mentari indah sari skill lab dinamika kelompok

36
LAPORAN SKILL LAB DINAMIKA KELOMPOK BLOK 1 TUTOR: drh. Muhaimin Ramdja, MSc Trop Med MENTARI INDAH SARI 04111001024 PENDIDIKAN DOKTER UMUM

Upload: mertaaulia18

Post on 26-Sep-2015

36 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

LAPORAN SKILL LAB DINAMIKA KELOMPOK

BLOK 1

TUTOR: drh. Muhaimin Ramdja, MSc Trop Med

MENTARI INDAH SARI

04111001024

PENDIDIKAN DOKTER UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2011

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat meyusun laporan skill lab dinamika kelompok ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Laporan kegiatan ini merupakan tugas setelah melakukan skill lab dinamika kelompok pendidikan dokter umum fakultas kedokteran Universitas Sriwijaya tahun 2011.

Laporan ini berisikan hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam menjalankan skill lab dinamika kelompok, sebagai persiapan untuk mengikuti kegiatan tutorial. Di sini kami membahas sebuah kasus kemudian dipecahkan secara kelompok berdasarkan sistematikanya mulai dari klarifikasi istilah, identifikasi masalah, menganalisis, meninjau ulang dan menyusun keterkaitan antar masalah, serta mengidentifikasi topik pembelajaran. Dalam dinamika kelompok ini pula ditunjuk moderator serta notulis.

Bahan laporan ini kami dapatkan dari hasil diskusi antar anggota kelompok dan bahan ajar dari dosen-dosen pembimbing.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, orang tua, tutor, drh. Muhaimin Ramdja, MSc Trop Med, dan para anggota kelompok yang telah mendukung baik moril maupun materil dalam pembuatan laporan ini. Kami mengakui dalam penulisan laporan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan kami di kesempatan mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para. Terima kasih.

Palembang, 28 September 2011

Penulis,

SKILL LAB DINAMIKA KELOMPOK

I. Petugas Kelompok

Tutor: drh. Muhaimin Ramdja, MSc Trop Med

Moderator: Mentari Indah Sari

Sekretaris: 1. Clara Adelia Wijaya

2. Melinda Rachmadianty

Peserta: 1. Fatimah Shellya Shahab

2. Randina Dwi Megasari

3. Imam Zahid

4. Terry Mukminah Sari

5. Lismya Wahyu Ningrum

6. Asifa Ramadhani Sembiring

7. K M Dimas Alphiano

8. Randa Deka Putra

9. Ayu Riski Fitriawan

II. Skenario

Cecile gelisah dan tidak tenang, karena bintil kemerahan di puncak hidung, pipi, dan dahi bertambah banyak. Beberapa pekan yang lalu jumlah bintil sedikit. Cecile heran bintil semakin bertambah seiring dipecah dan dicabut. Saat ini ia bingung bagaimana menghilangkan dan mencegah agar tidak menyebar. Sebagai teman, kamu diminta menghilangkan bintil di wajah Cecile.

III. Klarifikasi Istilah

1. Bintil merah: tonjolan kecil berwarna merah yang mengandung cairan

2. Gelisah: perasaan tidak tenang, menjadi cemas, dan ketakutan

3. Puncak hidung: bagian paling menonjol dari hidung

4. Pipi: daerah berdaging pada wajah di bawah mata dan di antara hidung dan telinga kiri atau kanan.

5. Dahi: bagian bertulang pada kepala di atas mata

6. Menyebar: ruang lingkup bertambah besar dan bertambah banyak ke lokasi yang lain

7. Mencabut: kegiatan menarik hingga sesuatu terlepas

8. Dipecah: ditekan hingga cairan yang didalam keluar

9. Menghilangkan bintil: usaha untuk membersihkan bintil sampai tuntas

IV. Identifikasi Masalah

KENYATAAN

KESESUAIAN

KONSEN

Cecile gelisah dan tidak tenang, karena bintil kemerahan di puncak hidung, pipi, dan dahi bertambah banyak

Tidak Sesuai Harapan

VV

Beberapa pekan yang lalu jumlah bintil sedikit

Sesuai Harapan

-

Cecile heran bintil semakin bertambah seiring dipecah dan dicabut

Tidak Sesuai

Harapan

VVV

Saat ini ia bingung bagaimana menghilangkan dan mencegah agar tidak menyebar

Tidak Sesuai

Harapan

V

Sebagai teman, kamu diminta menghilangkan bintil di wajah Cecile.

Sesuai Harapan

-

Masalah yang diidentifikasi berdasarkan prioritas masalah:

a. Bintil di wajah Cecile semakin bertambah karena dipecah dan dicabut

b. Cecile gelisah karena timbul banyak bintil merah di puncak hidung, pipi, dan dahi

c. Cecile bingung menghilangkan dan mencegah bintil yang menyebar.

Keterangan

Bintil di wajah Cecile yang dipecah dan dicabut menjadi prioritas masalah karena dapat menimbulkan dampak yang berbahaya yaitu semakin menyebar jika terus dilakukan. Timbulnya bintil di puncak hidung, pipi, dan dahi di urutan ke-2 karena menjadi penyebab Cecile memecahkan dan mencabut bintil di wajahnya. Bingung untuk menghilangkan dan mencegah bintil yang menyebar tidak menjadi prioritas karena sebagai penunjang (bukan penyebab langsung).

V. Analisis Masalah

1. Apa saja jenis bintil merah?

2. Apa karakteristik bintil?

3. Mengapa bintil dapat timbul?

4. Bagaimana kondisi kulit dapat terkena bintil?

5. Bagaimana penyebaran bintil?

6. Bagaimana hubungan antara penyebaran bintil dengan mencabut dan memecahkannya?

7. Bagaimana mekanisme terbentuknya bintil?

8. Siapa yang beresiko terkena bintil?

9. Bagaimana pencegahan dan pengobatannya?

10. Obat apa saja yang diberikan dan bagaimana prosedur pemberiannya?

Jawaban analisis masalah:

1. Bintil kemerahan itu diduga jerawat (Acne), definisi dari akne adalah suatu peradangan kronik kelenjar-kelenjar sebasea, yang biasanya terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustule, nodus, dan kista pada tempat predeklesinya, tempat predeklesinya seperti muka, bahu, lehet, dada, punggung bagian atas, dan lengan bagian atas.

Jenis-Jenis bintil :

a) Akne Juvenil

Akne Juvenil muncul pada masa pubertas, di mana akne ini biasanya menyerang remaja usia 14 20 tahun. Penyebabnya adalah masalah hormonal yang belum stabil dalam memproduksi sebum. Akne juvenil dirawat dengan menggunakan sabun ber-pH seimbang atau sabun bayi transculent.

b) Akne Vulgaris

Akne Vulgaris adalah jenis jerawat yang berbentuk komedo, yang timbul pada kulit berminyak.Perawatan jerawat ini dengan penguapan hingga kulit cukup kenyal dan lembab. Kemudian jerawat diambil dengan sendok una dan olesi dengan krim jerawat atau acne lotion, biarkan semalam baru dibilas dengan air hangat pada keesokan harinya.

c) Akne Rosacea

Akne Rosacea yaitu jerawat yang muncul pada wanita yang berusia 30 hingga 40 tahun, tandanya mula-mula jerawat akan tampak kemerahan kemudian menjadi radang hingga menimbulkan sisik di lipatan hidung. Perawatan kulit yang terkena akne jenis ini biasanya dengan penguapan, kompres air panas atau penyinaran dengan lampu infra merah agar jerawat cepat kering.

d) Akne Nitrosica

Akne Nitrosica merupakan jenis jerawat yang sangat berbahaya karena akan menimbulkan lubang atau bopeng. Tahap yang terjadi sudah termasuk tahap akhir yang memerlukan penanganan khusus dokter ahli kulit.

2. Berwarna kemerahan, memiliki isi, dan rentan terhadap gesekan/tekanan, dan apabila dipecah dapat menyebar ke lokasi lainnya.

3. Faktor penyebab terjadinya bintil :

a) Genetik

Mereka yang orang tuanya berjerawat selagi muda, maka anaknya akan lebih mudah terkena jerawat dibandingkan mereka yang tidak memiliki genetik berjerawat, dan biasanya penderita, keadaannya cukup parah (bernanah). Mereka yang tidak memiliki genetik berjerawat meskipun pola hidupnya tidak baik, mereka tidak mudah terkena jerawat.

b) Umur dan jenis kelamin

Pada umumnya jerawat muncul pada usia pubertas dan remaja (usia 13-19 tahun), yang disebabkan masalah hormonal yang belum stabil dalam memproduksi sebum.

Wanita lebih banyak terkena dibanding pria tetapi umumnya jerawat pada pria lebih parah keadaannya.

c) Makanan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh sebuah institusi kecantikan kulit di Amerika Serikat (Academy of Dermatology) mengatakan bahwa jerawat tidak disebabkan oleh makanan. Tidak ada makanan yang secara signifikan dapat menimbulkan jerawat, tetapi ternyata sebuah hasil studi kasus yang terbaru, membuktikan hal yang bertolak belakang. Para pakar peneliti di Colorado State University Department of Health and Exercise menemukan bahwa makanan yang mengandung kadar gula dan kadar karbohidrat yang tinggi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menimbulkan jerawat. Secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat meningkatkan kadar insulin dalam darah, dimana hal tersebut memicu produksi hormon androgen yang membuat kulit jadi berminyak. Dan kadar minyak yang tinggi dalam kulit merupakan pemicu paling besar terhadap timbulnya jerawat.

d) Gangguan pencernaan makanan

Tidak teraturnya pembuangan kotoran dapat mempengaruhi timbulnya jerawat.

e) Alergi terhadap makanan

Sifat alergi terhadap beberapa zat protein, karbohidrat dan lemak dapat menjadikan jerawat lebih parah.

f) Mekanis

Kebiasaan memegang atau memencet jerawat menyebabkan jerawat lebih parah, karena luka yang terjadi memungkinkan infeksi dan menyebabkan penyebaran infeksi ke seluruh tubuh.

g) Iklim

Iklim yang lembab dan panas menyebabkan kelenjar palit

bekerja lebih giat dan dapat memperburuk keadaan jerawat.

h) Psikis

Pengaruh tekanan pada pikiran dapat menimbulkan jerawat.

i) Faktor hormonal

Hormon androgen memegang peranan yang penting dalam merangsang pembentukan palit oleh kelenjar sebasea dan dalam mempengaruhi proses pertandukan di sekitar muara folikel. Tidak terdapatnya jerawat pada laki-laki membuktikan adanya pengaruh endokrin.

j) Kosmetika

Penggunaan kosmetika yang melekat pada kulit dan menutupi pori-pori, jika tidak segera dibersihkan akan menyumbat saluran kelenjar palit dan menimbulkan jerawat yang disebut komedo. Kosmetik yang paling umum menjadi penyebab timbulnya jerawat yaitu kosmetik pelembab yang langsung menempel pada kulit.

4. Biasanya kulit yang terserang bintil dalam hal ini adalah akne adalah kulit yang berminyak.

5. Penyebaran bintil dapat terjadi apabila bintil yang telah ada dipecah atau dicabut sehingga isi bintil tersebut akan menginfeksi bagian lainnya sehingga bintil pun menyebar dan bertambah banyak.

6. Faktor-Faktor mekanik seperti mengusap, memecah, mencabut, menggesek, tekanan, dan meregangkan kulit yang kaya akan kelenjar sebasea dapat memperburuk akne yang sudah ada. Sehingga penyebaran bintil akan bertambah cepat.

7. Lesi paling dini yang tampak pada kulit adalah komedo. Komedo putih atau komedo tertutup kemungkinan besar akan berkembang menjadi papula dan pustule. Komedo hitam atau komedo tertutup memiliki sumbatan berwarna gelap yang menutup saluran pilosebasea. Komedo ini menghalangi aliran sebum ke permukaan. Sebum, bakteri (propionebacterium acnes), dan asam-asam lemak diduga menyuebabkan perkembangan peradangan di sekeliling saliran pilosebabsea dan kelenjar sebasea. Sekali saja aliran sebum ke permukaan dihambat oleh komedo, P. acnes akan menghasilkan lipase yang mengubah sebum trigliserida menjadi asam lemak bebas. Asam ini jika dikombinasikan dengan bakteri, akan menghasilkan respon peradangan pada dermis. Peradangan ini akan menyebabkan terbentuknya papula eritematosa, pustulka yang meradang dan kista yang meradang. Pada saatnya pustule dan kista akan pecah, mongering dan sembuh. Papula dan kista yang lebih dalam akan meninggalkan parut permanen, sedangkan jerawat atau akne ringan akan sembuh tanpa parut. Kecenderungan untuk menimbulkan jaringan parut juga bergantung pada masing-masing individu, dan lebih besar bila individu berusaha untuk mengosongkan isi lesi tersebut. Semua jaringan parut umumnya akan membaik seiring waktu kecuali jenis keloid dan jaringan parut yang berlubang.

8. Bintil atau dalam hal ini Akne sering dialami oleh mereka yg berusia remaja, dewasa, dan akan menghilang sendirinya pada usia sekitar 20-30 tahun. Akne tidak terdapat pada laki-laki yang dikastari sebelum pubertas atau pada perempuan yang sudah diooforektomi.

9. Pencegahan Timbulnya Jerawat

Perawatan kulit bagian wajah berbeda dengan perawatan kulit bagian tubuh lainnya, karena tingkat polusi bagian wajah lebih tinggi daripada kulit tubuh lainnya. Wajah memilki banyak kelenjar sebasea dan keringat, sehingga jika cuaca panas akan mudah berkeringat, lengket dan kasar. Perawatan wajah untuk mencegah timbulnya jerawat dapat dilakukan dengan cara berikut :

a) Bersihkan wajah 3 kali sehari, kulit wajah harus bersih saat istirahat di rumah dan saat tidur.

b) Hindari menggosok wajah secara kasar, karena dapat menimbulkan iritasi

c) Kulit wajah banyak mengandung kelenjar lemak dan kelenjar keringat. Oleh sebab itu hindari wajah dari debu atau kotoran lain karena akan lebih mudah lengket.

d) Pilih alas bedak yang mengandung air.

e) Gunakan bedak tabur ke kulit wajah dengan menggunakan puff atau bantalan bedak bersih.

f) Jangan memijit atau mengeluarkan sendiri jerawat, karena dapat mengakibatkan infeksi.

g) Memakai riasan tebal untuk menutupi jerawat dapat mengakibatkan infeksi dan merangsang bertambahnya jerawat.

h) Perbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan. Batasi asupan lemak jenuh dalam makanan sehari-hari seperti durian, alpukat, kacang tanah dan cokelat.

Berbagai Alternatif Penanganan Terhadap Jerawat

Wajah berjerawat saat ini sudah menjadi suatu masalah yang cukup serius. Berbagai upaya pengobatan dan penanganan sering dilakukan untuk menghilangkan jerawat dari kulit muka. Beberapa metoda penghilangan jerawat berikut ini merupakan cara terbaru yang banyak diterapkan oleh ahli-ahli kecantikan, yaitu :

a) Sebelum dilakukan terapi sebaiknya berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu tentang jenis, kondisi dan kelainan kulit yang akan ditangani.

b) Membersihkan wajah dengan menggunakan pembersih yang mengandung minyak esensial yang sudah diformulasi berdasarkan jenis kulit, kondisi, kelainan kulit dalam hal ini jerawat. Aromatherapy yang dulu terkenal sebagai relaksasi dan ternyata sangat ampuh untuk menuntaskan jerawat. Khasiat-khasiat minyak esensial yang bermolekul kecil dan daya serapnya yang sangat baik, selain dapat membangun kekebalan tubuh, juga menyeimbangkan kadar minyak. Metode ini biasanya dilakukan secara manual dan dilanjutkan dengan brush cleanser yang berfungsi membersihkan kulit dari kotoran maupun sumbatan pori-pori yang berasal dari kosmetika yang digunakan maupun dari lingkungan.

c) Menggunakan enzyme peeling. Enzim yang digunakan adalah yang diformulasi dari buah pepaya (papain enzyme). Suatu enzim protelitik bisa menghancurkan protein dan meluruhkan sel-sel kulit yang mati. Enzim tersebut dioleskan pada permukaan kulit lalu wajah diuapi agar enzim tersebut aktif tapi papain hanya bisa bekerja apabila kondisinya sama dengan suhu tubuh.

d) Mengoleskan larutan desinkrutasi pada wajah. Alat yang digunakan adalah mesin galvanik berupa elektroda yang bekerja secara berpasangan (posistif dan negatif). Alat ini berguna untuk membersihkan pori-pori lebih dalam (deep cleansing). Tujuh menit pertama yang bekerja adalah kutub negatif. Pada permukaan kulit dan pori-pori kulit akan terjadi cairan yang hampir sama dengan sabun yang bersifat basa. Sabun ini akan mengubah keasaman kulit dan melarutkan minyak, membuka pori-pori dan melunakkan sumbatan.Gliserin yang terkandung didalamnya akan melunakkan dan melembutkan kulit.

e) Pembersihan komedo yang dilakukan dengan comedo axtractor. Setelah itu larutan desinkrutasi dioleskan lagi. Kali ini kutub yang digunakan adalah kutub posistif yang akan memproduksi asam pada kulit dan berfungsimengembalikan fungsi kulit ke posisi semula,mengembalikan tekstur kulit, mengecilkan pori-pori, mengurangi kemerahan serta menetralisasi basa menjadi asam kembali, sesuai dengan keasaman kulit.

f) Penggunaan alat high frequency pada seluruh wajah yang telah diolesi dengan jeli aloe vera dicampur dengan minyak esensial, yang biasanya dipusatkan pada bagian kulit yang berjerawat, selama 10 - 25 menit. Alat ini menggunakan alat sinar argon atau ultraviolet, yang menghasilkan ozon dan berefek anti bakteri, anti peradangan, meningkatkan sirkulasi darah, mempercepat penyembuhan, mengatur produksi minyak dan mengecilkan pori.

g) Melakukan pemijatan lymph dranaige massage yang berfungsi untuk melancarkan sirkulasi getah bening. Pijatan ini juga mampu menghilangkan bahan-bahan bersifat racun dan menetralkan kuman penyakit. Pada kondisi jerawat meradang, hanya dilakukan lymph dranaige massage tetapi pada jerawat yang tidak meradang, setelah dilakukan pijat lymph dranaige massage maka akan dilanjutkan dengan swedish massage.

h) Mengoleskan masker. Masker yang digunakan pada umumnya merupakan campuran kaolin atau mineral yang berfungsi mengangkat sisa-sisa kotoran yang berada di poripori, ekstrak tumbuhan dan minyak esensial. Setelah masker mengering, wajah dibersihkan lalu diolesi pelembab atau minyak wajah (face oil) yang sesuai dengan kondisi anda. Bekas- bekas jerawatpun juga diolesi antibiotik alami dalam bentuk minyak esensial.

i) Menghilangkan bekas jerawat dapat dilakukan dengan

terapi tambahan yang menggunakan alat microdermabration untuk menghaluskan kulit, menghilangkan noda hitam bekas jerawat dan menghilangkan jaringan parut. Hal ini dilakukan dengan cara mengelupaskan lapisan sel-sel kulit mati, merangsang pertumbuhan sel kulit baru dan jaringan kolagen sehingga menutupi lubang bekas jerawat.

Perawatan wajah Berjerawat

Jerawat sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya, jika kulit wajah yang berjerawat mendapat perlakuan secara bijaksana. Perawatan kulit berjerawat disesuaikan dengan jenis jerawat yang diderita, yaitu sebagai berikut :

a) Kulit Berjerawat Tanpa Radang

Perawatan kulit wajah yang berjerawat tanpa radang, gunakan facial skin care satu kali sebulan untuk menguras komedo hitam (blackhead). Perawatan ini dapat dilakukan di salon dan klinik kecantikan. Peralatan yang digunakan harus selalu disteril ulang setelah dipakai agar tidak menjadi sarana penularan penyakit lainnya. Proses ini sebaiknya dilakukan oleh orang terlatih, agar pada saat mengeluarkan komedo bisa dilakukan dengan lembut dan tidak merusak permukaan kulit wajah. Setelah pemberian facial skin care oleskan krim antibiotik untuk mencegah komplikasi infeksi.

b) Kulit Berjerawat Dengan Radang

Kulit berjerawat yang disertai radang ringan dapat diatasi dengan menggunakan krim antibiotika erittromisin, gentamisin, dan klindamisin yang dioleskan pada pagi dan sore hari. Kulit berjerawat yang mempunyai radang berat berupa bisul jerawat bernanah, memerlukan pengobatan dokter spesialis kulit. Perawatan facial skin care harus ditunda dulu, karena akan berakibat perluasan infeksi pada jerawat. Hindari memijat sendiri jerawat merah meradang. Evakuasi nanah diupayakan dengan suntikan anti radang dan anti nyeri. Jerawat meradang, sebaiknya tidak di-massage atau diurut, karena dapat mengakibatkan proses infeksi menjadi lebih luas. Massage memang akan memberikan rasa nyaman pada kulit wajah, tetapi jika terlalu keras tekanannya, dapat mengganggu anyaman serat collagen di lapisan dalam kulit (dermis), dan jerawat akan mudah tergelincir ke luar saat massage wajah, apalagi bila pengurutan disertai dengan pemakaian butiran halus (scrubbing). Penguapan pada kulit wajah berjerawat baik untuk hidrasi kulit wajah yang kusam dan kering, tetapi jerawat yang disertai radang akan bertambah merah bila diuapi dengan uap panas, oleh karena itu jerawat radang dilarang untuk diuapi. Dengan perlakuan benar, bekas jerawat yang tersisa setelah radang akan tersamarkan.

c) Kulit Berparut Bekas Jerawat

Vlek kecokelatan, lekukan kulit, berparut, dan mengerasnya jaringan bekas jerawat memerlukan bantuan khusus untuk memperbaikinya. Facial treatment TCA, AHA, microdermabration, laser resurfacing, mempunyai prinsip pengelupasan bagian luar kulit ari atau epidermis, tetapi dalam kedalaman yang berbeda, sehingga memberikan harapan perbaikan kulit bekas jerawat.

d) Perawatan Kulit Berjerawat Melalui Makanan

Perawatan dari luar, lebih banyak berimbas pada kulit ari (epidermis) yang terletak di bagian paling luar kulit. Perawatan melalui makanan lebih berimbas ke dalam, karena mempengaruhi kulit jangat (dermis). Kulit yang tampak buruk karena bekas jerawat radang, sangat memerlukan asupan protein dalam jumlah banyak untuk membentuk jaringan baru. Vitamin A (betacarotene), vitamin C, vitamin E, dan zinc sangat diperlukan untuk metabolisme sel dalam jaringan baru. Untuk mencegah kekeringan pada kulit, cukup mengkonsumsi air putih, minimal 8 gelas sehari. Selain membatasi asupan lemak jenuh, juga batasi mengkonsumsi daging hewan yang berlemak, gorenggorengan, santan, minuman bersoda, bir, dan kopi.

e) Perawatan Kulit Berjerawat dengan Perawatan Facial di Salon dan Klinik Kecantikan

Facial di salon dan klinik kecantikan mempunyai tujuan utama membantu kulit wajah terbebas dari sumbatan poripori yang dinamakan komedo. Jerawat tipe komedo, tidak mengalami reaksi radang, jadi untuk mengatasinya, cukup dengan melakukan tindakan scrubbing yakni menggosok kulit dengan bantuan butiran-butiran halus dan exfoliating yakni pengelupasan kulit wajah, yang dilakukan sebulan sekali. Hal ini disebabkan karena regenerasi kulit di dalam lapisan epidermis (kulit ari) terjadi dalam waktu 21 sampai dengan 28 hari. Sebenarnya komedo dapat ke luar dengan sendirinya, jika perawatan sehari-hari dilakukan dengan baik dan cermat. Tetapi akibat kemalasan dan kebiasaan memakai riasan wajah yang tebal, serta diet yang tinggi lemak, menyebabkan komedo tetap bertahan menyumbat pori-pori kulit. Oleh karena itu, facial wajah di salon dan klinik kecantikan sangat diperlukan, karena semua peralatan yang digunakan pun harus dalam keadaan streril, serta semua proses pelaksanaan dilakukan di bawah pengawasan orang terlatih. Tindakan yang dilakukan dalam upaya mengatasi jerawat di salon dan klinik kecantikan antara lain injeksi Kenacort Intra Lesion (KIL) yang dapat menjadikan jerawat besar mengecil, memudar dan akan menghilang dalam waktu 1 hingga 2 hari, pemberian obat anti hormon testosterone yang efektif untuk menekan aktivitas hormon testosteron yang berada di kelenjar sebasea, tempat terjadinya jerawat, bedah listrik atau Electrocauerisasi (EC) yang mampu menembus komedo yang tertutup oleh epitel kulit, tidakan membakar atap bintil putih dengan sinar yang dihasilkan oleh elektroda listrik akan menyebabkan isi komedo mencair dan dengan mudah dapat dikeluarkan, serta bedah laser resurfacing yang dapat membantu memperbaiki parut bekas jerawat.

Pemilihan dan Pemakaian Kosmetika Pembersih untuk Kulit

Berjerawat

Pemilihan kosmetika pembersih untuk perawatan jerawat berkomedo berbeda dengan jenis kosmetika pembersih untuk jenis jerawat konglobata (jerawat meradang) yang penuh dengan bisul dan nanah. Kosmetika pembersih untuk kulit berjerawat adalah :

a) Susu Pembersih (cleansing milk)

Zat yang terkandung dalam susu pembersih adalah emulsi minyak dalam air (emulsi O/W). Komposisi air dan minyak yang terkandung dalam susu pembersih berbeda-beda. Susu pembersih yang kandungan minyaknya lebih banyak, akan terasa lebih kental dan jenis kosmetika ini cocok digunakan untuk kulit kering. Sebaliknya, susu pembersih yang kandungan minyaknya lebih sedikit, akan terasa encer, dan cocok digunakan untuk perawatan jenis kulit berminyak atau berjerawat. Susu pembersih sangat bermanfaat untuk melarutkan lemak, kosmetika, keringat dan debu, juga ketika digosokkan dapat mengeluarkan sumbatan komedo pada pori-pori kulit wajah.

b) Sabun Wajah

Sabun khusus untuk perawatan kulit wajah berjerawat dapat berupa sabun cair, krim atau sabun padat (bar). Sabun untuk perawatan kulit berkomedo sebaiknya mengandung bahan aktif pencegah komedo dan antibakterial, serta mengandung butiran scrub, tetapi untuk jerawat yang sedang merah meradang, hindari penggunaan sabun pembersih ini, karena dapat mengakibatkan bertambahny proses peradangan. Di samping itu sabun yang baik untuk perawatan kulit berjerawat adalah sabun dengan pH rendah (sekitar 5 - 6), agar tidak menimbulkan iritasi.

c) Air Bersih

Air bersih yang digunakan untuk membersihkan kulit wajah berjerawat, sebaiknya air hangat-hangat kuku, hal ini dimaksudkan untuk membilas atau melarutkan kulit wajah

yang umumnya tergolong kenis kulit berminyak.

d) Larutan Penyegar (face lotion atau tonic)

Face lotion mengandung air, sedangkan face tonic mengandung sedikit alkohol dan antiseptik untuk menstrerilkan kulit wajah. Larutan penyegar untuk kulit wajah berjerawat menggunakan face tonic karena sangat efektif mengurangi kandungan minyak yang terdapat pada kulit berjerawat dan dapat menstrerilkan serta memperkecil pori-pori kulit yang sudah ke luar sumbatannya.

10. Pengobatan Akne

Tujuan pengobatan akne adalah untuk mengurangi proses peradangan kelenjar pilosebasea sampai terjadi remisi spontan. Pengobatan akne dan kondisi-kondisi lain yang berkaitan dapat memperbaiki penampilan kosmetis dan citra diri pasien, dan dapat mencegah jaringan parut akibat akne.

Pembatasan makanan biasanya tidak perlu atau tidak efektif. Pembersihan dan penggosokan wajah dengan sabun dapat melenyapkan minyak di permukaan kulit dan melenyapkan minyak di permukaan dan melepaskan beberapa komedo. Bagian yang dicuci dua kali sehari. Dianjurkan dengan memakai sabun seperti Dial, Pernox, Fostex, Neutrogena, dan Desquam-X Wash, dan benzoil peroksida (Losion Pembersih Brevoxil). Agen kerotolitik seperti benzoil peroksida dengan konsentrasi 3% sampai 10% bisa dipakai setiap hari.

Antibiotik topical yang digunakan untuk mengobati akne, papula dan pustule superficial adalah klindamisin dan eritrimisin. Antibiotik topical seringkali digunakan pada pagi hari dan benzoil peroksida atau campura n Retin-A dipakai sebelum tidur.

Antibiotik sistemik tetap merupakan terapi utama untuk akne popular dan pustular profunda. Pasien biasanya diberikan tetrasiklin, eritromisin atau minosiklin. Untuk akne pustular superficial, dosis tetrasiklin berkisar antara 250-500 mg per hari. Untuk akne papulopustular profunda atau akne kistik diberikan 1000 mg tetrasiklin sehari.

Anak anak dibawah usia 12 tahun tidak diberi tetrasiklin karena akan menimbulakn warna kuning permanen pada gigi. Derivat tetrasiklin yaitu minosiklin dengan dosis 50 hingga 100 mg sehari adalah antibiotic yang paling efektif untuk akne.

Jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengobatan akne mencakup menghentikan semua factor eksaserbasi seperti kosmetik dan krim pelembab berbahan dasar minyak. Antibiotik tropical digunakan untuk mengobati papula dan pustule akne superficial . Antibiotik sistemik merupakan cara terapi utama untuk akne pustular dan papula profundal.

VI. Meninjau ulang kembali keterkaitan Masalah

Timbul bintil gelisahpertolongan

Dipecah/dicabut

Menyebar dan bertambah banyak

VII. Identifikasi Topik Pembelajaran

Pokok bahasan

What i know

What i dont know

What i have to prove

How i will learn

Bintil merah dalam patofisiologi

Definisi bintil merah

Gambaran umum bintil merah

Jenis jenis bintil, karakteristik, dan penyebarannya

Meknisme penyebaran bintil

Salah satu jalan penyebaran bintil merah ialah degan dicabut/dipecah

Internet

Buku

Bintil merah dalam anatomi kulit

Bagian bagian kulit yeng terkena bintil

jenis jenis kulit yang beresiko terkena bintil

ciri ciri kulit yang sehat dan tidak sehat

bintil merah dapat disebabkan oleh jenis jenis kulit tertentu

kulit yang tidak sehat dapat menyebabkan bintil merah pada kulit

Internet

Buku

Bintil merah dalam farmakologi

cara mencegah dan menghilangkan bintil

obat yang dapat membantu menghilangkan bintil

Bintil merah dapat dicegah dn dihilangkan dengan cara dan pengobatan tertentu

Internet

Buku

Topik pembelajaran yang dicari:

Patofisiologi kulit

Histologi Kulit

Mekanisme timbulnya bintil

Karakteristik bintil

Penyebaran bintil

Mekanisme hubungan timbulnya bintil dengan mencabut dan memecahkannya

Pengobatan bintil

VIII. Sintesis

Anatomi Kulit

Kulit adalah organ tubuh yan terletak paling luar dan membatasi nya dari lingkungan hidup luas kulit orang dewasa 1,5m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan, kulit juga sangat kompleks, elastic, dan sensitive bervariasi pada keadaan iklim, umur, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh.

Istilah Makroskopik antara lain :

1. Makula: Lesi berbatas tegas dengan ukuran bebas, datar dan biasanya dibedakan dengan warnanya.

2. Papula: Lesi padat meninggi dengan garis tengah 5mm.

3. Nodul: Lesi padat meninggi dengan garis tengah lebih dari 5 mm.

4. Plak: Lesi meninggi datar, biasanya bergaris tengah 5 mm.

5. Vesikel: Lesi meninggi berisi cairan dengan garis tengah dari 5 mm atau kurang.

6. Bula: Lesi meninggi berisi cairan dengan garis tengah lebih dari 5mm; vesikel besar.

7. Pustula : Lesi meninggi berbatas tegas yang berisi nanah.

Istilah Mikroskopik antara lain :

1. Hiperkeratosis: Hiperplasia stratum korneum, sering berkaitan dengan kelainan kualitatif.

2. Parakertosis : Cara-cara keratinisasi yang ditandai dengan retensi nucleus pada stratum korneum, di selaput lendir, parakeratosis adalah hal yang normal.

3. Akantosis : Hiperlasia epidermis yang terutama mengenai stratum spinosum.

4. Diskeratosis: Kelainan keratinisasi yang terjadi secara prematur pada setiap sel atau kelompok sel dibawah stratum granulasum.

5. Papilomatosis: Hiperlasia papilla dermis disertai pemanjangan papila dermis.

Anatomi kulit secara histopatologik

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu :

1. Lapisan epidermis

2. Lapisan dermis

3. Lapisan subkutis

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.

Struktur kulit :

1. Epidermis (bagian terluar kulit) terdiri dari dua lapisan utama yaitu lapisan sel-sel yang tidak berinti atau lapisan tanduk dan lapisan dalam yaitu stratum malfigi, stratum malfigi ini merupakan asal sel-sel permukaan bertanduk setelah mengalami proses diferensasi.

Stratum Malfigi terdiri dari :

a. Lapisan basal yaitu terdiri dari sel-sel epidermis yang tidak terdiferensasi yang terus menerus mengalami mitosis, memperbaruhi epidermisnya.

b. Stratum spinosum yaitu keratinosit yan membentuk keratin suatu protein fibrirosa.

c. Stratum granulosum yaitu berada langsung dibawah stratum korneum dan memiliki fungsi penting dalam menghasilkan protein dan ikatan kimia stratum korneum.

2. Dermis, terletak tepat dibawah epidermis dan terdiri dari serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam subtansi dasar.matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan sel saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh.

3. Lemak subkutan merupakan bantalan kulit, isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.

4. Kelenjar-kelenjar pada kulit yaitu kelenjar keringat membantu mempertahankan suhu tubuh, kelenjar sebasea merupakan struktur lobular yang terdiri dari sel-sel yang berisi lemak. Aktivitas nya terutama diatur oleh hormon-hormon androgenik. Terdapat pada wajah, dada, punggung, dan bagian proksimal lengan.

Histologi Kulit

Struktur Kulit

Kulit, atau dikenal juga sebagai integumen, melapisi permukaan luar tubuh dan berfungsi sebagai pelindung, pengatur suhu tubuh, sekresi kelenjar, pendeteksi sensasi sensoris di kulit, dan sintesis vitamin D.

Secara garis besar, kulit tersusun atas tiga lapisan:

1. Lapisan epidermis

Ada empat tipe sel utama di epidermis:

a. Keratinosit, yang menyusun hampir seluruh epidermis, tersusun dalam empat lapisan (atau lima pada thick skin atau kulit tebal seperti di telapak tangan dan kaki). Dari lapisan luar ke dalam: stratum korneum, stratum lusidum (hanya ada pada thick-skin), stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.

1) Stratum korneum (lapisan tanduk)

Lapisan kulit paling luar dan terdiri dari beberapa lapis sel-sel mati keratinosit berbentuk gepeng, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).

2) Stratum lusidum

Lapisan ini hanya terdapat pada thick-skin seperti telapak tangan dan kaki. Merupakan lapisan sel-sel gepeng keratinosit tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Mengandung keratin dalam jumlah besar.

3) Stratum granulosum

Terdiri dari beberapa lapis sel-sel keratinosit yang mulai mengalami apoptosis. Pada sitoplasma keratinosit, terdapat granul-granul keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini.

4) Stratum spinosum

Terdiri atas sel-sel keratinosit yang saling terhubung oleh desmosom atau interceluller bridges. Protoplasma keratinosit jernih dengan inti terletak di tengah-tengah. Keratinosit berbentuk polygonal dan semakin gepeng semakin dekat dengan permukaan. Sel langerhans dan melanosit juga terdapat pada lapisan ini.

5) Stratum basale

Merupakan lapisan epidermis paling bawah yang tersusun dari keratinosit berbentuk kubus (kuboid) atau kolumnar. Sel keratinosit pada lapisan ini masih memiliki organel yang lengkap. Melanosit dan sel merkel tersebar di antara sel-sel keratinosit lapisan ini.

b. Melanosit menghasilkan glanuler melanin (glanuler pigmen) yang memberikan warna pada kulit dan dapat mengabsorp sinar ultraviolet (UV) sehingga tidak terjadi kerusakan DNA nukleus.

c. Sel langerhans berfungsi dalam respon imun dan melindungi kulit dari mikroba.

d. Sel merkel terletak pada lapisan paling dalam dari epidermis (stratum basale) dan terhubung dengan saraf sensori. Sel ini berfungsi dalam menyampaikan sensasi sentuhan.

2. Lapisan dermis

Terletak di bawah lapisan epidermis dan lebih tebal daripada epidermis. Dermis tersusun dari jaringan ikat yang mengandung kolagen dan serat-serat elastik. Berdasarkan struktur jaringan, dermis terbagi menjadi dua regio:

a. Pars papillary tersusun dari jaringan ikat aerolar dengan kolagen yang tipis dan serat elastik halus. Regio ini membentuk tonjolan-tonjolan (papil) ke arah epidermis. Papil-papil tersebut dapat mengandung kapiler dan beberapa reseptor taktil, seperti badan Meissner yang peka terhadap sentuhan dan ujung-ujung saraf bebas.

b. Pars reticuller tersusun dari jaringan ikat padat ireguler yang mengandung fibroblast, bundel kolagen, dan serat elastik kasar. Serat-serat kolagen pada regio ini saling menyilang dan membentuk struktur seperti jaring. Sel-sel lemak, folikel rambut, saraf, kelenjar sebasea (kelenjar minyak), dan kelenjar sudoriferous (kelenjar keringat) mengisi ruang-ruang antar serat-serat tersebut.

3. Lapisan subkutis

Disebut juga lapisan hipodermal. Terdiri dari jaringan ikat areolar dan sel-sel adiposa (lemak) berbentuk bulat besar dengan inti yang terdesak ke pinggir sitoplasma. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu sama lain oleh trabekula dan fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose. Dilapisan ini terdapat badan paccini yang sensitif terhadap tekanan, pembuluh darah, dan saraf.

VASKULARISASI KULIT

Vaskularisasi di sini terdiri dari 3 dimensi yaitu 2 sistem pleksus paralel dengan kulit dan 1 sistem vertikal yang menghubungkan bagian atas dan bawah dari dari kedua pleksus tadi. Mikrosirkulasi berasal dari interkonekting di atas, untuk vaskularisasi epidermis dan apendises. Vaskularisasi berfungsi nutrisi, regulasi temperatur dan tekanan darah, serta respon inflamasi.

Apendises Kulit Terdiri dari kelenjar keringat ekrin dan apokrin, serta kelenjar minyak.

PERSYARAFAN (INERVASI ) KULIT

Ujung syaraf bebas untuk sensasi dingin, panas, sakit, tekanan, dan gatal. Di sekitar bulbus dan folikel rambut terdapat badan Ruffini untuk sensasi rabaan halus. Di sekitar papila dermis palmar dan plantar banyak terdapat badan Meissner untuk sensasi rabaan atau sentuhan, di bagian lebih dalamnya terdapat badan Paccini untuk sensasi vibrasi atau tekanan. Sensasi vibrasi ini terkait dengan badan glomus yang berhubungan dengan regulasi tekanan darah. Di sekitar sel Merkel terdapat badan Hederiform IVY-shaped untuk sensasi sentuhan.

FISIOLOGI KULIT

a. Kulit melindungi sel-sel tubuh bagian yang lebih dalam terhadap gesekan, mekanik, mikrobiologik, jamur dan parasit, serta kerusakan akibat ultra violet.

b. Mengatur dan memelihara temperatur tubuh.

c. Sebagai alat neuroreseptor dalam monitoring berbagai stimulan lingkungan.

d. Memproses substansi antigenik untuk disajikan ke dalam proses imunologik selanjutnya.

e. Berfungsi kosmetik dan protektif, karena terdapatnya struktur keratinisasi khusus, rambut, dan kuku.

Bintil Kemerahan

Definisi bintil merah adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustule, nodus, kista pada tempat predileksinya, tempat predileksinya yaitu di muka, bahu, dada , pungung, dan lengan bagian atas, okasi kulit lain, misalnya leher, glutea kadang-kadang terkena, dan juga sering di jumpai pada masa remaja dan dewasa muda dan akan menghilang dengan sendirinya sekitar umur 20-30 tahunan.

Faktor yang berkaitan dengan pathogenesis penyakit adalah sebagai berikut :

1. Perubahan pada keratinisasi dalam folikel, yang biasanya longer berubah menjadi padat sehingga sukar melepas dari saluran folikel.

2. Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsur komedogenik dan inflamatogenik.

3. Terbentuknya fraksi asam lemak bebas yang terjadinya proses inflamasi folikel dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting.

4. Peningkatan jumlah flora folikel yang beperan pada proses kemotaktik inflamasi.

5. Peningkatan kadar hormon androgen , anabolik, kotikosteroid, gonadotropin serta ACHT yang mungkin menjadi factor penting pada kegiatan kelenjar sebasea.

6. Terjadinya stress psikik yang dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea baik secara langsung atau melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofisis,

7. Faktor lain : usia, ras, familial, makanan, cuaca, yang secara tidak langsung dapat memacu peningkatan pathogenesis tersebut.

Jenis-jenis akne yaitu :

b. Akne vulgaris dan varietasnya :

1. Akne tropikalis

2. Akne fulminan

3. Pioderma fasiale

4. Akne mekanika dll.

c. Akne venenata akibat kontaktan eksternal dan varietasnya :

1. Akne kosmetika

2. Akne klor

3. Pomade acne

4. Akne akibat kerja

5. Akne deterjen

d. Akne komedonal akibat agen fisik dan varietas nya :

1. Solar comedone

2. Akne radiasi (sinar x, kobal)

Sistem Hormon

Hormon yang mempengaruhi bintil merah ini yaitu hormon androgen, anabolik, kotikosteroid, gonadotropin serta ACHT.

Reseptor Hormon dan aktivasinya, langkah petama kerja suatu hormon adalah pengikatan hormon pada reseptor spesifik ditargetkan, sel yang tidak memiliki resptor untuk hormon tersebut tidak akan berespons.

Reseptor hormon merupakan protein berukuran besar, dan setiap sel yang stimulasi biasanya memiliki sekitar 2000 sampai 100.000 reseptor. Hal ini mementukan jenis hormon yang akan bekerja pada jaringan tertentu, lokasi berbagai jenis reseptor hormone secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Di dalam pemukaan atau pada permukaan membrane sel, reseptor membrane sebagian besar spesifik untuk protein, peptida, dan hormon katekolamin.

2. Di dalam sitoplasma sel, reseptor utama untuk berbagai hormon steroid terutama ditemukan dalam sitoplasma.

3. Di dalam nucleus sel, reseptor untuk hormone tiroid dijumpai di nucleus dan lokasinya diyakini berhubungan erat dengan satu atau lebih kromosom.

Berbagai sel dan hormon di kelenjar Hipofisis Anterior dan fungsi fsiologisnya

SEL

HORMON

BENTUK KIMIA

FUNGSI FISIOLOGIS

Somatotropik

Hormon pertumbuhan (GH)

Rantai tunggal 191 asam amino

Merangsang pertmbuhan tubuh; merangsang sekresi IGF-1; merangsang lipolisis, menghambat kerja insulin pada metabolisme karbohidrat dan lemak.

Kortikotropik

Hormon adrenonokotikotropik (ACTH)

Rantai tunggal 39 asam amino

Merangsang produksi glukokortikoid dan andrenal; mempertahankan ukuran zona fasikulata dan zona retikularis pada korteks.

Tirotropik

Thyroid Stimulatin Hormon

Glikoprotein dua sub unit

Merangsang produksi hormon tiroid oleh sel folikular tiroid; mempertahankan ukuran sel folikular

Gonadrotropik

Follicle stimulating hormone (FSH) Dan LSH

Glikoprotein dua sub unit

Meransang perkembangan folikel ovarium ; mengatur spermatogenesis dalam testis.

Menyebabkan ovulasi dan pembentuk an kropus luteum dalam ovarium ;merangsang produksi progestrogen dan estrogen oleh ovarium, serta hormone testosterone pada testis.

Laktotropik mamotropik IGF , factor pertumbuhan seperti insulin

Prolaktin (PRL)

Rantai tunggal 198 asam amino

Merangsang produksi dan sekresi air susu.

MIKROBIOLOGI KULIT

KOLONISASI

Bakteri yang mengontaminasi kulit dapat hidup dan bermultiplikasi disebut kolonisasi dan kemudian dapat menimbulkan penyakit infeksi. Frekuensi kontaminasi menimbulkan kolonisasi dan kolonisasi menimbulkan penyakit infeksi bergantung pada :

1. Virulensi organisme

2. Besarnya inkulasi

3. Tempat masuk kuman

4. Pertahanan atau imunitas hoespes

PATOGENESIS INFEKSI

Manifestasi permulaan berupa perdarahan atau trombosis disertai infark, kemudian diikuti reaksi seluler akibat inkulasi bakteri ke dalam kulit lalu timbul inflamasi setempat dan supurasi. Hal ini dapat menimbulkan penyebaran sistemik.

PERTAHANAN KULIT

1. Keadaan kulit kering, kulit mempunyai perlindungan yang kering dan secara mekanik terhada kontaminasi organisme dengan jalan deskuamasi.

2. Mekanisme kulit

3. Fenomen interferensi bakteri

4. Bakteri normal di kulit, adanya bakteri tersebut menghasilkan antibiotik yang dapat menghambat mikroorganisme lainnya.

FLORA NORMAL KULIT

Price pada tahun 1938 membedakan flora transien dan flora residen ,

Flora transien, Terdiri dari atas organisme yang sangat beraneka ragam, dapat bersifat patogen atau non patogen. Yang tiba di permukaan kulit dari sekitarnya dan bukan merupakan organisme secara teratur di jumpai di permukaan kulit.

Flora residen, terdiri dari atas sejumlah kecil jenis organisme yang memperbanyak diri dari permukaan kulit, flora residen hampir selalu secara teratur terdapat pada kebanyakan individu normal, berupa oraganisme yang nonpatogen dan tidak mudah hilang.

Contoh Flora residen yang tersering ialah :

1. Micrococcaceae

2. Corynebacterium acnes

3. Aeorobic diphteroids

Famili Micrococcaceae terdiri atas 3 genera:

1. Micrococcea

2. Staphyloccus

3. Sarcina

Contoh flora transien ialah :

1. Organisme aeorobik yang membentuk spora.

2. Sterptoccus

3. Neisseria

4. Basil negatif yang berasal dari daerah intertriginosa

IX. Kesimpulan

Kesimpulan dari kasus di atas adalah Bintil di wajah Cecile bertambah banyak karena dipecah dan dicabut yang merupakan factor mekanik penyebaran bintil (akne). Cara mengatasi nya ialah dengan antibiotic sistemik dan tropical.

REFERENSI

Guyton, Athur C. 2008. Buku fisiologi kedokteran:EGC

Price, Slvya Anderson.2008. Patofisiologi:EGC