media medius yang secara harfiah berarti digunakan untuk...
TRANSCRIPT
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara atau pengantar. Secara lebih khusus, pengertian media dalam
proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal (Arsyad 2010:3). Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2010:7).
Berdasarkan paparan dari beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
membantu proses komunikasi antara guru dan murid dalam kegiatan belajar
mengajar. Media pembelajaran dapat berupa alat visual, audio, maupun audio visual
yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar, serta mempertinggi
daya serap dan retensi belajar siswa.
b. Klasifikasi
Menurut pendapat dari beberapa ahli, media pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan berbagai klasifikasi
pengelompokannya. Sadiman (2010:28) mengelompokkan media pembelajaran
10
menjadi 3, yaitu: 1) Media grafis, meliputi gambar/foto, sketsa, diagram, bagan,
grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flanel, serta papan buletin; 2) Media
audio, meliputi radio, alat perekam pita magnetik, dan laboratorium bahasa; dan 3)
Media proyeksi diam, meliputi film bingkai, film rangkai, media transparansi,
proyektor tak tembus pandang, mikrofis, film, film gelang, televisi, video, serta
permainan dan simulasi.
Media pembelajaran dapat dikelompokkan berdasarkan perkembangan
teknologi ke dalam empat kelompok, yaitu: 1) Media hasil teknologi cetak; 2)
Media hasil teknologi audio-visual; 3) Media hasil teknologi yang berdasarkan
komputer; dan 4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer (Arsyad,
2010:29).
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran yang telah
dijelaskan, pengelompokan media pembelajaran akan mempermudah para guru
dalam melakukan pemilihan media yang tepat untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi,
serta kemampuan dan karakteristik siswa, akan menunjang efisiensi serta efektifitas
proses dan hasil belajar.
c. Manfaat
Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar
demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada
khususnya. Penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran sangat bermanfaat
dalam usaha meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Arsyad
(2010:25) menyimpulkan, ada beberapa manfaat praktis dari penggunaan media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, diantaranya :
11
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung dan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadinya interakksi langusng dengan guru, masyarakat dan lingkungannya
misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun
binatang.
Manfaat lain dari dari media pebelajaran dikemukakan oleh Sadiman
(2010:17) sebagai berikut.
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap
pasif anak didik.
4. Dengan sifat yang unik dari tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan
bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Masalah ini dapat diatasi dengan
media pendidikan.
12
Berbagai paparan mengenai manfaat media diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang sangat bermanfaat
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan baik.
d. Kriteria Pemilihan Media
Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat memberikan dampak
positif terhadap proses dan hasil pembelajaran, namun penggunaan media yang
kurang sesuai dengan pembelajaran akan membuat penggunaan media menjadi sia-
sia. Beberapa kriteria pemilihan media perlu diperhatikan agar penggunaan media
nantinya dapat berfungsi maksimal. Sadiman (2010:85) menyebutkan bahwa
kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, kondisi, dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan
sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.
Menurut Arsyad (2010:75) ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan
dalam memilih media, diantaranya: 1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; 2)
Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi; 3) Praktis, luwes, dan bertahan; 4) Guru terampil menggunakannya;
5) Pengelompokan sasaran; serta 6) Mutu teknis.
Pengetahuan tentang kriteria-kriteria pemilihan media perlu dimiliki oleh
guru untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penggunaan media yang
nantinya akan berdampak pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran secara
maksimal. Sebagus apapun media pembelajaran belum bisa dikatakan baik jika
tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta tidak ditunjang dengan
13
ketrampilan guru dalam menggunakannya maupun kemampuan siswa dalam
menerimanya.
e. Media Interaktif
Penggunaan media pembelajaran interaktif yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi sangat membantu dalam proses mewujudkan
pembelajaran yang menarik. Pembelajaran dengan media interaktif yang
merupakan kombinasi antara tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks dinilai
mampu memberikan stimulus pada otak peserta didik sehingga semua aktivitas otak
melakukan aktivitas pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmawan
(2012:55) bahwa, pembelajaran interaktif mampu mengaktifkan siswa untuk
belajar dengan motivasi yang tinggi karena ketertarikannya pada sistem multimedia
yang mampu menyuguhkan tampilan teks, gambar, video, sound, dan animasi.
Pada multimedia yang tidak interaktif, pengguna bertindak pasif dan
menyaksikan adegan atau materi demi materi secara berurutan. Namun pada
multimedia interaktif pengguna dapat memilih secara aktif adegan/materi yang
diinginkan. Pengguna juga dapat bermain dengan simulasi dan permainan/latihan
soal yang disediakan (Nandi, 2006:2).
Berdasarkan paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, media
interaktif merupakan sebuah rangkaian media yang menyuguhkan tampilan teks,
gambar, video, sound, dan animasi yang dapat membuat pengguna memilih secara
aktif adegan/materi yang diinginkan, serta dilengkapi dengan simulasi dan
permainan/latihan soal.
14
f. Pengembangan Media Interaktif berbasis Adobe Flash dalam
Pembelajaran Aksara Jawa di Sekolah
Pengembangan merupakan suatu usaha untuk memperdalam dan
memperluas sebuah pengetahuan. Penelitian dan pengembangan merupakan
serangkaian proses dalam mengembangkan suatu produk baru ataupun
menyempurnakan produk yang sudah ada dan menguji keefektifannya agar
bermanfaat bagi masyarakat luas. Penelitian dan pengembangan adalah rangkaian
proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau
memperbaiki produk-produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan
(Tegeh, 2014:8).
Pengembangan media pembelajaran perlu dilakukan seiring dengan
semakin pesatnya perkembangan teknologi guna memaksimalkan tercapainya
tujuan pembelajaran serta membangun masyarakat yang sadar akan teknologi.
Pemanfaatan media pembelajaran yang sesuai dengan masanya dinilai mampu
memberikan daya tarik terhadap peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran
dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
maksimal. Arsyad (2010: 2) menyimpulkan “media adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya”.
Media interaktif berbasis Adobe Flash merupakan alat bantu untuk
menyampaikan materi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi
sebagai sarananya. Media interaktif ini merupakan sebuah rangkaian media yang
menyuguhkan tampilan teks, gambar, video, sound, dan animasi yang dapat
membuat pengguna memilih secara aktif adegan/materi yang diinginkan, didesain
15
dengan sedemikian rupa guna menarik perhatian siswa. Template media yang
bernuansa Jawa dan menampilkan tokoh-tokoh pewayangan dapat membuat siswa
semakin mengenal tentang budaya jawa secara tidak langsung. Materi yang
disajikan didesain menarik dengan disertai animasi-animasi pendukung yang dapat
membantu siswa dalam memahami aksara Jawa carakan beserta sandhangannya.
Media ini juga dilengkapi dengan permainan didalamnya agar siswa tidak jenuh
saat menggunakan media, namun tema permainan yang juga masih seputar aksara
Jawa membuat siswa mendapatkan pengalaman bermain sambil belajar. Menu
latihan soal yang menampilkan skor diakhir tes juga disertakan dalam media ini
agar siswa dapat mengetahui sampai sejauh mana kemampuan mereka dalam
memahami materi aksara Jawa.
Media interaktif berbasis Adobe Flash yang menarik dapat meminimalkan
kejenuhan dan kebosanan siswa serta menstimulasi siswa agar lebih mengenal
gagasan teknologi khususnya penggunaan komputer dalam pengembangan
pendidikan. Desain media interaktif yang menarik bagi siswa dinilai mampu
meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Melalui
media interaktif berbasis Adobe Flash siswa diharapkan aktif dan berperan serta
dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami materi yang
disampaikan dengan baik.
2. Pembelajaran Aksara Jawa di SD
a. Hakikat Pembelajaran Aksara Jawa
Budaya merupakan cermin identitas suatu bangsa, Indonesia yang terdiri
dari bebagai macam suku membuatnya kaya akan beraneka ragam budaya. Bahasa
Jawa terutama aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang terus
16
dilestarikan hingga saat ini, maka untuk melestarikan peninggalan budaya tersebut
Dinas Pendidikan memasukkan mata pelajaran bahasa Jawa dalam muatan lokal
(mulok) pada pendidikan sekolah mulai dari tingkat SD (Sekolah Dasar) di daerah
Jawa dan sekitar wilayah penuturannya (Hakim, 2012:22).
Sejalan dengan pendapat diatas, Kartika (2016:3.466) mengungkapkan
bahwa askara Jawa merupakan salah satu hasil kebudayaan Jawa yang harus
dilestarikan dan salah satu usaha yang dilakukan adalah melalui pendidikan muatan
lokal bahasa Jawa yang diatur oleh Peraturan Gubernur DIY Nomor 64 Tahun 2013
tentang bahasa Jawa sebagai muatan lokal wajib di sekolah dan madrasah. Di Jawa
Timur sendiri, peraturan tentang pembelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal
telah tercantum dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014
Tentang Mata Pelajaran Bahasa Daerah sebagai Muatan Lokal Wajib di
Sekolah/Madrasah. Pasal 2 menegaskan bahwa, bahasa daerah diajarkan secara
terpisah sebagai mata pelajaran muatan lokal wajib di seluruh sekolah/madrasah di
Jawa Timur, yang meliputi Bahasa Jawa dan Bahasa Madura, dengan kurikulum
sebagaimana tersebut dalam lampiran. Bahkan pada pasal 6 disebutkan bahwa,
pembelajaran bahasa daerah di sekolah/madrasah diberikan minimal 2 jam
pelajaran per minggu.
b. Tujuan Pembelajaran
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
17
masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan definisi diatas, dapat digarisbawahi
bahwa tujuan pendidikan adalah agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya. Hal ini juga diperkuat dengan pasal 3 undang-undang tersebut yang
menyatakan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Tujuan pembelajaran bahasa Jawa sendiri telah diatur dalam Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Pelajaran Bahasa Daerah
Sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah Dasar/Madrasah. Pasal 3 menyatakan
bahwa, muatan lokal bahasa daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2,
dimaksudkan sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan etika,
estetika, moral, spiritual, dan karakter. Dapat digarisbawahi bahwa pembelajaran
bahasa Jawa di Sekolah Dasar bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan
etika, estetika, moral, spiritual, dan karakter kedalam diri siswa.
Berdasarkan paparan paparan tentang tujuan pembelajaran bahasa Jawa di
Sekolah Dasar diatas, maka tujuan pembelajaran aksara Jawa pada penelitian ini
adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami aksara Jawa
serta membentuk siswa yang cakap guna melestarikan budaya dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
18
3. Motivasi Belajar
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasi.
Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar dengan lebih keras, ulet, tekun dan
memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi
dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu diangkitkan dalam upaya
pembelajaran di sekolah. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar
memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin
tinggi motivasinya, semakin tinggi intensitas usaha dan upaya yang dilakukan,
maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya (Hamdu, 2011:82).
Menurut Wiyoto (2015:192), motivation is an assential condition of
learning. Hasil belajarpun banyak ditentukan oleh motivasi. Makin tepat motivasi
yang diberikan, makin berhasil pelajar dalam belajarnya. Motivasi menentukan
peningkatan usaha pembelajaran Motivasi melepaskan tenaga yang ada pada
seseorang. Setiap motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa, adanya motivasi
yang tinggi mendorong siswa untuk belajar dengan lebih giat dan dengan
konsentrasi yang lebih tinggi pula, yang nantinya akan berimbas pada semakin
tingginya prestasi belajar yang diperoleh.
4. Hasil Belajar
Belajar secara umum dirumuskan sebagai perubahan dalam diri seseorang
yang dapat dinyatakan dengan adanya penguasaan pola sambutan yang baru, berupa
pemahaman, ketrampilan dan sikap sebagai hasil proses pengalaman yang dialami
(Suardi 2015:11). Wasti (2013:3) menyimpulkan bahwa, hasil belajar adalah hasil
penilaian terhadap kemauan yang dimiliki siswa yang dinyatakan dalam bentuk
19
angka yang diperoleh siswa dari serangkaian tes atau ujian akhir yang diberikan
guru setelah siswa mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan paparan diatas,
maka definisi hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah hasil penilaian terhadap
pemahaman dan keterampilan yang dimiliki siswa, dinyatakan dengan angka dan
diperoleh dari serangkaian tes yang diberikan setelah mengikuti proses
pembelajaran.
5. Adobe Flash
Adobe Flash merupakan perangkat lunak komputer yang digunakan untuk
membuat animasi, video, gambar vektor maupun bitmap, dan multimedia interaktif
(Darmawan 2012: 259). Flash sendiri pada awalnya merupakan perangkat lunak
yang berada di bawah naungan perusahaan Macromedia, namun pada tahun 2005
Adobe System mengakuisisi Macromedia beserta seluruh produknya sehingga
Macromedia Flash berubah nama menjadi Adobe Flash. Versi terbaru Adobe Flash
saat ini adalah Adobe Flash Professional CS6, yang dirilis pada tahun 2012 silam.
Flash didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi 2 dimensi
yang handal dan ringan sehingga Flash sering digunakan untuk membangun dan
memberikan efek animasi pada website maupun CD Interaktif. Keunggulan dari
Flash adalah mudah digunakan, file-file yang dihasilkan berukuran kecil sehingga
tidak membebani komputer dan dapat ditampilkan dengan ukuran layar yang dapat
disesuaikan sesuai keinginan. Pemanfaatan Adobe Flash sangat berguna dalam
usaha mewujudkan pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang menarik bagi
siswa. Desain media dapat dibuat semenarik mungkin disesuaikan sesuai usia
peserta didik dan materi dapat diatur sedemikian rupa guna tercapainya tujuan
20
pembelajaran. Media Pembelajaran berbasis Adobe Flash dapat dimanfaatkan
untuk memberikan kesan menarik dan menyenangkan pada pembelajaran.
6. Ruang Lingkup Materi yang Dikemas dalam Media Interaktif
Materi yang dikemas dalam media interaktif ini disusun berdasarkan
masalah yang ditemukan di lapangan, namun juga disesuaikan dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar pembelajaran bahasa Jawa di sekolah serta
dikembangkan sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Standar Kompetensi
pada pembelajaran bahasa Jawa di kelas IV SD ada 5, yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan mengapresiasi sastra. Materi media interaktif
berbasis Adobe Flash ini disesuaikan dengan Standar Kompetensi membaca dengan
Kompetensi Dasar 3.2 Membaca tulisan Jawa, serta Indikator yang dikembangkan
sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan media interaktif berbasis Adobe Flash
sebelumnya telah dilakukan oleh Purwanto (2013) dalam penelitiannya yang
membahas tentang media pembelajaran aksara Jawa berbasis Macromedia Flash
untuk siswa kelas 8 SMP. Tujuan dari dilakukannya penelitian tersebut adalah agar
dapat membantu guru dalam menyampaikan materi aksara Jawa dan meningkatkan
motivasi siswa untuk mempelajari aksara Jawa. Senada dengan penelitian yang
akan dilakukan, Purwanto (2013) juga meneliti tentang pengembangan media
pembelajaran aksara Jawa berbasis Flash, namun dengan subjek penelitian dan
versi aplikasi pembuat media yang berbeda.
21
Penelitian tentang media interaktif berbasis Adobe Flash juga pernah
dilakukan oleh Rahayu (2014) dengan penelitiannya yang membahas tentang
aplikasi pembelajaran Bahasa dan aksara Jawa berbasis Adobe Flash untuk
masyarakat umum. Tujuan penelitian yang hanya untuk mengetahui cara
pembuatan media secara detail tanpa adanya tujuan untuk meningkatkan motivasi
ataupun hasil belajar siswa menjadi pembeda yang mencolok antara penelitian
tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan. Rahayu (2014:12) menyarankan
kepada peneliti lain agar menambahkan permainan ke dalam media sebagai
penyegaran terhadap pengguna agar tidak monoton.
22
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir pada penelitian pengembangan media interaktif berbasis
Adobe Flash sebagai upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar aksara Jawa
pada siswa Sekolah Dasar disajikan dalam Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pengembangan Media Interaktif Berbasis Adobe Flash
Pembelajaran Bahasa Jawa
Pembelajaran Aksara Jawa
Pengembangan Media
Media Interaktif Berbasis Adobe Flash sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Aksara Jawa pada Siswa Sekolah Dasar
Media Interaktif
Kelebihan:
1. Siswa dapat memilih secara aktif adegan/materi yang diinginkan.
2. Siswa dapat bermain dengan simulasi dan permainan/latihan soal yang disediakan
3. Mampu mengaktifkan siswa untuk belajar dengan motivasi yang tinggi.
Kondisi Ideal:
1. Pembelajaran menggunakan beberapa metode yang menuntut siswa aktif.
2. Memanfaatkan media pembelajaran. 3. Pemanfaatan media pembelajaran
interaktif dapat menarik perhatian siswa.
Kondisi Faktual:
1. Pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah.
2. Tidak ada media yang digunakan dalam pembelajaran.
3. Tidak adanya media pembelajaran yang menarik membuat siswa menjadi bosan.