menelaah resiko positif dan negatif dari transfer pricing

Upload: ferdian-pardosi

Post on 20-Jul-2015

442 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

Menelaah Resiko Positif dan Negatif dari Transfer PricingWednesday, 14 March 2012 08:46 | | | |

Skema Transfer Pricing yang sering dilakukan oleh pihak perusahaan multinasional adalah dengan cara mengalihkan laba mereka ke Negara yang tarif pajaknya tinggi ke Negara yang tarif pajaknya rendah. Yang dimaksud dengan perusahaan multinasional adalah perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu Negara di bawah pengendalian satu pihak tertentu. Untuk mencegah adanya pengalihan atas laba adalah dengan berbagai macam cara antara lain:

1. Otoritas pajak di berbagai Negara membuat aturan transfer pricing yang ketat seperti penerapanhukuman atau sanksi

2. Persayaratan dokumen yang lengkap 3. Pemeriksaan pajak terhadap perusahaan yang melakukan praktik transfer pricingMengenai ketentuan transfer pricing, maka harus ditentukan Negara mana yang berhak memajaki laba yang dihasilkan oleh perusahaan yang menjalankan usahanya lebih dari satu Negara. Untuk perusahaan yang berorientasi pada laba, maka perusahaan multinasional akan berusaha untuk meminimalkan beban pajak melalui praktik penghindaran pajak (tax avoidance) di Negara Negara yang tidak mengatur secara ketat tentang ketentuan anti penghindaran pajak. Di Indonesia, untuk menangkal skema transfer pricing, maka sudah dibuat unit khusus (setingkat seksi) dalam jajaran Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan, yaitu Sub Direktorat Pemeriksaan Transaksi Khusus Seksi Transfer Pricing. Dalam pemeriksaan transfer pricing harus ada kepastian hukum bagi Wajib Pajak. Agar tidak ada pemeriksaan yang dilakukan di luar koridor ketentuan perpajakan yang berlaku. Ada beberapa pengertian Transfer Pricing menurut beberapa ahli dalam masing masing bukunya antara lain: a) Menurut Hubert Hamaekers dalam Arms Length How Long? dalam International Transfer Pricing Journal Yang dimaksud dengan Transfer Pricing adalah bagian dari suatu kegiatan usaha dan perpajakan yang bertujuan untuk memastikan apakah harga yang diterapkan dalam transaksi antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa telah didasarkan atas prinsip harga pasar wajar (arms length principle. b) Menurut Barry Larking dalam International Tax Glosary Yang dimaksud dengan Transfer Pricing adalah: Transaksi antara satu unit organisasi dengan unit organisasi lain dalam satu perusahaan Transaksi antara kantor pusat dengan kantor cabang Transaksi antar kantor cabang dalam satu perusahaan

c) Menurut C. T Horngren, W.O. Stratton dan G.L. Sundem dalam Introduction to Management Accounting Yang dimaksud dengan Transfer Pricing adalah Penentuan harga barang atau jasa oleh suatu unit organisasi dari suatu perusahaan kepada unit organisasi lainnya dalam perusahaan yang sama. d) Menurut Susan M. Lyons dalam International Tax Glosary

Yang dimaksud dengan Transfer Pricing adalah Harga yang dibebankan oleh suatu perusahaan atas barang, jasa, harta tak berwujud kepada perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. Istilah Transfer Pricing sering dikonotasikan negatif yaitu pengalihan atas penghasilan kena pajak (taxable income) dari suatu perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan multinasional ke negara Negara yang tarif pajaknya rendah dalam rangka untuk mengurangi total beban pajak dari grup perusahaan multinasional tersebut. Menurut Eden, Transfer Pricing Manipulation adalah suatu kegiatan untuk memperbesar biaya atau merendahkan tagihan yang bertujuan untuk memperkecil jumlah pajak terutang. Contoh Kasus Transfer Pricing : Perusahaan A berdomisili di Negara A dan mendirikan perusahaan B berdomisili di Negara B. Perusahaan B merupakan perusahaan yang dikategorikan sebagai tax haven country (tarif pajaknya rendah) misalnya sebesar 17,5%. Kemudian Perusahaan A ingin menjual barang ke perusahaan C yang berdomisili di Negara C. Fungsi perusahaan B adalah sebagai invoicing center atau tidak melakukan fungsi apapun. Skemanya adalah sebagai berikut:

Keterangan: A ke B berarti Menjual ke sesama perusahaan satu grup A ke C berarti Mengirim barang ke perusahaan Lain B ke C berarti Menjual barang ke perusahaan Lain Laporan Keuangan Perusahaan A:

Laporan Keuangan Perusahaan B:

Laporan Laba Rugi Grup Perusahaan Setelah Melakukan Transfer Pricing:

Laporan Laba Rugi Grup Perusahaan:

Sebagai panduan bagi perusahaan multinasional dan otoritas pajak dalam masalah transfer pricing maka dibentuklah Organization for Economic Cooperation and Development (OECD Transfer Pricing Guidelines) Hubungan Istimewa Suatu Negara diperbolehkan melakukan primary adjustment sepanjang transaksi yang dilakukan tersebut: Tidak sesuai dengan prinsip harga pasar wajar Transaksi tersebut dilakukan oleh pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Hubungan Istimewa pada dasarnya dapat dijelaskan dengan gambaran sebagai berikut: Perusahaan A di Negara A berpartisipasi (participate) baik secara langsung maupun tidak langsung dalam manajemen, pengendalian atau kepemilikan modal dari perusahaan B di Negara B.

Pihak yang sama (bisa berbentuk orang pribadi maupun perusahaan) berpartisipasi (participate) baik secara langsung maupun tidak langsung dalam manajemen, pengendalian atau kepemilikan saham perusahaan A di Negara A dan perusahaan B di Negara B Yang dimaksud dengan Pengendalian adalah: Mempunyai kewenangan untuk membuat keputusan yang terkait dengan kebijakan keuangan dan operasi dari suatu perusahaan. Mempunyai pengaruh untuk menentukan besarnya harga yang ditetapkan Sedangkan yang dimaksud dengan Berpartisipasi dalam suatu menajemen (Participation in management) adalah: Ikut terlibat dalam pembuatan keputusan atas kegiatan operasi suatu perusahaan. Manajemen disini adalah untuk level Direktur atau Manajer. Yang dimaksud dengan Partipasi (participate) adalah kepemilikan saham dalam suatu perusahaan. Prinsip dan Metode Harga Pasar Wajar Prinsip harga wajar (arms length principle) merupakan suatu criteria untuk menentukan nilai transaksi antara pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Perbedaan penentuan harga pasar secara teoritis dan secara praktek:

Jika prinsip harga pasar wajar ini tidak diterapkan dalam transaksi yang dilakukan oleh pihak pihak yang memiliki hubungan istimewa maka otoritas pajak dapat melakukan koreksi (primary adjustment) atas transaksi tersebut agar dapat mencerminkan harga pasar wajar yang sebenarnya.Ada beberapa metode dalam penentuan harga pasar wajar:

Terkait dengan penerapan metode penentuan harga pasar wajar OECD Guidelines menyatakan bahwa: Tidak ada satu metode yang tepat untuk dipergunakan dalam setiap situasi yang ada Wajib Pajak tidak dipersyaratkan untuk menntukan harga pasar wajar melalui pendekatan berbagai metode yang ada. Hal ini berbeda dengan ketentuan transfer pricing yang dikembangkan oelh Amerika Serikat dimana wajib pajak diharuskan menentukan harga pasar wajar yang melalui berbagai metode yang ada. Setelah itu, WP diminta untuk memilih salah satu metode yang dipakai sebagai penentuan harga pasar yang paling baik (best method rule) Seperti telah disebutkan di muka, metode tradisional yang terdiri dari CUP, Resale Price, dan Cost Plus lebih diutamakan daripada metode transaction profit.