimaksud pada ayat(1), bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas,kreativitas, inovasi, mutu, dan relevansi pelaksanaan Tri DharmaPerguruan Tinggi.

(4) Penyelenggaraan kerja sarna dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang- undangan.

Kerja sarna sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159, dilaksanakandengan prinsip:

a. mengutamakan kepentingan pembangunan nasional;b. menghargai kesetaraan mutu;c. saling menghormati;d. menghasilkan peningkatan mutu pendidikan;e. berkelanjutan; danf. mempertimbangkan keberagaman kultur yang bersifat lintas

daerah, nasional, dan/ atau internasional.

(1) Kerja sarna akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159 ayat(1),dapat berbentuk:

a. Pendidikan dan pelatihan, penelitian, dan pengabdian kepadamasyarakat;

b. program kembaran;c. pengalihan dan/atau pemerolehan kredit;d. penugasan Dosen Senior sebagai Pembina pada Perguruan

Tinggiyang membutuhkan pembinaan;e. pertukaran Dosen dan/ atau mahasiswa;f. pemanfaatan bersama berbagai sumber daya;g. pemagangan;h. penerbitan terbitan berkala ilmiah;1. penyelenggaraan seminar bersama; dan/ atauJ. bentuk-bentuk lain yang dianggap perlu.

(2) Kerja sarna non akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160ayat (1),dapat berbentuk:

a. pendayagunaan aset;b. usaha penggalangan dana;c. jasa dan royalti hak kekayaan intelektual; dan/ ataud. bentuk lain yang dianggap perlu.

(3) Kerja sarna sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (2),dilaksanakan sesual dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(1) Kerja sarna dapat diprakarsai oleh sivitas akademika, lembaga-lembaga, dan unit-unit di lingkungan POLTRAN,serta dari pihaklain.

(2) Kerja sarna sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikoordinasikandengan Direktur POLTRANdan dilaporkan kepada Kepala Badan.

BABXVSARANADANPRASARANA

(1) Sarana dan prasarana POLTRANdiselenggarakan dengan sistemotonomi perguruan tinggi.

a. pembelian dan tata cara pembelian sarana dan prasarana;b. pencatatan sarana dan prasarana; danc. penghapusan sarana dan prasarana.

(3) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1),diselenggarakan sesuai ketentuan pengelolaan Barang MilikNegara.

(4) Pemanfaatan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud padaayat (1), ditujukan bagi penyelenggaraan Tri Dharma PerguruanTinggi.

(5) Pemanfaatan sarana dan prasarana untuk memperoleh dana sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XVIPEMBIAYAAN

(1) Pembiayaan penyelenggaraan kegiatan akademik dan non akademik diPOLTRANbersumber dari:

a. AlokasiAPBN;b. Pemerintah Daerah:c. Masyarakat;d. Pihak Luar Negeri;e. Hasil Usaha dan Layanan POLTRAN;danf. Hasil Kerjasama dengan Pihak Lain.

(2) Sumber dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b, huruf c,huruf d, huruf e, dan huruf f, digunakan sepanjang tidak merugikankepentingan POLTRANdan kepentingan nasional.

a. sumbangan pembinaan pendidikan (SPP);b. biaya ujian masuk POLTRAN;c. hasil kontrak kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi

POLTRAN;d. hasil penjualan produk yang diperoleh dari penyelenggaraan

pendidikan tinggi;e. sumbangan dan hibah dari perorangan, lembaga pemerintah,

lembaga non pemerintah, atau pihak lain; danf. penerimaan lain yang sah, yang tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan penerimaan lain yang sah, danyang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Sumber pembiayaan yang berasal dari alokasi APBN sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a, dike10laberdasarkan Rencana Kerjadan Anggaraan Kementerian NegarajLembaga (RKA-KL).

(5) Pengelolaan dan penggunaan keuangan Negara diselenggarakandengan menyesuaikan pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

(1) Sistem perencanaan penganggaran POLTRAN,disusun berdasarkanketentuan peraturan perundang- undangan.

(2) Rencana Anggaran POLTRANdiusulkan oleh Direktur POLTRANkepada Menteri melalui Kepala Badan.

(3) Pengelolaan keuangan dilaksanakan berdasarkan prmslp efisiensi,efektivitas, transparansi, dan akuntabel.

(4) POLTRAN menyusun laporan pertanggungjawaban penge10laananggaran berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Laporan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran POLTRANdiaudit oleh auditor internal dan ekternal, sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan dan disampaikan kepada Menterimelalui Kepala Badan.

(1) Pengelolaan biaya POLTRANdilakukan berdasarkan Sistem BadanLayanan Umum.

(2) Penge1uaran investasi merupakan penggunaan dana untukmemperoleh aktiva atau aset yang berupa aktiva tetap atau investasi.

(3) Penge10laan biaya dan penge1uaran investasi dituangkan dalamrencana kegiatan dan anggaran tahunan sesuai dengan sistemanggaran POLTRAN.

(4) Pe1aksanaan atau realisasi biaya dan penge1uaran Investasidibukukan dan dilaporkan sesuai dengan sistem akuntansi dankeuangan POLTRAN.

(5) Penge1uaran Investasi yang belum diajukan melalui rencana kegiatandan anggaran tahunan, harus memperoleh persetujuan tersendiridari Kepala Badan.

(1) Semua pendapatan yang diperoleh POLTRANharus dibukukansebagai pendapatan POLTRANsesuai dengan sistem akuntansi dankeuangan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Setiap pimpinan unit organisasi di dalam POLTRAN wajibmelaporkan semua pendapatan yang diperoleh kepada pimpinanPOLTRAN,dengan tata cara pe1aporan yang ditentukan oleh DirekturPOLTRAN.

(3) Alokasi dana kepada unit organisasi di dalam POLTRANdiatur olehDirektur POLTRANsetelah memperoleh persetujuan Kepala Badan.

(1) Pendapatan yang berasal dari masyarakat merupakan penenmaanPOLTRAN,yang mencakup:

a. sumbangan pembinaan pendidikan atau dana pembinaanpendidikan;

b. biaya seleksi masuk POLTRAN;c. hasil kontrak kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi

perguruan tinggi;d. hasil penjualan produk yang diperoleh dari penye1enggaraan

pendidikan tinggi;e. sumbangan atau hibah dari perorangan, lembaga Pemerintah

atau lembaga non Pemerintah, dalam dan luar negeri yang tidakmengikat;

f. bunga tabungan, jasa giro, bunga, dan deposito;g. hasil usaha komersial;h. hasil pemanfaatan fasilitas dan sumber daya manusia;1. royalti HAKI;danJ. penerimaan lainnya dari masyarakat.

(2) Perencanaan pendapatan dituangkan dalam rencana kegiatan dananggaran tahunan sesuai dengan sistem anggaran POLTRAN.

Dana yang berasal dari Pemerintah dise1enggarakan secara terin tegrasidengan pengelolaan dana yang diperoleh POLTRAN sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(1) Pinjaman merupakan dana yang diperoleh dari pihak di luarPOLTRANdan mengandung kewajiban POLTRANuntuk membayarkembali, baik dengan maupun tanpa bunga.

(2) Pinjaman atau kredit dari pihak luar POLTRAN dapat menjadisumber dana untuk membiayai kegiatan atau pengadaan asetPOLTRAN.

(3) Direktur POLTRANatas nama POLTRANdapat menerima pinjamanatau kredit dari pihak luar POLTRANsetelah mendapat persetujuandari Kepala Badan.

(4) Dalam hal pinjaman atau kredit sebagaimana dimaksud pada ayat(3), yang penggunaannya untuk penyelenggaraan atau peningkatankegiatan akademik, juga diperlukan persetujuan Senat POLTRAN.

(5) Semua pihak di dalam POLTRANsebagaimana dimaksud pada ayat(2), kecuali Direktur POLTRANtidak dapat menerima pinjaman daripihak luar POLTRAN.

(6) Pimpinan Unit Usaha Komersial milik POLTRANyang berbentukbadan hukum dapat menerima pinjaman atas nama badan hukumtersebut berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dandengan persetujuan dari Direktur POLTRAN.

(7) Hibah atau sumbangan adalah pemberian tanpa imbalan yangdiberikan oleh pihak di luar POLTRANkepada POLTRAN, baikbersyarat maupun tanpa syarat.

(8) Dalam hal hibah atau sumbangan bersyarat, maka syarat hibahtersebut tidak boleh merugikan POLTRAN.

BAB XVIIAKREDITASI

(1) Akreditasi dilaksanakan untuk menentukan ke1ayakan program studidan/ atau institusi.

(3) Bantuan teknis pe1aksanaan akreditasi dilakukan oleh unit kerjayang memiliki fungsi penjaminan mutu pendidikan.

(5) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Akreditasi terhadap program studi oleh Badan Akreditasi NasionalPerguruan Tinggi.

BAB XVIIIKETENTUAN LAIN-LAIN

(1) POLTRAN dapat menyelenggarakan pendidikan dan pelatihannonformal di bidang transportasi jalan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), tidak mengganggu pelaksanaan Tri Dharma PerguruanTinggi POLTRAN.

(1) Perubahan statuta POLTRANdilakukan dalam suatu rapat yangdihadiri oleh wakil dari seluruh organisasi POLTRAN.

(2) Wakil dari seluruh organisasi POLTRANsebagaimana dimaksud padaayat (1), terdiri dari:

a. Direktur dan pimpinan unit organisasi di bawah DirekturPOLTRAN,sebagai berikut:

1) Pembantu Direktur;2) Ketua dan Sekretaris Jurusan.

b. Ketua, Sekretaris, dan paling sedikit % (dua per tiga) dari seluruhanggota Senat POLTRAN;

c. Ketua, Sekretaris, dan 1 (satu) orang anggota Satuan PengawasanInternal; dan

d. Ketua, Sekretaris, dan 1 (satu) orang anggota dewanpertimbangan.

(3) Pengambilan keputusan perubahan Statuta POLTRAN,didasarkan atasmusyawarah untuk mufakat dan bila musyawarah untuk mufakattidak dapat dicapai, pengambilan keputusan dilakukan melaluipemungutan suara.

(4) Perubahan Statuta POLTRANyang sudah disetujui dalam rapatsebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Menterimelalui KepalaBadan untuk ditetapkan.

BAB XIXKETENTUANPERAUHAN

(1) Direktur POLTRANdalam waktu paling lama 1 (satu) Tahun sejakditetapkannya Peraturan Menteri ini, harus segera mengusulkanpenempatan pegawai atau pejabat untuk melaksanakan tugas danfungsi sesuai dengan struktur organisasi yang telah ditetapkan.

(2) Instruktur, dan Pembina Taruna atau Pengasuh Taruna yang adapada saat ditetapkannya Peraturan Menteri ini, tetap menjalankantugas dan fungsinya sampai dengan terbentuknya instruktur, danpembina taruna atau pengasuh taruna berdasarkan PeraturanMenteri ini.

BABXXKETENTUANPENUTUP

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 03 Oktober 2013

MENTERI PERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA,

ttd.

Diundangkan di Jakartapada tanggal 07 Oktober 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1199

Salinan sesuai dengKEPALA BIR

UMAR S, SH, MM, MHPembina Utama Muda (IVI c)NIP. 19630220 198903 1 001