memacu produksi pertanian melalui asp dan atp

6
Agro Science/Techno Park Pacu Produksi Pertanian Oleh RACHMAT HENDAYANA Dalam program quick win 2014-2019, pemerintah Indonesia mencanangkan membangun science park (SP) dan techno park (TP) masing- masing di 34 provinsi dan 100 kabupaten. SP adalah kawasan yang ditujukan untuk penelitian, pengembangan iptek dengan tujuan komersialisasi, berfungsi sebagai penyedia pengetahuan terkini, alternatif solusi teknologi dan pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut. Sementara TP menjadi pusat penerapan teknologi, tempat pelatihan, diseminasi dan advokasi bisnis ke masyarakat luas. Kementerian Pertanian (Kemtan), dalam hal ini merencanakan bangun Agro Science Park (ASP) dan Agro Techno Park (ATP) masing-masing di 6 provinsi dan 16 kabupaten/kota. Kehadiran ASP/ATP tersebut dapat menjadi momentum untuk memacu produksi pertanian, karena program tersebut merupakan penguatan sistem inovasi melalui interaksi dan kolaborasi antara sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat. 1

Upload: iaardbogor-indonesia

Post on 07-Aug-2015

242 views

Category:

Presentations & Public Speaking


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Memacu produksi pertanian melalui asp dan atp

Agro Science/Techno Park Pacu Produksi Pertanian

Oleh RACHMAT HENDAYANA

Dalam program quick win 2014-2019, pemerintah Indonesia mencanangkan membangun

science park (SP) dan techno park (TP) masing-masing di 34 provinsi dan 100 kabupaten. SP adalah

kawasan yang ditujukan untuk penelitian, pengembangan iptek dengan tujuan komersialisasi,

berfungsi sebagai penyedia pengetahuan terkini, alternatif solusi teknologi dan pusat

pengembangan aplikasi teknologi lanjut. Sementara TP menjadi pusat penerapan teknologi,

tempat pelatihan, diseminasi dan advokasi bisnis ke masyarakat luas.

Kementerian Pertanian (Kemtan), dalam hal ini merencanakan bangun Agro Science Park (ASP)

dan Agro Techno Park (ATP) masing-masing di 6 provinsi dan 16 kabupaten/kota. Kehadiran

ASP/ATP tersebut dapat menjadi momentum untuk memacu produksi pertanian, karena program

tersebut merupakan penguatan sistem inovasi melalui interaksi dan kolaborasi antara sentra

kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat.

Tulisan ini tidak mendiskusikan konsep ASP/ATP tersebut, akan tetapi lebih pada tataran

implementasi, bagaimanakah memanfaatkan momentum pembangunan ASP/ATP untuk memacu

produksi pertanian?

Rancang Bangun Inovasi

Keberhasilan ASP/ATP pada tataran perasional, tergantung pada rancang bangun inovasi

pertanian yang meliputi aspek teknis dan kelembagaan. Dari sisi teknis, tidak persoalan karena

tersedia 400 teknologi inovatif produk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(Balitbangtan, 2013).

1

Page 2: Memacu produksi pertanian melalui asp dan atp

Invensi tersebut meliputi tanaman pangan (62 jenis), hortikultura (74 jenis), perkebunan (47

jenis), peternakan (32 jenis), pupuk, pestisida hayati, informasi dasar dan lingkungan (79 jenis),

mekanisasi pertanian (58 jenis), bioenergi (4 jenis) dan pengembangan produk (44 jenis). Beberapa

invensi telah diadopsi oleh pengguna dari berbagai kalangan (Haryono, 2013).

Namun demikian, kesiapan invensi teknologi saja belum cukup. Untuk mendorong invensi

menjadi inovasi perlu dukungan kelembagaan sebagai bagian dari sistem sosial. Didalam

kelembagaan tersebut melekat nilai-nilai, norma, aturan perundangan dan organisasi yang

mengatur tujuan dan komitmen dari pemangku kepentingan.

Kelembagaan berada di level makro (lingkup Kementan dan jajarannya), messo (pemerintah

daerah) dan level mikro (kelompok tani). Peraturan dan kebijakan formal bahkan gagasan di level

makro yang secara dinamis mengatur tindakan aktor dalam operasionalisisasi ASP/ATP

disinergikan dengan kebijakan dan relasi-relasi informal pada tataran messo di daerah, serta

kelompok tani di level mikro. Mekanisme sosial yang mengintegrasikan aspek formal dan informal

akan mendukung pencapaian tujuan ASP/ATP.

Dilevel mikro: reformasi, reorientasi dan revitalisasi kelembagaan petani menjadi suatu

keniscayaan untuk suksesnya ASP/ATP. Reformasi kelembagaan petani, ditujukan untuk

meningkatkan citra kelompok tani agar lebih mandiri, tidak tergantung pada pihak lain. Reorientasi

diperlukan agar kegiatan kelompok terfokus pada topik persoalan, dan revitalisasi kelembagaan

ditujukan untuk penguatan kapasitas dan kapabilitas kelompok tani dalam bermitra dengan

pemangku kepentingan.

Kelembagaan dalam hal ini, jangan hanya menjadi sarana kepanjangan pemerintah dalam

menjalankan program, tetapi harus diberdayakan sebagai subyek. Kelembagaan petani harus

dilibatkan sejak perencanaan, implementasi dan monitoring kegiatan. Tidak kalah pentingnya

2

Page 3: Memacu produksi pertanian melalui asp dan atp

adalah penguatan kelembagaan penyuluhan pertanian untuk mendorong motivasi petani

menerapkan inovasi teknologi pertanian.

Dukungan Pemerintah Daerah

Dukungan pemerintah daerah (Pemda), menjadi penentu keberhasilan ASP/ATP. Peran Pemda

diperlukan pada setiap tahap pembangunan ASP/ATP. Pengerahan masyarakat dan

pendistribusian berbagai sumberdaya pertanian, merupakan ranah Pemda. Dukungan lainnya

adalah legislasi kegiatan berupa Perda untuk mengikat semua pemangku kepentingan menjamin

keberlanjutan program.

Peran Pemda lainnya yang penting adalah: (i) fasilitasi penjaminan modal untuk mengatasi

kemampuan ekonomi petani yang umumnya relatif lemah; (ii) adanya jaminan ketersediaan

sarana produksi dalam jumlah yang cukup dan tepat waktunya pada saat dibutuhkan, (iii)

dukungan pemasaran dan jaminan harga jual produk petani yang atraktif sehingga merangsang

petani meningkatkan produktivitas usahataninya, dan (iv) perbaikan infrastruktur, utamanya

jaringan irigasi dan jalan usahatani.

Disamping itu, dukungan Pemda menciptakan kemitraan yang harmonis antar pemangku

kepentingan juga diperlukan untuk mempercepat adopsi teknologi, dan mendorong terjalinnya

komunikasi intensif dengan sumber informasi teknologi dan jaringan pasar output, sehingga dapat

meminimalkan risiko kegagalan.

Pengawalan dan Pendampingan Teknologi

Lalu, apa yang perlu dilakukan untuk pemerintah untuk mendukung keberhasilan ASP/ATP?

Pertama, perlu melakukan pengawalan dan pendampingan teknologi yang lebih intensif agar

pelaku utama dapat menerapkan teknologi sesuai rekomendasi. Ke dua, menyediakan fasilitas

yang atraktif bagi pendamping agar dapat bekerja optimal. Ke tiga, melakukan monitoring dan

3

Page 4: Memacu produksi pertanian melalui asp dan atp

evaluasi berjenjang dan periodik sehingga jika ada sesuatu yang kurang dapat segera terdeteksi

untuk diperbaiki.

Dengan rancang bangun inovasi yang efektip, dan dukungan Pemda yang kondusif, serta diikuti

pengawalan teknologi oleh peneliti/pendampingan oleh penyuluh yang lebih intensif,

pembangunan ASP/ATP akan mendorong terjadinya penderasan inovasi teknologi pertanian. Pada

gilirannya akan memacu produksi pertanian dan memberikan kontribusi pencapaian swasembada

pangan.

Bogor, 14 Maret 2015

Penulis,

Rachmat Hendayana

Peneliti Utama, Ekonomi PertanianBalai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianJl. Tentara Pelajar No 10 Bogor, 16114E-mail: [email protected]

4

Page 5: Memacu produksi pertanian melalui asp dan atp

Biodata Penulis

Nama lengkap : Ir. Rachmat Hendayana, MS

Jabatan : Peneliti Utama, Ekonomi Pertanian/Ketua Kelompok Pengkaji

Analisis Kebijakan

Kantor : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Alamat Kantor : Jl. Tentara Pelajar No 10. Bogor, 16114

E-mail : [email protected]

5