membereskan fitnah kerusakan umat

63
1 Membereskan Fitnah Kerusakan Umat Daftar Isi: Pendahuluan Definisi fitnah - Fitnah sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Tanda-tanda fitnah dan awal kemunculannya Para penguasa dan bagaimana menghadapi mereka Hilangnya amanah Sebab-sebab fitnah Macam-Macam fitnah Bentuk-Bentuk fitnah Perpecahan umat menjadi beberapa golongan Orang-orang bodoh dan para penjahat berkuasa Terasingnya Islam Fitnah perempuan Bagaimana bersikap pada masa fitnah dan menghadapinya Amar makruf dan nahi mungkar Tanda-tanda hari Kiamat - Fitnah ad-Dajjal - Ya’juj dan Ma’juj - Munculnya api - Terbelahnya bumi - Memerangi bangsa Ajam (selain Arab) - Cepatnya waktu

Upload: anas-wibowo

Post on 10-Aug-2015

77 views

Category:

News & Politics


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

1

Membereskan Fitnah Kerusakan UmatDaftar Isi:PendahuluanDefinisi fitnah

- Fitnah sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’anTanda-tanda fitnah dan awal kemunculannyaPara penguasa dan bagaimana menghadapi merekaHilangnya amanahSebab-sebab fitnahMacam-Macam fitnahBentuk-Bentuk fitnahPerpecahan umat menjadi beberapa golonganOrang-orang bodoh dan para penjahat berkuasaTerasingnya IslamFitnah perempuanBagaimana bersikap pada masa fitnah dan menghadapinyaAmar makruf dan nahi mungkarTanda-tanda hari Kiamat

- Fitnah ad-Dajjal- Ya’juj dan Ma’juj- Munculnya api - Terbelahnya bumi- Memerangi bangsa Ajam (selain Arab)- Cepatnya waktu- Perhiasan dunia

Metode Rasul Saw. dalam perjuangan memenuhi kewajiban menegakkan sistem Islam keseluruhanDaftar Pustaka

Bismillahirrahmanirrahim

“Ya Tuhan kami, berikanlah ampunan kepada kami dan kedua ibu-bapak kami dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (QS. Ibraahim :41)“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan

Page 2: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

2

perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan". (QS. Nuuh :28).

Pendahuluan

Segala puji bagi Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.

Waba’du...Umat Islam sekarang sedang hidup menjalani takdirnya, bukan

takdirnya sebagai pemimpin umat yang sudah dikenal sejak kemunculannya, namun takdirnya untuk hidup di akhir zaman.

Berikut ini adalah tanda-tanda akhir zaman yang digambarkan oleh Rasul umat ini, Muhammad SAW, beliau memberitahukannya kepada kita, supaya kita bisa memahami keadaan kita.

Nabi Muhammad SAW memberitakan kabar-kabar akhir zaman dalam hadits-haditsnya yang menggambarkan nasib umat ini: lemah, terpecah-belah, kebangkitan terakhir kemudian kiamat.

Di puncak bangunan, muncullah peringatan akan datangnya kehancuran.

Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana mulanya, maka beruntunglah orang-orang yang terasing.

Dalam suara yang bergema, keluarlah pernyataan ini dari orang yang paling terpercaya Nabi Muhammad SAW, dan senantiasa akan terus bergema beberapa abad lamanya, sampai datanglah masa kembali kepada keterasingan. Kini Islam telah menjadi asing sebagaimana mulanya.

Islam menjadi sesuatu yang asing di banyak negeri-negeri muslim. Islam terasing dalam hati kebanyakan umat Islam, kekuasaan Islam atas kehidupan mulai menghilang, dan umat banyak memilih-milih dari ajaran Islam. Negeri-negeri Muslim telah menanggalkan hukum-hukum syari’atnya dan banyak penguasa batil menerapkan sistem yang bersumber dari akidah kufur jauh dari payung Islam.

Banyak bermunculan pendapat batil yang menganggap bahwa Islam hanya dipraktekkan pada masa khilafah yang utama saja, setelahnya tidak ada pemerintahan atau khilafah yang menerapkan sistem tatanan Islam. Kemudian orang-orang yang meneriakkan anggapan-anggapan ini menonjolkan penyimpangan penerapan Islam dalam sejarah sebagai dalil bagi haramnya penerapan aturan Islam. Ini adalah perkataan dusta, karena Islam diturunkan agar diterapkan oleh umat manusia, walaupun ada kekurangan, kesalahan dan kelemahan dalam

penerapannya oleh manusia. Khilafah-khilafah Islamiyah yang silih berganti sampai khilafah Ustmaniah, landasan konstitusinya adalah islam. Dengannya khlilafah-khilafah itu berdiri, memperjuangkannya dan berkorban untuk ideologi (akidah dan syariah) Islam.

Adapun sistem-sistem pemerintahan setelah khilafah Ustmaniah sampai sekarang justru tidak mengambil Islam sebagai landasan atau prinsip dalam pemerintahannya. Para penguasa batil pelayan kafir imperialis di negeri-negeri Muslim saat ini justru berusaha mengawetkan sistem kufur demokrasi yang menyerahkan hukum untuk dibuat-buat oleh hawa nafsu manusia sendiri. Sementara kaum Muslimin menguat kesadarannya bahwa demokrasi yang lahir dari akidah kufur sekularisme itu harus diganti dengan sistem Islam mengikuti metode perjuangan Rasul Saw.

Bagaimanapun kesalahan yang dibuat oleh para penguasa sah dalam sistem Islam, mereka dahulu tetap berkonstitusi Islam dan merupakan sistem negara yang bersandar kepada Islam (Kitab dan Sunnah) dan kesalahan khalifah yang sah akan menjadi tanggung-jawab mereka masing-masing.

Bagaimanapun kelebihan sistem selain Islam, yaitu sistem kufur, maka itu tetap merupakan sistem yang tidak bersandar kepada Islam.

Mujtahid yang berpendapat mengikuti ideologi Islam akan mendapatkan pahala atas ijtihadnya, walaupun salah, sedangkan pemikir yang mengikuti hawa nafsu dalam lingkup pemikiran sistem selain Islam tidak akan mendapatkan kebenaran meski dia mengira pendapatnya benar.

Tali persatuan Islam sedikit demi sedikit telah lepas, pertama adalah hapusnya sistem pemerintahan Islam dan terakhir adalah shalat.

Inilah kenyataan jelas tentang keadaan Islam yang memberi dorongan semakin kuat pada jiwa-jiwa penganutnya bahwa perubahan sistem dengan mengikuti metode perjuangan Rasul Saw. adalah satu-satunya metode yang bersih dari racun ideologi kufur, dan dengan metode Islami ini maka kebangkitan sistem Islam beserta kaum Muslimin akan bisa tercapai dengan izin Allah.

Khilafah Islamiah telah hancur, semua tanda-tanda dan pengaruhnya dihapus dan bahkan orang-orang yang berbicara kepada diri sendiri untuk mengajak kepada berdirinya khilafah atau simpati padanya dituduh sebagai teroris, dituduh sebagai pemecah-belah, dituduh sebagai perusak kehidupan masyarakat.

Page 3: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

3

Lalu muncullah berbagai macam aliran pemikiran kufur... Penyeru akidah kufur sekularisme Pemimpin ideologi kufur Sosialisme-Komunisme Suara-suara atheis Sistem kufur yang mempertuhankan manusia sebagai pembuat

hukum, DemokrasiAliran-aliran pemikiran ini dan semisalnya mendapatkan pintu

terbuka lebar menyambut mereka, tangan-tangan terulur merawatnya dan membesarkannya karena jasa dari para penguasa negara yang bersistem kufur, serta mereka terus memelihara sistem kufur itu. Kita temukan orang-orang yang mati-matian membela misi pemikiran ini sebagaimana mereka mati-matian dalam menyerang Islam dengan mengatakannya sebagai sebuah sistem yang tempatnya hanya layak di museum-museum bukan dalam kehidupan.

Kita dapatkan orang-orang yang mengabdikan penanya dan tulisannya untuk merendahkan kedudukan sistem pemerintahan Islam dan beranggapan bahwa kemajuan dan kebangkitan hanya ada pada selain Islam, di sisi lain kita temukan orang-orang non-muslim membanggakan apa yang mereka miliki. Sementara mereka berusaha menyembunyikan kerusakan besar yang terus dimunculkan oleh penerapan sistem kufur dalam kehidupan negara mereka.

Yahudi yang tercerai-berai, berubah menjadi ideologi untuk mendirikan negara dengan merampas wilayah negeri muslim, sedangkan penganut Islam masih banyak yang memilih-milih dari ajaran Islam, mendakwahkan sebagian isi dari al-Qur’an dan menelantarkan sebagian lainnya. Padahal makar Yahudi dalam lembaran sejarah terus mengusahakan agar Islam hanya menjadi ibadah ritual dan seruan moral belaka tanpa kekuasaan hukum Allah, mereka terus berusaha menjadikan kaum Muslimin jauh dari metode perjuangan Rasul SAW dalam mengganti sistem kufur dengan sistem Islam. Maka ideologi kufur dalam berbagai bentuknya bertambah kuat, tanpa mendapat perlawanan yang semestinya, sampai akhirnya kaum kafir imperialis beserta yahudi memiliki negara dari hasil rampasan dan sekarang mereka sedang mempersiapkan untuk merampas negara-negara Islam lainnya.

Ironisnya, umat Islam yang memiliki bagian yang lebih banyak dalam lembaran sejarah dunia pemerintahan dan kepemimpinan, hal itu tidak bisa memberikan pengaruh dalam jiwa umatnya. Di mata mereka ratusan tahun yang dilewati dalam kejayaan tidak ada nilainya sehingga lenyap dari kesadaran mereka dan hilang rasa keagungan dalam hati mereka. Bahkan hingga mereka menjauh dari perjuangan politik dan berpandangan kufur bahwa Islam tidak perlu diterapkan

hukum-hukumnya dalam lingkup publik. Sehingga awan bencana, kelemahan dan keterpurukan menyelimuti mereka. Mereka teracuni pemikiran kufur sekularisme yang memang terus disuntikkan oleh para penguasa batil yang menggandeng para ulama beracun.

Umat menjadi tidak merasakan segarnya air minum dan tidak terlindungi dari sengatan panas, bahkan sebagian mengira penyebab dan penyebar kerusakan atas umat tidaklah perlu dihiraukan. Sungguh benar sabda Rasulullah SAW, persatuan umat Islam mulai pudar dan tiang pemerintahannya hilang. Ketika khilafah telah ambruk, sebagian orang-orang yang baik menyerukan penegakan syari’at Allah dan kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW. Mereka menyadari bahwa mereka sedang menghadapi takdir umat Islam. Mereka harus berjuang sebagaimana Nabi Saw. yang mereka teladani telah berjuang hingga berhasil melenyapkan kekuasaan ideologi kufur.

Kita sekarang berada dalam kondisi yang asing, umat ini sedang menjalani takdirnya, karena semua umat manusia juga melangkah menuju takdirnya masing-masing.

Kita dapatkan pemerintah-pemerintah batil negeri muslim jusru memburu da’i-da’i muslim.

Kita temukan tentara muslim di negeri muslim mengarahkan senjatanya dan memukulkan tongkatnya kepada pemuda-pemuda muslim.

Kita dapatkan ulama-ulama yang diam membisu jika berhadapan dengan hukum kufur hingga tidak mampu memberikan pengaruh dalam kehidupan masyarakat.

Pemuda-pemuda muslim mengabaikan sebagian isi al-Qur’an dan teracuni paham kufur sekularisme hingga menjauhkan umat dari ideologi (aqidah dan syariah) Islam. Mereka mengira Islam hanyalah di masjid dan dalam kehidupan pribadi belaka. Mereka jauh dari memenuhi kewajiban nahi munkar. Hingga mereka mengira bahwa umat bisa berjaya tanpa harus melawan kemunkaran.

Demikianlah umat Islam terus melangkah dalam takdirnya yang pasti, sebagai peringatan bagi umat bahwa perjuangan demi kejayaan ideologi Islam akan menemui realisasi janji pertolongan dari Allah SWT.

Umat Islam di berbagai negeri dizalimi sekeras-kerasnya. Tapi sayang ... umat Islam belum punya seorang Khalifah yang diwajibkan. Seorang Khalifah yang wajib memerintah dg Qur'an dan Sunnah. Seorang Khalifah yang wajib menolong melindungi kaum muslimin.

Page 4: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

4

Seorang Khalifah yang wajib menghentikan dominasi kekuasaan hukum thogut atas umat. Seorang Khalifah yang wajib menjaga umat dari kezaliman sistem kufur sekularisme. Seorang Khalifah yang dilarang mengabaikan setiap urusan Islam dan umat. Seorang Khalifah yang wajib menggalang sumberdaya umat demi meninggikan kalimat Allah. Seorang Khalifah yang sah dibai'at utk menjalankan politik luar negeri Islam dakwah dan jihad. Seorang Khalifah yang wajib mengakhiri keliaran kaum zalim yahudi. Seorang Khalifah yang menjadikan dunia berada dalam rahmat Syariah Islam.

Ya Allah, sesungguhnya umat ini merindukan terpenuhinya kewajiban Syariah Khilafah. Jadikanlah umat bisa segera mencapai tegaknya Syariah Khilafah. Aamiin ya ArhamaRahimin.

Dalam kondisi yang masih terpuruk ini, kita temukan para pelaku kejahatannya yaitu umat-umat lain menebarkan racun kepada umat Islam baik dalam hal hukum maupun budaya, ingin mempercepat umat manusia menuju kehancuran dan mendorong dunia menuju kebinasaan. Fitnah yang menimpa umat Islam hanyalah salah satu tanda peringatan sebagaimana diberitakan oleh orang yang paling terpercaya, Muhammad SAW. Sebagian ramalannya telah menjadi kenyataan dan sebagian kabar gembiranya sedang menunggu waktunya untuk menjadi kenyataan dan tidak disangsikan lagi pasti akan terjadi. Berabad-abad telah lewat dan tidak pernah sekalipun umat manusia menemukan kebohongan pada Rasulullah SAW. Bacalah ayat-ayat pertama Surat Ar-Ruum untuk membuktikan kebenarannya, kejadian-kejadian sejarah modern Romawi menjadi saksi untuk membuktikan siapakah yang jujur, jika kamu termasuk orang yang meragukannya.

Seandainya umat manusia menyadari arti dan petunjuk-petunjuk musibah yang menimpa umat Islam, pastilah mereka akan mengorbankan jiwa dan hartanya, namun perjuangan itu tak akan mereka lakukan tanpa keyakinan yang teguh pada janji pertolongan Allah Swt. dan kabar-kabar gembira dari Rasulullah SAW. Sedangkan mereka yang telah mengingkari kewajiban perjuangan demi berkuasanya ideologi Islam dalam kehidupan maka tidak bisa tidak takdir harus terjadi, dan keraguan akan tergantikan dengan terwujudnya kejayaan.

Dalam pengembaraan menjelajahi hadits-hadits Nabi SAW, kami ingin mengajak pembaca agar tahu permasalahan apa yang menimpanya dan apa yang akan terjadi sehingga pembaca bisa menyelamatkan diri dan bersungguh-sungguh dalam bertaubat. Jangan sibukkan diri anda menelan racun sekularisme lebih banyak lagi,

karena racun itu membuat anda melayang jauh dari banyak ayat Allah dan Sunnah Rasulullah.

“Maka peringatkanlah dengan Al-Qur’an, siapa saja yang takut terhadap ancaman-Ku”. (QS. Qaaf :45)

Kami tidak ingin menebarkan benih keputusasaan dalam diri anda, namun kami ingin agar anda sadar dengan peran anda sehingga anda bisa menyelamatkan diri, keluarga, dan kaum Muslimin. Apabila kelemahan telah merembet dan tanda kehancuran telah tampak, maka tidak ada jalan lain bagi anda selain mendengarkan peringatan dan memenuhi kewajiban dakwah pemikiran dan politik melawan sistem kufur beserta para pendukungnya, dan menarik tangan orang lain berjuang dengan metode Rasul Saw. hingga meraih pertolongan Allah Swt. jauh dari terjerumus pada kompromi dengan sistem kufur.

Rasulullah SAW telah berbicara kepada manusia secara umum dan kepada umat Islam secara khusus, mari kita dengarkan perkataan-perkataan beliau SAW, dan jangan sampai ada di antara kita yang menjadi seperti apa yang disindirkan dalam Al-Qur’an: “Mereka menjawab: “Kami mendengarkan”, padahal mereka sebenarnya tidak mendengarkan”, (QS. Al-Anfaal :21), “Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang kepadamu padahal ia tidak melihat”. (QS. Al-A’raaf :198)

Orang mukmin yang sadar adalah yang mengetahui hakikat perkataan Rasulullah SAW: “Aku tinggalkan kepada kalian dua hal, apabila kalian berpegang kepadanya, kalian tidak akan pernah tersesat setelah kepergianku, yaitu: Kitabullah dan Sunnahku”.

Sesungguhnya Sunnah nabawiyah adalah penyelamat dari kekacauan fitnah yang menggoncang kehidupan.

Pada lembaran-lembaran buku ini penulis akan menampilkan hadits-hadits yang mengarahkan kehidupan mukmin dan menyelamatkannya, ketika badai kehidupan dunia yang dihasilkan oleh kekuasaan ideologi kufur menimpa seorang mukmin semakin keras hadits-hadits ini akan menjadi perahu penyelamat.

Apa yang harus dilakukan seorang mukmin, sehingga bisa menyelamatkan diri?

Bagaimana dia mampu untuk menjaga dirinya?Apakah dengan bergabung dengan barisan para pejuang?Apakah dengan menghindari masyarakat dan keluar dari

barisannya?Apakah dengan mengunci pintu rumahnya?

Page 5: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

5

Ataukah hidup menyendiri?Semua ini dan pertanyaan-pertanyaan semisal akan dijawab oleh hadits-hadits dengan jelas dan lugas.

Kami mengajak kepada semua orang Islam untuk membaca buku ini dengan cermat dan mengambil hikmah dengan sikap objektif, sehingga dia akan mendapatkan dirinya berada dalam pengaruh yang bagus, menyelamatkan dirinya dari gejolak fitnah dan rencana syetan, menuju naungan keamanan dari ideologi kufur dan ketentraman di dunia dan di akhirat.

Dengan buku ini, kami ingin menyampaikan nasihat kepada tokoh-tokoh umat Islam dan kaum muslimin pada umumnya. Semoga Allah meluruskan niat ini dan menjadikannya hanya untuk mencari keridhaan-Nya semata.

Kami berharap semoga pembaca tidak berkeberatan menyampaikan kritikan atau nasihat, bila tidak ada kesempatan maka dengan do’a dari jauh semoga Allah menambahkan rahmat-Nya kepada kita dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang baik dan ikhlas. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha menjawab segala do’a.Walhamdu lillahirabbil ‘alamin

Definisi Fitnah

Imam al-Azhari berkata dalam kitab, “Lisaanul ‘Arab”: “Arti kata fitnah secara umum adalah cobaan dan ujian. Berasal dari perkataan: "

والذهب الفضة فتنت " fatantu al-fidhdhah wa ad-dhahab, yakni meleburkan emas dan perak dengan api untuk memisahkan yang baik dari yang jelek. Kata "الفتن" al-fatnu dengan harakat fathah pada fa’ kemudian sukun pada ta’, artinya adalah pembakaran, seperti firman Allah SWT: " يفتنون النار على هم يوم " “yaumahum ‘ala an-naari yuftanuun”, “(Hari pembalasan itu ialah) hari ketika mereka diazab di atas api neraka”. (QS. Adz-Dzaariyaat :13). Yakni mereka dibakar dengan api. Tukang emas disebut juga "الفتان" al-fattan (yang membakar) demikian pula syetan.

Ibnu al-A’rabi berkata: fitnah adalah ujian, fitnah adalah cobaan, fitnah adalah harta, fitnah adalah anak, fitnah adalah kekafiran, fitnah adalah perbedaan manusia dalam pendapat dan fitnah adalah membakar dengan api (barangkali beliau melihat pada tempat di mana dapat terjadi fitnah).

Ibnu Sidah berkata: fitnah adalah cobaan, seperti dalam firman Allah SWT: " للظالمين فتنة جعلناها انا " “inna ja’alnaahaa fitnatan lidzdzalimin”, “Sesungguhnya kami jadikan pohon zaqqum sebagai fitnah bagi orang-orang yang dzalim”, yakni cobaan. Maksudnya: mereka diuji dengan pohon az-Zaqqum , lalu mereka mengingkari keberadaannya. Hal itu karena ketika mereka mendengar bahwa pohon tersebut tumbuh di dasar neraka, mereka berkata: “Bukankah pohon terbakar dengan api, bagaimana mungkin bisa tumbuh di neraka?” Maka jadilah fitnah bagi mereka.

Dalam firman Allah: " الظالمين للقوم فتنة التجعلنا ربنا " “rabbanaa laa taj’alnaa fitnatan lilqaumi adz-dzalimin”, “Ya tuhan janganlah Engkau jadikan kami sebagai sasaran fitnah bagi orang-orang yang zalim”, maksudnya adalah: Janganlah Engkau memberikan kemenangan mereka atas kami, sehingga mereka menjadi sombong dan menganggap diri mereka lebih mulia dari kami. Fitnah di sini adalah rasa ketakjuban orang-orang kafir terhadap kekafiran mereka. Fitnah adalah rasa kagummu terhadap sesuatu.

Abu Zaid berkata: فتن , فتونا, يفتن الرجل fatana ar-rajulu, yaftinu, futuunan artinya seorang laki-laki hendak melakukan perbuatan keji. Dijelaskan dalam firman Allah SWT: " بأيكم. فستبصر الفتون ويبصرون " “fasatubshiru wa yubshiruun. bi ayyikumul maftuun”, “Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat. Siapa di antara kalian yang gila. (QS. Al-Qalam :6)apabila ba’ dalam kata bi ayyi adalah ba’ za`idah, maka al-maftuun ‘yang gila’ itu adalah manusia, namun jika ba’ bukan ba’ za`idah maka al-maftuun adalah jamak kata fitnah, dan fitnah di sini artinya sesat dan dosa. "الفتان" Al-fattaan artinya syetan, jamaknya adalah ".futtaan, di antara artinya yang lain adalah pencuri "فتان

Dalam firman Allah: " فتونا وفتناك " “wa fatannaaka futuuna”, “Dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan”. (QS. Thaahaa :40), yaitu membersihkanmu sebersih-bersihnya. Dalam firman Allah yang lain: تفتنى وال لى ائذن يقول من ومنهم " “wa minhum man yaquulu i’dzan lii wa laa taftinni”, “Di antara mereka ada yang berkata: "Berilah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah". (QS. At-Taubah :49), maksudnya jangan anda menjadikan diriku menjadi berdosa karena tidak mentaati perintahmu untuk keluar. Az-Zujaj berkata: diceritakan bahwa orang-orang munafiq

Page 6: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

6

menghina kaum muslimin pada perang Tabuk, mereka berkata: “Sesungguhnya orang-orang yang pergi perang ingin mendapatkan banaatul ashfaar, maka orang yang tidak jadi berangkat perang berkata " تفتنى وال " “walaa taftinnii” , maksudnya janganlah kamu menjerumuskan saya dengan banaatul ashfar. Maka Allah memberitahu bahwa mereka terjerumus dalam fitnah, yakni dalam dosa.

" الرجل فتن " Fatana ar-rajulu artinya menghilangkan apa yang ada padanya, seperti dalam firman Allah SWT: " عن ليفتنونك كادوا وان

اليك أوحين الذي " “wain kaaduu layaftinuunaka ‘anil ladzi auhainaa ilaika” "Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkanmu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu” (QS. Al-Israa` :73). Yakni memalingkanmu dan memperdayakanmu. Dalam firman Allah SWT: "

اال. عليه ماأنتم الجحيم صال هو من بفاتنين " “maa antum ‘alaihi bi faatiniin. Illa man huwa shaalil jahiim”, “Sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah, kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala”. (QS. Ash-Shaaffaat :163). Imam Tsa’lab menjelaskan: “Kalian tidak dapat menyesatkan seseorang, kecuali orang yang telah ditetapkan sebagai penghuni neraka”. Disebutkan bahwa fitnah berarti menyesatkan dalam firman Allah SWT: “maa antum ‘alaihi bi faatiniin”, artinya: kalian tidak akan dapat menyesatkan seseorang, kecuali orang yang telah Allah sesatkan, maksudnya kalian tidak akan dapat menyesatkan seseorang, kecuali penghuni neraka yang telah ditetapkan oleh Allah.

Di antara arti fitnah adalah gila dan kekacauan, seperti dalam perkataan Allah SWT: القتل من أشد والفتنة " “wal fitnatu asyaddu minal qatli” ‘fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan’, fitnah di sini maksudnya adalah kekafiran. Dan dalam ayat: " وقاتلوهم

فتنة التكون حتى " “wa qaatiluuhum hatta laa takuuna fitnah”, ‘Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi’.

Di antara makna fitnah yang lain adalah aib atau cela, seperti dalam ayat: " فتنته يردالله ومن " “wa man yuridillahu fitnatahu”, ‘Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya”. (QS. Al-Maaidah :41). Menurut sebagian pendapat maknanya adalah membuka aibnya, dan pendapat yang lain mengatakan kekafirannya. Abu Ishaq berkata: “Bisa juga mengartikannya dengan mengujinya untuk menampakkan perkaranya”.

Di antara makna fitnah yang lain adalah siksaan, seperti siksaan orang-orang kafir kepada orang-orang mukmin yang lemah pada permulaan Islam untuk menghalangi mereka dari iman. Fitnah juga berarti perkelahian yang terjadi di antara manusia dan fitnah adalah pembunuhan, seperti firman Allah: كفروا الذين يفتنكم أن خفتم ان " “in khiftum ayyaftinakumulladziina kafaruu”, ‘jika kamu takut diserang orang-orang kafir’. (QS. An-Nisaa` :101). Dan firman-Nya dalam Surat Yuunus: " يفتنهم أن وملئه فرعون من خوف على " “’ala khaufin min fir’auna wa mala`ihi ayyaftinahum”, ‘dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka”. (QS. Yuunus :83). Yakni membunuh mereka.

Adapun sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya aku melihat fitnah di antara celah-celah rumah kalian”, yaitu pembunuhan dan peperangan serta perselisihan di antara kaum muslimin, ketika mereka saling membentuk kelompok-kelompok dan mereka diuji dengan keindahan dunia dan daya-tariknya sehingga mereka melupakan akhirat dan persiapannya.

Fitnah adalah uji-coba, seperti dalam firman Allah SWT: أوال مرتين أو مرة عام كل في يفتنون أنهم يرون " “awalaa yarauna annahum

yuftanuuna fii kulli ‘aamin marratan au marrataini”, ‘Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun” (QS. At-Taubah :126). Disebutkan bahwa maksudnya adalah mereka diuji dengan panggilan untuk melaksanakan jihad. Menurut pendapat yang lain: mereka diuji dengan siksaan dan musibah.Fitnahnya hati adalah bisikan-bisikan, fitnahnya kehidupan adalah menyimpang dari jalan yang lurus sedangkan fitnahnya kematian adalah pertanyaan kubur. Selesai.

Fitnah termasuk perbuatan-perbuatan yang berasal dari Allah SWT dan juga dari hamba, seperti bencana, musibah, pembunuhan, siksa dan perbuatan-perbuatan yang tidak disenangi lainnya. Allah mencela fitnah yang berasal dari manusia dalam berbagai bentuknya di semua tempat, seperti dalam firman Allah SWT: من أشد والفتنة walfitnatu asyaddu minal qatli”, ‘fitnah itu lebih berbahaya“ "القتلdaripada pembunuhan”, المؤمنين فتنوا الذين ان " “innalladziina fatanul mu’miniina”, ‘Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang mu'min laki-laki” (QS. Al-Buruuj :10), "

بفاتنين عليه ماأنتم . “maa antum ‘alaihi bi faatiniin”, ‘Sekali-kali kalian tidak akan dapat menyesatkan seseorang’. [Lihat terminologi di

Page 7: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

7

atas dalam kitab Ghariib al-Qur’an karya ar-Raghib al-Ashfihani, tahqiq Muhammad Sayyid Kailani. Penerbit Daarul Makrifah – Beirut]

Definisi Fitnah Sebagaimana Dijelaskan Dalam Al-Qur’an

Setelah kita menjelaskan makna fitnah ditinjau dari asal bahasanya, sekarang kita akan menjelaskan makna fitnah dalam Al-Qur’an.

Al-qur`an menjelaskan makna-makna fitnah dalam berbagai bidang. Sesekali ia menjelaskan kata fitnah dalam arti usaha-usaha untuk menyesatkan, makna ini ditujukan kepada orang-orang yang hatinya sakit, ketika mereka meneliti ayat-ayat Al-Qur’an lalu tertarik dengan ayat-ayat ‘mutasyabihat’ tujuannya untuk menyesatkan manusia. “Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta'wilnya...” (QS. Ali-Imraan :7)

Orang-orang Yahudi mempunyai peran yang besar dalam menyebarkan firnah dalam jiwa manusia. Mereka telah melakukan usaha agar orang-orang kafir terus berada dalam kekafirannya, mereka mengaburkan fakta, memanipulasi berita dan merubah perkataan dari makna asalnya.“Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kalian maka terimalah dan jika kalian diberi yang bukan ini maka hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka”. (QS. Al-Ma`idah :41)

Mereka telah berusaha untuk memfitnah Rasulullah SAW, sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur’an. “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu”. (QS. Al-Ma`idah :49)

Al-Qur’an telah memperingatkan orang-orang mukmin dari fitnah yang menghancurkan semua yang makmur dan gersang, menghabisi semuanya dengan tanpa ada pengecualian, tidak ada bedanya antara orang yang ta’at dan maksiat. Fitnah tidak akan terjadi, kecuali jika pendengaran telah tersumbat dan mata tertutup dari manhaj Allah.

Manhaj Allah adalah satu-satunya solusi untuk mengatasi fitnah. Manusia memiliki akal sehat yang sesuai fitrahnya jika digunakan maka akan dapat memilih, menerima manhaj Allah dan mengamalkannya atau menghadapi badai yang akan meluluhlantakkan segala sesuatu. Pendakwahan manhaj Allah dengan tepat akan membuahkan kemenangan. Kebenaran menjadi terlihat jelas dan kebatilanpun terlihat jelas.

Bencana pertama dari fitnah akan menimpa hamba yang maksiat, perhatikan ancaman bagi setiap individu yang tidak mau menerima manhaj Allah, kemudian ancaman yang mencakup semua orang dengan tanpa pengecualian: “Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu”. (QS. Al-Anfaal :24)

Ini adalah seruan yang jelas, semuanya adalah harapan untuk hidup, ajakan kepada kekekalan, buah dari keimanan yang masak dan siap dipetik.“dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”. (QS. Al-Anfaal :24).

Tidakkah kamu lihat bencana terbesar bagi orang yang tidak mau menerima ajakan untuk hidup di jalan Allah sebagaimana dituntunkan oleh Rasul-Nya? Ya, itulah siksa neraka bagi masing-masing penolak kebenaran.

Namun hal ini tidak berhenti sampai di sini saja.“Dan peliharalah diri kalian dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”. (QS. Al-Anfaal :25)

Demikianlah berpaling dari panggilan Allah dan Rasul-Nya menghasilkan fitnah yang sangat menakutkan, menimpa semua orang tanpa ada pengecualian.

Karena bahaya fitnah dan pengaruh-pengaruhnya yang jelek terhadap individu dan masyarakat, kita dapatkan bahwa Al-Qur’an sangat keras dalam menghadapi fitnah. Meminta orang-orang mukmin untuk menghadapi fitnah dengan kuat dan tegas dengan mengorbankan darah dan harta untuk menolak fitnah dan menjauhkannya. Berapapun banyaknya darah yang dikorbankan dan orang-orang yang syahid, ini amatlah sedikit jika dibandingkan dengan akibat-akibat fitnah yang membinasakan. Allah memerintahkan khalifah dan kaum Muslimin untuk berjihad melawan militer yang menghalangi kekuasaan syariah Islam.

Page 8: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

8

“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah”. (QS. Al-Anfaal :39)

Itu adalah jihad yang wajib atas negara Islam untuk menghilangkan kekuasaan hukum kufur dan menghindarkan kezaliman para penguasa batil sehingga negara Khilafah Islam bisa melebarkan kekuasaan syariah Islam menjadi rahmat bagi semua.

Semoga lembaran-lembaran buku ini bisa menyadarkan kita terhadap bahayanya fitnah dan mendorong semua muslim yang benar untuk mengubah kondisi kerusakan dengan berbagai macam cara dan sarana.

Semoga hadits-hadits nabi dalam buku ini bisa menjelaskan jalan bagi orang-orang mukmin dan menyinari kesadaran mereka setelah mengetahui bahaya fitnah.

Kami berlindung kepada Allah dari fitnah yang tampak dan tersembunyi.

Tanda-Tanda Fitnah Dan Awal Mula Kemunculannya

Setiap manusia harus berhati-hati. Seorang muslim menanamkan hal tersebut dalam jiwanya dan mempersiapkannya, bersabar terhadap kesulitan dan tidak mengeluhkan kegetiran hidup, dia memenuhi kewajiban berjuang mengubah kondisi buruk menjadi baik sesuai dengan akidah dan syariah Islam mengikuti metode mengubah masyarakat yang dituntunkan Rasul Saw. Maka tidak ada kebaikan bagi golongan manusia yang semata-mata mengeluhkan keadaan, merasa kesempitan, bersedih terhadap masa lalu dan menangisi hari-harinya. Padahal dia masih mampu menggerakkan lidahnya untuk menyeru pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Padahal dia masih mampu berusaha dan berdo’a. Dia masih mampu turut andil mengurai fitnah/kerusakan yang diakibatkan oleh kaum yang dzalim. Orang mukmin yang benar selalu bekerja untuk Allah dengan mewaspadai kondisi, situasi dan godaan-godaan yang mengelilinginya."Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thaha :124)

Kaum manapun yang menolak hukum-hukum Allah dan mencoba-coba hukum buatan sendiri pasti terkena fasad/kerusakan dan kesempitan hidup karena berbagai problem yang terus muncul dari hukum yang tidak tepat. Itu artinya hukum dari Allah-lah yang bisa menjadi rahmat dan kebaikan bagi umat manusia. Sementara sistem

hukum buatan manusia sendiri jelas terbukti tidak bisa mengatur umat manusia termasuk mencegah banyaknya kezaliman.

Dalam kekuasaan sistem kufur yang menjadikan hawa nafsu manusia berdaulat maka kebaikan senantiasa berkurang dan kejahatan terus bertambah. Namun demikian ada satu metode perjuangan yang akan berhasil melawan kezaliman yaitu metode Rasul Saw. yang berhasil berdakwah sejak dari fase Makkah hingga terapnya sistem Islam yang mulanya hanya di Madinah.

1. Dari Mustaurid bin Syadad r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Orang-orang shalih akan pergi satu demi satu, sampai yang tersisa adalah orang-orang yang kotor seperti sisa-sisa kurma, Allah tidak memperhatikan mereka”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath dan perawinya tsiqat/terpercaya dan kuat).

Jika yang tersisa adalah orang-orang jahat yang tidak bisa diharapkan kebaikan dari mereka sebagaimana orang-orang yang selalu mau berkompromi dengan kebatilan, sementara di saat yang sama mereka tidak mau mengikuti perjuangan tuntunan Rasul Saw. maka niscaya kezaliman mencengkeram kuat atas umat manusia.

Maka menjadi keniscayaan adanya kaum yang mengubah keadaan buruk dengan dakwah tanpa komrpomi dengan sistem kufur manapun sehingga layak mendapatkan pertolongan Allah Swt.“Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka (katakanlah olehmu): "Ketahuilah, sesungguhnya Al-Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?" (QS. Huud :14)

Dengan do’a dan pemenuhan berbagai kewajiban maka manusia akan mendapatkan perlindungan dan pertolongan Allah, apabila iman telah hilang, maka manusia menjadi lebih mirip sisa-sisa kurma yang tidak ada gunanya.

Telah terdapat petunjuk bagi semua manusia untuk memperhatikan akidah dan amalan diri mereka, menjaga hati mereka dan hubungannya dengan Allah SWT, sehingga tidak menjadi bahaya bagi ideologi Islam dan umat manusia.

Terdapat masa di mana ada imam/khalifah yang menerapkan sistem Islam, aqidah dan syariah Islam menjadi konstitusi dan undang-undang negara, ulama-ulama yang shalih menjadi panutan yang

Page 9: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

9

memelihara ideologi Islam, ajakan-ajakan kebaikan dan dorongan-dorongan keimanan mendominasi masyarakat.

Ada pula masa berkuasanya sistem kufur semacam demokrasi beserta para penguasa batilnya yang memelihara paham kufur sekularisme hingga umat merasakan sedikitnya dorongan-dorongan kebaikan, banyaknya fenomena kejahatan, dan panutan yang shalih suaranya terkalahkan oleh suara yang menyeru pada hukum serta budaya kufur.

Orang-orang sekarang dari umat Muhammad SAW memiliki potensi yang sama dengan orang-orang terdahulu, mereka adalah rangkaian yang bersambung, yang terikat oleh ideologi Islam, berpemikiran dan berhukum Islam, dan mereka semua memiliki tuntunan yang sama yang mampu mengalahkan kebatilan.

Semoga Allah menjadikan kita berideologi sama dengan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama dalam menerima Islam.

Ketika orang-orang kafir dimasukkan ke dalam neraka pada hari Kiamat, mereka berkata:"Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kalian pemberi peringatan...” (QS. Faathir :37)

Allah telah memberikan hujjah bagi manusia, yaitu dengan mengutus para rasul dan memberikan kemampuan akal. Dengan dakwah tersistematis berskala massal yang dijalankan oleh kekuasaan negara khilafah Islamiyah maka manusia –dengan izin Allah- berbondong-bondong meyakini ideologi Islam. Allah berfirman:“Supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. (QS. An-Nisaa` :165)

2. Diriwayatkan dari Dhamrah bin Habib bahwa Ibnu Raghab al-Ayadi berkata kepadanya: Abdullah bin Huwalah al-Azdi –sungguh dia pernah menginap di rumahku- berkata kepadaku: “Pada suatu ketika Rasulullah SAW mengutus kita memeriksa kota Madinah dengan jalan kaki untuk menemukan sesuatu. Kami melaksanakannya dan kembali dengan tidak menemukan apa-apa. Nabi SAW melihat kepayahan di wajah kita, lalu beliau berdiri di tengah-tengah kita dan berkata: Ya Allah, Jangan engkau bebankan mereka kepadaku sehingga aku lemah, jangan Engkau bebankan mereka kepada diri mereka, sehingga mereka tidak mampu menahannya dan jangan Engkau

bebankan kepada orang lain, sehingga orang-orang itu mengusai mereka. Kemudian beliau berkata: “Sungguh kalian akan membebaskan Syam, Romawi dan Persia, sehingga salah seorang di antara kalian memiliki unta sekian-sekian, sapi sekian-sekian dan domba sekian-sekian. Sampai ada seorang di antara kalian yang memberikan seratus dinar, namun dibenci”. Kemudian beliau meletakkan tangannya di atas kepalaku (atau ubun-ubunku) seraya berkata: Ibnu Hawwalah! Apabila engkau melihat khilafah berdiri di tanah suci (Baitul Maqdis), ketahuilah sesungguhnya, kegoncangan, musibah dan kejadian-kejadian yang besar sudah dekat. Hari Kiamat pada hari itu lebih dekat kepada manusia daripada tanganku yang ada di atas kepalamu ini”.

(H.R. Imam Ahmad. disebutkan dalam kitab al-Fathur Rabbani: Abu dawud juga meriwayatkan hadits yang hampir sama dan juga al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak dan dia berkata: “Sanadnya shahih namun Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkan dalam kitab shahih mereka”. pendapat al-Hakim ini didukung oleh Imam adz-Dzahabi)

Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda hari Kiamat dan permulaannya, yaitu: berdirinya khilafah di tanah suci (Baitul Maqdis), dan kemakmuran bertambah banyak sampai-sampai seseorang membenci pemberian seratus dinar. Kita tidak tahu kapan akan berdiri khilafah di Baitul Maqdis. Namun kita tahu bahwa khilafah rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian tidaklah tegak melainkan dari pertolongan Allah SWT. Dan pertolongan Allah SWT tidaklah turun melainkan jika umat ini berusaha mengubah apa yang ada pada dirinya sendiri yaitu pemikirannya dan perbuatannya dari teracuni ideologi kufur menjadi murni berideologi Islam. Umat yang memenuhi kewajiban dakwah dengan metode Rasul SAW dengan tanpa henti. Umat yang terus berusaha memenuhi kewajiban tegaknya khilafah ala minhaj an-nubuwah, mereka terus bergerak menyadarkan manusia termasuk tokoh-tokoh yang berpengaruh dan militer sehingga mereka semua mau memenuhi kewajiban menegakkan sistem Islam yang tidak terkotori oleh sistem kufur di segala bidang.

Dengan berdirinya khilafah rasyidah di Baitul Maqdis maka kezaliman dan kebatilan yang telah mendera umat hingga hitungan abad diganti oleh Allah Swt. dengan pertolongannya yaitu rahmat sistem syariah Islam dan kebenaran aqidah Islam hingga barokah di segala segi kehidupan bertaburan memenuhi seantero wilayah khilafah yang terus meluas.

Page 10: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

10

Kemudian setelahnya akan kembali muncul peristiwa-peristiwa besar seiring berjalannya waktu dan takdir menuju hari kiamat. Maka siapapun yang tetap bertekad dan berusaha melakukan amal terbaik, mengusahakan terpenuhinya kewajiban agung dan teramat besar dampaknya bagi umat manusia yaitu tegaknya syariah Islam keseluruhan dengan negara khilafah, niscaya Allah Swt. akan memberi ganjaran yang terbaik. Aamiin ya ArhamaRahimin.

3. Dari Ummu Salamah r.a. dia berkata: “Pada suatu malam Rasulullah SAW bangun dari tidurnya dalam keadaan terkejut seraya berkata: “Subhanallah, perbendaharaan rezeki dan fitnah-fitnah apalagi yang diturunkan Allah malam ini? Siapa yang mau membangunkan isteri-isterinya untuk shalat? Berapa banyak wanita-wanita yang berpakaian di dunia, kelak telanjang di akhirat”. (H.R. Bukhari dan at-Tirmidzi)

Ini adalah mimpi kenabian yang dianugerahkan Allah kepada Rasul-Nya, Muhammad SAW. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS. An-Najm :18). Terlihat perbendaharan harta dunia yang Allah turunkan dan harta-harta terpendam yang dibukakan kepada manusia, kemampuan mereka untuk menundukkan alam, namun anugerah harta benda itu diikuti oleh fitnah.

Manusia akan banyak terperdaya oleh ilmu, inovasi dan kenikmatan dunia, sehingga melupakan janji Allah dan hari pertemuan dengan-Nya.

Manusia banyak yang terperdaya oleh kekuatan dan kemampuannya dalam memperalat orang lain, sehingga kesombongan mendominasi, memunculkan kerusakan di antara manusia, pertarungan demi hawa nafsu, memperbesar kezaliman hingga mereka merasakan sebagian dari akibat buruk perbuatan mereka.

Pintu keselamatan dari badai ini adalah dengan mengingat hari pertemuan dengan Allah dan mempersiapkan diri menghadapi pertemuan tersebut siang dan malam dan tidak terperdaya oleh fatamorgana dunia.

Setiap muslim yang sadar harus memenuhi kewajiban mendakwahkan al-Qur’an dan as-Sunnah kepada manusia dengan berbagai sarana. Hingga perkara Islam dan kaum Muslimin menjadi perkara utama yang dipentingkan oleh umat. Hingga umat tidak lagi tertipu oleh tipuan sekularisasi dunia yang mencitrakan hal-hal tidak berguna, sia-sia, dan pemborosan sebagai hal-hal mulia. Tipuan

semacam ini bisa berupa keglamoran selebritis, musik-musik dan penyanyi-penyanyi, rokok, permainan, sepak bola, novel-novel, komik-komik, lawakan, pacaran pergaulan bebas (mendekati zina), dan sebagainya. Kaum kapitalis zalim, jaringan bisnis yahudi, dan antek-antek mereka telah lama mengeruk keuntungan besar dari perbuatannya merusak manusia. Mereka bersama iblis menggandeng manusia ke kobaran Api Jahannam. Kaum sekuler, liberalis, serta para pengikut setan terus berusaha meracuni umat dengan berbagai tipuan yang menjauhkan manusia dari mengurus berbagai perkara penting, kewajiban-kewajiban, menolong saudaranya, melawan kezaliman dan kebatilan, amalan-amalan yang memperkuat langkah menuju kejayaan ideologi Islam, yang akan mengantarkan pada kemewahan Surga dan keselamatan dari siksa Neraka.

Ideologi Islam yang diemban oleh seorang Muslim membuatnya mampu melihat jelas fitnah-fitnah yang memasuki setiap rumah, isi koran atau majalah yang bertentangan dengan syariah, dan siaran-siaran yang merupakan bagian dari makar para setan dari golongan manusia. Televisi telah memasukkan kepada kita budaya kufur dengan mengandung ide-ide kufur, yaitu budaya liberal, lepas dari akhlak, mengubur syariah. Kaum kafir imperialis dan antek-anteknya juga menggunakan media massa untuk tetap menundukkan manusia di bawah kekuasaan sistem kufur, di bawah hukum-hukum kufur, mendoktrin umat dengan seruan ashobiyah/nasionalisme, sekularisme, menyembunyikan dari umat dampak-dampak buruk akibat kezaliman sistem kufur.

4. Diriwayatkan dari Auf bin Malik r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Tidak akan datang hari kiamat, sehingga dua kelompok besar saling berperang dan banyak memakan korban di antara keduanya, alasan keduanya hanya satu, hingga diutus dajjal-dajjal pendusta, sekitar tiga puluh orang, semuanya mengaku dirinya sebagai utusan Allah, hingga dicabutlah ilmu dan banyak terjadi kegoncangan atau gempa. Waktu terasa berputar semakin cepat, muncul fitnah dan banyak terjadi pembunuhan. Harta melimpah ruah di tangan kalian, sampai-sampai si pemilik harta bersedih dan berduka, karena dia tidak mendapatkan orang yang mau menerima shadaqahnya, sampai dia menawarkan kepada orang-orang, namun orang yang ditawari berkata: “Aku tidak membutuhkannya”, dan hingga orang-orang bermegah-megahan dalam membangun gedung-gedung mewah. Hingga seseorang melewati kuburan, lalu dia

Page 11: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

11

berkata: “Seandainya saya yang jadi penghuni kuburan ini”. (Kiamat juga tidak terjadi) sampai matahari terbit dari barat. Ketika matahari terbit dari barat dan orang-orang melihatnya, mereka buru-buru beriman, padahal saat itu tidaklah bermanfa'at lagi iman seseorang bagi dirinya jika sebelumnya dia tidak beriman atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Hari Kiamat pasti terjadi, ketika dua orang laki-laki menggelar kainnya di antara mereka, padahal keduanya belum sempat mengadakan jual beli atau melipatnya. Hari kiamat pasti terjadi, ketika seorang laki-laki melangkah dengan membawa susu yang baru diperasnya dan dia belum sempat meminumnya. Hari kiamat pasti terjadi ketika seseorang memperbaiki sumurnya dan dia belum sempat minum dari sumur tersebut. Hari kiamat pasi terjadi ketika seseorang mengangkat suapannya ke mulutnya dan dia belum sempat memasukkannya ke dalam mulutnya”.

(Disebutkan dalam at-Taaj al-jaami’: hadits ini diriwayatkan oleh empat imam sunan, yaitu: Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa`i dan Ibnu Majah)

Di antara tanda datangnya hari Kiamat adalah pertempuran besar yang terjadi antara dua golongan, alasan mereka sama. Dajjal memutarbalikkan fakta, membuat kebohongan skala besar, dan mengacaukan perkara kepada manusia. Semua dajjal mencitrakan dirinya sebagai seorang yang berbicara atas dasar ilmu dan mengangap dirinya adalah rasul.

Tercabutnya ilmu Islam, tsaqofah atau khazanah keilmuan Islam seperti: fikih, ushul fikih, tafsir Qur’an, Sunnah, dan lainnya yang terkait. Ilmu juga dapat hilang dengan tercabutnya nyawa para ulama mukhlis, sebagaimana diberitakan oleh Nabi SAW dalam hadits yang lain, kemudian orang-orang bodoh menjadi tokoh masyarakat, ucapannya banyak terdengar oleh manusia, tindakannya menyalahi Kitabullah, kekuasaan mereka batil, ideologi yang mereka pegang banyak menyesatkan manusia.

Banyaknya kegoncangan: barangkali untuk mengingatkan manusia akan gempa yang sangat dahsyat, “Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)”. (QS. Al-Hajj :1)

Waktu semakin cepat berjalan: barangkali maksudnya adalah tidak adanya keberkahan pada waktu tersebut. Manusia semakin disibukkan dengan kerja mengejar harta duniawi sampai melupakan dirinya sendiri, melupakan akidah dan syariah serta amalannya. Manusia tidak lagi memperhatikan pergantian hari, minggu, bulan dan tahun dan menyangka bahwa hari-harinya telah dicuri dari umurnya.

Kesempitan hidup sebagai akibat dari berlakunya sistem kufur termasuk sistem ekonomi kapitalisme yang penuh dengan riba, kosong dari keberkahan, besarnya perampasan harta milik umat secara sistematis, sistem moneter uang kertas yang penuh kegoncangan, membuat umat manusia terhimpit, banyak bekerja namun tak kunjung lepas dari himpitan ekonomi. Menjadi musibah yang tidak hanya menimpa orang-orang zalim. Wallahu a’lam.

Kita telah melewati beberapa tanda yang sebagiannya telah kita ketahui dan sekarang mari kita memperhatikan tanda yang menakjubkan ini: ketika seseorang melewati kuburan orang lain dia berharap seandainya dirinya yang ada di dalam kuburan tersebut, hal itu dikarenakan kesempitan hidup dan kedzaliman yang dia hadapi, kehidupan menjadi bencana bagi manusia dan beban yang berat yang ingin dia tinggalkan. Gedung-gedung tinggi semata-mata hanya tumpukan batu serta gua-gua persegi. Ilmu Islam menghilang dari pikiran dan penerapan. Krisis di segala bidang tiada berkesudahan.

Kemudian terbitnya matahari dari barat, ketika itulah tidak bermanfaat keimanan seseorang setelah sebelumnya kafir, bahkan keimanan tidak bermanfaat jika pemiliknya tidak membuktikannya dengan kebaikan dan perbuatan shalih. Semoga Allah memberikan keselamatan kepada kita.

5. Nabi SAW bersabda: “Malam dan siang hari tidak akan hilang sehingga Latta dan Uzza disembah lagi oleh manusia”. A’isyah bertanya: “Bagaimana itu semua terjadi Ya Rasulullah! Aku menyangka, ketika Allah menurunkan ayat: “Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci”. (QS. Ash-Shaff :9) maka telah sempurna agama yang engkau bawa ya Rasulullah?” Nabi menjawab: “Memang benar begitu, akan tetapi setelah itu semua, ada sesuatu yang dikehendaki oleh Allah SWT, kemudian Allah SWT mengutus angin yang lembut supaya meniup seluruh manusia, maka orang yang menyimpan sebesar biji sawi keimanan di hatinya akan mati, hingga akhirnya yang tersisa adalah orang-orang yang tidak memiliki kebaikan, lalu mereka kembali kepada agama nenek-moyang mereka”. (H.R. Muslim)

Itu adalah perputaran kehidupan. Agama Allah telah sempurna: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi

Page 12: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

12

agama kalian”. (QS. Al-Ma`idah :3) Hal itu akan terus berlangsung sampai Allah menghendaki yang lain di mana menjelang hari kiamat Allah akan mengambil orang-orang shalih dan mukmin. Sebagaimana diberitakan oleh Nabi SAW, ketika Allah memerintahkan angin yang lembut untuk meniup semua orang mukmin dan mematikan mereka. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.Para Pemimpin Dan Menyikapi Mereka Dalam Fitnah

Terdapat masa-masa di mana kaum Muslimin memiliki para kepala negara Khilafah orang-orang yang terbaik dari umat, mereka menerapkan sistem Islam dalam berbagai bidang dengan sebaik-baiknya, orang-orang kaya di antara umat adalah orang-orang yang dermawan, urusan umat diperhatikan dan dibereskan sesuai syariah, keberkahan menyelimuti wilayah negara khilafah Islamiyah.

Terdapat pula zaman-zaman di mana para penguasa bersistem kufur membuang ideologi Islam dan berbuat kejahatan yang luas, orang-orang kaya di antara umat adalah para kapitalis yang mengeruk keuntungan dengan menyalahi syariah, mereka pelit dan merampas tambang-tambang melimpah milik umum, perempuan pun ikut menjadi penguasa yang memerintah atas umat.

1. Dari Umar bin Khattab r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Maukah kalian aku beritahu sebaik-baik pemimpin kalian dan sejelek-jelek pemimpin kalian? Sebaik-baik pemimpin kalian adalah pemimpin yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka mendoakan kalian. Sedangkan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah pemimpin yang kalian benci dan mereka membenci kalian, kalian mengutuk mereka dan mereka mengutuk kalian”.

(H.R. At-Tirmidzi, dia berkata: “Hadits hasan”. Di antara perawinya terdapat Muhammad bin Abi Hamid, beliau dianggap dha’if jika meriwayatkan dari hafalannya)

Pemimpin yang baik adalah mereka yang selalu menjaga rakyat, bekerja untuk kebaikan rakyat dan mencintai rakyatnya. Ia melakukannya karena dorongan keimanan pada Allah Swt. Dia memperbanyak bekal untuk Hari Perhitungan Amal. Dia menjadikan Islam sebagai konstitusi dan undang-undang. Seorang khalifah yang mendapat dukungan dan bantuan umat dalam urusan kebaikan Islam. Sehingga pada gilirannya rakyat merasakan jerih payah ini, demi akidah dan syariah yang sama, lalu timbul rasa kecintaan terhadap khalifah dan para jajarannya, senang kepada mereka dan mentaati perintah mereka sesuai aturan dari Allah.

Apabila pelecehan menggantikan do’a dan kebencian menggantikan rasa cinta, maka itu adalah bukti kejahatan, dan pemimpin-pemimpin yang jahat itu mendzalimi rakyatnya dan menerapkan hukum-hukum kufur atas umat, menimpakan fasad/kerusakan atas umat, menyuburkan aliran-aliran sesat. Para penguasa batil itu menjadi fitnah untuk diatasi dan diganti kekuasaannya dengan khalifah yang nyata dibai’at untuk menerapkan sistem Islam.

2. Abu Hurairah r.a. meriwayatkan dari Nabi SAW: “Akan ada setelahku para pemimpin yang memberikan hikmah di atas mimbar-mimbar mereka, apabila mereka turun, maka hikmah tersebut dicabut dari mereka dan tubuh mereka lebih buruk daripada bangkai”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-ausath, di antara rawinya terdapat Sa’ad bin Maslamah yang dihukumi lemah oleh kebanyakan ahli hadits, namun dianggap tsiqah oleh Ibnu Hibban, Ibnu Hibban berkata: “Sering salah dan dia bukan seorang mudallis” (bukan pencampur hadits dengan yang bukan aslinya).

Berapa banyak telah kita dengar para penguasa dan tokoh yang berdiri di depan mikrofon, di atas podium, di acara siaran-siaran radio dan televisi, di depan kamera… mereka berbicara dan ditepuki oleh orang-orang awam. Pidato berhenti dengan habisnya waktu dan mereka hanya bisa bicara kebijakan di atas mimbar, setelah mereka turun dari mimbar, mereka akan menjadi bencana bagi rakyat mereka. Mereka kehilangan hikmah dalam tingkah-laku mereka, dan berjalan menelusuri jalannya orang-orang bodoh dan jahat. Mereka mengikuti sistem kufur dan kebijakan dari kaum kafir imperialis. Mereka membawa kesialan kepada diri mereka sendiri serta rakyat mereka, dan mereka memusuhi umat yang menyuarakan kebenaran.

Dengan begitu para penguasa batil menjadi virus penyakit mematikan yang mewabah.

3. Dari Mu’adz bin Jabbal r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hari Kiamat tidak akan datang sehingga Allah mengutus para pemimpin yang pembohong, menteri-menteri yang jahat, para pemegang amanat yang khianat, para qura` yang fasik, pakaian mereka adalah pakaian pendeta namun mereka tidak memiliki keinginan (atau perhatian dan tanggung-jawab), lalu Allah menimpakan fitnah kepada mereka –hujan

Page 13: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

13

debu yang gelap- sehingga mereka kebingungan, seperti orang-orang Yahudi yang tersesat dalam kegelapan”.

(H.R. al-Bazzar. Sebagaimana disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id)Hadits ini menunjukkan para penguasa yang merusak bumi dan

menyelewengkan kehidupan kepada kerusakan dengan kufurnya hukum mereka, yaitu:

Pemimpin-pemimpin yang pembohong Menteri-menteri yang jahat Qari`-qari` (pembaca Qur’an) yang fasik Penerima-penerima amanat yang khianat

Itu adalah pintu-pintu kerusakan dan kesesatan. Menteri yang jahat menambah penyimpangan dan kesesatan bagi pemimpin yang pembohong, lalu orang-orang yang khianat membantu keduanya dalam kesesatan, dan para qura` (fukaha dan ulama) yang jahat tidak memerintahkan kepada yang makruf dan tidak melarang dari kemungkaran, bahkan mereka menebarkan kebohongan dan dusta dalam masyarakat, serta menyebarkan dosa dan permusuhan. Mereka hanya memiliki penampilan yang menarik, pakaian mereka adalah pakaian para ulama namun hati mereka kosong dari mengikuti Kitabullah, tidak mengkufuri thaghut dan tidak membela umat.

Para penguasa batil bersama para ulama jahat menyebarkan paham kufur sekularisme, menyebarkan ashobiyah nasionalisme, menyebarkan sikap pasrah terhadap kezaliman, menyudutkan Islam ke masjid-masjid saja. Mereka hanya tertarik dengan kelestarian kedudukannya meski harus memelintir ayat-ayat Allah. Mereka saling membantu dalam menzalimi umat, mereka saling melontarkan dalih dan alasan yang tampak indah di mata umat. Mereka tiada mengindahkan syariah, terlebih bagi diri mereka sendiri.

Maka timbullah fitnah yang membingungkan dan gelap. Kita berlindung kepada Allah semoga tidak menjadi salah satu di antara mereka yang kebingungan.

4. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Akan ada pada akhir zaman para pemimpin yang zalim, menteri–menteri yang fasik, hakim-hakim yang khianat dan ulama-ulama pembohong. Maka barangsiapa dari kalian menemui zaman itu, janganlah dia menjadikan (dirinya) untuk mereka sebagai pemungut harta, jangan menjadi penasihat, jangan pula menjadi polisi.”

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-Shaghir dan al-Mu’jam al-Ausath. Di antara perawinya terdapat Dawud bin Sulaiman al-Khurasani. Ath-

Thabrani berkata: “Dia la ba`sa bihi (tingkatan di atas dha’if), sedangkan al-Azdi berkata: “Dia dha’if jiddan (lebih rendah dari dha’if). Dan juga terdapat Mu’awiyah bin al-Haitsam. penulis Majma’uz Zawa`id tidak mengenalnya sedangkan perawi-perawai lainnya tsiqat/terpercaya)

Berkuasanya para pemimpin yang zalim beserta para menteri fasik (bermaksiat terang-terangan), hakim khianat, dan ulama pembohong jelas dapat mudah terjadi di mana sistem yang diterapkan atas umat adalah sistem pemerintahan kufur yang meniscayakan hukum kufur di berbagai bidang. Dalam sistem kufur demokrasi di mana dewan legislatif menjadi tuhan-tuhan palsu pembuat-buat hukum yang keputusannya harus ditaati rakyat, maka kezaliman anti-syariah Islam menjadi norma yang dijunjung tinggi. Sehingga wajar jika para penguasa batil itu adalah mereka yang zalim, fasik, dan pembohong. Kejahatan mereka itu sangat mereka perlukan untuk tetap berkuasa dan menindas umat.

Para penguasa sistem kufur kekuasaannya tidak sah menurut hukum Allah SWT. Penguasa sistem kufur bukanlah seorang khalifah yang dibai’at menjadi pemimpin untuk menerapkan sistem syariah Islam. Mereka justru disumpah untuk menjaga sistem dan hukum kufur sehingga tetap bisa lestari menjerat umat. Maka tidak dibolehkan seseorang turut menjadi pembuat hukum kufur, pelaksana hukum kufur, penegak hukum kufur, bendahara bagi penguasa batil, pelindung dan penolong penguasa sistem kufur dalam menjalankan sistem kufurnya.

5. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: “Pada suatu ketika

Rasulullah SAW berkata kepadaku: “Abu Hurairah! Jangan sekali-kali kamu menemui penguasa/pejabat, namun apabila kamu terpaksa untuk melakukannya maka jangan melanggar sunnahku. Janganlah engkau takut akan pedang dan cambuknya untuk memerintahkan mereka kepada ketakwaan dan taat kepada Allah”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath, di antara perawinya terdapat Abdul Mun’im bin Basyar, dia seorang yang lemah/dha’if)

Hadits ini mengajak kita untuk konsisten dalam berpegang kepada sunnah dan selalu memenuhi kewajiban menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran, mengingatkan untuk takwa dan ta’at kepada Allah meskipun di hadapan penguasa sekalipun.

Page 14: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

14

Dakwah kepada penguasa yang zalim adalah amalan yang memberi pengaruh besar. Ketika kedzaliman dibiarkan maka kerusakan akan terus bergulir semakin banyak, semakin luas, dampaknya semakin dalam melukai umat. Sementara hak manusia untuk mendapatkan dakwah ideologi Islam tidak terpenuhi. Jika kesalahan sikap ini mewabah di antara umat maka peluang bagi terjadinya pertobatan dan perubahan ke arah kejayaan Islam menjadi menghilang. Tidak bisa tidak umat harus membersihkan pikirannya dari doktrin sekularisme yang berbalut dalih-dalih indah sehingga bisa bergerak memenuhi kewajiban dakwah yang tidak tebang pilih.“Apakah kamu beriman kepada sebahagian (isi dari) Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” [QS. Al-Baqarah: 85]

6. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Akan datang setelah kepergianku nanti pemimpin-pemimpin yang mengerjakan apa yang mereka ketahui dan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka; dan akan datang setelahku para penguasa yang mengerjakan apa yang tidak mereka ketahui dan melakukan apa yang tidak diperintahkan kepada mereka. Barangsiapa yang mengingkari para penguasa yang terakhir ini maka dia bebas, dan barangsiapa yang tidak ikut-serta maka dia selamat, namun orang yang celaka adalah yang membiarkan dan mengikuti mereka”.

(Imam al-Haitsami berkata: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan perawi-perawinya sesuai dengan syarat shahih, selain Abu Bakar Muhammad bin Abdul Malik bin Zanjaweih dia ini tsiqah)

Bila kamu mendapati para penguasa memerintah tanpa didasari Qur’an dan Sunnah, dan justru sebaliknya mereka bermaksiat, maka mereka itu melakukan perbuatan yang tidak diperintahkan oleh Allah Swt. Oleh karena itu jadilah kamu orang berikut:

- Jadilah orang yang mengingkari mereka, hukum kufur mereka, dan kezaliman mereka supaya kamu bisa berlepas-diri dari penyimpangan mereka kelak di hadapan Allah.

- Jadilah orang yang tidak ikut serta dalam sistem kufur dan mungkar yang mereka jalankan supaya kamu selamat dari siksa Allah, jika tiba saatnya Allah akan menimpakan siksa-Nya.

- Dan jadilah orang yang menunjukkan pada penguasa fasik lagi batil itu jalan kebenaran, sistem syariah Islam yang wajib ditegakkan sehingga dakwah itu dapat bermanfaat bagi umat, penguasa yang mau bertobat, juga bagi pemilik kekuatan militer untuk memenangkan ideologi Islam atas ideologi kufur yang dengannya Allah Swt. memberikan jalan keluar dari penindasan di berbagai bidang kehidupan.

- Dan jangan sampai engkau menjadi salah seorang yang meridhai perbuatan mereka atau bahkan mengikuti mereka dalam perbuatan-perbuatan mungkar tersebut, supaya engkau tidak menderita karena terkena siksa Allah.

7. Dari Ummu salamah r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Akan hadir pada kalian para penguasa yang kalian kenal namun kalian ingkari (yakni kalian mengetahui perbuatan-perbuatan mereka dan mengingkarinya karena bertentangan dengan syari’at), barangsiapa yang mengingkarinya maka sungguh dia telah terbebas (yakni terbebas dari tuntutan dan tanggung-jawab), dan barangsiapa yang membenci maka sungguh dia telah selamat dari siksa. Namun celakalah orang yang membiarkannya dan mengikutinya. Ada seseorang yang bertanya: “Apakah kita boleh memerangi mereka?” “Tidak, selama mereka masih menegakkan shalat (hukum Islam)” jawab Nabi SAW”. (H.R. at-Tirmidzi, dia menyatakan hadits hasan shahih)

Hadits ini sangat jelas menyatakan tidak dibolehkannya memerangi para pemimpin yang kekuasaannya sah menurut hukum Allah Swt. yaitu khalifah yang dibai’at oleh umat untuk menerapkan sistem Islam walaupun mereka melakukan perbuatan dzalim/bermaksiat, selama mereka masih menjadikan syariah Islam sebagai hukum yang diterapkan.

Apabila mereka mengganti hukum Islam dan berbalik menerapkan hukum kufur maka boleh memerangi mereka bahkan wajib memerangi mereka, karena hadits:

Sebuah riwayat dari 'Ubadah bin Ash Shamit, ia berkata:"Kami membai'at Rasulullah Saw. untuk mendengar dan

mentaatinya dalam keadaan suka (rela) maupun terpaksa, dalam keadaan sempit maupun lapang, serta dalam hal tidak mendahulukan urusan kami (lebih dari urusan agama), juga agar kami tidak merebut kekuasaan dari seorang pemimpin kecuali (sabda Rasulullah:) 'Kalau kalian melihat kekufuran yang mulai nampak secara terang-terangan,

Page 15: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

15

yang dapat dibuktikan berdasarkan keterangan dari Allah (Al wahyu)'" (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, An Nasa'i dan Ibnu Majah)

Menurut Imam Al Khathabi arti bawaahan dalam hadits di atas adalah nampak secara nyata atau terang-terangan. Begitu pula dengan riwayat lain yang menggunakan huruf ra' -baraahan, yang juga mempunyai makna yang sama. [Lihat Imam Asy Syaukani, Nailul Authar, jilid VII, hal.197] Imam Thabrani meriwayatkannya dengan lafadz "kufran sarrahan" artinya kekufuran yang sangat jelas. Riwayat yang lain menyebutkan dengan lafadz "illa an takuna makshiyatullahi bawaahan" artinya kecuali apabila maksiyat kepada Allah nampak secara terang-terangan. Sedangkan Imam Ahmad meriwayatkannya dengan lafadz "maa lam yakmurka bi itsmin bawaahan" artinya kecuali jikalau penguasa tidak memerintahkan mengerjakan maksiat secara terbuka.

Tidak diragukan lagi bahwa apabila penguasa yang sah menurut hukum Islam (Imam/Khalifah) sudah tidak menerapkan hukum-hukum dan aturan-aturan Islam, lalu mengambil perundang-undangan atau sistem selain Islam (misalnya dari Barat), maka tindakan itu adalah bentuk kekufuran yang nyata; meskipun penguasa tersebut melaksanakan shalat, shaum, haji serta mengaku bahwa dirinya adalah seorang muslim.

Sebab Allah SWT berfirman, artinya:"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak bertahkim (merujuk) kepada thagut (selain hukum Islam), padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkarinya". (An Nisaâ: 60)

Membolehkan Riba, minuman keras, membudayakan busana yang menampakkan aurat wanita, membolehkan syiar agama kufur di tengah-tengah umat, membiarkan terjadinya pemurtadan di kalangan kaum muslimin, dan tidak melaksanakan hukum-hukum pidana Islam, memproklamasikan peradaban Barat, serta menjauhkan peradaban Islam; maka semua tindakan itu dapat dikategorikan ke dalam teks hadits di atas, yaitu kekufuran yang ditonjolkan secara terang-terangan. Sebab semua hal di atas termasuk "ma'luumun minad diini bizh Zharurah", yaitu hal-hal yang sudah diketahui kepentingannya di dalam Islam secara pasti.

Harus dibedakan antara penguasa batil yang ada saat ini di Darul Kufur –negara yang di dalamnya diterapkan undang-undang dan peraturan-peraturan kufur, serta didominasi oleh ide-ide, tolok ukur dan kecenderungan pada kehidupan kufur- dengan imam/khalifah yang kekuasaannya sah di Darul Islam, negara sistem syariah khilafah Islamiyah.

Di masa sekarang ini di mana tidak ada seorang khalifah yang sah (tidak ada negara khilafah) maka mengubah darul kufur menjadi darul Islam tidak boleh dengan kekerasan. Akan tetapi yang dituntut adalah mengenalkan dakwah yang bersifat ajakan untuk berfikir secara Islami dan meningkatkan kesadaran ummat, berkecimpung dalam dakwah untuk mempersiapkan masyarakat, melenyapkan ide-ide, tolok ukur, perundang-undangan dan kecenderungan yang menyeleweng dari Islam dan berlandaskan kekufuran. Setelah mempersiapkan masyarakat dengan mengemban dakwah ke tengah-tengah ummat, kemudian dapat dilanjutkan dengan usaha-usaha memperoleh pertolongan atau perlindungan dari pihak-pihak yang mau memeluk Islam serta memiliki kekuasaan untuk mengambil alih kekuasaan.

Semua ini lazim dilakukan untuk mengubah keadaan negeri-negeri kaum muslimin pada saat sekarang. Ini semua karena fakta kondisi saat ini sama dengan fakta kondisi di masa jahiliyah dahulu, di mana sistem Islam tidak terap keseluruhan dalam kehidupan dan penguasa tidaklah sah menurut hukum Allah Swt., maka kita harus mengikuti syariat Islam dalam hal cara menerapkan sistem Islam, yaitu dengan metode Rasul Saw. ketika zaman jahiliyah dahulu yang mana beliau tidak berkompromi dengan sistem kufur.

8. Dari Abdullah Ibnu Mas’ud r.a. dia berkata: “Pada suatu hari Nabi SAW berkata kepada kita: “Sesungguhnya kalian akan melihat atsrah (egoisme dan mencintai diri-sendiri) sepeninggalku nanti dan penguasa-penguasa yang kalian ingkari”. Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah! Apa yang harus kami lakukan?” “Tunaikanlah hak mereka dan mintalah hak kalian kepada Allah”.

(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan at-Tirmidzi)

Nabi SAW telah memposisikan umat Islam pada posisinya yang benar. Sesungguhnya individu adalah batu-bata dalam bangunan sosial, untuk itu harus menjalankan perannya dengan benar. Tidak menjadikan kelemahan, kelalaian, kemalasan atau penyimpangan

Page 16: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

16

khalifah dari syari’at sebagai alasan untuk tidak melaksanakan hak atau memerintahkan kebenaran, dan tidak pula menjadikannya sebagai alasan untuk tidak melarang kemunkaran dan kewajiban-kewajiban lainnya.

Sesungguhnya orang mukmin dituntut untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya, melarang kezaliman, dalam hal ini dia berbuat hanya karena Allah semata. Dunia baginya adalah tempat bekerja dan berbuat bukan tempat menerima balasan.

Bagi orang-orang malas yang berdiam diri dari dakwah kepada umat dan penguasa maka mereka akan tertinggal dan pertolongan Allah Swt. akan didapat oleh mereka yang mengusahakannya.

9. ‘Alqamah bin Wa`il bin Hujr meriwayatkan dari ayahnya, dia berkata: “Aku mendengar ada seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah! Apa pendapat anda, apabila kita dipimpin oleh penguasa yang menahan hak kita padahal dia meminta kita untuk menunaikan hak mereka?” Rasulullah menjawab: “Tunduk dan patuhilah. Sesungguhnya mereka akan menerima balasan perbuatan yang telah mereka lakukan demikian pula kalian”.

(H.R. at-Tirmidzi, dia berkata: “Hadits hasan shahih)

Semua manusia bertanggung-jawab terhadap perbuatan masing-masing di hadapan Allah SWT. Hadits ini mengajak untuk beramal dan aktif. Setiap manusia harus berbuat sesuai dengan kewajibannya. Apabila masing-masing kita ikhlas dalam amal, dan beramal sesuai tuntunan Islam, maka hasilnya adalah kebaikan. Termasuk kewajiban berdakwah untuk memperbaiki masyarakat, menyingkirkan kezaliman yang terus mendera. Sebaliknya, masyarakat yang hidup terlena dalam kemalasan dan berpangku-tangan, tidak akan menghasilkan perubahan sistem yaitu sistem kufur diganti dengan sistem Islam. Jika perubahan itu tidak diusahakan maka umat akan terus berkubang dalam dosa dan kerusakan yang dihasilkan oleh sistem kufur, yang dihasilkan oleh banyak sekali hukum kufur yang diterapkan atas umat.

10. Dari Abdullah Ibnu Mas’ud r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Apa yang akan kalian lakukan, bila para penguasa sepeninggalku saling memperebutkan harta fai` (harta dari perang)?” Ibnu Mas’ud menjawab: “Demi Dzat yang telah mengutus anda dengan kebenaran, aku akan meletakkan pedangku di pundakku kemudian menyabetkannya (yaitu mengangkat pedang untuk perang), sehingga aku bisa

menyusulmu Ya Rasulullah”. Nabi SAW berkata: “Maukah engkau aku tunjukkan yang lebih baik dari itu? Bersabarlah! Sampai engkau meninggal dan menemuiku”.

(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud)

Ini adalah suatu karakter penguasa, khalifah kaum muslimin yang kuat dan mujahid, berperang fi sabilillah lalu mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang) dan al-fai` (harta yang ditinggalkan musuh tanpa perang), lalu pemimpin ini ingin menguasai harta tersebut atau sebagian besar darinya.

Terhadap khalifah yang sah yang berbuat dzalim maka tidaklah diangkat pedang atasnya yang dapat menyulut api peperangan yang menyebabkan pelanggaran terhadap larangan Rasulullah. Kata-kata kebenaran di hadapan khalifah sah negara sistem Islam adalah kewajiban atas umat. Dalam hal ini tentu diperlukan kesabaran.

11. Ka’ab bin Ajrah r.a. dia berkata: “Pada suatu hari Rasulullah SAW keluar dari rumahnya menemui kami, lalu berkata: “Dengarkanlah! Sudahkah kalian mendengar bahwa akan ada sesudahku para penguasa, barangsiapa yang masuk menemui mereka, kemudian membenarkan kebohongan mereka dan membantu kedzaliman mereka, maka dia bukan golonganku dan aku bukan golongannya dan dia tidak akan mendatangi telagaku. Dan barangsiapa tidak menemui mereka, tidak membantu kedzaliman mereka dan tidak membenarkan kebohongan mereka, maka dia termasuk golonganku dan aku adalah golongannya dan dia pasti akan sampai di telagaku.”

(H.R. at-Tirmidzi, dia berkata: “Hadits shahih gharib”)

Ini ancaman bagi orang-orang yang menemui para penguasa, mereka menghiasi kejelekan mereka, memperindah kejahatan mereka dan memberikan bantuan bagi kedzaliman mereka.

Rasulullah SAW telah memberikan ancaman kepada para antek penguasa yang tolong-menolong dalam dosa tersebut dengan pengharaman. Mereka tidak termasuk dalam pengikut Nabi Saw. “dia bukan golonganku dan aku bukan golongannya dan dia tidak akan mendatangi telagaku (telaga Kautsar).”

Sebaliknya, mereka yang tidak membantu kebathilan, tidak meridhoi orang-orang yang berbuat bathil, dan mereka konsisten membela umat, mereka itulah “golonganku dan aku golongannya dan dia akan mencapai telagaku (di Surga)”.

Page 17: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

17

12. Dari Jabir bin Abdullah r.a. dia berkata: “Nabi SAW berkata kepada Ka’ab bin ‘Ajrah: “Semoga Allah melindungimu dari penguasa-penguasa yang bodoh”. Ka’ab bin Ajrah bertanya: “Siapakah penguasa yang bodoh?” Nabi SAW menjawab: “Yaitu para penguasa yang datang setelahku, mereka tidak mengambil petunjukku dan tidak pula menjalankan sunnahku. Barangsiapa yang membenarkan kebohongan mereka, membantu kedzaliman mereka, maka dia bukanlah golonganku dan aku bukan golongannya dan dia tidak akan sampai ke telagaku. Hai Ka’ab bin ‘Ajrah!: Puasa adalah benteng pertahanan diri, shadaqah adalah penghapus dosa, dan shalat adalah ibadah -atau saksi- Hai Ka’ab bin ‘Ajrah! Manusia ada dua macam: pertama: orang yang membeli dirinya dari murka Allah dan menebusnya dari siksa-Nya dengan amal shalih dan yang kedua: menjual dirinya kepada syetan sehingga mencelakakan dirinya”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Bazzar. Perawi-perawinya sesuai dengan syarat shahih)

Hadits ini senada dengan petunjuk-petunjuk hadits sebelumnya. Semoga Allah menolong kita atas penguasa yang bodoh. Penguasa yang menerapkan hukum-hukum thoghut adalah penguasa bodoh. Penguasa yang turut andil bagi berjalannya sistem kufur demokrasi adalah penguasa bodoh. Penguasa yang menjerat umat untuk taat pada tuhan-tuhan palsu pembuat hukum adalah penguasa bodoh. Penguasa yang menjadikan “musyawarah” manusia mengalahkan hukum-hukum Allah Swt. adalah penguasa bodoh."... Kaum yang mengikuti sunnah, akan tetapi bukanlah sunnahku, dan mengikuti petunjuk tetapi bukan petunjukku. Kenalilah mereka olehmu dan laranglah. ..." [HR. Bukhari]

13. Dari Mu’awiyah r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya orang yang mendengarkan dan mentaati perintah tidak akan dimintai pertanggungjawaban, sedangkan orang yang mendengarkan perintah namun tidak mentaatinya maka tidak ada alasan baginya”.

(H.R. ath-Thabrani dan Ahmad dalam sebuah hadits yang panjang. Abdullah bin Ahmad bin Hambal berkata: “Ayahku menuliskan tambahan ini, aku tidak tahu apakah dia pernah mengatakannya kepadaku secara lisan atau tidak”. Perawi-perawinya adalah sesuai

dengan syarat shahih, sementara Jablah Ibnu Athiyah, seorang yang tsiqat)

Hadits ini mengajak manusia untuk taat dan patuh serta menjaga persatuan dalam hal yang sesuai ideologi (aqidah dan syariah) Islam. Oleh karena itu orang yang mendengarkan dan mentaati perintah tidak akan menanggung dosa selama ketaatan dan kepatuhannya bukan untuk mendurhakai Allah SWT. Apabila penguasa seorang yang fasiq (terang-terangan bermaksiat) dan memerintah rakyatnya dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, maka orang yang mentaati dan mematuhi khalifah semacam ini tidak dihukum karena kezaliman penguasa. Adapun mereka yang tidak patuh terhadap hukum Allah SWT, maka tidak ada alasan baginya untuk berbuat durhaka dan dia bertanggung-jawab terhadap kesalahannya. Kedzaliman seorang khalifah tidak bisa dijadikan alasan sehingga menyelamatkannya. Setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya masing-masing.

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (-Nya) dan ulil amri (Imam yang sah dibai’at untuk menerapkan Syari'at Islam beserta para pejabatnya) di antara kamu. Kemudian jika kalian (rakyat dan penguasa) berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (as-Sunnah), jika kalian memang benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Akhir." (QS. An-Nisaa': 59)

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kalian semua; umat yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku!” (QS. Al-Anbiyaa` :92)

Barangsiapa berbuat karena Allah untuk kepentingan persatuan kaum Muslimin, jika benar Allah akan menerimanya dan membalasnya dengan balasan yang terbaik. Umat harus disatukan atas dasar Qur’an dan Sunnah. Dan persatuan itu tidak akan terwujud jika pemikiran, perasaan, dan hukum yang berlaku di tengah umat belum berdasarkan Qur’an dan Sunnah. Maka persatuan kaum Muslimin secara hakiki terwujud dengan memenuhi kewajiban menegakkan dan menjaga negara khilafah Islamiyah.

"Dan siapa saja yang mati sedang di lehernya tidak terdapat bai'at (kepada khalifah), berarti dia telah mati (mirip) jahiliyah." (HR. Muslim)

Page 18: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

18

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr ra., bahwa dia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:"Siapa saja yang membai'at seorang imam (khalifah) dan memberikan kepadanya genggaman tangan dan buah hatinya (bertekad janji), maka hendaklah dia mentaatinya sekuat kemampuannya. Dan jika ada orang lain yang hendak merebut kekuasaannya, maka penggallah batang lehernya." (HR. Muslim)

“Jika dibai’at dua orang khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya.” (HR. Muslim)

Sedangkan orang yang berbuat untuk memecah-belah umat Islam, dengan mengikuti perbuatan kaum yahudi semacam sistem kufur demokrasi, paham kufur ashobiyah kebangsaan, akidah kufur sekularisme, maka Allah tidak akan menerimanya. Memecah-belah persatuan bisa terjadi dengan menyebarkan dan menjaga pemikiran kufur, perasaan cinta dan benci yang tidak berdasar aturan Islam, serta hukum kufur di tengah-tengah umat. Dan yang paling berperan dalam kemunkaran ini adalah para penguasa negara sistem kufur semacam demokrasi yang terdiri dari legislatif, eksekutif, yudikatif.

Maka bagi para tokoh-tokoh mereka harus berbuat untuk mempersatukan jama’ah bukan memecah-belah. Memperkuat gerakan yang secara murni berdasarkan ideologi (akidah dan syariah) Islam. Menyadarkan semua kelompok yang berdiri berdasarkan ideologi kufur maupun yang menyimpang dari ideologi Islam dalam hal pemikiran juga metodenya. Semoga Allah menyelamatkan kita.

14. Dari Ibnu Abbas r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Tidak ada seorangpun yang menguasai suatu wilayah, kecuali dihadapkan padanya keselamatan, apabila dia menerimanya maka akan diluaskan dan disempurnakan, namun apabila dia menjauhinya, maka akan dibukakan perkara yang dia tidak akan sanggup menanggungnya”. Perawi dari Ibnu Abbas bertanya kepada Ibnu Abbas: “Apa maksud menjauhi keselamatan?” Ibnu Abbas menjawab: “Mencari-cari kesalahan dan aib”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani)

Seorang penguasa sistem khilafah Islamiyah harus mencari keselamatan dengan memenuhi kewajiban menerapkan keadilan syariah Islam sehingga tersebar kepercayaan antara khalifah dan bawahannya serta antara mereka dan rakyat. Dalam kondisi ini

seorang khalifah akan merasa tenang dan memberikan ketenangan kepada keluarganya, bawahannya dan rakyatnya. Dengan tekad dan usaha khalifah menyebarluaskan rahmat akibat dari tegaknya keadilan syariah maka akan semakin banyak keberhasilan jihad penaklukan/futuhat meninggikan kalimat Allah, kestabilan dalam negeri, dan berkah kesejahteraan.

Khalifah dilarang mencari-mencari aib dan kesalahan, dalam keadaan ini seorang penguasa akan mencari kesalahan dengan membentuk mata-mata dan spionase terhadap rakyatnya.

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain (tajassus)..” [QS. al-Hujurat:12]

Dalam Sunnah, Nabi Saw. bersabda, “..Janganlah kalian saling memata-matai, janganlah kalian saling menyelidik, janganlah kalian saling berlebih-lebihan, janganlah kalian saling berbuat kerusakan….” [HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah, lihat hadits-hadits senada dalam Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, surat 49:12, semisal riwayat Imam Malik dari Abu Hurairah]

Nabi Saw. bersabda, artinya, “Sungguh, seorang amir (pemimpin) akan mendurhakai rakyatnya, bila ia memburu kecurigaan pada mereka”. [HR. Abu Dawud dari Abu Umamah]

Khilafah akan punya aparat keamanan tapi sangat berbeda perannya. Islam mengharamkan memata-matai warga, perkara ini bukan sesuatu yang bisa diubah oleh siapapun, atau oleh karena situasi keamanan nasional apapun. Cakupan, penggunaan dan wilayah hukum aparat penegak hukum dalam Islam adalah terikat syariah sebagaimana dinyatakan dalam banyak Hadits. Aparat keamanan dalam negeri tidak punya wewenang atau hak untuk memata-matai atau menyelidiki keyakinan pribadi rakyat. Jika dibolehkan maka akan berakibat mendapatkan bukti melalui cara sembunyi-sembunyi, memata-matai dan melanggar privasi warga negara. Privasi rumah dan warga adalah haram dilanggar. Wilayah hukum mereka yaitu menegakkan hukum dalam negara, hal ini adalah dalam perkara publik. (Lebih lanjut lihat "The institutions of state in the Khilafah in ruling and administration," Hizb ut-Tahrir)

15. Dari Miqdad bin al-Aswad r.a. dan Abu Umamah r.a.: “Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang penguasa bila mencari-cari kesalahan rakyat, maka akan menghancurkan mereka”.

Page 19: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

19

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits Abu Umamah diriwayatkan oleh Abu Dawud, kemudian penulis berkata hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ath-Thabrani, perawi-perawinya adalah tsiqat)

Bukan menjadi hak penguasa untuk memata-matai rakyatnya. Barangkali ada baiknya, di sini penulis akan menyebutkan suatu kisah yang berhubungan dengan pembahasan kita ini:

“pada suatu ketika Umar melewati suatu kebun, kemudian dia mendengar suara-suara yang mencurigakan, lalu dia mengintainya dan memanjat pagar kebun tersebut. Dia melihat seorang laki-laki dengan satu gentong khamr. Umar menampakkan diri dan menegur laki-laki tersebut: “Hai musuh Allah! Tidakkah engkau tahu bahwa Allah telah menutupi aibmu, namun engkau tetap melakukan kejahatan ini?”laki-laki menjawab: “Amirul Mukminin! Apabila aku telah mendurhakai Allah dalam satu hal, maka anda telah mendurhakai-Nya dalam tiga hal:

Allah berfirman: “Janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain”. (QS. Al-Hujuraat :12), namun anda mengintaiku.

Allah berfirman: “Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya”. (QS. Al-Baqarah :189), namun anda tidak melakukannya.

Allah juga berfirman: “Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya”. (QS. An-Nuur :27).

Menghadapi logika yang kuat ini Umar tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghukum laki-laki tersebut, walaupun beliau adalah seorang Amirul mukminin. Lalu beliau berkata kepadanya: “Apakah kamu akan meninggalkan khamr selamanya, jika aku mengampunimu?”. Laki-laki itu menjawab: “Benar, ya Amirul mukminin”.

Riwayat lain barangkali bisa menyempurnakan kisah ini, telah diriwayatkan bahwa Umar bin al-Khattab r.a. bertanya kepada sahabat-sahabatnya, diantara mereka ada Ali bin Abi Thalib. Beliau menanyakan pendapat mereka tentang kecurigaan yang dilihatnya? Ali r.a. berkata: “Amirul Mukminin! Berterus teranglah... dan hadirkan para saksi, jika tidak maka hukuman cambuk atas punggung anda” (mungkin maksudnya adalah hukuman orang yang menuduh tanpa bukti/Qadzaf).

Riwayat-riwayat ini –jika benar- menunjukkan betapa besar perhatian terhadap kehormatan pribadi umat Islam. Kehormatan ini apabila dilanggar akan menjadi kerusakan yang besar dalam masyarakat. Apabila penguasa mencari-cari kecurigaan atau

berprasangka yang bukan-bukan dan meragukan kepercayaan rakyat, mengawasi setiap gerak-gerik mereka, maka hal itu akan merusak mereka dan menimbulkan permusuhan mereka terhadap dirinya dan orang lain.

Adapun terhadap kafir dzimmiy yang menjadi warga negara di Daulah Khilafah, maka kedudukan mereka setara dengan kaum muslimin, sehingga seorang muslim dilarang [diharamkan] memata-matai mereka. [Taqiyyuddin al-Nabhani, al-Syakhshiyyah al-Islamiyyah Juz II, ed.III, 1994, Daar al-Ummah, Beirut, Libanon, hal. 212.] Adapun memata-matai kafir harbiy [kafir yang harus diperangi], baik kafir harbiy haqiqiy, maupun hukman, hukumnya adalah jaiz (boleh) bagi seorang muslim, atau sekelompok kaum muslimin, namun wajib bagi negara [Daulah Khilafah], baik kafir harbiy yang berada di dalam Daulah Khilafah Islamiyyah, maupun yang berada di negaranya sendiri.

Dalilnya adalah riwayat yang disebut dalam Sirah Ibnu Hisyam, bahwa Nabi Saw. pernah mengutus ‘Abdullah bin Jahsiy bersama 8 orang dari kalangan Muhajirin. Kemudian Rasulullah saw memberikan sebuah surat kepada ‘Abdullah bin Jahsiy, dan beliau saw menyuruhnya agar tidak melihat isinya. Ia boleh membuka surat itu setelah berjalan kira-kira 2 hari lamanya. Selanjutnya mereka bergegas pergi. Setelah menempuh perjalanan selama dua hari, barulah ‘Abdullah bin Jahsiy membuka surat, dan membaca isinya. Isinya adalah, “Jika engkau telah melihat suratku ini, berjalanlah terus hingga sampai kebun korma antara Mekah dan Tha’if, maka intailah orang-orang Quraisy, dan khabarkanlah kepada kami berita tentang mereka (orang Quraisy).”

Dalam surat itu, Rasulullah saw memerintah ‘Abdullah bin Jahsiy untuk memata-matai orang Quraisy, dan mengabarkan berita tentang mereka kepada Rasul. Akan tetapi, beliau saw memberikan pilihan kepada para shahabat lainnya untuk mengikuti ‘Abdullah bin Jahsiy, atau tidak. Akan tetapi, Rasulullah saw mengharuskan ‘Abdullah bin Jahsiy untuk terus berjalan hingga sampai ke kebun kurma antara Mekah dan Tha’if, dan memata-matai orang Quraisy. Riwayat ini menyatakan bahwa Rasulullah saw, telah meminta shahabat untuk melakukan aktivitas spionase, yakni wajib bagi ‘Abdullah bin Jahsiy, namun shahabat yang lain diberi dua pilihan, ikut bersama ‘Abdullah bin Jahsiy atau tidak. Dengan demikian, tuntutan untuk melakukan spionase bagi amir jama’ah, yakni ‘Abdullah bin Jahsiy [dinisbahkan kepada negara] adalah pasti, sehingga hukumnya wajib, sedangkan

Page 20: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

20

bagi kaum muslimin tuntutan tidak pasti, sehingga hukumnya jaiz (boleh). Hadits ini menunjukkan kepada kita, bahwa hukum memata-matai kafir harbiy adalah wajib bagi negara, sedangkan bagi kaum muslimin adalah jaiz.

Ada sebagian orang berpendapat bahwa spionase yang dilakukan oleh badan-badan intelejen negara adalah boleh. Sebab, spionase yang dilakukan oleh negara akan membawa kemashlahatan bagi negara. Pendapat semacam ini tidak disandarkan kepada dalil syara’. Mereka hanya bertumpu kepada mashlahat untuk membangun pendapatnya; misalnya spionase untuk memonitoring aktivitas rakyat yang berpotensi melakukan makar terhadap negara, menggali keadaan rakyatnya lebih dalam lagi, dan lain-lain. Namun perlu diingat, bahwa mashlahat tidak ada artinya sama sekali untuk membangun hukum syara’.

Seorang muslim diwajibkan untuk hanya bertahkim (berhukum) dengan apa-apa yang diturunkan oleh Allah swt, bukan bertahkim dengan mashlahat yang bersifat temporal dan berubah-ubah. Allah swt berfirman, artinya,“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu…”[al-Maidah”48]“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang yang dzalim.” [al-Maidah:45]Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa dasar untuk membangun hukum syara’ adalah al-Quran dan Sunnah, bukan mashlahat.

16. Dari Hudzaifah bin al-Yaman r.a. dia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Demi Allah yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, Hari Kiamat tidak akan datang sampai kalian membunuh pemimpin kalian, kalian saling menyabetkan pedang-pedang kalian dan dunia kalian diwarisi oleh orang-orang jahat di antara kalian”.

(H.R. at-Tirmidi, dia berkata: “Hadits hasan”)

Sesungguhnya melawan khalifah yang sah yang tetap menerapkan sistem syariah Islam adalah permulaan kehancuran masyarakat, bahkan menjadi salah satu tanda dekatnya Hari Kiamat. Kelompok-kelompok yang terbiasa melawan khalifah yang adil, perselisihan bersenjata antara berbagai kelompok yang menyimpang

dari ideologi Islam, dan dunia dikuasai oleh orang-orang jahat termasuk dari kalangan kapitalis, kafir imperialis, sekularis, liberalis; dan orang-orang jahat ini dengan kekuasaan sistem kufurnya menentukan nasib manusia, sehingga mereka menggiring umat manusia semuanya kepada kerusakan dan kehancuran.

Hal ini akan terjadi –wallahu a’lam- ketika manusia meninggalkan memerintah kepada kebaikan ideologi (aqidah dan syariah) Islam dan mencegah dari kemungkaran sistem kufur di berbagai bidang; dan Islam menjadi sesuatu yang asing karena tidak terap dalam kehidupan bernegara. Semoga Allah menyelamatkan kita semua.

17. Dari Tsauban r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya yang paling aku takutkan terhadap umatku adalah para pemimpin yang menyesatkan”. Tsauban berkata: Rasulullah SAW menambahkan: “Segolongan umatku senantiasa berjuang menegakkan kebenaran, tidak akan mendatangkan kerugian kepada mereka orang-orang yang memusuhi mereka, sampai datang keputusan Allah”. (H.R. at-Tirmidzi)

Betapa buruknya akibat dari berkuasanya para thoghut dan betapa bahayanya!!! Para penguasa sistem kufur semacam demokrasi menjerat umat hingga umat tunduk pada hukum thaghut. Para penguasa sistem taghut terus berkuasa dengan terus-menerus membohongi umat. Mereka menggandeng para ulama duniawi untuk menipu umat bahwa kekuasaan para toghut itu sah dan umat tidak dibolehkan melarang kemungkaran mereka. Mereka mewajibkan yang haram dan mengharamkan yang wajib. Mereka menipu umat dengan mengatakan bahwa “musyawarah” manusia mengalahkan hukum-hukum Allah itu adalah sesuai Islam. Mereka bungkam dari membongkar kebatilan hukum-hukum serta sistem kufur.

Dari Aus yang berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:“Aku tidak takut (ujian yang akan menimpa) pada umatku, kecuali (ujian) para pemimpin sesat.” (HR. Ibnu Hibban)

Dari Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah Saw berkata kepada Ka’ab bin Ajzah:“Aku memohon perlindungan untukmu kepada Allah dari kepemimpinan orang-orang bodoh.” (HR. Ahmad)

Page 21: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

21

Dalam hadits riwayat Ahmad dikatakan bahwa pemimpin bodoh adalah pemimpin yang tidak mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah Saw. Yakni pemimpin yang tidak menerapkan syariah Islam.

Dari Ubadah bin Shamit berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda:“Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang memerintah kalian dengan hukum yang tidak kalian ketahui (imani). Sebaliknya, mereka melakukan apa yang kalian ingkari. Sehingga terhadap mereka ini tidak ada kewajiban bagi kalian untuk menaatinya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah).

Dari Abu Hisyam as-Silmi berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda:“Kalian akan dipimpin oleh para pemimpin yang mengancam kehidupan kalian. Mereka berbicara (berjanji) kepada kalian, kemudian mereka mengingkari (janjinya). Mereka melakukan pekerjaan, lalu pekerjaan mereka itu sangat buruk. Mereka tidak senang dengan kalian hingga kalian menilai baik (memuji) keburukan mereka, dan kalian membenarkan kebohongan mereka, serta kalian memberi pada mereka hak yang mereka senangi.” (HR. Thabrani)

Hilangnya AmanahDalam kitab, al-Mustadrak ‘ala as-Sahihain, al-Hakim mengeluarkan hadits:“Akan tiba pada manusia tahun-tahun penuh kebohongan. Saat itu, orang bohong dianggap jujur. Orang jujur dianggap bohong. Pengkhianat dianggap amanah. Orang amanah dianggap pengkhianat. Ketika itu, orang “Ruwaibidhah” berbicara. Ada yang bertanya, “Siapa Ruwaibidhah itu?” Nabi menjawab, “Orang bodoh yang mengurusi urusan orang umum.” (HR. al-Hakim, al-Mustadrak ‘ala as-Shahihain, V/465)

Mengenai hadits ini, al-Hakim berkomentar, “Ini adalah hadits dengan isnad sahih, meski al-Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya. Imam ad-Dzahabi menyetujuinya.” Jadi, hadits ini adalah hadits sahih, yang dinyatakan sahih oleh al-Hakim dan ad-Dzahabi.

Lafadz “Ruwaibidhah” merupakan bentuk lafadz Mujmal, yang dijelaskan oleh Nabi saw dalam redaksi berikutnya, ketika ditanya oleh para sahabat:“Siapa Ruwaibidhah itu?” Nabi menjawab, “Orang bodoh yang mengurusi urusan orang umum.” (HR. al-Hakim)

Dari berbagai gambaran di atas, bisa disimpulkan bahwa hadits ini menjelaskan tentang kelompok orang yang tidak peduli terhadap urusan agama. Mereka adalah budak hawa nafsu dan dunia. Mereka mengibarkan bendera Jahiliyyah. Menyeru kepada ideologi dan isme sesat dan merusak, seperti Kapitalisme, Sosialisme, Sekularisme, Liberalisme, Demokrasi. Mereka berambisi menjadi penguasa, padahal mereka adalah orang bodoh, tidak bermutu, fasik dan hina. Mereka bukanlah orang yang mencari kebenaran, bukan pula orang yang menggengamnya dengan jujur, tetapi mereka adalah para pembohong yang pandai memutar lidahnya. Bagi orang yang mempunyai kepekaan dan akal sehat, tentu tidak sulit mengetahui kondisi mereka. Meski mereka mengklaim membela dan menolong kebenaran.

Mereka adalah dedengkot kesesatan, pengikut hawa nafsu dan syahwat. Mereka didukung orang-orang Munafik, ekstrim, jahil tentang Islam dan lalai. Kadang mereka tampak berilmu dan benar, namun mereka menjual agama mereka untuk secuil dunia. Mereka menggunakan ilmunya untuk menjustifikasi kerusakan, dan sistem Kufur. Mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan. Akibatnya, halal dan haram, makruf dan munkar menjadi kabur di mata umat.

Hadits yang kedua menyatakan bahwa ada golongan dari umat yang kuat dan menang. Mereka memenuhi kewajiban amar makruf nahi mungkar kepada semua yang berhak mendapatkannya, bukan dakwah yang tebang pilih. Mereka berani berhadapan dengan kemunkaran yang besar. Mereka tiada henti terus istiqomah berjuang meruntuhkan sistem kufur diganti dengan sistem Islam. Mereka tidak mengikuti metode perjuangan melainkan itu metode perjuangan Rasul Saw. yang dengannya dahulu Rasul Saw. berhasil menegakkan sistem Islam tanpa Beliau berkompromi dengan sistem kufur. Maka, atas izin dan pertolongan Allah Swt. golongan yang teguh atas ideologi (akidah dan syariah) Islam ini akan mendapatkan keberhasilan.

Rasulullah Saw. bersabda:”Seutama-utama jihad adalah menyampaikan kalimat yang adil

(haq) kepada penguasa (sulthan) yang zalim.” (HR. Abu Dawud 4346, Tirmidzi no.2265, dan Ibnu Majah no.4011)

VَدX ِّي Vاِء] َسVَدVَه eَد] بن َحVْمeزُةb الُّش_ ُجbٌلo الْمbَطVِّلXْبe َعVْب VَرVَو VاَمVَق y إلVى ]ٍرy إماَم VَهVاه َوV َفVأمٍره ُجVاِئ Vِّلُهb َن َفVقَت

"Penghulu para syuhada' ialah Hamzah bin Abdul Muthalib dan seseorang yang berdiri di hadapan penguasa zhalim, lalu orang itu

Page 22: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

22

memerintahkannya berbuat ma'ruf (menjalankan apa yang diwajibkan oleh syara') dan melarangnya berbuat mungkar (kekufuran/ kezhaliman/ kemaksiatan), kemudian penguasa itu membunuhnya." (HR. Al Hakim)

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur :55)

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang menang.

Sebab-Sebab Fitnah

1. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hari Kiamat tidak akan datang, sehingga harta kalian bertambah banyak dan berlimpah-ruah, sampai orang-orang kaya bersedih karena tidak ada yang mau menerima shadaqahnya”. Rasulullah SAW berkata lagi: “(Hari Kiamat tidak akan datang) sampai ilmu dicabut, waktu semakin dicepatkan, fitnah muncul di mana-mana dan al-haraj merajalela. Sahabat-sahabat bertanya: “Ya Rasulullah! Apakah yang dimaksud dengan al-Haraj?” beliau menjawab “pembunuhan. Pembunuhan”.

(Disebutkan dalam al-Fathur Rabbani: hadits ini disebutkan oleh Bukhari dan Muslim dengan menggunakan redaksi yang hampir sama)

Sebab-sebab fitnah itu di antaranya: Melimpahnya harta, kenikmatan dunia semakin berkembang

dan maju hingga umat banyak meninggalkan kewajiban dakwah dan jihad

Ilmu Islam semakin sedikit dan mulai hilang Waktu hilang keberkahannya Muncul fitnah dengan berbagai macam bentuknya

Maraknya pembunuhan, sistem syariah Islam tidak berkuasaItu adalah tanda-tanda yang seharusnya bisa menyadarkan orang

mukmin dan menggugah setiap insan yang memiliki akal, sehingga tidak terlena oleh banyaknya harta dan mudahnya mendapatkan dunia, karena kemegahan dan kemewahan dunia seharusnya menjadi sarana untuk memenuhi berbagai kewajiban, dan pasti akan datang Hari Kiamat.

Beberapa sisi kehancuran masyarakat, penyimpangan dari syariat:Amanah diperebutkan sebagai keuntungan. Orang yang diberi

kepercayaan gembira dengan mendapatkannya, dan menjadikan harta yang diamanahkan kepadanya seperti hartanya sendiri, mencari-cari celah untuk menggunakannya demi kepentingan pribadi, dan tidak senang bila umat menuntut haknya. Sistem kufur demokrasi meniscayakan biaya kampanye yang mahal untuk mempengaruhi umat yang terbiasa mengutamakan kenikmatan duniawi. Modal kampanye disediakan oleh para kapitalis hingga si calon penguasa menang karena pencitraan media massa. Maka penguasa itu berusaha mengembalikan modal dan mencari keuntungannya dengan jalan mengambil dari harta milik umum/rakyat. Mereka membuat kebijakan yang mendzolimi umat demi keuntungan para kapitalis dan diri mereka sendiri.

Zakat dianggap sebagai kerugian. Para wajib zakat tidak mau mengeluarkannya. Sebab dalam sistem kufur semacam demokrasi, zakat tidak wajib ditarik dari para wajib zakat. Semua yang tidak mau membayar zakat tidak mendapat sanksi apa-apa. Malah, yang diwajibkan oleh para penguasa thoghut adalah pajak yang batil dan zalim yang jelas-jelas menyalahi tuntunan Islam.

Suami justru taat pada isterinya, namun mendurhakai orang tua, mengingkari keutamaannya. Dalam sistem peradilan kufur, seseorang tidak diwajibkan taat pada orangtuanya. Banyak terjadi di negara-negara sistem kufur para orangtua yang ditelantarkan oleh anak-anaknya.

Begitu pula dengan seseorang yang justru berbaik hati kepada temannya, namun dia memutus hubungan dengan ayahnya dan keluarganya karena lebih menuruti hawa nafsu.

Masjid malah menjadi tempat untuk perselisihan karena umat tidak disatukan dengan ideologi (akidah dan syariah) Islam. Sebagian dari umat Islam malah memilih-milih dari apa yang diturnakan Allah Swt. Mereka memilih-milih dari Qur’an dan Sunnah apa yang disenangi hawa nafsunya. Mereka memelintir ayat-ayat sesuai keinginan

Page 23: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

23

nafsunya dan demi mencari keselamatan duniawi semata. Mereka menjauhi kewajiban-kewajiban dakwah yang dianggap berbahaya. Mereka menjadikan asas manfaat sebagai standar perbuatan bukannya dalil syariah.

Ketika kepemimpinan dipegang oleh orang-orang yang jahat, sehingga mereka menjerumuskan rakyat kepada lubang biawak yahudi semacam demokrasi. Orang-orang jahat berkuasa dengan menerapkan sistem kufur. Kekuasaan mereka jelas kebatilannya namun tipuan terhadap umat telah menutupi kebatilan mereka. Mereka fasik, terang-terangan menjalankan sistem kufur demokrasi, yang menjadikan hukum buatan manusia harus ditaati oleh umat. Apabila ada orang yang diangkat menjadi pemimpin maka hal itu bukan untuk menerapkan sistem Islam semata dan menolak semua hukum kufur, namun justru karena dia mau berkompromi dengan sistem kufur dan mengambil keuntungan darinya. Orang-orang mengangkatnya sebagai pemimpin atas dasar bodohnya dari ideologi Islam.

Banyak laki-laki yang tidak acuh memakai pakaian dari sutera, padahal Islam telah melarangnya bagi kaum laki-laki. Tersebarnya minuman keras yang merupakan dosa besar dan menjadi pendorong bagi bermacam kejahatan. Sistem kufur demokrasi di berbagai negara membolehkan industri miras dan tidak ada hukuman bagi yang terlibat dalam produksi maupun konsumsinya. Demikian pula maraknya penyanyi dan musik tanpa mengindahkan ideologi Islam, yang memang semua itu dibolehkan dalam negara sistem kufur sekularisme, kapitalisme, demokrasi, liberalisme, dengan berdalil Hak Asasi Manusia.

Generasi umat terputus mata rantainya, sehingga generasi akhir terakhir terbuai kenikmatan duniawi dan tipuan kebahagiaan hawa nafsu hingga membenci generasi pendahulunya. Ilmu Islam menghilang tak terwariskan, tergantikan dengan keliaran yang dijamin oleh sistem kufur demokrasi, sehingga generasi terakhir tidak tertarik dengan keimanan dan syariah.

Syetan dari golongan manusia banyak berkeliaran, sehingga dengan kelicikan dan dorongan nafsunya mereka mendominasi dan menguasai umat manusia dengan kekuasaan batil sistem thoghut.

Mereka menampakkan kebaikan dan keramahan selama seseorang hadir di hadapannya, namun begitu orang itu pergi mereka tidak mempedulikannya, bahkan membencinya. Mereka memanfaatkan pencitraan diri untuk menipu masyarakat.

Berdusta dalam pembicaraan, menghianati kepercayaan, jiwa mereka dikuasai oleh kefasikan dan kejahatan, tidak ada bedanya pemuda maupun tua semuanya sama. Kepala mereka kosong dari ideologi (akidah dan syariah) Islam, namun penuh dengan sekularisme, liberalisme, kapitalisme.

Keadaan mereka serba terbalik, orang yang bijak dianggap sesat, karena berpikiran lurus; orang yang memerintah kebaikan dituduh, dituduh ingin memecah-belah, dituduh merusak tatanan, dituduh mengganggu kedamaian. Padahal kekuasaan batil sistem kufur itu tiap hari tiada henti memunculkan kriminalitas, perseteruan, kezaliman, penindasan, kemiskinan, kebejatan moral, dan kekufuran.

Orang yang beriman dianggap tidak ada harganya dan nilainya, karena cara pandang yang mengikuti pandangan sekularisme, kebebasan, Hak Asasi Manusia mengubar hawa nafsu, konstitusi sistem kufur, perundangan thaghut. Adakah kerusakan yang lebih besar dari ini? Apabila orang mukmin dihina maka itu untuk untuk kepentingan orang fasik yang naik derajatnya dalam masyarakat yang terjerumus bahkan telah tertimbun ideologi kufur.

Lihatlah hasilnya: kejahatan merebak di mana-mana, sehingga kesempitan hidup, dan fitnah menimpa orang baik maupun dzalim. Semoga Allah melindungi kita dari kehinaan. Semoga Allah melindungi kita dari menuruti hawa nafsu, dari enggan berjuang menegakkan sistem Islam.

Sesungguhnya umat yang terlena dalam kemakmuran, berjalan dalam kemewahan, dan menjalani hari-harinya dengan malas dan angan-angan, tidak akan bisa diharapkan kebaikan dari mereka. Karena mereka telah meninggalkan dakwah, meremehkan kemaksiatan. Mereka telah melupakan jihad dan meletakkan senjata. Dalam keadaan seperti ini terdapat kesempatan yang luas bagi teman-teman syetan sehingga orang-orang yang jahat dapat dekat dengan penguasa yang fasik lalu mereka menguasai orang-orang dengan kezaliman.

2. Dari Hudaifah r.a. dia berkata: Aku bertanya kepada Nabi SAW: “Wahai Rasulullah! Kapan perbuatan amar makruf dan nahi mungkar ditinggalkan padahal keduanya adalah puncak perbuatan orang-orang yang baik?” Nabi SAW menjawab: “Jika kalian tertimpa apa yang telah menimpa Bani Israil”. Aku bertanya lagi: “Ya Rasulullah! Apa yang telah menimpa Bani Israil?” Beliau menjawab: “Apabila orang-orang baik kalian mencari muka kepada orang-orang jahat, hukum berada dalam

Page 24: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

24

kendali orang-orang jahat dan kekuasan dipegang oleh anak-anak muda kalian, maka ketika itulah kalian akan tertimpa fitnah yang menghancurkan kalian semua”.

(Imam al-Haitsami berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath. Di antara perawinya terdapat Ammar bin Saif, dia dianggap tsiqah oleh al-‘Ajli dan beberapa ahli hadits namun dianggap dha’if oleh sekelompok ahli hadits lainnya. Sementara perawi-perawi lainnya tsiqat, namun ada sebagian yang diperselisihkan)

Hadits ini menyebutkan tiga sebab munculnya fitnah:1. Orang-orang baik mencari muka dan menjilat kepada kaum

dzalim yang berpengaruh, sehingga mereka tidak mengingkari perbuatan-perbuatan orang-orang jahat, tidak memerintahkan mereka kepada kebenaran Islam dan tidak menjauhi mereka dalam kefasikan mereka.

2. Hukum dipegang oleh orang-orang jahat untuk mencari dunia dan kekayaan, sehingga hukum menjadi barang dagangan yang bisa diperjualbelikan. Bahkan hukum-hukum Allah Swt. menjadi bisa tersingkirkan oleh hukum-hukum kufur dari “musyawarah” oleh manusia.

3. Kekuasaan dipegang oleh anak-anak muda yang tidak mengerti tanggung-jawab, tidak memahami apa hak dan kewajibannya menurut Islam. Mereka berkuasa karena keturunan atau karena dianggap populer oleh masyarakat awam.

3. Dari Mu’adz bin Jabbal r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Akan datang pada akhir zaman suatu kaum, di mana mereka adalah teman ketika tampak dan musuh ketika sedang tidak ada”. Mu’adz bertanya: “Wahai Rasulullah! Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Nabi SAW menjawab: “Karena kepentingan sebagian mereka terhadap sebagian yang lain dan karena ketakutan sebagian mereka terhadap sebagian yang lain”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh al-Bazzar dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath. Di antara perawinya terdapat Abu Bakar bin Abu Maryam seorang yang dha’if)

Dalam hadits ini dijelaskan pengaruh kepentingan-kepentingan pribadi dan golongan serta bahayanya. Keinginan untuk mendapatkan manfaat duniawi dan takut akan hukuman mendorong manusia untuk menjilat, mencari muka, riya` dan nifak. Engkau akan temukan orang-orang yang menampakkan muka manis dan ramah padahal mereka

menyimpan kedengkian dalam hati mereka. Semoga Allah SWT melindungi kita.

4. Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Ketika kiamat sudah semakin dekat ucapan salam hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu, perdagangan merajalela hingga seorang isteri membantu suaminya untuk berdagang, silaturrahmi putus, kesaksian palsu merebak namun kesaksian yang benar ditutupi, dan munculnya pena”.

(Disebutkan dalam al-Fathur Rabbani: Imam al-Haitsami berkata: “Perawi-perawinya sesuai dengan syarat shahih”)

Pada akhir zaman akan muncul:Ucapan salam hanya untuk orang-orang tertentu: ini adalah

bentuk terpecah-belahnya masyarakat.Laki-laki dan perempuan sibuk dalam dunia perdagangan: Allah

lebih tahu hakekatnya. Mungkin maksudnya seorang isteri membantu suaminya untuk berdagang karena himpitan ekonomi akibat diterapkannya sistem kufur kapitalisme, akibat tidak diterapkannya sistem ekonomi Islam beserta negara khilafah Islam, akibat tiadanya berkah dan rahmat dari sistem hukum ekonomi kapitalisme. Mungkin juga maksudnya adalah para istri dan suami melalaikan pendidikan bagi anak-anaknya. Mereka tidak mendidik sendiri anak-anaknya dengan berbagai teladan dan kasih sayang. Mereka lebih tertarik mengumpulkan harta benda sebanyak-banyaknya demi gengsi dan status.

Putusnya silaturrahmi ini menegaskan renggangnya ikatan-ikatan keluarga. Masyarakat didominasi oleh individualisme, egoisme, sekularisme, liberalisme, hawa nafsu Hak Asasi Manusia, hedonisme.

Saksi palsu adalah buah dari menjauhi syari’at Allah dan bukti penelantaran hak-hak. Demikian juga menyembunyikan kesaksian yang benar adalah bukti penyelewengan terhadap kebenaran dan usaha untuk menghilangkannya. Dalam sistem kufur demokrasi, hukum yang berlaku adalah hukum positif yang dibuat-buat sendiri oleh manusia sehingga manusia tidak merasa takut melanggarnya. Manusia tidak takut pada hukuman Akhirat karena selama hidupnya dia telah terbiasa dengan sekularisme yang diterapkan negara sistem kufur. Peradilan akhirnya berisi orang-orang lembaga yudikatif sistem kufur demokrasi yang tidak segan membengkok-bengkokkan hukum buatan manusia sendiri.

Wallahu a’lam.

Page 25: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

25

Apabila ajaran Islam bercampur-baur dengan aturan-aturan kufur, dasar-dasarnya menjadi tidak jelas dan petunjuk-petunjuknya hilang, sunnah menjadi bid’ah dan bid’ah menjadi sunnah dan manusia meninggalkan sebagian isi Al-Qur’an, maka itu adalah bencana, lalu apa hasilnya?

Hasilnya: pertumpahan darah dari makar kaum kafir imperialis, tertipu penampilan luar, melalaikan ideologi (akidah dan syariah) Islam, memegang asas manfaat sebagai tolok ukur perbuatan, memakmurkan diri dan keluarga dengan melupakan akhirat, takut terhadap celaan orang-orang liberal dan sekuler yang gemar mencela ideologi Islam. Semoga Allah menghindarkan kita dari bencana ini.

5. Dari Ibnu Abbas r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Niscaya kalian akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian satu demi satu, langkah demi langkah dan sedikit demi sedikit, sehingga walaupun salah satu dari mereka masuk lobang biawak, niscaya kalian akan mengikutinya dan sehingga walaupun salah satu dari mereka menggauli ibunya niscaya kalian juga akan melakukannya”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh al-Bazzar dan perawi-perawinya adalah orang-orang tsiqat)

Hadits ini secara tersirat memberitahukan masa depan umat Islam dan apa yang akan terjadi pada mereka, namun pada intinya adalah peringatan agar umat ini tidak terperdaya oleh umat-umat yang lain, yaitu yahudi dan nasrani, sehingga tidak menjadi seperti mereka: sehingga umat tidak mengabaikan hukum-hukum Islam di berbagai bidang, tidak menuruti ajaran kaum kafir dalam hal hukum pemerintahan, kenegaraan, politik, sistem ekonomi, budaya, hukum peradilan, tidak pula berkompromi dengan hukum kufur manapun beserta para penguasa batilnya.Rasulullah Saw. bersabda:“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa” (HR al-Hakim, al-Khathib, Ibn Abi ‘Ashim dan al-Hasan bin Sufyan). Imam an-Nawawi dalam Al-Arba’un mengatakan, “Hadis ini hasan shahih. Kami telah meriwayatkan hadis ini dalam kitab Al-Hujjah dengan sanad sahih.”

6. Dari Abdullah bin Umar r.a. dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Jika kalian mengikuti ekor-ekor lembu, berjual beli dengan ‘iinah dan kalian meninggalkan jihad fi sabilillah, niscaya Allah akan menempelkan kehinaan di leher

kalian dan Allah tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada kelurusan semula dan bertaubat kepada Allah”. (H.R. Imam Ahmad)

[Disebutkan dalam kitab Lisaanul Arab: kata ‘iinah berasal dari perkataan ‘ayyana at-taajir, yu’ayyinu ta’yiinan dan ‘iinah adalah kata benda. ‘iinah adalah proses jual-beli, yaitu apabila seorang laki-laki menjualkan barang dagangan orang lain dengan harga yang telah disepakati dan dalam tempo yang telah disepakati, kemudian dia membelinya darinya dengan harga yang lebih rendah dari yang dia tawarkan secara kontan. Kebanyakan ulama tidak menyetujui transaksi jual-beli ‘iinah]

Hadits ini memperingatkan bahaya meninggalkan jihad, dan termasuk bahaya tiadanya keinginan untuk jihad menolong kaum Muslimin yang terjajah, maupun menolong meninggikan kalimat Allah Swt. Tiadanya keinginan untuk berjihad dikarenakan sibuk mengurusi pekerjaan-pekerjaan dunia yang sesuai dengan hawa nafsu. Sibuk dengan harta dan pengumpulannya tanpa memperhatikan transaksi yang batil. Semua itu adalah bentuk jauhnya manusia dari perjuangan menolong agama Allah, ditinggalkannya sebagian dari al-Qur’an dan as-Sunnah, dekatnya manusia pada kehinaan. Orang-orang kafir penjajah tidak pernah berhenti untuk mencari titik-titik lemah masyarakat Islam untuk terus mencengkeram umat dengan neo-kolonialisme dan neo-imperialisme bersama dengan para penguasa sistem kufur semacam demokrasi.

Sesungguhnya meninggalkan jihad dan usaha mewujudkan negara khilafah yang akan mengemban dakwah dan jihad futuhat adalah kehinaan yang tidak akan hilang kecuali dengan kembali kepadanya.

Macam-Macam Fitnah

Sungguh akhir yang mengerikan jika manusia tidak menggunakan akal sehat untuk mau menaati aturan-aturan dari Allah Swt. Kehendak nafsu mengalahkan bukti-bukti yang nyata sehingga manusia memilih aturan-aturan yang sesuai asas manfaat. Mereka tidak mampu menghasilkan keputusan yang tepat. Mereka meninggalkan ideologi (aqidah dan syariah) Islam sebagai standar pemikiran dan perbuatan. Bahkan mungkin saja mereka meninggalkan urusan dunia mereka dan membiarkannya dikuasai kaum musyrik penjajah, maka rusaklah dunia dan agama mereka.

Page 26: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

26

Kerendahan taraf berpikir ini membawa mereka kepada pertikaian dan konflik. Semoga Allah menyelamatkan kita semua.

1. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Demi Allah yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, dunia ini tidak akan hancur sampai datang suatu masa di mana pembunuh tidak tahu untuk apa dia membunuh dan yang terbunuh tidak tahu mengapa dia dibunuh?”. Ada yang bertanya: “Ya Rasulullah! Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Nabi SAW menjawab: “Itulah al-haraj (fitnah). Orang yang membunuh dan orang yang terbunuh masuk dalam neraka”.

(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim)

Itulah masa fitnah, keadaan menjadi kacau-balau dan tidak jelas. Kebenaran telah kabur, dianggap relatif, sehingga orang yang terbunuh tidak tahu mengapa dia dibunuh dan orang yang membunuh pun tidak tahu untuk apa dia membunuh. Pada akhirnya semua masuk neraka. Pertikaian yang dipicu oleh kebodohan dan makar kaum kafir imperialis beserta kaum munafik membuat sebagian dari umat tertipu hingga saling membunuh. Mereka tidak berperang dengan berlandaskan alasan yang dibenarkan oleh Islam. Mereka tertipu oleh para penguasanya yang batil. Mereka telah menjadi pasukan robot yang tidak mempedulikan kesesuaian perintah penguasa dengan syariah. Padahal ternyata semuanya itu hanya permainan hawa nafsu para penguasa dunia. Semoga Allah menjauhkan kita dari fitnah ini.

2. Dari Abdullah bin Umar r.a. dia berkata: “Pada suatu hari kami bersama Rasulullah SAW kemudian beliau menyebutkan beberapa fitnah, sampai beliau menyebutkan banyak sekali dan di antaranya adalah fitnah al-ahlaas. Ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah SAW! Apakah fitnah al-ahlaas itu?”. Nabi menjawab: “Itu adalah melarikan diri dari perang dan merampas harta, kemudian fitnah as-sarraa`, asapnya keluar dari bawah telapak kaki salah seorang anggota keluargaku, dia mengaku sebagai keturunanku padahal dia bukan keturunanku, namun sesungguhnya wali-waliku adalah orang-orang yang bertakwa, kemudian orang-orang mengangkat pemimpin seorang laki-laki yang tidak layak seperti usaha untuk menyatukan tulang paha di atas tulang iga, [Maksudnya tidak mampu mengurus dan mengatur pemerintahan] setelah itu muncul fitnah ad-duhaimaa’ (orang-orang awam dan pengacau), tidak ada seorangpun dari umatku yang selamat

dari fitnah ini. Apabila ada yang mengatakan bahwa fitnah ini telah habis, maka fitnah ini bertambah banyak, hingga ada seorang laki-laki di kala pagi dia dalam keadaan beriman, namun ketika sore dia berubah menjadi kafir, sampai manusia menjadi dua kelompok: kelompok iman yang tidak ada kemunafikan padanya dan kelompok munafik yang tidak ada keimanan padanya. Apabila hal itu terjadi pada kalian, maka nantilah kemunculan Dajjal pada hari itu atau keesokan harinya”.

(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad shahih)

Hadits ini sangat jelas dalam menerangkan beberapa macam fitnah, di antaranya: melarikan diri dari jihad dan merampas harta. Banyak orang mengaku memiliki hubungan dengan ahlul-bait nabi. Kemudian munculnya pemerintahan yang menyimpang dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Kemudian fitnah rakyat awam dan para pengacau. Mereka bicara seolah berdasarkan Islam padahal mereka bicara berdasarkan sekularisme, nasionalisme, liberalisme, demokrasi, pluralisme. Mereka mendukung para pemimpin kebatilan dan menentang para pengusung kebenaran ideologi (akidah dan syariah) Islam.

Kami berlindung kepada Allah semoga dijauhkan dari buruknya kualitas keimanan dan ketakwaan.

3. Dari Uqbah bin ‘Amir r.a. dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW berdo’a: “Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang buruk, waktu yang buruk, sahabat yang jahat dan tetangga yang jahat di dunia”.

(Imam al-Haitsami berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh ath–Thabrani dengan perawi–perawi yang tsiqat)

Hadits ini mengajarkan kita sebuah do’a untuk minta perlindungan dari gangguan teman-teman yang jahat, yang tidak memegang teguh ideologi (aqidah dan syariah) Islam, dan waktu-waktu dengan kerusakan agama di dalamnya. Semoga Allah menjauhkan kita dari memproduksi fitnah/kerusakan.

Sesungguhnya bangunan masyarakat Islami yang kokoh berdiri di atas kekuatan hubungan-hubungan anggotanya yang diikat oleh pemikiran, perasaan, dan hukum Islam. Mereka menjadikan ideologi (akidah dan syariah) Islam sebagai satu-satunya tolok ukur perbuatan dan pemikiran.

Page 27: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

27

Hubungan di antara umat bisa terputus di mana mereka saling mengingkari, individualis, tidak saling memberi salam. Kerusakan ini bisa terjadi akibat dari lemahnya ikatan penyatu yaitu ideologi Islam pada sebagian umat Islam. Mendakwahkan Islam kaaffah/keseluruhan yaitu mendakwahkan Islam sebagai ideologi adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Sebab, ajaran Islam tidaklah untuk diambil secuil-secuil saja namun harus keseluruhannya."Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaaffah, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS Al Baqarah: 208)

4. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Umatku akan tertimpa penyakit-penyakit umat”. Sahabat-sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah! Apakah penyakit-penyakit umat itu?” Beliau menjawab: “al-usyr (suka-ria yang melampaui batas), al-bathar (takabur), saling mengingkari, saling bersaing, saling membenci, kikir, sampai terjadi kedzaliman dan pelanggaran-pelanggaran kemudian al-haraj (pembunuhan)”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath–Thabrani dalam al-Mu’jam al-ausath. Di antara perawinya terdapat Abu Said al-Ghifari tidak ada yang meriwayatkan darinya selain Hamid bin Hani`. Sedangkan perawi-perawi lainnya dihukumi tsiqat)

- Al-usyr: adalah kesenangan yang melampaui batas, hingga melalaikan berbagai kewajiban, jauh dari memikirkan solusi Islami bagi kondisi umat, banyak terjerumus permainan sia-sia.- Al-bathar: melampaui batas ketika mendapat kenikmatan, hingga melanggar aturan-aturan Allah Swt.- Saling mengingkari, manusia tidak saling sepaham, banyak ide dan prinsip kufur yang meracuni umat.- Saling bersaing dalam mendapatkan dunia dan mengejar kemewahan materi, asas manfaat dijadikan prinsip. Tingkat pemikiran manusia menjadi rendah seperti binatang yang hanya berpikir kebendaan dan naluri, kosong dari wahyu Allah Swt.- Saling membenci, kondisi masyarakat kembali kepada zaman jahiliyah yang hanya bersandar pada kepentingan hawa nafsu. Ideologi (aqidah dan syariah) Islam sebagai pemersatu yang kuat dan tepat bagi manusia semakin ditinggalkan dan diganti dengan ikatan-ikatan batil jahiliyah semacam ashobiyah kebangsaan/nasionalisme, patriotisme, sistem kufur, dan kepentingan hawa nafsu.

- Kikir sejalan dengan saling mengingkari, bersaing dan saling membenci. Masyarakat didominasi individualisme dan egoisme. Mereka semakin tidak yakin dengan pahala dan pertolongan Allah Swt. Mereka menjadi semakin mirip kaum kafir yang hanya berpikir keuntungan duniawi, menganggap bahwa manfaat hanya ada pada kesenangan duniawi yang dapat mereka raih.- Hasilnya adalah: kedzaliman, melanggar batasan-batasan Allah Swt., dan pelanggaran hak, kemudian al-haraj atau pembunuhan dan pertumpahan darah tanpa ada alasan yang benar.

Kami berlindung kepada Allah dari fitnah kesesatan.

Kaum kafir dalam negara-negara sistem kufur demokrasi telah menjadi biasa menumpahkan darah, meremehkan nyawa, dihalalkannya harta milik orang lain termasuk dengan pajak zalim, dihalalkannya harta milik umum yang melimpah untuk dirampas para kapitalis, dihalalkannya penghinaan kehormatan dan harga-diri menuruti prinsip kebebasan berpendapat.

Semoga Allah SWT segera menolong kita terbebas dari cengkeraman sistem kufur semacam demokrasi beserta berbagai fitnah/kerusakan darinya.

5. “Sesungguhnya fitnah akan mendatangi bangsa Arab, orang-orang yang terbunuh berada dalam neraka. Mulut pada masa itu lebih besar bahayanya daripada sabetan pedang”.

(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan oleh Abu dawud dan at-Tirmidzi)

Bahaya perkataan pada masa fitnah. Perkataan pada masa fitnah lebih tajam daripada pedang. Karena bahaya pedang terbatas, bisa ditangani dan dihindari bahayanya. Sedangkan perkataan sesat yang dijadikan prinsip dan hukum yang wajib ditaati sangatlah besar bahayanya. Bahkan perkataan yang menyimpang dari ideologi (akidah dan syariah) Islam dapat berupa perintah untuk berperang padahal itu hanyalah berdasarkan hawa nafsu kepentingan para penguasa negara sistem kufur, padahal itu berdasar bendera jahiliyah, padahal itu berdasar tipuan kaum munafik.

Bentuk-Bentuk Fitnah1. Dari Abdullah bin Amru r.a. dia berkata: Rasulullah SAW

bersabda: “Hari Kiamat tidak akan datang, sehingga muncul pesta kegembiraan di Tamud sampai sepanjang jalan menuju al-Himyar”.

Page 28: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

28

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh al-Bazzar dan ath-Thabrani. Perawi-perawi dari al-Bazzar sesuai dengan syarat shahih)

2. Dari Abu Musa r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hari Kiamat tidak akan datang sampai Al-Qur’an menjadi aib, waktu semakin cepat, ikatan-ikatannya tercerai-berai, tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan dikurangi. Orang-orang jahat dipercaya dan orang-orang terpercaya dituduh jahat. Kedustaan dibenarkan dan kebenaran didustakan dan al-haraj banyak terjadi di mana-mana. Mereka bertanya: “Ya Rasulullah, apakah al-haraj itu?” Nabi menjawab: “Itu adalah pembunuhan”. Setelah itu maraknya pelacuran, kedengkian dan kesenjangan sosial. Persoalan di antara manusia kacau-balau, hawa nafsu diikuti, menghukumi dengan prasangka, ilmu dicabut, kebodohan di mana-mana, anak menjadi sumber kemarahan orang-tua, kemarau berkepanjangan, perbuatan keji dilakukan secara terang-terangan, dan bumi dialiri dengan darah”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: “... kemudian penulis mengatakan hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani. Perawi-perawinya tsiqat dan ada sebagian yang diperselisihkan)

Dalam hadits ini terdapat kabar mengenai masa yang mengerikan. Akan datang generasi-generasi yang merasa aneh dengan Al-Qur’an, merasa malu untuk membacanya dan memandangnya sebagai aib, naudzubillah. Sehingga mereka menjauhinya atau bahkan meninggalkannya sama-sekali. Mereka menganggap akidah dan syariah Islam tidak ada gunanya. Mereka menganggap bahwa ilmu pengetahuan semata-mata dari pemikiran manusia lebih baik daripada apa yang diturunkan Allah Swt. Kerusakan akidah mereka seperti itu juga tampak dari sikap mereka yang mengagungkan ilmu psikologi, ilmu hukum kufur Barat, ekonomi kapitalisme, filsafat, budaya kufur, ilmu politik kufur demokrasi, sistem pemerintahan kufur sekularisme, dan prinsip Hak Asasi Manusia kebebasan hawa nafsu.

Hari demi hari kehilangan keberkahannya karena kosong dari penerapan sistem syariah Islam. Tercerai-berai persatuan karena diterapkannya sistem kufur sekularisme. Kebaikan semakin sedikit dan nilai-nilai terbalik sehingga banyak terjadi pembunuhan dan hawa nafsu legislatif menjadi tuhan yang disembah selain Allah.

“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah serta mempertuhankan al-

Masih putra Maryam. Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” [QS. (9) at-Taubah: 31]

Penjelasan Rasulullah Saw. terhadap ayat ini: Diriwayatkan dari Adi bin Hatim:Saya mendatangi Rasulullah dengan mengenakan kalung salib dari perak di leherku. Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai Adi, lemparkanlah patung itu dari lehermu.” Kemudian saya melemparkannya. Usai saya lakukan, Beliau membaca ayat ini: Ittakhadzû ahbârahum wa ruhbânahum min dûni Allâh, hingga selesai. Saya berkata, “Sesungguhnya kami tidak menyembah mereka.” Beliau bertanya, “Bukankah para pendeta dan rahib itu mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, lalu kalian mengharamkannya; menghalalkan apa yang diharamkan Allah, lalu kalian menghalalkannya.” Aku menjawab, “Memang begitulah.” Beliau bersabda, “Itulah ibadah (penyembahan) mereka kepada pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka.” (HR. ath-Thabrani dari Adi Bin Hatim)Jika demikian, apa bedanya para pembuat hukum dalam sistem

kufur demokrasi yang bertindak sebagai legislatif dan eksekutif itu dengan para pendeta dan rahib yang dalam ayat ini disebut sebagai tuhan-tuhan selain Allah Swt.? Mereka disebut demikian lantaran didudukkan sebagai pembuat hukum yang wajib ditaati. Dengan demikian, siapapun yang ditahbiskan memiliki otoritas yang sama, merekapun layak disebut sebagai arbâb min dûni Allâh, tuhan-tuhan selain Allah Swt.

Jika demikian, alasan batil apa lagi yang dapat digunakan untuk mendukung demokrasi?!

Banyak terjadi praktek menjatuhkan hukuman bukan berdasarkan cara pembuktian dalam Islam, sehingga orang yang tak bersalah dimasukkan ke dalam penjara dan orang yang tidak bersalah dijatuhi hukuman dengan dzalim berdasarkan hukum kufur, yang diterapkan oleh penguasa batil sistem kufur.

Aturan-aturan Allah dalam bidang keluargapun semakin diabaikan. Apa yang dijumpai masyarakat melalui media massa mainstream adalah semua yang kosong dari aturan Allah Swt. namun justru penuh dengan keliaran hukum jahiliyah. Anak-anak tumbuh besar dengan kejahiliyahan di sekitarnya, di semua tingkatan. Ikatan dan hubungan antar anggota keluarga terputus, sehingga anak menjadi sumber

Page 29: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

29

kemarahan bagi keluarga dan bukan lagi menjadi penyejuk mata mereka.

Renungkanlah wahai pembaca! Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan yang berusaha membereskan fitnah/kerusakan, memperbaiki apa yang telah dirusak oleh manusia.

3. Dari Abdullah bin Amru r.a dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hari Kimat tidak akan datang sampai muncul perbuatan keji, terputusnya tali persaudaraan, tetangga yang jelek, dan khianatnya orang yang dipercaya”. Ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah! Bagaimana orang mukmin ketika itu?” Nabi SAW menjawab: “Seperti pohon kurma yang buahnya jatuh maka tidak rusak, buahnya dipetik untuk dimakan, maka tidak perlu memotong pohonnya dan selalu memberikan kebaikan”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh al-Bazzar, di antara perawinya adalah Abdurrahman bin Mughraa` dihukumi tsiqah oleh Abu Zur’ah dan jama’ah, sedangkan Ibnu al-Madini menghukuminya dha’if, sementara perawi lainnya sesuai dengan syarat shahih)

Bentuk-bentuk kejahatan ini telah banyak disebutkan dalam beberapa hadits sebelumnya, namun hadits ini mengisyaratkan adanya orang mukmin yang tidak teracuni fitnah/kerusakan pemikiran dan perbuatan jahiliyah. Orang mukmin seperti ini layaknya pohon kurma yang tidak rusak apabila memberikan buahnya. Dia memberikan kebaikan dakwah ideologi (aqidah dan syariah) Islam terus-menerus sepanjang tahun, tidak musiman. Dia menunjukkan solusi Islam untuk membereskan kezaliman. Dia berjuang bersama-sama umat untuk menghapus sistem kufur dan mewujudkan sistem Islam. Kita meminta kepada Allah semoga menambah keimanan dan keikhlasan kepada jiwa kita.

4. Dari Abu Dzar al-Ghifari meriwayatkan dari Nabi SAW beliau bersabda: “Apabila Hari Akhir semakin dekat, maka baju sutera akan banyak dipakai, perdagangan ramai dan harta berlimpah–ruah. Yang kaya semakin kaya, perbuatan keji tersebar di mana-mana dan muncullah kepemimpinan anak muda, orang wanita semakin banyak, penguasa berbuat dzalim dan timbangan serta neraca dicurangi. Seseorang yang merawat anak anjing lebih baik daripada merawat anak sendiri. Orang tua tidak dihargai dan anak kecil tidak dikasihi. Anak haram ada dimana-mana,

sampai-sampai seorang laki-laki bersetubuh dengan seorang perempuan di tengah jalan, sehingga orang-orang pada masa itu berkata: “Seandainya kalian menghindari jalan tersebut”. Mereka berkulit domba namun berhati serigala, orang-orang seperti mereka pada masa itu adalah para penjilat”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zaw`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-ausath. Di antara perawainya adalah Saif bin Miskin seorang yang lemah/dha’if)

Tanda-tanda fitnah yang menjerat manusia pada masa ini: bentuk-bentuk kemewahan, perniagaan, harta berlimpah, sehingga orang kaya niscaya akan mendapatkan penghormatan karena rendahnya tingkat pemikiran manusia, tolok ukur mereka semata-mata materi duniawi, status kekayaan menjadi diagungkan.

Perbuatan zina dan riba tersebar di mana-mana. Zina difasilitasi oleh negara sistem kufur demokrasi dengan lokalisasi dan pembagian kondom gratis. Riba menjadi sesuatu yang diwajibkan oleh penguasa sistem kufur. Pasangan zina dihukumi dengan hukum thoghut, mereka dinikahkan meski berbeda agama, dan dimaklumi.

Pada zaman yang sesak penuh dengan praktek ideologi kufur sekularisme kapitalisme ini menjadi berat bagi manusia untuk mendidik anaknya sehingga berideologi (akidah dan syariah) Islam. Sementara terjadi banyak kekacauan ideologis di antara umat sehingga menjadi bercampur-aduk apakah mereka mendidik anaknya untuk kefasikan, ketamakan, kekikiran, kemunafikan, pergaulan bebas, pacaran, dan menyebarkan kemaksiatan?

Perzinaan, khamr, dan berbagai kemaksiatan dilindungi oleh penguasa bathil sistem hukum thaghut sehingga umat semakin tertindas dan banyak yang tidak memenuhi kewajiban dakwah melarang yang mungkar dan memerintahkan yang makruf.

Sesungguhnya para pendukung kekuasaan batil sistem hukum thoghut itu berhati serigala yang menyeramkan dengan berkulitkan domba supaya orang-orang terperdaya.

5. Dari Anas bin Malik r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya salah satu di antara tanda-tanda Hari Kiamat adalah diangkatnya ilmu, banyaknya kebodohan, maraknya zina (pelacuran), tersebarnya khamr, bertambah banyaknya perempuan dan sedikitnya kaum laki-laki sehingga lima puluh perempuan untuk satu orang laki-laki”

(H.R. at-Tirmidzi, dia berkata: hadits hasan shahih)

Page 30: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

30

Ilmu diangkat, ilmu yang dimaksudkan di sini adalah ilmu syari’at dan akidah Islam dan yang berhubungan dengannya, seperti tafsir, hadits dan lainnya. Ilmu ideologi Islam inilah yang wajib diterapkan menggantikan ilmu ideologi kufur, menggantikan praktek negara sistem hukum kufur sehingga peradaban manusia bisa keluar dari kegelapan menuju cahaya.“(Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya.” (QS. At-Thalaq :11)

Pelacuran semakin marak dan dilakukan di mana-mana, minuman keras diperjualbelikan secara bebas. Sungguh ekstrim penyimpangan sistem kufur demokrasi, sekularisme, kapitalisme dari ideologi (aqidah dan syariah) Islam. Sungguh ekstrim kezaliman para pelaku dan pendukung sistem kufur: menjerat umat supaya menaati hukum thoghut, supaya menaati tuhan-tuhan palsu pembuat hukum."Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim/pemutus terhadap perkara yang mereka perselisihkan,..." (QS. An-Nisaa': 65)

6. Dari Abdullah bin Amru bin al-‘Ash r.a. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Pada masa akhir umatku ada sekelompok laki-laki yang menaiki pelana seperti haudah (tenda di atas punggung binatang biasanya unta atau gajah) mereka turun di depan pintu-pintu masjid, wanita- wanita mereka berpakaian namun tampak seperti telanjang, rambut mereka disanggul seperti punuk unta. Kutuklah mereka (perempuan-perempun itu)! Karena mereka memang benar-benar terkutuk. Seandainya setelah kalian ada umat lain niscaya wanita-wanita kalian akan menjadi pembantu wanita-wanita mereka, sebagaimana wanita-wanita umat sebelum kalian menjadi pembantu kalian”.

(H.R. Imam Ahmad. Penulis kitab al-Fathur Rabbani menukil perkataan al-Haitsami berikut: “Perawi-perawi hadits ini sesuai dengan syarat shahih)

Perempuan-perempun memakai pakaian namun kelihatan telanjang: keadaan ini benar-benar telah terjadi pada masa sekarang ini, naudzubillah. Mereka berkeliaran berdandan berlebihan, mereka berusaha menonjolkan kecantikannya termasuk dengan menyanggul rambut hingga sangat menonjol, mereka menampakkan lekuk tubuhnya, mereka berusaha menarik perhatian kaum pria, merekapun memakai wangi-wangian untuk tujuan yang sama mirip seperti para pelacur. Mereka menjadi budak hawa nafsu dan diperalat oleh kaum kafir penjajah beserta kaum munafik. Pelanggaran syariah mereka itupun dibolehkan dan dilindungi oleh para penguasa batil, penguasa sistem hukum kufur demokrasi.

Karenanya perempuan-perempuan semacam itu beserta para penguasa bathil berhak mendapatkan kutukan jika mereka tetap menyombongkan diri dari seruan dakwah kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.

7. Dari Ummu Salamah r.a. dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh akan datang kepada manusia suatu masa, orang yang jujur didustakan dan orang yang berbohong dibenarkan, orang yang terpercaya dikhianati dan orang yang khianat dipercaya. Akan ada orang yang memberi saksi walaupun tidak diminta untuk memberi kesaksian, dan akan ada orang yang bersumpah walaupun tidak diminta untuk disumpah. Sesungguhnya orang yang paling bahagia di dunia adalah Luka’ bin Luka’ (julukan untuk orang bodoh dan jahat) dia tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mujam al-ausath dan al-Mu’jam al-kabir. Di antara perawinya adalah Abdullah bin Shalih penulis dari al-Laits, dia seorang yang dha’if namun telah dihukumi tsiqat)

Keadaan yang serba terbalik menjadi tanda datangnya akhir zaman dan yang paling bahagia di dunia adalah orang bodoh yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Orang yang bodoh seperti binatang yang hanya menuruti naluri tanpa memperhatikan bukti-bukti kebesaran Allah SWT. Orang bodoh tidak takut terhadap neraka. Baginya, dunia ini adalah surga. Dia tidak berpikir untuk menaati hukum-hukum Allah. Dia tidak berusaha memenuhi berbagai kewajiban dari Rabb semesta alam. Negara sistem kufur demokrasi banyak memproduksi manusia bodoh semacam ini.

Page 31: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

31

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raaf :179)

Negara sistem kufur tidak menerapkan kebijakan pendidikan Islami. Negara sistem kufur sekularisme menerapkan kebijakan pendidikan sekuler. Negara semacam ini menyebarkan paham kufur sekularisme pada para siswa yaitu paham yang menyatakan bahwa Islam bukanlah ideologi (akidah dan hukum), bahwa hukum-hukum dari Allah tidak boleh mengalahkan konstitusi, bahwa ashobiyah nasionalisme/kebangsaan adalah ikatan satu-satunya untuk persatuan, bahwa syariah Islam tidak perlu diterapkan dalam urusan publik, bahwa Islam hanyalah ajaran ritual dan moral belaka, bahwa manusialah yang berhak membuat-buat hukum untuk kehidupan bermasyarakat, dan bahwa semua agama itu sama-sama baik, kebenaran itu relatif, bahwa Islam tidak boleh diyakini sebagai satu-satunya agama yang benar, dan lain-lain paham kufur yang terus dicekokkan ke para siswa secara halus maupun terang-terangan.

Apalagi yang bisa kita harapkan, apabila orang yang jujur menyatakan kebenaran Islam malah didustakan, dan pendusta yang mengokohkan sistem yahudi demokrasi dibenarkan? Ketika itu kehidupan kembali menjadi kehidupan jahiliyyah. Sistem Islam tidak diterapkan dalam kehidupan publik di mana keadaan ini sama persis dengan kondisi Mekkah jahiliyah. Maka tuntunan mengenai cara memenuhi kewajiban menegakkan sistem Islam adalah dengan mengikuti metode Rasul Saw. sejak Beliau mulai berdakwah di Makkah hingga berhasil mendapatkan dukungan kaum Anshor dan militernya.

Semoga Allah menjadikan kita bagian dari golongan orang-orang yang memenuhi kewajiban terus berusaha membereskan fitnah/kerusakan.

Terpecah-belahnya umat menjadi beberapa golongan

Nabi SAW telah memperingatkan terhadap kelompok-kelompok yang memecah-belah umat karena mereka bersikap mengambil sebagian dari isi Kitabullah dan mengabaikan sebagian isinya yang

lain. Mereka tidak menjadikan Islam sebagai ideologi (akidah dan syariah). Mereka tercemari oleh paham-paham kufur semacam sekularisme, ashobiyah nasionalisme, pluralisme. Sekularisme menanamkan ajaran bahwa Islam tidaklah memiliki aturan lengkap yang wajib diterapkan, bahwa Islam tidak punya hukum-hukum dalam bidang politik, ekonomi, kebijakan militer, kebijakan luar negeri. Sekularisme mengajarkan bahwa Islam tidak boleh mencampuri urusan publik termasuk politik pemerintahan beserta segala kebijakan publik dan pengaturan masyarakat.

Kelompok-kelompok banyak yang terinfeksi paham kufur karena itulah yang terus diupayakan oleh kaum kafir imperialis beserta para penguasa batil antek mereka di negeri-negeri Muslim. Sebagian kelompok kaum Muslimin itu tertipu oleh paham-paham kufur yang dibungkus citra Islami. Para penguasa batil bekerjasama dengan para ulama duniawi yang menyukai sekularisme untuk memberi tipuan dalih-dalih yang tampak Islami dan indah sehingga umat mengira paham kufur itu memang ajaran Islam."..Allah ridha terhadap mereka (shahabat) dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)Nya. Mereka itulah partai Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya partai Allah itulah yang beruntung" (QS. Al Mujadalah: 22)

Sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dengan sanad yang shahih [Lihat Sunan Abu Dawud, hadits no. 4338; Sunan Tirmidzi, hadits no. 3059; Sunan Ibnu Majah, hadits no. 4005; Sunan Ibnu Hibban hadits no. 1837]:"Jika masyarakat kaum Muslimin melihat penguasa yang zhalim lalu tidak mencegahnya dari kezhaliman itu, maka hampir-hampir ditimpakan azab atas diri mereka".Sabda Rasul ini merupakan penjelasan tentang amal jama'i atau kegiatan da'wah yang dilakukan oleh masyarakat atau sekelompok dari antara kaum Muslimin dalam wadah suatu partai yang diperintahkan untuk membentuknya agar dapat melaksanakan kewajiban amar ma'ruf nahi munkar. Perintah dakwah untuk dilaksanakan oleh setidaknya satu kelompok dari antara kaum Muslimin lebih ditegaskan lagi dalam firman Allah SWT:"(Dan) Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan (Islam), menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung". (Ali Imran: 104)

Page 32: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

32

Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa akidah bukan barang untuk diperjualbelikan di antara golongan-golongan, karena permasalahan pemikiran termasuk mengenai hukum bukanlah permasalahan yang diserahkan kepada manusia namun itu adalah kedaulatan Tuhannya manusia, karena Dialah yang menghakimi di antara hamba-hamba-Nya pada hari Kiamat bukan dengan hukum buatan nafsu manusia melainkan dengan hukum Allah. Andai saja Allah mau, pastilah akan memberikan hidayah dan petunjuk kepada semua manusia.

"Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah." (QS. Al-An'aam: 57)“Siapa saja yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang zalim” (TQS al-Maidah [5]: 45)“Siapa saja yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang fasik” (TQS al-Maidah [5]: 47)Adapun tidak berhukum dengan hukum Islam karena

mengingkari Islam dan menganggap Islam itu TIDAK LAYAK untuk memutuskan perkara, maka itu merupakan kekufuran. Kita berlindung hanya kepada Allah dari hal itu.

“Siapa saja yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang kafir” (TQS al-Maidah [5]: 44)

Semoga Allah menyelamatkan kita dari fitnah/kerusakan baik yang nyata maupun yang tersembunyi. Apabila aku salah, maka itu asalnya dari diriku, adapun jika aku tepat dalam satu sisi kebenaran, maka itu berasal dari petunjuk Allah. Aku berharap semoga kita semua selalu dalam petunjuk Allah.

1. Dari ‘Arfajah r.a. dia berkata: “Aku mendengar Nabi SAW bersabda: “Nanti akan ada dosa-dosa kecil namun tersebar luas sehingga menimbulkan kekacauan. Maka siapa saja yang ingin memecah-belah persatuan kaum Muslimin, maka penggallah kepalanya siapapun dia.”

(Disebutkan dalam at-Taaj al-jaami’: hadist ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya kitab al-jihad, juga Abu Dawud dan an-Nasa’i)

Mengenai kewajiban persatuan kaum Muslimin di bawah seorang khalifah yang sah juga ditunjukkan dalam hadits:"Siapa saja yang membai'at seorang imam (khalifah) dan memberikan kepadanya genggaman tangan dan buah hatinya (bertekad janji),

maka hendaklah dia menaatinya sekuat kemampuannya. Dan jika ada orang lain yang hendak merebut kekuasaannya, maka penggallah batang lehernya." (HR. Muslim)

Imam Ahmad telah menyebutkan dari Abdullah Ibnu Mas’ud r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hati-hatilah terhadap dosa-dosa kecil, karena apabila dosa-dosa tersebut berkumpul pada seseorang maka akan mencelakakannya”. Sesungguhnya Rasulullah SAW telah membuat permisalan bagi dosa-dosa kecil tersebut. Beliau mempermisalkannya dengan suatu kaum yang tiba di suatu tanah lapang, kemudian pemimpin kaum memerintahkan orang-orang untuk mencari ranting kayu bakar, satu orang dengan satu ranting, sehingga akhirnya terkumpul tumpukan kayu bakar yang banyak, lalu mereka membakarnya dan memanggang daging dengan api dari kayu bakar tersebut”. [Lihat ad-daa`wa ad-dawaa` Ibnu Qayyim al-Jauziyah hal.68]

Ini adalah permisalahan dosa-dosa kecil, apabila berkumpul dan banyak akan mencelakakan suatu kaum. Disebutkan dalam shahih Bukhari dari Anas bin Malik r.a. dia berkata: “Sungguh kalian akan melakukan dosa-dosa yang lebih kecil dari rambut menurut mata kalian, sedangkan pada masa Rasulullah SAW kami menganggapnya sebagai dosa-dosa besar”.

Ini adalah permisalahan perbuatan maksiat yang telah sering dilakukan sehingga menjadi kebiasaan dan tersebar di mana-mana.

2. Dari Tsauban r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah memperlihatkan kepadaku bumi secara keseluruhan, sehingga aku bisa melihat bumi bagian Timur dan Barat, sesungguhnya wilayah kekuasaan umatku akan sampai di seluruh daerah yang diperlihatkan Allah kepadaku. Diberikan kepadaku dua buah macam perbendaharan, yaitu: merah dan putih. Sungguh aku telah meminta kepada Allah untuk membantu umatku, agar mereka tidak dibinasakan dengan musim kekeringan yang panjang dan agar mereka tidak dijajah oleh kekuasaan asing selain oleh mereka sendiri, sehingga kekuasaan mereka menjadi hancur luluh. Tuhanku berfirman: “Ya, Muhammad! Apabila Aku telah memutuskan suatu keputusan, maka keputusan-Ku tidak dapat diubah lagi. Aku memperkenankan doamu untuk umatmu, bahwa Aku tidak akan membinasakan mereka dengan musim kekeringan yang panjang dan Aku tidak akan menjajahkan kepada mereka suatu kekuatan musuh selain diri mereka sehingga kekuatan mereka hancur-luluh, sekalipun musuh-musuh mereka bersatu

Page 33: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

33

mengepung, sehingga sebagian mereka menghancurkan sebagian yang lain dan mereka saling tawan-menawan”.

(H.R. Imam Muslim dan at-Tirmidzi)Abu Dawud menambahkan: “Sesungguhnya yang aku takutkan

kepada umatku adalah para pemimpin yang menyesatkan. Apabila pedang telah diletakkan oleh umatku, maka tidak akan diangkat lagi selamanya sampai Hari Kiamat. Hari Kiamat tidak akan datang sampai suku-suku dari umatku mengikuti orang-orang musyrik dan mereka menyembah berhala. Akan ada dari umatku tiga puluh orang pembohong, semuanya mengaku sebagai nabi. Akulah penutup para nabi tidak ada nabi lagi sesudahku. Senantiasa akan ada segolongan umatku yang berjuang menegakkan kebenaran, mereka tidak akan celaka oleh orang-orang yang menentangnya sampai datang Hari Kiamat”.

Memang, seluruh negara di Dunia Islam saat ini tidak menerapkan sistem Islam -meskipun beberapa negara mengklaim menerapkannya- dan malah menerapkan Kapitalisme dengan gaya berbeda. Akan tetapi, umat Islam yang tetap eksis setelah hancurnya Khilafah itu sejak awal tahun 1950-an telah mulai merambah jalan menuju kebangkitan berasaskan Islam, mulai berjuang untuk membangun kembali kehidupannya atas dasar Islam, dan bahkan telah mencanangkan cita-cita menyelamatkan dunia dengan membawa hidayah Islam.

Ya, semua upaya ini terus diperjuangkan, kendatipun umat Islam masih terpecah belah akibat rekayasa kaum kafir sebelum dan sesudah kehancuran Khilafah di tahun 1924; dan kendatipun para penguasanya -yang menjadi agen Barat- terus mempertahankan kekufuran yang dibangun Barat di negeri-negeri muslim, berkhidmat siang malam demi kepentingan dan dominasi Barat, serta menjalankan seluruh strategi politik dalam dan luar negerinya menurut petunjuk-petunjuk dan instruksi-instruksi Barat.

Saksikanlah, para munafik telah bertingkah brutal dan sangat kejam terhadap para pejuang kebangkitan umat. Mereka juga terus melakukan operasi penumpasan dan melancarkan aksi teror terhadap para pejuang. Sementara itu, kaum kafir juga tak ketinggalan merancang strategi yang dijalankan oleh agen-agen mereka tadi untuk melawan bangsa mereka sendiri, agar bangsa mereka tetap hina diinjak-injak dan dibelenggu oleh kekufuran.

Walau demikian keadaannya, Barat yang kafir -dengan AS sebagai gembongnya- sudah merasa gentar kalau-kalau kebangkitan umat Islam suatu ketika mencapai titik sempurna –yang mencapai seluruh

bumi, timur dan baratnya- sehingga umat Islam kembali menjadi umat istimewa yang berbeda dengan manusia lainnya.

Barat yang kafir juga sudah gemetaran membayangkan umat Islam hidup kembali di bawah satu negara, yakni negara Khilafah, yang akan melanjutkan penyebaran risalah Islam ke seluruh dunia untuk mengentaskan dunia dari gelimang kesengsaraan, kegoncangan, dan kemerosotan yang parah akibat hagemoni Kapitalisme dan ide-idenya yang materialistik itu. Barat yang kafir juga selalu ingat, bagaimana ideologi Islam dahulu telah mengubah kabilah-kabilah Arab -yang terbelakang dan tak diperhitungkan- menjadi umat istimewa yang berperadaban, yang kemudian tampil di pentas dunia dengan cahaya Islam serta dalam waktu singkat sanggup memantapkan posisinya sebagai pemimpin dunia.

3. Dari Abu Basrah al-Ghifari r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Aku meminta empat perkara kepada Allah azza wa jalla. Dia memberikan yang tiga dan sisanya masih Dia tahan. Aku meminta kepada Allah supaya tidak mengumpulkan umatku dalam kesesatan, maka Allah mengabulkannya. Aku meminta kepada Allah agar tidak menghancurkan mereka dengan musim susah yang panjang, sebagaimana Dia menghancurkan umat-umat sebelum mereka, maka Allah juga mengabulkannya dan aku meminta kepada Allah supaya tidak ada musuh yang mengalahkan mereka, maka Allah pun mengabulkannya dan aku meminta kepada Allah agar tidak memecah-belah mereka dalam beberapa golongan sehingga mereka saling membinasakan, namun Allah tidak mengabulkannya”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ath-Thabrani, diantara perawinya ada salah satu rawi yang tidak disebutkan namanya)

Kejayaan umat tetap lestari untuk sekitar 10 abad lamanya, selama umat bersatu dengan ideologi (aqidah dan syariah) Islam. Dan sepanjang masa itu, meratalah keadilan, keamanan, kesejahteraan, dan nilai-nilai yang luhur di setiap tempat. Bendera dan panji Khilafah pun berkibar-kibar dengan gagahnya di mana-mana.

Maka yang paling berbahaya bagi persatuan dan kekuasaan umat ialah para penguasa yang menjadi agen Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, termasuk orang-orang yang ada di sekitar para penguasa tersebut. Orang-orang yang dekat dengan para penguasa ini terdiri dari para penjilat hina yang munafik, orang-orang lemah yang pragmatis, dan para intelektual yang kenyang dengan sistem Barat

Page 34: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

34

yang kafir dan tertipu oleh metode kehidupan mereka. Termasuk juga dalam hal ini sebagian orang yang pura-pura membela Islam, seperti para oknum ulama pendukung penguasa sistem kufur, individu-individu tertentu yang ditonjol-tonjolkan sebagai intelektual muslim, dan beberapa tokoh gerakan Islam yang merupakan orang-orang sekuler yang mempropagandakan pemisahan Islam dari kehidupan.

Para penolong penjajah dari kalangan umat Islam itu menyuburkan seruan-seruan yang bersumber dari fanatisme golongan (ashabiyah) seperti Nasionalisme, Patriotisme, dan seruan sekulerisme yang menciptakan perpecahan di antara umat.

Semua pihak di atas telah berkomplot dan berkhidmat demi kesuksesan makar Amerika, yang sesungguhnya bertujuan menggiring kaum muslimin agar membuang ideologi Islam dan kemudian memeluk ideologi Kapitalisme, hingga umat menjadi hina, bahkan ikut mereka masuk Neraka.

4. Dari Hudzaifah Ibnu al-Yamani r.a. dia berkata: “Biasanya orang-orang banyak bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, tetapi aku bertanya kepada Beliau tentang kejahatan agar terhindar dari bahayanya. Lalu aku bertanya: “Wahai Rasulullah! Kami dahulu berada dalam masa jahiliyah dan kejahatan, karena itu Allah ta’ala menurunkan kebaikan (Islam) ini kepada kami. Mungkinkah setelah kebaikan ini timbul lagi kejahatan?”, “Tentu” jawab Nabi. Tanyaku: “Setelah itu mungkinkah datang lagi kebaikan?” Beliau menjawab: “Benar, tetapi sudah cacat!” Aku bertanya: “Apa cacatnya?” Beliau menjawab: “Suatu kaum memberikan petunjuk tanpa petunjuk yang benar, engkau mengetahui perbuatan mereka dan mengingkarinya”. Aku bertanya: “Sesudah kebaikan itu, timbul lagikah kejahatan?” Nabi menjawab: “Benar, para penyeru di depan pintu neraka. Barangsiapa yang memenuhi seruannya dilemparkannya ke dalam neraka itu”. Aku bertanya: “Wahai Rasulullah! Gambarkanlah ciri-ciri mereka kepada kami!” Nabi menjawab: “Baik! Mereka adalah termasuk golongan kita dan berbicara dengan bahasa kita”. Aku bertanya: “Ya Rasulullah! Apa petunjuk anda bila kami menjumpai hal itu?” Beliau menjawab: “Tetaplah kamu bersama jama’ah kaum muslimin dan imam mereka!”. Aku bertanya: “Jika tidak ada jama’ah dan Imam?” Beliau berkata: “Tinggalkanlah semua golongan itu, walaupun kamu akan memakan akar-akar kayu sampai maut menjemputmu dan kamu tetap dalam pendirianmu”.

(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan tiga imam sunan: at-Tirmidzi, Abu Dawud dan an-Nasa’i)

Terdapat bahaya suatu kaum yang cacat akidah dan syariah. Mereka memberikan petunjuk tapi bukan petunjuk yang benar. Mereka tidak bisa lagi membedakan yang baik dan yang jelek. Mereka mengira kebudayaan kafir Barat adalah kebudayaan yang layak ditiru. Mereka mengira bahwa hukum-hukum kufur tidak mengapa diterapkan. Mereka mengikuti sistem kufur semacam demokrasi, kapitalisme, sekularisme. Mereka menjadi penyeru-penyeru yang tampak Islami. Mereka menggunakan hal itu sebagai sarana untuk memperdaya dan menyesatkan kaum muslimin.

Dalam hadits ini Rasulullah memerintahkan kita untuk meninggalkan semua golongan yang menyeru kepada selain ideologi (akidah dan syariah) Islam. Kita harus berlepas diri dari segala golongan yang mengajak kepada sistem kufur, hukum kufur, paham kufur, ide-ide kufur, dan berbagai kemaksiatan. Kaum Muslimin wajib disadarkan terhadap bahaya akidah kufur sekularisme yang melahirkan sistem pemerintahan demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme. Semua itu adalah kesesatan yang bisa jadi dikesankan Islami, dicari-carikan pembenaran, dibalut kata-kata indah serta janji-janji manis. Maka, dalam kondisi sulit berada dalam kekuasaan batil, umat harus teguh menggenggam ideologi Islam hingga akhir hayat."Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah." (QS. Asy-Syuura: 10)

5. Dari Abdullah Ibnu Mas’ud r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Akan muncul pada akhir zaman suatu kaum muda namun bodoh pemikiran mereka, mereka membaca Al-Qur’an namun hanya sebatas tenggorokan, mereka berkata-kata dengan menggunakan perkataan Rasulullah SAW, dan mereka keluar dari agama-Nya seperti anak panah yang melesat dari busurnya”.

(H.R. at-Tirmidzi. Beliau berkata: hadits hasan shahih dalam bab yang sama terdapat riwayat dari Ali, Abu Sa’id dan Abu Dzar)

Hadits ini memberikan peringatan yang jelas bagi para pemuda supaya tidak keluar dari ideologi (akidah dan syariah) Islam dengan tanpa menyadarinya. Ironisnya mereka benar-benar keluar dari ideologi Islam.

Mereka adalah orang-orang muda yang bodoh dari pemikiran Islami. Mereka tidak menjadikan standar perbuatan Islami yaitu

Page 35: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

35

halal-haram sebagai sesuatu yang dipegang teguh. Mereka tidak mengenali berbagai pemikiran dan hukum kufur sehingga mereka bisa mewaspadainya.

Pemikiran mereka sempit dan picik: barangkali hal itu karena mereka mengidap ashobiyah fanatisme golongan dan membanggakan amal perbuatan mereka sendiri. Mereka hanya mementingkan penampilan luar.

Mereka hanya pandai membaca Al-Qur’an namun mereka tidak mengadopsi ayat-ayat al-Qur’an menjadi pemikiran mereka, memasuki hati dan jiwa mereka. Mereka tidak menjadikan hukum-hukum Allah Swt. sebagai satu-satunya sistem yang harus diimani dan diambil.

Mereka juga mengucapkan hadits Rasulullah SAW. Walaupun mereka melakukan perbuatan ini yang tampaknya secara lahiriyah adalah perwujudan keimanan, namun sebenarnya mereka menyimpang dari ideologi Islam.

6. Dari Abdullah Ibnu Umar r.a. dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Akan keluar dari umatku suatu kaum yang menjelekkan perbuatan mereka, mereka membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati tenggorokan (H.R. Imam Ahmad)

Semua itu dilakukannya karena kepentingan duniawi. Boleh jadi mereka juga menganggap sepele masalah menutup aurat, menganggap remeh masalah riba/bunga, menganggap gampang masalah pemikiran hukum, menganggap biasa bergaul bebas dan pacaran, membiarkan para penguasa batil dan zalim, membiarkan kemaksiatan terus berlangsung di tengah masyarakat. Kita berlindung kepada Allah dari kebodohan dan kehinaan.

7. Dari Abu Dzar r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Akan terjadi perpecahan dan perselisihan dalam umatku. Lalu muncul suatu kaum yang hanya pandai bicara namun perbuatan mereka jelek, mereka membaca Al-Qur’an namun tidak melewati tenggorokan mereka, mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya, mereka tidak kembali, sampai dikembalikan ke tempat asalnya. Mereka adalah sejelek-jelek makhluk dan penciptaan (Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud. Hadits yang disebutkan di atas adalah redaksi Abu Dawud)

8. Dari Abu Sa’id r.a. dia berkata: “Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW pada waktu itu beliau sedang membagi-bagi sesuatu, tiba-tiba datanglah Dzul Khuwaishirah, dia adalah seorang laki-laki dari Bani Tamim, lalu dia berkata: “Wahai Rasulullah! Berlaku adillah!” Maka Rasulullah SAW menjawab: “Celakalah kamu, siapa yang akan berbuat adil, jika aku tidak berbuat adil. Sungguh aku telah gagal dan rugi jika aku tidak berbuat adil”. Umar bin al-Khattab berkata: “Ya Rasulullah! ijinkan aku untuk memenggal kepalanya”. Nabi berkata: “Biarkan saja! Sesungguhnya dia mempunyai teman-teman, salah seorang dari kalian akan merasa hina jika membandingkan shalatnya dengan shalat mereka dan puasanya dengan puasa mereka. Mereka membaca Al-Qur’an namun tidak bisa melewati tenggorokan. Mereka keluar dari Islam seperti keluarnya anak panah dari busurnya

(H.R. Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi, sebagaimana disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’)

Hadits ini menambahkan keterangan ciri-ciri ahli kesesatan dan penyimpangan. Di antara sifat-sifat orang-orang yang keluar dari ideologi (aqidah dan syariah) Islam adalah menganggap Rasulullah Saw. tidak memutuskan dengan keadilan. Mereka menganggap hukum dari Allah Swt. dan Rasul-Nya tidak layak untuk diterapkan di antara manusia. Padahal terdapat ayat Allah yang memerintahkan berhukum menurut syariah Islam:"Apa-apa yang diberikan/diperintahkan Rasul kepada-mu maka terimalah/laksanakanlah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (QS. Al-Hasyr: 7)

Berkuasanya Orang-Orang Bodoh Dan Jahat

1. Dari Abdullah bin ‘Amru r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hari Kiamat tidak akan datang, sampai Allah mengambil wali-walinya dari muka bumi, sehingga yang tersisa adalah para pengacau dan orang-orang jahat, mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak meninggalkan kemungkaran”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara marfu’ dan mauquf [marfu’ dinisbahkan kepada nabi adapun mauquf dinisbahkan kepada sahabat] Perawi-perawinya sesuai dengan syarat shahih)

Page 36: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

36

Para ulama di masa kini menanggung tanggung jawab yang besar. Mereka harus mendakwahkan ideologi (akidah dan syariah) Islam kepada umat. Dengan demikian, mereka semoga menjadi para wali Allah yang menghapuskan kebatilan dan kezaliman. Mereka menjadi golongan yang tidak tercemari paham dan hukum kufur. Justru mereka menjadi para mujadid yang memperbaiki akidah dan syariah yang telah dirusak oleh manusia.

Sementara itu golongan-golongan yang harus diluruskan adalah mereka yang tidak mengenal Islam sebagai ideologi. Mereka hanya mengetahui sekularisme, kapitalisme, demokrasi, pluralisme, dan ilmu-ilmu jahiliyah lainnya. Maka, dakwah yang menunjukkan kepada umat bahwa akidah dan sistem Islam mampu memberikan keadilan hakiki dan menjadi rahmat bagi semesta alam harus terus digencarkan.

2. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, Hari Kiamat tidak akan datang, sehingga merajalela perbuatan keji dan sifat kikir. Orang yang terpercaya dikhianati dan orang yang khianat dipercaya

(Al-Haitsami berkata: “Sebagian isi hadits ini disebutkan dalam kitab shahih”. Kemudian dia berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al–Mu’jam al-Ausath dan di antara perawinya terdapat Muhammad Ibnu Sulaiman bin Walibah, sementara perawi-perawi lainnya adalah tsiqat)

3. Dari Sahal bin Sa’ad r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah! Janganlah Engkau mempertemukanku dengan suatu masa di mana ulama tidak diikuti dan dan orang bijak tidak dihargai. Hati mereka adalah hati orang asing sedangkan bahasa mereka adalah bahasa Arab”.

(Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan dalam al-Fathur Rabbani: hadits ini disebutkan oleh al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak dengan redaksi yang hampir sama dari Jamil bin Abdurrahman al-Hidza` dari Abu Hurairah)

Perhatikanlah rusaknya hukum pada akhir zaman. Alim ulama tidak ada yang memperhatikan ilmunya dan tidak dihargai karena manusia dikuasai oleh para penguasa batil yang menerapkan sistem kufur di berbagai bidang. Manusia lebih condong ke peradaban kufur Barat, dan terkena penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati), kendatipun bahasa mereka adalah bahasa Arab. Mereka takut jika harus mengambil risiko melawan kezaliman dan kekufuran. Mereka

takut jika kehilangan kenikmatan dunia sementara berjuang amar makruf nahi mungkar.

Di masa semacam ini suara-suara kebodohan lebih keras daripada suara kebajikan aqidah dan syariah Islam. Situasi buruk demikian bisa terus berlangsung kecuali umat merubah apa yang ada pada diri mereka yaitu pelurusan akidah dan syariah yang berlaku di antara mereka."Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (QS. An-Nuur: 63)

Kami berlindung kepada Allah dari kesesatan dan dosa karena meninggalkan kewajiban.

4. Dari Abdullah bin Amru r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Di antara tanda dekatnya Hari Kiamat adalah dimuliakannya orang-orang jahat dan direndahkannya orang-orang yang baik. Perkataan dijelek-jelekkan dan perbuatan ditampak-tampakkan. Dan al-musa`ah disebarluskan kepada manusia”. Aku bertanya: “Ya Rasulullah! Apakah al-musa`ah itu?” Nabi menjawab: “Apa-apa yang ditulis selain kitabullah”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan perawi-perawinya sesuai dengan syarat shahih)

Di antara apa-apa yang disebarkan dan menyalahi Kitabullah adalah kisah-kisah pergaulan bebas, novel-novel pacaran, artikel-artikel yang mendukung kemaksiatan, buku-buku hukum kufur, atau omong-kosong hiburan permainan yang tidak bermanfa’at di dunia dan di akhirat. Berbagai media massa menyebarkan ide-ide kufur, paham-paham sesat, mengajak kepada kepemimpinan jahiliyah, menjauhkan dari syariah, membudayakan gaya hidup yahudi dan nasrani.

Terasingnya Islam

1. Dari Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya iman mulai sebagai sesuatu yang asing dan akan kembali menjadi asing sebagaimana mulanya, maka ketika itu berbahagialah orang-orang yang terasing, yaitu ketika manusia rusak. Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, niscaya iman akan bersembunyi di antara dua masjid ini sebagaimana ular yang bersembunyi dalam liangnya”.

Page 37: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

37

(Disebutkan dalam Majma’u Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bazzar dan Abu Ya’la. Perawi-perawi dari Imam Ahmad dan Abu Ya’la sesuai dengan syarat shahih)

Orang-orang yang beruntung adalah yang terasing karena mereka mengemban ideologi (aqidah dan syarah) Islam. Di masa kini ideologi kufur telah menyebar luas meracuni pemikiran kaum Muslimin, seabrek hukum kufur diterapkan oleh para penguasa batil, hukum-hukum Allah banyak sekali terlantar. Maka, para pengemban Islam yang tidak memilih-milih dari apa yang diturunkan Allah menjadi terasing. Namun demikian, dengan mengikuti metode perjuangan Rasul Saw. tanpa kekerasan dalam menegakkan Islam keseluruhan, keterasingan mereka berakhir dengan kemenangan dan keberhasilan dengan izin Allah SWT.

Setelah kemenangan penegakkan sistem Islam maka kewajiban jihad ofensif atau jihad futuhat bisa dijalankan oleh khalifah bersama kaum Muslimin.Diriwayatkan dari Miswar dan Marwan, sebagaimana dituturkan oleh ath-Thabrani dan disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, mengenai ucapan Rasulullah Saw.:“Orang-orang Quraisy tidak akan menduga, demi Allah, aku akan selalu memerangi mereka demi risalah yang dengannya Allah mengutusku hingga Allah memenangkan aku atau agama ini terasing sendirian.” (HR. ath-Thabrani dan Ibnu Katsir)

2. Hadis penuturan Abdurrahman bin Sannah r.a. yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana kemunculannya pertama kali, maka beruntunglah orang-orang yang terasing”. Rasulullah Saw. kemudian ditanya: “Ya Rasulullah! Siapakah orang-orang yang terasing itu?” Rasulullah Saw. menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan pada saat masyarakat justru gemar berbuat kerusakan.” (HR. Ahmad)

Hadis penuturan Mu’awiyah yang mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda:“Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang selalu menegakkan urusan agama Allah. Tidak akan memadharatkan mereka orang-orang yang menelantarkan atau yang menentang mereka hingga datangnya keputusan Allah (Hari Kiamat), sementara mereka

meraih kemenangan atas seluruh umat manusia.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

3. Dari Abu Umamah al-Bahili r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Niscaya tali Islam akan lepas satu persatu. Setiap kali lepas satu ikatan, manusia akan berpegang kepada tali selanjutnya. Tali pertama yang lepas adalah pemerintahan dan yang terakhir adalah shalat”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ath-Thabrani. Perawi-perawinya sesuai dengan syarat shahih)

Pemerintahan Islam atau negara Khilafah Islamiyah telah dihapus dan diganti dengan negara republik Turki oleh Inggris bersama dengan anteknya yaitu Musthafa Kamal Ataturk yang menjadi presiden pertamanya. Para penjajah itu berhasil setelah lama mereka bekerjasama dengan kaum munafik penguasa wilayah-wilayah negara Khilafah Islam. Kafir imperialis jauh-jauh hari telah menyebarkan virus paham-paham kufur semacam ashabiyah nasionalisme dan sekularisme hingga umat makin lemah dan pemerintahan khilafah berisi banyak orang dzalim.

Setelah pemerintahan Islam tergantikan sistem pemerintahan kufur demokrasi maupun kerajaan maka tali Islam akan menjadi terlepas satu per satu hingga batas yang terakhir yaitu ibadah ritual pribadi: shalat. Dengan begitu pentingnya kewajiban tegaknya negara sistem Islam ini, negara yang berkewajiban menegakkan hukum-hukum Allah dan mengemban dakwah serta jihad ke luar negeri, maka kaum Muslimin sungguh tidak mempunyai alasan yang benar di sisi Allah jika terus mendukung sistem negara kufur semacam demokrasi."Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin." (QS. Al-Maaidah: 50)

"Dan siapa saja yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan mereka berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An Nisaa': 115)

Fitnah Perempuan

Page 38: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

38

1. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, umat ini tidak akan binasa sehingga seorang laki-laki mendatangi seorang perempuan kemudian dia menyetubuhinya di jalan, maka orang yang terbaik di antara mereka adalah yang berkata: “Seandainya kamu menutupi perbuatan ini di belakang tembok itu”

(Imam al-Haitsami berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan para perawinya sesuai dengan syarat shahih)

Ketika kondisi parah semacam ini terjadi tentunya kaum Muslimin tidak lagi punya imam/khalifah yang berkewajiban menerapkan hukum-hukum Allah Swt, melindungi kaum lemah, memberantas maksiat, mengadili orang-orang dzalim, dan menyebarkan rahmat syariah Islam dengan dakwah dan jihad.

Akibat dari tidak terpenuhinya kewajiban menegakkan negara sistem Islam Khilafah, Umat Islam hari ini terpecah-belah lebih dari 50 negara dan telah kehilangan perisainya untuk melindungi nyawa, kehormatan dan harta. Rasulullah َوَسِّلم َعِّلِّيُه الِّلُه ,bersabda صِّلى"Seorang Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakangnya kalian berperang dan berlindung." (Hadits Riwayat Muslim)

Bagaimana Bersikap Pada Masa Fitnah Dan Menghadapinya

Umat Islam harus mengambil apa yang baik (akidah dan syariah Islam) dan meninggalkan yang mungkar (paham dan hukum kufur) dan supaya tidak mengikuti arus, tenggelam bersama orang-orang awam yang berjalan tanpa petunjuk dan metode Rasulullah Saw. dalam menegakkan Islam keseluruhan.

1. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Akan datang kepada manusia suatu masa, di mana mereka dihadapkan kepada dua pilihan antara kelemahan dan kejahatan. Barangsiapa yang menemui zaman itu, maka pilihlah kelemahan daripada kejahatan.”

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Ya’la, dari seorang syeikh dari Abu Hurairah, dan semua perawinya tsiqat)

Ada masa di mana biasanya orang yang lurus disebut dengan orang yang lemah dan orang yang berbuat namun bertentangan dengan Islam disebut kuat, maka manusia berada di hadapan dua pilihan. Apakah dia akan memilih jalan yang lurus mengikuti tuntunan

Rasulullah Saw. dengan risiko disebut sebagai orang yang lemah? Ataukah dia akan memilih melakukan banyak hal namun tidak berdasarkan tuntunan Rasul Saw., agar masyarakat memandang dirinya banyak manfaat dan dia disebut sebagai orang yang bekerja lebih?

Rasulullah SAW telah menentukan jalan kepada kita untuk menghadapi fitnah seperti ini, supaya manusia lebih memilih perjuangan menurut metode Rasul Saw. daripada tindakan-tindakan yang berdalih hawa nafsu asas manfaat/maslahat. Jelas lebih baik baginya berisiko mendapat celaan sebagai orang yang lemah daripada merelakan dirinya tidak mendapat pahala namun malah mendapat dosa.

Di masa kekuasaan sistem jahiliyah semacam demokrasi sekarang ini kaum Muslimin yang memenuhi kewajiban mengemban ideologi (aqidah dan syariah) Islam supaya bisa ditegakkan dalam kehidupan tentu berada pada posisi yang lebih lemah. Kaum Muslimin belum kembali berkuasa dengan sistem negara syariah khilafah.

Dengan mengikuti metode perjuangan dakwah Rasul Saw. dalam menegakkan sistem Islam keseluruhan, tanpa kompromi dengan sistem kufur, maka umat Islam tidak melakukan pelanggaran, dan justru sesuai dengan tuntunan dari Nabi Saw. Dengan demikian, pihak yang membuat-buat dan menerapkan hukum-hukum kufur adalah jelas mereka yang kafir ataupun yang sekular, bukan yang Muslim, Muslim memang dilarang ikut andil dalam kemunkaran. Maka gerakan umat yang istiqomah dengan Islam semata juga bisa diwujudkan. Dengan izin dan pertolongan Allah Swt. gerakan dakwah Rasul Saw. beserta para sahabat telah berhasil membangun kesadaran umat dan militer kaum Anshor untuk terwujudnya Daulah Islamiyah yang awalnya hanya di Madinah.

Keadaan kita sekarang adalah sama dengan fase Makkah yaitu sama-sama tidak diterapkan sistem Syariah dengan metode syar'i-nya yaitu Daulah Islamiyah. Siapapun selain Khalifah yang sah dibai'at untuk terapkan syariah dilarang berkuasa dan menerapkan hukum sebab tidak memenuhi syarat sah menjadi penguasa. Yang Beliau Saw. lakukan adalah menjalankan metode dakwah dengan tiga tahapan tanpa kekerasan. Sementara dengan masuk mengikuti demokrasi berarti sudah memposisikan diri sebagai penguasa, sembari melakukan pelanggaran Syariah, menerapkan hukum-hukum kufur, melestarikan sistem kufur. Maka yang harus dilakukan adalah mengikuti metode perjuangan Rasul Saw. di mana ketika fase Makkah Beliau dan kaum Muslimin memang dikuasai dan ditindas oleh para pembesar musyrik Quraisy. Beliaupun tetap terus istiqomah dengan metodenya meski

Page 39: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

39

banyak ditindas. Inilah salah satu yang menunjukkan bahwa metode beliau mengubah darul kufur menjadi darul Islam itu wajib hukumnya.

Dengan mengikuti metode dakwah Rasul Saw. dengan kondisi negeri ini berpenduduk mayoritas Muslim maka siapapun tidak akan bisa berkuasa tanpa persetujuan umat. Sementara umat beserta militer yang memang wajib sadar hanya mau serta memperjuangkan penguasa yang syar'i. Inilah yang memungkinkan berhasilnya metode dakwah Rasul Saw.

Dakwah dengan metode Rasul Saw. itu jelas bukan membiarkan status quo yang rusak tapi justru menyadarkan, mengaktifkan umat yang tertipu demokrasi dan yang tertidur untuk mengubah status quo itu menjadi dakwah yang anti sistem kufur, hanya mau sistem syariah Islam. Sistem Syariah Khilafah harga mati. Maka runtuhnya sistem kufur adalah keniscayaan. Maka yang harus dilakukan adalah mengikuti metode perjuangan Rasul Saw. di mana ketika fase Makkah Beliau dan kaum Muslimin memang dikuasai dan ditindas oleh para pembesar musyrik Quraisy. Beliaupun tetap terus istiqomah dengan metodenya meski banyak ditindas. Inilah salah satu yang menunjukkan bahwa metode beliau mengubah darul kufur menjadi darul Islam itu wajib hukumnya.

Syariah ditegakkan harus dengan metode syar'i-nya. Jika diterapkan sebagian saja dalam demokrasi maka justru membuat umat tertipu sehingga mereka tidak menuntut sistem Syariah Khilafah tapi merasa bisa hidup nyaman dengan demokrasi. Hal ini jelas kontraproduktif dan berbahaya. Umat harus anti terhadap sistem kufur demokrasi sebab melihat jelas pertentangannya dengan Islam. Fakta terjadi di berbagai negeri Muslim bahwa demokrasi efektif menjebak umat padahal tidak ada perubahan status quo.

Jebakan sistem kufur demokrasi dapat diatasi dengan metode perjuangan Rasul Saw. yang tidak berkompromi dengan sistem kufur. Jika problem itu dibiarkan maka terjadi lingkaran tak terputus antara umat dengan demokrasi sebagaimana telah terjadi bahwa di berbagai negeri mayoritas umat Islam tidak kunjung menjalankan metode perjuangan Rasul Saw. dan akibatnya terus berdosa karena membiarkan dan malah mendukung hukum kufur. Yang harus terjadi adalah umat memperjuangkan ganti sistem dengan sistem Syariah Khilafah Islam secara damai, dengan itu militerpun akan terkena dakwah yang dahsyat untuk bisa mendukung penuh.“Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” [QS. An Nisa' :61]

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [QS. Al-Maa'idah: 2]

2. Rasulullah SAW bersabda: “Apa yang akan kalian lakukan apabila berada dalam suatu kaum yang terabaikan janji dan amanat mereka dan mereka menjadi orang-orang jahat –lalu beliau mempertemukan jari-jemarinya?” Mereka menjawab: “Apa yang harus kami lakukan Ya, Rasulullah?” Nabi menjawab: “Bersabaralah, bersabarlah! Pergaulilah manusia dengan akhlak mereka dan tinggalkan perbuatan-perbuatan jelek mereka”

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits dari Tsauban r.a. diriwayatkan oleh al-Bazzar dan di antara perawinya terdapat Yazid bin Rabi’ah, seorang yang tidak dianggap haditsnya. Ibnu Adiy berkata: Aku berharap semoga dia la ba’sa bihi (bisa diterima haditsnya))

Dalam hadits ini terdapat perintah yang jelas untuk bersabar memenuhi semua kewajiban di masa fitnah/kerusakan. Umat diperintahkan supaya mereka tidak ikut-ikutan melaksanakan penyimpangan sebagaimana orang-orang yang mengikuti ajaran, perbuatan dan hukum kaum kafir sehingga laknat Allah tidak menimpa umat.

Seorang Muslim semestinya tetap dengan akhlak Islaminya berinteraksi dan berdakwah kepada masyarakat, sementara harus konsisten memegang ideologi (akidah dan syariah) Islam.“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. ...” [QS. (11) Hud : 112]“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” [QS. (11) Hud : 113]

3. Dari Abdullah Ibnu Mas’ud r.a. dia berkata: “Akan datang kepada kalian suatu masa, di mana seorang laki-laki melewati suatu kuburan, lalu dia berkata: “Andai saja diriku yang berada dalam kuburan itu”, hal itu bukan karena dia ingin bertemu Allah namun karena besarnya bencana yang dia lihat. Ada sahabat yang bertanya: “Ya, Rasulullah! Perbuatan apa yang paling baik untuk dilakukan ketika itu?” Nabi menjawab: “Kuda

Page 40: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

40

perang yang kencang dan pedang yang tajam yang bisa membinasakan musuh dari tempatnya”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dengan dua sanad, salah satu silsilah sanadnya sesuai dengan syarat shahih, sementara Abu Az-Za’ra` al-Kabir dihukumi tsiqat oleh Ibnu Hibban namun dianggap dha’if oleh ahli hadits yang lain)

Perbuatan yang paling baik dilakukan umat di negeri-negeri kaum Muslimin yang terjajah secara militer seperti di Suriah/Syam adalah mempersiapkan diri untuk jihad guna mengusir musuh, menggetarkan hati mereka, dan menyerang mereka demi menegakkan kalimat Allah, melindungi darah dan kehormatan kaum Muslimin.

4. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Akan datang fitnah di mana orang yang duduk lebih baik dari orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik dari orang yang berjalan, orang yang berjalan lebih baik dari orang yang berlari. Siapa berusaha memadamkan kekacauan itu maka dia akan larut dalam fitnah. Barangsiapa mendapatkan tempat berlindung sebaiknya dia berlindung”.

(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami`: hadits ini diriwayatkan oleh empat imam sunan)

Fitnah/kerusakan semacam ini telah terjadi, perselisihan yang terjadi di antara kaum Muslimin pada masa Khilafah Ali bin Abi Thalib, setelah secara bulat ia diakui sebagai khalifah, terjadinya Perang Jamal, perselisihan antara Ali dan Mu'awiyah, Perang Shiffin, perlawanan kaum Khawarij, dan kelanjutan perselisihan tersebut sampai Ali meninggal. Sebagaimana tampak dalam hadits:

“Abu Dzar! Bagaimana menurutmu jika manusia saling membunuh satu sama lain sehingga hijarah az-zait (nama tempat di Madinah) tenggelam dalam darah, apa yang akan kamu lakukan?” Abu Dzar menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu”. Beliau berkata: “Tinggallah dalam rumahmu dan kuncilah pintu-pintunya (H.R. Imam Ahmad. Dari Abu Dzar r.a. Disebutkan dalam al-Fathur Rabbani: hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan al-Hakim)Dari Muhammad bin Maslamah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Apabila engkau melihat manusia saling membunuh untuk merebutkan dunia, maka ambillah pedangmu kemudian pukulkan ke sebuah batu yang paling besar hingga patah, kemudian diamlah dalam rumahmu hingga datang tangan yang salah atau ajal yang pasti”. Maka aku menjalankan apa yang

diperintahkan oleh Rasulullah SAW tersebut”. (Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-ausath. Semua perawinya tsiqat)Wallahu’alam.

5. Dari Ummu Malik al-Bahziyah r.a. dia berkata: “Rasulullah SAW

menerangkan tentang fitnah dan semakin dekatnya saat kedatangannya”. Ummu Malik berkata: Aku bertanya kepada beliau: “Ya, Rasulullah! Siapakah orang yang terbaik pada masa itu?” Beliau menjawab: “Orang yang berjalan di jalan kemudian dia memberikan hak jalan dan menyembah tuhannya, dan seseorang yang menaiki kudanya kemudian dia menakuti musuh sehingga musuh takut kepadanya”.

(H.R. at-Tirmidzi, dia berkata: “Hadits hasan gharib”. Beliau menambahkan: “Dalam bab ini juga terdapat riwayat dari Ummu Mubasysyir, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas”)

Amar Makruf dan Nahi Mungkar

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya” (QS. al-Anfaal [8]: 25)

1. Dari Aras bin Umairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan menimpakan bencana kepada seluruh manusia karena perbuatan orang-orang tertentu, hingga mereka melakukan perbuatan yang mampu dirubah oleh orang-orang umum namun mereka tidak merubahnya, maka hal itu terjadi ketika Allah mengizinkan untuk menimpakan bencana bagi orang-orang umum dan tertentu semuanya.”

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan para perawinya tsiqat)

Hadits ini menerangkan kewajiban persatuan kalimat dalam melawan merebaknya kemungkaran, semua yang menyimpang dari ideologi (aqidah dan syariah) Islam dengan mengingkari penyimpangan itu, melarangnya, dan menyerukan kebenaran."Siapa saja yang melihat (suatu) kemunkaran, maka hendaklah ia berusaha mengubahnya dengan tangannya. Apabila ia tidak mampu, hendaklah ia berusaha dengan lisannya. Dan apabila ia tidak mampu

Page 41: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

41

juga, hendaklah ia berusaha mengingkari dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah Iman" [Shahih Muslim, no.49; Sunan Abu Dawud, no.1140, 4340; Sunan Tirmidzi hadits no.2173; Sunan An Nasa'i VIII/111; dan Sunan Ibnu Majah No.4013]

Sistem pemerintahan kufur semacam demokrasi yang sedang berkuasa di negeri-negeri kaum muslimin saat ini adalah kemunkaran yang terbesar di dunia. Bahkan, itulah pangkal kejahatan yang senantiasa menghalangi hukum-hukum Allah untuk diterapkan, dan selalu mengembangkan dan melindungi kemunkaran hukum kufur. Oleh karena itu, pangkal kemungkaran ini harus dilenyapkan. Tidak ada alasan bagi seorang Muslim untuk tidak mengubah kemunkaran ini.

Setiap muslim bisa melakukan upaya untuk mengingkari, menunjukkan penyimpangan demokrasi, melarang dari praktek demokrasi, dan menyuruh kepada sistem syariah Islam. Orang yang tidak mengupayakan hal ini berarti telah melalaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Tidak ada rukhshah/keringanan apapun bagi kaum Muslimin untuk tetap berdiam diri terhadap pelaksanaan kewajiban ini.

Bertambah lagi dosanya apabila seseorang ikut pula menyebarkan rasa pesimis, rela menerima kehinaan, atau merasa bahwa umat ini sudah tidak berdaya lagi setelah dikalahkan oleh musuh-musuhnya. Lebih-lebih lagi bila ia mengajak umat untuk tunduk kepada penguasa-penguasa hukum thaghut.

Mudah-mudahan para tokoh yang masih Muslim bersama umat Islam menyadari kewajibannya untuk menegakkan Islam di muka bumi ini sebagai kekuatan ideologis yang terunggul.

2. Dari Jabir dan Abu Ayub al-Anshari keduanya berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorangpun yang mengecewakan seorang muslim ketika dia direndahkan harga-dirinya dan dilanggar kehormatannya, pasti Allah akan mengecewakannya dalam keadaan dia berharap pertolongan- Nya. Dan tidak ada seorangpun yang memberikan pertolongan kepada seorang muslim di tempat harga dirinya direndahkan dan kehormatannya dinodai, pasti Allah akan menolongnya di tempat dia berharap pertolongan-Nya”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: “Aku berkata: Hadits Jabir ini saja yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, kemudian dia menambahkan: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath dengan sanad hasan)

3. "Janganlah seseorang di antara kalian dihalangi rasa takut kepada masyarakat tidak menyampaikan kata-kata yang haq, bila ia sudah mengetahuinya"

[Shahih Ibnu Hibban, hadits no.278; dan Sunan Ibnu Majah, hadits no.4007]

4. Dari Abu Musa r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya ada sebelum kalian suatu kaum dari Bani Israil, apabila ada seseorang yang melakukan kejahatan, lalu dia diperingatkan oleh seseorang, begitu keesokan harinya orang itu menemuinya, berbincang-bincang dengannya, mewakilkan kepadanya dan minum bersamanya, seakan-akan dia tidak pernah melihat kejahatannya kemarin. Ketika Allah melihat hal itu pada mereka, Dia menimpakan kebencian di hati sebagian mereka kepada sebagian yang lain melalui lisan Dawud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, perintahkanlah kepada kebaikan dan cegahlah kemungkaran, dan kembalikanlah orang-orang yang berbuat kejahatan kepada kebenaran atau jika tidak Allah akan menimpakan kebencian sebagian kepada sebagian yang lain dan melaknati kalian sebagaimana Dia melaknati mereka.”

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan perawinya sesuai dengan syarat shahih)

5. Dari Muadz bin Jabbal r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kalian berada dalam keterangan yang nyata dari Tuhan kalian selama belum muncul dua macam kemabukan: mabuk kebodohan dan mabuk cinta kehidupan. Kalian masih suka memerintahkan kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran lalu berjihad fi sabilillah. Pada hari itu orang yang berkata dengan Kitab dan Sunnah seperti generasi pendahulu dari kaum Muhajirin dan Anshar”.

(H.R. al-Bazzar dan di antara perawinya terdapat al-Hasan bin Basyar dianggap tsiqah oleh Abu Hatim dan beberapa ahli hadits lainnya namun dia sedikit lemah)

6. Dari Abdullah bin Amru dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Apabila engkau melihat umatku takut terhadap orang yang dzalim untuk berkata kepadanya “kamu dzalim” maka sungguh dia telah dilepaskan dari mereka”

Page 42: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

42

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan al-Bazzar dengan dua silsilah periwayatan. Perawi-perawi salah satu dari keduanya sesuai dengan syarat shahih)

Perhatikanlah sikap kebersamaan dalam umat ini!! Sifat keberanian harus menjadi ciri khasnya, apabila tersebar sifat pengecut dan penakut, maka itu adalah tanda kehancuran pada umat. Sikap ini adalah sikap yang harus menguasai umat secara keseluruhan. Apabila ada yang meninggalkannya maka itu adalah bukti adanya penyakit yang menjalar dalam tubuhnya.“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran :139)

7. Dari Anas bin Malik r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kalimat “Laa ilaha illa Allah” mencegah kemurkaan Allah, selama mereka tidak mementingkan dunia atas agama mereka, apabila mereka mengerjakan hal itu, lalu mereka mengucapkan “Laa ilaha illa Allah” maka Allah berkata: “Sungguh kalian telah berdusta”.

(Imam al-Haitsami berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bazzar dan sanadnya hasan”)

"Katakanlah: 'Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, isteri-isteri kalian, keluarga kalian, dan harta benda yang kalian dapatkan, serta perdagangan yang kalian takutkan kerugiannya, juga tempat-tempat tinggal yang kamu sukai lebih kalian cintai daripada mencintai Allah dan RasulNya, serta jihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan azhab dengan perintahnya. Dan Allah tidak akan memberi petunjuk bagi orang-orang yang fasik" (QS. At Taubah: 24)

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berperang di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 54)

Tanda-Tanda Hari Kiamat

Fitnah Dajjal

1. Dari Samurah bin Jundub r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Dajjal keluar dengan mata kirinya buta dan ditutupi selaput yang tebal. Dia menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya, orang yang berpenyakit lepra dan menghidupkan orang mati. Dia berkata kepada manusia: “Akulah Tuhan kalian”. Barangsiapa berkata: “Engkau tuhanku” maka sungguh dia telah tersesat. Dan barangsiapa berkata, “Allah tuhanku” hingga meninggal dalam keadaan itu, maka sungguh dia telah terjaga dari fitnah Dajjal, sesungguhnya tidak ada fitnah baginya, lalu dia tinggal di bumi beberapa lamanya sesuai dengan kehendak Allah, sampai keluar Isa bin Maryam sebelum maghrib dengan membenarkan ajaran Muhammad SAW kemudian dia membunuh Dajjal, dan ketika itulah hari Kiamat terjadi”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan Imam Ahmad, dan para perawinya sesuai dengan syarat shahih)

2. Dari an-Nuwas bin Sam’an dia berkata: “Pada suatu pagi Rasulullah SAW menceritakan tentang Dajjal. Beliau sesekali merendahkan suaranya dan di saat yang lain meninggikannya, sehingga kami merasa seolah-olah berada dalam sekelompok lebah. Petang hari kami menemui beliau. Beliau sudah tahu persoalan kami. Beliau bertanya: “Kalian baik-baik saja?” Jawab kami: “Wahai, Rasulullah! Tadi pagi Anda menceritakan tentang Dajjal. Kadang-kadang Anda merendahkan suara dan kadang-kadang meninggikannya, sehingga kami merasa seolah-olah berada dalam sekelompok lebah”. Nabi menjawab: “Bukan Dajjal yang mengkhwatirkanku terhadap kamu sekalian. Jika dia muncul, dan aku masih berada di antara kalian, tentu aku akan melindungi kalian, namun jika dia muncul sedangkan aku sudah tidak ada di antara kalian, maka tiap orang melindungi dirinya masing-masing dan Allah penganti menjadi pembela atas setiap orang muslim. Sesungguhnya Dajjal itu adalah pemuda berambut keriting, matanya buta sebelah. Aku lebih condong mengatakannya serupa dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. Barangsiapa di antara kalian bertemu dengannya maka

Page 43: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

43

bacakan kepadanya permulaan surat al-Kahfi. Dia akan muncul di suatu tempat sunyi antara Syam dan Irak, lalu dia membuat kerusakan di barat dan di timur. Wahai hamba Allah! Tetaplah dalam keimanan kalian!” Kami bertanya: “Wahai Rasulullah! Berapa lama dia tinggal di bumi?” Beliau menjawab: “Empat puluh hari. Satu hari pada masa itu seperti setahun, kemudian besoknya satu hari seperti sebulan, kemudian besoknya lagi satu hari seperti sepekan dan setelahnya seperti hari-hari kalian sekarang”. Kami bertanya: “Ya Rasulullah! Ketika hari seperti setahun, cukupkah kalau kami shalat seperti shalat kami sekarang?” Beliau menjawab: “Tidak! Tapi hitunglah bagaimana pantasnya”. Kami bertanya lagi: “Wahai Rasulullah! Bagaimana kecepatannya dia berjalan di bumi?” Beliau menjawab: “Seperti hujan ditiup angin. Dia mendatangi suatu kaum, maka diajaknya kaum itu supaya iman kepadanya, lalu mereka iman dan mematuhi segala perintahnya. Kemudian dia memerintahkan langit supaya hujan maka turunlah hujan. Diperintahkannya bumi supaya subur, maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan. Bila hari telah petang, ternak mereka pulang ke kandang dalam keadaan lebih gemuk dan dengan susu lebih besar karena cukup makan. Kemudian didatanginya kaum yang lain dan diajaknya mereka supaya iman kepadanya. Tetapi mereka menolak ajakannya. Maka dia berlalu dari mereka. Keesokkan harinya negeri mereka menjadi kering kerontang dan kekayaan mereka ludes. Kemudian Dajjal lewat di suatu negeri yang telah rusak binasa. Katanya: “Keluarkan perbendaharaanmu!” Maka keluarlah seluruh kekayaan negeri itu dan pergi mengikutinya, seperti pemimpin lebah diikuti rakyatnya. Kemudian dipanggilnya seorang pemuda yang kekar dan besar, lalu dipukulnya dengan pedang sehingga terbelah menjadi dua bagian dan belahannya terlempar sejauh anak panah dipanahkan. Lalu Dajjal memanggil tubuh yang telah terbelah itu kembali. Dia datang dengan utuh dan dengan wajah berseri-seri sambil tertawa. Sementara Dajjal sedang asyik dengan perbuatan-perbuatannya yang merusak, Allah mengutus Isa Al-Masih putera Maryam a.s. dia diturunkan Allah dekat menara putih sebelah timur Damaskus, memakai dua pakaian berwarna sambil berpegang pada sayap dua malaikat. Apabila dia menundukkan kepalanya menetes air darinya seperti hujan dan jika dia mengangkat kepalanya maka akan berjatuhan daripadanya biji-biji perak bagaikan mutiara. Orang kafir tidak diperkenankan mencium bau nafasnya. Siapa yang menciumnya dia langsung mati. Bau nafasnya tercium sejauh

mata memandang. Maka Isa mencari Dajjal dan bertemu denganya di gerbang kota Lud (sebuah kota dekat Baitul Maqdis) lalu dia membunuh Dajjal. Kemudian Isa mendatangi kaum yang telah dijaga oleh Allah dari kejahatan Dajjal. Maka diusapnya mereka dan dikabarkan kepada mereka kedudukannya di Surga. Ketika dia sedang begitu, tiba-tiba Allah mewahyukan kepada Isa a.s.: “Aku akan mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tak terkalahkan oleh siapapun. Karena itu selamatkanlah hamba-hamba-Ku (yang shaleh) ke bukit Thur”. Lalu Allah mengutus Ya’juj dan Ma’juj mereka turun melanda dari tempat yang tinggi. Gelombang pertama melewati danau Thabariyah, lalu mereka meminum habis airnya. Kemudian lewat pula rombongan yang lain, kata mereka: “Sesungguhnya dahulu di sini ada airnya”. Nabi Isa dan para sahabatnya terkepung dan kelaparan, sehingga kepala sapi bagi mereka lebih berharaga daripada seratus dinar bagi kalian hari ini (karena kekurangan makanan). Lalu Nabi Isa a.s. dan para sahabat beliau berdoa kepada Allah semoga Allah menghancurkan Ya’juj dan Ma’juj. Maka Allah mengirim ulat di leher mereka, sehingga keesokan harinya mereka mati semua. Kemudian Nabi Isa a.s. dan para sahabatnya turun dari bukit Thur, tetapi mereka tidak mendapatkan tempat yang kosong karena semua tanah dipenuhi oleh bangkai-bangkai busuk. Lalu Nabi Isa a.s. dan para sahabatnya berdoa kepada Allah semoga Allah sudi menyingkirkan bangkai-bangkai busuk itu. Maka Allah mengutus burung-burung sebesar unta, lalu diangkatnya bangkai-bangkai tersebut dan dilemparkannya ke tempat yang dikehendaki Allah. Kemudian Allah menurunkan hujan ke semua tempat sehingga tidak ada satupun rumah baik di kota maupun di desa yang tidak terkena hujan, lalu bumi dibersihkannya hingga kelihatan seperti kaca. Kemudian diperintahkan kepada bumi, “Tumbuhkan tumbuh-tumbuhanmu, buah-buahanmu dan penuhilah danau-danaumu!” Pada hari itu keluarga kenyang memakan sebuah delima dan mereka dapat berteduh di bawah kulitnya. Rezeki mereka sangat berkah, sehingga susu seekor unta cukup untuk orang sekampung. Susu seekor sapi cukup untuk satu kabilah dan susu seekor kambing cukup untuk sekelompok keluarga dekat. Ketika mereka sedang dalam keridhaan Tuhan yang demikian, tiba-tiba Allah mengutus angin yang lembut melewati ketiak mereka, lalu tercabut ruh setiap orang mukmin dan muslim. Maka tinggal orang-orang jahat belaka, mereka kebingungan dan bercampur-baur seperti

Page 44: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

44

keledai yang kebingungan dan berjalan tidak tentu arah. Maka ketika itu terjadilah Kiamat”.

(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan oleh Muslim, at-Tirmidzi dan Abu Dawud)

3. Dari Asma`binti Yazid dia berkata: “Pada suatu hari kami sedang mengaji bersama Nabi SAW di rumahnya, lalu beliau berkata: “Menjelang keluarnya Dajjal tiga tahun sebelumnya, langit akan menahan hujannya sepertiga dan bumi akan menahan sepertiga tanamannya, dua tahun sebelumnya langit akan menahan dua pertiga hujannya dan bumi akan menahan dua per tiga tanamannya, jika telah tiba masanya tahun ketiga, maka langit akan menahan seluruh hujannya dan bumi akan menahan seluruh tanamannya sehingga semua binatang ternak akan binasa. Lalu Dajjal berkata kepada seorang laki-laki dari penduduk desa: “Bagaimana menurut kalian, apabila aku menghidupkan kembali unta-unta kalian sehingga menjadi gemuk dan besar, apakah kalian mempercayaiku sebagai tuhan?” dia menjawab: “Ya, aku akan mempercayaimu” lalu syetan merubah bentuknya menjadi unta laki-laki itu dan mengikutinya. Kemudian Dajjal berkata kepada seorang laki-laki yang lain: “Bagaimana menurutmu, jika aku menghidupkan kembali kedua orang tuamu, anakmu atau keluargamu yang telah mati, apakah kamu akan percaya bahwa aku adalah tuhanmu?” orang itu menjawab: “Ya, aku akan mempercayaimu” maka syetan merubah bentuknya menjadi keluarga laki–laki itu lalu mengikutinya”. Kemudian Rasulullah SAW keluar dari rumahnya, maka seluruh yang hadir kala itu menangis, lalu Rasulullah SAW masuk kembali dan mendapatkan kita sedang menangis lantas beliau bertanya: “Apa yang menyebabkan kalian menangis?” aku menjawab: “Ya, Rasulullah! Cerita anda tentang Dajjal, lalu apa yang harus kami lakukan pada saat itu?” Nabi menjawab: “Cukup bagi seorang mukmin dari makan dan minumnya dengan mengucapkan takbir, tasbih dan tahmid”. Kemudian beliau berkata lagi: “Sudah kalian jangan menangis, jika Dajjal muncul sedangkan aku masih bersama kalian, maka aku akan mengalahkannya, namun jika dia muncul setelah aku meninggal maka Allah akan menjadi pengganti yang akan melindungi semua kaum muslim”.

(H.R. Imam Ahmad dan ath-Thabrani dari beberapa jalan periwayatan, di antara perawinya terdapat Syahar bin Hausyab, dia sedikit lemah dan telah dihukumi tsiqat)

5. Dari Anas r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorang nabipun, melainkan pasti akan memperingatkan umatnya supaya waspada terhadap yang buta sebelah, dia seorang pembohong besar. Ketahuilah! sesungguhnya dia seorang yang buta sebelah sedangkan Tuhan kalian tidak buta, tertulis di antara dua matanya (di dahinya) ر ف ك yaitu كافر “kaafir” yang bisa dibaca oleh semua orang Islam”

(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan empat imam sunan)

Ya’juj dan Ma’juj

1. Dari Abdullah bin ‘Amru dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah termasuk anak-anak Adam, jika mereka dibiarkan lepas mereka akan merasak kehidupan manusia. Tidak ada salah satu dari mereka mati, melainkan dengan meninggalkan seribu lebih keturunan. Sesungguhnya di belakang mereka terdapat tiga umat, yaitu: Tawil, Taris dan Mumsik”

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-kabir dan al-Mu’jam al-ausath dan semua perawinya tsiqat)

2. Dari Ummu Habibah dia berkata: “Pada suatu ketika aku menemui Nabi SAW lalu beliau berkata: “Innalillahi wa inna ilahi raji’un” Celakalah bangsa Arab dari kejahatan yang semakin dekat. Pintu Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka seperti ini, beliau membuat isyarat lingkaran kecil dengan jari tangannya (menempelkan ujung telunjuk ke pangkal ibu jari). Aku bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah! Apakah kita akan binasa padahal di antara kita masih terdapat orang-orang yang shalih?” Nabi menjawab: “Ya, jika perbuatan keji semakin merajalela”.

(Imam al-Haitsmi berkata: “Hadis ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-ausath, sedangkan para perawinya adalah tsiqat”)

3. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Ad-Daabbah (binatang) akan keluar dengan membawa tongkat Musa a.s. dan cincin Sulaiman a.s. maka orang kafir binasa

Page 45: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

45

dengan cincin tersebut dan wajah orang yang beriman bersinar dengan tongkat Musa, sehingga orang-orang yang memiliki hidangan di meja, mereka berkumpul mengelilingi hidangan mereka, lalu berkata: “Ini terimalah hai orang mukmin! dan ini terimalah hai orang kafir!”.

(H.R. Imam Ahmad. Disebutkan dalam al-Fathur Rabbani: hadits ini juga disebutkan oleh Imam ath-Thayalisi, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Baihaqi dan ath-Thabari dalam tafsirnya dan al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak)

Munculnya Api

1. Dari Abdullah bin Umar r.a. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Niscaya akan ada hijrah setelah hijrah menuju tempat hijrah bapak kalian Ibrahim a.s. hingga tidak ada tersisa di bumi ini setelahnya selain orang-orang jahat. Bumi menolak mereka dan Allah azza wa jalla merasa jijik dengan mereka. Lalu api akan menggiring mereka bersama monyet dan babi, api itu akan istirahat di mana mereka istirahat dan akan diam di mana mereka menginap. Siapa saja yang jatuh maka akan ditelan oleh api tersebut”.

(H.R. Imam Ahmad. Disebutkan dalam al-Fathur Rabbani: dalam bab ini juga terdapat riwayat dari Abdullah bin Amru)

2. Dari Rafi’ bin Basyar as-Sulami dia meriwayatkan dari ayahnya bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sebentar lagi akan keluar api dari Habas Sail yang berjalan dengan kecepatan unta. Bergerak di siang hari dan diam di malam hari dan berjalan ke sana kemari. Ada yang berkata: “Wahai manusia api telah bergerak, ayo jalan!” Api berkata: “Wahai manusia, beristirahatlah!” Maka manusia berhenti untuk beristirahat. Lalu api siap untuk bergerak dia berkata: “Wahai manusia! Berangkat! Siapa saja yang tertinggal akan aku telan”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ath-Thabrani. Perawi dari Ahmad sesuai dengan syarat shahih, sementara Rafi dia seorang yang tsiqat)

3. Dari Abdullah bin Amru, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Api akan diutus kepada penduduk timur, sehingga menggiring

mereka ke bagian barat. Api akan menginap bersama mereka di mana mereka menginap dan beristirahat bersama mereka di mana mereka beristirahat, maka yang jatuh atau yang tertinggal akan ditelannya dan api itu menggiring mereka seperti unta yang lemah”.

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-kabir dan al-ausath, para perawinya tsiqat)

Terbelahnya Bumi

1. “seorang laki-laki bertanya: “Wahai Rasulullah SAW, apakah bumi akan terbelah padahal di sana ada orang-orang muslim?” Nabi menjawab: “Benar. Jika kebanyakan penduduknya adalah orang-orang jahat”

(Dari Anas bin Malik r.a. Disebutkan dalam Majma’u Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-shaghir dan al-ausath. Para perawinya sesuai dengan syarat shahih)

Memerangi Orang ‘Ajam (Orang Non-Arab)

1. Dari Auf bin Malik r.a. dia berkata: “Pada waktu perang Tabuk aku menemui Rasulullah SAW di dalam sebuah tenda dari kulit, lalu beliau berkata: “Ketahuilah! Ada enam tanda tibanya hari Kiamat: kematianku, pembebasan Baitul Maqdis, kematian yang dahsyat menimpa kalian seperti penyakit yang menimpa kambing (mati mendadak), melimpahnya harta dan kekayaan hingga seorang laki-laki diberi seratus dinar namun dia tetap dalam keadan benci, kemudian fitnah yang masuk ke semua rumah orang Arab tanpa ada yang tertinggal, kemudian perjanjian damai antara kalian dengan Bani al-Ashfar atau bangsa Romawi namun mereka mengkhianati perjanjian tersebut dan mendatangi kalian dalam delapan bendera perang, tiap bendera beranggotakan dua belas ribu pasukan.”

(HR. Bukhari dalam kitab al-jizyah dan al-muwada’ah bab: maa yuhdzaru minal gadri... 8/414 (3176))

Page 46: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

46

2. Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Kiamat tidak akan datang sehingga orang-orang Romawi menduduki al-A’maq (daerah di ujung kota Madinah) atau di pasarnya yang bernama Dabiq, lalu keluar pasukan dari Madinah terdiri dari orang-orang pilihan untuk menghadapi mereka. Apabila mereka sudah saling berhadapan orang Romawi berkata: “Jangan halangi kami dengan orang-orang yang telah menawan teman-teman kita, biarkan kami memerangi mereka!” Maka pasukan kaum muslimin berkata: “Tidak, demi Allah tidak akan kami biarkan kalian menyerang saudara-saudara kami”. Maka terjadilah peperangan di antara mereka, sepertiga dari pasukan muslim melarikan diri, maka Allah tidak akan mengampuni mereka selamanya, sepertiga yang lain terbunuh di medan perang sebagai syuhada` yang paling utama di sisi Allah dan sepertiga sisanya berhasil mengalahkan pasukan Romawi, namun mereka tidak menjadi sombong, lalu mereka membebaskan Kostantinopel. Ketika mereka saling membagi-bagi harta rampasan perang, mereka telah menggantungkan pedang mereka di pohon zaitun, tiba-tiba syetan berteriak kepada mereka: “al-Masih Dajjal telah mendatangi keluarga kalian” akhirnya mereka pulang, padahal itu adalah berita bohong. Apabila mereka sampai di Syam, Dajjal keluar. Maka mereka mempersiapkan barisan untuk perang, namun waktu shalat telah tiba, lalu mereka meluruskan shaf untuk shalat ketika Nabi Isa putera Maryam a.s. turun lalu dia mengimami mereka. Jika musuh Allah, Dajjal melihatnya dia meleleh seperti garam yang meleleh dalam air, jika dibiarkan pastilah dia akan meleleh hingga hancur, namun Allah membunuhnya melalui tangan Isa, lalu dia memperlihatkan darahnya kepada mereka dengan tombaknya” (H.R. Muslim)

3. Dari Tsauban r.a. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Hampir tiba masanya umat selain kalian akan menyerang kalian seperti orang yang mengerumuni makanan”. Ada seseorang yang bertanya: “Ya, Rasulullah! Apakah jumlah kita waktu itu sedikit?” Nabi menjawab: “Tidak, bahkan pada waktu itu kalian banyak, namun kalian tidak ada harganya, seperti buih di lautan. Niscaya Allah akan mencabut dari hati musuh–musuh kalian rasa gentar terhadap kalian dan Allah akan melemparkan al-wahn dalam dada kalian”. Ada yang bertanya: “Ya, Rasulullah! Apakah al-wahn itu?” Nabi menjawab: “cinta dunia dan membenci kematian”.

(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang bagus)

4. Dari Abu Bakrah r.a. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Segolongan umatku akan tiba di sebuah lembah yang bernama Bashrah yang terletak di pinggir sungai Dajlah di atasnya ada jembatan. Penduduknya akan banyak dan menjadi kota kaum muslimin. Apabila akhir zaman telah tiba akan datang Bani Qanthura (bangsa Turki) bermuka lebar, bermata sipit hingga mereka tiba di pinggir sungai lalu penduduk kota Bashrah terpecah menjadi tiga golongan: golongan pertama mengikuti ekor lembu dan binatang ternak lainnya (lebih memilih mengurus peternakan) maka mereka binasa, golongan yang kedua melarikan diri lalu mereka menjadi kafir dan golongan yang ketiga mereka menjadikan anak dan keluarganya di belakang mereka lalu mereka bertempur menghadapi bangsa Turki tersebut, maka mereka itulah para syuhada`”. [Pensyarah hadits ini berkata: “Ini adalah salah satu kemukjizatan Nabi SAW, karena peperangan ini terjadi sebagaimana diberitakan olah Rasulullah SAW pada tahun 656 H]

(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang bagus. Wallahu a’lam)

Cepatnya Waktu

1. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Hari Kiamat tidak akan datang sampai waktu semakin dipercepat, sehingga satu tahun seperti sebulan, satu bulan seperti semingu, satu minggu seperti sehari dan satu hari seperti terbakarnya sobekan kain.”

(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan para perawinya sesuai dengan syarat shahih)

Perhiasan Dunia

1. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hari Kiamat tidak akan datang sehingga tanah Arab menjadi kebun yang menghijau dan mengalir sungai di tengah-tengahnya dan hingga seorang yang bepergian antara Irak dan

Page 47: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

47

Makkah tidak merasa takut terhadap pembegal atau semisalnya, kecuali tersesat jalan.”

(H.R. Imam Ahmad dan para perawinya sesuai dengan syarat shahih)

Metode Rasul Saw. dalam perjuangan memenuhi kewajiban menegakkan sistem Islam keseluruhan adalah sebagai berikut:

Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan (tatsqif). Pada tahap ini Rasulullah Saw. melakukan pembinaan para kader dan membuat kerangka tubuh gerakan. Beliau Saw. membangkitkan keruhanian mereka dengan sholat, membaca al-Qur’an, membina pemikiran mereka dengan memperhatikan ayat-ayat Allah dan meneliti ciptaan-ciptaan-Nya, dan membina akal pikiran mereka dengan makna-makna dan lafazh-lafazh Al-Qur’an serta mafahim dan pemikiran islam, dan melatih mereka untuk bersabar terhadap berbagai halangan dan hambatan dakwah, dan mewasiatkan kepada mereka untuk senantiasa taat dan patuh sehingga mereka benar-benar ikhlas lillahi ta’ala. (lihat Taqiyuddin An Nabhani, Ad Daulah Al Islamiyah, hal.11-12)

Tahap kedua, tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah). Perjuangan kelompok dakwah Nabi dan para sahabat pun berubah dari fase rahasia (daur al istikhfa) ke fase terang-terangan (daur al I’lan). Berpindah dari fase mengkontak orang-orang yang memiliki kesediaan menerima Islam ke fase berbicara kepada masyarakat secara menyeluruh (lihat Taqiyuddin An Nabhani, Ad Daulah Al Islamiyah, hal.16). Mulailah terjadi benturan antara iman dengan kekufuran di masyarakat, dan mulailah terjadi pergesekan antara ide-ide yang benar dengan ide-ide yang rusak. Pada tahap ini mulailah orang-orang Kafir Quraisy melawan dakwah dan menyakiti Rasulullah Saw. dan kaum muslimin dengan berbagai macam cara.

Rasulullah Saw. dan para sahabat menghadapi berbagai perlawanan dakwah yang dilancarkan oleh orang-orang Kafir Quraisy, baik itu penyiksaan fisik, propaganda busuk (ad da’aawah/ad di’ayah) untuk menyudutkan Islam dan kaum muslimin di dalam negeri dan luar negeri, maupun blokade total (al muqatha’ah), dengan sikap sabar dan terus berdakwah menegakkan agama Allah Swt. tanpa kekerasan. Tatkala Rasul Saw. melihat Yasir dan istrinya disiksa oleh orang-orang Quraisy, beliau Saw. tidak menggerakkan kaum muslimin untuk melakukan perlawanan fisik terhadap mereka (lihat An Nabhani, Ad Daulah Al Islamiyah, hal.18). Beliau Saw. bersabda:

“Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya janji Allah untuk kalian adalah surga. Sesungguhnya aku tidak memiliki sesuatu apapun dari Allah.”

Substansi dakwah adalah menyeru kepada mentauhidkan Allah dan seruan ibadah hanya kepada-Nya serta seruan untuk meninggalkan penyembahan kepada makhluk dan seruan untuk melepaskan diri dari sistem kehidupan jahiliyah mereka yang rusak. Maka terjadilah benturan dengan Quraisy secara total. Bagaimana mungkin tidak terjadi benturan, padahal Rasulullah Saw. membodohkan impian mereka, merendahkan tuhan-tuhan mereka, dan mencela kehidupan murahan mereka, dan mengkritik aturan-aturan kehidupan mereka yang zalim.

Rasulullah Saw. pun mengontak para pemimpin qabilah di sekitar Makkah untuk mengajak mereka masuk Islam dan melindungi Beliau Saw. dan melindungi dakwah Islam serta siap menanggung risiko melawan kebengisan orang-orang Quraisy.

Dalam Sirah Ibnu Hisyam diriwayatkan, “Zuhri menceritakan, bahwa Rasulullah Saw. mendatangi secara pribadi Bani Kindah, akan tetapi mereka menolak beliau. Beliau juga mendatangi Bani Kalb akan tetapi mereka menolak. Beliau juga mendatangi Bani Hanifah, dan meminta kepada mereka nushrah dan kekuatan, namun tidak ada orang Arab yang lebih keji penolakannya terhadap beliau kecuali Bani Hanifah. Beliau juga mendatangi Bani ‘Aamir bin Sha’sha’ah, mendo’akan mereka kepada Allah, dan meminta kepada mereka secara pribadi. Kemudian berkatalah seorang laki-laki dari mereka yang bernama Baiharah bin Firas, “Demi Allah, seandainya aku mengabulkan pemuda Quraisy ini, sungguh orang Arab akan murka.” Kemudian ia berkata, “Apa pendapatmu, jika kami membai’atmu atas urusan kamu, kemudian Allah memenangkanmu atas orang yang menyelisihimu, apakah kami akan diberi kekuasaan setelah engkau? Rasulullah Saw. berkata kepadanya, “Urusan itu hanyalah milik Allah, yang Ia berikan kepada siapa yang dikehendaki.” Bahirah berkata, “Apakah kami hendak menyerahkan leher-leher kami kepada orang Arab, sedang engkau tidak. Sedangkan jika Allah memenangkan kamu, urusan bukan untuk kami. Kami tidak butuh urusanmu.”

Adapun nama-nama kabilah yang pernah didatangi Rasulullah Saw. dan menolak adalah, (1) Bani ‘Aamir bin Sha’sha’ah, (2) Bani Muharib bin Khashfah, (3) Bani Fazaarah, (4) Ghassan, (5) Bani Marah, (6) Bani Hanifah, (7) Bani Sulaim, (8) Bani ‘Abas, (9) Bani Nadlar, (10) Bani Baka’, (11) Bani Kindah, (12) Kalab, (13) Bani Harits bin Ka’ab, (14) Bani ‘Adzrah, (15) Bani Hadlaaramah.

Page 48: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

48

Beliau Saw. juga mendakwahi kabilah-kabilah di luar Makkah yang datang tiap tahun ke Makkah, baik untuk berdagang maupun untuk mengunjungi Ka’bah, di jalan-jalan, pasar ‘Ukadz, dan Mina. Di antara orang-orang yang diseru Rasul tersebut ada sekelompok orang-orang Anshor. Kemudian mereka menyatakan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Setelah mereka kembali ke Madinah mereka menyebarkan Islam di Madinah. Momentum penting lain sebagai pertanda dimulainya babak baru dakwah Rasul adalah Bai’at ‘Aqabah I dan II. Dua peristiwa ini, terutama Bai’at ‘Aqabah II telah mengakhiri tahap kedua dari dakwah Rasul, yakni tahap interaksi dan perjuangan menuju Tahap ketiga, yaitu tahap Penerimaan Kekuasaan (Istilaam al-Hukmi). Dalam tahap ketiga ini Rasul hijrah ke Madinah, negeri yang para pemimpin dan mayoritas masyarakatnya telah siap menerima Islam sebagai metode kehidupan mereka, sehingga sistem Islam keseluruhan bisa ditegakkan beserta institusi penerapnya yaitu Daulah Islamiyah. Maka terwujudlah kehidupan yang (1) asas peradabannya adalah kalimat tauhid Lailahaillallah Muhammadurrasulullah; (2) standar perbuatan (miqyasul a’mal) dalam interaksi kehidupan mereka adalah halal-haram; dan (3) makna kebahagiaan (ma’nas sa’aadah) mereka adalah mendapatkan ridho Allah. Masyarakat yang kokoh dengan kekuasaan ideologi Islam inilah yang siap membawa risalah Islam ke seluruh dunia. [disarikan dari http://www.hizbut-tahrir.or.id/index.php/2007/10/28/langkah-menegakkan-kembali-khilafah/ , lebih lanjut lihat, ‘Dakwah Islam’ Ahmad Mahmud]

Salah satu dasar tidak bolehnya seorang Muslim menjalankan demokrasi adalah bahwa dia tidak akan bisa berkomitmen sesuai dengan yang dituntut yaitu keseluruhan Syariah-lah yang wajib diterapkan, dan dilarang menerapkan selain Syariah Islam. Sebagai contoh: seorang Muslim berhasil menjadi gubernur. Lalu dengan upayanya beserta sebagian anggota DPRD berhasil menerapkan sedikit Syariah. Sementara, seorang gubernur adalah pihak eksekutif yang harus menerapkan hukum-hukum apapun yang dihasilkan oleh DPRD maupun pihak penguasa di atas gubernur. Sehingga ketika dia berhasil menerapkan sedikit Syariah, di waktu yang sama dia juga harus menerapkan seabrek hukum kufur yang ada. Dan ini adalah pelanggaran besar, tidak ada tuntunannya. Akad menjadi seorang gubernur yang bertugas menerapkan hukum-hukum yang dihasilkan DPRD maupun pihak penguasa di atas gubernur adalah batil.

Batil pula akad untuk menjadi anggota legislatif yang mendapatkan kewenangan untuk membuat hukum bersama para anggota legislatif lainnya serta eksekutif. Tidak dibolehkan memusyawarahkan apakah suatu syariat Islam itu akan diterapkan atau tidak. Syariah memang wajib diterapkan, dilarang menyerahkannya kepada manusia untuk memilih diterapkan syariah atau tidak. Seorang Muslim juga dilarang setuju dengan sistem pembuatan hukum semacam itu, dia dilarang memaklumi jika syariah kalah voting dan hukum kufur yang diterapkan.

Metode perjuangan Rasul Saw. dahulu berhasil tanpa kompromi dengan sistem kufur. Dakwah terus digencarkan untuk memperbesar pendukung sistem Islam dan memperbanyak kader sehingga memenuhi tahap pertama dan kedua. Sebab daulah tidak mungkin tegak tanpa dukungan umat. Umat tidak akan mendukung jika mereka tidak disadarkan. Kesadaran umat termasuk militer kaum Anshor dahulu telah berhasil mendirikan daulah Islam yang awalnya hanya di negeri madinah.

“… Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab :71)

“Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.” (QS. Al-Insan :24)

Saya mohon kepada Allah, semoga Allah memberikan kemanfatan terhadap apa yang telah Dia ajarkan kepada kita. Aamiin.

***Ditulis oleh Annas I. Wibowo

Daftar Pustaka

Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam, Syaikh Abdul Qadim Zallum, Hizbut Tahrir

Soal-Jawab Seputar Gerakan Islam, Abdurrahman Muhammad Khalid

Terjemahan Hamlu ad-dakwah al-Islamiyyah Wajibatu wa Sifatu, Mahmud Abdul Latif Uwaidhah: Pengemban Dakwah – Kewajiban dan Sifat-Sifatnya, Arief B. Iskandar

Terjemahan Nasiihatun nubuwah fi An-Najat min al-Fitan, Muhammad Abdurrahman ‘Iwadh: Fitnah Akhir Zaman, M. Habiburrahim, Lc.

Page 49: Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

49

Terjemahan Nizhâm al-Hukm fî al-Islâm, Hizbut Tahrir: Sistem Pemerintahan Islam