ex-cc-aaji-06-001 bisnis indonesia 14/09/2016, hal. 21...

12
Bisnis Indonesia 14/09/2016, hal. 21 Asuransi Jiwa Ketiban Rezeki EX-CC-AAJI-06-001

Upload: hamien

Post on 09-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bisnis Indonesia – 14/09/2016, hal. 21 Asuransi Jiwa Ketiban Rezeki

EX-CC-AAJI-06-001

14/092016 Usia Masih Muda, Perlukah Ikut Asuransi Jiwa? http://finance.detik.com/k-koki-duit/3297408/usia-masih-muda-perlukah-ikut-asuransi-jiwa

Jakarta - Pertanyaan: Saya Diana (22 tahun), Saya mau tanya nih Pak, beberapa hari lalu saya ditawari teman kakak saya untuk ikut asuransi jiwa. Memang sih Pak, preminya nggak mahal, cuma Rp 300.000 per bulan. Nggak terlalu berat sih untuk saya walaupun gaji saya nggak terlalu besar karena baru 2,5 tahun bekerja. Nah teman-teman saya di kantor mengatakan bahwa saya belum perlu punya asuransi karena saya masih muda. Bagaimana menurut Bapak? Perlu nggak saya punya asuransi? Kalau memang perlu, asuransi apa saja ? Salam Diana – Banten Jawaban: Halo Nova di Banten, Senang sekali bisa kenal dengan Anda: masih muda tapi sudah tertarik dengan topik-topik perencanaankeuangan walaupun baru hanya sekedar membaca. Sebelum saya menjawab pertanyaan Anda, mungkin ada baiknya kalau saya cerita dulu tentang apa itu asuransi. Asuransi adalah suatu produk yang pada intinya memberikan layanan perlindungan atas risiko yang mungkin bisa terjadi pada diri atau barang/harta yang kita miliki. Artinya nih, kalau terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan (musibah misalnya) pada diri atau harta kita, maka asuransi akan menanggung semua risiko atas kerugian yang terjadi. Tentunya bila kita telah mengasuransikan diri atau harta kita. Nah Nova, karena kita tidak bisa meramalkan dengan pasti kapan kita akan mengalami risiko tersebut, atau betulkah kita akan mengalami risiko tersebut, maka kita juga harus mengantisipasi kerugian uang yang mungkin muncul akibat risiko itu. Jadi menurut saya, berapa pun usia Anda tidak berpengaruh terhadap pengambilan asuransi karena yang namanya musibah kan nggak lihat-lihat umur kan? Dan untuk Anda tahu, makin muda Anda mengambil asuransi, biasanya akan makin kecil premi yang harus Anda bayar, padahal Uang Pertanggungan yang didapat mungkin sudah lumayan besar.

Pertanyaannya sekarang, apa saja sih asuransi yang sebaiknya dimiliki? Nah, karena yang namanya risiko bisa terjadi pada diri dan harta kita, maka tentunya yang paling pas adalah kalau Anda melindungi semua yang Anda miliki baik itu diri maupun harta. Okelah, untuk melindungi harta mungkin Anda belum begitu perlu, karena mungkin harta Anda belum begitu banyak. Tapi untuk diri sendiri, Anda bisa memulainya dengan Asuransi Kesehatan bila memang urusan kesehatan tidak dicover kantor. Nah, kalau risiko kesehatan sudah dicover oleh kantor, maka Anda bisa memulai dengan membuka asuransi jiwa. Nah, bicara Asuransi Jiwa, saat ini ada 2 jenis asuransi jiwa yang bisa Anda pilih, yaitu Asuransi Jiwa Konvensional dan Asuransi Jiwa Modern. Asuransi Jiwa Konvensional hanya menjual perlindungan yaitu proteksi atas jiwa, sementara Asuransi Jiwa Modern selain menjual proteksi juga menawarkan investasi. Artinya selain mendapatkan perlindungan atas jiwa kita, kita juga dimungkinkan mendapatkan hasil investasi atas dana kelolaan sebagian setoran premi kita. Nah mana yang harus Anda pilih, memang semuanya tergantung kebutuhan, situasi dan kondisi Anda sendiri. Iya sih, pada dasarnya semua perlindungan itu baik. Tapi tentu saja kita harus bisa memilih yang mana tepat untuk kita. Nah Diana, itu jawaban dari saya. Semoga cukup menjawab ya. Eko Endarto

13/09/2016 Agustus 2016, CAF Bukukan Premi Jagadiri Rp 25 Miliar http://finansial.bisnis.com/read/20160913/215/583558/agustus-2016-caf-bukukan-premi-jagadiri-rp25-miliar

Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan asuransi jiwa PT Central Asia Financial membukukan premi sebesar Rp25,4 miliar per Agustus 2016 untuk penjualan produk asuransi Jagadiri yang didistribusikan melalui saluran digital. Presiden Direktur Central Asia Financial (CAF) Reginald J. Hamdani mengatakan pendapatan premi sampai dengan Agustus 2016 tumbuh hingga 221% dari angka pendapatan premi pada periode yang sama tahun lalu yaitu Rp7,9 miliar. “Pertumbuhan premi didorong adanya upaya kombinasi dari strategi brand building product yang mengedepankan manfaat dan bisa dirasakan secara langsung manfaatnya oleh nasabah,” kata Reginald kepada Bisnis, Selasa (13/9/2016). Dia menuturkan, sejak produk asuransi Jagadiri sebagai asuransi e-commerce pertama kali diluncurkan pada awal tahun lalu, animo masyarakat terhadap produk itu masih sangat tinggi. Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan konsumen, perusahaan telah meluncurkan beberapa produk turunan dari Jagadiri seperti jaga sehat plus, jaga sehat keluarga, jaga kecelakaan, dan berbagai produk lainnya. “Kontribusi premi terbesar dari penjualan produk asuransi jiwa yang sekaligus memberikan manfaat perlindungan kesehatan yaitu Jaga Sehat Plus dan Jaga Sehat Keluarga dengan kontribusi sekitar 85%,” ujarnya. Adapun, sepanjang 2016, CAF menargetkan pendapatan premi bisa mencapai Rp30 miliar atau tumbuh sebesar 100% dari perolehan premi pada 2015 yang mencapai Rp15 miliar. Dia mengungkapkan, dengan hampir tercapainya target perolehan premi pada tahun ini. Pihaknya memutuskan untuk menaikkan target pendapatan premi menjadi 25% lebih tinggi dari target semula. Sementara itu, untuk mencapai target premi tahun ini, perseroan berkomitmen untuk melakukan perluasan saluran distribusi. Dia mengungkapkan belum lama ini pihaknya telah meluncurkan saluran

distribusi baru yaitu community marketing yang merupakan pemasaran produk asuransi melalui komunitas. Menurutnya, dengan diluncurkannya saluran distribusi baru, maka pemasaran produk asuransi Jagadiri saat ini dilakukan melalui tiga saluran distribusi yaitu saluran digital (e-commerce), telemarketing, dan community marketing. “Dari saluran distribusi baru , kami menargetkan kontribusi sebesar 15-18% terhadap total pendapatan premi,” ucapnya. Fitri Sartina Dewi

10/09/2016 BNI Life Proteksi 13 Ribu Atlet PON XIX dan Peparnas XV http://m.tribunnews.com/bisnis/2016/09/10/bni-life-proteksi-13-ribu-atlet-pon-xix-dan-peparnas-xv

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BNI Life mendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XV di Jawa Barat, dalam bentuk sponsorship perlindungan asuransi jiwa dan kesehatan kepada para atlet dan o cial. Direktur Utama BNI Life Budi Tampubolon mengatakan, dukungan ini diberikan dalam bentuk pertanggungan asuransi kesehatan, termasuk yang disebabkan karena kecelakaan dan asuransi jiwa kepada pemegang polis yaitu panitia besar PON XIX dan Peparnas XV 2016 dengan tertanggung lebih dari 13 ribu atlet dan official pendukung, selama periode acara pelaksanaan. Budi berharap, perlindungan jiwa dan kesehatan dari BNI Life dapat menjadi pemacu semangat kepada para atlet untuk memberikan hasil yang terbaik, sehingga dapat mendukung kemajuan olahraga dan persatuan di Indonesia. "BNI Life juga terus mendorong penetrasi asuransi di kalangan masyarakat Indonesia sehingga semakin banyak orang Indonesia yang sadar akan pentingnya asuransi," ujar Budi dalam keterangan resminya, Sabtu (10/9/2016). udi menjelaskan, program perlindungan Jiwa Optima Group Life yang diberikan kepada atlet dan official pendukung merupakan program asuransi jiwa kumpulan untuk perlindungan keuangan terhadap risiko yang mungkin terjadi dalam masa asuransi. "Atas risiko kematian maupun cacat tetap total yang terjadi sebagai akibat dari suatu penyakit ataupun kecelakaan," ujarnya. Sementara Program Optima Group Health, kata Budi, merupakan program asuransi kesehatan kumpulan yang memberikan perlindungan kesehatan kepada para atlet dan official selama berlangsungnya PON XIX dan Peparnas XV 2016 di Jawa Barat. Seno Tri Sulistiyono Rabu, 14 September 2016

13/09/2016 Ajukan Program JHT, Airnav Gandeng Taspen Life http://id.beritasatu.com/financialplanning/ajukan-program-jht-airnav-gandeng-taspen-life/149683

JAKARTA – PT Asuransi Jiwa Taspen menandatangani perjanjian kerja sama penutupan asuransi dengan salah satu mitra bisnisnya, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav Indonesia. Kerja sama ini terkait pengadaan program jaminan hari tua (JHT) karyawan Perum LPPNPI dengan Taspen Life. Kerja sama ini di antaranya meliputi pembayaraan manfaat bagi peserta yang masih aktif bekerja atau pasca bekerja atau masa pensiun. Adapun manfaat yang diberikan meliputi manfaat peserta yang berhenti bekerja, peserta mengalami cacat tetap total dan tidak bisa bekerja atau uzur, peserta meninggal dunia atau pensiunan meninggal dunia, istri/ suami dari peserta aktif, atau janda/ duda dari pensiunan meninggal dunia. “Selain mengelola pembayaran manfaat-manfaat tersebut, kerja sama ini juga meliputi pengelolaan program pendanaan kesehatan pensiunan, dengan benefit berupa pemberian manfaat bulanan, yang digunakan minimal untuk pembayaran premi PJS Kesehatan secara bulanan,” kata Dirut Taspen Life Maryoso Sumaryono, di Jakarta, Jumat (9/9). Sebagai perusahaan yang mengelola asuransi jiwa, yang memiliki keunggulan dalam produk-produk employee benefit, Taspen Life mengedepankan layanan terbaik dalam pembayaran manfaat bagi pesertanya. “Kerja sama ini menjadi bukti bahwa kami bisa memberi solusi terbaik dalam pengelolaan employee benefit bagi perusahaan,” kata dia. Taspen Life merupakan anak usaha PT Taspen Persero. Sampai akhir Juni 2016, perusahaan membukukan pendapatan premi Rp 174,69 miliar atau tumbuh 415% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 33,9 miliar. Sementara aset tumbuh 16% menjadi Rp 2,8 triliun dari sebelumnya Rp 2,4 triliun. Menurut rencana, Taspen Life bakal segera meluncurkan produk asuransi individu yang dapat dimanfaatkan seluruh masyarakat sebagai pilihan kebutuhan asuransi. (yos)

Investor Daily – 14/09/2016, hal. 24 (Berita Photo) Asuransi Manulife

13/9/2016 (Berita Photo) Asuransi Manulife http://www.antarafoto.com/bisnis/v1473754214/asuransi-manulife

Chief Agency Officer Manulife Indonesia Rusli Chan memaparkan tentang produk asuransi terbaru Manulife MiWealth Assurance, di Semarang, Jateng, Selasa (13/9). Produk asuransi berbasis premi reguler tersebut dirancang untuk membantu nasabah mengembangkan kekayaan serta merancang tujuan keuangan jangka panjangnya. ANTARA FOTO/R. Rekotomo/aww/16.

13/09/2016 OJK: Asuransi, Reasuransi Wajib Punya Unit Kerja Kepatuhan http://finansial.bisnis.com/read/20160913/215/583324/ojk-asuransi-reasuransi-wajib-punya-unit-kerja-kepatuhan

Bisnis.com, JAKARTA— Otoritas Jasa Keuangan bakal mewajibkan perusahaan asuransi dan reasuransi memiliki direktur dan unit kerja kepatuhan. Hal itu termuat dalam rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian. Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (RPOJK) yang diarahkan menjadi revisi atas POJK No.2/POJK.05/2014 itu memuat sejumlah ketentuan baru. Beleid itu menyatakan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi yang memilik total modal sendiri lebih dari Rp500 miliar wajib menunjuk seorang direktur kepatuhan yang dilarang merangkap fungsi lain. Padahal, POJK No.2/POJK.05/2014 masih memberikan ruang bagi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi yang hanya wajib memiliki anggota direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan. Anggota direksi itu tidak dapat dirangkap oleh anggota direksi yang mengemban fungsi teknik asuransi, fungsi pemasaran dan fungsi keuangan, kecuali direktur utama. Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) I OJK Edy Setiadi mengatakan melalui ketentuan tersebut pihaknya ingin para pelaku memiliki sistem dan sumber daya manusia yang memantau pelaksanaan kepatuhan secara internal. Bagian itu dinilai bakal bertanggung jawab untuk melakukan sosialisasi mengenai beragam regulasi di masing-masing perusahaan. “Intinya kami ingin ada ‘penjaga gawang’ di industri yang memantau kepatuhan terhadap ketentuan regulator,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Jumat (9/9/2016). Lebih lanjut beleid RPOJK itu, dalam sebuah pasal tambahan, yakni Pasal 8, menyatakan perusahaan asuransi dan reasuransi yang memiliki total modal sendiri kurang dari Rp500 miliar wajib memiliki satuan kerja atau pegawai yang melaksanakan fungsi kepatuhan. Satuan kerja atau pegawai tersebut bertugas membantu direksi dalam memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang usaha perasuransian dan peraturan perundang-undangan lainnya. Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan pun tidak dapat dirangkap oleh anggota direksi yang membawahkan fungsi teknik asuransi, seperti klaim dan underwriting, dan fungsi pemasaran. Terkait ketentuan peralihan, nantinya perusahaan asuransi dan reasuransi yang telah memperoleh izin usaha sebelum berlakunya ketentuan tersebut wajib melakukan penyesuaian paling lama enam bulan sejak regulasi anyar itu diundangkan. Oktaviano DB Hana

Bisnis Indonesia – 14/09/2016, hal. 21 Pelaku Didorong Inovasi Produk Baru

13/09/2016 Premi Terbesar Asuransi Syariah di Asuransi Jiwa http://keuangan.kontan.co.id/news/premi-terbesar-asuransi-syariah-di-asuransi-jiwa

JAKARTA. Pertumbuhan kontribusi atau premi bruto asuransi syariah cukup menggembirakan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juli 2016 mencatat, total premi bruto asuransi syariah sebesar Rp 6,84 triliun. Angka ini tumbuh 15,07% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kontribusi terbesar berasal dari asuransi jiwa syariah sebesar Rp 5,37 triliun. Penyumbang kedua terbesar adalah asuransi umum syariah sebesar Rp 1,27 triliun. Sisanya dari reasuransi syariah sebesar Rp 198,334 miliar. Bila dirinci lagi, pertumbuhan premi bruto asuransi jiwa per Juli 2016 hanya sebesar 6,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini kecil jika dibandingkan pertumbuhan premi bruto asuransi umum yang mencapai 71,5%. Pertumbuhan premi bruto asuransi jiwa syariah juga tertinggal hanya sebesar 24,5%. Sekretaris Jenderal Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Tati Febriyanti menjelaskan, pertumbuhan premi bruto asuransi umum syariah didukung oleh pembiayaan kendaraan bermotor. Kontribusi kredit multifinance syariah ini mengalir cukup signifikan kepada perusahaan asuransi umum syariah. Ditambah lagi, tahun lalu OJK juga memberikan relaksasi uang muka atau down payment (DP) yang ditujukan kepada pembiayaan kendaraan syariah. "Di sisi lain, pemerintah juga merelaksasi uang muka kredit perumahan rakyat. Hal ini tentu memicu pertumbuhan pada mortgage syariah," terang Tati. Di sisi lain, pertumbuhan premi asuransi jiwa syariah yang lebih lambat karena rata-rata asuransi jiwa syariah langsung berhubungan dengan konsumen. Pada situasi ekonomi yang belum menggembirakan saat ini, masyarakat cenderung membatasi pengeluaran. Pertumbuhan premi asuransi jiwa syariah dinilai tidak bisa selaju asuransi umum syariah lantaran total premi asuransi jiwa syariah saat ini sebesar Rp 5,371 triliun jauh lebih tinggi dibanding asuransi umum syariah sebesar Rp 1,278 triliun. Reporter Dina Farisah