mengepon hasil cetak dan hasil...

49
Mengepon Hasil Cetak dan Hasil Embos GRA. PUR.014 BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2004

Upload: buikhue

Post on 08-Mar-2019

284 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Mengepon Hasil Cetak dan Hasil Embos

GRA. PUR.014

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

2004

Modul GRA.PUR.014. 2

Mengepon Hasil Cetak dan Hasil Embos

Penyusun

Endro Santoso, HS

Editor Soeryanto

2004

Modul GRA.PUR.014. 3

Kata Pengantar

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun modul manual untuk Bidang

Keahlian Grafika, khususnya Program Keahlian Persiapan dan Produksi Grafika.

Modul ini disusun menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan

kompetensi, sebagai konsekuensi logis dari Kurikulum SMK Edisi 2004 yang

menggunakan pendekatan kompetensi (CBT: Competency Based Training).

Sumber dan bahan ajar pokok Kurikulum SMK Edisi 2004 adalah modul,

baik modul manual maupun interaktif dengan mengacu pada Standar Kompetensi

Nasional (SKN) atau standarisasi dunia kerja. Modul ini diharapkan dapat

digunakan sebagai sumber belajar pokok oleh peserta diklat untuk mencapai

komptensi kerja standar yang diharapkan dunia kerja.

Modul ini disusun melalui beberapa tahap, yakni dari penyiapan materi

modul, penyusunan naskah secara tertulis, penyetingan dengan bantuan

komputer, sampai dengan divalidasi dan ujcoba empirik secara terbatas. Validasi

dilakukan dengan teknik telaah ahli (expert-judgment), sedangkan ujicoba empirik

dilakukan pada beberapa peserta didik SMK. Dengan demikian, modul ini

diharapkan menjadi bahan dan sumber belajar yang sesuai untuk membekali

peserta diklat dengan kompetensi kerja yang diharapkan. Namun demikian,

karena dinamika perubahan dunia kerja begitu cepat terjadi, maka modul ini

masih akan selalu perlu direvisi agar selalu relevan dengan kondisi lapangan.

Pekerjaan berat ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak,

terutama tim penyusun modul (penulis, editor, tenaga komputer modul, dan

tenaga ahli desain grafis) atas dedikasi, pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran

untuk penyusunan modul ini.

Modul GRA.PUR.014. 4

Kami mengharapkan saran dan kritik dari para pakar di bidang psikologi,

praktisi dunia usaha dan industri, dan pakar akademik untuk meningkatkan

kualitas modul. Diharapkan para pemakai berpegang pada azas keterlaksanaan,

kesesuaian dan fleksibelitas dengan mengacu pada perkembangan IPTEKS pada

dunia kerja dan potensi SMK serta dukungan kerja dalam rangka membekali

kompetensi standar pada peserta diklat.

Akhirnya, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya

peserta diklat SMK Bidang Keahlian Grafika, atau praktisi yang sedang

mengembangkan modul SMK.

Jakarta, Desember 2004 a.n. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan,

Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto, M.Sc. NIP 130 675 814

Modul GRA.PUR.014. 5

Kata Pengantar

engepon dan mencetak emboss adalah merupakan produk cetak tinggi

yang senantiasa makin ditingkatkan mutunya pada saat ini dengan

menggunakan mesin cetak degel maupun mesin cetak silinder.

alam modul ini yang merupakan kelanjutan dari modul sebelumnya akan

dipelajari cara kerja pengeponan dan embossing. Pada modul

sebelumnya telah dibahas bagaimana menyiapkan acuan cetak untuk mencetak

ril, cetak pon dan cetak emboss. Untuk melakukan pekerjaan itu semua diperlukan

ketelitian dalam bekerja dan kehati-hatian mengoperasikan mesin cetak degel.

Walaupun mesin yang digunakan saat ini tidak mengalami banyak perkembangan,

namun masih banyak pekerjaan-pekerjaan cetak yang harus ditangani secara

khusus. Sehingga penguasaan terhadap pekerjaan mencetak dengan klise embos,

ril maupun pon, masih tetap dibutuhkan di dunia industri grafika.

enjelasan dalam modul ini menurut penyusun masih jauh dari

sempurna. Kami harapkan sumbang dan saran dari para cendekiawan

khususnya di bidang grafika guna perbaikan dan kelengkapan mutu modul ini.

Mudah-mudahan modul ini dapat dipelajari dengan baik oleh peserta diklat serta

dapat ditambahkan pengalaman–pengalaman baru yang diperoleh pada saat

praktik.

Surabaya, Desember 2004

Penyusun

Endro Santoso, HS

M D

P

Modul GRA.PUR.014. 6

Daftar Isi

? Halaman Sampul ...................................................................... 1 ? Halaman Francis....................................................................... 2 ? Kata Pengantar ........................................................................ 3 ? Kata Pengantar ........................................................................ 5 ? Daftar Isi ................................................................................. 6 ? Peta Kedudukan Modul.............................................................. 8 ? Daftar Judul Modul ................................................................... 9 ? Mekanisme Pemelajaran ............................................................ 10 ? Glosary ................................................................................... 11

I. PENDAHULUAN

A. Deskripsi............................................................................ 13 B. Prasarat ............................................................................. 13 C. Petunjuk Penggunaan Modul ................................................ 14 D. Tujuan Akhir ...................................................................... 15 E. Kompetensi ........................................................................ 16 F. Cek Kemampuan................................................................. 20

II. PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat....................................... 21 B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1 .................................................... 22 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ................................... 22 b. Uraian Materi .......................................................... 22 c. Rangkuman ............................................................ 25 d. Tugas .................................................................... 26 e. Tes Formatif ........................................................... 26 f. Kunci Jawaban ........................................................ 26 g. Lembar Kerja ......................................................... 28 2. Kegiatan Belajar 2 .................................................... 30 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ................................... 30 b. Uraian Materi .......................................................... 30 c. Rangkuman ............................................................ 32 d. Tugas .................................................................... 33

Modul GRA.PUR.014. 7

e. Tes Formatif ........................................................... 33 f. Kunci Jawaban ........................................................ 34 g. Lembar Kerja ......................................................... 37

III. EVALUASI A. Tes Tertulis........................................................................ 39 B. Tes Praktik......................................................................... 41 KUNCI JAWABAN A. Tes Tertulis........................................................................ 42 B. Lembar Penilaian Tes Praktik................................................ 45 IV. PENUTUP............................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 49

Modul GRA.PUR.014. 8

Peta Kedudukan Modul

GRA.CTK.001 GRA.CTK.006 GRA.CTK.008 GRA.CTK.009

LULUS

GRA.PUR.013 GRA.PUR.014 GRA.PUR.015 GRA.PUR.016

GRA.PUR.003 GRA.PUR.004

GRA.PUR.005

GRA.PUR.007 GRA.PUR.008

GRA.PUR.010

GRA.PUR.012

GRA.PUR.011

GRA.SUP.001

GRA. SUP.002

GRA. SUP.009

GRA. SUP.010

GRA. SUP.012

GRA.PUR.001 GRA.PUR.002

GRA.PUR.009

Modul GRA.PUR.014. 9

Daftar Judul Modul

No. Kode Modul Judul Modul

1 GRA:CTK:001 Mengoperasikan mesin cetak tinggi (letter press)

2 GRA:CTK:006 Mengoperasikan mesin cetak offset lembaran (sheet)

3 GRA:CTK:008 Mengoperasikan mesin cetak digital

4 GRA:CTK:009 Mencetak dengan teknik cetak saring/sablon

5 GRA:PUR:001 Mengerjakan pelipatan lembar cetakan secara manual

6 GRA:PUR:002 Mengerjakan pelipatan lembar cetakan dengan mesin

7 GRA:PUR:003 Menyusun gabung lembar cetakan secara manual

8 GRA:PUR:004 Menyusun gabung lembar cetakan dengan mesin

9 GRA:PUR:005 Mengerjakan laminating

10 GRA:PUR:007 Memotong kertas dengan mesin semi otomatis

11 GRA:PUR:008 Memotong kertas dengan mesin full otomatis

12 GRA:PUR:009 Menjilid secara manual

13 GRA:PUR:010 Menjilid dengan mesin jilid lem panas

14 GRA:PUR:011 Menjilid dengan mesin jilid kawat

15 GRA:PUR:012 Menjilid dengan mesin jilid benang

16 GRA:PUR:013 Membuat pisau pon/ril/embosing

17 GRA:PUR:014 Mengepon hasil cetak dan hasil embos

18 GRA:PUR:015 Mengelem hasil dari pon (kemasan lipat) secara manual

19 GRA:PUR:016 Mengelem hasil dari pon (kemasan lipat) dengan mesin

20 GRA:SUP:001 Mengaplikasikan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja

21 GRA:SUP:002 Mengaplikasikan standar mutu

22 GRA:SUP:009 Mengemas hasil cetak

23 GRA:SUP:010 Mengirimkan hasil cetak

24 GRA:SUP:012 Kalkulasi grafika

Modul GRA.PUR.014. 10

Mekanisme Pemelajaran

START

Lihat Kedudukan Modul

Lihat Petunjuk Penggunaan Modul

Kerjakan Cek Kemampuan

Nilai <=7

Nilai 7>=

Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Belajar n

Evaluasi Tertulis & Praktik

Nilai 7>=

Modul berikutnya/Uji

Kompetensi

Nilai < 7

Modul GRA.PUR.014. 11

Glosary

ISTILAH KETERANGAN

Auslaag Sisi kertas yang terpanjang dari suatu ukuran tertentu, untuk patokan cetak

Augustijn Satuan ukuran Typografi 1 Augustijn = 12 Punt = + 4,5 mm

Degel Sistem cetak yang menggunakan prinsip 2 bidang datar yang saling menghimpit pada saat mencetak

Garis Kuningan Garis yang terbuat dari kuningan, tingginya sama dengan tinggi huruf, mempunyai ketebalan antara 1 sampai 24 punt dan panjang s.d 24 aug.

Gom Arab Gom yang diperoleh dari jenis pohon akasia, berupa kristal, cokelat bening, dipergunakan untuk berbagai kepentingan dalam bidang grafika

Holwit Wit rongga yang terbuat dari timah untuk pengisi pada acuan cetak. Ukuran terkecil tebal 2 aug panjang 8 aug ukuran terbesar tebal 4 aug panjang 24 aug.

Interlini Wit tipis untuk jarak antar baris dipakai juga untuk pemenuh zatsel terbuat dari timah dengan ketebalan 1, 1.5, 2, 3, dan 4 punt panjang 2 aug s.d. 24 aug.

Kunci penutup Alat untuk pengunci berbagai peralatan yang telah diatur didalam ram. Ada 5 macam kunci yang dipergunakan yaitu Hemple, Hozle, Marinoni, Wickersham, Perfect

Leger Lembar bantalan yang terdiri dari lapisan beberapa kertas untuk membungkus degel/ silinder yang terbuat dari besi. Tempat kertas yang dicetak. Gunanya untuk menahan bahan cetak agar tidak terhimpit langsung antara 2 bidang dari besi

Letterpress Metode pencetakan yang huruf/gambarnya menonjol lebih tinggi diatas permukaan

Menebuk Mengerjakan pemotongan kertas/karton pada mesin khusus (Degel penebuk)

Modul GRA.PUR.014. 12

Mengeprig Membuat cetak buta, tanpa penggunaan rol dan tinta

Pisau Pon Pisau yang dibuat khusus untuk pemotongan kertas/karton. Terbuat dari baja

Punt Ukuran terkecil dari satuan Typografi (1 meter= 2660 punt)

Raam Bingkai untuk menutup acuan cetak Silinder Permukaan cetak, tempat pembawa kertas

yang berbentuk silinder

Stans Permukaan pemotongan karton dengan bentuk yang sederhana maupun yang rumit dengan mesin khusus seru GTS (Mesin Heidelberger Stans-Automat)

Tabel Wit Wit kotak kecil-kecil untuk penahan pisau pon disisi kiri dan kanan, bila dipasang pada posisi miring. Ukuran terkecil 2 x 2 aug terbesar 6 x 6 aug.

Vorm Acuan cetak untuk mesin cetak tinggi Wit Penutup Alat-alat untuk memenuhi acuan cetak,

dipasang sekeliling zetsel sampai penuh didalam vorm

Zetsel Acuan cetak yang telah disiapkan untuk dicetak sesuai dengan order

Modul GRA.PUR.014. 13

BAB. I PENDAHULUAN

A. Deskripsi

odul ini merupakan kelanjutan dari modul tentang pembuatan pisau

pon/ril/emboss. Di sini menerangkan cara kerja dari masing-masing

acuan cetak yang telah dipersiapkan. Mesin cetak yang digunakan adalah

mesin cetak letterpress dengan model Degel maupun silinder. Mesin tersebut

selain dapat digunakan untuk pekerjaan ril dan embos, dapat pula dipakai

untuk mengepon hasil cetakan dari sistem cetak lain maupun hasil cetak

embos. Pekerjaan dapat dilakukan pada kertas kosong yang belum tercetak,

maupun hasil yang telah dicetak, dan hasil dari cetak embos.

Pekerjaan pengeponan pada cetakan embos sebenarnya dapat dilakukan

secara bersamaan dengan syarat ketinggian klise embos sama dengan

ketinggian pisau pon. Tetapi apabila pekerjaan tersebut dilakukan secara

terpisah, maka terlebih dahulu dilakukan cetak embos, kemudian baru

dilakukan pekerjaan pon.

B. Prasyarat

alam mempelajari modul ini anda harus dapat mempersiapkan acuan

cetak untuk jenis pekerjaan pon, ril, dan embossing cetak dengan

peralatan & bahan-bahan yang tersedia. Selain itu anda juga harus dapat

mengoperasikan mesin cetak tinggi, baik secara manual maupun dengan

mesin cetak HDA.

M

D

Modul GRA.PUR.014. 14

Pengetahuan akan langkah-langkah kerja dalam pekerjaan pon/ril/embosing

sangat diperlukan sekali agar anda tidak melakukan kesalahan prosedur

kerja.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan

teliti. Karena dalam skema modul akan nampak kedudukan modul yang

sedang anda pelajari dengan modul-modul yang lain.

2. Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur sampai

sejauh mana pengetahuan yang telah anda miliki.

3. Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah anda kerjakan dan 70%

terjawab dengan benar, maka anda dapat langsung menuju evaluasi

untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Tetapi apabila hasil jawaban anda

tidak mencapai 70% benar, maka anda harus mengikuti kegiatan

pemelajaran dalam modul ini.

4. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar

untuk mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan.

5. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam

penguasaan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti. Kemudian

kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan.

6. Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang singkat,

jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan anda setelah mempelajari

modul ini.

7. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan

bilamana perlu konsultasikan hasil tersebut pada guru/instruktur.

8. Catatlah kesulitan yang anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan

pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainnya

yang berhubungan dengan materi modul agar anda mendapatkan

tambahan pengetahuan.

Modul GRA.PUR.014. 15

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat:

o Mengenal jenis–jenis acuan cetak ril, pon dan embos

o Menyetel (Toestellan) untuk cetak ril, pon dan embos pada mesin degel

maupun mesin silinder

o Meningkatkan hasil cetak ril, pon dan embos

o Mengontrol pekerjaan toestel-nya

o Mengepon hasil cetak dan hasil embos

Modul GRA.PUR.014. 16

E. Kompetensi KOMPETENSI : Mengepon hasil cetak dan hasil embos KODE : GRA:PUR:014(A) DURASI PEMELAJARAN : 26 Jam @ 45 menit

A B C D E F G LEVEL KOMPETENSI KUNCI

1 1 2 1 2 2 1

KONDISI KINERJA

Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya ; ? SOP yang berlaku di perusahaan harus dijalani. ? Kebijakan yang berlaku di perusahaan harus dipatuhi. ? Peralatan dan sarana yang terkait untuk pelaksanaan harus disediakan. ? Dalam melakukan pekerjaan ini harus diperhatikan SOP yang berlaku ditempat kerja serta peraturan keselamatan

kerja yang berlaku diperusahaan harus dipatuhi.

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

1. Melakukan persiapan pengoperasian mesin

? Perlengkapan dan keselamatan dan kesehat-an diperiksa sesuai peraturan yang berlaku

? Penutup mesin dibuka dan dibersihkan dari debu dan sampah.

? Peralatan kerja dan mesin pon disiapkan

? Pengatur suhu dan kelem-baban udara di ruang ker-ja di-aktifkan esuai deng-an prosedur yang berlaku

? Mesin pengeponan dihidupkan

? Mempelajari perintah kerja

? Menyiapkan peralatan dan bahan pisau ponds

? Membuat pola diatas papan

? Pemasangan pisau pon ? Pengoperasian mesin pon

? Cermat ? Teliti ? Disiplin ? Tanggungjawab ? Bekerja sesuai

dengan prosedural (SOP)

? Memahami perintah pekerjaan

? Bahan dan alat pisau ponds

? Pembuatan pola alur pisau pon

? Pemasangan pisau pon

? Pengoperasian mesin pon

? Membuat alur pisau pon

? Memasang pisau pon

Modul GRA.PUR.014. 17

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

? Unjuk kerja mesin dan per-alatan lainnya diperiksa sesuai ketentuan buku petunjuk

2. Melakukan pengeponan

? Perintah kerja dibaca dan dipahami sesuai aturan yang berlaku

? Unit penekan, unit pemanas dan unit penerima tekanan diperiksa

? Pengeponan contoh dibuat se suai perintah kerja

? Ketepatan dan kerapihan contoh hasil pengeponan diperiksa

? Format persetujuan pelaksanaan kerja diisi dengan dilampiri contoh hasil pengeponan

? Lembar contoh pengeponan dimintakan

? persetujuan kepada pihak yang berwenang

? Pengeponan massal dilakukan

? Hasil pengeponan disimpan pada tempat yang telah disediakan

? Hasil pengeponan diserahkan ke bagian lain sesuai perintah kerja

? Mempelajari perintah kerja

? Menyiapkan peralatan dan bahan pisau ponds

? Penyetelan unit -unit pada mesin pon

? Pengeponan pada media cetak

? Cermat ? Teliti ? Disiplin ? Tanggungjawab ? Bekerja sesuai

dengan prosedural (SOP)

? Memahami perintah pekerjaan

? Bahan dan alat pisau ponds

? Penyetelan unit -unit mesin pon

? Melaksanakan perintah kerja

? Menyetel unit -unit mesin pon

? Melakukan pengeponan pada media cetak

Modul GRA.PUR.014. 18

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

? Format penyerahan hasil pengeponan yang telah ditandatangani diisi dan disampaikan ke pihak yang berwenang sebagai laporan kerja

? Format penyerahan disimpan sebagai arsip

? Tempat kerja dibersihkan dan menata kembali sesuai peruntukan

3. Menghentikan pengopersian mesin

? Mesin dinonaktifkan sesuai ketentuan buku petunjuk

? Mesin ditutup kain pelindung

? Peralatan dan perlengkap-an keselamatan dikum-pulkan, diperiksa, dan disimpan sesuai ketentuan yang berlaku

? Pengatur suhu dan kelembaban udara di non aktifkan sesuai ketentuan yang berlaku

? Pengoperasian mesin sesuai prosedur

? Cermat ? Teliti ? Disiplin ? Tanggungjawab ? Bekerja sesuai

dengan prosedural (SOP)

? Prosedur pengoperasian mesin

? Mengoperasikan mesin sesuai prosedur

Modul GRA.PUR.014. 19

MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

4. Merawat mesin pon

? Peralatan kerja dan perlengkapan keselamatan disiapkan

? Minyak dan gemuk pelumas disiapkan

? Sistem pelumasan diperiksa dan diperbaiki bila ada yang rusak sesuai ketentuan yang berlaku

? Semua bagian diperiksa secara teliti (overhaul)

? Semua bagian mesin dibersihkan dari debu dan kotoran

? Penyiapan peralatan perawatan mesin

? Perawatan pada peralatan dan mesin

? Cermat ? Teliti ? Disiplin ? Tanggungjawab ? Bekerja sesuai

dengan prosedural (SOP)

? Macam perlengkapan perawatan mesin

? Perawatan peralatan dan mesin

? Merawat peralatan dan mesin

Modul GRA.PUR.014. 20

F. Cek Kemampuan

1. Sebutkan peralatan yang dipergunakan untuk toestellen pada pekerjaan

ril, pond dan embos!

2. Apakah yang dimaksud dengan leger lunak, leger sedang dan leger

keras?

3. Apakah gunanya kwadrat pada pekerjaan cetak?

4. Ada berapa macam toestel yang anda kenal? Sebut dan terangkan

secara singkat dan jelas!

5. Apa arti dari distribusi ? Terangkan!

Modul GRA.PUR.014. 21

BAB. II PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat

Kompetensi : Mengepon hasil cetak dan hasil embos

Sub Kompetensi : 1. Melakukan persiapan pengoperasian mesin 2. Melakukan pengeponan 3. Menghentikan pengoperasian mesin 4. Merawat mesin pon

Jenis Kegiatan

Tanggal

Waktu

Tempat Belajar

Alasan Perubahan

Tanga Tangan Guru

Modul GRA.PUR.014. 22

B. Kegiatan Belajar

1. Kegiatan Belajar 1

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat:

- membuat acuan cetak untuk pekerjaan pon

- menyetel acuan pon

- mengepon hasil cetak

b. Uraian Materi

MENYETEL DAN MENCETAK JENIS PEKERJAAN PON

ntuk penutupan vorm yang telah

dipersiapkan sebelumnya, perlu dicek

kembali rongga-rongga yang masih longgar,

sampai yang sekecil-kecilnya. Bagian-bagian yang

longgar diisi lagi dengan spasi kecil atau potongan

kertas karton yang sebelumnya zetsel dibuka

dahulu kemudian dikunci secara bergantian dari ringan sampai yang

kencang, jangan lupa didresir kembali, dicek dengan diangkat dan

diratakan ke meja penutup berulang-ulang kalau sudah tidak ada yang

kocak baru dipasang karet atau busa disekitar pisau pon, tinggi karet

busa melebihi tinggi pisau, hal ini untuk menekan kembali kertas yang

di pon, agar disela-sela pisau tidak tertinggal potongan kertas seaktu

dicetak. Karet/busa direkatkan dengan lem castol pada wit-wit disekitar

pisau. Kemudian memasang leger pada mesin cetak degel atau silinder.

U

Modul GRA.PUR.014. 23

Dibawah spanvel I dipasang lembaran logam yang lebih linak daripada

baja pada degel atau silinder agar pertama pisau baja tidak merusak

langsung degel atau silinder tersebut. Sering digunakan adalah pelat

loyang tapi ada juga pelat khusus yang dijual di took untuk keperluan

itu. Tekanan cetak dimulai dari yang ringan diperiksa hasil, lalu tekanan

cetak ditambah sampai tingkat kebutuhan yang diperlukan. Perlu dibuat

pengeponan contoh untuk dimintakan persetujuan dari korektor atau

instruktur, barulah bila sudah cocok, dicetakkan pengeponan massal.

enis pekerjaan pon ini ada bermacam-macam, diantaranya bentuk

pemotongan yang berupa garis-garis lurus dengan acuan yang

dipersiapkan sendiri, ada bentuk pemotongan yang rumit yaitu gambar

– gambar puzzle yang dip on, kemudian stempel – stempel yang

melingkari sekitar gambar, maka pisau pon dipesankan di pabrik. Untuk

sisi patokan yang tepat dibuatkan suatu anleg dari kwadrat yang terbuat

dari timah letter dengan corp Dessendiaan sebanyak 3 buah, panjang

antara 3 – 4 augustijn.

wadrat ini dilem dan direkatkan pada lembar penegang I, dua

buah di sebelah bawah yaitu pada anslag dan satu buah di

samping. Kwadrat ini bisa digeser-geser sampai pada refister yang

bagus. Kalau sudah tepat betul, kwadrat dibungkus dengan kertas kraft.

Diisi anleg dibuatkan telinga untuk penahan kertas yang dicetak. Telinga

ini dibuat dari potongan karton yang digunting oval lalu dilem juga pada

leger. Bila kertas yang dicetak lebih tebal lagi dan telinga tidak mampu

menahan kertas, maka diupayakan tali yang dipasang diatas leger.

ntuk mesin otomatis seperti HDA (Heidelberg Degel Automatic)

serta untuk mesin – mesin silinder tidak diperlukan anle dari

kwadrat, karena mesin HAD anlegnya sudah diatur dengan pergerakan

J

K

U

Modul GRA.PUR.014. 24

anleg tembaga yang tersedia di mesin untuk mesin silinder dalam

penepatnya sudah ada grijpen untuk penjepit kertas dan anleg tarik/

anleg dorong yang terpasang di mesin. Tinggal penyesuaian letak kertas

pada meja pemasukan.

enahan kertas yang dicetak pada mesin HDA dipakai nijpen, tetapi

bisa juga ditambah tali-tali yang dipasang diantara nijpen

tersebut. Pemotongan kertas yang rata atau ada bagian kertas yang

tidak terpotong, perlu ditoestel pada bagian belakang dari voprm

dengan penambahan lajur logam yang tipis sekali atau karton dibawah

pisau yang belum memotong dengan baik.

Untuk kerja pon yang besar pada mesin silinder, harus diperhitungkan

lintasan cetak yang tepat. Plat logam yang dipasang pada silinder,

tebalnya harus sama dengan tebal bantalan yang ditentukan. Untuk

kerja pon kecil dan sederhana, cukup dengan melekatkan lajur logam

tipis dengan ban perekat dua sisi, langsung dibawah lembar penengang

keras. Pengganjalan rata (toestellen) harus dilakukan dibawah vorm

dengan keping–keping logam yang tipis, menekan kertas dan karton.

Kadang-kadang pekerjaan stans ini dikombinasi dengan pekerjaan ril.

Mesin cetak yang digunakan untuk mencetak stans ini ialah :

a. Mesin Degel

a.1. Mesin semi otomatis, yaitu jalan mesin dengan listrik dan

pemasukan / pengeluaran kertasnya dengan tangan, antara

lain : Mesin Mahez, Mesin Gordon II, III, Mesin Cobolt, Mesin

Platen Press, Mesin Liberty.

a.2. Mesin Cetak otomatis, yaitu jalan mesin dengan listrik dan

pemasukan / pengeluaran kertas otomatis memakai sitem

pneumatic (penghisap & penghembus udara dengan

compressor), antara lain Mesin HAD (Heidelberg Degel

Automatic), Mesin Victoria, Mesin Thompson British, Mesin

P

Modul GRA.PUR.014. 25

Gordon IV, Mesin khusus untuk pon yang dikeluarkan oleh

pabrik Heidelberg Jerman adalah mesin HAD seri GTS.

b. Mesin Cetak Silinder

b.1 Mesin Semi Otomatis, antara lain:

Mesin Lee Press, Mesin Snell Press

b.2 Mesin Otomatism antara lain:

Mesin ALA (Albert Automat), Mesin Mihle (Vertical), Mesin

Prasident, Mesin Planeta, Mesin Terno, Mesin HCA

(Heildelberg Cylinder Automatic).

c. Rangkuman

? Mencetak pon adalah melakukan pekerjaan kartonage dengan

membentuk potongan kotak-kotak meupun bentuk yang berliku

menurut permintaan pemesan.

? Alat yang digunakan adalah pisau baja yang tajam, tingginya lebih

rendah dari tinggi huruf.

? Pada kerja pon sederhana dipasang jalur logam tipis dibawah

lembar penegang I, toestel dalam lembar bantalan. Pisau pon

dipersiapkan sendiri oleh peserta diklat, diukur dengan penggaris

augustijn dan dipotong dengan alat potong timah merk Mahez.

? Untuk pekerjaan yang sulit dan rumit, pisau pon / stans

dipesankan di pabrik, guna pen-toestelan dipasang pelat logam

pada degel atau silinder, juga toestel di belakang acuan dimuali

dengan tekanan cetak yang rendah.

? Pembuatan leger disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu leger keras

dan dibawah spanvel I dipasang plat seng selebar degel untuk

menahan laju pisau agar tidak langsung mata pisau menggores

degel.

Modul GRA.PUR.014. 26

? Untuk pekerjaan-pekerjaan besar seyogyanya menggunakan

mesin-mesin cetak silinder.

? Perlu ketelitian dalam penyetelan apabila pekerjaan pon ono

dikombinasikan dengan pekerjaan ril, tekanan cetak untuk pisau

perlu ditambah sedikit.

? Untuk mesin-mesin semi otomatis, tempat kedudukan register

cetak ditentukan oleh anleg yang telah diperhitungkan oleh peserta

diklat, ditempelkan kwadrat pada degel ditempat-tempat yang

telah ditentukan. Bila menggunakan mesin otomatis maka kwadrat

yang terpasang pada mesin yang dapat diatur kedudukannya.

d. Tugas

1) Buatlah gambar pola untuk pekerjaan amplop cabinet!

2) Kumpulkan 10 macam hasil cetak pon, baik pada kertas yang

belum tercetak maupun pada barang cetakan!

e. Tes Formatif

1) Jelaskan tujuan lembar bantalan pada mesin degel/silinder!

2) Bagaimana cara penyetelan cetak pon?

3) Bagaimana bentuk acuan cetak pon atau stans?

4) Bagaimanakah cara pembuatan anleg untuk cetak pon?

f. Kunci Jawaban

1) Tujuan lembar bantalan:

? Mencegah kerusakan acuan-cetak.

? Untuk dapat menyempurnakan kekurang tepatan pada bahan

cetak, terutama kekurang tepatan dalam ukuran.

Modul GRA.PUR.014. 27

? Dapat digunakan untuk memasang/menempel ganjal-rata (tus-

tellen), agar tiap bagian dari acuan jelas kelihatan pada hasil

cetakannya.

? Guna menempatkan alat-alat bantu, seperti alas untuk

menggaris-lekuk (mengeril), untuk menggarit (mengerit) atau

untuk mencacah lubang (perporasi dan memberi nomor.

? Untuk mengatur tekanan-cetak.

2) Apabila dilakukan kerja pon/stans mulai menyetel dengan tekanan

yang ringan dan secara berangsur ditambah. Bila cetakan pertama

menggunakan tekanan yang cukup kuat, maka ketajaman mata

pisau pon akan berkurang atau akan menghilang. Untuk ketinggian

garis pon yang tidak sama pemotongannya maka hal ini dapat

diatasi dengan ditambah ganjal rata pada bagian bawah acuan

dengan menggunakan lajur logam yang tipis.

3) Garis pon dapat diperoleh dalam berbagai ukuran panjang,

tebalnya 2 atau 3 punt dengan gambar yang sangat tajam. Garis-

garis itu terbuat dari baja keras dan tingginya kurang sedikit

daripada tinggi huruf.

4) Acuan cetak pon yang telah ditutup diatas meja penutup diberi

tinta sedikit pada bayangan pisaunya, kemudian dicetakkan pada

leger. Bayangan tercetak ditepatkan pada barang tercetak yang

akan di pon. Kemudian pada sisi bawah kertas dipasang 2 buah

kwadrat secara berimbang dan di samping kiri satu buah kwadrat

yang direkatkan dengan lem. Sisi patokan yang telah diperoleh

dipakai untuk anleg cetakan dan dicoba untuk menempatkan

kertas kemudian dicetak. Apabila belum tepat maka anleg kwadrat

digeser-geser sampai tepat. Kalau sudah register maka ditutup

Modul GRA.PUR.014. 28

dengan kertas kasing dan dibuatkan telinga untuk penahan

cetakan.

g. Lembar Kerja

1). Alat

- mesin cetak degel/cilinder

- acuan cetak pon/stans

- kwadrat timah

- gunting

- kater

2). Bahan

- kertas HVS

- kertas kraft

- kertas BC

- kertas kasing

- kertas doorslag

- pelat seng

- lem

3). Keselamatan Kerja

- Hati-hati terhadap aliran listrik yang terhubung dengan mesin

cetak.

- Hati-hati terhadap roda putar pada saat mesin berjalan.

- Hati-hati terhadap rol yang berputar.

- Pergunakan headset untuk menjaga kebisingan suara mesin.

- Jangan memasukan tangan pada degel ketikan mesin berputar.

Modul GRA.PUR.014. 29

4). Langkah Kerja

Mengepon hasil cetak

a. Menyiapkan vorm acuan.

b. Membersihkan alat cetak dari debu dan kotoran yang

melekat.

c. Melakukan pelumasan mesin pada bagian tertentu.

d. Menghidupkan mesin untuk pemanasan.

e. Memasang pisau pon pada bingkai acuan.

f. Memasang legger pada pondamen cetak.

g. Menyetel anleg.

h. Melakukan cetak coba.

i. Mengecek hasil cetak pon.

j. Melakukan perbaikan posisi cetak.

k. Melakukan pengeponan sesuai oplah.

Modul GRA.PUR.014. 30

2. Kegiatan Belajar 2

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat:

- menyetel acuan embos

- mengepon hasil cetak embos

b. Uraian Materi

MENYETEL DAN MENCETAK JENIS PEKERJAAN EMBOS

cuan cetak untuk cetak emboss yang ditutup pada vorm adalah

acuan betinanya, di mana tinggi klisenya dibuat lebih rendah

sedikit daripada tinggi huruf agar penyetelannya tidak langsung

menekan keras pada klise jantannya. Pemasangan leger sama dengan

untuk pekerjaan ril yaitu menjepit spanvel serta memasukkan lembar-

lembar pengisi diantara degel spanvel tadi namun jumlah lembar

pengisinya agak dikurangi sedikit gunanya untuk mengatur tekanan

cetaknya supaya tidak langsung menjadi tekanan keras. Kemudian

secara bertahap ditustel. Setelah pemasangan leger maka dibuat

cetakan untuk acuan cetak betina tadi ke leger dengan memberikan

tinta pada klisenya. Kemudian pada gambar negatif yang tercetak pada

leger ditandai sisi-sisi untuk pemasangan klise jantan. Pada tanda-tanda

penepat tadi lalu direkatkan acuan cetak jantan pada leger (baca : le-

cher), lemnya ditunggu kering sebentar, bila kedudukan gambar kurang

tepat, bisa diatur pada acuan cetaknya dengan mengurangi dan

menambah wit-wit yang mengelilingi klisenya. Penyetelan ini dilakukan

berulang-ulang sampai mencapai hasil yang baik, kemudian barulah

dilaksanakan pencetakan massal.

A

Modul GRA.PUR.014. 31

asil yang dicapai harap senantiasa dikontrol untuk

mempertahankan mutu. Cetak emboss ini kebanyakan untuk hasil

cetak seni pada cetakan undangan, kartu lebaran, kartu natal, serta

untuk surat-surat berharga lainnya misalnya sertifikat, ijazah, obligasi

dan lain-lain. Pencetakan emboss ini lebih diutamakan dikerjakan pada

mesin cetak degel, hasilnya akan lebih nampak tajam daripada

dikerjakan pada mesin cetak silinder, sebab akan timbul gejala cetakan

yang kurang tepat maka dengan penambahan gankal rata pada klise

betina membuat klise betina menjadi lebih tinggi dari tinggi huruf,

sehingga klise jantan (patris) yang ditempelkan diatas silinder tidak

terlalu tebal/tajam, serta hasil yang diperoleh menjadi kurang baik.

ini cetak emboss sudah dimodifikasi dengan cetak foil emas yaitu

di samping cetak itu menjadi timbul maka gambar yang timbul itu

berwarna kuning keemasan atau warna-warna lain tergantung lembar

foil yang digunakan. Cetak embos dikenal juga dengan istilah cetak foil.

Cara kerja cetak foil dapat difahami sebagai berikut: Acuan cetak yang

dipergunakan secara sederhana sebagaimana kita mencetak dengan

mesin degel. Kita buatkan langsung besi yang diatur dengan skrup-

skrup berpadu dengan lempengan besi tipis berupa empat persegi

panjang sebagai landasan acuan cetak, kemudian ditambah dengan

tebal klise sehingga tingginya sama dengan tingi huruf. Acuan ini

direkatkan. Di antara besi dan lempengan yang dihimpitkan tadi

dipasang elemen setrika (elemen pemanas). Untuk pengaturan suhu

pemanas dipasang pula alat pengatur suhu, kemudian dialiri listrik maka

jadilah acuan cetak tadi mempunyai suhu yang dibutuhkan untuk

memindahkan lapisan foil ke barang cetakan. Suhu yang dibutuhkan

berkisar antara 120oC – 150oC. Acuan cetaknya terbuat dari kuningan

atau plat seng yang tahan panas. Kemudian diantara kertas tercetak

dan acuan dipasang lembar foil, maka ketika dicetakkan maka terjadilah

H

K

Modul GRA.PUR.014. 32

cetakan foil tadi. Bila dikombinasikan

dengan cetak emboss, maka hasil cetak

adalah merupakan hasil cetak foil yang

timbul. Lembar foil dipasang di atas

mesin cetak dan dengan pengatur

kebutuhan foil, maka gulungan foil itu

akan berputar terus sesuai kebutuhan.

Denah pemasangan alat kelengkapan

cetak foil dapat diperiksa pada gambar di samping ini.

Mesin cetak otomatis HAD seri GTP, disamping untuk pencetakan biasa

juga dilengkapi dengan peralatan-peralatan untuk cetak foil.

c. Rangkuman

? Sebelum vorm dipasang pada alas cetak, ketinggian klise betina

diukur dengan tinggi huruf, dan kedudukan klise supaya lebih

rendah sedikit dari tinggi huruf dengan mengurangi lapisan karton

yang dipasang di belakang klise.

? Memasang leger dengan mengurangi sedikit lembar pengisinya,

guna keperluan penyetelan agar tidak langsung memperoleh

tekanan yang keras, kemudian akan ditambah sedikit demi sedikit

lembar pengisinya apabila diperlukan nantinya.

? Penempatan anleg cetak dapat dilakukan memberi tinta pada klise

dan dicetakkan di atas leger, kemudian diberi tanda-tanda penepat

untuk pemasangan klise jantan (patris).

? Melakukan penyetelan dengan mengubah kedudukan klise dalam

vorm dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi wit-wit

yang mengelilingi klise.

? Bila sudah tepat kedudukan klise, dibuatlah penepat/anleg pada

leger dan dibuatkan telinga.

Modul GRA.PUR.014. 33

? Proof (cetak coba) digunakan untuk mengecek hasil pekerjaan agar

dapat diperlihatkan kepada konsumen atau dimintakan persetujuan

dari penanggungjawab produksi.

? Pencetakan embos dapat dikombinasikan dengan cetak foil emas

melalui penambahan seperangkat peralatan elemen pemanas.

d. Tugas

1) Kumpulkan hasil pon cetakan embos sebanyak minimal 10 buah!

2) Kumpulkan 10 macam hasil cetak embos, baik pada kertas yang

belum tercetak maupun pada barang cetakan!

e. Tes Formatif

1) Mengapa acuan cetak betina dibuat lebih rendah sedikit dari tinggi

huruf ?

2) Bagaimana cara pemasangan leger untuk emboss ?

3) Bagaimana cara penepatan antara klise betina dengan patris? Coba

terangkan !

4) Apa sebab cetak emboss ini kurang baik hasilnya bila dikerjakan

pada mesin silinder?

5) Cetakan apa sajakan yang dikerjakan dengan teknik cetak emboss?

Berilah contoh!

6) Selain cetak timbul yang dibuat dengan teknik emboss, adakah

cetak timbul dengan teknik lain? Coba terangkan!

7) Bagaimanakah cara memasang anleg pada mesin cetak degel?

8) Apa nama-nama lain dari cetak emboss ini? Sebutkan!

9) Apakah cetak foil juga termasuk cetak emboss? Terangkan!

10) Dapatkah cetak emboss ini dikerjakan dengan teknik cetak lain

selain cetak tinggi?

Modul GRA.PUR.014. 34

f. Kunci Jawaban

1) Acuan cetak betina dibuat lebih rendah daripada tinggi huruf agar

penyetelan cetak dapat diatur dari mulai yang ringan sampai yang

berat secara berangsur-angsur, tidak langsung pada teknaan kuat

yang menyebabkan ketajaman patris menjadi berkurang.

2) Pemasangan leger untuk cetak emboss yaitu menyiapkan 2 lembar

kertas caising yang dipotong secara berinslag pada sisi lebarnya

untuk penjepit. Kemudian berturut-turut dimasukkan lember

pengisi k2 lember kertas HVS ditempatkan diantara spanvel I dan

spanvel II, di bawah spanvel II dipasang 4 lember HVS dan

dibawah sendiri dipasang 2 lembar BC. Kemudian lembar penegang

(spanvel) ditarik kencang lalu dijepit dengan klem, maka selesailah

pembuatan leger.

3) Vorm yang berisi klise diberi tinta cetak melalui hand rol secara

tipis merata. Kemudian vorm dicetakkan pada leger. Pada gambar

tercetak diberi tanda-tanda penepat untuk pemasangan patris. Lalu

diantara vorm dan patris dipasang kertas atau karton sembarang

untuk penyetelan. Hasil yang diperoleh diperiksa, apabila kurang

tepat disetel pada bagian vorm untuk digeser-geser sesuai dengan

kebutuhan, diukur dengan penggaris augustijn, kemudian wit-wit

yang mengelilingi klise ditambah atau dikurangi, disetel lagi

berulang-ulang sampai diperoleh ketepatannya.

4) Bila dikerjakan dengan mesin silinder, acuan cetak jantanya berupa

bidang lengkung yang terpasang pada silinder, bila gerakan silinder

tidak konstan maka akan timbul gejala cetakan yang kurang tepat.

Untuk mengatasi ini maka oleh pencetak ditambahkan ganlaj rata

dibelakang worm sehingga kedudukan klise betina lebih tinggi dari

Modul GRA.PUR.014. 35

huruf, ini menyebabkan patris yang dipasang pada silinder menjadi

kurang tajam dan hasilnya tidak baik.

5) Pekerjaan yang dikerjakan dengan teknik emboss adalah logo-logo

dari suatu instansi atau suatu yayasan, cetakan-cetakan nama

yayasan, nama orang dan lain-lain yang perlu ditonjolkan nilai

seninya.

a. Contoh :

b. Cetakan ijazah dari suatu Perguruan Tinggi yang logonya

dicetak timbul.

c. Cetakan undangan pernikahan atau khitanan yang namanya

dicetak timbul.

d. Kartu-kartu lebaran, kartu natal biasanya ornament-nya dicetak

emboss, dll.

6) Selain cetak timbul dengan teknik emboss, masih ada lagi cetak

mtimbul yang lain yaitu :

a. Cetak timbul dengan powder dan pemanasan.

Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut; barang tercetak yang

masih basah (tintanya belum kering) dibubuhi powder timbul

yaitu serbuk vercutief diatas cetakan, sejumlah oplah yang

dibutuhkan. Setelah semua cetakan ditaburi serbuk, baru

dipanaskan diatas api arang atau kotak pemanas yang diatur

dengan listrik/heater electric asal penasnya cukup kuat. Satu

persatu cetakan dipanaskan dengan dibolak-balik, beberapa

saat kemudian gambar atau huruf yang tercetak menjadi

timbul.

b. Contoh : Cetakan kartu nama, dsb.

Modul GRA.PUR.014. 36

7) Cara memasang anleg pada mesin degel:

Gambar/Teks yang akan dicetak, dibuatkan cetak coba pada leger.

Lalu mengambil kertas ukuranya sama dengan yang akan dicetak,

dipotongkan beberapa lembar untuk penyetelan. Kemudian

dihitung wit-wit atas bawah sisi kiri dan kanan sesuai dengan

keseimbangannya (de gelde snede). Pada bagian bawah dipasang

2 buah anleg dari kwadrat dilem pada leger kemudian diperiksa

ketepatannya, pada sisi kiri dipasang pula sebuah kwadrat untuk

ketepatan samping. Kertas percobaan dicetak lagi berulang-ulang

sampai diperoleh register. Kalau sudah tepat betul barulah kwadrat

diperkuat dengan dibungkus kertas lagi agar sebagai sisi penepat

tidak berubah-ubah lagi dan terakhir diberi telinga untuk penahan

cetakan.

8) Nama-nama lain dari cetak emboss adalah :

a. Cetak buta

b. Cetak relief

c. Cetak timbul

d. Mengeprig.

9) Cetak foil tidak termasuk pekerjaan embos karena cetak foil

memerlukan elemen pemanas untuk memindahkan lapisan foil dan

diperlukan teknik tersendiri. Namun pekerjaan foil dapat pula

digabungkan dengan pekerjaan embos, yakni dalam pada

mencetak embos, peralatan mesin cetak dilengkapi pula dengan

blok besi yang dialiri listrik dan diatue dengan elemen dan

seperangkat peralatan yang lain. Kemudian dengan diberi

lembaran foil pada saat dicetak, maka terjadilah cetakan embos

sekaligus foil emas.

Modul GRA.PUR.014. 37

10) Cetak embos harus dilaksanakan pada mesin letterpress, karena

teknik ini memerlukan tekanan dan gaya cetak yang cukup besar

untuk menghasilkan timbul pada kertas, sehingga teknik cetak ini

tidak dapat dikerjakan pada teknik cetak lain seperti screen

printing, offset, dll.

g. Lembar Kerja

1). Alat

- mesin cetak degel

- acuan cetak embos

- kwadrat timah

- gunting

- kater

2). Bahan

- kertas HVS

- kertas kraft

- kertas BC

- kertas kasing

- kertas doorslag

- pelat seng

- lem

3). Keselamatan Kerja

- Hati-hati terhadap aliran listrik yang terhubung dengan mesin

cetak.

- Hati-hati terhadap roda putar pada saat mesin berjalan.

- Hati-hati terhadap rol yang berputar.

- Pergunakan headset untuk menjaga kebisingan suara mesin.

- Jangan memasukan tangan pada degel ketikan mesin berputar.

Modul GRA.PUR.014. 38

4). Langkah Kerja

Mengepon hasil cetak embos

a. Menyiapkan vorm acuan.

b. Membersihkan alat cetak dari debu dan kotoran yang

melekat.

c. Melakukan pelumasan mesin pada bagian tertentu.

d. Memasang vorm.

e. Membuat leger.

f. Memberi tinta pada vorm, tipis merata.

g. Menyetel anleg.

h. Mencetak coba ke leger.

i. Memberi tanda-tanda penepat pada hasil cetak.

j. Memasang klise jantan pada leger.

k. Pembuatan register dengan memasang kertas di antara vorm

dan patris kemudian dicetakkan.

l. Hasil diperiksa dan penyetelan diperbaiki sampai register yang

dibutuhkan.

m. Cetak coba diulangi dengan cetak coba revisi.

n. Bila sudah tak ada kesalahan maka dicetak coba lagi pada

kertas cetakan yang baik.

o. Bila hasil cetakan sudah memenuhi syarat, maka dilakukan

pencetakan sesuai oplah.

Modul GRA.PUR.014. 39

BAB. III EVALUASI

A. Tes Tertulis

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!

1. Mengganjal rata (toetellen) adalah suatu cara untuk memperoleh yang

merata dan tajam; disamping itu untuk meratakan tekanan cetak pula.

Seorang pencetak pada saat mengerjakan emboss, dia langsung mencetak

tanpa membuat toestel. Berikan pendapat anda, betul atau salahkah

pencetakan ini?

2. Jelaskan pengaruh kelebihan tekanan cetak bila mencetak embos!

3. Jelaskan fungsi cetak coba/proof!

4. Jelaskan beberapa pekerjaan proof yang anda ketahui!

5. Sebutkan tanda yang dibubuhkan oleh korektor pada hasil cetak!

6. Sebuah HDA No. 1 mencetak emboss dengan klise nylon, sedang HDA No. 2

mencetak emboss dengan klise dari kuningan. Jelaskan perbandingan dari

kedua mesin tersebut dengan memberikan sedikit lebih tekanan cetak!

7. Sebuah klise emboss telah direkatkan dengan duplofol pada kaki klise secara

merata, tetapi setelah mencetak 1.000 exp. Ternyata klise tersebut tidak

merekat lagi dengan baik pada kaki klise tadi. Apa sebabnya?

8. Apakah kertas HVS (Hout Vrij Schriif) merupakan kertas yang mengandung

bahan perekat yang baik atau tidak?

Modul GRA.PUR.014. 40

9. Apa yang menyebabkan wit timbul (wit rijzen), sehingga sewaktu mencetak

emboss wit-wit yang timbul tadi ikut menekan kertas dan menyebabkan

tindas-tindas cetak (moetten) yang tak perlu?

10. Apa yang dimaksud dengan mengetsa (etsen) klise emboss itu ?

11. Sebutkan jenis pekerjaan stans !

12. Peralatan apa saja yang diperssiapkan untuk pekerjaan stans ini?

13. Bisakah pekerjaan ril dan pon dikerjakan bersama-sama ?

14. Peralatan apa saja yang dipersiapkan untuk pembuatan ril / menggaris

lekuk?

15. Bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat acuan cetak jantan

(patris)?

Modul GRA.PUR.014. 41

B. Tes Praktik

Lakukan pengeponan hasil cetak embos dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jenis kertas : brief karton

2. Jenis cetakan : kartu undangan

3. ukuran kertas : 20 x 26 cm

4. Bentuk pisau pon : ornamen pinggir

5. Klise embos : jantan

Catatan: Kriteria di atas dapat dirubah dan instruktur/guru dapat memberikan tes praktik dengan ketentuan yang lain.

Modul GRA.PUR.014. 42

KUNCI JAWABAN

A. Tes Tertulis

1. Bila seorang pencetak sedang mengerjakan cetak emboss tanpa membuat

toesllen, ia tidak salah kalau memang hasil cetakannya sudah baik, sebab

toestellen hanya dapat diberikan sebagai alat pembantu untuk meratakan

tekanan cetak pada bagian-bagian yang masih diperlukan.

2. Bila mencetak emboss dengan kelebihan tekanan cetak akan mengakibatkan

percetakan pengausan gambar dan hasil yang diperoleh makin lama makin

kurang tajam.

3. Proef atau cetak coba adalah cetak yang dibuat sebagai model cetakan

berikutnya, cetak coba ini disetel sebaik-baiknya sesuai dengan hasil cetak

sesungguhnya. Proef ini sangat diperlukan untuk menghindari dari kesalahan

cetak, maka penyetelan yang sudah jadi tidak diperkenankan untuk langsung

dicetak secara massal sebelum ada persetujuan dari pemesan atau

penanggung jawab pekerjaan tersebut.

4. Pekerjaan proef ada 3 macam yaitu :

- Proef kotor, yaitu cetak yang pertama kali dibuat dan belum dikoreksi

- Proef revisie, yaitu cetak coba ulang setelah ada koreksian dari pihak

yang bertanggung jawab terhadap hasi lcetak. Revisi ini bisa satu kali,

dua kali dst.

- Proef bersih, yaitu cetak coba yang terakhir, telah disetujui oleh korektor

untuk dicetak.

Modul GRA.PUR.014. 43

5. Tanda-tanda yang dibubuhkan pada cetak coba terakhir oleh korektor yaitu :

- Tanda persetujuan untuk dicetak

- Besarnya oplag

- Tanda tangan korektor

Sedang tanda persetujuan tertulis antara lain :

- fiat afdrukkan, imprimatur, accord (acc), dll.

6. Pada hakekatnya jika menggunakan nylon – klise dapat dilaksanakan

pencetakan dengan memberikan tekanan cetak yang kurang bila

dibandingkan dengan klise dari kuningan maupun seng. Maka yang

diperbolehkan mencetak dengan memberikan sedikit lebih tekanan cetak

adalah mesin HDA No. 2

7. Pergeseran klise ini disebabkan karena kurang hati-hati pada waktu

membersihkan klise sehingga masih ada minyak yang tertinggal dan masuk

ke pinggiran-pinggiran klise.

8. Kertas HVS disebut juga kertas tulis yaitu, jenis kertas yang sesuai untuk

ditulisi dengan pena dan tinta, pensil, mesin tulis atau dicetak, maka untuk

jenis kertas ini meruakan kertas yang mengandung bahan perekat yang baik,

disamping itu HVS mempynuai kekuatan dan kemudahan untuk dihapus.

9. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya wit (wit rijzen) saat mencetak emboss

ialah :

- Kaki-kaki klise yang tidak siku-siku.

- Wit penutup yang kurang rapat.

- Wit-wit banyak yang rusak, sehingga ukurannya tidak tepat lagi.

- Acuan cetak tidak dikunci dengan baik.

- Reglet, interlini dan pemenuh wit yang tipis terlalu banyak sehingga

berpegas.

Modul GRA.PUR.014. 44

10. Meng-etsa klise emboss dan klise pada umumnya, adalkah melepaskan

bagian-bagian yang tidak terkena cahaya saat penyinaran pada pembuatan

klise yang terbuat dan magnesium tembaga dan seng; atau membuang yang

tidak termasuk gambaran cetak pada pembuatan klise tersebut. Untuk klise

nylon digunakan pengembangan (pencucian).

11. Jenis pekerjaan stans ialah:

- Pekerjaan stans sederhana yaitu pengguntingan amplop dan sejenisnya

dengan mesin, pisau stansnya bisa dipersiapkan sendiri oleh peserta

diklat.

- Pekerjaan stans dengan lingkungan pisau berliku dan bentuk rumit,

seperti stempel perusahan, dll. Pisaunya dipesankan dipabrik.

12. Peralatan yang dipersiapkan :

- Mesin cetak, ram besi, kunci-kunci penutup.

- Alat Bantu untuk penjepit yaitu holwit, reglet, interlini dan karton.

- bahan-bahan : karet ban, busa, lem.

13. Bisa, pada saat ada pesanan khusus untuk itu, contoh untuk membuat

telingga stofmap, disamping diiris juga ada bagian yang dilipat.

14. Peralatan yang disiapkan :

Garis kuningan tebal 2 punt, interlini, reglet, holwit, kertas karton untuk

memenuhkan zetsel, ram, kunci-kunci dan wir-wit penutup.

15. Bahan-bahan yang dibutuhkan :

- Karton manila

- Kapurbatu (gips)

- Powder cetak emboss

- Gom Arabika dan kertas sutra bebas kayu.

Modul GRA.PUR.014. 45

B. Lembar Penilaian Tes Praktik Nama Peserta : No. Induk : Program Keahlian : Nama Jenis Pekerjaan :

PEDOMAN PENILAIAN

No. Aspek Penilaian Skor Maks.

Skor Perolehan Keterangan

1 2 3 4 5 Perencanaan 1.1. Persiapan alat 1.2. Persiapan bahan

5 5

I

Sub total 10 Model Acuan Cetak 2.1. Penempatan klise emboss 2.2. Penempatan pisau pon

5 5

II

Sub total 10 Proses (Sistematika & Cara Kerja) 3.1. Cara menyetel vorm acuan 3.2. Cara menyetel penepat kertas 3.3. Cara menyetel tekanan cetak 3.4. Cara mengisi bantalan cetak 3.5. Cara melakukan proses pengeponan

5

10 5

10 5

III

Sub total 40 Kualitas Produk Kerja 4.1. Hasil cetak emboss sesui klise 4.2. Hasil pon sesuai alur cetakan 4.3. Pekerjaan diselesaikan dengan waktu

yang telah ditentukan

10 10

5

IV

Sub total 25 Sikap/Etos Kerja 5.1. Tanggung jawab 5.2. Ketelitian 5.3. Inisiatif 5.4. Kemandirian

2 3 3 2

V

Sub total 10 Laporan 6.1. Sistimatika penyusunan laporan 6.2. Kelengkapan bukti fisik

4 6

Sub total 10

VI

Total 100

Modul GRA.PUR.014. 46

KRITERIA PENILAIAN

No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor I Perencanaan

1.1. Persiapan alat 1.2. Persiapan bahan

? Peralatan mencetak disiapkan

sesuai kebutuhan ? Peralatan mencetak disiapkan

tidak sesuai kebutuhan ? Bahan cetak disiapkan sesuai

kebutuhan ? Bahan cetak disiapkan tidak

sesuai kebutuhan

5 1 5 1

II Model Acuan Cetak 2.1. Penempatan klise emboss 2.2. Penempatan pisau pon

? Klise emboss ditempatkan sesuai

model ? Klise embos ditempatkan tidak

sesuai model ? Pisau pon ditempatkan sesuai

model ? Pisau pon ditempatkan tidak

sesuai model

5 1 5 1

III Proses (Sistematika & Cara Kerja) 3.1. Cara menyetel vorm acuan 3.2. Cara menyetel penepat

penepat kertas 3.3. Cara menyetel tekanan cetak 3.4. Cara mengisi bantalan cetak 3.5. Cara melakukan proses

pengeponan

? Acuan vorm disetel dengan benar ? Penyetelan acuan vorm tidak kuat ? Anleg ditempatkan sesuai ukuran

cetak ? Anleg ditempatkan tidak tepat ? Tekanan cetak disetel tidak terlalu

keras dan tidak terlalu lemah ? Tekanan cetak disetel terlalu

keras/terlalu lemah ? Isi bantalan cetak tidak terlalu

padat ? Isi bantalan cetak terlalu padat ? Prose pengeponan dilakukan

5 2

10 3 5 1

10 1 5

Modul GRA.PUR.014. 47

dengan prosedur yang benar ? Melakukan pengeponan tidak

menggunakan prosedur

1

IV Kualitas Produk Kerja 4.1. Hasil cetak emboss sesui klise 4.2. Hasil pon sesuai alur cetakan 4.3. Pekerjaan diselesaikan dengan

waktu yang telah ditentukan

? Hasil cetakan emboss tidak rusak ? Hasil cetakan emboss banyak

yang rusak ? Hasil cetakan pon tidak rusak ? Hasil cetakan pon banyak yang

rusak ? Menyelesaikan pekerjaan lebih

cepat dari waktu yang ditentukan ? Menyelesaikan pekerjaan tepat

waktu ? Menyelesaikan pekerjaan melebihi

waktu yang ditentukan

10 1

10 5 5 5 2

V Sikap/Etos Kerja 5.1. Tanggung jawab 5.2. Ketelitian 5.3. Inisiatif 5.4. Kemandirian

? Membereskan kembali alat dan

bahan yang dipergunakan ? Tidak membereskan alat dan

bahan yang dipergunakan ? Tidak banyak melakukan

kesalahan kerja ? Banyak melakukan kesalahan

kerja ? Memiliki inisiatif bekerja ? Kurang/tidak memiliki inisiatif

kerja ? Bekerja tanpa banyak diperintah ? Bekerja dengan banyak diperintah

2 1 3 1 3 1 2 1

VI Laporan 6.1. Sistimatika penyusunan

laporan 6.2. Kelengkapan bukti fisik

? Laporan disusun sesuai sis timatika

yang telah ditentukan ? Laporan disusun tanpa sistimatika ? Melampirkan bukti fisik hasil

penyusunan ? Tidak melampirkan bukti fisik

4 1 6 2

Modul GRA.PUR.014. 48

BAB. IV PENUTUP

etelah menyelesaikan modul ini, maka anda berhak untuk mengikuti tes

praktik untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apabila anda

dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini,

maka anda berhak untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya. Mintalah

pada pengajar/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem

penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia industri atau asosiasi

profesi yang berkompeten apabila anda telah menyelesaikan suatu

kompetensi tertentu. Atau apabila anda telah menyelesaikan seluruh

evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari instruktur atau

berupa porto folio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi pihak

industri atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat

dijadikan sebagai penentu standard pemenuhan kompetensi tertentu dan

bila memenuhi syarat anda berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang

dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi profesi.

S

Modul GRA.PUR.014. 49

DAFTAR PUSTAKA

----------------------, 1985, Leksikal Grafika, Pusgrafin, Jakarta.

Pemimpin Zetten. ST., 1932, Pamuntjak.

----------------------, 1979, Teori Cetak Tinggi, Pusat Grafika Indonesia.

Tamno Soediyono, M. Soekardi,1982, Teori Cetak Tinggi I, Percetakan Meltan

Putra, Jakarta.

---------------------, 1984, 150 Tanya Jawab Tentang Cetak Tinggi, Percetakan

Lembaga Alkitab Indonesia, Ciluar - Bogor.