menguak manajemen keselamatan pelayaran nasional

Upload: mustainalibroh

Post on 07-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Menguak Manajemen Keselamatan Pelayaran Nasional

    1/4

    Menguak Manajemen Keselamatan Pelayaran Nasional

    Belum lagi luput dari ingatan publik soal kecelakaan KM Sahabat dan

    kapal-kapal lain dalam kurun enam bulan terakhir, kembali terjadi kecelakaan di perairan

    Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu Bertambah lagi bilangan kerugian

    disebabkan oleh buruknya manajemen keselamatan pelayaran di dalam negeri

    !ntuk mengukur baik-buruknya manajemen keselamatan pelayaran, industri pelayaran mengenal

    satu parameter yakni Sa"ety o" #i"e at Sea $S%#&S' ()*+ Ketika kita mengatakan bahwa

    manajemen keselamatan pelayaran dalam negeri buruk, inilah alat pengukurnya Masalahnya,

    apakah standar ini sudah diterapkan di ndonesia

    Kalau sudah, mengapa dalam berbagai kecelakaan kapal di Tanah &ir jumlah korban meninggal

    misalnya, relati" tinggi Kematian memang di tangan Tuhan, tetapi dari pemberitaaan di media

    massa tentang berbagai kecelakaan kapal di ndonesia, korban-korban itu menjemput ajalnya

    rata-rata dikarenakan oleh minimnya life-saving appliances di atas kapal

    Sebagai anggota %rganisasi Maritim nternasional $M%', ndonesia tentu mengadopsi S%#&S

    ()*+ dan karenanya boleh dikatakan telah menerapkannya .amun, jika diteliti lebih dalam,

    http://1.bp.blogspot.com/-e3IPyns4aDA/UteJdK4LoJI/AAAAAAAAAL8/YeB_kRCmMPI/s1600/srunguk.jpg

  • 8/19/2019 Menguak Manajemen Keselamatan Pelayaran Nasional

    2/4

    kenyataannya menunjukkan kondisi berbeda /alam kalimat lain, ndonesia sebetulnya tidak 

    menerapkan aturan tersebut

    Kalau berbagai kecelakaan kapal yang terjadi di ndonesia, terutama yang berlaku dalam kurun 0

    tahun terakhir, tidak mau dijadikan bukti betapa negeri ini tidak menerapkan S%#&S ()*+,

    mungkin penerapan electronic position-indicator radio beacon  $1P2B' di ndonesia bisa

    dikemukakan

    &lat ini sangat berguna dalam menentukan posisi kapal sehingga manakala ia mengalami

    kesulitan, kecelakaan atau tenggelam di lautan kapal penolong akan dengan meudah menemukan

     posisinya karena terbaca di alat penerima sinyal yang dipasang di kapal penolong

    M% telah menetapkan bahwa alat itu, yang merupakan sub-sistem dari 3lobal Maritime /istress

    and Sa"ety System43M/SS, harus sudah terpasang di kapal-kapal terhitung sejak ( 5ebruari

    ())) &da cerita menarik soal 1P2B ini Beberapa hari setelah KM Sahabat tenggelam di

    seputar perairan Kepulauan Seribu pada 6( Januari lalu, kapal patroli Kesatuan Penjagaan #aut

    dan Pantai $KP#P' Kementerian Perhubungan melakukan pencarian bangkai kapal naas tersebut

    Sayang, kapal tidak ditemukan

    Menurut awak media yang menyertai operasi pencarian, mengutip kru kapal KP#P, bangkai KM

    Sahabat tidak berhasil ditemukan karena tumpahan minyak sebagai pertanda keberadaan bangkai

    kapal tidak terlihat di lokasi tenggelamnya kapal ni berarti pencarian dilakukan dengan metode

    7isual /engan kondisi cuaca yang tergolong ekstrem saat ini tentu saja metode ini tidak akan

  • 8/19/2019 Menguak Manajemen Keselamatan Pelayaran Nasional

    3/4

    membuahkan hasil .amun, jika KM Sahabat dilengkapi dengan 1P2B, pencariannya mungkin

    saja berhasil dengan baik

    Kini, dengan tidak diketahuinya posisi KM Sahabat perairan sekitar Kepulauan Seribu menjadi

    rawan karena bangkai itu tentu saja akan berpindah-pindah sesuai dengan kondisi perairan

    Parahnya lagi, tidak terdengar kabar dari pemilik kapal itu akankah dilakukan  salvage

    $pengangkatan bangkai kapal' atau tidak

    Pengakuan

    #emahnya implementasi S%#&S ()*+ bukan hanya disuarakan oleh pengamat pelayaran tetapi

     juga diakui oleh Kementerian Perhubungan Pernah seorang pejabat senior di instansi itu

    mengungkapkan bahwa penerapan aturan M% tersebut memang masih belum maksimal

    Kendalanya adalah lemahnya pemahaman S%#&S, peraturan perundangan yang tumpang tindih

    Belum lagi masalah pendanaan dan ketersediaan S/M yang andal

    Manajemen keselamatan pelayaran nasional juga masih ditandai dengan masih terpisahnya

     pemeriksaan  statutory  kapal-kapal berbendera ndonesia Kementerian Perhubungan selaku

     pihak yang memegang kewenangan penerapan S%#&S 8 dalam istilah M% disebut

     Administration  8 telah melimpahkan pemeriksaan konstruksi lambung, perlistrikan dan

     permesinan kapal kepada Biro Klasi"ikasi ndonesia $BK'

  • 8/19/2019 Menguak Manajemen Keselamatan Pelayaran Nasional

    4/4

    Sementara, aspek lainnya, umpama, instalasi radio, kelaikan alat-alat keselamatan di atas kapal,

    masih dilaksanakan langsung oleh Kemhub Kondisi seperti itulah yang sering diistilahkan oleh

     pemilik kapal domestik dengan multiple classification Pada awalnya diklasi"ikasi oleh BK

    kemudian diklasi"ikasi oleh Kemhub /i negara lain la9imnya pihak klasi"ikasi melakukan

    hampir seluruh pekerjaan yang terkait dengan aspek keselamatan kapal

    Pemeriksaan oleh Kemenhub di lapangan dilakukan oleh  Marine Inspector   Marine Inspector 

    memang tidak setenar Syahbandar atau KP#P $Kesatuan Penjagaan #aut dan Pantai' yang setiap

    kali kita ke pelabuhan akan dengan mudah dapat dikenali Bahkan, dalam suatu peristiwa

    kecelakaan kapal, mereka sering menjadi selebritis karena sering dikutip oleh media massa

    Tetapi,  Marine Inspector -lah sejatinya yang menjadi ujung tombak dari aspek  safety of 

    navigation Bukan hendak menyalahkan mereka, hingga saat ini kita tidak tahu bagaimana

    kinerjanya Pasalnya, pada setiap kecelakaan kapal selalu tercecer "akta bahwa mereka

    sepertinya telah abai dalam menjalankan tugasnya