memberikan nebulizer
DESCRIPTION
nebulTRANSCRIPT
NEBULIZERA. Pengertian Memberikan Nebulizer
Adalah memberikan campuran zat aerosol dalam partikel udara dengan tekanan udara.
B. Tujuan Memberikan Nebulizer
untuk memberikan obat melalui nafas spontan klien.
C. Persiapan Memberikan Nebulizer
Alat dan obat :
1. Oksigen set
2. Nebulizer set
3. Cairan normal saline dan obat yang akan dipakai
4. Spuit 5 atau 10 cc.
5. Mouth piece bila perlu
6. Bengkok
7. Tisu
Lingkungan : Bersih dan tenang
Petugas : 1 orang
D. Prosedur Memberikan Nebulizer:
1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pengobatan khususnya pada klien yang menggunakan bronkodilator.
2. Jelaskan prosedur pada klien.
3. Atur posisi klien senyaman mungkin paling sering dalam posisi semifowler, jaga privasi.
4. Petugas mencuci tangan.
5. Nebulizer diisi obat (sesuai program pengobatan) dan cairan normal salin ± 4-6cc.
6. Hidupkan nebulizer kemudian hubungkan nebulizer dan selangnya ke flow meter oksigen dan set aliran pada 4-5 liter/menit, atau ke kompresor udara.
7. Instruksikan klien untuk buang nafas.
8. Minta klien untuk mengambil nafas dalam melalui mouth piece, tahan nafas beberapa saat kemudian buang nafas melalui hidung.
9. Observasi pengembangan paru / dada klien.
10.Minta klien untuk bernafas perlahan-lahan dan dalam setelah seluruh obat diuapkan.
11. Selesai tindakan, anjurkan klien untuk batuk setelah tarik nafas dalam beberapa kali (teknik batuk efektif).
12. Klien dirapikan.
13. Alat dirapikan.
14. Petugas mencuci tangan.
15. Catat respon klien dan tindakan yang telah dilakukan.
E. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Perlakukan klien secara hati-hati.
2. Saat awal tindakan klien perlu didampingi sampai terlihat tenang.
OKSIGENISASI1. Definisi
Pemberian terapi oxygen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
2. Tujuan pemberian oksigen
- Memenuhi kekurangan oksigen
- Membantu kelancaran metabolisme
- Sebagai tindakan pengobatan
- Mencegah hipoksia (Hipoksia adalah suatu keadaan di saat tubuh sangat kekurangan oksigen sehingga sel gagal melakukan metabolisme secara efektif. )
- Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
3. Indikasi
Membantu resorpsi pneumotoraks pada bayi cukup bulan (pengumpulan udara atau gas dalam rongga pleura, yang berada antara paru-paru dan toraks)
Serangan apnea pada bayi premature (penyakit dimana seseorang tidak dapat bernapas selama beberapa detik secara spontan ketika tidur)
Hyperoxic test pada tersangka penyakit sianotik
Distres pernapasan yang menyebabkan hipoksia
4. PERSIAPAN
1. Alat :
- Tabung oksigen beserta isinya
- Regulator dan flow meter
- Botol pelembab
- Masker atau nasal prong
- Slang penghubung
2. Penderita
- Penderita diberi penjelasan tentang tindakan yang kan dilakukan
- Penderita ditempatkan pada posisi yang sesuai
Prosedur pemberian oksigen
1. Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan
3. Hubungkan nasal prong atau masker dengan slang oksigen ke botol pelembab
4. Pasang ke penderita
5. Atur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan
6.Setelah pemberian tidak dibutuhkan lagi lepas nasal prong atau masker dari penderita
7. Tabung oksigen ditutup
8. Penderita dirapikan kembali
9. Peralatan dibereskan
SUCTION
A. PENGISAPAN LENDIR
Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien
yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara mandiri dengan menggunakan
alat pengisap.
B. Indikasi penghisapan sekret endotrakeal diperlukan untuk
1. Menjaga jalan napas tetap bersih (airway maintenence)
a. Pasien tidak mampu batuk efektif
b. Di duga ada aspirasi.
2. Membersihkan jalan napas (branchial toilet) bila ditemukan :
a. Pada auskultasi terdapat suara napas yang kasar, atau ada suara napas
tambahan.
b. Di duga ada sekresi mukus di dalam sal napas.
c. Klinis menunjukkan adanya peningkatan beban kerja sistem pernapasan.
3. Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium.
4. Sebelum dilakukan tindakan radiologis ulang untuk evaluasi.
5. Mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal.
C. Standar alat
1. Set penghisap sekresi atau suction portable lengkap dan siap pakai.
2. Kateter penghisap steril dengan ukuran 20 untuk dewasa.
3. Pinset steril atau sarung tangan steril.
4. Cuff inflator atau spuit 10 cc.
5. Arteri klem.
6. Alas dada atau handuk.
7. Kom berisi cairan desinfektan untuk merendam pinset.
8. Kom berisi cairan desinfektan untuk membilas kateter.
9. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam kateter yang sudah
dipakai.
10. Ambubag / air viva dan selang o2.
11. Pelicin / jely
12. Nacl 0,9 %
13. Spuit 5 cc.
D. Prosedur.
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
2. Sebelum dilakukan penghisapan sekresi :
a. Memutar tombol oksigen menjadi 100 %
b. Menggunakan air viva dengan memompa 4–5 kali dengan
kosentrasi oksigen 15 liter.
c. Melepaskan hubungan ventilator dengan ETT.
3. Menghidupkan mesin penghisap sekresi.
4. Menyambung selang suction dengan kateter steril kemudian perlahan-
lahan dimasukakan ke dalam selang pernafasan melalui ETT.
5. Membuka lubang pada pangkal kateter penghisap pada saat kateter
dimasukkan ke ETT.
6. Menarik kateter penghisap kira–kira 2 cm pada saat ada rangsangan batuk
untuk mencegah trauma pada carina
7. Menutup lubang melipat pangkal, kateter penghisap kemudian suction
kateter ditarik dengan gerakan memutar.
8. Mengobservasi hemodinamik pasien.
9. Memberikan oksigen setelah satu kali penghisapan dengan cara baging.
10. Bila melakukan suction lagi beri kesempatan klien untuk bernafas 3-7 kali.
11. Masukkan Nacl 0,9 % sebanyak 3-5 cc untuk mengencerkan sekresi.
12. Melakukan baging.
13. Mengempiskan cuff pada penghisapan sekresi terahir saat kateter berada
dalam ETT, sehingga sekresi yang lengket disekitar cufft dapat terhisap.
14. Mengisi kembali cuff dengan udara menggunakan cuff infaltor setelah
ventilator dipasang kembali.
15. Membilas kateter penghisap sampai bersih kemudian rendam dengan
cairan desinfektan dalam tempat yang sudah disediakan.
16. Mengobservasi dan mencatat
a. Tensi, nadi, dan pernafasan.
b. Hipoksia.
c. Tanda perdarahan, warna, bau, konsentrasi.
d. Disritmia.
PERAWATAN LUKA POST OPERASI DAN ANGKAT JAHITAN
A. PENGERTIAN
Suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, mengangkat jahitan,
menutup dan membalut luka sehinga dapat membantu proses penyembuhan luka.
B. TUJUAN
1. Mencegah terjadinya infeksi.
2. Mempercepat proses penyembuhan luka.
3. Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.
C. PERSIAPAN
a. Alat
• Set perawatan luka dan angkat jahitan dalam bak instrumen steril :
- Sarung tangan steril.
- Pinset 4 (2 anatomis, 2 cirurgis)
- Gunting hatting up.
- Lidi waten.
- Kom 2 buah. (betadin-alkohol)
- Kasa steril
• Plester
• Gunting perban
• Bengkok 2 buah
• Larutan NaCl
• Perlak dan alas
• Betadin
• Korentang
• Alkohol 70%
• Kapas bulat dan sarung tangan bersih
b. Lingkungan
- Menutup tirai / jendela.
- Merapikan tempat tidur.
c. Pelaksanaan
- Mengatur posisi sesuai dengan kenyamanan pasien.
- Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Inform Consent.
D. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-langkah perawatan luka.
2. Dekatkan semua peralatan yang diperlukan.
3. Letakkan bengkok dekat pasien.
4. Tutup ruangan / tirai di sekitar tempat tidur.
5. Bantu klien pada posisi nyaman.
6. Cuci tangan secara menyeluruh.
7. Pasang perlak dan alas.
8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester dengan alkohol
menggunakan pinset anatomi. Angkat balutan dengan pinset.
9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar
pada kulit dan mengarah pada balutan.
10. Dengan sarung tangan/pinset, angkat balutan.
11. Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan NaCl.
12. Observasi karakter dan jumlah drainase.
13. Buang balutan kotor pada bengkok, lepaskan sarung tangan dan buang pada bengkok
yang berisi Clorin 5%.
14. Buka bak instrumen, siapkan betadin dan larutan NaCl pada kom, siapkan plester,
siapkan depres.
15. Kenakan sarung tangan steril.
16. Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan dan karakter
drainase serta palpasi luka (kalau perlu).
17. Bersihkan luka dengan larutan NaCl dengan menggunkan pinset. Gunakan satu
kasa untuk setiap kali usapan. Bersihkan dari area yang kurang terkontaminasi ke area
yang terkontaminasi. Gunakan dalam tekanan progresif menjauh dari insisi/tepi luka.
18. Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka/insisi. Usap dengan cara seperti pada
langkah 17.
19. Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara : menjepit simpul jahitan
dengan pinset cirurgis dan ditarik sedikit ke atas dan ke arah berlawanan dari simpul
kemudian menggunting benang tepat dibawah simpul yang berdekatan dengan kulit/pada
sisi lain yang tidak ada simpul.
20. Olesi luka dengan betadin.
21. Menutup luka dengan kasa steril searah lukia dan di plester berlawanan dengan luka
22. Merapikan pasien.
23. Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya.
24. Buang sisa kasa, depres ke sampah medis
25. Masukkan alat instrumen ke larutan clorin
26. Bersihkan handscone dengan clorin
27. Melepaskan sarung tangan.
28. Perawat mencuci tangan.
E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan dapat menyebabkan pasien
terasa nyeri.
2. Cermat dalam menjaga kesterilan.
3. Mengangkat jahitan sampai bersih tidak ada yang ketinggalan.
4. Teknik pengangkatan jahitan di sesuaikan dengan tipe jahitan.
5. Peka terhadap privasi klien.