mekanisme nyeri bo

4
Mekanisme Nyeri A. Respon Terhadap Stimulus Nyeri Secara klinis nyeri dapat diberi label “nosiseptif” jika melibatkan nyeri yang berdasarkan aktivasi dari sistem nosiseptif karena kerusakan jaringan. Meskipun perubahan neuroplastik (seperti hal-hal yang mempengaruhi sensistisasi jaringan) dengan jelas terjadi, nyeri nosiseptif terjadi sebagai hasil dari aktivasi normal sistem sensorik oleh stimulus noksius, sebuah proses yang melibatkan transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi (Hartwig, Wilson, 2005). Nyeri karena pembedahan mengalami sedikitnya dua perubahan, pertama karena pembedahan itu sendiri, menyebabkan rangsang nosiseptif, kedua setelah pembedahan karena terjadinya respon inflamasi pada daerah sekitar operasi dimana terjadi pelepasan zat-zat kimia oleh jaringan yang rusak dan sel-sel inflamasi. Zat-zat kimia tersebut antara lain adalah prostaglandin, histamine, serotonin, bradikinin, substansi P, leukotrien; dimana zat-zat tadi akan ditransduksi oleh nosiseptor dan ditransmisikan oleh serabut saraf A delta dan C ke neuroaksis (Harsono, Soeharso, 2007). Transmisi lebih lanjut ditentukan oleh modulasi kompleks yang mempengaruhi di medula spinalis. Beberapa impuls diteruskan ke anterior dan anterolateral dorsal horn untuk memulai respon refleks segmental. Impuls lain ditransmisikan ke sentral yang lebih tinggi melalui tract spinotalamik dan spinoretikular, dimana akan dihasilkan respon suprasegmental dan kortikal. Respon

Upload: wawawawa

Post on 17-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

A. Respon Terhadap Stimulus Nyeri Secara klinis nyeri dapat diberi label “nosiseptif” jika melibatkan nyeri yang berdasarkan aktivasi dari sistem nosiseptif karena kerusakan jaringan. Meskipun perubahan neuroplastik (seperti hal-hal yang mempengaruhi sensistisasi jaringan) dengan jelas terjadi, nyeri nosiseptif terjadi sebagai hasil dari aktivasi normal sistem sensorik oleh stimulus noksius, sebuah proses yang melibatkan transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi (Hartwig, Wilson, 2005).Nyeri karena pembedahan mengalami sedikitnya dua perubahan, pertama karena pembedahan itu sendiri, menyebabkan rangsang nosiseptif, kedua setelah pembedahan karena terjadinya respon inflamasi pada daerah sekitar operasi dimana terjadi pelepasan zat-zat kimia oleh jaringan yang rusak dan sel-sel inflamasi. Zat-zat kimia tersebut antara lain adalah prostaglandin, histamine, serotonin, bradikinin, substansi P, leukotrien; dimana zat-zat tadi akan ditransduksi oleh nosiseptor dan ditransmisikan oleh serabut saraf A delta dan C ke neuroaksis (Harsono, Soeharso, 2007).Transmisi lebih lanjut ditentukan oleh modulasi kompleks yang mempengaruhi di medula spinalis. Beberapa impuls diteruskan ke anterior dan anterolateral dorsal horn untuk memulai respon refleks segmental. Impuls lain ditransmisikan ke sentral yang lebih tinggi melalui tract spinotalamik dan spinoretikular, dimana akan dihasilkan respon suprasegmental dan kortikal. Respon refeks segmental diasosiasikan dengan operasi termasuk peningkatan tonus otot lurik dan spasme yang diasosiasikan dengan peningkatan konsumsi oksigen dan produksi asam laktat. Stimulasi dari saraf simpatis menyebabkan takikardi, peningkatan curah jantung sekuncup, kerja jantung, dan konsumsi oksigen miokard. Tonus otot menurun di saluran cerna dan kemih. Respon refleks suprasegmental menghasilkan peningkatan tonus simpatis dan stimulasi hipotalamus. Konsumsi dan metabolisme oksigen selanjutnya akan meningkat. (Harsono, Soeharso, 2007).

TRANSCRIPT

Page 1: Mekanisme Nyeri BO

Mekanisme Nyeri

A. Respon Terhadap Stimulus Nyeri

Secara klinis nyeri dapat diberi label “nosiseptif” jika melibatkan nyeri yang berdasarkan

aktivasi dari sistem nosiseptif karena kerusakan jaringan. Meskipun perubahan neuroplastik

(seperti hal-hal yang mempengaruhi sensistisasi jaringan) dengan jelas terjadi, nyeri nosiseptif

terjadi sebagai hasil dari aktivasi normal sistem sensorik oleh stimulus noksius, sebuah proses

yang melibatkan transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi (Hartwig, Wilson, 2005).

Nyeri karena pembedahan mengalami sedikitnya dua perubahan, pertama karena

pembedahan itu sendiri, menyebabkan rangsang nosiseptif, kedua setelah pembedahan karena

terjadinya respon inflamasi pada daerah sekitar operasi dimana terjadi pelepasan zat-zat kimia

oleh jaringan yang rusak dan sel-sel inflamasi. Zat-zat kimia tersebut antara lain adalah

prostaglandin, histamine, serotonin, bradikinin, substansi P, leukotrien; dimana zat-zat tadi akan

ditransduksi oleh nosiseptor dan ditransmisikan oleh serabut saraf A delta dan C ke neuroaksis

(Harsono, Soeharso, 2007).

Transmisi lebih lanjut ditentukan oleh modulasi kompleks yang mempengaruhi di medula

spinalis. Beberapa impuls diteruskan ke anterior dan anterolateral dorsal horn untuk memulai

respon refleks segmental. Impuls lain ditransmisikan ke sentral yang lebih tinggi melalui tract

spinotalamik dan spinoretikular, dimana akan dihasilkan respon suprasegmental dan kortikal.

Respon refeks segmental diasosiasikan dengan operasi termasuk peningkatan tonus otot lurik dan

spasme yang diasosiasikan dengan peningkatan konsumsi oksigen dan produksi asam laktat.

Stimulasi dari saraf simpatis menyebabkan takikardi, peningkatan curah jantung sekuncup, kerja

jantung, dan konsumsi oksigen miokard. Tonus otot menurun di saluran cerna dan kemih. Respon

refleks suprasegmental menghasilkan peningkatan tonus simpatis dan stimulasi hipotalamus.

Konsumsi dan metabolisme oksigen selanjutnya akan meningkat. (Harsono, Soeharso, 2007).

Page 2: Mekanisme Nyeri BO

(Ropper AH, Brown RH, 2005)

B. Penjalaran Nyeri

Ada empat proses yang terjadi pada perjalanan nyeri yaitu transduksi, transmisi,

modulasi, dan persepsi.

1. Transduksi merupakan proses perubahan rangsang nyeri menjadi suatu aktifitas listrik

yang akan diterima ujung-ujung saraf. Rangsang ini dapat berupa stimulasi fisik, kimia,

ataupun panas. Dan dapat terjadi di seluruh jalur nyeri.

2. Transmisi adalah proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi

sepanjang jalur nyeri, dimana molekul molekul di celah sinaptik mentransmisi informasi

dari satu neuron ke neuron berikutnya

3. Modulasi adalah proses modifikasi terhadap rangsang. Modifikasi ini dapat terjadi pada

sepanjang titik dari sejak transmisi pertama sampai ke korteks serebri. Modifikasi ini

dapat berupa augmentasi (peningkatan) ataupun inhibisi (penghambatan).

4. Persepsi adalah proses terakhir saat stimulasi tersebut sudah mencapai korteks sehingga

mencapai tingkat kesadaran, selanjutnya diterjemahkan dan ditindaklanjuti berupa

tanggapan terhadap nyeri tlersebut (Hartwig, Wilson, 2005).

Page 3: Mekanisme Nyeri BO

(Hartwig, Wilson, 2005).

Dapus

Hartwig MS., Wilson LM., 2005, Nyeri, In: Huriawati Hartanto, Natalia Susi, Pita Wulansari, et al, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit volume II, edisi VI, EGC, Jakarta, pp. 1063-1104.

Harsono, Soeharso, 2007, Nyeri Punggung Bawah, In: Harsono, Kapita Selekta Neurologi, Edisi II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, pp. 265-285.

Ropper AH., Brown RH., 2005, Adams and Victor’s Principles of Neurology, 8th edn, McGraw-Hill, USA.