mengingat bahwa caritas germany adalah sebuah lembaga ... filemekanisme kerjasama diuraikan dalam...

30
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA SADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA INDONESIA DE NGAN CARIT AS GERMAN Y TENT ANG PENGURANGAN RISIKO BENCANA INKLUSIF Sadan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia , untuk selanjutnya disebut "BNPB" dan Caritas Germany (CG), untuk selanjutnya disebut "Caritas Germany", selanjutnya secara bersama disebut "Para Pihak". MENGINGAT bahwa Caritas Germany adalah sebuah lembaga internasional non-pemerintah, non-sektarian, non-politik dan organisasi nirlaba yang bergerak dalam bantuan kemanusiaan, persiapan bencana dan kerja sosial. MEMPERHATIKAN maksud dan tujuan bersama untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia melalui Pengurangan Risiko Bencana yang lnklusif di wilayah Indonesia bekerjasama dengan mitra- mitra Caritas Germany. SESUAI dengan peraturan perundang-undangan, dan kebijakan-kebijakan serta prosedur Pemerintah Republik Indonesia yang berlaku mengenai kerjasama teknik luar negeri. TELAH MENCAPAI suatu kesepakatan sebagai berikut:

Upload: vuongthu

Post on 07-Jul-2019

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN

ANT ARA

SADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA INDONESIA

DE NGAN

CARIT AS GERMANY

TENT ANG

PENGURANGAN RISIKO BENCANA INKLUSIF

Sadan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia , untuk

selanjutnya disebut "BNPB" dan Caritas Germany (CG), untuk selanjutnya

disebut "Caritas Germany", selanjutnya secara bersama disebut "Para Pihak".

MENGINGAT bahwa Caritas Germany adalah sebuah lembaga internasional

non-pemerintah, non-sektarian, non-politik dan organisasi nirlaba yang bergerak

dalam bantuan kemanusiaan, persiapan bencana dan kerja sosial.

MEMPERHATIKAN maksud dan tujuan bersama untuk meningkatkan

kemandirian dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia melalui Pengurangan

Risiko Bencana yang lnklusif di wilayah Indonesia bekerjasama dengan mitra­

mitra Caritas Germany.

SESUAI dengan peraturan perundang-undangan, dan kebijakan-kebijakan serta

prosedur Pemerintah Republik Indonesia yang berlaku mengenai kerjasama

teknik luar negeri.

TELAH MENCAPAI suatu kesepakatan sebagai berikut:

Pasal 1

Tujuan

Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian (untuk selanjutnya disebut MSP) ini

adalah untuk menyediakan suatu kerangka hukum bagi para pihak untuk

mengembangkan kapasitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),

para pemangku kepentingan di Kabupaten, dan membangun ketahanan

masyarakat, serta mengintegrasikan Penanggulangan Risiko Bencana yang

inklusif sebagai komponen program yang masuk dalam rencana pembangunan

desa dan rencana jangka menengah pembangunan kabupaten.

Pasal 2

Ruang Lingkup Kerjasama

Para Pihak sepakat untuk bekerjasama dan menjalankan program dalam

bidang-bidang sebagai berikut:

a. Pencegahan dan Kesiapsiagaan dan pencegahan dalam pengurangan

risiko bencana yang inklusif berbasis masyarakat.

b. Membangun masyarakat tangguh terhadap bencana yang inklusif.

c. Peningkatan kapasitas mitra lokal Caritas Germany dalam rangka

peningkatan kapasitas institusi dan komunitas.

d. Mendukung program-program BNPB diantaranya, pengembangan

informasi dalam evakuasi dan prosedurnya, menyebarluaskan peraturan

dan kebijakan mengenai disabilitas kepada para pemangku kepentingan di

Kabupaten dan masyarakat.

e. Penanganan darurat dan pemulihan dari bencana dengan pendekatan

pembangunan yang berkelanjutan, jika diperlukan.

Pasal 3

Wilayah Kerjasama

1. Para Pihak akan melaksanakan kerjasama ini di wilayah kerja yang

meliputi Provinsi Sumatra Utara, Daerah lstimewa Yogyakarta, Jawa

Tengah dan Nusa Tenggara Timur

2. Setiap perubahan wilayah kerja, akan disetujui secara tertulis oleh Para

Pihak.

Untuk melaksanakan MSP ini:

Pasal 4

Mitra Kerja

1. BNPB akan menunjuk Kedeputian Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

sebagai pelaksana dan akan dijabarkan lebih lanjut dalam arahan program.

2. Caritas Germany menunjuk perwakilan Caritas Germany di Indonesia

(selanjutnya disebut CG Indonesia) sebagai pihak pelaksana.

3. Sesuai dengan Pasal 48 Bab XII Undang-undang No. 17 /2013 tentang

Organisasi Kemasyarakatan (UU ORMAS) dan berdasarkan persetujuan

tertulis terlebih dahulu dari BNPB, CG Indonesia dapat bermitra dengan

pihak ketiga dan/atau Ormas Lokal yang didirikan oleh warga Negara

Indonesia, terdaftar sesuai aturan yang berlaku, untuk melaksanakan

program dan kegiatan yang telah disepakati.

Pasal 5

Arahan Program

1. Mekanisme kerjasama diuraikan dalam arahan program yang wajib dibuat

oleh Para Pihak dan tercantum di dalam lampiran sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari MSP ini.

2. Arahan Program sebagaimana disebut dalam ayat (1 ), memuat hal-hal

tentang fokus program, ruang lingkup, pembiayaan, lokasi pelaksanaan,

mekanisme pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, pelaporan dan

publikasi serta penutup.

3. Semua program yang akan dilaksanakan di bawah MSP ini wajib sejalan

dengan RPJMN dan RPJMD, serta Rencana Strategis BNPB.

4. Rincian program wajib dirumuskan dalam Rencana lnduk Kegiatan dan

Rencana Kegiatan Tahunan.

5. CG Indonesia menyusun dan menyampaikan Rencana lnduk Kegiatan

yang berisi keseluruhan program selama tiga tahun kepada BNPB untuk

mendapat persetujuan.

6. CG Indonesia dalam menyusun Rencana Kegiatan Tahunan berkoordinasi

dan mendapat persetujuan dari BNPB.

1. BNPB akan:

Pasal 6

Kewajiban

a. Menjadi fasilitator kerja sama antara CG Indonesia dengan BPBD dan

pemangku kebijakan terkait di daerah yang menjadi wilayah kerja sama

b. Memfasilitasi CG Indonesia dalam pengurusan visa, izin tinggal , serta

izin keluar dan/atau izin masuk kembal i ke Indonesia bagi tenaga asing

CG Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia

yang berlaku

c. Memfasilitasi CG Indonesia dalam pengurusan pembebasan bea masuk

dan pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan Indonesia

yang berlaku

d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan

program yang tercantum dalam MSP bersama-sama dengan instansi

pemerintah terkait.

2. CG dan CG Indonesia akan:

a. Mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh BNPB.

b. Melaksakan program yang telah disepakati dalam MSP ini

c. Menyediakan dana sebesar maksimum 1.095.000 Euro khusus untuk

pelaksanaan program dalam MSP ini. CG Indonesia akan memastikan

bahwa mereka tidak akan mengambil sebagian dari alokasi dana

tersebut untuk biaya operasional mereka.

d. Menyediakan bantuan keuangan dan peralatan, yang diperlukan bagi

pelaksanaan program kerjasama dan menyediakan tenaga asing yang

memiliki keahlian yang tidak tersedia di Indonesia dalam rangka alih

pengetahuan dan tehnologi kepada tenaga lokal dan masyarakat sesuai

dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia.

e. Setiap perubahan tenaga ahli asing wajib disetujui oleh BNPB secara

tertulis.

f. Mengutamakan penggunaan produk-produk buatan lokal yang ramah

lingkungan bagi semua peralatan dan bahan-bahan yang akan

digunakan dalam rangka pelaksanaan program.

g. Menyediakan bantuan pelatihan dan bantuan teknis dalam rangka

melaksanakan program-program dan meningkatkan kapasitas

pelaksana program

h. Memberitahukan BNPB atas perubahan apapun yang terjadi dalam

program-program atau proyek-proyek yang sudah disetujui, atau jika

terjadi keadaan di mana program-program atau proyek-proyek yang

sudah disetujui dihapus atau tidak dapat dilaksanakan.

i. Membatasi jumlah tenaga asing dalam struktur management sebanyak­

banyaknya 2 (dua) orang;

j. Mewajibkan semua tenaga ahli asing Caritas Germany Indonesia

mengikuti orientasi yang dilakukan oleh BNPB;

k. Mewajibkan semua tenaga asing Caritas Germany memenuhi ketentuan

keimigrasian di bidang perijinan dan pengawasan orang asing;

I. Menjaga citra positif Indonesia di mata lnternasional;

m. Melaksanakan dan menyediakan dana bagi kegiatan pemantauan dan

evaluasi.Pemantauan dan evaluasi harus dilakukan setiap tahun

bersama dengan kementerian dan lembaga terkait. Penjelasan terinci

dijabarkan di dalam arahan program pada MSP ini;

n. Berkonsultasi dan berkooordinasi dengan BNPB dan Pemerintah

Daerah serta lembaga terkait lainnya untuk menjamin kelancaran

pelaksanaan program;

o. Menyampaikan Laporan Tahunan mengenai pelaksanaan program serta

laporan keuangan kepada BNPB;

p. Menyantumkan logo BNPB dan Caritas Germany secara proporsional

pada setiap pengumuman program, laporan tahunan dan jenis publikasi

lainnya.

Pasal 7

Batasan Kegiatan

Caritas Germany di Indonesia dan Stat

1. Caritas Germany menjamin bahwa semua kegiatan dan personil yang

bekerja berdasarkan MSP ini harus:

a. Mentaati, menghormati dan mematuhi peraturan perundang-undangan,

dan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia.

b. Sejalan dengan kepentingan Nasional Indonesia.

c. Menghormati keutuhan, kebebasan politik dan kedaulatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, dan tidak mendukung gerakan separatis

apapun.

d. Tidak terlibat dalam kegiatan intelijen/ klandestein.

e. Menghormati kebiasaan, tradisi , budaya, adat istiadat dan kepercayaan

masyarakat lokal.

f. Tidak terlibat dalam kegiatan politik dan komersial apapun.

g. Tidak terlibat dalam penyebaran agama apapun.

h. Tidak melakukan aksi penggalangan dana dari individu maupun

organisasi lokal di Indonesia untuk mendukung program dan

kegiatannya.

i. Tidak menggunakan fasilitas lembaga pemerintah dan pemerintah

daerah untuk kegiatan selain yang disetujui oleh MSP ini

j. Tidak melakukan kegiatan selain yang telah disepakati oleh Para Pihak.

2. Pelanggaran terhadap setiap ketentuan pada ayat 1 akan mengakibatkan

tindakan dari otoritas yang terkait sesuai dengan peraturan perundang­

undangan yang berlaku di Indonesia dan dapat mengakibatkan

pencabutan izin bagi Caritas Germany dan personilnya, serta pengakhiran

program kerja sama

Pasal8

Status Perlengkapan dan Material Pendukung

1. Semua perlengkapan dan material pendukung program yang dibeli oleh CG

Indonesia dalam rangka pelaksanaan program hanya digunakan semata­

mata demi kepentingan pelaksanaan program.

2. Setelah berakhirnya proyek, serah-terima perlengkapan dan material

tersebut akan diserahkan oleh CG Indonesia kepada BNPB atau mitra lokal

CG Indonesia sebagaimana diatur dalam perjanjian kerjasama masing­

masing proyek dan dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima.

Pasal9

Domisili

1. BNPB berkedudukan di Gedung Graha BNPB Jalan Pramuka Kav. 38,

Jakarta Timur, Indonesia.

2. Caritas Germany berkantor pusat di Karlstr. 40, 79104 Freiburg, Germany,

dan CG Indonesia berkantor di Perum Citra Nirwana Blok A-4, JL.

Kalimantan - Ring Road Utara, Yogyakarta, 55284, Indonesia.

Pasal 10

Penyelesaian Perselisihan

Setiap perselisihan atau perbedaan yang timbul dari penafsiran atau

pelaksanaan MSP ini diselesaikan secara damai melalui konsultasi atau

negosiasi di antara Para Pihak.

Pasal 11

Perubahan

MSP ini dapat diubah setiap waktu melalui persetujuan bersama secara tertulis

oleh Para Pihak. Perubahan tersebut akan menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari MSP ini dan akan berlaku pada tanggal yang ditentukan oleh

Para Pihak.

Pasal 12

Mulai Berlaku, Jangka Waktu dan Pengakhiran

1. MSP ini mulai berlaku sejak tanggal ditandatanganinya dan tetap berlaku

untuk jangka waktu 3 tahun

2. MSP ini dapat diakhiri setiap saat oleh salah satu pihak dengan

mengirimkan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak lainnya

mengenai keinginannya untuk mengakhiri MSP ini dalam waktu sekurang­

kurangnya 6 (enam) bulan sebelum tanggal pengakhiran dimaksud.

3. Pengakhiran MSP ini tidak akan mempengaruhi keabsahan, jangka waktu

dan pelaksanaan setiap program yang sedang berlangsung berdasarkan

MSP ini sampai program tersebut selesai, kecuali Para Pihak memutuskan

lain.

SEBAGAI BUKTI, pejabat yang ditunjuk telah menandatangani MSP ini.

DIBUAT di Jakarta pada tanggal J ~ 'J-ttJ-1 tJ l'b ~1fa1am rangkap 2 (dua)

asli , masing-masing dalam bahasa Indonesia dan bahasa lnggris, keduanya

mempunyai nilai keabsahan yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan

penafsiran, maka naskah bahasa Indonesia yang akan berlaku.

UNTUK

SADAN NASIONAL

PENANGGULANGAN BENCANA

REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIS UTAMA

UNTUK

CARITAS GERMANY

CIPTO PRIYO LEKSONO

KEPALA KANTOR

CARIT AS GERMANY INDONESIA

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

BETWEEN

NATIONAL DISASTER MANAGEMENT AUTHORITY

OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

AND

CARITAS GERMANY

CONCERNING

INCLUSIVE DISASTER RISK REDUCTION

The National Disaster Management Authority of the Republic of Indonesia,

hereinafter referred to as the "BNPB" and Caritas Germany (CG), hereinafter

referred to as "Caritas Germany", hereinafter collectively referred to as "The

Parties".

NOTING that Caritas Germany is an International non-governmental, non

sectarian, non political and non profitable organization for humanitarian aid,

disaster preparedness and social work.

CONSIDERING their mutual concern and purpose to improve community self

reliance and welfare in Indonesia through Inclusive Disaster Risk Reduction in

regional areas of Indonesia in cooperation with local partners of Caritas

Germany.

PURSUANT TO the prevailing laws and regulations in Indonesia, as well as

procedures and policies of the Government of the Republic Indonesia concerning

international technical cooperation.

HAVE REACHED an understanding as follows:

Arti cle 1

Objective

The objective of this Memorandum of Understanding (hereinafter referred to as

MoU) is to provide legal framework between Parties to build capacities of District

Disaster Management Authority (BPBD), local stakeholder in district level,

building community resilient and integrate Inclusive Disaster Risk Reduction

(Inclusive ORR) as program component on village development planning and

midterm of district development planning.

Article 2

Scope of Cooperation

The Parties agree to cooperate and implement program in the following fields:

a. Preparedness and prevention on inclusive community managed disaster

risk reduction.

b. Building inclusive community resilient to the disaster.

c. Capacity building for Caritas Germany's partners in order to increase

institutional and community capacity.

d. Support BNPB programs, such as development of information on

evacuation plan and procedures; disseminate policies and procedures of

the disability legislation to local stakeholder in district level and community.

e. Emergency response and recovery in case of disaster with sustainable

development approach, if deemed necessary.

Article 3

Cooperation Areas

1. The Parties shall implement the cooperation in regional working areas

covering the Provinces of North of Sumatra, Special Teritory of Yogyakarta,

Central Java, Nusa Tenggara Timur

2_ Any change of working areas, shall be agreed in written by The Parties.

Article 4

Executing Agency

For the implementation of MoU;

1. BNPB appoints the Prevention and Preparedness Deputy as executing

agency and will be described more details in Program Direction.

2. Caritas Germany appoints Caritas Germany Representative Office in

Indonesia (herein after referred as CG Indonesia) as executing agency.

3. In accordance with Article 48 in Section XII of Law No. 17/2013 concerning

Civil Society Organizations ("UU ORMAS") and prior written approval

BNPB, CG Indonesia be able to work in partnership with the government

and with local organizations founded by Indonesian citizens, registered

according to the government regulation, to implement program and

activities that have been agreed.

Article 5

Programme Direction

1. The mechanism of cooperation is outlined in the program direction

prepared by the Parties which shall constitute an integral part of this MOU

as an annex.

2. Program direction stated in paragraph (1) of this article contains program

focus, program scope, program funding , the locations for program

implementation, mechanism of implementation, monitoring and evaluation,

reporting and publication, as well as conclusion.

3. All programs to be implemented under this MOU shall be in line with the

National Medium-Term Development Plan and the Medium Term

Development Plan, and also the strategic plan of BNPB.

4. The details of programs shall be formulated in the Master Plan and Annual

Action Plan

5. CG Indonesia shall prepare and submit a Master Plan of Operation

containing the overall three year programs to the counterpart for approval.

6. CG Indonesia shall coordinate with and obtain prior written approval from

BNPB in preparing an Annual Plan.

1. BNPB shall:

Article 6

Obligation

a. Facilitate the cooperation between CG Indonesia and Disaster

Management Authority in province/district/city and other related

stakeholders in working areas.

b. Facilitate CG Indonesia in obtaining permits required to enter and leave

in Indonesia for CG Indonesia approved expatriate staff and experts, as

well as their working and staying permits.

c. Facilitate CG Indonesia in obtaining customs relief and tax exemptions

in accordance with the prevailing tax laws and regulations of Indonesia.

d. Monitor and evaluate the implementation of the program activities

described within this MoU in cooperation with related government

institutions.

2. CG and CG Indonesia shall:

a. Comply with regulations as stipulated by BNPB;

b. Implement all program that have been mutually agreed under this MoU;

c. Allocate fund amounting up to EUR 1,095,000 exclusively for program

implementation under this MoU for three years. CG Indonesia shall

assure that their operational cost shall not be deducted from such fund

d. Fulfill commitments for financial assistance and necessary equipment for

the implementation of its programs, and provide foreign expert only if

Indonesian expert not availiable, within the framework of transfer

knowledge, technology to local staff and communities in accordance with

prevailing laws and regulation of Republic of Indonesia.

e. The assignment of any foreign expert and any changing shall be

approved by BNPB in written;

f. Prioritize the use of environmentally-friendly locally made products for

equipment and material used in the implementation of program activities;

g. Provide training and technical assistance in order to implement the

programs and increase the capacity of program officers:

h. Inform to BNPB of any changes which occur within the approved

programs/projects, or if the approved programs/projects are canceled or,

for whatever reason, cannot be implemented;

i. Limit the number of foreign expert staff in the management structure to

a maximum 2 (two) persons;

j. Require all foreign expert of CG Indonesia to follow orientation held by

BNPB;

k. Require all foreign experts of CG Indonesia to comply with immigration

regulation relating to permits and foreign monitoring procedure;

I. Maintain the positive image of Indonesia in international community;

m. Conduct and provide funds for monitoring and evaluation. Monitoring

and evaluation shall be jointly carried out annually with the related

ministries and agencies. Details are specified in annex of this MoU;

n. Consult and coordinate with the BNPB and Local Government as well as

related institution to ensure smooth program implementation;

o. Submit annual reports concerning program implementation and financial

to the BNPB;

p. Appropriately place the BNPB and Caritas Germany logo on every

program board, annual report and all types of publication.

Article 7

Limitation of Caritas Germany Activities and Staff

1. Caritas Germany assure that all its activities and staff assigned under this

MoU, shall:

a. Observe, respect and comply with the laws and regulations, and policies

of the Government of the Republic of Indonesia.

b. Be in line with Indonesian national interest.

c. Respect the integrity, political freedom, and sovereignty of the Unitary

State of the Republ ic of Indonesia, and refrain from supporting any

separatist movements.

d. Refrain from involving in any intelligence/clandestine activities.

e. Respect the customs, traditions, culture, ethnicity, and belief of the local

community.

f. Refrain from engaging in any pol itical and commercial activities.

g. Refrain from conducting any religious propagation.

h. Refrain from conducting fund raising activities from individual and local

organization in Indonesia to support its programs and activities.

i. Not using facilities of Government institutions and local government for

activities other than approved under this MoU

j. Refrain from conducting any activities other than agreed by The Parties.

2. Any violation of the above provisions may result in the revocation of the

permit of Caritas Germany and its staff and other measures required by the

prevailing laws and regulations of the Republic of Indonesia as well as

Indonesian Government Policies

Article 8

Status of Equipment and Materials

1. Program support equipment and materials purchased by CG Indonesia for

the implementation of the program shall be used solely for the purpose of

the implementation of the program.

2. After the completion of the project, such equipment and materials will be

handed over by CG Indonesia to BNPB and/or local partners as stated in

the project agreement and shall be documented in a record of transfer in

accordance with the prevailing laws and regulations.

Article 9

Domicile

1. National Disaster Management Authority is located at Gedung Graha BNPB

Jalan Pramuka Kav. 38 Jakarta Timur, Indonesia.

2. Caritas Germany having its headquarters located in Karlstr. 40, 79104

Freiburg, Germany, and its representative office in Indonesia at Perum

Citra Nirwana Blok A-4, JI. Kalimantan - Ring Road Utara Yogyakarta,

55284, Indonesia.

Article 10

Dispute Settlement

Any differences arising out of the interpretation and/or application of this MoU

shall be settled amicably through consultation or negotiation between The

Parties.

Article 11

Amendment

This MoU may be amended at any time by mutual written consent of the Parties.

Such amendment shall constitute an integral part of this MoU and shall enter into

force on the date that may be determined by the Parties.

Article 12

Entry Into Force, Duration and Termination

1. This MoU shall enter into force on the date of its signing and shall be

effective for a period of three years.

2. Either party may terminate this MoU at any time by sending a written

notification to the other Party of its intention to terminate this MoU at least

6 (six) months prior to the intended date of termination.

3. The termination of this MoU shall not affect the validity, duration, and

implementation of any ongoing programs made under this MoU unti l

completion of such programs, unless The Parties decide otherwise.

IN WITNESS WHEREOF, the undersigned have signed this MoU . .

I q ~MJ~ Q.-016 DONE IN duplicate at Jakarta on ....... day of ........................ , in Indonesian

and English languages, all texts being equally authentic. In case of divergence

of interpretation, the Indonesian text shall prevail.

FOR

NATIONAL DISASTER

MANAGEMENT AUTHORITY OF

REPUBLIC OF INDONESIA

DODY RUSWANDI

SECRET ARY GENERAL

-

FOR

CARIT AS GERMANY

CIPTO PRIYO LEKSONO

HEAD OF CARIT AS GERMANY

COUNTRY OFFICE INDONESIA

LAMPIRAN: 1

ARAHAN PROGRAM

A. LAT AR BELAKANG Caritas Germany adalah lembaga lnternasional non-pemerintah yang bersifat non sektarian,

non-politik dan nir laba yang mempunyai komitmen untuk menjalankan program kemanusiaan

di dunia te rmasuk di Indonesia. Semua bantuan bertujuan untuk membantu kelompok rentan

dalam mengurangi kemiskinan, mencegah dan mengurangi kerentanan terhadap bencana, serta

mempersiapkan struktur kelembagaan unt uk pencegahan dan kesiapsiagaan yang berorientasi

pada masyarakat sebagai pusat pembangunan. Sebagian besar dana yang digunakan untuk

menjalankan misi kemanusiaannya adalah dana dari pemerintah German, sumbangan individu

maupun lembaga lain yang tidak mengikat.

B. PROGRAM

1. Fokus Program

Fokus utama dari kerjasama antara Badan Nasional Penaggulangan Bencana (se/anjutnya

disebut BNPB) dan Caritas Germany (selanjutnya disebut Cari tas Germany) adalah

pengurangan risiko bencana yang inklusif (pelibatan semua pihak termasuk penyandang

disabilitas) yang selanjutnya disebut PRB-lnklusif, di daerah-daerah di Indonesia yang rawan

terhadap terjadinya bencana.

2. Ruang Lingkup Program

Cakupan program kerjasama Caritas Germany dan BNPB adalah sebagai berikut:

a. Kesiapsiagaan dan pencegahan dalam PRB-lnklusif

• Peningkatan kapasitas masyarakat baik perorangan maupun organisasi.

• Fasilitasi mitigasi struktural (berkaitan dengan program yang bersifat f isik, seperti arah

evakuasi, dsb) dan non struktural (berkaitan dengan program yang bersifat kebijakan

dan aturan-aturan, seperti Perka Disabilitas).

b. Membangun masyarakat yang tangguh terhadap bencana dan adaptasl perubahan

iklim

• Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pembangunan lingkungan yang

berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal.

• Peningkatan kapasitas masyarakat termasuk kelompok wanita dan penyandang

disabilitas dalam mengoptimalkan pengembangkan sumber daya alam dan lingkungan

untuk mendukung keberlangsungan mata pencaharian.

• Peningkatan kapasitas organisasi masyarakat lokal dalam PRB-lnklusif dan adaptasi

perubahan iklim di tingkat desa seperti; perencanaan pembangunan, anggaran,

monitoring, partisipasi aktif dalam proses pembangunan.

• lntegrasi rencana aksi PRB-lnklusif dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Desa (RPJM Desa).

• lntegrasi dan sinergi para pemangku kepentingan (pemerintah, masyarakat, dan

lembaga usaha) di daerah (Kabupaten) dalam membangun masyarakat tangguh

terhadap dan adaptasi perubahan iklim.

• lnisiasi dan fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana yang aksesible bagi

penyandang disabilitas secara partisipatif.

c. Penlngkat an kapasitas mitra pelaksana Carit as Germany dalam rangka peningkatan

kapasitas institusi.

• Pelibatan mitra lokal dalam pembuatan rencana (proposal dan log frame), pengelolaan

program, monitoring, evaluasi, management keuangan, dan penulisan laporan.

• Membangun kemitraan dengan para pemangku kepentingan dalam membuat dan

mengembangkan program pengurangan resiko bencana dalam RPJM Desa dan

Kabupaten.

• Pertukaran pengetahuan dan pembelajaran dari pelaksanaan program yang telah

dijalankan serta bagaimana meningkatkan program lebih baik.

• Mendorong partisipasi mitra lokal dalam forum-forum seminar dan konferensi.

d. Mendukung program-program BNPB seperti menyebarluaskan Kebijakan

penanggulangan Bencana kepada para pemangku kepentingan di Kabupaten dan Desa.

• Penyebarluasan Perka BNPB terkait dengan PRB lnklusif.

• Mendorong pelibatan perusahan/lembaga swasta, akademisi dalam pengembangan

PRB lnklusif.

• Partisipasi da lam pertemuan koordinasi (National and INGO) yang diinisiasi oleh BNPB.

e. Tanggap Darurat (penanganan darurat) dan pemulihan dari bencana dengan pendekatan

pembangunan yang berkelanjutan, j ika sangat dlperlukan.

C. MANAJEMEN PROGRAM

1. Rencana lnduk Kegiat an (Rencana Kerja Tiga Tahun)

a. Caritas Germany bersama Mitra Kerjasama "Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan (D-1)"

menyiapkan Rencana lnduk Kegiatan (Rencana Kegiatan nga Tahun) sebagai rujukan

dalam rangka pelaksanaan program yang memuat:

• Pendahuluan;

• Tujuan;

• Sasaran;

• Hasil yang diharapkan;

• Kegiatan;

• Tenaga Kerja/Tenaga Ahli;

• Lokasi dan Kelompok Sasaran/Penerima Manfaat;

• Pembiayaan; dan

• Penutup.

b. Rencana lnduk Kegiatan ditandatangani oleh Kepala Kantor Caitas Germany perwakilan

untuk Indonesia dan Deputy Pencegahan dan Kesiapsiagaan (D-1).

c. Pelaksanaan Rencana lnduk Kegiatan dikoordinasikan dengan pemerintah propinsi dan

kabupaten dan difasiltasi oleh D-1

d. Rencana Kegiatan Tahunan dijadikan rujukan teknis bagi Caritas Germany dan Pemerintah

Daerah dalam pelaksanaan kegiatan di masing-maslng wilayah kerja.

2. Pembiayaan Pembiayaan pelaksanaan program kerja sama ini bersumber dari anggaran caritas Germany

sebesar 1.095.000 Euro selama 3 (tiga) tahun. Detail anggaran setiap program dijabarkan

lebih lanjut di dalam lampiran kerjasama program BNPB-Caritas Germany.

3. Lokasi

Lokasi pelaksanaan program Caritas Germany meliputi 4 propinsi dan 11 kabupaten yaitu;

a. Satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara; Kabupaten Karo.

b. Dua kabupaten di Propinsi Jawa Tengah; Boyolali, Magelang.

c. Satu kabupaten di Propinsi DIV; Gunungkidul.

d. Tujuh kabupaten di Propinsi Nusatenggara Timur: Sikka, Ende, Manggarai Barat, Flotim,

Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Sumba Timur.

D. PELAKSANAAN

1. Tingkat Pusat

a. BNPB melalui D-1 memfasilitasi koordinasi dan optimalisasi pelaksanaan program

kerjasama, baik di tingkat pusat maupun daerah.

b. BNPB melalui D-1 bersama Caritas Germany menyebarluaskan informasi mengenai

program kerjasama kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah

kerja.

c. BNPB melalui D-1 bersama dengan instansi terkait tingkat pusat memfasilitasi dukungan

dokumen administrasi yang dibutuhkan untuk pengurusan penempatan dan

perpanjangan izin kerja tenaga ahli asing Caritas Germany di tingkat pusat.

d. BNPB mengkoordinasikan Tim POKJA yang terdiri dari Kemenlu, Bais, BIN, Kemendagri,

Kemenaker, serta kementerian ataupun lembaga terkait lainnya untuk mengevaluasi

efektivitas pelaksanaan MSP minimal satu tahun sekali.

e. Caritas Germany memfasilitasi t im POKJA ketika melakukan monitoring dan evaluasi ke

kab/kota.

f . D-1 menyampaikan laporan kegiatan tahunan Caritas Germany melalui Pusat Kerjasama

Luar Negeri (PKLN) yang akan meneruskannya kepada instansi/lembaga terkait.

g. Caritas Germany melaporkan program kegiatan yang telah dijalankan ke D-1 setiap 6

bulan sekali .

h. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan, dan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari

BNPB Caritas Germany dapat melibatkan Organisasi Profesi, kelompok-kelompok

masyarakat, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Yayasan yang

berbadan hukum dan secara sah terdaftar di Pemerintah Pusat/Daerah.

i. Caritas Germany akan melaporkan ke BPNB tentang peran serta pihak ketiga dalam

pelakasanaan kegiatan bersama.

j. Mitra pelaksana menyampaikan laporan kegiatan secara triwulan dan tahunan kepada

Caritas Germany

2. Tingkat Provins! a. Gubernur melalui Sadan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi (selanjutnya disebut

BPBD Provinsi) bertanggung-jawab dalam mengoptimalkan pelaksanaan program

kerjasama dengan Caritas Germany di daerahnya sesuai RPJMD.

b. Gubernur melalui BPBD Provinsi memfasilitasi dan mengkoordinasikan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota di wilayah kerja Caritas Germany dalam mengoptimalkan

pelaksanaan kegiatan tahunan.

c. Caritas Germany dan mitra pelaksana akan berkoordinasi dengan BPBD Propinsi

mengenahi peran pihak ketiga ..

3. Tingkat Kabupaten/Kota

a. Bupati melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten/Kota (selanjutnya

disebut BPBD Kabupaten/Kota) bertanggung-jawab dalam mengoptimalkan pefaksanaan

program kerjasama dengan Caritas Germany di Kabupaten/Kota.

b. Caritas Germany memfasilitasi mitra pelaksana bila ada permasalahan dan kendala

selama implementasi kegiatan di Kabupaten/Kota.

c. Mitra pelaksana berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten/Kota selama pelaksanaan

kegiatan.

d. Mitra pelaksana menyampaikan laporan kegiatan bulanan kepada pemerintah

Kabupaten/Kota dengan tembusan ke Pemerintah Provinsi.

e. Mitra pelaksana memfasilitasi penguatan kapasitas BPBD di Kabupaten/Kota.

f. Mitra pelaksana berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Caritas Germany bila ada

permasalahan yang ditemui di lapangan dan perubahan yang berkaitan dengan proyek.

E. MONITORING DAN EVALUASI

1. Caritas Germany, D-1, dan Pemerintah Daerah menyepakati program/kegiatan dan lokasi

yang akan dipilih untuk dipantau dan di evaluasi.

2. Tim POKJA melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan pelaksanaan

program/kegiatan Caritas Germany minimal 1 kali dalam setahun di lokasi program/kegiatan

yang telah disepakati dan dibiayai oleh Caritas Germany.

3. Apabila diperlukan, Caritas Germany, setelah mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu

dari D-1, dapat mengundang perorangan atau lembaga independen untuk melakukan

pemantauan, dan dilaporkan ke D-1.

4. Tim POKJA yang melakukan pemantauan dan evaluasi perkembangan pelaksanaan

program/kegiatan, memberikan rekomendasi kepada Caritas Germany.

5. Hasil evaluasi akhir dan Rapat Tim POKJA dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

memperpanjang MSP.

6. CG Indonesia akan mematuhi standar tertinggi dari pembagunan/bantuan, standar etik dan

hukum serta undang-undang Indonesia

F. PELAPORAN DAN PUBLIKASI

1. Pelaporan

a. Materi laporan semester memuat ringkasan kegiatan selama 6 bulan.

b. Materi Laporan Tahunan, memuat:

• Pendahuluan;

• Tujuan;

• Sasaran;

• Keluaran/Hasil yang dicapai;

• Lokasi Pelaksanaan dan Kelompok Penerima manfaat;

• Kegiatan yang telah dilaksanakan;

• Tenaga Kerja/Tenaga Ahli yang digunakan;

• Peran serta Pihak Ketiga;

• Pembiayaan;

• Permasalahan dan Upaya Pemecahannya;

• Penutup.

2. Publikasi

a. Caritas Germany wajib berkoordinasi dengan D-1 mengenai publikasi dalam ruang lingkup

kerjasama sebagai mana diatur dalam MSP.

b. Caritas Germany wajib berkonsu ltasi dengan BNPB mengenahi keinginan untuk

mengungkapkan data dan informasi rahasia yang berkaitan dengan ataupun merupakan

hasil dari kegiatan program.

c. Caritas Germany bersama-sama dengan 0-1 serta Pemerintah Daerah dapat melakukan

publikasi bersama tentang hasil pelaksanaan program kerjasama baik di forum nasional

maupun internasional.

G. PENUTUP

Arahan Program ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum Saling

Pengertian antara BNPB dan Caritas Germany.

SEBAGAI BUKTI, pejabat yang bertanda tangan dibawah ini telah menandatangani arahan

program ini.

OIBUAT di Jakarta, Indonesia pada tangga l lj Januari 2016, dalam rangkap 2 (dua) asli, masing­

masing dalam bahasa Indonesia dan bahasa lnggris, keduanya mempunyai nilai keabsahan yang

sama. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka naskah bahasa Indonesia yang akan

berlaku.

UNTUK

SADAN NASIONAL

PENANGGULANGAN BENCANA

REPUBLIK INDONESIA

BERNARDUS WISNU WIDJAJA

DEPUTI

BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN

UNTUK

CARITAS GERMANY

CIPTO PRIYO LEKSONO

KEPALA KANTOR

CARITAS GERMANY INDONESIA

Annex: 1

PROGRAM DIRECTION

A. BACKGROUND

Caritas Germany is a non-governmental organization that is non-sectarian, non-political and

non- profit organization which committed to implement a humanitarian program around the

world, including Indonesia. All its programs are aim to help vulnerable people, reducing

poverty, preventing and reducing vulnerability towards natural disaster, as well as

preparing an institutional structure for prevention and preparedness that oriented community

center development approach. Most of the funds used to carry out its humanitarian mission

are funding sources from Germany government, private donation, individual donations and

other related institutions which are not binding.

B. PROGRAM

1. Focus of the Program

The main focus of the cooperation between National Disaster Management Authority

(hereinafter referred as BNPB) and Caritas Germany (hereinafter referred as CG) is an

inclusive disaster risk reduction which involve all stakeholders including people with

disability in the program (hereinafter referred as Inclusive-ORR) in disaster prone areas in

Indonesia

2. Scope of Program

Scope of program cooperation between BNPB and CG as follows:

a. Preparedness and prevention in Inclusive ORR

• Increasing capacity of community and its organization

• To facilitate structural mitigation (related with physical program i.e. evacuation plan)

and non-structural program (related with program policy and government regulation,

i.e. BNPB decree on Disability, etc.)

b. Building community resilient to disaster and climate change adaptation

• Enhancing community awareness in sustainable environment development that based

on local wisdom.

• Capacity building for the community that including women and people with disability in

optimizing natural resource and environment development to support sustainability of

livelihood.

• Capacity building for the community organization in village level in term of Inclusive

ORR, climate change adaptation i.e. development planning, budgeting, monitoring,

active participation in development process.

• Integrating Inclusive ORR action plan in Village Medium Development Planning.

• Integrating and synergize stakeholder (government, community, private sector/

institution) in district level in building community resilient to disaster and climate

change adaptation.

• Initiating and facilitate how to build accessible infrastructure for people with

disability with participatory approach c. Capacity building for Caritas Germany's Implementing Partners (hereinafter referred

as Implementing Partner) in order to Increase Institutional capacity

• To engage implementing partner in proposal/program development, program

management, monitoring, evaluation, finance management, report writing.

• To build partnership with local stakeholders in Inclusive ORR into Medium

Development Planning of Village and District

• Exchange learning from program implementation and how to improve program for

future development

• To engage implementing partner active participate in seminar or conference forum

d. Support BNPB's program, i.e. to disseminate BNPB policy to the stakeholders in the

district and village level

• To inform and socialize BNPB decree related with Inclusive ORR

• To encourage private institution, academic institution in inclusive ORR

• To participate in coordination meeting (National and International NGOs) that

initiated by BNPB

e. Emergency response (during emergency) and rehabilitation through sustainable

development approach, if deemed necessary

C. MANAGEMENT OF THE PROGRAM

1. The master plan (three years' work plan)

a. Caritas Germany together with counterpart, " Deputy for Prevention and Preparedness"

(hereinafter referred as D-1) prepare a master plan (three years' work plan) as a

reference of program implementation that consist of;

• Introduction;

• Goal;

• Objective;

• Expected result;

• Activities;

• Personnel/Specialists;

• Location and beneficiaries/recipients

• Budget; and

• Conclusion

b. The master plan is signed by Head of Office CG in Indonesia and Deputy for Prevention

and Preparedness (D-1)

c. Implementation of master plan activities are coordinated with government in province

and district level and facilitated by Deputy for Prevention and Preparedness

d. The master plan stipulated as technical reference for Caritas Germany and

Province/District government in program implementation in each respective working

areas.

2. Budget The budget source for this joint program implementation is from Caritas Germany budget

approximately EURO 1.095.000 for 3 (three) years period. Detail of the budget will be

described in the Caritas Germany- BPNPB collaborative program as an annex to this MoU.

3. Location Location of CG program is consisting of 4 provinces and 11 districts;

a. One district in North Sumatera Province; Karo District

b. Two districts in Cent ral Java Province; Boyolali and Magelang District

c. One district in Special Province of Yogyakarta; Gunungkidul District

d. Seven districts in East Nusatenggara Province : Sikka, Ende, Manggarai Barat, Flotim,

Timar Tengah Utara, Timor Tengah Se Iatan, East Sumba District,

D. IMPLEMENTATION

1. National level

a. BNPB through D-1 (Deputy for Prevention and Preparedness) will facilitate the

coordination and optimization of joint program implementation both in national and

regional level

b. BNPB t hrough D-1 together with Caritas Germany will disseminate collaborative program

to the government in respective province and district working areas.

c. BNPB through D-1 together with respective government institution in national level will

facilitate the administration document required for working permit and working

extension of Caritas Germany foreign expert in national leve l.

d. BNPB will coordinate POKJA team that will consist of Ministry of Foreign Affairs, Strategic

Intelligent Agency, National Intelligent Agency, Ministry of Home Affairs, Ministry of

Manpower, and other ministries and/or institution, to monitor and evaluate the

effectiveness of MoU implementation with minimum one time in one year.

e. Caritas Germany will facilitate POKJA team when they monitor and evaluate

implementation of the program in the district.

f. D-1 will submit Caritas Germany annual reports to the Center of Cooperation for Overseas

of BNPB who will disseminate it further to the re lated government institut ions.

g. Caritas Germany will submit implementation of program activities report to D-1 bi­

annualy (every 6 months)

h. In accordance with program implementation, and after prior written approval from BNPB

Caritas Germany will be able to involve professional institution, University, Non­

Government Organization, and Foundation that have been legalized by respective

government in national or district level.

i. Caritas Germany shall report to BPNB about role and responsibilities of third parties in

the joint program implementation.

j. Implementing partner will submit report on quarterly and annually basis to the Caritas

Germany.

2. Provincial level

a. Governor through Regional Disaster Management Authority (hereinafter referred as BPBD

province) will be responsible in optimizing the joint program implementation wit h Caritas

Germany in its working area in line with Dist rict Medium Development Program Planning.

b. Governor through BPBD province will faci litate and coordinate respect ive district

government in optimizing program implementation of Caritas Germany in its working

areas.

c. Caritas Germany and implementing partner (s) will coordinate with the BPBD province

about the roles of third party.

3. Dist rict level

a. Head of District (hereinafter referred to as Bupati) through District Disaster Management

Authority (hereinafter referred to as BPBD District) will be responsible in optimizing the

joint program implementation with Caritas Germany in district level

b. Caritas Germany will facilitate the implementing partners when problem and obstacles

arise during the implementation of the program in t he district

c. Implementing partner will coordinate with district government during program

implementation

d. Implementing partner will submit monthly activity report to the district government

with province government put on cc

e. Implementing partner will facilitate capacity building of BPBD District

f. Implementing partner will actively consult and coordinate with Caritas Germany when

encounter problem (s) in the field and make any change of the project.

E. MONITORING AND EVALUATION

1. Caritas Germany, D-1, and District government will agree upon the program and the

location that will be monitored and evaluated.

2. POKJA team will conduct monitoring and evaluation of the progress and implementation of

Caritas Germany program annually in program areas that have been agreed upon and funded by Caritas Germany.

3. When necessary and after obtaining prior written consent from D-1, Caritas Germany will be

able to involve professional individual or independent institution to conduct monitoring and

report to D-1.

4. After the evaluation, POKJA will give recommendation to the Caritas Germany.

5. Final evaluation result and internal evaluat ion of POKJA meeting will be taken as a

consideration by POKJA team.

6. CG Indonesia will adhere to t he highest development/relief, ethical and lega l standards of

Indonesian Law.

F. REPORTING AND PUBLICATION 1. Reporting

a. The biennial report shall consist of the implementation activities during 6 (six)

months period.

b. Content and structure of annual report shall consist of :

• Introduction;

• Goal;

• Objective;

• Expected result/progress achieved;

• Location of the project and beneficiaries;

• Implementation of program activities;

• Personnel/Specialist involve in the program;

• Third parties who involve and its role;

• Budget;

• Problem faced and how to overcome;

• Closing.

2. Publication

a. Caritas Germany shall conduct coordination with 0-1 on publication under the

scope of work that has been stipulated in the MoU.

b. CG Indonesia shall consult with BNPB about the intention to disclose confidential

data and information relating to or resulting from the program activities. The

publication and disclosure of such data and/or information shall require prior

written approval from BNPB

c. Caritas Germany together with 0-1 and district government may jointly publish

the implementation result of collaborative program in national or international

forum.

G. CLOSING

Program direction is an integral part of the Memorandum of Understanding between

BNPB and Caritas Germany.

IN WITNESS WHEREOF, the respective person who assigned by BNPB and Caritas

Germany have signed this program direction.

Done in Jakarta, Indonesia on l' January 2016, in two original copies in Bahasa and

English. All texts being equally authent ic. In case of divergence of interpretation, the

Indonesian text shall prevail.

FOR

NATIONA L DISASTER

MANAGEMENT AUTHORITY OF

REPUBLIC OF INDONESIA

BERNARDUS WISNU WIDJAJA

DEPUTY

FOR PREVENTION AND PREPAREDNESS

FOR

CARITAS GERMANY

CIPTO PRIYO LEKSONO

HEAD OF CARITAS GERMANY

COUNTRY OFFICE INDONESIA

NO

1

2

3

4

s

6

Program

Program bantuan tanggap darurat dan bantuan

bencana, jika terjadi bencana (gempa bu mi, banjir

dsb)

Membangun lingkungan hldup yang lebih balk bag

muyarakat korban enupsi Gunung Sinabung

Membangun masyarakat yang tangguh terhadap bencana dan adaptasi perubahan lklim

Mengembangkan kapasitas mitra pelaksana, BPPO

dan para pemangku kepentlngan dl Kabupaten

dalam mengintegrasikan penaggulangan bencana

dalam rencana jangka M enengah Desa dan Kabupaten

Membangun kesadaran penyandang disabllitas

terhadap bencana (dengan pendekatan

rehabilitasi bersumberdaya masyarakat/RBM)

Monitoring pelaksanaan program oieh team

POK.IA dan BNPB

Total Budget I

dl•Jul<..,J J r j Clpto Lets0<10 KC$Ml• Klnlor

Tujuan

Membantu orang yang terkena dampak

bencana dengan memberikan bantuan kebutuhan pokok (makanan, obat-obatan,

pel'lengkapan kesehatan, dsb I

Membangun masyarakat tangguh setelah

erupsl 5inabung

M eningkatkan ketangguhan masyarakat dalam

mengadapi bencana dan perubahan iklim

M eningkatkan kapasitas mltra pelaksana

dalam mengembangkan program penangggulangan bencana yang berkelanjutan

Mayarakat yang lklusif bagi para penyandang disabilitas

M emastikan pelaksanaan program sesual

dengan rencana yang telah ditetapkan dan

bagaimana meningkatkannya

PROGRAM KERJASAMA CG · BNPB

PERIOOE 2016-2018

Ka bu paten

Masyarakat yang terkena dampak

oleh adanya bencana alam

Karo

Sikka, Timer Tengah Utara, Timer

Tengan Selatan

Boyolall, Magelang. Gunung Kldul,

Sikka, Timer Tengah Utara, Tlmor

Tengah Selatan

Sikka, Ende, M anggarai Baral, Flores Timur, Sumba Timur

U Kabupaten

REN CANA KETERANGAN

2016(euro) 2017(eurol 2018 (euro)

tergantung pad a tergantung tergantung area di Indonesia dan ijin dari

ketersediaan dana ketersediaan dana dan ketersediaan dana pemerintah Indonesia untuk LSM

dan kebutuhan kebutuhan dan kebutuhan asing melakukan program

bantuan darurat

50.000 50.000 50.000 Oampak erupsi Slnabung pada

ma.syarakat sekitarnya akan lama.

Adalah hal pentire mendukung

para pemangku kepentingan

untuk mewujudkan masyarakat

yang tangguh

100.000 100.000 100.000

50.000 50.000 50.000

150.000 150.000 150.000

lS.000 lS.000 15.000 akan dltentukan ktmudlan

melalul koordinaslantara 8NP8,

CG dan team POK.I~

365.000 365.000 365.000 1.095.000

-juloloh BNPB

~' lr.B. Wdm WidJ•J>, MSc Doputi 8ic1M1C PM«C-d>n K«l~

NO Program Objective

1 Emergency Aid and Disaster Relief To help people who affected program in case of Disaster by disaster with providing

(Earthquake, Floods, etc) basic need (food, medicine,

hygiene equipment, etc)

2 Build better living environment for Building community resilient

people who affected by Sinabung post Sinabung Eruption

Eruption in Karo District-North

Sumatera

3 Building Community Resilient to Enhancing cacpacity of

disaster and climate adaptation community in term of Inclusive ORR

4 capacity Building Implementing To improve capacity of

Partners, BPPD and respective implementing partner and stakeholders in Distrcit level how to local stakeholders In ORR integrate ORR issues on Village and program sustainability District mid term Development

Planning

5 Building awareness of People With Inclusive society for People Disabilities to Disaster with CBR with Disabilities (PWDs) approach (Community Based

Rehabilitation approach)

6 Project monitoring and visit by POKJA To ensure implementation of and BNPB the project meet with

project planned and how to

improve it

Total Budget

Cipto Leksono

Head of Office Indonesia Country Office

COLLABORATIVE PROGRAM CG - BNPB

PERIOD 2016- 2018

District

2016 (euro)

People affected by natural according to

disaster funds available & needs

Karo 50.000

Sikka, TimorTengah Utara, 100.000

Timor Tengah Se Iatan

Klaten, Magelang, Gunung 50.000

Kidul, Sikka, TimorTengah Utara, TimorTengah Selatan

Sikka, Ende, Manggarai 150.000

Barat, Flores Timur

15.000

10 Districts 365.000

PLANNING

2017 (euro)

according to

funds available & needs

50.000

100.000

50.000

150.000

15.000

365.000

2018 (euro)

according to funds available

& needs

50.000

100.000

50.000

150.000

15.000

365.000

Approved by BNPB

REMARK

area in Indonesia and government giving permit to the I

NGO to enter areas that affected

by disaster

Impact of Sinabung eruption for

villagers who living in Mount

Sina bung area it will be long

term. It is important to support

local stakeholder how build

community resi liency

area that will be monitored it will be decided later after internal

coordiantion among BNPB, CG

and POKJA team

1.095.000

s:- '

lr.B.Wisnu Widjaja, MSc

Deputy for Prevention and Preparedness