mekanisme distribusi bagi hasil tabungan...

68
MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN BERJANGKA PADA BMT AL-FATH IKMI PAMULANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Oleh: Ahmad Gifari NIM : 206046103800 KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011M

Upload: votruc

Post on 06-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN BERJANGKA PADA

BMT AL-FATH IKMI PAMULANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

Ahmad Gifari

NIM : 206046103800

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011M

Page 2: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ahmad Gifari

NIM : 206046103800

Prodi/Jurusan : Muamalat/Perbankan Syariah

Judul Skripsi : Mekanisme Distribusi Bagi Hasil Tabungan Berjangka Pada

BMT Al-Fath IKMI Pamulang

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 28 Februari 2011

Ahmad Gifari

Page 3: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’aalamin, penulis menyampaikan segala puji dan syukur

kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya

kepada kita semua. Penulis menghaturkan shalawat serta salam senantiasa kita

curahkan kepada Nabi dan Rasul kita Muhammad SAW, kepada segenap

keluarganya, sahabatnya serta ummatnya sepanjang zaman, yang Insya Allah kita ada

didalamnya.

Proses perjalanan untuk menyelesaikan skripsi ini tidaklah mudah. Banyak

hambatan dan rintangan yang penulis temui dan alami. Berkat ridha-Nya, berkat doa,

kesungguhan hati dan kerja keras, akhirnya penulis sampai titik proses akhir

penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari betapa sederhana karya tulis ini dan jauh dari sempurna.

Namun penulis juga tidak menutup mata akan peran berbagai pihak yang telah

banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Perkenankanlah penulis

untuk mengucapkan kata terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM., selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Euis Amalia, M.Ag., dan Bapak. Ah. Azharuddin Latif, M.Ag., selaku Ketua

Program Studi Muamalat dan Sekertaris Konsentrasi Perbankan Syariah Jurusan

Page 4: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

ii

Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Hasanuddin, M.Ag yang senantiasa meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, pengarahan, pemikiran dan semangat kepada penulis di

tengah kepadatan kegiatan beliau, semoga Allah SWT mempermudah setiap

gerak langkah perjuangan beliau dan senantiasa melimpahkan kebaikan, amin.

sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini.

4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah,

semoga amal kebaikannya mendapat balasan di sisi Allah SWT.

5. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama, Perputakaan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tempat penulis memperoleh berbagai

informasi dan sumber-sumber referensi sehingga skripsi dapat terselesaikan.

6. Pimpinan dan Staf BMT Al Fath IKMI, yang telah menerima penulis untuk

melakukan riset dan membantu data yang diperlukan guna penyelesaian skripsi

ini.

7. Yang tercinta Ayahanda Syaiful dan Ibunda Argadis, engkaulah Ayah dan Ibunda

yang bijaksana, yang dengan ikhlas memotivasi dengan moril maupun materil

serta mencurahkan kasih sayang buat Ananda, yang tidak henti mendoakan, dan

memberikan motivasi buat Ananda, Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa

Madani, Felicia Rahmah, Zahid Akbar).

Page 5: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

iii

8. Buat Meisya D.M., tersayang, yang selalu mendoakan, menemani dan memotivasi

penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Tanpa dirimu, aku tak mungkin dapat

menyelesaikan skripsi.

9. Buat orang-orang yang telah membantu saya Lukman, Jajang, Arie, Jodie, Rizky,

Bongas, Robby dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu,

terimakasih banyak atas semuanya, saya takkan bisa tanpa kalian.

10. Buat sahabat-sahabatku angkatan 2006, khususnya PS-A ekstensi yaitu My Best

Friend yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah menggoreskan

banyak kenangan manis, canda dan tawa selama menjalani perkuliahan, semoga

tali silaturahmi kita selalu terjalin.

Akhirnya tiada ucapan kata yang berharga kecuali ucapan Alhamdulillahi

Robbil ‘Alamin atas Rahmat dan Karunia serta Ridha Allah SWT. Demikian ucapan

terima kasih penulis haturkan kepada seluruh pihak, semoga kebaikan dan bantuan

kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat Ridha dari Allah SWT. Penulis

berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi

pengembangan ilmu ekonomi Islam.

Jakarta, 02 Maret 2011

Penulis

Ahmad Gifari

Page 6: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 6

D. Review Studi Pustaka ............................................................. 7

E. Metodologi Penelitian ............................................................ 9

F. Sistematika Penulisan ............................................................. 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Definisi Tabungan .................................................................. 14

B. Mudharabah ............................................................................ 16

C. Distribusi ................................................................................ 27

D. Bagi Hasil ............................................................................... 31

Page 7: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

v

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL-FATH IKMI PAMULANG

A. Sejarah Singkat BMT Al-Fath IKMI Pamulang ..................... 37

B. Landasan Hukum BMT Al-Fath IKMI Pamulang.................. 38

C. Dasar Hukum BMT…………………………………………. 38

D. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Fath IKMI Pamulang ........... 39

E. Budaya Kerja BMT Al-Fath IKMI Pamulang ........................ 40

F. Produk-Produk BMT Al-Fath IKMI Pamulang ..................... 40

G. Struktur Organisasi BMT Al-Fath IKMI Pamulang ............... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Mekanisme Distribusi Bagi Hasil Tabungan Berjangka Al-

Fath (TABAH)........................................................................ 47

B. Analisis Penulis ...................................................................... 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 55

B. Saran ....................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 58

LAMPIRAN

Page 8: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

vi

DAFTAR TABEL DAN SKEMA

1. Skema 2.1 : Skema Mekanisme Distribusi ..................................................... 30

2. Tabel 4.1 : Tabel Nisbah Bagi Hasil ............................................................. 48

3. Tabel 4.2 : Tabel Jumlah Dana dan Mitra BMT Al-Fath IKMI Pamulang ... 52

Page 9: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan lembaga keuangan syariah semakin mendapatkan perhatian

masyarakat khususnya di Indonesia. Ditandai dengan semakin berkembangnya

institusi keuangan syariah seperti Bank Syariah, Pegadaian Syariah, Reksadana

Syariah, Asuransi Syariah, Pasar Modal Syariah, Koperasi Syariah (Baitul Maal

Wat Tamwil), maupun lembaga yang berorientasi pada fungsi sosial LAZ,

Baznas, dan lembaga pengelola wakaf.

Diantara lembaga keuangan syariah, BMT merupakan lembaga pendukung

kegiatan ekonomi masyarakat kecil bawah (golongan ekonomi mikro dan kecil)

dalam hal menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan berlandaskan

sistem ekonomi berbasis Islam.

Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang

isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan

usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan

ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong

kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu,

Baitul Mal wat Tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infaq, dan sedekah,

serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.

Page 10: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

2

Keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi utama, yaitu

sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti zakat, infaq,

shodaqoh, dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi yang bergerak

di bidang investasi yang bersifat produktif sebagaimana layaknya bank. Pada

fungsi kedua ini dapat dipahami bahwa selain berfungsi sebagai lembaga

keuangan, BMT berfungsi juga sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga

keuangan BMT bertugas menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT)

yang mempercayakan dananya untuk disimpan di BMT dan menyalurkan dana

tersebut kepada masyarakat (anggota BMT) yang diberikan pembiayaan oleh

BMT. Sedangkan sebagai lembaga ekonomi, BMT berhak melakukan kegiatan

ekonomi, seperti mengelola kegiatan perdagangan, industri, dan pertanian.1

Tujuan BMT, adalah meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk

kesejahteraan anggota pada khusunya dan masyarakat pada umumnya.

Visi BMT, adalah menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat dan

kuat, yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga

mampu berperan menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan

anggota pada khususnya dan umat manusia pada umumnya.

Misi BMT, adalah mewujudkan gerakan pembebasan anggota dan

masyarakat dari belenggu rentenir, jerat kemiskinan dan ekonomi ribawi, gerakan

pemberdayaan meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi riil dan

kelembagaannya menuju tatanan perekonomian yang makmur dan maju dan

1 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 448.

Page 11: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

3

gerakan keadilan membangun struktur masyarakat madani yang adil,

berkemakmuran dan berkemajuan, serta berkeadilan berlandaskan syariah dan

ridho Allah SWT.

Landasan utama BMT secara umum dalam segala operasinya baik dalam

produk pendanaan, pembiayaan, maupun dalam produk lainnya memakai konsep

bagi hasil dengan menghindari hal-hal yang dilarang dalam konsep ekonomi

Islam yaitu sistim bunga karena terdapat unsur riba (bunga), gharar

(ketidakpastian), dan maysir (judi).

Produk dan jasa BMT menurut Keputusan Menteri Negara Koperasi dan

UKM RI Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang petunjuk pelaksanaan

kegiatan usaha KJKS adalah penghimpunan dana dengan menggunakan prinsip

wadi’ah, mudharabah, dan penyaluran dana dengan prinsip mudharabah,

musyarakah, murabahah, salam, ishtisna, ijarah, dan qard. Inilah yang

kemudian menjadi fungsi dari aspek Baitul Mal Wat Tamwail. Sementara fungsi

dari aspek Baitul Mal Wat Tamwil dapat menggunakan prinsip zakat, infaq, dan

shadaqah.2

Karakteristik bagi hasil pada produk maupun jasa layanan yang disalurkan

oleh BMT Al-Fath kepada masyarakat, terlihat dari produk-produknya. Salah

satu produk BMT Al-Fath IKMI yang menggunakan konsep bagi hasil adalah

tabungan berjangka atau biasa disebut dengan tabungan mudharabah. Tabungan

2 Muhammad Budi Setiawan, “Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan

Nasabah BMT (Studi Empiris Pada Tiga BMT Mitra dan BMT Center),” (Skripsi S1 Fakultas Syariah

dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.32

Page 12: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

4

ini menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah yang penarikannya dilakukan

secara berjangka dan tidak dapat diambil sewaktu-waktu.

Tabungan mudharabah merupakan salah satu sarana bagi masyarakat untuk

berinvestasi secara syariah, karena dengan sistim bagi hasil yang ditetapkan

sebelumnya adalah rasio bagi hasil, bukan tingkat keuntungan seperti yang

berlaku dengan sistim bunga.3

BMT menerima simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan investasi

atas dana mereka dalam bentuk investasi berdasarkan prinsip mudharabah

mutlaqah (unrestricted investment account). Simpanan diperjanjikan untuk

jangka waktu tertentu. BMT dapat menerima simpanan tersebut untuk jangka

waktu 1, 3, 6, 12, 24 bulan dan seterusnya. Dalam hal ini BMT bertindak sebagai

mudharib dan nasabah bertindak sebagai shahibul maal, dan kedua belah pihak

menyepakati pembagian laba (bila ada) yang dihasilkan dari penanaman dana

tersebut dengan nisbah tertentu. Dalam hal terjadi kerugian, nasabah

menanggung kerugian tersebut dan BMT kehilangan keuntungan.4

Kontrak mudharabah juga merupakan suatu bentuk equity financing, tetapi

mempunyai bentuk (feature) yang berbeda dari musyarakah. Pada mudharabah,

hubungan kontrak bukan antara pemberi modal, melainkan antara penyedia dana

(shahibul maal) dengan entrepreneur (mudharib). Pada kontrak mudharabah,

seorang mudharib dapat berupa perorangan, rumah tangga, perusahaan atau suatu

3 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah: Prinsip, Praktik, dan Prospek,

(Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007), h. 58 4 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006),

h. 49

Page 13: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

5

unit ekonomi lainnya untuk tujuan melakukan perdagangan. Mudharib dalam

kontrak ini menjadi trustee atas modal tersebut.5

BMT Al-Fath IKMI dalam operasionalnya menerapkan prinsip bagi hasil,

telah dijadikan contoh referensi bagi masyarakat dalam mempraktekkan ekonomi

berdasarkan syariah. Seberapa besarkah BMT AL-Fath IKMI dalam

mengembangkan ekonomi umat melalui tabungan mudharabah ini.

Dalam mengelola dana nasabah, BMT menutupi biaya operasionalnya

tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. Di

samping itu, BMT tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah

penabung tanpa persetujuan yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Bagi hasil tabungan mudharabah dibebankan langsung ke rekening

tabungan mudharabah pada saat perhitungan bagi hasil.6

Pada pembagian nisbah keuntungan, salah satu hal yang menentukan besar

keuntungan mitra adalah equivalent rate. Equivalent rate adalah hasil dari

perhitungan nisbah yang telah direalisasikan sebelumnya.

Pada BMT Al-Fath nilai equivalent rate tersebut telah ditentukan

sebelumnya yang terlihat pada tabel distribusi bagi hasil BMT Al-Fath IKMI.

Namun pada hakikatnya nilai equivalent rate tersebut didasarkan pada

pendapatan yang didapatkan oleh BMT. Jadi nilai equivalent itu sendiri tidak

5 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, h. 19

6 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2004), h. 274

Page 14: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

6

dapat ditentukan begitu saja, melainkan dengan pendapatan yang didapatkan oleh

BMT.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam

tentang mekanisme distribusi bagi hasil produk penghimpunan dana pada BMT

Al-Fath. Sehingga penulis akan mencoba melakukan penelitian dan akan dibahas

dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul: “Mekanisme

Distribusi Bagi Hasil Tabungan Berjangka Pada BMT Al-Fath IKMI

Pamulang”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan judul skripsi tersebut maka masalah yang akan dibahas

penulis pada perumusan masalah adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana mekanisme distribusi bagi hasil tabungan berjangka (Tabah) pada

BMT Al-Fath IKMI Pamulang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk

mengetahui jawaban dari masalah diatas, namun secara khusus dikemukakan

sebagai berikut :

1. Mengetahui mekanisme distribusi bagi hasil produk tabungan berjangka

(Tabah) pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang

Page 15: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

7

Adapun hasil penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi BMT Al-Fath IKMI Pamulang, pembaca maupun

pribadi, selain itu juga diharapkan dapat bermanfaat :

1. Secara akademis, adalah menambah khazanah pengetahuan di bidang

Ekonomi Islam umumnya, khususnya di bidang perbankan syariah.

2. Secara praktis, adalah saran, informasi dan referensi bagi bank dalam

meningkatkan pelayanan dan memberikan kepuasan bagi nasabah.

3. Penulis memperoleh pengetahuan berharga tentang tabungan berjangka

(Tabah) Al-Fath pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang.

4. Masyarakat dapat mengetahui tabungan berjangka (Tabah) yang diterapkan

oleh BMT Al-Fath IKMI Pamulang sehingga dapat membantu mempermudah

masyarakat dalam melakukan perencanaan keuangan agar putra-putrinya

sukses dalam pendidikan.

5. Hasil penelitian dapat digunakan para mahasiswa sebagai bahan perkuliahan

untuk menambah pengetahuan, khususnya mahasiswa Jurusan Perbankan

Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum.

D. Review Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu digunakan untuk membantu mendapatkan

gambaran dalam menyusun kerangka pikir mengenai penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Taqwa Audiansyah pada tahun

2008 dengan judul “Pengaruh Equivalen Rate Terhadap Penghimpun

Page 16: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

8

Tabungan Mudharabah pada BTN Syariah Cabang Jakarta”. Disini penulis

membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kecendurangan nasabah

menggunakan produk dengan analisis statistik.

2. Penelitian yang diilakukan oleh Iing Rohiman pada tahun 2003 dengan judul “

Format Bagi Hasil Produk Al-Mudharabah Perbankan Syariah Di Indonesia

(Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia, Tbk)”. Disini

penulis membahas tentang format bagi hasil pada produk mudharabah dari

sistim bagi hasil.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Didi Pujihadi pada tahun 2010 dengan judul

“Pengaruh Pendapatan Mudharabah Terhadap Total Pendapatan Opersional

Bank (Studi Kasus Pada UUS Bank BNI). Permasalahan yang dibahas oleh

penulis adalah tentang pendapatan pembiayaan mudharabah sekaligus nisbah

bagi hasil dengan menggunakan analisis regresi pendapatan mudharabah.

Dari skripsi-skripsi diatas hanya membahas tentang kecenderungan

nasabah menggunakan produk tabungan mudharabah, format bagi hasil pada

produk mudharabah dari sistim bagi hasil, dan tentang pendapatan

pembiayaan mudharabah serta nisbah bagi hasil. Disini penulis membahas

tentang bagaimana mekanisme distribusi bagi hasil pada tabungan berjangka.

karena mekanisme distribusi bagi hasil sangat penting bagi mitra dan BMT

Al-Fath IKMI dikarenakan dengan adanya mekanisme distribusi yang baik

maka perhitungan dan pembagian bagi hasil akan jelas baik dalam keadaan

Page 17: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

9

untung maupun keadaan rugi dan terciptanya transparansi dalam bagi hasil

antara BMT Al-Fath IKMI dengan mitranya.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan

Penulis melakukan pendekatan dengan cara kualitatif yang bersifat

deskriptif. Bersifat deskritif artinya sekedar untuk menggambarkan sejumlah

variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa

mempersoalkan hubungan antar variabel (jalin menjalinnya antar variabel).7

Yang dimaksud kualitatif adalah data yang tidak menjelaskan keterikatan

antara satu variabel dengan variabel lain, tetapi kualitatif hanya menjelaskan

secara gambaran dari data yang diperoleh.

2. Jenis Penelitian

a. Library Research (Studi Pustaka) Yaitu dengan mengumpulkan dan

menganalisis data dari berbagai sumber yang relevan dengan analisis

yang akan digunakan yaitu artikel, buku-buku, majalah-majalah serta

situs internet yang terkait pembahasan dalam skripsi ini.

b. Field Research (Penelitian Lapangan) yang diperoleh melalui pusat

referensi dengan cara terjun langsung ke lapangan (lokasi penelitian)

untuk melihat serta mengambil data-data secara langsung.

7 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2001),

Cet. V, Ed. 1, h.16.

Page 18: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

10

3. Data Penelitian

Sumber data yang digunakan adalah :

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau

hasil penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini, penulis

secara langsung mengadakan wawancara dengan pihak BMT Al-Fath IKMI

Pamulang Terkait dengan permasalahan yang dibahas.

b. Data sekunder, yaitu data yang diterima melalui studi dokumentasi

(Library Research) yang ada hubungannya dengan materi skripsi ini.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan dengan

melakukan kunjungan ke perpustakaan untuk mendapatkan data dari

berbagai literatur.

4. Subjek-Objek Penelitian

Subjek-Objek penelitian ini menjelaskan sebagai berikut:

a. Yang menjadi sumber informasi untuk mendapatkan data yang ingin

diperoleh adalah dari BMT Al-Fath IKMI Pamulang yang terkait dan

berkompoten dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data yang tepat

mengenai Mekanisme Distribusi Bagi Hasil Tabungan Berjangka Al-Fath

yang dilakukan BMT Al-Fath IKMI Pamulang (Rumusan Masalah

Penelitian Ini). Objek yang menjadi sumber informasi mendapatkan data

adalah BMT Al-Fath IKMI Pamulang.

Page 19: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

11

b. Level analisis yang akan dilakukan adalah deskriptif, yaitu sekedar

menggambarkan sejumlah permasalahan dan unit yang diteliti, tanpa

mempersoalkan hubungan antarvariabel.

c. Pertimbangan ini diperkirakan kurang lebih satu bulan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Untuk mendapatkan data dengan cara melakukan pengamatan langsung ke

tempat penelitian yaitu BMT Al-Fath IKMI Pamulang untuk mendapatkan

data yang tepat.

b. Wawancara

Dilakukan penulis secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan

berpengalaman dengan tujuan untuk mendapatkan data yang tepat.

c. Studi Kepustakaan

Dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik masalah dalam

penelitian ini. Pengumpulan data berasal artikel, buku-buku, majalah-

majalah, serta informasi-informasi tertulis lainnya yang berhubungan

dengan pembahasan dalam skripsi ini.

Page 20: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

12

6. Teknik Analisis Data

Teknik ini hanya mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan

data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan secara kualitatif maka

disebut penelitian deskriptif kualitatif.

F. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, penulis merasa perlu menetapkan

suatu kerangka dasar penulisan. Secara garis besar dapat memberikan gambaran

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara garis besar mengenai latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, review studi terdahulu, metodologi penelitian,

dan sistematika Penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori berdasarkan tinjauan

pustaka dan literatur mengenai distribusi bagi hasil serta tabungan

berjangka (Tabah)

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL-FATH IKMI PAMULANG

Dalam bab ini akan dijelaskan secara terperinci tentang BMT AL-

FATH IKMI PAMULANG mengenai sejarah singkat, visi, misi,

Page 21: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

13

landasan hukum, produk-produk yang terdapat di BMT Al-Fath

IKMI, dan struktur organisasi.

BABIV MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN

BERJANGKA AL-FATH IKMI PAMULANG

Bab ini akan dijelaskan mengenai masalah yang diteliti yaitu

Spesifikasi Tabungan Berjangka Al-Fath IKMI Pamulang,

Mekanisme Distribusi Bagi Hasil Tabungan Berjangka Al-Fath

(Tabah), dan Analisa Penulis.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini akan disimpulkan jawaban dari perumusan masalah

yang ada dan disertai dengan pemberian saran-saran yang tepat

sehubungan dengan adanya permasalahan yang ditemukan selama

penelitian untuk perbaikan lebih lanjut.

Page 22: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Tabungan

Menurut undang-undang perbankan syariah Nomor 21 Tahun 2008,

tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wad’iah atau investasi dana

berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu

yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet, giro atau alat lainnya

yang dipersamakan dengan itu.

Tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang bersifat likuid, hal ini

memberikan arti produk ini dapat diambil sewaktu-waktu apabila nasabah

membutuhkan, namun bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah penabung

kecil. Akan tetapi jenis penghimpunan dana tabungan merupakan produk

penghimpunan yang lebih minimal biaya bagi pihak bank karena bagi hasil yang

ditawarkannya pun kecil namun biasanya jumlah nasabah yang menggunakan

tabungan lebih banyak daripada produk penghimpunan yang lain.1

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02./DSN-MUI/IV/2000,

tabungan ada dua jenis, yaitu: Pertama, tabungan yang tidak dibenarkan secara

prinsip syariah yang berupa tabungan dengan berdasarkan perhitungan bunga.

1 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta,

2010), h.34.

Page 23: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

15

Kedua, tabungan yang dibenarkan secara prinsip syariah yakni tabungan yang

berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah.2

Tabungan dalam ekonomi Islam tidak begitu kuat dihubungkan dengan

investasi. Karena ketika tabungan dimotivasi oleh alasan berjaga-jaga, hidup

hemat dan sederhana, maka tidak relevan akumulasi tabungan ini kemudian

digunakan untuk investasi yang mekanismenya dalam Islam menggunakan skema

bagi hasil yang memiliki risiko rugi. Risiko yang dimiliki investasi bagi hasil

tidak begitu sinkron dengan alasan para pemilik uang untuk menahan uangnya

berupa tabungan. Selain itu, berdasarkan motif dan realita masyarakat Islam,

bahwa masyarakat Islam terdiri dari masyarakat muzakki, mid-income, dan

mustahiq, dapat disimpulkan bahwa mereka yang aktif dalam menabung adalah

mereka yang masuk dalam golongan muzakki dan mid-income. Dan akumulasi

tabungan secara teori akan relatif kecil jika dibandingkan dengan akumulasi

investasi, yang berarti juga peran tabungan dalam perekonomian akan relatif

kecil. Dengan demikian tabungan tergantung pada besarnya pendapatan yang

porsinya ditentukan oleh kebutuhan berjaga-jaganya.3

Tabungan Mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik

dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Dalam fatwa Dewan

2 Abdul Ghofur Anshori, Payung Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (UU di Bidang

Perbankan, Fatwa DSN-MUI, Peraturan Bank Indonesia), (Yogyakarta: UII Press, 2007), h. 78 3 Ali Sakti, Ekonomi Islam:Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, Cet. 1, (Jakarta:

Paradigma dan AQSA Publishing, 2007), h. 153

Page 24: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

16

Syariah Nasional ditetapkan tentang ketentuan berdasarkan tabungan mudharabah

sebagai berikut:

1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai Shahibul Mal dan Bank

Bertindak sebagai Mudharib

2. Dalam kapasitasnya sebagai Mudharib, bank dapat melakukan berbagai

macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan

mengembangkannya termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain

3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan

piutang

4. Pemberian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan

dalam akad pembukaan rekening

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan

menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya

6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa

persetujuan yang bersangkutan.4

B. Mudharabah

1. Pengertian Mudharabah

Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang populer dalam produk

perbankan syariah yaitu mudharabah. Mudharabah adalah bentuk kerjasama

antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul maal)

4 Budi Rahmwardana, “Efektifitas Modal Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (Studi Kasus

Kartu Shar-E PT. Bank Muamalat Indonesia),” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.27

Page 25: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

17

mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu

perjanjian pembagian keuntungan.5

Mudharabah dapat dilakukan secara terbuka maupun secara terbatas.

Dalam mudhrabah terbuka, kerjasama tidak dibatasi oleh waktu, tempat, jenis

usaha, jenis industri, pasar, customer, supplier, dsb. Apabila ada satu saja

pembatas, maka mudharabah demikian disebut sebagai mudharabah terbatas.

Dalam hal mudharabah dilakukan secara terbatas, maka mudharib harus

mematuhi batasan-batasan yang disepakatinya dengan Shahibul Maal.

Mudharib dapat membebankan biaya-biaya yang langsung terkait

dengan usaha yang di-mudharabahkan sebagai beban account mudharabah.

Persentase pembagian keuntungan di sepakati didepan antara Mudharib dan

Shahibul Mal. Apabila terjadi kerugian, maka kerugian ini terlebih dahulu

akan mengurangi cadangan keuntungan sebelumnya (kalau ada), setelah itu

kerugian ini menjadi pengurang modal yang disetor oleh Shahibul Maal. Pada

umumnya, Mudharib menanggung kerugian dari sisi waktu dan usaha (tanpa

memperoleh hasil). Tanggung jawab Shahibul Maal dalam akad Mudharabah

terbatas pada modal yang disetornya dan tidak lebih dari ini.6

5 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, Cet.1, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),

h.35. 6 Muhammad Iqbal, Dinar Solution (Dinar Sebagai Solusi), Cet. 1 (Jakarta: Gema Insani,

2008), h. 84.

Page 26: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

18

2. Landasan Hukum Mudharabah

Akad seperti ini dibolehkan dalam Islam, karena bertujuan untuk saling

membantu antara pemilik modal dan seorang ahli dalam memutar uang.7

a. Berikut dalil-dalil Al-Quran yang berkenaan dengan mudharabah :

1) Firman Allah QS. Al-Muzzammil [73]:20:

( :انمزمم )...أخرن يضربن في األرض يبتغن مه فضم اهلل

“Sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan dimuka bumi

mencari sebagian karunia Allah.” (QS.73:20)

Ayat tersebut menerangkan bahwasannya mereka bepergian

meninggalkan tempat tinggalnya untuk mencari sebagian karunia

Allah baik keuntungan perniagaan atau memperoleh ilmu. Aka tetapi

yang kita bahas ini adalah mengenai konsep mudharabah dalam

mencari keuntungan.8

2) Firman Allah QS. Al-Jumuah [62]:10:

ابتغا مه فضم اهلل فإرا قضيت انصالة فاوتشرا في األرض

ن ا اهلل كثيرا نعهكم تفهح (: انجمعت )اركر

“Apabila telah selesai solat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi

(untuk menjalankan urusan masing-masing) dan carilah karunia

Allah.” (Qs.62:10)

7 Abdul Aziz Dahlan, et.al., Ensiklopedi Islam, jilid 4, (Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve,

1996), h. 1196. 8 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, Volume

14, (Jakarta:Lentera Hati, 2002), h. 537

Page 27: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

19

Ayat diatas menyatakan: hai orang-orang beriman, apabila diseru

yakni dikumandangkan adzan oleh siapapun untuk sholat pada Zuhur

hari Jumat, maka bersegeralah kuatkan tekad dan langkah, jangan

bermalas-malasan apalagi mengabaikannya, untuk menuju dzikrullah

menghadiri shalat dan khutbah Jumat, dan tinggalkanlah jual beli

yakni segala macam interaksi dalam bentuk dan kepentingan apapun

bahkan semua yang dapat mengurangi perhatian terhadap upacara

Jumat. Demikian itulah yakni menghadiri acara Jumat, yang baik buat

kamu, jika kamu mengetahui kebaikannya pastilah kamu

mengindahkan perintah ini.

Untuk mengindahkan kesan bahwa perintah ini adalah sehari penuh,

sebagaimana yang diwajibkan kepada orang-orang yahudi pada hari

Sabtu, ayat diatas melanjutkan dengan menegaskan: Lalu apabila telah

ditunaikan shalat, maka jika kamu mau, maka bertebarlah di muka

bumi untuk tujuan apapun yang dibenarkan Allah, karena karunia

Allah sangat banyak dan tidak mungkin kamu dapat mengambil

seluruhnya, dan ingatlah Allah banyak-banyak jangan sampai

kesungguhan kamu mencari karunia-nya itu melengahkan kamu.

Berdzikirlah dari saat ke saat dan disetiap tempat dengan hati atau

Page 28: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

20

bersama lidah kamu supaya kamu beruntung memperoleh apa yang

kamu dambakan.9

3) Firman Allah QS. Al-Baqarah [2]: 198:

(۹۸: انبقرة )...نيس عهيكم جىاح أن تبتغا فضال مه ربكم

“Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia

Tuhanmu.” (QS. 2:198).

Ayat ini menerangkan bahwasannya kita sebagai umat Islam

Dianjurkan mencarikan anugerah (keuntungan) dari Allah berupa rizki

dari perniagaan dan usaha halal lainnya.10

b. Berikut hadits-hadits yang berkaitan dengan mudharabah :

1) Hadits Nabi Riwayat Abu Dawud

فإرا خاو ما صاحب ل اوا ثانث انشريكيه مانم يخه أحذ إن اهلل يق

ما (راي أب داد)خرجت مه بيى

“Sesungguhnya Allah SWT berfirman, “Aku adalah pihak ketiga (yang

akan melindungi) dua orang yang melakukan perseroan selama salah

seorang di antara mereka tidak mengkhianati temannya. Apabila salah

seorang di antara mereka telah mengkhianati temannya maka aku

keluar dari keduanya.” (HR. Abu Dawud).

9 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, Volume

14, (Jakarta:Lentera Hati, 2002), h. 230 10

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran, Volume 1,

(Jakarta:Lentera Hati, 2002), h. 436

Page 29: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

21

Dari Hadits diatas dapat di ketahui bahwasannya adanya perintah

untuk membangun kepercayaan antara rekan kerja. Kita bisa

mengetahui bahwa Allah SWT akan memberkahi orang yang

bekerjasama ketika keduanya saling percaya tidak ada kebohongan

atau berkhianat atas kesepakatan yang telah disetujui oleh keduanya.

Hal ini menunjukkan kecintaan Allah SWT kepada hamba-hambanya

yang melakukan kerjasama selama saling menjunjung tinggi amanat

kerjasama dan menjauhi pengkhiatan.

Dalam kerjasama bagi hasil harus jujur sebagaimana kita ketahui

bahwasannya kerjasama dalam bisnis Rasulullah SAW dilandasi oleh

dua pokok yaitu kepribadian yang amanah dan terpercaya, serta

keahlian yang memadai.11

3. Rukun dan Syarat Mudharabah

Ulama Hanafiah mengemukakan bahwa rukun mudharabah adalah ijab

dan qabul. Sedangkan menurut jumhur ada tiga, yaitu: orang yang berakad

(1) Shahibul Mal dan Mudharib, (2) obyek akad yaitu Modal, Pekerjaan, dan

keuntungan, dan (3) Shighat (Ijab qabul).

Adapun syarat-syarat mudharabah, sesuai dengan rukun yang

dikemukakan jumhur ulama di atas adalah:

11

Ilfi Nurdiana, Hadits-Hadits Ekonomi, Cet 1 (Malang: UIN-MALANG PRESS, 2008), h.

149

Page 30: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

22

a. Yang terkait dengan orang yang melakukan akad, harus orang yang cakap

hukum, cakap diangkat sebagai wakil, karena pada satu sisi posisi orang

yang akan mengelola modal adalah wakil dari pemilik modal. Itu

sebabnya, syarat-syarat seorang wakil juga berlaku bagi pengelola modal

dalam akad mudharabah.

b. Yang terkait dengan modal, disyaratkan seperti: berbentuk uang, jelas

jumlahnya, tunai, dan diserahkan sepenuhnya kepada pedagang/pengelola

modal. Oleh sebab itu, jika modal berbentuk barang, menurut mayoritas

ulama tidak dibolehkan, karena sulit untuk menentukan keuntungan yang

cenderung menimbulkan gharar. Ulama Hanafiah, Hambaliah, Ibnu Abi

laila dan Al-Auza’i berpendapat bahwa diperbolehkan modal itu berupa

apapun yang dapat dinilai dan dapat diperhitungkan dengan uang. Nilai

itulah yang dihitung sebagai modal. Demikian juga halnya dengan

piutang, tidak boleh dijadikan modal mudharabah. Akan tetapi, jika modal

itu berupa wadi’ah (titipan) pemilik modal kepada pedagang, boleh

dijadikan modal mudharabah. Apabila modal itu tetap dipegang

sebagiannya oleh pemilik modal dalam artian tidak diserahkan seluruhnya,

menurut ulama Hanafiah, Malikiyah, dan Syafi’iyah, akad mudharabah

tidak sah. Akan tetapi, ulama Hanabilah menyatakan boleh saja sebagian

modal itu berada di tangan pemilik modal, asal tidak menggangu

kelancaran usaha itu. Di sini pendapat Jumhur kiranya lebih tepat

dijadikan pegangan sebab mudharabah itu sendiri adalah akad

Page 31: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

23

kepercayaan yang didasarkan atas kualitas dan kapabilitas mudharib yang

sebelumnya telah diketahui oleh shahibul mal, selain itu lebih memberikan

kemudahan dan kebebasan bagi mudharib dalam mengalokasikan dana

dalam investasi. Akan tetapi sekiranya shahibul maal belum sepenuhnya

mengetahui kredibilitas mudharib dapat saja pendapat Hanabilah dijadikan

pegangan misalnya pemberian modal secara bertahap selama hal tidak

menggangu kelancaran bisnis.

c. Yang terkait dengan keuntungan, disyaratkan bahwa pembagian

keuntungan harus jelas dan porsi masing-masing diambilkan dari

keuntungan dagang itu, seperti setengah, sepertiga, atau seperempat.

Apabila pembagian keuntungan tidak jelas maka menurut ulama Hanafiah,

akad itu fasid (rusak). Pembagian keuntungan tidak boleh berupa nominal

tertentu atau prosentase dari modal.

d. Yang terkait dengan ijab qabul, harus diucapkan oleh kedua pihak guna

menunjukkan kemauan mereka untuk melaksanakan kontrak. Shighat

harus sesuai dengan hal-hal berikut: Secara eksplisit dan implisit

menunjukkan tujuan kontrak, Shighat dianggap tidak sah jika salah satu

pihak menolak syarat-syarat yang diajukan penawaran atau salah satu

pihak meninggalkan tempat berlangsungnya negoisasi tersebut, sebelum

kontrak disempurnakan.12

12 Ah. Azharuddin Lathif, Fiqih Muamalat (Prinsip Dasar Transaksi Bisnis Dalam Islam),

Cet. 1 (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 135-137

Page 32: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

24

4. Jenis-Jenis Al Mudharabah

Secara umum Mudharabah terbagi kepada dua jenis, yaitu:

a. Mudharabah Muthlaqah

Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk

kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat

luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah

bisnis. Dalam pembahasan fiqih ulama salaf ash-shalih seringkali

dicontohkan dengan ungkapan if’al ma syi’ta (lakukanlah sesukamu) dari

shahibul maal ke mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar.

b. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted

mudharabah/specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah

muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau

tempat usaha. Adanya pembatasan seringkali mencerminkan

kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia

usaha.13

5. Keunggulan Sistem Mudharabah

Salah satu keistimewaan dari sistem mudharabah adalah pada peran ganda

dari mudharib, yakni sebagai wakil (agen) sekaligus mitra. Mudharib adalah

wakil dari rabb al-mal dalam setiap transaksi yang ia lakukan pada harta

mudharabah. Mudharib kemudian menjadi mitra dari rabb al-mal ketika ada

13 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta: Tazkia

Institute, 1999), h. 137

Page 33: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

25

keuntungan, karena mudharabah adalah sebuah kemitraan dalam keuntungan,

dan seorang wakil tidak berhak mendapatkan keuntungan atas dasar kerja dia

setelah munculnya keuntungan. Tetapi ia menjadi seorang mitra dalam situasi

ini disebabkan oleh perjanjian kemitraan.

Ada beberapa manfaat sekaligus menjadi keunggulan dari konsep

mudharabah yang diterapkan dalam bank yang berdasarkan prinsip-prinsip

syariah:

a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha

nasabah meningkat.

b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan

secara tetap. Tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank,

sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.

c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kas

usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.

d. Bank akan lebih selektif dan prudent “hati-hati” mencari usaha yang

benar-benar halal, aman, dan menguntungkan. Karena keuntungan yang

konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah/musyarakah ini berbeda dengan

prinsip bunga tetap dimana bank akan tetap menagih penerima

Page 34: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

26

pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan

yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.14

6. Kerugian dan Berakhirnya Akad Mudharabah

Kerugian dalam mudharabah adalah ketidakmampuan mudharib dalam

membayar cicilan pokok senilai pembiayaan yang telah diterimanya atau

jumlah seluruh cicilan lebih kecil dari pembiayaan yang telah diterimanya.

Kerugian ditanggung oleh pemilik modal, kecuali akibat:

a. Nasabah melanggar syarat yang telah disepakati

b. Nasabah lalai dalam menjalankan modalnya;15

Pemilik modal tidak boleh mensyaratkan kepada mudharib untuk

menanggung kerugian yang akan terjadi, karena ia adalah orang yang

mendapatkan amanah (amin) sedangkan orang yang mendapatkan amanah

tidak menanggung atas suatu kerugian. Dan apabila terjadi kesepakatan yang

demikian, maka akad mudharabah menjadi rusak (fasid) karena menyalahi

aturan dalam qiradh.16

Akad mudharabah dinyatakan berakhir atau batal dalam hal sebagai

berikut:

14 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem

Operasional, Cet. 1 (Jakarta: Gema Insani, 2004), h.337 15

Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah,

(Yogyakarta: UII Press, 2004), h. 74. 16

Ash-Shadiq Abdurrahman Al-Gharyani, Penerjemah: A. Syakur, Fatwa-Fatwa Muamalah

Kontemporer, (Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif, 2004), h. 98.

Page 35: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

27

a. Masing-masing pihak menyatakan batal, atau pekerja dilarang untuk

bertindak hukum terhadap modal yang diberikan, atau pemilik modal

menarik modalnya.

b. Salah seorang yang berakad meninggal dunia.

c. Salah seorang yang berakad gila, karena orang gila tidak cakap lagi

bertindak hukum.

d. Pemilik modal murtad (keluar dari agama islam), menurut Imam Abu

Hanifah, akad mudharabah batal. 17

e. Modal habis di tangan pemilik modal sebelum dikelola oleh mudharib.

C. Distribusi

1. Definisi Distribusi

Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari

produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau

jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan

faedah (utility) waktu, tempat, pengalihan hak milik. Dalam menciptakan

ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat didalamnya,

yaitu: lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of

17

AbdulAzis Dahlan, et.al., Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 4, (Jakarta:Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1996), h.1198.

Page 36: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

28

distibution/Marketing channel), aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang

(Phisycal distribution).18

Di antara persoalan mendasar yang terkait erat dengan ekonomi mikro

adalah produksi, distribusi dan konsumsi. Paling tidak menurut ahli, di

antaranya M.A. Mannan, dalam ekonomi Islam, distribusilah sesungguhnya

yang harus menggiatkan produksi dan konsumsi. Menurut Mannan, persoalan

distribusi menjadi inti sebenarnya dari kegiatan-kegiatan ekonomi, mengingat

proses konsumsi, produksi dan distribusi sesungguhnya menjadi terjalin dan

terpadu sedemikian rupa.

Atas dasar ini maka dalam ekonomi Islam, terdapat kebersamaan

pemberlakuan hukum terhadap ketiga aktifitas ekonomi ini (produksi,

distribusi, dan konsumsi). Maksudnya bila Islam mengharamkan seseorang

mengkonsumsi barang/jasa maka hukum yang sama (pengharaman

barang/jasa itu) juga berlaku bagi produksi dan distribusi.19

2. Mekanisme Distribusi

Mekanisme distribusi yang ada dalam sistem ekonomi Islam secara

garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok mekanisme, yaitu:

apa yang disebut mekanisme ekonomi, dan mekanisme non ekonomi.

Mekanisme ekonomi adalah mekanisme distribusi dengan

mengandalkan kegiatan ekonomi agar tercapai distribusi kekayaan. Namun

18 (http://dansite.wordpress.com/2009/03/25/pengertian-distribusi/). 19 Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat: Ekonomi dan Keuangan Islam,

(Jakarta, Kholam Publishing, 2008), h. 179-180

Page 37: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

29

jika mekanisme ekonomi tidak dapat atau belum mampu berjalan untuk

mengatasi persoalan distribusi, baik karena sebab-sebab alamiah yang

menimbulkan kesenjangan, ataupun kondisi-kondisi khusus seperti karena

bencana alam, kerusuhan, dan lain sebagainya, maka Islam memiliki sejumlah

mekanisme non ekonomi yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan

distribusi kekayaan tersebut.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa sistem ekonomi Islam sangat

berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang hanya dan sangat

mengandalkan mekanisme harga (pasar) dalam mendistribusikan kekayaan

ditengah masyarakat.20

20 M. Sholahuddin, Asas-Asas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h.

206-207

Page 38: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

30

Skema 2.1

Mekanisme Distribusi

1. Bekerja Sama

2. Pengembangan kegiatan investasi

3. larangan menimbun harta benda

4. Membuat kebijakan harta dan

menggalakan kegiatan syirkah

5. Larangan kegiatan monopoli dan

berbagai penipuan

6. Larangan judi, riba, korupsi, pemberian

kepada penguasa

7. Pemanfaatan secara optimal hasil dari

barang-barang milik umum

1. Pemberian negara kepada rakyat

yang membutuhkan

2. Zakat

3. Distribusi Pendapatan

Dalam hukum Islam ada yang dinamakan distribusi pendapatan, dalam

hal ini distribusi pendapatan yang sumbernya berdasarkan nash Al-Quran dan

As-Sunnah.

Mekanisme

Distribusi

Ekonomi

Non Ekonomi

Page 39: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

31

Islam tidak bisa mentolerir distribusi pendapatan yang sumbernya

diambil dari yang haram. Karena instrumen distribusi pendapatan dalam Islam

juga akan bernuansa hukum. (wajib-sunnah).

Distribusi pendapatan yang wajib dalam konteks Islam adalah zakat

seperti zakat fitrah dan zakat maal. Sedangkan distribusi pendapatan yang

sunnah adalah shodaqoh.21

D. Bagi Hasil

1. Definisi bagi hasil

Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit

and sharing. Profit and Sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian

laba. Secara definitif profit sharing diartikan: “distribusi beberapa bagian dari

laba pada para pegawai dari suatu perusahaan”. Lebih lanjut dikatakan, bahwa

hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada

laba yang diperoleh pada tahun sebelum-sebelumnya, atau dapat berbentuk

pembayaran mingguan atau bulanan.22

Bagi hasil adalah bentuk return dari kontrak investasi, dari waktu ke

waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu

bergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi. Dengan demikian,

21

Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007),

h. 135 22

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPn, 2005), h. 105

Page 40: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

32

dapat dikatakan bahwa system bagi hasil merupakan salah satu praktik

perbankan syariah.23

Bank islam tidak dapat sekedar menyalurkan uang. Bank islam harus

terus berupaya meningkatkan kembalian atau return of investment sehingga

lebih menarik dan lebih memberi kepercayaan bagi pemilik dana.24

2. Sistem Bagi Hasil Vs Sistem Bunga

Sebagai alternatif sistem bunga dalam ekonomi konvensional,

ekonomi Islam menawarkan sistem bagi hasil (profit and loss sharing) ketika

pemilik modal (surplus spending unit) bekerja sama dengan pengusaha

(deficit spending unit) untuk melakukan kegiatan usaha. Apabila kegiatan

usaha menghasilkan sebuah keuntungan maka keuntungan yang didapat dibagi

dua, dan apabila kegiatan usahanya mengalami kerugian maka kerugian

tersebut menjadi tanggung jawab debitur.

Sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang

terekploitasi (didzolimi). Sistem bagi hasil dapat berbentuk musyarakah dan

mudharabah dengan berbagi variasinya.25

Saat ini lembaga keuangan syariah, baik Bank Umum dan Syariah,

Bank Konvensional yang mempunyai cabang syariah, Bank Perkreditan

Rakyat Syariah (BPRS), dan Baitul Māl Tamwil (BMT) di Indonesia, dalam

melakukan distribusi hasil usaha antara shāhibul māl (deposan) dengan

23 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, cet.III, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004), h. 191. 24

Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Cet. 2, (Jakarta:Kencana, 2005),

h.41 25 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), 26

Page 41: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

33

lembaga keuangan syariah sebagai mudhārib masih mempergunakan prinsip

bagi hasil (revenue sharing) belum ada yang mempergunakan metode

pembagian laba (profit sharing).26

Uni-unit Syariah (UUS) Saat ini adalah perwujudan dari peranakan

Bank-Bank Konvensional, dan melakukan bagi hasil dengan konsep

mudharabah atau revenue sharing bukan semata-mata mencari keuntungan

saja.

3. Nisbah Keuntungan

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua

belah pihak yang bermudharabah. Mudharib mendapatkan imbalan atas

kerjanya, sedangkan shahib al-mal mendapatkan imbalan atas penyertaan

modalnya. Nisbah keuntungan inilah yang akan mencegah terjadinya

perselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara pembagian keuntungan.

Nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk prosentase antara

kedua belah pihak, bukan dinyatakan dalam nilai nominal tertentu. Jadi nisbah

keuntungan itu misalnya adalah 50:50, 70:30, atau 60:40, atau bahkan 99:1.27

26 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT.

Grasindo, 2005), h. 120. 27

Adiwarman A. Karim, Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan), Ed.3-4, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2007), h. 206-207

Page 42: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

34

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nisbah Bagi Hasil

a. Faktor Langsung

Diantara faktor-faktor langsung (direct factors) yang mempengaruhi

perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia dan

nisbah bagi hasil (profit sharing ratio).

1) Investment rate, merupakan persentase aktual dana yang diinvestasikan

dari total dana. Jika bank menentukan investment rate sebesar 80%, hal

ini berarti 20% dari total dana yang dialokasikan untuk memenuhi

likuiditas.

2) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah

dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan.

Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode:

a) Rata-rata saldo minimum bulanan

b) Rata-rata total saldo harian

3) Nisbah (profit sharing ratio)

a) Salah satu ciri mudhārabah adalah nisbah yang harus ditentukan

dan disetujui pada awal perjanjian.

b) Nisbah antara satu bank dengan bank lainnya dapat berbeda.

c) Nisbah juga dapat berbeda dari segi waktu ke waktu dalam satu

bank misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.

d) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dengan account

lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.

Page 43: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

35

b. Faktor tidak langsung

1) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudhārabah

a) Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya

(profit and sharing). Pendapatan yang dibagihasilkan merupakan

pendapatan diterima dikurangi biaya-biaya.

b) Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut revenue

sharing.

2) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting), bagi hasil secara

tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas yang diterapkan,

terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya.28

c. Kode Etik Pembagian Hasil Keuntungan

Ada sejumlah kode etik dalam sistem pembagian keuntungan dalam

usaha berbasis penanaman modal ini diringkas sebagai berikut:

1) Keuntungan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, namun kerugian

hanya ditanggung oleh pemilik modal saja.

Pembagian keuntungan antara kedua belah pihak yang terlibat usaha

penanaman modal itu adalah berdasarkan kesepakatan mereka berdua,

namun hanya pemilik modal saja yang menanggung kerugian. Pengelola

modal hanya mengalami kerugian kehilangan tenaga. Alasannya, karena

kerugian itu ungkapan yang menunjukkan berkurangnya modal, dan itu

adalah persoalan pemilik modal, pengelola tidak memiliki kekuasaan

28

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), h. 237-238.

Page 44: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

36

dalam hal itu, sehingga kekurangan modal hanya ditanggung oleh pemilik

modal saja, tidak oleh pihal lain.

2) Keuntungan dijadikan cadangan modal.

Artinya, pengelola tidak berhak menerima keuntungan sebelum ia

menyerahkan kembali modal yang ada, karena keuntungan itu adalah

kelebihan dari modal.

3) Pengelola tidak boleh mengambil keuntungan sebelum masa pembagian.

Alasan tidak dibolehkannya pengelola modal mengambil bagiannya dari

keuntungan kecuali setelah masa pembagian. Bisa jadi terjadinya kerugian

setelah itu, sehingga keuntungan itu digunakan untuk menutupinya,

sebagaimana telah dijelaskan fungsi keuntungan itu sebagai cadangan

modal. Sehingga bukan hanya dengan pembagian saja hak masing-masing

dari kedua belah pihak terjaga. Pemilik modal adalah mitra usaha

pengelola, sehingga tidak ada hak baginya untuk mengambil bagian

keuntungannya tanpa izin dari mitra usahanya itu atau tanpa kehadirannya.

4) Hak mendapatkan keuntungan tidak akan diperoleh salah satu pihak

sebelum dilakukan perhitungan akhir terhadap usaha tersebut.29

29

Abdullah al-Mushlih, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Cet. 1, (Jakarta: Darul Haq, 2004),

h. 177-178.

Page 45: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

37

BAB III

GAMBARAN UMUM BMT AL FATH IKMI PAMULANG

A. Sejarah Singkat BMT AL Fath IKMI

BMT AL FATH IKMI berdiri pada tahun 1996 (13 Oktober 1996), sebagai

koperasi primer dengan anggota awal 25 orang badan pendiri dengan modal awal

Rp 400.000,- per sendiri dan kini bertambah menjadi 36 anggota badan pendiri.

Ide pendirian BMT AL FATH IKMI bermula dari para pengurus IKMI (Ikatan

Masjid Indonesia) yang tergabung dalam kegiatan ta’lim. Gagasan untuk

mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh idealisme yang

kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita yang bergerak

dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang, banyaknya praktek rentenir, sistem

ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis sehingga distribusi pendapatan

tidak merata. Disamping itu keinginan mengembangkan pola dakwah yang

selama ini lebih banyak dibidang dakwah bil lisan, dicoba dibarengi dengan

dakwah bilhal sehingga harapan besar dimasa mendatang sistem ekonomi Islam

dapat diterapkan di bumi Indonesia.

Pada tahun 1998, BMT AL FATH IKMI resmi mendaftarkan diri pada

departemen koperasi untuk mendapatkan badan hukum. Maka BMT AL FATH

IKMI mendapatkan legal hukum dengan Nomor: 650/BH/kwk.10/VI/1998

dengan nama “koperasi simpan pinjam Pamulang”.

Page 46: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

38

Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT AL

FATH IKMI mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte perubahan

dengan Nomor: 518/BH/PAD/koperasi/2005 dengan nama Koperasi BMT AL

FATH IKMI”.

B. Landasan Hukum

Landasan hukum BMT AL FATH IKMI sebagai koperasi primer adalah:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang

pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

3. Keputusan Menteri Koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor

650/KEP/KWK.10/VI/1998

C. Dasar Hukum BMT

Legalitas keberadaan BMT dianggap sah karena tetap berasaskan

Pancasila, UUD 1945 dan prinsip syariah Islam. Pada sudut pandang lembaga

sosial, BMT memiliki kesamaan fungsi dengan Lembaga Amil Zakat. BMT

dituntut untuk daapat menjadi LAZ yang mapan dalam pengumpulan dan

penyaluran zakat, infak, sedekah dan wakaf dari mustahiq kepada golongan yang

Page 47: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

39

paling berhak sesuai ketentuan syariah dan UU No. 38 tahun 1999 tentang

pengelolaan zakat.

Sebagai lembaga bisnis, legalitas BMT sebagai lembaga yang bergerak

dalam penghimpunan dana masyarakat terbentur status hukum yang sulit. Sebagai

lembaga yang bukan bank, usaha yang dilakukan oleh BMT lebih dekat kepada

koperasi simpan-pinjam. BMT sebagai lembaga keuangan mikro bergerak dalam

kegiatan usaha menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat. Betapapun

kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana oleh BMT ini dalam skala kecil,

namun kegiatan usaha ini secara yuridis tampak berlawanan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di bidang perbankan.1

D. Visi, Misi dan Tujuan

1. Visi

Meningkatkan kualitas anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan

sebagai khalifah Allah.

2. Misi

Menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi, memberdayakan

pengusaha kecil dan menengah, serta membina kepedulian kepada dhuafa

secara terpola dan berkesinambungan.

1 http://greenzonekampus.blogspot.com/2010/12/manajemen-dan-operasional-baitul-mal-wa.html

Page 48: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

40

3. Tujuan

Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi

tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya

melalui kegiatan pendukung lainnya.

E. Budaya Kerja

1. Kerja Ikhlas, Kerja Cerdas dan Kerja Keras,

2. Menjunjung tinggi sifat Amanah, Sidiq, Tabligh dan Fathonah,

3. Selalu berupaya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan

menyenangkan,

4. Memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan profesional.

F. Produk-Produk BMT AL Fath IKMI

1. Produk Penghimpunan Dana

a. Tawakal (Tabungan Wadiah BMT Al Fath IKMI)

Merupakan simpanan lancar mitra yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiah / titipan. Dalam

tabungan ini BMT Al Fath IKMI tidak wajib memberikan hasil kepada

penabung. BMT Al Fath IKMI boleh memberikan bonus setiap bulan

sesuai dengan kebijakan BMT Al Fath IKMI.

b. Tabah (Tabungan Berjangka AL Fath)

Merupakan tabungan atau investasi dengan menggunakan prinsip

mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan

Page 49: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

41

jangka waktu yang dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang dapat dipilih:

3 Bulan, 6 Bulan, 9 Bulan, 12 Bulan dengan nisbah bagi hasil yang

kompetitif.

c. Sidik (Simpanan Pendidikan)

Yaitu bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukkan untuk dana

pendidikan bagi putra putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali

dalam satu tahun, yaitu: penarikan pertama pada saat tahun ajaran baru,

dan penarikan kedua pada saat semester. Mendapatkan bagi hasil sesuai

dengan nisbah.

d. Simpanan Qurban

Yaitu produk simpanan yang memberikan kemudahan dalam perencanaan

ibadah qurban bagi mitra. Dengan mitra bebas menentukan setoran

sehingga cukup membantu pelaksanaan qurban mitra. Penarikan dilakukan

satu kali menjelang ibadah qurban. Simpanan ini menggunakan prinsip

mudharabah muthlaqah dan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah.

e. SIFITRI (Simpanan Idul Fitri)

Yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan idul fitri. Seperti

mudik lebaran, belanja kebutuhan lebaran dan lain-lain. Penarikan

dilakukan menjelang satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini

Page 50: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

42

menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dan mendapatkan bagi hasil

sesuai dengan nisbah.

f. Simpanan Nikah

Yaitu produk simpanan yang diperuntukkan bagi mereka para pemuda-

pemudi yang merencanakan pernikahan. Banyak pemuda-pemudi

menunda nikah salah satu faktornya adalah biaya. Produk tabungan ini

sangat efektif untuk membantu perencanaan keuangan pernikahan mitra.

Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang pernikahan.

Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dan

mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah.

g. Simpanan Haji

Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan untuk

menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. Simpanan ini

menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan

bagi hasil sesuai dengan nisbah.

2. Produk Penyaluran Dana

a. Piutang Murabahah

Yaitu akad jual beli barang antara mitra dengan BMT Al Fath IKMI

dengan menyatakan harga perolehan/harga beli/harga pokok ditambah

keuntungan/margin yang disepakati kedua belah pihak.

Page 51: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

43

BMT membelikan barang-barang yang dibutuhkan mitra atau BMT

memberi kuasa kepada mitra untuk membeli barang-barang kebutuhan

mitra atas nama BMT. Lalu barang tersebut dijual kepada mitra dengan

harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati

bersama dan diangsur selama jangka waktu tertentu.

b. Piutang Ijarah

Yaitu akad sewa menyewa barang atau jasa antara BMT Al Fath IKMI

dan mitra.

BMT Al Fath IKMI menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan

harga sewa yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu

tertentu. Akan tetapi mitra memiliki otoritas sepenuhnya atas kepemilikan

dan manfaat barang yang disewa tersebut untuk dimiliki.

c. Pembiayaan Mudharabah

Yaitu akad kerjasama antara BMT selaku pemilik modal (Shahibul Maal)

dengan mitra selaku pengelola usaha (Mudharib) untuk mengelola usaha

yang produktif dan halal. Dan hasil keuntungan dibagi sesuai dengan

nisbah yang disepakati kedua belah pihak.

d. Pembiayaan Musyarakah

Yaitu akad kerjasama usaha produktif dan halal antara BMT dengan mitra

dimana sumber modalnya dari kedua belah pihak. Keuntungan dibagi

Page 52: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

44

sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak. Sedangkan

kerugian ditanggung kedua belah pihak sesuai dengan porsi modal

masing-masing.

G. Struktur Organisasi

Pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang tidak memiliki Dewan Pengawas

Syariah (DPS), tetapi di BMT Al-Fath IKMI hanya memiliki Badan Pengawas

yang berfungsi dan bekerja sama dengan Dewan Pengawas Syariah.2 Dibawah ini

terdapat susunan Badan Pengawas dan Pengurus BMT Al-Fath IKMI Pamulang

adalah sebagai berikut:

Badan Pengawas :

Ketua : Drs. H. Farid Hidayat

Anggota : Drs. Mustakim Kurdi

Anggota : H. Faridi Syahdana, SE

Pengurus :

1. Ketua : Drs. Budiyono, M.pd

2. Wkl Ketua Bdg Pendanaan : H. Z. Arifin Listanto

3. Wkl Ketua Bdg SDM & Legal : Drs. R. Prastowo Sidhi, SH,MH

4. Wkl Ketua Bdg bina Mitra : H. Abdul Rahim

5. Wkl Ketua Bdg Pembiayaan : Opan Sopyan Sauri, S.Ag

2 Wawancara Pribadi dengan Bapak Saimin-Manajer BMT Al-Fath IKMI Pamulang. Ciputat.

22 Maret 2011

Page 53: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

45

6. Sekretaris : Drs. H. AR Sirath

7. Bendahara : Drs. H. Bambang Hermadi

Pengelola :

Manager Maal : H. Imam Turmudi, M.si

Manager Tamwil : Saimin

Kabag Operasional : H. Djaelani

Kabag Marketing : Drs. H. Moch Abduh Atmadiwirya

Account Officer : Robi Sugara

Pembiayaan : Cecep Nurjaya

Dodi Kurniawan

Pendanaan : Suheri Junianto

Parjan

Naufal Safiq

Pembukuan : Neneng Syarifah

Head Teller : Harum Sulitio Rini

Teller : Nurmilati

Adm Pembiayaan : Salahudin Arief

Customer Service : Rika Nurlaila

Security : Opik TR

OB : Ardiansyah

Suport IT : M. Yusuf

Page 54: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

46

Kantor kas :

Kepala Kantor Kas : Supriyanto

Kabag Operasional : Suryadi, ST

Account Officer : Herdy Rusmantoro

Teller : Aisah

Page 55: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Mekanisme Distribusi Bagi Hasil Tabungan Berjangka Al-Fath

Tabah adalah tabungan berjangka yang menggunakan prinsip mudharabah

muthlaqah dimana tabungan diperlakukan sebagai investasi dan dana tersebut

dimanfaatkan secara maksimal untuk pembiayaan kepada mitra lain. Sehingga

dapat menumbuhkan peluang usaha dan dapat menghidupkan sektor riil.

Penarikan pada tabungan berjangka tidak bisa dilakukan setiap saat tetapi

berdasarkan jangka waktu yang telah disepakati. Jangka waktu untuk tabungan

berjangka pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang telah ditentukan dalam waktu 3

bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.

Tabungan berjangka hanya bisa diambil pada saat telah jatuh tempo sesuai

dengan perjanjian, apabila mitra tidak mengambil tabungannya beserta bagi hasil

yang telah disepakati, maka tabungan tersebut akan diperpanjang secara otomatis

oleh BMT Al-Fath IKMI Pamulang.

Bila ada mitra yang memiliki rekening tabungan berjangka yang ingin

mencairkan rekening tabungannya sebelum jatuh tempo (untuk kodisi tertentu

misalnya kebutuhan yang sangat mendesak) maka BMT Al-Fath IKMI Pamulang

membolehkan kepada mitranya untuk mengambil dana tabungannya yang

disimpan di produk Tabah, akan tetapi mitra yang mengambil tabungannya

Page 56: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

48

sebelum jatuh tempo, maka mitra tersebut tidak akan mendapatkan bagi hasil

pada saat jatuh tempo yang telah ditetapkan BMT Al-Fath IKMI Pamulang.

Pada BMT Al-Fath IKMI tabungan berjangka Al-Fath terbagi menjadi tiga

jenis yaitu: tabah 3 bulan, tabah 6 bulan, tabah 12 bulan. Dalam mekanisme

penyaluran dananya (dalam bentuk produk pembiayaan) BMT A-Fath IKMI

menyalurkannya ke semua kalangan tetapi yang lebih banyak mengajukan

pembiayaan adalah pedagang, ibu rumah tangga. Di bawah ini adalah tabel

informasi Nisbah produk tabungan berjangka Al-Fath Tahun 2009.

Tabel. 4.1 Tabel Nisbah Bagi Hasil

No. Jangka Waktu

Nisbah Baru

Mitra BMT

1. TABAH 3 Bulan 28 72

2. TABAH 6 Bulan 29 71

3. TABAH 12 Bulan 37 63

Tabel di atas pada tabungan berjangka 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan,

pembagian pendapatan nisbah antara Mitra dan BMT Al-Fath IKMI Pamulang,

ini berdasarkan dari hasil yang telah ditentukan oleh pihak BMT Al-Fath IKMI

Pamulang dari pertimbangan kompetitor yang esensinya dari pendapatan

operasional.

Untuk mekanisme perhitungan bagi hasil yang terdapat pada tabungan

berjangka Al-Fath ditentukan dengan cara presentase yang sesuai dengan jangka

Page 57: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

49

waktu dan nisbah bagi hasil antara mitra dan BMT Al-Fath IKMI dengan

ketentuan sebagai berikut:

𝐒𝐚𝐥𝐝𝐨 𝐑𝐚𝐭𝐚−𝐑𝐚𝐭𝐚 𝐓𝐮𝐚𝐧 𝐀

Saldo rata-rata

Seluruh Penabung Tabah

x Pendapatan Operasional x Nisbah

Dalam perumusan di atas tersebut, saldo rata-rata tuan A yang ditabung

pada BMT Al-Fath IKMI dalam produk tabungan berjangka dibagi dengan saldo

rata-rata seluruh penabung TABAH baik yang berjangka 3 bulan, 6 bulan,

maupun 12 bulan. Setelah itu hasil dari pembagian tersebut dikalikan dengan

pendapatan operasional yang didapatkan oleh BMT Al-Fath IKMI dalam kurun

waktu satu tahun. Setelah hasil diketahui dari penghitungan pendapatan, maka

hasil tersebut dikalikan tersebut lagi dengan nisbah. Dari situlah ditemukan bagi

hasil antara mitra dan BMT Al-Fath IKMI dengan ketentuan jangka bulan

tertentu. Dibawah ini adalah contoh penghitungan bagi hasil yang berjangka 3

bulan, 6 bulan, dan 12 bulan:

1. Contoh penghitungan bagi hasil 3 Bulan

Tabungan berjangka Pak Hafidz sebesar Rp. 6.500.000,- jangka waktu 3

bulan . Nisbah bagi hasil antara BMT Al-Fath dengan Pak Hafidz 72:28. Bila

dianggap saldo tabungan berjangka seluruh penabung TABAH adalah Rp.

274.400.000,- dan bagi hasil yang akan dibagikan untuk tabungan berjangka

Page 58: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

50

adalah Rp.5.527.472,- maka bagi hasil yang didapat Pak Hafidz sebagai

Berikut:

Rp.6.500.000,-

Rp.274.400.000,- x Rp. 5.527.472,- x 28% = Rp. 36.661,-

Jadi bagi hasil yang diperoleh Pak Hafidz adalah sebesar Rp. 36.661,-

2. Contoh penghitungan bagi hasil 6 Bulan

Tabungan berjangka Pak Hafidz sebesar Rp. 5.000.000,- jangka waktu 6

bulan. Nisbah bagi hasil antara BMT Al-Fath dengan Pak Hafidz 71:29. Bila

dianggap saldo tabungan berjangka seluruh penabung TABAH adalah Rp.

166.000.000,- dan bagi hasil yang akan dibagikan untuk tabungan berjangka

adalah Rp.3.343.879,- maka bagi hasil yang didapat Pak Hafidz sebagai

Berikut:

Rp.5.000.000,-

Rp.166.000.000,- x Rp. 3.343.879,- x 29% = Rp. 29.208,-

Jadi bagi hasil yang diperoleh Pak Hafidz adalah sebesar Rp. 29.208,-

3. Contoh penghitungan bagi hasil 12 Bulan

Tabungan berjangka Pak Hafidz sebesar Rp. 4.500.000,- jangka waktu

12 bulan. Nisbah bagi hasil antara BMT Al-Fath dengan Pak Hafidz 63:37.

Bila dianggap saldo tabungan berjangka seluruh penabung TABAH adalah

Rp. 216.312.000,- dan bagi hasil yang akan dibagikan untuk tabungan

Page 59: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

51

berjangka adalah Rp. 4.357.356,- maka bagi hasil yang didapat Pak Hafidz

sebagai Berikut:

Rp.4.500.000,-

Rp.216.312.000,- x Rp. 4.357.356,- X 37% = Rp. 33.539,-

Jadi bagi hasil yang diperoleh Pak Hafidz adalah sebesar Rp. 33.539,-

B. Analisis Penulis

Menurut analisis penulis bahwa yang dimaksud dengan tabungan berjangka

Al-Fath (Tabah) adalah tabungan yang menggunakan prinsip mudharabah

muthlaqah, dimana tabungan diperlakukan sebagai investasi dan dana tersebut

dimanfaatkan secara maksimal untuk pembiayaan kepada mitra lain. Sehingga

dapat menumbuhkan peluang usaha dan dapat menghidupkan sektor riil.

Pendistribusian bagi hasil pada dana Tabah yang dilakukan oleh pihak BMT

Al-Fath IKMI kepada mitranya tergantung dari pendapatan yang diperoleh BMT

Al-Fath IKMI dan sesuai dengan waktu jatuh tempo Tabah yang dipilih oleh

mitra.

Dalam mekanisme penyaluran dananya (dalam bentuk produk pembiayaan)

BMT A-Fath IKMI menyalurkannya ke semua kalangan tetapi yang lebih banyak

mengajukan pembiayaan adalah pedagang dan ibu rumah tangga.

Dalam penghimpunan dana dan jumlah data mitra yang menabung pada

Tabungan Berjangka, dilakukan dengan perhitungan tahunan. Berikut ini jumlah

dana dan mitra tabah yang didapatkan pada periode 2009 sampai 2010:

Page 60: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

52

1. Jumlah Dana dan Mitra TABAH BMT Al-Fath

Tabel. 4.2 Jumlah Dana dan Mitra Tabah BMT Al-Fath

Tahun 2009 sd Tahun 2010

Tahun Tabah Jumlah Mitra Jumlah Dana Tabah

2009

3 Bulan 18 Orang Rp. 316.800.000,-

6 Bulan 9 Orang Rp. 159.100.000,-

12 Bulan 5 Orang Rp. 182.100.000,-

Jumlah 32 Orang Rp. 658.000.000,-

Tahun Tabah Jumlah Mitra Jumlah Dana Tabah

2010

3 Bulan 27 Orang Rp. 274.400.000,-

6 Bulan 7 Orang Rp. 166.000.000,-

12 Bulan 22 Orang Rp. 216.312.000,-

Jumlah 56 Orang Rp. 656. 712.000,-

Pada tahun 2009 jumlah keseluruhan dana TABAH yang dikelola oleh

BMT Al-Fath IKMI mencapai sebesar Rp. 658.000.000,- dan jumlah mitranya

sebanyak 32 orang. adapun perincian dari keseluruhan jumlah dana dan mitra

TABAH sebagai berikut: TABAH 3 Bulan sebesar Rp.316.800.000,- dan

mitra yang menabung pada TABAH 3 Bulan ini adalah sebanyak 18 orang,

TABAH 6 Bulan sebesar Rp. 159.100.000,- dan mitra yang menabung pada

TABAH 6 Bulan sebanyak 9 orang, dan TABAH 12 Bulan sebesar Rp.

182.100.000,- dan mitra yang menabung pada TABAH 12 Bulan sebanyak 5

orang. Sedangkan pada tahun 2010 Jumlah dana TABAH yang dikelola BMT

Al-Fath IKMI mencapai sebesar Rp. 656.712.000,- dan jumlah mitranya

Page 61: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

53

sebanyak 56 orang, adapun perincian dari keseluruhan jumlah dana dan mitra

TABAH sebagai berikut: TABAH 3 Bulan Rp. 274.400.000,- dan mitra yang

menabung pada TABAH 3 Bulan sebanyak 27 orang, TABAH 6 Bulan Rp.

166.000.000,- dan mitra yang menabung pada TABAH 6 Bulan sebanyak 7

orang, dan TABAH 12 Bulan Rp. 216.312.000,- dan mitra yang menabung

pada TABAH 12 Bulan sebanyak 22 orang.1

Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 jumlah dana dan mitra

TABAH mengalami perubahan. Pada tahun 2009 jumlah dana mitra TABAH

sebesar Rp. 658.000.000,- dan jumlah mitra TABAH sebanyak 32 orang.

Sedangkan tahun 2010 jumlah dana mitra TABAH sebesar Rp. 656.712.000,-

dan jumlah mitranya sebanyak 56 orang. Jadi pada tahun 2009 sampai dengan

tahun 2010 jumlah dana mitra TABAH mengalami penurunan sebesar

Rp.1.288.000,-. Sedangkan jumlah mitra pada tahun 2009 sampai 2010

mengalami peningkatan sebanyak 24 orang.

2. Penentuan Equivalen Rate

Cara menentukan Equivalen Rate dalam setahun pada tabungan

berjangka Al-Fath ditentukan dengan cara presentase yang sesuai dengan hasil

perhitungan nisbah bagi hasil antara mitra dan BMT Al-Fath IKMI dengan

ketentuan sebagai berikut:

1.Wawancara Pribadi dengan Bapak Djaelani Kabag Operasional BMT Al-Fath IKMI.

Ciputat. 21 Januari 2011

Page 62: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

54

Hasil dari perhitungan nisbah/bulan

Total tabungan Tuan A x 100% x 12 Bulan =

a. Contoh penghitungan Equivalen Rate 3 Bulan

Rp.36.661,-

Rp.6.500.000,- x 100% x 12 Bulan = 6,7 %/tahun

b. Contoh penghitungan Equivalen Rate 6 Bulan

Rp.29.208,-

Rp.5.000.000,- x 100% x 12 Bulan = 7,0%/tahun

c. Contoh penghitungan Equivalen Rate 12 Bulan

Rp.33.539,-

Rp.4.500.000,- X 100% X 12 Bulan= 8,9%/tahun

Catatan:

Equivalen Rate yang berdasarkan realisasi bulan yang telah berjalan.

Adapun untuk bulan yang belum berjalan, masih bersifat perkiraan dengan

dasar equivalen rate bulan yang sudah berjalan

Page 63: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mekanisme Distribusi Bagi Hasil Tabungan Berjangka Al-Fath

Pada BMT Al-Fath IKMI tabungan berjangka Al-Fath terbagi menjadi

tiga jenis yaitu: tabah 3 bulan, tabah 6 bulan, tabah 12 bulan. Dalam

mekanisme penyaluran dananya (dalam bentuk produk pembiayaan) BMT Al-

Fath IKMI menyalurkannya ke semua kalangan tetapi yang lebih banyak

mengajukan pembiayaan adalah pedagang, ibu rumah tangga.

Untuk mekanisme perhitungan bagi hasil yang terdapat pada tabungan

berjangka Al-Fath ditentukan dengan cara presentase yang sesuai dengan

jangka waktu dan nisbah bagi hasil antara mitra dan BMT Al-Fath IKMI

Pamulang.

Pendistribusian bagi hasil pada dana Tabah yang dilakukan oleh pihak

BMT Al-Fath IKMI cenderung lebih besar kepada mitranya dikarenakan dari

produk-produk lainnya seperti: Simpanan Wadiah, Simpanan Haji, Simpanan

Nikah, Simpanan Qurban, dan Simpanan Pendidikan sehingga banyak mitra

yang merespon dari produk Tabah tersebut untuk menabung dananya.

Tabungan berjangka hanya bisa diambil pada saat telah jatuh tempo

sesuai dengan perjanjian, untuk tabungan berjangka yang telah jatuh tempo

Page 64: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

56

(tidak diperpanjang secara otomatis dan tidak ada kesepakatan untuk

dipindahkan ke rekening tabungan) maka akan dipindahkan keperkiraan

titipan tabungan berjangka jatuh tempo dan diperpanjang secara otomatis oleh

BMT Al-Fath IKMI Pamulang.

B. Saran

Adapun saran yang penulis sampaikan sehubungan dengan penelitian pada

BMT Al-Fath IKMI pamulang adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah hendaknya dapat memberikan bantuan dana kepada setiap BMT

termasuk BMT Al-Fath IKMI, sehingga akan dapat membantu kelancaran

operasionalnya serta dapat membantu dalam melakukan kegiatan-kegiatan

yang bersifat sosial kepada masyarakat

2. Para Ulama hendaknya berpartisipasi dengan memberikan pemahaman kepada

masyarakat tentang Tabungan Berjangka yang sesuai dengan prinsip syariah

seperti yang diterapkan oleh BMT Al-Fath.

3. Bagi mitra yang ingin menabung hendaknya memilih produk Tabungan

Berjangka dengan prinsip syariah seperti yang diterapkan pada BMT Al-Fath.

4. BMT Al-Fath IKMI harus lebih meningkatkan strategi promosinya dengan

ide-ide kreatif supaya tidak hanya terbatas pada brosur dan internet saja. Dan

hendaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya kecamatan

Pamulang baik berupa kegiatan penyuluhan, membentuk kader-kader syariah

di ta’lim ataupun karang taruna, dan meningkatkan mutu sumber daya

Page 65: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

57

manusia dalam pengaplikasian produk-produk yang terdapat pada BMT Al-

Fath IKMI Pamulang.

5. BMT Al-Fath IKMI harus lebih berhati-hati dalam memberikan penjelasan

kepada masyarakat tentang produk-produk baik melalui brosur maupun secara

langsung untuk menghindari masyarakat yang ingin menjadi mitra salah

menafsirkan arti dari penjelasan produk tersebut.

6. Bagi Peneliti dalam penditribusian bagi hasil tabungan berjangka, khususnya

mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalat Konsentrasi

Perbankan Syariah agar melakukan tinjauan terhadap hasil penentuan dari

pendistribusian bagi hasil dan dalam hal penentuan equivale rate.

Page 66: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

58

DAFTAR PUSTAKA

Al Arif, M. Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung :

Alfabeta, 2010).

Al-Gharyani, Ash-Shadiq Abdurrahman, Penerjemah: A. Syakur, Fatwa-Fatwa

Muamalah Kontemporer, (Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif, 2004).

Al-Mushlih, Abdullah, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Cet. 1, (Jakarta: Darul Haq,

2004).

Anshori, Abdul Ghofur, Payung Hukum Perbankan Syariah di Indonesia (UU di

Bidang Perbankan, Fatwa DSN-MUI, Peraturan Bank Indonesia),

(Yogyakarta: UII Press, 2007).

Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta:

Tazkia Institute, 1999).

_________, Bank syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001).

Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet,

2006).

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008).

Dahlan, Abdul Aziz, et.al., Ensiklopedi Islam, jilid 4, (Jakarta:Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1996).

Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Grafindo Persada,

2001).

Iqbal, Muhammad, Dinar Solution (Dinar Sebagai Solusi), Cet. 1 (Jakarta: Gema

Insani, 2008).

Karim, Adiwarman A., Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan), Ed.3-4, (Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, 2007).

Lathif, Ah. Azharuddin, Fiqih Muamalat (Prinsip Dasar Transaksi Bisnis Dalam

Islam), Cet. 1 (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005).

Page 67: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

59

Lewis, Mervyn K., dan Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah: Prinsip, Praktik,

dan Prospek, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007).

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPn, 2005).

___________, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah,

(Yogyakarta: UII Press, 2004).

Nasution, Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,

2007).

Nurdiana, Ilfi, Hadits-Hadits Ekonomi, Cet 1 (Malang: UIN-MALANG PRESS,

2008).

Rahmwardana, Budi, “Efektifitas Modal Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (Studi

Kasus Kartu Shar-E PT. Bank Muamalat Indonesia),” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).

Rodoni, Ahmad, Investasi Syariah, Cet.1, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009). Sakti, Ali, Ekonomi Islam:Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, Cet. 1,

(Jakarta: Paradigma dan AQSA Publishing, 2007).

Setiawan, Muhammad Budi, “Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kepuasan Nasabah BMT (Studi Empiris Pada Tiga BMT Mitra dan BMT

Center),” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran,

Volume 14, (Jakarta:Lentera Hati, 2002).

Sholahuddin, M., Asas-Asas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2007).

Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009).

Sula, Muhammad Syakir, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem

Operasional, Cet. 1 (Jakarta: Gema Insani, 2004).

Suma, Muhammad Amin, Menggali Akar Mengurai Serat: Ekonomi dan Keuangan

Islam, (Jakarta, Kholam Publishing, 2008).

Page 68: MEKANISME DISTRIBUSI BAGI HASIL TABUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2661/1/AHMAD... · Amin. Dan yang tersayang adik-adikku (Raisa ... Felicia Rahmah, Zahid

60

Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Cet. 2, (Jakarta:Kencana,

2005).

Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta:

PT. Grasindo, 2005).

http://greenzonekampus.blogspot.com/2010/12/manajemen-dan-operasional-baitul-

mal-wa.html

http://dansite.wordpress.com/2009/03/25/pengertian-distribusi/).

Wawancara Pribadi dengan Bapak Djaelani Kabag Operasional BMT Al-Fath IKMI.

Ciputat. 21 Januari 2011

Wawancara Pribadi dengan Bapak Saimin-Manajer BMT Al-Fath IKMI Pamulang.

Ciputat. 22 Maret 2011