meningkatkan pemahaman konsep penyederhanaan bentuk akar menggunakan alat peraga tabel perkalian...

Upload: fitri

Post on 08-Oct-2015

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

seminar problematika matematika

TRANSCRIPT

  • MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENYEDERHANAAN

    BENTUK AKAR MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TABEL

    PERKALIAN UNTUK KELAS IX SMP

    Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika

    Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung

    e-mail: [email protected]

    ABSTRAK

    Matematika adalah salah satu materi pelajaran yang dianggap sulit oleh

    kebanyakan siswa. Salah satu materi matematika yang dianggap sulit adalah

    penyederhanaan bentuk akar. Penyederhanaan bentuk akar dianggap sulit karena

    kurangnya pemahaman tentang bentuk akar dan penjelasan yang hanya

    menggunakan kata-kata, sehingga sulit untuk dipahami. Pemecahan kesulitan ini

    dapat dipecahkan dengan penggunaan tehnik penjelasan ulang dalam menjelaskan

    operasi bentuk akar dan dalam penerapannya dapat menggunakan alat peraga

    dalam proses pembelajarannya. Alat peraga yang digunakan bisa berupa tabel

    perkalian. Tabel perkalian hanyalah selembar kertas yang berisi perkalian dua

    bilangan sehingga tabel perkalian sangat mudah dalam penggunaannya sehingga

    tidak menambah kesulitan siswa. Selain dari itu tabel perkalian ini bisa

    memudahkan siswa dalam mengingat hasil dua perkalian yang sama atau

    perpangkatan dan perkalian dua sembarang bilangan. Dalam pembahasan ini

    proses penyederhanaan bentuk akar dengan menggunakan tabel perkalian

    bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami proses penyederhanaan

    bentuk akar sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar

    siswa.

    Kata kunci: kesulitan, penyederhanaan bentuk akar, tabel perkalian

    ABSTRACT

    Mathematics is one of the subject matter that is considered difficult by most

    students. One material that is considered difficult mathematics is a simplified

    form of the root. Simplification of the root is considered difficult because of a lack

    of understanding of the root form and explanation only using words, so it is

    difficult to understand. Solving these difficulties can be solved with the use of

    techniques re-explanation in explaining the operation of the root and the

    application can use props in the learning process. Props are used to form the

    multiplication tables. Multiplication table is simply a piece of paper that contains

    the multiplication of two numbers so that the multiplication table is very easy to

    use so it does not add to the difficulties of students. Besides the multiplication

    table can help students remember the multiplication results of two same or any

    powers and multiplication of two numbers. In this discussion of the process of

    simplification of the root by using the multiplication table aims to help students

    understand the process of simplification of the root so as to improve the

    understanding of the concepts and student learning outcomes

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 2

    Keywords: difficulty, simplification of the root, multiplication tables

    PENDAHULUAN

    Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein

    yang artinya mempelajari . Istilah matematika juga erat hubungannya dengan kata

    sansekerta medha atau widya yang artinya ialah kepandaian, ketahuan, atau

    intelegensi.1 Pengertian matematika dapat dikatakan sebuah ilmu yang memepelajari

    tentang perhitungan, pengkajian dan menggunakan nalar atau kemampuan berpikir

    seseorang secara logika dan pikiran yang jernih. Matematika adalah salah satu ilmu

    yang sangat banyak dikaji oleh para peneliti, karena matematika termasuk dalam ilmu

    yang penting. Hal ini terjadi karena ilmu matematika banyak dipelajari dalam berbagai

    ilmu, seperti: ilmu teknik, ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, dan lain-lain.

    Dikarenakan matematika sangat penting dan sangat erat kaitannya dalam

    kehidupan manusia sehari-hari, matematika dijadikan mata pelajaran wajib dalam

    berbagai jenjang pendidikan dari tingkat SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi.

    Bahkan pelajaran ini dijadikan salah satu pelajaran yang dijadikan patokan dalam

    kelulusan siswa dalam Ujian Nasional dan dijadikan bahan Ujian Masuk Perguruan

    Tinggi. Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan manusia memang sudah

    sewajarnya matematika untuk dipelajari dan dikuasai oleh semua manusia. Keberadaan

    matematika memang sudah sangat nyata, tetapi banyak sekali realitas yang terjadi di

    berbagai jenjang pendidikan mata pelajaran matematika kurang diminati oleh para

    siswa, karena para siswa merasa bahwa pelajaran ini sangat sulit dipelajari. Siswa

    merasa kurang bersemangat untuk mendalami mata pelajaran ini. Hal ini menjadikan

    permasalahan dalam mengajarkan matematika kepada siswa.

    Matematika memang dianggap sulit oleh semua jenjang pendidikan salah satunya

    adalah para siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mata pelajaran SMP

    memang adalah materi yang sangat menjadi dasar dalam materi dalam jenjang

    pendidikan selanjutnya. Pada dasarnya kesulitan dalam menguasai materi itu dapat

    dikurangi dengan mengubah suasana belajar yang membuat siswa merasa nyaman saat

    pembelajaran berlangsung juga merupakan triks yang sangat membantu untuk

    bersemangat dalam belajar. Pada kenyataannya memberikan pengalaman belajar secara

    1 Andi Hakim Nasoetion, Landasan Matematika (Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1982), hlm. 12.

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 3

    langsung kepada siswa bukan sesuatu yang mudah karena bukan hanya menyangkut

    segi perencanaaan dan waktu saja yang dapat menjadi kendala, tetapi ada sejunlah

    pengalaman yang mungkin tidak bisa dipelajari secara langsung oleh siswa.2 Materi

    penyederhanan bentuk akar adalah salah satu yang dibahas dalam jenjang SMP dan

    juga salah satu materi yang sukar untuk dipahami oleh beberapa siswa dan merupakan

    salah satu pelajaran yang tidak dapat dipelajari siswa melalui pengalaman saja, dari hal

    ini suatu permasalahan dalam matematika juga bisa diselesaikan dengan metode

    menggunakan media alat peraga.

    Dalam penggunaan alat peraga akan menggunakan metode demontrasi, metode

    demontrasi adalah metode pebelajaraan yang dilakukan dalam bentuk pertunjukkan.

    Pertunjukkan yang dimaksud lebih mengarah pada aktivitas memperlihatkan kepada

    siswaa tentang hal yang dipelajari.metode demontrassi ini sangat bermanfaat dalam

    pembelajaran materi yang bersifat prosedural atau materi yang merupaka petunjuk.3

    Metode demontrasi ini dapat dibantu dengan alat peraga yang nantinya akan membantu

    siswa dalam menguasai materi. Salah satu alat peraga yang dapat dipakai dalam materi

    perpangkatan adalah tabel perkalian terutama tabel perkalian berpangkat. Hal ini

    dikarenakan bentuk akar adalah bentuk penyederhanan perkalian dalam kuadrat.

    Sehingga dalam tulisan ini penulis memilih untuk memberikan judul Meningkatkan

    Pemahaman Konsep Penyederhanaan Bentuk Akar Melalaui Alat Peraga Tabel

    Perkalian Untuk Kelas IX SMP

    KAJIAN TEORI

    A. Definisi Proses Belajar dan Mengajar

    1. Definisi Belajar

    Dalam proses penberian makna belajar dapat didapatkan dari beberapa definisi

    yang sudah ada. Beberapa definisi yang telah ada itu diantaranya adalah sebagai

    berikut:4

    a. Cronbach memberikan definisi : learning is shown by a change in behavior as a

    result of experince.

    2 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Design Sistem Pembelajaran (Jakarta : Kencana,2009), hal. 207.

    3 Imam suyitno, Memahami Tindakan Pembelajaran (Bandung : Refika Aditama,2011), hal. 29.

    4 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada, 2007),

    hal.20.

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 4

    b. Harold Spears memberikan batasan : learning is to observe to read, to imitate, to

    try somethingthemselves, to listen, to follow direction.

    c. Geoch, mengatakan : learning is a change in perfomance as a result of praktice.

    Dari tiga definisi yang ada di atas, maka dapat diambil sebuah kesimpulan

    bahwasanya belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan manusia yang

    dialaminya secara sendiri (verbalistik) dengan beberapa tingkah laku manusia yang

    dapat mempengaruhi perubahan tingkah lakunya seperti: membaca, mengamati,

    mendengarkan, meniru. Selain definisi-defini belajar di atas, pada dasarnya belajar

    dapat didefinisikan secara luas ataupun ecara sempit. Dalam pengertian belajar secara

    luas, belajar dapat diartikan sebagai suatu kegiatan psiko-fisik yang akan menuju

    perkembangan pribadi secara utuh. Sedangkan pengertian belajar secara sempit, belajar

    dapat diartikan sebagai usaha dalam menguasai materi ilmu pengetahuan yang

    erupakan sebagian dari kegiatan yang akan menuju terbentuknya kepribadian yang

    utuh.

    Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya

    bertumpu pada struktur kognitif, yaitu penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip,

    sehongga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi peserta didik. Teori itu

    dapat saja diterima dengan alasan bahwa dari struktur kognitif itu dapat memengaruhi

    perkemangan afeksi ataupun penampilan seseorang. Dari konsep ini perkembangan

    akan melahirkan teori belajar baru yang akan bertumpu pada konsep pembentukan

    super ego, yakni suatu proses belajar melalui suatu peniruan, proses interaksi antara

    pribadi seseoarang dengan pihak lain, misalnya seorang seoarang tokoh (super ego,

    menyangkut dimensi sosial). Yang perlu ditegaskan adalah siapapun yang menjadi figur

    untuk ditiru, bagi si peniru akan mendapatkan pengalaman yang berguna bagi dirinya.

    Semakin banyak orang yang belajar melalui peniruan terhadap tokoh, semakin banyak

    pula pengalaman yang diperoleh pada peserta didik. Hal ini sesuai dengan penegasan

    Brend bahwa struktur kepribadian individu manusia itu terdiri dari tiga komponen yang

    dinamakan: id,ego, dan super ego.5 Id menekankan pemenuhan nafsu, super ego lebih

    bersifat sosial dan moral, sedangkan ego akan menjadi jembatan bagi keduanya,

    terutama kalau berkembang menghadapi lingkungannya, atau dalam aktivitas bekajar.

    Menurut konsep super ego bagaimana cara seseorang belajar itu dapat membina

    moralitas dirinya, yang mungkin melalui interaksi dengan pribadi dengan orang lain.

    5 Ibid, hal. 20.

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 5

    Secara umum, belajar boleh dikatakan sebagai proses berinteraksi antara diri

    manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi,

    fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa peoses

    interkasi itu adalah:6

    1) Proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar.

    2) Dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.

    Proses internalisasi dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera perlu

    addanya follow up-nya yaitu proses sosialisasi. Proses sosialisasi dalam hal ini

    bermaksud mensosialisasikan kepada pihak lain. Dalam proses sosialisasi terdapat

    interaksi dengan pihak lain yang pastinya akan melahirkan suatu pengalaman. Dari

    pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain, akan tetapi akan menyebabkan proses

    perubahan pada diri seseorang. Sudah dikatakan didepan bahwa belajar adalah

    perubahan tingkah laku orang yang sebelumnnya tidak tahu setelah belajar menjadi

    tahu. Pada akhirnya akan menimbulakn perubahan tingkah laku seseorang. Sehingga

    proses belajar dapat dikatakan berhasil jika orang yang telah melalui proses belajar

    dapat menunjukkan tingkah laku yang berbeda dalam arti tingkah laku yang mengarah

    oada hal yang positif.

    2. Definisi Mengajar

    Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondiisi atau

    sistem lingkungan yang mendukung dan mrmungkinkan untuk berlangsungnya proses

    belajar.7 Jika proses belajar dikatakan untuk peserta didik, maka kegiatan mengajar

    adalah tugasa dari seorang pendidik. Proses mengajar adalah suatu proses penyampaian

    informasi atau pengetahuan padapeserta didik.

    Proses belajar mengajar dapat dikatakan baik jika proses tersebut dapat

    membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Adapun hasil pengajaran dikatakan baik,

    apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:8

    1) Hasil itu bertahan lama dan dapat digunkan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam

    hal ini guru senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para

    siswa yang akan menghadapi ujian. Guru harus mempertimbangkan berapa

    6 Ibid, hal. 22.

    7 Ibid, hal. 46.

    8 Ibid, hal. 47.

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 6

    banyak dari yang diajarkan itu akan diingat kelak oleh subjek belajar, setelah

    lewat satu minggu, satu bulan, satu tahun, dan seterusnya.

    2) Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil

    proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakaan bagian dari

    kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mememngaruhi

    pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu

    dihayati dan penuh makna bagi dirinya.

    B. Pengertian Matematika

    Istilah matematika berasal dari kata Yunani mathein atau manthenein

    yang artinya mempelajari . Istilah matematika juga erat hubungannya dengan kata

    sansekerta medha atau widya yang artinya ialah kepandaian, ketahuan, atau

    intelegensi. Dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang

    kesemuanya berkaitan dengan penalaran. 9 Matematika adalah ilmu yang tidak jauh dari

    realitas kehidupan manusia. Proses pembentukan dan pengembangan ilmu matematika

    tersebut sejak jaman purba hingga sekarang tidak pernah berhenti.10

    Matematika

    terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris. Kemudian

    pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan penalaran

    di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika

    supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain

    dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atau notasi

    matematika yang bernilai global (universal). Konsep matematika didapat karena proses

    berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika.

    Matematika dijadikan sebagai salah satu ilmu pendidikan (deduktif) karena

    didalamnya terdapat proses deduktif, karena proses mencari kebenaran (generalisasi)

    dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang

    lain. Metode pencarian kebenaran yang dipakai adalah metode deduktif, tidak didapat

    dengan cara induktif, sedangkan pada ilmu pengetahuan alam terdapat metode induktif

    dan eksperimen. Walaupun dalam matematika mencari kebenaran itu dapat dimulai

    dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan

    harus dapat dibuktikan dengan cara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi dari

    9 Andi Hakim Nasoetion, Landasan Matematika (Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1982), hlm. 12.

    10 Pengetian Ahli, Pengertian Matematika Menurut Ahli dalam

    http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-matematika-menurut-ahli.html, diakses 4 Oktober 2014,

    2:22pm.

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 7

    sifat, teori atau dalil itu dapat diterima kebenarannya sesudah dibuktikan secara

    deduktif.

    C. Media Alat Peraga

    1. Definisi Alat Peraga

    Pengetahuan tentang alat peraga sangat berkaitan dengan kompetensi yang harus

    dimiliki oleh guru yang profesional. Kompetensi tersebut adalah kompetensi profesi,

    kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi dan kompetensi social sesuai dengan

    Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, Permendiknas No. 18 Tahun

    2007.11

    Alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep

    matematika. Adapun yang dimaksud alat adalah alat untuk menghitung, menggambar,

    mengukur, dsb., seperti kalkulator, komputer, mistar, jangka, busur derajat, klinometer.

    Sedangkan yang dimaksud alat pembelajaran yaitu alat bantu yang digunakan untuk

    memperlancar pembelajaran matematika, seperti OHP, komputer, papan tulis, spidol

    atau kapur. Alat peraga yang baik harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya:12

    (1)

    Dapat menjelaskan konsep secara tepat, (2) Menarik, (3) Tahan lama, (4) Multi fungsi

    (dapat dipakai untuk menjelaskan berbagai konsep), (5) Ukurannya sesuai dengan

    ukuran siswa, (6) Murah dan mudah dibuat, dan (7) Mudah digunakan. Alat peraga

    adalah alat yang dapat dipertunjukkan dalam kegiaan belajar mengajar dan berfungsi

    sebagai pembantu untuk memperjelas konsep atau pengertian contoh benda.

    Alat peraga matematika memiliki pengertian sebagai alat atau fasilitas yang

    dipakai atau digunakan untuk membangun pengertian matematika. Alat peraga dapat

    dibuat sendiri oleh guru dalam waktu yang singkat dan murah. Alat peraga memegang

    peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang

    efektif. Setiap proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara

    lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Dalam pembelajaran alat peraga

    diperlukan bagi seorang pengajar dalam menyampaikan pelajaran matematika, karena

    alat peraga merupakan media transfer pengetahuan dari pendidik kepada anak didik.

    Disamping itu alat peraga dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa dalam

    mempelajari matematika. Dengan siswa melihat dan mengalami secara langsung, maka

    11 Zaini, Landasan Pendidikan (Yogyakarta: Mitsaq Pustaka, 2011), Hlm. 99. 12

    Ade Rohayati, Pengertian Alat Peraga dalam http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196005011985032-

    ADE_ROHAYATI/ALAT_PERAGA_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA.pdf diakses 28 desember 2014,

    6.34 PM

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 8

    pembelajaran akan lebih membekas pada diri siswa sehingga hasil belajar yang

    diharapkan dapat tercapai.

    Selain itu alat peraga dapat menciptakan suasana kelas yang tadinya monoton

    menjadi lebih menarik dan menjadikan anak yang tadinya kurang semngat dengan

    adanya materi matematika akan menjadi lebih bersemangat atau timbul keinginan untuk

    mendengarkan, karena terkadang dalam alat peraga digunakan sebagai alat permainan

    yang bersifat edukasi yang didalamnya menyimpan materi pelajaran.

    2. Jenis-Jenis Alat Peraga

    Adapun beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajar

    yaitu:13

    a. Gambar

    Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling

    dikenal dan saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai umur,

    diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak menyita waktu persiapan.

    Gambar juga menjadikan anak lebih bisa berimajinasi.

    b. Peta

    Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-

    negara serta kota-kota yang disebut Al-kitab. Salah satu yang harus

    diperhatikan, penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi anak

    besar atau kelas yang tingkatan tinggi.

    c. Papan

    Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar.

    Papan tulis dapat diterima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif.

    Tidak perlu menjadi seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kalimat

    yang pendek, beberapa gambaran orang yang sederhana sekali, sebuah

    diagram, atau empat persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau

    kejadian.

    d. Box Pasir

    Anak kelas kecil dan kelas tengah sangat menggemari peragaan yang

    menggunakan box pasir. Box pasir dapat diciptakan peta bagi mereka

    13

    Malikha92, Jenis-Jenis Alat Peraga dalam http://malikha92.wordpress.com/ diakses 23 November

    2014, 5.23 PM 2013

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 9

    khususnya bagi kelas tengah karena pada umur tersebut mereka sudah

    mengetahui jarak dari desa ke desa.

    3. Fungsi Alat Peraga

    Sebuah alat peraga memiliki fungsi untuk:14

    a. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah

    b. Mengembangkan kemampuan siswa berfikir dan bertindak kreatif

    c. Meningkatkan rasa ingin tahu dan motivasi belajar siswa

    d. Memperjelasin formasi dalam proses belajar mengajar

    e. Meningkatkan efektivitas penyampaian memperkaya informasi yang

    diberikanguru,

    f. Menjadikan pendidikan lebih produktif karena dapat memberikan pengalaman

    belajar lebih dan membuka cakrawala yang lebih luas

    g. Menambah pengertiann yata tentang suatu pengetahuan

    h. Mendorong interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya

    Fungsi media pendidikan atau alat peraga pendidikan dimaksudkan agar

    komunikasi antara guru dan siswa dalam hal penyampaian pesan, siswa lebih

    memahami dan mengerti tentang konsep abstrak matematika yang diinformasikan

    kepadanya. Siswa yang diajar lebih mudah memahami materi pelajaran jika ditunjang

    dengan alat peraga pendidikan.

    4. Kelebihan dan Kelemahan Alat Peraga

    Dalam sebuah alat peraga pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.15

    Sebuah alat

    perga memiliki kelebihan diantaranya:

    a. Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik

    b. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah

    memahaminya

    c. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah

    bosan

    d. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati,

    melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

    14

    Sisca Rahmadonna, Alat Peraga dalam http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/sisca-

    rahmadonna-spd-mpd/ALAT%20PERAGA.pdf diakses 23 November 20144 .12 PM

    15 Malikha92, Kelebihan dan Kekurangan Alat Peraga dalam http://malikha92.wordpress.com/

    diakses 23 November 5.24 PM

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 10

    Selain memiliki kelebihan sebuah alat peraga juga memiliki beberapa kekurangan,

    diantaranya:

    a. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menunjuk guru

    b. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan alat peraga

    c. Perlu kesediaan berkorban secara materiil

    Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi

    tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan

    situasi belajar mengajar yang efektif. Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata

    alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap. Alat peraga dalam pengajaran lebih

    diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam

    menangkap pengertian yang diberikan guru. Penggunaan alat peraga dalam proses

    pembelajaran harus dioptimalisasi. Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan

    perhatian siswa untuk belajar. Alat peraga dapat menumbuhkan pemikiran yang teratur

    dan berkesinambungan. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan

    cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih

    sempurna.

    PEMBAHASAN

    A. Kesulitan Yang Dialami Siswa Dalam Materi Penyederhanaan Bentuk Akar

    Dalam kurikulum pendidikan dijelaskan bahwa kesulitan belajar merupakan

    terjemahan dari Bahasa Inggris Learning Disability yang berarti tidak kemampuan

    belajar. Learning Disability diterjemahkan kesulitan untuk memberikan kesan

    optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk belajar.16

    Kesulitan adalah sebuah

    kesukaran, kesusahan, atau suatu keadaan yang dirasa sulit yang dialami oleh seseorang.

    Kesulitan memperlihatkan kondisi seseorang yang tengah mengalami hambatan dalam

    mencapai sebuah tujuan. Seperti dalam materi penyederhanaan masih ada beberapa

    anak yang tengah mengalami kesulitan proses penyederhanaan bentuk akar.

    Banyak kasus yang terjadi dalam operasi bentuk akar diantaranya kesulitan-

    kesulitannya adalah:

    Kesulitan 1

    Kesulitan dalam penyederhanaan dan penjumlahan bentuk akar, contohnya:

    Tentukanlah nilai dari 45 + 125

    16

    Nini Subini ,Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak (Yogyakarta:Javalitera, 2011), hal. 15

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 11

    Terkadang siswa berkata soal di atas tidak dapat diselesaikan sebab penjumlahan

    bentuk akar dapat dilakukan apabila bentuk akar yang akan dijumlahkan sama.

    Kesulitan 2

    Kesulitan dalam penyederhanaan bentuk akar, contohnya:

    Tentukanlah bentuk sederhana dari 80

    Biasanya siswa dalam mengerjakan soal seperti di atas diberikan

    perintah Carilah satu bilangan kuadrat yang jika dikalikan dengan satu bilangan maka

    hasilnya 45 maka siswa akan berusaha mencari bilangan tersebut dan akan selesai

    dalam waktu beberapa lama dan menjawab 16 x 5 dan tidak sedikit dari mereka yang

    tidak dapat menemukan bilangan 16 dan 5 tersebut sehingga melalui bimbingan guru

    siswa mengubah 80 menjadi 16 5 sehingga diperoleh 80= 4 5 . Tapi ada juga

    siswa lain menjawab 2 20 karena sebelumnya ia juga telah mendapatkan bilangan

    kuadrat yang dikalikan dengan sebuah bilangan memberikan hasil 80 yakni 4 x 20. Lalu

    timbulah masalah manakah jawaban yang tepat.

    Kesulitan siswa dalam materi penyederhanaan bentuk akar ini banyak ditemui

    pada siswa Sekolah Menegah Pertama (SMP) kelas IX. Materi akar adalah salah satu

    materi yang sering keluar pada Ujian Nasional (UN) pada jenjang SMP. Diantara soal

    tentang penyederhanaan bentuk akar adalah pada soal ujian nasional (UN) tahun 2012-

    2013 dan UN tahun 2012. Pada soal UN tahun 2012-2013 itu ada pada nomor 2 dalam

    paket 1, soalnya sebagai berikut:

    Hasil dari 7 7 14 adalah

    a. 14 2

    b. 14 3

    c. 49 2

    d. 49 3

    Sedangkan pada soal UN tahun 2012 terdapat pada soal nomor 5 pada paket soal

    A35. Soalnya sebagai berikut:

    Hasil dari 8 3 adalah

    a. 2 6

    b. 2 8

    c. 3 6

    d. 4 6

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 12

    Dalam kedua soal tersebut siswa disuruh mencari hasil dari perkalian bentuk akar

    dan hasilnya dalam bentuk penyederhanaan yang paling sederhana. Kebanyakan siswa

    yang menghadapi soal ini adalah bagaimana cara mengalikan angka yang ada dalam

    akar dan bagaimana cara menyederhanakannya setelah berhasil mengalikan kedua

    angka yang ada dalam akar tersebut. Dari kesulitan-kesulitan yang dialami siswa itu

    penulis menyimpulkan bahwasanya proses penyederhanaan bentuk akar adalah salah

    satu permasalahan yang dialami siswa, dan hal tersebut bisa menjadi sebuah masalah

    jika tidak segera diperbaiki karena materi eksponen dan bentuk pangkat akan dibahas

    kembali pada kelas X pada jenjang SMA selain itu soal diatas adalah soal yang ada

    pada soal UN yang tidak menutup kemungkinan soal serupa akan muncul di tahun

    selanjutnya. Selain dari itu kesulitan siswa sekecil apapun yang dialami siswa harus

    segera ditangani oleh seorang guru agar hasil pembelajaran akan mendapatkan hasil

    yang maksimal, karena pada dasarnya proses belajar adalah proses untuk menambah

    pengetahuan seorang peserta didik dan menjadikan peserta didik dapat memaksimalkan

    hasil belajar. Maka dari itu kesulitan itu akan lebih baik untuk segera dipecahkan agar

    dapat mempermudah siswa dalam mengerjakan soal yang serupa dengan soal diatas jika

    terdapat lagi pada soal UN.

    Tapi memang tidak semua kesulitan siswa itu muncul dari siswanya sendiri tetapi

    kesulitan siswa juga dapat tejadi dari materi yang disampaikan terlalu monoton atau

    kurang menarik bagi siswa. Sehingga siswa merasa kurang semangat dan kurang

    tertarik akan materi yang disampaikan dan pada akhirnya siswa sering tidak paham

    akan materi yang disampaikan dan menyebabkan ingatan yang diterima akan materi itu

    akan mudah hilang dari ingatan. Oleh dari itu sebagai seorang yang menginginkan

    siswa-siswa mencapai hasil belajar yang memuaskan yang merupakan tujuan dari

    proses pembelajaran, seorang guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang

    menarik perhatian siswa. Walaupun sebuah kesulitan itu bisa dari faktor internal atau

    faktor eksternal, tetapi setidaknya menciptakan suasana yang menarik dan nyaman,

    dapat membuat mood siswa lebih baik. Alat peraga adalah salah satu alternatif dalam

    menerangkan yang dapat dipilih.

    B. Alat Peraga Dalam Menyederhanaan Bentuk Akar

    Salah satu cara yang dapat menciptakan suasana belajar yang menarik adalah

    menghadirkan alat peraga didalam kelas. Alat peraga adalah alat yang dapat

    dipertunjukkan dalam kegiaan belajar mengajar dan berfungsi sebagai pembantu untuk

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 13

    memperjelas konsep atau pengertian contoh benda. Alat peraga dapat dibuat sendiri

    oleh guru dalam waktu yang singkat dan murah. Walaupun alat peraga bukanlah satu-

    satunya alat yang dapat menciptakan suasana belajar, tetapi didalam alat peraga

    tersimpan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar untuk siswa yang dapat

    dialami oleh siswa sendiri. Salah satu alat peraga yang dapat digunakan dalam materi

    penyederhanaan bentuk akar adalah tabel perkalian. Tabel perkalian dipilih karena pada

    dasarnya bentuk akar itu adalah pengakaran (penarikan akar) suatu bilangan yang

    merupakan inversi dari pemangkatan, sedangkan perpangkatan adalah suatu bilangan

    yang dihasilkan dari perkalian n angka yang sama. Sehingga alat peraga yang dapat

    membantu siswa dalam menyelesaikan penyederhanaan bentuk akar ini adalah

    a. Tabel Perkalian

    b. Tabel faktorisasi prima yang dapat dilihat pada penyelesaian soal

    Gambar 1. Tabel Perkalian

    1) Alat Dan Bahan Yang Digunakan:

    a) Gunting

    b) Spidol

    c) Penggaris

    d) Kertas manila

    2) Cara Pembuatan Alat Peraga

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 14

    a) Gunting kertas manila

    b) Buatlah kolom-kolom dengan menggunakan penggaris pada kertas manila

    c) Isilah kolom-kolom itu dengan mengalikan angka yang vertikal dengan

    angka yang horizontal

    d) Alat peraga siap digunakan

    3) Cara Penggunaan Tabel Perkalian

    Mengalikan angka yang dinginkan

    Misalkan: 9 x 3 = 27

    4) Kelebihan Tabel Perkalian:

    a) Mudah dalam pembuatannya

    b) Mudah dalam penggunaannya

    c) Dapat digunakan secara terus menerus

    d) Memudahkan siswa yang mengalami kesulitan dalam operasi perkalian

    e) Membantu siswa dalam mengalikan dua angka

    f) Selain membantu operasi perkalian juga bisa digunakan dalam operasi

    pembagian

    5) Kekurangan Tabel Perkalian:

    a) Bisa membuat ketergantungan siswa akan operasi perkalian

    b) Menjadikan siswa malas menghafal operasi perkalian

    C. Pemecahan Masalah Dalam Penyederhanaan Bentuk Akar

    Sebuah kesulitan adalah salah satu penghalang siswa untuk menuju tingkatan

    prestasi yang lebih tinggi lagi. Sedikit apapun kesulitan yang dialami siswa seorang

    guru harus bisa secepat mungkin untuk segera mendeteksinya. Sehingga dari hasil

    pendeteksian itu bisa segera mengetahui upaya apa yang diterapkan dalam

    menyelesaikan kesulitan yang dialami siswa-siswanya, meskipun faktor terjadinya

    kesulitan siswa itu bisa berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal.

    Faktor internal adalah fakor kesulitan yang berasal dari dalam diri seorang anak

    itu sendiri.17

    Faktor internal dapat terbagi menjadi dua, yaitu: faktor jasmaniah yang

    dapat terjadi misalnya kemampuan alat indera yang dialami anak memiliki kekurangan

    (mata minus) dan faktor psikologi adalah kemampuan bakat, minat, motivasi, kebiasaan

    17

    Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak (Yogyakarta:Javalitera, 2011), hal. 17

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 15

    belajar, dan konsentrasi, misalnya saja kebiasaan anak yang tidak memiliki kebiasaan

    belajar secara rutin dan kebiasaan anak yang belajar dengan daara dadakan. Sedangkan

    faktor eksternal adalah faktor yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitar

    anak.18

    Faktor keluarga adalah salah satu bentuk dari faktor eksternal.

    Sebuah faktor kesulitan siswa memang harus segera dicari tahu agar pemecahan

    dari kesulitan itu dapat segera diselesaikan. Seperti dalam kesulitan siswa yang dialami

    dalam materi penyederhanaan bentuk akar ini. Disini yang menjadi penyebab adalah

    kurang pahamnya siswa dalam proses perkalian atau sifat operasi pada bentuk akar.

    Sebagai seorang pengajar yang baik hendaknya kita dapat mencarikan solusi dari

    kesulitan siswa. Sepertinya solusi yang utama dalam masalah ini menjelaskan ulang

    tentang apa itu bentuk akar dan apa sifat-sifat operasi bentuk akar dan juga pengajar

    dapat menambahakan alat peraga agar memberikan pengalaman yang nyata dalam

    menyelesaikan sebuah soal, walaupun alat peraga tidak akan selalu membantu siswa

    dalam segala jenis soal dalam penyederhanaan bentuk akar tetapi disini alat peraga

    dapat digunakan sebagai sebuah penanaman konsep agar siswa bisa lebih paham

    tentang materi penyederhanaan bentuk akar.

    Untuk memulai penjelasan ulang dapat dimulai dari definisi bentuk akar.

    Pengakaran (penarikan akar) suatu bilangan merupakan kebalikan dari pemangkatan

    suatu bilangan. Akar dilambangkan dengan notasi . Bentuk akar merupakan

    akar pangkat suatu bilangan yang tidak memenuhi 2 = a, di mana a merupakan

    bilangan real yang positif. Akan tetapi bentuk akar dapat disederhanakan lagi menjadi

    perkalian dua buah akar pangkat bilangan, dengan syarat salah satu akar pangkat

    bilangan tersebut harus memenuhi 2= a, di mana a merupakan bilangan real positif.

    Sedangkan penjelasan tentang operasi bentuk akar bisa dijelaskan dengan pemberian

    contoh pada masing-masing operasi. Diantaranya operasi dalam bentuk akar adalah:19

    Jika a, b, c, dan d bilangan rasional positif, maka berlaku:

    1) Penjumlahan dan pengurangan

    Penjumlahan dan pengurangan pada bentuk akar dapat dilakukan apabila bentuk

    akar pada bilangan-bilangan yang dijumlahkan atau dikurangkan itu sama.dengan

    demikian, jika a, c R dan b 0 , berlaku :

    a b + c d = a + c b

    18

    Ibid, hal.17 19

    Eatien Yazid, Rumus-Rumus Esensial Matematika SMA/MA, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2012), Hal

    2

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 16

    a b c d = a c b

    2) Perkalian dan pembagian

    Perhatikan kembali pengertian akar pangkat dua sebuah bilangan, yaitu =

    2 = , untuk a, b 0 . Bsrdasarkan definisi di atas berlaku sifat berikut :

    a a = a2 = a

    a b = a b

    a b c b = a c b

    a b = a b

    Dari operasi bentuk akar diatas kita dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang

    telah ditulis diatas, misalkan pada kesulitan ke-2 yang menyuruh untuk

    menyederhanakan bentuk akar.

    Tentukanlah bentuk sederhana dari 80

    1. Kita melihat pada tabel perkalian, angka berapa saja yang hasil kalinya bernilai

    80

    Dari tabel diatas perkalian dua angka yang menghasilkan nilai 80 adalah

    4 x 20, 5 x 16, 8 x 10, 10 x 8, 16 x 5, 20 x 4. Dalam pembahasan ini

    menggunakan sifat komutatif sehingga 4 x 20 = 20 x 4, 5 x 16 = 16 x 5, dan 8 x 10 = 10

    x 8. Dari ketiga bentuk perkalian diatas kita menghasilkan angka yang didalamnya

    terdapat perkalian perpangkatan yaitu 4 dan 16. Dan dapat dilihat pada tabel

    bahwasanya 16 adalah hasil perpangkatan dari 4, sehingga kita memilih perkalian dari

    16 x 5, dai dapat dituliskan bahwa:

    Bentuk sederhana dari 80 = 16 5

    = 16 5

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 17

    = 4 5

    2. Selain dengan tabel perkalian ada juga yang dapat membantu siswa dalam

    penyederhanaan bentuk akar adalah tabel faktorisai prima. Buatlah faktorisasi

    prima dari bilangan 80 dengan menggunakan tabel

    80

    2 40

    2 20

    2 10

    2 5

    5 1

    a. Urailah bilangan 80 menjadi perkalian faktorisasi primanya sehingga

    diperoleh 80 = 2 x 2 x 2 x 2 x 5

    b. 80 boleh dituliskan 2 2 2 2 5 atau 22 22 5

    c. Sifat perkalian bentuk akar adalah = sehingga

    bentuk 22 22 5 dapat dituliskan 22 22 5

    d. Sifat akar berikutnya adalah 2 = sehingga bentuk 22 22 5

    dapat dituliskan 2 x 2 x 5 = 4 5

    Jadi bentuk sederhana dari 80 adalah 4 5

    Dari cara yang telah kita ketahui ini kita dapat menyelesaikan soal-soal yang

    ada pada soal UN yang ada di atas, tetapi jika untuk memecahkan kesulitan siswa pada

    kesulitan 1 kita harus menyederhanakan bentuk-bentuk akar itu dengan akar yang

    sejenis, karena penjumlahan bentuk akar hanya dapat dilakukan jika akar-akarnya

    sejenis atau sama.

    D. Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Siswa

    Proses belajar mengajar memiliki tujuan untuk memaksimalkan hasil belajar

    siswa agar siswa dapat memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal. Belajar dengan

    suasana yang lebih menarik adalah salah satu triks yang dapat memantu untuk

    menghilangkan rasa penat pada siswa setelah melaksankan pembelajaran sejak pagi.

    Membuat suasana belajar yang menarik dapat dilakukannya dengan metode pengajaran

    yang berbeda-beda, penggunaan alat peraga salah satunya. Setelah penggunaan alat

    peraga ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa karena dalam proses

    pengajaran ini guru melibatkan langsung siswa dalam proses penyelesaian soal-soalnya.

    Sehingga banyak kemungkinan siswa merasa bersemangat dan rasa percaya dirinya

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 18

    meningkat sehingga ingin terus mencoba menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh

    guru, sehingga dari latihan yang dialakukab untuk mencoba menyelesaikan soal

    mempengaruhi dan meningkatkan hasil belajar.

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam materi

    penyederhanaan bentuk akar, ada beberapa kesulitan yang dialami oleh siswa.

    Kesulitan itu diantaranya adalah siswa kurang menguasai operasi-operasi bentuk akar

    sehingga dari kesulitan itu mengakibatkan siswa merasa kesulitan dalam proses

    menyederhanakan bentuk akar. Hal ini disebabkan karena penyederhanaan melibatkan

    proses operasi bentuk akar. Namun kesulitan-kesulitan itu dapat diselesaikan atau dapat

    diminimalisir dengan penjelasan ulang tentang operasi bentuk akar dan memilih metode

    pengajaran melalui media alat peraga agar memberikan pengalaman belajar pada siswa

    secara langsung. Dari alat peraga itu dapat membantu siswa dalam menyederhanakan

    bentuk akar. Alat peraga yang dipilih adalah tabel perkalian dan tabel faktorisasi prima.

    Kedua alat peraga itu dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang

    berkaitan dengan menyederhanaan bentuk akar sehingga tujuan pembelajaran dapat

    dicapai. Karena pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar

    siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terjadi karena setelah penggunaan alat

    peraga siswa tertarik untuk mencoba menyelesaikan soal. Sehingga dari latihan-latihan

    yang dilakukan dapat memudahkan siswa apabila menemukan soal yang serupa.

    B. SARAN

    Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan adalah

    sebagai berikut:

    1. Bagi Guru

    Bagi guru yang ingin menerapkan proses pembelajaran dengan

    menggunakan media alat peraga, sebaiknya membuat alat peraga semenarik

    dan sebagus mungkin, serta menyiapkan diri agar pada saat pendemontrasian

    alat peraga tidak merasa bingung. Pilihlah alat peraga yang tidak ribet dalam

    pengguanaannya agar siswa sepat paham saat waktu pendemontrasian.

    2. Bagi Siswa

  • Fitri Fatmasari

    Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung Page 19

    Bagi siswa diharapkan untuk memperhatikan pada saat guru mengajar.

    Agar pada saat diberikan soal atau tugas dapat menyelesaikan dengan baik,

    serta jangan lupa untuk terus mencoba soal-soal yang ada agar dapat

    memudahkan penyelesaian soal pada waktu menemukan soal yang serupa.

    DAFTAR PUSTAKA

    Nasoetion, Andi Hakim. (1982). Landasan Matematika. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

    Sanjaya, Wina. (2009). Perencanaan dan Design Sistem Pembelajaran . Jakarta : Kencana.

    Suyitno, Imam. (2011). Memahami Tindakan Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama.

    M, Sardiman A. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rajagrafindo

    Persada.

    Ahli, Pengertian. (2013) http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-matematika-

    menurut-ahli.html. Pengertian Matematika Menurut Ahli. diakses 4 Oktober 2014

    2:22 PM.

    Zaini. (2011). Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Mitsaq Pustaka.

    Rohayati, Ade. (2012) Pengertian Alat Peraga dalam

    http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1960050119850

    32-ADE_ROHAYATI/ALAT_PERAGA_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA.pdf

    Malikha92. (2013) Jenis-Jenis Alat Peraga . http://malikha92.wordpress.com/

    Rahmadonna, Sisca. (2012) Alat Peraga. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-

    lain/sisca-rahmadonna-spd-mpd/ALAT%20PERAGA.pdf

    Subini, Nini. (2011) Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak. Yogyakarta: Javalitera.

    Yazid, Eatien. (2012) Rumus-Rumus Esensial Matematika SMA/MA. Yogyakarta: Penerbit

    Andi.