memprakarsai pengembangan sistem inovasi daerah

52
MEMPRAKARSAI PENGEMBANGAN MEMPRAKARSAI PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH SISTEM INOVASI DAERAH Workshop Workshop Membangun Sistem Inovasi Daerah” Membangun Sistem Inovasi Daerah” Surakarta, 26 Juni 2008 Surakarta, 26 Juni 2008 Tatang A. Taufik Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Upload: tatang-taufik

Post on 17-Nov-2014

13.094 views

Category:

Technology


4 download

DESCRIPTION

Paparan singkat tentang prakarsa mengembangkan sistem inovasi daerah dalam workshop Membangun Sistem Inovasi Daerah\" di Kota Solo, 26 Juni 2008

TRANSCRIPT

Page 1: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

MEMPRAKARSAI MEMPRAKARSAI PENGEMBANGAN SISTEM PENGEMBANGAN SISTEM

INOVASI DAERAHINOVASI DAERAH

WorkshopWorkshop““Membangun Sistem Inovasi Daerah”Membangun Sistem Inovasi Daerah”

Surakarta, 26 Juni 2008Surakarta, 26 Juni 2008

Tatang A. Taufik

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK)

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Page 2: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

2

OUTLINEOUTLINE

Kerangka Strategis Pengembangan SID

Penguatan Kelembagaan bagi Pengembangan SID

Review Beberapa Konsep/Pengertian

Kerangka Pikir

Page 3: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

3

OUTLINEOUTLINE

Kerangka Strategis Pengembangan SID

Penguatan Kelembagaan bagi Pengembangan SID

Review Beberapa Konsep/Pengertian

Kerangka Pikir

Page 4: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

4

TANTANGAN : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS TANTANGAN : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS PENGETAHUANPENGETAHUAN

Sistem InovasiSistem Inovasi

Daya Saing dan Kohesi SosialDaya Saing dan Kohesi Sosial

Kesejahteraan/Kemakmuran, Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban BangsaKemandirian & Peradaban Bangsa

Kesejahteraan/Kemakmuran, Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban BangsaKemandirian & Peradaban Bangsa

Isu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu KontekstualIsu-isu Kontekstual

Kemajuan Iptek,Inovasi

Kemajuan Iptek,Inovasi

Ekonomi Pengetahuan

Ekonomi Pengetahuan

EkonomiJaringan

EkonomiJaringanGlobalisasiGlobalisasi Faktor-faktor

Lokalitas

Faktor-faktorLokalitas

Kecenderungan dan Tantangan UniversalKecenderungan dan Tantangan Universal

1. SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil2. Infrastruktur komunikasi yang dinamis3. Sistem inovasi yang efektif4. Pemerintahan, insentif ekonomi dan

rejim kelembagaan yang mendukung

Knowledge EconomyKnowledge Economy

Kla

ste

r In

du

str

i

Knowledge SocietyKnowledge Society

1. Sistem informasi dan komunikasi2. Pembelajaran seumur hidup dan budaya

inovasi 3. Sistem inovasi yang efektif 4. Modal sosial 5. Kepemimpinan/kepeloporan dalam

pemajuan sosial budaya masyarakat6. Rejim kebijakan yang kondusif

Page 5: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

5

OUTLINEOUTLINE

Kerangka Strategis Pengembangan SID

Penguatan Kelembagaan bagi Pengembangan SID

Review Beberapa Konsep/Pengertian

Kerangka Pikir

Page 6: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

6

ESENSI 1

• Sistem inovasi ~ Pendekatan sistem (system approach)

• Kebijakan inovasi ~ Kegagalan sistemik (systemic failures)

Page 7: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

7

REVIEW : PENGERTIAN SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN INOVASI

Sistem Inovasi : suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, jaringan, hubungan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran.

Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan : Membangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap “simpul”

(fungsi/kegiatan/proses) dalam sistem inovasi;

Meningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem); dan

Memperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi.

Page 8: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

8

Sistem Pendidikan dan Litbang

Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Pendidikan Tinggi dan Litbang

Litbang Pemerintah

Sistem Industri

Perusahaan Besar

UKM “Matang/ Mapan”

PPBT

IntermediariesLembaga Riset

Brokers

Konsumen (permintaan akhir)Produsen (permintaan antara)

Permintaan (Demand)

Framework ConditionsKondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah

Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota

PerbankanModal Ventura

Supra- dan Infrastruktur KhususHKI danInformasi

Dukungan Inovasi dan Bisnis

Standar danNorma

Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development)PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.

AlamiahSDA (Natural Endowment)

Budaya• Sikap dan nilai• Keterbukaan terhadap

pembelajaran dan perubahan• Kecenderungan terhadap

Inovasi dan kewirausahaan• Mobilitas

Kebijakan Ekonomi• Kebijakan ekonomi makro• Kebijakan moneter• Kebijakan fiskal• Kebijakan pajak• Kebijakan perdagangan• Kebijakan persaingan

Kebijakan Industri/ Sektoral Kebijakan Keuangan

Sistem Politik

Pemerintah

Penadbiran (Governance)

Kebijakan RPT

Kebijakan Promosi & Investasi

Infrastruktur Umum/ Dasar

SISTEM INOVASI : BERBAGAI ELEMEN PENTING

Page 9: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

9

Pemerintah Bisnis

Litbang & PT

Sistem Inovasi

Pengetahuandan

InovasiInteraksi

PembelajaranKeterkaitan

danJaringan

Daerah

Sistem Sistem Inovasi Inovasi Daerah Daerah (SID)(SID)

SISTEM INOVASI : DINAMIKA INTERAKSI

Page 10: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

10

Klaster Industri 1-A

Klaster Industri 2-C

Klaster Industri 3-B

Klaster Industri 1-Z

Klaster Industri:

Kla

ster

Ind

ust

ri 3

Kla

ster

Ind

ust

ri 1

Sektor I

Sektor II

Sektor III

DaerahC

DaerahA

SID SID

Sistem Inovasi Nasional

SID : Sistem Inovasi Daerah.

SISTEM INOVASI : SUBSISTEM DAN KETERKAITAN MULTIDIMENSI

Page 11: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

11

• Intervensi untuk mendorong pembangunan yang berbasis pengetahuan : Kebijakan inovasi, dengan kerangka pendekatan sistem.

• Kebijakan inovasi merupakan proses pembelajaran yang perlu diarahkan pada pengembangan sistem inovasi yang semakin mampu beradaptasi.

• Kebijakan inovasi tak lagi hanya menjadi ranah monopoli dan tanggung jawab Pemerintah ”Pusat,” tetapi juga Pemerintah ”Daerah.”

ESENSI 2 : IMPLIKASI KEBIJAKAN

Page 12: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

12

Kegagalan Pasar

Kegagalan Pemerintah

Kegagalan Sistem

“Sedikit” dibahas/diperhatikan, tetapi sebenarnya sering dihadapi dalam kenyataan.

Argumen yang “sangat/paling luas” diterima oleh ekonomi “arus utama”.

Argumen yang “mulai muncul” dan menjadi “dasar dalam paradigma sistem inovasi” tetapi belum banyak diterima oleh ekonomi “arus utama”.

KELOMPOK “SUMBER” KEGAGALAN YANG MELANDASI PERLUNYA KEBIJAKAN

Page 13: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

13

ILUSTRASI KETERKAITAN KEBIJAKAN BAGI KERANGKA ILUSTRASI KETERKAITAN KEBIJAKAN BAGI KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI KEBIJAKAN INOVASI

Kebijakan Pendidikan Pengetahuan dan

Keterampilan Kreativitas Profesionalisme Kewirausahaan

Kebijakan Ekonomi Makro Moneter Fiskal Perdagangan

Kebijakan Industri Investasi Perpajakan - Subsidi Insentif Regulasi - Deregulasi

Kebijakan Litbang Kebijakan Daerah

Kemajuan Industri: Daya Saing, Kapasitas Inovatif, Tingkat Difusi, Pembelajaran, Kewirausahaan

Kemajuan Industri: Daya Saing, Kapasitas Inovatif, Tingkat Difusi, Pembelajaran, Kewirausahaan

Kebijakan Inovasi

Perbaikan Bisnis yang Ada

Perkembangan Investasi

Perkembangan Bisnis Pemula yang Inovatif

Kebijakan Sains Kebijakan Teknologi

Page 14: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

14

Kar

akte

rist

ik

Pen

gar

uh

/Dam

pak

Tatanan Kelembagaan(Institutional Setting)

Lingku

p

Tujuan

EksplisitEksplisit

ImplisitImplisit

Faktor Faktor KontekstualKontekstual

Sisi Obyek/Aktor yang Dipengaruhi

Sisi Penyediaan

(Supply Side)

Sisi Permintaan

(Demand Side)

Bidang Keterkaitan

(Linkage Area)

Sp

esif

ik

Fu

ng

sio

nal

Har

us s

emak

in je

las

exit

polic

y -n

ya

Dampak

Fungsi dan Variabel Sistem Inovasi

Fungsi, Aktivitas dan Aktor Sistem Inovasi

Tujuan Kebijakan

Isu Kebijakan

Agenda Strategis

KERANGKA PEMETAAN INSTRUMEN KEBIJAKAN KERANGKA PEMETAAN INSTRUMEN KEBIJAKAN INOVASIINOVASI

Page 15: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

15

KRITERIA KEBIJAKAN

1. Efektivitas.

2. Efisiensi.

3. Memiliki daya bangkitan yang signifikan (significant leveraging effects).

4. Kelayakan cakupan (adequacy of scope).

5. Memenuhi kaidah pasar (conforming to the market mechanisms).

6. Konsistensi.

7. Koherensi.

8. Keterbukaan dan akuntabilitas.

9. Komitmen kebijakan.

Page 16: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

16

Prakarsa Tematik dan/atau Spesifik

Kondisi Umum (Framework Conditions)

Dimensi DaerahDimensi Nasional

N

A

S

I

O

N

A

L

D

A

E

R

A

H

KERANGKA UMUM POLA KOORDINASI

Kerangka Kebijakan Inovasi

Page 17: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

17

ESENSI 3 : KOHERENSI KEBIJAKANESENSI 3 : KOHERENSI KEBIJAKAN

1. Kerangka kebijakan (policy framework)2. Governance : termasuk kelembagaan,

kewenangan, tugas & fungsi3. Willingness :

– Political will & komitmen dari pembuat kebijakan– Good will dan komitmen dari pelaku dan

stakeholders lain4. Kemampuan, untuk bertindak saling mengisi,

saling melengkapi, saling memperkuat sehingga menghasilkan sinergi positif

5. Perubahan mindset.

Page 18: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

18

OUTLINEOUTLINE

Kerangka Strategis Pengembangan SID

Penguatan Kelembagaan bagi Pengembangan SID

Review Beberapa Konsep/Pengertian

Kerangka Pikir

Page 19: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

19

ORGANISASI PENADBIRAN INOVASI ORGANISASI PENADBIRAN INOVASI (INNOVATION (INNOVATION GOVERNANCE)GOVERNANCE)

Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi

Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi

Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi kementerian

Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi kementerian

Tingkat 3Koordinasi & pengembangan kebijakan yang lebih rinci

Tingkat 3Koordinasi & pengembangan kebijakan yang lebih rinci

Tingkat 4Pelaku riset dan inovasi

Tingkat 4Pelaku riset dan inovasi

Pemerintah Dewan kebijakan

Dewan Riset dan Akademi

Badan Badan Teknologi dan Teknologi dan

InovasiInovasi

Badan-badan Program

Pendukung

Produsen:Perusahaan,Pertanian,

Rumah sakit, dsb.Perguruan

Tinggi

Lembaga Litbang

Kontraktor Program

Departemen/Kementerian Industri, dll.

Departemen/Kementerian

Riset dan Teknologi

Departemen/Kementerian

Sektoral lainnya

Page 20: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

20

Keb

ijak

an,

Pro

gra

m,

Ke

gia

tan

dan

Org

anis

asi

ser

ta

Jari

ng

an d

i L

ua

r D

aera

h,

Na

sio

nal

& I

nte

rnas

ion

al

Keterangan:Instruksi, Sumber Daya

Saran (Advis) / Pelaporan

Hasil

Koordinasi dan Integrasi Horisontal (Kerjasama)

Instruksi, Sumber Daya, Saran/ Pelaporan, Hasil, Koordinasi dan Integrasi Horisontal & Vertikal (Kerjasama)

Tingkat 4Pelaku litbang/ inovasi

Tingkat 4Pelaku litbang/ inovasi

Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi

Tingkat 1Kebijakan lintas bidang tingkat tinggi

Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi Perangkat Daerah (Badan/Dinas/ Kantor, dll.)

Tingkat 2Koordinasi yang berpusat pada misi Perangkat Daerah (Badan/Dinas/ Kantor, dll.)

Tingkat 3Koordinasi Implementasi

Tingkat 3Koordinasi Implementasi

Gubernur/ Bupati/Walikota

DPDS

Kegiatan Kegiatan Kegiatan

Produsen

Perguruan Tinggi

Lembaga Litbang/

UPTD, dll.

Kontraktor Program

Badan/Dinas/ Kantor

Sektoral

Badan/Dinas/ Kantor Lintas

Sektor

Organisasi Perangkat

Daerah lainnya

DPRD

DRD Tim AhliTim/Gugus Tugas

Asisten, Ka. Bappeda &Ka. Perangkat Daerah tertentu

Konsumen

Litbang Swasta/Non-pemerintah

“STRUKTUR ORGANISASI” PENADBIRAN (GOVERNANCE) KEBIJAKAN DI DAERAH

Page 21: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

21

KELEMBAGAAN DPDS & DRD

• Lembaga “fungsional” – fungsi publik– peran umum : policy advisory & advocacy– catatan :

• di banyak negara ada pula yang berperan sekaligus sebagai funding agency

• berbeda dengan S&T Council ( atau Innovation Council dan/atau Competitiveness Council) di beberapa negara biasanya merupakan kelembagaan penentu/pengambil kebijakan secara kolektif

• Peran memberikan dukungan untuk mendorong pertumbuhan dan sinergi berbagai unsur dalam sistem.

Page 22: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

22

OUTLINEOUTLINE

Kerangka Strategis Pengembangan SID

Penguatan Kelembagaan bagi Pengembangan SID

Review Beberapa Konsep/Pengertian

Kerangka Pikir

Page 23: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

23

TANTANGAN DI INDONESIA

1. Kondisi dasar yang belum teratasi sebagai prasyarat agar upaya pengembangan/ penguatan SIN dapat ditingkatkan;

2. Persoalan/isu pokok yang perlu dipecahkan agar SIN berkembang dan kemajuannya dapat dipercepat;

3. Rendahnya kepeloporan untuk melakukan perbaikan dalam jangka panjang; dan

4. Fragmentasi kebijakan di berbagai bidang.

Page 24: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

24

STRATEGI POKOK

1. Memperbaiki kondisi dasar sebagai prasyarat bagi peningkatan upaya pengembangan/penguatan SIN.

2. Melakukan reformasi kebijakan inovasi di berbagai sektor/bidang dan lintas-sektor/bidang serta pada tataran pemerintahan yang berbeda, secara bertahap dan berkelanjutan.

3. Mengembangkan kepemimpinan (leadership) dan memperkuat komitmen nasional dalam pengembangan/penguatan sistem inovasi nasional dan daerah.

4. Meningkatkan koherensi kebijakan inovasi di tingkat nasional dan daerah.

CATATAN : Elaborasi tentang ini dapat dilihat antara lain dalam rujukan.

Page 25: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

25

Pengetahuan “Lokal”• Embodied• Disembodied (tacit dan yang

terkodifikasi)

Pengetahuan “Global” (Nasional & Internasional)

• Embodied• Disembodied (tacit dan yang

terkodifikasi)

Kebutuhan “Pasar”• Lokal• Global (antardaerah,

nasional, internasional)

Lembaga/Organisasi lain yang Terkait dengan Daerah(pemerintah, swasta, dan non-pemerintah, termasuk lembaga internasional)

Sistem Pembiayaan bagi Aktivitas Inovasi

• Pendanaan litbang• Modal berisiko• Perbankan• Jasa keuangan lain• Pasar modal

Infrastruktur dan Dukungan Khusus

dan/atau Terspesialisasi

• Litbang (& rekayasa)• Lab. Khusus (& Taman

Iptek)• Inkubator & PJPB/BDSP• Jasa legal, bisnis/

manajemen, kewirausahaan

• SDM• Organisasi profesi &

bisnis• Jaringan khusus

Bisnis• Yang telah ada• Baru dan/atau pemula

Investasi• Ke daerah• Ke luar daerah

Infrastruktur Dasar

Kerangka Kebijakan(kerangka dan instrumen, termasuk regulasi daerah)

Keterkaitan, Jaringan & Interaksi Produktif

Permintaan pengetahuan/ inovasi:

• Akses• Adopsi• Pemanfaatan• Pengembangan

Penyediaan pengetahuan/

inovasi:• Penciptaan/

pengembangan• Alih

Kewirausahaan, Komersialisasi &

Difusi

Kerangka dan Elemen Penting bagi Perkembangan Sistem Inovasi Daerah

Page 26: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

26

TANTANGAN KEBIJAKAN INOVASI

Merumuskan konsep KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI (INNOVATION POLICY FRAMEWORK) – yang menjadi acuan bersama, – diterjemahkan ke dalam tindakan dengan sasaran yang jelas

dan terukur,– secara konsisten diimplementasikan,– dipantau dan dievaluasi, serta– diperbaiki secara terus-menerus.

Proses dan produk kebijakan inovasi yang baik pada dasarnya merupakan proses dan produk

pembelajaran

Page 27: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

27

ISU KOHERENSI KEBIJAKAN DI INDONESIA

• Fragmentasi “sektoral”;• Dikotomi “Pusat/Nasional” – “Daerah”;• Tumpang-tindih dan Inkonsistensi antar

“bidang/aspek”;• Perkembangan sistem pemerintahan;• Kebutuhan proses pembelajaran kebijakan

yang lebih baik;• Kebutuhan respons kebijakan yang cepat,

tepat, dan terkoordinasi atas dinamika perubahan dan tantangan.

Page 28: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

28

USULAN PERBAIKAN KERANGKA KEBIJAKAN

Beberapa aspek pertimbangan agenda :1. Tema kebijakan inovasi yang mendasar (fundamental)

dan luas;

2. Bersifat universal bagi konteks nasional dan daerah serta kondisi sektoral/industrial pada umumnya di Indonesia;

3. Bidang-bidang yang saling berkaitan dan bersifat cross-cutting issues;

4. Merupakan faktor kunci (sangat penting) bagi prakarsa-prakarsa berdasarkan situasi saat ini dan antisipasi ke depan;

5. Dapat menjadi agenda kolaboratif pada tataran nasional dan daerah.

Page 29: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

29

ISU KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DI INDONESIA

1. Kelemahan kerangka umum.

2. Kelemahan kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang serta rendahnya kemampuan absorpsi UKM.

3. Kelemahan keterkaitan, interaksi dan kerjasama difusi inovasi (termasuk praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang).

4. Persoalan budaya inovasi.

5. Kelemahan fokus, rantai nilai, kompetensi dan sumber pembaruan ekonomi dan sosial.

6. Tantangan global.

Page 30: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

30

HEKSAGON KEBIJAKAN INOVASIHEKSAGON KEBIJAKAN INOVASI

1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis.

2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan mengembangkan kemampuan absorpsi UKM.

3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang.

4. Mendorong budaya inovasi.5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan

pemajuan sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah.

6. Penyelarasan dengan perkembangan global.

4

5

1

62

3

Page 31: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

31

STRUKTUR KEBIJAKAN

Program

Kegiatan

Kegiatan

Instrumen KebijakanAgenda Kebijakan

Sub-Kegiatan

Sub-Kegiatan

Indikator Capaian

Ke

ran

gk

a K

ebija

ka

nTujuan dan Sasaran

Page 32: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

32

Tujuan Kebijakan

Cara / Tindakan

IndikatorAktor/

Pelaksana XAktor/

Pelaksana Y

D.1 D.1.1 -

D.1.2

-

D. MENDORONG BUDAYA INOVASI 2008 – 20..

CONTOH MATRIKS RENCANA TINDAK KOLABORATIF

Page 33: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

33

Pusat Teknologi Informasi dan KomunikasiBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Gedung BPPT II, Lt 21Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340

Telp. (021)-3169813Fax. (021)-3169811

E-mail: [email protected]: //www.inn.bppt.go.id

Terimakasih

Page 34: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

34

PengembanganBisnis Baru

PerbaikanBisnis yang Ada

(Existing)

InvestasiDari Luar

Faktor keunggulanlokalitas

Keterkaitan

Investasi (& perdagangan

)Ke Luar

INOVASI, TECHNOPRENEURSHIP DAN MODERNISASI “SUMBER” PERKEMBANGAN EKONOMI

RantaiNilai

Inovasi & Difusi

Pengetahuan &Kompetensi

Penyediaan pengetahuan/ teknologi

Pembelajaran, termasuk

Litbangyasa

Daya Saing yang Lebih

Tinggi

Investasi untuk Inovasi

ROI yang Lebih Tinggi

RantaiNilai

Produksi

Interaksi & Keterkaitan

Siklus yang Makin Menguat(Dari vicious cycle menjadi

virtuous cycle)

Page 35: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

35

KOHESI SOSIALKOHESI SOSIAL

• Kohesi sosial merupakan kapasitas masyarakat pada berbagai tataran (komunitas, daerah, nasional, internasional) dalam memastikan/mengupayakan kesejahteraan bagi seluruh anggotanya dan menghindari kesenjangan / disparitas (Thirion, 2004)

• Karakteristik positif suatu masyarakat berkaitan dengan hubungan antar anggota masyarakat yang bersangkutan (unit-unit dalam masyarakat, termasuk individu, kelompok, asosiasi, dan wilayah) (McCracken, 1998).

Box 1 - Jenson’s Five Dimensionsof Social Cohesion

Belonging ------------ IsolationInclusion ------------ ExclusionParticipation --------- Non-involvementRecognition --------- RejectionLegitimacy ----------- Illegitimacy

Box 2 – Bernard’s Formal and Substantive Dimensions ofSocial Cohesion

FORMAL SUBSTANTIVEEquality / Inequality Inclusion / ExclusionRecognition / Rejection Belonging / Isolation

Legitimacy / Illegitimacy Participation / Non-involvement

Page 36: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

36

MUNCULNYA ISU/PERSOALAN KEBIJAKANEdquist (2001)

1. Munculnya “persoalan atau isu” kebijakan: Artinya, apa yang menjadi tujuan penting (terkait dengan “sistem inovasi”) dinilai tidak tercapai (DAN TIDAK DAPAT TERCAPAI DENGAN SENDIRINYA). Ini berkaitan dengan ”alasan/argumen” kebijakan inovasi sebagaimana ditelaah dalam beragam literatur.

2. Adanya kemampuan lembaga publik mengatasi/memecahkan atau mengurangi persoalan yang bersangkutan.

Page 37: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

37

I. SISTEM INOVASI:Fungsi Sistem (Johnson dan Jacobson, 2001)

1. Menciptakan pengetahuan baru.

2. Memandu arah proses pencarian penyedia dan pengguna teknologi, yaitu mempengaruhi arah agar para pelaku mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya.

3. Memasok/menyediakan sumber daya, yaitu modal, kompetensi dan sumber daya lainnya.

4. Memfasilitasi penciptaan ekonomi eksternal yang positif (dalam bentuk pertukaran informasi, pengetahuan dan visi).

5. Memfasilitasi formasi pasar.

Page 38: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

38

TIGA DIMENSI PENTING KEBIJAKAN INOVASI

• Dimensi ”penadbiran kebijakan” (policy governance), bahwa kebijakan inovasi dapat ditentukan pada beragam tataran (lokal, daerah, nasional dan internasional), di mana koherensi dan komplementasi satu dengan lainnya sangatlah penting.

• Dimensi sektoral di mana terdapat beragam faktor yang akan memberikan pengaruh umum serupa walaupun dengan tingkat yang berbeda dan pengaruh yang mungkin bersifat spesifik sektor. Karenanya, respons kebijakan yang dikembangkan perlu mempertimbangkan hal ini.

• Interaksi dengan bidang kebijakan lainnya, di mana kebijakan inovasi seringkali perlu diimplementasikan melalui kebijakan lainnya. Karenanya, konsepsi inovasi dan sistem inovasi perlu semakin ”lekat/terpadu” dalam beragam kebijakan terkait lainnya.

Page 39: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

39

KOHERENSI KEBIJAKAN INOVASI

• Salah satu kriteria kebijakan yang baik adalah koherensi

• Koherensi kebijakan inovasi menyangkut keterpaduan dan harmonisasi, sinergi (saling mengisi dan memperkuat) terutama antar pola kebijakan ekonomi, industri dan pengetahuan/teknologi, baik ”di daerah” maupun ”antara pusat dan daerah,” sehingga tidak berbenturan, bertolak belakang dan membingungkan.

Page 40: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

40

DIMENSI KOHERENSI KEBIJAKAN

1. Koherensi horisontal yang menentukan bahwa masing-masing kebijakan yang terkait atau kebijakan-kebijakan sektoral dikembangkan untuk saling mengisi dan/atau memperkuat atau meminimumkan ketidakkonsistenan (”inkonsistensi”) dalam tujuan yang (mungkin) saling bertentangan;

2. Koherensi vertikal yang menentukan bahwa keluaran yang dicapai/diperoleh sesuai atau konsisten dengan yang dimaksudkan (direncanakan) oleh pembuat kebijakan;

3. Koherensi temporal yang berkaitan dengan keadaan bahwa kebijakan yang diambil/ditetapkan saat ini akan tetap efektif di masa mendatang dengan membatasi potensi ”inkoherensi” dan dapat memberikan semacam panduan bagi perubahan (dan berkaitan dengan manajemen transisi).

Secara konsep, koherensi kebijakan pada dasarnya menyangkut (setidaknya) tiga dimensi, yaitu

Page 41: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

41

KOHERENSI ~ KOORDINASI

• Kontinuum antara dua ekstrim :1. Tertutup ~ Rule and order; Top-down

2. Bebas ~ self-regulation; liberal

• Alternatif kombinasi solusi :1. Tertutup ~ Rule and order; Top-down :

Regulasi – mengikat : mis. UU No.18/2002; UU No. 32/2004 Regulasi – mengikat “terbatas” : mis. Perpres No. 7/2005 (RPJMN),

sesuai UU No. 25/2004 (SPPN)

2. Terbuka ~ demokratis; fleksibilitas - “context-specific” adjustment Pendekatan : Partisipatif Metode Koordinasi Terbuka/MKT Koordinasi ~ proses membangun konsensus Policy learning ~ kebijakan bukan sekedar “produk kebijakan,”

melainkan proses pembelajaran perbaikan kebijakan (policy reform).

Page 42: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

42

A. MENGEMBANGKAN KERANGKA UMUM YANG KONDUSIF BAGI INOVASI

Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan

1. Reformasi Kebijakan Inovasi dan Bisnis

Penghapusan Regulasi Penghambat

1. Peninjauan regulasi: Analisis Dampak Regulasi ~ RIA (Regulatory Impact Assessment)

2. Evaluasi Perijinan Bisnis

Lingkungan Legal dan Regulasi yang Kondusif

1. Pengembangan Sistem Basisdata - PUDPKM

2. Legislasi Inovasi & Daya Saing

3. RPJMD

Pengembangan Penadbiran & Koherensi Kebijakan Inovasi

1. Kerangka Kebijakan: Penyusunan Strategi Inovasi Daerah / Jakstrabang Iptekda

2. Kelembagaan (DPDS & DRD) -3. Mekanisme Koordinasi Terbuka4. Pengembangan Sisrenbang

Iptek

Simplifikasi Adminsitratif

1. Reformasi Prosedur Perijinan Bisnis

Page 43: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

43

A. MENGEMBANGKAN KERANGKA UMUM YANG KONDUSIF BAGI INOVASI

Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan

2. Pengembangan Infrastruktur Dasar Inovasi

Pendirian Laboratoria Terspesialisasi

Pendirian Pusat Pelayanan dan Inovasi / Taman Iptek

Pendirian Inkubator

Pendirian Pusat Produktivitas dan Purwarupa

Pengembangan Pusat/ Jaringan Informasi Tekno-bisnis

3. Memperkecil Kesenjangan Pasar dalam Pembiayaan Inovasi.

Pengembangan Kerangka Legal untuk Modal Berisiko

1. Pembiayaan inovasi

Page 44: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

44

A. MENGEMBANGKAN KERANGKA UMUM YANG KONDUSIF BAGI INOVASI

Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan

4. Peningkatan Perlindungan dan Pemanfaatan HKI

Kampanye Keperdulian dan Apresiasi HKI

1. Kampanye Keperdulian HKI2. Apresiasi Prestasi HKI

Pengembangan Sentra HKI (Technology Licensing Office/TLO)

Peningkatan Perolehan HKI

1. Fasilitasi Pendaftaran HKI2. Insentif Peningkatan Perolehan

HKI

5. Perpajakan dan Pengelolaan Risiko Inovasi

Pengembangan Sistem Insentif Perpajakan dan Pengelolaan Risiko Inovasi

6. Persaingan Bisnis yang Sehat dan Adil

Pengawasan Persaingan Bisnis

Sistem Pengadaan Pemerintah

1. Insentif Pengadaan Pemerintah bagi Bisnis (UKM) Setempat

Pengembangan Kerjasama Antardaerah

Page 45: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

45

B. MEMPERKUAT KELEMBAGAAN DAN DAYA DUKUNG IPTEK/LITBANG SERTA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

ABSORPSI UKM

Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan

1. Pengembangan/ Penguatan Kelembagaan

Pengembangan/ Revitalisasi Kelembagaan

1. Kelembagaan Kolaboratif DPDS2. Pengembangan/Pendampingan

DRD 3. Asosiasi Bisnis dan Profesi

Pengembangan Sistem Pengelolaan dan Pembiayaan Kelembagaan Inovasi

1. Fasilitasi Penataan Sistem Manajemen PPIT

Pengembangan Organisasi/ Pengorganisasian Penadbiran Inovasi

1.Pengembangan Organisasi/ Pengorganisasian Penadbiran Inovasi Daerah

2. Pengembangan Daya Dukung Iptek

Penataan Sistem Manajemen Program

1. Pengembangan Sisrenbang Iptek

Pengembangan pemetarencanaan (Roadmap) dan/atau Foresight

1.Prakarsa Kolaboratif Pemetarencanaan Pengetahuan/ Teknologi Tradisional (Masyarakat) ~ Obat Bahan Alam

Pengembangan Sumber Pendanaan Iptek

Pengembangan teknologi 1. Peningkatan Kesiapan Teknologi (Technology Readiness)

Peningkatan Kualitas SDM

Page 46: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

46

B. MEMPERKUAT KELEMBAGAAN DAN DAYA DUKUNG IPTEK/LITBANG SERTA

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN ABSORPSI UKM

Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan

3. Pengembangan Kemampuan Absorpsi UKM

Modernisasi UKM 1. Sistem Dukungan Teknologi UKM

2. Pelatihan SDM UKM

Page 47: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

47

C. MENUMBUHKEMBANGKAN KOLABORASI BAGI INOVASI DAN MENINGKATKAN DIFUSI INOVASI, PRAKTIK

BAIK/TERBAIK DAN/ATAU HASIL LITBANG

Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan

1. Pengembangan/ Penguatan Kelembagaan Kolaborasi

Pengembangan/ Penguatan Kelembagaan Kemitraan Strategis Peningkatan Daya Saing

1. Dukungan Pendanaan bagi DPDS2. Insentif bagi Formasi dan

Penguatan Kelembagaan Strategis (mis. asosiasi, konsorsia)

Pengembangan Program Kemitraan Strategis Inovasi

1. Dana Padanan (Pola Patungan) Kerjasama Litbang

2. Insentif Litbang Kolektif UKM3. Insentif Litbang Kolaboratif UKM

2. Peningkatan Difusi Inovasi, Praktik Baik (Terbaik) dan hasil Litbang

Diseminasi Praktik Baik (Terbaik) dan Hasil Litbang

1. Peningkatan Dokumentasi dan Diseminasi

Peningkatan Transaksi Bisnis dan Non Bisnis

1. Diagnosis UKM dan pengembangan model bisnis teknologi - PPKDT

Pemanfaatan Kepakaran/ Keahlian Khusus oleh Swasta, Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah Lainnya

1. Pengembangan Pola Pemanfaatan Kepakaran / Keahlian Peneliti di Lemlitbang - PPKDT

2. Program Liaison Officer

Komersialisasi Inovasi dan/atau Hasil Litbang

Reverse Brain Drain

Page 48: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

48

D. MEMBANGUN BUDAYA INOVASI (1)

Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan

1. Pengembangan/ Penguatan Budaya Kreatif-Inovatif dan Kewirausahaan

Program Lifelong Learning

Pendidikan Dini Kewirausahaan

Apresiasi Prestasi Inovasi

Kampanye Keperdulian

2. Peningkatan/ Pengembangan Perusahaan Pemula (Baru) yang Inovatif

Program Inkubasi Tekno-Bisnis

1. Model Pembiayaan bagi Inkubator Teknologi - PPKDT

Pengembangan Kelembagaan Pembiayaan Berisiko

1. Model Kelembagaan Pembiayaan bagi Perusahaan Pemula Inovatif (PPBT) - PPKDT

Insentif Pembiayaan Usaha Pemula (Baru)

Reverse Brain Drain

3. Dinamisasi Perkembangan Inovasi dan Manajemen

Bantuan teknis peningkatan kapasitas pelaku bisnis

4. Reformasi di Bidang Publik

Bantuan teknis peningkatan kapasitas pelaku bisnis

Page 49: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

49

D. MEMBANGUN BUDAYA INOVASI (2)

Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan

5. Penguatan Kohesi Sosial

Sistem Pengelolaan, Perlindungan Hukum, dan Pemanfaatan Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)

Prakarsa Inventarisasi dan Dokumentasi Pengetahuan/ Teknologi Tradisional (Masyarakat)

1. Rujukan/Panduan Inventarisasi dan Dokumentasi Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Tekmas)

2. Program Inventarisasi dan Dokumentasi Tekmas

Kampanye Keperdulian Pengelolaan, Pemanfaatan dan Pengembangan Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)

1. Kampanye Keperdulian Pengelolaan, Pemanfaatan dan Pengembangan Tekmas dan HKI

Kemitraan Inovasi Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)

1. Rujukan/Panduan Inovasi Tekmas2. Prakarsa Kolaboratif

Pemetarencanaan Tekmas3. Insentif Inovasi/Pengembangan

Tekmas

Page 50: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

50

D. MEMBANGUN BUDAYA INOVASI (3)

Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan

5. Penguatan Kohesi Sosial

Sistem Pengelolaan, Perlindungan Hukum, dan Pemanfaatan Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)

1. Panduan Pengelolaan Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)

2. Kerangka/Landasan Legal Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)

3. Insentif Inovasi/Pengembangan Pengetahuan/Teknologi Tradisional (Masyarakat)

Page 51: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

51

E. MENUMBUHKEMBANGKAN SISTEM INOVASI DAN KLASTER INDUSTRI NASIONAL DAN DAERAH

Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan

1. Prakarsa Klaster Industri Spesifik Daerah dan/atau Prakarsa Sistem Inovasi

Prakarsa KI/SI 1. Pengembangan KI Daerah

Technology Foresight/ Roadmapping

Sistem Insentif

Pengadaan Pemerintah

2. Koordinasi Kebijakan Daerah, Daerah - Nasional

Prakarsa Mekanisme Koordinasi Terbuka Kebijakan Inovasi dan/atau Daya Saing

1. Prakarsa Peningkatan Koordinasi Kebijakan Inovasi

Kerjasama Daerah dan Daerah - Nasional

1.***

3. Pengembangan/ Penguatan Kelembagaan Khusus

Bantuan Teknis Pendirian atau Pengembangan/ Penguatan Kelembagaan Khusus

1.Pendampingan Tim/Pokja KI Daerah

Page 52: Memprakarsai Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

52

F. PENYELARASAN DENGAN PERKEMBANGAN GLOBAL

Tujuan Kebijakan Cara Contoh/ Catatan

1. Peningkatan Keperdulian Isu-isu Internasional Relevan

Fora Isu Internasional

Intelijen Pasar internasional

2. Pengembangan HKI, Mutu, Standar dan Kelestarian Lingkungan

Fasilitasi Perolehan HKI

Fasilitasi Peningkatan MSTQ

Standar Teknis bagi Pengadaan Pemerintah di Bidang Spesifik

Ekoefisiensi Sistem Produksi

3. Pengembangan Teknologi Dunia usaha

Pengkajian dan Audit Teknologi

Perbaikan Teknologi Bisnis

4. Pengembangan/ Penguatan Kerjasama internasional

Fora Internasional

Fasilitasi Kerjasama/ Jaringan Internasional