memerankan drama secara ekspresif

24
Memerankan Drama secara Ekspresif Oleh: Ellena M XCI

Upload: ellena-maggyvin

Post on 11-Aug-2015

271 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

PowerPoint B.Indo materi XI

TRANSCRIPT

Page 1: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Memerankan Drama secara Ekspresif

Oleh: Ellena MXCI

Page 2: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Pengertian Drama

• Drama berasal dari bahasa Yunani draomai, yang berarti ‘berbuat’ , ‘bertindak’, atau ‘beraksi’. Drama merupakan tiruan kehidupan yang manusia yang diproyeksikan di atas pentas.

• Drama disebut juga sandiwara. Kata ini berasal dari bahasa Jawa, yaitu ‘sandi’ yang berarti ‘tersembunyi’ dan ‘warah’ yang berarti ‘ajaran’. Dengan demikian, sandiwara berarti ajaran yang tersembunyi dalam tingkah laku dan percakapan.

Page 3: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Pengertian Drama

• Drama dalam arti luas adalah suatu bentuk kesenian yang mempertunjukkan sifat atau budi pekerti manusia dengan gerak dan percakapan di atas pentas atau panggung.

• Drama merupakan bentuk seni yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog. Dengan melihat drama, penonton seolah-olah melihat kehidupan dan kejadian dalam masyarakat. Hal ini karena drama merupakan potret kehidupan manusia.

Page 4: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Memerankan Drama

• Memerankan drama berarti mengaktualisasikan segala hal yang terdapat di dalam naskah drama ke dalam lakon drama di atas pentas. Aktivitas yang menonjol dalam memerankan drama ialah dialog antartokoh, monolog, ekspresi mimik, gerak anggota badan, dan perpindahan letak pemain.

• Pada saat melakukan dialog ataupun monolog, aspek-aspek suprasegmental (Lafal, intonasi, nada atau tekanan dan mimik) mempunyai peranan sangat penting. Lafal yang jelas, intonasi yang tepat, dan nada atau tekanan yang mendukung penyampaian isi/pesan

Page 5: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Memerankan drama

• Seorang dramawan yang baik hendaknya menguasai teknik peran. Teknik peran (acting) adalah cara mendayagunakan peralatan ekspresi (baik jasmani maupun rohani) serta keterampilan dalam menggunakan unsur penunjang. Yang termasuk keterampilan menggunakan alat ekspresi jasmani adalah keterampilan menggunakan tubuh, kelenturan tubuh, kewajaran bertingkah laku, kemahiran dalam vokal, dan kekayaan imajinasi yang diwujudkan dalam tingkah laku. Adapun peralatan ekspresi yang bersifat kejiwaan ialah imajinasi, emosi, kemauan, daya ingat, inteligensi, perasaan, dan pikiran

Page 6: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Pembagian Aspek Drama• Drama memeliki dua aspek, yaitu aspek cerita dan aspek

pementasan.1. Aspek ceritaAspek cerita mengungkapkan peristiwa atau kejadian yang dialami pelaku. Kadang-kadang pada kesan itu tersirat pesan tertentu. Keterpaduan kesan dan pesan ini terangkum dalam cerita yang dilukiskan dalam drama.2. Aspek pementasanAspek pementasan drama dalam arti sesungguhnya ialah pertunjukan di atas panggung berupa pementasan cerita tertentuoleh para pelaku. Pementasan ini didukung oleh dekorasi panggung, tata lampu, tata musik dsb.

Page 7: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Memerankan Drama secara Ekspresif

• Oleh seorang pemeran drama, watak tokoh akan digambarkan dengan:1. Penampilan fisik (gagah, bongkok, kurus, dan sebagainya); penampilan laku fisik (lamban, keras, dinamis, dan sebagainya);2. Penampilan vokal (lafal kata-kata, dialog, nyanyian, dan sebagainya); dan3. Penampilan emosi dan IQ (pemarah, cengeng, licik, dan sebagainya). Hal tersebut dapat dipelajari dan dilatih dengan olah vokal/suara dan olah sukma.

• Seorang pemain drama yang baik adalah seorang yang memiliki kemampuan: berakting dengan wajar; menjiwai atau menghayati peran; terampil dan kreatif; berdaya imajinasi kuat; dan mengesankan (meyakinkan penonton).

Page 8: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Langkah untuk Memerankan Drama

1. Membaca dan Memahami Teks Drama• Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu kita lakukan ialah

membaca dan memahami teks drama.Teks drama adalah karangan atau tulisan yang berisi nama-nama tokoh, dialog yang diucapkan, latar panggung yang dibutuhkan, dan pelengkap lainnya (Kontum, lighting, dan musik pengiring). Dalam teks dram, yang diutamakan ialah tingkah laku (acting) dan dialog (percakapan antartokoh) sehingga penonton memahami isi cerita yang dipentaskan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kegiatan membaca teks drama dilakukan sampai dikuasainya naskah drama yang akan diperankan.

• Dalam teks drama yang perlu kamu pahami ialah pesan-pesan dan nilai-nilai yang dibawakan oleh pemain. Dalam membawakan pesan dan nilai-nilai itu, pemain akan terlibat dalam konflik atau pertentangan. Jadi, yang perlu kamu baca dan pahami ialah rangkaian peristiwa yang membangun cerita dan konflik-konflik yang menyertainya.

Page 9: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Langkah untuk Memerankan Drama

2. Menghayati Watak Tokoh yang akan Diperankan

• Sebelum memerankan sebuah drama, kita perlu menghayati watak tokoh. Apa yang perlu kita lakukan untuk menghayati tokoh? Watak tokoh dapat diidentifikasi melaui (1) narasi pengarang, (2) dialog-dialog dalam teks drama, (3) komentar atau ucapan tokoh lain terhadap tokoh tertentu, dan (4) latar yang mengungkapkan watak tokoh.

• Melalui menghayati yang sungguh-sungguh, kita dapat memerankan tokoh tertentu dengan baik. Watak seorang tokoh dapat diekspresikan melalui cara sang tokoh memikirkan dan merasakan, bertutur kata, dan bertingkah laku, seperti dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Artinya, watak seorang tokoh bisa dihayati mulai dari cara sang tokoh memikirkan dan merasakan sesuatu, cara tokoh bertutur kata dengan tokoh lainnya, dan cara tokoh bertingkah laku.

Page 10: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Langkah untuk Memerankan Drama

3. Mengekspresikan Perilaku dan Dialog TokohSelain melalui penampilannya, karakter seorang tokoh dapat kita ekspresikan melalui perilaku dan dialognya. Kedua aspek itu harus saling mendukung untuk membentuk kesan yang kuat bagi para penonton. Oleh karena itu, dalam bermain drama ada istilah totalitas.Totalitas artinya gerak laku, tindak tutur, perasaan, dan pikiran harus seutuhnya mengekspresikan sosok tokoh yang kita perankan.

Page 11: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Langkah untuk Memerankan Drama

3. Mengekspresikan Perilaku dan Dialog TokohPerilaku dan dialog setiap tokoh dalam pementasan drama tentu berbeda-beda sesuai dengan karakternya masing-masing. Dalam sebuah drama, karakter tokoh dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:– Protagonis: tokoh yang disukai karena kebaikannya.– Antagonis: tokoh yang kurang disukai karena

kelicikannya atau kejahatannya terhadap tokoh protagonis.

Page 12: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Hal yang harus diperhatikan dalam drama

• Hal yang paling penting dalam memerankan drama adalah dialog. Oleh karena itu, seorang pemain harus mampu:

1. Mengucapkan dialog dengan lafal yang jelas.Seorang pemain dikatakan mampu bertutur dengan jelas apabila setiap suku kata yang diucapkannya dapat terdengar jelas oleh penonton sampai deretan paling belakang. Selain jelas, pemain harus mampu mengucapkan dialog secara wajar. Perasaan dari masing-masing pemain pun harus bisa ditangkap oleh penonton.

2. Membaca dialog dengan memperhatikan kecukupan volume suara.Seorang pemain harus bisa menghasilkan suara yang cukup keras. Ketika membaca dialog, suara pemain harus bisa memenuhi ruangan yang dipakai untuk pementasan. Suara pemain tidak hanya bisa didengar ketika panggung dalam keadaan sepi, juga ketika ada penonton yang berisik.

3. Membaca dialog dengan tekanan yang tepat.Kalimat mengandung pikiran dan perasaan. Kedua hal ini dapat ditangkap oleh orang lain bila pembicara (pemain) menggunakan tekanan secara benar. Tekanan dapat menunjukkan bagian-bagian kalimat yang ingin ditonjolkan.

4. Membaca dialog dengan tempo yang tepat.

Page 13: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Hal yang perlu diperhatikan dalam drama

• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan dialog drama adalah:– penggunaan bahasa, baik secara pelafalan maupun

intonasi, harus relevan. Logat yang diucapkan hendaknya disesuaikan dengan asal suku atau daerah, usia, atau status sosial tokoh yang diperankan.

– Ekspresi tubuh dan mimik muka harus disesuaikan dengan dialog. Bila dialog menyatakan kemarahan, maka ekspresi tubuh dan mimik pun harus menunjukkan rasa marah.

– Untuk lebih menghidupkan suasana dan menjadikan dialog lebih wajar dan alamiah, para pemain dapat melakukan improvisasi di luar naskah.

Page 14: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Agar mempunyai kemampuan sebagai pemain drama yang baik, selain

memperhatikan lima hal yang berkaitan dengan pembacaan naskah ada empat

hal lagi yang harus diperhatikan:

Page 15: Memerankan Drama Secara Ekspresif

1. Ekspresi wajah– Ekspresi mata

Mata merupakan pusat ekspresi sehingga harus diolah, dilatih, dan disesuaikan terlebih dahulu sesuai dengan berbagai emosi. Cobalah berlatih di depan cermin untuk menunjukkan rasa girang, marah, dan sebagainya dengan berimajinasi/membayangkan suatu hal!

– Ekspresi mulutSesudah ekspresi mata dilatih/disesuaikan, baru ekspresi mulut, karena perasaan yang terpancar dari mata merambat ke mulut dengan cara yang sama. Usahakan ekspresi mata sejalan/sesuai dengan ekspresi mulut sehingga keduanya saling mendukung dan mempertegas emosi yang akan ditonjolkan melalui ekspresi seluruh wajah.

Page 16: Memerankan Drama Secara Ekspresif

2. Keterampilan kakiPemain pemula banyak yang berpenampilan kaku karena kaki seperti tertancap paku. Kaki harus membuat pemain lebih hidup. Maka harus diusahakan posisi kaki mengikuti arah muka. Jika muka bergerak ke kiri, ikutilah dengan mengubah posisi kaki dan tubuh ke kiri juga.

3. Suara dan ucapanJika kita bermain tanpa pengeras suara, maka dituntut suara yang lantang agar dapat meraih sejauh mungkin pendengar. Yang penting di sini adalah bagaimana agar suara kita dapat jelas terdengar tapi tidak memekik.Banyak orang berbicara dengan rahang dan bibir hampir-hampir terutup dan tidak digunakan semestinya. Turunkan rahang dan lidah. Buka bibir dan letupkan suara. Atau berlatihlah dengan menguap yang seakan-akan mengantuk, kemudian turunkan rahang dan suarakan vokal/ huruf hidup.

Page 17: Memerankan Drama Secara Ekspresif

4. Penafsiran/InterpretasiDalam penafsiran seorang pemain harus memahami keseluruhan cerita yang dijalin dalam plot tertentu serta mengenal watak tokoh yang diperankannya. Kegiatan ini dapat menjadi kerja sama antara sutradara dan pemain/aktor dalam memahami naskah

Page 18: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Memahami Teknik Bermain Drama

• Teknik bermain (akting) merupakan unsur penting dalam seni peran. Berikut ini hal-hal yang sangat mendasar berkaitan dengan teknik bermain drama.1. Teknik MunculTeknik muncul adalah cara seorang pemain tampil pertama kali ke pentas yaitu saat masuk ke panggung telah ada tokoh lain, atau ia masuk bersama tokoh lain. Tentu, setelah muncul, pemain harus menyesuaikan diri dengan suasana perasaan adegan yang sudah tercipta di atas pentas. Kehadiran seorang tokoh harus mendukung perkembangan alur, suasana, dan perwatakan yang sudah tercipta atau dibangun.

Page 19: Memerankan Drama Secara Ekspresif

2. Teknik Memberi IsiKalimat ”Engkau harus pergi!” mempunyai banyak nuansa. Ucapan tulus mengungkap keikhlasan atau simpati, sedangkan ucapan kejengkelan atau kemarahan tentu bernada lain. Nuansa tercipta melalui tekanan ucapan yang telah dijelaskan di muka (tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo).

Page 20: Memerankan Drama Secara Ekspresif

3. Teknik Pengembangan

Teknik pengembangan berkait dengan daya kreativitas pemeran, sutradara, dan bagian estetis. Dengan pengembangan, sebuah naskah akan menjadi tontonan memikat. Bagi pemain, pengembangan dapat ditempuh dengan beberapa cara, diantaranya:a. PengucapanPengembangan pengucapan dapat ditempuh dengan menaikkan – menurunkan volume dan nada. Dengan demikian setiap kata, frase, atau kalimat dalam dialog diucapkan dengan penuh kesadaran. Artinya, setiap pemain sadar kapan harus mengucap dengan keras-cepat-tinggi atau lembut-lambat-rendah.

Page 21: Memerankan Drama Secara Ekspresif

b. GesturePengembangan gesture dapat dicapai dengan lima cara. Setiap cara, tentu saja, tidak dapat dipisah-pisahkan sebab saling melengkapi dan menyempurnakan.

Menaikkan posisi tubuhMenaikkan posisi tubuh berarti ada gerakan baik dari menunduk-menengadah, tangan terkulai menjadi teracung, berbaring-duduk-berdiri, atau berdiri di lantai-kursi-meja.

BerpalingBerpaling mempunyai arti yang spesifik dalam pengembangan dialog: tubuh atau kepala. Perhatikan dialog berikut ini dan tentukan pada bagian mana kita harus berpaling. Cth:”Aku iri denganmu. Kadang-kadang aku berpikir untuk keluar saja, lalu buka bengkel juga. Tidak ada hierarki. Tidak ada rapat-rapat panjang

Berpindah tempatBerpindah tempat dapat terjadi dari kiri-kanan, depan-belakang, bawah-atas. Tentu, harus ada alasan yang kuat mengapa harus berpindah

GerakanGerakan anggota tubuh: melambai, ,mengembangkan jari-jari, mengepal, menghentakkan kaki, atau gerakan lain seturut dengan luapan emosi. Ada tiga kategori melakukan gerakan: a) gerakan dilakukan bersamaan dengan pengucapan kata, b) gerakan dilakukan sebelum kata diucapkan, c) gerakan dilakukan sesudah kata diucapkan.

MimikPerubahan wajah atau mimik mencerminkan perkembangan emosi. Tanpa penghayatan dan penjiwaan tidak mungkinlah timbul dorongan dari dalam atau perasaan-perasaan. Justru perasaan inilah yang mendasari raut wajah.

Page 22: Memerankan Drama Secara Ekspresif

4. Menciptakan PeranTentu saja untuk menciptakan peran, pemain harus sadar bahwa ia sedang ”memerankan sebagai……..” Artinya, seluruh sifat, watak, emosi, pemikiran yang dihadirkan adalah sifat, watak, emosi, dan pemikiran ”tokoh yang diperankan”. Dengan demikian, seorang pemain harus berkemampuan menciptakan peran dalam sebuah pertunjukan.

Page 23: Memerankan Drama Secara Ekspresif

Daftar Pustaka• http://hartonoindonesia.blogspot.com/2012/10/

dr-m-a.html• http://bektipatria.wordpress.com/materi/• http://books.google.co.id/books/• Uti Darmawati,2012, Jakarta:Intan Pariwara, LKS

Bahasa Indonesia

Page 24: Memerankan Drama Secara Ekspresif