memprakarsai pengembangan sistem inovasi daerah
DESCRIPTION
Paparan singkat tentang prakarsa mengembangkan sistem inovasi daerah dalam workshop Membangun Sistem Inovasi Daerah\" di Kota Solo, 26 Juni 2008TRANSCRIPT
MEMPRAKARSAI MEMPRAKARSAI PENGEMBANGAN SISTEM PENGEMBANGAN SISTEM
INOVASI DAERAHINOVASI DAERAH
WorkshopWorkshop““Membangun Sistem Inovasi Daerah”Membangun Sistem Inovasi Daerah”
Surakarta, 26 Juni 2008Surakarta, 26 Juni 2008
Tatang A. Taufik
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK)
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
2
OUTLINEOUTLINE
Kerangka Strategis Pengembangan SID
Penguatan Kelembagaan bagi Pengembangan SID
Review Beberapa Konsep/Pengertian
Kerangka Pikir
3
OUTLINEOUTLINE
Kerangka Strategis Pengembangan SID
Penguatan Kelembagaan bagi Pengembangan SID
Review Beberapa Konsep/Pengertian
Kerangka Pikir
4
TANTANGAN : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS TANTANGAN : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS PENGETAHUANPENGETAHUAN
Sistem InovasiSistem Inovasi
Daya Saing dan Kohesi SosialDaya Saing dan Kohesi Sosial
Kesejahteraan/Kemakmuran, Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban BangsaKemandirian & Peradaban Bangsa
Kesejahteraan/Kemakmuran, Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban BangsaKemandirian & Peradaban Bangsa
Isu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu Kontekstual
Kemajuan Iptek,Inovasi
Kemajuan Iptek,Inovasi
Ekonomi Pengetahuan
Ekonomi Pengetahuan
EkonomiJaringan
EkonomiJaringanGlobalisasiGlobalisasi Faktor-faktor
Lokalitas
Faktor-faktorLokalitas
Kecenderungan dan Tantangan UniversalKecenderungan dan Tantangan Universal
1. SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil2. Infrastruktur komunikasi yang dinamis3. Sistem inovasi yang efektif4. Pemerintahan, insentif ekonomi dan
rejim kelembagaan yang mendukung
Knowledge EconomyKnowledge Economy
Kla
ste
r In
du
str
i
Knowledge SocietyKnowledge Society
1. Sistem informasi dan komunikasi2. Pembelajaran seumur hidup dan budaya
inovasi 3. Sistem inovasi yang efektif 4. Modal sosial 5. Kepemimpinan/kepeloporan dalam
pemajuan sosial budaya masyarakat6. Rejim kebijakan yang kondusif
5
OUTLINEOUTLINE
Kerangka Strategis Pengembangan SID
Penguatan Kelembagaan bagi Pengembangan SID
Review Beberapa Konsep/Pengertian
Kerangka Pikir
6
ESENSI 1
• Sistem inovasi ~ Pendekatan sistem (system approach)
• Kebijakan inovasi ~ Kegagalan sistemik (systemic failures)
7
REVIEW : PENGERTIAN SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN INOVASI
Sistem Inovasi : suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, jaringan, hubungan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran.
Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan : Membangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap “simpul”
(fungsi/kegiatan/proses) dalam sistem inovasi;
Meningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem); dan
Memperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi.
8
Sistem Pendidikan dan Litbang
Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Pendidikan Tinggi dan Litbang
Litbang Pemerintah
Sistem Industri
Perusahaan Besar
UKM “Matang/ Mapan”
PPBT
IntermediariesLembaga Riset
Brokers
Konsumen (permintaan akhir)Produsen (permintaan antara)
Permintaan (Demand)
Framework ConditionsKondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
PerbankanModal Ventura
Supra- dan Infrastruktur KhususHKI danInformasi
Dukungan Inovasi dan Bisnis
Standar danNorma
Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development)PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.
AlamiahSDA (Natural Endowment)
Budaya• Sikap dan nilai• Keterbukaan terhadap
pembelajaran dan perubahan• Kecenderungan terhadap
Inovasi dan kewirausahaan• Mobilitas
Kebijakan Ekonomi• Kebijakan ekonomi makro• Kebijakan moneter• Kebijakan fiskal• Kebijakan pajak• Kebijakan perdagangan• Kebijakan persaingan
Kebijakan Industri/ Sektoral Kebijakan Keuangan
Sistem Politik
Pemerintah
Penadbiran (Governance)
Kebijakan RPT
Kebijakan Promosi & Investasi
Infrastruktur Umum/ Dasar
SISTEM INOVASI : BERBAGAI ELEMEN PENTING
9
Pemerintah Bisnis
Litbang & PT
Sistem Inovasi
Pengetahuandan
InovasiInteraksi
PembelajaranKeterkaitan
danJaringan
Daerah
Sistem Sistem Inovasi Inovasi Daerah Daerah (SID)(SID)
SISTEM INOVASI : DINAMIKA INTERAKSI
10
Klaster Industri 1-A
Klaster Industri 2-C
Klaster Industri 3-B
Klaster Industri 1-Z
Klaster Industri:
Kla
ster
Ind
ust
ri 3
Kla
ster
Ind
ust
ri 1
Sektor I
Sektor II
Sektor III
DaerahC
DaerahA
SID SID
Sistem Inovasi Nasional
SID : Sistem Inovasi Daerah.
SISTEM INOVASI : SUBSISTEM DAN KETERKAITAN MULTIDIMENSI
11
• Intervensi untuk mendorong pembangunan yang berbasis pengetahuan : Kebijakan inovasi, dengan kerangka pendekatan sistem.
• Kebijakan inovasi merupakan proses pembelajaran yang perlu diarahkan pada pengembangan sistem inovasi yang semakin mampu beradaptasi.
• Kebijakan inovasi tak lagi hanya menjadi ranah monopoli dan tanggung jawab Pemerintah ”Pusat,” tetapi juga Pemerintah ”Daerah.”
ESENSI 2 : IMPLIKASI KEBIJAKAN
12
Kegagalan Pasar
Kegagalan Pemerintah
Kegagalan Sistem
“Sedikit” dibahas/diperhatikan, tetapi sebenarnya sering dihadapi dalam kenyataan.
Argumen yang “sangat/paling luas” diterima oleh ekonomi “arus utama”.
Argumen yang “mulai muncul” dan menjadi “dasar dalam paradigma sistem inovasi” tetapi belum banyak diterima oleh ekonomi “arus utama”.
KELOMPOK “SUMBER” KEGAGALAN YANG MELANDASI PERLUNYA KEBIJAKAN
13
ILUSTRASI KETERKAITAN KEBIJAKAN BAGI KERANGKA ILUSTRASI KETERKAITAN KEBIJAKAN BAGI KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI KEBIJAKAN INOVASI
Kebijakan Pendidikan Pengetahuan dan
Keterampilan Kreativitas Profesionalisme Kewirausahaan
Kebijakan Ekonomi Makro Moneter Fiskal Perdagangan
Kebijakan Industri Investasi Perpajakan - Subsidi Insentif Regulasi - Deregulasi
Kebijakan Litbang Kebijakan Daerah
Kemajuan Industri: Daya Saing, Kapasitas Inovatif, Tingkat Difusi, Pembelajaran, Kewirausahaan
Kemajuan Industri: Daya Saing, Kapasitas Inovatif, Tingkat Difusi, Pembelajaran, Kewirausahaan
Kebijakan Inovasi
Perbaikan Bisnis yang Ada
Perkembangan Investasi
Perkembangan Bisnis Pemula yang Inovatif
Kebijakan Sains Kebijakan Teknologi
14
Kar
akte
rist
ik
Pen
gar
uh
/Dam
pak
Tatanan Kelembagaan(Institutional Setting)
Lingku
p
Tujuan
EksplisitEksplisit
ImplisitImplisit
Faktor Faktor KontekstualKontekstual
Sisi Obyek/Aktor yang Dipengaruhi
Sisi Penyediaan
(Supply Side)
Sisi Permintaan
(Demand Side)
Bidang Keterkaitan
(Linkage Area)
Sp
esif
ik
Fu
ng
sio
nal
Har
us s
emak
in je
las
exit
polic
y -n
ya
Dampak
Fungsi dan Variabel Sistem Inovasi
Fungsi, Aktivitas dan Aktor Sistem Inovasi
Tujuan Kebijakan
Isu Kebijakan
Agenda Strategis
KERANGKA PEMETAAN INSTRUMEN KEBIJAKAN KERANGKA PEMETAAN INSTRUMEN KEBIJAKAN INOVASIINOVASI
15
KRITERIA KEBIJAKAN
1. Efektivitas.
2. Efisiensi.
3. Memiliki daya bangkitan yang signifikan (significant leveraging effects).
4. Kelayakan cakupan (adequacy of scope).
5. Memenuhi kaidah pasar (conforming to the market mechanisms).
6. Konsistensi.
7. Koherensi.
8. Keterbukaan dan akuntabilitas.
9. Komitmen kebijakan.
16
Prakarsa Tematik dan/atau Spesifik
Kondisi Umum (Framework Conditions)
Dimensi DaerahDimensi Nasional
N
A
S
I
O
N
A
L
D
A
E
R
A
H
KERANGKA UMUM POLA KOORDINASI
Kerangka Kebijakan Inovasi
17
ESENSI 3 : KOHERENSI KEBIJAKANESENSI 3 : KOHERENSI KEBIJAKAN
1. Kerangka kebijakan (policy framework)2. Governance : termasuk kelembagaan,
kewenangan, tugas & fungsi3. Willingness :
– Political will & komitmen dari pembuat kebijakan– Good will dan komitmen dari pelaku dan
stakeholders lain4. Kemampuan, untuk bertindak saling mengisi,
saling melengkapi, saling memperkuat sehingga menghasilkan sinergi positif
5. Perubahan mindset.
18
OUTLINEOUTLINE
Kerangka Strategis Pengembangan SID
Penguatan Kelembagaan bagi Pengembangan SID
Review Beberapa Konsep/Pengertian
Kerangka Pikir
19
ORGANISASI PENADBIRAN INOVASI ORGANISASI PENADBIRAN INOVASI (INNOVATION (INNOVATION GOVERNANCE)GOVERNANCE)
Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi
Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi
Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi kementerian
Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi kementerian
Tingkat 3Koordinasi & pengembangan kebijakan yang lebih rinci
Tingkat 3Koordinasi & pengembangan kebijakan yang lebih rinci
Tingkat 4Pelaku riset dan inovasi
Tingkat 4Pelaku riset dan inovasi
Pemerintah Dewan kebijakan
Dewan Riset dan Akademi
Badan Badan Teknologi dan Teknologi dan
InovasiInovasi
Badan-badan Program
Pendukung
Produsen:Perusahaan,Pertanian,
Rumah sakit, dsb.Perguruan
Tinggi
Lembaga Litbang
Kontraktor Program
Departemen/Kementerian Industri, dll.
Departemen/Kementerian
Riset dan Teknologi
Departemen/Kementerian
Sektoral lainnya
20
Keb
ijak
an,
Pro
gra
m,
Ke
gia
tan
dan
Org
anis
asi
ser
ta
Jari
ng
an d
i L
ua
r D
aera
h,
Na
sio
nal
& I
nte
rnas
ion
al
Keterangan:Instruksi, Sumber Daya
Saran (Advis) / Pelaporan
Hasil
Koordinasi dan Integrasi Horisontal (Kerjasama)
Instruksi, Sumber Daya, Saran/ Pelaporan, Hasil, Koordinasi dan Integrasi Horisontal & Vertikal (Kerjasama)
Tingkat 4Pelaku litbang/ inovasi
Tingkat 4Pelaku litbang/ inovasi
Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi
Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi
Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi Perangkat Daerah (Badan/Dinas/ Kantor, dll.)
Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi Perangkat Daerah (Badan/Dinas/ Kantor, dll.)
Tingkat 3Koordinasi Implementasi
Tingkat 3Koordinasi Implementasi
Gubernur/ Bupati/Walikota
DPDS
Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Produsen
Perguruan Tinggi
Lembaga Litbang/
UPTD, dll.
Kontraktor Program
Badan/Dinas/ Kantor
Sektoral
Badan/Dinas/ Kantor Lintas
Sektor
Organisasi Perangkat
Daerah lainnya
DPRD
DRD Tim AhliTim/Gugus Tugas
Asisten, Ka. Bappeda &Ka. Perangkat Daerah tertentu
Konsumen
Litbang Swasta/Non-pemerintah
“STRUKTUR ORGANISASI” PENADBIRAN (GOVERNANCE) KEBIJAKAN DI DAERAH
21
KELEMBAGAAN DPDS & DRD
• Lembaga “fungsional” – fungsi publik– peran umum : policy advisory & advocacy– catatan :
• di banyak negara ada pula yang berperan sekaligus sebagai funding agency
• berbeda dengan S&T Council ( atau Innovation Council dan/atau Competitiveness Council) di beberapa negara biasanya merupakan kelembagaan penentu/pengambil kebijakan secara kolektif
• Peran memberikan dukungan untuk mendorong pertumbuhan dan sinergi berbagai unsur dalam sistem.
22
OUTLINEOUTLINE
Kerangka Strategis Pengembangan SID
Penguatan Kelembagaan bagi Pengembangan SID
Review Beberapa Konsep/Pengertian
Kerangka Pikir
23
TANTANGAN DI INDONESIA
1. Kondisi dasar yang belum teratasi sebagai prasyarat agar upaya pengembangan/ penguatan SIN dapat ditingkatkan;
2. Persoalan/isu pokok yang perlu dipecahkan agar SIN berkembang dan kemajuannya dapat dipercepat;
3. Rendahnya kepeloporan untuk melakukan perbaikan dalam jangka panjang; dan
4. Fragmentasi kebijakan di berbagai bidang.
24
STRATEGI POKOK
1. Memperbaiki kondisi dasar sebagai prasyarat bagi peningkatan upaya pengembangan/penguatan SIN.
2. Melakukan reformasi kebijakan inovasi di berbagai sektor/bidang dan lintas-sektor/bidang serta pada tataran pemerintahan yang berbeda, secara bertahap dan berkelanjutan.
3. Mengembangkan kepemimpinan (leadership) dan memperkuat komitmen nasional dalam pengembangan/penguatan sistem inovasi nasional dan daerah.
4. Meningkatkan koherensi kebijakan inovasi di tingkat nasional dan daerah.
CATATAN : Elaborasi tentang ini dapat dilihat antara lain dalam rujukan.
25
Pengetahuan “Lokal”• Embodied• Disembodied (tacit dan yang
terkodifikasi)
Pengetahuan “Global” (Nasional & Internasional)
• Embodied• Disembodied (tacit dan yang
terkodifikasi)
Kebutuhan “Pasar”• Lokal• Global (antardaerah,
nasional, internasional)
Lembaga/Organisasi lain yang Terkait dengan Daerah(pemerintah, swasta, dan non-pemerintah, termasuk lembaga internasional)
Sistem Pembiayaan bagi Aktivitas Inovasi
• Pendanaan litbang• Modal berisiko• Perbankan• Jasa keuangan lain• Pasar modal
Infrastruktur dan Dukungan Khusus
dan/atau Terspesialisasi
• Litbang (& rekayasa)• Lab. Khusus (& Taman
Iptek)• Inkubator & PJPB/BDSP• Jasa legal, bisnis/
manajemen, kewirausahaan
• SDM• Organisasi profesi &
bisnis• Jaringan khusus
Bisnis• Yang telah ada• Baru dan/atau pemula
Investasi• Ke daerah• Ke luar daerah
Infrastruktur Dasar
Kerangka Kebijakan(kerangka dan instrumen, termasuk regulasi daerah)
Keterkaitan, Jaringan & Interaksi Produktif
Permintaan pengetahuan/ inovasi:
• Akses• Adopsi• Pemanfaatan• Pengembangan
Penyediaan pengetahuan/
inovasi:• Penciptaan/
pengembangan• Alih
Kewirausahaan, Komersialisasi &
Difusi
Kerangka dan Elemen Penting bagi Perkembangan Sistem Inovasi Daerah
26
TANTANGAN KEBIJAKAN INOVASI
Merumuskan konsep KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI (INNOVATION POLICY FRAMEWORK) – yang menjadi acuan bersama, – diterjemahkan ke dalam tindakan dengan sasaran yang jelas
dan terukur,– secara konsisten diimplementasikan,– dipantau dan dievaluasi, serta– diperbaiki secara terus-menerus.
Proses dan produk kebijakan inovasi yang baik pada dasarnya merupakan proses dan produk
pembelajaran
27
ISU KOHERENSI KEBIJAKAN DI INDONESIA
• Fragmentasi “sektoral”;• Dikotomi “Pusat/Nasional” – “Daerah”;• Tumpang-tindih dan Inkonsistensi antar
“bidang/aspek”;• Perkembangan sistem pemerintahan;• Kebutuhan proses pembelajaran kebijakan
yang lebih baik;• Kebutuhan respons kebijakan yang cepat,
tepat, dan terkoordinasi atas dinamika perubahan dan tantangan.
28
USULAN PERBAIKAN KERANGKA KEBIJAKAN
Beberapa aspek pertimbangan agenda :1. Tema kebijakan inovasi yang mendasar (fundamental)
dan luas;
2. Bersifat universal bagi konteks nasional dan daerah serta kondisi sektoral/industrial pada umumnya di Indonesia;
3. Bidang-bidang yang saling berkaitan dan bersifat cross-cutting issues;
4. Merupakan faktor kunci (sangat penting) bagi prakarsa-prakarsa berdasarkan situasi saat ini dan antisipasi ke depan;
5. Dapat menjadi agenda kolaboratif pada tataran nasional dan daerah.
29
ISU KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DI INDONESIA
1. Kelemahan kerangka umum.
2. Kelemahan kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang serta rendahnya kemampuan absorpsi UKM.
3. Kelemahan keterkaitan, interaksi dan kerjasama difusi inovasi (termasuk praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang).
4. Persoalan budaya inovasi.
5. Kelemahan fokus, rantai nilai, kompetensi dan sumber pembaruan ekonomi dan sosial.
6. Tantangan global.
30
HEKSAGON KEBIJAKAN INOVASIHEKSAGON KEBIJAKAN INOVASI
1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis.
2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan mengembangkan kemampuan absorpsi UKM.
3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang.
4. Mendorong budaya inovasi.5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan
pemajuan sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah.
6. Penyelarasan dengan perkembangan global.
4
5
1
62
3
31
STRUKTUR KEBIJAKAN
Program
Kegiatan
Kegiatan
Instrumen KebijakanAgenda Kebijakan
Sub-Kegiatan
Sub-Kegiatan
Indikator Capaian
Ke
ran
gk
a K
ebija
ka
nTujuan dan Sasaran
32
Tujuan Kebijakan
Cara / Tindakan
IndikatorAktor/
Pelaksana XAktor/
Pelaksana Y
D.1 D.1.1 -
D.1.2
-
D. MENDORONG BUDAYA INOVASI 2008 – 20..
CONTOH MATRIKS RENCANA TINDAK KOLABORATIF
33
Pusat Teknologi Informasi dan KomunikasiBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Gedung BPPT II, Lt 21Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340
Telp. (021)-3169813Fax. (021)-3169811
E-mail: [email protected]: //www.inn.bppt.go.id
Terimakasih
34
PengembanganBisnis Baru
PerbaikanBisnis yang Ada
(Existing)
InvestasiDari Luar
Faktor keunggulanlokalitas
Keterkaitan
Investasi (& perdagangan
)Ke Luar
INOVASI, TECHNOPRENEURSHIP DAN MODERNISASI “SUMBER” PERKEMBANGAN EKONOMI
RantaiNilai
Inovasi & Difusi
Pengetahuan &Kompetensi
Penyediaan pengetahuan/ teknologi
Pembelajaran, termasuk
Litbangyasa
Daya Saing yang Lebih
Tinggi
Investasi untuk Inovasi
ROI yang Lebih Tinggi
RantaiNilai
Produksi
Interaksi & Keterkaitan
Siklus yang Makin Menguat(Dari vicious cycle menjadi
virtuous cycle)
35
KOHESI SOSIALKOHESI SOSIAL
• Kohesi sosial merupakan kapasitas masyarakat pada berbagai tataran (komunitas, daerah, nasional, internasional) dalam memastikan/mengupayakan kesejahteraan bagi seluruh anggotanya dan menghindari kesenjangan / disparitas (Thirion, 2004)
• Karakteristik positif suatu masyarakat berkaitan dengan hubungan antar anggota masyarakat yang bersangkutan (unit-unit dalam masyarakat, termasuk individu, kelompok, asosiasi, dan wilayah) (McCracken, 1998).
Box 1 - Jenson’s Five Dimensionsof Social Cohesion
Belonging ------------ IsolationInclusion ------------ ExclusionParticipation --------- Non-involvementRecognition --------- RejectionLegitimacy ----------- Illegitimacy
Box 2 – Bernard’s Formal and Substantive Dimensions ofSocial Cohesion
FORMAL SUBSTANTIVEEquality / Inequality Inclusion / ExclusionRecognition / Rejection Belonging / Isolation
Legitimacy / Illegitimacy Participation / Non-involvement
36
MUNCULNYA ISU/PERSOALAN KEBIJAKANEdquist (2001)
1. Munculnya “persoalan atau isu” kebijakan: Artinya, apa yang menjadi tujuan penting (terkait dengan “sistem inovasi”) dinilai tidak tercapai (DAN TIDAK DAPAT TERCAPAI DENGAN SENDIRINYA). Ini berkaitan dengan ”alasan/argumen” kebijakan inovasi sebagaimana ditelaah dalam beragam literatur.
2. Adanya kemampuan lembaga publik mengatasi/memecahkan atau mengurangi persoalan yang bersangkutan.
37
I. SISTEM INOVASI:Fungsi Sistem (Johnson dan Jacobson, 2001)
1. Menciptakan pengetahuan baru.
2. Memandu arah proses pencarian penyedia dan pengguna teknologi, yaitu mempengaruhi arah agar para pelaku mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya.
3. Memasok/menyediakan sumber daya, yaitu modal, kompetensi dan sumber daya lainnya.
4. Memfasilitasi penciptaan ekonomi eksternal yang positif (dalam bentuk pertukaran informasi, pengetahuan dan visi).
5. Memfasilitasi formasi pasar.
38
TIGA DIMENSI PENTING KEBIJAKAN INOVASI
• Dimensi ”penadbiran kebijakan” (policy governance), bahwa kebijakan inovasi dapat ditentukan pada beragam tataran (lokal, daerah, nasional dan internasional), di mana koherensi dan komplementasi satu dengan lainnya sangatlah penting.
• Dimensi sektoral di mana terdapat beragam faktor yang akan memberikan pengaruh umum serupa walaupun dengan tingkat yang berbeda dan pengaruh yang mungkin bersifat spesifik sektor. Karenanya, respons kebijakan yang dikembangkan perlu mempertimbangkan hal ini.
• Interaksi dengan bidang kebijakan lainnya, di mana kebijakan inovasi seringkali perlu diimplementasikan melalui kebijakan lainnya. Karenanya, konsepsi inovasi dan sistem inovasi perlu semakin ”lekat/terpadu” dalam beragam kebijakan terkait lainnya.
39
KOHERENSI KEBIJAKAN INOVASI
• Salah satu kriteria kebijakan yang baik adalah koherensi
• Koherensi kebijakan inovasi menyangkut keterpaduan dan harmonisasi, sinergi (saling mengisi dan memperkuat) terutama antar pola kebijakan ekonomi, industri dan pengetahuan/teknologi, baik ”di daerah” maupun ”antara pusat dan daerah,” sehingga tidak berbenturan, bertolak belakang dan membingungkan.
40
DIMENSI KOHERENSI KEBIJAKAN
1. Koherensi horisontal yang menentukan bahwa masing-masing kebijakan yang terkait atau kebijakan-kebijakan sektoral dikembangkan untuk saling mengisi dan/atau memperkuat atau meminimumkan ketidakkonsistenan (”inkonsistensi”) dalam tujuan yang (mungkin) saling bertentangan;
2. Koherensi vertikal yang menentukan bahwa keluaran yang dicapai/diperoleh sesuai atau konsisten dengan yang dimaksudkan (direncanakan) oleh pembuat kebijakan;
3. Koherensi temporal yang berkaitan dengan keadaan bahwa kebijakan yang diambil/ditetapkan saat ini akan tetap efektif di masa mendatang dengan membatasi potensi ”inkoherensi” dan dapat memberikan semacam panduan bagi perubahan (dan berkaitan dengan manajemen transisi).
Secara konsep, koherensi kebijakan pada dasarnya menyangkut (setidaknya) tiga dimensi, yaitu
41
KOHERENSI ~ KOORDINASI
• Kontinuum antara dua ekstrim :1. Tertutup ~ Rule and order; Top-down
2. Bebas ~ self-regulation; liberal
• Alternatif kombinasi solusi :1. Tertutup ~ Rule and order; Top-down :
Regulasi – mengikat : mis. UU No.18/2002; UU No. 32/2004 Regulasi – mengikat “terbatas” : mis. Perpres No. 7/2005 (RPJMN),
sesuai UU No. 25/2004 (SPPN)
2. Terbuka ~ demokratis; fleksibilitas - “context-specific” adjustment Pendekatan : Partisipatif Metode Koordinasi Terbuka/MKT Koordinasi ~ proses membangun konsensus Policy learning ~ kebijakan bukan sekedar “produk kebijakan,”
melainkan proses pembelajaran perbaikan kebijakan (policy reform).
42
A. MENGEMBANGKAN KERANGKA UMUM YANG KONDUSIF BAGI INOVASI
Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan
1. Reformasi Kebijakan Inovasi dan Bisnis
Penghapusan Regulasi Penghambat
1. Peninjauan regulasi: Analisis Dampak Regulasi ~ RIA (Regulatory Impact Assessment)
2. Evaluasi Perijinan Bisnis
Lingkungan Legal dan Regulasi yang Kondusif
1. Pengembangan Sistem Basisdata - PUDPKM
2. Legislasi Inovasi & Daya Saing
3. RPJMD
Pengembangan Penadbiran & Koherensi Kebijakan Inovasi
1. Kerangka Kebijakan: Penyusunan Strategi Inovasi Daerah / Jakstrabang Iptekda
2. Kelembagaan (DPDS & DRD) -3. Mekanisme Koordinasi Terbuka4. Pengembangan Sisrenbang
Iptek
Simplifikasi Adminsitratif
1. Reformasi Prosedur Perijinan Bisnis
43
A. MENGEMBANGKAN KERANGKA UMUM YANG KONDUSIF BAGI INOVASI
Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan
2. Pengembangan Infrastruktur Dasar Inovasi
Pendirian Laboratoria Terspesialisasi
Pendirian Pusat Pelayanan dan Inovasi / Taman Iptek
Pendirian Inkubator
Pendirian Pusat Produktivitas dan Purwarupa
Pengembangan Pusat/ Jaringan Informasi Tekno-bisnis
3. Memperkecil Kesenjangan Pasar dalam Pembiayaan Inovasi.
Pengembangan Kerangka Legal untuk Modal Berisiko
1. Pembiayaan inovasi
44
A. MENGEMBANGKAN KERANGKA UMUM YANG KONDUSIF BAGI INOVASI
Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan
4. Peningkatan Perlindungan dan Pemanfaatan HKI
Kampanye Keperdulian dan Apresiasi HKI
1. Kampanye Keperdulian HKI2. Apresiasi Prestasi HKI
Pengembangan Sentra HKI (Technology Licensing Office/TLO)
Peningkatan Perolehan HKI
1. Fasilitasi Pendaftaran HKI2. Insentif Peningkatan Perolehan
HKI
5. Perpajakan dan Pengelolaan Risiko Inovasi
Pengembangan Sistem Insentif Perpajakan dan Pengelolaan Risiko Inovasi
6. Persaingan Bisnis yang Sehat dan Adil
Pengawasan Persaingan Bisnis
Sistem Pengadaan Pemerintah
1. Insentif Pengadaan Pemerintah bagi Bisnis (UKM) Setempat
Pengembangan Kerjasama Antardaerah
45
B. MEMPERKUAT KELEMBAGAAN DAN DAYA DUKUNG IPTEK/LITBANG SERTA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN
ABSORPSI UKM
Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan
1. Pengembangan/ Penguatan Kelembagaan
Pengembangan/ Revitalisasi Kelembagaan
1. Kelembagaan Kolaboratif DPDS2. Pengembangan/Pendampingan
DRD 3. Asosiasi Bisnis dan Profesi
Pengembangan Sistem Pengelolaan dan Pembiayaan Kelembagaan Inovasi
1. Fasilitasi Penataan Sistem Manajemen PPIT
Pengembangan Organisasi/ Pengorganisasian Penadbiran Inovasi
1.Pengembangan Organisasi/ Pengorganisasian Penadbiran Inovasi Daerah
2. Pengembangan Daya Dukung Iptek
Penataan Sistem Manajemen Program
1. Pengembangan Sisrenbang Iptek
Pengembangan pemetarencanaan (Roadmap) dan/atau Foresight
1.Prakarsa Kolaboratif Pemetarencanaan Pengetahuan/ Teknologi Tradisional (Masyarakat) ~ Obat Bahan Alam
Pengembangan Sumber Pendanaan Iptek
Pengembangan teknologi 1. Peningkatan Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)
Peningkatan Kualitas SDM
46
B. MEMPERKUAT KELEMBAGAAN DAN DAYA DUKUNG IPTEK/LITBANG SERTA
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN ABSORPSI UKM
Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan
3. Pengembangan Kemampuan Absorpsi UKM
Modernisasi UKM 1. Sistem Dukungan Teknologi UKM
2. Pelatihan SDM UKM
47
C. MENUMBUHKEMBANGKAN KOLABORASI BAGI INOVASI DAN MENINGKATKAN DIFUSI INOVASI, PRAKTIK
BAIK/TERBAIK DAN/ATAU HASIL LITBANG
Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan
1. Pengembangan/ Penguatan Kelembagaan Kolaborasi
Pengembangan/ Penguatan Kelembagaan Kemitraan Strategis Peningkatan Daya Saing
1. Dukungan Pendanaan bagi DPDS2. Insentif bagi Formasi dan
Penguatan Kelembagaan Strategis (mis. asosiasi, konsorsia)
Pengembangan Program Kemitraan Strategis Inovasi
1. Dana Padanan (Pola Patungan) Kerjasama Litbang
2. Insentif Litbang Kolektif UKM3. Insentif Litbang Kolaboratif UKM
2. Peningkatan Difusi Inovasi, Praktik Baik (Terbaik) dan hasil Litbang
Diseminasi Praktik Baik (Terbaik) dan Hasil Litbang
1. Peningkatan Dokumentasi dan Diseminasi
Peningkatan Transaksi Bisnis dan Non Bisnis
1. Diagnosis UKM dan pengembangan model bisnis teknologi - PPKDT
Pemanfaatan Kepakaran/ Keahlian Khusus oleh Swasta, Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah Lainnya
1. Pengembangan Pola Pemanfaatan Kepakaran / Keahlian Peneliti di Lemlitbang - PPKDT
2. Program Liaison Officer
Komersialisasi Inovasi dan/atau Hasil Litbang
Reverse Brain Drain
48
D. MEMBANGUN BUDAYA INOVASI (1)
Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan
1. Pengembangan/ Penguatan Budaya Kreatif-Inovatif dan Kewirausahaan
Program Lifelong Learning
Pendidikan Dini Kewirausahaan
Apresiasi Prestasi Inovasi
Kampanye Keperdulian
2. Peningkatan/ Pengembangan Perusahaan Pemula (Baru) yang Inovatif
Program Inkubasi Tekno-Bisnis
1. Model Pembiayaan bagi Inkubator Teknologi - PPKDT
Pengembangan Kelembagaan Pembiayaan Berisiko
1. Model Kelembagaan Pembiayaan bagi Perusahaan Pemula Inovatif (PPBT) - PPKDT
Insentif Pembiayaan Usaha Pemula (Baru)
Reverse Brain Drain
3. Dinamisasi Perkembangan Inovasi dan Manajemen
Bantuan teknis peningkatan kapasitas pelaku bisnis
4. Reformasi di Bidang Publik
Bantuan teknis peningkatan kapasitas pelaku bisnis
49
D. MEMBANGUN BUDAYA INOVASI (2)
Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan
5. Penguatan Kohesi Sosial
Sistem Pengelolaan, Perlindungan Hukum, dan Pemanfaatan Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)
Prakarsa Inventarisasi dan Dokumentasi Pengetahuan/ Teknologi Tradisional (Masyarakat)
1. Rujukan/Panduan Inventarisasi dan Dokumentasi Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Tekmas)
2. Program Inventarisasi dan Dokumentasi Tekmas
Kampanye Keperdulian Pengelolaan, Pemanfaatan dan Pengembangan Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)
1. Kampanye Keperdulian Pengelolaan, Pemanfaatan dan Pengembangan Tekmas dan HKI
Kemitraan Inovasi Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)
1. Rujukan/Panduan Inovasi Tekmas2. Prakarsa Kolaboratif
Pemetarencanaan Tekmas3. Insentif Inovasi/Pengembangan
Tekmas
50
D. MEMBANGUN BUDAYA INOVASI (3)
Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan
5. Penguatan Kohesi Sosial
Sistem Pengelolaan, Perlindungan Hukum, dan Pemanfaatan Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)
1. Panduan Pengelolaan Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)
2. Kerangka/Landasan Legal Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)
3. Insentif Inovasi/Pengembangan Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)
51
E. MENUMBUHKEMBANGKAN SISTEM INOVASI DAN KLASTER INDUSTRI NASIONAL DAN DAERAH
Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan
1. Prakarsa Klaster Industri Spesifik Daerah dan/atau Prakarsa Sistem Inovasi
Prakarsa KI/SI 1. Pengembangan KI Daerah
Technology Foresight/ Roadmapping
Sistem Insentif
Pengadaan Pemerintah
2. Koordinasi Kebijakan Daerah, Daerah - Nasional
Prakarsa Mekanisme Koordinasi Terbuka Kebijakan Inovasi dan/atau Daya Saing
1. Prakarsa Peningkatan Koordinasi Kebijakan Inovasi
Kerjasama Daerah dan Daerah - Nasional
1.***
3. Pengembangan/ Penguatan Kelembagaan Khusus
Bantuan Teknis Pendirian atau Pengembangan/ Penguatan Kelembagaan Khusus
1.Pendampingan Tim/Pokja KI Daerah
52
F. PENYELARASAN DENGAN PERKEMBANGAN GLOBAL
Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan
1. Peningkatan Keperdulian Isu-isu Internasional Relevan
Fora Isu Internasional
Intelijen Pasar internasional
2. Pengembangan HKI, Mutu, Standar dan Kelestarian Lingkungan
Fasilitasi Perolehan HKI
Fasilitasi Peningkatan MSTQ
Standar Teknis bagi Pengadaan Pemerintah di Bidang Spesifik
Ekoefisiensi Sistem Produksi
3. Pengembangan Teknologi Dunia usaha
Pengkajian dan Audit Teknologi
Perbaikan Teknologi Bisnis
4. Pengembangan/ Penguatan Kerjasama internasional
Fora Internasional
Fasilitasi Kerjasama/ Jaringan Internasional