mengelola uang dengan bijak

Upload: willijr

Post on 06-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

money

TRANSCRIPT

  • Bahan Sharing Komsel

    MENGELOLA UANG DENGAN BIJAK

    PENDAHULUAN

    aca Lukas 16:10. Uang adalah perkara kecil. Kenapa? Karena uang tidak

    bisa membeli dan memberi kebahagiaan. Uang tidak bisa memberikan

    hidup kekal atau makna hidup yang sejati. Tuhan Yesus menjelaskan

    bahwa salah satu tanda seseorang memiliki kehidupan rohani yang sehat adalah

    memiliki sikap yang benar terhadap harta. Uang merupakan masalah yang sangat

    penting karena sikap seseorang terhadapnya sangat menentukan seperti apa

    hubungannya dengan Tuhan, berkenaan dengan pemenuhan rencanaNya dalam

    hidup ini.

    Tanpa perencanaan yang didasarkan atas nilai, tujuan, prioritas Alkitab,

    uang menjadi tuan yang jahat dan, seperti daun yang masuk ke dalam pusaran

    angin, kita hanyut ke dalam pengejaran dunia akan harta (Luk. 12:13-23; 1 Tim.

    6:6-10). Perencanaan keuangan adalah suatu yang alkitabiah dan itu merupakan

    pelayanan yang baik, untuk terlepas dari ilah materialisme, dan merupakan cara

    untuk melindungi diri dari membuang-buang berkat yang Tuhan percayakan pada

    kita.

    Bagi kita orang Kristen perlu mengenal beberapa alasan mengapa banyak

    kita sendiri terkadang tidak dapat mengatur uang kita dengan baik?

    1. Gaya hidup konsumerisme.

    Konsumerisme (kata sifat: konsumeristis) adalah gaya hidup yang suka

    menghabiskan waktu dan terutama uang untuk berbelanja secara berlebihan

    (berfoya-foya), bukan hanya benda, tetapi juga makanan dan kesenangan.

    Salah satu tanda berkembangannya gaya hidup ini dapat dilihat dari

    semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan mewah yang disertai dengan

    tempat-tempat nongkrong dan hiburan kelas atas. Bagi penganut pandangan

    ini, hidup berfoya-foya mencerminkan gengsi dan status sosial mereka,

    sekaligus dapat memuaskan kesenangannya. 2 Petrus 2:13 mengingatkan

    agar para pengikut Tuhan berhati-hati terhadap hal pemuasan nafsu itu.

    2. Ingin dinilai orang.

    Banyak orang membeli barang yang hanya untuk memberi kesan hebat

    kepada orang-orang yang tidak mereka sukai, atau biasanya agar dirinya

    diterima dalam suatu kelompok tertentu.

    Mazmur 73:10-13 tertulis bahwa banyak orang sesat mengikuti jejak

    orang fasik. Mereka berkalungkan kecongkakan (kesombongan dan

    kebanggaan) dan berpakaian kekerasan. Berkalungkan berarti dijadikan

    perhiasan atau dipamerkan. Selalu memandang bernilai hal yang membuat

    dirinya berharga dan diakui oleh manusia lain.

    3. Tidak memiliki prioritas dan akhirnya tergoda.

    Sering kita mengeluarkan uang bukan untuk hal-hal penting dan yang

    benar-benar dibutuhkan, tetapi hanya sekedar karena keinginan mata. Kita

    harus waspada terhadap godaan dan ajaran dunia (Rom. 12:1-2; 13:11-14; 1

    Pet. 1:13-16; 5:8).

    Ada ratusan godaan setiap hari yang menarik perhatian kita melalui

    televisi, radio, iklan, dan majalahsemua dibuat untuk mendorong kita

    membeli hal-hal yang tidak kita perlukan, dengan uang yang sebenarnya

    tidak kita punyai, untuk membuat kagum orang yang tidak kenal, dan untuk

    mendapatkan kebahagiaan yang semu.

    B

  • MENGELOLA UANG DENGAN BENAR

    alam 1 Tim 6:10 dikatakan bahwa cinta uang adalah akar segala

    kejahatan. Hendaknya kita tidak mengambil memandang uang dengan

    kacamata curiga dan diindentikan dengan sesuatu yang negatif.

    Kesalahan bukan terletak pada uang itu sendiri tetapi pada cinta uang nya.

    Penyebab kejahatannya terletak dalam hati manusia yang mencintai uang.

    Lukas 16:9 jelas mengatakan bahwa uang dapat menjadi pelayan kita

    atau alat kita membangun persahabatan dengan Tuhan. Dan untuk

    mewujudkan hal ini, bukan saja uang tapi juga hati kita masing-masing harus

    dikelola. Ada beberapa perenungan berkenaan pengelolaan hati dalam kaitannya

    dengan uang.

    1. Manusia diciptakan untuk melayani Dia dengan segala sesuatu yang

    dimiliki termasuk uang. (1 Kor 6:19-20)

    2. Kita harus memiliki suasana jiwa yang tidak ditentukan oleh fasilitas dunia.

    Kalau masih ditentukan oleh fasilitas dunia, kita cenderung menggunakan

    uang itu untuk sukacita jiwa kita. Hal ini menyeret kita dalam percintaan

    dengan uang (1 Tim 6:10-11).

    3. Standar hidup kita tidak boleh ditentukan oleh manusia sekitar. Kemajuan

    teknologi dan metode marketing yang makin canggih menjadi godaan

    besar bagi kita untuk hidup konsumeristis.

    Discuss!!

    1. Apakah teman-teman memiliki kecenderungan boros dalam pengeluaran?

    Dari tiga aspek di atas mengenai kesulitan kita mengatur uang, aspek

    apa yang masih menjadi pergumulan teman-teman? Dalam hal apakah

    teman-teman cenderung boros: makanan, pakaian, kecantikan, alat

    elektronik, hiburan, atau lainnya?

    2. Menurut teman-teman sendiri, bagaimana seharusnya kita menyikapi

    uang yang kita miliki? Trik apa yang sudah teman-teman terapkan agar

    dapat mengelola uang dengan baik?

    D