maksimal! bukan dominan

21
i

Upload: pt-visi-anugerah-indonesia

Post on 07-Apr-2016

265 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Dalam gaya koresponden elektrik alias email, Lily Efferin dan Wahyu Pramudya mengupas bagaimana agar wanita menjadi maksimal, bukan dominan. Lily Efferin dengan gaya bahasa sehari-hari dan Wahyu Pramudya dengan gaya seseorang gembala jemaat mengupas Amsal 31:10-31 melalui email yang ditujukan pada seorang sahabat wanita. Setiap email yang ada adalah petunjuk berharga tentang bagaimana berkembang menjadi wanita maksimal, dan bukan dominan. Para pembaca wanita akan mendapatkan petunjuk praktis bagaimana menjadi cantik di mata suami dan berkenan di hati Allah. Para pembaca pria pun akan mendapatkan gambaran yang utuh tentang pergumulan wanita sehingga dapat mendampingi pasangan untuk bertumbuh maksimal.

TRANSCRIPT

Page 1: Maksimal! bukan Dominan

i

Page 2: Maksimal! bukan Dominan

ii

Page 3: Maksimal! bukan Dominan

Dipersembahkan untuk :

__________________

Dengan Ucapan :

__________________________________

__________________________________

__________________________________

Teriring Salam dari :

__________________

Page 4: Maksimal! bukan Dominan
Page 5: Maksimal! bukan Dominan

v

Wow...! Padat, sarat dengan pelajaran dan nasihat berharga namun begitu sederhana dan mudah dicerna. Dapat diselesaikan dalam satu kali membaca namun dapat dijadikan catatan panduan bagi wanita di segala zaman. Disajikan dengan gaya berani tampil beda oleh dua penulis yang memiliki hati untuk Tuhan dan sesamanya. Dengan gaya email dan ba-hasa yang santai serta enak dibaca Maksimal! Bukan Dominan telah mengupas tuntas segi kehidupan wanita dari sudut pandang Amsal 31. Bagaimana menjadi wanita pendamping suami dan anak yang mengerti nilai dirinya sebagai ciptaan istimewa Allah yang diberi kesempatan untuk hidup maksimal tanpa harus menjadi dominan. Bagaimana bisa cantik di mata suami dan berkenan di hati Allah. Buku kecil ini sangat berguna dan memberi jawaban bagi kaum hawa di abad ke 21 yang dihadapkan pada dilema berkarya di luar atau di dalam rumah tangga, atau kedua-duanya. Saya sangat di berkati. Silahkan me-nikmati dan jangan lewatkan!

Maimunah Natasha, yang terus berjuang untuk menjadi maksimal, bukan dominan. Hidup dengan semboyan “Live Life to the Fullest -To Die

Empty”; — Ketua Dewan Pengurus Nasional Haggai Institute Indonesia, Executive Committee World Methodist Council, dan aktivis pelayanan dan

kegiatan sosial di beberapa lembaga nasional dan internasional.

Inilah buku yang dinanti-nantikan setiap wanita, dan juga kerinduan dari para pria di muka bumi. “Wanita boleh hidup maksimal, tetapi tidak jadi penodong dan perongrong, melainkan tetap cantik lahir dan batin”

Drs. Timotius Adi Tan,M.A.,CBC — Writer Trainer Counselor

Page 6: Maksimal! bukan Dominan

vi

Terus terang, ratusan buku telah saya baca dan resensi. Namun, buku ini menduduki tempat khusus di hati saya. Pertama, buku sangat relevan dengan kehidupan wanita masa kini. Kedua, metode penyajian menarik. Setahu saya, belum ada penulis yang menulis dengan gaya su-rat elektronik seperti ini. Ketiga, mudah dipahami. Orang yang berpendi-dikan sederhana pun bisa menangkap esensi yang dibicarakan. Para wanita, mau maksimal? Baca buku ini. Para pria, pasangan Anda mulai menunjukkan dominasi? Temukan solusinya dalam karya ini. Lily Efferin dan Wahyu Pramudya menjawabnya dengan gaya yang khas. Bacalah!

Ev. Manati I. Zega, S.Th — Rohaniwan, Redaktur Majalah Rohani Populer Nasional Bahana

“Wanita adalah ciptaan Allah yang terindah dan mempesona, apalagi isteri adalah sang belahan hati, belahan jiwa, tulang rusuk yang terhilang. Buku Maksimal! Bukan Dominan adalah kabar baik bagi semua suami dan calon suami, juga adalah petunjuk arah kehidupan bagi semua isteri dan calon isteri di dunia. Buku yang akan memulihkan kehidupan banyak pasangan, membawa berkat bagi semua pasangan, dan akan membuat hidup kita menjadi lebih hidup dan bergairah, sesuai kehendak Allah.”

Christovita Wiloto — CEO Wiloto Corp Asia Pacific, Chairman of IAHII in Singapore

Wanita terlebih seorang isteri plus berperan sebagai ibu berada di tengah perubahan zaman yang tak terbendung. Beban sangat berat be-

Page 7: Maksimal! bukan Dominan

vii

rada di pundak seorang wanita karena tuntutan dari dua sisi: Keluarga dan pencapaian karir. Pengupasan Amsal 31 oleh Lily Efferin dan Wahyu Pramudya membawa kita semua kepada perkara yang hakiki atas pe-ran seorang wanita sebagai isteri dan ibu dalam keluarganya. Temukan panggilan hidup Anda sebagai wanita yang diberkati Allah di dalam buku yang ditulis dengan gaya percakapan antar sahabat, ringan dan gampang dicerna.

Chang Khui Fa — Full Timer di Gereja Injili Indonesia (GII) Hok Im Tong Bandung, Penulis Buku Garam & Terang bagi Keluarga

Buku ini sangat menarik, karena di tulis dalam bentuk dialog melalui email. Wajib dibaca oleh wanita-wanita yang rindu menjadi semakin can-tik di mata suami dan berkenan di hati AllahLucy Lie Tjioe Lan — Coordinator of Asian Women Fellowship, Mission-21

Apakah Anda selama ini tidak bisa merasa nyaman dengan orang-orang di sekeliling? Inginkah menikmati kehidupan yang bergairah? Hmm.... ulasan korespondensi dalam buku ini akan memberikan iman Anda sepasang sayap baru agar dapat terbang ke dimensi paradigma kehidupan baru.

Pdt. Yusuf Gunawan, M.Th. — Gembala Sidang Gereja Kristus Tuhan (GKT) Semarang, International Facilitator Haggai Institute

Page 8: Maksimal! bukan Dominan

viii

Buku ini bukan hanya berisi tulisan tentang penyelesaian masalah dan pergumulan wanita/isteri, tetapi kaya dengan kemuliaan karakter se-sungguhnya seorang wanita/isteri. Buku ini juga layak dibaca oleh pria/suami. Setelah membacanya, saya diberkati untuk memberkati isteri saya.

Pdt. Hengky Setiawan S.Th, MK — Salah satu Direktur Christian Man’s Network Indonesia,

Sekum Sinode Gereja Kristen Baptis Jakarta (GKBJ) GI. Susanna I. Setiawan, S.Th —

Gembala Sidang Gereja Kristen Baptis Jakarta (GKBJ) Taman Kencana, Salah satu pembicara Pelayanan Wanita Bijak

Alur problema kehidupan sehari-hari dikemas dalam komunikasi le-wat email. Terbuka, bicara apa adanya, yang pasti menjadi sarana untuk saling lebih mengenal dan membangun kehidupan bersama. Maksimal! Bukan Dominan penting untuk dibaca, direnungkan, dikaji untuk belajar bertumbuh semakin dewasa dalam Kristus, dalam membangun keluarga, kesaksian pelayanan dan bermasyarakat. Anda akan dapat banyak ber-kat melalui buku ini.

Pdt. Nathanael Channing — GKI Sulung Surabaya

Dialog Lily dan Wahyu mengingatkan kita agar tidak main domino un-tuk mendominasi pasangan, tapi memaksimalkan ramuan talenta dengan kasih setia dan sukacita untuk memuliakan Tuhan. Lanjutkan! Lanjutkan dialog kalian!

Jusuf Arbianto — Senior Banker

Page 9: Maksimal! bukan Dominan

ix

Perempuan model Amsal 31 yang direkonstruksikan jati dirinya oleh Lily Efferin dan Wahyu Pramudya memang sosok yang cocok untuk men-jadi contoh bagi semua wanita Kristen sepanjang zaman. Penafsiran butir-butir kebenarannya nampak simpel namun menukik ke persoalan pokok yang harus digumulkan secara serius oleh setiap wanita yang mau maksimal tanpa harus mendominasi, memanipulasi dan mengintimidasi eksistensi kaum pria.

Pdt. Kaleb Kiantoro, M.Div — Board of Advisor Pelayanan Wanita Bijak

Banyak orang mengira wanita itu miskin alias tak memiliki apa-apa, sehingga ia hidup seadanya saja. Di sisi lain, tidak jarang wanita itu harus hidup penuh perjuangan dan persaingan yang tak ada habisnya untuk memperoleh impiannya. Sebagian wanita telah menyerah kalah dan ha-nya menerima nasib. Buku Maksimal! Bukan Dominan akan mengubah hidup seorang wanita. Wanita akan menemukan kekayaan yang luar biasa di dalam dirinya untuk dikembangkan dan dibagikan secara maksimal, melalui pengabdian yang penuh kasih sayang. Jangan lupa baca buku ini sampai habis, kalau perlu silakan membaca berulang-ulang.

Freda Adjan, orang yang pernah hidup dominan dan mengalami luka serta melukai. Diubah dalam proses kasih Allah menuju hidup maksimal

yang menyembuhkan, diperkaya untuk memperkaya kehidupan ini — isteri gembala, pengerja Gereja Injili Indonesia (GII) Hok Im Tong

Bumi Serpong Damai, Speaker dan Trainer.

Page 10: Maksimal! bukan Dominan

x

Tulisan-tulisan di buku Maksimal! Bukan Dominan ini bersifat kon-temporer dengan sentuhan yang sangat mengena dan memberikan in-spirasi untuk menjadi wanita yang sesuai dengan peran yang sudah Allah tetapkan dalam Amsal 31.

Minie Jethrokusumo — ibu rumah tangga dan pengurus Bina Bangsa Christian School Malang

Sangat unik. Menjadi istri yang bijak ternyata bisa sedemikian me-narik. Banyak mutiara berharga dapat ditemukan dalam buku ini. Gaya penulisannya sangat sesuai dengan situasi dan pergulatan para istri yang hidup di abad ke 21.

Heman Elia — Dosen Psikologi Konseling SAAT - Malang

Kekuatan tulisan Ibu Lily adalah pada pengalamannya dan keda-lamannya bersama Kristus. Anda akan merasakan ‘Sentuhan Illahi’ sewaktu membaca tulisannya. Sebab yg dituliskan adalah Kebenaran yang aplikatif. Disertai dg penulisan bahasa yg nyaman, mudah dicerna dan jujur. Serta berkesan relevan untuk jaman kita. Kalau anda diberkati, ajaklah orang lain untuk membacanya juga.

Jakoep Ezra, MBA, CBA — Character Specialist dan President Director Power Character

Page 11: Maksimal! bukan Dominan

MAKSIMAL !bukan

Dominan“Cantik di Mata Suami, Berkenan di Hati Allah”

Lily Efferin & Wahyu Pramudya

Page 12: Maksimal! bukan Dominan

Maksimal! Bukan DominanCantik di Mata Suami, Berkenan di Hati AllahOleh : Lily Efferin & Wahyu Pramudya

©2010 pada pengarang

Desain Sampul : Gersom SutedjoTata Letak : James YanuarProff Reader : Jonathan Arifin

Diterbitkan oleh :PT. VISI ANUGERAH INDONESIAJl. Karasak Lama 2, Bandung 40235Telpon : 022-522 5739Email : [email protected]

ISBN : 978-602-8073-30-1Cetakan Pertama, April 2010Cetakan Kedua, Agustus 2010

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.Dilarang memperbanyak sebagian atauseluruh isi buku ini tanpa izin penerbit.

Anggota dari CBA IndonesiaNo : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina

Anggota dari IKAPINo : 185/JBA/2010

Page 13: Maksimal! bukan Dominan

xiii

Daftar Isi

Prakata

Maksimal, Bukan Dominan 1 Pernikahan Bukan Akhir Segalanya 3 Menghindari Jebakan Menjadi Dominan 6 Potret Keindahan Perempuan 9 Lebih Berharga dari Permata 12 Mengembangkan Persahabatan dalam Pernikahan 15 Tidak Merugikan Suami 17 Perempuan Karir atau Ibu Rumah Tangga? 20 Harga Semangkuk Sup 23 Bukan Pembantu Rumah Tangga 26 Mimpi Menjadi Kenyataan 28 Rumah yang Nyaman 31 Cerdik dan Kreatif Memanfaatkan Kesempatan 34 Love Begins at Home 37 Berhiaskan Kebaikan dan Kemurahan Hati 39 Ketika Suami Melirik Perempuan Lain 42 Memahkotai Suami 44

Page 14: Maksimal! bukan Dominan

xiv

Tertawa : Ragu atau Mantap? 47 Konsumtif? No Way! 49 Benih-benih Sikap Rajin 52 Mengendalikan Mulut 55 Mengapa Pria Sulit Memuji Isterinya? 58 Berharga di Mata Suami dan Anak 61 Tetap Cantik di Mata Suami 64 Mengendalikan Diri di Tengah Kesibukan 67 Mengasihi Tuhan, Melahirkan Generasi Luar Biasa 70 Menabur Teladan, Membangkitkan Inspirasi 73

Tentang Penulis

Page 15: Maksimal! bukan Dominan

xv

Prakata

Walau era Siti Nurbaya sudah lama berlalu, namun masih saja ada wanita yang merasa tidak percaya diri, bahkan tabu untuk mengembangkan diri seiring dengan kemajuan jaman yang mem-buka kesempatan bagi mereka. Akibatnya banyak wanita tidak ber-tumbuh maksimal seiring dengan harkatnya sebagai ciptaan Allah. Allah yang menetapkan para wanita sebagai penolong, Allah pula-lah yang mengaruniakan potensi besar di dalam diri setiap wanita untuk mengembangkan dirinya.

Di sisi lain, tidak sedikit kaum hawa yang menikmati berkah dampak emansipasi. Mereka berkembang menjadi wanita-wanita luar biasa yang berperan besar di hampir semua lapisan karir. Sayangnya, dari sekian banyak wanita yang sudah menghirup kebebasan haknya, tak sedikit yang malah kebablasan. Bukan berkembang maksimal di dalam peran sebagai penolong, malah justeru menjadi dominan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Wanita-wanita ini lalai akan panggilannya sebagai penolong (Kejadian 2:18), dan malah berperan sebagai pengontrol pria entah di dalam keluarga maupun di dunia kerja. Hal ini seringkali menimbulkan masalah dalam hidup

Page 16: Maksimal! bukan Dominan

xvi

keluarga dan masyarakat.

Di tengah kecenderungan sebagian wanita untuk menjadi domi-nan dan bukan maksimal, buku “Maksimal! Bukan Dominan” ditulis oleh dua orang : seorang wanita dan seorang pria. Dalam gaya koresponden elektrik alias email, Lily Efferin dan Wahyu Pramudya mengupas bagaimana agar wanita menjadi maksimal, bukan domi-nan. Lily Efferin dengan gaya bahasa sehari-hari bersama dengan Wahyu Pramudya dengan gaya seorang gembala jemaat mengu-pas Amsal 31:10-31 melalui email yang ditujukan pada seorang sahabat wanita. Setiap email adalah petunjuk berharga tentang bagaimana berkembang menjadi wanita maksimal, dan bukan dominan. Harapan kami, setiap wanita akan menjadi cantik di mata suami dan berkenan di hati Allah.

Kami berharap tulisan yang disajikan khas supaya enak dibaca ini bisa menjadi berkat bagi para wanita. Tentu saja para pria juga dipersilakan untuk membaca buku ini untuk memahami pergumu-lan pasangannya.

Selamat membaca dan berkembang menjadi wanita yang maksi-mal sesuai dengan peran yang Allah tetapkan sebagai penolong. Bagi kaum pria, selamat mendampingi pasangan Anda untuk men-jadi maksimal.

Sola Gracia,Lily Efferin & Wahyu Pramudya

Page 17: Maksimal! bukan Dominan

Amsal Salomo 31:10-31

Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya,

suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan

tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. Ia mencari bulu domba dan rami,

dan senang bekerja dengan tangannya. Ia serupa kapal-kapal saudagar,

dari jauh ia mendatangkan makanannya. Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada

pelayan-pelayannya perempuan. Ia membeli sebuah ladang yang diingininya,

dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan,

ia menguatkan lengannya. Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan,

pada malam hari pelitanya tidak padam.

Page 18: Maksimal! bukan Dominan

Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal.

Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.

Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.

Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya.

Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri. Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.

Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.

Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.

Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.

Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia:

Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.

Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji. Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya,

biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!

Page 19: Maksimal! bukan Dominan

Lily EfferinPage 1 of 76

From: lily efferin ([email protected])To: [email protected]: Thu, December 24, 2009 10:22:41 AMSubject: Maksimal Bukan Dominan

Halo Sil, masih sibuk di malam menjelang Natal? Bagaimana kiprah keberhargaan diri yang kita bincangkan tempo hari? Semoga kau sempat menyimak Amsal 31:10-31. Aku menemukan bahwa ketika seorang wanita menemukan keberhargaan dirinya yang sejati. Ia memiliki kapasitas mengembangkan diri lebih maksimal dan sehat. Ia bukan saja leluasa menjadi dirinya di dalam rumahnya sendiri – mengatur makanan, pakaian, kenyamanan dan kerapihan rumah tangganya (31:12-15). Tapi juga kreatif dan leluasa menggali dan mengembangkan bakat alaminya sebagai wanita – menjahit, menenun, merajut, bercocok tanam (31:19-22). Bahkan mewujudkan hasrat hatinya dan memanfaatkan kesempatan baik yang menguntungkan dirinya dan keluarganya – membeli tanah ladang, kebun, memasarkan kreatifitas dan karya tangannya (31:16; 24-27).

Kau tahu Sil, wanita di Amsal 31 – hidup pada jaman raja Salomo. Tapi seolah-olah dia bukan hidup di jamannya, melainkan melompat ke 28 abad kemudian yakni profil wanita modern yang berkarier di abad 21. Yang paling membuatku kagum Sil, sehebat itu wanita maksimal di Amsal 31, ia bisa menjadi tidak besar kepala dan pongah terhadap suaminya. Bayangkan!

Page 20: Maksimal! bukan Dominan

Page 2 of 76

Kau ingat si Rina? Mahasiswi cerdas yang jatuh cinta pada Jody, tetangganya? Semua sama-sama tahu Rinalah yang akhirnya menjadi motor kehidupan rumah tangga mereka. Rinalah yang memasok kebutuhan utama keluarganya. Kita tahu bagaimana si Jody mengkerut oleh kehebatan Rina, istrinya. Rina telah menjadi dominan atas suaminya. Bukan seperti gambaran dalam Amsal 31. Wanita di Amsal 31, betul-betul mengundang decak kagumku. Ia betul-betul MAKSIMAL menjadi dirinya dan mengembangkan dirinya, tapi dia tidak kebablasan jadi wanita DOMINAN terhadap seisi rumahnya, terutama suaminya.Wow… luar biasa.

Dari dulu, mengembangkan diri dan potensiku secara maksimal adalah kerinduanku. Namun kisah Wanita di Amsal 31, mengingatkanku untuk tidak sampai lupa diri jadi wanita yang DOMINAN. Kau sobatku Sil, please, ingatkan, tegur aku kalau sementara aku mengembangkan diri makin maksimal. Tanpa sadar aku menunjukkan tanda-tanda mulai dominan. Aku beri kau akses penuh untuk mengingatkanku. Oke? Menjelang malam Natal ini, ayo kita mulai belajar untuk menjadi wanita yang maksimal, bukan dominan. Sama seperti Maria, bunda Yesus Kristus yang telah maksimal dalam menggenapi rencana Tuhan dalam hidupnya.

Bless, Lily

Wanita bisa jadi maksimal tanpa harus jadi dominan.

Page 21: Maksimal! bukan Dominan

Wahyu PramudyaPage 3 of 76

From: wahyu pramudya ([email protected])To: [email protected]: Mon, December 28, 2009 09:10:21 AMSubject: Pernikahan Bukan Akhir Segalanya

Merah tua itulah warna favoritmu yang aku ketahui sejak kita menempuh kuliah di jurusan yang sama. Tiba-tiba saja aku teringat kepadamu ketika membaca Amsal 31:10. Dalam terjemahan bahasa Inggris versi King James disebutkan “Who can find a virtuous woman? for her price is far above rubies.” Rubies atau permata dalam terjemahan Alkitab Indonesia adalah batu permata yang berwarna merah tua. Tentu saja harganya sangat mahal. Tetapi, ada yang jauh lebih berharga daripada batu permata merah tua itu. Ya, seorang isteri. Isteri yang cakap tepatnya.

Agak sulit dipercaya memang bahwa seorang isteri bisa menjadi sedemikian berharga. Seringkali seorang perempuan merasa paling berharga ketika ada begitu banyak pria yang berebut untuk mendapatkan hatinya. Aku masih mengingat ketika kamu melihat dengan hati agak iri kepada rekan seangkatanmu yang menjadi bunga kampus. Kamu berkata,”Wah… seandainya aku secantik dan sepintar dia. Aku pasti merasa sangat bahagia dan berharga” Berteman denganmu membuat aku menyadari bahwa sebagian (besar?) perempuan mendefinisikan berharga dengan kecantikan fisik dan kecerdasan. Wajar saja sih, tetapi syukurlah bukan hanya itu cara untuk mendefinisikan keberhargaan.