meningkatkan identitas nasional dan citra bangsa melalui ekonomi kreatif

20
MENINGKATKAN IDENTITAS NASIONAL DAN CITRA BANGSA MELALUI EKONOMI KREATIF Oleh: Asrul Sidiq Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung Sebagai sebuah ikatan kebangsaan, entitas bangsa Indonesia muncul pada awal abad ke-20 ketika Budi Utomo dibentuk serta mencapai puncaknya ketika proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945. Hal ini muncul sebagai bentuk perlawanan terhadapa penjajahan yang dialami saat itu. Sejak proklamasi, semua penduduk dengan beragam etnis dan budaya yang ada di bekas wilayah Hindia Belanda itu bersatu kemudian menyebut dirinya Bangsa Indonesia. Pasca reformasi, di Indonesia muncul sejumlah eforia negatif yang membahayakan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat berupa ancaman disintegrasi fisik (seperti yang terjadi di Aceh dan Papua) serta disintegrasi laten (kenakalan remaja, narkoba, seks bebas dan lain sebagainya). Generasi muda semakin bergeser dari akar budayanya. Rasa kebangsaan sebagai

Upload: asrul-sidiq

Post on 08-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Identitas Bangsa. Ekonomi Kreatif

TRANSCRIPT

MENINGKATKAN IDENTITAS NASIONAL DAN CITRA BANGSAMELALUI EKONOMI KREATIFOleh: Asrul SidiqMahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan KotaInstitut Teknologi Bandung

Sebagai sebuah ikatan kebangsaan, entitas bangsa Indonesia muncul pada awal abad ke-20 ketika Budi Utomo dibentuk serta mencapai puncaknya ketika proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945. Hal ini muncul sebagai bentuk perlawanan terhadapa penjajahan yang dialami saat itu. Sejak proklamasi, semua penduduk dengan beragam etnis dan budaya yang ada di bekas wilayah Hindia Belanda itu bersatu kemudian menyebut dirinya Bangsa Indonesia. Pasca reformasi, di Indonesia muncul sejumlah eforia negatif yang membahayakan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat berupa ancaman disintegrasi fisik (seperti yang terjadi di Aceh dan Papua) serta disintegrasi laten (kenakalan remaja, narkoba, seks bebas dan lain sebagainya). Generasi muda semakin bergeser dari akar budayanya. Rasa kebangsaan sebagai bangsa Indonesia mulai terkikis terutama di kalangan anak muda. Nasionalisme bukanlah sesuatu yang given dan statis, melainkan sesuatu yang harus dibentuk dan dinamis, untuk itu diperlukan sebuah pemersatu baru. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kembali identitas dan citra bangsa melalui peningkatan wawasan nusantara yang bersumebr pada hasil penggalian nilai-nilai budaya bangsa dengan berbasis inovasi dan kreativitas. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Pajang Nasional Tahun 2005 2025, dijelaskan bahwa untuk memperkuat lagi kebangsaan dan daya saing Indonesia, pembangunan nasional dalam jangka panjang diarahkan untuk (a) mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; (b) memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di dalam negeri; (c) meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan; dan (d) membangun infrastruktur yang maju; serta (e) melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara. Dari kelima arahan pembangunan nasional untuk jangka panjang tersebut, maka ekonomi kreatif menjadi salah satu turunan program yang dapat dilaksanakan dalam mewujudkan pembangunan nasional.Persaingan global menyebabkan terjadinya pergeseran sistem ekonomi dari berbasis teknologi menjadi berbasis inovasi dan kreativitas. Peranan inovasi dan kreatifitas sebagai salah satu mesin penggerak perekonomian menjadi semakin penting. Peradaban tersebut kita kenal dengan nama ekonomi kreatif. Keunggulan bersaing dan penentu pertumbuhan bukan lagi semata-mata hanya berbasiskan pada pengetahuan, tetapi kreativitas. Seiring dengan pandangan futuris Alvin Toffler dalam Future Shock (1970), peradaban manusia terdiri dari tiga gelombang: era pertanian, era industri, dan era informasi, maka gelombang berikutnya adalah ekonomi kreatif. John Hawkins dalam The Creative Economy (2001) menemukan kehadiran gelombang ekonomi kreatif setelah menyadari untuk pertama kalinya pada tahun 1996, bahwa karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai nilai penjualan ekspor sebesar 60,18 Miliar Dolar AS yang jauh melampaui ekspor sektor lainnya seperti otomotif, pertanian, dan pesawat. Howkins berargumentasi, bahwa ekonomi baru seputar industri kreatif sudah muncul, yang dikendalikan oleh hukum kekayaan intelektual seperti paten, hak cipta, merek, royalti, dan desain. Masukan utama ekonomi kreatif adalah gagasan yang diolah menjadi produk atau jasa yang bernilai ekonomi. Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa di era kreatif bukan lagi ditentukan oleh bahan bakunya atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi pada pemanfaatan kreativitas dan inovasi. Menurut Howkins, ekonomi kreatif bukan saja bersumber dari kreativitas seni dan budaya, tetapi juga sains dan teknologi. Secara umum dapat dikatakan bahwa ekonomi kreatif adalah sistem kegiatan manusia yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik, estetika, intelektual, dan emosional bagi para pelanggan di pasar. Pengertian di atas jelas menunjukkan adanya sisi penawaran dan permintaan terhadap produk dan jasa kreatif.Pentingnya era kreatif telah dikumandangkan oleh Presiden SBY saat memberikan kata sambutan pada pembukaan Pekan Produk Budaya Indonesia yang berlangsung tanggal 11-15 Juli 2007 di Jakarta. Ekonomi kreatif menurut presiden adalah kelanjutan dari ekonomi gelombang ketiga dengan orientasi pada kreativitas, budaya, serta warisan budaya dan lingkungan. Ekonomi yang bersumber dari lingkungan itulah yang menjadi tujuan kita dari ekonomi baru. Industri kreatif merupakan bagian dari ekonomi kreatif. Departemen Perdagangan Indonesia mendefinisikan industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Departemen perdagangan juga mengidentifikasikan 14 kategori industri yang termasuk dalam ekonomi kreatif: periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fesyen, video film dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radio, dan riset dan pengembangan. Ekonomi keatif umumnya melahirkan inovasi-inovasi yang layak dipatenkan. Orang-orang yang bekerja di dunia penelitian, sains dan teknologi, arsitek, desainer produk/mebel, desainer grafis, pemusik, dan seniman adalah bagian dari keluarga besar ekonomi kreatif. Jadi pengertian kreatif mengandung irisan yang dibentuk dari unsur seni, budaya, dan intelektual. EKONOMI KREATIF DI INDONESIAEra ekonomi berbasis inovasi dan kreativitas menawarkan potensi besar bagi Indonesia. Berdasarkan data diversitas pasar dan diversitas produk negara-negara di dunia yang dikeluarkan PBB pada tahun 2008. Indonesia memiliki modal yang sangat besar untuk dapat bersaing di era ini, yaitu diversitas pasar yang tinggi, namun memiliki kelemahan dalam diversitas produk. Dari data ini jelas terlihat bahwa diperlukan perlindungan sumber daya kreatif yang ada di bumi Indonesia dan mendorong proses inovasi guna meningkatkan diversitas produk.Dalam Studi Industri Kreatif Indonesia 2007 oleh Departemen Perdagangan menyebutkan ke-14 industri kreatif Indonesia menyumbang rata-rata 104,638 triliun rupiah pada 2002-2006 untuk PDB, lebih besar daripada kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi, bangunan, serta listrik, gas, dan air bersih. Pada periode sama, menyerap 5,4 juta tenaga kerja dengan produktivitas 19,5 juta rupiah per pekerja per tahun dibandingkan dengan produktivitas nasional yang rata-rata 18 juta rupiah.Dalam hal ini ekonomi kreatif dapat memberikan banyak manfaat bagi bangsa ini, baik secara langsung ataupun tidak. Ekonomi kreatif ini sangatlah penting bagi Indonesia karena diyakini akan memberikan dampak positif bagi tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dampak positif yang dapat dihasilkan dengan terbentuknya ekonomi kreatif di antaranya adalah: (a) Menciptakan nilai tambah suatu produk barang atau jasa; (b) Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kemakmuran, dan efek pengganda ke sektor lain; (c) Meningkatkan komunikasi melalui pertukaran ide dan wawasan; dan (d) Meningkatkan identitas nasional dan citra bangsa.

EKONOMI KREATIF YANG BERBASIS PADA KEKAYAAN BUDAYA BANGSADengan mulai bergesernya perekonomian dunia ke era inovasi dan kreativitas mengakibatkan ekonomi global terus bergerak mencari sumber-sumber inovasi baru. Indonesia memiliki sumber daya kreatif yang begitu besar, yakni warisan alam dan budaya yang bila dikembangkan secara profesional akan sangat berpotensi dalam meningkatkan daya saing bangsa. Berbagai kekayaan budaya bangsa, yang pada awalnya dianggap tidak bernilai ekonomi tinggi, menjadi sangat berharga. Hal inilah yang melatarbelakangi maraknya upaya akuisisi kekayaan budaya Indonesia oleh pihak asing. Salah satu bentuk eksploitasi ini adalah diklaimnya beberapa kebudayaan Indonesia oleh negara Malaysia beberapa waktu yang lalu. Indonesia mulai terlihat asing di negaranya sendiri, dimana budaya-budaya yang ada mulai terkikis terutama di generasi muda, bahkan budaya kita dipergunakan oleh bangsa lain dan diklaim sebagai budayanya.Indonesia perlu terus mengembangkan industri kreatif. Selain karena memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, industri kreatif menciptakan iklim bisnis yang positif dan membangun citra serta identitas bangsa. Di sisi lain, industri kreatif yang berbasis pada kekayaan seni budaya yang beragam merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa serta memberikan dampak sosial yang positif. Keragaman budaya itu sendiri sebagai bahan baku industri kreatif, munculnya aneka ragam kerajinan dan berbagai produk khas Indonesia memunculkan juga talenta-talenta yang sangat potensial dari mayarakat Indonesia di bidang industri kreatif. Demografi jumlah penduduk Indonesia yang lebih banyak pada umur muda merupakan keunggulan tersendiri. Selain karena usia muda relatif lebih potensial sebagai pelaku di dunia kreatif, anak muda juga merupakan pasar yang sangat potensial bagi industri yang berbasis inovasi dan kreativitas.Era industri kreatif saat ini juga dihadapi dengan isu global warming sebagai dampak dari era industrialisasi. Pembangunan ekonomi kreatif yang berbasis pada kearifan budaya lokal tentunya cenderung lebih ramah terhadap lingkungan dibandingkan dengan industri lainnya. Oleh karena itu, hal ini menjadi potensi besar dalam pengembangan ekonomi kreeatif yang berbasis pada budaya yang ramah lingkungan. Ekonomi yang sekaligus melestarikan lingkungan dan ekonomi yang bersumber dari lingkungan itulah yang menjadi salah satu tujuan dari ekonomi kreatif ini nantinya.Tanpa disadari, sebenarnya sejak dahulu bangsa Indonesia telah melaksanakan apa yang sekarang kita kenal sebaga inovasi dan kreativitas ini. Hal ini dapat dilihat dari beberapa bukti, diantaranya landmark yang lebih dari city branding seperti Borobudur. Desain produk seperti alat musik angklung dan gamelan. Tari Kecak yang merupakan seni pertunjukan kolosal yang telah mampu mengadaptasi trend saat itu, Mahabrata dari India. Desain grafis seperti yang terdapat di gua-gua dan candi-candi. Ramuan makanan dan jamu tradisional. Sumber-sumber daya yang khas Indonesia seperti itu merupakan keunikan dari bangsa Indonesia. Intensifikasi sumber daya-sumber daya yang khas ini ke dalam produk-produk fiskal seperti desain, kerajinan, dan fesyen dengan inovasi dan kreativitas tentunya akan memberikan identitas nasional yang dibutuhkan dalam persaingan di pasar global. Mari kita kembangkan lagi budaya-budaya kita dengan menjadikannya sebagai sumber inovasi dalam ekonomi dalam pembangunan bangsa ini ke depan. Sudah saatnya kita kembangkan ekonomi kreatif yang berbasis warisan budaya, agar dapat menjadi daya saing dalam ekonomi baru di negara kita. Mari kita kemas semuanya secara baik sehinga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sehingga nantinya dapat menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia yang mampu memberi kontribusi besar pada kehidupan rakyat seperti diukur dari sumbangannya terhadap PDB (Produk Domestik Bruto), penciptaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, dan pemberdayaan UKM. PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DI INDONESIA Pertanyaan mendasar bagi bangsa Indonesia adalah bagaimana mengembangkan, membina, melanggengkan, dan mewujudkan ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan identitas,citra, dan daya saing bangsa. Terdapat tiga pemegang kepentingan yang perlu terlibat dalam menjawab tantangan tersebut. Pertama, pemerintah berperan sebagai regulator, fasilitator dan katalisator. Kedua, perusahaan beperan untuk menyelaraskan tanggungjawa perusahaan dalam meningkatkan daya saing dengan kesejahteraan bersama. Terakhir adalah peran masyarakat sebagai sumber inspirasi yang memiliki warisan budaya, kearifan lokal, dan sekaligus bertindak sebagai pengguna produk kreatif (Togar M. Simatupang, 2008). Dalam buku rencana pengembangan ekonomi kreatif 2025 yang dikeluarkan Departemen Perdagangan, ketiga aktor utama ini dikenal dengan nama triple helix. Hubungan yang erat, saling menunjang dan bersimbiosis mutualisme antar ke-3 aktor tersebut dalam keseluruhan model industri kreatif akan menghasilkan industri kreatif yang berdiri kokoh dan berkesinambungan.Pada saat ini, perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia masih menghadapi banyak masalah. Salah satu masalah kita adalah ketidakhadiran infrastruktur dunia kreatif. Semua kelompok dalam industri kreatif tercerai berai bergerak sendiri-sendiri. Tidak ada visi bersama untuk arah jangka panjang yang jelas. Di luar negeri pun, Indonesia tidak punya reputasi yang kuat untuk produk-produknya. Hal ini diperparah dengan situasi pemerintah yang belum melihat desain dan ekonomi kreatif sebagai prioritas. Sangat khas Indonesia itu penuh dengan bakat (talent) kelas dunia, tetapi tidak memiliki jejaring (network) dan kewirausahaan yang inovatif (entrepreneurship). Penguatan jejaring adalah pekerjaan rumah terbesar kita saat ini.Saat ini sangat perlu dilakukan pengembangan komunitas dan klaster kreatif. Komunitas kreatif ini dapat berupa komunitas pengrajin, komunitas programmer, komunitas seniman, komunitas film dan musik, dan lain-lain. Dimana talenta dan bakat kreatif ini dapat teraglomerasi dan dikembangkan di sini. Komunitas-komunitas kreatif ini berperan dalam membentuk jaringan kreatif dimana terjadi pertukaran kreatif antar sesamanya dan sering kali mampu melampaui batas-batas negara dan melewati rantai suplai perdagangan konvensional. Kemampuan melompati rantai suplai perdagangan konvensional ini membuat mereka tidak tergantung oleh standar biaya dan harga yang ada. Hal lain yang perlu dibangun adalah budaya kreatif. Pikiran kreatif hanya dapat dibangun melalui penanaman pikiran kritis, yaitu pikiran yang selalu kritis terhadap apa yang telah ada, untuk menemukan sesuatu yang baru. Selain itu kita juga perlu membangun budaya produktif, yaitu hasrat untuk meneliti, merancang, menciptakan, membuat, dan memproduksi sesuatu, bukan sekedar menggunakan, menimpor, dan mengkonsumsi apa-apa yang telah disediakan. Budaya konsumtif yang saat ini telah sangat merasuk di tubuh anak bangsa ini sebaiknya ditransformasikan ke dalam budaya produktif. Untuk itu diperlukan perubahan fundamental pada sistem pendidikan ke arah yang lebih mendorong kreativitas, perubahan struktur ekonomi dan industri yang menghargai nilai inovasi, dan perubahan struktur kepemerintahan yang mendorong ke arah cara berpikir yang kreatif (Yasraf Amir Piliang, 2008).

KESIMPULANIndonesia memiliki sumber daya kreatif yang begitu besar, yakni warisan alam dan budaya yang bila dikembangkan secara profesional akan sangat sangat berpotensi dalam meningkatkan daya saing bangsa. Dalam perkembangan ekonomi kreatif ini, nantinya diharapkan dapat tercipta ekonomi kreatif yang menekakan pada aspek pemunculan sumber keunggulan lokal, kreativitas dengan basis budaya setempat. Hal ini tentunya akan meningkatkan pembangunan ekonomi lokal. Sehingga nantinya dapat menjadi salah satu sumber pendapatan bagi pembangunan daerah yang berkelanjutan jika dibangun dengan basis budaya yang kuat. Pandangan yang dibawa ekonomi kreatif harus didasarkan pada upaya pencapaian pengembangn masyarakat yang seimbang, yakni keseimbangan untuk mencapai pendapatan tinggi dan kualitas hidup yang lebih baik. Penganguran dan kemiskinan dapat diminimalisasi bahkan dihapuskan bila setiap orang menkonsentrasikan eneginya dalam membangun budaya kreatif, untuk menghasilkan inovasi-inovasi yang diperlukan dalam mencapai kesejahteraan bangsa di negeri yang kaya sumber daya alam ini.Dengan mengembangkan ekonomi kreatif berbasis warisan budaya diharapkan dapat meningkatkan kembali rasa kebanggan sebagai bangsa Indonesia. Kita akan lebih menghargai budaya kita dan berusaha untuk mengembangkan kekayaan budaya kita agar lebih dapat bernilai tinggi. Keragaman budaya dan etnik selama ini cenderung menjadi penyebab terjadinya permasalahan integrasi bangsa. Sekarang sudah saatnya kita merubahnya menjadi pemersatu kita dengan nilai tambah ekonomi yang dapat tercipta dari keragaman budaya tersebut. Sebagai bangsa dengan beragam budaya seharusnya dapat menjadi kebanggaan kita dengan memanfaatkannya dengan inovasi dan kreativitas. Cita-cita bersama sebagai satu bangsa bersatu melawan penjajah dulu harus dapat kita kembalikan dengan memanfaatkan keragaman budaya tersebut. Keragaman jangan dijadikan sebagai suatu penghambat melainkan suatu pendorong untuk semakin meningkatkan nasionalisme kita dalam membangun bangsa ini.Diperlukan langkah-langkah terobosan dalam pengembangan ekonomi kreatif terutama yang berbasis budaya. Dibutuhkan penciptaan pasar berbasis budaya di dalam negeri yang berskala internasional. Para generasi muda merupakan salah satu aktor kunci, sehinga perlu ditumbuhkan semanagat inovasi dan kreativiats di dunia pendidikan agar generasi muda mampu melahirkan gagasan baru berdasarkan warisan budaya yang telah ada. Sosialisasi dan promosi tentang kekuatan Indonesia di bidang industri kreatif agar diperhitungkan di peta kompetensi dunia. Dengan perkembangan ekonomi kreatif ini akan membuat produk-produk dari Indonesia dapat bersaing di dunia dalam era globalisasi saat ini. Sehingga dengan penguasaan pasar yang bagus dalam bidang ekonomi kreatif secara global tentunya akan memberikan pendapatan devisa. Untuk mencapai kondisi tesebut, ekonomi kreatif masih perlu mendapat dorongan yang lebih besar. Salah satu isu yang harus dipikirkan adalah akses infrastruktur ekonomi kreatif yang lebih kuat. Tugas kita sebagai generasi yang hidup di awal milenium ini adalah menyiapkan infrastruktur ekonomi kreatif secara matang. Sekaranglah saatnya bagi bangsa Indonesia untuk mulai bersiap mengejar manfaat yang dapat didapat dari ekonomi kreatif. Mari kita mulai bergerak dari sekarang untuk menjadikan ekonomi kreatif yang berbasis keakayan budaya dan human capital sebagai penyelamat masa depan bangsa Indonesia.

Referensi:1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-20252. Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015 (Departemen Perdagangan RI)3. Studi Industri Kreatif Indonesia 2007 (Departemen Perdagangan RI)4. Yasraf Amir Piliang, Transformasi Budaya Sains dan Teknologi: Kendala dan Peluang Masa Depan, Majalah Business Review, MBA-ITB, Vol.3, no.1 20085. M. Ridwan Kamil, Merebut Masa Depan dengan Ekonomi Kreatif, MBA-ITB Majalah Business Review, MBA-ITB, Vol.3, no.1 20086. Togar M. Simatupang, Peluang dan Tantangan Ekonomi Kreatif, Majalah Business Review, MBA-ITB, Vol.3, no.1 20087. Rolan Mauludy Dahlan, Preserving Traditional Culture Untraditionally: jalan Menuju Kebangkitan Budaya Indonesia, Diskusi Kebangkitan Budaya KM-ITB, Bandung 20098. Asnita Frida Sebayang, Ekonomi Kreatif: Solusi Pada Masa Krisis, Opini Kompas Jawa Barat 2 April 20099. Amak Muhammad Yaqoub, Memilih Strategi Inovasi Organisasi, Majalah Business Review, MBA-ITB, Vol.3, no.1.200810. Andrie Trisaksono (Indonesia Design Power), Melacak kembali Ekonomi Kreatif Ala Indonesia, Departemen Perdagangan RI

DATA DIRI

Nama: Asrul SidiqTelepon : 085260360369Tempat/Tanggal Lahir : Banda Aceh/6 November 1988Alamat Sekarang : Jl. Siliwangi Dalam III 16/155B RT 08/RW 01 BandungAlamat Rumah: Jl.Utama Lr. KRH No. 7 Rukoh Darussalam Banda AcehE-mail : [email protected] [email protected] [email protected] Jenis kelamin : laki-laki

PENDIDIKAN FORMAL

Tingkat PendidikanNama SekolahTempatFakultas/JurusanTahun

Sekolah DasarSDN 82Banda Aceh-1994 2000

Sekolah Lanjutan Tingkat PertamaSLTP 8Banda Aceh-2000 2003

Sekolah Menengah UmumSMU Modal BangsaAceh Besar-2003 2006

Perguruan TinggiITBBandungSAPPK/PWK2006 sekarang