menguak manajemen keselamatan pelayaran nasional
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Menguak Manajemen Keselamatan Pelayaran Nasional
1/4
Menguak Manajemen Keselamatan Pelayaran Nasional
Belum lagi luput dari ingatan publik soal kecelakaan KM Sahabat dan
kapal-kapal lain dalam kurun enam bulan terakhir, kembali terjadi kecelakaan di perairan
Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu Bertambah lagi bilangan kerugian
disebabkan oleh buruknya manajemen keselamatan pelayaran di dalam negeri
!ntuk mengukur baik-buruknya manajemen keselamatan pelayaran, industri pelayaran mengenal
satu parameter yakni Sa"ety o" #i"e at Sea $S%#&S' ()*+ Ketika kita mengatakan bahwa
manajemen keselamatan pelayaran dalam negeri buruk, inilah alat pengukurnya Masalahnya,
apakah standar ini sudah diterapkan di ndonesia
Kalau sudah, mengapa dalam berbagai kecelakaan kapal di Tanah &ir jumlah korban meninggal
misalnya, relati" tinggi Kematian memang di tangan Tuhan, tetapi dari pemberitaaan di media
massa tentang berbagai kecelakaan kapal di ndonesia, korban-korban itu menjemput ajalnya
rata-rata dikarenakan oleh minimnya life-saving appliances di atas kapal
Sebagai anggota %rganisasi Maritim nternasional $M%', ndonesia tentu mengadopsi S%#&S
()*+ dan karenanya boleh dikatakan telah menerapkannya .amun, jika diteliti lebih dalam,
http://1.bp.blogspot.com/-e3IPyns4aDA/UteJdK4LoJI/AAAAAAAAAL8/YeB_kRCmMPI/s1600/srunguk.jpg
-
8/19/2019 Menguak Manajemen Keselamatan Pelayaran Nasional
2/4
kenyataannya menunjukkan kondisi berbeda /alam kalimat lain, ndonesia sebetulnya tidak
menerapkan aturan tersebut
Kalau berbagai kecelakaan kapal yang terjadi di ndonesia, terutama yang berlaku dalam kurun 0
tahun terakhir, tidak mau dijadikan bukti betapa negeri ini tidak menerapkan S%#&S ()*+,
mungkin penerapan electronic position-indicator radio beacon $1P2B' di ndonesia bisa
dikemukakan
&lat ini sangat berguna dalam menentukan posisi kapal sehingga manakala ia mengalami
kesulitan, kecelakaan atau tenggelam di lautan kapal penolong akan dengan meudah menemukan
posisinya karena terbaca di alat penerima sinyal yang dipasang di kapal penolong
M% telah menetapkan bahwa alat itu, yang merupakan sub-sistem dari 3lobal Maritime /istress
and Sa"ety System43M/SS, harus sudah terpasang di kapal-kapal terhitung sejak ( 5ebruari
())) &da cerita menarik soal 1P2B ini Beberapa hari setelah KM Sahabat tenggelam di
seputar perairan Kepulauan Seribu pada 6( Januari lalu, kapal patroli Kesatuan Penjagaan #aut
dan Pantai $KP#P' Kementerian Perhubungan melakukan pencarian bangkai kapal naas tersebut
Sayang, kapal tidak ditemukan
Menurut awak media yang menyertai operasi pencarian, mengutip kru kapal KP#P, bangkai KM
Sahabat tidak berhasil ditemukan karena tumpahan minyak sebagai pertanda keberadaan bangkai
kapal tidak terlihat di lokasi tenggelamnya kapal ni berarti pencarian dilakukan dengan metode
7isual /engan kondisi cuaca yang tergolong ekstrem saat ini tentu saja metode ini tidak akan
-
8/19/2019 Menguak Manajemen Keselamatan Pelayaran Nasional
3/4
membuahkan hasil .amun, jika KM Sahabat dilengkapi dengan 1P2B, pencariannya mungkin
saja berhasil dengan baik
Kini, dengan tidak diketahuinya posisi KM Sahabat perairan sekitar Kepulauan Seribu menjadi
rawan karena bangkai itu tentu saja akan berpindah-pindah sesuai dengan kondisi perairan
Parahnya lagi, tidak terdengar kabar dari pemilik kapal itu akankah dilakukan salvage
$pengangkatan bangkai kapal' atau tidak
Pengakuan
#emahnya implementasi S%#&S ()*+ bukan hanya disuarakan oleh pengamat pelayaran tetapi
juga diakui oleh Kementerian Perhubungan Pernah seorang pejabat senior di instansi itu
mengungkapkan bahwa penerapan aturan M% tersebut memang masih belum maksimal
Kendalanya adalah lemahnya pemahaman S%#&S, peraturan perundangan yang tumpang tindih
Belum lagi masalah pendanaan dan ketersediaan S/M yang andal
Manajemen keselamatan pelayaran nasional juga masih ditandai dengan masih terpisahnya
pemeriksaan statutory kapal-kapal berbendera ndonesia Kementerian Perhubungan selaku
pihak yang memegang kewenangan penerapan S%#&S 8 dalam istilah M% disebut
Administration 8 telah melimpahkan pemeriksaan konstruksi lambung, perlistrikan dan
permesinan kapal kepada Biro Klasi"ikasi ndonesia $BK'
-
8/19/2019 Menguak Manajemen Keselamatan Pelayaran Nasional
4/4
Sementara, aspek lainnya, umpama, instalasi radio, kelaikan alat-alat keselamatan di atas kapal,
masih dilaksanakan langsung oleh Kemhub Kondisi seperti itulah yang sering diistilahkan oleh
pemilik kapal domestik dengan multiple classification Pada awalnya diklasi"ikasi oleh BK
kemudian diklasi"ikasi oleh Kemhub /i negara lain la9imnya pihak klasi"ikasi melakukan
hampir seluruh pekerjaan yang terkait dengan aspek keselamatan kapal
Pemeriksaan oleh Kemenhub di lapangan dilakukan oleh Marine Inspector Marine Inspector
memang tidak setenar Syahbandar atau KP#P $Kesatuan Penjagaan #aut dan Pantai' yang setiap
kali kita ke pelabuhan akan dengan mudah dapat dikenali Bahkan, dalam suatu peristiwa
kecelakaan kapal, mereka sering menjadi selebritis karena sering dikutip oleh media massa
Tetapi, Marine Inspector -lah sejatinya yang menjadi ujung tombak dari aspek safety of
navigation Bukan hendak menyalahkan mereka, hingga saat ini kita tidak tahu bagaimana
kinerjanya Pasalnya, pada setiap kecelakaan kapal selalu tercecer "akta bahwa mereka
sepertinya telah abai dalam menjalankan tugasnya