faktor yang berhubungan dengan pelayanan ...repository.helvetia.ac.id/2661/6/laxmi anggriani...
TRANSCRIPT
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN
PROMOTIF DAN PREVENTIF BIDAN DALAM
PEMBERIAN TABLET FE PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS KOTAPINANG
KABUPATEN LABUHANBATU
SELATAN TAHUN 2019
SKRIPSI
OLEH :
LAXMI ANGGRIANI TANJUNG
NIM: 1702022128
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN
PROMOTIF DAN PREVENTIF BIDAN DALAM
PEMBERIAN TABLET FE PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS KOTAPINANG
KABUPATEN LABUHANBATU
SELATAN TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memeroleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
Oleh:
LAXMI ANGGRIANI TANJUNG
NIM: 1702022128
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
Telah Diuji pada Tanggal : 29 Agustus 2019
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Tengku Moriza, S.E., M.M
Anggota : 1. Rosdiana, S.K.M., M.K.M
2. Muhammad Crystandy, S.K.M., M.K.M
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Laxmi Anggriani Tanjung
Tempat Tanggal Lahir : Sampean, 23 November 1987
Alamat : JL.Perjuangan (Komp. Tengku Indah
Permai)
Agama : Islam
Status : Menikah
Anak Ke : 1 dari 5 bersaudara
II. DATA ORANG TUA
Nama Ayah : H. Effendi Tanjung, SKM., MM
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Nama Ibu : Nurhayati Daulay
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 1994 - 2000 : SDN 115504 Sampean
2. Tahun 2000- 2003 : MTS Al Ulum Medan
3. Tahun 2003 - 2006 : MAN Rantauprapat
4. Tahun 2006 – 2009 : Akbid Ika Bina Labuhanbatu
5. Tahun 2017 – 2019 : Institut Kesehatan Helvetia Medan
Program S1 Kesehatan Masyarakat
i
i
ABSTRAK
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN PROMOTIF
DAN PREVENTIF BIDAN DALAM PEMBERIAN TABLET FE PADA
IBU HAMIL DI PUSKESMAS KOTAPINANG
KABUPATEN LABUHANBATU
SELATAN TAHUN 2019
LAXMI ANGGRIANI TANJUNG
NIM: 1702022128
Anemia dalam kehamilan dapat berdampak buruk terhadap mortalitas dan
morbiditas ibu maupun bayi. Manfaat tablet Fe sangat besar terhadap pencegahan
anemia pada ibu hamil. Namun masih banyak ibu hamil yang tidak
mengkonsumsi tablet Fe sampai 90 tablet. Data Dinas Kesehatan Kabupaten
Labuhanbatu Selatan tahun 2018, cakupan pemberian tablet Fe baru 84,68%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
pelayanan promotif dan preventif bidan dalam pemberian tablet Fe pada ibu hamil
di Pusksmas Kota Pinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu
Selatan Tahun 2019.
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan di
wilayah kerja Puskesmas Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan sebanyak 33 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan total population sebanyak 33 orang bidan. Analisis data
menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Hasil penelitian diketahui mayoritas pengetahuan kurang sebanyak 15
orang (45,5%), motivasi mayoritas kurang sebanyak 18 orang (54,5%) dan
pelayanan promotif dan preventif mayoritas kurang sebanyak 21 orang (63,6%).
Hasil analisis bivariat diketahui nilai p masing-masing variabel yaitu pengetahuan
sebesar 0,013<0,05 dan motivasi sebesar 0,000<0,05.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan pengeahuan dan
motivasi dengan pelayanan promotif dan preventif bidan dalam pemberian tablet
Fe pada ibu hamil di Pusksmas Kota Pinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2019. Disarankan kepada bidan untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan pelatihan tentang pemberian tablet Fe pada ibu
hamil.
Kata Kunci : Faktor yang Berhubungan, Pelayanan Promotif dan
Preventif Bidan, Pemberian Tablet Fe
Referensi : 23 buku, 29 internet
ii
ii
iii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul
“Faktor yang Berhubungan dengan Pelayanan Promotif dan Preventif Bidan
dalam Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotapinang
Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019” dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Sarjana
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga kendala-kendala yang
dihadapi tersebut dapat diatasi. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan
ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan fikiran memberikan bimbingan, motivasi,
arahan dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun
skripsi dan telah memberikan bantuan dan bimbingan serta fasilitas sehingga
skripsi ini dapat disusun, antara lain penulis sampaikan kepada :
1. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Pendidikan dan Sosial Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia
Medan.
4. Dr. dr. Arifah Devi Fitriani, M.Kes., selaku Wakil Rektor Bidang
Akademik, SDM dan Kemahasiswaan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. Teguh Suharto, S.E., M.Kes., selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi
Umum dan Keuangan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
6. Dr. Asriwati, S.Kep, Ns., S.Pd., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.
iv
iv
7. Nuraini, S.Pd., M.Kes., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.
8. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes., selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
Medan.
9. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes., selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.
10. Tengku Moriza, S.E., MM., selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan dan kritikan untuk kesempurnaan skripsi ini.
11. Rosdiana, S.K.M., M.K.M., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan masukan dan kritikan untuk kesempurnaan skripsi ini.
12. Muhammad Christandy, SKM., MKM., selaku dosen penguji yang telah
banyak memberikan masukan dan kritikan untuk kesempurnaan skripsi ini.
13. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia yang telah banyak
memberikan ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.
14. Kepada suamiku Doly M. Wijaya, ST., MM., dan anakku yang selalu
memberi dukungan dan semangat hingga selesainya skripsi ini.
Akhirnya, dengan kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritiknya
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Agusus 2019
Penulis
Laxmi Anggriani Tanjung
v
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK .............................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................ 8
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................... 8
1.3.1. Tujuan Umum ................................................... 8
1.3.2. Tujuan Khusus .................................................. 8
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................ 9
1.4.1. Manfaat Teoritis ................................................ 9
1.4.2. Manfaat Praktis ................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 10
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu .......................................... 10
2.2. Tablet Fe ...................................................................... 11
2.2.1. Pengertian ....................................................... 11
2.2.2. Sumber Zat Besi ............................................. 11
2.2.3. Manfaat Tablet Zat Besi .................................. 12
2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Absorbsi
Besi ................................................................ 12
2.2.5. Kebutuhan Tablet Zat Besi dalam Kehamilan .. 13
2.2.6. Dosis dan Cara Pemberian .............................. 15
2.3. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) .................... 16
2.3.1. Pengertian Puskesmas ..................................... 16
2.3.2. Organisasi Puskesmas ..................................... 18
2.3.3. Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas .... 19
2.3.4. Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas .... 19
2.3.5. Administrasi dan Manajemen Puskesmas ........ 20
2.4. Bidan .......................................................................... 23
2.4.1. Definisi Bidan ................................................. 23
2.4.2. Pengertian Bidan Indonesia ............................. 23
vi
vi
2.4.3. Fungsi Bidan ................................................... 24
2.4.4. Kompetensi Bidan........................................... 25
2.4.5. Peran Bidan .................................................... 28
2.4.6. Standar Pelayanan Kebidanan ......................... 30
2.5. Pelayanan Promotif dan Preventif ................................. 31
2.6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pelayanan Promotif
dan Preventif ................................................................ 34
2.6.1. Pengetahuan .................................................... 34
2.6.2. Motivasi .......................................................... 36
2.7. Hipotesis Penelitian ...................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 39
3.1. Desain Penelitian ......................................................... 39
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 39
3.2.1. Lokasi Penelitian............................................. 39
3.2.2. Waktu Penelitian ............................................. 39
3.3. Populasi dan Sampel ..................................................... 39
3.3.1. Populasi .......................................................... 39
3.3.2. Sampel ............................................................ 40
3.4. Kerangka Konsep ......................................................... 40
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ................ 40
3.5.1. Definisi Operasional ....................................... 40
3.5.2. Aspek Pengukuran .......................................... 41
3.6. Metode Pengumpulan Data ........................................... 41
3.6.1. Jenis Data ....................................................... 41
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data .............................. 42
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas .......................... 42
3.7. Metode Pengolahan Data .............................................. 45
3.8. Analisis Data ................................................................ 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 47
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................. 47
4.1.1. Visi dan Misi Pusksmas Kota Pinang
Kecamatan Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan ....................................... 48
4.1.2. Struktural Pusksmas Kota Pinang Kecamatan
Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan .. 48
4.2. Hasil Penelitian............................................................. 49
4.2.1. Analisis Univariat ........................................... 49
1. Karakteristik Responden ............................. 49
2. Pengetahuan ................................................ 50
3. Motivasi ...................................................... 52
4. Pelayanan Promotif dan Preventif ............... 54
4.2.2. Analisis Bivariat ............................................. 56
1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelayanan
Promotif dan Preventif Bidan dalam
vii
vii
Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2019 ............... 57
2. Hubungan Motivasi dengan Pelayanan
Promotif dan Preventif Bidan dalam
Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2019 ............... 58
4.3. Pembahasan .................................................................. 59
4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelayanan
Promotif dan Preventif Bidan dalam
Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2019.................... 59
4.3.2. Hubungan Motivasi dengan Pelayanan
Promotif dan Preventif Bidan dalam
Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2019.................... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................. 65
5.1. Kesimpulan .................................................................. 65
5.2. Saran .......................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 67
LAMPIRAN
viii
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran ............................................................... 41
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan.......................... 43
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi................................ 44
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pelayanan Promotif dan
Preventif .......................................................................... 44
Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan, Motivasi,
dan Pelayanan Promotif dan Preventif ................................. 45
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Bidan di Puskesmas
Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019... 49
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Bidan di
Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Tahun 2019 ......................................................................... 50
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Bidan di
Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Tahun 2019 ......................................................................... 52
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Motivasi di Puskesmas
Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019... 53
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kategori Mativasi Bidan di Puskesmas
Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019... 54
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Pelayanan Promotif dan
Preventif di Puskesmas Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2019 ........................................ 55
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kategori Pelayanan Promotif dan
Preventif di Puskesmas Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2019 ........................................ 56
Tabel 4.8. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan dengan Pelayanan
Promotif dan Preventif Bidan dalam Pemberian Tablet Fe
pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2019 ........................................ 57
ix
ix
Tabel 4.9. Tabulasi Silang Hubungan Motivasi dengan Pelayanan
Promotif dan Preventif Bidan dalam Pemberian Tablet Fe
pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2019 ........................................ 58
x
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Kerangka Konsep ............................................................ 40
xi
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Master Data Uji Validitas
Lampiran 3 : Master Data Penelitian
Lampiran 4 : Output Hasil Uji Validitas
Lampiran 5 : Output Hasil Penelitian
Lampiran 6. : Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi (Revisi)
Lampiran 7. : Surat Izin Survey Awal
Lampiran 8 : Surat Izin Validitas
Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 : Surat Balasan Izin Survei Awal
Lampiran 11 : Surat Balasan Izin Uji Validitas
Lampiran 12 : Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 13 : Lembar Bimbingan Pembimbing I
Lampiran 14 : Lembar Bimbingan Pembimbing II
Lampiran 15 : Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan
setiap pasangan suami isteri, dan setiap kehamilan yang diharapkan adalah
lahirnya bayi yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang
cukup.Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber
daya manusia dan masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan
kondisinya dimasa janin dan kandungan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kesehatan ibu adalah keadaan nutrisi ibu selama kehamilan.
Ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk kesehatan
kehamilan dan perkembangan janin yang ada dalam kandungannya. Status gizi
ibu hamil sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung . Bila status gizi ibu baik pada masa sebelum dan selama
hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat cukup bulan dengan
berat badan normal. (1)
Asupan gizi pada saat hamil berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan zat
besi karena terjadi peningkatan ekspansi massa sel darah merah, maka kebutuhan
akan gizi besi bertambah. Perubahan yang terjadi bila ibu dinyatakan hamil adalah
terjadinya penambahan cairan tubuh atau volume plasma yang tidak sebanding
dengan penambahan massa sel darah merah, sehingga terjadi pengenceran darah,
akibatnya kadar hemoglobin menurun dan berakibat terjadinya anemia pada
kehamilan. (2)
2
2
Berdasarkan data badan kesehatan dunia World Health Organization
(WHO) tahun 2012 melaporkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia
adalah 41,8%. Diketahui, prevalensi anemia pada ibu hamil di Asia sebesar 48,2%
(WHO, 2012). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
angka kejadian anemia di Indonesia masih tinggi, terdapat 37,1% ibu hamil yang
mengalami anemia. (3)
Berdasarkan survei anemia yang dilaksanakan di 4 kab/ kota di Sumatra
Utara yaitu Kota Medan, Binjai, Kab. Deli Serdang dan Langkat diketahui bahwa
40,50% pekerja wanita menderita anemia. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan
tahun 2016 tercatat bahwa dari 11. 441 ibu hamil terdapat 1.074 yang mengalami
anemia dengan kadar hemoglobin < 11 gr/dl pada trimester I dan II. (4)
Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah
atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat
mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut oksigen kesekitar tubuh. Anemia
merupakan indikator untuk gizi buruk dan kesehatan yang buruk. Anemia pada
ibu hamil sangat terkait dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi,
termasuk risiko keguguran, lahir mati, prematuritas dan berat bayi lahir rendah.(5)
Anemia dalam kehamilan dapat berdampak buruk terhadap mortalitas dan
morbiditas ibu maupun bayi. Hasil dari kehamilan dengan anemia diantaranya
intra uterine growth retardation (IUGR), lahir prematur, berat bayi lahir rendah
(BBLR), dan peningkatan risiko kematian neonatus. Efek anemia kehamilan pada
ibu diantaranya sesak nafas, kelelahan, palpitasi, gangguan tidur, meningkatkan
risiko perdarahan saat persalinan, preeklamsia, dan sepsis. (6)
3
3
Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe di pengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Notoatmodjo, perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor
predisposing (predisposisi) diantaranya adalah umur, pendidikan, pengetahuan ibu
hamil tentang anemia dan manfaat tablet Fe, efek samping yang mengganggu
sehingga orang cenderung menolak tablet Fe yang diberikan. Faktor enabling
(pemungkin) meliputi ketersediaan sarana dan prasana atau fasilitas kesehatan dan
faktor reinforcing (penguat) meliputi kebijakan pemerintah, dukungan keluarga,
dukungan petugas kesehatan (7).
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bahwa dalam pelaksanaan
pendistribusian tablet Fe salah satunya adalah melalui pelayanan kesehatan ibu
dan anak (KIA) pada saat ante natalcare (ANC) oleh bidan. Di mana pemberian
tablet Fe merupakan salah satu standar bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada masa kehamilan dengan standar 10 T yaitu standar ke lima pada
pelayanan ANC. Pemberian tablet Fe oleh bidan kepada ibu hamil juga tertuang
dalam permenkes 1464/menkes/per/x/2010 Tentang izin dan 6 penyelenggaraan
praktek bidan pasal 10 ayat 3 poin d yang berbunyi: bidan dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada ibu berwenang untuk memberikan tablet fe pada ibu
hamil (8).
Laporan Dinas Kesehatan Sumatera Utara tahun 2018, cakupan K1 dan K4
belum mencapai target nasional yaitu K1 91,51% dan K4 84,13%. Cakupan
pemberian tablet Fe 73,31%. Tablet Fe telah di distribusikan oleh tenaga
kesehatan namun belum di ketahui apakah tablet Fe tersebut diminum oleh ibu
hamil atau tidak, karena masih banyaknya ibu hamil yang anemia (9). Laporan
4
4
Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2018, cakupan K1 dan
K4 belum mencapai target nasional yaitu K1 91,8% dan K4 84,68%. Cakupan
pemberian tablet Fe 84,68% (10).
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rawan kekurangan gizi,
karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan
janin dalam kandungan. Masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah
anemia. Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin
di bawah 11 gr% pada trimester pertama dan ketiga, dan bawah 10,5 gr% pada
trimester kedua. Anemia pada ibu hamil pada umumnya disebabkan karena
meningkatnya volume plasma dalam darah dan defisiensi zat besi. Banyak hal
yang dapat ditimbulkan sebagai dampak dari anemia, diantaranya adalah dapat
menyebabkan abortus, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) < 2500 gr, partus
prematurus, perdarahan postpartum karena atonia uteri, partus lama, syok, infeksi
baik intrapartum maupun postpartum. Hal ini juga dapat memperlambat proses
persalinan karena kontraksi uterus melemah, kematian janin, kematian perinatal,
dan cacat bawaan pada bayi (11).
Anemia pada ibu hamil bukanlah masalah sederhana karena sel darah
merah mempunyai peranan penting membawa nutrisi dan oksigen untuk
pertumbuhan janin. Upaya untuk meningkatkan kadar Hb sehingga dapat
menghindari terjadinya anemia pada ibu hamil dan pencegahan perdarahan pada
saat melahirkan maka ibu hamil di berikan tablet tambah darah minimal sebanyak
90 tablet (Fe3) selama kehamilan. Pemberian tablet Fe tersebut belum mencapai
target di mana pemerintahan pusat menetapkan SPM cakupan pemberian tablet
5
5
Fe3 selama kehamian sebesar 90%. Manfaat tablet Fe sangat besar terhadap
pencegahan anemia pada ibu hamil. Namun masih banyak ibu hamil yang tidak
mengkonsumsi tablet Fe sampai 90 tablet (12).
Pusat kesehatan masyarakat, yang kemudian disebut dengan Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan perseorangan tingkat pertama, dan merupakan ujung tombak dari
pelayanan kesehatan yang ada di seluruh wilayah Republik Indonesia karena
merupakan unit yang paling dekat dengan masyarakat. Agar dapat terselenggara
dengan baik, puskesmas harus memenuhi standar ketenagaan, yang terdiri atas
tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan, serta jenis dan jumlah tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan. Tenaga non kesehatan sebagaimana
dimaksud harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan,
sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di puskesmas (13).
Adapun upaya kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud meliputi: 1)
pelayanan promosi kesehatan; 2) pelayanan kesehatan lingkungan; 3) pelayanan
kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; 4) pelayanan gizi; serta 5) pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit. Sedangkan untuk upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk: 1) rawat jalan; 2)
pelayanan gawat darurat; 3) pelayanan satu hari (one day care); 4) home care;
dan/atau 5) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
(14).
Dalam standar asuhan kebidanan terdapat standar pengelolaan anemia,
standar tersebut dapat diaplikasikan pada filosofi asuhan kebidanan disebutkan
6
6
bahwa bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan antara lain menyatakan
bahwa fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya promotif
(promosi), preventif (pencegahan) dan upaya kuratif dasar. Upaya promotif dapat
dilakukan dengan penyuluhan atau konseling pemenuhan kebutuhan ibu hamil,
upaya preventif (pencegahan) dilakukan dengan pemberian tablet tambah darah,
pemeriksaan Hb dan lain- lain (15). Anemia dapat dicegah dengan meningkatkan
konsumsi makanan bergizi, menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh
dengan minum tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan,
mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti
cacingan, malaria dan TBC (16). Sikap ibu dalam pencegahan anemia kehamilan
sangat diperlukan, ibu harus melakukan pemeriksaan Hb minimal dua kali pada
kehamilan trimester I dan trimester III (15).
Saat ini Indonesia tengah menghadapi transisi epidemiologi dalam
masalah kesehatan, dimana ada 6 masalah kesehatan yaitu kematian ibu akibat
melahirkan, kematian bayi dan balita, meningkatnya masalah gizi buruk,
meningkatnya penyakit menular, meningkatnya penyakit tidak menular, dan
kesehatan jiwa. Terkait dengan Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga
(PISPK) pemerintah melalui kementerian kesehatan mulai menyuarakan Gerakan
Masyarakat (Germas) 2017 yaitu untuk melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi
sayur dan buah, serta memeriksakan kesehatan secara rutin. Hal tersebut tentulah
harus dikuatkan dengan adanya paradigma sehat yaitu dengan tujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat (17).
7
7
Hasil survei pendahuluan diketahui bahwa seluruh bidan yang ada di
Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan harus ikut ambil bagian
dalam program promotif dan preventif. Jumlah tenaga bidan di Puskesmas
Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebanyak 33 orang yang bekerja
melayani 18 posyandu. Untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu kesehatan
maka perlu adanya analisa penilaian para bidan. Hal tersebut tidak terlepas dari
peran bidan terkait keberlangsung program promotif dan preventif pemberian
Tablet Fe pada ibu hamil di Puskesmas Kotapinang mengingat bahwa sejak tahun
2017 sedang gencar-gencarnya menyuarakan gerakan masyarakat (Germas)
dengan tujuan Indonesia Sehat yang tentunya dapat direalisasikan dengan adanya
pendekatan promotif dan preventif (10).
Hasil survei awal yang dilakukan peneliti pada bulan Januari 2019 di
Puskesmas Kota Pinang dengan mewawancarai 8 orang bidan yang sedang
bertugas mengenai peran bidan dalam pemberian tablet Fe pada ibu hamil, 6
orang bidan mengatakan bahwa kepala puskesmas kurang perduli kepada para
bidan sehingga terjadi kurangnya komunikasi antara kepala puskesmas dengan
bidan sehingga mempengaruhi motivasi bidan dalam bekerja, 2 orang petugas
masih memiliki pengetahuan yang kurang dalam melakukan standar pelayanan
puskesmas dimana terlihat dari pendokumentasian asuhan pelayanan sebagian
besar belum memenuhi standar pendokumentasian.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor yang Berhubungan
dengan Pelayanan Promotif dan Preventif Bidan dalam Pemberian Tablet Fe pada
8
8
ibu Hamil di Pusksmas Kota Pinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2019”.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “faktor apa saja yang
berhubungan dengan pelayanan promotif dan preventif bidan dalam pemberian
tablet Fe pada ibu hamil di Pusksmas Kota Pinang Kecamatan Kotapinang
Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019”.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pelayanan promotif
dan preventif bidan dalam pemberian tablet Fe pada ibu hamil di Pusksmas Kota
Pinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019.
1.3.2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pelayanan promotif dan
preventif bidan dalam pemberian tablet Fe pada ibu hamil di Pusksmas Kota
Pinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019.
2) Untuk mengetahui hubungan motivasi dengan pelayanan promotif dan
preventif bidan dalam pemberian tablet Fe pada ibu hamil di Pusksmas Kota
Pinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019.
9
9
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan dan bacaan mahasiswa Institut Kesehatan
Helvetia agar dapat menambah wawasan tentang faktor yang berhubungan
dengan pelayanan promotif dan preventif bidan dalam pemberian tablet Fe
pada ibu hamil.
2. Peneliti
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peneliti
tentang pelayanan promotif dan preventif bidan dalam pemberian tablet Fe
pada ibu hamil di puskesmas.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Bidan
Untuk menambah informasi kepada bidan khususnya dalam pelayanan
promotif dan preventif pemberian tablet Fe pada ibu hamil.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan
untuk meningkatkan evaluasi laporan pelayanan kesehatan dari puskesmas
dan menindaklanjutinya dan meningkatkan pelayanan petugas khususnya
bidan dalam pelayanan promotif dan preventif pemberian tablet Fe pada ibu
hamil di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian oleh Ermiati (2018) dengan judul Upaya Promosi dan Prevensi
Kesehatan Reproduksi Wanita oleh Petugas Kesehatan, menyimpulkan lebih dari
80% tenaga kesehatan melakukan upaya promosi dan prevensi kesehatan pada
kesejahteraan ibu dan bayi pada periode perinatal (ibu hamil, melahirkan,
postpartum) dan KB. Kurang dari 50% tenaga kesehatan melakukan upaya
promosi dan prevensi kesehatan reproduksi pada infeksi pada system reproduksi,
kesehatan reproduksi remaja, deteksi dini, kesehatan lansia dan Kekerasan dalam
Rumah Tangga (KDRT). Upaya promosi dan prevensi kesehatan reproduksi yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di ruang kebidanan lebih berfokus pada periode
perinatal dan KB sedangkan untuk kesehatan reproduksi seperti infeksi, kespro
remaja, deteksi dini, lansia dan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) masih
kurang optimal (18).
Penelitian oleh Purnamasarii (2016) dalam penelitiannya yang berjudul
Pengaruh Faktor Pengetahuan dan Sikap terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam
Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Bogor Tengah, menyimpulkan bahwa
sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Bogor Tengah sebanyak 60,4% sudah
patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe dan 39,4% ibu hamil yang tidak patuh.
Karakteristik ibu hamil pada penelitian ini sebagian besar mempunyai umur tidak
berisiko sebesar 75,5%, Pendidikan ≥ 9 tahun 64,2%, status pekerjaan tidak
bekerja sebesar 92,5%, riwayat pernah melahirkan < 2 kali sebesar 73,6% dan
11
11
sebagian besar ibu hamil mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai
anemia sebesar 60,4%, tingkat pengetahuan yang tinggi tentang tablet Fe sebesar
64,2%, sikap ibu hamil terhadap anemia dan tablet Fe mempunyai sikap yang baik
yaitu sebesar 50,9%. Semua variabel tidak di dapatkan hubungan yang bermakna
dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkosumsi tablet Fe (19).
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Pengertian Tablet Fe
Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia
dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh: sebagai alat
angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut electron di
dalam sel dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan
tubuh (20).
2.2.2. Sumber Zat Besi
Dua jenis zat besi yang ada didalam makanan adalah zat besi yang berasal
dari hewani (heme iron) dan zat besi yang berasall dari tumbuhan (nonheme).
Sumber baik besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam, dan ikan.
Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran
hijau dan beberapa jenis buah. Di samping jumlah besi, perlu diperhatikan
kualitas besi didalam makanan, dianamakan juga ketersediaan biologik
(bioavailability). Pada umumnya besi didalam daging, ayam, dan ikan mempunyai
ketersediaan biologik tinggi, besi si dalam serealia dan kacangkacangan
mempunyai ketersediaan biologik sedang, dan besi di dalam sebagian besar
12
12
sayuran, terutama yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam
mempunyai ketersediaan biologik rendah (20).
2.2.3. Manfaat Tablet Zat Besi
Fe merupakan mineral mikro paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu
sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Zat besi sangat dibutuhkan
oleh tenaga kerja untuk menunjang aktivitas kerjanya. Di dalam tubuh berperan
sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan, sebagai alat angkut
electron pada metabolism energi, sebagai bagian dari enzim pembentuk kekebalan
tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan. Manfaat lain dari mengkonsumsi makan
sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan
sumber zat besi biasanya merupakan Vitamin A (21).
2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Absorbsi Besi
Diperkirakan hanya 5-15% besi makanan diabsorbsi oleh orang dewasa
yang berada dalam status besi baik. Dalam keadaan defisiensi besi absorbsi dapat
mencapai 50%. Banyak faktor berpengaruh terhadap absorbsi besi (20):
a. Bentuk Besi
Di dalam makanan berpengaruh terhadap penyerapannya. Besi-hem, yang
merupakan bagian dari hemoglobin dan myoglobin yang terdapat di dalam
daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi-nonhem.
b. Asam Organik
Vitamin C sangat membantu penyerapan besi-nonhem dengan merubah
bentuk feri menjadi bentuk fero. Bentuk fero lebih mudah diserap. Asam
organik lain adalah asam sitrat.
13
13
c. Asam fitat,asam oksalat
Faktor-faktor ini dapat menghambat penyerapan basi dengan mengikat besi,
sehingga mempersulit penyerapannya. Vitamin dengan jumlah yang cukup
dapat melawan sebagian pengaruh faktor-faktor yang menghambat
penyerapan besi ini.
d. Tanin dan Kalsium
Tannin merupakan polifenol dan terdapat di dalam teh, kopi, dan beberpa
jenis sayuran dan buah juga menghambat asbsorbsi besi dengan cara
mengikatnya. Kalisum dosis tinggi berupa suplemen menghambat absorpsi
besi, namun mekanismenya belum diketahui dengan pasti.
e. Tingkat keasaman lambung
Keasaman lambung dapat meningkatkan daya larut besi. Kekurangan asam
klorida di dalam lambung atau penggunaan obat-obat yang bersifat basa
seperti antacid menghalangi absorpsi besi.
f. Kebutuhan tubuh
Kebutuhan tubuh akan berpengaruh besar terhadap absorpsi besi. Bila tubuh
kekurangan besi atau kebutuhan meningkat, absorpsi besi-nonhem dapat
meningkat sampai sampai sepuluh kali, sedanngkan besi-hem dua kali.
2.2.5. Kebutuhan Tablet Zat Besi dalam Kehamilan
Menurut Waryana (2016), kebutuhan zat besi menurut triwulan kehamilan
berbeda-beda, kebutuhan zat besi pada ibu hamil trimester I adalah 1 mg/hari
sedangkan trimester II dan III sebesar ± 5 mg/hari, selengkapnya adalah sebagai
berikut (21):
14
14
a. Triwulan I (umur kehamilan 0 – 12 minggu) zat besi yang dibutuhkan
adalah 1 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah dengan
kebutuhan janin dan red cell masa 30 – 40 mg.
b. Triwulan II (umur kehamilan 13-24 minggu) zat besi yang diberlakukan
adalah ± 5 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah
dengan kebutuhan red cell mass 300 mg dan conceptus 115 mg.
c. Triwulan III (umur kehamilan 25 – 40 minggu), zat besi yang dibutuhkan
adalah ± 5 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah
dengan kebutuhan red cell mass 150 mg dan conceptus 223 mg, maka
kebutuhan pada triwulan II dan III jauh lebih besar dari jumlah zat besi yang
didapat dari makanan. Walaupun makanan mengandung zat besi yang tinggi
bioavailabilitasnya, kecuali jika wanita itu pada sebelum hamil telah
mempunyai reverva zat besi yang tinggi yaitu lebih besar dari 500 mg di
dalam tubuhnya. Wanita yang mempunyai simpanan zat besi lebih dari 500
mg jarang ada walaupun pada masyarakat yang maju sekalipun apalagi
negar-negara yang sedang berkembang. Sehingga, ekstra zat besi diperlukan
pada kehamilan. Kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal
adalah:
1) 200 – 600 mg untuk memenuhi peningkatan massa sel darah merah
2) 200 – 370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya
3) 150 – 200 mg untuk kehilangan eksternal
4) 30 – 170 mg untuk tali pusat dan plasenta
5) 90 – 310 mg untuk menggantikan darah yang hilang saat melahirkan
15
15
Penambahan asupan besi, baik lewat makanan atau pemberian
suplementasi, terbukti mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi.
Respon positif terhadap pengobatan dapat dilihat dari peningkatan kadar
hemoglobin sebesar 0,1 g/dl sehari mulai dari hari kelima dan seterusnya. Dengan
demikian, pemberian sebanyak 30 gram zat besi tiga kali sehari akan
meningkatkan kadar hemoglobin paling sedikit sebesar 0,3 g/dl/minggu atau
selama 10 hari (22).
2.2.6. Dosis dan Cara Pemberian
Menurut Depkes RI (1996) dosis dan cara pemberian tablet zat besi yaitu
(23):
a. Dosis pencegahan
Diberikan kepada kelompok sasaran yaitu ibu hamil sampai nifas dengan
dosis sehari satu tablet (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat)
berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilannya sampai 42 hari
setelah melahirkan. Mulai pemberian pada waktu pertama kali ibu hamil
memeriksakan kehamilannya.
b. Dosis pengobatan
Diberikan pada sasaran yang anemia (kadar Hb ‹ 11g%). Pada ibu hamil
pemberian suplementasi zat besu menjadi tiga tablet sehari selama 90 hari
pada masa kehamilannya sampai 42 hari setelah melahirkan.
c. Dosis pada daerah dengan prevalensi anemia tinggi
Daerah dengan prevalensi anemia pada ibu hamil ‹ 40% diberikan tablet
besi folat dengan dosis 60 mg besi dan 400 µg asam folat per hari selama
16
16
enam bulan masa kehamilan. Daerah dengan prevalensi ≥ 40% diberikan
tablet besi folat dengan dosis 60 mg besi dan 400 µg asam folat per hari
selama enam bulan masa kehamilan dan dilanjutkan selama tiga bulan
setelah melahirkan. Jika selama enam bulan pemberian tidak menunjukkan
adanya perbaikan terhadap status anemia ibu hamil, pemberian dilanjutkan
pada ibu hamil setelah melahirkan selama enam bulan atau menambah dosis
menjadi 120 mg besi selama kehamilan. Bila tablet besi folat denggan
kandungan 400 µg atau asam folat tidak tersedia, suplementasi zat besi
dengan kandungan asam folat rendah dapat digunakan.
Pemberian suplemtasi zat besi kepada ibu hamil dilakukan sebulan sekali
sebanyak 30 tablet. Efektifitas dari suplemtasi zat besi tergantung pada susunan
makanan bagi orang yang melakukan diet, perubahan kondisi tubuh baik fisiologi
atau patologi akibat kelebihan absorbsi zat besi atau kekurangan zat besi,
komposisi dari suplementasi zat besi.
2.3. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
2.3.1. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan di puskesmas lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerja puskesmas tersebut (24).
17
17
Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Selain itu, puskesmas adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tolak ukur dari pembangunan kesehatan. Puskesmas
memiliki tugas untuk melaksanakan kebijakan kesehatan untuk dapat mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas untuk mewujudkan
kecamatan sehat, puskesmas menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKM
(Upaya kesehatan Masyarakat) tingkat pertama, dan penyelenggaraan UKP
(Upaya Kesehatan Perorangan) tingkat pertama di wilayah kerjanya (24).
Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, puskesmas dibagi menjadi dua
kategori, yaitu puskesmas rawat inap dan puskesmas non rawat inap. Puskesmas
rawat inap adalah puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk
pasien gawat darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas maupun asuhan
keperawatan sementara dengan kapasitas tempat tidur kurang lebih sebanyak 10
tempat tidur. Puskesmas rawat inap juga memiliki fungsi sebagai pusat rujukan
pasien yang gawat darurat sebelum dibawa ke rumah sakit. Puskesmas rawat inap
dapat melakukan tindakan operatif terbatas seperti kecelakaan lalu lintas,
persalinan dengan penyulit dan penyakit lain yang bersifat gawat darurat. Selain
itu, puskesmas rawat inap sebagai puskesmas rawat inap tingkat pertama
memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan,
dan rehabilitasi medik yang dilakukan di ruang rawat inap puskesmas (25).
18
18
Puskesmas non rawat inap merupakan puskesmas yang melayani pasien
yang melakukan pengobatan rawat jalan dan pelayanannya tidak lebih dari 24
jam. Tujuan pelayanan pada puskesmas non rawat inap adalah untuk menentukan
diagnosa penyakit baik dengan tindakan pengobatan maupun tindakan rujukan.
Selain itu puskesmas non rawat inap juga menyediakan pelayanan tindak lanjut
bagi pasien rawat inap yang sudah diijinkan pulang tetapi harus tetap mengontrol
kondisi kesehatannya (26).
2.3.2 Organisasi Puskesmas
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, puskesmas atau
pusat kesehatan masyarakat merupakan unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan
kabupaten/kota. Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskesmas yang bertanggung
jawab atas seluruh kegiatan di puskesmas. Organisasi puskesmas disusun oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban
kerja puskesmas. Organisasi puskesmas minimal terdiri dari (14):
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala sub bagian tata usaha
3. Penanggung jawab UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
4. Penanggung jawab UKP (Upaya Kesehatan Perorangan), kefarmasian dan
Laboratorium
5. Penanggung jawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan.
19
19
2.3.3 Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas
Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama di puskemas dilaksanakan
melalui beberapa kegiatan antara lain :
1. Rawat jalan
2. Pelayanan gawat darurat
3. Pelayanan satu hari (one day care)
4. Home care
5. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama ini dilaksanakan sesuai
dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan. Sumber daya
manusia yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan di
puskesmas antara lain terdiri dari dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi,
perawat, bidan, ahli teknologi laboratorium medis, serta tenaga kefarmasian (14).
2.3.4 Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama yang diselenggarakan oleh
puskesmas meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan
masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas untuk mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/kota di bidang kesehatan. Sedangkan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat
yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, yang disesuaikan dengan prioritas
20
20
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing-masing puskesmas (14).
Adapun upaya kesehatan masyarakat esensial tingkat pertama yang
diselenggarakan di puskesmas meliputi (14):
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
d. Pelayanan gizi
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
2.3.5 Administrasi dan Manajemen Puskesmas
Administrasi merupakan proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan
bersama-sama sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat
mewujudkan penyelenggaraan administrasi diperlukan pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan (14).
Manajemen puskesmas merupakan rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas tersebut
membentuk fungsifungsi manajemen pusksesmas yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban.
Seluruh fungsi manajemen puskesmas tersebut wajib dilaksanakan secara terkait
dan berkesinambungan (14).
21
21
Perencanaan merupakan fungsi manajemen puskesmas yang dilakukan
sebagai langkah awal sebelum melaksanakan kegiatan. Perencanaan puskesmas
meliputi kegiatan merumuskan tujuan puskesmas sampai dengan kegiatan
merumuskan alternatif kegiatan. Perencanaan puskesmas merupakan hal yang
sangat penting karena tanpa adanya perencanaan maka tidak akan ada kejelasan
bagi kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf untuk mencapai tujuan puskesmas.
Perencanaan di tingkat puskesmas dilakukan dengan membuat rencana usulan
kegiatan, kemudian mengajukan usulan kegiatan yang direncanakan ke dinas
kesehatan untuk mendapatkan persetujuan, dan kemudian menyusun rencana
pelaksanaan kegiatan (RPK) (27).
Pelaksanaan dan pengendalian merupakan fungsi manajemen yang
mencakup proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap
pelaksanaan kegiatan di puskesmas. Pelaksanaan dan pengendalian terdiri dari
beberapa langkah antara lain (27):
1. Pengorganisasian, merupakan serangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber daya yang ada di puskesmas dan dimanfaatkan
secara efesien untuk program.
2. Penyelenggaraan, merupakan langkah menyelenggarakan rencana kegiatan
program di puskesmas dan menunjuk penanggungjawab serta pelaksana
program dan pelaksanaan lokakarya mini puskesmas, baik lintas program
maupun lintas sektor.
3. Pemantauan terhadap kegiatan dilakukan secara berkala seperti melakukan
telaah penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai serta melakukan
22
22
telaah eksternal terkait hasil yang dicapai oleh fasilitas dan sektor lain yang
terlibat di wilayah puskesmas.
4. Penilaian kegiatan yang bisa dilakukan oleh pihak eksternal dan internal
puskesmas. Kegiatan penilaian mencakup penilaian terhadap cakupan,
jumlah kunjungan, survei kepuasan, dan evaluasi dari dinas kesehatan.
Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah fungsi manajemen
puskesmas yang merupakan proses untuk mendapatkan kepastian atas kesesuaian
penyelenggaraan dalam mencapai tujuan puskesmas. Pengawasan adalah kegiatan
mengamati secara terus menerus terhadap pelaksanaan kegiatan puskesmas yang
dapat dilakukan oleh pihak internal (kepala puskesmas) maupun pihak eksternal
(masyarakat, dinas kesehatan, serta institusi lainnya). Sedangkan
pertanggungjawaban merupakan kegiatan kepala puskesmas pada setiap akhir
tahun anggaran yaitu membuat dan melaporkan laporan kinerja hasil dari
pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya
termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui
Badan Penyantun Puskesmas (28).
Pencatatan dan pelaporan merupakan bagian dari sistem informasi
kesehatan (SIK) puskesmas yang wajib dilakukan (3). Untuk dapat meningkatkan
pemanfaatan sistem informasi kesehatan dalam pencatatan dan pelaporan di
puskesmas, upaya yang dapat dilakukan oleh puskesmas antara lain menambah
petugas yang memahami dan memiliki keahlian di bidang SIK, atau mengusulkan
pelatihan mengenai SIK ke dinas kesehatan (29).
23
23
2.4. Bidan
2.4.1. Definisi Bidan
Seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persayaratan
yang berlaku, dicatat,diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktek.(30)
Menurut Kepmenkes RI No.900/Menkes/SK/2002, Bidan adalah
seseorang yang telah mengikuti program pendidikan dan telah lulus ujian
sesuai dengan persyaratan yang berlaku, telah teregistrasi melalui proses
pendaftaran, pendokumentasian setelah dinyatakan minimal kompetensi
inti atau standar penampilan yang ditetapkan, mempunyai SIB (Surat Izin
Belajar Bidan), melakukan serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan,
mempunyai SIPB (Surat Izin Praktek Bidan), menggunakan Standart
profesi, tergabung dalam IBI (Ikatan Bidan Indonesia).(31)
Bidan merupakan salah satu profesi kesehatan yang memeliki peran
penting dalam meningkatkatkan kesehatan masyarakat. Salah satu
wewenang bidan dalam melaksanakan tugasnya adalah menjaga
kesehatan ibu dan anak. Bidan dalam menjalankan tugasnya untuk
menjaga kesehatan ibu secara berkala. Sedangkan untuk menjaga
kesehatan anak adalah dengan menyarankan ibu melakukan pemberian
ASI.(32)
2.4.2. Pengertian Bidan Indonesia
Dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat
indonesia, maka Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia
24
24
adalah seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan Bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktek kebidanan.(30)
2.4.3. Fungsi Bidan
Fungsi utama bidan adalah untuk mengupayakan kesejahteraan ibu dan
bayinya. Proses yang fisiologi harus didukung dan dipertahankan tapi bila timbul
penyulit harus digunakan teknologi dan referal yang efektif untuk memperoleh
ibu dan bayi yang sehat.
1. Pelaksana asuhan / pelayanan kebidanan.
Melaksanakan asuhan/ pelayanan kebidanan pada ibu hamil normal
dengan komplikasi patologis dan resiko tinggi, melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin normal dengan komplikasi patoligis dan
resiko tinggi, melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
normal, komplikasi patologis dan resiko tinggi, melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu menyusui, melaksanakan asuhan kesehatan pada bayi
dan balita, melaksanakan asuhan kesehatan pada wanita/ ibu dengan
gangguan sistem reproduksi, melaksanakan asuhan kebidanan komunitas
dan melaksanakan pelayanan KB.
2. Pengelola Unit KIA/KB.
Melaksanakan pelayanan KIA/KB dan mengkoordinasi pelayanan
KIA/KB.
3. Pendidik dalam asuhan/pelayanan kebidanan.
25
25
Melaksanakan bimbingan/penyuluhan pada wanita dalam masa pra
perkawinan, ibu dan aksektor KB, melatih dan membina tenaga kesehatan,
kader dan dukun bayi dalam pelayanan KIA/ KB.(30)
2.4.4. Kompetensi Bidan
Kompetensi bidan adalah pengetahuan yang dilandasi oleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam
melaksanakan praktek kebidanan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan,
secara aman dan bertanggung jawab sesui dengan standart sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat.(33)
Kompetensi tersebut dikelompokan dalam dua kategori yaitu inti/ dasar
merupakan kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan dan kompetensi
tambahan/ lanjutan merupakan pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan
dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan/ kebutuhan
masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan IPTEK.
Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan
dengan efektivitas kinerja dan tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki indivindu sebagai syarat untuk dianggap mampu dan memiliki hubungan
kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan atau suatu
kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang
dilandasi atas keterampilan dan pegetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang
yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan
pada berbagai pelayanan kesehatan secara aman dan bertanggung jawab sesuai
dengan standar sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat.
26
26
Menurut Sujianti, kompetensi bidan adalah kemampuan dan karakteristik
yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki oleh
seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan secara aman dan
bertanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Standar
kompetensi adalah rumusan suatu kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Standar kompetensi bidan adalah rumusan suatu
kemampuan bidan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.(33)
Kompetensi bidan di Indonesia (IBI) mencakup area pengetahuan umum,
keterampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu
kesehatan dan kesehatan masyarakat.
1. Area persyaratan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan
sesuai dengan budaya setempat, pernyataan kompetensi yaitu bidan
mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu
sosial, ilmu-ilmu kesehatan dan kesehatan masyarakat dan etik yang
membentuk dasar asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk
wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
2. Area pra-konsepsi, KB dan ginekelogi, pernyataan kompetensi yaitu bidan
memberi asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap
terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat.
3. Area asuhan dan konseling selama kehamilan, pernyataan kompetensi yaitu,
bidan melakukan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
27
27
kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan, atau
rujukan dari komplikasi tertentu.
4. Area asuhan selama persalinan, pernyataan kompetensi yaitu, bidan
memberi asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan
setempat selama persalinan, memimpin persalinan yang bersih dan aman,
menanggani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan
kesehatan wanita dan bayinya.
5. Area asuhan pada masa nifas dan menyusui, pernyataan kompetensi yaitu,
bidan memberi asuhan yang bermutu tinggi pada ibu nifas dan menyusui.
6. Area asuhan pada bayi baru lahir, pernyataan kompetensi yaitu, bidan
memberi asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada bayi baru lahir
sampai satu bulan.
7. Area asuhan pada bayi dan anak balita, pernyataan kompetensi yaitu, bidan
memberi asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada bayi dan balita
sehat 1 bulan sampai 5 tahun.
8. Area kebidanan komunitas, pernyataan kompetensi yaitu, bidan memberi
asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga, kelompok,
dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
9. Area asuhan pada ibu atau wanita dengan gangguan sistem reproduksi,
pernyataan kompetensi yaitu, bidan melaksanakan asuhan kebidanan pada
wanita/ ibu yang menggalami gangguan sistem reproduksi.(33)
28
28
2.4.5. Peran Bidan
1. Peran Sebagai Pelaksana.
Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien,
menentukan diagnosa, menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah
yang dihadapi, melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
2. Peran sebagai Pengelola.
Pertama, sebagai pengelola, bidan harus mampu mengembangkan
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok maupun untuk
masyarakat pada umumnya di wilayah tempat dirinya bekerja dengan
melibatkan masyarakat atau klien. Berikut beberapa peran khusus yang
sudah selayaknya diperhatikan dan dilakukan oleh seorang bidan:
1) Mengelola kegiatan kesehatan, terutama KIA dan KB bersama dengan
tim kesehatan, kader, serta tokoh-tokoh masyarakat terkait.
2) Mengawasi sekaligus memberikan bimbingan kader, dukun bayi, dan
petugas kesehatan lainnya dalam realisasi program KIA dan KB.
3) Menggerakkan serta mengembangkan PSM dengan memanfaatkan
potensi yang terdapat dalam masyarakat yang bersangkutan.
4) Mempertahankan sekaligus meningkatkan mutu serta keamanan praktik
profesional melalui pelatihan, magang, dan pendidikan.
Kedua, sebagai pengelola, bidan harus bisa berpartisipasi dalam tim guna
melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah tempat dirinya
29
29
bekerja dengan cara meningkatkan kemampuan dukun, kader kesehatan,
serta tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingannya.
3. Peran Sebagai Pendidik.
Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas
masalah.
4. Peran Sebagai Peneliti/Investigator.
Selain memiliki peran sebagai pendidik, seorang bidan juga berperan
sebagai investigator. Dalam hal ini, sebagai, seorang bidan harus mampu
melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan, baik
secara mandiri atau kelompok. Berikut beberapa hal yang harus
diperhatikan dan dilakukan oleh seorang bidan dalam perannya sebagai
investigator:
1) Melakukan identifikasi terhadap kebutuhan investigasi.
2) Melakukan penyusunan perencanaaan yang matang.
3) Merealisasikan investigasi.
4) Mengolah sekaligus melakukan interpretasi terhadap data hasil yang
diperoleh.
5) Melakukan penyusunan laporan.
6) Memanfaatkan hasil investigasi sebagai rujukan guna meningkatkan
serta mengembangkan pelayanan kesehatan, terutama dalam konteks
kebidanan.(30)
30
30
2.4.6. Standar Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga dan masyarakat. Standart adalah rumusan tentang penampilan atau nilai
yang diinginkan yang mampu dicapai.(34)
1. Standart pelayanan umum.
1) Persiapan untuk keluarga sehat.
2) Pencatatan dan pelaporan.
2. Standart pelayanan antenatal.
1) Identifikasi ibu hamil.
2) Pemeriksaan antenatal.
3) Palpasi abdominal
4) Pengelolaan anemia pada kehamilan.
5) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.
6) Persiapan persalinan.
3. Standart pertolongan persalinan.
1) Asuhan persalinan kala I.
2) Asuhan persalinan kala II yang aman.
3) Penatalaksaan aktif persalinan kala III.
4) Penanganan kala II gawat dengan janin melalui episiotomi.
4. Standart pelayanan nifas.
1) Perawatan bayi baru lahir.
31
31
2) Penangan pada 2 jam pertama setelah persalinan.
3) Pelayanan bagi ibu dan bayi.
5. Standart penanganan kegawatdaruratan obstetrik neonatal.
1) Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester III.
2) Penanganan kegawatan pada eklamsia.
3) Penanganan retensio plasenta.
2.5. Pelayanan Promotif dan Preventif
Upaya Kesehatan Promotif adalah upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat secara optimal menolong dirinya sendiri (mencegah timbulnya
masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya, dan mampu berperilaku mengatasi apabila masalah kesehatan
tersebut sudah terlanjur datang), serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan (35).
Upaya kesehatan preventif adalah suatu upaya untuk mengendalikan risiko
kesehatan, mencegah komplikasi penyakit dan meningkatkan mutu hidup
seoptimal mungkin (35). Didalam upaya promotif dan preventif mencakup
didalamnya yaitu promosi kesehatan. Menurut Hartono (2010) banyak sekali
tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan oleh puskesmas (36).
32
32
Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Di dalam gedung
Di dalam gedung puskesmas, promosi kesehatan dilaksanakan seiring dengan
pelayanan yang diselenggarakan puskesmas. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa di dalam gedung terdapat peluang-peluang:
a. Promosi kesehatan di tempat pendaftaran. yaitu di tempat pasien/klien
harus melapor/ mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan.
b. Promosi kesehatan dalam pelayanan medis di poliklinik. yaitu di
pelayanan KIA & KB, dan di ruang perawatan (untuk puskesmas dengan
tempat perawatan).
c. Promosi kesehatan dalam pelayanan penunjang medis. yaitu di kamar
obat/apotik dan di laboratorium.
d. Promosi kesehatan dalam pelayanan klinik-klinik khusus. seperti klinik
sanitasi.
e. Promosi kesehatan di tempat pembayaran rawat. yaitu di ruang di mana
pasien rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap,
sebelum meninggalkan puskesmas (untuk puskesmas dengan tempat
perawatan).
f. Promosi kesehatan di lingkungan puskesmas. yaitu di tempat parkir,
halaman, dinding, kantin/kios, tempat ibadah, dan pagar halaman
puskesmas.
33
33
2. Di Masyarakat (di luar gedung)
Banyak tatanan di mana puskesmas dapat melakukan promosi kesehatan di
masyarakat, yakni:
a. Tatanan rumah tangga. yaitu di pemukiman penduduk misalnya di
kompleks-kompleks perumahan, Dasa Wisma, Rukun Tetangga/Rukun
Warga dan lain-lain.
b. Tatanan sarana pendidikan. yaitu di sekolah-sekolah, madrasah, pondok
pesantren, kursus-kursus, perguruan tinggi dan lain-lain.
c. Tatanan tempat kerja. yaitu di pabrik-pabrik, kanto-kantor,
koperasikoperasi, himpunan petani, pelelangan ikan, komplek pertokoan
dan lain- lain.
d. Tatanan tempat umum, yaitu di terminal, stasiun, dermaga/pelabuhan,
pasar, restauran, penginapan dan lain-lain (36).
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan cara memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat.
2) Peningkatan gizi.
3) Pemeliharaan kesehatan perorangan.
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
5) Olahraga secara teratur.
6) Rekreasi.
7) Pendidikan seks.
34
34
Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Preventif secara etimologi
berasal dari bahasa latin, prevenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi
atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,
prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, melalui
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melaui posyandu, puskesmas, maupun
kunjungan rumah.
3. Pemberian vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah.
4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui..
2.6. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelayanan Promotif dan
Preventif
Pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam karakteristik
individu (pengetahuan dan motivasi) (37).
2.6.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
35
35
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (38).
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Pengetahuan (knowledge) adalah
merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia
yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior).
Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan orang yang
mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai
berikut :
1) Kesadaran (Awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap obyek (stimulus).
2) Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus atau obyek tertentu. Disini sikap
subyek sudah mulai timbul.
3) Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya terhadap
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah tidak
baik lagi.
4) Trial, dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
36
36
5) Adopsi (adoption), dimana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus (7).
Menurut Bloom 6 domain tersebut antara lain (7):
1) Mengingat (remembering), terdiri dari: a. Mengenali (recognizing), b.
Mengingat (recalling).
2) Memahami (understanding), terdiri dari: a. Menafsirkan (interpreting), b.
Memberi contoh (examplying), c. Meringkas (summarizing), d. Menarik
inferensi (inferring), e. Membandingkan (comparing), f. Menjelaskan
(explaining).
3) Mengaplikasikan (Application), terdiri dari: a. Menjelaskan (executing), b.
Mengimplementasikan (implementing).
4) Menganalisis (Analysis), terdiri dari: a. Menguraikan (diffrentiating), b.
Mengorganisir (organizing), c. Menentukan makna tersirat (attributing).
5) Evaluasi (Evaluation), terdiri dari: a. Memeriksa (checking), b. Mengkritik
(critiquing), c. Membuat (Creating), d. Merumuskan (generating), e.
Merencanakan (planning), f. Memproduksi (producting).
6) Mencipta (Creating), terdiri dari: a. Membuat, b. Merencanakan dan c.
Memproduksi.
2.6.2. Motivasi
1) Pengertian Motivasi
Motif atau motivasi berasal dari kata Latin morene yang berarti dorongan
dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi
tidak terlepas dari kata hubungan atau needs. Kebutuhan adalah suatu potensi
37
37
dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspon. Perasaan atau pikiran
yang mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaan atau menjalankan
kekuasaan, terutama dalam berperilaku. Ada tiga hal yang penting dalam
pengertian motivasi yaitu hubungan antara kebutuhan, dorongn dan tujuan.
Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan sedangkan tujuan
adalah akhir dari satu siklus motivasi. Menurut bentuknya motivasi terdiri atas
(37):
1. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu.
Meliputi fisiologis yaitu rasa lapar, haus dan lainnya, psikologis (kasih
sayang, mempertahankan diri dan memperkuat diri)
2. Motivasi ekstrinsik yaitu datangnya dari luar individu (penghargaan, pujian,
hukuman dan lain-lain.
3. Motivasi terdesak yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit secara
serantak dan menghentak dengan cepat sekali.
2) Motivasi Kerja
Ilyas mengatakan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor personal
yang memengaruhi produktivitas kerja. Dalam kehidupan berorganisasi, termasuk
kehidupan berkarya di rumah sakit, aspek motivasional sebaiknya mendapat
perhatian serius dari para pemimpin. Motivasi merupakan suatu kondisi yang
berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja (37).
Motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan
kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai
38
38
tujuannya. Organisasi hanya akan berhasil mencapai tujuan dan berbagai
sasarannya apabila semua komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja
yang optimal.
Menurut Mangkunegara, terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi
kerja pegawai yaitu (40):
1. Prinsip partisipatif yaitu memebrikan kesempatan pada pegawai untuk
berpartisipasi menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin
dalam upaya memotivasi kerja
2. Prinsip komunikasi yaitu mengkomunikasikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan usaha pencapaian tugas.
3. Prinsip mengakui andil bawahan yaitu pemimpin mengakui bahwa
bawahan (pegawai) mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan.
4. Prinsip pendelegasian wewenang yaitu pemimpin memberikan
wewenang terhadap bawahan untuk dapat mengambil keputusan
terhadap pekerjaan yang dilakukannya sewaktu-waktu.
2.7. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan pengetahuan dengan pelayanan promotif dan preventif bidan
dalam pemberian tablet Fe pada ibu hamil di Puskesmas Kotapinang
Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019.
2. Ada hubungan motivasi dengan pelayanan promotif dan preventif bidan
dalam pemberian tablet Fe pada ibu hamil di Puskesmas Kotapinang
Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019.
47
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan
pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
(independen) terhadap variabel terikat (dependen) (41), yaitu menganalisis faktor
yang berhubungan dengan pelayanan promotif dan preventif bidan dalam
pemberian tablet Fe pada ibu hamil di Puskesmas Kotapinang Kecamatan
Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kotapinang
Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian di mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus tahun
2019.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian.(42) Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh bidan di wilayah kerja Puskesmas Kotapinang
Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebanyak 33 orang.
40
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian obyek yang diambil saat penelitian dari
keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili populasi. (42) Penentuan
jumlah sampel dengan menggunakan seluruh populasi menjadi sampel (total
population sebanyak 33 orang bidan di wilayah kerja Puskesmas Kotapinang
Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
3.4. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori yang mendukung penelitian ini, maka
digambarkan secara skematis kerangka konsep penelitian sebaagai
berikut :
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran
3.5.1 Definisi Operasional
1) Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui bidan dalam pemberian
tablet Fe pada ibu hamil.
2) Motivasi adalah dorongan untuk bertindak dalam bekerja, yaitu dorongan
yang berasal dari dalam diri (faktor internal) dan dorongan yang berasal
dari luar diri (faktor eksternal).
1. Pengetahuan
2. Motivasi
Pelayanan promotif dan
Preventif Bidan dalam
Pemberian Tablet Fe
41
3) Pelayanan promotif dan preventif bidan dalam pemberian tablet Fe adalah
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya
pencegahan dan mengendalikan risiko kesehatan.
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran
No. Nama
Variabel
Jumlah
Soal
Cara dan alat
ukur
Skala
Pengukuran Value
Skala
ukur
Variabel Independen
1. Pengetahuan 10 Menghitung
skor dengan
kuesioner dan
wawancara
(skor max = 5)
Skor 8-10 (76%-100%) Skor 6-7 (56% -75%)
Skor 0-5 (≤ 55%)
Baik (2)
Cukup (1)
Kurang (0)
Ordinal
2. Motivasi 10 Menghitung
skor dengan
kuesioner dan
wawancara
(skor max = 10)
Skor 8-10 (76%-100%) Skor 6-7 (56% -75%)
Skor 0-5 (≤ 55%)
Baik (2)
Cukup (1)
Kurang (0)
Ordinal
Variabel Dependen
3. Pelayanan
Promotif dan
Preventif
Bidan
10 Menghitung
skor dengan
kuesioner dan
wawancara
(skor max = 10)
Skor 8-10 (76%-100%) Skor 6-7 (56% -75%)
Skor 0-5 (≤ 55%)
Baik (2)
Cukup (1)
Kurang (0)
Ordinal
3.6. Metode Pengumpulan Data
3.6.1. Jenis Data
1) Data primer merupakan data karakteristik responden, pengetahuan,
kemampuan, motivasi dan kinerja petugas.
2) Data sekunder meliputi deskriptif di lokasi penelitian
3) Data tersier adalah data riset yang dipublikasikan secara resmi seperti jurnal
dan laporan penelitian.
42
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data Primer dikumpulkan dari jawaban subyek atas pertanyaan yang
diberikan peneliti yang diperoleh dari variabel yang akan diteliti yaitu
dengan kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan peneliti secara tidak langsung berdasarkan data
deskriptif di lokasi penelitian yaitu data data dari Puskesmas Kota Pinang.
3. Data Tersier
Data tersier yaitu data riset yang dipublikasikan secara resmi seperti jurnal
dan laporan penelitian.
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah/valid tidak suatu kuesioner,
suatu kuisioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Jika nilai
korelasi yang diperoleh adalah positif, kemungkinan butir yang diuji tersebut
adalah valid. namun walaupun positif perlu nilai korelasi tersebut signifikan atau
tidak. Jika r hitung > r tabel product moment (0,444) maka instrumen atau item-
item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid) dan
jika r hitung < r tabel product moment (0,444) maka instrumen atau item-item
pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak
valid). (41)
43
Hasil uji coba semua korelasi kemudian dibandingkan dengan tabel
product moment. Kuesioner yang valid adalah apabila nilai pertanyaan lebih besar
dari nilai tabel product moment. Uji validitas akan dilaksanakan 20 orang pasien
yang berkunjung di Puskesmas Aek Batu Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh butir soal variabel
pengetahuan dinyatakan valid karena mempunyai nilai r-hitung lebih besar
dibandingkan r-tabel atau semua butir soal mempunyai nilai > 0, 0,444
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan
No. Variabel Nilai r-hitung r-tabel Keterangan
1. Pengetahuan 1 0,769 0,444 Valid
2. Pengetahuan 2 0,914 0,444 Valid
3. Pengetahuan 3 0,914 0,444 Valid
4. Pengetahuan 4 0,914 0,444 Valid
5. Pengetahuan 5 0,914 0,444 Valid
6. Pengetahuan 6 0,745 0,444 Valid
7. Pengetahuan 7 0,769 0,444 Valid
8. Pengetahuan 8 0,914 0,444 Valid
9. Pengetahuan 9 0,769 0,444 Valid
10. Pengetahuan 10 0,745 0,444 Valid
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh butir soal variabel motivasi
dinyatakan valid karena mempunyai nilai r-hitung lebih besar dibandingkan r-
tabel atau semua butir soal mempunyai nilai > 0, 0,444
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi
No. Variabel Nilai r-hitung r-tabel Keterangan
1. Motivasi 1 0,887 0,444 Valid
2. Motivasi 2 0,540 0,444 Valid
3. Motivasi 3 0,887 0,444 Valid
4. Motivasi 4 0,540 0,444 Valid
5. Motivasi 5 0,887 0,444 Valid
6. Motivasi 6 0,916 0,444 Valid
7. Motivasi 7 0,887 0,444 Valid
44
8. Motivasi 8 0,836 0,444 Valid
9. Motivasi 9 0,887 0,444 Valid
10. Motivasi 10 0,747 0,444 Valid
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh butir soal variabel
pelayanan promotif dan preventif dinyatakan valid karena mempunyai nilai r-
hitung lebih besar dibandingkan r-tabel atau semua butir soal mempunyai nilai >
0, 0,444
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kuesioner Pelayanan Promotif dan Preventif
No. Variabel Nilai r-
hitung
r-tabel Keterangan
1. Pelayanan Promotif dan Preventif 1 0,758 0,444 Valid
2. Pelayanan Promotif dan Preventif 2 0,469 0,444 Valid
3. Pelayanan Promotif dan Preventif 3 0,946 0,444 Valid
4. Pelayanan Promotif dan Preventif 4 0,469 0,444 Valid
5. Pelayanan Promotif dan Preventif 5 0,758 0,444 Valid
6. Pelayanan Promotif dan Preventif 6 0,946 0,444 Valid
7. Pelayanan Promotif dan Preventif 7 0,555 0,444 Valid
8. Pelayanan Promotif dan Preventif 8 0,946 0,444 Valid
9. Pelayanan Promotif dan Preventif 9 0,758 0,444 Valid
10. Pelayanan Promotif dan Preventif 10 0,946 0,444 Valid
2) Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha.
dikatakna reliabel bila hasilnya ≥0,6. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila
nilai cronbach alpha > 0,60. Uji reliabilitas akan dilaksanakan 20 orang pasien
yang berkunjung di Puskesmas Aek Batu Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Hasil uji reliabilitas variabel pengetahuan, motivasi, dan pelayanan
promotif dan preventif menunjukkan bahwa ketiga variabel memiliki nilai yang
lebih tinggi dibandingkan batas ketentuan nilai r-tabel yaitu 0,60. Untuk variabel
pengetahuan diperoleh nilai sebesar 0,958, variabel motivasi diperoleh nilai
45
sebesar 0,954, dan variabel pelayanan promotif dan preventif diperoleh nilai
sebesar 0, 932. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan, Motivasi, dan
Pelayanan Promotif dan Preventif
No. Variabel Nilai-r-hitung r-tabel Keterangan
1. Pengetahuan 0,952 0,60 Reliabel
2. Motivasi 0,924 0,60 Reliabel
3. Pelayana Promotif
dan Preventif
0,904 0,60 Reliabel
3.7. Metode Pengolahan Data
Menurut Muhammad (2014), data yang terkumpul diolah dengan cara
komputerisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut: (43)
1. Collecting
Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner, angket maupun observasi.
2. Checking
Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
data memberikan hasil yang valid.
3. Coding
Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada veriabel – variabel
yang diteliti misalnya nama responden dirubah menjadi nomor 1, 2, 3,.....,42.
4. Entering
Data entry, yakni jawaban – jawaban dari masing – masing responden yang masih
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf ) dimasukkan ke dalam aplikasi SPSS.
46
5. Data Processing
Semua data telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai dengan
kebutuhan dari penelitian.
3.8. Analisis Data
1) Analisis Univariat
Analisis data univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik
masing-masing variabel yang diteliti. Analisis data univariat dilakukan
dengan melihat persentase dari tiap-tiap kolom tabel distribusi frekwensi.
2) Analisis Bivariat
Analisis Bivariat untuk melihat hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen dengan menggunakan uji statistik Chi Square. Analisis
uji Chi Square pada batas kemaknaan p < 0,05 dengan tingkat kepercayaan
95%.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Kotapinang merupakan salah satu dari 17 puskesmas yang ada
di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang terletak di Kecamatan Kotapinang
terletak pada wilayah ibukota Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Puskesmas
Kotapinang terletak di Jalan Lobu yang memiliki 1 unit Puskesmas Pembantu
yang terletak di Dusun Bangun Jadi Desa Sosopan Kecamatan Kotapinang.
Adapun luas wilayah 482,40 Km2 dengan batas wilayahnya sebagai berikut:
1) Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Kampung Rakyat
2) Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Sungai Kanan dan
Torgamba
3) Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Torgamba
4) Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Silangkitang
Kondisi penduduk Kecamatan Kotapinang pada umumnya sama halnya
dengan penduduk lainnya yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang
beragam etnis/suku dan agama. Sebagian besar penduduk di Kecamatan
Kotapinang adalah pendatang/perantau, baik dari Sumatera maupun luar
Sumatera.
Penduduk Kecamatan Kotapinang terdiri dari etnis suku Batak Toba,
Mandailing, Minang, Nias, Simalungun, Karo, Pakpak, Jawa, Bugis, Tionghoa,
dan lain sebagainya. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Kotapinang pada
umumnya adalah bertani di samping jasa lainnya.
48
4.1.1. Visi dan Misi Pusksmas Kota Pinang Kecamatan Kotapinang
Kabupaten Labuhanbatu Selatan
a. Visi
“Terwujudnya kemandirian masyarakat Kecamatan Kotapinang untuk hidup
sehat”.
b. Misi
1. Membangun pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau
2. Melaksanakan Program Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas secara
efektif dan efisien mulai dari Program Promotif, Preventif, Kuratif dan
Rerhabilitasi
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk menciptakan lingkungan
sehat, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungansekitar sampai dengan
lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Kotapinang.
4. Menyelenggarakan system informasi puskesmas yang berkualitas dan
akurat.
4.1.2. Struktural Pusksmas Kota Pinang Kecamatan Kotapinang
Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Jumlah Struktural : 63 Orang
1. Dokter Umum : 2 Orang
2. Dokter Gigi : 2 Orang
3. Perawat : 16 orang
4. Bidan : 33 orang
5. Kesehatan Lingkungan : 1 orang
6. Farmasi : 2 orang
49
7. Gizi : 3 orang
8. SKM : 2 orang
9. Supir : 1 orang
10. Customer Servis : 1 orang
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah bidan di Puskesmas Kotapinang
Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019 sebanyakk 33 orang.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Bidan di Puskesmas
Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019
No. Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Umur (Tahun)
1. 26 - 30 tahun 8 25,0
2. 31– 35 tahun 13 40,6
3. 36 –40 tahun 6 18,8
4. >40 tahun 5 15,6
Total 33 100,0
Pendidikan
1. D3 26 81,3
2. D4 5 15,6
3. S1 Kebidanan/ S1 Kesehatan
Masyarakat
1 3,1
Total 33 100,0
Lama Bekerja
1. ≤ 5 tahun 7 21.9
2. 6-10 tahun 9 28.1
3. 11-15 tahun 10 31.3
4. 16-20 tahun 3 9.4
5. >20 tahun 3 9.4
Total 33 100.0
50
Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang karakteristik bahwa umur
bidan dikelompokkan berdasarkan kategori umur yaitu usia 26 – 30 tahun
sebanyak 8 orang (25,0%), usia 31-35 tahun sebanyak 13 orang (40,6%), usia 36-
40 tahun sebanyak 6 orang (18,8%), dan > 40 tahun sebanyak 5 orang (15,6%).
Berdasarkan pendidikan responden, berpendidikan D3 sebanyak 26 orang
(81,3%), D4 sebanyak 5 orang (15,6%), dan S1 sebanyak 1 orang (3,1%).
Berdasarkan lamanya bekerja, responden yang bekerja < 5 tahun sebanyak 7
orang (21,9%), 5-10 tahun sebanyak 9 orang (28,1 %), 11-15 tahun sebanyak 10
orang (31,3%), 16-20 tahun sebanyak 3 orang (9,4%), dan > 20 tahun sebanyak 3
orang (9,4%).
2. Pengetahuan
Pengetahuan terdiri atas 2 kategori yaitu benar dan salah. Untuk
mendapatkan kategori tersebut maka diperlukan kuesioner sehingga dapat diberi
penilaian untuk 2 kategori tersebut. Berikut adalah distribusi frekuensi
berdasarkan pertanyaan pengetahuan.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Bidan di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019
No. Pengetahuan Benar Salah Total
f % f % f % 1. Zat besi merupakan mineral mikro
yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh manusia dan hewan, yaitu
sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh
manusia dewasa
32 100,0 0 0,0 32 100,0
2. Manfaat lain dari mengkonsumsi
makan sumber zat besi adalah
terpenuhinya kecukupan vitamin A,
karena makanan sumber zat besi
biasanya merupakan Vitamin A
26 81,3 6 18,8 32 100,0
51
Tabel 4.2. (Lanjutan)
No.
Pengetahuan Benar Salah Total
f % f % f % 3. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil
trimester I adalah 1 mg/hari.
21 65,6 11 34,4 32 100,0
4. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil
trimester II dan III sebesar ± 5
mg/hari.
19 59,4 13 40,6 32 100,0
5. Pemberian tablet tambah darah
(tablet fe) paling sedikit 90 tablet
selama kehamilan
20 62,5 12 37,5 32 100,0
6. Pemberian sebanyak 30 gram zat
besi tiga kali sehari akan
meningkatkan kadar hemoglobin
paling sedikit sebesar 0,3
g/dl/minggu atau selama 10 hari
17 53,1 15 46,9 32 100,0
7. Dosis pencegahan diberikan kepada
kelompok sasaran yaitu ibu hamil
sampai nifas dengan dosis sehari satu
tablet (60 mg besi elemental dan
24 75,0 8 25,0 32 100,0
8. Pemberian suplemtasi zat besi
kepada ibu hamil dilakukan sebulan
sekali sebanyak 30 tablet
16 50,0 16 50,0 32 100,0
9. Dosis pengobatan diberikan pada
sasaran yang anemia (kadar Hb ‹
11g%)
17 53,1 15 46,9 32 100,0
10. Vitamin dengan jumlah yang cukup
dapat melawan sebagian pengaruh
faktor-faktor yang menghambat
penyerapan besi ini
19 59,4 13 40,6 32 100,0
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat distribusi frekuensi responden
berdasarkan pertanyaan dari 32 responden yang menjawab mayoritas benar pada
setiap pertanyaan adalah pada pertanyaan 1 sebanyak 32 responden (100,0%),
pertanyaan 2 sebanyak 26 responden (81,3%), pada pertanyaan 3 sebanyak 21
responden (65,6%), pertanyaan 4 sebanyak 19 responden (59,4%), pertanyaan 5
sebanyak 20 responden (62,5%), pertanyaan 7 sebanyak 24 responden (75,0%),
pertanyaan 8 masing-masing sebanyak 16 responden (50,0%), pertanyaan 9
52
sebanyak 17 responden (53,1%) dan pertanyaan 10 sebanyak 19 responden
(59,4%).
Hasil penelitian berdasarkan pengetahuan dapat dilihat dalam tabel 4.3
berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Bidan di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019
No. Pengetahuan f %
1. Baik 12 37,5
2. Cukup 5 15,6
3. Kurang 15 46,9
Total 33 100,0
Hasil pengukuran pengetahuan bidan yang pengetahuannya baik sebanyak
12 orang (37,5%), pengetahuannya cukup sebanyak 5 orang (15,6%), dan
pengetahuannya kurang sebanyak 15 orang (46,9%).
3. Motivasi
Motivasi terdiri atas 2 kategori yaitu ya dan tidak. Untuk mendapatkan
kategori tersebut maka diperlukan kuesioner sehingga dapat diberi penilaian untuk
2 kategori tersebut. Berikut adalah distribusi frekuensi berdasarkan pertanyaan
motivasi.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Motivasi di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019
No. Motivasi Ya Tidak Total
f % f % f % 1. Saya mendapat imbalan kompensasi
dari pelaksanaan promotif dan preventif
sehingga saya bekerja dengan baik
30 93,8 2 6,3 32 100,0
2. Saya melaksanakan pelayanan promotif
dan preventif karena merupakan salah
satu pekerjaan yang menantang
28 87,5 4 12,5 32 100,0
Tabel 4.4. (Lanjutan)
53
No. Motivasi Ya Tidak Total
f % f % f % 3. Saya melaksanakan pelayanan promotif
dan preventif dengan baik karena akan
memberikan peningkatan dalam
pengembangan karir saya
23 71,9 9 28,1 32 100,0
4. Sebagai petugas pelayanan promotif dan
preventif saya merasa memiliki peluang
untuk mengembangkan kemampuan
saya
21 65,6 11 34,4 32 100,0
5. Saya bangga dipercaya menjadi petugas
promotif dan preventif
22 68,8 10 31,3 32 100,0
6. Menjadi petugas pelayanan promotif
dan preventif terbaik di Puskesmas
adalah keinginan saya
14 43,8 18 56,3 32 100,0
7. Fasilitas dan perlengkapan yang ada
mendukung tugas-tugas saya dalam
pelayanan promotif dan preventif.
12 37,5 20 62,5 32 100,0
8. Pekerjaan ini menyenangkan sehingga
saya selalu ingin bekerja sebaik
mungkin sebagai petugas pelayanan
promotif dan preventif dalam pemberian
tablet Fe pada ibu hamil.
27 84,4 5 15,6 32 100,0
9. Ada pembinaan dan supervisi dari
Dinas kesehatan maupun pimpinan
membuat saya bersemangat
melaksanakan pelayanan promotif dan
preventif dalam pemberian tablet Fe
pada ibu hamil
13 40,6 19 59,4 32 100,0
10. Selalu ada inisiatif dalam diri saya
untuk melakukan kegiatan dalam
meningkatkan kualitas kerja
9 28,1 23 71,9 32 100,0
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat distribusi frekuensi responden
berdasarkan pertanyaan dari 32 responden yang menjawab mayoritas ya pada
setiap pertanyaan adalah pada pertanyaan 1 sebanyak 30 responden (93,8%),
pertanyaan 2 sebanyak 28 responden (87,5%), pada pertanyaan 3 sebanyak 23
responden (71,9%), pertanyaan 4 sebanyak 21 responden (65,6%), pertanyaan 5
sebanyak 22 responden (68,8%), dan pertanyaan 8 sebanyak 27 responden
(84,4%).
54
Hasil penelitian dilihat distribusi frekuensi responden berdasarkan
pertanyaan dari 32 responden yang menjawab mayoritas tidak pada setiap
pertanyaan adalah pada pertanyaan 6 sebanyak 18 responden (56,3%), pertanyaan
7 sebanyak 20 responden (62,5%), pertanyaan 9 sebanyak 19 responden (59,4%)
dan pada pertanyaan 10 sebanyak 23 responden (71,9%).
Hasil penelitian berdasarkan motivasi dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kategori Mativasi Bidan di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019
No. Motivasi f %
1. Baik 11 34,4
2. Cukup 3 9,4
3. Kurang 18 56,3
Total 33 100,0
Hasil pengukuran motivasi bidan yang memiliki motivasi baik sebanyak
11 orang (34,4%), motivasi cukup sebanyak 3 orang (9,4%), dan motivasi kurang
sebanyak 18 orang (56,3%).
4.2.4. Pelayanan Promotif dan Preventif
Pelayanan promotif dan preventif terdiri atas 2 kategori yaitu ya dan tidak.
Untuk mendapatkan kategori tersebut maka diperlukan kuesioner sehingga dapat
diberi penilaian untuk 2 kategori tersebut. Berikut adalah distribusi frekuensi
berdasarkan pertanyaan pelayanan promotif dan preventif .
55
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Pelayanan Promotif dan Preventif
di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Tahun 2019
No. Pelayanan Promotif dan Preventif Ya Tidak Total
f % f % f % 1. Bidan menganjurkan ibu hamil untuk
minum tablet Fe
32 100,0 0 0,0 32 100,0
2. Bidan menjelaskan tentang manfaat
tablet Fe bagi ibu hamil
27 84,4 5 15,6 32 100,0
3. Bidan menanyakan kondisi kehamilan
ibu
22 68,8 10 31,3 32 100,0
4. Bidan mendengar keluhan yang Ibu
sampaikan tentang kehamilan Ibu
18 56,3 14 43,8 32 100,0
5. Bidan mencatat dan membuat laporan
tentang kondisi ibu hamil
19 59,4 13 40,6 32 100,0
6. Bidan menganjurkan kepada Ibu untuk
mengikuti penyuluhan tentang
manfaat tablet Fe
14 43,8 18 56,3 32 100,0
7. Bidan bekerja sama dengan kader dan
tokoh masyarakat dalam memberikan
penyuluhan kepada Ibu hamil
14 43,8 18 56,3 32 100,0
8. Bidan menyuruh Ibu datang ke
posyandu secara rutin untuk
mendapatkan tablet Fe
25 78,1 7 21,9 32 100,0
9. Bidan memotivasi ibu yang jarang
hadir dalam pemeriksaan kehamilan
ke posyandu
13 40,6 19 59,4 32 100,0
10. Bidan menganjurkan kepada Ibu agar
memperhatikan perkembangan
kehamilan
8 25,0 24 75,0 32 100,0
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat distribusi frekuensi responden
berdasarkan pertanyaan dari 32 responden yang menjawab mayoritas ya pada
setiap pertanyaan adalah pada pertanyaan 1 sebanyak 32 responden (100,0%),
pertanyaan 2 sebanyak 27 responden (84,4%), pada pertanyaan 3 sebanyak 22
responden (68,8%), pertanyaan 4 sebanyak 18 responden (56,3%), pertanyaan 5
sebanyak 19 responden (59,4%), dan pertanyaan 8 sebanyak 25 responden
(78,1%).
56
Hasil penelitian dilihat distribusi frekuensi responden berdasarkan
pertanyaan dari 32 responden yang menjawab mayoritas tidak pada setiap
pertanyaan adalah pada pertanyaan 6 sebanyak 18 responden (56,3%), pertanyaan
7 sebanyak 18 responden (56,3%), pertanyaan 9 sebanyak 19 responden (59,4%),
dan pada pertanyaan 10 sebanyak 24 responden (75,0%).
Hasil penelitian berdasarkan pelayanan promotif dan preventif dapat
dilihat dalam tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Pelayanan Promotif dan Preventif di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019
No. Pelayanan Promotif dan Preventif f %
1. Baik 8 25,0
2. Cukup 3 9,4
3. Kurang 21 65,6
Total 33 100,0
Hasil pengukuran pelayanan promotif dan preventif, ibu yang pelayanan
promotif dan preventif baik sebanyak 8 orang (25,0%), cukup sebanyak 3 orang
(9,4%), dan kurang sebanyak 21 orang (65,6%).
4.2.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel
independen dengan variabel dependen menggunakan uji statistik korelasi Chi
Square pada taraf kemaknaan 95%, disajikan sebagai berikut. Analisis bivariat
dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan variabel independen
(pengetahuan, motivasi, dan pelayanan promotif dan preventif) dengan pemberian
tablet fe di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019
disajikan pada tabel 4.7 sebagai berikut.
57
1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelayanan Promotif dan Preventif
Bidan dalam Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019
Hasil penelitian dengan tabulasi silang berdasarkan pengetahuan dapat
dilihat dalam tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan dengan Pelayanan
Promotif dan Preventif Bidan dalam Pemberian Tablet Fe pada
Ibu Hamil di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu
Selatan Tahun 2019
No. Pengetahua
n
Pelayanan Promotif dan Preventif Total p
value Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1. Baik 7 21,9 1 3,1 4 19,0 12 37,5
0,013 2. Cukup 0 0,0 0 0,0 5 15,6 5 15,6
3. Kurang 1 3,1 2 6,3 12 37,5 15 46,9
Total 8 25,0 3 9,4 21 65,6 32 100,0
Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 32 orang responden yang
berpengetahuan baik dengan pelayanan promotif dan preventif baik sebanyak 7
orang (21,9%), berpengetahuan baik dengan pelayanan promotif dan preventif
cukup sebanyak 1 orang (3,1%), dan berpengetahuan baik dengan pelayanan
promotif dan preventif kurang sebanyak 4 orang (19,0%). Dari 32 orang
responden yang berpengetahuan cukup dengan pelayanan promotif dan preventif
baik sebanyak 0 orang (0,0%), berpengetahuan cukup dengan pelayanan promotif
dan preventif cukup sebanyak 0 orang (0,0%), berpengetahuan cukup dengan
pelayanan promotif dan preventif kurang sebanyak 5 orang (15,6%). Dari 32
responden yang berpengetahuan kurang dengan pelayanan promotif dan preventif
baik sebanyak 1 orang (3,1%), berpengetahuan kurang dengan pelayanan
promotif dan preventif cukup sebanyak 2 orang (6,3%) sedangkan berpengetahuan
58
kurang dengan pelayanan promotif dan preventif kurang sebanyak 12 orang
(37,5%).
Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p = 0,013< 0,05. Hal ini
berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan pelayanan promotif dan
preventif bidan dalam pemberian tablet Fe pada ibu hamil di Puskesmas
Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019
2. Hubungan Motivasi dengan Pelayanan Promotif dan Preventif Bidan
dalam Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019
Hasil penelitian dengan tabulasi silang berdasarkan sikap dapat dilihat
dalam tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Hubungan Motivasi dengan Pelayanan Promotif
dan Preventif Bidan dalam Pemberian Tablet Fe pada Ibu
Hamil di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu
Selatan Tahun 2019
No. Motivasi
Pelayanan Promotif dan Preventif Total p
value Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1. Baik 8 25,0 0 0,0 3 9,4 11 34,4 0,000
2. Cukup 0 0,0 3 9,4 0 0,0 3 9,4
3. Kurang 0 0,0 0 0,0 18 54,5 18 54,5
Total 8 25,0 3 9,4 21 65,6 32 100,0
Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 32 orang responden yang
memiliki motivasi baik dengan pelayanan promotif dan preventif baik sebanyak 8
orang (25,0%), motivasi baik dengan pelayanan promotif dan preventif cukup
sebanyak 0 orang (0,0%), motivasi baik dengan pelayanan promotif dan preventif
kurang sebanyak 3 orang (9,4%). Dari 32 responden yang memiliki motivasi
cukup dengan pelayanan promotif dan preventif baik sebanyak 0 orang (0,0%),
motivasi cukup dengan pelayanan promotif dan preventif cukup sebanyak 3 orang
59
(9,4%), motivasi cukup dengan pelayanan promotif dan preventif kurang
sebanyak 0 orang (0,0%). Dari 32 responden yang memiliki motivasi kurang
dengan pelayanan promotif dan preventif baik sebanyak 0 orang (0,0%), motivasi
kurang dengan pelayanan promotif dan preventif cukup sebanyak 0 orang (0,0%),
motivasi kurang dengan pelayanan promotif dan preventif kurang sebanyak 18
orang (56,3%).
Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p = 0,000< 0,05. Hal ini
berarti ada hubungan antara motivasi dengan pelayanan promotif dan preventif
bidan dalam pemberian tablet Fe pada ibu hamil di Puskesmas Kotapinang
Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelayanan Promotif dan Preventif
Bidan dalam Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dengan pelayanan promotif dan preventif bidan dalam
pemberian tablet Fe pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotapinang Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2019 dengan nilai p = 0,013 < 0,05.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ariyanti (2010)
yang berjudul “ Analisa Kualitas Pelayanan Antenatal di Kabupaten Purbalingga“
menunjukkan hasil yang sama bahwa ada hubungan pengetahuan bidan dengan
kinerja bidan dengan presentasi tingkat kemaknaan p-value < 0,05 (0,002) (44).
60
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nasla
(2013), yang menyatakan bahwa responden dengan kinerja baik mempunyai
pengetahuan baik (85,2%) lebih besar daripada responden yang mempunyai
pengetahuan kurang (32,0%). Hasil uji statistik Rank Spearman diperoleh nilai ρ =
0,0001 (ρ < 0,05) berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja
bidan dalam pengelolaan anemia pada kehamilan (45).
Menurut Notoatmodjo (2014), pengalaman bidan selama bekerja sangat
berpengaruh terhadap pengetahuan bidan tentang pelaksanaan IMD. Karena
semakin lama seseorang bekerja semakin banyak kasus yang ditanganinya
sehingga pengetahuan dan pengalamannya semakin meningkat. Pengetahuan yang
dimiliki bidan diperoleh dari pengalaman baik itu pengalaman dari dirinya sendiri
maupun orang lain karena semakin lama bidan tersebut bekerja maka pengalaman
yang diperoleh akan semakin banyak (7).
Menurut Soeprapto (dalam Sobur, 2011), ilmu merupakan terjemahan dari
kata Inggris yaitu science. Kata science berarti mempelajari atau mengetahui.
Aspek-aspek tentang pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge), penelitian
(research) dan sistematis (systematic). (46) Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya.
Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang
lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih
rendah. Orang yang menekuni suatu bidang pekerjaan akan memiliki pengetahuan
mengenai segala sesuatu yang dikerjakannya (47).
61
Proses seseorang menghadapi pengetahuan, bahwa sebelum orang
menghadapi perilaku baru, di dalam seseorang terjadi proses awarness
(kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus. Interest (merasa tertarik) terhadap objek atau stimulus
tersebut bagi dirinya. Trial yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan pengeahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. (7).
Menurut asumsi peneliti, mayoritas pengetahuan responden kurang
dipengaruhi lamanya bidan bekerja. Hasil penelitian tentang pengetahuan
diketahui dari 15 responden yang memiliki pengetahuan kurang, hanya ada 1
orang bidan yang baik dalam pelayanan promotif dan preventive dalam pemberian
tablet Fe pada ibu hamil. Pengalaman responden dalam memberikan pelayanan
promotif dan preventif mayoritas masih di bawah 10 tahun karena semakin
banyak pengalaman yang dimiliki seseorang maka orang tersebut akan dapat
banyak belajar dari pengalamannya dalam memberikan pelayanan promotif dan
preventif. Bertambah banyaknya pengalaman yang dimiliki responden dalam
pelayanan promotif dan preventif, semakin luas pula pengetahuan tentang
promotif dan preventif yang dimiliki karena banyak makan asam garam dari
pengalaman melakukan pelayanan promotif dan preventif pada ibu hamil yang
tentunya menimbulkan perbedaan dalam memberikan asuhan kebidanan
khususnya pemberian tablet Fe pada ibu hamil.
Menurut peneliti, pengetahuan bidan berpengaruh dengan kinerja bidan
dalam pemebrian tablet Fe karena jika bidan mempunyai pengetahuan yang baik
maka bidan mampu memberikan pelayanan yang baik pula terhadap pasien
62
sehingga pasien merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh bidan dan
pasien mau melakukan kunjungan ulang dengan demikian memberikan motivasi
kepada bidan untuk meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu bidan harus
mempunyai pengetahuan yang baik dan selalu mengembangkan pengetahuannya.
Perilaku bidan tentang pelayanan promotif dan preventif ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang atau masyarakat yang
bersangkutan. Ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku bidan terhadap kesehatan
juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Pengetahuan
menjadi dasar bagi ketaatan bidan dalam melaksanakan pedoman kerja dalam
pelayanan promotif dan preventif. Pedoman kerja bidan dalam pelayanan promotif
dan preventif berdasarkan standar pelayanan kebidanan (SPK). Semakin baik
pengetahuan bidan tentang SPK dalam pelayanan promotif dan preventif, maka
perilaku bidan juga akan semakin aktif dalam melakukan pelayanan promotif dan
preventif. Di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan sudah ada
pedoman kerja untuk bidan dengan menerapkan SPK dalam pelayanan promotif
dan preventif di wilayah tersebut.
4.3.2. Hubungan Motivasi dengan Pelayanan Promotif dan Preventif Bidan
dalam Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara motivasi dengan pelayanan promotif dan preventif bidan dalam pemberian
tablet Fe pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu
Selatan Tahun 2019 dengan nilai p = 0,000 < 0,05
63
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yunalis(2009)
yang berjudul”Motvasi kerja Berpengaruh Terhadap Kinerja Bidan Di Kabupaten
Aceh Selatan” menunjukkan hasil yang sama bahwa ada hubungan motivasi bidan
dengan kinerja bidan dengan presentse tingkat kemaknaan / p-value < 0,05
(0,000). Hal yang sama dikatakan Mardiah dengan hasil uji chi square didapatkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan kinerja bidan dalam
mendukung program IMD di Kota Pekan Baru (48).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Retnaningtyas
(2015) menyimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara motivasi petugas
kesehatan terhadap ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi dengan kejadian
anemia kehamilan (p < 0,05) (49). Peran bidan sebagai motivator dalam
pencegahan anemia kehamilan adalah bidan harus memberikan dorongan serta
dukungan kepada ibu hamil untuk minum tablet besi secara teratur dan datang ke
bidan apabila tablet besi sudah mulai habis (50).
Menurut Rahardjo (2013) motivasi merupakan salah satu mekanisme
bagaimana terbentuknya proses alami perubahan. Motivasi berarti dorongan yang
timbul dari dalam diri seseorang yang secara sadar atau tidak sadar sehingga
berperilaku untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kebutuhan (51).
Motivasi adalah “faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
suatu aktivitas tertentu, motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor
pendorong perilaku seseorang”. Mangkunegara (2013:61) juga mengemukakan
motivasi adalah kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang
terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan (40).
64
Motivasi dari petugas kesehatan merupakan faktor yang dapat
mempengarui prilaku seseorang (pasien). Motivasi sangat berguna saat pasien
menghadapi bahwa prilaku sehat (mengkonsumsi tablet besi) tersebut merupakan
hal yang penting dengan cara menyampaikan secara antusias terhadap tindakan
tertentu dari pasien dan secara terus menerus memberikan penghargaan yang
positif bagi paisien yang telah mampu berorientasi dalam pengobatannya (52).
Menurut asumsi peneliti, mayoritas motivasi responden kurang
dipengaruhi status kepegawaian bidan yang mayoritas sudah berstatus Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Bidan yang berstatus sebagai bidan PNS menganggap
kinerjanya tidak banyak berpengaruh terhadap karirnya. Berbeda dengan bidan
yang berstatus pegawai tidak tetap atau honor, kinerjanya akan sangat
berpengaruh terhadap penilaian untuk kemajuan karirnya dimana pemutusan
kontrak kerja dapat terjadi sewaktu-waktu.
Menurut peneliti, motivasi adalah sebagai pendorong bagi bidan dalam
melasanakan program pemberian tablet Fe pada ibu hamil, disini dapat kita dilihat
dari kemauan dan kemampuan tinggi beradaptasi dengan masyarakat dan
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya sehingga
dalam pelaksanaan tugas terlaksana secara optimal dan pasien pun mau
melakukan kunjungan ulang kepukesmas tersebut dan bidan pun semakin
termotivasi dalam memberikan pelayanan pemeriksaan ibu hamil kepada pasien
sehingga dengan demikian kinerja bidan semain baik dan memuaskan. Setiap
pekerjaan dalam bidang apapun selain membutuhkan kemampuan atau kecakapan
pribadi, juga membutuhkan motivasi yang cukup pada diri seseorang, sehingga
65
pekerjaan yang dilakukan dapat berhasil dengan sebaik-baiknya. Tanpa motivasi
orang tidak akan melakukan sesuatu. Banyak hal menjadi motivasi kerja bagi
seorang bidan. Salah satunya yaitu imbalan atau penghargaan yang diberikan
sebagai prestasi bagi bidan.
i
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1) Ada hubungan pengetahuan dengan pelayanan promotif dan preventif dalam
pemberian tablet Fe di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu
Selatan Tahun 2019 dengan nilai p = 0,013 < 0,05
2) Ada hubungan motivasi dengan pelayanan promotif dan preventif dalam
pemberian tablet Fe di Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu
Selatan Tahun 2019 dengan nilai p = 0,000 < 0,05
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran
kepada beberapa pihak, yaitu:
1) Puskesmas Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan
(1) Disarankan agar lebih meningkatkan pengetahuan bidan dalam
melaksanakan program pemberian tablet Fe pada ibu hamil dengan
mengadakan pelatihan-platihan bagi bidan tentang pemberian tablet Fe
pada ibu hamil agar dapat memberikana pelayanan yang terbaik bagi ibu
dan bayi.
(2) Meningkatkan kesejahteraan bidan agar lebih termotivasi dalam
melaksanakan tugasnya.
67
67
2) Bagi Bidan
Disarankan kepada bidan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan
pelatihan tentang pemberian tablet Fe pada ibu hamil.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjutan
tentang kinerja bidan dalam pemberian tablet Fe pada ibu hamil dengan
variabel yang berbeda seperti, persepsi dan lainnya.
68
DAFTAR PUSTAKA
1. Tatik, Misrawati WU. Hubungan Emesis Gravidarum Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Trimester I Dan II. (2013-07-22). Tersedia pada:
http://repository.unri.ac.id/handle/123456789/4595
2. Anis Nurhidayati EH. Hubungan Asupan Nutrisi Dengan Kadar Hb Pada
ibu hamil di BPS Suratini Suwarno. 2014; Tersedia pada:
jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/index.php/JK/article/view/47
3. Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang.
Kemenkes RI
4. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Profil Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2016. 2017; Tersedia pada:
http://www.depkes.go.id/resources/download/
profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2016/02_Sumut_2016.pdf
5. World Health Organization. 2011. the Global Prevalence of Anaemia in
2011.,
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/177094/1/9789241564960_eng.pdf?
ua=1., January 29th 2017
6. Niu H., Ma L., Li K., Wang N. and Huang W., 2015, Geranyl Favonoid
from Breadfruit Regulate Dyslipidemia in Hypercholesterolemic Rat,
Journal of Food and Nutrition Research, 3 (6), 399–404, Terdapat di:
http://pubs.sciepub.com/jfnr/3/6/7/index.html
7. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2014
8. Kemenkes RI. Permenkes 1464/menkes/per/x/2010 Tentang izin dan 6
penyelenggaraan praktek bidan; 2010.
9. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Profil Kesehatan Provinsi Suamtera Utara Tahun 2016.
10. Dinas Kesehatan Kabupaten Labhanbatu Selatan. Profil Kesehatan
Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2018
11. Prawiharjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka; 2014.
12. Kemenkes Ri. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang. Kemenkes RI; 2013. 13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 75 Tahun
2014 tentang Puskesmas. Jakarta. Kementrian Koordinator Kesejahteraan
Rakyat
14. Peraturan Meneteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta
15. Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.Yogyakarta:
ANDY
16. Fadlun, Achmad Feryanto. 2012.Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta :
Salemba Medika
17. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pemenuhan SDM Kesehatan
dalam Mendukung PIS-PK dan GERMAS. Badan Pengembangan dan
Pemberdayaah SDM Kesehatan-Kementrian Kesehatan RI; 2017.
69
http://www.depkes.go.id/resources/download/lain/Buku%20Monitoring%20
dan%20Evaluasi%20PIS-PK.pdf
18. Ermiati. Upaya Promosi dan Prevensi Kesehatan Reproduksi Wanita oleh
Petugas Kesehatan. Idea Jurnal. Vol IX No. 1. 2018.
19. Purnamasari G. Pengaruh Faktor Pengetahuan dan Sikap terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Bogor Tengah. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol 11 No. 2, Agustus 2016.
20. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka. Utama,
Jakarta; 2014.
21. Waryana. 2016. Gizi Reproduksi. Yogyakarta.: Pustaka Rihama
22. Arisman, MB. (2014). Buku Ajar Ilmu Gizi: Obesitas, Diabetes Melitus, &.
Dislipidemia: Konsep, teori dan penanganan aplikatif. Jakarta: EGC
23. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pemberian Zat Besi bagi Petugas. Jakarta; Depkes RI; 1996
24. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan.Republik Indonesia, 2014
25. Desimawati, Dian Wahyuni. (2013). Hubungan Layanan Keperawatan
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Sumbersari
Kabupaten Jember
26. Wulansari P. Analisis Kepuasan Pengguna terhadap Kualitas Layanan
danbangunan Pusksmas di Yogyakarta. Program Pasca Sarjana Universitas
Atma Jaya. Yogyakarta; 2013
27. Artini NN. Hubungan Penerapan Manajemen Puskesmas dan Komitmen
Kerja Petugas dengan Mutu Pelayanan Pengobatan pada Poli Umum di
Puskesmas se-Kabupaten Karangasem. Program Pasca Sarjana Universitas
Udayana. Denpasar;2015
28. Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.128/MENKES/PER/II/2004 tentang Puskesmas. Jakarta; 2004
29. Tirzanny VM, Rondo. Analisis Pelaksanan Sistem Informasi Kesehatan di
Pusksmas Kabupaten Minahasa Tenggara. 2013. Jurnal. Diakses tanggal 11
Januari 2018. Tersedia dari : http://www.fkm.unsrat.ac.id.
30. Sari RN. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2012
31. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
900/MenKes/SK/2000 tentang Registrasi dan Praktik Bidan
32. Wiji RN. ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika; 2013
33. Rujanti. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Buku Kodokteran EGC;
2011
34. Sujudi A. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Depertemen Kesehatan;
2011
35. Kemenkes RI.. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015 36. Hartono, Bambang. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah
Sakit. Rineka cipta. Jakarta
37. Nursalam. Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan
profesional edisi 4. Jakarta : Salemba Medika; 2015
70
38. Dwi Yuwono, IsmantoroHak dan Kewajiban Tenaga KerjaIndonesia,.
Pustaka Yustisia, Yogyakarta; 2011
39. Suprapto T. Pengantar Ilmu Komunikasi: Dan Peran Manajemen dalam
Komunikasi. Yogjakarta: Penerbit CAPS; 2011
40. AA. Anwar Prabu Mangkunegara, 2013, Manajemen Sumber Daya
Manusia. Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung
41. Sugiyono P. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung:
CV. Alfabeta; 2014
42. Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta; 2010
43. Muhammad I. Pemanfaatan SPSS dalam Bidang Kesehatan. Bandung:
Ciptapustaka; 2014.
44. Ariyanti, Dhiah Farida, 2010, Analisis Kualitas Pelayanan Antenatal Oleh
Bidan Di Puskesmas Di Kabupaten Purbalingga, Tesis, Universitas
Diponegoro, Semarang
45. Nasla UE. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan dalam Pengelolaan
Anemia pada Kehamilan di Kota Singkawang Kalimantan Barat. Jurnal
Manajemen Kesehatan Indonesia, Volume 01 No. 02; Agustus 2013.
46. Alex Sobur. Psikologi Umum, Bandung, Pustaka Setia.; 2013.
47. Wawan A, Dewi M. Teori dan pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku
manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011
48. Yunalis. 2009. Pengaruh Komitmen dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Bidan di Desa di Kabupaten Aceh Selatan. Tesis FKM USU
.http://repository.ipb.ac.id/bitstream.
49. Retnaningtyas E. Motivasi Petugas Kesehatan, Prilaku Ibu Hamil dan Peran
Keluarga terhadap Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi di Kota Kediri. Skripsi.
STIKes Surya Mitra Husada: Kediri; 2015.
50. Nadhie,2013 Ibu Hamil Dengan Anemia.
http://nandhieb.blogspot.com/2012/06/ibu-hamil-dengan-anemia.html 2013
51. Rahardjo & Gudnanto, Pemahaman Individu. Jakarta: Kencana; 2013.
52. Niven, Neil. 2013. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan
Profesi Lain. Jakarta: EGC
71
Lampiran 1.
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN PROMOTIF
DAN PREVENTIF BIDAN DALAM PEMBERIAN TABLET FE
PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KOTAPINANG
KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
TAHUN 2019
Petunjuk Pengisian Kuesioner :
1. Isilah data diri Anda dengan memberikan tanda checklist (√) pada data diri
dan jawaban yang Anda anggap tepat atas pernyataan di bawah,
2. Mohon diisi dengan jujur,
3. Periksa kembali jawaban Anda,
I. Karakteristik Responden
1. No. Responden :…………………………………….
2. Nama Responden :……………………………………
3. Umur : ………..tahun
4. Lama bekerja :………. tahun
5. Pendidikan
D-III
D-IV
S-I Kebidanan/ S1 Kesehatan Masyarakat
72
I. Pengetahuan
Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang disediakan
No Pertanyaan Benar Salah
1. Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak
terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu
sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa
2. Manfaat lain dari mengkonsumsi makan sumber zat
besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena
makanan sumber zat besi biasanya merupakan Vitamin
A
3. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil trimester I adalah 1
mg/hari.
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil trimester II dan III
sebesar ± 5 mg/hari.
4. Pemberian tablet tambah darah (tablet fe) paling
sedikit 90 tablet selama kehamilan
5. Pemberian sebanyak 30 gram zat besi tiga kali sehari
akan meningkatkan kadar hemoglobin paling sedikit
sebesar 0,3 g/dl/minggu atau selama 10 hari
6. Dosis pencegahan diberikan kepada kelompok sasaran
yaitu ibu hamil sampai nifas dengan dosis sehari satu
tablet (60 mg besi elemental dan
7. Pemberian suplemtasi zat besi kepada ibu hamil
dilakukan sebulan sekali sebanyak 30 tablet
8. Dosis pengobatan diberikan pada sasaran yang anemia
(kadar Hb ‹ 11g%)
9. Vitamin dengan jumlah yang cukup dapat melawan
sebagian pengaruh faktor-faktor yang menghambat
penyerapan besi ini
10. Kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin
tunggal adalah 200 – 600 mg untuk memenuhi
peningkatan massa sel darah merah.
II. Motivasi
No
Pertanyaan Ya Tidak
1. Saya mendapat imbalan kompensasi dari pelaksanaan
promotif dan preventif sehingga saya bekerja dengan
baik
2. Saya melaksanakan pelayanan promotif dan preventif
karena merupakan salah satu pekerjaan yang
menantang
73
3. Saya melaksanakan pelayanan promotif dan preventif
dengan baik karena akan memberikan peningkatan
dalam pengembangan karir saya
4. Sebagai petugas pelayanan promotif dan preventif saya
merasa memiliki peluang untuk mengembangkan
kemampuan saya
5. Saya bangga dipercaya menjadi petugas promotif dan
preventif
6. Menjadi petugas pelayanan promotif dan preventif
terbaik di Puskesmas adalah keinginan saya
7. Fasilitas dan perlengkapan yang ada mendukung
tugas-tugas saya dalam pelayanan promotif dan
preventif.
8. Pekerjaan ini menyenangkan sehingga saya selalu
ingin bekerja sebaik mungkin sebagai petugas
pelayanan promotif dan preventif dalam pemberian
tablet Fe pada ibu hamil.
9. Ada pembinaan dan supervisi dari Dinas kesehatan
maupun pimpinan membuat saya bersemangat
melaksanakan pelayanan promotif dan preventif dalam
pemberian tablet Fe pada ibu hamil
10. Selalu ada inisiatif dalam diri saya untuk melakukan
kegiatan dalam meningkatkan kualitas kerja
IV. Pelayanan Promotif dan Preventif Bidan
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Bidan menganjurkan ibu hamil untuk minum tablet Fe
2. Bidan menjelaskan tentang manfaat tablet Fe bagi ibu
hamil
3. Bidan menanyakan kondisi kehamilan ibu
4. Bidan mendengar keluhan yang Ibu sampaikan tentang
kehamilan Ibu
5. Bidan mencatat dan membuat laporan tentang kondisi ibu
hamil
6. Bidan menganjurkan kepada Ibu untuk mengikuti
penyuluhan tentang manfaat tablet Fe
7. Bidan bekerja sama dengan kader dan tokoh masyarakat
dalam memberikan penyuluhan kepada Ibu hamil
8. Bidan menyuruh Ibu datang ke posyandu secara rutin
untuk mendapatkan tablet Fe
9. Bidan memotivasi ibu yang jarang hadir dalam
pemeriksaan kehamilan ke posyandu
10. Bidan menganjurkan kepada Ibu agar memperhatikan
perkembangan kehamilan
74
Lampiran 2.
MASTER DATA UJI VALIDITAS PENGETAHUAN
No
Pengetahuan Motivasi Pelayanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 4
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
11 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 5 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
15 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
18 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
75
76
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengetahuan
Correlations
Correlations
tahu1 tahu2 tahu3 tahu4 tahu5 tahu6 tahu7 tahu8 tahu9 tahu10 tahu_tot
tahu1 Pearson Correlation
1 .491* .491* .491* .491* .642** 1.000** .491* 1.000** .642** .769**
Sig. (2-tailed) .028 .028 .028 .028 .002 .000 .028 .000 .002 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
tahu2 Pearson Correlation
.491* 1 1.000** 1.000** 1.000** .490* .491* 1.000** .491* .490* .914**
Sig. (2-tailed) .028 .000 .000 .000 .028 .028 .000 .028 .028 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
tahu3 Pearson Correlation
.491* 1.000** 1 1.000** 1.000** .490* .491* 1.000** .491* .490* .914**
Sig. (2-tailed) .028 .000 .000 .000 .028 .028 .000 .028 .028 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
tahu4 Pearson Correlation
.491* 1.000** 1.000** 1 1.000** .490* .491* 1.000** .491* .490* .914**
Sig. (2-tailed) .028 .000 .000 .000 .028 .028 .000 .028 .028 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
tahu5 Pearson Correlation
.491* 1.000** 1.000** 1.000** 1 .490* .491* 1.000** .491* .490* .914**
Sig. (2-tailed) .028 .000 .000 .000 .028 .028 .000 .028 .028 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
77
tahu6 Pearson Correlation
.642** .490* .490* .490* .490* 1 .642** .490* .642** 1.000** .745**
Sig. (2-tailed) .002 .028 .028 .028 .028 .002 .028 .002 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
tahu7 Pearson Correlation
1.000** .491* .491* .491* .491* .642** 1 .491* 1.000** .642** .769**
Sig. (2-tailed) .000 .028 .028 .028 .028 .002 .028 .000 .002 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
tahu8 Pearson Correlation
.491* 1.000** 1.000** 1.000** 1.000** .490* .491* 1 .491* .490* .914**
Sig. (2-tailed) .028 .000 .000 .000 .000 .028 .028 .028 .028 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
tahu9 Pearson Correlation
1.000** .491* .491* .491* .491* .642** 1.000** .491* 1 .642** .769**
Sig. (2-tailed) .000 .028 .028 .028 .028 .002 .000 .028 .002 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
tahu10 Pearson Correlation
.642** .490* .490* .490* .490* 1.000** .642** .490* .642** 1 .745**
Sig. (2-tailed) .002 .028 .028 .028 .028 .000 .002 .028 .002 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
tahu_tot Pearson Correlation
.769** .914** .914** .914** .914** .745** .769** .914** .769** .745** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
78
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.952 10
79
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi
Correlations
motiv1 motiv2 motiv3 motiv4 motiv5 motiv6 motiv7 motiv8 motiv9 motiv10 motiv_tot
motiv1 Pearson Correlation
1 .192 1.000** .192 1.000** .793** 1.000** .667** 1.000** .577** .887**
Sig. (2-tailed) .416 .000 .416 .000 .000 .000 .001 .000 .008 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
motiv2 Pearson Correlation
.192 1 .192 1.000** .192 .404 .192 .289 .192 .200 .540*
Sig. (2-tailed) .416 .416 .000 .416 .077 .416 .217 .416 .398 .014
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
motiv3 Pearson Correlation
1.000** .192 1 .192 1.000** .793** 1.000** .667** 1.000** .577** .887**
Sig. (2-tailed) .000 .416 .416 .000 .000 .000 .001 .000 .008 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
motiv4 Pearson Correlation
.192 1.000** .192 1 .192 .404 .192 .289 .192 .200 .540*
Sig. (2-tailed) .416 .000 .416 .416 .077 .416 .217 .416 .398 .014
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
motiv5 Pearson Correlation
1.000** .192 1.000** .192 1 .793** 1.000** .667** 1.000** .577** .887**
Sig. (2-tailed) .000 .416 .000 .416 .000 .000 .001 .000 .008 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
80
motiv6 Pearson Correlation
.793** .404 .793** .404 .793** 1 .793** .840** .793** .728** .916**
Sig. (2-tailed) .000 .077 .000 .077 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
motiv7 Pearson Correlation
1.000** .192 1.000** .192 1.000** .793** 1 .667** 1.000** .577** .887**
Sig. (2-tailed) .000 .416 .000 .416 .000 .000 .001 .000 .008 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
motiv8 Pearson Correlation
.667** .289 .667** .289 .667** .840** .667** 1 .667** .866** .836**
Sig. (2-tailed) .001 .217 .001 .217 .001 .000 .001 .001 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
motiv9 Pearson Correlation
1.000** .192 1.000** .192 1.000** .793** 1.000** .667** 1 .577** .887**
Sig. (2-tailed) .000 .416 .000 .416 .000 .000 .000 .001 .008 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
motiv10 Pearson Correlation
.577** .200 .577** .200 .577** .728** .577** .866** .577** 1 .747**
Sig. (2-tailed) .008 .398 .008 .398 .008 .000 .008 .000 .008 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
motiv_tot Pearson Correlation
.887** .540* .887** .540* .887** .916** .887** .836** .887** .747** 1
Sig. (2-tailed) .000 .014 .000 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 20
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
81
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.924 10
82
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pelayanan Promotif dan Preventif
Correlations
pp1 pp2 pp3 pp4 pp5 pp6 pp7 pp8 pp9 pp10 pp_tot
pp1 Pearson Correlation
1 -.096 .688** -.096 1.000** .688** .688** .688** 1.000** .688** .758**
Sig. (2-tailed) .686 .001 .686 .000 .001 .001 .001 .000 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pp2 Pearson Correlation
-.096 1 .327 1.000** -.096 .327 -.140 .327 -.096 .327 .469*
Sig. (2-tailed) .686 .160 .000 .686 .160 .556 .160 .686 .160 .037
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pp3 Pearson Correlation
.688** .327 1 .327 .688** 1.000** .444* 1.000** .688** 1.000** .946**
Sig. (2-tailed) .001 .160 .160 .001 .000 .050 .000 .001 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pp4 Pearson Correlation
-.096 1.000** .327 1 -.096 .327 -.140 .327 -.096 .327 .469*
Sig. (2-tailed) .686 .000 .160 .686 .160 .556 .160 .686 .160 .037
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pp5 Pearson Correlation
1.000** -.096 .688** -.096 1 .688** .688** .688** 1.000** .688** .758**
Sig. (2-tailed) .000 .686 .001 .686 .001 .001 .001 .000 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
83
pp6 Pearson Correlation
.688** .327 1.000** .327 .688** 1 .444* 1.000** .688** 1.000** .946**
Sig. (2-tailed) .001 .160 .000 .160 .001 .050 .000 .001 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pp7 Pearson Correlation
.688** -.140 .444* -.140 .688** .444* 1 .444* .688** .444* .555*
Sig. (2-tailed) .001 .556 .050 .556 .001 .050 .050 .001 .050 .011
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pp8 Pearson Correlation
.688** .327 1.000** .327 .688** 1.000** .444* 1 .688** 1.000** .946**
Sig. (2-tailed) .001 .160 .000 .160 .001 .000 .050 .001 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pp9 Pearson Correlation
1.000** -.096 .688** -.096 1.000** .688** .688** .688** 1 .688** .758**
Sig. (2-tailed) .000 .686 .001 .686 .000 .001 .001 .001 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pp10 Pearson Correlation
.688** .327 1.000** .327 .688** 1.000** .444* 1.000** .688** 1 .946**
Sig. (2-tailed) .001 .160 .000 .160 .001 .000 .050 .000 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pp_tot Pearson Correlation
.758** .469* .946** .469* .758** .946** .555* .946** .758** .946** 1
Sig. (2-tailed) .000 .037 .000 .037 .000 .000 .011 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
84
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.904 10
85
Distribusi Jawaban Variabel Pengetahuan
Frequencies
Statistics
pengetahuan1 pengetahuan2 pengetahuan3 pengetahuan4 pengetahuan5
N Valid 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
pengetahuan6 pengetahuan7 pengetahuan8 pengetahuan9 pengetahuan10
N Valid 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
pengetahuan1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Benar 32 100.0 100.0 100.0
pengetahuan2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 6 18.8 18.8 18.8
Benar 26 81.3 81.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
pengetahuan3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 11 34.4 34.4 34.4
Benar 21 65.6 65.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
pengetahuan4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 13 40.6 40.6 40.6
Benar 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
86
pengetahuan5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 12 37.5 37.5 37.5
Benar 20 62.5 62.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
pengetahuan6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 15 46.9 46.9 46.9
Benar 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
pengetahuan7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 8 25.0 25.0 25.0
Benar 24 75.0 75.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
pengetahuan8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 16 50.0 50.0 50.0
Benar 16 50.0 50.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
pengetahuan9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 15 46.9 46.9 46.9
Benar 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
pengetahuan10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 13 40.6 40.6 40.6
Benar 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
87
Distribsi Jawaban Variabel Motivasi
Frequencies
Statistics
motivasi1 motivasi2 motivasi3 motivasi4 motivasi5 motivasi6
N Valid 32 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0 0
Statistics
motivasi7 motivasi8 motivasi9 motivasi10
N Valid 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
motivasi1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 2 6.3 6.3 6.3
Ya 30 93.8 93.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
motivasi2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 4 12.5 12.5 12.5
Ya 28 87.5 87.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
motivasi3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 9 28.1 28.1 28.1
Ya 23 71.9 71.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
motivasi4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 11 34.4 34.4 34.4
Ya 21 65.6 65.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
88
motivasi5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 10 31.3 31.3 31.3
Ya 22 68.8 68.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
motivasi6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 18 56.3 56.3 56.3
Ya 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
motivasi7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 20 62.5 62.5 62.5
Ya 12 37.5 37.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
motivasi8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 5 15.6 15.6 15.6
Ya 27 84.4 84.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
motivasi9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 19 59.4 59.4 59.4
Ya 13 40.6 40.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
motivasi10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 23 71.9 71.9 71.9
Ya 9 28.1 28.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
89
Distribusi Jawaban Variabel Pelayanan Promotif dan Preventif
Frequencies
Statistics
pelayanan1 pelayanan2 pelayanan3 pelayanan4 pelayanan5
N Valid 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
pelayanan6 pelayanan7 pelayanan8 pelayanan9 pelayanan10
N Valid 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
pelayanan1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ya 32 100.0 100.0 100.0
pelayanan2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 5 15.6 15.6 15.6
Ya 27 84.4 84.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
pelayanan3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 10 31.3 31.3 31.3
Ya 22 68.8 68.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
pelayanan4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 14 43.8 43.8 43.8
Ya 18 56.3 56.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
90
pelayanan5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 13 40.6 40.6 40.6
Ya 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
pelayanan6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 18 56.3 56.3 56.3
Ya 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
pelayanan7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 18 56.3 56.3 56.3
Ya 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
pelayanan8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 7 21.9 21.9 21.9
Ya 25 78.1 78.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
pelayanan9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 19 59.4 59.4 59.4
Ya 13 40.6 40.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
pelayanan10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 24 75.0 75.0 75.0
Ya 8 25.0 25.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
91
Analisis Univariat
Frequencies
Statistics
Umur Pendidikan Lama Bekerja Pengetahuan
N Valid 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0
Statistics
Motivasi
Pelayanan Promotif dan
Preventif
N Valid 32 32
Missing 0 0
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 26-30 tahun 8 25.0 25.0 25.0
31-35 tahun 13 40.6 40.6 65.6
36-40 tahun 6 18.8 18.8 84.4
>40 tahun 5 15.6 15.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid D3 26 81.3 81.3 81.3
D4 5 15.6 15.6 96.9
S1 1 3.1 3.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <=5 tahun 7 21.9 21.9 21.9
5-10 tahun 9 28.1 28.1 50.0
11-15 tahun 10 31.3 31.3 81.3
16-20 tahun 3 9.4 9.4 90.6
>20 tahun 3 9.4 9.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
92
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 15 46.9 46.9 46.9
Cukup 5 15.6 15.6 62.5
Baik 12 37.5 37.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
Motivasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 18 56.3 56.3 56.3
Cukup 3 9.4 9.4 65.6
Baik 11 34.4 34.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
Pelayanan Promotif dan Preventif
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Kurang 21 65.6 65.6 65.6
Cukup 3 9.4 9.4 75.0
Baik 8 25.0 25.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
93
Analisis Bivariat
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Pelayanan Promotif dan Preventif
32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
Motivasi * Pelayanan Promotif dan Preventif
32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
Pengetahuan * Pelayanan Promotif dan Preventif
Crosstab
Pelayanan Promotif dan Preventif
Kurang Cukup Baik Total
Pengetahuan Kurang Count 12 2 1 15
Expected Count 9.8 1.4 3.8 15.0
% within Pengetahuan 80.0% 13.3% 6.7% 100.0%
% within Pelayanan Promotif dan Preventif
57.1% 66.7% 12.5% 46.9%
% of Total 37.5% 6.3% 3.1% 46.9%
Cukup Count 5 0 0 5
Expected Count 3.3 .5 1.3 5.0
% within Pengetahuan 100.0% .0% .0% 100.0%
% within Pelayanan Promotif dan Preventif
23.8% .0% .0% 15.6%
% of Total 15.6% .0% .0% 15.6%
Baik Count 4 1 7 12
Expected Count 7.9 1.1 3.0 12.0
% within Pengetahuan 33.3% 8.3% 58.3% 100.0%
% within Pelayanan Promotif dan Preventif
19.0% 33.3% 87.5% 37.5%
% of Total 12.5% 3.1% 21.9% 37.5%
Total Count 21 3 8 32
Expected Count 21.0 3.0 8.0 32.0
% within Pengetahuan 65.6% 9.4% 25.0% 100.0%
% within Pelayanan Promotif dan Preventif
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 65.6% 9.4% 25.0% 100.0%
94
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 12.613a 4 .013
Likelihood Ratio 13.939 4 .007
Linear-by-Linear Association 7.991 1 .005
N of Valid Cases 32
a. 7 cells (77.8%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .47.
Motivasi * Pelayanan Promotif dan Preventif
Crosstab
Pelayanan Promotif dan Preventif
Kurang Cukup Baik Total
Motivasi Kurang Count 18 0 0 18
Expected Count 11.8 1.7 4.5 18.0
% within Motivasi 100.0% .0% .0% 100.0%
% within Pelayanan Promotif dan Preventif
85.7% .0% .0% 56.3%
% of Total 56.3% .0% .0% 56.3%
Cukup Count 0 3 0 3
Expected Count 2.0 .3 .8 3.0
% within Motivasi .0% 100.0% .0% 100.0%
% within Pelayanan Promotif dan Preventif
.0% 100.0% .0% 9.4%
% of Total .0% 9.4% .0% 9.4%
Baik Count 3 0 8 11
Expected Count 7.2 1.0 2.8 11.0
% within Motivasi 27.3% .0% 72.7% 100.0%
% within Pelayanan Promotif dan Preventif
14.3% .0% 100.0% 34.4%
% of Total 9.4% .0% 25.0% 34.4%
Total Count 21 3 8 32
Expected Count 21.0 3.0 8.0 32.0
% within Motivasi 65.6% 9.4% 25.0% 100.0%
% within Pelayanan Promotif dan Preventif
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 65.6% 9.4% 25.0% 100.0%
Chi-Square Tests
95
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 51.948a 4 .000
Likelihood Ratio 41.183 4 .000
Linear-by-Linear Association 19.331 1 .000
N of Valid Cases 32
a. 7 cells (77.8%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .28.
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
Lampiran 15.
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Gambar 2. Petunjuk Pengisian Kuesioner
109
’
Gambar 3. Petunjuk Pengisian Kuesioner
Gambar 4. Petunjuk Pengisian Kuesioner
110
Gambar 5. Pengisian Kuesioner
Gambar 6. Pengisian Kuesioner
111
Gambar 7. Pengisian Kuesioner
Gambar 8. Pengisian Kuesioner