meningkatkan peran cerebral digital subtraction angiography
DESCRIPTION
DSATRANSCRIPT
MENINGKATKAN PERAN CEREBRAL DIGITAL SUBTRACTION ANGIOGRAPHY
( C-DSA ) DI KALANGAN NEUROLOGIST
Fritz Sumantri Usman Sr,SpS,FINSNeurologist & Interventional Neurologist
Pendahuluan
Sejarah dan perkembangan subspesialisasi neuro intervensi secara umum dan
pemeriksaan cerebral DSA pada khususnya,(1) tidak terlepas dari upaya dan kerja keras dari
beberapa orang neurologist di daratan Eropa , seperti Egaz Moniz dan Peirre Lasjaunias yang
merupakan pionir pionir dari neuro intervensi.(2)
Laporan pertama tentang visualisasi dari anatomi pembuluh darah otak telah ada sejak
tahun 1934, di mana dilakukan penyuntikan kontras ke pembuluh darah karotis yang kemudian
divisualisasikan oleh seorang Neurologist ( kelak menjadi menteri luar negeri Portugal dan
pemenang nobel untuk bidang kedokteran) yang bernama Egaz Moniz, disertai dengan
perkembangan yang pesat dari teknologi mesin DSA dan Road Map Fluoroscopy yang hingga
saat ini sudah memasuki generasi biplane dan 3 dimensi (2), namun tampaknya para rekan-
rekan neurologist masih belum cukup familiar untuk menggunakan prosedur pemeriksaan C-
DSA guna membantu menegakkan diagnosis atau merencanakan terapi selanjutnya pada saat
mereka memberikan pelayanan kepada pasien-pasien mereka .
Cerebral DSA sendiri merupakan modifikasi dari cerebral angiografi dimana cerebral
angiografi merupakan suatu upaya diagnostik dengan cara menginjeksikan kontras kearah
pembuluh darah otak / yang menuju otak yang akan diperiksa melalui kateter.
C-DSA sebenarnya dapat membantu banyak bagi para neurologist, karena sebenarnya banyak
sekali penyakit dalam bidang neurologi khususnya yang disebabkan oleh kelainan pada
pembuluh darah, misalnya di daerah ekstra maupun intrakranial bila kita dihadapkan pada
keadaan-keadaan trans ischaemic attact (TIA) dan atau stroke iskemik yang berulang,
perdarahan sub-araknoid spontan, aneurisma, arteri vena malformasi, vasospasme intrakranial,
tumor-tumor yang berada di daerah kepala, fistula yang berbentuk dural
arteriovenous maupun carotid cavernous, dan keadaan-keadaan lainnya untuk melihat bentuk
anatomi ataupun kolateral yang ada pada pembuluh darah ekstra maupun intrakranial .(2-3)
Peran C-DSA di bidang Neurology
Mengapa para neurologist membutuhkan C-DSA? Pertanyaan itu tentulah timbul bila kita
membaca judul artikel ini. Dokter akan membutuhkan pemeriksaan C-DSA agar mereka dapat
melihat secara lebih jelas dan rinci mengenai bentuk anatomi dari pembuluh darah ekstra dan
intrakranial beserta anastomosis dan kolateralnya, sehingga dapat mendeteksi ketidaknormalan
yang ada, seperti adanya stenosis, oklusi, aneurisma, vasospasme, AVM, ataupun fistula
sehingga para neurolog bisa merencanakan strategi terapi selanjutnya.
Memang benar bahwa sejak adanya Computerized Tomography (CT) dan Magnetic
Resonance (MR) Angiography, maka kedua pemeriksaan itu menjadi pilihan utama bagi
para neurologist (karena non invasif). Namun keduanya hanya mampu menurunkan (tidak
mengeliminasi) kebutuhan akan DSA, karena DSA tetap memiliki superioritas dan keunggulan
dalam mendeteksi suatu abnormalitas pada pembuluh darah ekstra dan intrakranial, terlebih
untuk pembuluh darah yang berukuran kecil dan letaknya distal .
Manfaat pemeriksaan DSA bagi para neurologist (2-4)
Seperti yang sudah saya ungkapkan di atas, pemeriksaan DSA memiliki arti yang
sangat penting bagi paraneurologist pada saat mereka menghadapi keadaan-keadaan yang
disebabkan oleh kemungkinan gangguan pembuluh darah pada otak maupun medula spinalis.
Beberapa manfaat dari pemeriksaan DSA bagi para neurologist antara lain :
1. Pemeriksaan DSA merupakan pemeriksaan “gold standard” untuk mengetahui adanya
aneurisma yang menyebabkan perdarahan subaraknoid spontan ataupun malformasi
pembuluh darah ekstra dan intrakranial.
2. Pemeriksaan DSA memberikan efektivitas dan keoptimalan dalam hal waktu bila kita
ingin melakukan sekaligus pemeriksaan pada keadaan stroke iskemik (setelah
CT scan kepala) dan sekaligus tindakan terapi trombolisis.
3. Dengan pemeriksaan DSA kita dapat mengetahui hasil yang lebih akurat bila kita
dihadapkan dengan suatu keadaan stenosis ataupun oklusi dibanding dengan pemeriksaan
lainnya.
Menurut pengalaman penulis selama ini, dengan pemeriksaan DSA kita bisa lebih
memastikan berapa persen stenosis yang terjadi? Apakah benar terjadi stenosis atau
hanya hipoplasi? Bagaiman sifat dari plak yang ada? Ulseratif atau non ulseratif ?
Dan bila memang terdapat stenosis walaupun tidak memenuhi kriteria indikasistenting,
namun kita dapat melihat dan memikirkan apakah perlu dilakukan stenting dengan
melihat kompensasi atau pola aliran darah sisi kontralateralnya, apakah cukup adekuat,
sehingga kita bisa memutuskan untuk melakukan stenting atau tidakb? Kemudian bila
kita ingin melakukan stenting maka dari hasil DSA yang kita dapatkan sudah tergambar
jelas rute dari perjalanan mikrokateter dan microguidewire kita kelak, apakah rute
perjalanannya akan “lancar”, atau banyak “kelokan-kelokan” dari pembuluh darah yang
cukup menyulitkan kita bila akan melakukan tindakan stenting?
4. Dengan DSA kita bisa melihat adakah koletaral-kolateral dari cabang-cabang pembuluh
darah distal bila kita ingin melakukan oklusi pada salah satu cabang pembuluh darah
tertentu, agar suplai aliran darah ke daerah yang akan kita oklusi tersebut dapat terjamin.
5. Pada kasus pascatrauma kepala (khususnya sedang dan berat), DSA dapat digunakan
untuk menyingkirkan adanya pseudo-aneurisma yang seringkali timbul pascatrauma
kepala khususnya pada pasien-pasien yang seringkali mengeluh nyeri kepala yang tidak
kunjung hilang (membaik setelah minum obat namun kambuh lagi bila pengaruh obat
habis) hingga beberapa bulan setelah kejadian .
6. DSA dapat menunjukan secara lebih jelas dan terperinci, pembuluh darah mana yang
menjadi “feeder” suatu tumor intrakranial berikut peta perjalanan ke tumor tersebut,
sehingga kita bisa menyusun strategi bila kita ingin melakukan embolisasi guna
membantu sejawat bedah saraf sebelum mereka melakukan reseksi .
Kontraindikasi dan komplikasi DSA (5-6,10-12)
Secara khusus dikatakan, selain pasien alergi terhadap kontras, yang menurut pengalaman
penulis amat sangat jarang ditemukan bila kita menggunakan kontras non ionik, maka tidak
ada kontraindikasi mutlak dari tindakan pemeriksaan DSA.
Sementara angka komplikasi yang timbul amatlah bervariasi, namun dari rangkuman
beberapa jurnal yang terbit pada tahun 2000 – 2010, angka komplikasi keseluruhan berkisar
antara 0,05% - 4,5%; di mana 85%-90% dari angka angka tersebut bersifat reversibel.
Komplikasi yang paling parah (selain kematian) adalah
terjadinya stroke (iskemik/perdarahan), trans iskemik attack, gangguan orientasi, lalu disusul
hematoma, luka pada bidang tindakan yang tidak kunjung sembuh, dan nyeri pada lokasi
bekas tindakan. Demikian pula pada anak-anak, tindakan DSA akan aman untuk dilakukan.
Komplikasi yang terjadi secara detail diklasikikasikan menjadi :
1. Sifat komplikasi :
a. Neurologi :
- Penurunan kesadaran
- Defisit neurologi ( gangguan bicara,penglihatan kabur, gangguan memori )
- Nyeri kepala
- Gangguan keseimbangan
- TIA
- Stroke lengkap
b. Non neurologi :
- Hematoma
- Urtikaria
- Indeksi
- Transient hipotensi
- Transient disritmia
2. Lama terjadinya komplikasi :
a. Transient : durasi komplikasi berlangsung hingga 24 jam
b. Temporer : durasi komplikasi berlangsung antara 24 jam hingga 7 hari
c. Permanen : durasi komplikasi berlangsung hingga lebih dari 7 hari
Author N
Neurology ComplicationNon neurology
complicationtransient reversible permanent
% % % %
1 Guo,Piza,Rubin,Dorsch et al / 2007 203 1.5 0.5 1.5
2Willinsky,Montanera,terBrugge
et al / 20032899 0.7 0.2 0.5
3 Kaufmann,Houston et al / 2007 19826 2.09 0.36 0.14 4.5
4 Heisserman,Dean et al / 1995 1000 0.5 0.1 0.5
5 Leffers, Wagner / 2000 483 1.2 0.7 0.4 14.7
6 Dawkins,Evans et al / 2007 2924 0.34 0.45 0 0.41
7 Thiex,Norbasch et al / 2010 1715 0.05 0 0 0.5
8
Burger,Murphy et al / 2006
( children ) 241 0 0 0 0.05
Tabel 1 . Daftar prevalensi komplikasi cerebral DSA dari berbagai literatur (5-12)
Sementara dari pengalaman penulis , dari 75 kasus yang telah dikerjakan ( Januari 2009 –
November 2010 ) , tercatat beberapa data seperti :
1. Berdasarkan Jenis kelamin :
a. Laki laki : 47 orang ( 63% )
b. Perempuan: 28 orang ( 37% )
2. Berdasarkan jenis kasus :
a. CVD : 73%
b. Non CVD : 27%
3. Berdasarkan hasil DSA yang didapat :
a. Menunjukan hasil positif ada kelainan : 65%
b. Cerebral DSA dalam batas normal : 35%
4. Berdasarkan komplikasi yang timbul :
a. Ada komplikasi : 1% ( transien hemiparese )
b. Tidak ada komplikasi : 99%
Penutup
Tindakan DSA merupakan salah satu tindakan penunjang diagnostik yang kerap kali
dilupakan oleh sejawat neurologist; padahal dengan kemampuan dan akurasi dari tindakan
ini, banyak hal yang dapat diperoleh dan digali guna mengetahui keadaan sebenarnya dari
pasien dan merencanakan strategi tindakan selanjutnya guna penatalaksanaan yang
komprehensif .
Gambar1 . Contoh hasil pemeriksaan cerebral DSA
Daftar Pustaka
1. Liu AY. Update on interventional neuroradiology . The Permanente journals, springs 2006/vol.10 no.1
2. Usman FS . Neuroradiology, kemarin dan hari ini . Neurona 2007 vol 24 (1)3. Usman FS . Interventional neuroradiology dan perannya saat ini . Majalah
Farmacia 2007;vol. 7 (1):884. Stewart P. Introduction to cerebral digital substraction angiography. Available at :
http://www. Southernhealth.org.au/imaging/publications/cerebral_dsa.pdf5. Kaufmann TJ,Huston J,Mandrekar JN et al. Complications of diagnostic cerebral
angiography : evaluation of 19.826 consecutive patients. Radiology 2007;243:812-96. Burger IM et al . Safety of cerebral digital substraction angiography in children.
Complication rate analysis in 241 consecutive diagnostic angiogams. Stroke 2006;37:2535.
7. Guo Y et al . Neurological complication of cerebral angiography performed for hospital inpatient. J HK Coll Radiol 2007;10:9-15
8. Willinsky RA et al . Neurologic Complications of Cerebral Angiography: Prospective Analysis of 2,899 Procedures and Review of the Literature. Radiology 2003; 227:522–528
9. Heiserman JE et al. Neurologic complications of cerebral angiography. AJNR Am J Neuroradiol. 1994 Sep;15(8):1401-7
10. Leffers AM, Wagner A. Neurologic complications of cerebral angiography. A retrospective study of complication rate and patient risk factors. Acta Radiol. 2000 May;41(3):204-10.
11. Dawkins AA et al . Complications of cerebral angiography: a prospective analysis of 2,924 consecutive procedures. Neuroradiology. 2007 Sep;49(9):753-9.
12. Thiex R, Norbash AM, Frerichs KU. The safety of dedicated-team catheter-based diagnostic cerebral angiography in the era of advanced noninvasive imaging. AJNR Am J Neuroradiol. 2010 Feb;31(2):230-4
Koresponden :Email : [email protected] : www.fritzsumantri.blogspot.com