menteri keuangan republik indonesia salinan · pdf filepemantauan dan penertiban bmn yang ada...

38
M E N T E R I K E U A N G A N R E P U B L I K I N D O N E S I A S A L I N A N P E R A T U R A N M E N T E R I K E U A N G A N R E P U B L I K I N D O N E S I A N O M O R 2 4 4 / P M K . 0 6 / 2 0 1 2 T E N T A N G T A T A C A R A P E L A K S A N A A N P E N G A W A S A N D A N P E N G E N D A L I A N B A R A N G M I L I K N E G A R A D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A M E N T E R I K E U A N G A N R E P U B L I K I N D O N E S I A , M e n i m b a n g : b a h w a d a l a m r a n g k a m e l a k s a n a k a n k e t e n t u a n P a s a l 7 7 P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 6 T a h u n 2 0 0 6 t e n t a n g P e n g e l o l a a n B a r a n g M i l i k N e g a r a / D a e r a h s e b a g a i m a n a t e l a h d i u b a h d e n g a n P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 3 8 T a h u n 2 0 0 8 , p e r l u m e n e t a p k a n P e r a t u r a n M e n t e r i K e u a n g a n t e n t a n g T a t a C a r a P e l a k s a n a a n P e n g a w a s a n d a n P e n g e n d a l i a n B a r a n g M i l i k N e g a r a ; M e n g i n g a t : 1 . U n d a n g - U n d a n g N o m o r 1 T a h u n 2 0 0 4 t e n t a n g P e r b e n d a h a r a a n N e g a r a ( L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a T a h u n 2 0 0 4 N o m o r 5 , T a m b a h a n L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 4 3 5 5 ) ; 2 . P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 6 T a h u n 2 0 0 6 t e n t a n g P e n g e l o l a a n B a r a n g M i l i k N e g a r a / D a e r a h ( L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a T a h u n 2 0 0 6 N o m o r 2 0 , T a m b a h a n L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 4 6 0 9 ) s e b a g a i m a n a t e l a h d i u b a h d e n g a n P e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 3 8 T a h u n 2 0 0 8 ( L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a T a h u n 2 0 0 8 N o m o r 7 8 , T a m b a h a n L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r 4 8 5 5 ) ; 3 . P e r a t u r a n P r e s i d e n N o m o r 2 4 T a h u n 2 0 1 0 t e n t a n g K e d u d u k a n , T u g a s , D a n F u n g s i K e m e n t e r i a n N e g a r a S e r t a S u s u n a n O r g a n i s a s i , T u g a s , D a n F u n g s i E s e l o n I K e m e n t e r i a n N e g a r a s e b a g a i m a n a t e l a h b e b e r a p a k a l i d i u b a h t e r a k h i r d e n g a n P e r a t u r a n P r e s i d e n N o m o r 9 2 T a h u n 2 0 1 1 ( L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k I n d o n e s i a T a h u n 2 0 1 1 N o m o r 1 4 2 ) ; http://ekolumajang.com

Upload: truongduong

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 244/PMK.06/2012

TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 77 Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008, perlu menetapkan Peraturan

Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan

dan Pengendalian Barang Milik Negara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4355);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4855);

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan

Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);

http://ekolumajang.com

Page 2: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA

PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG

MILIK NEGARA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu

Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat BMN, adalah

semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan

lainnya yang sah.

2. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna

Barang dalam mengelola dan menatausahakan BMN yang

sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.

3. Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN yang tidak

dipergunakan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/

Lembaga dengan tidak mengubah status kepemilikan.

4. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan BMN.

5. Penghapusan adalah tindakan menghapus BMN dari daftar

barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang

berwenang untuk membebaskan Pengguna Barang, Kuasa

Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang dari tanggung

jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam

penguasaannya.

6. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi

pembukuan, inventarisasi dan pelaporan BMN sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

7. Investigasi adalah penyelidikan dengan mencatat atau

merekam fakta-fakta, melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan (peristiwa-

peristiwa) yang berkaitan dengan Penggunaan, Pemanfaatan,

dan Pemindahtanganan BMN.

8. Kementerian Negara, yang selanjutnya disebut Kementerian,

adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan

tertentu dalam pemerintahan.

9. Lembaga adalah organisasi non kementerian lembaga dan

instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk

Page 3: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan

perundang-undangan lainnya.

10. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan

bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta

melakukan pengelolaan BMN.

11. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan

Penggunaan BMN.

12. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau

pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk

menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya

dengan sebaik-baiknya.

13. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya

disingkat DJKN, adalah unit organisasi eselon I pada

Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas merumuskan

serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang kekayaan negara, piutang, dan lelang, yang merupakan

pelaksana pengelolaan BMN di tingkat pusat pada Pengelola

Barang.

14. Direktur Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya disebut

Direktur Jenderal, adalah direktur jenderal yang lingkup tugas

dan tanggung jawabnya meliputi pengelolaan BMN.

15. Kantor Wilayah DJKN, yang selanjutnya disebut Kanwil DJKN,

adalah instansi vertikal DJKN yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kekayaan

Negara, yang merupakan pelaksana pengelolaan BMN di

tingkat wilayah pada Pengelola Barang.

16. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, yang

selanjutnya disingkat KPKNL, adalah instansi vertikal DJKN

yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Kanwil DJKN, yang merupakan pelaksana pengelolaan BMN di

tingkat daerah pada Pengelola Barang.

Bagian Kedua

Ruang Lingkup

Pasal 2

(1) Pengawasan dan pengendalian BMN dilakukan terhadap:

a. BMN;

b. pelaksanaan pengelolaan BMN; dan/atau

c. pejabat/pegawai yang melakukan pengelolaan/pengurusan

BMN.

Page 4: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

(2) Ruang lingkup pengawasan dan pengendalian yang dilakukan

oleh Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang meliputi:

a. pemantauan; dan

b. penertiban.

(3) Ruang lingkup pengawasan dan pengendalian yang dilakukan

oleh Pengelola Barang meliputi:

a. pemantauan; dan

b. Investigasi.

Bagian Ketiga

Objek

Pasal 3

(1) Pemantauan dan penertiban yang dilakukan oleh Pengguna

Barang/Kuasa Pengguna Barang meliputi pelaksanaan:

a. Penggunaan;

b. Pemanfaatan;

c. Pemindahtanganan;

d. Penatausahaan; dan

e. pemeliharaan dan pengamanan,

atas BMN yang berada di bawah penguasaannya.

(2) Pemantauan dan Investigasi yang dilakukan oleh Pengelola

Barang meliputi pelaksanaan:

a. Penggunaan BMN;

b. Pemanfaatan BMN; dan

c. Pemindahtanganan BMN.

BAB II

WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Bagian Kesatu

Wewenang dan Tanggung Jawab Pengguna Barang

Pasal 4

(1) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang

berwenang dan bertanggung jawab atas pengawasan dan

pengendalian BMN pada Kementerian/Lembaga yang

dipimpinnya.

Page 5: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

(2) Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi:

a. melakukan pemantauan atas pelaksanaan Penggunaan,

Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaan,

pemeliharaan dan pengamanan BMN;

b. melakukan penertiban atas pelaksanaan Penggunaan,

Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaan,

pemeliharaan dan pengamanan BMN;

c. memberikan penjelasan tertulis atas permintaan Pengelola

Barang terhadap hasil pemantauan dan Investigasi terkait

pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, dan

Pemindahtanganan BMN;

d. dapat meminta aparat pengawasan intern Pemerintah untuk

melakukan audit atas tindak lanjut hasil pemantauan dan

penertiban BMN sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

huruf b;

e. menindaklanjuti hasil audit sebagaimana dimaksud pada

huruf d sesuai peraturan perundang-undangan.

(3) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang dapat

menunjuk pejabat struktural pada Kementerian/Lembaga yang

bersangkutan untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung

jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) guna melakukan

pemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa

Pengguna Barang.

(4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

membuat prosedur kerja pengawasan dan pengendalian BMN

yang diberlakukan pada lingkungan Kementerian/Lembaga

yang dipimpinnya.

(5) Wewenang dan tanggung jawab Kuasa Pengguna Barang untuk

kantor/satuan kerja yang dipimpinnya mutatis mutandis

berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Bagian Kedua

Wewenang dan Tanggung Jawab Pengelola Barang

Pasal 5

(1) Direktur Jenderal merupakan pelaksana fungsional atas

kewenangan dan tanggung jawab Menteri Keuangan selaku

pengelola BMN.

(2) Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi:

Page 6: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

a. melakukan pemantauan atas pelaksanaan Penggunaan,

Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan BMN;

b. melakukan Investigasi atas pelaksanaan Penggunaan,

Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan BMN;

c. meminta penjelasan tertulis berkenaan dengan hasil

pemantauan dan Investigasi kepada Pengguna

Barang/Kuasa Pengguna Barang terkait pelaksanaan

Penggunaan, Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan BMN;

d. dapat meminta aparat pengawasan intern Pemerintah untuk

melakukan audit atas tindak lanjut hasil pemantauan dan

Investigasi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b;

e. menyampaikan hasil audit sebagaimana dimaksud dalam

huruf d kepada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

untuk ditindaklanjuti sesuai peraturan perundang-

undangan.

(3) Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan dapat

menunjuk pejabat struktural pada Direktorat Jenderal,

termasuk pejabat di instansi vertikal Direktorat Jenderal,

untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab

sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

BAB III

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

OLEH PENGGUNA BARANG/KUASA PENGGUNA BARANG

Bagian Kesatu

Pemantauan

Paragraf 1

Prinsip Umum

Pasal 6

Pemantauan oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

merupakan pemantauan atas kesesuaian antara pelaksanaan

Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaan,

pemeliharaan dan pengamanan atas BMN yang berada dalam

penguasaannya dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 7

Pemantauan atas Penggunaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

6 dilakukan terhadap:

a. BMN yang digunakan oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna

Barang;

Page 7: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

b. BMN yang digunakan sementara oleh Pengguna Barang

lainnya; dan

c. BMN yang dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka

menjalankan pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi

Pengguna Barang.

Pasal 8

(1) Pemantauan atas Pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 6 meliputi:

a. pelaksanaan Pemanfaatan telah mendapatkan persetujuan

dari Pengelola Barang; dan

b. pelaksanaan Pemanfaatan telah dilaksanakan sesuai

persetujuan dari Pengelola Barang dan/atau perjanjian.

(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

antara lain dilakukan terhadap:

a. peruntukan pinjam pakai;

b. jenis usaha untuk sewa dan kerjasama Pemanfaatan;

c. jangka waktu Pemanfaatan; dan

d. penyetoran penerimaan negara dari Pemanfaatan.

Pasal 9

(1) Pemantauan terhadap Pemindahtanganan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 meliputi:

a. pelaksanaan Pemindahtanganan telah mendapatkan

persetujuan dari Pengelola Barang; dan

b. pelaksanaan Pemindahtanganan telah dilaksanakan sesuai

persetujuan dari Pengelola Barang.

(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

antara lain dilakukan terhadap:

a. jenis Pemindahtanganan; dan

b. penyetoran penerimaan negara dari Pemindahtanganan.

Pasal 10

Pemantauan atas pelaksanaan Penatausahaan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 berupa pemantauan atas kesesuaian

antara pelaksanaan Penatausahaan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan mengenai Penatausahaan BMN.

Pasal 11

(1) Pemantauan terhadap pemeliharaan dan pengamanan BMN

Page 8: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 antara lain dilakukan

terhadap:

a. pemeliharaan BMN telah sesuai dengan Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran dan dokumen penganggaran

turunannya; dan

b. pengamanan BMN, yang meliputi pengamanan administrasi,

pengamanan fisik, dan pengamanan hukum, telah

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

meliputi tetapi tidak terbatas pada:

a. memastikan BMN berupa tanah telah bersertipikat atas

nama Pemerintah Republik Indonesia cq.

Kementerian/Lembaga;

b. memastikan BMN tidak dikuasai oleh pihak lain; dan

c. memastikan BMN tidak dalam sengketa.

Paragraf 2

Tata Cara Pemantauan

Pasal 12

(1) Kuasa Pengguna Barang wajib melakukan pemantauan atas

pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan,

Penatausahaan, pemeliharaan dan pengamanan BMN yang

berada di bawah penguasaannya, yang terdiri dari:

a. pemantauan periodik; dan

b. pemantauan insidentil.

(2) Pemantauan periodik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali.

(3) Kuasa Pengguna Barang melakukan pemantauan periodik

yang diselesaikan paling lama akhir bulan Februari tahun

berjalan, untuk kegiatan pelaksanaan Penggunaan,

Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaan,

pemeliharaan dan pengamanan BMN tahun sebelumnya.

(4) Pemantauan insidentil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b dilaksanakan sewaktu-waktu paling lambat 5 (lima)

hari kerja setelah diterimanya laporan tertulis dari masyarakat

dan/atau diperolehnya informasi dari media massa, baik cetak

maupun elektronik, dan harus diselesaikan paling lama 7

(tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal dimulainya

Page 9: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

pelaksanaan pemantauan insidentil bersangkutan.

Pasal 13

(1) Pengguna Barang memonitor pelaksanaan pemantauan yang

dilakukan oleh Kuasa Pengguna Barang.

(2) Pengguna Barang dapat melakukan pemantauan insidentil

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4).

Pasal 14

(1) Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1)

dilakukan dengan cara:

a. penelitian administrasi; dan/atau

b. penelitian lapangan.

(2) Penelitian administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dilakukan dengan tahapan:

a. menghimpun informasi dari berbagai sumber;

b. mengumpulkan dokumen; dan

c. meneliti dokumen.

(3) Sumber informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

meliputi:

a. laporan dari satuan kerja/instansi di bawah Pengguna

Barang/Kuasa Pengguna Barang;

b. hasil penertiban BMN;

c. Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Semesteran

dan Tahunan;

d. laporan hasil audit aparat pengawasan intern Pemerintah;

e. informasi dari media massa, baik cetak maupun elektronik;

dan/atau

f. laporan masyarakat.

(4) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan

huruf c merupakan dokumen yang terkait dengan pelaksanaan

Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan,

Penatausahaan, pemeliharaan dan pengamanan BMN, yang

meliputi tetapi tidak terbatas pada:

a. dokumen kepemilikan BMN;

b. keputusan Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang,

terkait dengan pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,

Pemindahtanganan, Penatausahaan, pemeliharaan dan

Page 10: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

pengamanan BMN; dan

c. perjanjian dengan pihak ketiga, terkait dengan pelaksanaan

Pemanfaatan dan Pemindahtanganan.

(5) Dalam hal hasil penelitian administrasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) belum mencukupi, dapat dilakukan penelitian

lapangan dengan cara diantaranya:

a. meninjau objek BMN secara langsung;

b. meminta konfirmasi kepada pihak terkait; dan

c. mengumpulkan data tambahan.

Bagian Kedua

Penertiban

Paragraf 1

Prinsip Umum

Pasal 15

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan penertiban

sebagai tindak lanjut dari:

a. hasil pemantauan, apabila diketahui adanya ketidaksesuaian

antara pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,

Pemindahtanganan, Penatausahaan, pemeliharaan dan

pengamanan BMN dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan; dan/atau

b. surat permintaan penertiban BMN dari Pengelola Barang,

sebagai tindak lanjut dari hasil pemantauan dan/atau

Investigasi Pengelola Barang dan/atau hasil audit aparat

pengawasan intern Pemerintah.

Pasal 16

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melaksanakan

penertiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 paling lama

diselesaikan dalam waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak

pemantauan selesai atau surat permintaan penertiban BMN

dari Pengelola Barang diterima.

(2) Jangka waktu penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dihitung sebagai berikut:

a. apabila merupakan kewenangan Kuasa Pengguna Barang,

maka penertiban dilakukan paling lama 15 (lima belas) hari

kerja sejak pemantauan selesai atau surat permintaan

penertiban BMN dari Pengelola Barang diterima;

b. apabila merupakan kewenangan Pengguna Barang, maka

Page 11: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

Kuasa Pengguna Barang mengusulkan kepada Pengguna

Barang paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak pemantauan

selesai atau surat permintaan penertiban BMN dari

Pengelola Barang diterima, dan Pengguna Barang

melakukan penertiban paling lama 15 (lima belas) hari kerja

sejak usulan dari Kuasa Pengguna Barang diterima; atau

c. apabila tindak lanjut penertiban merupakan kewenangan

Pengelola Barang, maka Pengguna Barang/Kuasa Pengguna

Barang mengusulkan kepada Pengelola Barang paling lama

15 (lima belas) hari kerja sejak pemantauan selesai atau

surat permintaan penertiban BMN dari Pengelola Barang

diterima.

Paragraf 2

Penertiban Atas Pelaksanaan Penggunaan BMN

Pasal 17

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan

penertiban terhadap Penggunaan apabila dari hasil

pemantauan ditemukan kondisi sebagai berikut:

a. BMN belum diusulkan penetapan status Penggunaannya

kepada Pengelola Barang;

b. BMN belum ditetapkan status Penggunaannya oleh

Pengguna Barang sesuai dengan batas kewenangannya;

c. BMN digunakan tidak sesuai dengan penetapan status

Penggunaannya; dan/atau

d. BMN tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas dan

fungsi Kementerian/Lembaga.

(2) Hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib

ditindaklanjuti oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna

Barang dengan melakukan hal berikut:

a. terhadap kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang mengajukan

usul penetapan status Penggunaan kepada Pengelola

Barang;

b. terhadap kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

b, Pengguna Barang menetapkan status Penggunaan sesuai

batas kewenangannya;

c. terhadap kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

c, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

mengembalikan Penggunaan BMN sesuai dengan penetapan

status Penggunaannya;

Page 12: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

d. terhadap kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

d, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menyerahkan

BMN tersebut kepada Pengelola Barang.

Paragraf 3

Penertiban Atas Pelaksanaan Pemanfaatan BMN

Pasal 18

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan

penertiban terhadap Pemanfaatan apabila dari hasil

pemantauan ditemukan kondisi sebagai berikut:

a. bentuk Pemanfaatan tidak sesuai dengan persetujuan

Pengelola Barang;

b. jenis usaha untuk sewa atau kerjasama Pemanfaatan tidak

sesuai dengan keputusan Pengguna Barang/Kuasa

Pengguna Barang dan/atau perjanjian/kontrak;

c. jangka waktu pelaksanaan Pemanfaatan melampaui jangka

waktu yang diatur dalam keputusan Pemanfaatan dari

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dan/atau

perjanjian/kontrak;

d. penerimaan negara dari Pemanfaatan tidak dilaksanakan

sesuai dengan materi dalam surat persetujuan dari Pengelola

Barang; dan/atau

e. Pemanfaatan yang dilakukan belum mendapatkan

persetujuan Pengelola Barang.

(2) Dari hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Pengguna

Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan upaya

penyelesaian sesuai dengan ketentuan dalam

perjanjian/kontrak, keputusan Pemanfaatan dari Pengguna

Barang/Kuasa Pengguna Barang, dan surat persetujuan dari

Pengelola Barang.

(3) Dari hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf e, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

mengajukan usul Pemanfaatan kepada Pengelola Barang.

Paragraf 4

Penertiban Atas Pelaksanaan Pemindahtanganan BMN

Pasal 19

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan

penertiban terhadap Pemindahtanganan apabila dari hasil

Page 13: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

pemantauan ditemukan kondisi sebagai berikut:

a. bentuk Pemindahtanganan tidak sesuai dengan persetujuan

Pengelola Barang;

b. jenis Pemindahtanganan tidak sesuai dengan keputusan

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang; dan/atau

c. penerimaan negara dari Pemindahtanganan untuk

penjualan tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

(2) Dari hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dan huruf b, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna

Barang membatalkan pelaksanaan Pemindahtanganan tanpa

penggantian dalam bentuk apapun dari APBN.

(3) Dari hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

melakukan upaya penyelesaian sesuai dengan ketentuan

dalam risalah lelang, keputusan Pemindahtanganan dari

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, dan/atau surat

persetujuan dari Pengelola Barang.

Paragraf 5

Penertiban Atas Pelaksanaan Penatausahaan BMN

Pasal 20

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan

penertiban terhadap Penatausahaan apabila dari hasil

pemantauan ditemukan kondisi sebagai berikut:

a. BMN tidak dicatat dalam SIMAK BMN;

b. adanya pencatatan ganda BMN dalam SIMAK BMN;

c. laporan BMN tidak tepat waktu; dan/atau

d. rekonsiliasi BMN dengan Pengelola Barang tidak dilakukan

tepat waktu.

(2) Dari hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan koreksi

pencatatan dalam SIMAK BMN dan/atau upaya penyelesaian

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 6

Penertiban Atas Pelaksanaan Pemeliharaan Dan Pengamanan BMN

Pasal 21

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan

penertiban terhadap pemeliharaan BMN apabila dari hasil

Page 14: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

pemantauan terdapat ketidaksesuaian antara pelaksanaan

pemeliharaan BMN dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA) dan dokumen penganggaran turunannya.

(2) Dari hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan upaya

pemeliharaan sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) dan dokumen penganggaran turunannya.

Pasal 22

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan

penertiban terhadap pengamanan BMN apabila dari hasil

pemantauan ditemukan kondisi sebagai berikut:

a. BMN berupa tanah belum bersertipikat atas nama

Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian/Lembaga;

b. BMN dikuasai oleh pihak lain; dan/atau

c. BMN dalam sengketa.

(2) Penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

dilakukan dengan cara:

a. dalam hal BMN telah didukung oleh dokumen awal

kepemilikan antara lain berupa Letter C/D, sertipikat atas

nama pihak yang melepaskan hak, akta jual beli, akta hibah,

atau dokumen setara lainnya, maka Pengguna

Barang/Kuasa Pengguna Barang segera memproses

sertipikasi ke Kantor Pertanahan setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan;

b. dalam hal BMN tidak didukung dengan dokumen

kepemilikan, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

mengupayakan untuk memperoleh dokumen awal, seperti

riwayat tanah, melalui koordinasi dengan Pejabat

Pemerintahan Desa, Pejabat Pemerintahan Kecamatan, atau

pihak terkait lainnya, yang selanjutnya dokumen tersebut

digunakan oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

untuk mendaftarkan BMN bersangkutan ke Kantor

Pertanahan setempat untuk keperluan pemrosesan

penerbitan sertipikat atas nama Pemerintah Republik

Indonesia c.q. Kementerian/Lembaga; dan/atau

c. menjaga dan mengamankan BMN dari Penggunaan

dan/atau Pemanfaatan oleh pihak yang tidak berhak, antara

lain dengan memasang tanda penguasaan tanah milik

negara, melakukan pemagaran, dan menitipkan BMN

dimaksud kepada aparat pemerintah seperti Kepala Desa,

Lurah dan/atau Camat setempat.

Page 15: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

(3) Penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

dilakukan dengan cara:

a. Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan

pendekatan secara persuasif melalui musyawarah dengan

pihak yang menguasai BMN bersangkutan, baik dilakukan

sendiri maupun dengan mediasi aparat pemerintah yang

terkait;

b. apabila upaya pendekatan persuasif tidak berhasil, maka

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan

upaya hukum.

(4) Upaya hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b

adalah sebagai berikut:

a. untuk BMN berupa tanah, Pengguna Barang/Kuasa

Pengguna Barang mengajukan pemblokiran hak atas tanah

tersebut kepada Kantor Pertanahan setempat dalam hal

tanah telah bersertipikat, atau mengajukan permintaan

pemblokiran tanah kepada Kepala Desa, Lurah dan/atau

Camat setempat dalam hal tanah belum bersertipikat, guna

menghindari adanya pengalihan hak atas tanah;

b. untuk BMN berupa tanah dan/atau bangunan, Pengguna

Barang/Kuasa Pengguna Barang mengajukan penetapan

pengosongan dari pengadilan setempat atas BMN tersebut

yang ditindaklanjuti dengan upaya pengosongan;

c. Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan

upaya hukum perdata ke pengadilan dengan mengajukan

gugatan/ intervensi; dan/atau

d. Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menyampaikan

pelaporan kepada aparat penegak hukum dalam hal

diindikasikan adanya tindak pidana yang dilakukan pihak

lain tersebut.

(5) Penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

terhadap BMN yang menjadi objek sengketa dalam perkara

perdata dilakukan dengan cara:

a. dalam hal Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

menjadi pihak, penanganan perkara harus dilakukan

dengan mengajukan bukti yang kuat, dan melakukan upaya

hukum sampai dengan peninjauan kembali;

b. dalam hal Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang tidak

menjadi pihak, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

wajib melakukan intervensi atas perkara yang ada;

Page 16: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

c. dalam hal Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

menjadi pihak berperkara dan Pengguna Barang/Kuasa

Pengguna Barang telah dinyatakan sebagai pihak yang kalah

berdasarkan putusan yang berkekuatan hukum tetap dan

tidak ada upaya hukum lain, Pengguna Barang/Kuasa

Pengguna Barang menyampaikan permohonan kepada

Pengelola Barang agar mengajukan gugatan perlawanan atas

putusan dimaksud;

d. dalam hal Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

menjadi pihak berperkara dan telah dinyatakan sebagai

pihak yang kalah berdasarkan putusan yang telah

berkekuatan hukum tetap, dan upaya perlawanan dari

Pengelola Barang telah dinyatakan sebagai pihak yang kalah

berdasarkan putusan yang berkekuatan hukum tetap dan

tidak mempunyai upaya hukum lain, maka putusan

dimaksud ditindaklanjuti dengan Penghapusan BMN sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

(6) Penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

terhadap BMN yang menjadi objek sengketa dalam perkara

pidana dilakukan dengan cara:

a. menyediakan bukti-bukti yang kuat dan/atau saksi ahli

yang menguatkan kepemilikan negara atas BMN, melalui

koordinasi antara Pengguna Barang/Kuasa Pengguna

Barang dengan aparat penegak hukum yang menangani

perkara pidana dimaksud; dan

b. melakukan monitoring secara cermat perkara pidana terkait

BMN tersebut sampai dengan adanya putusan pengadilan

yang telah berkekuatan hukum tetap dan tidak mempunyai

upaya hukum lainnya.

Bagian Ketiga

Tindak Lanjut Hasil Pemantauan Dan Penertiban

Pasal 23

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dapat meminta

aparat pengawasan intern Pemerintah untuk melakukan audit

atas tindak lanjut hasil pemantauan dan penertiban.

(2) Permintaan audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan apabila ada indikasi penyimpangan dalam

pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan,

Penatausahaan, pemeliharaan dan pengamanan BMN.

(3) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menindaklanjuti

hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai

peraturan perundang-undangan, termasuk melakukan upaya

Page 17: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

hukum apabila dari hasil audit terbukti terdapat

penyimpangan yang melibatkan pihak ketiga.

Bagian Keempat

Pelaporan

Pasal 24

(1) Kuasa Pengguna Barang membuat laporan tahunan hasil

pengawasan dan pengendalian BMN.

(2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun

dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran I yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini.

Pasal 25

(1) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24

disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang kepada Kepala

KPKNL selaku Pengelola Barang dengan tembusan kepada

Pengguna Barang.

(2) Penyampaian laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus sudah diterima oleh KPKNL paling lambat pada

akhir bulan Maret.

(3) Apabila terdapat pengelolaan BMN yang mengakibatkan

penerimaan negara, maka laporan tahunan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri dengan

salinan/fotokopi bukti setor penerimaan negara ke kas negara.

BAB IV

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN OLEH PENGELOLA BARANG

Bagian Kesatu

Pejabat Pelaksana

Pasal 26

(1) Pengawasan dan pengendalian BMN oleh Pengelola Barang

dilaksanakan oleh Direktur Jenderal, Kepala Kanwil DJKN,

dan Kepala KPKNL.

(2) Khusus untuk Penggunaan, Pemanfaatan dan

Pemindahtanganan BMN yang telah mendapatkan surat

penetapan/persetujuan/ keputusan dari Pengelola Barang,

maka pengawasan dan pengendalian BMN dilaksanakan oleh

pihak Pengelola Barang yang mengeluarkan surat penetapan/

persetujuan/keputusan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan di bidang pelimpahan wewenang pengelolaan BMN.

Page 18: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

Bagian Kedua

Tata Cara Pemantauan

Pasal 27

(1) Kepala KPKNL memilah data/informasi dari laporan tahunan

hasil pengawasan dan pengendalian BMN Kuasa Pengguna

Barang berdasarkan data/informasi Pengelola Barang yang

mengeluarkan surat penetapan/persetujuan/keputusan

pengelolaan BMN.

(2) Kepala KPKNL menyampaikan data/informasi dari laporan

tahunan hasil pengawasan dan pengendalian BMN Kuasa

Pengguna Barang kepada Kepala Kanwil DJKN terhadap

pengelolaan BMN yang surat

penetapan/persetujuan/keputusan dikeluarkan oleh Kepala

Kanwil DJKN dan Direktur Jenderal paling lama diterima

minggu kedua bulan April setiap tahun berjalan.

(3) Kepala Kanwil DJKN memilah data/informasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dan menyampaikan data/informasi

hasil pemilahan tersebut kepada Direktur Jenderal atas

pengelolaan BMN yang surat

penetapan/persetujuan/keputusan dikeluarkan oleh Direktur

Jenderal paling lama diterima akhir bulan April setiap tahun

berjalan.

Pasal 28

(1) Pengelola Barang melakukan pemantauan atas pelaksanaan

Penggunaan, Pemanfaatan, dan pemindahtangan BMN yang

terdiri dari:

a. pemantauan periodik; dan

b. pemantauan insidentil, jika diperlukan.

(2) Pemantauan periodik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali atas laporan

tahunan hasil pengawasan dan pengendalian BMN dari Kuasa

Pengguna Barang.

(3) Kepala KPKNL melakukan pemantauan periodik yang

diselesaikan paling lama akhir bulan April tahun berjalan,

untuk kegiatan pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, dan

Pemindahtanganan BMN tahun sebelumnya.

(4) Kepala Kanwil DJKN melakukan pemantauan periodik yang

diselesaikan paling lama akhir bulan Mei tahun berjalan,

untuk kegiatan pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, dan

Page 19: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

Pemindahtanganan BMN tahun sebelumnya.

(5) Direktur Jenderal melakukan pemantauan periodik yang

diselesaikan paling lama akhir bulan Juni tahun berjalan,

untuk kegiatan pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, dan

Pemindahtanganan BMN tahun sebelumnya.

(6) Pemantauan insidentil sebagaimana disebut pada ayat (1)

huruf b dilaksanakan sewaktu-waktu paling lambat 5 (lima)

hari kerja setelah diterima laporan tertulis dari masyarakat

dan/atau diperolehnya informasi dari media massa, baik cetak

maupun elektronik, dan harus diselesaikan paling lama 7

(tujuh) hari kerja.

Pasal 29

(1) Pemantauan periodik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28

ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara:

a. meneliti data dan informasi dari laporan tahunan hasil

pengawasan dan pengendalian BMN dari Kuasa Pengguna

Barang;

b. membandingkan data dan informasi sebagaimana dimaksud

pada huruf a dengan data dan informasi yang dimiliki

Pengelola Barang dan/atau surat persetujuan/keputusan/

penetapan dari Pengelola Barang; dan

c. apabila diperlukan, melakukan penelitian lapangan.

(2) Pengelola Barang dapat meminta keterangan tambahan kepada

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, apabila isi dari

laporan tahunan hasil pengawasan dan pengendalian BMN dari

Kuasa Pengguna Barang kurang jelas atau kurang memadai.

Pasal 30

(1) Pemantauan insidentil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28

ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara:

a. penelitian administrasi; dan/atau

b. penelitian lapangan, jika diperlukan.

(2) Penelitian administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dilakukan dengan tahapan:

a. menghimpun informasi dari berbagai sumber;

b. mengumpulkan dokumen; dan

c. meneliti dokumen.

(3) Dalam hal hasil penelitian administrasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) belum mencukupi, dapat dilakukan penelitian

Page 20: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

lapangan dengan cara antara lain:

a. meninjau objek BMN secara langsung;

b. meminta konfirmasi kepada pihak terkait; dan

c. mengumpulkan data tambahan.

Pasal 31

Direktur Jenderal dapat menugaskan Kepala Kanwil DJKN atau

Kepala KPKNL untuk melakukan penelitian lapangan terhadap

pemantauan yang dilakukan oleh Direktur Jenderal sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 29 dan Pasal 30.

Bagian Ketiga

Investigasi

Pasal 32

Pengelola Barang dapat melakukan Investigasi apabila dari hasil

pemantauan terdapat indikasi adanya penyimpangan.

Pasal 33

(1) Investigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dilakukan

untuk mengumpulkan barang bukti/informasi yang dengan

barang bukti/informasi itu membuat terang dan jelas

mengenai suatu permasalahan guna dilakukan

penyelesaian/penertiban.

(2) Investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan cara meliputi tetapi tidak terbatas pada:

a. meminta penjelasan tertulis kepada Pengguna

Barang/Kuasa Pengguna Barang;

b. mengumpulkan dokumen dan informasi terkait;

c. melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, atau pihak lain;

d. mencatat atau merekam fakta-fakta dengan cara audiensi,

korespondensi, atau wawancara dengan pihak-pihak terkait;

dan

e. melakukan peninjauan lapangan.

(3) Surat permintaan penjelasan tertulis sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a disusun dengan format sebagaimana

diatur dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 34

Page 21: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

(1) Dalam hal hasil Investigasi terdapat indikasi kerugian negara,

Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan dapat meminta

aparat pengawasan intern pemerintah untuk melakukan audit.

(2) Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah:

a. Inspektorat Jenderal Kementerian/Lembaga; atau

b. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

(3) Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

mekanisme sebagai berikut:

a. Terhadap audit yang dilakukan oleh BPKP:

1. Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan

mengajukan permintaan tertulis kepada BPKP untuk

melakukan audit;

2. Hasil audit tersebut disampaikan oleh BPKP kepada

Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal;

b. Terhadap audit yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal

pada Kementerian/Lembaga:

1. Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan

menyampaikan permintaan kepada Sekretaris

Jenderal/Sekretaris Lembaga/Sekretaris Utama selaku

Pengguna Barang pada Kementerian/Lembaga untuk

dilaksanakannya audit oleh Inspektorat Jenderal pada

Kementerian/Lembaga bersangkutan;

2. Hasil audit tersebut disampaikan oleh Inspektorat

Jenderal pada Kementerian/Lembaga kepada Sekretaris

Jenderal/Sekretaris Lembaga/Sekretaris Utama selaku

Pengguna Barang pada Kementerian/Lembaga

bersangkutan, dengan tembusan kepada Menteri

Keuangan c.q. Direktur Jenderal.

Pasal 35

Dalam hal berdasarkan hasil audit sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 34 ayat (1) terdapat hal-hal yang perlu ditindaklanjuti oleh

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, Direktur Jenderal

selaku Pengelola Barang menyampaikan hasil audit tersebut

kepada Sekretaris Jenderal/Sekretaris Lembaga/Sekretaris Utama

selaku Pengguna Barang pada Kementerian/Lembaga untuk

menindaklanjutinya sesuai peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat

Pelaporan

Page 22: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

Pasal 36

Pengelola Barang membuat laporan tahunan hasil pengawasan

dan pengendalian BMN.

Pasal 37

(1) Kepala KPKNL menyampaikan laporan tahunan hasil

pengawasan dan pengendalian BMN kepada Kepala Kanwil

DJKN paling lama diterima minggu kedua bulan Mei setiap

tahun berjalan.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi hasil

pemantauan dan/atau Investigasi yang telah dilakukan oleh

KPKNL.

(3) Laporan tahunan hasil pengawasan dan pengendalian BMN

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan format

sebagaimana diatur dalam Lampiran III yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 38

(1) Kepala Kanwil DJKN menyampaikan laporan tahunan hasil

pengawasan dan pengendalian BMN kepada Direktur Jenderal

paling lama diterima minggu kedua bulan Juni setiap tahun

berjalan.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi :

a. kompilasi laporan hasil pengawasan dan pengendalian BMN

dari KPKNL; dan

b. hasil pemantauan dan Investigasi yang telah dilakukan

Kantor Wilayah DJKN.

(3) Laporan tahunan hasil pengawasan dan pengendalian BMN

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan format

sebagaimana diatur dalam Lampiran IV yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 39

Direktur Jenderal membuat laporan tahunan hasil pengawasan

dan pengendalian BMN, yang diselesaikan paling lama pada

minggu kedua bulan Juli setiap tahun berjalan.

BAB V

SANKSI

Pasal 40

Terhadap Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang yang:

Page 23: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

a. tidak melakukan pengawasan dan pengendalian BMN:

1) berupa pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

dan Pasal 13;

2) berupa penertiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,

Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, dan

Pasal 22;

b. tidak melaporkan hasil pelaksanaan pengawasan dan

pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal

25; dan/atau

c. tidak menindaklanjuti hasil audit sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 23 ayat (3),

dapat dikenakan sanksi oleh Pengelola Barang berupa penundaan

penyelesaian usulan Pemanfaatan, Pemindahtanganan, atau

Penghapusan BMN yang diajukan Pengguna Barang/Kuasa

Pengguna Barang.

Pasal 41

(1) Setiap kerugian negara akibat kelalaian,

penyalahgunaan/pelanggaran hukum atas pengelolaan BMN

diselesaikan melalui tuntutan ganti rugi sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

(2) Setiap pihak yang mengakibatkan kerugian negara

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan sanksi

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 42

Peraturan Menteri ini mulai berlaku 6 (enam) bulan terhitung

sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 27 Desember

2012

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA,

Page 24: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

ttd.

AGUS D.W.

MARTOWARDOJO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 27 Desember 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 1352

Lampiran....................

Page 25: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

Ket

era

ng

an

I (I T

)

Pen

gg

un

aan

BM

N

Dig

un

ak

an

P

iha

k L

ain

41

(oI)

Tid

ak

D

ipe

rgu

nak

an

u

ntu

k T

ug

as

dan

F

un

gsi (I

dle

) 3

)

(6)

Dip

erg

un

akan

se

sua

i T

ug

as

dan

F

un

gsi 3 )

07

Su

rat

Kep

utu

san

/P

eneta

pan

. Sta

tus

Pen

gg

un

aan

. d

ari

P

eng

elo

la B

ara

ng

Inst

an

si

yan

g

Men

erb

itk

an

S

K 2)

Ta

ng

gal

SK

(9)

Nom

or

SK

I_ (9

)

.1 (4

)

WEIN

Ku

anti

tas

(m2/

un

it)

(s)

Ura

ian

BM

N 1)

(z)

L T

an

ah

dan/a

tau

bar

igunan

II. S

ela

in t

an

ah

dan

/ at

au

bang

un

an

(i) I

0

z

Ko

de

KP

B/S

atk

er :

...

..T

(Id

in-, bb

4)

M

QQ

-81

Ti

(1)

ID

A

,t)

fa-,

cd

o

P-, 0

›..,

cd

cd

ID

A

4(t)

a

bn

0

cd

0..)

rz

cd co

,-

.V

)

t)A

0

C

r?

,

'

f:C

) @

f:c)"

1:

"i'- ,

c) 1

o

. . 1 - 2,

b

t

'Q

ci

4 —

1

bi5 to

b'ci '

lv .-ci

a

R

0-2 16

1)

Cd

1

17j

Na

ma

KP

B/S

atk

er :

Page 26: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

E

as 0 as -4-, v cd rn

ig

O 0 z cd co

E E) E/ i

1 '-) ro ,- (JD

'---- CO

0 ----, ai

P1 Ci) cc cd —cd q

0-,

2 --- ca.

.°) g vi z g d ›, w

bib P"' w 0 •

V-1 a) 6 - cd

ea :R ril Z

pa . .. lit

cd co CO cici

g 18

a co clj 1 t ›.,

.:rcia'c' "il)

-0 P.

0 0 cd

0 cu a.) COI

tTo -0 9:i +a CO rA -I-)

; rid :CAI : "C4) _ C7) C d . cci : 4:14 :

ri-)1 C-1 Czi fzi 0 121 .c C)

r^i')4-j , i C71 c'--,.5' •=71- LO ■0

ue

ue

.r ai.a 3.1

(o-r)

Pen

eri

maan

Neg

ara /

PN

BP

(9 JO

loS

re

nun

EA"

(du) R

au

(s)

Su

rat

Pers

etu

juan/

Kep

utu

san

Pen

gel

ola

Bara

ng T

rencup

szad

1: erns

uu

l mc g

au

ayti .Wu

nS

Istrel.su

i

(L)

Inn

is

TexiWzrej,

I

(9)

No

mo

r S

ura

t

[ (s

) uu

lve jtrem

aa

1.181 1-8.111

Ex TFIAI

(v)

sTuaP

(c)

(I K

wa

Ure

ic'

I Id

46

z

(I) I K

od

e K

PB

/Sat k

er

' El

Na

na

KP

B/S

atk

er :

Page 27: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

cad

p4 K

ete

ran

gan

to )

Pen

erim

aan

N

egar

a/P

NB

P

Ta

ng

gai

S

eto

r

a'

(du) rea

ti

Su

rat

Per

setu

juan

/Kep

utu

san

Pen

ge

lola

Bara

ng

uu

sn;n

dGx/r

uE

nfn

las

.rad

4.e.rns u

gIR

Ectiou

GrAr a

um

S Istrelsu

i

(L)

Tan

gg

al

Su

rat

0

Nom

or

Su

rat (s)

Ura

ian

P

emin

da

lita

ng

an

an

13x4 TIAT fZ

siaaf

(g)

Ura

ian

B

MN

1 )

(z)

0 z

Ko

de

KP

B/S

at k

er :

Nam

a K

PB

/ Sa

tker

:

Page 28: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

Kod

e K

PB

/Sat

ker

:

Nam

a K

PB

/Sat

ker

r

Oz 0

1:4

1:C1

r-1

0

eii9

p.)

IsIVO

NV

IIZISH

a

hIVE

LL

Hatiaci

PEM

IND

AH

TA

NG

AN

AN

(s) blV

IVIM

MV

IAla

d

(17) - • uvviarkaatzad

6

cz uraa =

wan

(3)

'ON

-r7

Page 29: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 244 /P1VIK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MIMIC NEGARA

RENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT SURAT PERMINTAAN PENJELASAN TERTULIS

KOP

1)

Nomor • S- 2)

Tanggal, Bulan, Tahun Sifat : Segera Hal : Permintaan Penjelasan Tertulis

Yth

3)

Sehubungan dengan hasil pemantauan yang kami lakukan terhadap pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan BMN yang berada dalam penguasaan Saudara, diminta Saudara menyampaikan kepada kami perjelasan/klarifikasi terkait hal-hal sebagai berikut:

1. 4)

2.

3.

4.

5. dst.

Penjelasan/jawaban tertulis beserta dokumen pendukungnya, kiranya dapat kami terima paling lama 7 (tujuh) hail kerja sejak diterimanya surat ini.

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.

Direktur Jen.dera1/Kepala Kanwil... /Kepala KPKNL

NIP Tembusan: 1. Menteri Keuangan eg. Direktur Jenderal Kekayaan Negara; 2. Menteri/Pimpinan 3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal 4. Direktur BMN; 5. Kepala Kanwil

Page 30: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

dr

MENTE111 KEUANGAN FIEPUOLIK INDONESIA

-2-

Keterangan pengisian format surat permintaan penjelasan tertulis:

1) Disesuaikan dengan ketentuan tata naskah dinas di lingkungan Kementerian Keuangan.

2) Disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN. 3) Diisi Kepala Satuan Kerja (Kuasa Pengguna Barang) atau Sekretaris Jenderal

Kementerian/ Lembaga (Pengguna Barang) dan alamat kantor. 4) Diisi dengan hal-hal yang diminta penjelasan/klarifikasinya.

5) Disesuaikan dengan pihak yang meminta. penjelasan. 6) Tembusan disesuaikan dengan Kementerian/Lembaga (Pengguna Barang) dan jenjang

organisasi DJKN.

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA

\

KEPA AGIAN ENTERIAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D.W. MARTOWARDOJO

Page 31: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

tre2uB

iala

H

(ot) (2 tq

w 31•6 rt

Tre

l3T

ITO

T a

(6)

Tid

ak

D

iper

gunakan

un

tuk T

ug

as d

an

F

ung

si (I

dle

) 3)

1113 1E

L

CF

13A Ez..—

Dip

erg

unakan

s esu

ai

Tu

gas

d

an F

ung

si

Tid

ak

iF

(s)

Kep

utu

san

/ Pen

eta

pan

S

tatu

s P

eng

gu

naan

ole

h

Pen

ge

lola

Bar

ang

(4

1) (3

Iraq G

IO.TGa

FU

N

4"

(mun

lzta

) sv

iPuB

nx

(e)

(I za nwes

/ErcIN

TrI3P3I,O.

Ff

KPB

/ S

atker

1

)

a.

Tan

ah d

an

/ata

u b

ang u

nan

b.

Sel

ain

Tan

ah d

an

/ata

u

ban

gun

an

6 z

...... . '1-sP • • •

z

Page 32: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

Tre2tre.10;ax

El'

Ju

mla

h P

ener

ima

an

N

egar

a/ P

NB

P (

Rp

) 2 )

(L

)

Jen

is P

em

an

faata

n

Ban

gu

n G

un

a

Ser

ah

/Ban

.gu

n S

era

h

Gu

na

Ker

jasa

ma

Pem

an

faa

tan

(s)

1133 113d

um

fum

(t4

13.16.0S

(E)

ca zaTIPS

/Eid

li tn3Pc111

KP

B/S

atker

a.

Tan

ah d

an/a

tau

bang

unan

b.

Sel

ain T

anah

dan

/ata

u

bangu

nan

(t)

asp

Page 33: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

KP

KN

L

tr erre

.13;e3.1

(8)

Ju

mla

h P

ener

imaan

N

egar

a/P

NB

P (

Rp

)

111311[13a

U13

41113pU

p1

19,1

Sp

:Mr

Pen

yer

taan

Mo

da

l P

emer

inta

h P

usa

t

(9)

rfacrEH

1.0

Tu

kar

Mer

tuk

ar

rrersufn

ad

O'7-

Ura

ian

KP

B/S

atk

er 1

)

(z)

KP

B/S

atker

a.

Tan

ah d

an/a

tau b

an

gu

nan

b.

Sel

air

i T

anah d

an/a

tau

b

angu

nan

Ir

q-sP ...3

z tri W

6 Z CO

a w = z w LU 2 rc

Page 34: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

0

0

O

r

Vf

rd

ME

NT

ER

I KE

UA

NG

AN

RE

PUB

LIK

IN

DO

NE

SIA

,

v z -0 0 -5

rd rin 4 (Id a1

"ci

(51 rn o bkid Z g g '' ° 1

0 I-0 01

< F_1 cl.

'F.Q') f:1 w w

'-) ;:-- -i FN— Fri :--4--

TIN

DA

K L

AN

JUT

IN

VE

ST

IGA

SI

IL

)

ET

AN

GA

NA

N

W tiM

IND

IKA

SI

PE

NY

IMP

AN

GA

N D

AN

HA

P

EM

AN

FA

AT

AN

()

NV

VE

LID

ON

Sd

..7-

t KN

EE were

.111

6

Ura

ian

K

PB

/Satk

er

1)

Ff

•ONT

(T)

z C. 11J Z Z d0

11.1 z

1:E 111

z LLI U.1

Page 35: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

v

-o a:1

g g • z z

C :g :g :g

c\I co

Kete

ran

gan

(ot)

Dig

un

a ka

n

Pi h

ak

Lain

3)

(6)

IN.:

ia31413 S

/El

Ti d

ak

D

iper

gu

na

kan

u

ntu

k T

ug

as

da

n

Fu

ngsi (I

dle)

3)

nuP

TI

iiii

13,Tx

ti

Dip

erg

un

ak

an

se

suai T

ug

as

da

n

Fu

ngsi

Tid

ak

(9)

(s)

Pen

eta

pan

Sta

tus

Pen

gg

un

aan

ole

h P

eng

elo

la

Ba

ran

g

Nil

ai

Per

ole

han

(R

P)

(t)

Ku

an

tita

s (m

2/u

nit

)

(e)

Ura

ian

KP

KN

L d

an

K

PB

/Sa

tker

(z) K

PKN

L

1) a.

Tanah

dan/a

tau

b

an

gunan

; lb

. S

ela

in T

anah

dan

/ata

u

ban

gunan

KP

B/

Sat

ker

2

)

a.

Tan

a h d

an/a

tau

b

an

gunan

;

b.

Sel

ain T

anah

dan

/ata

u

bang

unan

ad

ll 'I

'1sP ...6

Ids 'II

Page 36: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

‘11

dq

d rll 1-1

0 PI

E cd s.4'

• • g g A z z .

En" : :g 1)-1 n

1-1 CI CO

m3

utu

al.ax

(s)

PB

/ Sa

tker

Ju

mla

h P

ener

imaan

N

egar

a/P

NB

P (

Rp

)

(L

)

,K

NL

Jen

is P

eman

faata

n

Ban

gu

n G

un

a

Ser

ah

/ Ban

gu

n

Ser

ah

Gu

na

(9)

trepm

juvra

aci

, . .em

vs-efaax

KO

reared M

B ra

id

(t)

13.61.9S

(e)

Ura

ian

KP

KN

L d

an

KP

B/S

atk

er

(z)

KPK

NL

1)

a.

Tan

a h d

an

/ata

u b

angu

nan

;

b.

Sel

ain

Tan

ah d

an/a

tau

ban

gun

an

KP

B/

Sat

ker

a.

Tan

ah d

an/a

tau b

angunan;

b.

Sel

ain

Tan

ah d

an

/ata

u

ban

gun

an

21 .--1

'IsP

...3 .,---1 ,,'

C \.1 'z' ,i

04.

Page 37: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

Kete

ran

gan

(s)

Ju

mla

h P

ener

imaan

N

egar

a/

PN

BP

(R

p)

F--

'IMM

IX

PB

/ Sa

tker

Jen

is P

emin

da

hta

ng

an

an

3) Pen

yer

taa

n M

od

al

Pem

erin

tah

Pu

sat

(9)

tputui

U)

xun

nu

oix

mare-q

ua

d

(0)

Ura

ian.

KP

KN

L d

an

KP

B/S

atk

er

a.

Tan

ah d

an/a

tau

ban

gunan

;

b.

Sel

ain

Tan

ah d

an/a

tau

ban

gu

nan

KP

B /

Sa t

ker

a.

Tan

ah d

an/

ata

u. b

ang

un

an;

b.

Sel

a in

Tan

ah d

an

/ at

au

ban

gunan

.

O ,--',

*1-sP ...3

...3

Page 38: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN · PDF filepemantauan dan penertiban BMN yang ada pada Kuasa Pengguna Barang. (4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harus

Cn-CSR

t7)

P. P. ri_;:I—" ci) Cfclp

\ g: - " / — ffi 0 N

2

dst.

1.

II. K

PB

/Satker

2

dst.

1.

I. KP

KN

L 1)

1."

No

. N

Uraian

KP

KN

L

dan

K

PB

/Satk

er

73

Uraia

n B

MN

(4).

PE

NG

GU

NA

AN

IN

DIK

ASI P

EN

YIM

PA

NG

AN

DA

N H

AS

IL IN

VE

ST

IGA

SI

III

PE

MA

NF

AA

TA

N

C'

PE

MIN

DA

HT

AN

GA

NA

N

74

TIN

DA

K L

AN

JUT

IN

VE

ST

IGA

SI 5

)

`VIS

SN

OG

NI 3

1171

EIfIc

tal

NV

ON

VI1

231