mekban.pendahuluan,statismomen,titikberat,&momeninersia
TRANSCRIPT
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURYAKANCANA
Pendahuluan,
Statis Momen,
Titik Berat, &
Momen Inersia
Bahan Kuliah 1, 2, 3
Mekanika Bahan
Ir. Elisabeth Yuniarti, MT
Mekanika bahan adalah cabang m
mengalami berbagai pembebanan.
Mekanika bahan mempermasalahkan bagaimana gaya
lentur, puntir, atau pada saat benda hancur. Dalam menganalisis masalah, dari sudu
statika struktur dianggap badan kaku yang ideal yang tidak berdeformasi maupun
gagal/hancur. Pada kenyataannya, struktur dapat berdeformasi atau gagal bergantung pada
material pembentuknya dan beban yang diterima struktur. Guna menganalisa baga
perilaku material sesungguhnya ketika struktur yang bersangkutan menerima beban, perlu
diperkenalkan konsep tegangan dan regangan. Dalam rangka menganalisa struktur dari sudut
pandang ini, perlu lebih dahulu dipahami statika untuk menyelesaikan semu
eksternal yang bekerja pada sebuah badan.
Kuliah mekanika bahan dalam hal ini akan memberikan gambaran atas berbagai pemahaman
dasar beberapa fokus bahasan sebagaimana digambarkan pada diagram berikut.
GGaammbbaarr 11..
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
Mekanika bahan adalah cabang mekanika terapan yang membahas perilaku benda padat yang
mengalami berbagai pembebanan.
Mekanika bahan mempermasalahkan bagaimana gaya-gaya bekerja pada sebuah benda akibat
lentur, puntir, atau pada saat benda hancur. Dalam menganalisis masalah, dari sudu
statika struktur dianggap badan kaku yang ideal yang tidak berdeformasi maupun
gagal/hancur. Pada kenyataannya, struktur dapat berdeformasi atau gagal bergantung pada
material pembentuknya dan beban yang diterima struktur. Guna menganalisa baga
perilaku material sesungguhnya ketika struktur yang bersangkutan menerima beban, perlu
diperkenalkan konsep tegangan dan regangan. Dalam rangka menganalisa struktur dari sudut
pandang ini, perlu lebih dahulu dipahami statika untuk menyelesaikan semua gaya internal dan
eksternal yang bekerja pada sebuah badan.
Kuliah mekanika bahan dalam hal ini akan memberikan gambaran atas berbagai pemahaman
dasar beberapa fokus bahasan sebagaimana digambarkan pada diagram berikut.
PPeettaa PPiikkiirraann FFookkuuss KKuulliiaahh MMeekkaanniikkaa BBaahhaann
1
ekanika terapan yang membahas perilaku benda padat yang
gaya bekerja pada sebuah benda akibat
lentur, puntir, atau pada saat benda hancur. Dalam menganalisis masalah, dari sudut pandang
statika struktur dianggap badan kaku yang ideal yang tidak berdeformasi maupun
gagal/hancur. Pada kenyataannya, struktur dapat berdeformasi atau gagal bergantung pada
material pembentuknya dan beban yang diterima struktur. Guna menganalisa bagaimana
perilaku material sesungguhnya ketika struktur yang bersangkutan menerima beban, perlu
diperkenalkan konsep tegangan dan regangan. Dalam rangka menganalisa struktur dari sudut
a gaya internal dan
Kuliah mekanika bahan dalam hal ini akan memberikan gambaran atas berbagai pemahaman
dasar beberapa fokus bahasan sebagaimana digambarkan pada diagram berikut.
2
SSTTAATTIISS MMOOMMEENN && TTIITTIIKK BBEERRAATT
Besaran atau properti yang pertama kali dibahas adalah titik berat penampang dan inersia
penampang.
Berkaitan dengan berat sebuah badan dapat dipahami bahwa bumi mengeluarkan gaya
gravitasi pada setiap partikel pembentuk sebuah benda. Gaya-gaya ini dapat digantikan oleh
sebuah gaya ekivalen yang sama dengan berat benda dan diaplikasikan pada pusat gravitasi
(center of gravity) dari benda.
Sentroid/titik berat dari sebuah luasan adalah analogi dari pusat gravitasi sebuah benda.
Konsep momen pertama (statis momen) atas masa sebuah luasan digunakan untuk mencari
lokasi sentroid ini.
Untuk menjelaskan pusat grafitasi sebuah pelat dapat digambarkan sebuah pelat tanpa tebal
yang memiliki masa merata pada seluruh penampang pelat seperti ditunjukkan pada gambar
berikut.
Atau, sebuah kawat/kabel yang memiliki masa merata sepanjang kawat/kabel tersebut
sebagaimana dipresentasikan pada gambar berikut.
Dari gambar-gambar di atas, dapat dibayangkan bahwa seluruh berat badan dapat di wakili
oleh sebuah gaya W pada pusat gravitasi badan yang bersangkutan.
Jumlah momen pertama dari masa
dapat diekspresikan sebagai berikut :
Dalam perspektif dua dimensi, momen pertama dari masa
digambarkan sebagai :
a. luasan
dengan :
b. garis
(
Ay
Ax
Atx
Wx
γ
pertama dari masa badan terhadap sebuah sumbu sembarang yang ditetapkan
dapat diekspresikan sebagai berikut :
∫∑∑∫∑∑
=
∆=
=
∆=
dWy
WyWyM
dWx
WxWxM
y
y
, momen pertama dari masa penampang badan di atas da
) ( )
x
QdAyA
y
QdAxA
dAtxAt
dWxW
x
y
sumbu adapmomen terh statis
sumbu adapmomen terh statis
=
==
=
==
=
=
∫
∫∫∫
γ
3
badan terhadap sebuah sumbu sembarang yang ditetapkan
badan di atas dapat
Formulasi di atas dapat kemudian disebut sebagai momen pertama dari masa badan terhadap
suatu sumbu yang ditinjau yang juga dikenal
ditinjau.
Keadaan khusus penampang
Sebuah area dikatakan simetris terhadap sumbu BB’ jika untuk setiap
titik P terdapat sebuah titik P’ sedemikian hingga PP’ tegaklurus
terhadap BB’ dan terbagi dua bagian yan
simetris terhadap sumbu BB’ jika untuk setiap titik P terdapat sebuah
titik P’ sedemikian hingga PP’ tegaklurus terhadap BB’ dan terbagi dua
bagian yang sama oleh BB.
Demikian halnya dengan penampang berbentuk jajaran genjang yang
simetris terhadap sumbu y, di mana pada jarak yang sama dari garis y =
0 dapat ditinjau luasan kecil yang sama sebesar dA
Statis momen sebuah luasan terhadap sebuah garis simetri adalah nol
yaitu jumlah dari (+x.dA) dan (−xdA).
Jadi, jika sebuah luasan memiliki 2 buah garis simetri, sentroidnya
berada pada sumbu tersebut
Dan, jika sebuah luasan memiliki 2 garis simetri, sentroid berada pada
potongan keduanya.
Sebaliknya jika untuk setiap elemen dA pada (xy) terdapat
area dA’ yang sama pada (-x, -y)
maka sentroid dari luasan mempunyai pusat yang sama dengan
pusat simetri.
t kemudian disebut sebagai momen pertama dari masa badan terhadap
suatu sumbu yang ditinjau yang juga dikenal statis momen badan terhadap suatu sumbu yang
Sebuah area dikatakan simetris terhadap sumbu BB’ jika untuk setiap
titik P terdapat sebuah titik P’ sedemikian hingga PP’ tegaklurus
terhadap BB’ dan terbagi dua bagian yangsama oleh BBSebuah area
simetris terhadap sumbu BB’ jika untuk setiap titik P terdapat sebuah
titik P’ sedemikian hingga PP’ tegaklurus terhadap BB’ dan terbagi dua
bagian yang sama oleh BB.
Demikian halnya dengan penampang berbentuk jajaran genjang yang
simetris terhadap sumbu y, di mana pada jarak yang sama dari garis y =
0 dapat ditinjau luasan kecil yang sama sebesar dA
Statis momen sebuah luasan terhadap sebuah garis simetri adalah nol
xdA).
ika sebuah luasan memiliki 2 buah garis simetri, sentroidnya
berada pada sumbu tersebut.
Dan, jika sebuah luasan memiliki 2 garis simetri, sentroid berada pada
potongan keduanya.
untuk setiap elemen dA pada (xy) terdapat sebuah
y) atau luasan ini disebut antimetri,
maka sentroid dari luasan mempunyai pusat yang sama dengan
( ) ( )
∫∫∫∫
=
=
=
=
dLyLy
dLxLx
dLaxLax
dWxWx
γγ
4
t kemudian disebut sebagai momen pertama dari masa badan terhadap
statis momen badan terhadap suatu sumbu yang
Sebuah area dikatakan simetris terhadap sumbu BB’ jika untuk setiap
titik P terdapat sebuah titik P’ sedemikian hingga PP’ tegaklurus
gsama oleh BBSebuah area
simetris terhadap sumbu BB’ jika untuk setiap titik P terdapat sebuah
titik P’ sedemikian hingga PP’ tegaklurus terhadap BB’ dan terbagi dua
Demikian halnya dengan penampang berbentuk jajaran genjang yang
simetris terhadap sumbu y, di mana pada jarak yang sama dari garis y =
Statis momen sebuah luasan terhadap sebuah garis simetri adalah nol
ika sebuah luasan memiliki 2 buah garis simetri, sentroidnya
Dan, jika sebuah luasan memiliki 2 garis simetri, sentroid berada pada
Sentroid atau titik berat penampang dapat dicari melalui pemahaman atas statis momen. Jika
kita bebani sebuah bidang F dengan suatu beban merata q = 1, kemudian kita bagi bidang F atas
sembarang jumlah bidang kecil fi
Titik berat S diketahui sebagai titik tangkap resultan gaya f
Atas dasar ketentuan bahwa momen resultante M
gaya-gaya P1, P2, … Pn yang bekerja, maka dapat ditentukan :
xs . ∑fi
Titik berat S diketahui sebagai titik tangkap resultan gaya f
Dengan menggunakan dua rumus ini kita bisa menentukan jarak titik berat y
berikut :
ys = (∑y
Untuk bagian luasan yang sangat kecil (infinitesimal) maka berlaku hubungan berikut :
Luas penampang :
Statis Momen penampang :
a. terhadap sumbu x :
b. Terhadap sumbu y :
Maka letak titik berat (sentroid) penampang adalah :
=A
Sentroid atau titik berat penampang dapat dicari melalui pemahaman atas statis momen. Jika
buah bidang F dengan suatu beban merata q = 1, kemudian kita bagi bidang F atas
i , maka fi merupakan suatu gaya resultan akibat beban merata.
Titik berat S diketahui sebagai titik tangkap resultan gaya fi dalam arah horizont
Atas dasar ketentuan bahwa momen resultante MR sama dengan jumlah momen gaya M
yang bekerja, maka dapat ditentukan :
= ∑xi. fi dan ys . ∑fi = ∑yi. fi
gai titik tangkap resultan gaya fi dalam arah horizontal dan vertikal.
Dengan menggunakan dua rumus ini kita bisa menentukan jarak titik berat ys
∑yi. fi )/∑fi dan xs = (∑xi. fi )/∑fi
ng sangat kecil (infinitesimal) maka berlaku hubungan berikut :
Maka letak titik berat (sentroid) penampang adalah : dan
∫A
dA
∫=A
x dAyS .
∫=A
y dAxS .
∫
∫==
A
Ay
odA
dAx
A
sx
.
5
Sentroid atau titik berat penampang dapat dicari melalui pemahaman atas statis momen. Jika
buah bidang F dengan suatu beban merata q = 1, kemudian kita bagi bidang F atas
merupakan suatu gaya resultan akibat beban merata.
dalam arah horizontal dan vertikal.
sama dengan jumlah momen gaya MP dari
dalam arah horizontal dan vertikal.
s dan xs , seperti
ng sangat kecil (infinitesimal) maka berlaku hubungan berikut :
∫
∫==
A
Axo
dA
dAy
A
sy
.
Analisis letak titik berat penampang
a. Cara I : penampang berada dalam sistem sumbu XOY
b. Cara II : penampang berada dalam sistem sumbu koordinat kutub/polar
Contoh Soal 1
Tentukan statis momen seperempat lingkaran dengan
a. Cara I, bidang dalam sistem sumbu XOY
tak titik berat penampang dapat dilakukan dengan dua cara berikut :
Cara I : penampang berada dalam sistem sumbu XOY
Cara II : penampang berada dalam sistem sumbu koordinat kutub/polar
seperempat lingkaran dengan jari-jari R berikut
Cara I, bidang dalam sistem sumbu XOY
Persamaan lingkaran :
Luas Lingkaran :
1 ff =
2 ff =
( ) dxR
xRdxxRdxyA
RRR
.1..
0
2
0
22
0
∫∫∫
−=−==
6
( )11,θrf
( )22 ,θrf
Hubungan ordinat x dan sudut α :
Sehingga Luas adalah :
2
2
2
2
0
4
4
RA
RA
RA
RA
π
π
=
=
=
= ∫
Statis momen adalah :
(
(
{cos3
cos
sin.
.
3
2
0
3
2
0
0
RS
RS
RS
dxyxS
y
y
y
R
y
−=
=
=
=
∫
∫
∫
π
π
Karena penampang tersebut simetri terhadap garis l : y = x; maka :
sin
x
x
dx
Hubungan ordinat x dan sudut α :
( )
[ ]
( ) ( ) ( )
( ) ( ){ } 2
2
0
2
0
2
2
0
22
0
2
0
222
4
10.20sin2.2sin
22sin4
2.12cos
2
)2(.12cos
2.
2
12cos
.cos..cos..sin1.
R
Rd
dRd
dRdRR
πππ
αααα
ααα
α
ααααα
ππ
ππ
π
=+−+
+=+
+=
+
=−
∫
∫∫
∫
)
) ( )( )
( )
( ){ } ( )3
103
)0(cos2cos
cos3
)cos.(cos
.cos.sin.cos..cos..sin
1..
3333
33
2
0
23
0 0
2
22
RR
Rd
dRdRR
dxR
xxRdxxRxdx
R
R R
=−−=−
=−
=
−=−=
∫
∫ ∫
π
ααα
ααααααα
penampang tersebut simetri terhadap garis l : y = x; maka :
3
3RSS xy ==
2/1sin
000sin0
.cos
sin.sin
παα
αα
αα
αα
=→==→=
=→==→=
=
=→=
RRR
R
dRdx
RxR
x
7
b. Cara II , bidang dalam sistem sumbu polar
Contoh Soal 2
TTeennttuukkaann ssttaattiiss mmoommeenn sseeggiittiiggaa
JJaawwaabb ::
SSttaattiiss mmoommeenn tteerrhhaaddaapp ssuummbbuu ––
, bidang dalam sistem sumbu polar
Luas
2π
π
πθθ R.r.r.drA412
0
R
0
2
21
2
0
R
0
=== ∫∫
Statis Momen
( )
( ) ( )3
31
yx
3
313
31
x
R
0
0
3
R
0
31
2
0
2x
RSS
Rcos02
cos.0RS
cosr.dsin.dr.rS
==
=+−−=
−== ∫∫ ∫π
θπ
π
θθ
AAOOBB,, jjiikkaa ddiikkeettaahhuuii ssiissii OOAA == bb ddaann OOBB == hh
PPeerrssaammaaaann ggaarriiss AABB::
( )xbb
hy −=
LLuuaass sseeggiittiiggaa AAOOBB ::
hbA .21=
SSttaattiiss mmoommeenn tteerrhhaaddaapp ssuummbbuu ––xx ::
( ) ( )
( ) (
( ) bhbbbb
hS
xbb
hdxxbxb
b
hS
dxxbb
hdxxb
b
hS
x
b
x
bb
x
2
613
3133
2
2
21
2
2
2
21
0
22
2
2
21
0
2
2
2
21
2
0
21
.2
..
=+−=
−=+−=
−=
−=
∫
∫∫
––yy ::
8
20
π
)xbx
dx
b
0
3
21+−
( )
( )
( )2
61
3
313
21
0
3
312
21
0 0
..)..(
hbS
bbb
hS
xbxb
hS
dxxxbb
hxdxyS
x
x
b
x
b b
y
=
−=
−=
−== ∫ ∫
Contoh Soal 3
Contoh Soal 4
UU
mm
SS
−−
−−
−−
TTeennttuukkaann lleettaakk ttiittiikk bbeerraat
ppeennaammppaanngg kkppmmppoossiitt sseep
ppaaddaa ggaammbbaarr ddii ssaammppiinngg.
( )F
fxfx
F
fxxs
211 ... +==∑
( )F
fyfy
F
fyys
211 ... +==∑
UUnnttuukk sseebbuuaahh bbiiddaanngg yyaanngg ddiittuunnjjuukkkkaann ddii aattaass,, t
mmoommeenn tteerrhhaaddaapp ssuummbbuu xx ddaann yy ddaann llookkaassii cceenntt
SSOOLLUUSSII::
−− BBaaggii aarreeaa mmeennjjaaddii sseeggiittiiggaa,, sseeggiieemmppaatt,, ddaann ss
lliinnggkkaarraann ddeennggaann sseebbuuaahh lluubbaanngg lliinnggkkaarraann..
−− HHiittuunngg ssttaattiiss mmoommeenn ddaarrii sseettiiaapp aarreeaa tteerrhhaadd
ssuummbbuunnyyaa..
−− CCaarrii lluuaass ttoottaall ddaann ssttaattiiss mmoommeenn ddaarrii sseeggiittiigg
9
att ddaarrii
eppeerrttii tteerrlliihhaatt
g..
fxf 332 .+
F
fyf 332 .+
tteennttuukkaann ssttaattiiss
ttrrooiiddnnyyaa..
sseetteennggaahh
ddaapp ssuummbbuu--
ggaa,, sseeggiieemmppaatt,,
ddaann sseetteennggaahh lliinnggkkaarraann.. KKuu
bbeerrlluubbaanngg..
−− HHiittuunngg kkoooorrddiinnaatt ddaarrii cceennttrr
−− CCaarrii lluuaass ttoottaall ddaann ssttaattiiss mmoo
ddeennggaann lluuaass ddaann ssttaattiiss mmoomm
−− HHiittuunngg kkoooorrddiinnaatt ddaarrii cceennttrr
uurraannggii ddeennggaann lluuaass ddaann ssttaattiiss mmoommeenn lliinnggkkaarraanngg
rrooiidd lluuaassaann ddeennggaann mmeemmbbaaggii ssttaattiiss mmoommeenn ddeenn
oommeenn ddaarrii sseeggiittiiggaa,, sseeggiieemmppaatt,, sseetteennggaahh lliinnggkkaarr
mmeenn ppoottoonnggaann lliinnggkkaarraann
3
3
mm
mm
3
3
107.757
102.506
×+=
×+=
y
x
Q
Q
rrooiidd lluuaassaann ddeennggaann mmeemmbbaaggii ssttaattiiss mmoommeenn ddeenn
2
3
mm13.828
mm3
3
10
107.757
×
×+==
∑∑
A
AxX
mm 8.54=X
2
3
mm13.828
mm3
3
10
102.506
×
×+==
∑∑
A
AyY
mm 6.36=Y
10
ggaann yyaanngg
nnggaann lluuaass ttoottaall
rraann.. KKuurraannggii
nnggaann lluuaass ttoottaall
Menentukan centroid dengan Integrasi
Double integrasi untuk mencari stastis momen dapat dihindari denga mendefinisikan dA setipis
persegi empat atau pita.
Ay
Ax
=
=
=
=
Ay
Ax
=
=
=
=
=
=
=
=
∫
∫
∫
∫
r
yAy
r
xAx
el
el
3
2
3
2
Menentukan centroid dengan Integrasi
Double integrasi untuk mencari stastis momen dapat dihindari denga mendefinisikan dA setipis
∫∫∫∫∫∫∫∫
===
===
dAydydxydAyAy
dAxdydxxdAxAx
el
el
( )
( )ydxy
dAy
ydxx
dAx
el
el
∫
∫∫∫
=
=
=
=
2
( )[ ]
( )[ ]dxxay
dAy
dxxaxa
dAx
el
el
−=
=
−+
=
=
∫∫
∫
∫
2
θθ
θθ
drr
dA
drr
dA
el
el
2
2
2
1sin
3
2
1cos
3
11
Double integrasi untuk mencari stastis momen dapat dihindari denga mendefinisikan dA setipis
Contoh Soal 5
• Menggunakan pita horizontal maupun vertikal, lal
statis momen (first moments
• Tentukan koordinat centroids
Analisis perhitungan
• konstanta k.
1
21
2
2
2
2
2
yb
axorx
a
by
a
bkakb
xky
==
=⇒=
=
• total luas penampang
3
2
0
2
2
ab
a
bdxx
a
bdxy
dAA
a
=
===
=
∫∫
∫
• integrasi tunggal untuk mencari statis momen (
vertikal
Tentukan dengan integrasi tunggal locasi
penampang yang dibatasi oleh garis y = 0 (sumbu
x), garis x = a, dan kurva y= kx2
SOLUSi:
• Tentukan konstanta k.
• Hitung total luas penampang
Menggunakan pita horizontal maupun vertikal, lalukan integrasi tunggal untuk mencari
first moments).
Tentukan koordinat centroids
2
30
3
2
xba
integrasi tunggal untuk mencari statis momen (first moments) menggunakan pita
12
Tentukan dengan integrasi tunggal locasi
penampang yang dibatasi oleh garis y = 0 (sumbu
Hitung total luas penampang
ukan integrasi tunggal untuk mencari
) menggunakan pita
• integrasi tunggal untuk mencari statis momen (first moments
Horizontal
• Tentukan koordinat centroid
43
2baabx
QAx y
=
=
ax4
3=
103
2ababy
QAy x
=
=
by10
3=
1052
2
1
2
44
2
0
5
4
2
0
2
2
2
2
0
4
2
0
2
2
abx
a
b
xa
bdxy
ydAyQ
bax
a
b
dxxa
bxdxxydAxQ
a
a
elx
a
a
ely
=
=
===
=
=
===
∫∫∫
∫∫∫
integrasi tunggal untuk mencari statis momen (first moments) menggunakan pita
( )
( )
10
42
1
22
2
0
23
21
2
0
22
0
2
abdyy
b
aay
baydyxaydAyQ
badyy
b
aa
adyxa
xadAxQ
b
elx
b
b
ely
=
−=
−=−==
=
−=
−=−
+==
∫
∫∫∫
∫
∫∫∫
Tentukan koordinat centroid
13
2
dx
menggunakan pita
2
21
21
2
dyyb
a
dyx
−
Contoh Soal 6
SOLUSI :
Contoh Soal 7
dL
Karena x = y2, maka dx/dy = 2y. Karenanya, dengan menyatakan dL dalam y dan dy, kita peroleh
:
Sentroida terletak pada xi = x, yi = y
Pengintegrasian :
x
xx
479,1
746,0=
=∫∫
Tentukan sentroida tongkat yang melengkung ke
dalam bentuk busur parabolik, seperti ditu
dalam gambar!
SOLUSI :
Elemen diferensial ditunjukkan dalam gambar di
atas. Dia ditempatkan pada kurva di titik
sembarang (x,y).
Panjang diferensial elemen dL dapat dinyatakan
dalam diferensial-diferensial dx dan dy dengan
menggunakan teorema Phytagoras.
dydydxdLdydx )1)(()()( 222 +=+=
, maka dx/dy = 2y. Karenanya, dengan menyatakan dL dalam y dan dy, kita peroleh
dyydL )1)4(( 2 +=
Sentroida terletak pada xi = x, yi = y
m
dyy
dyyy
dyy
dyyx
dL
dLxi
504,0479
746
14
14
14
14
1
0
2
1
0
22
1
0
2
1
0
2
=
+
+=
+
+=
∫∫
∫∫
∫
my
dyy
dyyy
dL
dLyy
i
573,0479,1
848,0
14
14
1
0
2
1
0
2
==
+
+==
∫∫
∫∫
15
Tentukan sentroida tongkat yang melengkung ke
dalam bentuk busur parabolik, seperti ditunjukkan
iferensial ditunjukkan dalam gambar di
atas. Dia ditempatkan pada kurva di titik
Panjang diferensial elemen dL dapat dinyatakan
diferensial dx dan dy dengan
agoras.
, maka dx/dy = 2y. Karenanya, dengan menyatakan dL dalam y dan dy, kita peroleh
Contoh Soal 8
y di atas sumbu x.
Luas dan lengan momen. Luas elemennya dA = x’dy = (b/h)(h
Sentroida terletak pada yi = y dari sumbu x.
Pengintegrasian.
3
)(
)(
21
2
61
0
0
h
bh
bhy
dyyhh
b
dyyhh
by
dA
dAyy
h
h
i
==
−
−==
∫
∫∫∫
Properti geometris dan elemen area
Tentukan jarak y ke sentroida luasan segitiga yang
ditunjukkan dalam gambar
SOLUSI :
Elemen differensial. Perhatikan elemen persegi empat
yang mempunyai ketebalan dy dan panjang variabel x’.
Dengan segitiga serupa, b/h=x’(h-y) atau x’= (b
Elemen memotong sisi-sisi segitiga pada suatu ketinggian
Luas dan lengan momen. Luas elemennya dA = x’dy = (b/h)(h-y)dy.
Sentroida terletak pada yi = y dari sumbu x.
dy
dy
ris dan elemen area
16
Tentukan jarak y ke sentroida luasan segitiga yang
Elemen differensial. Perhatikan elemen persegi empat
yang mempunyai ketebalan dy dan panjang variabel x’.
y) atau x’= (b/h)(h-y).
sisi segitiga pada suatu ketinggian
17
Centroid dari Bentuk Bidang Umum
Centroid dari Bentuk Bidang Umum
18
Momen inersia atau juga disebut debagai momen kedua (
penampang dapat digunakan untuk memprediksi ke
defleksi. Defleksi balok akibat beban bergantung tidak saja pada beban, tetapi juga pada
geometri dari penampang melintang balok. Hal inilah yang menyebabkan balok dengan momen
inersia yang lebih tinggi, seperti balok
cara yang sama, momen inersia polar
kemampuannya menahan torsi (momen puntir).
Momen inersia didefinisikan sebagai
Yang dimaksud dengan MOMEN INERSIA (momen
suatu sumbu adalah hasil perkalian antara luas penampang tersebut dengan kuadrat jarak
tegak lurus antara titik berat penampang terhadap sumbu yang bersangkutan.
Ix adalah momen inersia bidang A terhadap sumbu x
Iy adalah momen inersia bidang A terhadap sumbu y
MOMEN INERSIA POLAR
MMOOMMEENN IINNEERRSSIIAA
Momen inersia atau juga disebut debagai momen kedua (second moment) dari s
dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan balok menah
Defleksi balok akibat beban bergantung tidak saja pada beban, tetapi juga pada
geometri dari penampang melintang balok. Hal inilah yang menyebabkan balok dengan momen
inersia yang lebih tinggi, seperti balok-I, seringkali terlihat pada konstruksi bangunan. Dengan
yang sama, momen inersia polar merupakan suatu sifat yang dimiliki benda untuk menilai
kemampuannya menahan torsi (momen puntir).
Momen inersia didefinisikan sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan MOMEN INERSIA (momen lembam) dari suatu penampang terhadap
suatu sumbu adalah hasil perkalian antara luas penampang tersebut dengan kuadrat jarak
tegak lurus antara titik berat penampang terhadap sumbu yang bersangkutan.
adalah momen inersia bidang A terhadap sumbu x
adalah momen inersia bidang A terhadap sumbu y
∫ ∫
∫ ∫
==
==
=
=
A A
yy
A A
xx
y
x
dAxdII
dAydII
dAxdI
dAydI
.
.
.
.
2
2
2
2
19
) dari sebuah area
mampuan balok menahan lentur dan
Defleksi balok akibat beban bergantung tidak saja pada beban, tetapi juga pada
geometri dari penampang melintang balok. Hal inilah yang menyebabkan balok dengan momen
ada konstruksi bangunan. Dengan
suatu sifat yang dimiliki benda untuk menilai
lembam) dari suatu penampang terhadap
suatu sumbu adalah hasil perkalian antara luas penampang tersebut dengan kuadrat jarak
Momen inersia polar adalah sebuah besaran yang digunakan untuk memprediksi kemampuan
objek untuk menahan torsi, pada objek atau bagian objek dengan penampang melintang
lingkaran yang tak berubah (invariant
signifikan. Momen inersia polar digunakan untuk menghitung perpindahan sudut sebuah objek
yang dibebani torsi. Momen inersia polar ini serupa dengan momen inersia, yang menun
perilaku sebuah objek untuk menahan lentur dan dibutuhkan untuk menghitung perpindahan.
Makin besar momen inersia polar,
Momen inersia polar tidak boleh dipertukarkan dengan momen inersia, di ma
akselerasi putaran sudut akibar torsi.
Momen inersia polar penampang didefinisikan sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan MOMEN INERSIA POLAR dari suatu penampang terhadap suatu titik (=
O) adalah hasil perkalian antara luas penampang tersebut
yang bersangkutan dengan titik berat penampang
Ip = momen inersia polar
MOMEN INERSIA PRODUK
Momen inersia produk sebuah luasan sangat penting untuk menentukan tegangan lentur pada
penampang melintang asimetris. Tidak seperti
positif atau negatif. Sebuah sistem koordinat, di mana momen inersia produk bernilai nol,
terarah pada sebuah set sumbu utama, dan momen inersia yang dihitung terhadap sumbu
ah sebuah besaran yang digunakan untuk memprediksi kemampuan
objek untuk menahan torsi, pada objek atau bagian objek dengan penampang melintang
invariant) dan tidak ada distorsi atau deformasi di luar bidang yang
signifikan. Momen inersia polar digunakan untuk menghitung perpindahan sudut sebuah objek
yang dibebani torsi. Momen inersia polar ini serupa dengan momen inersia, yang menun
perilaku sebuah objek untuk menahan lentur dan dibutuhkan untuk menghitung perpindahan.
ia polar, puntiran balok makin kecil jika diberi beban torsi.
polar tidak boleh dipertukarkan dengan momen inersia, di ma
akselerasi putaran sudut akibar torsi.
Momen inersia polar penampang didefinisikan sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan MOMEN INERSIA POLAR dari suatu penampang terhadap suatu titik (=
O) adalah hasil perkalian antara luas penampang tersebut dengan kuadrat jarak antara titik
dengan titik berat penampang tersebut.
Momen inersia produk sebuah luasan sangat penting untuk menentukan tegangan lentur pada
ris. Tidak seperti momen kedua/momen inersia mungkin bernilai
positif atau negatif. Sebuah sistem koordinat, di mana momen inersia produk bernilai nol,
terarah pada sebuah set sumbu utama, dan momen inersia yang dihitung terhadap sumbu
20
ah sebuah besaran yang digunakan untuk memprediksi kemampuan
objek untuk menahan torsi, pada objek atau bagian objek dengan penampang melintang
) dan tidak ada distorsi atau deformasi di luar bidang yang
signifikan. Momen inersia polar digunakan untuk menghitung perpindahan sudut sebuah objek
yang dibebani torsi. Momen inersia polar ini serupa dengan momen inersia, yang menunjukkan
perilaku sebuah objek untuk menahan lentur dan dibutuhkan untuk menghitung perpindahan.
puntiran balok makin kecil jika diberi beban torsi.
polar tidak boleh dipertukarkan dengan momen inersia, di mana karakter
Yang dimaksud dengan MOMEN INERSIA POLAR dari suatu penampang terhadap suatu titik (=
dengan kuadrat jarak antara titik
Momen inersia produk sebuah luasan sangat penting untuk menentukan tegangan lentur pada
momen kedua/momen inersia mungkin bernilai
positif atau negatif. Sebuah sistem koordinat, di mana momen inersia produk bernilai nol,
terarah pada sebuah set sumbu utama, dan momen inersia yang dihitung terhadap sumbu
utama akan mengasumsikan maksima dan minima
pada titik berat penampang melintang dan kedua sumbunya merupakan sumbu simetri
selalu merupakan sumbu utama.
Yang dimaksud dengan MOMEN INERSIA Produk (momen sentrifugal) dari suat
terhadap dua buah sumbu adalah hasil perkalian antara luas penampang tersebut dengan jarak
tegak lurus antara titik berat penampang tersebut dengan salah satu sumbu dan jarak tegak
lurus antara titik berat penampang tersebut terhadap sumbu yang
Ixy = momen inersia produk bidang A
PENAMPANG SIMETRI dan ASIMETRI
Penampang Simetri Satu Arah
Sumbu simetri merupakan salah satu sumbu utamanya, sedang sumbu utama yang lain adalah
tegak lurus dengan sumbu utama simetri dan melalui titik
sikan maksima dan minima-nya. Sistem koordinat dengan titik asalnya
pada titik berat penampang melintang dan kedua sumbunya merupakan sumbu simetri
selalu merupakan sumbu utama.
Yang dimaksud dengan MOMEN INERSIA Produk (momen sentrifugal) dari suat
terhadap dua buah sumbu adalah hasil perkalian antara luas penampang tersebut dengan jarak
tegak lurus antara titik berat penampang tersebut dengan salah satu sumbu dan jarak tegak
lurus antara titik berat penampang tersebut terhadap sumbu yang lain .
= momen inersia produk bidang A
PENAMPANG SIMETRI dan ASIMETRI
Sumbu simetri merupakan salah satu sumbu utamanya, sedang sumbu utama yang lain adalah
tegak lurus dengan sumbu utama simetri dan melalui titik berat penampang
∫==
A
xy
xy
dAyxI
dAyxdI
..
..
21
nya. Sistem koordinat dengan titik asalnya
pada titik berat penampang melintang dan kedua sumbunya merupakan sumbu simetri akan
Yang dimaksud dengan MOMEN INERSIA Produk (momen sentrifugal) dari suatu penampang
terhadap dua buah sumbu adalah hasil perkalian antara luas penampang tersebut dengan jarak
tegak lurus antara titik berat penampang tersebut dengan salah satu sumbu dan jarak tegak
Sumbu simetri merupakan salah satu sumbu utamanya, sedang sumbu utama yang lain adalah
Penampang Simetri Dua Arah
Kedua sumbu simetri merupakan sumbu utama
Penampang Asimetri
Kedua sumbu simetri merupakan sumbu utama
22
MENCARI MOMEN INERSIA PENAMPANG MENGGUNAKAN INTEGRASI
Prosedur Analisis
Untuk melakukan integrasi tunggal dalam menentukan momen inersia sebuah penampang,
maka perlu ditentukan elemen diferensial dA. Seringkali elemen ini berupa persegi panjang
[panjang dan lebarnya berhingga]. Elemen ini ditempatkan sedemikian hingga mem
penampang pada titik sembarang
Cara I
Panjang elemen diorientasikan
menghitung Iy penampang. Aplikasi langsung persamaannya, I
mempunyai tebal infinitesimal dx dan dengan demikian
dengan : x dari sumbu y.
MENCARI MOMEN INERSIA PENAMPANG MENGGUNAKAN INTEGRASI
Untuk melakukan integrasi tunggal dalam menentukan momen inersia sebuah penampang,
maka perlu ditentukan elemen diferensial dA. Seringkali elemen ini berupa persegi panjang
[panjang dan lebarnya berhingga]. Elemen ini ditempatkan sedemikian hingga mem
titik sembarang (x,y). Ada 2 cara.
elemen diorientasikan paralel terhadap sumbu. Gambar di atas digunakan untuk
penampang. Aplikasi langsung persamaannya, Iy = ∫x2 dA. Dalam hal ini elemen
infinitesimal dx dan dengan demikian semua bagian elemen berjarak sama
23
MENCARI MOMEN INERSIA PENAMPANG MENGGUNAKAN INTEGRASI
Untuk melakukan integrasi tunggal dalam menentukan momen inersia sebuah penampang,
maka perlu ditentukan elemen diferensial dA. Seringkali elemen ini berupa persegi panjang
[panjang dan lebarnya berhingga]. Elemen ini ditempatkan sedemikian hingga memotong
terhadap sumbu. Gambar di atas digunakan untuk
dA. Dalam hal ini elemen
bagian elemen berjarak sama
Contoh I
Tentukan momen inersia luasan persegi empat yang ditunjukkan dalam gambar terhadap
sumbu sentroidal x’
Elemen diferensial yang ditunjukkan dalam ga
pengintegrasian. Karena letak dan orientasinya,
berada pada jarak
h/2 ke
Karena d
Contoh II
I
I
Tentukan momen inersia luasan persegi empat yang ditunjukkan dalam gambar terhadap
Elemen diferensial yang ditunjukkan dalam gambar dipilih untuk
pengintegrasian. Karena letak dan orientasinya,
berada pada jarak y’ dari sumbu x’. Di sini perlu dintegrasi
h/2 ke y’= h/2.
Karena dA = b . dy’, maka :
Tentukan momen inersia luasan yang ditunjukka
dalam gambar di sekitar sumbu x.
Elemen diferensial luasan yang paralel dengan sumbu
x, seperti ditunjukkan dalam gambar merupakan yang
dipilih untuk integrasi. Karena elemen mempunyai
tebal dy dan memotong kurva pada titik sembarang
(x,y), maka luasannya adalah dA = (100-
Selanjutnya semua bagian elemen berada pada jarak
yang sama y dari sumbu x. Dengan mengintegrasi
terhadap y, dari y = 0 ke y = 200 mm, diperoleh :
( )
dyyayI
dyxydAyI
a
a
x
AA
x
−=
==
∫
∫∫
−
222
22
2
2
3
121
_
2222
2
2
2
'')'.(''
bhI
dyybdybydAyI
x
A
x
h
h
h
h
=
=== ∫∫∫−−
−
24
Tentukan momen inersia luasan persegi empat yang ditunjukkan dalam gambar terhadap
mbar dipilih untuk
pengintegrasian. Karena letak dan orientasinya, seluruh elemen
. Di sini perlu dintegrasi y’ = –
Tentukan momen inersia luasan yang ditunjukkan
Elemen diferensial luasan yang paralel dengan sumbu
x, seperti ditunjukkan dalam gambar merupakan yang
dipilih untuk integrasi. Karena elemen mempunyai
tebal dy dan memotong kurva pada titik sembarang
-x) dy.
Selanjutnya semua bagian elemen berada pada jarak
. Dengan mengintegrasi
= 200 mm, diperoleh :
4
12
4
2
22
aI
dya
yayI
x
a
a
x
π=
−= ∫
−
Contoh III
Cara II
Tentukan momen inersia terhadap sumbu x dari luasan
sirkular yang ditunjukkan gambar.
Dengan menggunakan elemen diferensial luasan yang
ditunjukkan dalam gambar, karena dA = 2x dy, kita peroleh :
Panjang elemen dapat berorientasi
terhadap sumbu. Persamaan Iy = ∫x2 dA
karena semua bagian elemen tidak akan berada pada
jarak lengan-momen yang sama dari sumbu. Untuk
menghitung Ix penampang pada gambar di atas, maka
perlu mengambil elemen di sekitar sumbu horizontal
melalui sentroida elemen dan mene
inersia elemen di sekitar sumbu x.
( )
( )dyyayI
dyxydAyI
a
a
x
AA
xxxxx
TEOREMA SUMBU-PARALEL SEBUAH LUASAN
Integral pertama menyatakan momen inersia luasan di sekitar sumbu sentr
keduanya nol karena sumbu x’ melalui sentroida luasan C, yakni
Dengan menyadari bahwa integral ketiga menyatakan luasan total A, hasil akhir dengan
demikian adalah :
Pernyataan yang sama dengan persamaan I
Untuk momen inersia kutub di sekitar suatu
O (sumbu z), diperoleh :
Bentuk tiap-tiap persamaan ini menyatakan bahwa
sebuah sumbu sama dengan momen inersia luasan di sekitar suatu sumbu paralel yang melalui
sentroida luasan ditambah dengan perkalian luasan dan kuadrat jarak tegak lurus antara
sumbu-sumbu.
2
' . yxx dAII +=
I
PARALEL SEBUAH LUASAN
Jika momen inersia sebuah luasan di sekitar sumbu yang
melalui sentroidanya diketahui, maka untuk menentukan
momen inersia luasan disekitar sumbu yang paralel
dapat digunakan TEOREMA SUMBU PARALEL (sejajar).
Untuk menurunkan teorema ini, perhatikan cara mencari
momen inersia suatu luasan di sekitar sumbu x. Dalam
hal ini elemen diferensial dA terlihat pada jarak
sembarang y’ dari sumbu x’ sentroidal, sebaliknya jarak
tetap antara sumbu-sumbu paralel x dan x’ didefinisikan
sebagai dy. Karena momen inersia dari dA di sekitar
sumbu x adalah dIx = (y’+dy)2 dA, maka untuk
keseluruhan luasan adalah :
Integral pertama menyatakan momen inersia luasan di sekitar sumbu sentroidal, I
keduanya nol karena sumbu x’ melalui sentroida luasan C, yakni ʃy’dA = ȳ ʃdA = 0 karena
Dengan menyadari bahwa integral ketiga menyatakan luasan total A, hasil akhir dengan
Pernyataan yang sama dengan persamaan Ix dapat dituliskan untuk Iy, yaitu :
Untuk momen inersia kutub di sekitar suatu sumbu tegak lurus terhadap bidang x
tiap persamaan ini menyatakan bahwa momen inersia sebuah luasan di sekitar
sebuah sumbu sama dengan momen inersia luasan di sekitar suatu sumbu paralel yang melalui
sentroida luasan ditambah dengan perkalian luasan dan kuadrat jarak tegak lurus antara
( )
∫∫∫
∫
++=
+=
A
y
A
y
A
x
A
yx
dAddAyddAyI
dAdyI
22
2
'2'
'
2
' . xyy dAII +=
2.dAIIco pp +=
26
Jika momen inersia sebuah luasan di sekitar sumbu yang
melalui sentroidanya diketahui, maka untuk menentukan
momen inersia luasan disekitar sumbu yang paralel
igunakan TEOREMA SUMBU PARALEL (sejajar).
Untuk menurunkan teorema ini, perhatikan cara mencari
momen inersia suatu luasan di sekitar sumbu x. Dalam
hal ini elemen diferensial dA terlihat pada jarak
sembarang y’ dari sumbu x’ sentroidal, sebaliknya jarak
sumbu paralel x dan x’ didefinisikan
sebagai dy. Karena momen inersia dari dA di sekitar
dA, maka untuk
oidal, Ix’. Integral
dA = 0 karena ȳ=0.
Dengan menyadari bahwa integral ketiga menyatakan luasan total A, hasil akhir dengan
sumbu tegak lurus terhadap bidang x-y dan melalui
momen inersia sebuah luasan di sekitar
sebuah sumbu sama dengan momen inersia luasan di sekitar suatu sumbu paralel yang melalui
sentroida luasan ditambah dengan perkalian luasan dan kuadrat jarak tegak lurus antara
Contoh IV
Tentukan momen inersia luasan persegi empat yang ditunjukkan dalam gambar terhadap :
a. sumbu xb yang melalui alas segiempat , dan
b. kutub atau sumbu z’ yang tegak lurus bidang x’
Dengan menggunakan persamaan :
Momen inersia kutub di sekitar C menjadi :
Tentukan momen inersia luasan persegi empat yang ditunjukkan dalam gambar terhadap :
yang melalui alas segiempat , dan
u z’ yang tegak lurus bidang x’-y’ dan melalui sentroida C
Jawab :
a. Momen inersia di sekitar sumbu yang melalui alas
persegi empat dapat dicari dengan menggunakan
hasil bagian pada contoh I dan dengan menerapkan
teorema sumbu paralel.
b. Untuk mendapatkan momen inersia kutub di sekitar
titik C, pertama harus mencari Īy’, yang dapat dicari
dengan saling menukarkan dimensi b dan h dalam
hasil contoh I, yaitu :
Dengan menggunakan persamaan :
Momen inersia kutub di sekitar C menjadi :
31
2
3
121
_
2
'
2bh
hbhbhI
AdII
b
b
x
yxx
=
+=
+=
hbI y3
121
' =
'' yxp III +=
)( 22
121
'' bhbhIII yxpC+=+=
27
Tentukan momen inersia luasan persegi empat yang ditunjukkan dalam gambar terhadap :
y’ dan melalui sentroida C
Momen inersia di sekitar sumbu yang melalui alas
persegi empat dapat dicari dengan menggunakan
hasil bagian pada contoh I dan dengan menerapkan
momen inersia kutub di sekitar
titik C, pertama harus mencari Īy’, yang dapat dicari
dengan saling menukarkan dimensi b dan h dalam
3bh
Contoh V
Hasil pada contoh II dapat juga dituru
x=0 ke x=100 mm, diperoleh :
I
I
x
x
=
=
Elemen diferensial luasan yang
sumbu y, seperti ditunjukkan dalam gambar
dipilih untuk integrasi.
Elemen memotong kurva pada
(x, y). Dalam hal ini semua bagian elemen
berada pada jarak yang sama pada sumbu
dengan demikian teorema sumbu
digunakan menentukan momen inersia elemen
terhadap sumbu ini.
Untuk sebuah persegi panjang yang mempunyai
alas b dan tinggi h, momen inersia di sekitar
sumbu sentroidalnya telah ditentukan dalam
Contoh I. Didapatkan bahwa Ix’ =
Untuk elemen diferensial yang ditunjukkan
dalam gambar b=dx dan h=y, sehingga dI
dx y3. Karena sentroida elemennya pada
dari sumbu x, maka momen inersia elemen
sekitar sumbu ini adalah :
Hasil pada contoh II dapat juga diturunkan dari persamaan diatas dengan mengintegrasi
x=0 ke x=100 mm, diperoleh :
3
1212
'~
xx ydxdxyydAIddI +=+=
( ) ( )
( ) ( ) 46100
052
31
100
0
31
100
0
3
313
31
10.67,106.400.
400400
25
23
23
mmx
dxxdxxdxydIxA
==
==== ∫∫∫ ∫
28
rensial luasan yang paralel dengan
, seperti ditunjukkan dalam gambar
Elemen memotong kurva pada titik sembarang
Dalam hal ini semua bagian elemen tidak
berada pada jarak yang sama pada sumbu x, dan
teorema sumbu-paralel harus
momen inersia elemen
Untuk sebuah persegi panjang yang mempunyai
alas b dan tinggi h, momen inersia di sekitar
sumbu sentroidalnya telah ditentukan dalam
= 1/12 bh3.
Untuk elemen diferensial yang ditunjukkan
dalam gambar b=dx dan h=y, sehingga dIx’=1/12
. Karena sentroida elemennya pada ỹ = y/2
dari sumbu x, maka momen inersia elemen
nkan dari persamaan diatas dengan mengintegrasi
( )22
yydx
dx
Contoh VI
dan integrasi terhadap x diperoleh :
Tentukan momen inersia terhadap sumbu x dari luasan
sirkular yang ditunjukkan gambar
Bila elemen diferensial yang dipilih seperti yang ditunjukkan
dalam gambar, maka sentroida elemen yang terjadi berada
dalam sumbu x, dengan menerapkan persamaan :
dan dengan memperhatikan dy = 0, diperoleh :
dan integrasi terhadap x diperoleh :
2
' . yxx dAII +=
dxydI
dxdI
x
x
3
32
121 (
=
=
( )4
422 2
3 adxxaI
a
a
x
π=−= ∫
−
29
Tentukan momen inersia terhadap sumbu x dari luasan
Bila elemen diferensial yang dipilih seperti yang ditunjukkan
ka sentroida elemen yang terjadi berada
dalam sumbu x, dengan menerapkan persamaan :
dan dengan memperhatikan dy = 0, diperoleh :
dx
y 3)2(
30
Contoh Soal 1
Menghitung momen inersia penampang komposit di sekitar sumbu –x.
Bagian Paduan
Penampang di atas dapat dibagi menjadi persegi panjang dan lingkaran.
Luasan paduan akan diperoleh dengan mengurangkan lingkaran pada persegi panjang.
Teorema Sumbu Paralel
Momen inersia di sekitar sb-x ditentukan dengan menggunakan teorema sumbu paralel :
Lingkaran :
Persegi Panjang :
Penjumlahan
Maka, momen inersia penampang komposit terhadap sumbu x :
2
xxx A.dII +=
( ) ( ) 46222
41
x mm11,4.1075.π.2525πI =+=
( )( ) ( )( ) 4623
121
x mm112,5.1075.100.150150100I =+=
4666
x mm101,1.10112,5.1011,4.10I =+−=
Contoh Soal 2
Tentukan momen inersia penampang komposit di sekitar sumbu x dan sumbu y untuk
penampang pada gambar di atas.
PENYELESAIAN :
Bagian Paduan
Penampang dapat dipandang sebagai 3 penampang A, B, dan D yang ditunjukkan pada gambar
di bawah. Untuk perhitungan, sentroida tiap bagian penampang diberikan.
Teorema sumbu Paralel
Momen inersia persegi panjang sekitar sumbu sentroidalnya adalah : Ī =
dengan menggunakan teorema sumbu paralel, diperoleh hasil sebagai berikut :
Persegi panjang A :
� Ix = Īx’ + Ad2y = 1/12 .(100)(300)
� Iy = Īy’ + Ad2x = 1/12 .(300)(100)
Persegi Panjang B :
� Ix = Īx’ + Ad2y = 1/12 .(600)(100)
� Iy = Īy’ + Ad2x = 1/12 .(100)(600)
Tentukan momen inersia penampang komposit di sekitar sumbu x dan sumbu y untuk
s.
Penampang dapat dipandang sebagai 3 penampang A, B, dan D yang ditunjukkan pada gambar
di bawah. Untuk perhitungan, sentroida tiap bagian penampang diberikan.
i panjang sekitar sumbu sentroidalnya adalah : Ī = 1/12
dengan menggunakan teorema sumbu paralel, diperoleh hasil sebagai berikut :
.(100)(300)3 +(100)(300)(200)2 =1,425. 109 mm4
.(300)(100)3 +(300)(100)(250)2 =1,900. 109 mm4
.(600)(100)3 + 0 = 0,05. 109 mm4
.(100)(600)3 + 0 = 1,800. 109 mm4
31
Tentukan momen inersia penampang komposit di sekitar sumbu x dan sumbu y untuk
Penampang dapat dipandang sebagai 3 penampang A, B, dan D yang ditunjukkan pada gambar
12.bh3. Sehingga,
32
Persegi Panjang D :
� Ix = Īx’ + Ad2y = 1/12 .(100)(300)3 + (100)(300)(200)2 = 0,05. 109 mm4
� Iy = Īy’ + Ad2x = 1/12 .(300)(100)3 + (100)(300)(250)2 = 1,90. 109 mm4
Penjumlahan
� Ix = 1,425. 109 + 0,05. 109+0,05. 109 = 2,90.109 mm4
� Iy = 1,90. 109 + 1,80. 109+1,90. 109 = 5,60.109 mm4
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Tentukan momen inersia penampang komposit di sekitar sumbu x dan sumbu y untuk
penampang pada gambar di bawah ini.
33
2. Tentukan momen inersia penampang komposit di sekitar sumbu x dan sumbu y untuk
penampang pada gambar di bawah ini.
3. Tentukan momen inersia penampang komposit di sekitar sumbu x dan sumbu y untuk
penampang pada gambar di bawah ini.
34
4. Tentukan momen inersia penampang komposit di sekitar sumbu x dan sumbu y untuk
penampang pada gambar di bawah ini.
5. Tentukan momen inersia penampang komposit di sekitar sumbu x dan sumbu y untuk
penampang pada gambar di bawah ini.
35
6. Tentukan momen inersia penampang komposit di sekitar sumbu x dan sumbu y untuk
penampang pada gambar di bawah ini.