meningitis.docx
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
1. DEFINISI
Meningitis adalah radang umum pada arakhnoid dan piameter, disebabkan oleh bakteri, virus,
riketsia, atau protozoa,yang dapat terjadi secara akut dan kronis.
Meningitis adalah radang pada meningen (membrane yang mengelilingi otak dan medula
spinalis) dan di sebabkan oleh virus atau jamur. Meningitis selanjutnya di klasifikasikan sebagai sepsis,
asepsis dan tuberkulosa. Meningitis asepsis mengacu pada salah satu meningitis virus atau menyebabkan
iritasi meningen yang di sebabkan oleh abses otak ,ensefalitis, limfoma , leukemia, atau darah di ruang
subarakhnoid. Meningitis sepsis menunjukkan meningitis yang disebabkan oleh organisme bakteri
seperti meingokokus, staphillococcus, atau basilus influenza.meningitis tuberkulosa di sebabka oleh
basilus tuberkel. Infeksi meningeal umumnya di hubungkan oloeh satu atau dua jalan; melalui salah satu
aliran darah sebagai konsekuensi dari infeksi infeksi bagian lain , seperti selulitis, atau penekanan
langsung seperti di dapat setelah cedera traumatic tulang wajah. Dalam jumlah kecil pada beberapa
kasus meupakan iatrogenic atau hasil sekunder prosedur infasif (seperti fungsi lumbal ) atau alat alat
infasif (seperti alat alat pematau TIK).
MENIGITIS BAKTERIAL
Sampai saat ini bentuk paling signifikan dari meningitis adalah tipe bacterial. Bakteri paling
sering di jumpai pada meningitis bakteri akut yaiti neiserrira meningitides (meningitis meningokokkus),
streptococcus pneumoniae (pada dewasa),dan haemophilus influenzae (pada anak anak dan dewasa
muda). Dari ketiga organisme ini jumlah sekitar 75% dari kasus kasus meningitis bakteri.
Bentuk penularannya melalui kontak langsung, yang mencakup droplet dan secret dari hidung
dan tenggorik yang mambawa kuman (paling sering) atau infeksi dari orang lain. Pada hasilnya , banyak
yang tidak di kembangkan menjadi infeksi tetapi menjadi carrier . insiden tertinggi pada meningitis di
sebabkan oleh bakteri gram negative, yang terjadi pada lansia sama seperti pada seseorang yang
menjalani bedah saraf atau seseorang yang mengalami gangguan respon imun .
2. PATOFISIOLOGI
Meningitis bakteri di mulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti septicemia yang menyebar
ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.faktor factor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas
bagian atas otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain prosedur bedah saraf,
trauma kepala dan pengaruh imunologis.saluran vena yang melalui nasofaring posterior telinga bagian
tengah,dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena meningen , semuanya ini penghubung
yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksiradang di dalam meningen dan
di bawah daerah korteks, yang dapat menyebabkan thrombus dan penurunan aliran darah dan
menyebabkan resksi radang di dalam meningen dan di bawah daerah korteks, yang dapat menyebabkan
thrombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme
akibat eksudat meningen , vaskulitas dan hipoperfusi.eksudat purulen dapat menyebar sampai ke dasar
otak dan medulla spialis. Radang juga menyebar ke dinding membrane ventrikel serebral. Meningitis
bakteri di hubungkan dengan perubahan fisiologis intra cranial, yang terdiri dari peningkatan
permeabilitas darah , daerah pertahanan otak , edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis infeksi
terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan di hubungkan dengan meluasnya
hemoragi sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang di sebabkan
oleh meningokokkus.
3. ETIOLOGI
a. Meningitis selosa adalah radang selaput otak arakhnoid dan piameter yang di sertai cairan otak
yang di sertai cairan otak yang jernih . penyebab terserng adalah mycobacterium tuberkulosa .
penyebab lain seperti lues, virus toxoplasma gondhii, ricketsia.
b. Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan parameter yang meliputi otak dan
medulla spinalis.penyebabnya antara lain: diplococcus pneumoniae(pneumokok) neisseria
neningitidis (meningokok) streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus,haemophilus
influenzae, echerichia coli, klebsiella pneumoniae, pseudomonas aeruginosa.
4. MANIFESTASI KLINIS
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala.rasa nyeri ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot – otot
ekstensor tenkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus. Yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun. tanda kernig dan
brudzinsky positif
Gejala meningitis di akibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK
Sakit kepala dan demam adalah gejala awal yang sering. Sakit kepala di hubungkan
dengan meningitis yang selalu berat dan sebagai akibat iritasi meningen. Demam umumnya ada
dan tetap tinggi selama perjalanan penyakit.
Perubahan pada tinkat kesadaran dihubunkan dengan meningitis bakteri. Disorientasi
dan gangguan memori biasanya merupakan awal adanya penyakit individu terhadap proses
fisiologik. Manifestasi prilaku juga umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjadi
letargik, tidak response, dan koma.
Iritasi meningen negakibatkan sejumlah tanda yang mudah di kenali yang umumnya
terlihat pada semua tipe meningitis.
Rigiditas nukal (kaku leher)adalah tanda awal. Adanya upaya untuk fleksi kepala
mengalami kesukaran karena adanya spasme otot otot leher .fleksi paksaan menyebabkan nyeri
berat.
Tanda kerning positif : ketika pasien di baringkan dengan paha dalam keadaan fleksi
kea rah abdomen , kaki tidak dapat di ekstensikn sempurna.
Tanda brudzinski: bila leher difleksikan, maka di hasilkan fleksi lutut dan pinggul; bila
di lakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi, maka gerakan yang sama
terlihat pada sisi ekstremitas yang berlawanan.
Demikian pula alas an yang tidak di ketahui, pasien iini mengeluh mengalami fotofobia
atau sensitive yang berlebihan terhadap cahaya.
Kejang dan peningkatan TIK juga berhubungan dengan meningitis. Kejang terjadi
terjadi sekunder akibat area vocal kortikal yang peka. Tanda tanda peningkatan TIK sekunder
akibat eksudat purulen dan edema serebral terdiri dari perubahan karakteristik tanda tanda
vital(melebarnya tekanan pulse dan bradikardia),pernafasan tidak teratur, sakit kepal muntah,
dan penrunan tingkat kesadaran.
Adanya ruam merupakan salah satu ciri yang menyolok pada meningitis meningokokal
(Neisseria meningitis). Sekitar dari semua pasien dengan tipe meningitis mengembangkan lesi-
lesi pada kulit diantaranya ruam petekie dengan lesi purpura asmpai ekimosis pada daerah yang
luas.
Infeksi fulminating terjadi pada sekitar 10% dengan meningitis meningiokokkus,
dengan tanda tanda septicemia; demam tinggi yang tiba tiba muncul, lesi purpura ynag
menyebar(sekitar wajah dan ekstremitas), syok dan tanda tanda koagulopati intravaskuler
diseminata (KID).kematian mungkin terjadi dalam beberapa jam setelah serangan infeksi.
Organisme penyebab infeksi selalu dapat di identifikasi melalui biakan kuman ada
cairan serebrosinal dan darah.counter immuno electrooesis (CIE) digunakan secara luas untuk
mendeteksi antigen bakteri ada cairan tubuh,umumnya cairan serebrosnal dan urine.
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksaan yang berhasil tergantung pada pemberian anti biotik yang melewati darah
barrier otak ke dalam ruang subarakhnoid dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan
perkembangbiakan nakteri. Cairan serebrospinal (CSS) dan darah perlu di kultur, dan terapi
antimikroba di lakukan segera . Dapat digunakan penisilin, ampisilin, atau khloramphenikol atau
satu jenis dari sepalosforins. Antibi edema serebral. otic lain di gunakan jika di ketahui
streinbakteri resisten. Pasien di pertahankan pada dosis besar antibiotic yang tepat perintravena.
Dehidrasi atau shock diobati dengan pemberian tambahan volume cairan. Kejang dapat
terjadi pada awal penyakit, di control dengan menggunakan diazepam atau fenitoin.diuretik
osmotik (seperti manitol) dapat digunakan untuk mengobati edema serebral.
Meningitis Tuborkulosis Generalisata
Manifestasi Klinis
Penyakit ini di mulai akut, subakut, atau kronis dengan gejala demam, mudah
kesal,marah–marah, obstipasi muntah–muntah.
Dapat di temukan tanda–perangsangan meningen seperti kaku kuduk. Pada pemeriksaan
terdapat kaku kuduk dan tanda- tanda perangsangan meningen lainnya. Suhu badan naik turun,
kadang kadang suhu malah merendah. Nadi sangat labil, yangseinrg di jumpai nadi yang lambat
selian itu terdapat hipertwnsi yang umum. Abdomen tampak mencengkung. Gangguan saraf otak
yang terjadi disebabkan tekanan eksundat pada saraf saraf ini. Yang sering terkena nervus III dan
IV. Terjadi apasia motoris atau sensoris, kejang vokal, monoparesis, hamiparesis, gangguan
sensibilitas. Tanda – tanda khas penyakit ini adalah: apatis, refleks pupil yang lambat dan refleks
– refleks tendo yang lemah.
Pemeriksaan penunjang
1. pemeriksaan darah:
dilakukan peeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endapa
darah(LED), kadar glukosa kuasa, kadar ureum, elektrolit.
Pada meningitis serosa di dapatkan juga peningkatan leukosit saja. Disamping itu pada
meningitis seosa didapatkan juga peningktan LED
2. cairan otak: periksa lenkap termasuk pemeriksaan mikrobiologis.
Pada meningitis serosa di eroleh hasil emeriksaan cairan serebrospinal yang jernih meskipun
mengandung sel dan jumlah protein ynagmeninggi
3. pemeriksaan radiologist
foto dada
foto kepala, bila mungkin CT scan
MENINGITIS PURULENTA
MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda penting adalah demsm tinggi, nyeri kepala, kaku kuduk, kesadaran
menurun.
Pemeriksaan penunjang
1) pemeriksaan darah:
dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endapan darah
(LED),kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit, kultur.
Pada meningitis purulenta di dapatkan peningktan leukosit dengan pergeseran kekiri pada hitung
jenis
2) Cairan serebrospinalis : lengkap dan kultur
Pada meningitis purulenta, di peroleh hasil pemeriksan cairan serebrospinal yang keruh karenaq
mengandung pus, nanah yang merupakan campuran leukosit yang hidup dan mati, jaringan yang
mati dan bakteri.
3) Pemeriksaan radiologis
Foto kepala : periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi.
Foto dada
MENINGITIS DALAM KONDISI LAIN
Meningitis pada AIDS.meningitis asepsis, kriptococcus, dan tuberkulosa di laporkan ada
pada pasien dengan AIDS.bentuk meningitis asepsis akut dankronik dapat terjadi pad AIDS,
keduanya di sertai dengan sakit kepela, tetapi tanda tanda iritasi meningen umumnya terjadi pad
bentuk akut. Meningitis asepsis dengan AIDS di sertai dengan kelumpuhan saraf
cranial.Meningits diperkirakan berhubungan dengan infeksi langsung pada sistem saraf pusat
oleh HIV, keadaan ini terpisah dari CSS.
Meningitis kriptokokkus merupakan infeksi jamur paling banyak pada sisitem saraf pusat
pasien dengan AIDS. Pasien dapat mengalami sakit kepala, mual, muntah, kejang, konfusi,
akibat respopns radang yang jelas terjadi pada pasien dengan kerja sama imun, yang lainnya
mengembangkan ciriciri yan tidak khas.
Pengobatan meningitis kriptokokkus di lakukan dengan pemberian amfoterisin B, yang
di gunakan dengan atau tanpa 5-flusitosin. Mempertahankan terapi dengan amfoterisin adalah
untuk mencegah ulanngan.
Meningitis ada penyakit iyeme adalah proses inflamasi multi-sistem yang di sebabkan
oleh sirokheta borrelia burgdorferi yang di tularkan kutu. Keadaan abnormalneurologis di
hubungkan dengan penyakit yang terlihat pada tingkat lanjut(tingkat 2 dan 3).salah satu
karakteristik pada tingkat 2 adalah ruam atau dari 1 sampai 6 bulan setelah menghilang. Keadaan
abnormal neurologik di hubungkan dengan tingkat penyakt iyme ini mencakup meningitis
asepsis. Meningitis limfositik kronik ensefalitis.pasien pasien ini juga mengalami radang saraf
saraf cranial mencakup paralisis bell dan neuropati perifer lain. Tingkaat 3(bentuk kronik) di
mulai bertahuntahun seteklah infeksi kutu dan karakteristik yang muncul berupa arthritis, lesi
kulit, dan keadaan abnormal neurolologist berat.
Banyak pasien dengan penyakit iyme tingkat2 dan 3 diobati dengan antibiotic intravena,
biasanya penisilin,. Gejala-gejal meningitis dan sistemik akan muncul dan meningkat dalam
beberapa hari, walaupun gejala lain sepert I sakit kepala dan nyeri radikular muncul pada
beberapa minggu.
Asuhan keperawatan
Penkajian
Pengkajian keperawatan yang dapat di lakukan antara lain
a. AKTIVITASISTIRAHAT
GEJALA :perasaan tidak enak (MALAISE).
Keterbatasan yang di timbulkan oleh kondisinya
TANDA :Ataksia, masalahberjalan , kelumuhan, gerakan involunter.
Kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang gerak.hipotonia.
b. SIRKULASI
GEJALA :adanya riwayat kardiopatologi, seerti endokarditis, beberapa penyakit jantung congenital, abses
otak
TANDA : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat(berhubungan dengan
peningkatan TIK dan pengaruh ada pusat Vasomotor). Takikardia, distritmia (pada fase akut),
seperti distritmia sinus(pada meningitis).
c. ELIMINASI
TANDA :adanya inkontinensia dan/atau retensi
d. MAKANANCAIRAN
GEJALA :kehilangan nafsu makan. Kesulitan menelan(pada periode akut).
TANDA :anoreksia, muntah,. Turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.
e. HYGIENE
TANDA :ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri (pada periode akut)
f. NYERI/KENYAMANAN
GEJALA : sakit kepala(berdenyut dengan hebat frontal) mungkin akan di perburuk oleh ketegangan; leher/
punggung kaku; nyeri pad gerakan ocular fotsensitivitas,sakit; tenggorok nyeri.
TANDA :tampak terus terjaga distraksi/ gelisah. Mengis mengaduh/mengeluh.
g. PERNAPASAN
GEJALA :Adanya riwayat infeksi sinus atau abses paruh(abses otak)
TANDA :Penugkatan kerja pernasan(episode awal).perubahan mental(latergi sampai
koma) dan gelisah.
DIAGNOSA KEERAAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL
Nyeri berhubungan dengan agen pencedera biologis adanya proses infeksi/
inflamasi.toksin dalam sirkulasi
Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian/perubahan dalam status
kesehatan(keterlibatan otak)
Kurang engetahuan mengenai penyebab infeksi dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kesalahan interpretasi informasi dan keterbatasan kognitif
INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL
EVALUASI
Melaorkan nyeri hilang atau terkontrol.
Menunjukkakan otur rileks dan mamu tidur/istirahat dengan tepat.
Mengakui dan mendiskusikan rasa takut.
Mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.
Tamak rileks dan melaporkan ansietas berkurang samai ada tingkat dapat di atasi.
Mengungkakan pemahaman tentang kondisi/proses penyakit dan pengobatan.
Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan alasan tindakan