mengenai aaji - aaji.or.id berita aaji - 5-7 maret 2016.pdf · 2014-2015. data dan analisis...

22
MENGENAI AAJI Kontan.co.id, 5/3, Asuransi Jiwa Raih Premi Rp 128 Triliun http://keuangan.kontan.co.id/news/asuransi-jiwa-raih-premi-rp-128-triliun Asuransi jiwa raih premi Rp 128 triliun Sabtu, 05 Maret 2016 / 09:32 WIB JAKARTA. Industri asuransi jiwa tanah air menorehkan kinerja positif sepanjang tahun 2015. Meski ekonomi nasional melambat, secara umum industri asuransi jiwa masih tumbuh positif. Christine Setyabudhi, Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan AntarLembaga Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), mengungkapkan, perolehan premi asuransi jiwa selama tahun 2015 lalu yang belum diaudit mencapai Rp 128 triliun. Angka ini tumbuh 5,24% dari tahun 2014 sebesar Rp 121,62 triliun. Sebanyak Rp 72 triliun di antaranya adalah premi unitlink. AAJI mencatat, pertumbuhan premi produk asuransi berbalut investasi ini tahun lalu sebesar 6,1% dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah Rp 67,86 triliun. "Sementara premi asuransi tradisional menyumbang Rp 56 triliun," kata Christine, Jumat (4/3). Pendapatan premi asuransi tradisional tahun 2015 juga tumbuh mini, sebesar 4,2% ketimbang tahun 2014 Rp 53,75 triliun. Meski tetap tumbuh, pertumbuhan premi unitlink tahun 2015 melambat. Raihan premi unitlink tahun 2014 mampu tumbuh 9,1% dibandingkan dengan 2013. Tahun lalu, Christine bilang, pertumbuhan premi unitlink masih di bawah 10% lantaran dalam tiga tahun terakhir, asuransi tradisional tumbuh tinggi, 18%20%.

Upload: truongdat

Post on 17-Jul-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MENGENAI AAJI

Kontan.co.id, 5/3, Asuransi Jiwa Raih Premi Rp 128 Triliun

http://keuangan.kontan.co.id/news/asuransi-jiwa-raih-premi-rp-128-triliun

Asuransi jiwa raih premi Rp 128 triliun Sabtu, 05 Maret 2016 / 09:32 WIB

JAKARTA. Industri asuransi jiwa tanah air menorehkan kinerja positif sepanjang tahun 2015. Meski ekonomi nasional melambat, secara umum industri asuransi jiwa masih tumbuh positif.

Christine Setyabudhi, Ketua Bidang Komunikasi dan Hubungan AntarLembaga Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), mengungkapkan, perolehan premi asuransi jiwa selama tahun 2015 lalu yang belum diaudit mencapai Rp 128 triliun. Angka ini tumbuh 5,24% dari tahun 2014 sebesar Rp 121,62 triliun.

Sebanyak Rp 72 triliun di antaranya adalah premi unitlink. AAJI mencatat, pertumbuhan premi produk asuransi berbalut investasi ini tahun lalu sebesar 6,1% dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah Rp 67,86 triliun.

"Sementara premi asuransi tradisional menyumbang Rp 56 triliun," kata Christine, Jumat (4/3).

Pendapatan premi asuransi tradisional tahun 2015 juga tumbuh mini, sebesar 4,2% ketimbang tahun 2014 Rp 53,75 triliun. Meski tetap tumbuh, pertumbuhan premi unitlink tahun 2015 melambat.

Raihan premi unitlink tahun 2014 mampu tumbuh 9,1% dibandingkan dengan 2013. Tahun lalu, Christine bilang, pertumbuhan premi unitlink masih di bawah 10% lantaran dalam tiga tahun terakhir, asuransi tradisional tumbuh tinggi, 18%–20%.

Sementara unitlink jauh di bawah. Tahun ini, AAJI masih optimistis kontribusi premi unitlink tetap dominan terhadap total pendapatan premi asuransi jiwa, yakni sekitar 60%.

Harapannya, pertumbuhan premi unitlink tahun 2016 berkisar 10%–15%. Ini berarti, premi unitlink hingga akhir tahun diprediksi berada di kisaran angka Rp 79,2 triliun hingga Rp 82,8 triliun.

Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI, memproyeksikan, premi asuransi jiwa tahun ini berpotensi tumbuh 20% hingga 30%. Harapan itu bisa tercapai lantaran di saat perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun lalu, premi asuransi jiwa tetap membukukan kinerja yang positif.

Menurut Hendrisman, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu yakni di kisaran 5%, maka target premi asuransi jiwa tumbuh 20%–30% masih masuk akal.

Dengan asumsi perekonomian dalam negeri tumbuh di atas level 5%, pertumbuhan premi asuransi jiwa berpeluang menyentuh angka Rp 153,6 triliun hingga Rp 166,4 triliun. Untuk laba bersih, tahun ini pertumbuhannya diproyeksikan 5%–10%, setelah tahun lalu anjlok hingga 50,37% menjadi Rp 7,87 triliun.

Reporter Dina Farisah Editor Barratut Taqiyyah

Kontan.co.id, 4/3, Premi Asuransi Jiwa Tumbuh 5,24% di 2015

http://keuangan.kontan.co.id/news/premi-asuransi-jiwa-naik-524-di-2015

Premi asuransi jiwa tumbuh 5,24% di 2015 Jumat, 04 Maret 2016 / 19:01 WIB

JAKARTA. Industri asuransi mampu menorehkan kinerja positif sepanjang tahun lalu, meskipun kondisi ekonomi kurang mendukung. Buktinya, industri asuransi jiwa masih membukukan pertumbuhan premi.

Ketua bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Christine Setyabudhi mengungkapkan, perolehan premi asuransi jiwa sepanjang tahun 2015 (unaudited) sebesar Rp 128 triliun. Angka ini tumbuh 5,24% dibandingkan dengan total premi pada 2014 sebesar Rp 121,62 triliun.

"Total premi asuransi jiwa tahun lalu berasal dari total premi unitlink sebesar Rp 72 triliun. Sementara, total premi asuransi tradisional menyumbang angka Rp 56 triliun," terang Christine.

Sepanjang tahun lalu, AAJI mencatat pertumbuhan premi unitlink naik sebesar 6,1% dibanding tahun 2014 yang senilai Rp 67,86 triliun. Adapun premi asuransi tradisional juga tumbuh mini sebesar 4,2% dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp 53,75 triliun.

Reporter Dina Farisah Editor Dupla KS

Kontan, 5/3, hal 11, Asuransi Jiwa Raih Premi Rp 128 Triliun

Bisnis.com, 6/3, Wujudkan Industri Asuransi Sebagai Pilar Ekonomi Indonesia

http://lifestyle.bisnis.com/read/20160306/50/525624/wujudkan-industri-asuransi-sebagai-pilar-ekonomi-indonesia

Wujudkan Industri Asuransi Sebagai Pilar Ekonomi Indonesia

Fadjar Adrianto Minggu, 06/03/2016 10:10 WIB

Buku ini menyajikan data dan analisis mengenai kondisi perasuransian Indonesia pada 2014/2015.

Bisnis.com, JAKARTA - Perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional menjadi tantangan terbesar industri asuransi jiwa maupun asuransi umum sepanjang 2015.

Ekonomi yang melambat berdampak pada menurunnya permintaan. Kinerja sektor riil yang menurun memengaruhi pertumbuhan asuransi umum, sementara daya beli masyarakat yang melemah memengaruhi pertumbuhan asuransi jiwa.

Catatan kinerja industri asuransi 2015 menunjukkan betapa besarnya tekanan kondisi perekonomian yang melemah bagi para pelaku industri asuransi, baik asuransi umum (kerugian) maupun asuransi jiwa.

Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memperlihatkan hingga kuartal kedua 2015, total pendapatan perusahaan asuransi jiwa (mencakup total pendapatan premi, hasil investasi, klaim reasuransi dan pendapatan lain) turun 8,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kondisi ekonomi yang melemah serta gejolak pasar saham tampaknya benar-benar berdampak terhadap industri nasional, termasuk di dalamnya industri asuransi jiwa. Di sisi lain, total klaim dan manfaat yang dibayarkan perusahaan asuransi jiwa naik hingga 31,6%.

Tekanan yang dialami industri asuransi umum juga tak kalah beratnya. Hal ini tercermin dari laporan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengenai pertumbuhan industri asuransi umum hingga triwulan ketiga 2015.

Selama sembilan bulan pertama 2015, perolehan premi bruto industri asuransi umum tumbuh hanya 10% dibanding perolehan periode yang sama 2014. Lantas, bagaimana menyikapi prospek industri asuransi 2016?

Dalam hal ini, buku Indonesia Insurance Watch 2015-2016 patut menjadi acuan. Betapa tidak, buku berbahasa Inggris ini memandu pembacanya mengenai banyak hal tentang industri asuransi Indonesia selama dua tahun terakhir.

Buku ini menyajikan data dan analisis mengenai kondisi perasuransian Indonesia pada 2014-2015. Data dan analisis tersebut mencakup reviw usaha asuransi di Indonesia dan laporan singkat kinerja finansial seluruh perusahaan asuransi nasional.

Tersusun rapi dalam buku ini tentang daftar perusahaan asuransi berdasarkan rasio pencapaian solvabilitas, rasio likuiditas, laba bersih, biaya operasional, pendapatan operasional, cadangan teknis, aset, rasio beban terhadap pendapatan premi neto, ekuitas, kewajiban, pendapatan premi bersih, tingkat solvabilitas, dan pendapatan underwriting.

Laporan kinerja finansial perusahaan asuransi juga terbilang lengkap, karena mencakup asuransi umum, asuransi jiwa, reasuransi, dan asuransi sosial.

Sebagai sumber referensi, buku ini makin komprehensif karena diperkaya oleh analisis proyeksi perkembangan industri asuransi nasional ke depan, oleh Hendrisman Rahim, ketua umum Dewan Asuransi Indonesia.

Sementara itu, prospek bisnis asuransi kesehatan di Indonesia juga mendapat pembahasan tersendiri dalam buku ini, sebagaimana tergambar dalam halaman wawancara dengan Arya Damar, presiden direktur PT Aplikanusa Lintasarta. Perkembangan bisnis reasuransi juga tak luput diulas dalam buku ini.

Pada intinya, hasil analisis dan pembahasan industri asuransi dalam buku ini mengguratkan keyakinan bahwa prospek bisnis asuransi akan lebih baik ke depannya. Ruang tumbuh industri asuransi diyakini masih sangat luas. Apalagi bila mendapat dukungan dari pemerintah. Bila demikian adanya, maka harapan bahwa industri asuransi sebagai salah satu pilar perekonomian bangsa bisa makin cepat terwujud.

INDUSTRI ASURANSI JIWA

Koran-sindo.com, 5/3, Astra Life Genjot Pertumbuhan Premi

http://www.koran-sindo.com/news.php?r=2&n=7&date=2016-03-05

Edisi 05-03-2016

Astra Life Genjot Pertumbuhan Premi MAGELANG – PT Astra Aviva Life (Astra Life) optimistis pertumbuhan premi bruto (gross premium ) Rp1 triliun setiap tahun.

Dengan target tersebut perseroan akan menjadi lima besar perusahaan asuransi jiwa di Indonesia pada 10 tahun ke depan. Wakil Presiden Direktur Astra Life Auddie A Wiranata mengatakan, tahun 2015 merupakan tahun pertama Astra Life beroperasi secara penuh dan langsung mencapai pertumbuhan signifikan.

Tahun lalu perusahaan membukukan pertumbuhan premi bruto sebesar 110% menjadi Rp1,36 triliun dari sebelumnya Rp651 miliar, sementara premi tahunan ekuivalen (APE/annual premium equivalent) tercatat 500%. ”Tahun ini premi kami targetkan Rp2 triliun, lalu 2017 Rp3 triliun, 2018 Rp4 triliun dan 2019 Rp5 triliun. Strateginya dengan memperkuat jalur distribusi melalui perusahaan pembiayaan atau finance insurance . Kami perkuat fiturnya untuk menarik buat nasabah,” ucap Auddie di Magelang, Jawa Tengah, kemarin.

Dia mengatakan, kinerja pada 2015 yang diraih telah melebihi ekspektasi. Aset mencapai pertumbuhan 44% menjadi Rp1,9 triliun dari tahun sebelumnya Rp1,3triliun. Kondisi ini menjadikan Astra Life sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa yang mengalami pertumbuhan perusahaan tercepat.

” Secara industri dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) premi industri tumbuh 20%, tapi kami bisa 110%,” ungkapnya. Meskipun pemain baru di industri asuransi jiwa, namun berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) per Desember 2015, Astra Life berhasil tembus peringkat 23 besar perusahaan asuransi jiwa dari 51 pemain yang ada di industri. Posisi tersebut naik enam peringkat dari kuartal III/2014. Untuk segmen usaha bancassurance , Astra Life menempati posisi ke-12 berdasarkan data September 2015, meningkat 10 posisi dari kuartal III/2014. ”Pencapaian yang diperoleh Astra Life telah berhasil melewati milestone pertamanya dengan hasil yang memuaskan sambil membangun fondasi bisnis yang kuat pada tahun berdirinya Astra Life dan keberagaman produk,” ujarnya.

Astra Life juga akan menjangkau semakin banyak masyarakat Indonesia dari berbagai golongan lewat produk yang beragam dan variasi saluran distribusi. ”Kami juga punya asuransi mikro untuk menjangkau kelompok menengah ke bawah. Distribusinya bisa channel dari bank, face to face, telemarketing, atau finance insurance ,” ujarnya. Presiden Direktur Astra Life Philip C Willcock mengatakan, tantangan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini makin besar sejalan dengan kompetisi di industri asuransi dalam negeri yang sangat ketat dan ditambah dengan kondisi perekonomian yang belum pasti. Meski demikian, perusahaan tetap optimistis karena peluangnya juga masih sangat besar.

Hal itu sejalan dengan masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia yang masih berada di angka 2,4%. Padahal, pertumbuhan kelas menengah Indonesia berdasarkan survei Boston Consulting Group akan mencapai 141 juta pada 2020 dan kesadaran akan pentingnya asuransi makin meningkat.

hafid fuad

Suara Pembaruan, 4/3, Hal 10, Astra Life Bidik Premi Naik Rp1 T per Tahun

Koran Sindo, 5/3, Hal 11, Astra Life Genjot Pertumbuhan Premi

Media Indonesia, 5/3, Hal 14, PT Astra Aviva Life Raih Kinerja Positif

Koran Sindo, 6/3, Hal 4, AIA Championship

Indopos, 5/3, Hal 4, AIA: Ke Hongkong

Investor daily, 5-6/3, Hal 11, AIA Championship

Rakyat Merdeka, 5/3, Hal 15, Kinerja BCA Life Tumbuh Pesat di Tahun 2015

Investor daily, 5-6/3, Hal 8, Premi BCA Life Tumbuh 1.133%

HE Neraca, 7/3, Hal 6, Simbol Astra Life

Bisnis Indonesia, 7/3, Hal 21, [Foto] Tambah Jumlah Agen

Republika, 7/3, Hal 26, Mengajak Masyarakat Mencintai Hidup

Kontan, 7/3, Hal 24, Premi Asuransi Anak Grup Besar Melesat

EKONOMI MAKRO & REGULASI

Warta Kota, 7/3, Hal 2, Nelayan akan Mendapat Asuransi Kerja

Bisnis Indonesia, 5/3, Hal 1, Menjaga Penguatan Rupiah