megapolitan - ftp.unpad.ac.id fileini spesialis masakan sunda. para pengunjung dapat me-nikmati...

1
BAGI Anda yang butuh tem- pat rekreasi buat melepaskan kepenatan sekaligus dapat mendidik anak, arahkan ken- daraan Anda menuju Cibubur. Tak jauh dari gerbang Tol Ci- bubur, Anda akan menemukan tempat rekreasi bernama Telaga Arwana Cibubur (TAC). TAC terletak di Jalan Jam- bore, Pondok Rangon, Cibubur, dan hanya berjarak 1,5 km dari gerbang Tol Cibubur, atau sekitar 15 menit dari Jalan Tol Cibubur. Tempat rekreasi ini menawarkan aktivitas luar ru- angan yang bernuansa edukasi. “Rekreasi bernuansa edukasi di luar ruangan atau outbound sekarang lagi ‘in’, sesuai ke- butuhan saja,” kata Manager Operasional TAC, Widodo. Wahana yang ditawarkan cu- kup atraktif dan edukatif bagi anak Anda yang membutuh- kan penyegaran dari rutinitas perkotaan dan rumahan. Be- berapa wahana yang ditawar- kan yakni ying fox, trampoline, waterball, perahu, shooting tar- get, mengendarai motor ATV, dan perahu air di kolam. Tak hanya itu, keunikan lain tempat ini yakni kita dapat be- raktivitas seperti di kampung seperti menanam padi, mem- bajak sawah bersama kerbau, menangkap ikan langsung di kolam, dan naik delman. “Me- mang ini terkesan kampungan, tapi ini salah satu ciri khas kami, dengan menawarkan aktivitas seperti di kampung,” lanjut Widodo. Tempat rekreasi yang berdiri 10 Januari 2009 ini awalnya ha- nya tempat penangkaran ikan, khususnya arwana. Sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan, maka lahan yang memiliki luas 9,2 hektare ini dijadikan tempat rekreasi. “Kita masih mempertahan- kan pemancingannya. Ada kolam pancing dengan jumlah ikan mas seberat 75 ton, kita lombakan sistem galatama . Ikannya ikan mas, dengan berat mulai 2 kg hingga 14 kg,” ujar Widodo sembari menunjukkan kolam pancing yang memiliki tempat pancingan sebanyak 100 titik buat 100 pemancing. Widodo mengaku sedang membangun kolam ikan khu- sus keluarga. Di wahana baru itu nanti, keluarga dapat me- nikmati ikan hasil pancingan. “Tidak seperti kolam pancing galatama, kolam ini nanti ikan- nya bisa dibawa pulang atau dimasak.” Selain dipenuhi dengan waha- na bermain, TAC juga menyedia- kan tempat melatih anak dalam membuat keramik. Di tempat ini anak dibimbing membuat keramik ataupun guci, sesuai dengan keinginannya. Hasilnya pun dapat dimiliki si anak seusai proses pembuatan. “Anak saya senang datang ke sini, karena ada wahana keramik,” kata Budi, pengun- jung asal Bogor yang datang bersama keluarganya. Jika tidak minat membuat keramik, pengunjung dapat mengalihkan ke wahana lain, seperti kolam renang. Di kolam renang ini selain ada ombaknya juga ada pancuran yang dapat membuat si buah hati betah bermain. TAC juga menyediakan ru- mah makan bernama Gubug Mang Engking. Rumah makan ini spesialis masakan Sunda. Para pengunjung dapat me- nikmati hidangan ala Sunda di gubuk-gubuk atau saung yang berada di antara sawah serta kolam ikan. (FD/J-4) SELAMAT SARAGIH G UBERNUR DKI Fauzi Bowo meng- akui besarnya pe- ranan warga etnik Tionghoa dalam pengem- bangan Kota Jakarta. Kon- tribusi mereka tidak hanya dalam bidang ekonomi tapi juga dalam bidang budaya dan pariwisata. “Jakarta tidak akan berkem- bang dengan baik tanpa adanya peranan dan kontribusi etnik Tionghoa. Secara pribadi saya juga mengucapkan selamat tahun baru Imlek bagi warga Jakarta yang merayakannya,” kata Fauzi Bowo yang akrab di- panggil Foke saat mengunjungi warga Tionghoa di Jakarta Ba- rat, kemarin. Ditambahkan Foke, ke- beradaan warga keturunan Tionghoa di Jakarta merupakan bagian dari keberagaman Ibu Kota. Diharapkan pembauran yang selama ini telah terjadi dapat terus berlanjut sehingga kondusif dalam mendorong kehidupan bersama yang lebih baik lagi. “Semoga ke depan warga Jakarta dalam pembauran, tanpa kecuali, lebih baik lagi. Baik dari sisi ekonomi maupun persaudaraan, sesama warga Ibu Kota tidak memandang suku, agama, ras, dan antargo- longan,” tandas Foke. Dalam kunjungannya itu, Foke yang didampingi Wali Kota Jakarta Barat Burhanud- din membagikan angpau Imlek kepada 350 warga keturunan Tionghoa yang tergolong tidak mampu. Tidak terkait agama Suasana Imlek 2562 di Kota Tangerang tampak meriah. Ribuan warga keturunan Tion- ghoa memanjatkan doa di sejumlah wihara (kelenteng) yang ada di daerah tersebut, termasuk di Wihara Buntek Bio, Pasar Lama, dan Nimmala (Bu San Bio) di Pasar Baru, Kota Tangerang. Mereka berharap agar di tahun kelinci emas tersebut kondisi ekonomi, sosial, politik, dan budaya di negara Indone- sia, khususnya Tangerang, lebih baik daripada sebelumnya. “Selain untuk memeriah- kan tahun baru, kami juga memanjatkan doa semoga tahun ini kondisi Indonesia, khususnya Tangerang, lebih baik,” kata Lian Afu, warga Batu Ceper, di wihara tertua Buntek Bio. Di Kota Bekasi, perayaan Im- lek di halaman Kelenteng Hok Lay Kiong juga dipadati ribuan orang etnik Tionghoa. Massa yang hadir pada malam per- gantian tahun itu menikmati pemandangan letusan 500 kembang api, hiasan lampion yang dipadukan dengan 3.000 lilin berbagai ukuran. Tidak ha- nya itu, ukiran dua naga yang dibentengi dua lilin raksasa setinggi 3 meter dengan berat 1,2 ton tampak jelas di depan kelenteng yang dibangun pada 1818 ini. Meski meriah, acara tersebut terbilang sederhana karena ti- dak ada muatan politis seperti tahun sebelumnya. “Tahun lalu banyak calon anggota legislatif menggu- nakan momentum ini. Kalau tahun ini murni pengurus kelenteng dan warga Tionghoa yang menyukseskan acara,” ujar Ketua Yayasan Pancaran Tridharma Kota Bekasi, Ronny Hermawan. Menurutnya, puncak pe- rayaan Imlek yaitu Cap Go Meh dilakukan dengan meng- arak keranda para dewa yang diselingi hiburan reog ponoro- go, ondel-ondel, serta sejumlah kesenian Tanah Air. “Imlek tidak terkait agama. Imlek adalah perayaan warga keturunan (Tionghoa). Na- mun, siapa pun orang bisa merayakannya,” tandasnya. (GG/SM/J-2) [email protected] DOA TAHUN BARU: Warga keturunan Tionghoa memanjatkan doa di Wihara Nimmala (Bu San Bio), Tangerang, Banten, kemarin. AKHIR PEKAN: Telaga Arwana Cibubur (TAC) yang terletak di Jalan Jambore, Pondok Rangon, Cibubur, beberapa waktu lalu. Para pengunjung dapat menikmati hidangan ala Sunda di gubuk-gubuk atau saung yang berada di antara sawah dan kolam ikan. MI/GINO F HADI Peran Etnik Tionghoa di Jakarta Besar Warga berdoa agar kondisi ekonomi, sosial, politik, dan budaya di Indonesia lebih baik daripada sebelumnya. KEPOLISIAN Daerah Metro Jaya mengungkap judi jack- pot berkedok tempat bermain anak-anak di Mangga Dua, Ja- karta Utara, pada Selasa (1/2). Tempat perjudian yang be- rada di Hall A Lantai 2 JITEC Mangga Dua Square, Jakar- ta Utara, itu bernama Mtwo Playzone. Tempat perjudian itu diperkirakan baru beroperasi selama 2 minggu. Kabid Humas Polda Metro Jaya Baharudin Djafar men- jelaskan, guna mengelabui pantauan aparat, CW dan BS, pemilik judi jackpot , meng- gunakan izin operasi untuk permainan anak. “Tempatnya disekat. Tempat bermain anak-anak di depan, tempat judi di belakang,” je- las Baharudin di Kantor Polda Metro Jaya, Rabu (2/2). Untuk bermain dengan mesin ini, penjudi harus menjadi ang- gota untuk mendapatkan kartu cip yang dibeli di kasir dengan harga Rp100 ribu. Kartu terse- but dapat diisi kredit, misalnya Rp500 ribu. Jumlah kredit dapat dideteksi dengan memasukkan cip ke mesin tersebut. “Setelah mesin mendeteksi jumlah kredit di kartu cip, pemain tinggal memencet tombol mesin dan membuat gambar yang sama. Jumlah ke- menangan bergantung pada ba- nyaknya gambar yang sama,” ujarnya. Ia mencontohkan bahwa un- tuk empat gambar yang sama, nilai kemenangan dikalikan Rp600 ribu. Dari lokasi perjudian, polisi menahan CW dan BS, 14 kar- yawan, dan 71 orang pemain yang semuanya orang dewasa. Selain itu, polisi juga menyita 179 mesin jackpot beserta uang tunai Rp7 juta. “Tiap hari omzetnya Rp100 juta. Jadi, selama 2 minggu, omzetnya dapat mencapai Rp1,4 miliar,” ujar Baharudin. Para tersangka kini mendekam di Kantor Polda Metro Jaya untuk penyelidikan lebih lanjut. CW dan BS beserta 71 pemain akan dijerat dengan Pasal 303 KUHP tentang Per- judian dengan ancaman 10 tahun penjara. Sementara para karyawan akan dikenai Pasal 55 KUHP karena turut serta. Adapun para penjudi yang tertangkap rata-rata berusia 40 tahun ke atas. Tidak ditemukan adanya anak-anak bermain di lokasi perjudian saat pengge- rebekan dilakukan. (*/J-2) S UASANA ramai sudah tampak sejak pagi hari. Bau dupa pun sudah tercium dari kejauhan. Warga Tionghoa yang beribadah di Wihara Dharma Bakti, Jakarta Barat, datang tak henti-henti. Di wihara yang akrab disebut Petak Sembilan itulah mereka memanjatkan doa dan harapan untuk membuka tahun yang baru. Kemeriahan Imlek tak hanya disambut warga Tionghoa, tapi juga bagi ratusan warga miskin di Ibu Kota. Momen ini dimanfaatkan untuk mengais rezeki dari para penderma. Tidak mengherankan jika banyak dari mereka yang telah datang dari malam hari demi sepeser uang. Namun, tidak seperti tahun lalu, kali ini banyak pengemis mengaku pendapatan menurun drastis. Hasim misalnya, pria berusia 63 tahun itu baru memperoleh Rp15 ribu. Padahal tahun lalu ia berhasil meraup Rp30 ribu. “Saya sudah (datang) dari kemarin malam, tapi hasilnya masih sedikit, ya sabar sajalah,” ungkapnya. Hasim pergi ke Petak Sembilan seorang diri. Pria yang bermukim di kawasan Senen, Jakarta Pusat, ini hampir tiap Imlek pergi ke Wihara Petak Sembilan. Nasib Hasim masih lebih mujur daripada Ria. Wanita berumur 41 tahun itu datang sejak pukul 08.00. Dan siang itu ia baru mendapat uang sebesar Rp7.000. Padahal ongkos dari rumahnya di Kapuk Mangga Ubi, Jakarta Barat, ke Petak Sembilan sudah Rp30 ribu. “Hari ini sedikit sekali. Ongkos kemari saja tidak tertutupi, belum lagi untuk jajan,” ujarnya. Meskipun demikian, Ria yang datang bersama keluarga masih ingin bertahan di Petak Sembilan sampai sore. “Ya, mudah-mudahan saja bisa dapat lagi,” ungkapnya. Tak berapa lama setelah berbincang dengan Ria, para hansip menyuruh pengemis untuk berbaris. Mereka pun berbondong-bondong memasuki area yang sudah disediakan. Dengan tertib para hansip membagikan selembar uang ribuan. “Meskipun jumlahnya tak seberapa, lumayan,” ujar seorang pengemis yang datang dari Ancol, Jakarta Utara. Pihak Wihara Petak Sembilan tidak mengalokasikan dana khusus untuk angpau para pengemis. Koordinator wihara, Henky Halim, mengatakan uang yang dibagikan kepada pengemis merupakan sumbangan dari umat yang bersembahyang. “Umat memberikan serelanya di baskom yang sudah disediakan. Kemudian akan dibagikan hansip,” ujar Henky. Pembagian dilakukan hansip agar tidak terjadi kericuhan. Setiap pengemis akan mendapat jatah Rp1.000. Pembagian bisa dilakukan hingga enam kali. Hari pun bergeser semakin sore. Hujan yang mengguyur kawasan Petak Sembilan tak menyurutkan niat warga Tionghoa untuk terus beribadah. Hal yang sama juga dilakukan para pengemis yang setia menunggu di luar wihara. “Biar saja hujan, siapa tahu ini membawa rezeki,” tutup Halim seakan tidak menyadari bajunya sudah basah. (*/J-2) Judi Jackpot Berkedok Permainan Anak Melepas Kepenatan di Telaga Arwana Cibubur Berburu Rezeki Imlek di Petak Sembilan MI/FIDEL ALI 6 JUMAT, 4 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA M EGA POLITAN AKHIR PEKAN Umat memberikan serelanya di baskom yang sudah disediakan.” Henky Halim Koordinator wihara

Upload: ledang

Post on 11-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEGAPOLITAN - ftp.unpad.ac.id fileini spesialis masakan Sunda. Para pengunjung dapat me-nikmati hidangan ala Sunda di ... Kon-tribusi mereka tidak hanya dalam bidang ekonomi tapi juga

BAGI Anda yang butuh tem-pat rekreasi buat melepaskan kepenatan sekaligus dapat mendidik anak, arahkan ken-daraan Anda menuju Cibubur. Tak jauh dari gerbang Tol Ci-bubur, Anda akan menemukan tempat rekreasi bernama Telaga Arwana Cibubur (TAC).

TAC terletak di Jalan Jam-bore, Pondok Rangon, Cibubur, dan hanya berjarak 1,5 km dari gerbang Tol Cibubur, atau sekitar 15 menit dari Jalan Tol Cibubur. Tempat rekreasi ini menawarkan aktivitas luar ru-angan yang bernuansa edukasi. “Rekreasi bernuansa edukasi di luar ruangan atau outbound sekarang lagi ‘in’, sesuai ke-butuhan saja,” kata Manager Operasional TAC, Widodo.

Wahana yang ditawarkan cu-kup atraktif dan edukatif bagi anak Anda yang membutuh-kan penyegaran dari rutinitas perkotaan dan rumahan. Be-berapa wahana yang ditawar-kan yakni fl ying fox, trampoline, waterball, perahu, shooting tar-get, mengendarai motor ATV, dan perahu air di kolam.

Tak hanya itu, keunikan lain tempat ini yakni kita dapat be-raktivitas seperti di kampung seperti menanam padi, mem-bajak sawah bersama kerbau, menangkap ikan langsung di kolam, dan naik delman. “Me-mang ini terkesan kampungan, tapi ini salah satu ciri khas

kami, dengan menawarkan aktivitas seperti di kampung,” lanjut Widodo.

Tempat rekreasi yang berdiri 10 Januari 2009 ini awalnya ha-nya tempat pe nangkaran ikan,

khususnya arwana. Sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan, maka lahan yang memiliki luas 9,2 hektare ini dijadikan tempat rekreasi.

“Kita masih mempertahan-kan pemancingannya. Ada kolam pancing dengan jumlah ikan mas seberat 75 ton, kita lombakan sistem galatama. Ikannya ikan mas, dengan berat mulai 2 kg hingga 14 kg,” ujar Widodo sembari menunjukkan kolam pancing yang memiliki tempat pancingan sebanyak

100 titik buat 100 pemancing.Widodo mengaku sedang

membangun kolam ikan khu-sus keluarga. Di wahana baru itu nanti, keluarga dapat me-nikmati ikan hasil pancingan. “Tidak seperti kolam pancing galatama, kolam ini nanti ikan-nya bisa dibawa pulang atau dimasak.”

Selain dipenuhi dengan waha-na bermain, TAC juga menyedia-kan tempat melatih anak dalam membuat keramik. Di tempat ini anak dibimbing membuat keramik ataupun guci, sesuai dengan keinginannya. Hasilnya pun dapat dimiliki si anak seusai proses pembuatan.

“Anak saya senang datang ke sini, karena ada wahana keramik,” kata Budi, pengun-jung asal Bogor yang datang bersama keluarganya.

Jika tidak minat membuat keramik, pengunjung dapat mengalihkan ke wahana lain, seperti kolam renang. Di kolam renang ini selain ada ombaknya juga ada pancuran yang dapat membuat si buah hati betah bermain.

TAC juga menyediakan ru-mah makan bernama Gubug Mang Engking. Rumah makan ini spesialis masakan Sunda. Para pengunjung dapat me-nikmati hidangan ala Sunda di gubuk-gubuk atau saung yang berada di antara sawah serta kolam ikan. (FD/J-4)

SELAMAT SARAGIH

GU B E R N U R D K I Fauzi Bowo meng-akui besarnya pe-ranan warga etnik

Tionghoa dalam pengem-bangan Kota Jakarta. Kon-tribusi mereka tidak hanya dalam bidang ekonomi tapi juga dalam bidang budaya dan pariwisata.

“Jakarta tidak akan berkem-bang dengan baik tanpa adanya peranan dan kontribusi etnik Tionghoa. Secara pribadi saya juga mengucapkan selamat tahun baru Imlek bagi warga Jakarta yang merayakannya,” kata Fauzi Bowo yang akrab di-panggil Foke saat mengunjungi warga Tionghoa di Jakarta Ba-rat, kemarin.

Ditambahkan Foke, ke-beradaan warga keturunan Tionghoa di Jakarta merupakan bagian dari keberagaman Ibu Kota. Diharapkan pembauran yang selama ini telah terjadi dapat terus berlanjut sehingga kondusif dalam mendorong kehidupan bersama yang lebih baik lagi.

“Semoga ke depan warga Jakarta dalam pembauran, tanpa kecuali, lebih baik lagi. Baik dari sisi ekonomi maupun persaudaraan, sesama warga Ibu Kota tidak memandang suku, agama, ras, dan antargo-longan,” tandas Foke.

Dalam kunjungannya itu, Foke yang didampingi Wali Kota Jakarta Barat Burhanud-din membagikan angpau Imlek kepada 350 warga keturunan Tionghoa yang tergolong tidak mampu.

Tidak terkait agamaSuasana Imlek 2562 di Kota

Tangerang tampak meriah. Ribuan warga keturunan Tion-ghoa memanjatkan doa di sejumlah wihara (kelenteng) yang ada di daerah tersebut, termasuk di Wihara Buntek Bio, Pasar Lama, dan Nimmala (Bu San Bio) di Pasar Baru, Kota Tangerang.

Mereka berharap agar di tahun kelinci emas tersebut kondisi ekonomi, sosial, politik, dan budaya di negara Indone-sia, khususnya Tangerang, lebih baik daripada sebelumnya.

“Selain untuk memeriah-kan tahun baru, kami juga memanjatkan doa semoga tahun ini kondisi Indonesia, khususnya Tangerang, lebih baik,” kata Lian Afu, warga Batu Ceper, di wihara tertua Buntek Bio.

Di Kota Bekasi, perayaan Im-lek di halaman Kelenteng Hok Lay Kiong juga dipadati ribuan orang etnik Tionghoa. Massa yang hadir pada malam per-gantian tahun itu menikmati pemandangan letusan 500 kembang api, hiasan lampion

yang dipadukan dengan 3.000 lilin berbagai ukuran. Tidak ha-nya itu, ukiran dua naga yang dibentengi dua lilin raksasa setinggi 3 meter dengan berat 1,2 ton tampak jelas di depan kelenteng yang dibangun pada 1818 ini.

Meski meriah, acara tersebut terbilang sederhana karena ti-dak ada muatan politis seperti tahun sebelumnya.

“Tahun lalu banyak calon anggota legislatif menggu-nakan momentum ini. Kalau tahun ini murni pengurus kelenteng dan warga Tionghoa yang menyukseskan acara,” ujar Ketua Yayasan Pancaran Tridharma Kota Bekasi, Ronny Hermawan.

Menurutnya, puncak pe-rayaan Imlek yaitu Cap Go Meh dilakukan dengan meng-

arak keranda para dewa yang diselingi hiburan reog ponoro-go, ondel-ondel, serta sejumlah kesenian Tanah Air.

“Imlek tidak terkait agama. Imlek adalah perayaan warga keturunan (Tionghoa). Na-mun, siapa pun orang bisa merayakannya,” tandasnya. (GG/SM/J-2)

[email protected]

DOA TAHUN BARU: Warga keturunan Tionghoa memanjatkan doa di Wihara Nimmala (Bu San Bio), Tangerang, Banten, kemarin.

AKHIR PEKAN: Telaga Arwana Cibubur (TAC) yang terletak di Jalan Jambore, Pondok Rangon, Cibubur, beberapa waktu lalu. Para pengunjung dapat menikmati hidangan ala Sunda di gubuk-gubuk atau saung yang berada di antara sawah dan kolam ikan.

MI/GINO F HADI

Peran Etnik Tionghoadi JakartaBesarWarga berdoa agar kondisi ekonomi, sosial, politik, dan budaya di Indonesia lebih baik daripada sebelumnya.

KEPOLISIAN Daerah Metro Jaya mengungkap judi jack-pot berkedok tempat bermain anak-anak di Mangga Dua, Ja-karta Utara, pada Selasa (1/2).

Tempat perjudian yang be-rada di Hall A Lantai 2 JITEC Mangga Dua Square, Jakar-ta Utara, itu bernama Mtwo Playzone. Tempat perjudian itu diperkirakan baru beroperasi selama 2 minggu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Baharudin Djafar men-jelaskan, guna mengelabui pantauan aparat, CW dan BS, pemilik judi jackpot, meng-gunakan izin operasi untuk permainan anak.

“Tempatnya disekat. Tempat bermain anak-anak di depan, tempat judi di belakang,” je-las Baharudin di Kantor Polda Metro Jaya, Rabu (2/2).

Untuk bermain dengan mesin ini, penjudi harus menjadi ang-gota untuk mendapatkan kartu cip yang dibeli di kasir dengan harga Rp100 ribu. Kartu terse-but dapat diisi kredit, misalnya Rp500 ribu. Jumlah kredit dapat dideteksi dengan memasukkan cip ke mesin tersebut.

“Setelah mesin mendeteksi jumlah kredit di kartu cip, pemain tinggal memencet

tombol mesin dan membuat gambar yang sama. Jumlah ke-menangan bergantung pada ba-nyaknya gambar yang sama,” ujarnya.

Ia mencontohkan bahwa un-tuk empat gambar yang sama, nilai kemenangan dikalikan Rp600 ribu.

Dari lokasi perjudian, polisi menahan CW dan BS, 14 kar-yawan, dan 71 orang pemain yang semuanya orang dewasa. Selain itu, polisi juga menyita 179 mesin jackpot beserta uang tunai Rp7 juta.

“Tiap hari omzetnya Rp100 juta. Jadi, selama 2 minggu, omzetnya dapat mencapai Rp1,4 miliar,” ujar Baharudin.

P a r a t e r s a n g k a k i n i mendekam di Kantor Polda Metro Jaya untuk penyelidikan lebih lanjut. CW dan BS beserta 71 pemain akan dijerat dengan Pasal 303 KUHP tentang Per-judian dengan ancaman 10 tahun penjara. Sementara para karyawan akan dikenai Pasal 55 KUHP karena turut serta.

Adapun para penjudi yang tertangkap rata-rata berusia 40 tahun ke atas. Tidak ditemukan adanya anak-anak bermain di lokasi perjudian saat pengge-rebekan dilakukan. (*/J-2)

SUASANA ramai sudah tampak sejak pagi hari. Bau dupa pun sudah

tercium dari kejauhan. Warga Tionghoa yang beribadah di Wihara Dharma Bakti, Jakarta Barat, datang tak henti-henti.

Di wihara yang akrab disebut Petak Sembilan itulah mereka memanjatkan doa dan harapan untuk membuka tahun yang baru.

Kemeriahan Imlek tak hanya disambut warga Tionghoa, tapi juga bagi ratusan warga miskin di Ibu Kota. Momen ini dimanfaatkan untuk mengais rezeki dari para penderma. Tidak mengherankan jika banyak dari mereka yang telah datang dari malam hari demi sepeser uang.

Namun, tidak seperti tahun lalu, kali ini banyak pengemis mengaku pendapatan menurun drastis. Hasim misalnya, pria berusia 63 tahun itu baru memperoleh Rp15 ribu. Padahal tahun lalu ia berhasil meraup Rp30 ribu. “Saya sudah (datang) dari kemarin malam, tapi hasilnya masih sedikit, ya sabar sajalah,” ungkapnya.

Hasim pergi ke Petak Sembilan seorang diri. Pria yang bermukim di kawasan Senen, Jakarta Pusat, ini hampir tiap Imlek pergi ke Wihara Petak Sembilan.

Nasib Hasim masih lebih mujur daripada Ria. Wanita berumur 41 tahun itu datang sejak pukul 08.00. Dan siang itu ia baru mendapat uang sebesar Rp7.000. Padahal ongkos dari rumahnya di Kapuk Mangga Ubi, Jakarta Barat, ke Petak Sembilan sudah Rp30 ribu. “Hari ini sedikit sekali. Ongkos kemari saja tidak tertutupi, belum lagi untuk jajan,” ujarnya.

Meskipun demikian, Ria yang datang bersama keluarga masih ingin bertahan di Petak Sembilan sampai sore. “Ya, mudah-mudahan saja bisa dapat lagi,”

ungkapnya.Tak berapa lama setelah

berbincang dengan Ria, para hansip menyuruh pengemis untuk berbaris. Mereka pun berbondong-bondong memasuki area yang sudah disediakan. Dengan tertib para hansip membagikan selembar uang ribuan. “Meskipun jumlahnya tak seberapa, lumayan,” ujar seorang pengemis yang datang dari Ancol, Jakarta Utara.

Pihak Wihara Petak Sembilan tidak mengalokasikan dana khusus untuk angpau para pengemis. Koordinator wihara, Henky Halim, mengatakan uang yang dibagikan kepada pengemis merupakan sumbangan dari umat yang bersembahyang.

“Umat memberikan serelanya di baskom yang sudah disediakan. Kemudian akan dibagikan hansip,” ujar Henky.

Pembagian dilakukan hansip agar tidak terjadi kericuhan. Setiap pengemis akan mendapat jatah Rp1.000. Pembagian bisa dilakukan hingga enam kali.

Hari pun bergeser semakin sore. Hujan yang mengguyur kawasan Petak Sembilan tak menyurutkan niat warga Tionghoa untuk terus beribadah. Hal yang sama juga dilakukan para pengemis yang setia menunggu di luar wihara. “Biar saja hujan, siapa tahu ini membawa rezeki,” tutup Halim seakan tidak menyadari bajunya sudah basah. (*/J-2)

Judi Jackpot Berkedok Permainan Anak

Melepas Kepenatan di Telaga Arwana Cibubur

Berburu Rezeki Imlekdi Petak Sembilan

MI/FIDEL ALI

6 JUMAT, 4 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIAMEGAPOLITAN

AKHIR PEKAN

Umat memberikan serelanya di

baskom yang sudah disediakan.”

Henky HalimKoordinator wihara