media keuangan april 2014

56
1 MEDIAKEUANGAN Vol. IX | No. 80 / April 2014 VOLUME IX | NO. 80 / APRIL 2014 ISSN 1907-6320

Upload: debrian-saragih

Post on 02-Apr-2016

229 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Transparansi Informasi Kebijakan Fiskal | Masyarakat Ekonomi Asean Peluang Atau Ancaman?

TRANSCRIPT

Page 1: Media Keuangan April 2014

1MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

VOLUME IX | NO. 80 / APRIL 2014

ISSN 1907-6320

Page 2: Media Keuangan April 2014

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

2

FotoAditya Arifianto

Page 3: Media Keuangan April 2014

daftar isi

3MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Dari Lapangan Banteng 5

Eksposur 6-9

Lintas Peristiwa 10-11

Laporan Utama Indonesia Berperan Besar DalamKerja Sama ASEAN 13Infografis 16Indonesia is Ready 18Berbenah Jelang MEA 21Indonesia Bisa Bertransformasi 23

ReportasePatroli Laut Terpadu 2014 25Kemenkeu Tuan Rumah Pertemuan PEMNA T-CoP 26

WawancaraKartini itu Bernama Dana Iswara Basri 27

Profil KantorWisata Ilmu dan Pikiran 30

ProfilPerempuan dalam Karier dan Kehidupan 32

Info Kebijakan Penguatan Tertinggi di Kawasan 32

Kolom EkonomMenjemput Pasar Bebas ASEAN 2015 40

OpiniMunculnya Kembali WacanaPengenaan PPnBM Ponsel 44

ReviewPengaturan Penghapusan Barang Milik Negara Lebih Rinci 46

InspirasiWarna Cerah Pada Sastra Indonesia 48

RenunganHadirnya Bukan Tanpa Alasan 50

Resensi Buku 51

Resensi WisataTambora yang Menggetarkan Dunia 52

CelenganTak Ada Rencana Cadangan 54

Page 4: Media Keuangan April 2014

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

4

IMPLEMENTASI

AKUNTANSI

BERBASIS

AKRUALUntuk PertanggungjawabanPengelolaan Keuangan NegaraYang Lebih Baik,Transparan Dan Akuntabel

Pada tahun 2015, pemerintah diharapkan sudah dapat mengimplementasikan akuntansi berbasis akrualAkuntansi berbasis akrual memiliki keunggulan apabila dibandingkan dengan akuntansi berbasis kas.Akuntansi berbasis akrual merupakan international best practicedalam pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara,dan menyediakan informasi mengenai kegiatan operasional pemerintah,evaluasi efisiensi dan efektivitas serta ketaatan terhadap peraturan.

Page 5: Media Keuangan April 2014

Diterbitkan oleh: Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Pelindung: Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri. Ketua Pengarah: Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Kiagus Ahmad Badaruddin. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Yudi Pramadi. Pemimpin Redaksi: Herry Siswanto. Redaktur Pelaksana: Dianita Suliastuti. Dewan Redaksi: Supriyatno, Rizwan Pribhakti, Agung Ardhianto, Fery Gunawan. Redaktur Unit Eselon I: Arief Rahman Hakim (DJBC), Wawan Ismawandi (BPPK), Windraty Ariane Silagan (Ditjen PBN), Dendi Amrin (DJP), Sri Moedji Sampurnanto (DJA), Budi Prayitno (Itjen), Fachroedy Junianto (DJPK), Adya Asmara Muda (BKF), Syahruddin (DJPU), Dwinanto (DJKN). Redaktur Foto: Gathot Subroto, Muchamad Ardani, Harries Rinaldi, Fr. Edy Santoso, Langgeng Wahyu P, Kukuh Perdana, Faisal ismail, Dito Mahar Putro, Ronald G. Panggabean, Ganang Galih Gumilang, Muhammad Fath Kathin, Yusuf Anggara, Mujaini. Tim Redaksi: Rahmat Widiana, Hadi Siswanto, Titi Susanti, Budi Sulistyo, Alphiani N. Purbasari, Praptono Djunedi, Bagus Wijaya, Iin Kurniati, Dwinanda Ardhi, Arfindo Briyan Santoso, Farida Rosadi, Irma Kesuma Dewi, Amelia Safitri, Eva Lisbeth, Indri Maria, Danik Sulistyowati, C.S. Purwowidhu, M. Iqbal Pramadi, Rumanty Pardede, Syahrul Ramadhan, Hega Susilo, Qory Kharismawan, Cahya Setiawan, Aris Pramudhityo, Noor Afies Prasetyo, Wahyuddin, Shera Betania, Adhi Kurniawan, Pandu Putra Wiratama, Gondo Harto, Nyoman Andri Juniawan, Victorianus M. I. Bimo Adi. Desain Grafis dan Layout: Dewi Rusmayanti, Wardah Adina. Alamat Redaksi: Gedung Djuanda 1 Lantai 12, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta Telp: (021) 3849605, 3449230 pst. 6328. E-mail: [email protected]. Redaksi menerima kontribusi tulisan dan artikel yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi. Bagi tulisan atau artikel yang dimuat akan mendapatkan imbalan sepantasnya.

Dari Lapangan Banteng

@KemenkeuRI

Kementerian KeuanganRepublik Indonesia

www.kemenkeu.go.id

5MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

M enjelang implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, peningkatan daya saing, baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun produk (barang dan jasa) tak

bisa lagi ditunda. Peningkatan daya saing merupakan wujud kesiapan yang menjadi kunci utama dalam menghadapi pasar bebas regional yang telah disepakati sejak tahun 2007 ini. Apalagi sesuai dengan kesepakatan, impelentasi cetak biru MEA sudah harus diselesaikan negara-negara ASEAN sebelum kerja sama berlaku.

MEA memiliki cetak biru dengan empat karakteristik, yaitu menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis industri, kawasan ekonomi berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan yang merata, dan kawasan yang terintegrasi dengan perekonomian global. Semakin dekatnya tenggat waktu pelaksanaan MEA membuat kita harus bergerak lebih cepat dalam mengimplementasikan cetak biru kerja sama ini. MEA bisa menjadi peluang, tapi sekaligus juga ancaman bagi Indonesia. Tentunya dengan jumlah penduduk dan ukuran ekonomi terbesar di kawasan ASEAN, Indonesia seharusnya mengambil posisi sebagai pemain utama, bukan penonton. Apalagi, negara ini punya sejarah sebagai penggagas, pemimpin alamiah, yang berperan besar dalam integrasi kawasan regional.

Sembilan sektor industri unggulan telah ditetapkan pemerintah untuk mengisi pasar ASEAN, antara lain industri olahan berbasis agro, tekstil, alas kaki, industri mesin dan peralatannya, serta industri logam dasar, besi, dan baja. Kebijakan penguatan industri juga dilakukan untuk mengamankan pasar dalam negeri. Tujuh industri diprioritaskan untuk dikembangkan, antara lain industri otomotif, elektronik, dan semen. Namun demikian, penguatan industri saja tak cukup. Kebijakan lintas sektoral

MEA: Peluang atau Ancaman?

juga perlu diperhatikan. Sosialisasi MEA kepada pemangku kepentingan di sektor industri, penyusunan standar kompetensi kerja nasional pada masing-masing sektor industri, serta penguatan UKM dan pengembangan wirausaha baru di industri pengolahan tak boleh luput dari prioritas.

Di luar topik MEA, kami hadir dengan sajian-sajian menarik lainnya. Saudara, bulan April identik dengan peringatan Hari Kartini. Dengan kesetaraan gender yang diperjuangan pahlawan asal Kabupaten Jepara itu, perempuan Indonesia masa kini leluasa berkontribusi dalam berbagai bidang. Kementerian Keuangan adalah salah satu contoh institusi yang pernah dipimpin oleh seorang perempuan. Bahkan hingga saat ini, selain Anny Ratnawati yang menduduki jabatan Wakil Menteri Keuangan I, Kementerian Keuangan memiliki beberapa pejabat perempuan pada tingkat eselon II. Salah satunya adalah Direktur Lelang Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Purnama Sianturi. Di rubrik Profil, Anda bisa membaca jejak karier peraih gelar doktor ilmu hukum dari Universitas Sumatera Utara itu selama puluhan tahun berkarya di DJKN.

Yang juga spesial pada edisi ini adalah perbincangan dengan Dana Iswara Basri, istri Menteri Keuangan Chatib Basri di rubrik Wawancara. Tak banyak yang tahu, mantan pembaca berita kenamaan tersebut pernah berjuang menghadapi vonis kanker payudara. Setelah sembuh, Dana aktif pada komunitas LovePink Indonesia yang banyak memberikan kampanye bahaya kanker payudara kepada masyarakat. Di luar aktivitasnya itu, Dana juga banyak memberikan kontribusi yang menginspirasi dalam Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu dan kegiatan-kegiatan mendampingi Menkeu.

Inspirasi juga bisa Anda dapatkan melalui cerita Norman Erikson Pasaribu. Pegawai muda dan berbakat di Direktorat Jenderal Pajak itu baru saja menerbitkan buku Kumpulan Cerita Pendek dan Puisi pertamanya. Sajian kami yang lain adalah profil Balai Diklat Keuangan, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Medan yang mulai tahun ini memiliki gedung sendiri. Tak kalah menarik, jangan lewatkan liputan perjalanan mengunjungi Gunung Tambora di halaman Resensi Wisata sebagai menu penutup edisi ini. Selamat membaca!

Page 6: Media Keuangan April 2014

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

6

Eksposur

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

6

Page 7: Media Keuangan April 2014

7MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

7MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Eksposur

FOTOGRAFERHumas KPDJBC

Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mengamati proses pemusnahan ribuan botol

minuman keras yang sudah disita sebelumnya. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata DJBC dalam memberikan

perlindungan kepada masyarakat.

Gilas Miras

Page 8: Media Keuangan April 2014

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

8

Eksposur

Page 9: Media Keuangan April 2014

Eksposur

9MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

FOTOGRAFEREddy Santoso, Direktorat Jenderal Anggaran

Alam dan anak-anak yang tinggal di pelosok Papua Barat ini bak sahabat erat. Mereka berenang, memancing, bersampan,

dan bermain dengan riang. Masa kecil yang tak ternilai harganya dengan mainan mahal.

Sahabat Alam

Page 10: Media Keuangan April 2014

Lintas Peristiwa

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

10

26 / 3Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) menyelenggarakan acara DJKN Goes to Campus dan lomba debat mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip), Semarang. Tema yang diangkat dalam acara tersebut adalah ‘Peran Strategis Pengelolaan Kekayaan Negara dalam Perekonomian Indonesia’. “Acara ini diharapkan dapat menjadi ajakan untuk lebih membantu memperkenalkan DJKN dalam kancah bernegara di negara Indonesia,” jelas Direktur Hukum dan Humas DJKN.

DJKN Goes to Campus

Teks Hanif Ibrahim

FotoLanggeng Wahyu

8 / 4

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan terus melakukan upaya ekstensifikasi maupun intensifikasi guna mengejar target penerimaan pajak yang telah ditetapkan pemerintah. Salah satu upayanya yaitu dengan melakukan penandatangan kerja sama dengan PT PLN (Persero), PT Pelindo IV, dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan di Gedung Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta. Penandatanganan yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Keuangan M. Chatib Basri.

DJP Jalin Kerja Sama dengan PLN, BPJS, dan Pelindo

Teks Anas Nur Huda

FotoKukuh Perdana

Teks Media Center DJPB

FotoAnas Nur Wahyu

2 / 4 Menteri Keuangan M. Chatib Basri tegaskan visi baru Ditjen Perbendaharaan di hadapan para peserta Rapimnas Ditjen Perbendaharaan, di Gedung Dhanapala Kemenkeu. Menurutnya, untuk mencapai visi baru, yaitu, ‘Menjadi Pengelola Perbendaharaan yang Unggul di Tingkat Dunia’, Sumber Daya Manusia (SDM) Ditjen Perbendaharaan perlu terus meningkatkan kompetensinya. “Untuk menjadi treasury manager sepuluh negara terbesar di dunia, dibutuhkan skill dan kemampuan yang luar biasa dari semua SDM di Ditjen Perbendaharaan,” ujar Chatib Basri.

Rapimnas Ditjen Perbendaharaan Tahun 2014

Page 11: Media Keuangan April 2014

Lintas Peristiwa

11MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

23 / 4

Teks Iqbal Pramadi

FotoFaisal Ismail

Deutsche Bank Annual Market Conference 2014

15 / 4 Kementerian Keuangan melalui Badan Kebijakan Fiskal dan Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, Sekretaris Jenderal, menyelenggarakan seminar nasional dengan tema Kebijakan Fiskal 2014 dan Perkembangan Ekonomi Terkini di Hotel Meritus Surabaya. Acara yang dihadiri sekitar 250 peserta yang berasal dari berbagai instansi, perguruan tinggi dan lembaga keuangan di Jawa Timur Ini mengundang tiga narasumber. Mereka adalah Yoppy Abimanyu, Peneliti Madya pada Pusat Kebijakan Ekonomi dan Moneter, BKF, Rukijo, Direktur Pajak dan Retribusi Daerah Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, dan Rudi Purwono, Pembantu Dekan II Universitas Airlangga.

Seminar Nasional Perkembangan Ekonomi Terkini

Teks & FotoKukuh Perdana

Menteri Keuangan M. Chatib Basri menjadi pembicara dalam acara Deutsche Bank Annual Market Conference 2014 di Mandarin Oriental Hotel Jakarta. Kondisi eksternal akan menguntungkan Indonesia di tahun 2014 karena pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi akan lebih baik. Ekonomi AS yang berpotensi membaik, lanjut Menkeu, juga akan memberikan dampak positif kepada Indonesia khususnya dalam sektor perdagangan.

Page 12: Media Keuangan April 2014

Direktorat JenderalBea dan Cukai

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melaksanakan Kegiatan “Press Tour DJBC bersama forum Wartawan Ekonomi Makro (FORKEM), Blogger dan SelebTwit”, tanggal 21 s.d. 23 Mei 2014 di Atapupu, NTT.

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan melaksanakan Capacity Building Management Stress dan Etos Kerja Profesional, tanggal 26 Mei 2014 di BDK Palembang.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

Sidang Tahunan ADB, tanggal 1 s.d. 6 Mei 2014 di Kazakhtan;

Strategy Cascading Refresh Training, tanggal 8 Mei 2014 oleh Palladium Group;

Strategy Cascading Refresh Training, tanggal 8 Mei 2014 oleh Palladium Group;

Meeting dengan Bank of America Merrill Lynch, tanggal 8 Mei 2014 di ruang Meeting DJPU;

Sosialisasi SBSN, tanggal 8 Mei 2014 di Universitas Bengkulu;

Talkshow Saving Bond Ritel, tanggal 13 Mei 2014;

Sosialisasi SBSN di Universitas, tanggal 13 Mei 2014 di Udayana Bali;

Sosialisasi SBSN, tanggal 22 Mei 2014 di Tarakan.

Direktorat Jenderal Anggaran

Rapat Koordinasi antara DJA dan DJPB Palembang, Sumatera Selatan, tanggal 8 s.d.10 Mei 2014 di Palembang.

Badan Kebijakan Fiskal

Kepala Badan Kebijakan Fiskal memimpin JMC SMEPFA, tanggal 2 Mei 2014 di Badan Kebijakan Fiskal

AgendaKementerian KeuanganMei 2014

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

12

Page 13: Media Keuangan April 2014

Laporan Utama

Teks Diwnanda Ardhi

Foto Langgeng Wahyu

13MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Sepuluh delegasi Kementerian Keuangan negara-negara ASEAN berkumpul di

Nay Pyi Taw, Myanmar, awal bulan April lalu. Sebagai Ketua ASEAN tahun ini,

Myanmar menjadi tuan rumah The 18th ASEAN Finance Ministers’ Meeting (AFMM)

yang puncak acaranya dilaksanakan pada Sabtu (5/4) dan turut dihadiri oleh

Menteri Keuangan Chatib Basri. Dalam pertemuan tersebut, para Menteri

Keuangan berdiskusi mengenai perkembangan ekonomi global dan regional, kerja

sama integrasi ekonomi dan keuangan ASEAN, penguatan inisiatif regional, dan

upaya peningkatan profil ASEAN sebagai wilayah tujuan investasi.

IndonesiaBerperan Besar DalamKerja Sama ASEAN

Menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015, penguatan kerja sama di

bidang ekonomi dan keuangan terus dilakukan. Pada rangkaian acara AFMM ke-18, sejumlah keputusan baru terkait integrasi pada kedua sektor itu disepakati. Pertama, dalam rangka pengembangan pasar modal ASEAN, akan diformulasikan sebuah strategi jangka menengah yang difokuskan pada upaya memperkuat market linkages, market acess, dan market liquidity. Selain itu, akan dilakukan harmonisasi atas inisiatif-inisiatif yang ada di lingkungan pasar modal dengan memerhatikan perkembangan dan karateristik masing-masing negara anggota ASEAN.

Para menteri keuangan se-ASEAN juga menegaskan komitmen untuk melakukan liberalisasi atas sektor jasa keuangan pada tahun 2015. Dalam kesempatan itu, mereka akan

Page 14: Media Keuangan April 2014

Laporan Utama

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

14

menandatangani The 6th Protocol to Implement the 6th Package of Commitments dalam kerangka ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) pada bulan Mei mendatang. Dengan disahkannya protokol ke-6, maka negosiasi liberalisasi jasa keuangan akan memasuki putaran ketujuh sepanjang tahun 2014.

Kesepakatan berikutnya terkait liberalisasi capital account. Para menteri sependapat bahwa liberalisasi capital account memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan mendukung integrasi ekonomi. Liberalisasi akan dilakukan dengan memerhatikan tingkat kesiapan dan karakteristik masing-masing negara anggota ASEAN.

Kesiapan jadi kunci utamaBeberapa konsep kerja sama integrasi ekonomi dan keuangan di kawasan ASEAN masih terus dimatangkan, dimana yang terbaru dilakukan dalam pertemuan AFMM ke-18. Kepala Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Parjiyono, mengungkapkan bahwa membentuk ASEAN menjadi kawasan yang terintegrasi secara ekonomi dan keuangan memang bukan perkara mudah. Oleh karena itu, meskipun MEA akan segera diberlakukan akhir 2015, tetapi ada beberapa kerja sama sektor yang ditargetkan akan berlaku pada tahun 2020, misalnya sektor keuangan dan perbankan. “Ini untuk harmonisasi dan penyesuaian kebijakan yang lebih kuat antarnegara anggota ASEAN,” kata Parjiyono.

Untuk kerja sama lintas sektor yang mulai berlaku tahun depan, peningkatan daya saing, baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun produk (barang dan jasa) tak bisa lagi ditunda. Peningkatan daya saing merupakan wujud kesiapan yang menjadi kunci utama dalam menghadapi pasar bebas regional yang telah disepakati sejak tahun 2007 itu. Apalagi sesuai dengan kesepakatan,

impementasi cetak biru MEA sudah harus diselesaikan negara-negara ASEAN sebelum kerja sama berlaku.

Sebagai langkah nyata persiapan menghadapi MEA, pemerintah telah menetapkan sembilan sektor industri unggulan untuk mengisi pasar ASEAN, antara lain industri olahan berbasis agro, tekstil, alas kaki, industri mesin dan peralatannya, serta industri logam dasar, besi, dan baja. Kebijakan penguatan industri juga dilakukan untuk mengamankan pasar dalam negeri. Tujuh industri diprioritaskan untuk dikembangkan, antara lain industri otomotif, elektronik, dan semen. Namun demikian, penguatan industri saja tak cukup. Kebijakan lintas sektoral juga perlu diperhatikan. Sosialisasi MEA kepada pemangku kepentingan di sektor industri, penyusunan standar kompetensi kerja nasional dan sertifikasi profesi pada berbagai sektor, serta penguatan UKM dan pengembangan wirausaha baru di industri pengolahan tak boleh luput dari prioritas.

Parjiyono mengakui bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah dalam meningkatkan daya saing nasional, terutama bagaimana mengakselerasi pembangunan infrastruktur. ”Misalnya

Anda makan jeruk Mandarin yang impor harganya bisa lebih murah daripada jeruk Medan atau Kalimantan. Masalahnya kompleks dan besar sekali sehingga semua sektor harus mengambil peran dan mempersiapkan diri,” ungkap Parjiyono.

Terkait dengan cetak biru, Parjiyono menjelaskan bahwa MEA memiliki empat karakteristik yang ingin dicapai bersama, yaitu menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis industri, kawasan ekonomi berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan yang merata, dan kawasan yang terintegrasi dengan perekonomian global. Pertama, sebagai pasar tunggal dan basis industri, negara-negara ASEAN diharapkan dapat saling melengkapi kebutuhan di kawasan regional dengan total penduduk mencapai 600 juta jiwa. “Tidak semua negara membuat produk yang sama dan tidak semua negara makan beras yang sama. Artinya bagaimana supply chain itu bisa berjalan antarnegara ASEAN,” ungkap Parjiyono. Sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal, ASEAN harus didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik, dan aliran modal yang lebih bebas.

Kedua, melalui MEA diharapkan ASEAN akan menjadi kawasan berdaya saing tinggi, antara lain dari besarnya jumlah capital market yang masuk dan banyaknya investor global yang tertarik untuk menanamkan modal di kawasan ASEAN. Untuk mencapai karakteristik ini, diperlukan kesiapan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce. Ketiga, cetak biru MEA juga menyebutkan keinginan agar menciptakan ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata. Fokus elemen yang dikembangkan adalah Usaha Kecil dan Menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos dan Vietnam).

“Ini untuk harmonisasi dan penyesuaian

kebijakan yang lebih kuat antarnegara

anggota ASEAN.”

Parjiyono,Kepala Pusat Kebijakan

Regional dan Bilateral BKF

Page 15: Media Keuangan April 2014

Laporan Utama

15MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Sementara yang keempat, MEA diharapkan mampu membawa ASEAN menjadi kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan. Selain itu, peran serta ASEAN dalam jejaring produksi global diharapkan juga meningkat. Parjiyono mengungkapkan bahwa integrasi antarnegara ASEAN dengan perekonomian global dapat dilakukan dengan meningkatkan kerja sama dalam kerangka Free Trade Agreement antara ASEAN dengan negara-negara mitra yang sudah berjalan selama ini, seperti Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, India, dan Australia. Kerja sama dengan negara-negara mitra dapat terasa pengaruhnya untuk menjaga stabilitas di kawasan.

Ditemui di tempat terpisah, Peneliti Senior Center for Strategic and International Studies, Djisman Simandjuntak mengungkapkan bahwa sampai dengan saat ini, negara-negara ASEAN belum banyak berperan dalam sistem produksi global. Padahal untuk dapat berbicara dalam panggung

perekonomian yang lebih luas, peran ini sangat diperlukan. Dengan sistem perekonomian dunia yang makin terintegrasi, negara-negara ASEAN seharusnya mampu mengambil peran dalam supply chain berbagai sektor industri.

Dengan kenyataan itu, Djisman mengatakan bahwa MEA perlu diletakkan dalam konteks yang lebih besar, paling tidak dalam kerangka kerja sama regional di kawasan Asia Timur. Djisman menggarisbawahi perlunya kerangka kerja sama itu berpedoman pada rules of origin yang ditetapkan di masing-masing negara, antara lain mengenai nilai tambah minimum. ”Misalnya barang Tiongkok bisa masuk ke Indonesia, menikmati kerangka kerja sama dengan MEA, tapi harus tetap memenuhi rules of origin di negara kita,” kata Djisman.

Peluang atau ancamanMEA dipandang berbagai pihak bisa menjadi peluang, tapi sekaligus juga ancaman bagi Indonesia. Dengan jumlah penduduk dan ukuran ekonomi terbesar di kawasan ASEAN, Indonesia seharusnya mengambil posisi sebagai pemain utama, bukan penonton. ”Kita melihat secara makro saja, jumlah penduduk ASEAN mencapai 600 juta, 40 persennya adalah penduduk Indonesia. Artinya peran Indonesia besar sekali,” ungkap Parjiyono. Faktor penarik lainnya adalah pertumbuhan ekonomi yang tergolong tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan lembaga keuangan internasional McKinsey Global Institute menyebutkan pertumbuhan kelas menengah yang konsumtif cukup signifikan menggerakkan perekonomian dalam negeri. “Indonesia ibarat kembang desa yang cantik di pasar ASEAN,” ungkap Parjiyono.

Menurut Djisman, kerangka kerja sama MEA seharusnya makin menegaskan peran penting ASEAN bagi Indonesia dan sebaliknya. Dari segi ekonomi, ASEAN merupakan tujuan utama ekspor Indonesia. Eskpor Indonesia ke ASEAN

terus menunjukkan peningkatan dalam 10 tahun terakhir (di atas kisaran 22 persen dari total ekspor), bahkan untuk kuartal I Tahun 2013, secara persentase mencapai 23,4 persen. Sementara jika dilihat dari sisi impor, ASEAN merupakan negara asal impor utama Indonesia. Impor Indonesia dari ASEAN berada di kisaran 28 persen dari total impor Indonesia.

Aspek berikutnya adalah geopolitik. Djisman melihat instabilitas di salah satu negara Asia Tenggara dapat memengaruhi negara lainnya. Oleh karena itu, Indonesia melalui ASEAN harus mengupayakan kawasan yang stabil bagi Asia Tenggara. "Jangan lupa, pemimpin alamiah ASEAN adalah Indonesia. Ke mana ASEAN akan pergi sangat ditentukan oleh Indonesia," kata Djisman.

Yang ketiga, ASEAN adalah kawasan kesatuan regional yang masih muda. Sebagai kawasan yang terpecah karena kolonialisme, integrasi negara-negara di Asia Tenggara di masa depan akan sangat tergantung pada generasi mendatang. ”Dugaan saya, pemersatu bangsa-bangsa ASEAN di masa depan adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, setiap negara ASEAN harus mulai mempersiapkan diri dengan konsep ini,” ungkap Djisman.

Harapan Djisman berharap bahwa seluruh komponen bangsa, baik itu pemerintah, pelaku industri, maupun masyarakat memiliki pola pikir yang selaras dalam menghadapi MEA. Djisman mencontohkan pola pikir pengusaha tanah air yang masih condong terhadap pasar domestik. Dibandingkan dengan Thailand, Djisman menilai kita tertinggal cukup jauh dalam urusan regionalisasi usaha. ”Perusahaan Thailand cukup banyak di sini, perusahaan kita jauh lebih sedikit. Pengusaha-pengusaha kita perlu didorong supaya pergi keluar, jangan hanya perusahaan luar yang ke sini,” pungkasnya.

"Jangan lupa, pemimpin alamiah ASEAN adalah Indonesia. Ke mana ASEAN akan pergi sangat ditentukan oleh Indonesia."

Djisman Simandjuntak,Peneliti Senior Center for Strategic and International Studies

Page 16: Media Keuangan April 2014

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

16INDONESIA

186.628.669.880

182.551.794.701

MALAYSIA

13.322.532.977

10.666.609.471

THAILAND

10.703.097.275

6.061.869.962

SINGAPURA

25.581.521.014

16.686.278.643

FILIPINA

777.383.933

3.816.962.607

MYANMAR

73.151.428

556.374.775

BRUNEI DARUSSALAM

645.392.246

122.695.879

LAOS5.846.339

8.185.496

KAMBOJA

17.844.685

312.461.056

VIETNAM

2.722.637.451

2.400.879.753

Impor tahun 2013 (US$)

Ekspor tahun 2013 (US$)

E K S P O R & I M P O RN E G A R A - N E G A R A A S E A N

sumber: www.bps.go.id dan www.kemendag.go.id

NILAI EKSPOR *

Komoditi

Kulit &Produk Kulit

PeralatanMedis

TanamanObat

MakananOlahan

Kerajinan

Ikan &Produk

Perikanan

Rempah-Rempah

MinyakAtsiri

Perhiasan

Peralatan Kantor

139 298

23 3.995

120 1.285

598 2,747

557 94

Kopi

ElektronikTekstil &Produk Tekstil

Karet &Produk Karet

Sawit

Alas Kaki

Otomotif Udang

Produk HasilHutan

Kakao

13.839

7.648 3.391

3.969 1.469

976 1.057

10.841 8.606

8.218

*dalam juta US$

Utama Potensial

INDONESIA

Page 17: Media Keuangan April 2014

17MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

INDONESIA

186.628.669.880

182.551.794.701

MALAYSIA

13.322.532.977

10.666.609.471

THAILAND

10.703.097.275

6.061.869.962

SINGAPURA

25.581.521.014

16.686.278.643

FILIPINA

777.383.933

3.816.962.607

MYANMAR

73.151.428

556.374.775

BRUNEI DARUSSALAM

645.392.246

122.695.879

LAOS5.846.339

8.185.496

KAMBOJA

17.844.685

312.461.056

VIETNAM

2.722.637.451

2.400.879.753

Impor tahun 2013 (US$)

Ekspor tahun 2013 (US$)

E K S P O R & I M P O RN E G A R A - N E G A R A A S E A N

sumber: www.bps.go.id dan www.kemendag.go.id

NILAI EKSPOR *

Komoditi

Kulit &Produk Kulit

PeralatanMedis

TanamanObat

MakananOlahan

Kerajinan

Ikan &Produk

Perikanan

Rempah-Rempah

MinyakAtsiri

Perhiasan

Peralatan Kantor

139 298

23 3.995

120 1.285

598 2,747

557 94

Kopi

ElektronikTekstil &Produk Tekstil

Karet &Produk Karet

Sawit

Alas Kaki

Otomotif Udang

Produk HasilHutan

Kakao

13.839

7.648 3.391

3.969 1.469

976 1.057

10.841 8.606

8.218

*dalam juta US$

Utama Potensial

INDONESIA

Page 18: Media Keuangan April 2014

TeksFarida Rosadi, Iin Kurniati

FotoLanggeng Wahyu

Laporan Utama

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

18

melimpah, Indonesia berpeluang memiliki kekuatan terbesar di kawasan.

Berdasarkan data World Economic Forum dalam The Global Competitiviness Report 2013-2014, daya saing Indonesia menempati posisi ke-38 dari 148 negara. Peringkat ini naik dari posisi ke-50 di tahun sebelumnya. Bahkan dalam laporan Doing Business 2014, Indonesia berada di posisi ke-120 dari 189 negara atau naik dari posisi 128. Namun demikian, keduanya menempatkan Indonesia masih di bawah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.

Namun Wayan Reda percaya bahwa ini sifatnya normatif, “setiap kerja sama ekonomi suatu kawasan akan membuat total ‘kue ekonomi’ dalam kawasan

itu semakin membesar. Kini tinggal bagaimana pembagian atau distribusi dari kue yang semakin membesar itu. Saya percaya Indonesia akan memperoleh net benefit walau ada beberapa sektor atau sub sektor yang akan tertekan,” ujarnya.

Pengaruh MEAKetua program studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty dkk mengadakan penelitian tentang ACFTA dan MEA. Hasilnya, lebih dari 55 persen responden menyatakan bahwa ACFTA dan MEA akan memberikan pengaruh positif bagi Indonesia. Kedua hal tersebut akan memberikan manfaat bagi indikator makro ekonomi di tingkat pusat dan daerah, dunia industri, dan konsumsi.

Indonesia is ReadyDua ribu lima belas di depan mata, seberapa siapkah kita menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?

Lalu, sejauh mana keterlibatan Kemenkeu mendukung daya saing nasional? Berikut ulasannya.

Bila diibaratkan, MEA seperti sebuah busway yang bergerak dari satu halte menuju halte lainnya. Jika kita tidak bergegas maka akan

ditinggalkan. Meskipun sudah naik belum tentu mendapatkan kursi. Bisa jadi kita hanya berdiri memandangi orang lain yang duduk. Busway tersebut nantinya akan melintasi jalan yang lurus, berkelok, dan kadang berlubang. Pilihannya hanya dua, sampai ditempat tujuan atau kandas di tengah jalan.

Wayan Reda Susila, Peneliti Senior di Center for Agricultural Policy Study (CAPS) menyatakan bahwa tidak relevan lagi untuk membahas seberapa besar manfaat yang akan diperoleh dari MEA. Dilihat dari skala ekonomi, populasi, wilayah, hingga potensi sumber daya alam

Page 19: Media Keuangan April 2014

Laporan Utama

19MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari MEA seperti adanya perluasan pasar bagi produk barang dan jasa Indonesia. Kedua, meningkatkan transfer knowledge dari negara yang lebih maju kepada negara berkembang. Ketiga, meningkatkan skala ekonomi. Keempat, meningkatkan iklim kompetisi atau persaingan. Kelima, memanfaatkan potensi produk barang/jasa unggulan dari masing-masing negara. Keenam, terbukanya peluang tenaga kerja. Terakhir, terbukanya akses permodalan asing.

Telisa juga memaparkan kerugian yang mungkin dapat terjadi di Indonesia bila tidak dapat memanfaatkan momen dengan baik. Menurutnya, masuknya produk dan jasa luar negeri ke Indonesia menjadi lebih bebas serta masuknya tenaga kerja terampil ASEAN ke Indonesia akan menimbulkan persaingan dengan lokal. Luasnya pasar domestik juga dapat menyebabkan rendahnya mindset ekspansi ke luar negeri. Hal ini dapat berakibat Indonesia berada dalam posisi yang lebih sering dimanfaatkan dibanding memanfaatkan.

DukunganBaik Wayan Reda maupun Telisa menekankan pentingnya pemerintah untuk meningkatkan daya saing. Wayan Reda menuturkan bahwa peningkatan daya saing tatanannya tidak lagi terletak pada aspek pengetahuan, tetapi kemauan dan kemampuan.

Telisa menambahkan agar pemerintah lebih menitikberatkan pada industrialisasi dan hilirisasi. “Pemerintah sebaiknya menjalankan kebijakan hilirisasi secara konsisten, memperjelas arah prioritas industri, memperkuat industrialisasi yang berkelanjutan dan lebih aktif berpartisipasi di forum ASEAN,” tambahnya.

Untuk itulah Kementerian Keuangan melakukan berbagai tindakan guna mendukung daya saing nasional. Diantaranya yaitu pengembangan industri nasional, logistik, perdagangan barang dan jasa, infrastruktur serta investasi.

Menurut Direktur Kepabeanan Internasional, Decy Arifinsjah, pihaknya bersama dengan customs administration negara Asean tengah fokus mewujudkan customs integration. Upaya ini merupakan komitmen untuk menerapkan sistem dan prosedur kepabeanan yang menganut prinsip-prinsip sederhana, mudah dan modern serta sesuai dengan international standards and best practices.

Dibentuk pula kerjasama Coordinating Committee on Customs (CCC) dan tiga Customs Working Groups. Ketiga CWG terdiri dari WG-Customs Procedures dan Trade Facilitation (CPTFWG), WG-Customs Enforcement and Compliance (CECWG), dan WG-Customs Capacity Building (CCBWG).

Di bidang pengembangan industri nasional, Kemenkeu melakukan pengawasan secara ketat atas importasi barang impor yang wajib SNI (Standar Nasional Indonesia). Tujuannya meningkatkan mutu hasil industri, melindungi konsumen dan sekaligus untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat.

Di bidang logistik, Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membentuk tempat khusus untuk memperlancar arus logistik dan mengurangi dwelling time. Diantaranya seperti Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu atau Customs Advance Trade System (CATS) serta Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) atau Cikarang Dry Port (CDP).

Tidak hanya itu, Kemenkeu menyiapkan Tempat Penimbunan Sementara (TPS) online dan auto gate system di Pelabuhan Tanjung Priok. Selain itu, Kemenkeu juga membangun integrated cargo release system (i-care) guna membentuk sistem otomasi dan informasi logistik nasional yang terintegrasi secara elektronik. Baru-baru ini, Kemenkeu juga tengah melakukan penelitian mengenai penghitungan waktu yang diperlukan untuk merilis satu barang di satu pelabuhan.

Kemudian dalam pengembangan perdagangan barang, Kemenkeu melakukan pengawasan ketat pada penerapan rules of origin dimana setiap importasi wajib melampirkan Surat Keterangan Asal (SKA). Hal ini dilakukan guna melindungi produk dalam negeri dan membanjirnya produk impor. Sehingga dapat mencegah adanya impor barang dari negara yang tidak memiliki perjanjian pasar bebas dengan Indonesia.

Selanjutnya, untuk memudahkan seluruh pengawasannya, Kemenkeu mulai menyiapkan proses integrasi pada portal Indonesia National Single Window (INSW). Decy meyakini bahwa pengembangan portal INSW utamanya dapat meningkatkan efisiensi, mempercepat

Pengaruh Makro ekonomi

pusat

Makro ekonomi

daerah

Industri Konsumsi

Negatif (%) 27.91 39.53 25.58 16.67

Positif (%) 69.77 58.14 72.09 83.33

Tidak Tahu (%) 2.33 2.33 2.33 0

Total (%) 100 100 100 100

(n) 43 43 43 42*

Pengaruh ACFTA dan MEASumber: Hasil survei Safuan, Sugiharso and Falianty, Telisa (2013)

*seorang responden tidak menjawab

Page 20: Media Keuangan April 2014

Laporan Utama

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

20

kelancaran arus barang dan dokumen serta menghemat waktu dan biaya.

“Di antara negara-negara ASEAN, saya yakin National Single Window (NSW) Indonesia nomor satu karena yang lain baru piloting project, benchmark-nya justru Indonesia. Indonesia is ready,” tegas Decy. Saat ini INSW telah terhubung dengan enam belas instansi pemerintah penerbit izin barang larangan dan pembatasan yang diberlakukan secara mandatori di pelabuhan besar Indonesia.

Ke depan, Kemenkeu akan melaporkan perkembangan NSW di Indonesia dan ASEAN pada sejumlah forum internasional. Disamping itu, nantinya, NSW dari setiap negara ASEAN dioperasikan dan diintegrasikan melalui ASEAN Single Window (ASW). Sehingga mampu meningkatkan kinerja penanganan lalu lintas barang serta mendorong percepatan proses customs clearance dan cargo release. Penerapan ASW kini masih dalam bentuk pilot project seperti Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filiphina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Sementara itu, lanjut Decy, business process analysis study untuk ASW saat ini sudah selesai dibuat, sedangkan untuk legal framework to implement the ASW masih dalam proses finalisasi. “Portal ASW sendiri telah diluncurkan pada tanggal 8 Mei 2013. Saat ini, tengah dilakukan finalisasi SOP untuk administrasi dan maintenance ASW Web Portal. Direncanakan, ASW akan mulai beroperasi pada Januari 2015,” kata Decy.

Disisi lain, kini, jumlah akuntan publik teregister dan terdaftar mencapai 53.000 akuntan sedangkan jumlah akuntan publik baru sebesar 1.006 orang. Dengan

jumlah peningkatan per tahun hanya sebesar dua persen, angka ini lebih sedikit dibandingkan dengan sejumlah negara tetangga di ASEAN. Belum ditambah lagi dengan adanya pencabutan izin akuntan publik maupun terjadinya akuntan publik yang meninggal dunia.

Oleh karena itu, di bidang pengembangan perdagangan jasa ditetapkanlah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara. Kepala bidang Pembinaan Akuntan, Agus Suparto, menjelaskan bahwa peraturan ini bertujuan memberikan perlindungan, pembinaan dan perkembangan terhadap profesi akuntan publik di Indonesia.

“Pertimbangannya, untuk menciptakan akuntan publik yang profesional, berkualitas, memiliki dan menjaga kompetensi, mematuhi kode etik profesi dan bergabung dalam asosiasi profesi. Ini dilakukan agar Indonesia memiliki daya saing level nasional dan global untuk menghadapi MEA 2015. Tidak hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Agus.

Pengembangan Industri Nasional

Pengembangan Infrastruktur

Jenis Dukungan

PROGRAM • ProgramStandarNasional Indonesia (SNI)

• ProgramIndonesia National Single Window (INSW)

• Pemberiantax holiday dan tax allowance

• Prioritasalokasipengeluaran barang modal

• Meningkatkanpengeluaran infrastruktur

• Menyusunmekanisme implementasi Public Private Partnership (PPP)

Pengembangan Logistik

• KawasanPelayananPabean Terpadu (KPPT) atau Customs Advance Trade System(CATS)di Pelabuhan Tanjung Priok

• KPPTatauCikarangDryPort

• Membangunportal INSW

• MembangunSistem TPS Online dan Auto GateSystemdi Pelabuhan Tanjung Priok

• MembangunIntegrated Cargo ReleaseSystem(i-care)

Pengembangan investasi

• Perbaikankewenangan pemungutan dengan penetapan jenis pungutan daerah

• Merumuskanserta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pajak daerah dan retribusi daerah

Pengembangan perdagangan (barang)

Pengembangan perdagangan (jasa)

• Pengawasanatasimportasi barang imporyangwajibSNI

• Pengawasandan penelitian keabsahan dokumen SKA

• PemberlakuanUU Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik

• PenetapanPMK Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara

• Menelaahdanmenyusunnaskah akademis RUU tentang Pelaporan Keuangan

Skema Peran Kemenkeu Mendukung Daya Saing NasionalSumber: BKF, diolah (2014)

"Di antara negara-negara ASEAN, saya yakin National

Single Window Indonesia nomor satu..."

Decy Arifinsjah,Direktur Kepabeanan Internasional

Page 21: Media Keuangan April 2014

Laporan Utama

Teks Irma Kesuma Dewi

Foto Langgeng Wahyu

21MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

industri tekstil

Produk tekstil Indonesia dari hulu ke hilir bisa dikatakan terlengkap di ASEAN. Mulai dari pembuatan serat hingga pakaian jadi. Tekstil ASEAN berkontribusi sekitar 6 persen dari pangsa pasar dunia. Sekitar 1.9 persen diantaranya berasal dari Indonesia. Ade Sudrajat Usman, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengatakan ia tidak menganggap MEA sebagai peluang

atau ancaman, terutama dilihat dari jumlah penduduk dan income perkapita Negara anggotanya. Lagi pula menurutnya arus barang tekstil ASEAN sebenarnya sudah bebas sekitar 94 persen. “Sekarang saja produknya sudah banjir dimana-mana termasuk baju bekas. Peluangnya nggak ada karena pasarnya kecil,” kata Ade.

Bagi Ade yang penting untuk diwaspadai justru free flow of people. Penduduk ASEAN akan bebas untuk bekerja dimana

saja, namun berpotensi timbulnya gesekan sosial dan kultural. “Apalagi agama dan bahasanya juga berbeda. Indonesia harus siap,” tegasnya. Ade juga mengingatkan, Indonesia harus menyiapkan tenaga profesional yang diakui ASEAN.

Untuk bidang tekstil sudah ada 16 jenis pekerjaan yang disertifikasi. Mulai dari penjahit, pembuat pola, hingga mekanik garmen. Hal ini merupakan buah dari

BERBENAH JELANG MEAMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEa) AKAN DIBERLAKUKAN kurang dari satu setengah tahun lagi. kesiapan selalu menjadi

pertanyaan retorik. Sebagian kalangan memandangnya sebagai peluang, namun tak sedikit yang gugup karena khawatir

tak mampu bersaing. Media Keuangan mencoba merangkum beberapa sektor yang dianggap cukup strategis bagi Indonesia.

Page 22: Media Keuangan April 2014

Laporan Utama

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

22

pembahasan common competency program yang digagas Asosiasi Tekstil ASEAN. “Indonesia sudah menghasilkan dua ribu pekerja tekstil yang diakui di ASEAN. Apresiasi terhadap pekerja dengan kompetensi khusus lebih besar” ujarnya.

Ditanya mengenai pesaing terberat di bidang tekstil, Ade mengungkapkan mode Thailand sudah lebih maju. “Fashion week di Thailand sangat aktif. Bangkok akan menjadi pusat mode ASEAN, sementara Jakarta lebih kepada pusat desain pakaian muslim,” jelasnya.

Ade memandang, pada prinsipnya semua Negara ASEAN bisa membuat produk tekstil, namun belum tentu bisa menjual. Indonesia akan bersaing untung pangsa pasar Eropa dan Amerika. Ia berharap kedepannya akan ada free trade dengan kedua kontinen tersebut seperti yang sudah lebih dahulu dilakukan Vietnam, Brunei Darussalam, dan Malaysia melalui Trans Pacific Partnership.

JASA ASURANSI

Pasar asuransi Indonesia sangat besar sejumlah populasi penduduk. Dengan MEA, pasar akan berkembang dari sekitar 250 juta jiwa menjadi kurang lebih 600 juta jiwa. Jumlah ini sangat potensial mengingat penetrasi asuransi di kawasan ASEAN relatif masih rendah. Publikasi Asia-Pacific Insurance Outloook 2013 dari Ernst & Young menyebutkan tingkat penetrasi asuransi jiwa tertinggi 2011 adalah Singapura sekitar 4,3 persen, disusul Malaysia 3.3 persen dan Thailand 2,7 persen. Sementara, di Indonesia sendiri sekitar 1,1 persen.

Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan Indonesia akan menjadi sasaran utama perusahaan asuransi negara lain. Meski begitu, sejatinya pelaku asuransi Indonesia cukup unggul karena paling memahami seluk beluk pasar Indonesia.

persen. Sementara di Indonesia tumbuh 23,6 persen dalam periode yang sama. Menurut Noegardjito, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jika memperhatikan pertumbuhan ekonomi ASEAN, maka MEA merupakan peluang untuk Indonesia berebut pasar. Populasi terbesar ada di Indonesia. Sebab itu industri otomotif dalam negeri perlu diperkuat agar pasar ini tidak diisi Negara lain.

Noegardjito memaparkan untuk meningkatkan daya saing perlu dilakukan production cost down program yang antara lain dengan memaksimalkan kandungan lokal. Terlebih baku impor relatif lebih mahal dengan bea masuk saat ini. Industri otomotif tanah air juga harus menghasilkan produk yang dibutuhkan pasar ASEAN yaitu jenis kendaraan yang hemat energi, ramah lingkungan dengan harga bersaing. Diakui Noegardjito, kompetitor terberat adalah Thailand. Menurutnya, infrastruktur seperti listrik, pelabuhan dan prosedur kepabeanan disana jauh lebih baik. Kapasitas produksi Thailand juga besar karena besarnya investasi di sektor otomatif. Kebijakan Pemerintah Thailand menarik bagi pihak investor.

Noegardjito menguraikan, agar diterima di ASEAN Indonesia harus mampu memproduksi kendaraan bermotor sesuai standar mutu dan layak jalan Negara tujuan. Untuk itu masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Mulai dari penguatan struktur industri, penguatan SDM, fasilitas membangun pusat riset dan pengembangan, dukungan bagi iklim industri, termasuk di dalamnya menurunkan biaya modal, energi dan logistik, serta jaminan pasokan bahan baku.

Indonesia kuat untuk kategori kendaraan jenis satu gandar penggerak (4x2) jenis hatchback dan MPV 4x2. Kendaraan di atas 15 penumpang (bus dan mini bus) dan kendaraan angkutan barang seperti pick up dan truk juga berkembang. Sedangkan produksi jenis sedan saat ini masih lemah.

“Asuransi negara lain notabene pendatang baru. Perlu banyak waktu memahami struktur pasar Indonesia” katanya.

Menurut Firdaus, industri asuransi Singapura, Malaysia dan Thailand relatif lebih maju. Tahun 2010 Bank Dunia menyatakan Indonesia berada di urutan ke-122 dari 185 negara. Negara ASEAN lain telah berada pada level yang lebih kompetitif. Thailand berada di peringkat 22, Malaysia peringkat 23, Vietnam peringkat 93, dan Brunei peringkat 96.

Untuk mewujudkan industri asuransi yang sehat, OJK tengah mengupayakan penyempurnaan sejumlah regulasi. Selain itu tengah disusun pula peraturan tata kelola perusahaan asuransi, mekanisme pengawasan berbasis risiko, serta produk asuransi dan pemasarannya. Saat ini OJK bersama Pemerintah dan DPR tengah membahas RUU usaha perasuransian. Di sisi lain, pemahaman serta akses masyarakat akan produk jasa keuangan juga perlu didorong. OJK bersama Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia tengah membuat produk “generik” asuransi mikro dan menyusun kebijakan pengaturan yang mendorong pengembangan asuransi mikro.

Adapun kemungkinan untuk membuka cabang asuransi di negara ASEAN masih dirundingkan dalam Working Committee Financial Services Liberalization (WC-FSL). “Di sektor perbankan ada kriteria bank unggulan (Quality ASEAN Bank) yang bisa membuka cabang di negara-negara ASEAN. Asuransi mungkin konsepnya akan sama. Perusahaan asuransi unggulan yang akan bisa membukan cabang di negara-negara ASEAN,” jelas Firdaus.

industri otomotif

Pasar kendaraan bermotor roda 4 Indonesia tahun 2013 adalah 34,84 persen pasar ASEAN. Pertumbuhan pasar ASEAN sepanjang periode 2006-2013 rata-rata 7,4

Page 23: Media Keuangan April 2014

Laporan Utama

Teks Arfindo Briyan

Foto Iin Kurniati

Siang itu, di ruangan kerjanya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menemui Media Keuangan, sehari

setelah pulang dari Vietnam. Lawatannya ke Vietnam kali itu masih berhubungan dengan pelaksanaan ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015 mendatang. Di sana, pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan II itu bertemu dengan Asosiasi Investor Indonesia. Setidaknya ada sepuluh perusahaan (termasuk BUMN) Indonesia yang melakukan investasi di Vietnam. Selain itu, ia juga bertemu dengan Perkumpulan Ekspatriat Indonesia.

“Kami bukan hanya membahas bagaimana menarik investasi, tetapi juga bagaimana menjaga, meningkatkan dan mempromosikan kepentingan investasi,” jelasnya. Selain itu, ia juga menandatangani kerangka kerja sama dengan Menteri Ekonomi Vietnam untuk memperhatikan dan menjaga investor Indonesia yang ada di sana. “Sama dengan investor yang ada di sini mereka terkadang menghadapi masalah yang ada di Indonesia,” katanya.

Pada kesempatan wawancara siang itu, lebih lanjut, Mahedra memaparkan berbagai hal terkait dengan pelaksanaan MEA yang tinggal menghitung bulan. Termasuk langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan BKPM untuk meningkatkan daya saing Indonesia.

Bagaimana konsep besar MEA?

Pelaksanaan MEA dimaksudkan agar perekonomian negara-negara anggota ASEAN dapat terintegrasi. Mulai dari segi basis, pasar, hingga faktor produksi, kemudian keluar-masuknya aliran modal dan tenaga kerja, dan lain-lain. Walaupun tetap sebagai 10 negara terpisah, tetapi diupayakan agar perekonomiannya terintegrasi. MEA sendiri sebenarnya

INDONESIA BISA BERTRANSFORMASIsudah berjalan sejak tahun 2003. Tahun 2015 nanti merupakan suatu tahap, katakanlah, lebih mendekati keseluruhan.

Apakah sejauh ini pelaksanaannya berjalan positif?

Kalau saya bilang, iya (berjalan positif).

Kalau kita mencegah MEA lalu menutup diri, justru itu akan menumbuhkembangkan inefisiensi yang akan menghancurkan ekonomi kita. Persaingan diperlukan. Selama kita terus berusaha, tidak ada alasan bagi kita untuk takut. Karena sekali lagi, jika kita terus menutup diri, justru akan semakin hancur. Bukan karena pelaksanaan MEA, tapi karena tidak melakukan reformasi, karena kita tidak berbenah.

Sektor apa yang paling menjadi andalan dari Indonesia di pasar Asean?

Semua. Dari segi Sumber Daya Mineral, Negara ASEAN lain tidak ada yang sebanyak kita. Dari segi komoditas pertanian yang diproduksi juga tidak

ada yang sebanyak kita, ada beberapa mungkin yang sejajar. Kita salah satu produsen terbesar di sawit dan kopi, bahkan kita menjadi negara satu-satunya pengekspor teh. Singapura tidak mungkin mengekspor komoditas pertanian. Di sektor manufaktur dan otomotif, kita nomor dua setelah Thailand, motor terbesar. Investasi sektor konsumsi besar sekali, mulai manufaktur, hospitality, hotel hingga restoran.

Sektor jasa juga sama. Tidak ada negara lain di ASEAN yang punya jumlah penumpang maskapai penerbangan hingga 70 juta per harinya. Bandara kita lebih besar dari Changi, sehebat-hebatnya Singapura, mereka lebih kecil. Tidak ada yang tidak kita punya.

Yang dibutuhkan bukan lagi insentif, tapi dengan terus melakukan perbaikan. Tidak bisa dengan kondisi infrastruktur yang terbatas. Tidak bisa pula mengandalkan tenaga kerja murah. Harus lebih mengarah kepada tenaga kerja produktif. Indonesia tidak bisa hanya tergantung pada penjualan produksi pada barang mentah.

23MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Page 24: Media Keuangan April 2014

Tidak ada market sebesar kita. Ini adalah langkah-langkah untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.

Kita terlalu sibuk kalau ada investor yang mau masuk Indonesia, tapi tidak ekspansif. Saya rasa ini sikap yang salah. Sikap tersebut sebenarnya hanya ketakutan dari sebuah entitas yang kecil, entitas besar seharusnya tidak perlu seperti itu.

Hal-hal apa lagi yang perlu diperbaiki selain dari segi infrastruktur dan tenaga kerja?

Biaya logistik dan efisiensi birokrasi. Pekerjaan rumah kita lebih kepada bagaimana menjalankan aksi yang konkrit. Kalau masalah birokrasi, saya membuat semua (perbaikannya) bertahap. Salah satunya dengan membuat proses izin prinsip penanaman modal secara online. Saat ini, semua izin tidak perlu bolak-balik ke kantor BKPM, bisa melalui internet. Di samping mempercepat proses, hal ini juga akan menjaga kredibilitas dan integritas BKPM. Kami harapkan BKPM Daerah (BKPMD) melakukan yang sama. Kalau sudah melakukan perbaikan dan pekerjaan rumah tadi, kita seharusnya tidak perlu khawatir.

Bagaimana chance Indonesia bidang investasi?

Kita melihat lima hingga enam tahun lalu yang lalu, porsi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) hanya seperenam dari investasi Penanaman Modal Asing (PMA). Tahun lalu, besarnya PMDN setengah dari PMA, satu banding dua. Hal ini menunjukkan, sebenernya kita semakin siap dan mampu. Bukan hanya ikut melihat dan tidak melakukan apa-apa, tidak akan kemana-mana.

Negara mana yang menjadi pesaing terbesar Indonesia?

Indonesia ada di urutan pertama atau ke dua penarik ekonomi yang nilai ivestasinya terbesar. Namun, saya melihat dan ingin semuanya melihat bahwa ASEAN bukan pesaing. Mindset yang harus dibangun

adalah ASEAN bisa jadi mitra dengan membangun sinergi.

Apakah ada proteksi bagi investor dalam negeri?

Kita memang mempunyai daftar negatif investasi. Ada sejumlah industri dan sektor yang keterlibatan kepemilikan saham asing dibatasi. Namun, saya melihat lebih pada bagaimana perusahaan Indonesia cepat menjadi perusahaan yang kompetitif secara internasional. Kalau hanya di sini-sini (nasional) saja tidak akan berkembang. Market kita besar, namun akan habis juga kalau tidak masuk ke luar negeri. Lebih baik masuk internasional dari awal sebelum market habis. Hal ini yang terjadi

tahun ke depan. Tidak usah ‘ditarik’ juga sudah firm.

Masing-masing rencana investasi ada pertanyaan dan tantangan. Misalnya kalau mau investasi di sekitar Jakarta sangat macet, maka harus berani melihat daerah lain di antaranya Jateng dan Jatim. Kita sudah menawarkan solusi, kondisi di sekitar Jakarta sudah nggak bisa dipertahankan untuk investasi yang terus menerus tinggi. Saya berpesan agar investor melihat Indonesia lebih menyeluruh tidak hanya konsentasi di Jakarta dan sekitarnya.

Apakah sudah dilakukan sosialisasi untuk membangun komitmen kepada investor Indonesia?

Harus ada sosialisasi. Akhir bulan (April), saya akan ke Amerika menyaksikan penandatanganan pendirian unit atau organisasi ‘Indonesia-US Business Partnership’. Tugasnya memperjuangkan kepentingan pengusaha, pedagang, maupun para investor di Amerika. Termasuk kalau ada hambatan untuk ekspor dan perdagangan Indonesia. Hal ini akan menambah kesempatan untuk membuka dan memperluas investasi kita di sana. Kita bukan hanya terus memperbaiki iklim investasi orang di dalam negeri, tetapi juga menjaga dan mendorong investasi kita di luar supaya bisa cepat menjadi pemain global.

Bagaimana harapan dengan pelaksanaan MEA ini?

Tidak ada alasan untuk tidak memanfaatkan pelaksanaan MEA secara optimal. Indonesia bisa berubah dan bertransformasi menjadi lebih berdaya saing, dan ini merupakan peluang.

Indonesia merupakan pasar terbesar di ASEAN dengan jumlah penduduk sebanyak 250 juta dari total 600 juta penduduk seluruh negara ASEAN. Dengan melakukan investasi di seluruh negara Asean, masa depan Indonesia begitu kuat dan percaya diri dengan daya saingnya sehingga mampu menerobos pasar Internasional.

“Mindset yang harus dibangun adalah ASEAN bisa jadi mitra dengan membangun sinergi.”

di Eropa. Dengan dia membuat Uni Eropa, mereka menutup diri dan lama-lama pasar jenuh lalu kolaps sendiri. Keluar (pasar Uni Eropa) jadi tidak kompetitif, kecuali Jerman yang masih bisa bersaing.

Di Indonesia, kondisi tersebut bisa terjadi 15 tahun lagi atau 20 tahun lagi. Persiapannya harus mulai disiapkan, tidak bisa mendadak.

Apakah BKPM juga melakukan promosi untuk menarik investor?

Sudah, bahkan untuk investasi dalam maupun luar negeri. Bulan depan saya akan bertemu dengan seluruh kepala BKPMD dan jajarannya di Manado untuk menyadarkan bahwa investasi dalam negeri juga penting.

Kalau investasi luar negeri saya yakin, nilainya akan terus tumbuh 5 hingga 10

Laporan Utama

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

24

Page 25: Media Keuangan April 2014

Reportase

Teks & Foto Dwinanda Ardhi

Patroli Laut Terpadu 2014

I ntegrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara akan terwujud dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Jelang pemberlakuan MEA 2015 mendatang, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) terus melakukan berbagai persiapan, utamanya terkait pengawasan. Ini dilakukan guna mencegah sekaligus memberantas penyelundupan. Untuk itu, tahun ini DJBC kembali menggelar Patroli Laut Terpadu 2014.

Dalam konferensi pers yang berlangsung pada Senin (15/4), Direktur Penindakan dan Penyidikan DJBC Muhammad Sigit mengatakan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan rutin yang penting dilakukan. “Ini kegiatan awal dan rutin DJBC, yang merupakan kegiatan penting. Bukti bahwa DJBC siap melaksanakan tugas pokok dan fungsi untuk menjaga dan melayani wilayah Republik Indonesia dari pelanggaran-pelanggaran importasi dan eksportasi,” jelasnya.

Menurutnya, modus penyelundupan terus berkembang sehingga patroli laut terpadu ini sangat penting dilakukan. Empat unit eselon II DJBC yang bekerja sama adalah Kantor Pelayanan Utama

(KPU) Tanjung Priok, Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC Jakarta, Kanwil DJBC Jawa Barat dan Kanwil Banten. Kegiatan ini berlangsung mulai dari 15 sampai 30 April 2014.

Terkait MEA sendiri, Sigit juga menyampaikan bahwa Indonesia telah membangun dan terus berkomunikasi kepada seluruh negara anggota MEA. Menurutnya, komunikasi yang dijalin utamanya yang berhubungan dengan penerapan ASEAN Single Window. “Kita terus bangun komunikasi dan bekerja sama. Mengingat poin utama MEA diantaranya adalah free flow of goods. Jadi mengenai hal ini, DJBC juga telah berkoordinasi, begitu juga yang terkait dengan ASEAN Single Window,” jelasnya.

Dari data tahun 2013, empat kantor tersebutdi atas berhasil menggagalkan 1.223 kasus upaya penyelundupan dan menyelamatkan potensi kerugian negara

hingga Rp25 miliar. Tahun ini, wilayah operasi Patroli Laut Terpadu adalah wilayah pengawasan Kanwil Banten, Jakarta, Jawa Barat, Perairan Selat Sunda, Laut Jawa dan Teluk Jakarta. Patroli ini menggunakan 2 unit Fast Patrol Boat (FPB) 28 meter dengan awak kapal dari Pangkalan Sarana Operasi (PSO) DJBC tipe B Tanjung Priok.

Ke depan, Sigit juga menggarisbawahi tentang pentingnya menambah dan memperkuat armada patroli laut guna mencegah pelanggaran di bidang ekspor dan impor. Oleh karenanya, DJBC juga akan menambah armada dan awak kapal patrol, yaitu kapal patroli sebanyak 29 unit kapal. Hingga saat ini, DJBC memiliki 224 kapal, namun hanya 62 persen atau 139 saja yang bisa digunakan. Rencananya, menurut Sigit, DJBC akan menambah 2 kapal besar berukuran 60 meter dan beberapa kapal lain yang lebih kecil.

Bukti bahwa DJBC siap

melaksanakan tugas pokok dan fungsi

untuk menjaga dan melayani wilayah

Republik Indonesia dari pelanggaran-

pelanggaran importasi dan eksportasi"

Muhammad Sigit,DirekturPenindakandanPenyidikanDJBC

25MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Page 26: Media Keuangan April 2014

Reportase

TeksNovita Asri

FotoDok. DJP

K ementerian Keuangan (Kemenkeu) menjadi tuan rumah kegiatan Public Expenditure Management

Network in Asia (PEMNA) Treasury Community of Practice (T-CoP) pada 26-28 Maret 2014. PEMNA dihadiri oleh utusan dari 13 negara anggota dan perwakilan dari lembaga dan negara donor.

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Perbendaharaan Marwanto Harjowiryono menyampaikan, saat ini Kemenkeu sedang melakukan proses roll out Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN). Hal penting lain terkait reformasi manajemen kas yang akan dilakukan tahun ini adalah operasionalisasi Treasury Dealing Room (TDR). TDR merupakan sebuah tool manajemen kas yang memungkinkan Kemenkeu

Kemenkeu Tuan Rumah Pertemuan PEMNA T-CoP

berinteraksi dengan pasar finansial, agar dapat mengoptimalkan likuiditas kas negara. Dengan implementasi SPAN dan TDR, Indonesia akan memiliki sistem manajemen kas yang baik.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan I dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal K.A. Badaruddin menyampaikan, dengan adanya PEMNA, negara-negara yang tergabung di dalamnya mempunyai platform untuk saling berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman terkait manajemen keuangan publik. Ia berharap, PEMNA dapat meningkatkan perannya sebagai forum diskusi pengembangan manajemen keuangan publik dan menjadi platform untuk mengembangkan kemitraan menuju pengelolaan keuangan publik yang baik di level Asia.

Sebagai informasi, PEMNA merupakan sebuah forum bagi para pejabat publik di lingkup Asia yang melaksanakan tugas di bidang manajemen keuangan publik, untuk secara bersama-sama berbagi pengetahuan dan pengalaman. Secara khusus, PEMNA memfasilitasi pertukaran pengalaman masing-masing negara dalam mengimplementasikan reformasi manajemen keuangan publik, melakukan analisis tantangan terkait manajemen pengelolaan keuangan publik yang dihadapi oleh negara-negara anggotanya, dan benchmarking kinerja manajemen pengelolaan keuangan publik di antara negara-negara anggota.

Anggota PEMNA terdiri atas Indonesia, Kamboja, Tiongkok, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. Selain itu, PEMNA juga didukung oleh beberapa lembaga seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), dan Kementerian Keuangan dan Strategi Korea Selatan.

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

26

Page 27: Media Keuangan April 2014

Teks Dwinanda Ardhi

Foto Dok. Pribadi

27MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Wawancara

Kartini itu Bernama Dana Iswara Basri

Seperti RA Kartini, Dana Iswara Basri juga merupakan sosok perempuan yang menginspirasi banyak orang.

Pernah divonis menderita kanker payudara, istri Menteri Keuangan Chatib Basri itu berjuang keras untuk sembuh. Setelah berhasil melalui masa-masa berat, Dana giat mengampanyekan pentingnya melakukan deteksi dini untuk mencegah penyakit kanker payudara melalui komunitas Lovepink Indonesia.

Tak banyak yang tahu, kontribusi Dana terhadap masyarakat sebenarnya tak cuma itu. Dia juga kerap mendampingi Menkeu dalam berbagai forum dan kegiatan, baik di dalam maupun luar negeri serta aktif dalam Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Di waktu senggang, ibu tiga orang anak tersebut masih sempat mengelola usaha galeri dan butik yang menjual kain-kain tradisional dari berbagai daerah di tanah air. Di sela-sela kesibukannya, Dana menerima wawancara Media Keuangan. Selain berbagi kisah soal pengalaman hidup dan berbagai aktivitas yang dijalani, mantan penyiar berita televisi kenamaan tersebut juga menyampaikan pandangan soal emansipasi dan kiprah perempuan di Indonesia pada era ini.

Anda dikenal aktif dalam kampanye bahaya kanker payudara melalui komunitas Lovepink Indonesia. Apa saja kegiatan yang Anda lakukan bersama para anggota komunitas tersebut?

Saya duduk sebagai pembina sejak Komunitas Lovepink berdiri pada akhir tahun 2012. Di sana, kami aktif mengampanyekan pentingnya melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan kanker payudara. Kegiatan yang kami lakukan bermacam-macam, mulai dari penyuluhan dan sosialisasi mengenai “Sadari” (Periksa Payudara Sendiri), penyuluhan bahaya dari kanker payudara, sampai bagaimana langkah-langkah yang segera harus dilakukan ketika seseorang atau anggota keluarga mendapat diagnosa kanker payudara. Kegiatan ini dilakukan setiap bulan. Selain itu, kami juga menyelenggarakan acara tahunan

Page 28: Media Keuangan April 2014

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

28

yang besar seperti fun run dan fun walk serta seminar tentang kanker payudara yang diselenggarakan pada bulan Oktober atau bersamaan dengan peringatan bulan kanker payudara sedunia.

Bagaimana Anda mengenang perjuangan saat menjalani tahapan pengobatan hingga akhirnya dinyatakan sembuh dari penyakit kanker payudara? Bagaimana dukungan yang diberikan keluarga, khususnya suami Anda pada waktu itu?

Saat-saat menjalani pengobatan seperti operasi dan kemoterapi sangatlah berat dan membutuhkan kesabaran, tekad, serta keteguhan hati yang amat besar untuk mencapai kesembuhan. Tentu tidak mudah dan terkadang saya merasa lelah atau sakit sehingga ingin berhenti saja. Namun, berkat dorongan, semangat, dan perhatian yang sangat besar dari Pak Chatib dan ketiga anak saya, Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan proses

kemoterapi selama 4 kali pada bulan April 2012.

Saya juga merasa bahwa Tuhan menyayangi saya dengan cara yang amat istimewa dan memiliki maksud tertentu. Dia memberi saya sakit tersebut agar lebih memperhatikan kondisi kesehatan, makanan yang saya konsumsi, dan mengurangi kesibukan yang menyita pikiran. Saya juga merasa lebih dekat kepada Tuhan setelah sakit itu.

Bagaimana Anda menarik hikmah dari pengalaman berjuang menghadapi diagnosa dokter yang berat?

Hikmah yang saya petik dari pengalaman sakit itu adalah bahwa kesehatan mencakup fisik dan mental dan tidak bersifat “taken for granted”. Kesehatan harus dijaga dan dipertahankan dengan olah raga, gaya hidup sehat dan seimbang—misalnya keseimbangan antara

kesibukan pekerjaan dan rekreasi, serta periksa rutin untuk mereka yang sudah berusia di atas 38 sampai 40 tahun. Kaum ibu yang sudah menginjak usia 40 tahun hendaknya melakukan pap-smear dan mamografi setahun sekali.

Selain dalam komunitas LovePink Indonesia, Anda juga banyak berkontribusi dalam Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Apa saja program-program SIKIB yang telah dijalankan dan memberikan dampak pada masyarakat?

Di SIKIB Jilid II, saya bergabung dengan Pilar Indonesia Kreatif. Telah banyak yang dijalankan dan dihasilkan oleh Pilar ini, terutama dalam bidang kesenian dan pelestarian budaya. Salah satunya adalah mengajak masyarakat untuk mengangkat nama kerajinan dan kuliner di daerah tempat tinggal mereka, memberi pelatihan untuk membuat hasil kriya yang mempunyai nilai jual, memberi pelatihan

Wawancara

Page 29: Media Keuangan April 2014

Wawancara

29MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

telah memperkuat gerakannya dengan menggelar Kongres Perempuan Indonesia yang pertama. Ini adalah bukti bahwa perempuan Indonesia telah membuktikan kemandirian dan visi politik mereka dalam berpikir dan bertindak. Ini tentu sejalan dengan yang diperjuangkan oleh RA Kartini.

Pada era ini, bagaimana sebaiknya bangsa Indonesia memaknai Hari Kartini?

Jawaban saya yang utama adalah dengan mendorong terus pemerintah dan masyarakat luas untuk bersama-sama menjamin pendidikan dasar untuk setiap anak Indonesia. Yang menyedihkan, di keluarga miskin, biasanya anak yang putus sekolah adalah anak perempuan yang kemudian setelahnya dipaksa menikah muda atau bekerja membantu orang tua.

Memaknai Hari Kartini juga bisa dilakukan dengan mendorong kerja sama pemerintah dan masyarakat untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Di negara kita, angka kematian Ibu yang tertinggi terjadi pada keluarga miskin. Penyebab utamanya biasanya adalah gizi buruk. Selain kematian, gizi buruk menyebabkan sang ibu berpotensi melahirkan bayi kurang gizi yang sukar berkembang.

Selanjutnya adalah berpartisipasi dalam upaya menghapus diskriminasi terhadap kaum perempuan. Jangan lagi ada golongan masyarakat yang menganggap perempuan sebagai warga negara kelas dua, yang baru bisa mendapat haknya setelah kaum pria sudah mendapatkannya terlebih dulu. Pendidikan dan kesempatan bekerja yang sama dijamin untuk warga negara laki-laki dan perempuan, sehingga dapat memunculkan pemimpin-pemimpin dari kalangan perempuan. Saya yakin tingkat intelegensi, percaya diri, kemandirian, dan asertivitas mereka tak kalah jika dibandingkan dengan kaum pria. Jika ini secara tulus dan bersama-sama digerakkan, kita akan melihat semakin banyak Kartini masa kini yang membanggakan dan mengharumkan nama bangsa.

Semua warga negara termasuk perempuan mendapat hak yang sama dalam pendidikan, termasuk mencapai jenjang tertinggi dalam pekerjaan."

tentang packaging, branding, dan hak cipta. Dengan hasil kerajinan dan olahan kuliner itu, para ibu dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan menjadi wiraswastawan yang baik.

Saya juga membantu para narapidana di Lembaga Pemasyarakatan untuk bisa memiliki keterampilan, misalnya seperti menjahit, menyulam perca, memasak, dan membuat bermacam-macam kriya. Tujuannya agar ketika mereka selesai menjalani masa tahanan dan harus kembali ke masyarakat, mereka memiliki keterampilan sebagai modal mencari nafkah. Di samping itu, tentu masih banyak lagi kiprah SIKIB untuk masyarakat.

Saat ini Anda memiliki dan mengelola usaha butik. Bagaimana awal mula Anda merintis usaha?

Pada awalnya, kain-kain yang selama bertahun-tahun dikumpulkan tersimpan saja di lemari. Setelah anak bungsu saya, Marty, berumur 3 tahun lebih, saya baru mulai memberanikan diri membuka galeri kecil di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Di situ, saya memajang koleksi kain saya dan kain milik sahabat sekaligus partner usaha saya sampai sekarang. Sejalan dengan waktu, kami mengembangkan usaha ini menjadi butik plus galeri yang mengangkat berbagai kain daerah seperti tenun, songket, ikat, batik, dan sebagainya.

Kami mengharapkan dengan adanya galeri dan butik ini, kain-kain buatan para perajin dari seluruh Indonesia, baik yang sudah berusia puluhan tahun maupun kain baru dapat diapresiasi dan diketahui keberadaannya oleh masyarakat luas. Tidak sedikit motif-motif kain nusantara yang hampir atau bahkan sudah punah dan tidak dibuat lagi. Keberadaan kami yang kecil ini mudah-mudahan dapat membantu upaya pelestarian kain-kain

nusantara yang merupakan warisan tak ternilai dari nenek moyang kita.

Secara umum, bagaimana Anda memandang peran dan kiprah perempuan Indonesia dalam berbagai bidang dan lapisan masyarakat pada era ini?

Kiprah perempuan Indonesia sudah cukup maju dan membanggakan di berbagai bidang, baik di pemerintahan maupun swasta. Namun, masih saja ditemukan di antara lingkungan masyarakat kita kaum perempuan yang mengalami diskriminasi dalam akses untuk mendapatkan hak pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja.

Hal ini dipengaruhi oleh masih sulitnya melepaskan pandangan lama di kalangan sementara masyarakat yang menganggap bahwa perempuan adalah warga negara kelas dua. Pandangan ini memosisikan perempuan sejatinya sebagai “ratu rumah-tangga”, bukan pemimpin di tempat kerja. Maka, kita tahu masih kerap terjadi “female-stereotyping” di tempat kerja, yakni perempuan mendapat pekerjaan yang berkait dengan “female-jobs” seperti teller bank, kepala sekolah TK, public relations manager, dan hal-hal lain semacam itu. Sepatutnya ini tidak terjadi. Semua warga negara termasuk perempuan mendapat hak yang sama dalam pendidikan, termasuk mencapai jenjang tertinggi dalam pekerjaan.

Apakah implementasi emansipasi perempuan saat ini sudah sesuai dengan cita-cita perjuangan RA Kartini?

Gerakan emansipasi perempuan di Indonesia sudah ada sejak lama sekali. Sejak sebelum kemerdekaan tahun 1945, kaum perempuan telah aktif memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita. Bahkan pada tahun 1928 perempuan

Page 30: Media Keuangan April 2014

TeksIin Kurniati

FotoWardah Adina

Profil Kantor

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

30

Wisata Ilmu dan PikiranMenjelma menjadi penyelenggara diklat modern, BDK Medan komunikatif, inovatif dan berorientasi pada kepuasan stakeholders.

Kantor BDK Medan

untuk menyiapkan SDM Kementerian Keuangan yang berkualitas.

Sebagai ujung tombak peningkatan kompetensi pegawai Kemenkeu, BDK Medan mendukung terselenggaranya transfer of knowledge, transfer of skill serta sharing best experience. Wilayah kerjanya yang mencakup tiga provinsi, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Sumatera Barat bukan halangan guna melaksanakan penyelengaraan pendidikan, pelatihan dan penataran keuangan terbaik.

InovatifMengusung moto ‘Bersama Kami menjadi yang Terbaik’, BDK Medan terus berbenah. Terbukti, sejak awal tahun 2014, BDK Medan telah menempati kantor baru yang berlokasi sekitar 37,5 km dari Bandara Kualanamu. Ketika memasuki area BDK Medan, kita akan disambut dengan gedung bergaya arsitektur modern dan berbagai fasilitas pendukung sarana belajar yang lengkap. Recreation center, sport center, restoran, poliklinik, tempat ibadah dan asrama sekelas hotel bintang 4 merupakan segelintir dari fasilitas BDK Medan selain ruang kelas yang kondusif.

Tak hanya itu, suasana nyaman, tenang dan asri seolah menjadikan kantor ini bagaikan oase ditengah kebutuhan ilmu pengetahuan. Pantas rasanya bila Kepala BDK Medan, Marihot Tarigan mengatakan bahwa penyelenggaraan diklat di kantor ini bertujuan menyegarkan dan menumbuhkan semangat kerja pegawai setelah melakukan aktivitas rutin. “Kehadiran peserta kemari ini untuk wisata ilmu dan wisata pikiran, refresh. Setelah sibuk dikantor, hadir kemari menikmati

penuh konsentrasi tengah memikirkan jawaban dari setiap soal dihadapannya. Mereka adalah putra-putri asli Papua dan Papua Barat peserta afiliasi Program Diploma I yang melaksanakan ujian di Balai Diklat Keuangan (BDK) Medan.

Medan yang dikenal sebagai Kota Melayu Deli merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Wajar bila kondisi ini memposisikan BDK Medan sebagai salah satu pengelola diklat unggulan bidang keuangan negara yang terpercaya di daerah. Dibentuk sekitar 27 tahun lalu, BDK Medan merupakan wadah

P agi itu, puluhan pelajar berseragam hitam putih sedang duduk memandangi secarik

kertas di sebuah ruangan yang terasa hening. Tampak wajah-wajah serius

Page 31: Media Keuangan April 2014

Profil Kantor

31MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Marihot Tarigan, Kepala BDK Medan (tengah) bersama dua mahasiswa program Diploma I Keuangan di depan asrama BDK Medan.

pelayanannya, segar. Masuk kantor siap lagi dengan semangat baru,” ujar pria kelahiran Medan, 7 Mei 1969.

Orientasi pada stakeholdersSaat ini, BDK Medan melaksanakan pendidikan program Diploma I (Prodip) Keuangan tahun akademik 2013/2014 sebanyak enam kelas. Diantaranya terdiri dari tiga kelas spesialisasi bea cukai, dua kelas spesialisasi perpajakan dan satu kelas konsentrasi penilai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Khusus untuk penilai PBB, BDK Medan diberi amanah untuk mendidik sekitar 30 lulusan terbaik Papua dan Papua Barat. Program ini merupakan bagian dari Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat (UP4B) yang dipersiapkan untuk aparatur pemerintah daerah.

Selanjutnya, BDK Medan rutin menyelenggarakan berbagai diklat sesuai kebutuhan riil dari stakeholders yang didasarkan pada Identifikasi Kebutuhan Diklat (IKD). Tercatat, sepanjang tahun 2013 lalu, BDK Medan telah menyelenggarakan 40 diklat dengan jumlah peserta mencapai 1.296 orang. Sementara untuk tahun 2014, BDK

Medan berencana menyelenggarakan 62 diklat dengan jumlah target peserta sebanyak 2.008 orang.

Menurut Marihot, pihaknya juga mengakomodir berbagai kebutuhan stakeholders. Contohnya, diklat Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah (PPAKP) berbasis akrual. Ini dilaksanakan untuk persiapan Penerapan Standar Akuntansi Berbasis Akrual yang akan diterapkan pada 2015 mendatang. BDK Medan juga menyelenggarakan diklat Treasury Policy Analysis dan Regional Treasury Management untuk meningkatkan kapasitas SDM.

Disamping mengembangkan hard competency, diakui Marihot, BDK Medan turut membangun soft competency. Tujuannya agar tejadi keseimbangan kualitas diklat baik hard skill maupun soft skill. “Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan membangun seluruh diklatnya sebagai perpaduan antara hard skill dan soft skill. Itu merupakan kebijakan dari BPPK dan kita (sebagai unit vertikal) akan melaksanakan disini,” tegasnya.

BDK Medan juga menyelenggarakan berbagai seminar atau workshop untuk

meningkatkan pengetahuan tentang kepemimpinan dan integritas. Misalnya seperti seminar anti korupsi dan seminar mengenai peran pemimpin mendukung proses manajemen perubahan dalam transformasi kelembagaan Kemenkeu.

KomunikatifBagi Marihot, berdasarkan hasil evaluasi yang diberikan peserta diklat terkait penyelenggaraan diklat, kompetensi pengajar dan sarana prasarana diklat menunjukkan hasil yang sangat baik. Namun demikian, keterbatasan pengajar merupakan tantangan tersendiri.

“Kini, hanya terdapat dua widyaiswara (pengajar) di BDK Medan. Cuma bagaimana menyikapinya dengan menjalin hubungan baik, melalui sinergi dengan unit-unit yang ada, baik dari Kemenkeu maupun di luar Kemenkeu. Kami selalu mengupayakan menghadirkan expert, baik dari akademisi atau profesional yang kompeten,” pungkas Marihot. Terakhir, Marihot berharap BDK Medan dapat terus menyelenggarakan diklat secara tepat waktu dan efektif sesuai dengan kalender diklat 2014.

Page 32: Media Keuangan April 2014

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

32

Profil

Purnama T. SianturiTANGGAL LAHIR: 10 Maret 1968 | JABATAN TERAKHIR: Direktur Lelang | PENDIDIKAN: S1 Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

Bandung, S2 Pascasarjana Ilmu Hukum USU Medan , S3 Pascasarjana Ilmu Hukum USU Medan | PEKERJAAN LAIN: Dosen tidak

tetap pada Magister Kenotariatan USU tahun 2002-sekarang, Dosen tidak tetap pada Magister

Kenotariatan UPH tahun 2013-sekarang

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

32

Page 33: Media Keuangan April 2014

Purnama T. Sianturi,DirekturLelangDJKN

Perempuan dalam Karier dan Kehidupan

Teks Arfindo Briyan

Foto Bagus Wijaya, Dok. DJKN

Bagi Purnama, ada lima hal yang harus dia jalankan secara harmonis sebagai seorang perempuan. Ia sebagai umat Tuhan, ibu dari anak-anaknya, istri dari suaminya, wanita dengan kariernya, dan terakhir sebagai dirinya sendiri.

Profil

33MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Pertengahan bulan April, Jakarta masih saja sesekali diguyur hujan. Seperti siang itu, langit Jakarta

mulai mendung. Namun, senyum hangat tetap disunggingkan Purnama T. Sianturi, menyambut kedatangan Media Keuangan di ruang kerjanya. Seolah mengabaikan mendung yang mulai berganti hujan di luar. “Jawaban tertulisnya kurang panjang, ya?” tanya Purnama sembari mempersilakan duduk. Memang, beberapa hari sebelumnya ia telah menjawab daftar pertanyaan melalui surat elektronik. Namun, kami ingin mengenal sosoknya lebih jauh. Bulan April memang identik dengan perempuan dan emansipasi. Bertepatan dengan peringatan hari kartini pula, Media Keuangan mengangkat sosok Purnama sebagai profil di bulan ini. Salah satu sosok perempuan di Kementerian Keuangan yang berhasi membawa karier dan kehidupan pribadi berjalan beriringan.

Purnama menjabat sebagai Direktur Lelang, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) sejak tahun 2012. Satu dari beberapa perempuan di Kementerian Keuangan yang berhasil menapaki Jabatan Eselon II di usia yang relatif muda.

“Buat saya, harus seimbang antara 5 hal,” tegasnya. Kelima hal tersebut adalah dirinya selaku umat Tuhan, ibu dari anak-anak, istri, perempuan berkarier, dan terakhir pribadi. Kelima hal tersebut harus seimbang, lanjut purnama, walaupun di kala tertentu salah satu harus menjadi prioritas dibanding yang lain.

“Sebagai umat Tuhan, saya harus taat beribadah. Sebagai ibu, saya harus memberikan perhatian kepada anak. Sebagai istri, saya adalah teman suami dan sebagai wanita pekerja bekerja sungguh-sungguh. Dan terakhir, sebagai pribadi harus mempunyai waktu untuk diri saya sendiri. Semuanya harus diperhatikan dan harus ada keseimbangan. harus diperhatikan dan harus ada keseimbangan. Di kala tertentu satu prioritas," paparnya

Lebih lanjut, di dunia modern seperti saat ini, Purnama melihat bahwa wanita memiliki kesempatan yang sama seperti laki-laki, termasuk dalam berkarier. Namun, yang menjadi tantangan bukan lagi masalah kesempatan, melainkan mindset perempuan itu sendiri. “Walaupun sudah diberikan peluang yang sama untuk mencapai karier dan kesempatan sama, kadang perempuan itu sendiri yang bilang saya nggak bisa. Sebetulnya semua peluangnya bisa,” katanya.

Perempuan kelahiran Dairi 10 Maret 1968 ini memulai perjalanan karier di Kementerian Keuangan setelah lulus seleksi pada tahun 1990. Tahun yang sama saat ia mengantongi gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjajaran. Sejak awal, Purnama ditempatkan di DJKN yang dahulu masih bernama Badan Urusan Piutang Negara (BUPN).

Karier Purnama tergolong mulus. Setelah hampir dua tahun di Jakarta, pada tahun 1992 ia pindah ke Medan. Setahun kemudian, ia diangkat menjadi Kepala Seksi Analisa, Informasi dan Potensi Lelang di Kantor Wilayah BUPLN Medan. Di tahun-tahun berikutnya, berbagai jabatan Kepala Seksi lain dipercayakan kepadanya. Hingga ada tahun 2007, ia dilantik menjadi Kepala Bidang Hukum dan Informasi pada Kanwil II DJKN Medan.

Belum genap setahun di jabatan tersebut purnama dipercayai untuk menjabat sebagai Kasubdit Bantuan Hukum Direktorat Hukum dan Informasi, tepatnya di tahun 2008. Jabatan itu pula yang mengharuskannya hijrah kembali ke Jakarta. Dua tahun di jabatan tersebut, kemudian Purnama mendapatkan tantangan yang tak kalah berat, yaitu menjadi Tenaga Pengkaji Harmonisasi Kebijakan di tahun 2010 hingga 2011. Dilanjutkan dengan pelantikannya sebagai Direktur Hukum dan Hubungan Masyarakat pada tahun 2011. Kemudian di tahun 2012 hingga sekarang, jabatan sebagai Direktur Lelang diamanatkan kepadanya.

“Bagi saya, tidak perlu tinggi-tinggi, yang penting sungguh-sungguh. Kalau karier tinggi tapi anaknya nakal, jadi tidak ada gunanya. Ada yang menjadi prioritas,” katanya.

Pendidikan menjadi salah satu hal yang menjadi prioritas Purnama. Lulus SMA, ia memutuskan untuk memilih Fakultas Hukum Universitas Padjajaran. “Saya senang dengan hukum dan tertantang mengerti hukum,” kata Purnama saat ditanya alasan mengapa ia memilih fakultas tersebut. Tidak ingin setengah-

Page 34: Media Keuangan April 2014

Profil

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

34

setengah, S2 dan S3 nya pun di bidang hukum. Pendidikan pascasarjana ia tempuh Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan pada tahun 1999 hingga 2002. Sedangkan pendidikan S3 di kampus yang sama pada tahun 2002 hingga 2007. Motivasinya sederhana, “Menjadi orang yang berguna.”

Pilihannya untuk terus menimba ilmu pengetahuan mengenai hukum sangat mendukung pekerjaan di DJKN. Misalnya bidang lelang, lelang juga digunakan sebagian cara penjualan barang dalam penyelesaian penegakan hukum.

Tidak hanya untuk kepentingan karier semata, Purnama pun ingin membagi ilmunya dengan banyak orang. Salah satunya dengan cara menjadi pengajar. Perempuan yang mempunyai hobi membaca ini menjadi dosen tidak tetap di Magister Notariat USU dan di Universitas Pelita Harapan. “Hobi saja,” katanya. Ia mengaku mempunyai dua alasan untuk terus mengajar. Pertama menambah pengetahuan sekaligus bisa menmembagikan pengetahuan kapada mahasiswa. Kedua agar memeproleh masukan dan mengetahui sampai batas mana pemahaman peserta terhadap apa yang ia sampaikan. “Saya mengajar peraturan lelang dan saya jadikan sebagai cara untuk menambah pengetahuan sekaligus tahu feedback mereka,” lanjut Purnama.

Dalam jabatannya saat ini sebagai Direktur Lelang, Purnama mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lelang yang tepat, cermat, akurat, transparan serta akuntabel. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mendukung lelang menjadi wahana jual beli masyarakat yang diminati dan terpercaya.

Purnama mengaku, melaksanakan jabatan ini tidaklah mudah. Ada beberapa tantangan yang harus ia hadapi. Pertama, terkait dengan praktik pelaksanaan lelang. Akhir-akhir ini, pelaksanaan lelang tidak jarang mendapat gangguan atau intimidasi dari kelompok atau

oknum tertentu. Mereka mengintimidasi peserta lelang yang serius, agar tidak melakukan penawaran yang maksimal. Hal tersebut menyebabkan harga lelang yang terbentuk menjadi kurang optimal.

Guna menekan aksi oknum-oknum tersebut, DJKN dan seluruh jajarannya senantiasa melakukan berbagai upaya. Hal ini sejalan dengan kebijakan Dirjen Kekayaan Negara Hadiyanto. Di antaranya melalui penyempurnaan peraturan dan SOP lelang. Selain itu, dikembangkan pula pelaksanaan lelang dengan penawaran melalui teknologi informasi dan komunikasi yaitu lelang melalui tromol pos, lelang melalui email, dan lelang melalui internet. Dengan demikian, orang dapat menawarkan harga dari mana saja. “Saya melihat dukungan Dirjen (Hadiyanto) sangat penuh. Banyak SOP yang sudah diperbaiki, yang paling utama kita bisa melakukan lelang tanpa kehadiran, sehingga tanpa ada interaksi di antara peserta lelang, yang pada akhirnya akan tercapai harga yang optimal,” Kata Purnama. Dengan demikian, ia melanjutkan, diharapkan upaya-upaya tadi dapat menjadi solusi yang efektif untuk menekan praktik yang dapat berakibat kontraproduktif terhadap hasil lelang tersebut.

Kemudian, Purnama dan timnya harus terus berusaha meningkatan publisitas dan transparansi informasi lelang. Hal tersebut dilakukan melalui pengunggahan daftar objek lelang di website DJKN, pendampingan dan pemantauan atas pelaksanaan lelang oleh Kantor Wilayah DJKN atau Direktorat Lelang.

Tantangan kedua, diperlukan pengetahuan dan pemahaman terkait lelang guna menumbuhkan keyakinan atas legalitas formal objek dan subjek lelang. Hal ini tidak lepas karena lelang melayani berbagai stakeholders. Di antaranya Pemegang Hak Tanggungan, Kurator terkait lelang eksekusi harta pailit, Penyidik atau Eksekutor terkait lelang barang sitaan dan rampasan, Kementerian/Lembaga terkait lelang noneksekusi wajib BMN, BUMN atau

BUMD dan masyarakat luas terkait lelang noneksekusi sukarela.

Lelang juga digunakan sebagai cara penjualan objek jaminan kredit perbankan. Oleh sebab itu, ketika terjadi penjualan lelang atas barang jaminan, kemungkinan debitur tidak menginginkan barangnya dilelang dan berusaha untuk melakukan upaya-upaya untuk membatalkan lelang mungkin saja terjadi. Gugatan, keberatan atau bantahan terkait lelang terkadang dilakukan oleh debitur atau pihak ketiga.

“Sebenarnya proses dan tahapan lelang telah dilaksanakan dengan benar oleh KPKNL. Namun, adanya proses yang kurang sempurna di awal digunakan sebagai dasar untuk melakukan gugatan/keberatan/bantahan terhadap pelaksanaan lelang. Proses yang kurang sempurna tersebut biasanya pada saat di bank. Seperti pengikatan kredit, penentuan jumlah utang, dan penentuan pemberitahuan wanprestasi,” paparnya.

Agar keyakinan atas legalitas formal objek dan subjek lelang serta mengurangi adanya gugatan, keberatan, maupun bantahan yang dapat membatalkan lelang, Purnama mempunyai strategi tersendiri. “Kita selalu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman SDM melalui capacity building atau workshop. Kemudian ada pembinaan kepada 576 Pejabat Lelang Kelas I, 156 Pejabat Lelang Kelas II, 91 Balai Lelang, dan staf KPKNL terkait pelayanan lelang di seluruh Indonesia. Dengan demikian, mereka benar-benar profesional dalam melaksanakan lelang,” lanjut Purnama.

Tantangan ketiga adalah dalam rangka menuju lelang sebagai cara penjualan untuk mencapai harga yang optimal dalam lelang. Selain penyempurnaan peraturan, peningkatan pengetahuan SDM, dan pembinaan lelang, Purnama dan jajarannya di Direktorat Lelang juga melakukan berbagai cara lain. Langkah tersebut diklasifikasikan menjadi lima, yaitu Reporting & Monitoring, Securing, Simplifying, Styling, dan sosialisasi lelang.

Page 35: Media Keuangan April 2014

Profil

35MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

“Untuk meningkatkan efisiensi kinerja pegawai dalam menyelenggarakan administrasi lelang, saat ini kami tengah mengembangkan sistem aplikasi yang mampu mengakomodir proses penatausahaan dan pelaporan lelang untuk dapat dilaksanakan secara terotomatisasi,” papar Purnama menerangkan langkah pertama, Reporting & Monitoring. Tahapan penatausahaan lelang yang diakomodir oleh aplikasi ini, lanjut Purnama, meliputi beberapa hal. Di antaranya adalah perekaman permohonan lelang, hasil verifikasi dokumen permohonan lelang, registrasi permohonan lelang, penetapan jadwal lelang. Kemudian dilanjutkan dengan realisasi pelaksanaan lelang, hingga pencetakan produk-produk hasil pelaksanaan lelang seperti kutipan risalah lelang.

“Inovasi dalam sistem pelaporan dan penatausahaan lelang ini pada dasarnya memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kualitas internal business process pada tingkat KPKNL, Kantor Wilayah, maupun Kantor Pusat DJKN,” katanya.

Kemudian, ‘Securing’ merupakan suatu program Direktorat Lelang yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kualitas pengamanan pada risalah lelang. Hal tersebut dilakukan dengan penggunaan kertas sekuriti atau security paper sebagai media untuk pencetakan risalah lelang. Risalah Lelang sendiri

“Citra yang baik merupakan modal utama dari suatu pelayanan,” kata Purnama, “Karena dapat meningkatkan rasa percaya konsumen untuk menggunakan jasa pelayanan yang ditawarkan.” Untuk menghadirkan citra yang baik dan ciri khas, Direktorat Lelang mengadakan atribut-atribut khusus yang akan digunakan oleh Pejabat Lelang, antara lain seperti pin Pejabat Lelang, buku saku Pedoman Umum Lelang, palu lelang, serta tas kerja. Atribut khusus bagi Pejabat Lelang Kelas I tersebut telah didistribusikan sejak tahun 2012, “Saat ini telah digunakan oleh Pejabat Lelang Kelas I,” katanya.

Selain berupaya untuk meningkatkan efisiensi internal business process, Direktorat Lelang juga melakukan ekstensifikasi lelang untuk menggali potensi para calon pengguna jasa potensial melalui penyelenggaraan sosialisasi lelang kepada masyarakat umum. “Upaya marketing dan promosi yang dilakukan oleh Direktorat Lelang untuk lebih mengenalkan keunggulan lelang kepada para potential service-users,” kata Purnama. Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan Auction on Clinic, “Biasanya bersamaan dengan pameran properti,” tambahnya. Selain itu, juga ditampilkan berbagai iklan layanan lelang dan menu info lelang, “Di sana ditampilkan informasi data objek lelang dengan nilai limit paling sedikit Rp300 juta di website DJKN.”

Ke depan, Purnama berharap agar DJKN menjadi satu-satunya institusi pengelola kekayaan atau aset negara yang kredibel. “Kalau bicara aset negara, orang ingatnya Kementerian Keuangan, ingatnya DJKN,” tambahnya.

“Terkait lelang, saya berharap lelang menjadi pilihan masyarakat dalam menjual barangnya atau sales means auction, sekaligus menjadi pilihan dalam membeli barang,” katanya. Sehingga pada tahun 2014, realisasi lelang dapat lebih besar dari tahun 2013, yaitu sebesar kurang lebih 9,81 triliun rupiah.

Citra yang baik merupakan modal utama dari suatu

pelayanan."

berfungsi sebagai akta jual beli atas barang guna keperluan balik nama. Sedangkan kertas sekuriti merupakan dokumen yang oleh sifat dan fungsinya diberi pengamanan dan pengawasan.

“Pengamanan ini bertujuan untuk mencegah peniruan, penggandaan maupun manipulasi. Untuk mencegah pihak-pihak tertentu memalsukan atau menyalahgunakan kertas sekuriti tersebut. Saat ini, kertas sekuriti sudah secara efektif digunakan oleh KPKNL dan Pejabat Lelang Kelas II di seluruh Indonesia dalam mencetak kutipan risalah lelang,” paparnya.

Simplifying merupakan salah satu program utama Direktorat Lelang, yaitu program penyederhanaan risalah lelang dilakukan dari segi muatan dan penulisan. Mengingat SOP pembuatan kutipan risalah lelang harus dilakukan selama satu hari.

Page 36: Media Keuangan April 2014

Teks Iin Kurniati

FotoKukuh Perdana

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

36

Info Kebijakan

Penguatan nilai tukar Rupiah dan IHSG turut dipengaruhi sentimen akibat capital inflow yang masuk ke pasar domestik serta surplusnya neraca perdagangan. Masuknya aliran dana asing ke pasar saham dan uang berdampak pada peningkatan cadangan devisa. Hal ini menambah kepercayaan investor untuk mengumpulkan portofolio bernilai Rupiah. Tercatat, sejak Januari hingga pertengahan April 2014, aliran saham masuk mencapai Rp31,9 triliun sementara dari Surat Utang Negara (SUN) mencapai Rp46,4 triliun.

Selanjutnya, pada Maret 2014 inflasi mencapai sebesar 0,08 persen month to month (mtm) atau 7,32 persen year on year (yoy). Angka ini hampir sama dengan rerata historis lima tahun terakhir di bulan Maret sebesar 0,09 persen (mtm). Besaran ini jauh lebih rendah dibanding inflasi bulan Maret tahun sebelumnya sebesar 0,47 persen (mtm). Penyebab utama rendahnya inflasi bulan ini adalah koreksi pada komponen volatile foods sebesar 0,55 persen (mtm).

Ke depan, masih ada beberapa faktor risiko tekanan inflasi yang bersumber dari sejumlah kebijakan di bidang harga. Diantaranya seperti kenaikan Tarif Tenaga Listrik, kenaikan harga jual elpiji 12kg tahap kedua, dan implikasi kenaikan surcharge. Tak hanya itu, dampak El-Nino yang diperkirakan akan terasa mulai bulan Juni yang berpotensi

menimbulkan tekanan inflasi yang berasal dari volatile foods.

Tercatat, laju inflasi akhir tahun (yoy, ytd) pada saat terjadinya El-Nino cukup rendah, yakni sebesar 6,60 persen (2006), 2,78 persen (2009), dan 4,30 persen (2012). Namun demikian, hal ini mendorong peningkatan laju inflasi komponen harga bergejolak (volatile foods). Relatif tingginya inflasi volatile foods bersumber dari dampak gangguan terhadap produksi bahan pangan, baik

dari sumber dalam maupun luar negeri, sehingga mendorong peningkatan harga komoditas bahan pangan.

Kemudian, terkait neraca perdagangan, pada Februari 2014 mencatatkan surplus sebesar US$785 juta, lebih tinggi dibandingkan defisit pada Januari sebesar US$444 juta. Angka ini berasal dari total ekspor sebesar US$14,57 miliar, dan total impor sebesar US$13,78 miliar.

Surplus trade balance ini berasal dari peningkatan ekspor dari US$2.501,7 juta (Januari) menjadi US$2.660,3 juta (Februari). Peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor

minyak mentah sebesar 31,21 persen menjadi US$686,4 juta dan ekspor hasil minyak sebesar 10,30 persen menjadi US$301,7 juta. Namun demikian, ekspor gas menurun sebesar 1,92 persen menjadi US$1.672,2 juta.

Sedangkan nilai impor migas Februari 2014 mencapai US$3,46 miliar atau turun 2,61 persen dibanding Januari 2014 sebesar US$3,55 miliar. Penurunan impor migas dipicu oleh turunnya nilai impor hasil minyak sebesar US$269,9 juta (11,56 persen). Meskipun demikian, impor minyak mentah dan gas meningkat masing-masing sebesar US$163,3 juta (18,10 persen) dan US$13,8 juta (4,41 persen). Perkembangan ekonomi globalVolume perdagangan diperkirakan masih akan meningkat moderat, sementara inflasi diperkirakan mereda. Harga minyak dunia cenderung menurun akibat meningkatnya supply minyak di Amerika Serikat dan OPEC serta operasionalisasi shale gas. Meskipun begitu, terdapat potensi risiko peningkatan harga akibat gejolak di Middle East dan permintaan energi dunia masih lemah.

Sejak awal tahun 2014, nilai tukar Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mengalami penguatan tertinggi di kawasan, namun risiko pelemahan mulai muncul kembali.

surplus

US$785 jutaNeraca Perdagangan

Penguatan Tertinggi di Kawasan

Page 37: Media Keuangan April 2014

Info Kebijakan

37MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Terkait harga minyak dunia, dibandingkan bulan sebelumnya, pada Maret 2014 mencapai US$106,9 per barel. Hingga pertengahan April 2014 (16/4), harga minyak dunia mancapai US$114,7 per barel. Kenaikan ini didorong oleh perkiraan peningkatan permintaan kebutuhan bahan bakar. Meskipun demikian, ekspor dari Libya diperkirakan akan meningkat sehingga dapat menekan kenaikan harga pada minggu berikutnya.

Amerika SerikatPertumbuhan ekonomi Amerika pada kuartal keempat (Q4) 2013 direvisi naik menjadi sebesar 2,6 persen quarter to quarter (qoq). Angka ini lebih tinggi dibanding estimasi sebelumnya sebesar 2,4 persen (qoq).

Berdasarkan hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Maret 2014, The Fed kembali mengurangi program pembelian obligasi (QE3) sebesar US$10 miliar menjadi US$55 miliar per bulan. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan pada semester kedua tahun 2015. Namun tetap akan berpatokan pada kondisi perekonomian serta target angka pengangguran di atas 6,5 persen dan outlook inflasi sebesar 2,5 persen.

Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat setuju untuk menunda sementara peningkatan batas utang sampai Maret tahun depan.

Sebelumnya terkait batas utang AS yang akan berakhir pada 27 Februari 2014, Partai Republik mengizinkan peningkatan pagu utang tanpa syarat apapun.

Zona EropaPerekonomian kawasan Eropa sedikit mengalami kemajuan di akhir tahun 2013 lalu tetapi masih melemah pada sektor industri. Tercatat, inflasi turun dari sebesar 0,7 persen di bulan Februari 2014 menjadi 0,5 persen di Maret 2014.Terkait indikator sektor riil, kawasan Eropa mencatatkan pertumbuhan positif pada Februari 2014. Tercatat, produksi industri mencapai sebesar 0,2 persen, angka ini meningkat dibandingkan Januari 2014 lalu yang hanya sebesar 0,0 persen. Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada Februari

2013, produksi industri mengalami pertumbuhan sebesar 1,7 persen. Sedangkan penjualan ritel mampu tumbuh sebesar 0,8 persen. Besaran tersebut didukung oleh sektor non-pangan sebesar 2,0 persen dan bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 0,8 persen.

Kemudian, tingkat pengangguran kawasan Eropa pada Februari 2014 mencapai 11,9 persen, angka ini cenderung stabil sejak Oktober 2013. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, tingkat pengangguran mencapai 12 persen. Di antara anggota kawasan Eropa, tingkat pengangguran terendah berada di negara Austria (4,8%), Jerman (5,1%), Luxemburg (6,1%), Yunani (27,5% di Desember 2013), dan Spanyol (25,6%).

Perkembangan Inflasi

9,0

8,0

7,0

6,0

5,0

4,0

3,0

Januar

i 2010

Juli 2

010

Juli 2

011

Juli 2

012

Juli 2

013

Januar

i 2011

Januar

i 2012

Januar

i 2013

Januar

i 2014

yoy (%)

3,43

5,67

6,457,01

3,48

Maret 20147,32

8,22

9,0

8,0

7,0

6,0

5,0

4,0

3,0

Januar

i 2010

Juli 2

010

Juli 2

011

Juli 2

012

Juli 2

013

Januar

i 2011

Januar

i 2012

Januar

i 2013

Januar

i 2014

yoy (%)

3,43

5,67

6,457,01

3,48

Maret 20147,32

8,22

Neraca Perdagangan

Page 38: Media Keuangan April 2014

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

38

Info Kebijakan

Zona AsiaPertumbuhan ekonomi Tiongkok pada Q1:2014 sebesar 7,4 persen (yoy), melambat dibandingkan Q4:2013 sebesar 7,7 persen (yoy). Untuk tetap menumbuhkan perekonomiannya sebesar 7,5 persen di tahun 2014, pemerintah Tiongkok meluncurkan mini stimulus untuk menopang perekonomiannya. Diantaranya dengan melakukan pemotongan pajak pada perusahaan kecil, melakukan rekonstruksi pada kawasan kumuh dan merencanakan percepatan pembangunan rel kereta api.

Berdasarkan rencana kerja lima tahunan, jaringan kereta api nasional Tiongkok direncanakan akan mencapai 120.000 km di tahun 2015 mendatang. Melalui pembangunan jaringan kereta nasional ini diharapkan akan meningkatkan investasi. Sementara terkait rekonstruksi kawasan kumuh, pemerintah berharap akan dapat meningkatkan taraf hidup rakyat, menurunkan rata-rata harga rumah dengan meningkatkan pasokan rumah murah. Melalui kedua hal tersebut, diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat.

Sejalan dengan Tiongkok, kondisi perekonomian Jepang juga berada di bawah bayangan tekanan fiskal. Pertumbuhan ekonomi Jepang pada Q4:2013 hanya sebesar 0,7 persen quarter on quarter, seasonally adjusted annualized rate (qoq saar), lebih rendah dari estimasi sebelumnya sebesar 0,9 persen (qoq saar). Secara rata-rata, sepanjang tahun 2013, Jepang mampu tumbuh sebesar 1,5 persen (yoy).

Pemerintah Jepang menaikkan pajak penjualan dari 5 persen menjadi 8 persen sehingga sedikit membebani kinerja korporasi Jepang. Akibatnya, kenaikan anggaran belanja korporasi hanya 0,1 persen di tahun ini. Padahal kenaikan belanja korporasi tahun lalu mencapai 3,9 persen. Kebijakan ini memicu inflasi, tercatat pada Februari 2014 inflasi mencapai 1,5 persen (yoy), lebih tinggi dari

Indikator Kinerja

Nilai Tukar Rupiah (16 April 2014)

Indeks Harga Saham Gabungan (16 April 2014)

Inflasi (Maret 2014)

Harga Minyak Mentah Indonesia (Februari 2014)

Arus Modal Masuk (April 2014)

Yield SUN (April 2014)

Pertumbuhan PDB

Investasi Langsung

Perdagangan Internasional

Neraca Pembayaran

Nilai tukar Rupiah pada 16 April berada pada Rp11.436/US$ men-galami apresiasi 6,43% (ytd)Periode 2 Januari hingga 16 April 2014 Rupiah mengalami level terkuat Rp11.295/US$ dan level terlemah Rp12.240/US$

IHSG pada 16 April 2014 sebesar 4.873,01 menguat 15,7% (ytd). Periode 2 Januari hingga 16 April 2014 IHSG mencapai level tert-inggi sebesar 4.891,32 dan level terendah sebesar 4.175,81

Inflasi per Maret 2014 mencapai 0,08% (mtm), 1,41% (ytd), atau 7,32% (yoy).

ICP per Februari 2014 mencapai US$106,1 per barel. ICP per Januari 2014 sebesar US$105,8 per barel.

Per 15 April 2014: Saham mengalami inflow Rp344,5 miliar, SUN mengalami inflow Rp390 miliar Selama April 2014: Saham mengalami inflow Rp7,2 triliun, SUN mengalami inflow Rp9,4 triliun (s.d. 15 April)Selama 2014 (ytd): Saham mengalami inflow Rp31,9 triliun; SUN mencapai Rp46,4 triliun (s.d. 15 April) Di pasar SUN, posisi kepemilikan asing per 15 April 2014 sebesar Rp370,1 triliun.

Yield SUN periode 16 April 2014: • Yield SUN 10Y sebesar 7,89%, • Yield SUN 5Y sebesar 7,56%Periode 1 Januari hingga 16 April 2014 • Yield SUN 10Yà Tertinggi 9,18% -- Terendah 7,85%• Yield SUN 5Y à Tertinggi 8,67% -- Terendah 7,56%

Pada Q4-2013 PDB tumbuh sebesar 5,72% (yoy). Sepanjang 2013 : 5,78% (yoy). PDB nonmigas 6,3%, PDB migas -2,8%Sepanjang 2012 : 6,23% (yoy). PDB nonmigas 6,8%, PDB migas -3,3%

Realisasi investasi Triwulan IV 2013 sebesar Rp105,35 triliun atau naik 26,4% (yoy)• PMA : Rp 71,2 triliun naik 25,4% (yoy)• PMDN : Rp 34,1 triliun naik 28,7%(yoy) Realisasi investasi selama 2013 mencapai Rp398,6 triliun atau naik 27,3% (yoy)• PMA : Rp 270,42 triliun naik 22,4% (yoy)• PMDN : Rp 128,2 triliun naik 39,0%(yoy)

Februari 2014:• Ekspor turun 3,0% (yoy) menjadi US$14,6 miliar• Impor turun 10,0% (yoy) menjadi US$13,8 miliar• Surplus perdagangan Februari 2014 sebesar US$785 juta

• Pada Q4-2013 Defisit transaksi berjalan kembali menyempit menjadi US$4,0 miliar (2.0% PDB) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar US$8,5 miliar (3,8% PDB).

• Surplus transaksi modal dan finansial meningkat menjadi US$9,2 miliar yang berasal dari surplus investasi langsung, portofolio dan lainnya.

• Akan tetapi BoP 2013 masih defisit US$7,3 miliar dengan defisit transaksi berjalan sebesar 3,3% PDB

Januari sebesar 1,4 persen (yoy). Kondisi ini menyebabkan Jepang akan mempercepat kucuran dana stimulus pemerintah dalam beberapa bulan ke depan. Rencananya, pemerintah Jepang mengucurkan paket stimulus senilai

¥18,6 triliun, untuk mengimbangi dampak kenaikan tarif pajak penjualan. Bank Sentral Jepang juga tetap akan mempertahankan pembelian obligasi (stimulus moneter) senilai ¥60 hingga ¥70 triliun yen per tahun.

Tabel Perkembangan ekonomi Indonesia

Page 39: Media Keuangan April 2014

39MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Page 40: Media Keuangan April 2014

Teks Praptono Djunedi

K ini, hampir 50 tahun sejak ASEAN berdiri, kondisi perekonomian masing-masing negara sudah

semakin berkembang. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari sepertiga total penduduk ASEAN memiliki PDB sekitar USD846,8 miliar (sekitar 40 persen PDB ASEAN) sehingga menghasilkan PDB perkapita USD3.563. Capaian ini ternyata masih relatif di bawah rata-rata PDB perkapita kawasan. Dua negara yang berpenduduk relatif sedikit (Singapura hanya 5 jutaan dan Brunei Darussalam berpenduduk kurang dari setengah juta) memiliki PDB perkapita tertinggi di ASEAN (Singapura USD50.130 dan Brunei USD38.703). Grup berikutnya adalah Malaysia dan Thailand yang masing-masing berpenduduk 29 juta dan 68 juta dengan PDB perkapita USD9.941 dan USD5.116. PDB perkapita Filipina dan negara lainnya jauh di bawah PDB perkapita ASEAN.

Menjemput Pasar Bebas ASEAN 2015

105

55

2008

95

54

2009

84

44

2010

82

46

2011

92

50

2012

82

38

2013

Daya Saing Indonesia Kualitas Infrastruktur

Grafik 1:Posisi Daya Saing Indonesia dan Kualitas Infrastruktur

Sumber: Berbagai Sumber

FotoIin Kurniati

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

40

Kolom Ekonom

Page 41: Media Keuangan April 2014

Kolom Ekonom

Dengan perbedaan kondisi perekonomian seperti itu, tidak lama lagi semua negara ASEAN akan menyongsong berlakunya ASEAN Community 2015. ASEAN Community yang dicita-citakan sejak tahun 1997 ini mencakup tiga sektor yaitu ekonomi, sosial budaya serta politik dan keamanan. Terkait dengan hal tersebut, bahasan tulisan ini hanya fokus pada sektor ekonomi, atau lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community).

Salah satu karakteristik AEC adalah ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik, dan aliran modal yang lebih bebas. Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan dalam menyambut era pasar bebas ASEAN ini?

Infrastruktur dan daya saing IndonesiaDari Grafik 1 dapat dilihat bahwa daya saing global Indonesia selama enam tahun terakhir (2008 s.d. 2013) mengalami fluktuasi dan hanya naik 17 tingkat.

Tahun 2008, daya saing Indonesia berada pada peringkat ke-55. Pada tahun 2013, posisinya relatif meningkat sehingga berubah menjadi peringkat ke-38 dari 148 negara. Ketika posisi daya saing Indonesia berada di urutan 50, Singapura di urutan ke-2, Malaysia ke-25, Brunei Darussalam ke-28, dan Thailand ke-38. Sedangkan daya saing Filipina (ke-65) dan negara ASEAN lainnya relatif lebih buruk.

Sementara itu, jika melihat Tabel 2, kecuali terhadap Malaysia, infrastruktur kereta api dan telepon tetap Indonesia relatif lebih baik daripada Thailand, Vietnam dan Filipina. Namun, untuk infrastruktur lainnya (jalan, pelabuhan, angkutan udara, listrik, dan telepon seluler), Indonesia masih kalah dari Malaysia dan Thailand.

Mari kita lihat sektor ketenagalistrikan sebagai contoh. Dari sisi rasio elektrifikasi (RE), RE Indonesia masih berada pada kisaran 72,9 persen, sedangkan Malaysia 99,4 persen dan Thailand 99,3 persen. Walaupun angka RE Indonesia sekitar 73 persen, namun ada sebagian daerah timur Indonesia yang angka RE-nya di bawah 50 persen. Hal ini berpotensi menjadi disinsentif bagi para investor yang berinvestasi di kawasan timur Indonesia manakala perusahaannya memerlukan listrik yang relatif tinggi.

Contoh lainnya adalah sektor pelabuhan. Untuk pelabuhan penyeberangan, beberapa masalah yang dihadapi diantaranya adalah usia dan terbatasnya jumlah armada penyeberangan (hanya 267 kapal yang melayani 179 lintasan komersial dan perintis), belum tersedianya pelabuhan penyeberangan pada lintas tertentu, serta belum terhubungkannya tiga lintas misal lintas Wahai-Fakfak (sabuk selatan). Sedangkan terkait dengan pelabuhan laut, problem yang dihadapi adalah sekitar 50 persen kapal kargo domestik berusia di atas 25 tahun, belum optimalnya konektivitas angkutan laut terutama kawasan timur Indonesia

dan belum adanya pendanaan murah untuk pengadaan/peremajaan armada pelayaran domestik. Dengan kondisi kapal domestik yang demikian, maka sulit untuk bisa bersaing dengan kapal kargo asing. Makanya, tidak mengherankan kalau Neraca Jasa pada Neraca Pembayaran kita selalu defisit.

Sementara itu, jumlah pelabuhan di Indonesia totalnya sebanyak 1.240 pelabuhan (tahun 2011). Rinciannya meliputi 33 pelabuhan utama, 217 pelabuhan pengumpul, 249 pelabuhan pengumpan regional dan 741 pelabuhan pengumpan lokal. Dengan demikian, jaringan pelabuhan Indonesia merupakan yang terbesar di Asia tenggara. Namun, sayangnya, sarana dan prasarana yang ada di pelabuhan kurang memadai. Akibatnya, terjadi inefisiensi biaya dan waktu transportasi. Dampak berikutnya, dwelling time untuk kontainer di pelabuhan domestik relatif lama. Tanjung Priok sebagai pelabuhan acuan dwelling time di Indonesia memerlukan waktu sekitar 8 hari. Bandingkan dengan di pelabuhan Singapura yang hanya perlu 1,1 hari, Port Klang Malaysia 4 hari, serta Thailand 5 hari. Tentu kondisi ini akan berpengaruh pada daya saing barang ekspor kita.

Tabel 2:Kualitas Infrastruktur Sebagian Negara ASEAN

Tahun 2013 Indonesia Malaysia Thailand Vietnam FilipinaInfrastruktur 82 25 61 110 98Jalan 78 23 42 102 87Kereta Api 44 18 72 58 89Pelabuhan 89 24 56 98 116Angkutan Udara 68 20 34 92 113Listrik 89 37 58 95 93Telepon Seluler 62 27 49 21 81Telepon Tetap 82 79 96 88 109

Sumber: The Global Competitive Index 2013-2014,World Economic Forum (dalam Bappenas, 2014)

41MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Page 42: Media Keuangan April 2014

Transaksi ekspor impor antara Indonesia dan negara ASEAN semakin meningkat dalam satu dekade terakhir ini. Ekspor Indonesia ke negara ASEAN terus menunjukkan peningkatan hingga sekitar 22 persen dari total ekspor ke mitra dagang utama. Sedangkan impor Indonesia dari negara ASEAN berkisar 28 persen dari total impor Indonesia. Defisit terbesar neraca perdagangan terjadi dengan negara Singapura (USD2.007,6 juta) dan Thailand (USD1.236,1 juta) sedangkan surplus terbesar dengan negara Filipina yang mencapai USD755,9 juta (lihat Grafik 3). Porsi ekspor Indonesia ke negara ASEAN didominasi oleh migas (24,4 persen) terutama gas bumi. Sedangkan porsi impor Indonesia dari negara ASEAN juga didominasi oleh migas (17 persen) terutama produk BBM. Meningkatnya impor minyak dan produk BBM akibat dari meningkatnya kebutuhan BBM dalam negeri beberapa waktu lalu menyebabkan negara kita mengalami triple deficit.

TerobosanUntuk menjemput datangnya Pasar Bebas ASEAN tidak bisa hanya mengandalkan cara berpikir dan rekomendasi yang biasa-biasa saja. Diperlukan cara berpikir yang integral dan cara pandang baru. Misalnya,

masihkah pola subsidi energi seperti sekarang perlu dipertahankan? Masihkah kita mengandalkan investor untuk berinvestasi di Indonesia padahal pada saat yang sama regulasi yang menghambat investasi masih terus dibiarkan berlaku? Masihkah kita mengharapkan dana investasi masuk ke koridor-koridor ekonomi kita, sementara pada saat yang sama penyediaan infrastruktur dasar belum tersedia secara memadai.

Untuk sektor ketenagalistrikan misalnya. Kita berlama-lama telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi, tetapi yang mampu dimanfaatkan baru sekitar lima persen dari total potensi panas bumi. Mempercepat pemanfaatan energi panas bumi untuk menerangi daerah sekitarnya dapat dimaknai sebagai tanda syukur karena bumi kita merupakan kawasan ring of fire. Insentif fiskal secara layak dari APBN pantas diberikan kepada investor yang berdedikasi untuk mengembangkan energi panas bumi. Kalau pemanfaatan panas bumi ini bisa dipercepat, penulis yakin masyarakat sekitar pasti bersyukur bisa menikmati energi listrik dan tidak keberatan untuk membayar tagihan listrik sesuai harga keekonomian. Namun, untuk mengakomodir Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, pemerintah tetap perlu memberikan subsidi (skema terbatas) kepada masyarakat pengguna listrik 450 VA dan 900 VA. Pesan yang perlu disampaikan adalah subsidi diberikan agar masyarakat terdorong untuk berpikir dan bekerja secara lebih produktif, efisien dan lebih berdaya saing.

Sumber: Badan Kebijakan Fiskal, 2014, diolah

1.000

500

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

SG TH PH MY MM CB BN LA VN

Grafik 3:Perdagangan Dengan Negara ASEAN (USD juta)

Pustaka:• Direktorat Transportasi Bappenas,

Cetak Biru Sislognas, 2014; • Direktorat Transportasi Bappenas, Peta

Pelabuhan dan Komoditas Pangan Strategis dalam Sislognas, 2014;

• Berbagai sumber lainnya.

Untuk menjemput datangnya Pasar Bebas

ASEAN tidak bisa hanya mengandalkan

cara berpikir dan rekomendasi yang biasa-biasa saja.

Diperlukan cara berpikir yang integral dan cara

pandang baru.

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

42

Kolom Ekonom

Page 43: Media Keuangan April 2014

43MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Page 44: Media Keuangan April 2014

Teks Budi Sulistyo

IlustrasiWardah Adina

S aat ini, penggunaan telepon genggam dan gadget lain dengan harga tinggi seolah sudah

menjadi gaya hidup bukan hanya oleh pekerja namun juga para pelajar dan mahasiswa. Cepatnya perkembangan fitur-fitur baru pada ponsel dan harga yang semakin terjangkau meningkatkan tren penjualan ponsel. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor produk seluler, komputer genggam, dan komputer tablet menunjukkan tren peningkatan, dan mencapai 55 juta unit atau senilai USD2,78 miliar pada 2013. Nilai impor tersebut naik apabila dibandingkan jumlah impor ponsel pada 2012, dengan nilai impor ponsel USD2,6 miliar. Dari jumlah tersebut, 15%nya dikategorikan sebagai barang mewah. Nilai impor ponsel terus naik. Adapun selama pada periode Januari-Februari 2014 nilai impor ponsel sudah menyentuh USD524,38 juta.

Wacana pengenaan PPnBM ponsel sendiri mendapatkan mendapatkan tanggapan yang beragam khususnya dari asosiasi pengusaha. Asosiasi pengusaha menyatakan pengenaan

Rencana Pemerintah untuk memberlakukan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) ponsel kembali mengemuka akhir-akhir ini. Kementerian Perindustrian berencana mengusulkan tarif PPnBM bagi ponsel di atas Rp5 juta per unit sebesar 20%. Menurut Kementerian Perindustrian, pesatnya perkembangan peralatan komunikasi nasional dan derasnya impor produk seluler perlu ditata dengan mengendalikan impor ponsel. Dengan pengenaan tarif PPnBM, diharapkan impor ponsel bisa berkurang dan negara juga dapat menghemat devisa sebesar USD1,8 miliar atau Rp20,6 triliun dan tambahan penerimaan negara sebesar Rp4,1 triliun.

PPnBM akan mengganggu iklim investasi karena akan mengurangi masuknya produk-produk telepon genggam dari luar negari. Naiknya harga ponsel akibat pengenaan PPnBM ditengarai akan mempengaruhi kelangsungan usaha sektor derivatif dari telepon genggam (misal pengembang aplikasi ponsel, perusahaan telekomunikasi), serta naiknya penyelundupan telepon genggam ilegal.

Wacana yang kembali mengemukaSebelumnya, pada 2013 wacana pengenaan biaya tambahan atas harga telepon genggam ini pernah muncul namun kembali reda. Wacana pengenaan PPnBM sebelumnya pernah ditolak oleh Menteri Perdagangan Gita Wiryawan karena masih banyak ponsel ilegal beredar. Menurut Menteri Gita, Pemerintah perlu menertibkan peredaran ponsel ilegal karena adanya pengenaan PPnBM akan lebih meningkatkan jumlah telepon genggam ilegal.

Wacana lain yang pernah digagas adalah pengenaan cukai untuk ponsel. Pengenaan cukai untuk telepon genggam bertujuan untuk melindungi konsumen karena berdasarkan beberapa studi, pemakaian telepon seluler pada jangka panjang bisa merugikan kesehatan. Beberapa studi menyatakan penggunaan telepon seluler lebih dari 10 tahun akan menggandakan risiko kanker otak, sebab radiasi telepon seluler dapat memicu kanker otak, tumor sel saraf pendengaran, tumor kelenjar saliva, leukemia, dan limfoma. WHO

Impor produk seluler, komputer genggam, dan komputer tablet

mencapai55 juta unitatau senilai

USD2,78 miliarpada 2013.

(Sumber: BPS)

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

44

Opini

MunculnyaKembaliWacanaPengenaan PPnBM Ponsel

Page 45: Media Keuangan April 2014

RU

PIA

H

sendiri masih mendalami pengaruh telepon seluler terhadap kesehatan. Wacana pengenaan cukai didasarkan hasil studi tersebut dan fungsi cukai berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai adalah pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup.

Pengurangan Impor dan InsentifUntuk mendorong terciptanya industri telepon seluler di dalam negeri, wacana pengenaan PPnBM atas ponsel impor patut diapresiasi. Namun demikian, perlu berbagai insentif untuk pembangunan infrastruktur dan industri derivatifnya (antara lain pengembangan aplikasi telepon pintar). Untuk membangun pabrik ponsel di dalam negeri sendiri perlu komponen yang masih impor. Komponen-komponen tersebut saat ini masih dikenakan bea masuk antara 5% hingga 15%. Insentif yang dapat diberikan antara lain pengurangan bea masuk maupun kemudahan fasilitas untuk perizinan dan fasilitas fiskal lain.

Hal lain yang perlu dilakukan adalah mengajak pabrikan telepon selular asing agar berinvestasi di Indonesia. Hal tersebut mendorong tercipta persaingan yang sehat, efisiensi dan transfer of knowledge kepada produsen lokal. Hal ini penting karena saat ini brand asing masih menjadi daya tarik sebagian pembeli. Tidak dipungkiri bahwa feature dan harga masih faktor utama calon pembeli.

Apabila pemerintah akan mengenakan PPnBM, sebaiknya tarif yang dikenakan bukan tarif flat kepada semua telepon selular namun berdasarkan wacana yang berkembang saat ini yaitu dengan tresshold (ada batas bawah harga yang

dikategorikan sebagai barang mewah). Kebijakan tarif berdasarkan treshold akan menguntungkan baik konsumen maupun produsen. Keuntungan bagi konsumen adalah konsumen bisa memilih antara barang yang tidak dikenakan PPnBM dengan harga

terjangkau maupun barang yang dikenakan PPnBM dengan harga dan fitur yang dipilih. Sementara bagi pabrikan telepon, kebijakan treshold bisa memberikan ruang untuk melakukan diversifikasi produk dengan berbagai harga agar tetap bisa bersaing.

Naiknya harga ponsel akibat pengenaan PPnBM ditengarai

akan mempengaruhi kelangsungan usaha sektor derivatif dari

telepon genggam, serta naiknya penyelundupan telepon genggam ilegal.

Opini

45MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Page 46: Media Keuangan April 2014

Teks Yoni Ardianto & Ahmad RustandiPegawai Direktorat BMN, DJKN

Review PMK Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara (BMN)

Pengaturan PenghapusanBarang Milik Negara Lebih Rinci

S atu lagi peraturan di bidang pengelolaan BMN terbit di triwulan I tahun 2014, yaitu

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor: 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara (BMN). PMK tersebut ditetapkan pada tanggal 14 Maret 2014 dan diundangkan tanggal 17 Maret 2014 dalam Berita Negara RI tahun 2014 Nomor 341.

Peraturan ini mencabut ketentuan mengenai penghapusan BMN yang sebelumnya diatur dalam PMK Nomor: 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan BMN. Dengan demikian, sudah ada dua ketentuan yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dari PMK 96/PMK.06/2007 yaitu terkait sewa BMN (dicabut oleh PMK 33/PMK.06/2012) dan terkait penghapusan BMN. Ketentuan lainnya yang tidak dicabut dari PMK 96/PMK.06/2007 masih tetap berlaku.

PMK 50/PMK.06/2014 hadir dengan memberikan pengaturan yang lebih jelas dibandingkan dengan peraturan pendahulunya. Selain itu, ada beberapa hal baru yang diatur sebagai respon atas praktik penghapusan BMN berdasarkan peraturan yang lama.

Hal-hal baru yang diatur dalam PMK 50/PMK.06/2014 sebagai berikut:

Prinsip umum penghapusan (alur pelaksanaan penghapusan)Dalam PMK 96/PMK.06/2007, penghapusan dilakukan sebelum dilakukannya pemindahtanganan/penyerahan kepada pengelola/alih status penggunaan (sebelum adanya berita acara serah terima). Sedangkan dalam PMK 50/PMK.06/2014, penghapusan dilakukan setelah pemindahtanganan/penyerahan kepada pengelola/alih status penggunaan. Hal ini berarti penghapusan dilakukan setelah Kementerian/Lembaga (pengguna BMN) menyerahkan BMN

dimaksud kepada Pengelola BMN (Kementerian Keuangan).

Dalam PMK 50/PMK.06/2014 alur yang ditempuh untuk menghapus BMN dibedakan antara penghapusan BMN pada pengelola barang dan penghapusan BMN pada pengguna barang. Secara umum, usulan penghapusan dari pengguna barang, lalu dilakukan penelitian oleh pengelola barang yang dituangkan dalam laporan hasil penelitian putusan penghapusan dituangkan dalam keputusan penghapusan BMN.

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

46

Review

Page 47: Media Keuangan April 2014

Alasan Penghapusan BMNBerdasarkan PMK 50/PMK.06/2014

Penghapusan Pada Pengguna Barang

Penghapusan Pada Pengelola Barang

Beralihnya kepemilikan• pemindahtanganan• keputusan pengadilan dengan

kekuatan hukum tetap

Penyerahan kepada pengguna barang atau melaksanakan ketentuan Perundangan

Pemusnahan• tidak dapat digunakan• tidak dapat dimanfaatkan• tidak dapat dipindahtangankan

Sebab lain• hilang• rusak berat, susut, menguap,

mencair, kadaluarsa, mati/cacat berat/tidak produktif

• force majour

Penyerahan kepada pengelola barang

Ketentuan Perundangan

Putusan pengadilan dengan kekuatan hukum tetap

Pengalihan status penggunaan BMN kepada pengguna barang lain

Pemusnahan

Pemindahtanganan

Sebab lain

Pengaturan penghapusan BMN pada Pengelola Barang lebih rinciPMK 96/PMK.06/2007 mengatur tahapan penghapusan secara umum dan tidak dirinci pada penyebab penghapusan. Sementara itu, PMK 50/PMK.06/2014 telah mengatur secara lebih rinci sesuai dengan alasan dilakukan penghapusan, yang meliputi Pemindahtanganan; Putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada upaya hukum lainnya; Pemusnahan; Sebab-sebab lain; Penyerahan kepada Pengguna Barang; dan Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penghapusan BMN berupa Aset Tak Berwujud (ATB)Dalam pengaturan penghapusan, PMK 96/PMK.06/2007 tidak secara eksplisit mengatur mengenai penghapusan aset tidak berwujud. Sedangkan PMK 50/PMK.06/2014 telah secara

CatatanSebagai catatan, PMK 50/PMK.06/2014 ini berlaku tiga bulan sejak diundangkan, atau berlaku sekitar pertengahan bulan Juni 2014. Apabila ingin mendapatkan PMK ini dapat diunduh pada portal DJKN pada halaman: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/peraturan.

eksplisit mengatur mengenai tata cara penghapusan aset tidak berwujud antara lain perangkat lunak (software) komputer, lisensi, waralaba (franchise), paten, hak cipta, dan hasil kajian/pengembangan yang memberikan manfaat jangka panjang.

Penghapusan BMN karena sebab-sebab lainDalam PMK 96/PMK.06/2007 tidak secara terinci mengatur sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi penyebab penghapusan. Sementara itu, PMK 50/PMK.06/2014 menyajikan secara lebih terinci prosedur penghapusan karena sebab-sebab lain, yaitu hilang; rusak berat, susut, menguap, mencair, kadaluwarsa, mati/cacat berat/tidak produktif untuk hewan-ikan-tanaman; dan keadaan kahar (force majeur) sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi penyebab penghapusan mencakup BMN rusak berat.

Penambahan jangka waktu penerbitan keputusan penghapusan pada Pengguna BarangSebelumnya jangka waktu diterbitkannya keputusan penghapusan sesuai PMK 96/PMK.06/2007 adalah paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal persetujuan pemindahtanganan/alih status BMN ditandatangani. Dalam praktek, jangka waktu 1 (satu) bulan dirasakan terlalu singkat. Oleh karena itu, PMK 50/PMK.06/2014 mengatur bahwa Keputusan Penghapusan BMN diterbitkan paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal Berita Acara Serah Terima (BAST).

Review

Dalam PMK 50/PMK.06/2014 alur

yang ditempuh untuk menghapus BMN dibedakan antara

penghapusan BMN pada pengelola barang dan penghapusan BMN pada pengguna barang.

47MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Page 48: Media Keuangan April 2014

Inspirasi

Teks Farida Rosadi

FotoLanggeng Wahyu

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

48

Warna Cerah Pada Sastra IndonesiaSabtu (19/4) lalu, Norman bercerita banyak soal kecintaannya pada dunia sastra. Dengan murah senyum, pemuda tinggi berbadan besar itu mengungkapkan bahwa salah satu kegiatan favoritnya saat akhir pekan adalah “berburu” buku impor bekas. “Setelah wawancara ini pun, saya akan langsung berburu buku bekas di daerah Blok M,” katanya dengan antusias.

Norman memiliki kira-kira 2000 buku yang hampir seluruhnya disimpan di rumah orangtuanya di Bekasi. Dia mulai mengumpulkan buku-buku itu sejak masih berkuliah program diploma III di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). “Kalau saya dapat uang makan (dari orangtua), hampir

D irektorat Jenderal Pajak (DJP) layak berbangga karena memiliki penulis muda berbakat seperti

Norman Erikson Pasaribu. Norman, biasa dia disapa, meraih penghargaan Cerpen Terbaik Kompas pada saat usianya baru 23 tahun. Saat ini, hati Norman tengah bersuka cita. Buku kumpulan cerita pendek perdananya baru saja diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Oleh penerbitnya, pegawai yang mengawali karier di Kantor Wilayah DJP Jakarta Timur itu disebut sebagai “salah seorang penulis yang akan memberi warna cerah pada masa depan sastra Indonesia”.

Di sebuah kedai kopi di pusat perbelanjaan kawasan Jakarta Selatan,

Kalau saya dapat uang makan

(dari orangtua), hampir semua

untuk beli buku. Untuk makan

benar-benar sedikit, tapi kok masih

gemuk ya?"

Page 49: Media Keuangan April 2014

Inspirasi

49MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

semua untuk beli buku. Untuk makan benar-benar sedikit, tapi kok masih gemuk ya?” katanya berseloroh. Buku kesukaan Norman adalah yang bergenre sastra kontemporer. Dia banyak membaca buku-buku karya pemenang penghargaan Pulitzer. Philip Schultz dan José Saramago adalah beberapa penulis luar negeri favoritnya.

Jika membaca tulisan-tulisannya saat ini, barangkali tak banyak yang menyangka bahwa Norman sempat memiliki pengalaman menyedihkan saat kecil. Dia mengaku baru bisa membaca menjelang akhir kelas 2 Sekolah Dasar. Namun begitu lancar membaca di kelas 3, Norman langsung tergila-gila pada kegiatan tersebut. “Kelas tiga SD saya hapal isi Buku Pintar Senior karangan Iwan Gayo,” kata Norman. Selain buku-buku pelajaran geografi, Norman kecil suka membaca buku kumpulan cerita rakyat Jepang. Novel serial Harry Potter juga menjadi teman masa kecilnya. Dia mengaku membaca serial karangan JK Rowling itu sampai berpuluh-puluh kali.

Di lingkungan keluarganya, Norman memang sudah dibiasakan membaca sejak kecil. Ayahnya yang seorang wartawan dan Ibunya yang berjualan di pasar sering menyuruh Norman dan tiga orang adiknya membaca buku. “Mama pernah bercerita bahwa ketika hamil saya, beliau ngidam-nya membaca koran,” ungkap Norman sambil tergelak. Kebiasaan membaca sejak kecil itu kini dirasakan Norman sangat bermanfaat. Dengan membaca, tulisan seseorang menjadi semakin terasah. “Contohnya, ada banyak cara untuk mengatakan bahwa suatu karakter berkepribadian baik,” tambahnya.

Norman tak pernah menyangka akan menerbitkan bukunya, “Hanya Kamu yang Tahu Berapa Lama Lagi Aku Harus Menunggu”, pada usia 24 tahun. Meskipun gemar membaca sejak kecil, aktivitas menulisnya baru dimulai secara serius pada akhir tahun 2009. Pria

kelahiran Jakarta, 18 Maret 1990 tersebut mengaku terlambat “jatuh cinta” pada sastra. Ketertarikannya itu muncul usai membaca cerpen “Makan Malam” karangan Linda Christanty. “Tuntas membacanya, saya langsung menangis keras,” kata Norman. Cerpen itu mengingatkan dia kepada ayahnya yang ketika dia kecil sering tak ada di rumah karena harus meliput. Sejak membaca cerpen Linda itulah dia mulai rajin

Dia mengaku cerpen terpanjang yang pernah dia tulis adalah sepanjang 27 halaman. “Tapi tidak dimuat, mungkin karena terlalu panjang,” ungkap Norman.

Pencapaian bergengsi diraih ketika cerpen karangan Norman dimuat di harian Kompas. Cerpen itu adalah karya ke-22 yang dia kirimkan ke Kompas. Kegigihannya untuk menembus redaktur sastra di harian terkemuka itu berbuah manis. Tak hanya dimuat, cerpen yang berjudul “Sepasang Sosok yang Menunggu” termasuk dalam buku Cerpen Pilihan Kompas Tahun 2012. “Saya heran mengapa bisa terpilih, tetapi sekaligus senang karena itu membuka karir banget,” kata Norman yang sempat aktif di komunitas sastra Aksara STAN itu.

Selain karyanya dimuat di harian Kompas, Norman juga mencatatkan prestasi lain. Pada tahun 2012, dia diajak oleh Radio ABC Australia untuk sebuah proyek kepenulisan. Selain Norman, nama-nama lain yang turut serta dalam proyek itu adalah penulis muda Laire Siwi Mentari dan Andina Dwi Fatma. Pengalaman menulis itu meninggalkan kesan mendalam di benak Norman. “Meskipun bukan jurnalis, saya diberi kesempatan untuk menulis artikel features dimana sebelumnya saya harus melakukan wawancara dengan narasumber yang berusia di atas 70 tahun,” kenang Norman.

Harapan Norman berharap buku barunya dapat diterima penikmat sastra Indonesia. Di masa depan, selain ingin terus menulis, dia juga bercita-cita melanjutkan kuliah di Iowa Writers’ Workshop, University of Iowa, Amerika Serikat. “Tempat itu adalah kampus menulis paling tua di dunia. Tujuh belas penulis yang meraih penghargaan Pulitzer pernah berkuliah atau menjadi pengajar di sana,” pungkas Norman yang sedang menjalani program pendidikan D-IV di kampus STAN, Bintaro, itu.

menulis cerpen. Norman mendapatkan honor menulis untuk pertama kali ketika cerpennya, “Tiga Kata Untuk Emilie Mielke Jr.” dipublikasikan oleh Harian Suara Merdeka pada tahun 2010. Honor pertamanya dari menulis juga dia gunakan untuk membeli buku. Sejak itu, cerpennya mulai dimuat di berbagai media cetak seperti majalah sastra Horison, Tanggomo, Global, Surah.

Coba bayangkan gunung terdekat dari rumahmu. Coba bayangkan gunung itu pecinta sedang menunggu orang yang

dicintainya. Dan dia menunggu semenjak dia ada di dunia. Kurasa sebesar itulah bakatku dalam menunggu. Kurasa sebesar itulah aku ingin bertemu dengan hari itu. Dan berkata padanya: “Hanya Kamu yang Tahu berapa

Lama Lagi Aku Harus Menunggu.”(Dikutipdaribukukumpulancerpenkarya

Norman Erikson Pasaribu)

Page 50: Media Keuangan April 2014

TeksFarida Rosadi

Foto www.mycakies.com

HadirnyaBukan Tanpa Alasan

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

50

Renungan

S uatu waktu, saya menonton film jenis thriller di salah satu televisi berbayar. Ciri khas film

ini, sebagaimana kita ketahui, ialah suasana ketegangan yang dibangun dari awal hingga akhir dan dipenuhi dengan teka-teki. Saat sedang asyik menonton, tiba-tiba salah satu anggota keluarga membutuhkan bantuan. Segera saya beranjak meninggalkan film yang sedang berlangsung. Alih-alih membantu, lebih dari lima belas menit saya tidak mengikuti jalan cerita.

Saat kembali menyaksikan film, ada banyak adegan yang sudah terlewati untuk disimak. Mulailah pikiran saya dijejali dengan berbagai tebakan mengenai jalan cerita yang terlewat. Saya mulai mengambil kesimpulan mengapa si tokoh A begini dan mengapa si tokoh B begitu, lalu siapa sesungguhnya tokoh antagonis yang masih misteri, dan lain sebagainya. Padahal, boleh jadi kunci cerita ada pada adegan yang terlewat.

Hingga akhir cerita selesai, saya masih saja mempertanyakan mengapa demikian dan demikian. Ada yang hilang di sini, sehingga ada beberapa hal yang saya rasa masih menjadi tanda tanya. Duh, hanya lima belas menit terlewat, tapi berimbas pada struktur jalan cerita yang pincang dan tak utuh.

Kurang tepat rasanya menganalogikan jalan hidup kita dengan jalan cerita dalam

film. Dari banyak segi, jalan cerita dalam film hanyalah miniatur kecil tentang hidup dan kehidupan. Ada banyak sekali rekaan dalam film yang tak lain hanyalah imajinasi dan buah pikir manusia. Sementara, episode hidup kita adalah rancangan luar biasa dari Sang Maha.

Namun, menilik lebih dalam, ada pelajaran yang bisa kita ambil dari jalan cerita sebuah film. Kehadiran suatu adegan dalam film, sejatinya bukan tanpa alasan. Sedikit saja kita melompati alur cerita dalam film, maka kita melewatkan kesempatan untuk mengetahui jalan cerita secara utuh. Dalam film, seorang sutradara dan penulis naskah telah menempatkan suatu adegan tertentu yang oleh si penonton perlu disimak, agar jalan cerita yang ingin disampaikan betul-betul tersampaikan dengan baik.

Perhatikan, betapa suatu adegan akan berhubungan dengan adegan yang lain. Nyaris tidak ada satupun yang sifatnya sia-sia untuk ditampilkan. Semua mengarah pada satu bangunan cerita yang utuh dan lengkap. Penonton yang tidak serius menyimak hingga selesai akan kehilangan pesan-pesan implisit yang sengaja disampaikan sutradara lewat adegan tertentu.

Jika sutradara film demikian seriusnya menggarap sebuah adegan dalam film, bagaimanakah kita memaknai rancangan hebat tentang kehidupan manusia? Kehidupan yang telah dirancang oleh Sang Penciptanya manusia? Jika film yang skalanya hanya mengambil sisi kecil kehidupan manusia, memiliki adegan yang saling berhubungan satu sama lain dalam membentuk bangunan cerita yang kokoh, apakah lagi dengan kehidupan kita?

Desain dan rancangan luar biasa sudah dibuat oleh-Nya sedemikian rapi dan teliti. Tak ada yang namanya kebetulan. Semua peristiwa sudah dalam perhitungan dan perencanaan yang paling tepat. Episode-episode dalam hidup kita, sesederhana apapun ia, pasti memiliki tujuan tertentu dari Sang Maha Kuasa. Gagal memaknai setiap episode hidup kita, tak ubahnya melewatkan adegan penting dalam sebuah film. Ia gagal memaknai cerita secara sempurna, sehingga mengembangkan banyak tanya dan prasangka.

Begitu banyak pesan tercecer yang hendak disampaikan sutradara lewat sejumlah adegan film, menganalogikan bahwa terdapat banyak pesan tersirat yang ingin disampaikan Sang Pencipta lewat sejumlah episode hidup manusia. Karenanya, kemampuan membaca pesan, menjadi hal penting bagi kita. Pesan (hikmah) hanya bisa diperoleh melalui sangkaan baik terhadap-Nya untuk kemudian menghasilkan pilihan hidup yang tepat dan membawa kita pada kisah terbaik, di akhirnya.

Suatu saat, ketika kita telah sampai pada jalan cerita yang utuh, boleh jadi kita baru tersadar. Serpihan tak penting yang pernah kita rasa di awal cerita, ternyata adalah puzzle terpenting kisah hidup kita pada akhirnya. Maka, setiap adegan dalam hidup kita, seberapapun sepelenya, pastikan dimaknai dengan rasa dan pilihan sikap yang terbaik. Sebab kini kita tahu, bahwa hadirnya suatu episode dalam hidup, seberapapun sederhananya ia: bukan tanpa alasan!

Page 51: Media Keuangan April 2014

Resensi Buku

TeksSyahrul Ramadhan

5 Peringkat Teratas Buku Fiksi Terpopuler: Maret 2014

5 Peringkat Teratas Buku Non-Fiksi Terpopuler: Maret 2014

Senopati Pamungkas Arswendo Atmowiloto

Sekuntum Nozomi Marga T.

Harry Potter Series Box J. K. Rowling

Hidup Itu Indah Aji Prasetyo

Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh

Dewi ‘Dee’ Lestari

Cambridge IELTS University of Cambridge

Akuntansi Sektor Publik Mardiasmo

Bali Tempo Doeloe Adrian Vickers

Bimbingan Lengkap Sholat Berjamaah

Shalih bin Ganim As-Sadlan

Draf 1: Menulis Fiksi Pertamamu

Winna Efendi

@kemenkeulib

Perpustakaan Kementerian Keuangan

Perpustakaan Kemenkeu

Judul: The Naked Traveler 4 | Penulis: Trinity | Penerbit: B First | Tebal: 262 halaman | ISBN: 978-602-8864-65-7

Kunjungi Perpustakaan Kementerian Keuangan dan JejaringSosialKami:

www.perpustakaan.kemenkeu.go.id

T rinity, Ia menjadi ikon di dunia travelling melalui seri buku yang berjudul The Naked Traveler. Di

sekuel keempat The Naked Traveler, bagian awal buku ini pembaca akan diajak berkeliling Indonesia, mulai dari Bangka, Kalimantan, Gorontalo, Raja Ampat, sampai ke pantai-pantai terpelosok yang tidak pernah kita dengar sebelumnya. Trinity dan kawannya harus menahan lapar di kapal menuju Misool, Raja Ampat. Lalu tentang ‘pemalakan’ anak kecil di Kalimantan, tepatnya di kampung suku Dayak Kenyah di Pampang. Ada juga tentang eksplorasi timah di Bangka yang membuat banyak lubang. Tentu lubang-lubang itu kelihatan sangat tidak indah. Ngeri.

Perjalanannya ke luar negeri pun tak kalah seru. Trinity bersafari di Namibia bersama ribuan zebra. Ia bertandang

ke sana sebagai duta pariwisata sampai masuk TV lokal di sana. Ngebut naik motor gede di Turki, rela dipenjara demi melihat ikan hiu Jaws di Afrika Selatan, dan wisata kuliner makan seafood di seluruh dunia.

Yang unik, saat Trinity wisata ke perusahaan-perusahaan terkenal di Jepang. Wisata kok, berkunjung ke perusahaan? Bukankah wisata itu ke tempat wisata menarik, bukan perusahaan pokoknya. Tapi, bisa jadi Trinity disini sedang kepo. Ternyata wisata ke perusahaan itu sangat menyenangkan bagi Trinity. Pengunjung yang ke sana mendapat pengetahuan dan wawasan baru dan si perusahaan mendapat brand awareness yang lebih tinggi serta pemasukan tambahan.

Sesuai dengan ciri khasnya, Trinity mampu memberikan “kesan baru” pada setiap tempat yang ia singgahi. Selalu bikin kejutan, cekikikan, deg-degan, bahkan jadi bahan pelajaran. Melalui buku ini juga, Trinity dapat menginspirasi kita untuk berani mewujudkan mimpi. Cover buku ini yang pinky ngejreng menarik pembaca, hanya saja potret tempat-tempat yang dikunjungi tampil hitam-putih, bila berwarna pasti akan terlihat lebih hidup. Buku ini juga selalu menyajikan cerita seru di tiap babnya, buat kita cuma bisa garuk-garuk tanah karna tidak bisa jalan-jalan seperti Trinity. Tulisan yang informatif bahkan menghibur, pengalaman jalan-jalan Trinity dapat dijadikan panduan travelling. Selamat jalan-jalan! Gedung Djuanda I Lantai 2

Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1Jakarta Pusat

Banyak orang yang jalan-jalan, tapi sedikit yang menulisnya. Kita bisa lebih tahu kisah orang lain melebihi kisah kakek sendiri, hanya karena orang lain itu menulis dan kakek kita tidak." Trinity

51MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Page 52: Media Keuangan April 2014

Pertengahan April 1815, letusan Gunung Tambora di ujung Sumbawa mengguncang dunia. Tak hanya di Nusantara, efek letusan tersebut juga terasa hingga Eropa bahkan Amerika. Letusan itu mengakibatkan perubahan iklim, suhu, dan cuaca di seluruh dunia. Bumi mengalami tahun tanpa musim panas. Material vulkanik yang dikeluarkan Tambora menyebabkan penurunan temperatur global selama beberapa tahun pascaletusan. Kini hampir dua abad berlalu. Tambora tertidur panjang. Kami mendaki hingga ke puncak kaldera Tambora untuk menyimak apa yang tersisa dari letusan terbesar dalam sejarah modern itu.

TamborayangMenggetarkanDunia

Teks & FotoAdhi Kurniawan

Minibus renta yang kami tumpangi berjalan terseok-seok. Tampaknya penumpang dan barang muatan yang diangkut sudah melebihi kapasitas. Tas-tas carrier

berukuran besar dijejalkan di atap bus. Bahkan beberapa rekan kami harus rela duduk berhimpitan di atap bus agar tetap bisa terangkut. Untunglah, perjalanan panjang dari Dompu adalah

tur safari alam liar khas Sumbawa nan memukau. Hamparan padang rumput mahaluas dengan kawanan kuda liar dan binatang ternak yang sedang merumput melayangkan imaji ke sabana liar Afrika. Tujuan kami hari itu adalah Desa Pancasila, sebuah desa kecil di kaki Tambora yang menjadi pintu masuk pendakian.

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

52

Resensi Wisata

Page 53: Media Keuangan April 2014

Meski tidak setenar Rinjani di Lombok atau Cartenz Pyramid di Papua yang reputasinya sudah mendunia, Tambora memiliki daya pikat sendiri. Banyak ilmuwan dan petualang yang penasaran dengan letusan fenomenal tahun 1815 itu sehingga mau bersusah payah mendaki Tambora.

“Hati-hati di atas. Hutan masih rapat dan banyak jalur yang tertutup semak. Jangan kaget kalau nanti banyak lintah yang nempel di kaki kalian”, pesan Syaiful Bachri. Petugas jagawana Tambora ini juga mengingatkan bahwa kabut dan badai bisa datang kapan saja.

Perkebunan kopi milik warga menyambut kami di jalur awal pendakian. Abu vulkanik membawa kesuburan bagi tanah di sekitar Tambora sehingga menjadi sandaran hidup bagi masyarakat lokal yang berkultur agraris. Selepas perkebunan kopi kami memasuki kawasan pintu rimba. Vegetasi hutan lebat dengan semak belukar yang rapat menjadi ciri khas jalur pendakian Tambora. Beberapa batang pohon tumbang yang melintang di jalur pendakian cukup menghambat perjalanan kami. Menjelang petang kami mencapai Pos III. Kami mendirikan tenda dan beristirahat untuk mempersiapkan summit attack menuju puncak keesokan harinya.

Kabut tebal yang berganti hujan lebat terjadi pada dini hari. Pemandu kami, Kodratullah, merekomendasikan untuk menunda perjalanan ke puncak hingga pagi datang. Trek menuju puncak didominasi oleh jalur berpasir yang dibatasi jurang menganga sehingga hanya bisa ditempuh saat cuaca benar-benar mendukung. Saat mentari mulai naik, kami bergegas menjejak langkah. Perjalanan kami terhambat di beberapa bagian akibat jalur pendakian terpotong olah jurang-jurang yang terbentuk oleh pelapukan batuan dan terjangan cuaca. Kami berpacu dengan waktu karena angin kencang mulai berhembus dan kabut perlahan mulai naik.

Menjelang tengah hari altimeter yang melekat pada kamera yang saya bawa menunjukkan angka 2.751 meter. Kami berhasil mencapai Puncak Embun, titik tertinggi di Tambora. Panorama yang tersaji di depan mata membuat saya tertegun. Kawah kaldera raksasa dengan diameter delapan kilometer terbaring dalam diam. Tak terbayang betapa dahsyat letusan yang terjadi. Sebelum erupsi, Tambora memiliki ketinggian 4.200 meter. Letusan itu menghancurkan hampir separuh tubuh Tambora. Ledakan terdengar hingga ke Sumatera dan menghembuskan awan panas piroklastik setinggi 43 kilometer ke udara.

Di dasar kaldera, Doro Afi Toi yang dalam bahasa Bima berarti gunung api kecil mengeluarkan asap tipis. Rupanya, Tambora tidak pernah benar-benar tidur.

Seperti letusan Gunung Vesuvius yang begitu melegenda mengubur peradaban Pompeii, letusan Tambora mengubur kehidupan tiga kerajaan. Kerajaan Tambora, Kerajaan Sanggar, dan Kerajaan Pekat yang berada di sekeliling Tambora merasakan dampak langsung letusan dahsyat itu. Puluhan ribu manusia meregang nyawa akibat muntahan material vulkanik. Ratusan ribu lainnya meninggal beberapa saat berselang akibat penyakit dan bencana kelaparan. Tak hanya di Indonesia, masa paceklik juga dirasakan di daratan Eropa dan sebagian Amerika. Letusan Tambora tercatat sebagai letusan paling besar dalam sejarah manusia modern.

Tidak banyak waktu yang kami habiskan di puncak Tambora. Angin yang berhembus semakin kencang dan kabut yang semakin tebal memaksa kami segera turun.

Bulan April tahun depan tepat 200 tahun Tambora meletus. Pemerintah berkolaborasi dengan berbagai organisasi terkait tengah menyiapkan hajatan besar bertajuk Tambora Menyapa Dunia. Event berskala internasional ini akan diikuti oleh belasan negara. Kegiatan ini menjadi kesempatan tepat untuk mengenalkan kepada dunia bahwa Indonesia juga memiliki potensi wisata ekologi yang menarik. Ada banyak kisah yang belum terungkap yang masih terkubur bersama artefak-artefak peninggalan peradaban Kerajaan Tambora, Sanggar, dan Pekat. Kisah tentang Tambora, Pompeii dari Timur.

Resensi Wisata

53MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

Page 54: Media Keuangan April 2014

Teks Dwinanda Ardhi

Foto Abdul Aziz

Gandhi masih ingat betul pengalamannya menonton film The Raid 1 di bioskop Amerika Serikat. Sebagai sineas dan orang Indonesia yang saat itu sedang tinggal di sana, Gandhi sangat bangga karena film Indonesia diapresiasi dengan sangat baik di negara yang industri perfilmannya sudah sangat maju. ”Bioskopnya ramai banget dan betapa saya bangga bisa menyaksikannya. Saya berharap tidak hanya The Raid yang bisa seperti ini,” kata Gandhi.

Di Negeri Paman Sam, Gandhi sebenarnya sempat pula menjajal dunia akting. Pengalaman bekerja di industri Hollywood dan ilmu yang didapatnya dari kampus menjadi bekalnya untuk berkarya di tanah air. Pengagum Sutradara Joko Anwar ini ingin membuat film dengan proses dan standar kerja yang jelas seperti di Amerika Serikat. Misalnya soal jam kerja. ”Di sana, waktu kerjanya manusiawi, delapan jam per hari seperti orang kantoran. Kalau melebihi itu (durasinya), produser harus bayar denda,” ungkap Gandhi. Sementara dengan ilmu dari kampus, Gandhi belajar menghayati peran, teknik penyutradaraan, penulisan skenario, pengambilan gambar, hingga tata suara. Bahkan dia juga belajar manajemen bisnis hiburan. “Saya belajar juga bagaimana mengelola rumah produksi,” kata dia.

Menurut Gandhi, sebenarnya melakukan promosi dan mengatur distribusi sebuah film lebih sudah dibandingkan dengan proses pembuatannya. Lewat Renee Pictures, rumah produksi yang didirikan sendiri, Gandhi membuktikan hal itu. Berbeda dengan di Amerika Serikat, rumah produksi di tanah air menjalankan peran tambahan sebagai distributor. Hal inilah yang membuat pekerjaan distribusi film di Indonesia menjadi lebih susah.

Meskipun diakui Gandhi industri perfilman Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan untuk maju, dia tetap yakin dengan passion dan pilihan kariernya. Film The Right One dan rumah produksi Renee Pictures menjadi wujud keseriusannya sebagai sineas. ”Prinsip saya satu, there is no back up plan, tak ada rencana cadangan. Saya sudah tahu apa yang akan saya lakukan dan kalau gagal, saya akan coba lagi sampai sukses,” kata Gandhi.

Gandhi mengungkapkan bahwa dia sudah berhasil mewujudkan mimpi membuat film. Pekerjaan rumah selanjutnya adalah membuat karya yang diterima seluruh masyarakat. Oleh karena itu, dia berharap perbaikan-perbaikan untuk pembuatan berbagai film yang akan dia kerjakan selanjutnya. Cara kerja di industri Hollywood dengan sistem syuting “sehat”, dimana baik kru maupun pemain dan deretan sineas sama-sama bekerja tak lebih dari delapan jam kerja, juga akan terus dia implementasikan. Tentang target produksi, Gandhi ingin membuat minimal satu film dalam setahun. ”Saya ingin membuat film Indonesia berkualitas, yang dibuat dengan niat,” pungkas Gandhi.

Tak AdaRencana Cadangan

G andhi Fernando kepalang jatuh cinta dengan dunia film. Saking cintanya, pria 24 tahun itu sampai hijrah ke Amerika Serikat untuk kuliah film dan bisnis di New

York Academy dan University of California, Los Angeles. Setelah lulus, baru-baru ini dia menyapa penonton Indonesia melalui film The Right One. Tak tanggung-tanggung, di film perdananya, Gandhi langsung menjadi produser sekaligus pemeran utama.

Membuat film sendiri memang sudah menjadi cita-cita Gandhi sejak lama. Melalui The Right One, impian itu kini sudah terwujud. Namun, Gandhi mengaku belum puas. Pria blasteran India-Manado itu ingin membuat film berkualitas yang ditonton jutaan orang dan go internasional.

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

54

Celengan

WOW!!KEMENKEU RI

DI ERA SOCIAL MEDIA

20.1k followers

5.8k likes

KUNJUNGI KAMI....

Page 55: Media Keuangan April 2014

55MEDIAKEUANGAN

Vol. IX | No. 80 / April 2014

WOW!!KEMENKEU RI

DI ERA SOCIAL MEDIA

20.1k followers

5.8k likes

KUNJUNGI KAMI....

Page 56: Media Keuangan April 2014

MEDIAKEUANGANVol. IX | No. 80 / April 2014

56