menilai tingkat kesehatan keuangan usp primkopti …
TRANSCRIPT
i
MENILAI TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN USP
PRIMKOPTI HANDAYANI SALATIGA
Oleh :
ADITYA DWIKI NUGRAHA
NIM : 232011040
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52-60
(0298)321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia
Salatiga 50711 – Indonesia Fax. (0298) 321433
PERYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Aditya Dwiki Nugraha
Nim : 232011040 Program Studi : AKUNTANSI Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,
Judul : Menilai Tingkat Kesehatan Keuangan USP
Primkopti Handayani Salatiga Pembimbing : Roos Kities Andadari, SE, MBA, Ph.D
Tanggal diuji : 30 Januari 2015
Adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang
lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau
simbol yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan
pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru
tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 30 Januari 2015
Yang memberi pernyataan,
ADITYA DWIKI NUGRAHA
iii
MENILAI TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN USP
PRIMKOPTI HANDAYANI SALATIGA
Oleh :
ADITYA DWIKI NUGRAHA
NIM : 232011040
KERTAS KERJA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGDI : AKUNTANSI
Disetujui oleh:
Roos Kities Andadari, SE, MBA, Ph.D
Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
iv
MOTTO
“Tidak berkesudahan kasih setia Tuhan, tidak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu
baru setiap pagi, besar kesetiaan-Mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu
aku berharap kepada-Nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya.”
( Ratapan 3 : 22-25 )
“orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang
dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”
( Mazmur 126 : 6 )
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan syukur, kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah turut membantu
dan senantiasa turut memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama masa
perkuliahan di Universitas Kristen Satya Wacana.
Oleh karena itu dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan perlindungan dan berkat yang selalu
tercurah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini
tepat pada waktunya.
Bapak Hari Sunarto, SE, MBA. PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana, memberikan motivasi serta dukungan untuk
menyelesaikan kertas kerja ini.
Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, memberi saran maupun
kritik selama menempuh studi dalam bentuk perkuliahan.
Primkopti “Handayani” Salatiga yang telah bersedia mempersilahkan penulis melakukan
penelitian, memberikan data yang dibutuhkan, sehingga dapat bermanfaat bagi
primkopti khususnya Unit Simpan Pinjam serta bagi penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA, Ph.D selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan masukan, bimbingan dan saran-
saran maupun kritik yang bermanfaat bagi penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Ibu Yeterina Widi Nugrahanti, SE, M.Acc selaku wali studi yang membimbing, mendidik
dan memberi saran maupun kritik selama menempuh studi.
vi
Ayahku Ariston Wahyono, Ibuku Triyani, Kakakku Daning Aristyani, Wrindriawan
Agtri Yogyantara dan Adikku Elvina Kristi Yogyantara yang selalu
mendukung, memotivasi dan memberi restu.
Emirita Wulan Pradeta yang tidak pernah lelah memberiku semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Bayu Rizqi Bachtiar, Dionysius Ananta, Arin Puspitaningrum, Mega Sekar Larasati dan
semua teman-teman FEB angkatan 2011, teman senasib seperjuangan. Terima
kasih untuk kebersamaannya, dan dukungannya selama ini.
Seluruh staf pengajar FEB-UKSW yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada
penulis selama menempuh studi.
Seluruh staf TU FEB-UKSW yang telah membantu penulis dalam pengurusan persyaratan
administrasi skripsi.
Semua teman-temanku dan pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu, yang telah ikut mendukung penulis dalam menyelesaikan kertas kerja
ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan, baik dukungan, motivasi, maupun bantuan kepada penulis. Tuhan selalu
melindungi, menyertai, dan memberkati kita sekalian
Salatiga, 30 Januari 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................................... i
Keaslian Karya Tulis ................................................................................................................. ii
Halaman Persetujuan................................................................................................................. iii
Motto ........................................................................................................................................ iv
Ucapan Terimakasih ................................................................................................................. v
Daftar isi ................................................................................................................................... vii
Daftar Tabel.................................................................................................................... ............ ix
Daftar Lampiran. ....................................................................................................................... x
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
TINJAUAN LITERATUR
Tingkat Kesehatan KSP ............................................................................................... 3
Penilaian Tingkat Kesehatan KSP Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi
dan UKM Nomor 14/PER/M.KUKM/XI/2009 ............................................................ 4
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data ................................................................................................. 8
Teknik Analisis................................................................................................. ............. 9
ANALISIS
Profil USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga ....................................................... 13
viii
Analisis Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor
14/PER/M.KUKM/XI/2009........................................................................................... 14
Penilaian Kesehatan USP PRIMKOPTI HANDAYANI SALATIGA Tahun 2009-
2013 ............................................................................ .................................................. 35
PENUTUP
Kesimpulan .................................................................................................................. 40
Catatan Atas Kesimpulan ............................................................................................. 40
Saran ............................................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 42
LAMPIRAN .. ……………………………………………………………………… 44
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009………………............................................................10
Tabel 2 Predikat Penilaian Tingkat Kesehatan KSP .............................................. 12
Tabel 3 Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Asset .............................................. 14
Tabel 4 Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Berisiko ................................... 15
Tabel 5 Rasio Kecukupan Modal Sendiri .............................................................. 16
Tabel 6 Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota Terhadap Volume Pinjaman ...... 18
Tabel 7 Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Yang Diberikan ...
................................................................................................................................ 19
Tabel 8 Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasala ........................... 20
Tabel 9 Rasio Pinjama Yang Berisiko Terhadap Pinjama Yang Diberikan .......... 21
Tabel 10 Rasio Manajemen ………………………………………………………22
Tabel 11 Rasio Beban Operasional Anggota Terhadap Partisipasi Bruto ............. 24
Tabel 12 Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Aset ………………………………25
Tabel 13 Rasio efisiensi pelayanan ………………………………………………26
Tabel 14 Rasio kas . ………………………………………………………………27
Tabel 15 Rasio Pinjaman Yang Diberikan Terhadap Dana Yang Diterima ...... …28
Tabel 16 Rasio rentabilitas asset …………………………………………………29
Tabel 17 Rasio Rentabilitas Modal Sendiri………………………………………30
Tabel 18 Rasio Kemandirian Opersional Pelayanan .. ……………………………31
Tabel 19 Rasio Partisipasi Bruto ............................................................................ 32
Tabel 20 Rasio Promosi Ekonomi Anggota ........................................................... 33
Tabel 21 Penilaian Kesehatan USP Primkopti Tahun 2009-2013 ......................... 35
Tabel 22 Penilaian Kesehatan USP PRIMKOPTI Menurut Laporan
Pertanggungjawaban Pengawas Tahun 2009-2013 ................................................ 38
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penilaian Faktor Manajemen USP PRIMKOPTI
HANDAYANI Salatiga Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan
UKM Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009..................................... 44
Lampiran 2 : Standar Bobot Penilaian Rasio Berdasarkan Keputusan Menteri
Koperasi dan UKM Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009 ............... 55
Lampiran 3 : Bagan Struktur Organisasi USP PRIMKOPTI HANDAYANI
Ssalatiga .......................................................................................... 62
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Koperasi yang bergerak disektor jasa keuangan mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam menunjang perekonomian masyarakat. Menurut pasal 3
Undang-undang No. 25 Tahun 1992 koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Koperasi
simpan pinjam berupaya mensejahterakan anggota, melalui penghimpunan dana
dan pinjaman.
Tingkat kesehatan koperasi merupakan kepentingan semua pihak yang
terkait dengan anggota sebagai pemilik modal ataupun pengguna jasa. Dalam upaya
untuk meningkatkan kepercayaan dan memudahkan pembinaannya maka koperasi
itu perlu dinilai tentang kesehatannya oleh dinas koperasi. Penilaian dilakukan
dengan melihat kepada aspek-aspek tertentu.
Jika dilihat dari tingkat kesehatan koperasi, banyak yang ditetapkan SEHAT
oleh dinas koperasi, tetapi ada beberapa koperasi diantaranya mengalami bangkrut.
Tahun 2013, 9.000 koperasi yang ada di Provinsi Jawa Barat dinyatakan gulung
tikar. Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jawa Barat, Wan
Ibrahim, mengatakan, banyaknya koperasi yang gulung tikar disebabkan kesulitan
memperoleh akses modal perbankan. Jumlah itu setara dengan 40% dari 23.800
unit usaha perkoperasian yang ada di wilayah Jawa Barat. Wan Ibrahim
menjelaskan, penyebab bangkrutnya koperasi adalah sulitnya meminjam modal dari
pihak perbankan. Usaha koperasi sejauh ini dipandang sebagai wadah usaha kelas
menengah ke bawah yang belum profesional dalam mengelola usahanya.
Pada kasus yang terjadi pada Primkopti Handayani Salatiga yang
menyediakan bahan utama kedelai bagi para perajin tahu tempe mengalami mati
suri, karena dalam usahanya banyak anggota yang keluar dari keanggotaan. Hal ini
2
disebabkan harga kedelai di pasaran naik setelah subsidi kedelai dihapuskan
pemerintah, para perajin tahu tempe merasa berat untuk melangsungkan usahanya
dan pada akhirnya para perajin tahu tempe beralih usaha. Kondisi ini membuat
primkopti berusaha menjaring anggota dengan tujuan para anggota menyertakan
modal mereka dengan cara memberikan dukungan modal usaha dalam bentuk
pinjaman, pada kenyataannya calon anggota koperasi tidak mengembalikan
kewajibannya secara tepat waktu bahkan tidak dapat melunasi sama sekali. Kondisi
ini yang mengakibatkan koperasi khususnya USP tidak dapat mengembangkan
usahanya, USP bertahan dengan menggunakan modal pemilik dan anggota yang
masih bertahan.
Penilaian kesehatan koperasi digunakan untuk, mengetahui seberapa sehat
koperasi dalam melaksanakan usahanya. Agar penilaian tersebut didapatkan hasil
yang valid, serta dapat bermanfaat bagi pengambil keputusan untuk bisa
melanjutkan usahanya, agar lebih maju dan berkembang serta tujuan dari koperasi
tersebut bisa tercapai dengan baik (Tempo. 2013). Alasan ini yang mendorong
penulis tertarik untuk meneliti bagaimana penilaian kesehatan USP oleh dinas
koperasi. Dalam penelitian ini, ingin mengetahui bagaimana penilaian tingkat
kesehatan dengan menganalisis kasus Unit Simpan Pinjam PRIMKOPTI
“HANDAYANI” Salatiga, Tahun 2009-2013 berdasarkan Peraturan Mnteri Negara
Koperasi dan UKM No. 14/Per/M.KUKM/2009.
Persoalan Penelitian.
Berdasar uraian diatas, persoalan penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kesehatan keuangan Unit Simpan Pinjam
PRIMKOPTI Handayani Salatiga berdasarkan Keputusan Menteri
Koperasi dan UKM Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009?
2. Bagaimana tingkat kesehatan keuangan Unit Simpan Pinjam
PRIMKOPTI Handayani Salatiga dibandingkan dengan hasil laporan
dari pengawas Koperasi PRIMKOPTI Handayani Salatiga?
3
TINJAUAN LITERATUR
Tingkat Kesehatan Keuangan KSP/USP
Pentingnya analisis kesehatan keuangan perusahaan yang mencakup analisis
rasio keuangan akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen dan
prospeknya di masa mendatang. Analisis ini merupakan kepentingan semua pihak
terkait, baik pemilik, pengelola, masyarakat sebagai pengguna jasa. Analisis rasio
ini dapat digunakan untuk mengketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki
oleh seorang business enterprise. Maksud dari penilaian kesehatan keuangan ini
untuk menjadi standar manajemen apakah pengelolaan telah dilaksanakan sesuai
dengan asas-asas dan ketentuan yang berlaku dan menetapkan arah pembinaan dan
pengembangan secara individual maupun untuk industri secara keseluruhan.
Unit simpan pinjam merupakan jenis usaha yang banyak dijalankan oleh
koperasi. selain menguntungkan, kegiatan ini dinilai sangat membantu anggotanya
dalam hal keuangan serta menggalakan semangat untuk menabung bagi
anggotanya. Kepala dinas koperasi Wonosobo juga mengatakan, penilaian
kesehatan KSP/USP Koperasi ini memiliki banyak manfaat. Koperasi yang tingkat
kesehatannya sehat dapat memberikan rasa aman kepada anggota serta memberikan
kepercayaan kepada pihak perbankan untuk memberikan pinjaman tetapi koperasi
yang bisa dinilai sehat adalah koperasi yang aktif. Penilaian kesehatan koperasi
bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan tingkat kepercayaan intern dan ekstern,
mengetahui posisi prestasi kinerja KSP/USP Koperasi, melindungi aset serta
mengetahui tingkat kepatuhan pada peraturan yang berlaku. Secara formal penilaian
kesehatan KSP/USP Koperasi dilaksanakan oleh pejabat, tetapi secara intern
pengelola KSP/USP Koperasi harus dapat melaksanakan penilaian kesehatan
terhadap usahanya setiap saat dan membuat rumusan langkah-langkah perbaikan,
untuk memperbaiki aspek yang lemah dengan segera tanpa menunggu kehadiran
pejabat penilai (Suara Media Nasional. 2012).
Menurut Peraturan Menteri Negara (2009:30), kesehatan keuangan koperasi
adalah, kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang
4
sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Pedoman penilaian kesehatan koperasi
bertujuan untuk memberikan pedoman kepada pejabat penilai, gerakan koperasi dan
masyarakat agar koperasi dapat melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
koperasi secara professional, sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya kepada anggota dan masyarakat di sekitarnya.
Pentingnya penilaian kesehatan KSP/USP adalah:
1. Terwujudnya pengelolaan KSP/USP yang sehat dan mantap sesuai
dengan jatidiri koperasi.
2. Terwujudnya pengelolaan KSP/USP yang efektif, efisien dan
professional.
3. Terciptanya pelayanan prima kepada anggota, calon anggota, koperasi
lain dan atau anggotannya.
Penilaian Tingkat Kesehatan KSP Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM nomor: 14/PER/M.KUKM/XII/2009
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor.
14/PER/M.KUKM/XII/2009 tentang “Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Nomor 20/PER/M.KUKM/XI/2008 Tentang
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Usaha Simpan
Pinjam Koperasi”. Sehubungan dengan hal ini maka perlu diatur tentang
pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan Koperasi dan Unit Usaha Simpan Pinjam.
Aspek-aspek kesehatan KSP adalah sebagai berikut:
1. Permodalan
Permodalan adalah penilaian yang didasarkan pada kualitas aktiva yang
dimiliki oleh koperasi. Modal Koperasi Simpan Pinjam berupa modal tetap dan
modal tidak tetap. Modal tetap dimaksudkan adalah meliputi modal yang
5
disetorkan pada awal berdiri, modal tambah dari koperasi yang bersangkutan,
dan cadangan yang disisihkan dari keuntungan koperasi.
2. Kualitas Aktiva Produktif
Kualitas aktiva produktif adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan
penghasilan bagi koperasi. Aktiva produktif sering juga disebut dengan earning
assets atau aktiva yang menghasilkan, karena penempatan tersebut adalah untuk
mencapai tingkat penghasilan. Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah
jumlah aktiva produktif yang kolekbilitiasnya tidak lancar.
3. Manajemen
Manajemen adalah penilaian yang didasarkan pada manajemen umum,
penerapan sistem manajemen risiko untuk aspek permodalan, aspek aktiva,
aspek likuiditas dan aspek lainnya serta kepatuhan yang dimiliki oleh koperasi
yang bersangkutan. Fungsi perusahaan berikut juga diterapkan dalam koperasi
termasuk untuk koperasi simpan pinjam lainnya:
a. Menyusun rencana kerja jangka pendek dan jangka panjang termasuk
menentukan sasaran usaha yang akan dicapai pada masa yang akan
dating.
b. Menyusun struktur organisasi yang efektif dan efisien. Mengawasi
kegiatan bisnis, secara ringkas ketiga fungsi manajemen diatas disebut
kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
4. Efisiensi
Efisiensi adalah suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya
sumber atau biaya untuk mencapai hasil dari kegiatannya yang dijalankan.
Efisiensi koperasi adalah suatu teori yang membahas tentang suatu hasil yang
sesuai dengan kemauan dan harapan yang akan membuahkan hasil maksimal
bagi koperasi.
5. Likuiditas
Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban fiansialnya yang segera harus dipenuhi.
6
Dalam hal ini adalah kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek. Oleh karena itu pemeliharaan likuiditas harus menjadi perhatian yang
besar bagi pengelola KSP untuk menjaga tingkat kepercayaannya kepada
anggota. Dengan kata lain, menurut definisi ini, suatu koperasi dikatakan likuid
apabila dapat memenuhi kewajiban daripada penyerta dana maupun dari
peminjam.
6. Kemandirian dan Pertumbuhan
Kemandirian koperasi dalam hal ini meliputi segala sesuatu yang
berhubungan dengan adanya partisipasi anggota secara sukarela yang semakin
kuat baik dalam bentuk simpanan, transaksi-transaksi maupun pemanfaatan
jasa-jasa pelayanan koperasi secara optimal.
7. Jati diri koperasi
Penilaian jati diri koperasi adalah mengukur keberhasilan koperasi dalam
mencapai tujuannya, yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Untuk
mengupayakan koperasi agar mampu kembali pada jati dirinya, diperlukan
pemahaman yang intensif dari masyarakat koperasi tentang pengertian jati diri
koperasi. Hal itu menuntut perencanaan, aplikasi yang konsisten, macam
intensif serta berkelanjutan.
Beberapa peneliti melakukan penelitian terhadap kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM.
Munarsah (2007) dalam skripsinya menemukan bahwa yang menyebabkan
rendahnya kualitas koperasi tahu tempe di Semarang Barat adalah rendahnya
kualitas aktiva dan likuiditas, selanjutnya aspek rentabilitas dan yang paling sehat
aspek permodalan.
Wijiastuti (2011), dalam penelitiannya menemukan, tingkat kesehatan
KSP/USP pada 30 koperasi. Dari tujuh aspek penilaian kesehatan, aspek yang
menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan adalah pada aspek manajemen,
likuiditas, kemandirian dan jati diri koperasi. Sedangkan pada aspek permodalan,
7
kualitas aktiva produktif dan efisiensi memperoleh skor yang relatif tinggi.
Permatasari (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa: Dari tahun 2005-2007
kondisi KSP BAHAGIA kurang sehat hal ini disebabkan karena, kurang adanya
rasa kerja keras pada pengurus koperasi dan masih banyaknya kredit macet yang
tak terkendali sehingga kualitas aktiva produktif nilainya sangat rendah.
Pengawasan Dinas Koperasi
Pada dasarnya yang menjadi tantangan dalam rangka pembangunan
koperasi adalah bagaimana mengembangkan koperasi menjadi badan usaha yang
sehat, maju, kuat dan mandiri serta memiliki daya saing sehingga mampu
meningkatkan peranan dalam perekonomian nasional sekaligus tujuan yang akan
dicapai koperasi, seperti organisasi yang lainnya juga memiliki alat-alat organisasi
atau perangkat. Organisasi ini diatur dalam Pasal 21 UUPK yang menyatakan
bahwa perlengkapan organisasi koperasi terdiri dari :
1. Rapat Anggota
2. Pengurus
3. Pengawas
Salah satu alat perlengkapan koperasi untuk mencapai tujuan adalah
pengawas, dimana pengawas memegang peranan yang penting dalam mewujudkan
efektifitas usaha koperasi, maka dalam kegiatannya pengawas mempunyai tugas
dan wewenang. Dalam Pasal 38 ayat (1) UUPK pengawas bertugas :
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dalam
pengelolaan koperasi.
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan.
Sedangkan wewenangnya adalah :
1. Meneliti catatan yang ada pada koperasi
2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
Mengingat semakin berkembangnya usaha koperasi dan pentingnya
kedudukan badan pengawas dalam manajemen koperasi, maka sebagai badan usaha
ekonomi yang berbadan hukum, tugas dan wewenang badan pengawas tidak dapat
8
dianggap mudah. Pengawasan yang dilakukan meliputi, bidang organisasi dan
manajemen, bidang usaha dan permodalan, hubungan kerja antara pengurus dan
manajer.
Fungsi pengawasan dalam organisasi menurut Soewarno Handayaningrat
(2010:144) adalah :
1. Untuk mempertebal rasa tanggungjawab terhadap pejabat yang diberi
tugas dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Mendidik para pejabat agar mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
3. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelalaian dan kelemahan
agar tidak terjadi kerugian yang diinginkan.
4. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar pelaksanaan
pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pihak
manajer unit USP Primkopti dalam bentuk wawancara untuk mengisi data kuisioner
aspek manajerial. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber
yang berhubungan dengan objek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari USP Primkopti Handayani Salatiga yang berupa laporan keuangan
tahun 2009 sampai dengan 2013, laporan pertanggungjawaban pengawas dari tahun
2009 sampai dengan 2013, dan rincian gaji karyawan dari tahun 2009 sampai
dengan 2013.
9
Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif
untuk menilai tingkat kesehatan USP. Dalam penelitian ini, untuk menilai tingkat
kesehatan keuangan Unit Simpan Pinjam PRIMKOPTI Handayani Salatiga
menggunakan perhitungan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
UKM No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009.
Untuk mengetahui tingkat kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) penilaian
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009. Dalam pelaksanaan penilaian kesehatan USP Koperasi,
maka terhadap aspek yang dinilai diberikan skor penilaian sesuai dengan besarnya
pengaruh terhadap kesehatan koperasi itu. Penilaian aspek dilakukan dengan
menggunakan nilai yang dinyatakan dalam angka 0 sampai dengan 100, skor
penilaian terhadap aspek dan komponen tersebut ditetapkan seperti pada tabel 1.
Setiap komponen penilaian memiliki standar perhitungan rasio masing-masing
yang telah terlampir pada lampiran 2. Setiap komponen yang telah dihitung
menghasilkan besaran rasio yang dimiliki, selanjutnya dengan melihat standar
perhitungan setiap komponen dapat dilihat nilai dari rasio tersebut yang kemudian
ditetapkan dalam bentuk skor pada masing-masing komponen. Rasio yang berada
di atas batas yang ditetapkan, menurut petunjuk penilaian berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009, mendapat
skor tertinggi di setiap standar perhitungan pada setiap komponen. Berdasarkan
hasil perhitungan terhadap 7 aspek, diperoleh skor secara keseluruhan dengan cara
dijumlahkan. Skor dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan USP
Koperasi yang dibagi dalam 5 (lima) golongan yang dapat dilihat pada tabel 2. Pada
aspek penilaian manajemen USP, perhitungan nilai berdasarkan kepada hasil
penilaian atas jawaban pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen
dengan komposisi pertanyaan terlampir pada lampiran 1 dan standar penilaian
terlampir pada lampiran 2, setelah melakukan penilaian pada setiap komponen
dilakukan rekapitulasi untuk menentukan skor pada aspek manajemen.
10
Tabel 1
Komponen Penilaian Kesehatan KSP/USP menurut
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009
No.
Aspek
Yang
Dinilai
Komponen Skor
Penilaian
1 Permodalan 15
a. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Asset
b. Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko
c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri
6
6
3
2 Kualitas Aktiva Produktif 25
a. Rasio Volume Pinjaman pada Anggota Terhadap Volume Pinjaman Diberikan
b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Volume Pinjaman
c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah
d. BMPP Terhadap Calon Anggota, Koperasi lain dan Anggotanya Terhadap
Volume Pinjaman
10
5
5
5
3 Manajemen 15
a. Manajemen Umum
b. Kelembagaan
c. Manajemen Permodalan
d. Manajemen Aktiva
e. Manajemen Likuiditas
3
3
3
3
3
4 Efisiensi 10
11
a. Rasio Biaya Operasional Pelayanan Terhadap Partisipasi Bruto
b. Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Asset
c. Rasio Efisiensi Pelayanan
4
4
2
5 Likuiditas 15
a. Rasio Kas
b. Rasio Volume Pinjaman Terhadap Dana yang Diterima
10
5
6 Kemandirian dan Pertumbuhan 10
a. Rentabilitas Asset
b. Rentabilitas Modal Sendiri
c. Kemandirian Operasional Pelayanan
3
3
4
7 Jatidiri Koperasi 10
a. Rasio Partisipasi Bruto
b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA)
7
3
Sumber : Kep. MenKop Nomor. 14/Per/M.KUKM/XII/2009
12
Tabel 2
Tabel Predikat Penilaian Tingkat Kesehatan KSP
Sumber : Kep. MenKop Nomor. 14/Per/M.KUKM/XII/2009
13
ANALISIS DAN BAHASAN
Profil
PRIMKOPTI adalah koperasi yang awalnya adalah koperasi tempe tahu
Indonesia yang berdiri di Jakarta tahun 1979, yang kemudian menjadi koperasi
tingkat pusat. Berdirinya PRIMKOPTI di Salatiga dipelopori oleh (Pur) Handoyo
dengan mengajak rekan-rekan di Salatiga. Anggota awal yang hanya berjumlah 27
orang dan diresmikan berdiri pada tanggal 10 desember 1979.
PRIMKOPTI memiliki 3 (tiga) sub unit dalam usahanya yaitu, unit kedelai,
unit waserda, dan unit simpan pinjam. Pada awal berdirinya USP PRIMKOPTI
dimaksudkan untuk melayani anggota koperasi saja, namun setelah melihat di
lapangan berdasarkan kondisi yang ada di masyarakat karena banyak perajin tahu
dan tempe menghentikan usahanya dan mulai pasif menjadi anggota diakibatkan
krisis moneter tahun 1998, akhirnya USP juga menjangkau masyarakat umum yang
bukan anggota PRIMKOPTI yang mengalami kekurangan modal dalam
pengembangan usaha. Daerah pelayanan USP PRIMKOPTI Salatiga meliputi
daerah kota Salatiga.
Pada awal berdirinya USP PRIMKOPTI tahun 1979, banyak dari anggota
koperasi melakukan kegiatannya dengan menyertakan modal, meminjam modal
guna meningkatkan hasil usahanya. Pada tahun 1998 terjadi krisis moneter yang
menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok naik, hal ini berdampak pada USP
PRIMKOPTI. Anggota PRIMKOPTI yang sebagian besar para perajin tempe
kedelai bangkrut tidak melanjutkan usahanya, hal ini berakibat pada kinerja USP
dimana menurunnya jumlah debitur dan jumlah kredit yang diberikan.
Pada tahun 2004, pemerintah memberlakukan subsidi kedelai, hal ini
memberikan dampak positif bagi koperasi PRIMKOPTI dan USP. Dari tahun
ketahun jumlah anggota di USP PRIMKOPTI bertambah. Kondisi ini berdampak
dengan kelangsungan USP dimana banyak anggota koperasi menabung dan
menyertakan modalnya. Pengawasan kegiatan usaha Koperasi PRIMKOPTI
dilakukan oleh pengawas yang ditujuk oleh Koperasi berjumlah 2 (Dua) orang.
14
Pengawasan pada saat awal berdirinya koperasi dilakukan setiap 4 (empat) bulan
sekali namun mulai tahun 2004 pengawasan dilakukan setiap setahun sekali
setelelah dilakukan Rapat Akhir Tahun (RAT) Koperasi. Metode pengawasan yang
dilakukan pengawas yaitu meneliti laporan keuangan disetiap unit kerja Koperasi
PRIMKOPTI yaitu unit waserda, tempe tahu, dan USP dan melakukan wawancara
dan konfirmasi terhadap setiap manajer unit dan manajer koperasi. hasil dari
penilaian pengawas ini diserahkan kepada pengurus koperasi untuk dapat dievaluasi
dari hasil penilaian dari pengawas.
Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan USP PRIMKOPTI
berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor
14/per/M.UKM/XII/2009
Berikut ini, kinerja USP PRIMKOPTI Handayani Salatiga Berdasarkan Keputusan
Menteri Koperasi dan UKM Nomor 14/per/M.UKM/XII/2009 periode tahun 2009
sampai dengan tahun 2013.
1) Rasio Permodalan
a. Rasio modal sendiri terhadap total aset
Tabel 3
Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset
Tahun Modal
Sendiri
Pertumbuhan
(%) Total Aset
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 332,709,017
911,323,606
36,51 100 6 6
2010 317,741,587 -4,50 849,268,740 -6,81 37,41 100 6 6
2011 303,835,813 -4,38 864,673,780 1,81 35,14 100 6 6
2012 303,384,843 -0,15 822,006,215 -4,93 36,91 100 6 6
2013 317,326,970 4,60 788,169,372 -4,12 40,26 100 6 6
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Berdasarkan tabel diatas, dari tahun 2009-2013, total aset maupun modal
sendiri dari USP PRIMKOPTI, cenderung mengalami penurunan. Hal ini terjadi
karena banyak anggota yang meninggalkan koperasi dengan berbagai alasan,
15
sehingga penyertaan modal untuk koperasi menurun. Sesuai standar perhitungan
rasio modal sendiri terhadap total aset, dimana nilai 100 adalah nilai tertinggi
meskipun, modal sendiri dari tahun ketahun selalu mengalami penurunan besarnya.
Total aset terdiri dari 2 komponen, antara lain, modal sendiri dan modal pinjaman.
Modal sendiri di gunakan untuk mempertahankan likuiditas, menutup kerugian
yang diderita kantor, sedangkan untuk modal pinjaman dapat digunakan untuk
menutup kekurangan modal koperasi.
Prosentase pertumbuhan modal sendiri lebih stabil bila di bandingkan
dengan prosentase pertumbuhan total aset, yang menyebabkan terjadinya perubahan
rasio modal sendiri terhadap total aset yang fluktuatif. Hal ini mengindikasikan
bahwa koperasi memiliki kemampuan yang dapat mendukung pendanaan terhadap
total aset. Modal sendiri juga masih berada pada batas aman karena berada pada
rasio 40% pada tahun 2013.
b. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman yang berisiko
Tabel 4
Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman Yang Berisiko
Tahun Modal
Sendiri
Pertumbuhan
(%)
Pinjaman
Diberikan
yang Berisiko
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 332,709,017
442,582,904
75,17 80 6 4,8
2010 317,741,587 -4,50 414,485,989 -6,35 76,66 80 6 4,8
2011 303,835,813 -4,38 413,889,307 -0,14 73,41 80 6 4,8
2012 303,384,843 -0,15 408,919,799 -1,20 74,19 80 6 4,8
2013 317,326,970 4,60 393,601,491 -3,75 80,62 90 6 5,4
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Dalam kaitan dengan pinjaman yang berisiko, data yang diperoleh memang
tidak terlalu jelas, karena pinjaman berisiko adalah risiko dimana pinjaman yang
diberikan kepada anggota maupun non anggota, tidak dapat melunasi hutangnya
pada saat jatuh tempo. Sementara itu, data pinjaman yang memilah pinjaman
berisiko dan tidak berisiko tidak tersedia. Sehingga, penulis tidak dapat memilah
16
pinjaman berisiko atau tidak berisiko. Menurut manajemen, USP PRIMKOPTI
mengestimasi, 50% dari total pinjaman yang diberikan, merupakan pinjaman
berisiko. USP PRIMKOPTI berani menanggung risiko pinjaman sebesar 50% dari
total pinjaman yang diberikan setiap tahunnya karena, modal yang dimiliki USP
PRIMKOPTI cukup mampu mengantisipasi risiko yang akan terjadi kedepannya
dan juga bertujuan untuk menjaring non anggota bergabung menjadi anggota.
Besarnya modal sendiri jauh lebih kecil dibandingkan dengan pinjaman
diberikan yang berisiko. Keadaan ini disebabkan karena banyaknya pinjaman yang
diberikan yang berisiko. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi cukup mampu
memanfaatkan modal sendiri untuk menutupi pinjaman diberikan yang berisiko.
Secara penilaian perdasarkan peraturan menteri menunjukkan kriteria cukup
sehat. Namun bila diamati pinjaman diberikan yang berisiko setiap tahunnya
melebihi dari modal sendiri cukup berbahaya walaupun itu masih dalam status
berisiko karena, modal yang koperasi miliki habis hanya untuk menutup pinjaman
berisiko setiap tahunnya. Seharusnya modal sendiri yang koperasi miliki dapat
dipergunakan untuk keperluan lainnya. Seharusnya koperasi harus lebih selektif
dalam memberikan pinjaman, untuk meminimalisasi pinjaman yang bersesiko.
c. Rasio kecukupan modal sendiri
Tabel 5
Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Tahun Modal
Tertimbang
Pertumbuhan
(%) ATMR
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 311,017,875
911,540,545
34,12 100 3 3
2010 302,794,160 -2,64 853,485,679 -6,37 35,48 100 3 3
2011 295,331,272 -2,46 868,890,719 1,80 33,99 100 3 3
2012 295,106,797 -0,08 826,223,154 -4,91 35,72 100 3 3
2013 302,076,581 2,36 772,386,311 -6,52 39,11 100 3 3
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
17
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko adalah jumlah dari hasil kali setiap
komponen aktiva koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan
risiko. Dalam 5 tahun terakhir, ATMR mengalami penurunan, sedangkan modal
tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen modal dan kewajiban
koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan risiko. Tidak jauh
berbeda dengan ATMR, modal tertimbang juga mengalami penurunan selama 5
tahun terakhir, hanya saja pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 2,36%.
Penilaian modal tertimbang terhadap ATMR menjelaskan apakah setiap Rp. 1
modal dapat mendukung aktiva tertimbang menurut risiko.
Unit simpan pinjam PRIMKOPTI mampu mengimbangi antara modal sendiri
tertimbang dengan perubahan ATMR yang ada selama 5 tahun tersebut. Kondisi ini
menggambarkan bahwa, koperasi mampu untuk menambah modal sendiri.
perkembangan modal sendiri dari tahun 2009 sampai 2013 mengalami
perkembangan. hal ini berdampak pada kecukupan modal untuk menutup aktiva
tertimbang menurut risiko.
Aktiva yang dimiliki USP PRIMKOPTI masuk dalam kategori baik guna
mendukung modal tertimbang yang dimiliki USP PRIMKOPTI. Kondisi ini bagus
USP PRIMKOPTI menggali modal sendiri guna meningkatkan hasil yang akan
didapat USP PRIMKOPTI yang nantinya dapat digunakan untuk kemakmuran
anggota.
18
2) Rasio kualitas aktiva produktif
a. Rasio volume pinjam pada anggota terhadap volume pinjaman
Tabel 6
Rasio Volume Pinjam Pada Anggota Terhadap Volume Pinjaman
Tahun
Volume
Pinjaman
pada Anggota
Pertumbuhan
(%)
Volume
Pinjaman
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 591,358,003
885,165,808
66,81 75 10 7,5
2010 535,164,173 -9,50 828,971,978 -6,35 64,56 75 10 7,5
2011 827,778,613 54,68 827,778,613 -0,14 100,00 100 10 10
2012 817,839,597 -1,20 817,839,597 -1,20 100,00 100 10 10
2013 787,202,982 -3,75 787,202,982 -3,75 100,00 100 10 10
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Volume pinjaman koperasi adalah seluruh pinjaman yang diberikan
koperasi kepada anggota maupun non anggota. Tujuan koperasi adalah memberi
jasa dari anggota untuk anggota, namun pada kenyatannya koperasi juga
memberikan pinjaman kepada non anggota. Hal ini di sebabkan karena, koperasi,
khususnya PRIMKOPTI merasa berat untuk dapat bertahan dengan mengandalkan
pinjaman dari anggotanya sendiri, sedangkan pada tahun 2009-2010 banyak
anggota dari PRIMKOPTI yang bangkrut atau sudah beralih ke pekerjaan lain.
Mulai tahun 2011-2013, pinjaman yang dilakukan oleh anggota meningkat pada
tahun 2011. Hal itu terjadi karena, banyak anggota yang mulai aktif kembali untuk
memulai usahanya, sehingga pinjaman yang sebelumnya juga diberikan kepada non
anggota. Sekarang pinjaman diberikan untuk anggota koperasi itu sendiri.
Koperasi tersebut untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 sudah
beroperasi sesuai dengan prinsip koperasi yaitu, memenuhi kepentingan anggota
dibuktikan dengan, anggota lebih banyak meminjam dari pada non anggota. Hal ini
mengindikasikan bahwa koperasi PRIMKOPTI Handayani Salatiga sudah mampu
mengelola dalam pemberian pinjaman kepada anggota dan non anggota.
Perhitungan penilaian dari dinas koperasi memberikan predikat sehat dan
cukup sehat. Secara kenyataan, tidak menjamin jika pinjaman yang diberikan
19
kepada anggota atau non anggota akan memenuhi kewajibannya tepat waktu dan
dikatakan baik. Pada kenyataan pinjaman yang diberikan koperasi memiliki potensi
50% berisiko dan 10% bermasalah. Ini menandakan bahwa pinjaman yang
diberikan kepada anggota itu akan baik, walaupun sudah menjadi anggota koperasi
itu sendiri.
b. Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan
Tabel 7
Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Yang Diberikan
Tahun
Pinjaman
yang
Bermasalah
Pertumbuhan
(%)
Pinjaman
yang
Diberikan
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 44,258,290
885,165,808
5 80 5 4
2010 41,448,599 -6,35 828,971,978 -6,35 5 80 5 4
2011 41,388,931 -0,14 827,778,613 -0,14 5 80 5 4
2012 40,891,980 -1,20 817,839,597 -1,20 5 80 5 4
2013 39,360,149 -3,75 787,202,982 -3,75 5 80 5 4
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Pinjaman adalah sejumlah dana yang dipinjamkan oleh suatu lembaga
keuangan dan debitur yang wajib mengembalikannya dalam suatu jangka waktu
tertentu melalui angsuran pembayaran, berupa pokok pinjaman ditambah dengan
bunga pinjaman. Pinjaman berisiko merupakan, pinjaman yang diberikan dimana
kreditur tidak dapat melunasi sesuai jatuh tempo. Sedangkan pinjaman bermasalah
adalah pinjaman yang diberikan, dimana kreditur tidak dapat melunasi hutangnya.
Pinjaman yang bermasalah terdiri dari pinjaman yang kurang lancar,
pinjaman yang diragukan, dan pinjaman macet. Dalam kasus koperasi
PRIMKOPTI, pinjaman bermasalah dari tahun 2009-2013, koperasi
mengestimasikan ada pinjaman yang bermasalah sebesar 10% dari total pinjaman
diberikan yang berisiko setiap tahunnya.
Dari total pinjaman yang diberikan, 6% mengandung pinjaman yang
bermasalah. Walaupun masih dalam kondisi aman, kondisi ini masih
20
membahayakan karena cadangan penghapusan piutang jauh dibawah total pinjaman
bermasalah.
c. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah
Tabel 8
Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah
Tahun Cadangan
Risiko
Pertumbuhan
(%)
Pinjaman
yang
Bermasalah
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 4,216,938 44,258,290 9,53
10 5 0,5
2010 4,216,938 0 41,448,599 -6,35 10.17
20 5 1,0
2011 4,216,938 0 41,388,931 -0,14 10,19
20 5 1,0
2012 4,216,938 0 40,891,980 -1,20 10,31
20 5 1,0
2013 4,216,938 0 39,360,149 -3,75 10,71
20 5 1,0
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Cadangan risiko dimaksudkan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang
di sebabkan karena suatu peristiwa di masa lalu yang akan mengganggu kondisi
keuangan koperasi, kaitannya dengan pinjaman yang bermasalah untuk
pengukuran rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah adalah, untuk
menggarkan atau mengatasi kerugian koperasi, akibat adanya pinjaman yang tidak
dikembalikan nasabah.
Secara rata-rata jumlah pertumbuhan pinjaman bermasalah lebih tinggi
dengan cadangan berisiko. Hal ini mengidikasikan bahwa koperasi PRIMKOPTI
mempunyai pinjaman bermasalah yang belum terselesaikan. Koperasi dinyatakan
SEHAT dilihat dari aspek ini jika memiliki nilai lebih dari 90% pinjaman
bermasalah dibackup dengan cadangan berisiko.
Konfirmasi data terhadap USP Koperasi membenarkan bahwa cadangan
risiko dari tahun 2009 sampai dengan 2013 selalu sama. Hal ini sangat tidak masuk
akal karena pinjaman bermasalah setiap tahunnya jauh diatas cadangan risiko yang
21
ditetapkan. USP Koperasi yakin, pinjaman yang bermasalah masih dapat di tagih
walau tidak pasti berhasil atau tidak.
d. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan
Tabel 9
Rasio Pinjaman Yang Berisiko Terhadap Pinjama Yang Diberikan
Tahun
Batas Maksimum
Pemberian
Pinjaman(BMPP)
Pertumbuhan
(%)
Pinjaman yang
Diberikan
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 293,807,805
885,165,808
33,19 0 5 0
2010 293,807,805 0 828,971,978 -6,35 35,44 0 5 0
2011 0 -100 827,778,613 -0,14 0,00 100 5 5
2012 0 0 817,839,597 -1,20 0,00 100 5 5
2013 0 0 787,202,982 -3,75 0,00 100 5 5
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
BMPP adalah batas pemberian pinjaman yang diberikan kepada calon
anggota atau non anggota, juga kepada koperasi lain dengan batas yang telah di
tentukan. Dimana batas ini berfungsi sebagai kontrol agar tidak membahayakan
kesehatan koperasi, maka dari itu koperasi menggunakan prinsip kehati-hatian
dalam menyalurkan dana.
Jumlah pinjaman yang diberikan melebihi sangat besar dibandingkan batas
maksimum pinjaman yang seharusnya diberikan. Hal ini terjadi karena, pada tahun
2009 dan 2010 banyak calon anggota yang akan masuk menjadi anggota di
PRIMKOPTI, sehingga PRIMKOPTI memberikan pinjaman dengan risiko yang
cukup besar, dengan harapan calon anggota yang menerima pinjaman akan
bergabung menjadi anggota koperasi.
Setiap badan penyalur dana seperti BPR, Bank memiliki batas pemberian
peminjaman yang diberikan agar sebagai kontrol agar tidak membahayakan
kesehatan perusahannya. Maka dari itu badan penyalur dana menggunakan prinsip
kehati-hatian dalam menyalurkan dana. Pemberian skor pada rasio pinjaman yang
berisiko terhadap pinjaman yang diberikan adalah ≤ 25. Jika dicermati USP
22
Koperasi tidak menetapkan batas minimal pemberian pinjaman pada tahun 2011
sampai dengan 2013. Hal ini sangat membahayakan karena USP PRIMKOPTI
tidak memiliki kontrol terhadap pinjaman yang diberikan.
3) Rasio manajemen
Tabel 10
Rasio Manajemen
No. Aspek Manajemen Skor
2009 2010 2011 2012 2013
1 Manajemen Umum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
2 Manajemen Kelembagaan 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
3 Manajemen Permodalan 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
4 Manajemen Aktiva 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
5 Manajemen Likuiditas 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60
Jumlah skor 6.7 6.7 6.7 6.7 6.7 Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa manajemen umum USP
PRIMKOPTI Salatiga selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
memperlihatkan kondisi seperti tabel 10 diatas. Secara umum, KSP PRIMKOPTI
memiliki rasio manajemen yang kurang baik karena, secara keseluruhan selama
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 USP PRIMKOPTI memperoleh skor 6.7
dari total skor 15. Secara manajmen umum. Koperasi memiliki visi misi yang
kurang jelas yang tidak tertulis, hanya mengikuti visi misi PRIMKOPTI. Namun,
USP koperasi memiliki rencana kerja jangka panjang yang cukup jelas dan
dipahami karyawan, sehingga arah kerja karyawan jelas.
Untuk secara kelembagaan, USP PRIMKOPTI tidak memiliki rencian
tugas yang cukup baik, hal itu dijelaskan, setiap karyawan koperasi tidak memiliki
rincian tugas yang jelas untuk masing-masing karyawannya. Koperasi memiliki
sistem pengamanan yang cukup baik, hal itu dibuktikan dengan adanya kotak
penyimpanan dokumen yang aman, dimana kunci hanya di miliki oleh pengurus
USP PRIKOPTI itu sendiri. USP PRIMKOPTI memiliki Standar Operasional dan
23
Manajemen (SOM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk menjadi standar
acuan untuk menjalankan kegiatannya.
Manajemen permodalan USP PRIMKOPTI selama tahun 2009-2013
memiliki skor 0.6 dari total skor 3.00. hal ini mengindikasikan bahwa manajemen
permodalan dari USP PRIMKOPTI, belum cukup baik dalam mengelola modalnya.
Hal ini terlihat dari tingkat pertumbuhan modal yang selalu dibawah pertumbuhan
total asset koperasi itu sendiri. Simpanan dan simpanan berjangka yang dimiliki
USP PRIMKOPTI tidak pernah meningkat 10% dari tahun sebelumnya. Hal ini
menunjukan bahwa USP PRIMKOPTI belum mampu mengelola modal untuk,
mendapatkan laba atau sisa hasil yang digunakan untuk menjalankan kegiatannya di
tahun yang akan datang.
Untuk manajemen aktiva, USP PRIMKOPTI belum mampu mengelola
pinjaman yang diberikan, dan total dana cadangan penghapusan yang selalu
dibawah dari total pinjaman macet yang ada, sehingga USP PRIMKOPTI kurang
efektif dalam menerapkan prosedur pinjaman.
Dalam hal manajemen likuiditas. USP PRIMKOPTI kurang baik dalam
menjaga likuiditasnya. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya sistem yang kurang
memadai, guna memantau kewajiban yang akan jatuh tempo. Dengan tujuan USP
PRIMKOPTI untuk mendapatkan anggota sebanyak-banyaknya, USP PRIMKOPTI
tidak melihat kondisi keuangan dalam memberikan pinjaman kepada anggota
maupun non anggota.
Dari penilaian rasio manajemen USP PRIMKOPTI dari tahun 2009-
2013, koperasi memperoleh skor 7.55 untuk tahun 2009-2013, dari total skor 15.
Hal ini memperlihatkan bahwa, USP PRIMKOPTI kurang mampu mengelola
manajemen USP PRIMKOPTI dengan baik.
24
4) Rasio efisiensi
a. Rasio beban operasional anggota terhadap pertisipasi bruto
Tabel 11
Rasio Beban Operasional Anggota Terhadap Partisipasi Bruto
Tahun Beban
Operasional
Pertumbuhan
(%)
Partisipasi
Bruto
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 90,382,735
133,765,019
67,57 100 4 4
2010 91,562,910 1,31 121,457,763 -9,20 75,39 75 4 3
2011 83,775,797 -8,50 100,784,876 -17,02 83,12 75 4 3
2012 75,325,878 -10,09 91,883,987 -0,000883 81,98 75 4 3
2013 39,779,500 -47,19 70,279,736 -23,51 56,60 100 4 4
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Beban operasional adalah kemampuan koperasi membiayai kegiatan operasi.
Sedangkan partisipasi bruto adalah pendapatan koperasi berasal dari anggota yang
merupakan kontribusi anggota kepada koperasi dalam melakukan pinjaman. Maka
dari itu, partisipasi bruto berperan dalam kelangsungan hidup PRIMKOPTI dalam
menjalankan usahanya dimana pendapatan koperasi digunakan untuk mendanai
beban operasional koperasi.
Pertumbuhan partisiapsi bruto pada koperasi tersebut tergolong rendah bahkan
selalu mengalami penurunan dari tahun ketahun. Hal ini terjadi karena, menurunnya
jumlah pinjaman yang dilakukan oleh anggota. Sedangkan, beban operasional
mengalami penurunan secara signifikan terjadi pada tahun 2013 yaitu mencapai
47,19% dari tahun sebelumnya. Menurunnya beban operasional pada tahun 2013
dan tahun-tahun sebelumnya tidak dapat diketahui karena, data yang ada tidak
menjabarkan secara rinci komponen-komponen beban operasi. Hal ini
mengindikasikan bahwa koperasi PRIMKOPTI Handayani Salatiga cukup banyak
mendapatkan kontribusi dari anggota yang melakukan pinjaman untuk menutupi
biaya opersional anggota.
25
Beban operasional terhadap partisipasi bruto yang dimiliki PRIMKOPTI
cukup bagus karena, PRIMKOPTI mampu mengelola beban operasional sesuai
partisipasi bruto yang didapat.
b. Rasio aktiva terhadap total aset
Tabel 12
Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Aset
Tahun Aktiva
Tetap
Pertumbuhan
(%) Total Aset
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 2,364,900
911,323,606
0,26 100 4 4
2010 1,530,200 -35,30 849,268,740 -6,81 0,18 100 4 4
2011 695,500 -54,55 864,673,780 1,81 0,08 100 4 4
2012 1 -100 822,006,215 -4,93 0,00 100 4 4
2013 1 0 788,169,372 -4,12 0,00 100 4 4
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Aktiva tetap adalah aktiva (kekayaan) yang dimiliki perusahaan yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu, sifatnya
permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan untuk jangka panjang
serta mempunyai nilai yang cukup material. Dalam kasus KSP PRIMKOPTI, data
yang tersedia, menunjukkan pada tahun 2012-2013 KSP PRIMKOPTI tidak
memiliki aktiva tetap. Walaupun, KSP PRIMKOPTI merupakan bagian usaha dari
PRIMKOPTI, seharusnya KSP PRIMKOPTI mencatat aktiva yang mereka miliki,
hal ini menunjukkan, tingkat kemandirian KSP PRIMKOPTI blum dikelola secara
benar.
Aktiva tetap dari tahun ketahun selalu mengalami penurunan bahkan sampai
tahun 2012 koperasi simpan pinjam PRIMKOPTI sudah tidak memiliki aktiva
tetap. Dalam laporan keuangan posisi aktiva tetap tercatat 0 (nol) walaupun aset
masih terpakai, hal ini tidak dibenarkan oleh pencatatan secara akuntasi dimana sisa
aset walaupun nilai penyusutannya telah habis tetap diberikan nilai Rp. 1,00.
Kondisi ini, mempengaruhi total aset yang dari tahun ke tahun mengalami
penurunan. Hal ini terjadi karena aset tetap yang dimiliki koperasi yaitu, motor,
26
dijual PRIMKOPTI pada tahun 2011. Sebagai gantinya, untuk transportasi,
menggunakan kendaraan milik anggota yang alokasi biaya perawatan dimasukan
kedalam biaya operasional, yaitu gaji anggota.
Cukup mengherankan jika melihat aktiva tetap yang dimiliki USP
PRIMKOPTI. Walaupun USP PRIMKOPTI merupakan unit kerja dari Koperasi
PRIMKOPTI, seharusnya sebagai badan usaha USP PRIMKOPTI harus mencatat
apa saja yang USP PRIMKOPTI miliki. Pada tahun 2012 dan 2103, USP
PRIMKOPTI tidak memiliki aktiva tetap padahal sebagai unit usaha harus
menunjukan kemandirian usahanya.
c. Rasio efisiensi pelayanan
Tabel 13
Rasio efisiensi pelayanan
Tahun Biaya
Karyawan
Pertumbuhan
(%)
Volume
Pinjaman
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 47,552,740
885,165,808
5,37 75 2 1,5
2010 47,931,600 0,80 828,971,978 -6,35 5,78 75 2 1,5
2011 48,909,500 2,04 827,778,613 -0,14 5,91 75 2 1,5
2012 50,407,800 3,06 817,839,597 -1,20 6,16 75 2 1,5
2013 24,772,500 -50,86 787,202,982 -3,75 3,15 100 2 2
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Rasio efisiensi pelayanan merupakan perbandingan antara biaya karyawan
dengan volume pinjaman dapat diketahui bahwa tingkat rasio efisiensi pelayanan
koperasi tersebut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 masuk kategori cukup
bagus. Gaji untuk karyawan dari tahun 2009 sampai dengan 2012 mengalami
kenaikan. Ini disebabkan karena, adanya peningkatan biaya karyawan dan volume
pinjaman. Namun pada tahun 2013 gaji karyawan mengalami penurunan sampai
dengan 50% dari total gaji sebelumnya. Ini terjadi kerena, pada tahun 2013 jumlah
karyawan KSP PRIMKOPTI hanya terdiri dari 4 karyawan, diamana rincian gaji
setiap karyawan tidak dapat diakses dengan alas an rahasia koperasi. Koperasi
27
dikatakan sehat, ditinjau dari aspek ini jika, memiliki rasio lebih dari 5%. Kondisi
tersebut menandakan bahwa USP PRIMKOPTI mampu bekerja secara efisien.
Melihat kondisi tabel 13 diatas mengindikasikan bahwa USP PRIMKOPTI
mampu bekerja secara efisien, hal ini terlihat dari perbandingan antara biaya
karyawan terhadap volume pinjaman. Jumlah karyawan dari tahun ke tahun
mengalami penyusutan tidak berdampak pada volume pinjaman yang cenderung
konsisten, kondisi ini menggambarkan walaupun USP PRIMKOPTI melakukan
efisiensi biaya karyawan tidak berpengaruh pada kualitas pelayanan yang diberikan
sehingga volume pinjaman tetap terjaga.
5) Rasio likuiditas
a. Rasio kas
Tabel 14
Rasio kas
Tahun Kas+Bank Pertumbuhan
(%)
Kewajiban
Lancar
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 24,009,837
162,965,588
14,73 0 10 0
2010 22,983,501 -4,27 193,878,252 18,97 11,85 0 10 0
2011 40,416,606 75,85 229,147,766 18,19 17,64 0 10 0
2012 8,383,557 -79,26 226,306,172 -1,24 3,70 0 10 0
2013 5,183,329 -38,17 205,527,402 -9,18 2,52 0 10 0
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Kewajiban lancar adalah kewajiban (hutang) yang harus segera dilunasi
dalam jangka kurang dari satu tahun, dengan menggunakan aktiva lancar.
Sedangkan yang di maksud dengan aktiva lancar adalah, aktiva yang di miliki
perusahaan, yang penggunannya habis dalam sekali pakai. Yang termasuk dalam
aset lancar yaitu, kas. Pembentuk kewajiban lancar yang dimiliki KSP
PRIMKOPTI adalah, hutang terhadap anggota, hutang terhadap instansi, dan modal
antar unit.
28
Perkembangan kas dan bank jauh lebih rendah dibandingkan dengan
perkembangan kewajiban lancar. Hal ini menunjukkan bahwa, koperasi simpan
pinjam PRIMKOPTI tidak mampu mengelola kas untuk menutup kewajiban
keuangannya. Koperasi dikatakan sehat di tinjau dari aspek ini jika, memiliki rasio
harus diatas 10% dan kurang dari 15%.
Kas yang dimiliki USP PRIMKOPTI jauh dibawah kewajiban lancar yang
harus dimiliki USP PRIMKOPTI. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan jika USP
PRIMKOPTI harus memenuhi kewajibannya segera. Seharusnya USP
PRIMKOPTI memiliki kas minimal dengan jumlah kewajiban lancar yang dimiliki
sehingga jika sewaktu-waktu diwajibkan membayar, USP PRIMKOPTI sanggup
memenuhi kewajibannya.
b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
Tabel 15
Rasio Pinjaman Yang Diberikan Terhadap Dana Yang Diterima
Tahun
Risiko
Pinjaman
yang
Diberikan
Pertumbuhan
(%) Dana yang Diterima
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 442,582,904 415,649,000
106,48 50 5 2,5
2010 414,485,989 -6,35 337,648,900 -18,77 122,76 50 5 2,5
2011 413,889,307 -0,14 331,690,200 -1,77 124,78 50 5 2,5
2012 408,919,799 -1,20 292,315,200 -11,87 139,89 50 5 2,5
2013 393,601,491 -3,75 265,315,000 -9,24 148,35 50 5 2,5
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Pinjaman berisiko adalah risiko dimana pinjaman yang diberikan kepada
anggota maupun non anggota, tidak dapat melunasi hutangnya pada saat jatuh
tempo. Sedangkan dana yang di terima oleh KSP PRIMKOPTI berasal dari dana
pemukiman dan hutang bank. Hubungan risiko pinjaman yang diberikan dengan
dana yang di terima adalah sejauh mana koperasi mengelola dana yang diterima,
dengan cara memberikan pinjaman kepada anggota maupun non anggota. Sehingga
29
dana yang di terima, mampu benar-benar berguna untuk mendukung aktivitas
utama koperasi.
Penurunan rasio pinjaman yang diberikan dan tidak disertai dengan
peningkatan dana yang diterima. Koperasi tidak mampu mengelola dana yang
diberikan oleh anggota dalam bentuk simpanan. Kondisi ini cukup
mengkhawatirkan karena dana yang diterima setiap tahunnya selalu berada di
bawah dari total pinjaman yang berisiko setiap tahunnya. Seharusnya koperasi
menetapkan batas pemberian pinjaman dengan memperhitungan modal sendiri
beserta dana yang akan koperasi terima setiap tahunnya sehingga tidak terjadi
kondisi seperti ini.
6) Rasio kemandirian dan pertumbuhan
a. Rasio rentabilitas aset
Tabel 16
Rasio rentabilitas aset
Tahun SHU Sebelum Pajak Pertumbuhan
(%) Total Aset
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 43,382,284
911,323,606
4,76 25 3 0,75
2010 29,894,853 -31,09 849,268,740 -6,81 3,52 25 3 0,75
2011 17,009,079 -43,10 864,673,780 1,81 1,97 25 3 0,75
2012 16,558,109 -2,65 822,006,215 -4,93 2,01 25 3 0,75
2013 30,500,236 84,20 788,169,372 -4,12 3,87 25 3 0,75
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
SHU koperasi sebelum pajak adalah pendapatan koperasi yang diperoleh
dalam satu tahun buku sebelum di kurangi pajak, SHU tersebut nantinya akan
dibagikan kepada anggota, sesuai dengan keputusan rapat anggota. Besarnya SHU
yang dibagikan kepada anggota tergantung dengan keputusan rapat anggota. Besar
kecilnya SHU bergantung pada cara koperasi mengelola total aset yang dimilikinya.
Semakin besar SHU semakin baik pula rentabilitasnya.
30
Pertumbuhan sisa hasil usaha koperasi tersebut mengalami peningakatan
secara signifikan pada tahun 2013 yaitu mencapai 84,20% sedangkan untuk total
aset mengalami penurunan secara terus menerus dari tahun ketahun. Pertumbuhan
total aset pada koperasi terebut cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan SHU
yang dihasilkan. Hal ini mengidentifikasikan bahwa KSP tersebut tidak memiliki
kemampuan dalam memperoleh SHU sebelum pajak dari total aset yang digunakan.
Dari total aset yang USP PRIMKOPTI miliki seharusnya jika dikelola dengan baik
akan mendapatkan sisa hasil usaha yang lebih tinggi dari apa yang mereka dapatkan
selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Kondisi ini sangat memprihatinkan
karena koperasi yang telah berdiri lama tidak dapat mengelola aset-asetnya dengan
baik untuk mengasilkan sisa hasil usaha yang digunakan untuk kesejahteraan para
anggota dan kelangsungan hidup koperasi.
b. Rasio rentabilitas modal sendiri
Tabel 17
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Tahun SHU Bagian
Anggota
Pertumbuhan
(%) Modal Sendiri
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 1,301,468
332,709,017
0,39 25 3 0,75
2010 896,845 -31,09 317,741,587 -4,50 0,28 25 3 0,75
2011 510,272 -43,10 303,835,813 -4,38 0,17 25 3 0,75
2012 496,743 -2,65 303,384,843 -0,15 0,16 25 3 0,75
2013 915,007 84,20 317,326,970 4,60 0,29 25 3 0,75
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Dalam penentuan besaran SHU bagian anggota, SHU yang dibagikan
kepada anggota PRIMKOPTI adalah 30% dan sisanya (70%) digunakan untuk
pembiyaan tahun berikutnya. Perkembangan SHU bagian anggota PRIMKOPTI
dari tahun ke tahun fluktuatif, ini dipengaruhi oleh pendapatan SHU selama satu
tahun buku dan pemanfaatan modal sendiri dari koperasi untuk menghasilkan SHU
31
yang tinggi. Modal sendiri dari tahun ketahun juga mengalami penurunan, hanya
pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 4,6%.
Rasio rentabilitas modal sendiri menggambarkan kemampuan modal sendiri
dalam menghasilkan SHU yang dibagi kepada anggotanya. Koperasi simpan pinjam
PRIMKOPTI kurang optimal dalam menggali modal sendiri untuk menghasilkan
SHU bagian anggota. Hal ini mengindikasikan bahwa koperasi PRIMKOPTI
Handayani Salatiga kurang optimal dalam mengelola modal sendiri untuk
menghasilkan SHU bagian anggota, walaupun kondisi membaik dari tahun 2009
tahun 2013.
c. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Tabel 18
Rasio Kemandirian Opersional Pelayanan
Tahun SHU
Kotor
Pertumbuhan
(%)
Beban
Usaha+Beban
Perkoperasian
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 43,382,284
90,382,735
48,00 0 0 0
2010 29,894,853 -31,09 91,562,910 1,31 32,65 0 0 0
2011 17,009,079 -43,10 83,775,797 -8,50 20,30 0 0 0
2012 16,558,109 -2,65 75,325,878 -10,09 21,98 0 0 0
2013 30,500,236 84,20 39,779,500 47,19 76,67 0 0 0
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
SHU adalah sisa hasil atau pendapatan koperasi, yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lain yang termasuk pajak
dalam tahun buku bersangkutan. SHU kotor digunakan untuk menghitung sejauh
mana kemandirian operasional koperasi dilaksanakan.
Rasio kemandirian operasional pelayanan menggambarkan, SHU kotor
terhadap beban usaha dan beban perkoperasian. Berdasarkan data sekunder,
didapatkan bahwa rasio kemandirian operasional pelayanan menggambarkan SHU
32
kotor terhadap beban usaha dan beban perkoperasian. Secara rata-rata besaran SHU
kotor lebih rendah dibandingkan dengan beban usaha dan beban perkoperasian. Hal
ini mengindikasikan bahwa KSP tersebut kurang optimal dalam mengelola modal
yang dimiliki koperasi. Koperasi dikatakan sehat dilihat dari aspek ini jika memiliki
nilai di atas 80
7) Rasio Jati Diri
a. Rasio Pertisipasi Bruto
Tabel 19
Rasio Partisipasi Bruto
Tahun Partisipasi
Bruto
Pertumbuhan
(%)
Volume
Pinjaman
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 13,376,5019
591,358,003
22,62 0 7 0
2010 121,457,763 -9,2 535,164,173 -9,50 22,70 0 7 0
2011 100,784,876 -17,02 827,778,613 54,68 12,18 0 7 0
2012 91,883,987 -8,83 817,839,597 -1,20 11,23 0 7 0
2013 70,279,736 -23,51 787,202,982 -3,75 8,93 0 7 0
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Partisipasi bruto adalah pendapatan koperasi berasal dari anggota yang
merupakan kontribusi anggota kepada koperasi dalam melakukan pinjaman,
sedangkan volume pinjaman adalah, semua pinjaman yang diberikan koperasi
kepada anggota maupun non anggota, sehingga volume pinjaman akan
mempengaruhi partisipasi bruto atau pendapatan koperasi, untuk menjaga
kelangsungan hidup koperasi. Jika melihat antara volume pinjaman dengan
partisipasi bruto sangat jauh sekali dari yang diharapkan. Pinjaman yang diberikan
koperasi terhadap anggota maupun non anggota belum mampu memberikan
keuntungan berupa partisipasi bruto yang besar.
33
USP PRIMKOPTI belum optimal dalam mengupayakan agar mampu
kembali kejati dirinya, oleh sebab itu diperlukan pengelolaan volume pinjaman
yang lebih baik lagi. Seharunya USP PRIMKOPTI lebih ketat dalam memberikan
pijamannya baik kepada anggota maupun kepada non anggota guna mendapatkan
keuntungan berupa partisipasi bruto.
b. Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Tabel 20
Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Tahun
Promosi
Ekonomi
Anggota
Pertumbuhan
(%)
Simpanan
Pokok+Simpa
nan Wajib
Pertumbuhan
(%)
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
2009 1,301,468
19,000,000
6,85 50 3 1,5
2010 896,845 -31,09 19,000,000 0 4,72 0 3 0
2011 510,272 -43,10 19,000,000 0 2,69 0 3 0
2012 496,743 -2,65 19,000,000 0 2,61 0 3 0
2013 915,007 84,20 19,000,000 0 4,82 0 3 0
Sumber : USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
Promosi ekonomi anggota adalah, peningkatan kesejahteraan anggota
koperasi, sesuai dengan PSAK no. 27 tahun 1999. Dalam PSAK, tegas
menyebutkan bahwa manfaat ekonomi langsung bagi anggotanya. Manfaat
ekonomi tersebut, bergantung sesuai jenis koperasinya dan keputusan rapat
anggotanya. Sedangkan simpanan wajib dan simpanan pokok merupakan, simpanan
yang diserahkan anggota kepada koperasi. Yang nantinya akan diserahkan kembali
ke anggota dalam bentuk pinjaman, sesuai dengan jati diri koperasi itu sendiri.
Melihat kondisi di atas menggambarkan kondisi yang tidak sehat dimana
manfaat ekonomi bagi anggotanya sangat kecil dibandingkan simpanan yang telah
diberikan anggota kepada koperasi. sehingga kecil kemungkinan anggota akan
keluar dari keanggotaan karena merasa kesejahteraannya di USP PRIMKOPTI
diabaikan.
34
Secara keseluruhan perhitungan rasio kinerja USP PRIMKOPTI Handayani
Salatiga periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 terjadi kejanggalan dalam
laporan keuangan dimana cadangan pengahapusan piutang tidak tertagih dari tahun
ketahun tidak mengalami perubahan sesuai dengan kondisi pinjaman bermasalah
sehingga ketika dilakukan perhitungan rasio menunjukan kondisi sangat tidak
sehat. Perhitungan batas maksimum pemberian pinjaman yang seharusnya setiap
lembaga keuangan memiliki batas pemberian pinjaman untuk dapat mengkontrol
agar tidak membahayakan kesehatan koperasi. pemberian batas maksimum pada
USP PRIMKOPTI pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah 0 sehingga
cukup mengherankan jika sebagai lembaga keuangan tidak memberikan control
terhadap batas pinjaman. Pencatatan aktiva tetap pada USP PRIMKOPTI pada
tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 tercatat Rp. 0. sebagai badan usaha USP
PRIMKOPTI harus mencatat apa saja aset yang dimiliki sehingga kemandirian
usaha USP PRIMKOPTI terjaga. Pada aspek rasio manajemen yang membutuhkan
wawancara langsung terhadap manajer USP PRIMKOPTI tidak dapat dilakukan
karena antara jawaban dengan kenyataan sangat berbeda jauh dan pertanyaan yang
sangat banyak untu 5 tahun terakhir. Peneliti melakukan analisa terhadap kondisi
manajemen USP PRIMKOPTI dengan melakukan konfirmasi terhadap bagian
manajer USP PRIMKOPTI.
35
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM
PRIMKOPTI “HANDAYANI” Salatiga.
Rangkuman penilaian kesehatan Unit Simpan Pinjam PRIMKOPTI HANDAYANI
disajikan pada tabel 21 sebagai berikut :
Tabel 21
Penilaian Kesehatan USP PRIMKOPTI Tahun 2009-2013
No. Rasio Skor
2009 2010 2011 2012 2013
1 Permodalan:
a. Rasio modal sendiri terhadap
Modal.
b. Rasio modal sendiri terhadap
pinjaman diberikan berisiko
c. Rasio modal sendiri terhadap
ATMR
6
4.8
3
6
4.8
3
6
4.8
3
6
4.8
3
6
5.4
3
2 Kualitas Aktiva Produktif:
a. Rasio volume pinjaman pada
anggota terhadap volume
pinjaman.
b. Rasio pinjaman bermasalah
terhadap volume pinjaman
c. Rasio cadangan risiko terhadap
pinjaman bermasalah.
d. Rasio BMPP kepada calon
anggota, koperasi lain dan
anggotanya terhadap volume
pinjaman.
7.5
4
0.5
0
7.5
4
1
0
10
4
1
5
10
4
1
5
10
4
1
5
3 Manajemen:
a. Manajemen Umum
b. Manajemen Kelembagaan
c. Manajemen Permodalan
d. Manajemen Aktiva
e. Manajemen Likuiditas
2.00
2.00
0.6
1.5
0.6
2.00
2.00
0.6
1.5
0.6
2.00
2.00
0.6
1.5
0.6
2.00
2.00
0.6
1.5
0.6
2.00
2.00
0.6
1.5
0.6
36
4 Efisiensi:
a. Rasio biaya operasional terhadap
partisipasi bruto
b. Rasio aktiva tetap terhadap total
asset
c. Rasio efisiensi pelayanan
4
4
1,5
3
4
1,5
3
4
1,5
3
4
1,5
4
4
2
5 Likuiditas:
a. Rasio kas
b. Rasio pemberian pinjaman
terhadap dana yang diterima
0
2.5
0
2.5
0
2.5
0
2.5
0
2.5
6 Kemandirian dan pertumbuhan:
a. Rentabilitas asset
b. Rentabilitas modal sendiri
c. Kemandirian operasional
pelayanan
0.75
0.75
0
0.75
0.75
0
0.75
0.75
0
0.75
0.75
0
0.75
0.75
0
7 Jatidiri koperasi:
a. Rasio partisipasi bruto
b. Rasio PEA
0
1.5
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah 47.5 45.5 53 53 55.1
Kondisi Kesehatan Kurang Sehat
Tidak Sehat
Kurang Sehat
Kurang Sehat
Kurang Sehat
Dari hasil perhitungan pada tabel penilaian kesehatan USP PRIMKOPTI
selama tahun 2009-20013. Maka jumlah skor keseluruhan dapat dilihat pada tabel
diatas. Kemudian, hasil perhitungan skor dibandingkan dengan penetapan predikat
kesehatan KSP/USP berdasarkan, Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM
No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Selama tahun 2009-2013, pada KSP PRIMKOPTI
“HANDAYANI” menunjukan, penilaian tingkat kesehatan sebesar 47.5 pada tahun
2009, 45.5 pada tahun 2010, 53 pada tahun 2011, 53 pada tahun 2012, dan 55.1
pada tahun 2013. Dan kondisi tersebut, secara umum menunjukkan predikat Kurang
Sehat selama tahun 2009-2013.
37
Dibandingkan antara hasil penilaian dari dinas koperasi dengan laporan
pertanggungjawaban pengawas tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 terjadi
perbedaan hasil. Pada laporan pertanggungjawaban pengawas dinyatakan dalam
bentuk narasi secara umum untuk kondisi koperasi secara keseluruhan, tidak
menilai secara rinci disetiap unit koperasi yang ada. Pengawas hanya mengatakan
bahwa belum tercapainya antara rencana dan pelaksanaan, pengelolaan modal yang
kurang baik, banyak piutang macet yang tidak tertangani dengan serius, dan
pembenahan kinerja karyawan. Pada kesimpulan laporan hasil pengawas tidak
menyebutkan dari tahun 2009 sampai tahun 2013 bahwa USP PRIMKOPTI telah
bekerja sesuai rencana. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian menurut
dinas koperasi dan laporan pertanggungjawaban koperasi oleh pengawas terdapat
perbedaan hasil dan tidak dapat dibandingkan.
Penilaian Kesehatan USP PRIMKOPTI Handayani Salatiga Berdasarkan
Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 14/per/M.UKM/XII/2009
Dibandingkan dengan Hasil Laporan Pertanggungjawaban Pengawas
Secara keseluruhan, laporan pertanggungjawaban pengawas dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2013 merupakan penilaian terhadap koperasi PRIMKOPTI
Handayani Salatiga bukan penilaian khusus untuk USP PRIMKOPTI itu sendiri.
Penilaian pengawas dilakukan setahun sekali setiap akhir tahun setelah Rapat Akhir
Tahun (RAT) koperasi. Metode penilaian pengawas yaitu memeriksa laporan
keuangan gabungan koperasi, melakukan wawancara terhadap manajer koperasi.
Laporan pertanggungjawaban yang telah selesai diserahkan kepada manajer
koperasi dimana tidak ada tindak lanjut dari pihak koperasi dan pengawas dari
dinas koperasi.
38
Tabel 22
Penilaian Kesehatan USP PRIMKOPTI Menurut Hasil Laporan
Pertanggungjawaban Pengawas Tahun 2009-2013
Tahun Hasil Pengawasan
2009
Hasil pemeriksaan pengawas bidang simpan pinjam masih bisa memberikan kontribusi
berupa keuntungan sebesar Rp. 43.382.284,00. Meskipun sudah ada peningkatan
keuntungan sebesar 35,11% duatas yang direncanakan, pengawas menyebutkan kiranya
diperlukan juga penambahan modal usaha. Pengawas juga memberikan saran terhadap
seluruh karyawan Koperasi termasuk karyawan USP PRIMKOPTI untuk melakukan
pembenahan kinerja karyawan, melakukan langkah tegas bagi anggota maupun non
anggota yang mempunyai pinjaman dan bandel.
2010
Hasil audit pengawas tahun 2010 mengatakan untuk unit simpan pinjam memiliki
kendala pada sistem administrasi yang menyebabkan terjadi kurang lancarnya angsuran
pinjaman dari anggota. Pengawas memberikan saran untuk segera membenahi kendala
ini demi kelancaran pelayanan dan keselamatan kekayaan USP PRIMKOPTI.
Pengawas juga memberikan saran terhadap USP PRIMKOPTI terkait hal penyelesaian
piutang macet yang terjadi belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan.
2011
Hasil penilaian pengawas pada tahun 2011 tidak berbeda jauh isinya dengan hasil
pemeriksaan tahun 2010 yang menyebutkan bahwa terjadi kendala pada sistem
administrasi yang mengakibatkan kurang lancarnya angsuran. Hal ini sangat
mengherankan karena hasil audit antara tahun 2010 dan 2011 terjadi kesamaan
penulisan hanya terjadi beberapa perbedaan yang tidak signifikan.
2012
Hasil pemeriksaan pengawas berkaitan dengan USP PRIMKOPTI tahun 2012
menyebutkan bahwa masih terjadi kesalahan sistem administrasi yang menyebabkan
terjadinya kurang lancarnya angsuran. Pengawas menyarankan untuk pembenahan
sistem administrasi agar kendala kurang lancarnya angsuran dapat teratasi segera.
Pengawas juga memberikan saran untuk segera menyelesaikan piutan macet yang telah
lama terjadi demi kelancaran koperasi.
2013
Hasil pemeriksaan pengawas berkaitan dengan USP PRIMKOPTI tahun 2012
menyebutkan bahwa masih terjadi kesalahan sistem administrasi yang menyebabkan
terjadinya kurang lancarnya angsuran. Pengawas menyarankan untuk pembenahan
sistem administrasi agar kendala kurang lancarnya angsuran dapat teratasi segera.
Sumber : Laporan Pertanggungjawaban Pengawas PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
39
Dari hasil penilaian pengawas pada tabel penilaian kesehatan menurut hasil
laporan pertanggungjawaban tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Hasil laporan
pertanggungjawaban pengawas selama tahun 2009 sampai dengan 2013 tidak
menyebutkan kondisi tingkat kesehatan Koperasi PRIMKOPTI Handayani Salatiga
khususnya USP PRIMKOPTI Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat, Tidak Sehat, atau
Sangat Tidak Sehat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pengawas yang ditunjuk
oleh pengurus koperasi Primkopti untuk melakukan penilaian tingkat kesehatan
PRIMKOPTI Handayani Salatiga tidak melakukan tugasnya sesuai dengan yang
telah ditetapkan oleh Menteri Koperasi dan UKM. Melihat hasil kesimpulan dari
pengawas pada setiap tahunnya jika dibandingkan dengan hasil penilaian menurut
Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 14/per/M.UKM/XII/2009 terjadi
hasil penilaian yang tidak sama dimana menurut hasil Laporan
Pertanggungjawaban Pengawas hanya memaparkan gambaran umum kondisi
Koperasi Primkopti dan tidak memaparkan secara rinci kondisi setiap unit kerja
Koperasi Primkopti. Menurut penilaian pengawas, tidak terdapat pernyataan yang
menunjukan kondisi yang baik di USP PRIMKOPTI, ditunjukkan dengan
pernyataan dari pengawas yang mengatakan bahwa USP PRIMKOPTI memiliki
banyak masalah pada aspek piutang, pelayanan karyawan yang kurang maksimal
dan hutang yang belum terlunasi. Hal yang berbeda ditunjukkan oleh penilaian
kesehatan koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor
14/per/M.UKM/XII/2009 yang menetapkan USP PRIMKOPTI secara umum
menunjukkan predikat kurang sehat.
40
KESIMPULAN, CATATAN ATAS KESIMPULAN dan SARAN
KESIMPULAN
Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap USP PRIMKOPTI Handayani
Salatiga, mengenai tingkat kesehatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Penetapan tingkat kesehatan USP PRIMKOPTI “HANDAYANI” Salatiga
berdasarkan, Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009 secara umum, dari tahun 2009-2013 dikatakan tidak
sehat.
2) USP PRIMKOPTI Handayani Salatiga merupakan unit kerja yang tidak
independen karena dalam pengelolaan laporan keuangan terjadi keganjilan
karena USP PRIMKOPTI Handayani Salatiga tidak mencatat aset tetap.
3) Terjadi hasil penilaian yang berbeda menurut Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 dan laporan hasil
pertanggungjawaban pengawas.
CATATAN ATAS KESIMPULAN
Dari hasil yang telah disimpulkan terhadap USP PRIMKOPTI Handayani
Salatiga, terdapat beberapa catatan atas kesimpulan, yaitu :
1) Tidak semua hasil penilaian menggambarkan situasi USP PRIMKOPTI
Handayani Salatiga yang sesungguhnya karena unit ini merupakan bagian dari
Koperasi PRIMKOPTI dimana usaha USP PRIMKOPTI ditentukan oleh
partisipasi anggota PRIMKOPTI. USP PRIMKOPTI. Maka dari itu, USP
PRIMKOPTI merupakan unit usaha yang tidak independen dimana beberapa
pengelolaan mendapat dukungan dari PRIMKOPTI Handayani.
2) Tidak semua informasi yang dibutuhkan tersedia pada laporan keuangan USP
PRIMKOPTI.
Sehingga penulis harus melakukan wawancara dan konfirmasi ulang untuk
mendapatkan kejelasan data tersebut.
41
SARAN
Dengan memperhatikan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disarankan
beberapa hal penting, yaitu:
1) Seharusnya penggurus, pengelola, karyawan dapat menilai kesehatan USP
PRIMKOPTI sendiri tanpa menunggu pengawas melakukan penilaian, sehingga
USP PRIMKOPTI mampu menentukan perbaikan-berbaikan dini.
2) Karyawan USP PRIMKOPTI khususnya yang bertanggungjawab terhadap
laporan keuangan USP PRIMKOPTI disarankan untuk lebih memperhatikan
hasil dari laporan keuangan yang disajikan agar dapat dipahami oleh pengguna
laporan keuangan khususnya manajer sehingga laporan keuangan yang
disajikan tidak membingungkan pengguna laporan keuangan.
3) Seharusnya USP PRIMKOPTI Handayani Salatiga sebagai unit usaha yang
mandiri dalam mengelola aset tetap tetap melakukan pencatatan aset tetap milik
USP PRIMKOPTI.
4) Pada laporan keuangan seharusnya diungkapan secara nyata sesuai dengan
kondisi yang benar-benar terjadi pada USP PRIMKOPTI.
5) Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya penilaian kesehatan diterapkan kepada
unit yang independen dimana setiap aktivitas memiliki catatan tersendiri.
42
DAFTAR PUSTAKA
Abustan, 2009, Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan
Perbankan Konvensional, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
(tidak dipublikasikan).
Budisantoso Totok, Triandaru Sigit. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta : Salemba Empat
Dendawijaya, Lukman, 2005, Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Elizabeth. 2013, Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam
Harta Sentosa Salatiga Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan
UKM Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 dan CAMEL
Putu. 2011, Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Tahun 2008-2011. Universitas
Udayana Bali
Munarsah. 2007. Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simapn Pinjam (USP) pada
PRIMKOPTI Semarang Barat Tahun 2000-2005. Universitas Negeri
Semarang
Permatasari. 2008. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi (Studi Kasus pada KPRI
di Kabupaten Tegal). Universitas Negeri Semarang
Rindawati, 2007, Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dan Perbankan
Konvensional. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rohman. 2011. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Sekota
Malang tahun 2008-2009. Universitas Negeri Malang
http://www.suaramerdeka.co/read/news/2012/12/sosialisasi-penilaian-kesehatan-
kspusp.html
Wijiastuti. 2011. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (Studi Kasus
pada KSP di Kabupaten Pacitan). Universitas Negeri Malang
Yudiviantho, Agung, 2010. Strategi Pendanaan. Universitas Indonesia
http://www.tempo.co/read/news/2013/01/07/089452517/Ribuan-Koperasi-di-Jawa-
Barat-Gulung-Tikar
43
Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008
Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November
1998
Lampiran 1
Kuisioner Penilaian Faktor Manajemen KSP PRIMKOPTI HANDAYANI
Salatiga Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor
14/PER/M.KUKM/XII/2009
No. Aspek NUP Ya/Tidak
Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013
1 MANAJEMEN UMUM
1.1
1.2
1.3
Apakah
KSP/USP
koperasi
memiliki visi,
misi dan tujuan
yang jelas.
Apakah
KSP/USP
koperasi telah
memiliki rencana
kerja jangka
panjang minimal
3 tahun kedepan
dan dijadikan
sebagai acuan
KSP/USP
koperasi dalam
menjalankan
usahanya.
Apakah
KSP/USP
koperasi
memiliki rencana
kerja tahunan
yang digunakan
sebagai dasar
acuan kegiatan
1
2
3
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
USP ini
merupakan unit
kerja dari
PRIMKOPTI
Handayani,
sehingga USP
tidak memiliki
visi misi
tersendiri, dan
hanya mengikuti
visi misi
PRIMKOPTI itu
sendiri.
USP
PRIMKOPTI
memiliki rencana
keja jangka
panjang yaitu,
menjaring
anggota anggota
baru. sehingga,
rencana dari
koperasi untuk
pemupukan modal
dari anggota
terlaksana.
Namun rencana
ini tidak secara
tertulis dalam
profil USP.
USP
PRIMKOPTI
setiap tahunnya
memiliki rencana
kerja tahunan
yaitu, membantu
para anggota
1.4
1.5
1.6
1.7
usaha selama 1
tahun.
Adakah
kesesuaian
antara rencana
kerja jangka
pendek dengan
rencana jangka
panjang.
Adakah visi,
misi, tujuan dan
rencana kerja
diketahui dan
dipahami oleh
pengurus,
pengawas,
pengelola dan
seluruh
karyawan.
Pengambilan
keputusan yang
bersifat
operasional
dilakukan oleh
pengelola secara
independent.
Pengurus dan
atau pengelola
KSP/USP
koperasi memliki
komitmen untuk
menangani
permasalahan
4
5
6
7
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
untuk mandiri dan
tetap melakukan
usahanya, melalui
modal yang
diberikan
koperasi.
Dengan tidak
adanya
pembedaan anatar
rencana jangka
panjang dan
rencana jangka
pendek, tidak ada
pemanding untuk
menilai, apakah
ada kesesuaian
atara rencana
jangka pendek
dan jangka
panjang.
Walaupun secara
khusus, visi, misi,
tujuan dan
rencana kerja
tidak dilampirkan
secara tertulis.
Pengurus,
pengawas, dan
seluruh karyawan
memahami dan
diketahui secara
baik.
Pengambilan
keputusan yang
bersifat
operasional dalam
USP diputuskan
secara bersama,
antara manajer
USP dan manajer
Koperasi
Handayani
Setiap pengurus
dan atau
pengelola USP
koperasi memiliki
komitmen untuk
1.8
1.9
yang dihadapi
serta melakukan
tindakan
perbaikan yang
diperlukan.
KSP/USP
koperasi
memiliki tata
tertib kerja SDM
yang meliputi
disiplin kerja
serta didukung
sarana kerja
yang memadai
dalam
melaksanakan
pekerjaan.
Pengurus KSP
koperasi yang
mengangkat
pengelola, tidak
mencampuri
kegiatan
operasional
sehari-hari yang
cenderung
menguntungkan
kepentingan
sendiri, keluarga
atau
kelompoknya,
sehingga dapat
merugikan
KSP/USP
koperasi.
8
9
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
mengatasi
masalah yang
dihadapi USP.
Pengurus dan atau
pengelola selalu
berusaha untuk
melakukan
perbaikan yang
diperlukan.
Seperti,
pemberian
pinjaman untuk
mengurangi
resiko pinjaman
yang bermasalah.
USP koperasi
memiliki tata
tertib kerja secara
tertulis dalam
kantor. Walaupun
itu merupakan
tata tertib kerja
bagi seluruh
karyawan di
koperasi. dan
setiap karyawan
memiliki fasilitas
kerja untuk
mendukung dalam
melaksanakan
kerja.
Pengurus koperasi
menunjuk
pengelola di
setiap unit usaha
yang ada di
koperasi,
termasuk USP.
Penunjukan
tersebut dilakukan
berdasarkan
pengalaman kerja
di Koperasi dan
kompetensi dasar
yang dimiliki.
Sehingga setiap
pengelola/manajer
setiap unit
memiliki
1.10
1.11
1.12
Anggota
KSP/USP
koperasi sebagai
pemilik
mempunyai
kemampuan
untuk
meningkatkan
permodalan
KSP/USP
koperasi sesuai
dengan
ketentuan yang
berlaku.
Pengurus,
pengawas, dan
pengelola
KSP/USP
koperasi didalam
melaksanakan
kegiatan
operasional tidak
melakukan hal-
hal yang
cenderung
menguntungkan
diri sendiri,
keluarga dan
kelompoknya,
atau berpotensi
merugikan
KSP/USP
koperasi.
Pengurus
melaksanakan
fungsi
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
tugas pengelola
sesuai dengan
tugas dan
wewenangnya
10
11
12
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
wewenang
tersendiri di setiap
unit tanda ada
campur tangan
dari pengurus.
Dengan
keterbatasan dana
yang dimiliki tiap
anggota, sulit
untuk
mengharapkan
peningkatan
modal yang di
dapat dari
anggota, itu bisa
dilihat dari
pinjaman yang
dilakukan anggota
yang terus
meningkat dari
tahun ke tahun.
Pengurus,
pengawas, dan
pengelola
merupakan orang-
orang
kepercayaan
anggota guna
mengurus
koperasi menjadi
lebih baik. Dan
melihat kondisi
koperasi yang
sedang susah,
tidak mungkin
pengurus,
pengawas,
maupun pengelola
memanfaatkan
kondisi ini untuk
kepentingan
mereka sendiri.
Tugas dari
pengurus koperasi
adalah mengurus
segala sesuatu
yang berkaitan
dengan koperasi
secara efektif. itu sendiri. Jadi
pengurus akan
melakukan
kontrol terhadap
pelaksanaan tugas
sesuai dengan
wewenangnya
secara efektif
mungkin.
No. Aspek NUP Ya/Tidak Keterangan
2009 2010 2011 2012 2013
2 KELEMBAGAAN
2.1
2.2
2.3
Bagan organisasi
yang ada telah
mencerminkan
seluruh kegiatan
KSP/USP
koperasi dan
tidak terdapat
jabatan kosong
atau
perangkapan
jabatan.
KSP/USP
koperasi
memiliki rincian
tugas yang jelas
untuk masing-
masing
karyawannya.
Di dalam
struktur
kelembagaan
KSP/USP
koperasi terdapat
struktur yang
melakukan
fungsi sebagai
dewan
pengawas.
13
14
15
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Dalam bagan
organisasi USP
hanya
menampilkan
susunan jabatan
yang ada tanpa
ada siapa yang
menangani bagian
tersebut. Hanya
tertulis:
pengawas,
pengurus, dan
manajer yang
membawahi
beberapa bagian.
USP koperasi
tidak memiliki
rincian tugas yang
jelas untuk setiap
karyawannya.
Namun, karyawan
telah memahami
tugas yang harus
dijalankan
masing-masing.
Dalam setiap
KSP/USP
memiliki dewan
pengawas, dimana
pengawas berasal
dari koperasi itu
sendiri ataupun
dari kementrian
koperasi. Untuk
mengawasi
kinerja koperasi
itu sendiri.
2.4
2.5
2.6
KSP/USP
koperasi terbukti
mempunyai
Standar
Operasional dan
Manajemen
(SOM) dan
Standar
Operasional
Prosedur (SOP).
KSP/USP
koperasi telah
menjalankan
kegiatannya
sesuai SOM dan
SOP KSP/USP
koperasi.
KSP/USP
koperasi
mempunyai
sistem
pengamanan
yang baik
terhadap semua
dokumen
penting.
16
17
18
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
USP
PRIMKOPTI
memiliki SOM
dan SOP yang
digunakan untuk
menjalankan
kegiatan koperasi
dalam hal seperti,
pemberian
pinjmanan.
Dengan adanya
SOM dan SOP.
Koperasi
memiliki
acuan/panduan
dalam
melaksanakan
kegiatan koperasi,
apakah telah
sesuai dengan
standar atau tidak.
Adanya kotak
brankas yang
kuncinya dibawa
manajer koperasi.
Dan tabungan
yang ada di Bank.
Sehingga tingkat
keamanan
terhadap
dokumen-
dokumen
berharga terjaga.
No. Aspek NUP Ya/Tidak Keterangan
2009 2010 2011 2012 2013
3 PERMODALAN
3.1
Tingkat
pertumbuhan
modal sendiri
sama atau lebih
besar dari tingkat
pertumbuhan
asset.
19
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Berdasar
perhitungan rasio
modal sendiri,
tingkat
pertumbuhan
modal sendiri
dibandingkan
dengan
pertumbuhan
asset selalu
berada di bawah
3.2
3.3
3.4
3.5
Tingkat
pertumbuhan
modal sendiri
yang berasal dari
anggota
sekurang
kurangnya 10%
dibandingkan
tahun
sebelumnya.
Penyisihan
cadangan dari
SHU sama atau
lebih besar dari
seperempat SHU
tahun berjalan.
Simpanan dan
simpanan
berjangka
koperasi
meningkat
minimal 10%
dari tahun
sebelumnya.
Investasi harta
tetap dari
investaris, serta
pendanaan
ekspansi
perkantoran
dibiayai dengan
modal sendiri.
20
21
22
23
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
pertumbuhan
asset. Hal ini
terjadi karena,
modal yang
berasal dari
anggota selalu
menurun.
Pertumbuhan
modal sendiri tiap
tahunnya
mengalami
penurunan kurang
lebih 5%. Hal ini
terjadi karena
banyak anggota
yang tidak
menyertakan
modal ke
koperasi.
Dari data laporan
keuangan tahun
2009-2013.
Cadangan dari
SHU kurang dari
¼ SHU tahun
berjalan.
Dalam laporan
keuangan, tidak
tercantum
simpanan oleh
koperasi selama
kurun waktu
2009-2013. Hal
ini
mengindikasikan
bahwa koperasi
tidak memiliki
simpanan.
USP koperasi
menggunakan
modal sendiri
guna untuk
membiayai
investasi dan
pendanaan
ekspasi
perkantoran.
No. Aspek NUP Ya/Tidak Keterangan
2009 2010 2011 2012 2013
4 MANAJEMEN AKTIVA
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Pinjaman dengan
kolektibilitas
lancar minimal
sebesar 90% dari
pinjaman yang
diberikan.
Setiap pinjaman
yang diberikan
didukung dengan
agunan yang
nilainya sama
atau lebih besar
dari pinjaman
yang diberikan
kecuali pinjaman
bagi anggota
sampai dengan 1
juta rupiah.
Dana cadangan
penghapusan
pinjaman sama
atau lebih besar
dari jumlah
pinjaman macet
tahunan.
Pinjaman macet
tahun lalu dapat
ditagih sekurang-
kurangnya
sepertiganya.
KSP/USP
koperasi
menerapkan
prosedur
pinjaman dan
dilaksanakan
dengan efektif.
24
25
26
27
28
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Dengan estimasi
pinjaman beresiko
setiap tahunnya
yaitu 50%. Makan
kolekbilitas lancar
tidak akan
mencapai 90%
dari apa yang
diberikan.
USP menerapkan
aturan. Setiap
pinjman yang
diberikan kepada
anggota maupun
non anggota
didukung agunan
yang nilainya
minimal sama
dengan jumlah
pinjaman. Untuk
anggota yang
meminjam
dibawah 1 juta
bebas agunan.
Dana cadangan
penghapusan
pinjaman selalu
lebih rendah dari
pinjaman macet.
Pinjaman macet
yang terjadi akan
segera dilakukan
penghapusan
pinjaman yang
telah
dicadangkan.
USP
PRIMKOPTI
memiliki
prosedur-prosedur
pinjaman, dimana
prosedur tersebut
4.6
4.7
4.8
4.9
KSP/USP
koperasi
memiliki
kebijakan
cadangan
penghapusan
pinjaman
bermasalah.
Dalam
memberikan
pinjaman
KSP/USP
koperasi
mengambil
keputusan
berdasarkan
prinsip kehati-
hatian.
Keputusan
pemberian
pinjaman dan
atau penempatan
dana dilakukan
melalui komite.
Setelah pinjaman
diberikan
KSP/USP
koperasi
melakukan
pemantauan
terhadap
penggunaan
pinjaman serta
kemampuan dan
29
30
31
32
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
dibuat se efektif
mungkin dan
tidak
memberatkan.
Adanya alokasi
dana piutang tak
tertagih di neraca.
Sehingga, saat
terjadi pinjaman
bermasalah, akan
terjadi
penghapusan
pinjaman melalui
cadangan
penghapusan
pinjmanan.
Koperasi tetap
menjalankan
prinsip kehati-
hatian dalam
memberikan
pinjaman, dilihat
dari kemampuan
setiap anggotanya
dan nilai angunan
yang digunakan
untuk jaminan,
jika terjadi
masalah
pembayaran.
Pinjaman yang
diberikan melalui
prosedur-prosedur
yang berlaku di
koperasi tersebut,
jadi jika anggota
meminjam dana
dan lolos dari
kualifikasi, maka
pinjaman akan
diberikan.
Karena misi dari
koperasi salah
satunya berbunyi :
meningkatkan
kesejahteraan dan
4.10
kepatuhan
anggota atau
peminjam dalam
memenuhi
kewajibannya.
KSP/USP
koperasi
melakukan
peninjauan
penilaian dan
pengikatan
terhadap
agunannya.
33
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
kemandirian
anggota. Maka
USP dibawah
naungan Koperasi
wajib melakukan
pengawasan
terhadap pinjman
yang diberikan,
apakah digunakan
untuk kepentingan
usaha atau tidak.
Sehingga koperasi
dapat melihat
kemampuan
anggota dalam
memenuhi
kewajibannya.
Manajemen tidak
melakukan
peninjauan ulang
terhadap
anggunan.
No. Aspek NUP Ya/Tidak Keterangan
2009 2010 2011 2012 2013
5 LIKUIDITAS
5.1
5.2
5.3
Memiliki
kebijaksanaan
tertulis mengenai
pengendalian
likuiditas.
Memiliki
fasilitas
pinjaman yang
akan diterima
dari lembaga lain
untuk menjaga
likuiditasnya.
Memiliki
pedoman
administrasi
yang efektif
untuk memantau
kewajiban yang
jatuh tempo.
34
35
36
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
USP
PRIMKOPTI
tidak
mempunyai/tersed
ia kebijakan
tertulis untuk
pengendalian
likuiditas
Adanya pinjaman
yang di terima
dari Monosuko
setiap tahunnya.
Yang tercantum
dalam laporan
neraca KSP
PRIMKOPTI.
KSP
PRIMKOPTI
tidak memiliki
pedoman khusus
guna, memantau
kewajiban yang
akan jatuh tempo
5.4
5.5
Memiliki
kebijakan
penghimpunan
simpanan dan
pemberian
pinjaman sesuai
dengan kondisi
keuangan
KSP/USP
koperasi.
Memiliki sistem
informasi
manajemen yang
memadai untuk
pemantauan
likuiditas.
37
38
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
karena, hutang
yang mereka
miliki hanya
hutang Bank,
sedangkan hutang
terhadap anggota
memungkinkan
tidak terjadi
syarat jatuh
tempo.
Koperasi
memberikan
pinjaman diluar
kondisi keuangan
yang ada di
koperasi,
sehingga koperasi
menanggung
resiko yang cukup
tinggi.
Dilihat dari
perhitungan rasio
likuiditas,
koperasi tidak
memiliki cukup
informasi untuk
pemantauan
likuiditasnya
Lampiran 2
Standar Bobot Penilaian Rasio Berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan
UKM Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
1. Permodalan
a. Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
≤ 0 0 6 0
0 < X ≤ 5 25 6 1.50
5 < X ≤ 10 50 6 3.00
10 < X ≤ 15 75 6 4.50
15 < X ≤ 20 100 6 6.00
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
b. Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman
Diberikan yang Beresiko
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
≤ 0 0 6 0
0 < X ≤ 10 10 6 0.6
10 < X ≤ 20 20 6 1.2
20 < X ≤ 30 30 6 1.8
30 < X ≤ 40 40 6 2.4
40 < X ≤ 50 50 6 3.0
50 < X ≤ 60 60 6 3.6
60 < X ≤ 70 70 6 4.2
70 < X ≤ 80 80 6 4.8
80 < X ≤ 90 90 6 5.4
90 < X ≤ 100 100 6 6.0
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
c. Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
≤ 4 0 3 0.00
4 < X ≤ 6 50 3 1.50
6 < X ≤ 8 75 3 2.25
> 8 100 3 3.00
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
2. Kualitas Aktiva Produktif
a. Standar Perhitungan Skor Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap
Total Pinjaman Diberikan
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
≤ 25 0 10 0.00
25 < X ≤ 50 50 10 5.00
50 < X ≤ 75 75 10 7.50
> 75 100 10 10.00
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
b. Standar Perhitungan Skor Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman
Diberikan
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
> 45 0 5 0
40 < X ≤ 45 10 5 0.5
30 < X ≤ 40 20 5 1.0
20 < X ≤ 30 40 5 2.0
10 < X ≤ 20 60 5 3.0
0 < X ≤ 10 80 5 4.0
= 0 100 5 5.0
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
c. Standar Perhitungan Skor Rasio Cadangan Resiko terhadap Resiko
Pinjaman Bermasalah
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
0 0 5 0
0 < X ≤ 10 10 5 0.5
10 < X ≤ 20 20 5 1.0
20 < X ≤ 30 30 5 1.5
30 < X ≤ 40 40 5 2.0
40 < X ≤ 50 50 5 2.5
50 < X ≤ 60 60 5 3.0
60 < X ≤ 70 70 5 3.5
70 < X ≤ 80 80 5 4.0
80 < X ≤ 90 90 5 4.5
90 < X ≤ 100 100 5 5.0
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
d. Standar perhitungan BMPP
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
≤ 25 100 5 5
> 25 0 5 0
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
3. Manajemen
a. Manajemen Umum
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.25
2 0.50
3 0.75
4 1.00
5 1.25
6 1.50
7 1.75
8 2.00
9 2.25
10 2.50
11 2.75
12 3.00
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
b. Kelembagaan
Jumlah Skor
Jawaban Ya
1 0.50
2 1.00
3 1.50
4 2.00
5 2.50
6 3.00
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
c. Manajemen Permodalan
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.60
2 1.20
3 1.80
4 2.40
5 3.00
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
d. Manajemen Aktiva
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.30
2 0.60
3 0.90
4 1.20
5 1.50
6 1.80
7 2.10
8 2.40
9 2.70
10 3.00
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
e. Manajemen Likuiditas
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.60
2 1.20
3 1.80
4 2.40
5 3.00
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
4. Efisiensi
a. Standar Perhitungan Skor Rasio Biaya Operasional atas Partisipasi Bruto
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
> 100 0 4 1
85 < X ≤ 100 50 4 2
70 < X ≤ 85 75 4 3
0 < X ≤70 100 4 4
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
b. Standar Perhitungan Skor Rasio Aktiva terhadap Total Aset
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
75 < X ≤ 100 25 4 1
50 < X ≤ 75 50 4 2
25 < X ≤ 50 75 4 3
0 < X ≤ 25 100 4 4
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
c. Standar Perhitungan Skor Rasio Efisiensi Pelayanan
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
≤ 5 25 2 2.0
5 < X ≤ 10 50 2 1.5
10 < X ≤ 15 75 2 1.0
> 15 100 2 0.0
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
5. Likuiditas
a. Standar Perhitungan Skor Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
≤ 100 0 10 0
100 < X ≤ 125 50 10 5
125 < X ≤ 150 100 10 10
> 150 0 10 10
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
b. Standar Perhitungan Skor Rasio Pinjaman terhadap Dana yang Diterima
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
X ≤ 100 25 5 1.25
100 < X ≤ 200 50 5 2.50
200 < X ≤ 300 75 5 3.75
> 300 100 5 5
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
6. Kemandirian dan Pertumbuhan
a. Standar Perhitungan Skor Rasio Rentabilitas Aset
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
X ≤ 5 25 3 0.75
5 < X ≤ 7.5 50 3 1.50
7.5 < X ≤ 10 75 3 2.25
> 10 100 3 3.00
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
b. Standar Perhitungan Skor Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
X ≤ 5 25 3 0.75
5 < X ≤ 7.5 50 3 1.50
7.5 < X ≤ 10 75 3 2.25
> 10 100 3 3.00
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
c. Standar Perhitungan Skor Rasio Kemandirian Operasional
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
≤ 100 0 0 0
> 100 100 4 4
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
7. Jati Diri Koperasi
a. Standar Perhitungan Skor Rasio Partisipasi Bruto
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
< 25 0 7 0.00
25 < X ≤ 50 50 7 3.50
50 < X ≤ 75 75 7 5.25
≥ 75 100 7 7.00
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
b. Standar Perhitungan Skor Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Rasio
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
X ≤ 5 0 3 0.00
5 < X ≤ 7.5 50 3 1.50
7.5 < X ≤ 10 75 3 2.25
> 10 100 3 3.00
Sumber : KepMenKop Nomor 14/PER/M.KUKM/XII/2009
Lampiran 3
Bagan Struktur Organisasi USP PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS PENGAWAS
ANGGOTA