media pertumbuhan mikroorganisme

23
Hafizha M Putri 240210120037 V. HASIL PENGAMATAN No Nama Bahan Berat Karakteristik sebelum dilarutkan Karakteristik setelah dilarutkan 1 NaCl 2.125 gr Serbuk Larutan homogen 2 NA 2.3054 gr Serbuk halus kekuningan Larutan berwarna kuning bening 3 NB 0.8003 gr Padat berupa butiran kecil, berwarna cokelat kekuningan Larutan kuning bening 4 PDA 3.8985 gr Bubuk halus Larutan berwarna kuning 5 PCA 1.7507 gr Berwarna kuning, berbau makanan hewan, berupa serbuk Larutan warna kuning 6 SSA 6.0001 gr Bubuk, berwarna putih Berwarna merah bata 7 LB 1.3004 gr Bubuk, berwarna kuning kecokelatan Larutan homogen, berwarna

Upload: hafizhaputri

Post on 25-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

V. HASIL PENGAMATAN

No Nama Bahan BeratKarakteristik sebelum

dilarutkan

Karakteristik setelah

dilarutkan

1 NaCl 2.125 gr Serbuk Larutan homogen

2 NA 2.3054 grSerbuk halus

kekuningan

Larutan berwarna

kuning bening

3 NB 0.8003 gr

Padat berupa butiran

kecil, berwarna

cokelat kekuningan

Larutan kuning

bening

4 PDA 3.8985 gr Bubuk halusLarutan berwarna

kuning

5 PCA 1.7507 gr

Berwarna kuning,

berbau makanan

hewan, berupa serbuk

Larutan warna

kuning

6 SSA 6.0001 grBubuk, berwarna

putih

Berwarna merah

bata

7 LB 1.3004 grBubuk, berwarna

kuning kecokelatan

Larutan homogen,

berwarna kuning

bening

Page 2: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

VI. PEMBAHASAN

A. Pembuatan Medium

Kehidupan mikroorganisme tergantung kepada nutrisi dalam substrat /

medium dan faktor lingkungan yang baik. Media atau perbenihan adalah bahan

untuk mengembangbiakkan mikroba diluar badan manusia atau hewan. Bahan

utama media adalah protein yang larut dalam air, misalnya pepton, kasiton,

tripton, soyton, sari daging ( beef extract ) , sari ragi ( yeast extract ) dan bahan

tambahan lainnya misalnya mineral atau karbohidrat. Untuk media tertentu ada

yang memerlukan darah, serum, kuning telur, vitamin, garam empedu, dan lain –

lain.

Di perdagangan atau dipasar bahan – bahan media tersebut banyak dijual

dalam bentuk serbuk halus ( powder ) atau serbuk kasar ( granul ) kering

komponen tunggal atau campuran yang sudah kompak / serasi. Untuk bias

digunakan tinggal menimbang, menambahkan air, mengemas dan

menstrerilkannya.

Bahan media yang berbentuk serbuk kering bersifat higroskopis ( mudah

meyerap uap air ) sehingga harus selalu dalam keadaan ditutup dengan rapat.

Syarat media siap pakai :

1. Harus mengandung zat gizi atau nutrisi

2. Harus cukup oksigen ( untuk bakteri aerob )

3. Mempunyai kelembaban yang cukup

4. Mempunyai reaksi pH yang cocok

5. Steril dan terlindung dari pencemaran dari luar

Berdasarkan bentuknya medium ada 3, yaitu : medium cair, medium semi

solid, dan medium padat. Sebagai bahan pemadat media digunakan bahan

pemadat, seperti agar-agar, amilum, gelatin, dan selulosa. Untuk media padat

kadar agar – agar 1 – 1,5%, untuk media setangah padat kadar agar – agar 0,4 –

0,5%. Untuk media yang bereaksi asam, kadar agar – agar dinaikkan hingga lebih

dari 2%.

Page 3: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

Macam – macam media dan fungsinya :

1. Media Sederhana

Gunanya untuk menumbuhkan bakteri secara umum. Contohnya adalah

Air pepton, Nutrient Agar , Nutrient Broth . Media – media ini bias digunakan

sebagai dasar dalam pembuatan media yang lebih kompleks.

2. Media Yang Diperkaya ( enriched media )

Gunanya untuk menumbuhkan bakteri yang memerlukan zat gizi yang

tinggi misalnya media agar darah, Lowenstein – Jensen ( mengandung kuning

telur ), Loefflers ( mengandung serum kuda ), Bordet-Gengou ( mengandung

darah dan gliserol ), dll.

3. Media Selektif

Gunanya untuk mengisolasi mengidentifikasi bakteri tertentu misalnya:

Mac Conkey Agar, Endo Agar, Salmonella Shigella Agar, Brilliant Green

Agar ( untuk enterobaktera ), Selenit Cystine Broth (untuk salmonella ),

Sabourauds Medium ( untu jamur / ragi ), Tellurite Medium ( untuk

Corynebacteria ), dll.

4. Media Karbohidrat dan Biokimia lainnya

Gunanya untuk identifikasi bakteri menurut kemampuannya dalam

mengolah karbohidrat atau lainnya hingga dapat membedakan antara satu jenis

dengan jenis lainnya, misalnya: media Lactose Broth, Glocose Broth,

Tryptone Broth, Simmons Citrate Agar, dll.

5. Media Transport

Gunanya untuk mengangkut specimen ( bahan ) tertentu hingga

kandungan mikrobanya tidak mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungannya,

misalnya: media Buffered, Saline Glycerol ( untuk specimen feses /

mengandung salmonella atau Shigella ), Stuarts Transport Medium ( untuk

spesimrn anaerob Gonococcus ).

6. Media Assay

Gunanya untuk menguji potensi antibiotika dan vitamin. Contohnya :

Antibiotica Medium, Vitamin Assay Medium.

Dalam praktikum kali ini medium yang digunakan ialah : Potato Dextrose

Agar, Plate Count Agar, Nutrient Agar, NaCl fisilogis 0,85%.

Page 4: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

Medium Potato Dextrose Agar ( PDA )

PDA berfungsi sebagai media untuk inokulasi kapang dan khamir.

Komposisinya berupa kentang (4 g/L (berasal dari 200 gr kentang)), dektrose (20

g/L) dan bacteriological agar (15 g/L). Untuk penggunaannya, digunakan PDA

instant sebanyak 39 gram untuk 1 Liter aquades. Kentang dekstrosa agar (FDA

M127) (disingkat "PDA") yang umum secara mikrobiologi sebagai media infusi

yang terbuat dari kentang dan dekstrosa (gula jagung). Kentang dekstrosa agar

adalah yang paling banyak digunakan media untuk pertumbuhan kapang dan

khamir yang menyerang tanaman hidup atau tanaman yang telah mati. Umumnya

organisme yang dapat dikembangbiakan di PDA adalah yeasts seperti Candida

albicans dan Saccharomyces cerevisiae dan molds seperti Aspergillus niger.

Kebanyakan jamur berkembang pada Potato Dextrose Agar (PDA).

Agar adalah suatu karbohidrat kompleks yang diperoleh dari algae marin

tertentu. Kemudian diolah untuk membuang substansi yang tidak dikehendaki.

Nilai nutrisi agar digunakan sebagai bahan pemadat media. Agar yang lebur dalam

larutan cair akan membentuk gel bila suhu dikurangi sampai dibawah 45°C, agar

bukan merupakan sumber protein bagi bakteri.

Klasifikasi PDA, berdasarkan bentuknya Potato Dextrose Agar termasuk

dalam medium padat. Berdasarkan komposisinya PDA termasuk medium

semisinteti. Berdasarkan fungsinya Potato Dextrose Agar termasuk dalam

medium umum, yang biasanya digunakan untuk menumbuhkan semua jenis

kapang dan khamir.

Pembuatan medium PDA di laboratorium adalah sebagai berikut. Pertama

timbang sejumlah 3.8985 gram PDA dengan menggunakan neraca analitik pada

beacker glass. Jumlah 3.8985 gram ini didapat dari perhitungan perbandingan.

Jika 38.985 gram umtuk 1000 ml, maka untuk 100 ml dilakukan perbandingan

dengan perhitungan (38.985 gram× 100 ml)

1000 ml = 3.8985 gram. Setelah ditimbang

3.8985 gram kemudian PDA dilarutkan dengan 100 ml aquadest. Teknik

penambahan aquadest dengan tambahkan sedikit demi sedikit yang bertujuan

setelah semua PDA larut dalam beacker glass, ketika dipindahkan ke dalam

erlenmeyer masih tersisa aquadest untuk membilas. Sehingga tidak ada serbuk

Page 5: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

atau butiran – butiran kecil yang menempel di dinding beacker ataupun di leher

erlenmeyer. Penambahan 100 ml aquadest juga harus diukur dengan tepat

menggunakan gelas ukur.

Larutan medium PDA yang telah didapatkan sebanyak 100 ml dalam labu

erlenmeyer, kemudian dipanaskan diatas kompor dengan menggunakan panic

yang diisi air dengan batas seperempat labu erlenmeyer. Pemanasan ini bertujuan

agar larutan menjadi homogen. Selama pemanasan larutan harus terus diaduk

yang dapat membantu proses homogenisasi. Pemanasan dilakukan sampai

medium PDA berwarna lebih jernih dan tidak berbuih lagi. Kemudian medium

PDA didinginkan, tutup mulut labu erlenmeyer dengan kapas tak berlemak dan

siap untuk disterilisasi di autoclave.

Karakteristik/bentuk PDA warna : putih, bentuk : serbuk, dilarutkan

dalam akuades warna : kuning keruh, Setelah dipanaskan warna:

kuning agak keruh, endapan: tidak ada. Akhir warna: kuning agak

keruh, kelarutan: tidak larut sempurna.

Medium Plate Count Agar ( PCA )

PCA berfungsi sebagai media untuk inokulasi bakerti. Komposisinya

berupa caseine peptone (5 gr/L), extract de lauure (2,5 gr/L), D(+)glukosa (1

gr/L) dan agar (14 gr/L). Pepton yaitu produk yang dihasilkan dari bahan – bahan

yang mengandung protein seperti: daging, kasein, dan gelatin. Pencernaan bahan –

bahan protein dicapai dengan asam atau enzim. Pencernaan pepton bergantung

pada protein yang digunakan dan metode pencernaannya. Tersedia untuk

digunakan dalam media bakteriologis. Pepton berbeda – beda dalam

kemampuannya untuk menunjang pertumbuhan bakteri.

Nilai nutrisi dari pepton berupa sumber nitrogen organic, dapat pula

mengandung vitamin, karbohidrat, bergantung kepada jenis bahan yang

terkandung pada protein dalam pepton.

Klasifikasi PCA, berdasarkan bentuknya PCA termasuk dalam medium

padat, karena mengandung agar. Berdasarkan komposisinya PCA termasuk dalam

medium semisintetik, sedangkan berdasarkan fungsinya Plate Count Agar

termasuk dalam medium umum, yang biasanya digunakan untuk inokulasi bakteri.

Pembuatan medium PCA di laboratorium adalah sebagai berikut. Pertama

Page 6: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

timbang sejumlah 1,7507 gram PCA dengan menggunakan neraca analitik pada

beacker glass. Jumlah 1,7507 gram ini didapat dari perhitungan perbandingan.

Jika 17.507 gram umtuk 1000 ml, maka untuk 100 ml dilakukan perbandingan

dengan perhitungan (17.507 gram× 100 ml)

1000 ml = 1,7507 gram. Setelah ditimbang

1,7507 gram kemudian PCA dilarutkan dengan 100 ml aquadest. Teknik

penambahan aquadest dengan tambahkan sedikit demi sedikit yang bertujuan

setelah semua PCA larut dalam beacker glass, ketika dipindahkan ke dalam

erlenmeyer masih tersisa aquadest untuk membilas. Sehingga tidak ada serbuk

atau butiran – butiran kecil yang menempel di dinding beacker ataupun di leher

erlenmeyer. Penambahan 100 ml aquadest juga harus diukur dengan tepat

menggunakan gelas ukur.

Larutan medium PCA yang telah didapatkan sejumlah 100 ml dalam labu

erlenmeyer, kemudian dipanaskan menggunakan kompor dengan menggunakan

panic yang diisi air dengan batas seperempat labu erlenmeyer. Pemanasan ini

bertujuan untuk menghomogenkan larutan tersebut. Pemanasan dilakukan sampai

semua larut, larutan berubah menjadi jernih dan tak berbuih dengan dilakukan

pengadukan selama pemanasan. Kemudian larutan medium PCA didinginkan,

setelah itu mulut labu Erlenmeyer disumbat dengan kapas tak berlemak, lalu siap

disterilisasi di dalam autoclave.

Karakteristik/bentuk PCA warna : kuning, bentuk : serbuk (granula.

Setelah dilarutkan dalam akuades warna : kuning muda, bentuk :

encer/cairan tak homogen, terdapat sedikit endapan. Setelah dipanaskan

warna: kuning jernih ( hamper transparan ), kelarutan: larut homogen, tak ada

endapan. Akhir kuning jernih, kelarutan: larut sempurna.

Medium Nutrient Agar ( NA )

Nutrient Agar ( NA ) media yang umum digunakan untuk pertumbuhan

mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam arti mikroorganisme

heterotrof. Komposisinya terdiri dari beef extract (3,0 g/L), peptone (5,0 gL),

sodium chlorida (5,0 g/L) agar (15 g/L). Beef extract yaitu suatu cair jaringan

daging sapi yang empuk, kemudian dikonsentasikan menjadi pasta. Nilai nutrisi

beef extract mengandung substansi jaringan hewan yang dapat larut dalam air

Page 7: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

meliputi: karbohidrat, senyawa nitrogen organik, vitamin yang dapat larut dalam

air, dan garam – garaman.

Klasifikasi nutrient agar, berdasarkan bentuknya NA termasuk dalam

medium padat, karena mengandung agar. Berdasarkan komposisinya NA

termasuk dalam medium semisintetik, sedangkan berdasarkan fungsinya Nutrient

Agar termasuk dalam medium umum, yang biasanya digunakan untuk inokulasi

bakteri.

Pembuatan medium NA di laboratorium adalah sebagai berikut. Pertama

timbang sejumlah 2.3054 gram NA dengan menggunakan neraca analitik pada

beacker glass. Jumlah 2.3054 gram ini didapat dari perhitungan perbandingan.

Jika 2.3054 gram umtuk 1000 ml, maka untuk 100 ml dilakukan perbandingan

dengan perhitungan (2.3054 gram ×100 ml)

1000 ml = 1,15 gram. Setelah ditimbang

2.3054 gram kemudian NA dilarutkan dengan 100 ml aquadest. Teknik

penambahan aquadest dengan tambahkan sedikit demi sedikit yang bertujuan

setelah semua NA larut dalam beacker glass, ketika dipindahkan ke dalam

erlenmeyer masih tersisa aquadest untuk membilas. Sehingga tidak ada serbuk

atau butiran – butiran kecil yang menempel di dinding beacker ataupun di leher

erlenmeyer. Penambahan 100 ml aquadest juga harus diukur dengan tepat

menggunakan gelas ukur.

Larutan medium NA yang telah didapatkan sejumlah 100 ml dalam labu

erlenmeyer, kemudian dipanaskan menggunakan kompor dengan menggunakan

panic yang diisi air dengan batas seperempat labu erlenmeyer.. Pemanasan ini

bertujuan untuk menghomogenkan larutan tersebut. Pemanasan dilakukan sampai

semua larut, larutan berubah menjadi jernih dan tak berbuih dengan dilakukan

pengadukan selama pemanasan. Kemudian larutan medium NA didinginkan,

setelah itu mulut labu Erlenmeyer disumbat dengan kapas tak berlemak, lalu siap

disterilisasi di dalam autoclave.

Karakteristik/bentuk NA warna : putih kekuningan, bentuk : butiran

kaca (granula), merk : Merck. Setelah dilarutkan dalam aquades warna :

kuning tua bening, bentuk : encer/cairan dan terdapat sedikit endapan.

Setelah dipanaskan warna: kuning jernih, kelarutan: larut sempurna dan

Page 8: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

tidak ada endapan. Akhir warna: kuning jernih, kelarutan: larut

sempurna.

Larutan NaCl fisiologis 0,85%

NaCl fisiologis 0,85% adalah larutan yang akan dijadikan sebagai pelarut

untuk pengenceran. Komposisi NaCl: Iodine, Nitrite, Phosphat, Sulfonate,

Arsenic, Barium, Calsium, Cuprum, Ferum, Pottasium, Magnesium, Total

Nitrogen, Alkali Metal, Insoluble water.

Di dalam laboratorium pembuatan NaCl fisiologis 0,85% hanya dengan

perhitungan kesetaraan, yaitu dengan menimbang 0,85 gram NaCl untuk 250 ml

aquadest. Cara pembuatan NaCl fisiologis 0,85%, pertama timbang dengan teliti

NaCl sebanyak 0,85 gram menggunakan beacker glass 100 ml di neraca analitik.

Setelah itu larutkan dengan 250 ml aquadest ( gunakan gelas ukur ), sedikit demi

sedikit. Setalah NaCl dalam beacker glass larut, pindahkan larutan ke dalam lau

Erlenmeyer. Bilas sisa larutan yang masih menempel di dindng beacker glass

dengan sisa air yang berada di gelas ukur 100 ml. Setelah itu aduk hingga

homogen. NaCl fisiologis 0,85% tidak udipanaskan, karena larutannya sudah

homogen.

Setelah didapatkan sejumlah 250 ml NaCl fisiologis 0,85% dalam labu

Erlenmeyer, kemudian larutan disumbat dengan kapas tak berlemak dan siap

disterilisasi di autoclave.

Karakteristik/bentuk NaCl warna: putih, bentuk : serbuk. Setelah

dilarutkan warna: bening, kelarutan: larut homogen tak ada endapan.

Akhir warna: bening, kelarutan: larut sempurna.

Medium SSA

Kegunaan Media S S A adalah untuk menumbuhkan Salmonella dan

shigella, karena media ini termasuk media selektif merupakan media yang

kompleks yang sangat selektif terhadap kuman-kuman tertentu.

Pembuatan medium SSA di laboratorium adalah sebagai berikut. Pertama

timbang sejumlah 6.0001 gram SSA dengan menggunakan neraca analitik pada

beacker glass. Jumlah 6.0001 gram ini didapat dari perhitungan perbandingan.

Jika 60.001 gram umtuk 1000 ml, maka untuk 100 ml dilakukan perbandingan

dengan perhitungan (6 O .001 gram ×100 ml)

1000 ml = 6.0001 gram. Setelah ditimbang

Page 9: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

6.0001 gram kemudian NA dilarutkan dengan 100 ml aquadest. Teknik

penambahan aquadest dengan tambahkan sedikit demi sedikit yang bertujuan

setelah semua SSA larut dalam beacker glass, ketika dipindahkan ke dalam

erlenmeyer masih tersisa aquadest untuk membilas. Sehingga tidak ada serbuk

atau butiran – butiran kecil yang menempel di dinding beacker ataupun di leher

erlenmeyer. Penambahan 100 ml aquadest juga harus diukur dengan tepat

menggunakan gelas ukur.

Larutan medium SSA yang telah didapatkan sejumlah 100 ml dalam labu

erlenmeyer, kemudian dipanaskan menggunakan kompor dengan menggunakan

panic yang diisi air dengan batas seperempat labu erlenmeyer.. Pemanasan ini

bertujuan untuk menghomogenkan larutan tersebut. Pemanasan dilakukan sampai

semua larut, larutan berubah menjadi jernih dan tak berbuih dengan dilakukan

pengadukan selama pemanasan. Kemudian larutan medium SSA didinginkan,

setelah itu mulut labu Erlenmeyer disumbat dengan kapas tak berlemak, lalu siap

disterilisasi di dalam autoclave.

Karakteristik/bentuk SSA warna : putih, bentuk : bubuk. Setelah

dilarutkan dalam aquades warna : meah mata, bentuk : encer/cairan dan

terdapat sedikit endapan. Setelah dipanaskan warna: kuning jernih,

kelarutan: larut sempurna dan tidak ada endapan. Akhir merah bata

jernih, kelarutan: larut sempurna.

Medium LB

Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran

koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-

enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa

oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien

esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat

yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan

pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat

dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa

Pembuatan medium LB di laboratorium adalah sebagai berikut. Pertama

timbang sejumlah 1.3004 gram LB dengan menggunakan neraca analitik pada

beacker glass. Jumlah 1.3004 gram ini didapat dari perhitungan perbandingan.

Page 10: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

Jika 13.004 gram umtuk 1000 ml, maka untuk 100 ml dilakukan perbandingan

dengan perhitungan (13.004 gram ×100 ml)

1000 ml = 1.3004 gram. Setelah ditimbang

1.3004 gram kemudian LB dilarutkan dengan 100 ml aquadest. Teknik

penambahan aquadest dengan tambahkan sedikit demi sedikit yang bertujuan

setelah semua LB larut dalam beacker glass, ketika dipindahkan ke dalam

erlenmeyer masih tersisa aquadest untuk membilas. Sehingga tidak ada serbuk

atau butiran – butiran kecil yang menempel di dinding beacker ataupun di leher

erlenmeyer. Penambahan 100 ml aquadest juga harus diukur dengan tepat

menggunakan gelas ukur.

Larutan medium LB yang telah didapatkan sejumlah 100 ml dalam labu

erlenmeyer, kemudian dilarutkan. Kemudian larutan medium LB didinginkan,

setelah itu mulut labu Erlenmeyer disumbat dengan kapas tak berlemak, lalu siap

disterilisasi di dalam autoclave.

Karakteristik/bentuk LB warna : kuning kecokelatan, bentuk : bubuk.

Setelah dilarutkan dalam aquades warna : kuning bening, bentuk :

encer/cairan homogen.

Medium NB

Pembuatan medium NB di laboratorium adalah sebagai berikut. Pertama

timbang sejumlah 0.8003 gram NB dengan menggunakan neraca analitik pada

beacker glass. Jumlah 0.8003 gram ini didapat dari perhitungan perbandingan.

Jika 8.003 gram umtuk 1000 ml, maka untuk 100 ml dilakukan perbandingan

dengan perhitungan (8.003 gram× 100 ml)

1000 ml = 0.8003 gram. Setelah ditimbang

0.8003 gram kemudian NB dilarutkan dengan 100 ml aquadest. Teknik

penambahan aquadest dengan tambahkan sedikit demi sedikit yang bertujuan

setelah semua NB larut dalam beacker glass, ketika dipindahkan ke dalam

erlenmeyer masih tersisa aquadest untuk membilas. Sehingga tidak ada serbuk

atau butiran – butiran kecil yang menempel di dinding beacker ataupun di leher

erlenmeyer. Penambahan 100 ml aquadest juga harus diukur dengan tepat

menggunakan gelas ukur.

Larutan medium NB yang telah didapatkan sejumlah 100 ml dalam labu

erlenmeyer, kemudian dilarutkan. Kemudian larutan medium NB didinginkan,

Page 11: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

setelah itu mulut labu Erlenmeyer disumbat dengan kapas tak berlemak, lalu siap

disterilisasi di dalam autoclave.

Karakteristik/bentuk NB warna : cokelat kekuningan, bentuk : butiran

Setelah dilarutkan dalam aquades warna : kuning bening, bentuk :

encer/cairan homogen.

B. Sterilisasi

Sterilisasi merupakan proses dekstruksi sempurna dari seluruh

mikroorganisme yang ada, termasuk sporanya. Cara yang umum untuk sterilisasi

yang digunakan dalam ilmu mikrobiologi adalah :

1. Pemanasan (red heat)

2. Pemanasan kering (udara panas)

3. Autoklaf (stim dengan tekanan)

4. Tindalisasi (stim tanpa tekanan)

5. Filtrasi

Sterilisasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk

membebaskan alat-alat, bahan, dan kemasan dari segala macam bentuk kehidupan

terutama mikroorganisme. Sterilisasi alat pengolahan umumnya mengguankan

panas, baik sterilisasi udara kering (sterilisasi kering, oven) maupun sterilisasi

menggunkanan uap air panas sterilisasi basah (autoclave).

Sterilisasi kering menggunakan oven pada suhu 1700 C -1800 C selama dua

jam dan alat-alat yang distrilkan adalah alat-alat gelas (botol kaca, tabung reaksi,

cawan petri, dll) dan bahan-bahan seperti kapas, kain, dan kertas.

Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan perebusan (suhu 1000 C, waktu 5-

10 menit), blansing (suhu 700 C - 850 C, waktu 7-9 menit), pasteurisasi (suhu 720

C, waktu 15 detik) dan menggunakan autoclave, yaitu alat yang menggunakan

uap air jenuh bertekanan 1 atm pada suhu 1210 C selama 15 menit. Cara ini selain

untuk mensterilkan alat juga untuk bahan-bahan yang menggunakan cairan tidak

tahan udara kering, misalnya medium.

Page 12: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

Praktikum kali ini adalah rentang sterilisasi medium menggunakan

autoclave. Cara yang dilakukan termasuk sterilisasi basah. Karena prinsip kerja

autoclave adalah menggunakan uap air panas yang bertekanan.

Proses strerilisasi dilakukan pertama kali adalah mengisi autoclave dengan

akuades. Namun air tersebut jangan sampai melebihi penyangga wadah, agar

wadah tidak terapung. Simpan wadah tempat menyimpan alat/mediua yang akan

disterilisasi diatas penyangga. Masukan medium yang akan disterilisasi kedalam

autoklaf. Tutup autoclave dengan penutupnya. Perlu diperhatikan adalah pada saat

menutup pastikan selang pada tutup autoclave dimasukan pada lubang yang

terbapat pada bagian dalama autoclave. Dan pada saat dititup pastikan semua

bagian penutup tertutup rapat.

Setelah ditutup kencangkan kunci penutup autoclave. Nyalakan tombol On

pada autoclave, kemudioan atur suhu pemanasan yang akan digunakan.

Pertahankan suhu dikisaran 1210 C dengan cara memutar tombol pengatur suhu.

Setelah itu, perhatikan klep pada autoclave, jika sudah ada air yang menetes dari

klep tersebut menandakan bahwa tekanan di dalam autoclave sudah vakum.

Setelah semua proses diatas dilakukan, tunggu hingga suhu mencapai 1210

C, dan pertahankan suhu selama 2 jam. Setelah dua jam proses sterilisasi

dihentikan. Dengan cara turunkan tombol pengatur suhu baru kemudian matikan

tombol ON pada autoclave. Buka penutup autoclave dengan menggunakan alat

agar panasnya tidak melukai tangan. Meduim yang disterilisasi kemudian diambil

satu persatu dengan hati-hati.

Page 13: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

VII. KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini, dapat di tarik kesimpulan :

1. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan kultur bakteri dapat

berbentuk cair, padat maupun semipadat.

2. Medium yang digunakan disesuaikan dengan mikroorganisme yang akan

dibiakan, PDA ( kapang dan khamir ) PCA ( bakteri ).

3. Takaran untuk pembuatan medium bergantung pada jenis medium dan

merk yang digunakan.

4. Sterilisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sterilisasi kering dan

sterilisasi basah.

5. Sterilisasi basah dapat mengguanakan autoklaf untuk menstrilisasi alat

dan medium.

6. Sterilisasi dengan autoklaf menggunakan suhu 1210 C selama 15 menit.

Page 14: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. http://en.wikipedia.org/wiki/Potato_dextrose_broth diakses pada tanggal

10 Maret 2013

http://liajegeg2.blogspot.com/2012/12/uji-mikrobiologi-bahan-pangan.html

Basyumi. 1994. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Jakarta : Sekolah Menengah

Analis Kimia Caraka Nusantara

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia

Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi.

Jakarta:UI-Press

Page 15: media pertumbuhan mikroorganisme

Hafizha M Putri

240210120037

JAWAB PERTANYAAN

1. Setelah saudara pelajari dan praktekkan, jelaskan fungsi penambahan beef

extract pada pembuatan media NA dan fungsi penambahan kentang pada

pembuatan media PDA! Mengapa berbeda?

Jawab : penambahan beef extract untuk menunjang NA yang membutuhkan

nutrisi berupa protein hewani untuk pertumbuhan bakteri. Sedangkan PDA

digunakan untuk pertumbuhan jamur yang membutuhkan nutrisi berupa

protein nabati sehingga ditambahkan kentang.

2. Jelaskan fungsi dari larutan pengencer? Mengapa harus menggunakan

KH2PO4? Dapatkah digantikan dengan senyawa kimia lain?

Jawab : Fungsi dari larutan pengencer untuk membuat media/substrat

pertumbuhan bakteri agar konsentrasinya tidak terlalu pekat dan memudahkan

mikroorganisme tumbuh. KH2PO4 adalah larutan penyangga asam dimana

fungsinya sebagai pengencer tidak akan mempengaruhi pH media.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pertumbuhan kultur bakteri sangat sensitif

terhadap perubahan pH, sehingga dibutuhkan suatu larutan pengencer yang

dapat mempertahankan kondisi pH media yang cenderung asam. KH2PO4

dapat diganti dengan senyawa kimia lain, tetapi memiliki sifat yang sama

yaitu sebagai larutan penyangga (buffer) asamyang dapat mempertahankan pH

pada daerah asam (pH<7).