menangkal para pembajak agama
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Menangkal Para Pembajak Agama
1/2
Menangkal para Pembajak Agama
KENDATI para pendiri Republik ini sudah mencapai konsensus untuk mendirikanbangsa ini di atas pilar-pilar keragaman, hingga kini masih saja ada yang
menganggapnya belum selesai. Bangunan Indonesia yang dilandaskan pada
Bhinneka Tunggal Ika dianggap tak sesuai doktrin-doktrin komunal kelompok
yang sempit dan karena itu, harus diganti bagaimanapun caranya.
Lalu muncul ide mendirikan negara berdoktrin agama tertentu di atas altar
bernama Indonesia. Cara-cara ditempuh pun beragam, dari yang ̀agak lunak'
hingga teror dan kekerasan. Agama pun ̀dibajak' menjadi legitimasi untuk
mengabsahkan tindak kekerasan dan langkah-langkah mereka.
Semua tidak memedulikan apakah itu cocok dengan keindonesiaan atau
bertentangan dengan spirit kebangsaan. Karena itulah, kemunculan Islamic State
of Iraq and Syria (ISIS) yang mulai menanamkan pengaruh di sejumlah daerah di
Indonesia patut diwaspadai.
Itu dapat dilihat dari deklarasi pendirian ISIS Indonesia di Surakarta, Bima, dan
sejumlah wilayah lain. Ada pula video berisi ajakan sekelompok warga Indonesia
untuk bergabung ke ISIS yang beredar di situs Youtube, 22 Juli 2014.
Dalam video berdurasi 8 menit berjudul Join the Ranks, seseorang yang
menyebut diri Abu Muhammad al-Indonesi meminta warga Indonesia mendukung
perjuangan ISIS menjadi khilafah dunia. Ada klaim bahwa mereka sudah
membaiat sekitar 2 juta pengikut. Kendati kebenaran informasi soal jumlah
pengikut belum terverifikasi, fenomena itu tidak boleh dianggap remeh.
Jika benar mulai ada perkembangan ISIS di Indonesia, ia bisa menjadi ancaman
-
8/20/2019 Menangkal Para Pembajak Agama
2/2
serius bagi keragaman caman serius bagi keragaman dan kebinekaan Indonesia.
Itu bisa kita lihat dari rekam jejak ISIS di Timur Tengah yang menganut paham
radikal dengan pendekatan kekerasan yang terlegitimasi pemahaman agama
secara literal.
Bahkan, atas nama agama secara sepihak, ISIS memaksa orang berpindah
keyakinan.Pendirian ISIS juga akan menjadi titik temu sejumlah figur dan
organisasi radikal yang selama ini terkesan adem sejak penangkapan pentolan
gerakan teror.
Karena itu, benar pernyataan mantan Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi, yang
menyebut ajakan kepada warga bergabung dengan ISIS bisa mengancam
kedaulatan negara. ISIS merupakan gerakan lintas negara yang bertujuan
mendirikan negara tersendiri. Gerakan itu nyata-nyata tidak menghormati
kedaulatan negara.
Pemerintah harus tegas menghentikan perkembangan ISIS yang nyata-nyata
organisasi radikal. Pemerintah harus mendorong Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme dan Densus 88 Antiteror, dengan mengajak
pesantren dan tokoh agama, memformulasikan program kontraradikal dan
deradikalisasi efektif.
Selain itu, BIN, Kemenlu, dan imigrasi perlu dilibatkan. Soalnya, ISIS bukan
aliran agama berisi teologi, melainkan gerakan politik yang mengancam
kedaulatan dan konstitusi. Kita tidak ingin bangunan kebangsaan terkoyak oleh
keyakinan sempit segelintir orang yang ̀membajak' agama untuk kepentingan
yang jauh dari urusan keagamaan.