memahami dan menjelaskan pemeriksaan pasien
DESCRIPTION
fkgTRANSCRIPT
LO 1. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan pasien
LI 1.1. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan subjektif
AnamnesisAnamnesis merupakan pondasi utama dan modal awal dari berbagai keterampilan klinis yang ada di dunia medis. Anamnesis adalah bentuk wawancara sederhana di antara tenaga medis dengan pasien yang bertujuan untuk mengingat kembali perjalanan alamiah dari penyakit dan mendapatkan segala informasi yang mendukung tegaknya diagnosis (Sudoyo, 2006).
Informasi yang diperoleh anamnesis bisa dari autoanamnesis melalui wawancara langsung pada pasien dan heteroanamnesis dengan mewawancarai keluarga, kerabat maupun orang-orang terdekat dari pasien. Usahakan untuk selalu melakukan autoanamnesis agar mendapat kondisi riil dari penyakit pasien dengan bahasa yang terbuka, tanpa tekanan, dan peran tenaga medis sebagai pengarah atau penanya (Sudoyo, 2006).
Umumnya terdapat langkah-langkah panduan untuk melakukan anamnesis yang baik yang sering disebut dengan konsep Basic Four (B4) atau Fundamental Four (F4) dan Sacred Seven (S7). Prosedur awal dari anamnesis adalah selalu memulainya dengan menanyakan keluhan utama (Chief Complaint atau CC) dari penyakit atau gangguan kesehatan yang menyebabkan atau mendorong pasien untuk datang memeriksakan diri atau berobat (Bates, 1998).
Terapkan Basic Four sebagai materi anamnesis yang mampu menggali lebih luas problem kesehatan yang dialami pasien. Konsep B4 berisi (Bates, 1998):
1. Riwayat penyakit sekarang (present history) yang mendalami pemahaman pemeriksa terhadap CC dengan menggunakan S7,
2. Riwayat penyakit dahulu (past history) yang berusaha menggali riwayat penyakit dan kondisi kesehatan yang lalu,
3. Riwayat kesehatan keluarga (family history) untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarga pasien termasuk adanya penyakit keturunan, dan
4. Riwayat sosial (social history) sebagai tambahan untuk mendapatkan informasi yang menggambarkan kondisi masyarakat dan lingkungan di sekitar pasien.
Dilanjutkan dengan anamnesis tambahan sebagai upaya mengeksplorasi secara spesifik berbagai keluhan atau tanda dari penyakit sesuai konsep Sacred Seven (S7). Tujuh hal yang ditanyakan dalam S7, antara lain (Bates, 1998):
1. Location (lokasi) untuk mengetahui lokasi keluhan ataupun tanda penyakit,2. Onset (waktu) untuk menggali waktu mulai timbulnya keluhan maupun tanda
penyakit,3. Quality (kualitas) yang bertujuan mendalami sifat atau berat-ringannya suatu
penyakit,4. Quantity (kuantitas) guna mencari tahu derajat atau frekuensi mengalami suatu
penyakit,5. Chronology (kronologi) yang menggambarkan perjalanan penyakit yang dialami,6. Modification factors (faktor-faktor modifikasi) yang memberikan informasi
mengenai faktor-faktor yang memperberat atau meringankan penyakit, dan7. Comorbid complaints (keluhan penyerta lainnya) berupa keluhan-keluhan ataupun
tanda-tanda lain yang muncul menyertai penyakit di luar CC.
Keluhan utamaKeluhan utama yaitu gejala atau masalah yang dirasakan pasien dalam bahasanya sendiri berkaitan dengan kondisi yang membuatnya datang mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 1998).
Riwayat medisRiwayat medis yang lengkap dan teliti tidak hanya membantu menegakkan diagnosa tetapi juga menyediakan informasi mengenai kerentanan dan reaksi pasien terhadap infeksi, hal-hal mengenai pendarahan, obat-obat yang telah diberikan dan status emosionalnya (Walton dan Torabinejad, 1998).
LI 1.2. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan objektif
Pemeriksaan ekstraoral
Penampilan umum, tonus otot, asimetri fasial, pembengkakan, perubahan warna, kemerahan, jaringan parut ekstraoral, saluran sinus dan kepekaan atau nodus jaringan limfe servikal atau fasial yang membesar merupakan indikator status fisik pasien (Walton dan Torabinejad, 1998).
Pemeriksaan intraoral (Walton dan Torabinejad, 1998):
- Jaringan lunak, yang meliputi tes fisual dan digital jaringan lunak rongga mulut yang lengkap dan teliti.
- Gigi geligi, yang diperiksa untuk mengetahui adanya perubahan warna, fraktur, abrasi, erosi, karies, restorasi yang luas atau abnormalitas lainnya.
Pemeriksaan obyektif dilakukan dengan pengujian dan observasi secara baik yaitu sebagai berikut (Grossman, 1995):
- Pemeriksaan visual dan taktil
Pemeriksaan ini merupakan uji klinis paling sederhana yang didasarkan pada penglihatan dan perabaan (Grossman, 1995).
- Palapasi
Tes ini dilakukan dengan ujung jari menggunakan tekanan ringan untuk memeriksa konsistensi jaringan dan respon rasa sakit (Grossman, 1995).
- Tes mobilitas
Tes ini digunakan untuk mengevaluasi integritas attachment apparatus di sekeliling gigi (Grossman, 1995).
- Uji pulpa dengan metode uji listrik, uji termal (panas dan dingin), uji anastetik dan uji kavitas (Grossman, 1995).
- Sondase
Dengan menggunakan sonde atau eksplorer dapat diketahui kedalaman kavitas dan reaksi pasien. Rasa sakit yang menetap atau sebentar dan adanya rasa ngilu (Grossman, 1995).
- Perkusi
Uji ini digunakan untuk mengevaluasi status periodonsium sekitar gigi (Grossman, 1995) dan Ghom, 2007) dan apikal gigi (Barrat dan Pool, 2008). Terdapat dua metode perkusi yaitu: tes perkusi vertikal dan tes perkusi horizontal. Jika tes perkusi vertikal positif berarti terdapat kelainan di daerah periapikal, dan jika tes perkusi horizontal positif berarti terdapat kelainan di periodonsium (Ghom, 2007).
Pemeriksaan berdasarkan kasus pada skenario1). Pemeriksaan ekstraoral
Inspeksi: Abses tumor lunak kemerahan Asimetri muka Terdapat tanda radang (rubor, kalor, dolor, tumor)
Palpasi Lunak Panas Sakit
2). Pemeriksaan intraoral Inspeksi:
Pembengkakan pada mukosa Bukal fold terangkat
Palpasi: Buccal fold terangkat dan terasa ada fluktuasi
Perkusi: Sakit
LI 1.3. Memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang
1. Uji laboratorium (Sanghai, 2009):
Uncomplicated abcess: tidak memerlukan uji laboratorium
Complicated abcess:
- Hitung sel darah lengkap dapat memperlihatkan adanya leukositosis dengan sel neutrofil yang dominan.
- Kultur darah (aerob dan anaerob).
- Needel aspiration diindikasikan untuk gram stain dan gram culture.
2. Radiografi (Sanghai, 2009):
Uncomplicated abcess: tidak membutuhkan radiografi
Complicated abcess:
- Plain radiography
- Lateral and anteroposterior neck views dapat memperlihatkan adanya massa jaringan lunak pada leher yang menunjukan adanya abses.
- Radiografi panoramik (pantomography) membantu untuk mengindikasikan apakah tulang atau gigi terlibat.
- C.T scan dengan kontras intravena merupakan metode yang paling akurat untuk menentukan hubungan lokal proses inflamasi terhadap struktur vital yang ada disekitarnya.
Daftar Pustaka
Andreasen L, Kahnberg, KE, Pogrel MA. 2010. Oral and maxillofacial surgery. United Kingdom, Blackwell Publishing
Ariji Y, Gotoh M, Kimura Y, Naitoh M, Kurita K ,Natsume N, Ariji E. 2002. Odontogenic infection pathway to the submandibular space: Imaging assessment. Japan: International Journal Oral Maxillofacial Surgery. 31(2):165-9.
Barrat, M.R. dan Pool, S.L. 2008. Principle of clinical medicine for space Flight. New York: Springer.
Balaji, SM. 2009. Textbook of oral and maxillofacial surgery. New delhi, Elsevier
Bates, B. 1998. Buku saku pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. edisi II, Penerbit Buku kedokteran-EGC. Jakarta
Fragiskos FD. 2007.Oral Surgery. Springer, Verlag Berlin Heidelberg
Ghom, A.G. 2007. Text book of oral medicine. New Delhi, Jaypee Brothers Publisher.
Green, et al. New. 2001. Mortality Associated with Odontogenic Infection. England: British Dental journal
Grossman, L.I. 1995. Ilmu endodontik dalam praktek edisi 11. Jakarta, EGC
Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi: pendekatan proses keperawatan. Jakarta, EGC.
Malik NA. 2012. Textbook of oral and maxillofacial surgery. 3rd ed. New delhi, Jaypee Brothers Medical Publisher
Pedersen, G.W. 1996. Buku ajar praktis bedah mulut. Jakarta, EGC
Sanghai, S. 2009. A concise textbook of oral and maxillofacial surgery. New delhi, Jaypee Brothers Medical Publisher