mekanisme akomodasi

2
MEKANISME AKOMODASI Pada anak-anak, daya bias lensa mata dapat ditingkatkan dari 20 dioptri menjadi kira-kira 34 dioptri, ini berartiterjadi akomodasisebesar 14 dioptri. Untuk mencapai ini, bentuk lensa diubah dari yang terjadi konveks sedang menjadi lensa yang sangat konveks. Mekanismenya adalah sebagai berikut : Pada orang muda, lensa terdiri atas kapsul elastic yang kuat dan berisi cairan kental yang mengandung banyak protein namun transparan. Bila berada dalam keadaan relaksasi tanpa tarikan terhadap kapsulnya, lensa dianggap berbentuk hampir sferis, terutama akibat retraksi elastic dari kapsul lensa. Namun,terdapat kira-kira 70 ligamen suspensorium yang melekat disekeliling lensa, menarik tepi lensa kearah lingkar luar bola mata. Ligament ini secara konstan direnggangkan oleh perlekatannya pada tepi anterior koroid dan retina. Renggangan pada ligament ini menyebabkan lensa tetap relative datar dalam keadaan mata istirahat. Walaupun demikian, tempat perlekatan lateral ligament lensa pada bola mata juga dilekati oleh otot siliaris, yang memiliki dua set serabut otot polos yang terpisah, serabut meridional dan serabut sirkular. Serabut meridional membentang dari ujung perifer ligament suspensorium sampai peralihan kornea-sklera. Kalau seraut otot ini berkontraksi, bagian perifer dari ligament lensa tadi akan tertarik secara medial kearah tepi kornea, sehingga regangan ligament terhadap lensa akan berkurang. Serabut sirkular tersusun melingkar mengelilingi perlekatan ligament, sehingga pada waktu berkontraksi terjadi gerak seperti sfingter, mengurangi diameter lingkaran perlekatan ligament, hal ini juga menyebabkan renggangan ligamen terhadap kapsul lensa berkurang.

Upload: asma-ferabil

Post on 02-Aug-2015

226 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEKANISME AKOMODASI

MEKANISME AKOMODASI

Pada anak-anak, daya bias lensa mata dapat ditingkatkan dari 20 dioptri menjadi kira-kira 34 dioptri, ini berartiterjadi akomodasisebesar 14 dioptri. Untuk mencapai ini, bentuk lensa diubah dari yang terjadi konveks sedang menjadi lensa yang sangat konveks. Mekanismenya adalah sebagai berikut :

Pada orang muda, lensa terdiri atas kapsul elastic yang kuat dan berisi cairan kental yang mengandung banyak protein namun transparan. Bila berada dalam keadaan relaksasi tanpa tarikan terhadap kapsulnya, lensa dianggap berbentuk hampir sferis, terutama akibat retraksi elastic dari kapsul lensa. Namun,terdapat kira-kira 70 ligamen suspensorium yang melekat disekeliling lensa, menarik tepi lensa kearah lingkar luar bola mata. Ligament ini secara konstan direnggangkan oleh perlekatannya pada tepi anterior koroid dan retina. Renggangan pada ligament ini menyebabkan lensa tetap relative datar dalam keadaan mata istirahat.

Walaupun demikian, tempat perlekatan lateral ligament lensa pada bola mata juga dilekati oleh otot siliaris, yang memiliki dua set serabut otot polos yang terpisah, serabut meridional dan serabut sirkular. Serabut meridional membentang dari ujung perifer ligament suspensorium sampai peralihan kornea-sklera. Kalau seraut otot ini berkontraksi, bagian perifer dari ligament lensa tadi akan tertarik secara medial kearah tepi kornea, sehingga regangan ligament terhadap lensa akan berkurang. Serabut sirkular tersusun melingkar mengelilingi perlekatan ligament, sehingga pada waktu berkontraksi terjadi gerak seperti sfingter, mengurangi diameter lingkaran perlekatan ligament, hal ini juga menyebabkan renggangan ligamen terhadap kapsul lensa berkurang.

Jadi, kontraksi salah satu set serabut otot polos dalam otot siliaris akan mengendurkan ligamen kapsul lensa, dan lensa akan berbentuk lebih cembung, seperti balon, akibat sifat elastisitas alami kapsul lensa.

Pengaturan Akomodasi oleh Saraf Parasimpatis

Otot siliaris hampir seluruhnya diatur oleh sinyal saraf parasimpatis yang dijalarkan kemata melalui saraf cranial III pada batang otak. Perangsangan saraf parasimpatis menimbulkan kontraksi kedua set serabut otot siliaris, yang akan mengendurkan ligamen lensa, sehingga menyebabkan lensa menjadi semakin tebal dan meningkatkan daya biasnya. Dengan meningkatkan daya bias, mata mampu melihat objek lebih dekat dibanding sewaktu daya biasnya rendah. Akibatnya, dengan mendekatnya objek kearah mata, jumlah impuls parasimpatis ke otot siliaris harus ditingkatkan secara progresif agar objek tetap dapat dilihat dengan jelas.