membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

26
MEMBANGUN LITERASI POLITIK MELALUI PEMBELAJARAN PPKn DI SEKOLAH Efta Shufiyati PPKn Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Email: [email protected]/ Hp:081575526156 Abstrak: Membangun literasi politik dapat dilakukan melalui pembelajaran, salah satunya pendidikan kewarganegaraan melibatkan sekolah yang didalamnya terdapat siswa dan guru. Literasi politik merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berpartisipasi secara aktif dan efektif, kritis, bertanggungjawab yang dapat mempengaruhi urusan pemerintahan di semua tingkatan. Beberapa strategi dalam mengajarkan literasi politik melalui pembelajaran PPKn di sekolah antara lain 1) diskusi; 2) bermain peran; 3) pembelajaran berbagai sumber. Dengan warga sipil yang melek politik dapat melaksanakan hak dan tanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama, menganalisis lembaga-lembaga politik serta kebijakan yang sedang dijalankan pada negara Indonesia. Kata Kunci: Literasi Politik, Pembelajaran PPKn Abstract: Building a political literacy can be done through learning, one of which involves civic education schools in which there are students and teachers. Political literacy is the knowledge, skills and attitudes to participate actively and effectively, critical, responsible which may affect government affairs at all levels. Some of the strategies in teaching political literacy through learning in school PPKn include 1) the discussion; 2) play a role; 3) learning a variety of sources. With political literacy civilians can exercise the rights and responsibilities in taking decisions 1

Upload: pendidikan-pancasila-dan-kewarganegaraan

Post on 15-Apr-2017

52 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

MEMBANGUN LITERASI POLITIK MELALUI PEMBELAJARAN PPKn

DI SEKOLAH

Efta ShufiyatiPPKn Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Email: [email protected]/ Hp:081575526156

Abstrak:Membangun literasi politik dapat dilakukan melalui pembelajaran, salah satunya pendidikan kewarganegaraan melibatkan sekolah yang didalamnya terdapat siswa dan guru. Literasi politik merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berpartisipasi secara aktif dan efektif, kritis, bertanggungjawab yang dapat mempengaruhi urusan pemerintahan di semua tingkatan. Beberapa strategi dalam mengajarkan literasi politik melalui pembelajaran PPKn di sekolah antara lain 1) diskusi; 2) bermain peran; 3) pembelajaran berbagai sumber. Dengan warga sipil yang melek politik dapat melaksanakan hak dan tanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama, menganalisis lembaga-lembaga politik serta kebijakan yang sedang dijalankan pada negara Indonesia.

Kata Kunci: Literasi Politik, Pembelajaran PPKn

Abstract:Building a political literacy can be done through learning, one of which involves civic education schools in which there are students and teachers. Political literacy is the knowledge, skills and attitudes to participate actively and effectively, critical, responsible which may affect government affairs at all levels. Some of the strategies in teaching political literacy through learning in school PPKn include 1) the discussion; 2) play a role; 3) learning a variety of sources. With political literacy civilians can exercise the rights and responsibilities in taking decisions together, analyze the political institutions and policies that are being run on the Indonesian state.Keywords: Political Literacy, Learning Civics

A. Pendahuluan:

Negara Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi prinsip

demokrasi yang pada prosesnya memerlukan suatu indikator adanya masyarakat

yang terdidik serta memiliki tingkat intelektualitas dalam arti terbentuknya

warganegara yang sadar dan paham setiap terhadap kebijakan-kebijakan politik

dan birokrasi pemerintah yang biasa disebut literasi politik (melek politik).

Literasi politik merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan

untuk membuat manusia melek politik dan mampu berpartisipasi dalam

1

Page 2: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

memahami seputar isu politik, keyakinan dan kecenderungan mereka

mempengaruhi diri sendiri dan orang lain (Bernard Crick, 2005: 17).

Dalam masyarakat yang melek politik merupakan warga negara yang

sadar akan hak dan kewajibannya dalam melaksanakan tugas termasuk sadar akan

berlakunya hukum serta memiliki kesadaran sosial. Baik berpartisipasi secara

langsung maupun tidak langsung dalam pemilihan umum (PEMILU) yang

diadakan oleh pemerintah yang berkenaan dengan proses pengambilan keputusan

yang menyangkut kepentingan publik. Di dalamnya masyarakat juga mampu

menilai dan mengevaluasi setiap kebijakan publik.

Kemampuan melek politik dibutuhkan oleh warga negara dalam rangka

kehidupan berbangsa dan bernegara, baik berbentuk hukum maupun dalam tataran

praktis dalam dunia perpolitikan suatu negara. Hal ini, untuk mengembangkan

maupun meningkatkan kesadaran melek politik yang dimiliki masyarakat

Indonesia diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan tentu memiliki peranan

yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan seorang warganegara yang

memiliki kesadaran, kepekaan, intelektualitas dan paham atas politik dan hukum

yang berlaku dalam ruang lingkup sistem perpolitikan bagi suatu negara itu

sendiri.

Proses pendidikan bisa kita dapat salah satunya melalui pendidikan

formal. Pendidikan formal yakni lembaga sekolah harus mampu memberikan

perhatian dan perbaikan terhadap kesadaran dan pemahaman politik bagi peserta

didik dengan melakukan sebuah tindakan dan mempertimbangkan adanya sebuah

kesungguhan dalam memaparkan bekerjanya sistem birokrasi pemerintahan

negara Indonesia yang sedang berjalan. Dengan adanya kemampuan yang dibekali

siswa dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam mengkritisi

sebuah jalannya sistem demokrasi. Hal itu merupakan sesuatu yang penting

supaya menjadi warga negara yang berpartisipasi aktif dalam sebuah proses

rangkaian politik di Indonesia. Dalam proses pengajaran pendidikan, manusia

tidak boleh mengalami suatu ketimpangan maupun keraguan dalam proses

pembelajaran terhadap masyarakat. Meskipun, pihak yang tergolong memiliki

pandangan yang bertolak belakang dan menjadi kaum apatis yang menolak

2

Page 3: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

adanya rangkaian proses perpolitikan. Hal ini biasa terjadi atau terbentuk dengan

adanya perbedaan pandangan dalam setiap status sosial masyarakat.

Institusi pendidikan harus menjadi suatu upaya proses perbaikan maupun

pembentukan secara mendalam yang berkaitan dengan tujuan dari literasi politik.

Hal tersebut bertujuan untuk membentuk suatu kebiasaan peserta didik untuk

berpikir kritis dalam memanfaatkan perannya sebagai warganegara, termasuk

ketika peserta didik akan menjumpai dunia pemerintahan. Disini, peserta didik

diharapkan mampu menyelesaikan permalahan-permasalahan dengan cara yang

baik dan tepat. Literasi politik menjadi bahan pembelajaran yang memiliki peran

strategis dalam lingkup pendidikan. Lembaga sekolah menjadi sarana tepat dalam

menyalurkan pengetahuan dan pemahaman terhadap politik melalui program yang

terkonsep dalam kurikulum sekolah dan memuat unsur-unsur materi tentang

literasi politik secara seimbang dan proposional. Bentuk pembelajaran politik

harus memberikan stimulus atau rangsangan minat bagi peserta didik.

Konsep literasi politik diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang diperlukan untuk membuat seorang pria maupun wanita baik secara

melek politik dan mampu menerapkan dalam dunia perpolitikan (Crick dan

Porter, 1978:31). Selain itu, literasi politik harus mampu memberikan peluang

maupun kesempatan dalam mengajarkan peserta didik untuk mempu

berpartisipasi secara aktif dalam politik. Seseorang melek politik akan tahu

perselisihan tentang politik terutama keyakinan yang mereka miliki dapat

mempengaruhi orang lain, serta menghormati keputusan orang lain. Literasi

politik dapat diterapkan melalui pembelajaran dalam bentuk teori-teori pendidikan

kewarganegaraan yang akan bersinggungan langsung terhadap asas-asas yang

berkembang dalam kehidupan sosial politik. Baik politik yang bervisi dalam

bentuk partisipasi, politik yang berasas pada pembangunan atau bahkan yang

hanya bersifat mempertahankan keadaan yang masih ada (konservatif).

Adapun pendidikan kewarganegaraan dapat diartikan dapat memberikan

kontribusi ataupun dampak pendidikan terhadap pengembangan karakteristis yang

menandai seorang warga muda melek politik terhadap isu-isu kontrovesial dalam

bidang politk. Oleh karena itu, fungsi pendidikan sebagai pengembang dan

3

Page 4: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

pembentuk kemampuan, watak serta peradaban bangsa dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai politik

dan kritis terhadap isu-isu yang sedang berkembang melalui pembelajaran

pendidikan kewarganegaraan.

B. Kajian Pustaka:

1. Literasi Politik

Istilah literasi mengacu pada kata “literacy” dari bahasa Inggris menurut

Chambers English Dictionary yang memiliki definisi “The Condition of Being

Literacy” yang berarti kondisi untuk melek politik. Istilah literasi sudah sangat

lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia, bahkan beberapa praktisi maupun

ilmuwan menggunakan kata literasi dalam berbagai kajian ilmu pendidikan. Kata

literasi sering dikaitkan dengan beberapa konsep, seperti literasi politik, literasi

media, literasi digital. Definisi literasi seringkali muncul ketika momen seperti

pemilihan umum (PEMILU) tahun 2014. Literasi politik menjadi periode baru di

dunia perpolitikan yang digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan

masyarakat, partai poitik, lembaga penelitian dan pemerintah sebagai salah satu

proses pendidikan dan partisipasi warga negara.

Beberapa literatur mengenai literasi politik pada umumnya selalu

mendasarkan pandangan dari sudut pandang politik dan pendekatan ilmu politik.

Sudut pandang ini menitikberatkan kajian pada tanggung jawab partai politik,

pemerintah, lembaga swadaya masyarakat yang terkait, maupun pengamat politik.

Konten literasi yang diulaspun sangat beragam, dimulai dari perilaku masyarakat,

peran media, sosialisasi partai politik, tokoh politik, hingga isu-isu pemerintahan.

Literasi politik merupakan suatu bagian terpenting dalam sebuah proses sistem

demokrasi. Masyarakat tidak akan memahami demokrasi termasuk pemerintahan

dengan baik jika belum memiliki pemahaman tentang isu-isu politik dan kegiatan

politik.

4

Page 5: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

Definisi literasi politik menurut Bernard Crick (Jack Demaine, 2004:

181) adalah suatu pemahaman praktis tentang konsep-konsep yang diambil dari

kehidupan sehari-hari dan bahaya yang merupakan upaya dalam memahami

seputar isu politik, keyakinan, kecenderungan, serta kecenderungan

mempengaruhi diri sendiri dan orang lain. Literasi politik merupakan

keterampilan serta keterlibatan warga sipil muda dalam partisipasi politik

( Davies, 2003: 349). Selanjutnya menurut Thompson (1996: 11) mengartikan

literasi politik yakni belajar tentang pengetahuan, keterampilan, sikap memahami

dan menyadari hak-hak tugas, kewajiban, maupun tanggung jawab sebagai

warganegara serta keikutsertaan partisipasi dalam pemerintahan. Tujuan literasi

politik yakni untuk berpartisipasi dan bertanggungjawab dalam pengembangan

negara secara berkelanjutan. Namun berbeda dengan muatan literasi politik antara

lain sebagai berikut.

a) Partisipasi politik

Partisipasi politik menurut Bakti (Nora Eka, 2015: 79) dapat dibedakan

dalam beberapa kategori yaitu.

1) Dilihat dari kegiatannya, partisipasi politik aktif dan pasif. Dikatakan

aktif apabila masyarakat tersebut terlibat aktif dalam perumusan

kebijakan pemerintah. Sementara partisipasi politik pasif merupakan

kegiatan yang mencerminkan ketaatan terhadap keputusan

pemerintah.

2) Dilihat dari tingkatannya, dibedakan menjadi apatis, spektator dan

gladiator. Apatis artinya tidak menaruh perhatian sama sekali terhadap

kegiatan politik dan bersikap masa bodoh. Spektator maksudnya

adalah warga yang bersangkutan terlibat atau ikut memilih dalam

Pemilu. Sedangkan gladiator berpartisipasi secara aktif dalam proses

politik

3) Partisipasi dibedakan atas jumlah, ada yang bersifat partisipasi

kolektif dan partisipasi individual.

4) Dilihat dari tinggi rendahnya partisipasi dapat dibedakan menjadi

partisipasi aktif; partisipasi apatis (ada kepercayaan kepada politik

5

Page 6: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

namun kurang percaya pada system yang ada); partisipasi militan

radikal (kepercayaan kepada politik tinggi namun percaya kepada

system rendah); partisipasi tidak aktif (kesadaran politik rendah, tetapi

percaya kepada system politik sangat tinggi).

A. Pemahaman kritis warga atas hal-hal pokok terkait politik Pemahaman warga mengenai politik dan aspek aspek yang berhubungan

dengan konsep negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan umum,

pembagian dan alokasi merupakan hal pokok yang harus dipahami oleh warga

untuk berpartisipasi aktif dalam politik. Lebih jelasnya sebagai berikut.

1) Kebutuhan terhadap informasi politik, terkait dengan informasi apa

yang dibutuhkan untuk mengetahui secara jelas informasi tentang

partai politik dan kandidat (pendidikan formal, karir, keluarga, visi

misi, dan lain-lain)

2) Menetapkan strategi pencarian, merupakan strategi investigasi

terhadap seluruh proses politik misalnya sumber dana kampanye, tim

sukses, pelanggaraan prosedur kampanye dan lain-lain

3) Gerakan mengkomunikasikan informasi, terkait dengan peran media

dalam proses publikasi. Ada baiknya jika media membuat asosiasi

yang kuat untuk mengawasi pemilu sekaligus sebagai kekuatan

penyeimbang. Misal meliput janji kampanye sehingga dikemudian

hari masih ada bukti otentik tentang janji politik tersebut

4) Mengevaluasi produk dari proses akhir politik, terkait dengan

evaluasi menyeluruh di setiap tingkatan kampanye Pemilu/Pemilu

Kada. Masyarakat mempunyai hak untuk mengevaluasi dan

merekomendasikan apakah seorang kandidat layak atau tidak.

Dari kedua bentuk muatan literasi politik diatas, diharapkan dapat

memberikan pemahaman kepada masyarakat dan warga negara yang

bertanggungjawab akan hak dan kewajiban dalam memberikan partisipasi serta

keterlibatannya dalam rangka mendukung kegiatan politik dan pemerintahannya

terutama mengawasi, mengevaluasi, serta mendukung sistem kinerja dan

6

Page 7: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

kebijakan pemerintahan negara demokrasi. Warga sipil lebih ikut berperan aktif

dalam proses perpolitikan.

2. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pembelajaran pendidikan kewarganegaran dapat dilaksanakan dengan

bantuan dukungan dari guru dan pihak sekolah. Agar program pendidikan

kewarganegaran berjalan dengan baik, maka sekolah memiliki peranan penting

dalam mendukung proses pembelajaran pendidikan kewarganegaran memberikan

kontribusi dalam literasi politik (melek politik) siswa terutama proses jalannya

sistem pemerintahan.

Sekolah merupakan tempat proses berlangsungnya pembelajaran. Proses

pembelajaran harus berperan sebagai ruang fasilitator bagi peserta didik dalam

membagikan ragam informasi yang berkenaan politik. Sekolah juga wajib

membantu peserta didik memahami secara kritis dan objektif terkait setiap

informasi politik yang berkembang dalam kehidupannya baik dalam lingkupnya

yang bersinggungan dengan batas – batas ekonomi wilayahnya sebagai bagian

dari kemerdekaan politik bagi setiap warga negara. Ketika terbentuk masyarakat

yang melek politik, maka mereka akan dengan mudah menanggapi atau merespon

setiap ragam isu-isu politik terkini yang berkembang lalu berupaya untuk

menyuarakan aspirasinya yang didasarkan atas pemikiran kritisnya serta bukti

maupun fakta yang ada dapat membuktikan adanya ketimpangan atau

ketidaksesuaian yang dialaminya

Menurut Comber (2005:4) mengatakan bahwa sekolah sebagai tempat

yang menyediakan warga sipil muda khususnya siswa yang memiliki

tanggungjawab didalamnya memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk

mengikuti dan memahami cara kerja pemerintah. Terlepas dari hal itu, bagian dari

sekolah yakni ruang kelas merupakan sebuah agen sosialisasi yang penting dalam

mendorong warga sipil muda untuk mengembangkan dan melatih kemampuan

sipil, menawarkan diskusi terbuka tentang masalah politik, dan memberikan

pelatihan keterlibatan sipil. Sementara kelas juga dapat dijadikan tempat membina

7

Page 8: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

dan bermain peran akan pengetahuan politik. Di dalamnya program sekolah

berkontribusi langsung dalam proses pembelajaran.

Pengajaran dan pengenalan pendidikan kewarganegaraan sebagai subjek

kurikulum nasional yang berdasarkan tanggung jawab sosial dan moral,

keterlibatan masyarakat dan melek politik. Di sekolah siswa belajar tentang

bagaimana membuat mereka efektif dalam kehidupan masyarakat dengan

memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai (Bernard Crick, 1998:41).

Salah satunya pendidikan kewarganegaraan yang merupakan salah satu bidang

studi yang paling menonjol dalam mengajarkan literasi politik. Pendidikan

kewarganegaraan memberikan pengetahuan akan nilai-nilai politik yang dapat

ditemukan dalam sikap partisipasi politik maupun kepercayaan pada jalannya

sistem politik (Steven, 2005:337).

Pendidikan kewarganegaran bertujuan untuk menyiapkan generasi muda

yang bertanggung jawab dan berperan aktif sebagai warga negara, kurikulum yang

dikembangkan ada 4 komponen utama (David Kerr, 2000: 5) yaitu (1)

mengembangkan rasa percaya diri dan tanggung jawab; (2) mempersiapkan

peserta didik untuk berperan aktif sebagai warga negara; (3) mengembangkan

gaya hidup yang sehat; (4) mengembangkan sikap saling menghormati antar

individu dan kelompok. Dengan 4 (empat) komponen inilah diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman siswa mengenai literasi politik dalam pembelajaran

pendidikan kewarganegaran yang diajarkan di sekolah.

Menurut Putnam (Steven & Howard, 2005: 665) menjelaskan untuk

tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk meningkatkan pengetahuan,

minat kewarganegaraan dalam urusan publik dan politik. Selanjutnya, program

pendidikan kewarganegaraan dirancang untuk mempromosikan pemahaman

tentang lembaga pemerintahan, praktek atau kinerja pemerintahan bahkan norma-

norma pemerintahan demokrasi. Mengingat pentingnya tujuan pendidikan

kewarganegaran yakni keterlibatan antara siswa sebagai warga sipil muda dalam

partisipasi politik khususnya pemilihan umum. Keterlibatan warga sipil muda

yang memiliki tanggung jawab moral dan sosial.

8

Page 9: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

Dalam program pendidikan kewarganegaraan dirancang untuk

mendukung pengembangan serta mempersiapkan peserta didik sebagai warga

negara yang secara aktif berpartisipasi dalam urusan sipil di kehidupan

masyarakat sosial di tingkat lokal maupun nasional. Hal ini senada dengan

pendapat dari Cynthia A. Tyson dan Sung ChoonPark (2010: 10) mengungkapkan

bahwa program pendidikan kewarganegaraan harus memiliki:

1) Pengetahuan kewarganegaraan, keterampilan dan nilai-nilai yang

diajarkan secara eksplisit dan sistematis pada setiap tingkatan

kelas.

2) Sekolah dan manajemen kelas dan meneladankan budaya dan

menunjukkan nilai-nilai inti demokrasi.

3) Pendidikan kewarganegaraan terintegrasi di seluruh dan lintas

kurikulum.

4) Siswa memiliki peluang untuk berpartisipasi dalam kelas, sekolah,

dan pemerintahan.

5) Semua siswa di setiap tingkat kelas diberi kesempatan untuk

berpartisipasi dalam kehidupan sipil sekolah dan komunitas

mereka.

6) Kegiatan belajar sekolah dengan mengundang orang tua dan

masyarakat untuk berpartisipasi dan bekerja sama dengan siswa.

Sementara itu, menurut Flanagan dan Faison (2001: 147) bahwa program

pendidikan kewarganegaraan dirancang untuk meningkatkan partisipasi politik

serta menyiapkan generasi muda untuk terlibat secara aktif dalam kehidupan sipil

dan publik. Adapun tujuan pendidikan kewarganegaraan (William A. Galston,

2001:217) adalah sebagai berikut.

a) Pendidikan kewarganegaraan membantu warga sipil untuk memahami

kepentingan mereka sebagai individu maupun anggota kelompok

b) Pendidikan kewarganegaraan membantu warga sipil untuk memperoleh

pengetahuan yang dapat digunakan secara efektif dan mampu

mengintegrasikan pengetahuan ke dalam urusan kehidupan publik

9

Page 10: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

c) Pendidikan kewarganegaraan memberikan kesempatan belajar aktif

kepada siswa untuk terlibat aktif dalam diskusi termasuk mengambil

peranan dalam kegiatan diskusi dan pembelajaran di kelas

d) Pendidikan kewarganegaraan menekankan pentingnya keterampilan

dan sikap dalam keterlibatan langsung dalam pemerintahan

e) Pendidikan kewarganegaraan membantu siswa belajar untuk

menempatkan posisi mereka dalam praktek sebagai warga sipil dalam

negara demokrasi

Menurut Anna Douglas (2002:1) menyatakan dalam pendekatan dan

pengajaran kurikulum pendidikan kewarganegaraan masuk ke dalam pengetahuan

tentang sistem politik dan institusi dengan cara membantu siswa dalam hubungan-

hubungan antara keputusan politik dalam kehidupan mereka seperti melibatkan

peserta didik dengan melihat konsep-konsep politik yang ada pada pembelajaran.

Dan mereka yang terlibat dalam urusan politik juga perlu mempertimbangkan

cara-cara mencapai dalam mengambil sebuah keputusan. Hal ini didukung oleh

Bernard Crick (1998: 44) dalam mengajarkan pendidikan kewarganegaraan di

negara demokrasi terbagi menjadi beberapa bagian antara lain:

1) Siswa belajar tentang lembaga, masalah, dan praktik demokrasi dan

bagaimana membuat diri mereka efektif dalam kehidupan bangsa

baik secara lokal, regional dan nasional melalui keterampilan dan

nilai-nilai serta pengetahuan tentang konsep pengetahuan politik

yang lebih luas.

2) Siswa mengembangkan keterampilan penyelidikan, komunikasi,

partisipasi dan tindakan yang bertanggung jawab melalui belajar

tentang dan menjadi informasi bagi warga. Pencapaian ini

dilakukan melalui menciptakan hubungan antara pembelajaran

siswa di kelas dan kegiatan yang terjadi di sekolah, di masyarakat

dan dunia yang lebih luas; pengetahuan dan pemahaman dibingkai

sebagai politik; ekonomis; lingkungan dan pembangunan

berkelanjutan

10

Page 11: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

3) Siswa harus memperoleh pengetahuan dasar dan pemahaman

tentang aspek-aspek masyarakat melalui isu-isu topikal dan

kontemporer, acara dan kegiatan yang merupakan sumber

kehidupan pendidikan kewarganegaraan.

4) Siswa dapat mengembangkan kebiasaan memiliki pandangan

tentang urusan politik, kritis ketika membaca surat kabar , media

elektronik.

Empat unsur-unsur elemen penting yang diperlukan dalam mengajarkan

pendidikan kewarganegaraan sebagai berikut:

1) Mengajarkan konsep-konsep kunci pendidikan kewarganegaraan

misalnya: demokrasi dan otokrasi

2) Mengajarkan nilai-nilai dan disposisi misalnya:kepercayaan

martabat manusia dan kesetaraan

3) Mengajarkan keterampilan misalnya: kemampuan untuk membuat

argumen beralasan baik secara lisan dan tertulis

4) Pengetahuan dan pemahaman misalnya: sifat keberagaman,

perbedaan pendapat dan konflik sosial.

Dari ke-4 unsur-unsur diatas penting yang akan memungkinkan pendidik

memvisualisasikan perspektif pendidikan kewarganegaraan dan melek politik

dalam sebuah program studi terutama dalam pendidikan kewarganegaraan.

Selanjutnya adapun strategi untuk mengembangkan literasi politik (Fisher,

1995:59) antara lain sebagai berikut:

1) Konsep atau gagasan

Konsep merupakan sebuah ide yang menarik dari beberapa fakta

untuk memahami dengan cara menyusun ide tersebut dalam kategori

masing-masing. Konsep membantu siswa dalam mengklarifikasikan

pikiran maupun pengalaman mereka. Dengan konsep itu, siswa mampu

belajar dari pengalaman mereka sendiri

2) Isu-isu publik

Isu-isu publik dapat dilakukan dengan cara membaca media massa

paling tidak setiap hari dalam satu minggu. Dengan cara inilah, seseorang

11

Page 12: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

dapat melihat banyak cerita langsung yang relevan dengan politik.

Bahkan kita dapat mengkritisi isu-isu publik yang sedang hangat

dibicarakan dalam ranah politik maupun pemerintahan

Disinilah, peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam membangun

literasi politik kepada siswa yang dapat memicu kesempatan untuk menerapkan

pemahaman literasi poltik, meningkatkan minat siswa serta pengetahuan siswa

dalam hal politik yang membuat mereka tidak pernah merasa bosan tentang isu-

isu politik yang setiap hari ada dalam pemberitaan. Sebuah aspek kata kunci dari

literasi politik adalah siswa mampu mendekonstruksikan isu-isu topikal saat ini.

Dengan cara menerapkan pemahaman akan literasi politik terutama tentang cara

kerja pemerintahan, lembaga negara, maupun konsep atau proses politik.

Pendidikan kewarganegaraan diperkenalkan bersama kurikulum nasional

untuk sekolah menengah. Seluruh pendidikan kewarganegaraan memiliki

relevansi langsung dengan mengajar isu-isu kontroversial dibagi menjadi

beberapa bagian yaitu sebagai berikut.

1. Keterampilan berpikir

Melalui kemampuan berpikir membantu siswa untuk terlibat dalam

isu-isu sosial yang memerlukan penggunaan penalaran, pemahaman,

dan tindakan melalui penyelidikan dan evaluasi.

2. Perkembangan moral

Melalui perkembangan moral yaitu mengembangkan isu-isu kritis

seperti keadilan, hak dan kewajiban dalam masyarakat.

3. Pembangunan sosial

Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman dan keterampilan

yang diperlukan untuk menjadi anggota yang bertanggungjawab dan

masyarakat yang efektif

4. Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan

Melalui pengembangan keterampilan siswa dan berpartisipasi secara

efektif dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi

kualitas, struktur dan menjelajahi nilai-nilai yang menentukan

tindakan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

12

Page 13: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

Keberhasilan pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan akan

tergantung pada seberapa baik guru dalam mengajarkan tentang isu-

isu kontroversial (DfEE, 1999:7-8).

Dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

diperlukan strategi yang tepat dalam mengajarkan literasi politik pada peserta

didik (Christopher Oulton, 2004: 496) adalah sebagai berikut.

1) Diskusi

Semua guru dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk

mengambil bagian dalam diskusi sama pentingnya. Diskusi adalah cara

yang tepat untuk siswa dapat mengeksplorasi berbagai aspek masalah.

Konteks untuk diskusi berkisar antara kelompok-kelompok kecil untuk

seluruh kelompok formal perdebatan. Pada diskusi terjadi secara

terorganisir, sistematis dan terstruktur.

2) Bermain peran

Bermain peran sebagai cara yang digunakan siswa untuk dapat

mengeksplorasi masalah dari sejumlah perspektif yang berbeda. Contoh

peran drama ditawarkan berkisar dari pertukaran cukup sederhana antara

dua atau tiga murid memerankan peran untuk kegiatan yang lebih

canggih yang melibatkan seluruh kelas, mungkin atas sejumlah pelajaran.

Beberapa guru lihat memerankan peran sebagai cara untuk menghindari

lebih personalisasi perdebatan tlie dan mengekspos pandangan individu

untuk terlalu keras kritik oleh murid lainnya.

3) Pembelajaran dari berbagai sumber

Pembelajaran ini dapat melalui media cetak maupun media

elekronik. Biasanya pembelajaran ini untuk mengumpulkan beberapa

berita seperti fakta-fakta terutama isu-isu kontroversial.

Dari beberapa strategi pembelajaran diatas, pendekatan yang guru ingin

gunakan ketika berhadapan dengan isu-isu kontroversial memerlukan waktu lama.

Biasanya beberapa strategi diatas telah termuat dalam silabus atau perangkat

pembelajaran yang memberikan pengaruh yang sangat penting pada kurikulum.

Didalamnya, pentingnya mengembangkan keterampilan siswa. Sedangkan untuk

13

Page 14: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

kekurangan bahan ajar dapat disesuaikan dengan persepsi guru dalam

pembelajaran. Masalah yang utama ketika beberapa guru kurangnya bimbingan

mengenai ajaran kontroversial. Sangat sedikit guru untuk mengingat pelatihan

yang telah mereka terima. Kurangnya pelatihan sebagai kendala, menunjukkan

bahwa fokus diskusi sangat menarik yang berguna membentuk dasar kegiatan

pelatihan.

C. Penutup

1. Kesimpulan

Pendidikan kewarganegaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh

lembaga pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku

politik sehingga dapat memiliki melek politik dan partisipasi politik serta

kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional. Pendidikan

kewarganegaraan di negara Indonesia yang mencakup literasi politik yang

tujuannya untuk membangun warga sipil muda memiliki kepekaan dan kesadaran

politik untuk ikut berpartisipasi dalam membuat serta mengambil keputusan

bersama. Yang didalam memberikan pembelajaran di sekolah, siswa dan guru ikut

serta mendukung proses pembelajaran literasi politik. Agar siswa mampu

membedakan hak dan kewajiban, bertanggungjawab serta menyumbangkan

pemikiran yang kritis yang harapannya dapat membangun warga negara yang

melek politik. terhadap semua kebijakan pemerintah yang sedang berlangsung

2. Saran

Memberikan pemahaman literasi politik dalam pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan dibutuhkanlah banyak faktor pendukung, bukan hanya berasal

dari lembaga pendidikan saja. Tetapi pemerintah harus ikut serta dalam

mendukung jalannya literasi politik yang termuat dalam kajian pendidikan

kewarganegaraan agar semua proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

D. Daftar Pustaka

Bakti, Andi Faisal. 2012. Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi. Jakarta: Churia Press.

14

Page 15: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

Bochel, H. 2009. Political literacy. Active Learning and Active Citizenship: Theoretical Contexts, 150.

Crick, B. and Lister, I. (1978) ‘Political Literacy’, in Crick, B. and Porter, A. (eds)(v.i.)

Crick, B., Porter, A., (1978) Political Education and Political Literacy. London:Longman

Crick, Bernard. 2005. Essays on Citizenship, Continuum: London

Comber, M. K. (2005). Civic skills and civic education: An empirical assessment.Unpublished Dissertation: University of Maryland.

Cyntya A. Tyson and Sung ChoonPark. 2010. Civic education, social justice and critical race theory. The Sage Handbook of Education for Citizenship And Democracy, 2-18.

Davies, Lynn. 2005. Teaching About Conflict Through Citizenship Education. International Journal of Citizenship and Tecaher Education, 1 (2) .

Demaine, J. (Ed.). (2004). Citizenship and political education today . Palgrave Macmillan, pp.246

Department for Education and Employment (DfEE).1999. Citizenship. London

Douglas, A. (2002). Educating For Real And Hoped For Political Worlds: Ways Forward In Developing Political Literacy. ITTCitized website.

Finkel, S. E., & Ernst, H. R. (2005). Civic education in post‐apartheid South Africa: Alternative paths to the development of political knowledge and democratic values. Political Psychology, 26(3), 333-364.

Fisher, R.1995.Teaching Children to Learn.Cheltenham:Stanley Thornes

Flanagan, CA, & Faison, N. (2001). Youth Civil Development: Implications Research Programs and social policies for review. Social Policy Report: Giving Children And Adolescents Remote Knowledge Development, 15 (1).

Galston, W. A. (2001). Political knowledge, political engagement, and civic education. Annual review of political science, 4(1), 217-234.

15

Page 16: Membangun literasi politik melalui pembelajaran ppkn di sekolah

Pasek, J., Feldman, L., Romer, D., & Jamieson, K. H. (2008). Schools as incubators of democratic participation: Building long-term political efficacy with civic education. Applied Development Science, 12(1), 26-37.

Putnam, R. D. (2000). Bowling alone: The collapse and revival of American community. New York.

Putri, N. E. (2015). Peningkatan Literasi Politik Melalui Kebijakan Berbasis Gender Di Kabupaten Solok. Kafaah: Journal of Gender Studies,  5 (1), 77-90.

Thompson, J. D. (1996). Political Literacy and Civic Education Curriculum. An Integrated Approach.

16