mengidentifikasi ekosistem air tawar lentik dan lotik di kawasan banyuwindu.docx

11
MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LOTIK DAN LENTIK DI KAWASAN BANYUWINDU, LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL A. Tujuan 1. Mengamati ekosistem air tawar lotik dan lentik di Kawasan Banyuwindu, Limbangan Kabupaten Kendal. 2. Mengetahui komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem perairan lotik dan lentik kawasan Banyuwindu, Limbangan kabupaten Kendal. B. Dasar Teori Ekosistem perairan dibedakan dalam tiga kategori utama yaitu ekositem air tawar, ekosistem estuarin, dan ekosistem laut. Habitat air tawar dibedakan menjadi dua kategori umum, yaitu sistem lentik (kolam, danau, situ, rawa, telaga, waduk) dan sistem lotik (sungai). Sistem lentik adalah suatu perairan yang dicirikan air yang mengenang atau tidak ada aliran air, sedangkan sistem lotik adalah suatu perairan yang dicirikan oleh adanya aliran air yang cukup kuat, sehingga digolongkan ke dalam perairan mengalir. Seperti yang sudah dikatakan bahwa habitat air tawar itu dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu air tawar mengalir (lotik) dan air tawar diam (lentik). a. Perairan Mengalir (lotik) Perairan mengalir mempunyai corak tertentu yang secara jelas membedakannya dari air menggenang walaupun keduanya merupakan habitat air tawar. Semua perbedaan

Upload: maulida-part-ii

Post on 25-Oct-2015

803 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LENTIK DAN LOTIK DI KAWASAN BANYUWINDU.docx

TRANSCRIPT

Page 1: MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LENTIK DAN LOTIK DI KAWASAN BANYUWINDU.docx

MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LOTIK DAN LENTIK

DI KAWASAN BANYUWINDU, LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

A. Tujuan

1. Mengamati ekosistem air tawar lotik dan lentik di Kawasan Banyuwindu, Limbangan

Kabupaten Kendal.

2. Mengetahui komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem perairan lotik dan

lentik kawasan Banyuwindu, Limbangan kabupaten Kendal.

B. Dasar Teori

Ekosistem perairan dibedakan dalam tiga kategori utama yaitu ekositem air

tawar, ekosistem estuarin, dan ekosistem laut. Habitat air tawar dibedakan menjadi dua

kategori umum, yaitu sistem lentik (kolam, danau, situ, rawa, telaga, waduk) dan sistem

lotik (sungai). Sistem lentik adalah suatu perairan yang dicirikan air yang mengenang

atau tidak ada aliran air, sedangkan sistem lotik adalah suatu perairan yang dicirikan

oleh adanya aliran air yang cukup kuat, sehingga digolongkan ke dalam perairan

mengalir. Seperti yang sudah dikatakan bahwa habitat air tawar itu dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu air tawar mengalir (lotik) dan air tawar diam (lentik).

a. Perairan Mengalir (lotik)

Perairan mengalir mempunyai corak tertentu yang secara jelas membedakannya

dari air menggenang walaupun keduanya merupakan habitat air tawar. Semua

perbedaan itu tentu saja mempengaruhi bentuk serta kehidupan tumbuhan dan

hewan yang menghuninya. Satu perbedaan mendasar antara danau dan sungai

adalah bahwa danau terbentuk karena cekungannya sudah ada dan air yang

mengisi cekungan itu, tetapi danau setiap saat dapat terisi oleh endapan sehingga

menjadi tanah kering. Sebaliknya, sungai terjadi karena airnya sudah ada sehingga

air itulah yang membentuk dan menyebabkan tetap adanya saluran selama masih

terdapat air yang mengisinya (Ewusie, 1990:186)

b. Perairan Menggenang (Lentik)

Perairan menggenang dibedakan menjadi perairan alamiah dan perairan buatan.

Berdasarkan proses terbentuknya perairan alamiah dibedakan menjadi perairan

yang terbentuk karena aktivitas tektonik dan aktivitas vulkanik. Beberapa contoh

perairan lentik yang alamiah antara lain adalah danau, rawa, situ dan telaga,

sedangkan perairan buatan antara lain adalah waduk.

Page 2: MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LENTIK DAN LOTIK DI KAWASAN BANYUWINDU.docx

Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air tawar dibedakan atas 5

macam:

a. Plankton : terdiri atas fitoplankton (plankton tumbahan) dan zooplankton (plankton

hewan), merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu dipengaruhi oleh arus

air.

b. Nekton : organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, serangga air.

c. Neston : organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.

d. Bentos : organisme yang hidup di dasar perairan.

e. Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batubatuan)

di perairan.

C. Alat dan Bahan

Beberapa peralatan yang digunakan berupa :

1. Alat Tulis

2. Botol cokelat

3. Kertas Label

4. Roll meter

5. Bola Ping Pong

6. Stop Watch

7. Altimeter

8. Luxmeter

9. pH meter

10. Termometer

11. Refaknometer

12. KIT CO & DO

13. pH meter Na2SO4

Bahan-bahan yang dipakai yaitu :

1. Air sampel secukupnya ± 9 botol air mineral ukuran 600ml.

2. Indikator pp

3. Reagen amilum

4. Reagen KOH-KI

5. Reagen H2SO4

6. Reagen Na2SO4

Page 3: MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LENTIK DAN LOTIK DI KAWASAN BANYUWINDU.docx

7. Reagen MnSO4

D. Langkah Kerja

1. Menentukan 3 stasiun utama yaitu Stasiun I, Stasiun II dan Stasiun III.

2. Masing-masing stasiun dibagi menjadi 3 titik yaitu hulu, tengah dan hilir untuk

pengukuran faktor biotik dan abiotiknya.

3. Pengukuran dilakukan mulai dari stasiun I dan terakhir adalah Stasiun II.

4. Mengukur faktor abiotik dari perairan terlebih dahulu yaitu dengan mengukur suhu

menggunakan termometer di setiap titik pada ketiga stasiun tersebut dengan cara

memasukan termometer ke dalam air lalu membaca skalanya.

5. Melakukan pengukuran terhadap kecepatan arusnya memakai bola pingpong.

6. Mengukur jarak acuan yang akan dipakai sebagai jalur sepanjang 1 m dari masing-

masing titik.

7. Melemparkan bola ping pong ke air dari titik awal pengukuran hingga mencapai 1m

dengan dihitung waktunya menggunakan stopwatch.

8. Waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak 1 m tersebut dicatat dalam tabel hasil

pengamatan.

9. Dianalisis dengan membagi jarak dengan waktu tempuhnya untuk mendapatkan

kecepatan arusnya (v = s/t).

10. Mengamati komponen organisme biotiknya.

11. Mengambil air sampel secukupnya kedalam botol cokelat dan melakukan

pemeriksaan CO2 dan O2.

12. Mencatat data yang telah didapatkan lalu mengidentifikasi data yang telah diperoleh

tersebut.

Page 4: MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LENTIK DAN LOTIK DI KAWASAN BANYUWINDU.docx

Faktor Lingkungan

Stasiun I Stasiun II Stasiun IIITitik I(pukul 09.10)

Titik II(pukul 09.25)

Titik III(pukul 09.40)

Titik I(pukul 10.00)

Titik II(pukul 10.05)

Titik III(pukul 10.15)

Titik I(pukul 10.50)

Titik II(pukul 10.35)

Titik III(pukul 10.45)

1. Abiotika. Suhu udara 29.8o C 29.8o C 29.8o C 29.8o C 29.5o C 28.9o C 27.3o C 27.3o C 27.3o Cb. Suhu air 25o C 25o C 25o C 23o C 23o C 23o C 22o C 22o C 22o Cc. Ketinggian 620 mdpl 620 mdpl 620 mdpl 700 mdpl 700 mdpl 700 mdpl 730 mdpl 730 mdpl 730 mdpld. Tekanan udara 950 hPa 950 hPa 950 hPa 955 hPa 955 hPa 955 hPa 938 hPa 938 hPa 938 hPae. Kelembaban

udara71 % 73 % 71 % 68 % 73 % 71 % 89 % 78 % 75 %

f. Intensitas cahaya

490 lux (skala 20000)

490 lux (skala 20000)

490 lux (skala 20000)

147 lux (skala 200)

335lux (skala 2000)

1405 lux (skala 2000)

1425 lux (skala 2000)

310 lux (skala 200)

263 lux (skala 200)

g. Salinitas 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 % 0 %h. Warna Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernihi. Rasa Tawar Tawar Tawar Sedikit

manisSedikit manis

Sedikit manis

Sedikit manis

Sedikit manis

Sedikit manis

j. BOD 0.5 mg / ppm

0.5 mg / ppm

0.5 mg / ppm

0.4 mg / ppm

0.4 mg / ppm

0.4 mg / ppm

0.4 mg / ppm

0.4 mg / ppm

0.4 mg / ppm

k. COD 0.01 ppm 0.01 ppm 0.01 ppm 0.01 ppm 0.01 ppm 0.01 ppm 1 ppm 1 ppm 1 ppml. PH 7 7 7 7 7 7 7 7 7m. Kecepatan arus 0.33 m/s 0.41 m/s 0.35 m/s 0.37 m/s 0.32 m/s 0.38 m/s 0.73 m/s 0.53 m/s 0.175 m/s

2. Biotika. Neuston Anggang-

anggangAnggang-anggang

Anggang-anggang

Anggang-anggang

Anggang-anggang

Anggang-anggang

Anggang-anggang

Anggang-anggang

Anggang-anggang

b. Nekton Ikan, kecebong

Ikan - Ikan Ikan Ikan, kecebong

Ikan Ikan Ikan, kecebong

c. Bentos Molusca, cacing, alga

Cacing Alga, cacing Insecta Udang Udang Cacing Udang, cacing

Cacing, molusca

E. Hasil Pengamatan

Page 5: MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LENTIK DAN LOTIK DI KAWASAN BANYUWINDU.docx
Page 6: MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LENTIK DAN LOTIK DI KAWASAN BANYUWINDU.docx

F. Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang diperoleh dari perairan lotik di kawasan

Banyuwindu, Limbangan dapat terlihat bahwa pada stasiun I kandungan O2 sebesar 0.5

mg /ppm dan kandungan CO2 sebesar 0.01 ppm. Hal ini dipengaruhi banyaknya

organisme yang ditemukan pada stasiun I. Distasiun I ditemukan banyak hewan air

seperti anggang-anggang, ikan, kecebong, mollusca, cacing selain itu ditemukan

fitoplankton yaitu alga. Banyaknya organisme ini disebabkan oleh beberapa faktor

lingkungan yang mendukung. Suhu di stasiun I sebesar 25oC, ini merupakan rentang

suhu yang ideal karena stasiun I merupakan tempat yang terkena langsung oleh cahaya

matahari sehingga memungkinkan lebih banyak organisme yang dapat tinggal ditempat

tersebut.

Pada stasiun II kadar O2 berkurang menjadi 0,4 mg/ppm namun kadar CO2 masih

tetap sebesar 0.01 ppm. Di stasiun II ditemukan hewan air seperti anggang-anggang,

ikan, insekta, kecebong dan udang. Suhu air distasiun II cukup rendah yaitu 23oC. .

Dengan adanya suhu yang rendah maka tidak semua organisme dapat hidup dan

berkembang baik disini.

Pada stasiun III kadar O2 masih sama dengan kadar O2 pada stasiun II yaitu

sebesar 0,4 mg/ppm namun kadar CO2 meningkat sebesar 1ppm.

Keanekaragaman jenis tertinggi ditemukan pada stasiun II (sawah). Sepanjang

aliran sungai yang ada di tepi sawah banyak ditemukan organisme air yang beraneka

ragam, misalnya anggang-anggang, kecebong, siput, kepiting, dan ikan. Hal ini dapat

terjadi karena pada stasiun II belum banyak terjadi pencemaran air sungai. Pencemaran

hanya dikarenakan pada pestisida yang dipakai di sawah kemudian terlarut terbawa air

sungai. Selain itu suhu nya berkisar antara 24-25oC. Ini merupakan kisaran suhu yang

disukai oleh organisme air karena tidak terlalu dingin dan tidak terlalu hangat. Pada

stasiun III keanekaragaman jenisnya tidak terlalu tinggi. Hal ini juga dipengaruhi oleh

banyaknya pencemaran yang terjadi. Stasiun III berada di area pemukiman warga

sehingga memungkinkan warga untuk membuang berbagai limbah rumah tangga ke

sungai. Keanekaragaman organisme tidak hanya ditentukan oleh faktor pencemaran, tapi

ditentukan juga oleh faktor suhu dan kecepatan arus.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terdapat 1 jenis organisme yang

selau ditemui pada tiap stasiun, yaitu anggang-anggang. Anggang-anggang merupakan

Page 7: MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LENTIK DAN LOTIK DI KAWASAN BANYUWINDU.docx

bentos yang dapat beadaptasi dengan baik di aliran air yang deras serta mampu berjalan

melawan arus sehingga anggang-anggang dapat bertahan di arus sederas apapun, oleh

karena itu anggang-anggang banyak ditemukan di hampir seluruh stasiun.

Page 8: MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LENTIK DAN LOTIK DI KAWASAN BANYUWINDU.docx
Page 9: MENGIDENTIFIKASI EKOSISTEM AIR TAWAR LENTIK DAN LOTIK DI KAWASAN BANYUWINDU.docx