mekanisme kerja mesin usg kehamilan
DESCRIPTION
menjelaskan tentang cara kerja mesin USG kehamilan dan fungis USGTRANSCRIPT
I. Fisika Dasar Gelombang Suara
Frekuensi gelombang suara yang dapat didengar oleh telinga manusia berkisar antara
25Hz-20kHz. Frekuensi gelombang suara di atas 20kHz disebut gelombang
ultrasonik.1
1 kiloHertz (kHz) = 103 Hertz (Hz) atau 103 getar per detik
I MegaHertz (MHz) = 103 kHz = 106 Hz
Semakin tinggi frekuensi gelombang suara, panjang gelombangnya akan
semakin pendek. Semakin pendek panjang gelombang suara yang ditransmisikan ke
dalam medium, daya penetrasinya akan semakin berkurang. Pada pemeriksaan USG,
semakin pendek panjang gelombang yang ditransmisikan ke dalam medium, daya
resolusinya akan semakin baik. Daya resolusi adalah kemampuan membedakan 2 titik
terdekat secara terpisah.1
Frekuensi gelombang ultrasonik yang digunakan pada alat USG diagnostik
disesuaikan dengan keperluan. Pemeriksaan USG pada kehamilan trimester II dan III
dilakukan melalui dinding perut ibu (transabdominal). Frekuensi gelombang
ultrasonik yang digunakan berkisar antara 3-5 MHz, yang mampu memberikan
kedalaman penetrasi hingga 15-20 cm. Pada kehamilan trimester I pemeriksaan USG
paling baik dikerjakan melalui vagina (transvaginal). Frekuensi gelombang ultrasonik
yang digunakan adalah 7,5 Mhz atau lebih, yang mempunyai kedalaman penetrasi
sekitar 5-10 cm, tetapi memberikan kualitas resolusi yang lebih baik. 1
Pada peristiwa perambatan gelombang suara, yang dihantarkan oleh medium
adalah energi mekanis dari gelombang suara. Banyaknya energy mekanis yang
dihantarkan setiap detik melalui suatu bidang medium tegak lurus terhadap arah
rambat gelombang suara disebut intensitas gelombang suara. Selama melewati
medium, intensitas gelombang suara mengalami pengurangan yang besarnya semakin
bertambah dengan semakin jauhnya jarak yang ditempuh oleh gelombang suara.
Peristiwa ini disebut atenuasi. Terjadinya atenuasi dapat disebabkan oleh mekanisme
refleksi, refraksi, absorbsi, dan pembauran (scattering) gelombang suara. 1
Refleksi adalah mekanisme pemantulan intensitas gelombang suara oleh
permukaan medium. Semakin besar intensitas gelombang suara yang dipantulkan,
akan semakin sedikit intensitas gelombang suara yang ditransmisikan di dalam
medium. Udara dan tulang merupakan medium yang mempunyai daya reflektor
sangat kuat, sehingga sulit dilalui oleh gelombang suara. Cairan, darah dan berbagai
jaringan lunak tubuh memiliki daya reflektor yang lemah, sehingga mudah dilalui
oleh gelombang suara. 1
Bila gelombang suara mencapai permukaan medium lain yang berbeda sifat
akustiknya dan dalam arah yang tidak tegak lurus, makan intensitas yang
ditransmisikan akan diubah arahnya. Perubahan arah ini akan mengikuti hukum Snell,
dan peristiwa ini disebut refraksi. Absorbsi merupakan mekanisme perubahan energi
mekanis (intensitas) gelombang suara menjadi energi panas. Jaringan tulang memiliki
daya absorbs yang kuat; sedangkan cairan/darah dan jaringan lunak mempunyai daya
absorbs yang lemah. Mekanisme pembauran terjadi apabila gelombang suara melalui
permukaan medium yang tidak rata, atau melalui medium berupa partikel-partikel
kasar, maka gelombang suara akan dipantulkan ke berbagai arah secara tidak
beraturan. 1
Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG adalah sebagai berikut :
Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam memeriksa struktur
jaringan tubuh hanya sampai pada tingkat kedalaman tertentu
Atenuasi berbeda pada berbagai jaringan tubuh dan memberikan gambaran
USG yang berbeda. Jaringan tubuh masing-masing memiliki koefisien
atenuasi yang berbeda, sehingga pada pemeriksaan USG akan memberikan
gambaran yang berbeda.
Atenuasi dapat menimbulkan gambaran artifak yang dapat mempersulit
pemeriksaan USG dan menyebabkan kesalahan diagnosis.
Alat USG tidak dapat digunakan untuk memeriksa struktur jaringan tulang
atau organ yang berisi udara atau gas (paru,usus). Organ janin tidak berisi gas,
sehingga pemeriksaan paru dan usus janin dapat dikerjakan dengan USG.
II. Bioefek gelombang ultrasonik
Pada peristiwa perambatan gelombang ultrasonik, di dalam medium terjadi
perubahan-perubahan siklik berupa getaran partikel, perubahan tekanan, perubahan
densitas, dan perubahan suhu. Secara teoritis, gelombang ultrasonic mempunyai
2
potensi yang dapat merusak struktur jaringan tubuh janin, terutama pada kehamilan
trimester I dimana proses organogenesis sedang terjadi dan merupakan saat yang
paling rentan untuk mengalami gangguan.2
Jaringan tulang paling banyak menyerap gelombang ultrasonic, sehingga
paling banyak mengalami perubahan panas. Semakin besar intensitas (power) dan
frekuensi gelombang ultrasonic yang ditansmisikan ke dalam jaringan, maka panas
yang ditimbulkan pada jaringan akan semakin besar. Perfusi jaringan dan
konduktivitas panas di dalam jaringan merupakan mekanisme yang paling dominan
dalam mengurangi efek termal yang ditimbulkan oleh pemaparan gelombang
ultrasonic. Hipertermia yang terjadi pada masa organogenesis dapat menimbulkan
cacat pada janin (teratogenik), pertumbuhan janin terhambat, dan kematian janin.
Oleh karena efek termal ini, pemeriksaan USG obstetric sebaiknya dihindari pada ibu
yang sedang mengalami demam, terutama pada kehamilan trimester I. 2
III.Teknik pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG obstetric dapat dikerjakan melalui cara transabdominal
(USG-TA) atau transvaginal (USG-TV). 2
a) Pemeriksaan USG Transabdominal
Transduser (probe) yang digunakan untuk pemeriksaan USG-TA adalah jenis
linear atau konveks. Transduser jenis konveks lebih popular digunakan pada saat ini
karena dapat menampilkan lapang pandangan yang lebih luas dibandingkan jenis
linear. Pemeriksaan USG-TA terutama dikerjakan pada trimester II dan III. 2
Pada kehamilan trimester I pemeriksaan USG-TA sebaiknya dikerjakan
melalui kandung kemih yang terisi penuh (sehingga disebut juga pemeriksaan USG
transvesikal), gunanya untuk menyingkirkan usus keluar dari rongga pelvic, sehingga
tidak menghalangi pemeriksaan genitalia interna. Massa usus yang berisi gas akan
menghambat transmisi gelombang ultrasonic. 2
Sebelum memulai pemeriksaan, dinding abdomen ibu harus dilumuri gel
untuk lubrikasi dan menghilangkan udara diantara permukaan transduser dan dinding
abdomen. 2
3
Pemeriksaan USG-TA mempunyai beberapa kerugian. Kandung kemih yang
penuh akan mengganggu kenyamanan pasien dan pemeriksa. Kandung kemih yang
terlampau penuh akan mendesak genitalia interna ke posterior, sehingga letaknya
diluar daya jangkau transduser. Uterus mudah mengalami kontraksi, sehingga kantung
gestasi di dalam uterus ikut tertekan dan bentuknya mengalami distorsi. Keadaan-
keadaan ini akan mempersulit pemeriksaan. Adanya mudigah di dalam kantung
gestasi dapat luput dari pemeriksaan. 2
Pemeriksaan USG-TA tanpa persiapan kandung kemih pada trimester I dapat
dikerjakan dengan cukup memuaskan pada pasien yang kurus, dengan dinding perut
yang tipis dan uterus anteversi. 2
Pada kehamilan trimester II dan III uterus telah cukup besar dan letaknya di
luar rongga pelvik. Volume cairan amnion sudah cukup banyak. Pemeriksaan USG-
TA dapat dikerjakan tanpa memerlukan persiapan kandung kemih. 2
b) Pemeriksaan USG Transvaginal
Berbeda dengan USG-TA, pemeriksaan USG-TV harus dilakukan dalam
keadaan kandung kemih yang kosong agar organ pelvic berada dekat dengan
permukaan transduser dan berada dalam area penetrasi transduser. Jika dibandingkan
USG-TA (yang harus dikerjakan dalam keadaan kandung kemih penuh), pemeriksaan
USG-TV pada kehamilan trimester I lebih dapat diterima oleh pasien. Pemeriksaan
USG-TV dapat dilakukan setiap saat, dan organ pelvic berada dalam posisi yang
sebenarnya. 2
Dalam pemeriksaan transduser terlebih dulu diberi jel pada permukaan
elemennya (untuk menghilangkan udara di permukaan transducer), kemudian
dibungkus dengan alat pembungkus khusus atau kondom (berfungsi sebagai alat
pelindung). Sebelum dimasukkan ke dalam vagina, ujung pembungkus transduser
diberi jel lagi (berfungsi sebagai lubrikan dan menghilangkan udara diantara
permukaan elemen transduser dan serviks uteri). Transduser dimasukkan ke dalam
vagina hingga mencapai daerah forniks. Mauver gerakan transduser di dalam vagina
merupakan kombinasi gerakan maju-mundur, gerakan maneuver (rotasi), dan gerakan
angulasi ke samping kiri-kanan atau ke atas-bawah. 2
4
IV. Ultrasonografi Kehamilan Trimester 1
Kantung Gestasi
Dengan USG-TV yang cukup baik kualitasnya, struktur kantung gestasi (KG)
intrauterine dapat terlihat mulai kehamilan 4,5 minggu (17 hari pascakonsepsi, atau
sekitar 10 hari sejak blastosis bernidasi ke dalam lapisan endometrium). Pada saat itu
diameternya mencapai 2-3 mm. Struktur KG intrauterine secara konsisten terlihat
mulai kehamilan 5 minggu. Saat diameternya mencapai ≥5 mm5. Dengan USG-TA
kehamilan intrauterine dapat terlihat setelah diameter KG mencapai 5mm; dan secara
konsisten terlihat mulai kehamilan 6 minggu, saat diameter KG mencapai ≥ 10mm6.3
Kantung gestasi terlihat sebagai struktur kistik (anekoik) berbentuk budar atau
oval, dengan dinding yang hiperekoik, dan letaknya eksentrik di dalam lapisan
endometrium yang menebal. Struktur tersebut berasal dari kantung korion yang berisi
cairan korion. Gambaran hiperekoik dinding KG berasal dari lapisan korion, jaringan
trofoblas, dan desidua kapsularis. Seringkali dinding KG terlihat sebagai 2 lapisan
konsentrik (double decidual sac), dimana lapisan sebelah dalam berasal dari chorion
leave dan desidua kapsularis, sedangkan lapisan sebelah luar berasal dari desidua
parietalis atau desidua vera. 3
Struktur KG harus dibedakan dari struktur anekoik lainnya di dalam kavum
uteri, seperti hematometra, hidrometra, kista endometrial, endometritis, atau kantung
gestasi palsu (pseudo-gestational sac) pada kehamilan ektopik. 3
Yolk sac
Suatu kehamilan intrauterine baru dapat dipastikan setelah terlihat struktur
yolk sac di dalam KG . Yolk sac berbentuk cincin berdinding tipis yang letaknya
didalam ruang korion. Dengan USG-TV yolk sac akan konsisten terlihat mulai
kehamilan 5,5 minggu, saat diameter KG ≥ 10 mm; sedangkan dengan USG-TA yolk
sac akan konsisten terlihat mulai kehamilan 6 minggu setelah diameter KG ≥20mm.
5
Selama kehamilan 5-10 minggu diameter yolk sac mencapai 5-6 mm. Setelah
itu yolk sac akan menyusut dan pada kehamilan 12 minggu biasanya tidak terlihat
lagi.4
Apabila yolk sac tidak ditemukan di dalam kantung gestasi yang diameternya
>10mm (USG-TV) atau >20mm (USG-TA), maka kemungkinan besar kehamilan
tidak akan berkembang normal dan akan mengalami abortus. 4
Mudigah dan Janin
Dengan USG-TV struktur mudigah pertama kali dapat terlihat pada kehamilan
5,5 minggu, berupa penebalan pada sebagian dinding yolk sac. Panjangnya sekitar 2-
3mm dan belum memperlihatkan denyut jantung. Panjang mudigah akan bertambah
sekitar 1-2mm per hari. Panjang mudigah dinyatakan dengan ukuran jarak kepala-
bokong (JKB) atau crown-rump length (CRL), meskipun sebelum kehamilan 8
minggu bagian kepala dan badan masih belum dapat dibedakan. Mudigah mulai
menunjukkan aktivitas denyut jantung pada usia kehamilan sekitar 6 minggu, setelah
JKB mencapai 5mm dan diameter KG sekitar 18mm. Sejak saat itu struktur mudigah
dan aktivitas denyut jantung akan konsisten terlihat dengan USG-TV. Dengan USG-
TA struktur mudigah akan konsisten terlihat setelah diameter KG≥25mm. 4
Pengukuran denyut jantung mudigah sebaiknya dilakukan melalui cara M-
mode (Motion mode) dan tidak dengan cara Doppler. Frekuensi denyut jantung(FDJ)
mudigah pada kehamilan 6 minggu sekitar 110 denyut per menit (dpm), meningkat
mencapai 175 dpm pada kehamilan 9 minggu, kemudian menurun hingga 166 dpm
pada kehamilan 12 minggu. Apabila FDJ <80 dpm pada kehamilan 6 minggu; atau
<100 dpm pada kehamilan ≥ 7 minggu, umumnya mudigah akan mati dalam beberapa
hari kemudian. 4
Istilah mudigah (embrio) digunakan terhadap hasil konsepsi sampai usia
kehamilan 10 minggu, yaitu selama berlangsungnya proses organogenesis. Mulai usia
kehamilan 11 minggu hasil konsepsi disebut janin(fetus). Masa transisi terjadi pada
saat JKB mencapai 30-35mm. 4
Penentuan Usia Kehamilan
6
Penentuan usia kehamilan melalui pemeriksaan USG paling akurat bila dilakukan
pada kehamilan trimester I. Pada saat itu laju pertumbuhan mudigah paling cepat dan
variasi biologiknya paling kecil. Sebelum struktur mudigah dapat terlihat, penentuan
usia kehamilan dilakukan melalui pengukuran diameter rata-rata kantung gestasi
(KG). Setelah struktur mudigah terlihat, maka usia kehamilan ditentukan melalui
pengukuran panjang mudigah (JKB). Mulai trimester I pertumbuhan janin sudah
cukup besar dan bagian-bagian spesifik janin (seperti kepala dan ekstremitas) sudah
dapat dilihat lebih jelas. Sejak saat itu pengukuran JKB tidak akurat lagi, dan
penentuan usia kehamilan sebaiknya dilakukan melalui pengukuran bagian-bagian
spesifik janin, seperti diameter biparietal (BPD). 4
Penentuan usia kehamilan dilakukan berdasarkan tabel data atau nomogram
yang menggambarkan hubungan antara ukuran biometri janin dan usia kehamilan
pada kehamilan normal. Akan lebih baik lagi bila data yang digunakan berasal dari
populasi setempat. 4
Pengukuran diameter KG untuk menentukan usia kehamilan hanya akurat bila
digunakan pada usia kehamilan 5-6,5 minggu. Selain menggunakan nomogram
perkembangan KG, usia kehamilan dapat juga dihitung dengan menggunakan formula
sederhana. 4
Usia kehamilan (hari) = diameter KG (mm) + 305
Pengukuran JKB dilakukan mulai kehamilan 6 minggu, saat struktur mudigah
secara konsisten terlihat melalui pemeriksaan USG . Jarak-kepala-bokong merupakan
parameter yang paling baik digunakan untuk menentukan usia kehamilan, dengan
tingkat kesalahan ± 3-5 hari. 4
1. Usia Kehamilan 4 minggu
7
Gambar 1: Pada kehamilan 4 minggu biasanya hanya akan terlihat kantong gestasi
berdiameter 2-5mm, tertanam dalam endometrium. Yolk Sac biasanya belum dapat
teridentifikasi. 4
2. Usia Kehamilan 5 minggu
Gambar 2: Kantong gestasi tampak dalam cavum uteri, dikelilingi endometrium, dan
berisi embrio yamg tampak seperti garis lurus menempel pada yolk sac. 4
8
3. Usia Kehamilan 6 minggu
Gambar 3: Bentuk embrio mulai berubah dari lurus menjadi sedikit fleksi. Ductus
vitellinus tampak menghubungkan embrio dengan yolk sac. Panjang embrio berkisar
4-10mm 4
4. Usia Kehamilan 8 minggu
Gambar 4: Embrio tampak terpisah dari yolk sac dan dihubungkan melalui ductus
vitellinus, berbentuk seperti huruf “C” dengan bagian kepala tampak dominan. Mulai
terlihat tonjolan ekstremitas. CRL berkisar 11-16 mm. Sudah mulai dapat dibedakan
struktur kepala dari bagian tubuh janin. 4
Setelah mengetahui peristiwa-peristiwa penting pada kehamilan trimester
pertama diatas, kita dapat menyimpulkan kapankah kita mulai bisa mengukur kantong
gestasi, yaitu pada usia kehamilan, kapan kita mulai bisa mengukur CRL, dan
mengukur yolk sac. 4
9
Mengukur Kantung Gestasi (Gestational Sac / GS)
Penentuan usia gestasi dengan mengukur kantong gestasi hanya dilakukan bila
echo janin belum tampak
Dilakukan pada usia kehamilan 4-6 minggu
Dapat dilihat sejak kehamilan 4 minggu via transvaginal dan 5-6 minggu via
transabdominal
Terlihat sebagai struktur kristik berbentuk bundar atau oval dengan dinding
hiperekoik, letaknya eksentrik dalam lapisan endometrium yang menebal. Struktur
tersebut berasal dari kantong korion yang berisi cairan korion.
Struktur kantong gestasi harus dibedakan dengan struktur anekoik lainnya di
kavum uteri seperti hematometra,hidrometra, kista endometrial,endometritis, atau
kantong gestasi palsu pada kehamilan ektopik.
Pengukuran dilakukan dari tepi bagian dalam ke tepi bagian dalam
Kesalahan pengukuran sekitar 1-2 minggu
Kandung kemih pasien tidak boleh terlalu penuh karena akan mempengaruhi
bentuk dan hasil pengukuran
Gestational Sac masih relevan / akurat diukur sampai usia kehamilan 6 minggu
Gambar 5: mengukur kantong gestasional
Mengukur Panjang Kepala-Bokong Janin (Crown Rump Length / CRL) 3,4
Dapat diukur pada usia kehamilan 8-12 minggu, sebelum usia 8 minggu
kepala dan badan tidak dapat dibedakan.
10
Mudigah mulai menunjukkan aktivitas denyut jantung setelah usia kehamilan
sekitar 6 minggu.
Diukur pada posisi netral (mendatar)
Pengukuran diukur dari kepala sampai bokong
Jangan sampai ekstremitas dan yolk sac ikut terukur
Tingkat kesalahan sekitar 5-7 hari
Masih relevan diukur sampai usia gestasi 12 minggu
Gambar 6: mengukur kepala- bokong janin
Mengukur diameter Yolk Sac (YS) 3,4
Satu kehamilan dapat dipastikan bila terlihat struktur Yolk Sac dalam KG
Normalnya berbentuk hampir bulat seperti cincin berdinding tipis yang
letaknya di dalam ruang korion
Diameter sekitar 4-6 mm
Dapat diidentifikasi pada usia gestasi 6 minggu setelah diameter KG ≥10 mm.
Diameter maximal 6 mm pada usia kehamilan 10 minggu
11
Gambar 7: diamaeter yolk sac
V. PEMERIKSAAN USG TRIMESTER II DAN III
Pada pemeriksaan pada trimester kedua dan ketiga berbeda dengan pemeriksaan
trimester pertama, pada pemeriksaan ini, janin sudah terbentuk, di mana hal-hal yang
harus diperhatikan pada trimester II dan III adalah:4
1. Keadaan janin
2. Usia gestasi
3. Cairan ketuban
4. Plasenta
1.Keadaan janin 4
janin hidup atau mati, dengan cara kita mencari pulsasi jantung janin
jumlah janin, kita perhatikan apakah tunggal/multipel, jika lebih dari 1 janin,
harus ditentukan khorionitas dan amnionitas
kelainan kongenital mayor
presentasu dan letak janin, jika usia gestasi sudah memasuki trimester III,
harus diperhatikan letak janin, apakah memanjang/melintang, oblique, dan
presentasi/bagian terbawahnya, apakah presentasi kepala, atau presentasi
bokong
2.Usia gestasi4
Menentukan usia gestasi pada trimester II dan III berbeda dengan trimester I,
beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: 3,4
Diameter biparietal (Biparietal Diameter/BPD)
Diameter Oksipito Frontalis (Occipito Frontal Diameter/OFD)
Lingkar kepala (Head Circumference/HC)
Panjang humerus (Humerus Length/HL)
Lingkar Perut (Abdominal Circumference/AC)
Panjang Femur (Femur Length/FL)
12
Banyak sekali cara menentukan usia gestasi pada trimester II dan III, namun yang
essensial / wajib dalam pemeriksaan adalah:
2..1. Diameter Biparietal (Biparietal Diameter/ BPD)
Sebelum mengukur diameter biparietal, kita harus mendapatkan gambaran potongan
melintang kepala, adapun syarat-syaratnya adalah:3,4
1. Gambaran seperti bola rugby
2. Echo garis tengah terletak simetris dari anterior ke posterior kepala dan
berjalan sepanjang kepala
3. Kavum septum pelusidum membelah echo garis tengah pada sepertiga anterior
kepala
4. Diameter biparietal diukur dari parietal yg satu ke parietal yg lain, dari outer-
inner, atau outer-out
2.2. Lingkar Kepala (head circumference/ HC)
Dalam mengukur lingkar kepala, cara menampilkan kepala sama dengan cara
menampilkan kepala untuk mengukur BPD. Lingkar kepala diukur pada sisi luar
tulang kepala (outer-outer) 3,4
2.3. Diameter Antero-Posterior (antero-posterior diameter)
Dalam mengukur diameter antero-posterior, cara menampilkan kepala sama dengan
cara menampilkan kepala untuk mengukur BPD. Diameter antero-posterior diukur
dengan cara mengukur jarak dari os occipital ke os frontal, diukur outer-outer.
13
Gambar 8: Tampilan potongan melintang kepala yang baik untuk mengukur
BPD, HC dan APD. Kepala berbentuk seperti bola rugby, terlihat echo garis
tengah dan septum pelusidum yang memotong di sepertiga, dan terlihat
thalamus.
2.4. Mengukur lingkar perut (Abdominal Circumference / AC)
Sebelum mengukur lingkar perut, kita harus bisa dulu menampilkan potongan
melintang perut yang benar, caranya adalah: 3,4
1. Ambil potongan longitudinal tubuh janin sehingga tampak gambaran
vertebra, dan jantung
2. Setelah tampak jantung, putar transducer 90 derajat hingga tampak
gambaran transversal jantung,
3. Lalu gerakkan transducer beberapa milimeter ke inferior hingga tampak
gambaran vertebra, gaster, dan vena umbilikal dalam satu bidang potong.
4. Setelah mendapatkan potongan melintang abdomen yang baik, maka dapat
diukur diameter abdomen, yang diukur dari sisi luar kulit.
14
Gambar 9:Gambar diatas adalah gambaran potongan melintang abdomen yang
baik, dimana terlihat vertebrae, gaster dan vena umbilical
2.5. Mengukur Panjang Femur (femur length / FL)
Pertama tentukan letak kepala. 3
1. Lakukan rotasi sampai tampak vertebra sampai daerah lumbal atau sacrum.
2. Lakukan rotasi 45 derajat ke kiri atau ke kanan untuk mencari gambaran
femur yang baik.
3. Untuk mendapatkan femur yg baik, transduser harus sejajar dengan femur.
4. Panjang femur diukur dari ujung ke ujung
15
Gambar 10:Gambaran diatas adalah contoh gambaran femur yang baik,
panjang femur diukur dari ujung-ujung.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Kursus Dasar Ultrasonografi dan Kardiotokografi. Bagian/SMF Obstetri dan
Ginekologi FK Universitas Padjadjaran RSUP dr.Hasan Sadikin, Bandung,
2000.
2. Sjahriar Rasad. Radiologi Diagnostik. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. Tahun 2013.
3. Endjun, Judi Januadi. Ultrasonografi Dasar Obstetri dan Ginekologi. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Tahun 2007.
4. Prawirohardjo S. Buku ilmu kebidanan. Penerbit Prawirohardjo, Jakarta. tahun
2009.
17