melihat agribisnis sebagai peluang · pdf filedalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ......

15
MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG WIRAUSAHA Slamet Widodo Apa itu agribisnis? Seringkali kita mendengar istilah agribisnis, bahkan di kampus kita sendiri terdapat sebuah program studi yang bernama agribisnis. Salah satu langkah yang paling mudah dalam memahami sebuah istilah adalah dengan menggunakan pendekatan bahasa atau harfiah. Soekartawi (1993) mengemukakan bahwa agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa Inggris, agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan. Pertanian sendiri mempunyai dua pengertian, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam arti luas. Dalam arti sempit, pertanian menunjuk pada kegiatan pertanian rakyat berupa cocok tanam atau melakukan budidaya tanaman pangan atau tanaman semusim seperti padi, jagung, kedele, ubi kayu, dan sebagainya. Sedangkan pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Banyak pendapat tentang batasan dan ruang lingkup agribisnis, tergantung pada unit dan tujuan analisis. Secara tradisional, oleh Biere (1988) agribisnis diartikan sebagai aktivitas-aktivitas di luar pintu gerbang usahatani (beyond the farm gate, off-farm) yang meliputi kegiatan industri dan perdagangan sarana produksi usahatani, kegiatan industri yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan beserta perdagangannya, dan kegiatan yang menyediakan jasa yang dibutuhkan seperti misalnya perbankan, angkutan, asuransi atau penyimpanan. Dalam agribisnis, segala aktivitas pertanian didasarkan pada prinsip ekonomi sehingga agribisnis menurut Downey dan Erickson (1987) terdiri dari tiga sektor secara ekonomi saling berkaitan. Ketiga sektor agribisnis tersebut 1

Upload: dinhkhanh

Post on 30-Jan-2018

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG WIRAUSAHA

Slamet Widodo

Apa itu agribisnis?

Seringkali kita mendengar istilah agribisnis, bahkan di kampus kita sendiri 

terdapat sebuah program studi yang bernama agribisnis. Salah satu langkah yang 

paling   mudah   dalam   memahami   sebuah   istilah   adalah   dengan   menggunakan 

pendekatan   bahasa   atau  harfiah.   Soekartawi   (1993)   mengemukakan   bahwa 

agribisnis   berasal   dari  kata  agri  dan  bisnis.  Agri   berasal   dari  bahasa   Inggris, 

agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan.

Pertanian sendiri  mempunyai  dua pengertian,  yaitu pertanian dalam arti 

sempit dan pertanian dalam arti luas. Dalam arti sempit, pertanian menunjuk pada 

kegiatan pertanian rakyat berupa cocok tanam atau melakukan budidaya tanaman 

pangan  atau   tanaman   semusim  seperti   padi,   jagung,   kedele,   ubi   kayu,   dan 

sebagainya.  Sedangkan pertanian  dalam arti   luas  meliputi  pertanian  dalam arti 

sempit, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

Banyak pendapat tentang batasan dan ruang lingkup agribisnis, tergantung 

pada  unit  dan   tujuan  analisis.  Secara   tradisional,   oleh  Biere   (1988)   agribisnis 

diartikan sebagai aktivitas­aktivitas di luar pintu gerbang usahatani (beyond the 

farm   gate,   off­farm)   yang   meliputi   kegiatan   industri   dan   perdagangan   sarana 

produksi   usahatani,   kegiatan   industri   yang  mengolah  produk  pertanian  primer 

menjadi produk olahan beserta perdagangannya, dan kegiatan yang menyediakan 

jasa   yang   dibutuhkan   seperti   misalnya   perbankan,   angkutan,   asuransi   atau 

penyimpanan. 

Dalam   agribisnis,   segala   aktivitas   pertanian   didasarkan   pada   prinsip 

ekonomi  sehingga  agribisnis  menurut  Downey dan Erickson (1987)  terdiri  dari 

tiga   sektor   secara   ekonomi   saling   berkaitan.  Ketiga   sektor   agribisnis   tersebut 

1

Page 2: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

adalah (a)  the  input supply sector,  (b)  the  farm production sector,  dan (c)  the 

product marketing sector.  Keterkaitan antara ketiga sektor tersebut dapat dilihat 

pada  Gambar  1.  The  input   supply   sector  atau  sektor  pemasok  input  pertanian 

merupakan sektor yang memberikan pasokan bahan dan peralatan pertanian untuk 

beroperasinya  the   farm   production   sector  (Beierlein.   dkk.,   1986).  Sektor   ini 

memasok pakan ternak atau ikan, benih, pupuk, bahan bakar minyak, pestisida, 

alat,  mesin pertanian,  dan sebagainya.  Istilah yang seringkali  digunakan adalah 

saprodi (sarana produksi) atau saprotan (sarana produksi pertanian).

Gambar 1. Keterkaitan Input, Budidaya dan Pemasaran dalam Agribisnis

The   farm production   sector  atau   sektor  budidaya  pertanian  merupakan 

sektor yang mengubah input pertanian menjadi output atau komoditas primer hasil 

pertanian. Sektor ini meliputi pertanian dalam arti luas, yaitu budidaya tanaman, 

peternakan,  perikanan,  dan kehutanan.  Komoditas  primer  yang dihasilkan  oleh 

sektor ini adalah bahan pangan (padi, jagung, kedele,  dan sebagainya), daging, 

2

Page 3: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

ikan, telur, susu, sayur atau hortikultura, serat, dan kayu. The product marketing  

sector  atau pemasaran hasil pertanian melibatkan individu atau perusahaan yang 

menangani dan mengolah komoditas primer hasil budidaya pertanian sampai ke 

konsumen akhir. Branson dan Norvel (1983) mendefinisikan pemasaran sebagai 

proses   memenuhi   kebutuhan   manusia   dengan   menghadirkan   produk   kepada 

mereka dalam bentuk yang cocok serta pada tempat dan waktu yang tepat.

Adanya   perubahan­perubahan   dalam   struktur   produksi   pertanian   dan 

semakin   meningkatnya   kebutuhan   koordinasi   baik   secara   horizontal   maupun 

vertikal   dalam   sektor   agribisnis   dipandang   perlu   untuk   memperluas   definisi 

tradisional di atas. Definisi yang lebih lengkap mengenai agribisnis diberikan oleh 

pencetus awal istilah agribisnis yaitu Davis dan Goldberg (1987) sebagai berikut: 

"Agribusiness is the sum total of all operations involved in the manufacture and 

distribution  of   farm supplies;  production  activities  on   the   farm;  and   storage,  

processing and distribution of commodities and items made from them". Definisi 

inilah   yang   sekarang   sering   digunakan   dalam   literatur   manajemen   agribisnis 

(Sonka dan Hudson 1989). 

Antara definisi yang diajukan oleh Davis dan Goldberg dengan pandangan 

tradisional  mengenai  sektor  agribisnis   terdapat  perbedaan yang sangat  penting. 

Perbedaan   yang   pertama   adalah   definisi   Davis   dan   Goldberg   secara   eksplisit 

memasukkan subsektor produksi pertanian menjadi bagian dari sektor agribisnis. 

Perbedaan  yang kedua,  dalam definisi  Davis  dan  Goldberg  memasukkan  pula 

konsumen sebagai bagian dari sektor agribisnis. Salah satu alasan yang penting 

untuk memasukkan konsumen dalam sektor agribisnis adalah pengakuan tentang 

adanya   permintaan   konsumen   yang   selalu   meningkat   terhadap   produk­produk 

baru dan dampak yang ditimbulkannya pada produksi, pengolahan dan distribusi 

produk.   Oleh   karena   itu,   keberhasilan   usaha   dalam   sektor   agribisnis 

membutuhkan pemahaman tentang kebutuhan, kegunaan dan preferensi konsumen 

baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. 

Peran agribisnis dalam perekonomian

3

Page 4: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

Ditinjau dari struktur perekonomian nasional, sektor pertanian menempati 

posisi  yang   penting   dalam   kontribusinya   terhadap   PDB.   Pada   saat   krisis, 

sumbangan sektor pertanian terhadap PDB mengalami peningkatan paling besar 

dibanding sektor  lainnya.  Dari  segi  penyerapan  tenaga kerja,  pada  tahun 2003 

sektor   pertanian   mampu   menyerap   sekitar   46   persen,   paling   tinggi   di   antara 

sektor­sektor   lain   (Yudhoyono,   2004).   Disisi   lain   kita  perlu   mencermati 

menurunnya kontribusi sektor pertanian  terhadap perekonomian nasional dimana 

mulai tahun 1969­1973 atau Pelita I kontribusi sektor pertanian sebesar 33,69 %) 

sedangkan pada akhir   tahun 2004  tercatat  kontribusi  sektor  pertanian   terhadap 

struktur   perekonomian   nasional   sebesar   15,39%   (Berita   Resmi   Statistik­BPS, 

2004).

Peranan atau sumbangan agribisnis terhadap output nasional di berbagai 

negara diperlihatkan pada Tabel 1. Pada Tabel 1 tersebut terlihat bahwa peranan 

sektor   pertanian   dalam   perekonomian   cenderung   menurun   sejalan   dengan 

peningkatan   pendapatan   per   kapita.   Hal   ini   mencerminkan   suatu   proses 

tranformasi struktural. Pada Tabel 1, India yang pendapatan per kapitanya paling 

rendah dibandingkan dengan negara­negara lain, sektor pertaniannya mempunyai 

sumbangan yang paling tinggi sebesar 27 persen terhadap GDP (Gross Domestic  

Product),   sebaliknya  Amerika  Serikat  yang mempunyai  pendapatan  per  kapita 

paling   tinggi,   sektor   pertaniannya   mempunyai   sumbangan   yang   paling   kecil 

sebesar 1 persen terhadap GDP. 

Tabel 1.  Pangsa agribisnis dalam GDP di beberapa negara

Negara Pangsa dalam GDP(%)

Pangsa Industri dan Jasa dalam Agribisnis

(%)Pertanian Industri dan Jasa 

Pertanian

Agribisnis

Filipina 21 50 71 70India 27 41 68 60Thailand 11 43 54 79Indonesia 20 33 53 63Malaysia 13 36 49 73Korea Selatan 8 36 44 82Chili 9 34 43 79Argentina 11 29 39 73Brasil 8 30 38 79Meksiko 9 27 37 75Amerika Serikat 1 13 14 91

4

Page 5: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

Sumber: Pryor and Holt (2004).

Dari pengalaman negara maju maupun negara berkembang, nilai tambah 

(value added) terbesar dalam sektor agribisnis ternyata berada di bagian hulu dan 

hilir.  Pada tabel 1 terlihat  bahwa sumbangan relatif  industri dan jasa pertanian 

jauh melampaui sumbangan relatif sektor pertanian dalam GDP. Salah satu hal 

yang menarik untuk disimak dalam tabel  1  adalah  besarnya sumbangan relatif 

agribisnis Amerika Serikat dalam perekonomiannya. Walaupun sumbangan relatif 

sektor  pertaniannya  terhadap GDP hanya sebesar  1  persen,  namun sumbangan 

relatif  sektor  agribisnisnya  terhadap GDP adalah 14 kali   lipat  dari  sumbangan 

sektor pertanian. Hal ini berarti bahwa pangsa industri dan jasa pertanian dalam 

agribisnis adalah sangat tinggi, yaitu sebesar 91 persen. Belajar dari pengalaman 

Amerika Serikat ini, negara­negara berkembang seperti Indonesia masih memiliki 

ruang gerak yang luas bagi pengembangan sektor agribisnis. Pada tabel 1 terlihat 

bahwa pangsa   industri  dan   jasa pertanian  dalam agribisnis  di   Indonesia  masih 

sebesar 63 persen, terendah dibandingkan dengan negara­negara contoh lainnya.

Agribisnis   merupakan   suatu   sistem   yang   terdiri   atas   subsistem   hulu, 

usahatani, hilir, dan penunjang. Menurut Saragih dalam Pasaribu (1999), batasan 

agribisnis adalah sistem yang utuh dan saling terkait di antara seluruh kegiatan 

ekonomi   (yaitu   subsistem   agribisnis   hulu,   subsistem   agribisnis   budidaya, 

subsistem   agribisnis   hilir,   susbistem   jasa   penunjang   agribisnis)   yang   terkait 

langsung dengan pertanian. 

Agribisnis diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari unsur­unsur 

kegiatan : (1) pra­panen, (2) panen, (3) pasca­panen dan (4) pemasaran. Sebagai 

sebuah   sistem,   kegiatan   agribisnis   tidak   dapat   dipisahkan   satu   sama   lainnya, 

saling   menyatu   dan   saling   terkait.   Terputusnya   salah   satu   bagian   akan 

menyebabkan   timpangnya   sistem   tersebut.   Sedangkan   kegiatan   agribisnis 

melingkupi sektor pertanian, termasuk perikanan dan kehutanan, serta bagian dari 

sektor industri. Sektor pertanian dan perpaduan antara kedua sektor inilah yang 

5

Page 6: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

akan   menciptakan   pertumbuhan   ekonomi   yang   baik   secara   nasional 

(Sumodiningrat, 2000). 

Perkembangan   agribisnis   di   Indonesia   sebagian   besar   telah   mencakup 

subsistem   hulu,   subsistem   usahatani,   dan   subsistem   penunjang,   sedangkan 

subsistem hilir  masih belum berkembang secara maksimal.   Industri  pupuk dan 

alat­alat pertanian telah berkembang dengan baik sejak Pelita I hingga saat ini. 

Telah banyak diperkenalkan bibit atau varietas unggul dalam berbagai komoditi 

untuk peningkatan produksi hasil pertanian.  Demikian juga telah diperkenalkan 

teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak yang lebih baik untuk 

meningkatkan  produktivitas  pertanian.  Subsistem penunjang yang bersifat   fisik 

dan   fiskal   telah   lama  diperkenalkan  kepada  para  petani.   Jaringan   irigasi   telah 

banyak dibangun yang mampu mengairi jutaan hektar sawah dan lahan pertanian 

lainnya,  untuk meningkatkan produksi pertanian.  Demikian juga fasilitas kredit 

pertanian   telah   lama  diterapkan  untuk   meningkatkan   produksi   dan   pemasaran 

berbagai   komoditi   pertanian.   Meskipun   sudah   banyak   yang   telah   dilakukan 

pemerintah   dalam   upaya   mengembangkan   agribisnis,   tetapi   masih   terdapat 

berbagai   kendala,   terutama   dalam   menjaga   kualitas   produk   yang   memenuhi 

standar pasar internasional serta kontinuitas produksi sesuai dengan permintaan 

pasar   maupun   untuk   mampu   mendukung   suatu   industri   hilir   dari   produksi 

pertanian.  Salah satu  alternatif  untuk menjaga  kontinuitas  dari  kualitas  produk 

adalah dengan mengembangkan kegiatan agribisnis  disesuaikan dengan potensi 

sumber daya alam. 

Agribisnis masih menjanjikan

Krisis ekonomi yang melanda bangsa kita tidak serta merta menjadikan 

sektor agribisnis  menjadi  terpuruk.  Agribisnis masih menjadi sektor primadona 

dan layak untuk dikembangkan. Ketika berbicara agribisnis secara tidak langsung 

kita   akan   berbicara   menganai   kebutuhan   pokoki   manusia.   Diakui   atau   tidak 

agribisnis   dapat   diidentikkan   dengan   kebutuhan   pangan.   Salah   satu   produk 

6

Page 7: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

agribisnis adalah bahan makanan, suatau kebutuhan mendasar bagi manusia. Oleh 

karenanya agribisnis merupakan sektor yang terus senantiasa menjadi kebutuhan 

bagi manusia di seluruh dunia ini.

Indonesia dengan jumlah penduduk hampir 250 juta jiwa merupakan pasar 

yang   sangat   prospektif   bagi   usaha   di   bidang   agribisnis.   Mengandalkan   pasar 

dalam negeri saja, usaha agribisnis sudah mampu memberikan keuntungan yang 

sangat menjanjikan, apalagi jika mampu mengakses pasar luar negeri. 

Posisi  geografis   Indonesia  yang  sangat  strategis  berada  di   tengah   jalur 

perdagangan internasional sangat menguntungkan. Benua Asia merupakan benua 

terpadat  penduduknya di  dunia.  Dua negara  dengan potensi  pasar  yang cukup 

besar   yaitu   China   dan   India   bisa   menjadi   peluang   dalam   pemasaran   produk 

agribisnis yang kita hasilkan. Namun demikian, dibalik peluang tersebut ancaman 

juga senantiasa menghadang. Persaingan dengan negara­negara di Asia terlebih di 

era perdagangan bebas saat ini juga menjadi permasalahan pelik yang perlu untuk 

diperhatikan. Seperti kita ketahui bersama, produk agribisnis impor dengan sangat 

mudah   membanjiri   negara   kita.   Lihat   saja   di   pasar   modern,   pasar   tradisional 

hingga lapak pedagang kaki lima, produk impor semakin merajalela. Kita dengan 

mudah   menjumpai   Apel   Fuji   dibandingkan   Apel   Manalagi.   Bahkan   untuk 

membuat   tempe  dan   tahu,  makanan   tradisional   asli   Indonesia   saja   kedelainya 

berasal dari impor. Pada era perdagangan bebas ini mau tidak mau kita harus siap 

dengan persaingan terbuka dengan negara lain, pun demikian peluang pasar juga 

semakin terbuka lebar,  tak ubahnya seperti  dua sisi mata uang yang tidak bisa 

dipisahkan.

Selain strategis pada sisi pasar, Indonesia juga terletak pada daerah tropis 

dengan potensi sumber daya alam berlimpah. Potesi pertanian cocok tanam masih 

bisa diandalkan disamping potensi laut yang sangat luas dan masih belum tergarap 

dengan  baik.  Sebagian  besar   lahan  kita   termasuk  dalam  lahan  subur  dan  siap 

dikembangkan menjadi  lahan produktif  untuk aneka jenis  tanaman pangan dan 

perkebunan. Hutan kita mampu memberikan hasil berupa kayu­kayu terbaiknya 

untuk mendukung berbagai  jenis   industri.  Pengelolaan sumber daya alam yang 

7

Page 8: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

berlimpah   tentu   saja   harus   dengan   cara   yang   bijaksana   sehingga   mampu 

meminimalisir dampak lingkungan. Potensi kelautan Indonesia juga masih belum 

dimanfaatkan dengan maksimal. Justru angka pencurian ikan di Indonesia masih 

cukup   tinggi,   sehingga   sudah   selayaknya   kita   sendiri   yang   harus 

memanfaatkannya untuk sebesar­besar kesejahteraan rakyat.

Belajar dari pesantren

Pesantren   merupakan   lembaga   keagamaan   yang   sangat   mengakar   di 

masyarakat.   Sebagai   lembaga   yang   telah   mengakar   dan   telah   menjadi   bagian 

sosiokultural   masyarakat,   pesantren   memiliki   peluang   sebagai   salah   satu 

penggerak   ekonomi.   Sebagian   besar   pesantren   berada   di   daerah   pedesaan 

sehingga potensi pertanian menjadi salah satu alternatif kegiatan pemberdayaan 

ekonomi pesantren. Konsep pengembangan pertanian yang dilakukan di pesantren 

sudah   seharusnya   menggunakan   pendekatan   agribisnis.   Sebagai   suatu   sistem, 

agribisnis   akan  memberikan   nilai   tambah  melalui   kegiatan­kegiatan   subsistem 

yang ada di dalamnya.

Madura   memiliki   pondok   pesantren   dengan   jumlah   yang   besar   dan 

tersebar   hingga   pelosok   pedesaan.     Jumlah   yang   cukup   banyak   tersebut 

memberikan   suatu   potensi   yang   sangat   menjanjikan   apabila   dikembangkan 

nantinya.   Pengembangan   agribisnis   pesantren   haruslah   sesuai   dengan 

sosiokultural masyarakat setempat.

Agribisnis  pesantren telah banyak dikembangkan oleh beberapa pondok 

pesantren   modern.   Bahkan,   Departemen   Pertanian   telah   memiliki   program 

pengembangan  agribisnis  pada  kelembagaan  yang  mengakar  pada  masyarakat, 

salah satunya adalah lembaga agama. Lembaga tradisional yang telah lama ada 

dapat  dijadikan  sebagai motor  penggerak dalam upaya pemberdayaan ekonomi 

masyarakat utamanya masyarakat pedesaan.

Pondok   Pesantren   An­Nafi’iyah   berada   di   Desa   Kampak   Kecamatan 

Geger Kabupaten Bangkalan. Jarak dari ibu kota Kabupaten Bangkalan sekitar 22 

8

Page 9: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

kilometer. Pondok pesantren   ini memiliki luas areal lahan 4 hektar yang berada 

pada  ketinggian  200 meter  diatas  permukaan  laut,   suatu   topografi  yang cukup 

tinggi untuk ukuran Pulau Madura. Lokasi yang mendukung tersebut menjadikan 

Pondok   Pesantren   An­Nafi’iyah   memiliki   potensi   yang   besar   untuk 

mengembangkan usaha produktif terutama di bidang agribisnis.

Pondok   pesantren   An­Nafi’iyah   mempunyai   beberapa   bidang   usaha 

agribisnis,   yaitu   peternakan   dan   industri   pengolahan   hasil   pertanian.   Semua 

bidang usaha tersebut diusahakan dalam satu lokasi di areal pondok pesantren. 

Pertimbangan pemilihan  lokasi  lebih diutamakan pada ketersediaan  lahan yang 

tidak   produktif,   sehingga   perlu   diambil   langkah­langkah   untuk   memanfaatkan 

lahan tersebut. Selain itu pemilihan lokasi usaha di dalam areal pondok pesantren 

memberi   keuntungan   berupa   kemudahan   dalam   pengelolaan   serta   membuka 

peluang bagi santri untuk terlibat langsung dalam hal teknis maupun manajemen 

usaha.   Apabila   ditinjau   dari   aspek   biologis,   pemilihan   lokasi   usaha   yang 

berdekatan sangat menguntungkan. Limbah yang dihasilkan oleh masing­masing 

usaha dapat dikelola dan dimanfaatkan sebagai input produksi usaha lainnya. 

Apabila ditinjau lebih jauh, pemilihan lokasi usaha yang relatif berdekatan 

dalam   satu   lokasi   memberikan  manfaat   berupa   pemanfaatan   limbah  produksi. 

Limbah produksi pada satu bidang usaha akan dapat dimanfaatkan sebagai input 

untuk   produksi   usaha   lainnya.   Sebagai   contoh,   limbah   yang   dihasilkan   oleh 

produksi tahu merupakan salah satu input yang sangat penting dalam usaha ternak 

kambing. Ampas tahu memiliki kandungan protein yang tinggi. Pemberian ampas 

tahu merupakan salah satu strategi dalam menghadapi musim kemarau panjang 

yang menyebabkan berkurangnya ketersediaan hijauan pakan ternak. Penggunaan 

ampas   tahu   juga  dapat  mengurangi   biaya  produksi   terutama  untuk  pembelian 

pakan konsentrat. 

9

Peternakan kambingUsaha pembuatan tahuPakan ternak(ampas tahu)

Page 10: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

Gambar 2. Hubungan antar usaha agribisnis di Ponpes An­Nafi’iyah

Lokasi   yang   berdekatan   dengan   pondok   pesantren   memberikan 

kemudahan   bagi   pengelola   pondok   pesantren   untuk   mengelola   usaha   yang 

dikembangkan.  Tujuan  pengembangan  usaha  agribisnis  oleh  pondok  pesantren 

selain   untuk   menambah   pemasukan   finansial   bagi   pengembangan   pondok 

pesantren   juga   sebagai   sarana  pendidikan  dan  pelatihan  bagi   santri   yang  ada. 

Pendidikan yang ditujukan pada santri tidak saja terbatas pada pendidikan agama 

serta  pendidikan formal,  namun juga pada pengembangan jiwa kewirausahaan. 

Pemberian  bekal  keterampilan  dalam bidang  agribisnis  pada  santri  diharapkan 

mampu membentuk santri  yang  tangguh dalam menghadapi  persaingan setelah 

lepas dari pondok pesantren. Terlebih saat ini persaingan kerja yang sangat ketat 

menuntut   alumni   pondok   pesantren   untuk   dapat   mandiri   dan   berwirausaha, 

terutama  dalam  bidang   agribisnis.  Dalam  pelaksanaan  usaha   agribisnis,   pihak 

pondok pesantren melibatkan santri terutama sebagai sarana pelatihan teknis bagi 

santri. Selain itu, bagi santri yang kurang mampu dapat bekerja paruh waktu untuk 

mendapatkan penghasilan berupa beasiswa. 

Persepsi   masyarakat   terhadap   pengembangan   agribisnis   pesantren 

cenderung positif. Masyarakat sekitar pondok menyatakan bahwa usaha produktif 

terutama di bidang agribisnis  yang dikembangkan oleh pondok pesantren tidak 

bertentangan   dengan   nilai   budaya   Islam.   Pondok   pesantren   sebagai   lembaga 

pendidikan  agama yang sebagian  besar  berada  di  daerah  pedesaan   seharusnya 

mampu menjadi penggerak ekonomi pedesaan.

 Usaha produktif yang dikembangkan oleh pondok pesantren memberikan 

keuntungan   bagi   masyarakat   sekitar   pondok   berupa   peningkatan   kualitas 

pendidikan yang diselenggarakan oleh pondok pesantren. Pondok pesantren An­

Nafi’iyah  mempunyai   lembaga  pendidikan  mulai  dari   tingkat  pendidikan  anak 

usia   dini   hingga   tingkat   lanjutan   atas.   Selama   ini   pendidikan   formal   yang 

10

Page 11: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

diselenggarakan   oleh   pondok   pesantren   telah   dirasakan   manfaatnya   oleh 

masyarakat di sekitarnya. Biaya yang relatif terjangkau menjadi salah satu alasan 

utama untuk memilih sekolah bagi anak­anak mereka. Pertimbangan lain adalah 

lokasi   yang   dekat   sehingga   dapat   mengurangi   biaya   transportasi.   Masyarakat 

sekitar   pondok   memahami   bahwa   dengan   adanya   usaha   produktif   yang 

dikembangkan   oleh   pondok   pesantren   akan   mampu   menghasilkan   pendapatan 

bagi  pondok untuk  mengelola  berbagai  kegiatan  yang  dijalankan.  Peningkatan 

kualitas   pendidikan   juga   sangat   dirasakan  oleh  masyarakat   sekitar,  mulai   dari 

penambahan jumlah guru hingga pembangunan berbagai fasilitas pendidikan. 

Keuntungan lain yang diperoleh oleh masyarakat adalah terbukanya akses 

informasi   dan   teknologi   dalam   melaksanakan   usahatani.   Pengelolaan   usaha 

agribisnis yang terbuka menjadikan masyarakat dapat mengakses segala informasi 

tentang  usaha   agribisnis  yang  dikembangkan.  Terlebih  kerjasama  yang  dijalin 

oleh pondok pesantren dan instansi terkait menjadikan pondok pesantren sebagai 

sumber informasi bagi petani dan peternak di sekitar pondok.

Persepsi   positif   juga   diberikan   oleh   pihak   pemerintah   daerah.   Usaha 

produktif   terutama   di   bidang   agribisnis   yang   dikembangkan   oleh   pondok 

pesantren An­Nafi’iyah merupakan salah satu upaya meningkatkan kemandirian 

pondok pesantren. Selain itu, pondok pesantren diharapkan akan mampu menjadi 

sarana diseminasi teknologi bagi petani di daerah pedesaan. 

Hasil   analisis   usahatani   menunjukkan   bahwa   usaha   penggemukan 

kambing   dengan   periode   6   bulan   memberikan   keuntungan   yang   lebih   besar 

ibandingkan dengan usaha pembibitan. B/C rasio usaha penggemukan lebih tinggi 

dibandingkan dengan usaha pembibitan,  masing­masing sebesar 1,53 dan 1,37. 

tingkat pengembalian atas modal (ROI) usaha penggemukan kambing mencapai 

52,70   %   sedangkan   untuk   usaha   pembibitan   sebesar   36,75   %.   Berdasarkan 

indikator­indikator   tersebut   dapat   diperoleh   hasil   bahwa   kedua   model   usaha 

peternakan ini telah layak untuk dikembangkan.

11

Page 12: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

Tabel 2. Analisis kelayakan usaha ternak kambing dalam setiap periode

No Uraian Pembibitan Penggemukan

1 Biaya Tetap­ Sewa lahan ­ Penyusutan kandang­ Penyusutan pejantan­ Penyusutan indukan betina

200.000 100.000150.000

1.050.000

150.000150.000

00

2 Biaya Tidak Tetap­ Pembelian bakalan­ Pakan hijauan­ Pakan konsentrat­ Ampas tahu­ Obat­obatan­ Upah tenaga kerja

03.600.0001.350.000

750.000400.000

4.000.000

10.000.0002.700.0001.350.000

900.000250.000

3.000.0003 Penerimaan

­ Penjualan hasil­ Pupuk kandang

15.000.0001.000.000

27.500.000750.000

4 Biaya Total 11.700.000 18.500.0005 Penerimaan Total 16.000.000 28.250.0006 Keuntungan (NP) 4.300.000 9.750.0007 ROI 36,75 % 52,70 %8 B/C rasio 1,37 1,539 BEP volume produksi 47 34

10 BEP harga penjualan 195.000 370.000Sumber; Data primer diolah.Keterangan : Periode usaha pembibitan selama 8 bulan, sedangkan usaha penggemukan selama 6 

bulan.

Usaha penggemukan kambing memberikan keuntungan yang lebih besar 

dibandingkan dengan usaha pembibitan.  Periode usaha  juga  lebih cepat,  usaha 

pembibitan   membutuhkan   waktu   minimal   8   bulan,   sedangkan   usaha 

penggemukan hanya membutuhkan waktu 6 bulan. Resiko kegagalan lebih besar 

pada usaha pembibitan.  Resiko terbesar adalah tingkat keberhasilan hidup anak 

dari lahir, sapih hingga menjadi bakalan sangat bervariasi dan tergantung dengan 

lingkungan. Selain itu persentase bunting dan jumlah rata­rata anak per kelahiran 

turut  menentukan  keberhasilan  usaha   ini.   Pemilihan   induk   dan   pejantan   yang 

unggul menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan usaha pembibitan.

Pada usaha penggemukan,   resiko kegagalan  usaha  terbesar  adalah  pada 

fluktuasi  harga pasar.  Namun dengan perencanaan yang matang,  musim panen 

12

Page 13: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

dapat tepat dengan musim permintaan kambing yang tinggi. Selain itu, pemasaran 

dapat  dilakukan  langsung ke rumah pemotongan  hewan atau  pedagang daging 

kambing   sehingga   dapat  memangkas   rantai   pemasaran.   Usaha   ini   dapat   lebih 

memberikan keuntungan dengan melakukan penjualan langsung berupa karkas.

Untuk   menekan   biaya,   usaha   penggemukan   memanfaatkan   bibit   hasil 

usaha  pembibitan   sebagai  bakalan.  Langkah   ini  dapat  mengurangi  biaya  yang 

harus dikeluarkan apabila mendatangkan bakalan dari luar. Selain itu seleksi atas 

bakalan   dapat   dilakukan   dengan   lebih   baik.   Usaha   menekan   biaya   produksi 

dilakukan pula dengan menggunakan limbah industri tahu sebagai bahan pakan 

tambahan, sehingga mengurangi penggunaan pakan konsentrat.

Ditinjau  dari   titik   impas  pengembalian  modal   (BEP),  usaha pembibitan 

baru dapat mencapai titik impas apabila harga yang berlaku di pasar mencapai 

Rp.195.000,00  dan  volume produksi  mencapai  47  ekor.  Tingkat  BEP  tersebut 

dapat dikatakan mudah untuk dicapai, harga normal bakalan kambing di pasaran 

berkisar   antara   Rp.200.000,00   hingga   Rp.300.000,00.   Rata­rata   jumlah   anak 

setiap  kelahiran  (liter  size)  mencapai  1,6 hingga 1,8 sehingga untuk mencapai 

jumlah anak sebanyak 47 ekor hanya membutuhkan angka liter size sebesar 1,34 

saja.

Usaha   penggemukan   mencapai   BEP   pada   tingkat   harga   sebesar 

Rp.370.000,00   dan   volume   produksi   mencapai   37   ekor.   Harga   normal   yang 

berlaku  di  pasar  untuk  kambing dewasa  berkisar  antara  Rp.450.000,00 hingga 

Rp.750.000,00.   Tingkat   mortalitas   untuk   kambing   bakalan   hingga   mencapai 

dewasa sangat rendah, sehingga pencapaian dapat dipastikan usaha penggemukan 

kambing dapat melampau BEP.

Usaha   pembuatan   tahu   juga   telah   layak   secara   ekonomi   untuk 

dikembangkan.   Untuk   setiap   proses   produksi,   usaha   ini   mampu   memberikan 

keuntungan sebesar Rp.255.810,00 dengan biaya total yang dikeluarkan sebesar 

Rp.2.230.690,00 atau dengan kata lain  tingkat  pengembalian atas modal  (ROI) 

sebesar 11,47 %. Usaha ini mempunyai B/C rasio sebesar 1,11 sehingga layak 

untuk diusahakan. Selain dari hasil produksi tahu, usaha ini mendapatkan hasil 

13

Page 14: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

sampingan berupa ampas tahu. Ampas tahu merupakan salah satu bahan pakan 

bagi hewan ternak yang mempunyai nilai gizi tinggi. 

Tabel 2. Analisis kelayakan usaha industri tahu dalam setiap proses produksi

No Uraian Jumlah

1 Biaya Tetap­ Sewa lahan ­ Penyusutan bangunan­ Penyusutan peralatan

1.850 4.9656.125

2 Biaya Tidak Tetap­ Pembelian bahan baku utama­ Pembelian bahan baku penunjang­ Biaya listrik­ Bahan bakar­ Upah tenaga kerja

2.000.00058.7505.000

54.000100.000

3 Penerimaan­ Penjualan tahu­ Ampas tahu

2.304.000182.500

4 Biaya Total 2.230.6905 Penerimaan Total 2.486.5006 Keuntungan (NP) 255.8107 ROI 11,47 %8 B/C rasio 1,119 BEP volume produksi 46

10 BEP harga penjualan 46.473Sumber ; Data primer diolah.

Daftar Pustaka

Agricultural Marketing. Mc Graw­Hill Book Company, New York.  Sonka, S.T. and Hudson, M.A., 1989, Why Agribusiness Anyway?. Agribusiness: An International Journal 5, 305­14.

Beierlein,  James G., Kenneth C. Schneeberger,  and Donald D. Osburn.    1986. Principles of Agribusiness Management. Prentice­Hall, New Jersey. 

Biere,   A.W.,   1988.  'Involvement   of   agricultural   economics   in   graduate agribusiness programs: an uncomfortable linkage'. Western Journal of Agricultural Economics 13, 128­133.

14

Page 15: MELIHAT AGRIBISNIS SEBAGAI PELUANG · PDF fileDalam arti sempit, pertanian menunjuk pada ... ubi kayu, dan sebagainya ... teknik­teknik bertani, beternak, berkebun, dan bertambak

Branson,   Robert E. and Douglas G. Norvell. 1983. Introduction to Agricultural Marketing. Mc Graw­Hill Book Company, New York.

Davis, J.H. and Goldberg, R., 1987, A Concept of Agribusiness. Graduate School of Business Administration. Harvard University. Cambridge.

Downey, W. David and Steven P. Erickson. 1987.   Agribusiness Management, Second Edition. Mc Graw Hill Book Company, New York. 

Pasaribu,  M.,   1999.  Kebijakan  dan  Dukungan  PSD­PU  dalam  Pengembangan Agropolitan. Makalah pada Seminar Sehari Pengembangan Agropolitan dan Agribisnis serta Dukungan Prasarana dan Sarana. Jakarta, 3 Agustus 1999.

Soekartawi. 1993. Analisis Usahatani. Rajawali Press. Jakarta

Sumodiningrat, Gunawan, 2000. Pembangunan Ekonomi Melalui Pengembangan Pertanian. PT.Bina Rena Pariwisata. Jakarta.

Yudhoyono, S.B.  2004. Pembangunan Pertanian dan Perdesaan sebagai  Upaya Mengatasi  Kemiskinan  dan  Pengangguran:  Analisis    Ekonomi­Politik Kebijakan   Fiskal.     Ringkasan   Disertasi.   Sekolah   Pasca   Sarjana­IPB. Bogor. 

Daftar Rujukan

Widodo,   Slamet.   2007.   Pengembangan   Potensi   Agribisnis   Dalam   Upaya Pemberdayaan   Ekonomi   Pondok   Pesantren;   Kajian   Ekonomi   dan Sosiokultural.   Laporan   Penelitian   Dosen   Muda.   LPPM   Universitas Trunojoyo. Bangkalan. 

15