menerima pinjaman dari lembaga keuangan lainnya maksimal 100

2
Menerima pinjaman dari lembaga keuangan lainnya maksimal 100% dari jumlah modal termasuk cadangan dan laba ditahan kecuali batas lain dalam jumlah pinjaman atau dukungan/bantuan da Menyimpan kelebihan likuiditas pada BPD dengan imbalan buga bersaing dan pelayanan ya memadai.Walaupun LPD disamakan dengan bank perkreditan Rakyat, yang mempunyai peran sebagai lembaga mediasi,ada hal yang membedakan LPD dengan lembaga keuangan lainnya yang terutama y berkaitan dengan pembagian keuntungan pada akhir tahun pembukaan (pasal 22 perda No. 8 Prop Bali Tahun 2002) yaitu: :Cadangan modal sebesar 20% yang digunakan untuk meningkatkan dan memupuk modal LPD Dana pembangunan desa adat sebesar 20% yang diserahkan kepada desa adat untuk membiay kerama desa adat untuk membiayai pembangunan desa dan pembangunan lain yang anggap perlu. Jasa produksi sebesar 10% yang diberikan kepada pengurus, pegawai LPD, pengawasLPD da pihak lain terkait berdasarkan keputusan desa. Dana pembinaan, pengawasan dan perlindungan sebesar 5% yang disetor oleh LPD ke BPD B cabang setempat digunakan untuk melakukan pembinaan oleh pembina umum,PLPDK dan untuk pengawasan BPD serta untuk dana perlindungan LPD. Dana sosial sebesar 5% yang digunakan untuk sumbangan kegiatan sosial, adat dan buday sumbangan kepada desa. Selain berbeda dalam pembagian keuntungan, perbedaan lainnya dikenakan kepada para nasabah (debitur) yang menunggak. Dengan adanya saksi adat tersebut diharapkan kesetiaan wa yang meminjam kredit tetep terjaga sehingga mereka membayar kredit tetap pada waktunya.Sak tersebut umumnya disesuaikan dengan kondisi dan keadaan sosial masing-masing desa adat. Tujuan pendirian sebuah LPD pada setiap desa adat, berdasarkan penjelasan peraturan D No.2 tahun 1988 dan No.8 tahun 2002 mengenai lembaga peerkreditan desa (LPD), adalah untuk mendukung pembangunan ekonomi perdesaan melalui peningkatan kebiasaan membangun masyarakat desa dan meyediakan kredit bagi usaha skala kecil, untuk menghapuskan bentuk-bentuk eksploi dalam hubungan kredit, untuk menciptakan kesempatan yang setara bagi kegiatan usaha pada ti desa, dan untuk meningkatkan tingkatmonetisasi didaerah pedesaan (Government of Bali, 1988, Government of Bali, 2002). Ada epar faktor yang saling terkait yang dapat menjelaskan pertumbuhan LPD yang sanga teersebut sebagai lembaga perantara keuangan di provinsi Bali yaiti: Pertumbuhan LPD yang cepat tersebut secara tidak langsung menunjukan bahwa pemerintah provinsi Bali memiliki keinginan politis yang kuat untuk menyediakan akses kredit bagi masy melalui pendirian LPD. Pertumbuhan yang sangat cepat pada portofolio nasabah dan pinjaman LPD mengindikasika bahwa LPD, baik sebagai lembaga keuangan maupun mekanisme tatakelolanya sesuai dengan dan d memenuhi kebutuhan masyarakat Bali, terutama didaerah pedesaan. Karena masing-masing LPD beroperasi hanya disebuah desa adat yang wilayahnya relatif anggota komonitas memiliki impormasi yang cukup mengenai LPD dan dapat dengan mugah mengaksesnya.

Upload: mastrynie-then

Post on 22-Jul-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Menerima pinjaman dari lembaga keuangan lainnya maksimal 100% dari jumlah modal termasuk cadangan dan laba ditahan kecuali batas lain dalam jumlah pinjaman atau dukungan/bantuan dana. Menyimpan kelebihan likuiditas pada BPD dengan imbalan buga bersaing dan pelayanan yang memadai.Walaupun LPD disamakan dengan bank perkreditan Rakyat, yang mempunyai peran sebagai lembaga mediasi,ada hal yang membedakan LPD dengan lembaga keuangan lainnya yang terutama yang berkaitan dengan pembagian keuntungan pada akhir tahun pembukaan (pasal 22 perda No. 8 Propinsi Bali Tahun 2002) yaitu: :Cadangan modal sebesar 20% yang digunakan untuk meningkatkan dan memupuk modal LPD Dana pembangunan desa adat sebesar 20% yang diserahkan kepada desa adat untuk membiayai kerama desa adat untuk membiayai pembangunan desa dan pembangunan lain yang anggap perlu. Jasa produksi sebesar 10% yang diberikan kepada pengurus, pegawai LPD, pengawasLPD dan pihak lain terkait berdasarkan keputusan desa. Dana pembinaan, pengawasan dan perlindungan sebesar 5% yang disetor oleh LPD ke BPD Bali cabang setempat digunakan untuk melakukan pembinaan oleh pembina umum,PLPDK dan untuk pengawasan BPD serta untuk dana perlindungan LPD. Dana sosial sebesar 5% yang digunakan untuk sumbangan kegiatan sosial, adat dan budaya atau sumbangan kepada desa. Selain berbeda dalam pembagian keuntungan, perbedaan lainnya dikenakan kepada para nasabah (debitur) yang menunggak. Dengan adanya saksi adat tersebut diharapkan kesetiaan warga yang meminjam kredit tetep terjaga sehingga mereka membayar kredit tetap pada waktunya.Saksi adat tersebut umumnya disesuaikan dengan kondisi dan keadaan sosial masing-masing desa adat. Tujuan pendirian sebuah LPD pada setiap desa adat, berdasarkan penjelasan peraturan Daerah No.2 tahun 1988 dan No.8 tahun 2002 mengenai lembaga peerkreditan desa (LPD), adalah untuk mendukung pembangunan ekonomi perdesaan melalui peningkatan kebiasaan membangun masyarakat desa dan meyediakan kredit bagi usaha skala kecil, untuk menghapuskan bentuk-bentuk eksploitasi dalam hubungan kredit, untuk menciptakan kesempatan yang setara bagi kegiatan usaha pada tingkat desa, dan untuk meningkatkan tingkatmonetisasi didaerah pedesaan (Government of Bali, 1988, Government of Bali, 2002). Ada epar faktor yang saling terkait yang dapat menjelaskan pertumbuhan LPD yang sangat cepat teersebut sebagai lembaga perantara keuangan di provinsi Bali yaiti: Pertumbuhan LPD yang cepat tersebut secara tidak langsung menunjukan bahwa pemerintah provinsi Bali memiliki keinginan politis yang kuat untuk menyediakan akses kredit bagi masyarakatnya melalui pendirian LPD. Pertumbuhan yang sangat cepat pada portofolio nasabah dan pinjaman LPD mengindikasikan bahwa LPD, baik sebagai lembaga keuangan maupun mekanisme tatakelolanya sesuai dengan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Bali, terutama didaerah pedesaan. Karena masing-masing LPD beroperasi hanya disebuah desa adat yang wilayahnya relatif kecil, anggota komonitas memiliki impormasi yang cukup mengenai LPD dan dapat dengan mugah mengaksesnya.

Jumlah tabungan menunjukan bahwa LPD bukan hanya merupakan lembaga pemberi pinjaman (lending institution) tetapi juga sebagai lembaga tabungan (saving institution), yang bererti LPD telah mampu berperan sebagai lembaga perantara keuangan seperti halnya Bnk umum. Sistem Pengawasan dan Bimbingan LPD LPD berbeda dari lembaga keuangan Mikro lain yang dikendalikan oleh pemerintah provinsi seperti badan kredit kecepatan (BKK) di jawa tengah atau keredit Usaha Rakyat Kecil (KURK) di jawa timur karena kepemilikan dan pengorganisasinya dipengaruhi oleh adat istiadat masyarakat bali. Keputusan Gubernur No.344/1993 juga menyebutkan fungsi Bank BPD Bali. Dalam pasal 2 keputusan tersebut ((pemerintah Bali, 1993b)dinyatakan bahwa Bank BPD Bali memiliki 3 fungsi berkenaan dengan LPD yaitu: Pertama, memberikan bimbingan teknis dalam dua cara yaitu melalui bumbungan pasif, dan melalui bimbingan aktif yang dilakukan dengan kunjungan langsung kelokasi LPD. Kedua, Bank BPD Bali memiliki tugas untuk mengelola koordinasi lain yang terlibat didalam proses bimbingan dan pengawasan LPD Ketiga, Bank BPD Bali harus menyiapkan laporan Evaluasi triwulan tentang kineraja keuangan dan kesahatan LPD kepada gubernur