membangkitkan inovasi presentasi fotografi...2.2.6 soal ujian presentasi layar kedelapanbelas,...

8
Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan DesainFBS Unesa, 28 Oktober 2017 Dody Doerjanto (Universitas Negeri Surabaya) 399 Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi Sub Judul: Pendidikan seni dan desain Dody Doerjanto Universitas Negeri Surabaya [email protected] Abstrak Sejak dulu kita merasa mengembangkan inovasi presentasi pembelajaran itu gampang. Apalagi menggunakan aplikasi Microsoft word powerpoint, itu terlalu mudah. Kita belum sadar bahwa, powerpoint selalu dikembangkan tiap tahun. Sayangnya kita tidak mempelajarinya secara tuntas. Seringkali kita melewatkan pembelajaran secara holistic, baik dalam pembelajaran, aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Mengembangkan proses pembelajaran fotografi digital hanya menggunakan metode direct instruction itu, rupanya menjadi tantangan yang tak pernah pupus. Menggunakan metode campuran, merupakan solusi yang cakep untuk menyelesaikan masalah semua proses pembelajaran. Mendalami powerpoint sampai tuntas, merajut fitur-fiturnya mulai dari menganimasi, menginsert sound, musik, dan video, menjadi lebih mudah untuk membangkitkan inovasi presentasi pembelajaran berbasis PAIKEM dalam mengembangkan multi media pembelajaran. Katakunci: membangkitkan, inovasi, presentasi, fotografi. 1. Pendahuluan Presentasi fotografi merupakan bagian media pembelajaran fotografi digital yang mendukung terlaksananya program pembelajaran di kelas. Presentasi pembelajaran menggunakan aplikasi Microsoft powerpoint, sudah lama dikenal dalam kalangan pembelajaran. Tetapi optimasi pengembangan media pembelajaran menggunakan program aplikasi ini, belum memenuhi standar PAIKEM yang digembar- gemborkan di seluruh pembelajaran. Padahal powerpoint itu sangat mudah dipelajari bila para pembelajar mau meluangkan waktu untuk mendecipher bagian-bagian yang telah disiapkan dalam program. Bila pembelajar dapat meluaskan media pembelajaran ini, dapat disimpan dengan format pdf, agar mudah dibagikan kepada pebelajar, dioperasikan secara mandiri tanpa suara tetapi tetap menarik, tidak dapat diubah dan diganti isinya agar nama penciptanya tetap terjaga. Standar PAIKEM meliputi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Kita sudah mengetahu bahwa pengertian pembelajaran/pem·bel·a·jar·an/n proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (kamus Bahasa Indonesia). Aktif/ak·tif/ a 1 giat (bekerja, berusaha): 3 dinamis atau bertenaga (sebagai lawan statis atau lembam); 4 mampu beraksi dan bereaksi. Inovatif/ino·va·tif/ a bersifat mengenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru). Kreatif/ kre·a·tif/ /kréatif/ a 1 memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; 2 bersifat (mengandung) daya cipta. Efektif/ efek·tif/ /éféktif/ a 1 ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tentang obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); mangkus. Menyenangkan /me·nye·nang·kan/ v 1 menjadikan senang; membuat bersuka hati: 2 membangkitkan rasa senang hati; memuaskan; menarik (hati): 3 merasa senang (puas dan sebagainya) akan; menyukai. (https://kbbi.web.id/ajar) Permasalahan selama ini proses pembelajaran hanya menggunakan metode direct instruction, model pembelajaran langsung merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada pembelajar). Pada saat melaksanakan model pembelajaran ini, pembelajar harus mendemons-trasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada pebelajar, selangkah demi

Upload: others

Post on 28-Jan-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi...2.2.6 Soal ujian presentasi Layar kedelapanbelas, berisi soal untuk mengukur seberapa besar materi quart aspek fotografi dapat diserap

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Dody Doerjanto (Universitas Negeri Surabaya) 399

Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi Sub Judul: Pendidikan seni dan desain

Dody Doerjanto

Universitas Negeri Surabaya [email protected]

Abstrak Sejak dulu kita merasa mengembangkan inovasi presentasi pembelajaran itu gampang.

Apalagi menggunakan aplikasi Microsoft word powerpoint, itu terlalu mudah. Kita belum sadar bahwa, powerpoint selalu dikembangkan tiap tahun. Sayangnya kita tidak mempelajarinya secara tuntas. Seringkali kita melewatkan pembelajaran secara holistic, baik dalam pembelajaran, aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Mengembangkan proses pembelajaran fotografi digital hanya menggunakan metode direct instruction itu, rupanya menjadi tantangan yang tak pernah pupus. Menggunakan metode campuran, merupakan solusi yang cakep untuk menyelesaikan masalah semua proses pembelajaran. Mendalami powerpoint sampai tuntas, merajut fitur-fiturnya mulai dari menganimasi, menginsert sound, musik, dan video, menjadi lebih mudah untuk membangkitkan inovasi presentasi pembelajaran berbasis PAIKEM dalam mengembangkan multi media pembelajaran. Katakunci: membangkitkan, inovasi, presentasi, fotografi.

1. Pendahuluan

Presentasi fotografi merupakan bagian media pembelajaran fotografi digital yang mendukung terlaksananya program pembelajaran di kelas. Presentasi pembelajaran menggunakan aplikasi Microsoft powerpoint, sudah lama dikenal dalam kalangan pembelajaran. Tetapi optimasi pengembangan media pembelajaran menggunakan program aplikasi ini, belum memenuhi standar PAIKEM yang digembar-gemborkan di seluruh pembelajaran. Padahal powerpoint itu sangat mudah dipelajari bila para pembelajar mau meluangkan waktu untuk mendecipher bagian-bagian yang telah disiapkan dalam program.

Bila pembelajar dapat meluaskan media pembelajaran ini, dapat disimpan dengan format pdf, agar mudah dibagikan kepada pebelajar, dioperasikan secara mandiri tanpa suara tetapi tetap menarik, tidak dapat diubah dan diganti isinya agar nama penciptanya tetap terjaga.

Standar PAIKEM meliputi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Kita sudah mengetahu bahwa pengertian pembelajaran/pem·bel·a·jar·an/n proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (kamus Bahasa Indonesia).

Aktif/ak·tif/ a 1 giat (bekerja, berusaha): 3 dinamis atau bertenaga (sebagai lawan statis atau lembam); 4 mampu beraksi dan bereaksi. Inovatif/ino·va·tif/ a bersifat mengenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru). Kreatif/ kre·a·tif/ /kréatif/ a 1 memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; 2 bersifat (mengandung) daya cipta. Efektif/ efek·tif/ /éféktif/ a 1 ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tentang obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); mangkus. Menyenangkan /me·nye·nang·kan/ v 1 menjadikan senang; membuat bersuka hati: 2 membangkitkan rasa senang hati; memuaskan; menarik (hati): 3 merasa senang (puas dan sebagainya) akan; menyukai. (https://kbbi.web.id/ajar)

Permasalahan selama ini proses pembelajaran hanya menggunakan metode direct instruction, model pembelajaran langsung merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada pembelajar). Pada saat melaksanakan model pembelajaran ini, pembelajar harus mendemons-trasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada pebelajar, selangkah demi

Page 2: Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi...2.2.6 Soal ujian presentasi Layar kedelapanbelas, berisi soal untuk mengukur seberapa besar materi quart aspek fotografi dapat diserap

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

400 Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi

selangkah. Pembelajar sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan. Karena itu, pada direct instruction, pembelajar harus bisa menjadi model yang menarik bagi pebelajar. Tentu saja pembelajaran langsung ini lebih efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah. Tetapi seringkali kita melewatkan pembelajaran secara holistic, baik dalam pembelajaran, aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan itu bagi siapa, untuk siapa, capaiannya seperti apa, bagaimana cara mengukurnya, dan bagaimana tindakan selanjutnya.

Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk menjawab bagaimana memulai perancangan yang lugas dan tuntas agar pembelajaran fotografi digital tercapai secara menyeluruh sesuai standar PAIKEM, meski waktu yang tersedia sangat terbatas. Kita memerlukan pemilihan metode pembelajaran dengan tepat, menggunakan media berstandar PAIKEM, dan meningkatkan kualitas multi media pembelajaran dengan baik dan menyenangkan. 2. Metode Pembelajaran 2.1 Menyusun Standar Media Pembelajaran

Metode yang digunakan oleh pembelajar untuk mengkreasi lingkungan belajar dan meningkatkan aktivitas pebelajar selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilakukan dengan berbagai pilihan. Kemungkinan untuk menyusun standar media pembelajaran agar sesuai dengan PAIKEM, sedangkan penggunaan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.

Media presentasi pembelajaran sebaiknya dirancang sesuai dengan struktur RPS yang telah disusun sebelumnya secara lengkap dan bertahap. Terdiri dari pembuka materi, indicator pencapaian, buku sumber yang digunakan, isi materi disusun berdasarkan standar PAIKEM, pengukuran dan tugas-tugas sesuai dengan materi yang diberikan, terakhir penutup berisi ucapan terimakasih, pesan tindak lanjut dan keluar dari presentasi pembelajaran.

2.2 Organisasi Naskah Naskah presentasi disusun

berdasarkan format perpaduan antara menyatukan pemikiran, perolehan pengetahuan, mempraktikkan dan mengukur pengalaman dengan standar yang jelas. Organisasi naskah penyusunan standar pembelajaran, dirancang berdasarkan standar media pembelajaran yang terukur. Bagian pertama, berisi pembuka presentasi. Kedua pengendali layar. Ketiga, capaian indikator. Keempat, isi materi pembelajaran dilengkapi fitur animasi huruf, gambar, suara, instrument pengiring, sisipan video, pengembangan inovasi dan kreatifitas penyusunan, memilih background yang menarik. Kelima, mengukur hasil pembelajaran. Keenam, penutup presentasi pembelajaran.

Gambar 1. Standar menyusun media

2.2.1 Pembuka presentasi

Membuka presentasi diupayakan memacu pikiran peserta belajar (pebelajar) agar terfokus pada materi yang akan disampaikan oleh pemberi pelajaran (pembelajar). Agar lebih menarik pada layar pertama, sisipkan unsur musik terkini (up to date) agar pelajaran dibuka dengan lantunan yang terisi suara yang menyenangkan sebagaimana pembuka acara pada televisi. Atur pergantian slide secara otomatis melalui transisi, sehingga tidak merepotkan untuk mengklik mouse komputer.

Gambar 2. Pembuka presentasi

Page 3: Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi...2.2.6 Soal ujian presentasi Layar kedelapanbelas, berisi soal untuk mengukur seberapa besar materi quart aspek fotografi dapat diserap

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Dody Doerjanto (Universitas Negeri Surabaya) 401

Agar presentasi pelajaran mudah diingat oleh pebelajar, pada layar ke dua, sisipkan foto dan identitas pembelajar agar tidak mudah diganti, diakui, dan gunakan pembelajar lain. Bila berkeinginan untuk dibagikan tanpa bayar kepada pebelajar, sebaiknya disimpan dalam format pdf. Meskipun banyak cara mengubah isi presentasi tetapi cukup menyulitkan bagi orang yang belum mengenal program.

Gambar 3. Identitas pembelajar

2.2.2 Home Base presentasi

Setelah itu ditampilkan layar ketiga, berisi judul materi dan ikon pengendali untuk dihubungkan (link) dengan isi materi pembelajaran secara lengkap, yaitu ,

, , , , , , dan boleh menambah ikon

bulatan warna merah untuk keluar tanpa meninggalkan pesan.

Gambar 4. Home base

Kosongkan transisi pada layer ini,

agar ikon link berfungsi secara optimal dan layar tidak berpindah tempat sembarangan ketika melakukan klik melalui mouse.

Gambar 5. Mengatur transisi

2.2.3 Sasaran pembelajaran Layar ke empat berisi indikator pencapaian hasil pembelajaaran. Karakter pada indikator perlu disusun berdasarkan pentahapan sasaran hasil capaian pembelajaran dengan jelas dan terukur kualitasnya.

Jumlah indikator disesuaikan dengan isi materi pembelajaran dan dihitung waktunya sesuai dengan batas waktu yang telah dirancang dan ditentukan dalam RPS sebelumnya. Pada layar ini perlu mulai menambah ikon keluar tanpa pesan dan kembali ke menu utama (home base) .

Gambar 6. Sasaran pembelajaran

2.2.4 Sumber Pustaka Layar kelima, berisi sumber pustaka yang digunakan dalam pembelajaran, sesuai dengan RPS yang direncanakan. Perlunya menyantumkan daftar pustaka yang digunakan, agar pebelajar dapat melanjutkan secara mandiri untuk menambah pengetahuan lebih mendalam.

Gambar 7. Daftar pustaka

2.2.5 Isi presentasi

Layar keenam, berisi materi pembelajaran tentang quart aspek fotografi. Terdiri dari materi kamera digital lengkap dengan semua fitur kamera. Ringkasan penggunaan aperture, atau penjelasan lengkap melalui presentasi aperture yang dilengkapi dengan animasi huruf, gambar, dan video tentang pengunaan aperture. Ringkasan presentasi ISO, shutter speed, white balance, dan penerapan quart aspek

Page 4: Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi...2.2.6 Soal ujian presentasi Layar kedelapanbelas, berisi soal untuk mengukur seberapa besar materi quart aspek fotografi dapat diserap

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

402 Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi

fotografi disajikan secara bertahap dan berurutan.

Gambar 8. Penerapan Isi materi

Pada bagian ini, pembelajar dapat

mengembangkan inovasi baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis PAIKEM yang digemborkan tanpa batas. Bagian ini dapat diisi suara yang direkam sendiri melalui powerpoint, dapat mengembangkan semua jenis fasilitas animasi yang telah disediakan, dapat pula memasukkan seluruh isi video atau sebagian isi video dengan cara memotong sesuai dengan kebutuhan waktu yang dibutuhkan. Karena powerpoint 2010 dan 2016 sudah menyediakan fitur untuk memotong video, maka pembelajar dapat mengatur waktu panjang-pendek video sesuai kebutuhan. Pengaturan ini dapat dilakukan melalui fitur video tool dengan cara menggeser penanda hijau dan merah untuk mengatur waktu sesuai dengan kebutuhan kecepatan pembelajaran. Untuk keperluan ini perhatikan gambar sebagai berikut.

Gambar 9. Memotong video

Untuk itu para pembelajar perlu waktu

secara mandiri menggunakan program aplikasi powerpoint, karena memang dirancang dengan mudah untuk dikerjakan sendiri dalam upaya meningkatkan ketrampilan menyusun multi media pembelajaran.

Gambar 10. Materi quart aspek fotografi

Layar ketujuh, berisi materi tentang quart aspek fotografi secara ringkas. Kelengkapan isinya dapat dilanjutkan melalui penyusunan materi kebutuhan ISO, aperture, shutter speed, dan white balance.

Gambar 11. Materi quart aspek fotografi

Layar kedelapan, rincian materi yang berisi penjelasan ringkas atau secara lengkap mengenai ISO, aperture, shutter speed, dan white balance, yang disusun melalui presentasi secara khusus. Masing-masing bagian perlu dilengkapi ikon tersendiri , , , dan , agar mudah dihubungkan secara mudah untuk melengkapi presentasi pembelajaran.

Gambar 12. Materi quart aspek fotografi

Layar kesembilan, berisi penjelasan ringkas tentang aperture. Bagian aperture juga dapat dikembangkan secara khusus dengan memanfaatkan semua persediaan fitur animasi, sound, music dan video. Pada layar ini perlu menyisipkan penanda sentuh pada lingkaran angka, agar layar kembali pada koordinasi materi ke tiga.

Gambar 13. Materi aperture

Page 5: Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi...2.2.6 Soal ujian presentasi Layar kedelapanbelas, berisi soal untuk mengukur seberapa besar materi quart aspek fotografi dapat diserap

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Dody Doerjanto (Universitas Negeri Surabaya) 403

Layar kesepuluh, berisi penjelasan ringkas tentang kecepatan rana (shutter speed). Dapat pula dikembangkan isinya secara lengkap menggunakan presentasi secara terpisah. Pada bagian ini perlu disusun tersendiri, agar materi dapat disajikan secara lengkap, divariasi efek, disisipkan suara, agar tampilan lebih menarik dan menyenangkan.

Gambar 14. Materi shutter speed

Layar kesebelas, berisi penjelasan ringkas tentang ISO, kualitas kepadatan gambar dan kepekaan serapan cahaya. Penjelasan ISO lebih lengkap perlu disusun pada presentasi yang berbeda agar penyajiannya dapat diatasi sesuai dengan batas waktu yang direncanakan.

Gambar 14. ISO

Layar keduabelas berisi materi white balance, menerapkan pemilihan secara tepat kualitas warna putih dengan pengukuran derajat kelvin. Kelengkapan materi tentang white balance juga perlu disusun dalam presentasi tersendiri, agar penyajian lebih lengkap dan padat.

Gambar 15. Materi white balance

Layar ketigabelas berisi cara memotret mengoptimalkan quart aspek fotografi meliputi kualitas serapan cahaya (ISO), shutter speed, aperture, dan white balance.

Gambar 16. Standar eksposur

Layar keempatbelas, berisi gambaran dimensi kedalaman bidang fotografi. Melakukan penerapan fokus pilihan yaitu cara memokus subjek bagian depan, tengah, belakang, dan fokus semua bagian. Cara memilih aperture untuk memperoleh kualitas ketajaman foto yang dibuat. Pada bagian ini pembelajar dapat menyisipkan tantangan mengatur aperture, untuk membuktikan kemampuan fokus depan, tengah, belakang, atau fokus seluruh bagian.

Gambar 17. Membuktikan deft of field

Layar kelimabelas, berisi cara mengukur kecepatan rana (shutter speed) untuk merekam subjek yang bergerak. Hal ini perlu menjelaskan kemampuan kamera, untuk mengatur kecepatan agar dapat membekukan subjek yang bergerak

Gambar 18. Memfokus subjek bergerak

berbasis kecepatan rana.

Page 6: Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi...2.2.6 Soal ujian presentasi Layar kedelapanbelas, berisi soal untuk mengukur seberapa besar materi quart aspek fotografi dapat diserap

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

404 Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi

Layar keenambelas, berisi cara membekukan subjek yang bergerak melompat secara bebas. Pemotret perlu mengatur ISO, aperture, white balance, dan kecepatan rana (shutter speed) melebihi kecepatan subjek, agar gerakan subjek dapat dibekukan pada posisi yang dikehendaki.

Gambar 19. Membekukan gerakan subjek

Layar ketujuhbelas, berisi penerapan white balance dan cara mengatur bracketing white balance untuk mencapai kesetaraan warna putih agar sesuai dengan standar kebutuhan derajat kelvin. Pada bagian ini perlu mengembangkan ketrampilan meletakkan pilihan derajat kelvin pada monitor, agar mencapai nilai rasa yang baik untuk memperoleh hasil pemotretan yang baik pula.

Gambar 20. Bracketing white balance

2.2.6 Soal ujian presentasi Layar kedelapanbelas, berisi soal untuk mengukur seberapa besar materi quart aspek fotografi dapat diserap dalam pembelajaran. Tidak perlu menggunakan jawaban esay untuk mengukur kemampuan pebelajar, tetapi cukup menggunakan jawaban pilihan ganda agar dapat diukur secara cepat.

Gambar 21. Soal pilihan ganda

Layar kesembilan belas, berisi kunci jawaban, dilengkapi ikon penghubung menuju tugas memotret subjek tunggal.

Gambar 22. Kunci jawaban

2.2.7 Tugas Layar keduapuluh, berisi tugas memotret portraiture, meliputi tugas memotret berdasarkan ketentuan arah cahaya, kedalaman subjek, pemilihan aperture, menerapkan kecepatan rana, pilihan white balance, dan menentukan standa ISO dengan benar. Tugas portraiture cukup signifikan dengan kebutuhan menangkap subjek fotografi secara normal, sebab subjek tidak perlu dirias dan dapat dilakukan pemotretan dengan cepat.

Gambar 23. Tugas foto portraiture

2.2.8 Pedoman penilaian Layar keduapuluh satu, berisi kisi-kisi penilaian yang digunakan untuk mengukur kualitas hasil pemotretan. Pedoman penilaian ini dibatasi dengan kriteria penilaian dan prosentase bobot penilaian, agar mudah mengukur standar penilaian. Bagian ini bisa digantikan oleh pembelajar lain bila berhalangan melanjutkan proses pembelajaran.

Page 7: Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi...2.2.6 Soal ujian presentasi Layar kedelapanbelas, berisi soal untuk mengukur seberapa besar materi quart aspek fotografi dapat diserap

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Dody Doerjanto (Universitas Negeri Surabaya) 405

Gambar 24. Pedoman penilaian

2.2.9 Penutup presentasi Layar keduapuluh dua, berisi penutup presentasi pembelajar untuk menyampaikan ucapan terimakasih bahwa pelajaran fotografi telah dilaksanakan dengan penuh perhatian. Bagian ini dapat disisipi pesan untuk melakukan tindak lanjut.

Gambar 25. Penutup.

3. Pembahasan Hasil Metode pembelajaran yang dipilih dalam presentasi pembelajaran fotografi, menggunakan kolaborasi antara pembelajaran langsung, pembelajaran tidak langsung, pembelajaran interaktif, belajar melalui pengalaman, dan belajar mandiri. Kelima metode pembelajaran dapat dipadukan secara bergantian untuk memperoleh penyajian presentasi berbasis PAIKEM dengan baik.

Gambar 26. Metode Pembelajaran

Kelima metode pembelajaran ini, cukup untuk mengatasi kesulitan belajar dalam upaya meningkatkan kualitas presentasi pembelajaran. Agar melibatkan semua komponen metode pembelajaran, perlu

merancang presentasi pembelajaran hingga melibatkan aktifitas yang saling berkait antara pembelajar dan pebelajar. Pada awal pembuka presentasi tidak bersuara, memang kurang menarik perhatian pebelajar. Sebab presentasi sejenis ini hampir sama kualitasnya dengan presentasi pembelajar mata kuliah lain yang tampak biasa-biasa saja, meski terdapat peralihan animasi, tetapi tetap saja sepi.

Rupanya pembuka pelajaran bersuara itu sangat diperlukan untuk menyatukan pemikiran para pebelajar agar merucut pada sumber pembelajaran yang menarik dan menegangkan. Pengaruh musik dan penataan adegan animasi sangat diperlukan untuk mendukung pucuk ketegangan proses pembelajaran, agar pola berfikir pebelajar terseret pada materi yang akan disampaikan.

Setelah penampilan awal diisi dengan musik dan video pendek yang berhubungan dengan materi fotografi, ternyata sangat mempengaruhi semangat pebelajar untuk mengikuti proses pembelajaran dengan penampilan pembuka yang berbeda dan penuh kekaguman.

Dengan demikian, penyajian pembuka materi pembelajaran dilengkapi musik dan video pendek cukup memicu kesadaran untuk mengembangkan inovasi, efektif, kreatif, dan menyenangkan sebagaimana kategori yang ditetapkan dalam PAIKEM. Oleh karena itu, bagian ini perlu diterapkan presentasi lain yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Gambar 27. Dua jenis rancangan pembuka

yang menyenangkan

Salah satu keterkaitan lain bisa dirancang melalui penerapan deft of field terhadap penangkapan subjek ganda. Pembelajar perlu mendemonstrasikan fokus depan, tengah dan belakang melalui

Page 8: Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi...2.2.6 Soal ujian presentasi Layar kedelapanbelas, berisi soal untuk mengukur seberapa besar materi quart aspek fotografi dapat diserap

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017

406 Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi

penayangan powerpoint dan meragakan penggunaan kamera, agar membangkit-kan rasa percaya diri, trampil menggunakan teknologi canggih, dan meyakinkan. Menjelaskan cara mengatur kamera digital secara manual, menentukan besaran aperture, shutter speed, white balance, dan ISO pada kamera. Kemudian dilakukan proses pemotretan, menggunakan dua jenis aplikasi powerpoint dan kamera secara langsung agar diperoleh hasil yang memuaskan. Pebelajar dapat mempraktikkan secara mandiri melalui petunjuk yang dibagikan dalam materi pdf, dan sekaligus mempraktikkanya menggunakan kamera yang telah disiapkan sebelumnya. Tentu saja harapannya perkuliahan ini hingga memperoleh hasil pemotretan yang sama. Hasil pemotretan ditayangkan melalui LCD proyektor, kemudian dibandingkan, dianalisis, dievaluasi, dan direvisi untuk mencapai hasil yang lebih baik. Pada akhir materi pembelajaran, diterapkan evalusai secara langsung, untuk mengukur serapan materi yang telah disampaikan pada waktu yang tidak ditunda. Hal ini perlu dilakukan agar diperoleh jawaban yang terukur dan meyakinkan keberhasilan proses pembelajaran, untuk merencanakan tindak lanjut berikutnya. Dengan demikian, lebih banyak metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, tentu menghasilkan presentasi yang menyenangkan berbasis PAIKEM dapat dikembangkan dengan mudah. Oleh karena itu belajar mengembangkan presentasi powerpoint sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan pembelajar dalam upaya meningkatkan kualitas media pembelajaran lebih baik dan menarik. 4. Kesimpulan

Presentasi media pembelajaran berbasis powerpoint sangat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan hibridasi standar PAIKEM tanpa batas. Oleh karena itu pelajarilah fitur-fitur Microsoft world powepoint itu sampai tuntas, mulai dari menganimasi, menginsert sound, musik, dan video. Agar menjadi lebih mudah untuk membangkitkan inovasi presentasi multi media pembelajaran fotografi.

5. Pustaka Arsyad Azhar. 2014. Media Pembelajaran,

Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dananjaya, Utomo. 2012. Media

Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa. Djamarah B Syaiful, Zain. 2010. Strategi

Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Nur, M dan Kardi, S. 2000. Pengajaran

Langsung. Pusdat Sains dan Matematika Sekolah Program Pasca Sarjana. UNESA.