media islam as sajidin · gratis dalam bentuk pdf yang ditampilkan di assajidin.com dan facebook...

24
e-mail : [email protected] assajidin fb: assajidin Alamat iklan & Redaksi:Jl.R.Sukamto No.1332 Sekip Ujung Palembang 30127 Telp.(0711) 824936 -Fax.(0711) 825361 Iklan & Sirkulasi: - (0711) 819339 Website: http://www.assajidin.com As SAJIDIN As SAJIDIN MEDIA ISLAM l EDISI 74 l 24 HALAMAN l DZULQA’DAH, 1441 H, JUNI 2020 M l HARGA ECERAN RP 9.000,-/EKS Menebar lmu meraih hikmah n TERBIT SEJAK 2 RADJAB 1435 H / 2 MEI 2014 M, PENDIRI: H. DJULIAR RASYID Cegah Penyebaran Covid-19 SIT Al Furqon Bentuk Tim Gugus Tugas Sekolah New Normal Bersama Islam Dari Palembang KOMUNISME DIHARAMKAN Mardiana “Sang Penghafal Quran“ Dari Kampung Pemulung Pembagian Raport “Drive-Thru“ PG-TK Al Furqon Berjalan Khidmat

Upload: others

Post on 07-Jul-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

e-mail : [email protected] assajidinfb: assajidinAlamat iklan & Redaksi:Jl.R.Sukamto No.1332 Sekip Ujung Palembang 30127 Telp.(0711) 824936 -Fax.(0711) 825361 Iklan & Sirkulasi: - (0711) 819339 Website: http://www.assajidin.com

As SAJIDINAs SAJIDINMedia islaM

l Edisi 74 l 24 Halamanl dzulqa’daH, 1441 H, Juni 2020 m lHarga EcEran rp 9.000,-/Eks

Menebar lmu meraih hikmahn TerbiT Sejak 2 radjab 1435 H / 2 Mei 2014 M, Pendiri: H. djuliar raSyid

Cegah Penyebaran Covid-19

SIT Al Furqon Bentuk Tim Gugus Tugas Sekolah

New Normal Bersama Islam

Dari Palembang Komunisme

DiharamKan

mardiana “sang Penghafal Quran“

Dari Kampung Pemulung

Pembagian Raport “Drive-Thru“ PG-TK Al Furqon Berjalan Khidmat

Page 2: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

Assalammu’alaikum w.w. Pembaca yang beriman sekalian, Me-

dia Islam As SAJIDIN kembali menjumpai Anda sekalian dalam versi E-Paper lan-taran wabah corona virus atau Covid-19 masih belum hilang seratus persen. Se-lama ini, media cetak islam satu-satunya yang terbit istiqomah di kota Palembang dan Sumatera Selatan umumnya menyapa Anda sekalian dengan versi cetak koran dengan 24 halaman warna. Ini untuk yang ketiga kalinya, As SAJIDIN tampil dalam layanan E-Paper. Semoga pembaca seka-lian puas dan dapat memakluminya.

Pembaca yang beriman sekalian, seba-gaimana telah dikemukakan berkali-kali di halaman “Salam” ini bahwa kegiatan, gerak gerik dan program yang dilakukan oleh redaksi sepatutnya pula diinformasikan secara terbuka kepapa khalayak sekalian, sebab kami selalu menganggap para pem-baca adalah bagian dari kehidupan kami, bagian dari nafas kami, apalah artinya kehadiran media cetak bermisi dakwah ini, tanpa kepedulian, tanpa kehadiran dan dukungan Anda sekalian, kami ada karena ada pembaca. Oleh sebab itu, As SAJIDIN versi E Paper ini tetap dilakukan dengan ritme dan semangat kerja seba-gaimana menerbitkan As SAJIDIN versi cetak (print). Ada rapat proyeksi redaksi setiap hari Rabu, ada rapat budgeting untuk penerbitan, penugasan wawancara dan reportase sesuai dengan momentum yang terjadi saat ini. Jadi, As SAJIDIN versi E Paper sama sekali tidak berbeda den-gan versi cetak seperti yang selama ini, termasuk perwajahan, desain cover dan lain sebagainya.

Pembaca yang beriman sekalian, As SAJIDIN versi E Paper dapat diakses secara gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih tetap membuka peluang dan kesempatan para pengusaha dunia usaha untuk mempromosikan barang dan jasanya pada setiap penerbitan.

Pembaca yang beriman sekalian, As SAJIDIN versi E Paper yang Anda baca ini adalah edisi terbaru bulan Juli 2020 atau Zhulqo’adah 1441 H. Kami tentu selalu bersyukur kepada Allah Swt karena masih diberikan-Nya kekuatan lahir batin untuk

1. Mardiana ST.,MT, Politehnik Negeri Sriwijaya. 2. Drs. H. Imron Rosyidi, (0711-377022) Masjid Nurul Ikhwan PT. PLN WS2JB.3. H. Argindi Ismail, (081271732559) Koperasi PT. Mesrania.

4. Ir.Pilosopis Rusli (Makasar) (081343925411)5. Amiruddin, (085379019786) Prabumulih timur.6. Nurlis Hamzah (Buyung), (081373318020/ 0711-7000540 / 0711-312920)

Masjid Nurul Khair.7. Shofwan R. Tjatudjaya, (081273451924) Macan Kumbang IX Demang Lebar Daun8. Mufti Audha, S.Pd.I, (081278107817) Baturaja OKU-Sumsel9. Drs.H.Ridwan Nawawi.Msi

Jl.Yudo Atmojo Rt.03 Rw.01 Sembawa Banyuasin Pangkalanbalai Km.28 Banyuasin Jl.Mandi Api Kec.Alang-alang Lebar Plg.10. H. M. Yamin Jl. Opi III Cendrawasih II Blok

H.50 - 62

11. Ikhsan Alian (Jakarta) (082187616161)12. Muhammad Aksa, Jl. Demang Lebar Daun Lrg. Sei Sahang No. 21 Palembang

081272323402)

No Rekening As SAJIDIN - Bank Syariah Mandiri a.n: PT Al Mudatsir Media Komunikasi : 7891011223, Bank SumselBabel Nomor Rekening: 1400991888 Alamat Agen As SAJIDIN

Penerbit: PT AL-MUDATSIR MEDIA KOMUNIKASI Percetakan: CV. LINNGA JATI

isi di luar tanggung jawab percetakan

PT Al Mudatsir Media KomunikasiKomisaris/ Pendiri : H.Djuliar Rasyid

Direktur : H. Emil Rosmali

Dewan Syariah: H. Arfan M.Alwy

H. Umar Said, Amran Anwar, Reza Esfan, Bangun Lubis

Dewan Redaksi : H. Djuliar Rasyid (Ketua), H. Arfan M. Alwy, H. Emil Rosmali,

Amran Anwar, Aspani Yasland, Bangun Lubis

Alamat iklan & Redaksi:Jl.R.Sukamto No.1332 Sekip Ujung Palembang 30127

Telp.(0711) 824936 -Fax.(0711) 825361 Iklan & Sirkulasi: - (0711) 819339

No Rekening As SAJIDIN a.n: PT Al Mudatsir Media Komunikasi

7891011223Bank SumselBabel

Nomor Rekening: 1400991888

As SAJIDINThe Moslem News Leader

Pemimpin Perusahaan: H. Emil Rosmali

Manager Bisnis: Hj.Desmawati Djuliar

Manager Litbang: Ir. Salamah, MP

Manager Iklan :Chairil Abdillah Bagian Pemasaran : Dwi Murni

Manager Sirkulasi : H.R. Muhammad Ibrahim

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi & Penanggungjawab: Bangun Lubis

Wakil Pemimpin Redaksi : Agus Priyatmono

Redaktur Pelaksana : Aspani Yasland

Sekretaris Redaksi : Jemmy Saputra

Sekretaris Perusahaan: Wilda Awwaliyyah

Staf Redaksi: Jemmy Saputra, Wilda Awwaliyah,

Salamah, Dwi Murni, Tri Jumartini, Zahid,

Khoiri Susanto, Dadang Al Akrom, Sugiarto, pitria,

Ikhsan Ibnu Ali (Perwakilan Jakarta), Mufti Auda (Baturaja)

Koresponden di Frankfurt, German: Hamzah Hasyim,

Bambang Sutanto (OKU,OKUT, dan OKUS)

Bagian Iklan: Wilda Awwaliyah

Sirkulasi : Yogi, Merry

Bagian IT: Ade Agustian, Jaka Pratama Desain Grafis & Layout : Surya

Wartawan As SAJIDIN selalu dibekali press card ( kartu pers ) Wartawan As SAJIDIN tidak boleh menerima/meminta apa pun

dari nara sumber

0895 6004 277230811 715 752

Hp:

Mengutak-Atik yang Sudah FinalDi tengah wabah pandemic virus

corona alias Covid-19 yang belum reda, tiba-tiba dari Gedung Senayan tersiar kabar para wakil rakyat tersebut akan membahas Keberadaan RUU HIP (Ran-cangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila). Selanjutnya, RUU tersebut ditafsirkan bakal memeras Pancasila men-jadi Ekasila dengan asas Gotong Royong.

Maka tak pelak lagi, gawean anggota DPR-RI yang mengajukan hak inisiatif RUU HIP tersebut mendapat komentar, respon bahkan ada yang menolak mentah-mentah karena peraturan ini akan meng”hilang”kan Pancasila. Selanjutnya, reaksi keras ber-munculan lewat Maklumat Dewan Pimpi-nan MUI (Majelis Ulama Indonesia) Pusat bersama Dewan Pimpinan MUI Provinsi se-Indonesia, GP Anshor, Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-Polri, PP Muhammadi-yah dan PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) dan para pakar hukum tata negara.

Reaksi bertambah hangat, sehingga Presiden Joko Widodo kembali menegaskan

bahwa Pancasila sudah final, tak bisa lagi diganggu-gugat. Landasan hukumnya sangat kuat TAP MPRS No.XXV Tahun 1966.

Pancasila dinilai sebagai ideologi final dan terbaik bangsa Indonesia. Terbukti, Pancasila dengan lima sila, mampu me-nyatukan berbagai keragaman dalam wa-dah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apalagi, Pancasila satu jiwa den-gan Piagam Jakarta dan Piagam Madinah, yang tujuannya sama yaitu menyatukan berbagai perbedaan.

“Piagam Jakarta, bentuk lain dari Pan-casila, karena sila pertama yang terdiri dari kewajiban menjalankan syarat Islam bagi pemeluk-pemeluknya itu, kemudian disederhanakan diringkas menjadi Ketu-hanan Yang Maha Esa,” kata Wakil Sekretaris MUI Pusat KH Muqsit Ghazali di Jakarrta.

Pancasila yang sudah final, kenapa lagi mau diuatak-atik oleh para wakil rakyat tersebut? Dugaan bakal memeras Pancasila itu tercermin dari adanya upaya penyederhaaan Pancasila yang secara gradual, mula-mula

Tajukdisederhanakan menjadi Trisila yaitu, sosio nasionalisme, sosio demokrasi dan ketuhanan yang berkebudayaan. Lalu dirampingkan sebagai Ekasila yang ber-cirikan Gotong Royong.

Mengutak-atik Pancasila yang su-dah final, kiranya sepakat bahwa itu sesuatu yang mubazir, sia-sia dan tidak konstruktif untuk memajukan Indonesia ke depan. Banyak pekerjaan lainnya yang lebih urgen dan bermanfaat untuk rakyat banyak, yang semestinya diper-juangkan oleh para wakil rakyat yang duduk di Gedung Senayan tersebut.

Oleh seba itu, kami bersepakat RUU HIP RI tersebut segera ditutup dan tak perlu lagi dibahas ke depannya. Sebab, emosi, nafsu rakyat yang menolak RUU tersebut sudah mencapai ubun-ubun, tinggal meledaknya saja, terutama sekali kalangan umat Islam yang men-gultimatum akan memperjuangkan kembali Piagam Jakarta dengan tujuh kalimatnnya, bila hal itu masih dikesa-mpingkan. Mari kita bangun hal-hal yang produktif untuk kesejahteraan rakyat, ketimbang mengutak-atik hal-hal yang sudah final. (*)

assajidinSALAM2EDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

E Paper Tidak Beda

mengelola dan mengusahakan me-dia massa dakwah islamiyah ini. Kemudian Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan, tauladan kita, manusia mulia, Nabi Muhammad SAW, ke-luarganya, sahabatnya serta umatnya yang taat dan patuh kepadanya hingga akhir masa, semoga kita mendapat syafaat dari dari Beliau di yaumil akhir kelak.

Pembaca yang beriman sekalian, kami sangat berkeyakinan bila selalu bersyukur maka Allah Swt akan menambah nikmat-Nya, sebagaimana janji Allah Swt dalam QS Ibrahim ayat 7, “Dan Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya

jika bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat), tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”.

Pembaca yang beriman seka-lian, akhirul kalam kami berharap

masa empat tahun yang telah berlalu ini, dapat menjadi modal ke depannya agar As SAJIDIN terus dikuatkan, dimampukan Allah Swt untuk dakwah islam dan kemasla-hatan umat. Selamat membaca, mohon maaf semoga edisi kali ini bermanfaat untuk men-ingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Hasbunallah wani’mal wakil, ni’mal maulah wani’mannasir,

Wassalammu’alaikum w.w.(*)

Page 3: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinLAPORAN UTAMA3EDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

Sebelum disepakati ditun-da pembahasannya, Ran-cangan undang-undang

Haluan Ideologi Pancasila (Ruu HIP) telah mengundang keribu-tan anak bangsa ini, pasalnya Ruu produk inisiasi DPR-RI ini diduga kuat bakal menghidup-kan kembali faham komunisme di Indonesia.

Saking khawatirnya, De-wan Pimpinan majelis ulama Indonesia (muI) Pusat mener-bitkan maklumat menyikapi pembahasan Ruu HIP. lewat maklumat Nomor : Kep-1240/DP-muI-VI/2020, Dewan Pimpinan muI Pusat mem-pertanyakan tak dicantumkannya TAP mPRS Nomor 25/mPRS/1966 Tahun 1966 tentang Pembubaran PKI

“Pascareformasi, para aktivis dan simpatisan-nya (PKI) telah melakukan berbagai upaya untuk menghapus citra buruknya di masa lalu dengan memutarbalikkan fakta sejarah dan ingin kembali masuk dalam panggung kehidupan berbangsa dan bernegara,” bunyi maklumat yang diteken Waketum muI muhyiddin Junaidi dan Sekjen Anwar Abbas, Jumat, 12 Juni 2020 lalu.

muI menganggap Ruu HIP justru mendegradasi eksistensi Pancasila. muI meminta umat Islam agar tetap waspada dan selalu siap siaga terhadap pe-nyebaran paham komunis dengan pelbagai cara dan metode licik yang mereka lakukan saat in.

“Kami pantas mencurigai bahwa konseptor Ruu HIP ini adalah oknum-oknum yang ingin membang-kitkan kembali paham dan Partai Komunis Indonesia, dan oleh karena itu patut diusut oleh yang berwajib,” bunyi maklumat tersebut.

Akibat maklumat tersebut, umat islam makin kuat untuk membatalkan Ruu HIP tersebut. Aksi unjuk rasa pun marak, para purnawirawan TNI dan Polri, Nu, muhamddiyah dan ormas islam lainnya, juga merapatkan barisan bersuara satu, “ Komunis dan PKI tak boleh Hidup di Indonesia”.

melihat gelagat yang tidak sehat tersebut, Presi-den Joko Widodo langsung memberikan penegasan bahwa Pancasila sudah final, tak bisa diganggu-gugat lagi.

Namun lain lagi padangan Direktur eksekutif lembaga Kajian Studi masyarakat dan Negara (lak-samana), Samuel F. Silaen. menurut Samuel F Silaen, isu komunisme memang paling enak digoreng oleh kelompok tertentu yang kepentingan kelompoknya terusik.

“Rancangan undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (Ruu HIP) itu menjadi pintu ‘empuk’ untuk menggoreng isu komunisme/PKI. Coba saja mereka ditangkap lalu dikumpulin dalam satu tempat untuk diinterogasi lalu disiarkan langsung live untuk men-jawab tuduhan tendensius mereka terhadap PKI yang bangkit kembali itu,” ujar Samuel F. Silaen, kepada wartawan di Jakarta, Rabu, 24 Juni 2020.

Silaen pun bertanya-tanya, siapa yang men-jadi dalang atau otak intelektual penyebar isu PKI

bangkit lagi. Karena hal tersebut menjadi pertanyaan banyak orang selama ini.

“Ini perlu diseriusi oleh pe-merintah melalui aparat penegak hukum di semua level birokrasi. Agar pengkerdilan nilai-niai luhur Pancasila tak berlangsung terus menerus di negeri ini,” lanjut alumnus lemHANAS Pemuda I 2009 itu.

lanjut Silaen, jangan sampai isu komunisme ini bagian dari agenda politik ‘settingan’ pihak tertentu untuk bikin gaduh Re-publik ini.

Namun demikian, diluar polemik Ruu HIP dan adanya berbagai aksi unjuk rasa, sejatinya para ulama sudah lama bersepakat bahwa paham komunisme dan PKI itu haram hukumnya hidup di persada ini.

Wakil Dewan Penasihat majelis ulama Indone-sia (muI), KH Cholil Ridwan, mengingatkan bahwa sekira tahun 1957 para ulama se-Indonesia meng-gelar pertemuan di Palembang, Sumatera Selatan. Pertemuan itu mengeluarkan fatwa bahwa ideologi komunisme haram.

“umat Islam yang mengikuti ideologi komunisme murtad, keluar dari Islam. Haram masuk PKI. Jadi PKI partai haram yang sudah difatwakan oleh ulama tahun 1957. bahkan fatwa itu menyampaikan dilarang-nya perkawinan seorang muslim dengan keluarga PKI,” ujar Cholil dalam suatu seminar di balai Kartini, Jakarta Selatan, 1 Juni 2016.

Petikan fatwa tersebut berbunyi: bagi orang yang menganut ideologi/ajaran komunisme dengan keyakinan dan kesadaran, maka kafirlah dia dan tiada sah menikah dan menikahkan orang Islam, tiada pusaka-mempusakai dan haram hukumnya jenazahnya diselenggarakan secara Islam. bagi orang yang memasuki organisasi/Partai yang berideologi komunisme (PKI, Sobsi, Pemuda Rakyat dll); tidak dengan keyakinan dan kesadaran, sesatlah dia dan wajib bagi umat Islam menyeru mereka mening-galkan organisasi dan partai tersebut.

Selanjutnya, Cholil mengimbau agar ideologi Pan-casila tidak dibenturkan dengan Islam. Pancasila yang sudah disepakati oleh para pendiri bangsa sebagai ideologi negara, jangan dibenturkan dengan Islam.

“Jangan dihadapkan antara Islam dengan Pan-casila. Islam adalah Pancasila dan bisa di jelaskan Islam adalah Pancasila,” kata Cholil.

Cholil menilai, Pancasila adalah bentuk lokalitas Islam di Indonesia. Sebab itu, ia mengimbau agar generasi penerus bangsa dibimbing dengan ideologi Pancasila lantaran identik dengan Islam.

“Pancasila adalah islam yang lokal di Indonesia sehingga semuanya menjadi bagian kebersamaan untuk mempertahankan NKRI,” kata Cholil.

“Di dalam Islam ada kalimat sesungguhnya hidup itu adalah akidah dan jihad, akidah adalah ideologi,” dia menambahkan.

Peristiwa muktamar Alim-ulama yang berlang-

Dari PalEmBang Komunisme

DiharamKansung pada tanggal 8 – 11 September 1957 di Palembang memang banyak yang tidak mengetahuinya karena memang tidak bisa disebar-luaskan ke publik. Padahal muktamar yang dihadiri oleh 335 ulama tanah air yang berlangsung di Palembang ini telah telah memutuskan bahwa :

Ideologi-ajaran komunisme adalah kufur hukumnya dan haram bagi umat Islam menganutnya. bagi orang yang menganut ideologi-aja-ran komunisme dengan keyakinan dan kesadaran, dan kafirlah dia. Orang tersebut tidak sah menikah dan menikahkan orang Islam. Tiada pusaka mempusakai, dan haram jenazahnya diselenggarakan (tata-cara pengurusan) secara Islam.

bagi orang-rang yang memasuki organisasi atau partai-partai berideologi komunisme seperti PKI, SObSI (Sentral Organisasi buruh Seluruh Indone-sia), Pemuda Rakyat dan lain-lain dengan keyakinan dan kesadaran, mka sesatlah dia. Wajib bagi umat Islam menyeru mereka meninggalkan organisasi dan partai tersebut.

Demikian bunyi resolusi yang diputuskan oleh muktamar Alim-ulama Seluruh Indonesia di Palem-bang tahun 1957 itu. Resolusi yang ditandatangani oleh Ketua K.H. muhammad Isa Anshary dan Sekre-taris Ghazali Hassan.

Sebagaimana dikutip dari Islamic Thought and Information for Da’wah, FNN , para ulama kita yang bermuktamar itu dikatakan oleh Presiden Soekarno sebagai amoral (tidak bermoral/kurangajar).

Akibat dari keputusan muktamar tersebut, Alim-ulama kita yang sejati langsung dituduh se-bagai orang-orang tidak bermoral, komunis phobia, musuh revolusi dan sebagainya. K.H. muhammad Isa Anshary sebagai ketua yang menandatangani resolusi tersebut, pada tahun 1962 dipenjarakan tanpa proses pengadilan, selama kurang lebih empat tahun.

Dan banyak lagi Alim-ulama yang terpaksa menderita di balik jeruji besi karena dianggap kontra revolusi. Terbengkalai nasib keluarga, habis segala harta-benda, bahkan banyak di antara mer-eka memiliki anak yang masih kecil-kecil.

Semua penderitaan itu tidak menjadi pikiran Soekarno. Disamping itu, ada “ulama” lain, yang kar-ena berbagai sebab memilih tunduk tanpa reserve pada Soekarno dengan ajaran-ajaran yang penuh maksiat itu. bermesra-mesra dengan komunis di bawah panji Nasakom.

bertahun lamanya masa kemesraan dengan komunis itu berlangsung di negara kita. Dalam indoktrinasi pidato-pidato Soekarno, Nasakom dipuji-puji sebagai ajaran paling tinggi di dunia. ulama yang dipandang kontra revolusi, yang telah memutuskan komunis sebagai paham kafir yang harus diperangi, dihina dalam setiap pidato dan dalam setiap tulisan.

meskipun sang ulama sudah meringkuk dalam tahanan. Namun namanya tetap terus dicela sebagai orang paling jahat, karena anti Soekarno, dan anti komunis. Nasehat dan fatwa ulama yang didasar-kan kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an, dikalahkan dengan ajaran-ajaran Soekarno melalui kekerasan ala komunis.

Rupanya Allah hendak memberi dulu cobaan bagi rakyat Indonesia. Kejahatan komunis akhirnya terbukti dengan Gestapu-nya. Allah mencoba dulu rakyat Indonesia, sebelum Allah membuktikan ke-

benaran apa yang dikatakan oleh Alim-ulama itu. Watak ulama adalah sabar dalam penderitaan ,dan bersyukur dalam kemenangan.

Sidang mPRS ke IV pun telah mengambil keputu-san mengenai komunis dan ajaran-ajarannya sebagai berikut: “Setiap kegiatan di Indonesia untuk menyebar-kan atau mengembangkan paham atau ajaran Komu-nisme /marxisme /leninisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan peng-

gunaan segala macam aparatur serta media bagi penyebaran atau pengembangan paham atau ajaran tersebut adalah DIlARANG”.

Dengan keputusan mPRS tersebut, apa yang mau dikata tentang Alim-ulama kita yang dulu dika-takan amoral oleh Soekarno? Insya Allah para Alim-ulama kita dapat melupakan semua penghinaan dan penderitaan yang dilemparkan kepada mereka.

Sebagai ulama, mereka tidak akan pernah bimbang walau perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan itu pasti akan beroleh ujian yang berat dari Tuhan. Watak ulama adalah sabar dalam pend-eritaan dan bersyukur dalam kemenangan.

ulama yang berani itu telah menyadarkan dirinya sendiri bahwa mereka itu adalah ahli waris para Nabi. Nabi-nabi banyak yang dibuang dari neg-eri kelahirannya. Seperti yang dialami Nabi Ibrahim A.S. yang dipanggang dalam api unggun yang besar dan bernyala-nyala, atau seperti yang dialami Nabi Zakariya A.S. yang gugur karena digergaji dan lain-lain. begitulah para Nabi utusan Allah itu.

Hargailah putusan muktamar Alim-ulama di Palembang itu. Karena akhirnya kita semua telah membenarkannya. bersyukurlah kita kepada Tuhan bahwa pelajaran ini dapat kita petik bukan dari menggali perbendaharaan ulama-ulama yang lama. Namun hanya dari peristiwa sejarah yang lalu.

n Berbagai sumber/Aspani Yasland

KH Cholil Ridwan

Muhyiddin Junaidi

“umat Islam yang mengikuti ideologi

komunisme murtad, keluar dari Islam. Haram

masuk PKI. Jadi PKI partai haram yang

sudah difatwakan oleh ulama tahun 1957. bah-

kan fatwa itu menyampaikan

dilarangnya perkawi-nan seorang muslim

dengan keluarga PKI.” KH Cholil Ridwan

Wakil Dewan Penasihat majelis ulama Indonesia (muI)

Page 4: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinFOKUSEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

4

Pondok Pesantren Ar Riyadh Palembang

LemBAgA pendidikan pondok pesantren (Ponpes) di berbagai kota di Provinsi Su-matera Selatan (Sumsel) mulai menerima kembali para santrinya ketika memasuki

era new normal atau normal baru, pasca Pandemi Covid-19.

Akhir bulan lalu, gubernur Sumsel H.Herman Deru melepas ratusan santri Ponpes moderen gontor yang kembali bejalar di Jawa Timur.

Begitu pun ponpes di kota Palembang, seperti Ponpes Ar Riyadh di 10 Ulu yang sudah kembali melakukan proses belajar mengajar kepada sant-rinya. Namun semua itu harus tetap mematuhi protokol kesehatan sebagaimana layak masa pandemic Covid-19 di era new normal ini.

Biro Keuangan ponpes Ar Riyadh, Habib Zen Al Habsyi mengatakan pesantren telah menyiapkan berbagai prosedur dan sistem yang disesuaikan dengan protokoler kesehatan menghadapi new normal.

“Kita sediakan cuci tangan di depan, hand sanitizer dan pengecekan suhu,” katanya.

Pada tahun ajaran baru penerimaan santri baru di mulai tanggal 5 Agustus 2020 dan menerima hanya 100 santri baik dari Tsanawiyah dan Aliyah, sedangkan santri lama mulai di tanggal 7 Agustus 2020. Untuk para santri yang akan memasuki ponpes diharapkan memenuhi beberapa syarat salah satunya surat keterangan covid test.

“Kita sudah penerimaan berkas dan santri membawa surat keterangan dari dokter dan surat test covid, memakai masker, kita sediakan wastafel cuci tangan dan setiap hari santri dicek suhu,” ujarnya saat ditemui Selasa, 30 Juni 2020.

Habib Zen mengatakan, pondok pesantren sebetulnya lebih aman dari penyebaran virus karena tidak berbaur dengan dunia luar.

“Untuk sekarang wali santri setiap ahad jika menemui anaknya harus tunggu diluar pagar dan tidak boleh masuk, parkir motor juga diluar, “ kata Habib Zen.

Kegiatan sehari-hari di lingkungan pondok pesantren tetap berjalan normal, namun untuk kegiatan yang diadakan di luar lingkup ponpes kita hentikan sementara.

“Biasanya kegiatan diluar santri main futsal, dakwah seminggu dua kali ke SD tiap jum’at bagi junior dan malam ahad ke mushola/masjid bagi aliyah. Namun dihentikan dulu keluar untuk se-mentara waktu,” katanya.

Sebagaimana diketahui bahwa pemerintah sudah mengobar-ngobarkan bahwa pandemi covid-19 akan memasuki suatu kondisi normal, hanya saja normal yang baru, new normal. mak-sudnya, hidup normal setelah sebelumnya nggak normal karena pandemi: isolasi diri, karantina, lock down, lebih banyak di rumah, nggak boleh pergi-pergi kalo nggak penting, karyawan dan siswa diliburkan, rumah makan, tempat wisata ditutup. maka, ketika sudah lebih dari tiga bulan masa “mendem” itu, akhirnya bersiap “bebas”. Nah, konon ini disebut new normal.

Sebagaimana dikutip As SAJIDIN dari rubrik

portal gaulislam.com, kalo mau diperhatikan, kon-disi karantina, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), lock down dan sejenisnya itu ada baiknya juga dalam beberapa hal. Selain dalam masalah kesehatan, juga dalam perilaku. Contoh yang bagus ya, misalnya penerapan PSBB, orang yang ngumpul-ngumpul nggak jelas, seperti bercampur baurnya laki dan perempuan yang bukan mahram, otomatis jadi berkurang. Semoga seterusnya begitu, bahkan nggak ada yang ngumpul-ngumpul model begitu lagi.

Pengendara sepeda motor yang berboncengan akan dicek KTP-nya. Kalo sama alamat rumahnya, dianggap aman, kecil kemungkinan menularkan covid-19. Begitu alasannya ketika pemberlakukan PSBB. Nah, dilihat dari sisi Islam, ada positifnya juga lho. Iya, coba kalo yang boncengan ternyata anak remaja putra dan putri, hanya punya kartu pelajar. Pas dicek, beda alamat. Otomatis dugaan pertama adalah bukan mahram. maka, ini ter-larang. Nah, adanya PSBB dengan poin ini, bisa menekan berboncengannya mereka yang bukan mahram. Semoga saat new normal nanti benar-benar diterapkan, khususnya pemahanan bahwa ada larangan pergaulan bebas, meski hanya jalan bareng atau boncengan di sepeda motor.

Nah, itu dari sisi sosial ya, khususnya per-gaulan remaja muslim. Kalo untuk urusan shalat agak repot karena banyak juga yang takut ke masjid kemarin-kemarin. Namun, insya Allah seiring dengan berjalannya waktu, semoga sha-lat berjamaah di masjid, termasuk shalat Jumat berjalan seperti sebelumnya. Walau di beberapa daerah yang zona hijau sih, selama ini tetap jalan kok. Shalat berjamaah setiap hari di masjid, dan shalat Jumat juga di masjid, dengan shaf yang normal. Bukan jarang-jarang dengan alasan menganggap perlu jaga jarak.

Insya Allah di new normal nanti, siapa pun yang kemarin-kemarin mengajak warga agar tidak sha-lat di masjid, nanti harus lebih giat ngajak warga untuk shalat fardhu dan shalat Jumat di masjid. Harus lebih gigih ketimbang kemarin-kemarin saat bersemangat ngelarang warga ke masjid karena khawatir kena Corona. Tanggung jawab, lho. Beneran!

Iya sih, itu tanggung jawab semua. Namun yang kemarin paling getol ngajak warga shalat di rumah, lebih bertanggung jawab lagi untuk ngajak warga shalat di masjid. Khawatir jadi kebiasaan nggak di masjid, jadi pemalas. Pengen enaknya aja. maklum, tipu daya setan itu selalu ada. Setan, tentu ngajak kepada keburukan, bukan kebaikan.

Sebagai muslim, standar kita dalam menen-tukan baik dan buruk, terpuji dan tercela, benar dan salah, halal dan haram suatu perbuatan, dinilai menurut aturan Islam. Bukan aturan yang lain. Ini yang dimaksud dengan standar yang benar.

Kehidupan saat ini, jika dinilai menurut ajaran Islam, adalah kehidupan yang tidak islami. Bukan masyarakat Islam, bukan negara Islam. Apakah ini normal? Kalo menurut Islam, ya nggak normal.

new normal Bersama islam Salah. Seperti yang udah ditulis di paragraf sebelum-nya, bahwa maraknya pacaran, perjudian, perzinaan, riba adalah bagian dari kerusakan masyarakat liberal saat ini. Sebab, dalam pandangan Islam, semua itu adalah bentuk kemaksiatan.

Islam itu menyelamatkanIslam adalah penyelamat kehidupan manusia,

baik di dunia maupun di akhirat. Bagaimana Islam menyelamatkan umat manusia? Begini, Islam itu memiliki seperangkat aturan. Terutama yang ter-cantum dalam al-Quran dan as-Sunnah (hadits). Kalo ninggalin al-Quran dan as-Sunnah, itu artinya nggak menjadikan keduanya sebagai pedoman kehidupan. Iya, kan? Padahal, sudah disampaikan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam, bahwa kita wajib berpegang teguh pada al-Quran dan as-Sunnah.

Dalil untuk berpegang teguh dengan al-Quran dan as-Sunnah disebutkan dalam Kitab al-muwatha’ Imam malik rahimahullah, “Aku telah tinggalkan bagi kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat selamanya jika berpegang teguh dengan keduanya yaitu: al-Quran dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR al-Hakim, sanadnya shahih kata al-Hakim)

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari (kalangan) orang-orang muha-jirin dan anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada-Nya, dan Allah me-nyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS at-Taubah [9]: 100)

Ini memang menjelaskan karakter para sahabat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, ini juga membuktikan bahwa Islam memang menyelamatkan manusia. Seorang muslim akan mendapat keba-

hagiaan di akhirat dengan pahala mendapatkan surga. maka, jadilah muslim terbaik! Inilah yang disebut normal. maka, kalo sekarang gembar-gembor new normal, maka yang pantas adalah new normal bersama Islam. Beneran!

Oya, kita pasti sering membaca surah al-Fatihah, dan itu minimal kita baca sehari 17 kali dalam shalat wajib lima waktu. Sesuai pemba-hasan pada subjudul ini, adalah ayat ke-6 dan ke-7, yang artinya, “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah eng-kau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS al-Fatihah [1]: 6-7)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir diterangkan yang diminta dalam ayat di atas adalah hidayah al-irsyad wa at-taufiq, yaitu hidayah untuk bisa menerima kebenaran dan mengamalkannya, bukan sekadar hidayah untuk dapat ilmu. Jadi maksudnya kata beliau, kita minta pada Allah, tunjukkankah kita pada jalan yang lurus.

Adapun makna shirathal mustaqim, seba-gaimana dijelaskan oleh Ibnu Katsir dengan menukil perkataan dari Imam Abu Ja’far bin Jarir bahwa para ulama sepakat bahwa shirathal mustaqim yang dimaksud adalah jalan yang jelas yang tidak bengkok.

Adh-Dhahak berkata dari Ibnu ‘Abbas bahwa jalan tersebut adalah jalan yang diberi nikmat dengan melakukan ketaatan dan iba-dah pada Allah. Jalan tersebut telah ditempuh oleh para malaikat, para nabi, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang shalih. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya (yang artinya), “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS an-Nisa’ [4]: 69)

mengikuti Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, berarti menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai pedoman hidup kita. Itu sebabnya, memang hanya Islam yang bakalan menye-lamatkan umat manusia. menyelamatkan di dunia dan juga di akhirat. So, berbahagialah dan bersyukurlah menjadi muslim.

Cuma persoalannya nih, sebagaimana ditulis oleh [O. Solihin | Ig @osolihin]

di gaulislam.com, banyak kaum muslimin sendiri yang saat ini malah jauh dari Islam. Kenapa? Ya, gampangnya, karena kehidupan bernegara dan bermasyarakat saat ini tidak islami, tetapi sebaliknya dikendalikan dalam ke-hidupan bernegara yang kapitalistik, akidahnya sekular nan liberal. Celakanya, sebagian besar kaum muslimin justru menikmatinya. Tugas be-rat memang bagi kita. Namun jangan khawatir, yang perlu kita lakukan adalah kesungguhan dalam berjuang dan mengharap ridho serta pertolongan Allah Ta’ala. Semoga mendapat hasil terbaik.

Jadi bagaimana? Ok. Dicatat, ya. Kehidupan sebelum wabah nggak normal, saat wabah lebih nggak normal, saat ini belum normal juga. maka, jika pun mau pake embel-embel new normal, manfaatkan sebagai kesempatan un-tuk menjadikan Islam sebagai pedoman hidup kita, secara individu, dalam bermasyarakat, dan tentunya lebih afdhal dalam bernegara. Itulah sejatinya new normal, yakni bersama kebangkitan peradaban Islam.(*)

n Tri Jumartini

Gubernur Sumsel Herman Deru melepas langsung keberangkatan ratusan santri dan mahasiswa Gontor asal Sumsel untuk kembali menempuh pendidikan di Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020).

FOTO:IST/NET

FOTO:IST/NET

Page 5: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

EDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020 assajidinSMARTKidS5

“Demi menjaga lingkun-gan kerja tetap sehat dan baik, Sekolah Islam

Terpadu (SIT) Al Furqon memben-tuk tim gugus sekolah yang diketuai masing-masing kepala sekolah (Kepsek) dengan harapan jika, nanti perkembangan status Palem-bang dinyatakan aman bagi siswa belajar-mengajar di sekolah, SIT Al Furqon sudah siap dan matang dalam menyelenggarakannya, “ kata Ustadz Mahyudi, Kepsek SMAIT Al Furqon, belum lama ini.

Kepada AsSajidin, Ustadz Mahyudi mengatakan jika nanti Pemerintah melalui dinas terkait membuka system belajar-men-gajar secara normal kembali maupun dengan system ganjil–genap yang di wacanakan maka, langkah pertama yang akan di ambil SMAIT Al Furqon adalah memastikan kondisi lingkungan sekolah siap 100 persen untuk melaksanakannya.

“Walaupun nanti kondisi ganjil-genap ini benar-benar diterapkan. Namun SMAIT Al Furqon, akan

tetap menggelar system belajar-mengajar secara bersamaan. Artinya, siswa tetap belajar dalam paruh waktu yang sama meski pun yang satu di sekolah dan yang lain tetap dirumah,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur SIT Al Furqon H Emil Rosmali di damp-ing Ketua Yayasan SIT Al Furqon Hj Desmawati meminta agar para guru tetap menterdepankan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Termasuk menyiapkan, uji kelaya-kan mulai dari panduan protokol kesehatan, simulasi dari depan ger-bang, hingga masuk di lingkungan, hingga sampai ke ruang kelas, dan pulang sekolah.

“Kita masih harus mem-persiapkan dengan matang. Ya, walaupun info yang ada saat ini akan diberlakukan system ganjil genap. Namun SIT Al Furqon perlu mengkaji lebih dalam termasuk segala kemungkinan yang ada,” kata H. Emil saat menggelar silatura-him bersama para guru di Gedung Daarul Jannah beberapa waktu lalu.

n Jemmy Saputera

CEgah PEnyEBaran CoviD-19siT al FurQon BenTuK Tim GuGus TuGas seKolah

Sejak merebaknya pandemi cobid-19 di Sumatera

Selatan (Sumsel) khususnya Kota Palembang, berbagai

upaya telah dilakukan segala pihak termasuk mengingatkan

masyarakat akan pentingnya menjalankan

protokol kesehatan.

Demi menjaga lingkungan kerja tetap sehat dan baik, Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Furqon membentuk tim gugus sekolah

yang diketuai masing-masing kepala sekolah (Kepsek) dengan harapan jika, nanti

perkembangan status Palembang dinyatakan aman bagi siswa belajar-mengajar

di sekolah, SIT Al Furqon sudah siap dan matang dalam menyelenggarakannya.”

Ustadz mahyudi KePSeK SmAIT AL FURQON

Page 6: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

Kondisi pandemi covid-19 ini, di-akui atau tidak memang sangat mem-prihatinkan. Namun pihak sekolah, khususnya PG/TKIT Al Furqon selalu berupaya memberikan yang terbaik bagi para siswa. Apa lagi saat ini pembagian raport terpaksa kita lakukan dengan cara “ Drive Thru” . Hal ini di lakukan sebagai upaya agar tidak menimbulkan kerumunan massa. Meskipun begitu, protokol kesehatan tetap kita lakukan, baik dengan cara mengecek suhu tubuh, menjaga jarak dan menggunakan mask-er. Demikian kata Bunda Sartika Kepala Sekolah PG-TKIT Al Furqon kepada As-Sajidin Group Jumat (26/6/20).

Menurut Bunda Sartika, pembagian raport dengan cara “Drive Thru “ ini hanya diperbolehkan untuk siswa TK (b) . Sementara untuk kelas TK (a) dan Play Grup (PG) akan kita lakukan secara virtual.

“Sejauh ini ada kurang lebih 83 siswa kelas TK (b) yang akan di bagikan raport secara Drive Thru . Oleh sebab itu kami membuatkan semacam Foto booth. Se-bagai bentuk apresiasi bagi para siswa agar dapat mengabadikan moment kebahagiaannya bersama para bunda, dan orang tua,” tuturnya.

Kendati hanya kelas TK (b) yang di perbolehkan untuk datang, kata Bunda Sartika itupun memakan waktu sampai dua hari pengerjaan di mulai sejak hari ini, Jumat hingga besok Sabtu (27/6/20).

“Kami tidak bisa membayangkan jika pembagian raport semua siswa PG/TKIT Al Furqon dilakukan secara Drive Thru. Mungkin bisa memakan waktu sampai satu minggu. Ini pun untuk kelas TK (b) saja ada 5 kelas yang telah kita bagi bagi kedalam dua jadwal hari ini dan besok. Meski pun begitu, kami percaya dan yakin apa yang kita laku-kan lakukan bersama ini adalah yang terbaik. Lagi pun, sesi foto yang kami

assajidinSMART KidS6EDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

Pembagian raport “Drive-Thru“ Pg-TK al Furqon Berjalan Khidmat

Demi memutus mata ran-tai penyebaran Covid-19 di Kota

Palembang, khususnya di lingku-ngan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Furqon. metode Drive Thru menjadi alternatif para bunda di PG/TKIT Al Furqon untuk menggelar Assembly

yang sederhana namun tetap khidmat.

siapkan ini sesuai dengan permintaan orang tua siswa,” ungkapnya.

Sementara itu, Fahmi salah satu wali siswa mengatakan, sangat berterimakasih kepada pihak sekolah yang berinisiatif melakukan pembagian raport secara “ Drive Thru “ ini. Meskipun tidak semeriah tahun-tahun sebelum-nya, dirinya berharap keputusan sekolah yang membatasi pembagian raport ini dapat diterima semua pihak khusunya para orang tua.

“ Ya, kita harus tetap bersyukur. Walaupun dalam masa pandemi, pihak sekolah masih meperjuangkan yang terbaik bagi anak-anak. Meskipun digelar secara sederhana dengan foto booth seadanya. Saya rasa ini sama sekali tidak mengurangi kemeriahan Assembly tahun ini. Toh sejumlah penghargaan atas prestasi anak tetap ada,kan bisa di abadikan dalam foto, “ ujarnya sembari tersenyum.

n Jemmy Saputera

Sejauh ini ada kurang lebih 83 siswa kelas TK (b) yang akan di bagikan raport secara Drive Thru. Oleh sebab itu kami membuatkan semacam Foto booth. Sebagai bentuk apresiasi bagi para siswa agar dapat mengabadikan moment kebahagiaannya bersama para bunda, dan orang tua.”

“Bunda Sartika

Kepala Sekolah Pg-TKIT Al Furqon

Page 7: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinKHAZANAH7EDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

WAJAH keagamaan dunia, uta-manya Islam, berubah drastis akibat penyebaran wabah

Covid-19 (Corona Virus Disease) di awal-awal tahun 2020. Kegiatan keagamaan kini lebih banyak memertimbangkan faktor kesehatan.

Agama ternyata tidak kaku me-lainkan lentur dan penuh penyesuaian. Rangkaian ibadah yang menyangkut massa dapat disesuaikan. Pertemuan fisik antarmanusia dikurangi. Umat beragama dan institusinya berusaha untuk beradaptasi selama masa wabah Virus Corona.

Salah satunya kegiatan seminar keagamaan dan dakwah yang dilakukan secara tatap muka, seperti yang sering dilakukan

Indonesia Training Center Nusantara (Internusa) Sumatera Selatan (Sumsel). Demi syiar keagamaan tetap berjalan, dan ekonomi tetap bertahan, mereka melakukan berbagai inovasi, termasuk melakukan syiar agama melalui virtual atau online.

Direktur Internusa Sumsel Andi Ahmad Zikrillah saat dibincangi redaksi As SAJIDIN mengatakan, wabah Covid-19 berimbas besar kepada aktivitas keg-amaan, seperti aktivitas salat berjamaah, kegiatan keislaman seperti tabligh akbar, kajian hijrah, pengajian dan lainnya.

“Namun tak penting ujian ini baik atau buruk, selagi kita semakin dekat dan taat kepada Allah SWT. Begitulah seharusnya kita sebagai umat Islam

bersikap atas mewabahnya Covid-19 ini. Bagi umat Islam yang beriman dan bertaqwa, semuanya adalah kebaikan. Ketika ditimpa musibah kita bersabar, ketika diberikan nikmat kita bersyukur,” jelas pria yang biasa disapa Andi itu.

Menurutnya, sebagai seorang hamba yang miskin ilmu dan miskin keyakinan, tentu ada perasaan sedih dan gelisah ketika musibah ini melanda negeri ter-cinta. Namun dia menganggap musibah ini adalah pesan cinta Allah SWT kepada umat manusia.

“Ketika kita berusaha membaca pesan Cinta-Nya Allah SWT, maka kita bisa bangkit kembali untuk terus be-raktivitas yang terbaik walau berada di rumah,” tambah Pembina Gerakan Gera-kan Indahnya Hidup Bersama Dakwah (IHBD) itu.

Lalu apa kerugian yang dirasakan, terutama dari sisi finansial? Andi men-gakui secara besaran nominal tentu berkurang, namun dia tetap bersyukur rezeki yang diberikan Allah SWT masih cukup dan tetap bisa berbagi pada sesama.

Lanjut Andi, dia juga melakukan inovasi agar tetap bisa berdakwah dan mencari penghasilan dengan meman-faatkan media sosial yang ada, dengan kajian-kajian Islam, seminar dan lainnya secara online, baik yang sifatnya gratis maupun program berbayar.

“Saya siasati dengan melakukan ka-jian secara online, ada yang bayar dan ada juga yang gratis. Meski demikian,

Wajah iSlam DUnia

Di Era PanDEmiK

para peserta masih merasakan kerinduan untuk bisa kerkumpul kembali dalam program-program sebagaimana biasanya, namun saat ini sudah terobati dengan adanya kajian secara online setiap hari dan pekannya,” beber Penulis buku Melukis Cinta Meraih Bahagia (MCMB) tersebut.

“Saya juga melakukan kajian online secara gratis agar hidup tetap produktif dan bisa memberikan manfaat sekaligus motivasi kepada semuanya agar tetap semangat di tengah pandemi, dan sampai akhir bulan Juli program kajian online secara gratis tetap berjalan,” lanjutnya

Lantas, apa hikmah yang bisa dipetik dari Covid-19? Pria kelahiran Banyuasin, 9 September 1985 itu, menjelaskan, wabah ini membuat manusia harus sadar jika mereka bukan siapa-siapa tanpa perlind-ungan Allah Azza wajallah.

Dengan adanya pandemi seperti ini, Andi menambahkan, membuat manusia semakin tergerak untuk menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Rasulullah Sal-lallahu ‘Alaihi wa sallam, sebagaimana banyak dituangkan di protokol keseha-tan dalam pencegahan Covid-19 seperti menjaga kebersihan, rajin cuci tangan, berwudhu, menjaga jarak, dan lain-lain.

“Hikmah lainnya membuat kita se-makin dekat dengan keluarga,” Andi menambahkan.

Dia melanjutkan, akan mulai melaku-kan kegiatan keagamaan secara tatap muka pada bulan Juli dengan menerapkan

protokol kesehatan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan antara lain, Sekolah PraN-ikah Indonesia dan juga program profesional Private Class Profesional Public Speaking

“Ke depan saya tetap fokus melakukan berbagai program kajian secara online dan juga program tatap muka secara langsung dengan mematuhi protokol pencegahan Covid-19. Selebihnya tetap stay at home jika tidak ada keperluan penting di luar rumah,” pungkas dia. (*)

n Zahid Blandino

Andi Ahmad Zikrillah

Saya siasati dengan melakukan kajian secara online, ada yang bayar dan ada juga yang gratis. meski demikian, para peserta masih merasakan kerinduan untuk bisa kerkumpul kem-bali dalam program-program sebagaimana biasanya, namun saat ini sudah terobati dengan adanya kajian secara online setiap hari dan pekannya.”

Andi Ahmad ZikrillahDirektur Internusa Sumsel

Page 8: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinLENTERAEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

8

Ada yang menarik perhatian saat PPPA Daarul Qur’an Makassar mengunjungi salah

satu lokasi penyaluran sembako untuk masyarakat yang terdampak krisis Covid-19 beberapa waktu lalu. Kala itu, sembako disalurkan ke perkampungan yang mayoritas warganya berprofesi sebagai pe-mulung.

Karena hampir seluruh war-ga merupakan pemulung, maka wilayah tersebut pun disebut se-bagai kampung pemulung. Terlihat dari rumah-rumah yang kebanyakan semi permanen dengan juntaian kayu dan seng di bagian atapnya.

Memang kebanyakan kampung pemulung menggunakan rumah be-deng seperti itu karena tanah yang ditempati bukanlah tanah pribadi, melainkan dalam kepemilikan orang lain. Dari sejumlah rumah di kampung ini, ada satu rumah yang terlihat sangat kumuh namun digu-nakan sebagai tempat mengaji.

Rumah tersebut adalah milik Mardiana, seorang guru ngaji yang juga bekerja sebagai pemulung. Dibantu suaminya, Mardiana me-nyediakan fasilitas mengaji ala ka-darnya sekaligus menjadi guru ngaji

sukarela untuk anak-anak di sanaAnaknya yang seorang maha-

siswa juga membantu Mardiana dan suami untuk mengajar Al-Qur’an. Meski dengan berbagai keterbatasan, mereka tetap ikhlas dan semangat untuk terus mendak-wahkan Al-Qur’an. Ruangan kecil di salah satu sudut rumahnya pun dis-ulap menjadi tempat mengaji untuk anak-anak di kampung pemulung tersebut. Peluh dan lelah setelah bergelut dengan barang-barang be-kas seakan hilang setelah bertemu dan mengaji bersama mereka.

Bagi Mardiana dan keluarganya, dedikasinya menjadi guru ngaji adalah aset akhirat. Sehingga mer-eka percaya jika Allah belum mem-berikan balasan atas kebaikannya di dunia, maka di akhiratlah tempat terindah untuk menuai pahala tersebut.

Dalam pandangan Mardiana pun, berdakwah tak melulu harus mewah. Buktinya, di antara berba-gai kekurangan yang mereka miliki namun tetap dapat berbagi ilmu dan pengetahuan agama.

Mengapreasi perjuangan dak-wah Mardiana dan keluarganya, PPPA Daarul Qur’an Makassar

memberikan bantuan berupa paket bingkisan, amanah dari para do-natur. Paket bingkisan ini diberikan untuk para pejuang Qur’an yang terus mensyiarkan Al-Qur’an bah-kan hingga pelosok Nusantara.

Tangis haru menyertai peny-aluran kali ini, Mardiana yang tak kuasa menahan air matanya pun meluapkannya tangisannya. Baginya bingkisan tersebut bukan hanya sekedar bantuan semata, namun juga bentuk perhatian PPPA Daarul Qur’an kepada masyarakat pinggiran seperti dirinya.

“Alhamdulillah, Yaa Allah, alham-dulillaah,” ucapnya diikuti lantunan surat Al-Fatihah untuk para donatur dengan berlinang air mata.

Dalam doanya, ian mendoakan para donatur yang telah mengama-nahkan sedekah dan zakatnya kepada PPPA Daarul Qur’an Makassar agar selamat dunia akhirat. Harapnya, di era yang menurutnya sulit untuk mencari nafkah ini, ada pertolongan Allah bagi orang-orang yang sungguh-sungguh berjuang. Terlebih, untuk para guru ngaji sepertinya yang hidup di tengah kesulitan.

Kepala Cabang PPPA Daarul Qur’an Makassar, Andi Kurniawan

mardiana “sang Penghafal Quran“ Dari Kampung Pemulung

berkata, “syukron jazakumullahu khair, para donatur dan sahabat Daqu semuanya, amanah bingkisan anda untuk para pejuang Qur’an telah disalurkan. Mudah-mudahan berkah, bermanfaat dan Allah beri-kan balasan yang berlipat ganda untuk para donatur semuanya. In-syaAllah, Aamiin.”

[*/sumber : rilis daarul quran]

“syukron jazakumullahu khair, para donatur dan sahabat Daqu semuanya, amanah bingkisan anda untuk para pejuang Qur’an telah

disalurkan. mudah-mudahan berkah, bermanfaat dan allah berikan balasan yang berlipat ganda untuk para donatur semuanya. insyaallah, aamiin

Page 9: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinOASEEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

9

musiBah DaTanGUlah manUSiaMeMAng perlu kita renungkan

setiap musibah yang terjadi terhadap diri kita. Allah tidak akan menghadirkan musibah,

kalau bukan karena perbuatan dosa yang dilakukan oleh kita sendiri.

Firman Allah : “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura: 30).

Musibah yang terjadi sekarang pun, bukan tiba-tiba, namun sudah terjadi sejak zaman dahulu. Kita ingat azab yang dialami sejumlah kaum sebelum Nabi Muhammad SAW, antara lain, kaum Adh, kaum Samuth, kaum Luth, dan kaum Nuh. Mereka Allah hancurkan sehancur-hancurnya. Semua itu karena perbuatan dosa atau maksiat yang mereka pertontonkan.

“Dan firman Allah (yang artinya) dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian maksudnya wahai manusia! musibah apapun yang menimpa kalian, semata-mata karena keburukan (dosa) yang kalian lakukan.

“Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)” maksudnya adalah me-maafkan dosa-dosa kalian, maka Dia tidak membalasnya dengan siksaan, bahkan memaafkannya. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan perbuatan-nya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun (Faathir: 45) (Tafsir Ibnu Katsiir: 4/404).

Musibah yang ditimpakan kepada manusia bisa jadi musibah dunia; dan musibah akhirat. Musibah dunia salah sa-tunya ialah ketakutan, kelaparan, kematian, dan sebagainya sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 155. ‘’Dan pasti akan kami uji kalian dengan sesuatu dari ketakutan, dan kelaparan, dan kekurangan harta dan jiwa dan buah-buahan, dan berilah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.’’

Adapun musibah akhirat adalah se-bagaimana orang yang tidak punya amal saleh dalam hidupnya, sehingga jauh dari pahala. Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘’Orang yang terkena musibah, bukanlah seperti yang kalian ketahui, tetapi orang yang terkena musibah yaitu yang tidak memperoleh kebajikan (pahala) dalam hidupnya.’’

Bila perbuatan dosa dikerjakan oleh orang tertentu baik itu perorangan mau-pun sekelompok orang, maka musibah tidak hanya ditanggung oleh orang yang mengerjakannya, namun orang yang berada di sekelilingnya bisa jadi ikut me-nanggungnya.

Oleh karena itu, berilah nasehat ke-pada mereka terutama yang mengerjakan perbuatan dosa semacam maksiat, karena dengan menasehati saudara kita maka kita semua bisa terhindar dari musibah.

Dalam Alquran Surah al-Anfal ayat 25, “Takutlah kalian dengan musibah yang tidak hanya menimpa orang yang maksiat, orang yang berbuat zalim, tapi juga kalian yang shaleh.” Maka, masa bodoh dengan

kemaksiatan bukanlah sikap seorang Mukmin. Amar ma’ruf nahi mungkar adalah amal cerdas orang yang beriman.

Musibah katanya sebuah peringatan agar manusia kembali ke jalan-Nya. Dengan musibah Allah hadirkan mahkamah kesadaran kita bahwa ini adalah sebuah jalan untuk kembali (baca QS al-Baqarah, 2: 155-157).

Ini mungkin sebuah upaya yang dianjurkan dalam agama Islam. Yakni agar terhindar dari musibah, janganlah kalian mendekati maksiat. Dan “beristighfarlah kepada Allah!” karena dengan “beristighfarlah kepada Allah!” maka dosa-dosa kalian akan terampuni. Rasulullah saja 100 kali beristigfar kepada Allah setiap harinya.

Jujurlah, dalam hidup yang sebenarnya sebentar ini terlampau banyak dosa dan maksi-at kita. Tiap-tiap detik kedurhakaan kita sampai kepada-Nya. Sementara ibadah dan amal shaleh kita seba gai bekal pulang menghadap-Nya juga teramat sedikit. Anehnya, yang meluncur deras kepada kita karunia dan rezeki-Nya. Sudah wa hai saudaraku dan cukup. Ingat, kalau nasihat ulama, Alquran dan Sunah sudah tidak didengar, alam yang milik Allah ini akan bicara. Wahai peduduk Indonesia yang diberi iman oleh Allah, dengan musibah yang beruntun menghantam negeri ini, tidakkah kita menya dari bahwa alam benar-benar sedang menasihati kita.

Camkanlah bagaimana musibah beruntun menimpa kita. Yaitu, karena dosa yang sangat besar. Dalam surah Yassin ayat 19 dijelaskan dengan terang benderang bahwa kemalangan demi kemalangan, musibah yang susul-meny-usul, semua itu terjadi karena dosa keterlaluan

kita kepada Allah.Pun karena kedurhakaan dan kezaliman.

Surah al-Qasas ayat 59 menerangkan, Allah tidak akan menghancurkan suatu daerah, kecuali para penduduknya yang berbuat zalim. Anak durhaka kepada orang tua, istri berani kepada suaminya, banyak perampokan, pembunuhan, dan perzinaan. Kezaliman dan kedurhakaan yang tak bertepi ini pengundang cepat bala bencana.

Mungkin juga karena perusakan alam yang sistemis dan masif. Surah Ar- Rum ayat 41 meng-ingatkan, telah tampak kerusakan di da-ratan dan lautan karena ulah tangan-tangan jahil manusia, agar mereka merasakan akibat perbuatanny dan mereka kembali kepada-Nya.

Bisa pula pemimpin maksiat dan zalim kepada rakyatnya. Baca dengan iman, wahai penduduk Indonesia yang mulia, “Bila kami in-gin menghancurkan suatu negeri, para tokohnya diingatkan untuk taat kepada Allah, tapi mereka maksiat, tapi mereka berbuat zalim, tapi mereka berkhianat kepada-Ku dan makhluk-Ku, maka haklah untuk mereka datang bala bencana.”

Ingat azab yang dialami sejumlah kaum sebelum Nabi Muhammad SAW, antara lain, kaum Adh, kaum Samuth, kaum Luth, dan kaum Nuh. Mereka Allah hancurkan sehancur-hancurnya. Lalu siapa tokoh itu? Para pemimpin kita yang disumpah Alquran di kepalanya.

Demi Allah tidak korupsi, lalu korupsi. Siapa lagi? Hartawan atau orang-orang kaya yang den-gan hartanya berfoya-foya, sombong, maksiat dengan kekayaannya di tengah banyak orang yang menderita. Siapa lagi? Ulama yang menjual ayat-ayat Allah dengan murah.(*)

Page 10: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinREMAjAEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

10

BerHiJAB merupakan salah satu anjuran bagi wanita muslim. Namun bagi sebagian orang, mengenakan

hijab bukanlah keputusan yang mudah kar-ena dibutuhkan niat yang bulat agar tetap istiqomah menggunakan hijab. Namun, belakangan ini banyak artis muda yang memutuskan mengubah penampilannya dengan berhijab.

Usia yang masih terbilang muda, tidak menyurutkan niat yang besar bagi para artis tanah air yang memilih mengenakan hijab. Bahkan, dengan mengubah penampilannya, tak tanggung-tanggung para penggemar

semakin mengidolakan sosok artis setelah mantap mengenakan hijab.

Keputusan para artis cantik untuk berhijab mungkin tidak mudah. Belum lagi mereka mempertimbangkan kerja di dunia entertainment. Namun, dengan mereka mengenakan hijab, ternyata tidak berkurang kesempatan mereka untuk terus berkarir di industri hiburan tanah air. Bahkan, tak sedikit dari mereka kebanjiran tawaran kerja pasca mengenakan hijab.

Lantas, siapa saja artis cantik yang mantap berhijab di usia muda? Berikut ulasannya Seperti dikutip dari okezone.

mantap Berhijab Di Usia mudaGaya Busana 6 seleBriTi ini JaDi TrenDy 2020

PeSINeTRON cantik istri dari Rezky Aditya yakni Citra Kirana juga mantap berhijab di tahun 2019 lalu ketika berusia 24

tahun. menurut perempuan yang kerap dipanggil Ciki itu, berhijab merupa-kan salah satu keputusan terbesar di dalam hidupnya. Keputusan ini diambilnya setelah dirinya menjalani ibadah umroh. Terlepas dari itu, Ciki juga sudah terbiasa mengenakan hijab saat dirinya terlibat syuting sinetron TUKANg BUBUR NAIK HAJI. merasa nya-man dengan menggu-nakan hijab, mem-buat Ciki justru menda-pat cukup banyak peker-jaan.

C i t r a K i r a n a

Kesha ratuliu

Pasca bertunangan dengan Adhi Permana Putra pada 15 November 2019 lalu, Kesha Ratuliu mantap

mengenakan hijab dalam kesehariannya. Kepu-tusan berhijab di usia yang terbilang muda yakni

21 tahun ini didukung oleh sang calon suami yang mengharapkan calon istrinya berhijab.

Bahkan, berbusana Kesha Ratuliu ini tuai pujian dari warganet. Penampilan mengenakan hijab

yang stylist tersebut tidak sedikit kaum hawa yang mengikuti gaya busananya yang stylist, terutama

untuk mereka yang bertubuh mungil.

Silvia azizah

Sejak berhijab pada September 2017 lalu, gaya busana Sivia Azizah makin menarik perhatian. Sivia pun mantap berhijab di usia yang ke 20 tahun tak lama setelah grup musik yang membesarkan namanya, Blink resmi bubar.

Dinda hauwPerempuan yang menggeluti dunia tarik suara ini mempunyai

gaya hijab yang kasual dan berbeda dari hijabers pada umumnya. meskipun terkesan tomboi, penampilan perempuan kelahiran 1997 ini tetap mempertahankan gayanya yang sporty. meskipun sempat

ragu mengenakan hijab karena kontrak kerja, artis cantik Dinda Hauw akhirnya resmi mengenakan hijab sejak awal 2019 lalu di

usianya yang ke 23 tahun. Ia mengaku mantap mengenakan hijab ketika dirinya bermimpi kasus pesawat jatuh yang membuat hatinya

terpukul dan takut meninggal. Akibat kejadian tersebut, membuat dirinya belajar mengubah penampilannya dengan mengenakan hijab.

BeRNIAT untuk berhijab sudah sejak lama, namun ia baru benar-benar berani berhijab sepenuhnya pada tahun 2018 lalu ketika berusia 21 tahun. Tak hanya ber-hijab sebagai penampi-lannya yang baru, kini mantan kekasih Baim Wong ini juga aktif mengikuti pengajian untuk memperdalam ilmu agama.

SeTeLAH dinikahi Ammar Zoni pada April 2019, pesinetron cantik Irish Bella mulai mengenakan hijab ketika berusia 23 tahun. Artis dengan sapaan Ibel ini mengaku jika niatan berhijab sudah ada sebelum dirinya dipersunting sang suami. Setelah berhijab, banyak warga net yang memuji kecantikan Ibel dengan gaya busana yang tertutup itu.Itulah deretan artis cantik tanah air yang mantap berhijab di usia muda. Kira-kira kalian mengidolakan gaya berbusana siapa nih?

vebby Palwinta

irish Bella

Page 11: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinSOSOKEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

11

Di dunia kriminologi, kejahatan dikenal sebagai bayang-bayang dari suatu peradaban (shadow of civilization), kuantitas dan kualitas

kejahatan seiring dengan kemajuan zaman, oleh sebab itu, aparat kepolisian yang merupa-kan garis terdepan memberantas kejahatan, seyogianya terus meningkatkan pengetahuan dan mengikuti perkembangan modus para penjahat atau bandit di masa kini.

Begitupun jajaran Polrestabes Palem-bang yang saat ini telah membentuk Team Khusus Anti Bandit yang terkenal dengan sebutan Tekab. Tujuannya tentu tidak lain daripada untuk mematahkan aksi kejahatan di kota metropolitan ini.

Inilah sosok Iptu Tohirin yang diama-nahi sebagai Kanit (Kepala Unit) Tekab 134 yang merangkap Kanit PPA (Pelayanan Perempuan dan Anak) Satreskrim Pol-restabes Palembang. Dialah yang memimpin penindakan sejumlah kasus kejahatan di Palembang.

Dalam menjalankan tugasnya, Tohirin tidak segan-segan memerintahkan anak buahnya untuk menembak para penja-hat yang coba-coba melarikan diri ketika dilakukan penangkapan ataupun melawan petugas.

“Penjahat ditembak jika memang sangat meresahkan masyarakat. melawan dan membahayakan petugas saat akan ditang-kap,” ujar bhayangkara kelahiran muara enim, 10 mei Tahun 1974 ini.

Namun penembakan kepada bandit pelaku aksi kejahatan tersebut, merupa-kan jalan terakhir, yang tidak serta merta dilakukan.

Komandan yang mempunyai 3 orang buah hati dari pernikahannya dengan Dr. Dessy Wardiah, m. Pd merupakan Dekan FKIP PgRI Palembang ini, menjelaskan penanggulangi tindak kejahatan itu melalui tahapan dan langkah-langkah. Tidak langsung tembak seperti tahapan Preemtif, Preventif dan Represif.

Kanit Tekab 134 inipun menjelaskan untuk langkah pertama Pre-emtif ialah im-bauan berupa penanaman nilai dan norma kepada masyarakat agar timbul kesadaran untuk tidak melakukan tindak kejahatan dan melanggar hukum.

Langkah kedua preventif, terang Tohirin, adalah mencegah terjadinya potensi tindak kejahatan seperti memperkuat Kring Re-serse ditempat-tempat rawan kejahatan.

Dan langkah yang terakhir represif adalah tindakan penegakan hukum berupa respon dari tindakan kejahatan yang dilakukan.

“Tindakan represif ada dua. Pertama persuasif kita minta pelaku kejahatan me-nyerahkan diri. Kalaupun sudah ketemu kita minta tidak melawan saat akan ditangkap. Kemudian yang kedua adalah koersif kita lakukan tindakan tegas dan keras kalau memang situasinya darurat membahayakan

Kanit Tekab 134 Iptu Tohirin :

Yakinlah Kejahatan, Dikalahkan Kebenaran

iPTU Tohirin

masyarakat maupun petugas,” papar Iptu Tohirin.

Tindakan tegas dengan penembakan kepada tersangka kejahatan seperti pada kejadian beberapa waktu lalu, ketika rekan-rekan saat terlibat pergumulan dengan dua penjahat pada dua kasus berbeda, di mana kedua orang tersebut tewas ditembak karena membahayakan petugas.

Jadi banyak tahapan yang harus kita lalui dalam menanggulangi kejahatan. Pihaknya imbau kita juga peringatkan mela-lui tahap-tahap tadi.

“Tembak di tempat, itu opsi terakhir,” tegas Tohirin yang pernah bertugas di Polres empat Lawang di tahun 2013 sebagai Kanit Tipikor. Tohirin pun pernah juga di tahun 2015, bertugas Polres muba Banyuasin seba-gai Kanit Tipikor dan Kanit Narkoba.

“Lalu setelah itu, saya perpindah kembali lagi ke Polrestabes Palembang sebagai Kanit Pidum sejak Bulan January 2018. Kemudian di tahun 2019 menjadi Kanit Tekab 134 dan Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Palem-bang,” ucap perwira pertama ini.

Dengan jabatan sekarang ini, polisi yang hobi olahraga ini tengah fokus memberantas kejahatan konvensional di kota Palem-bang. Ia berprinsip polisi harus hadir dan benar-benar memberikan rasa aman pada masyarakat.

Tindak kejahatan itu ada di mana-mana. Seperti di Palembang di kota kita ini tindak kejahatan intensitasnya cukup tinggi seh-ingga kita harus benar-benar siap melayani dan melindungi masyarakat.

Kanit Tekab 134 dan Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Palembang ini bertekad mene-kan angka kejahatan di Palembang.

Baginya pantang bagi polisi untuk gentar menumpas kejahatan yang meresahkan masyarakat. Kalau kita takut bagaimana mau melindungi masyarakat. Untuk itu Kita teguhkan keyakinan dan berdoa kepada Tuhan.

“Yakinlah kejahatan pasti dapat dikalah-kan oleh kebenaran,” tegas Iptu Tohirin. n Deny Wahyudi

Tindakan represif ada dua. Pertama persuasif kita minta pelaku kejahatan

menyerahkan diri. Kalaupun sudah ketemu kita minta tidak melawan saat akan

ditangkap. Kemudian yang kedua adalah koersif kita lakukan tindakan tegas dan keras kalau memang situasinya darurat membahayakan masyarakat

maupun petugas.”

Page 12: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinPENdidiKANEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

12

Pondok pesantren Al Hik-mah 7 Ulu Palembang tengah menggelar ujian

akhir sekolah yang diseleng-garakan dalam jaringan (dar-ing) atau online berlangsung selama 3 hari dimulai sejak tanggal 15 Juni hingga 18 Juni 2020. Namun, bagi para santri yang tidak memiliki akses da-lam mengikuti ujian tersebut, Ponpes Al Hikmah punya cara tersendiri untuk menyetara-kan hak para santrinya.

Ketua Yayasan Pendidikan Al Hikmah, Ustadz Irwani mengatakan jika pihaknya membuat kebijakan untuk mengadakan tiga hari pelak-sanaanya dengan tiga mata pelajaran dalam satu hari.

“Kita memberikan toler-ansi bagi siswa yang tidak mempunyai nomor WhatsApp atau akses Internet dengan mengambil soal ujian Kamis, (18/6/20) di Pondok pesant-ren Al Hikmah langsung. Itu lah cara kami menyetarakna mereka. Karena kan banyak juga siswa yang tidak memi-liki akses tersebut, silahkan siswa untuk mengambil soal kemudian dikerjakan diru-mah. Namun, dengan waktu 2 hari saja,” ungkapnya seraya

menyebut bila tanggal 20 Juni 2020 mendatang semua sudah dikembalikan lagi ke Ponpes.

“Kita berkoordinasi den-gan siswa yang memiliki WA agar memberitahukan info kepada siswa yang tak memi-liki wa untuk mengambil soal di ponpes,”katanya.

Irwani mengatakan, me-nyoal perpisahan tingkat Ma-drasah Ibtidaiyah (MI) mau-pun Madrasah Tsanawiyah (MTS) ditiadakan dan sangat berbeda dari tahun lalu.

“Biasanya kita menampil-kan hiburan siswa diatas pang-gung, dan lainnya. Namun, senin tadi, kita perintahkan santri datang mengenakan pakaian batik dengan kedua orang tua laku penyerahan surat kelulusan oleh pimpi-nan pondok dan momen foto bersama para alumni. Dan tidak lupa pula patuh protokol kesehatan,”Katanya

Ia berharap, walaupun santri tahun ini merupakan lulusan dimasa pandemi co-rona. Pihaknya tetap berharap agar para alumni dapat men-jadi pribadi yang lebih baik, membawa nama baik pondok pesantren dan sukses dunia akhirat. (Tri Jumartini )

Toleransi di masa Pandemi, Cara Ponpes al hikmah menyetarakan Para Santri !

Sirozi mengatakan, pihaknya menyampaikan beberapa permasalahan termasuk juga

masalah Lahan yang masih ada tersandung sengketa. “Kami kesini guna berdiskusi dan meminta solusi kepada Gubernur Sumsel terkait sengketa lahan di area pembangu-nan Kampus B UIN Rafa di Jakabar-ing,” katanya

Meski masih terkendala lahan, progres pembangunan Kampus B UIN dilahan 15 Ha yang kondisinya saat ini 9 unit gedung sudah selesai 100% dibangun. “Alhamdulillah

pembangunan tetap ber-jalan dan sudah selesai 100 persen, hanya saja masih ada masalah sengketa la-han. Kami harap Pemprov dapat membantu menyele-saikanya,” ujar Sirozi

Sementara itu, Gu-bernur Sumsel, H Her-man Deru mengatakan, sangat menyambut baik pertemuan itu sehingga

dapat mengetahui langsung progres pembangunan Kampus B UIN Raden Fatah di Jakabaring dan kendala yang dihadapi terkait pembangunan kampus kebanggaan masyarakat Sumsel itu. “Saya sangat senang sejak pandemi sempat tertunda un-tuk bertemu. Dikesempatan ini kita sama-sama mendapatkan manfaat, karena selama ini saya mendengar planningnya hibah Iahan UIN ini seluas 35 Ha dan ternyata yang tere-alisasi hanya 15 Ha. Bahkan masih ada yang tersandung sengketa di lahan tersebut,” katanya

Mengenai permasalahan Iahan yang dihadapi, pihaknya akan melaku-kan upaya penyelesaian segera mung-kin agar tidak menghambat pelaksan-aan pembangunan kampus tersebut. “Pemprov Sumsel akan mendukung penyelesaian permasalahan yang di-hadapi karena Kampus UIN ini akan menjadi kebanggaan kita semua dan akan menjadi simbol diwilayah Seberang Ulu Palembang,” ungkap Deru (Maulana)

gedung Baru Uin rF Tersandung Sengketa, Sirozi “Sowan“ ke gubernur

Pembangunan Kampus b universitas Islam Negeri

(uIN) Raden Fatah (Rafa) di Jakabaring Palembang,

masih terkendala masalah lahan atau Tanah. Hal ini

diungkapkan Rektor universitas Islam Negeri

(uIN) Raden Fatah Palembang Prof. DR. m.

Sirozi, PhD saat diwawan-carai AsSajidin seusai

raudiensi dengan Gubernur Sumsel, H Herman Deru,

Selasa (23/06/2020).

Alhamdulillah pembangunan tetap berjalan dan sudah selesai 100 persen, hanya saja masih ada masalah sengketa lahan. Kami

harap Pemprov dapat membantu menyelesaikanya.”

“Prof. DR. m. Sirozi, PhD

Page 13: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

Kejujuran dan kebenaraneDISI 75, DZulQA’DAH 1441 H /JulI 2020As SAJIDIN 13

MAKLUMAT

UngkApAn ini, saya kira sudah sering kita dengar dari para politisi Islam, para ulama dan mereka yang istiqomah ber-

juang di jalan Allah. Ungkapan itu, juga untuk membangunkan umat Islam dari ‘tidur’ lelap yang selama ini terus ber-langsung.

Kita masih ingat ketika PM Israel ke empat dari tahun (1969 – 1974) , Zion Golda Meir, mengatakan bahwa ketika me-reka membakar Masjid Al Aqsha, sepanjang malam dia tak dapat tidur. Katanya, ”Aku takut bangsa Arab berbondong-bondong memasuki Israel dari segala penjuru. Tapi ketika esok tiba, aku baru tahu bahwa kami bisa berbuat apapun yang kami inginkan. Karena sebenarnya kami berha-dapan dengan Umat yang Tidur.”

Kalau ingat kata-kata ini bisa mem-buat hati panas dan lalu ingin mengambil sebuah tindakan. Tapi, sendirian juga tak mungkin melakukannya. Apalagi, Israel jauh dari negeri ini. Bagaimana mungkin pergi ke sana lalu marah-marah atau membakar sebuah gedung atau rumah-rumah mereka. Bisa dilakukan jika umat bersatu. Bangsa Arab, Indonesia, Pakistan, Turky dan Negara-negara yang dihuni umat Islam lainnya, boleh jadi bisa meng-ganyang Israel.

Kebersamaan atau sama-sama me-nguatkan pasukan dan bersatu mem-bentuk kekuatan pemikiran, strategi dan pendanaan, sangat mungkin dapat melakukan perlawanan kepada siapapun yang menindas umat Islam dunia.

Sungguh penghinaan terhadap umat Islam selalu terjadi. Baik penghinaan terhadap pribadi, maupun secera me-nyeluruh. Mereka melontarkan kalimat-kalimat yang sangat memprihatinkan lalu kemudian membuat propaganda menakut-nakuti umat Islam atapun dari kelompok-kelompok tertentu masih saja terus berlangsung.

Adakalanya, membunuh dan mengusir secara massif dari negeri tertentu. Kita lihat kisah manusia perahu yang justru umumnya karena umat Islam di suatu negeri tak tahan atas perlakuan Negara atau kelompok tertentu. Sekelompok umat Muslim yang Rohingya yang terusir karena ketakutan. Begitu juga dengan Uighur di Cina.

kematian dan penistaanMengisahkan penderitaan mereka

adalah sebuah kepedihan yang amat me-nyedihkan. Betapa tidak, dipaksa kerja dengan tekanan. Ditindas hingga dibunuh. Mereka ada yang bertahan dan lalu ada

islam harus BanGun, TaK Boleh Terlena

juga yang pergi meninggalkan Negara Miyanmar misalnya, karena setiap hari pembunuhan atas diri mereka terjadi.

Begitu juga di Palestina, perang setiap hari berlangsung. Manusia seperti tak memiliki harga diperlaku-kan bangsa Israel. Mereka amalah mengintimidasi dan memperkosa kaum perempuan Islam. Darah ber-ceceran dimana-mana akibat perang yang tak kunjug berhenti.

Kasum wanita ditindas, anak-anak men-derita hingga kemiskinan yang berkepan-jangan menelikungi keluarga Muslim di mana-mana Negara yang menindas mereka. Begitulah berbagai deraan di-lakukan oleh para penguasa dan dorongan kuat dari Negara-negara yang kuat secara keuangan dan Negara adidaya yang mem-perdaya Negara-negara yang anti Islam.

Sedikit permasalahan di atas, dari banyak masalah yang menganggu ketengan umat Islam akibat perlakuan kekuasaan sebuah Negara, tentu bisa memberikan inspirasi bagi umat Islam

secara menyeluruh agar kekuatan umat dapat digalang dan perstuan kesstuan bisa dibangkitkan, sehingga dapat ikut membangun Islam yang kokoh dan Berjaya.

Haruslah kiranya, rasa persaudaraan sesame bisa digalang. Bukan hanya karena berlatarbelakang materi belaka. Kalau mereka yang kaya bisa menyisa-kan harta bendanya uyntuk menggalang membantu yang lemah, tentu kekuatan akan muncul dengan sendirinya. Tidak lagi banyak umat yang miskin dan atau terpaksa harus mengemis ke jalan-jalan dank e rumah-rumah.

Ini memang bukan pekerjaan mu-dah,. Ini pekerjaan sulit, kalau hati tidak tebuka. Ini menjadi mudah jika dibicarakan bersama, dilakukan bersa-ma dan diprogramkan secara bersama-sama pula. Kita tak boleh lagi tertidur, namun harus bangun dan bergairan melakukan sekecil apapun yang bisa dilakukan masing-masing akan meraih sebuah hasil yang besar.(*)

Kebersamaan atau sama-sama menguatkan

pasukan dan bersatu membentuk kekuatan

pemikiran, strategi dan pendanaan, sangat

mungkin dapat melakukan perlawanan

kepada siapapun yang menindas umat

Islam dunia.

FOTO-FOTO:IST/NET

Page 14: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinKESEHATANEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

14

SelAin itu, terdapat makanan yang disebutkan memiliki man-faat di dalam al-quran maupun

hadits. Berikut ini beberapa potongan ayat alqur’an dan hadits yang me-nyebutkan manfaat beberapa jenis makanan dan pola makan Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam:

1. Memadukan kurma muda de-ngan semangka.

Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau makan semangka dengan kurma muda seraya bersabda,

“Kami memecah panasnya ini (kurma muda) dengan dinginnya ini (semangka) dan dinginnya ini (se-mangka) dengan panasnya ini (kurma muda).” (Sunan Abu Dawud; dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)

2. Memadukan mentimun dengan kurma muda.

Dari Abdullah bin Jafar, “Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sal-lam makan mentimun dengan ruthab (kurma muda).” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Manfaat kurma ‘ajwah.Dari Jabir dan Abu Said bahwa

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Kurma ‘ajwah berasal dari surga, ia merupakan penangkal racun, daging buahnya manis, yang airnya merupa-

menggalI ReSeP SehaT ala nabI

SECara dalil, di dalam alquran dan hadits tidak dijelaskan mengenai pola makan rasulullah atau

semacamnya. Tetapi, dilansir dari konsultasi syariah, dalam salah satu kitabnya, imam ibnul

Qayim al jauziyah pernah menjelaskan bahwa rasulullah tidak membatasi dirinya dari suatu

makanan melainkan menyeimbangkannya. maksudnya, rasululah Shallallahu’alaihi wassalam

menyeimbangkan suatu zat yang terkandung berlebih dalam suatu makanan dengan

makanan yang mengandung lawan dari zat tersebut. Sehingga rasulullah Shallallahu’alaihi

wassalam makan secara berimbang. misalnya beliau menyeimbangkan kurma yang bersifat panas dengan sesuatu yang bersifat

dingin seperti mentimun.

kan obat mata.” (HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah)

4. Cuka“Sebaik-baik lauk adalah cuka.”

(HR. Muslim)5. Manfaat dan Keutamaan Minyak

Zaitun“Berlauklah dengan minyak zaitun

dan jadikanlah ia sebagai minyak oles, karena ia berasal dari pohon yan diberkahi.” (HR. Ibnu Majah)

6. Jahe yang juga merupakan minu-man yang disajikan di dalam surga

“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.” (QS. Al-Insan:17)

7. Sayuran rebus yang baik untuk orang yang baru sembuh dari sakit.

Dalam hadits riwayar Tirmidzi dan Abu Dawud, dikisahkan bahwa pada suatu waktu Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam mampir ke rumah Ummi Al-Mundzir bersama Ali. Pada waktu itu Ali baru saja sembuh dari sakit. Rasulullah melarang Ali memakan kurma yang disediakan dengan alasan bahwa Ali baru sembuh. Kemudian, dihidangkan-lah beberapa makanan yang di dalam-nya termasuk sayuran rebus, maka Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam berkata kepada Ali untuk memakan sayuran rebus tersebut karena itu lebih baik untuknya.

Selanjutnya, masih dinukil dari konsultasi syariah, bahwa dari beber-apa dalil, poin mengenai pola makan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dapat dirangkum seperti berikut:

1. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengonsumsi makanan yang dihasilkan di daerahnya atau makanan lokal, karena kondisi makanan seperti buah atau sayuran akan lebih baik jika tidak dijual terlalu jauh dari tempat panen. Hal itu disebabkan tidak ban-yak proses yang dialami oleh bahan makanan tersebut.

2. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ser-

ing mengonsumsi sayur-sayuran dan

buah-buahan sehingga keseha-tannya terjaga.

3. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam suka

minum madu, tetapi tidak dilakukan setiap hari.

Selain itu, di dalam buku Ath Thibbun Nabawi, Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa:

• Rasulullah shallallahu’alaihi wa

sallam tidak mencam-pur susu dengan ikan atau daging atau telur dan dengan sesuatu yang masam seperti yo-

gurt, karena jika susu dikonsumsi bersama sesuatu yang masam, hal itu memunculkan peng-gumpalan dan memicu masalah pencernaan.n Selain itu,

dalam buku yang merupakan hasil riset tersebut juga dijelaskan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak menyampurkan ma-kanan yang memi-liki unsur serupa, seperti makanan yang bersifat panas dengan makanan yang bersifat panas juga.n Rasulullah shallallahu’alaihi

wa sallam tidak menyampurkan makanan yang diawetkan dengan makanan segar.n Rasulullah shallallahu’alaihi

wa sallam tidak menggabungkan makanan yang susah dicerna dengan yang mudah dicerna.n Rasulullah shallallahu’alaihi

wa sallam tidak mengonsumsi makanan yang telah mengalami

proses pembusukkan dan penggaraman semacam asinan, tape, manisan, karena hal-hal itu bisa menyebabkan gangguan kesehatan dan menggangguke-seimbangan tubuh.

Demikian penjelasan terkait tentang bagaimana pola makan sehat ala Rasulullah yang bisa dijadikan panduan bagi para um-atnya yang menginginkan hidup sehat. Semoga bermanfaat.(*)

Page 15: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinbERANdAEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

15

DAlAM ungkapan bijak disebutkan, sesungguh-nya banyak melakukan celaan terhadap anak

akan mengakibatkan penyesalan. Teguran dan celaan yang berlebi-han akan berakibat anak makin berani melakukan tindakan kebu-rukan dan hal-hal tercela.

Allah Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar (yang buruk)” (QS. Al-Hujuraat [49]: 11). Jangan kalian saling mencela, karena bisa jadi yang dicela tidak lebih buruk dari yang mencela. Apalagi, perkataan kepada anak.

Dalam Buku Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah Karya Jamaal ‘Abdur Rahman, disebut-kan bahwa Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam adalah orang yang paling menghindari mencela anak. Beliau tidak banyak melakukan teguran terhadap anak dan tidak pula banyak mencela sikap apa pun yang dilakukan oleh anak. Tidaklah sekali-kali Nabi Shalal-laahu ‘Alahi Wasallam mengambil sikap ini, termasuk dalam me-nanamkan perasaan punya malu serta menumbuhkan keutamaan sikap mawas diri dan ketelitian yang berkaitan erat dengan akhlak

mulia. Semua sentuhan pendidikan

yang begitu tinggi dari Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam per-nah dialami Anas r.a yang pernah melayani Rasulullah, sebagaimana diungkapkan melalui hadits beri-kut:

“Aku telah melayani Rasulullah Shalallaahu ‘Alahi Wasallam selama 10 tahun. Demi Allah, beliau tidak pernah mengeluarkan kata-kata hardikan kepadaku, tidak pernah menanyakan: `Mengapa engkau lakukan?’ Dan pula tidak pernah mengatakan: ‘Mengapa tidak engkau lakukan?’” (HR. Bukhari - Muslim)

Dalam riwayat lain disebut-kan: “Tidaklah sekali-kali beliau memerintahkan sesuatu kepadaku, kemudian aku menangguhkan pelaksanaannya atau menyia-nyia-kannya, lalu beliau mencelaku. Jika ada salah seorang dari ahli baitnya mencelaku, justru beliau membe-laku: ‘Biarkanlah dia, seandainya hal itu ditakdirkan terjadi, pastilah akan terjadi.’” (Ahmad)

katakan yang BaikSehubungan dengan hal ini,

barangkali seseorang akan mengatakan, “Seandainya kita

bersikap lemah-lembut dan ban-yak toleran, tentulah anak akan bertambah berani melakukan pelanggaran dan kita tidak bisa mengarahkan atau membimbing-nya lagi.”

“Mengapa tidak berbuat kurang ajar, baik Anas, Ibnu `Abbas, Zaid Ibnu Haritsah, dan putranya Usamah Ibnu Zaid, anak-anak Ja`far, anak-anak pamannya, Al-‘Abbas, maupun anak-anak lainnya, yang pendidikan mereka ditangani oleh Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam sehingga mereka menjadi tokoh dan para imam pemberi petunjuk?

Secara naluriah, orangtua selalu ingin melindungi dan menyayangi anak-anaknya. Tapi kadang kala saat emosi tak tertah-ankan atau ketika dalam tekanan, orangtua mengucap kata atau sumpah yang penuh nada keburu-kan pada anak.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam telah memper-ingatkan para orangtua untuk selalu mendoakan kebaikan untuk anak keturunan beliau secara khusus dan anak kaum muslimin secara umum.

Beliau juga meminta para orangtua untuk berhati-hati men-

janganlah mencela anak, Karena Bisa TerkabulOleh: Bangun Lubis

gucapkan sumpah atau doa untuk anak-anaknya. Bisa jadi doa atau ungkapan buruk yang terlontar bertepatan dengan waktu dikabul-kannya doa. Sehingga, doa buruk malah terkabul.

Hal tersebut terdapat dalam sebuah hadits panjang di kitab Shahih Muslim. “Ada seorang le-laki yang berucap kepada untanya, “Hus (kalimat hardikan kepada unta agar jalannya cepat -pen), semoga Allah melaknatmu.” Rasu-lullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “ Siapa yang melaknat untanya itu?”

Lelaki itu menjawab, “Aku, wahai Rasulullah.” Lalu Rasu-lullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “ Turunlah (dan turunkanlah barang-barangmu darinya. Janganlah Engkau me-nyertai sesuatu yang terlaknat. Janganlah engkau mendoakan keburukan untuk dirimu sendiri. Janganlah Engkau mendoakan keburukan kepada anak-anakmu. Janganlah engkau mendoakan keburukan pada harta-hartamu . Agar (doa tersebut) tidak berte-patan dengan saat-saat di mana Allah memberikan dan menga-bulkan doa dan permintaan kalian.” (HR. Muslim).

Untuk itu para orangtua dim-inta berhati-hati dalam memang-gil atau menyebut nama anak, pilihlah ungkapan yang penuh kebaikan. Hindari menyumpahi anak dengan kata-kata yang buruk seemosi apapun. Jangan sampai terlontar dari mulut orangtua sumpah buruk pada anak yang bisa jadi kenyataan. (*)

aku telah melayani rasulullah Shalallaahu ‘alahi Wasallam selama 10 tahun. Demi

allah, beliau tidak pernah mengeluarkan kata-kata hardikan kepadaku, tidak pernah menanyakan: `mengapa engkau lakukan?’

Dan pula tidak pernah mengatakan: ‘mengapa tidak engkau lakukan?’”

(hr. Bukhari - muslim)

Page 16: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinKULiNEREDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

16

BAHANn 3buah terong ungu, potong melintangn 4sdm tepung terigun 1sdm tepung berasn 1sdt garamn 1sdt merica putih bubukn 150ml airn 1sdm Bango Kecap manisn 300ml minyak, untuk menggoreng dan menumis

BAHAN SAmBAL BALADOn 7buah cabai merah keritingn 3buah cabai rawit merahn 5butir bawang merahn 3siung bawang putihn 2buah cabai merah besarn 1/2 sdt garam

Bahann 1kg iga sapin 1buah jeruk nipisn 5sdm kecap manis 1sdm madun minyakn bubuk karin 500ml santann 3lembar daun salamn 3lembar daun jerukn 1butir bawang bombayn 1butir bawang merahn pala, secukupnyan garam, secukupnyan gula pasir, secukupnyan 5sdm margarin, untuk menumis

Cara membuat1. Iga bakar: Potong-potong iga sapi hingga menjadi potongan

cukup kecil (kira-kira 5-6 cm per potong).2. Di dalam sebuah wadah, campur kecap manis , jeruk nipis,

madu dan minyak goreng, aduk rata.

Iga Bakar Kecap-Kuah Kari3. Lumuri iga panggang dengan campuran tersebut sampai rata,

lalu masukkan ke dalam kulkas, diamkan selama 30 menit.4. 4.Angkat dan letakkan di pinggan tahan panas. Bakar di

oven yang berputar agar matang sempurna dengan suhu 200 derajat selama 30 menit atau sampai matang. Setelah iga matang, sajikan dengan kuah kari.

5. .Kuah kari: Cincang bawang bombay dan bawang merah. Tumis bersama margarin hingga harum.

6. Tuang santan ke dalam panci, aduk hingga rata. Tambahkan bumbu kari bubuk, aduk rata lagi.

7. Masukkan daun jeruk, daun salam dan pala bubuk, aduk rata.8. Tambahkan garam secukupnya, lalu masukkan sejumput kecil

gula pasir (sedikit saja), aduk hingga rata. Biarkan hingga kuah mengental, lalu angkat dan sisihkan.

n 800 ml airn 4 lembar daun pandan, simpulkann ½ sdt garamn 600 g jagung manis pipiln 500 ml santan encern 75 g gula pasirn 2 sdt tepung maizena, larutkan dengan sedikit airn 100 g manisan kolang kaling warna merah, iris tipis

Cara Membuat :1 Masukkan air, daun pandan, garam, dan jagung pipil ke dalam

panci, masak hingga jagung empuk dan air tinggal ½ nya.2. Ambil jagung sebanyak 2 sendok sayur, masukkan ke dalam

blender, tambahkan air rebusan jagung sebanyak 2 sendok sayur lalu proses hingga halus.

3. Masukkan jagung halus ke dalam panci jagung pipil, aduk hingga tercampur rata. Jerang di atas api, masukkan santan, gula, garam dan larutan tepung maizena, aduk hingga mendidih dan matang, angkat.

4. Taruh bubur jagung dalam mangkuk saji, tambahkan irisan manisan kolang-kaling di atasnya, hidangkan.

Bubur jagung, ala EndeusTerong Balado Crispy

CARA memBUAT

1 . Adonan tepung: Campur rata tepung terigu, tepung beras, garam, merica, dan air.

2. Panaskan minyak untuk menggoreng dalan wajan, ambil potongan terong, celupkan ke dalam adonan. goreng hingga matang dan garing. Angkat, tiriskan.

3. Sambal balado: Panaskan 2 sdm minyak dalam wajan, tumis sambal hingga matang. masuk-kan kecap manis

4. masukkan terung, aduk. Angkat dan sajikan.

Page 17: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinOPiNiEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

17

MeMASUki tahun ajaran baru 2020-2021 belajar di rumah masih menjadi pilihan dalam

proses pembelajaran selama pendemi Covid 19 yang tergolong masihsangat tinggi.Oleh karena itu, banyak system pembelajaran bagi siswa dilakukan secara daring. Mulai dari aplikasi video call, live streaming, dan virtual meeting maupun menyimak beberap konten program televisi khususnya salah satu program Lembaga Penyi-aran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI).

Diakui atau tidak peran LPP TVRI dalam penerapan system belajar selama pandemi menjadi salah satu program pembelajaran bagi siswa di akhir semester 2 tahun ajaran 2019-2020 masih begitu banyak kendala. Baik yang dialami sekolah dalam pelaksanaannya, apalagi pemerintah yang tidak menentukan secara detail metode apa yang dipakai. Pemerin-tah dalam hal ini diknas pendidikan masih menyerahkan kesekolah mas-

TVRI Sebagai Metode Belajar-Mengajar Selama Pandemi, Maksimalkah ?

OLeH : USTADZ FIRmAN, gURU SDIT AL FURQON PALemBANg

ing-masing untuk menentukan teknis pelajaran dirumah, mulai dari matode sampai ke media yang dipakai.

Ada beberapa cara yang dipakai oleh sekolah untuk melaksanakan pembelajaran dirumah mengalami

banyak kendala diantaranya, melalui aplikasi media berbasis data internet, mulai dari ketersiadaan perangkat yang dimiliki siswa dan guru,sinyal yang tidak merata disetiap daerah sampai dengan kemampuan siswa dan guru dalam menggunakan ap-likasi tersebut masih kurang.

Untuk mengatasi itu sebenarnya TVRI sebagai media televisi milik pemerintah bisa dimanfaat secara maksimal untuk pelaksanaan proses pembelajaran di rumah. Karena se-lama ini penggunaan telivisi sebagai media belajar dirasa belum maksimal karena hanya melalui TVRI nasional bukan TVRI daerah masing-masing. Sebab pembelajaran disetiap daerah memiliki kekhasan sendiri, misalkan pelajaran berbasis tema dan muatan lokal berbeda.Karena TVRI memiliki jangkauan yang luas dan tidak mem-butuhkan paket data internet.

Untuk diketahui, TVRI memiliki stasiun cabang disetiap provinsi se-hingga proses pembelajaran dapat disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Selain itu diknas

pendidikan bisa mengatur jadwal pembelajaran yang diinginkan dis-etiap jenjangnya, yaitu dalam satu pekan atau 6 hari efektif setiap jen-jang 2 hari.

Dalam 2 hari itu, misalkan jen-jang SD dijadwalkan pada hari senin dan rabu, dengan durasi setiap level (kelas 1, 2,3, 4,5 dan 6) dibagi waktu-nya menjadi beberapa jam dari pagi sampai sore.

Diknas pendidikan juga bisa men-girimkan guru terbaik yang sudah terseleksi (guru yang berprestasi disetiap jenjangnya) untuk mengajar secara live ataupun sudah direkam lebih dahulu. Pembelajaran akan lebih tepat sasaran jika dilaksanakan sesuai dengan keadaan daerah dan jenjangnya. Dengan demikian juga diknas pendidikan akan lebih mu-dah menyamakan dalam menyusun kalender pendidikan yang efektif di daerahnya masing-masing. Dan ten-tunya harapan kita TVRI dan dinas pendidikan bisa berkolaborasi dalam mencapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.(*)

Page 18: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinHiKMAHEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

18

SiApA yang di dunia ini tak ingin meraih ke-bahagiaan? Bahkan untuk meraih rasa itu, banyak orang yang banting tulang dan peras

keringat bekerja demi sebuah kebahagiaan. Sebagian orang pun mengatakan bahwa

hidup tak selamanya berjalan dengan mulus. Sedih dan kecewa kerap datang menghantui.

Tak sedikit juga orang yang sudah melakukan yang terbaik, tapi hatinya masih belum bahagia, tidak tenang dan terus menuai kecewa.

Lantas bagaimana konsep untuk meraih kebahagiaan? Dan bagaimana sesungguhnya ukuran kebahagiaan itu?

Kali ini dikupas oleh Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung Aa Gym dan di Host oleh Founder TDW Group Tung Desem Waringin dalam Webinar Exclusive bertema Ultimate Happines Kebahagiaan Yang Utama, Kamis (18/6/2020).

Dalam dialognya, Dai Kondang asal Band-

ung tersebut mengatakan bahwa sesungguh-nya konsep kebahagiaan itu sederhana yakni memiliki hati yang bersih yang dalam istilah Islam dinamakan Qolbun Salim.

Hal tersebut sebagaimana pesan cinta Rosululloh SAW bahwa ‘Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Keta-huilah bahwa ia adalah hati.

“Dan untuk memiliki hati yang bersih maka hatinya tak diperbudak apapun. Tidak diperbudak oleh pangkat, jabatan, harta, popularitas dan lain-lain,” ujarnya.

Menurut Aa Gym, bahwa tempatkan se-mua itu di tangan tapi jangan dihati karena jika diletakkan dihati, kemudian suatu saat hilang maka akan kecewa, sedih, tidak terima dan berat hati.

Ia pun mengibaratkan diperbudak oleh pangkat, jabatan, harta, popularitas seperti

memegang kawat berduri. Semakin kuat me-megang, ketika hilang dan diambil maka akan semakin terluka.

“Bahkan sekarang ada juga yang diper-budak oleh follower, follower hilang, marah-marah, kecewa dan lainnya,” urainya.

Sejalan dengan itu Agym menyarankan bahwa untuk meraih hati yang bersih dan bahagia maka ada lima resep yang harus dilakukan.

Pertama adalah jujur pada diri sendiri atau melakukan tafakur. Mengakui bahwa apapun masalah timbul karena kurang ilmu dalam menyikapi, kurang belajar dan kurang bersyukur. Kedua adalah Feed Back atau mau menerima masukan orang lain. Masukan dari orang-orang terdekat yang terus menjadikan diri kita menjadi lebih baik.

Ketiga adalah manfaatkanlah orang-orang ahli, artinya jika ingin bahagia sering-seringlah belajar kepada mereka yang

mampu menjadikan dirinya bahkan keluarga bahagia. Jangan malu untuk terus belajar kar-ena sesungguhnya semua kehidupan butuh ilmu dalam menyelesaikannya.

Keempat adalah manfaatkan hinaan, kri-tik yang orang berikan kepada kita sebagai sarana memperbaiki diri. Jika pun hinaan itu bukan ada pada diri kita maka jadikan hinaan itu sebagai penggugur dosa.

Dan terakhir adalah pelajari dari orang-orang sekeliling untuk mengambil hikmahnya. Misalnya ada orang cerai, ada orang korupsi, ada orang zinah dan peristiwa di sekeliling kita untuk dikoreksi agar jangan sampai terbawa dalam peristiwa yang sama.

“Jika ditanya apa pesan Saya kepada semua manusia di dunia ini, maka kenali Tu-han Anda dan kenali tugas anda. Orang yang paling baik adalah orang yang membawa manfaat bagi orang lain,” pungkasnya.

n Sugiarto

DiAnTArA kita ada yang mampu untuk bersedekah walaupun kecil atau besar. Ada juga yang berse-

dia mengerahkan tenaga bila orang lain membutuhkan. Menunaikan puasa daud , dengan sehari berpuasa, sehari tidak.

Ada juga yang begitu tekun bangun tengah malam dengan senang hati menu-naikan shalat tahajjud. Mereka berdoa dan merintih meminta ampun kepada Allah. Namun, ada juga diantara kita umat Islam yang tidak mampu mengerja-kannya walaupun sudah berusaha sekuat tenaga.

Beberapa orang tidak memiliki kekuatan untuk melakukan ibadah tam-bahan, tetapi mampu menjaga hati yang bersih dan wajah yang tersenyum terh-adap orang-orang sepanjang waktu. Yang lain lagi tidak melakukan apa-apa selain hanya membuat anak-anak tertawa ke-tika bertemu dengan mereka.

Jangan pernah berpikir bahwa mereka yang tidak melakukan seperti apa yang kita lakukan lalu lebih rendah daripada kita, atau tidak memiliki apa pun yang bisa dipersembahkan bagi orang lain. Ada banyak yang hatinya murni meskipun tidak berafiliasi dengan salah satu di atas. Hal ini bukan paspor otomatis ke Surga.

lima jurus meraih Kebahagiaan

ala aa gymTung Desem Waringin Aa Gym

Belum Tentu Kita Lebih Baik dari Orang Lain

Oleh: Hj. Desmawati Djuliar, M.Si

diamalkan. Prinsip yang harus dipegang adalah jangan selalu merasa diri sudah baik, tetapi berusahalah terus untuk mem-perbaiki diri menjadi lebih baik.

Allah berfirman: “Dan Dia lebih menge-tahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui ten-tang orang yang bertakwa.” (QS. An Najm: 32).

Janganlah engkau mengatakan dirimu suci, dirimu lebih baik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda; “Jangan-lah menyatakan diri kalian suci. Sesung-guhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” (HR. Muslim no. 2142).

Jika kita ingin memiliki tahu ba-hayanya menganggap diri lebih baik, maka coba lihatlah pada kekurangan kita dalam ketaatan. Lalu lihat para orang yang menyatakan kita baik. Maka kalau sean-dainya mereka tahu kekurangan kita, pasti

mereka akan menjauh. Seharusnya sikap seorang muslim adalah mengedepankan suuzhon (prasangka jelek) pada diri sendiri. Ia merasa dirinya serba kurang. Tak perlulah ia memandang kejelekan pada orang lain. Kita ingat kata pepatah, “Semut di seberang lautan nampak, namun gajah di pelupuk mata tak nampak.” Dan selalu khuznuzhon (berparasangka baik) kepada orang lain.

Dari Abu Hurairah, ia berkata; “Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592). Hati-hati pula dengan sifat ujub, yaitu takjub pada diri sendiri. Dalam hadits yang ma’ruf disebutkan, “Tiga hal yang mem-bawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (HR. Abdur Rozaq 11: 304. Syaikh Al Albani mengata-kan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami’ 3039).(*)

Ada kisah dalam ilmu Islam, bahwa seseorang masuk surga hanya dengan me-muaskan dahaga seekor anjing. Ada juga saudara muslim kita mendapatkan syurga dengan hanya memaafkan semua orang, yang mungkin pernah menjahatinya setiap hari sebelum tidur.

Mereka tidak memiliki kemampuan un-tuk menampilkan agar dketahui oleh orang lain. Mereka menyembunyikan amalan-amalan mereka, tetapi apa yang mereka lakukan, begitu berarti imbala pahalanya di sisi Allah.

Jangan Merasa lebih BaikSeseorang mungkin berjalan mela-

lui gerbang surga dengan modal sangat sedikit dan kehadirannya ketika hidup di muka bumi tidak dianggap penting, sementara yang lain dengan perbuatan yang jauh lebih besar justru binasa karena kesombongan mereka. Jangan terkejut jika orang itu menuntun Anda kelak berjalan melewati gerbang Surga

Itupun yang dialami oleh kita-kita tatkala sudah lama belajar agama. Merasa diri sudah lebih dari orang lain dan lebih paham dari yang lain. Padahal kekurangan kita teramat banyak. Maksiat kecil-kecilan bahkan yang besar masih dilakoni. Ilmu yang telah kita pelajari pun sedikit yang

“Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah

yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.”

(HR. Muslim no. 2142).

Page 19: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinSYiAREDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

19

INSPIRASI

Aduhai Indahnya Pahala

Oleh: Hj. Desmawati Djuliar, m.Si

perSepSi tentang mati

memang berbeda pada setiap orang. Ada yang merasa sudah mati ketika kehil-angan kekasihnya. Ada yang merasa mati ketika ludes harta bendanya. Dan, ada yang menganggap hidupnya tak berarti saat dirundung kegagalan dan kedukaan akibat musibah.

Mati bukan hanya ketika seseorang telah mengembuskan napas terakhir, matanya terpejam, detak jantung terhenti, dan jasad tak bergerak. Itu semua hanya mati biologis. Kematiannya masih ber-manfaat karena menjadi pelajaran bagi yang hidup. Rasulullah SAW bersabda, “Cukuplah kematian menjadi pelajaran, dan cukuplah keyakinan sebagai keka-yaan.” (HR Thabrani)

Alangkah banyak manusia sudah mati, tapi masih memberikan manfaat bagi yang hidup, yakni masjid atau madrasah yang mereka bangun, buku yang mereka tulis, anak saleh yang ditinggalkan, dan ilmu bermanfaat yang telah diajarkan. Meraka mati jasad, tapi pahala terus hidup (lihat QS al-Baqarah [2]: 154).

Sesungguhnya yang perlu diwaspadai adalah mati hakiki, yakni matinya hati pada orang yang masih hidup. Tak ada yang bisa diharapkan dari manusia yang hatinya telah mati. Boleh jadi dia hanya menambah jumlah bilangan penduduk dalam sensus.

Hanya ikut membuat macet jalanan dan mengurangi jatah hidup manusia lain. Itu pun kalau tak merugikan orang lain. Bagaimana halnya dengan koruptor, orang yang merusak, dan menebar kejahatan di muka bumi?

Tanda manusia yang hatinya telah mati, antara lain, kurang berinteraksi den-gan kebaikan, kurang kasih sayang kepada orang lain, mendahulukan dunia daripada akhirat, tak mengingkari kemungkaran, menuruti syahwat, lalai, dan senang ber-buat maksiat.

Ada tiga hal yang bila kita tinggal-kan akan menyebabkan kematian hati. Pertama, bila shalat ditinggalkan, itu akan membuat jiwa kalut. Kita akan terjeru-mus ke dalam perbuatan keji, terseret ke lembah kemungkaran dan kesesatan (QS al-Ankabut [29]: 45 dan QS Maryam [19]: 59), dan bisa menyusahkan serta merugi-kan orang lain.

Kedua, meninggalkan sedekah. Itu berarti kita egois, individualis, dan enggan berbuat baik. Kepedulian sosial seperti sedekah adalah bukti keimanan. Orang yang suka bersedekah hatinya lapang dan dijauhkan dari penyakit, khususnya kekikiran, sedangkan para dermawan selalu menebar kebajikan sehingga dekat dengan manusia, Allah, dan surga.

Ketiga, meninggalkan zikrullah adalah awal kematian hati. Hatinya akan mem-batu sehingga tak bisa menerima nasihat dan ajaran agama. Zikir akan menimbul-kan ketenangan hati (QS Ar-Ra’d [13]: 28). Orang yang tenang hatinya akan berperi-laku positif dan tak mau berbuat jahat.

Mukmin yang selalu shalat, senang bersedekah, dan memperbanyak zikrul-lah akan menjadi orang yang paling baik, memiliki hati yang hidup, dan menebar kebaikan kepada sesama. Bila kita merasa rajin shalat, sedekah, dan zikir, tetapi hatinya mati, kemungkinan besar shalat, sedekah, dan zikirnya cenderung formali-tas tanpa jiwa.(*)

koTA Palembang terdiri atas empat suku dominan, yakni Cina, Padang, Jawa, dan Arab. Karenanya, dulu pemerintah kolonial Belanda mengelompokkan tempat tinggal suku-suku tersebut dengan tujuan memu-dahkan pengawasan, seperti suku Cina di Kampung Kapitan dan suku Arab di Kampung Al Munawar.

Kampung Al Munawar, atau biasa dis-ebut juga Kampung Arab, awalnya adalah kampung yang tertutup. Tidak sembarang orang bisa masuk ke perkampungan ini, apalagi bertatap mata dengan perempuan-perempuan asli Kampung Al Munawar, sebab sudah menjadi budaya mereka untuk tidak bertemu dengan orang yang tidak satu keturunan.

Namun, sejak ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah, wisatawan pun mulai boleh masuk dan berkeliling di kam-pung yang usianya sudah ratusan tahun ini. Jika menggunakan mobil, Anda akan melalui pintu masuk sebuah gang kecil yang hanya muat satu mobil, lalu akan berujung di sebuah lapangan besar tempat memarkirkan kendaraan. Tiket masuk ke Kampung Al Mu-nawar ini hanya Rp3.000 per orang, sudah termasuk biaya parkir.

Tulisan “Al Munawar” akan menyambut para pelancong yang datang melalui jalur sungai dan terpampang menghadap sungai musi. Begitulah kesan pertama yang akan anda jumpai saat melakukan perjalanan wisata religi ke Kampung Al Munawar atau kampung arab Palembang Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel)

Demi menghormati penduduk kampung Arab ada peraturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung, yakni harus memakai pakaian yang sopan serta menutup aurat. Bagi yang belum menikah dilarang untuk berfoto ber-dua, serta tidak boleh duduk berduaan bagi

yang belum menikah.Di kampung ini terdapat makanan khas

yaitu nasi minyak dan campuran kismis be-serta lauk pauk seperti gulai kambing, ayam goreng, sayuran dan buah-buahan. Pengun-jung akan disuguhkan makanan tersebut dengan tradisi makan bersama secara lese-han dengan hidangan makanan bernuansa Arab sekaligus menikmati pemandangan sungai musi.

Di kampung ini juga terdapat kedai kopi yang menyediakan kopi khas buatan dari kampung ini, bagi pengunjung yang datang sangat disarankan untuk mencobanya. Me-nikmati secangkir kopi dan ditemani dengan pemandangan indah Sungai Musi yang akan memanjakan mata.

“Palembang tidak hanya terkenal dengan identitas kulinernya, namun juga memiliki banyak beragam etnis dan budaya di ling-kungan masyarakatnya, baik etnis Tiong-hoa, Arab dan lain sebagainya, “ kata Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin kepada As-Sajidin membuka perbincangan beberapa waktu lalu.

Menurut Sultan, hadirnya kampung Al Munawar atau kampung Arab tidak lepas dari masa ketika Belanda menduduki Indone-sia. Belanda melakukan pendekatan kepada etnis Arab pada tahun 1825. Dari pendekatan tersebut menghasilkan seorang pemimpin yang bernama Ahmad Al-Munawar, dan karena jasa-jasa beliau lah, mungkin kam-pung arab yang dikenal sebagai kampung al munawar hingga kini.

“Kampung Arab Al Munawar memiliki rumah-rumah tua yang usianya hingga men-capai 300 tahun lebih yang hingga kini masih tetap berdiri kokoh Itu adalah bukti bahwa, kejayaan Islam masa lalu di Kota Palembang Darussalam ini bukan isapan jempol be-laka. Semua bukti kejayaan Islam masa dulu,

masih sangat jelas terekam dan semuanya masih dapat dibuktikan,” ungkapnya.

Sementara itu, Mustaqiem Eska penulis, sekaligus pemerhati budaya Palembang men-gatakan jika, di kampung Arab terdapat 8 dari 17 rumah tua yang masuk ke dalam cagar budaya. Selain itu, Kampung Al Munawar juga memiliki rumah-rumah dengan desain arsi-tektur yang unik. Ditambah banyak bangku kayu dengan penataan rapi yang membalut suasana tradisional di kampung ini.

Tidak hanya itu, terdapat juga bangunan-bangunan tua dengan kondisi masih asli dan klasik. Apalagi saat masuk lebih dalam menuju lorong-lorong yang sudah ditata cantik menambah kesan kota tua menjadi amat kental, serta dapat dijadikan untuk spot berfoto favorit.

“Ciri khas rumah di sini yaitu rumah panggung dengan lantai bawah yang ber-bahan marmer, dengan motif marmer yang unik menambah kesan tradisional dan juga elegan. Terdapat juga kubah ala turki yang ditempatkan menghadap Sungai Musi un-tuk menambah kesan Timur Tengah yang kental, sehingga membuat kampung Al Munawar terlihat lebih cantik dan menarik, “ urainya seraya menyebut jika di kampung ini nilai-nilai Islam menjadi tiang utama aktifitas warga. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan sekolah, hari Jumat merupakan hari libur namun hari minggu sekolah tetap berlangsung.

Mengapa Kampung ini layak menyandang gelar destinasi wisata religi terbaik di Kota Palembang ? Mustaqiem membeberkan jika di Kampung Al Munawar memiliki kegiatan ke Islaman yang sangat menonjol. Oleh se-bab itu ,pantaslah kiranya kampung arab ini menjadi surganya kaum muslimin yang rindu akan nuansa Islami.

n Jemmy Saputera

jejak Tradisi ke islaman “Kampung al munawar “ yang Tak lekang oleh Zaman

FOTO:NET

Page 20: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinSiRAH ANNAbAWiYAHEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

20

Uwais Al-Qarni dikenal bukan karena kegigihannya dalam berperang dalam membela Islam atau karena kesetiaannya

dalam menemani perjalanan dakwah Rasulullah SAW. Uwais hanyalah pemuda miskin yang hidup di pinggiran daerah Qarn, di Yaman, yang hidup berdua dengan sang Ibu setelah ditinggal ayahnya sejak kecil. Ibunya telah memasuki usia senja dan mengalami kelumpuhan serta menderita kebutaan.

Mungkin karena perbuatan mulianya itu lah, sampai-sampai Ia dipuji dan ditinggikan kedudu-kannya oleh Rasulullah SAW. Bahkan dalam suatu majelis, Rasul pernah berwasiat kepada para sahabatnya agar jika suatu saat para sahabat ada yang bertemu dengan Pemuda Yaman bernama Uwais Al-Qarni, mintalah doa dan pengampunan Allah kepadanya, karena Uwais memiliki posisi yang ditinggi di Langit. Padahal semasa hidupnya Rasulullah belum pernah bertatap muka dengan Uwais secara langsung. Bakti dan ketaatannya pada sang Ibu menjadikannya sangat Istimewa di mata Rasulullah SAW.

Pada suatu malam Ibunya berujar, “Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta sang ibu.

Mendengar ucapan sang ibu, Uwais ter-menung. Perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Lantas bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan?

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu, lalu dibuatkannya kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit.

Setiap harinya ia menggendong lembu naik-turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar pula tenaga yang diperlu-

Kisah Uwais al Qarni, Pemuda yang Berkedudukan Tinggi di langit

kan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah pada musim haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram, begitu juga otot Uwais yang makin kuat. Ia menjadi bertenaga untuk mengangkat barang. Kegiatan rutinnya menggendong lembu naik turun bukit ternyata adalah bentuk persia-pannya untuk menggendong sang Ibu menuju Makkah.

Uwais menggendong Ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah, menunjukan bakti cintanya untuk memenuhi pinta terakhir dari sang Ibu. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya. Uwais berjalan tegap menggendong ibunya wukuf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa.

“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais. Sang Ibu keheranan dan bertanya, “Ba-

gaimana dengan dosamu?”Uwais menjawab, “Dengan terampuninya

dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cuku-plah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.”

Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah subhanahu wata’ala pun membe-rikan karunia untuknya. Uwais seke-tika itu sem-buh dari penyakit sopak yang telah ia derita sedari kecil. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya.

Bulatan putih ini menjadi tanda dari seorang Uwais yang pernah diceritakan Rasulullah kepada sahabatnya. Lewat tanda ini pula Sahabat Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib menemukan Uwais karena penasaran dengan sosoknya seperti yang pernah diceritakan Rasulullah.

“Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua, pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman.” (*)

“Dengan teram-puninya dosa ibu,

maka ibu akan masuk surga.

Cukuplah ridha dari ibu yang akan

membawaku ke surga.”

FOTO:IST/NET

FOTO:IST/NET

Page 21: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinCAHAYA ALFURQON

EDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 202021 IKHTIBAR

Oleh : H.Emil Rosmali

Rasa Was Was

‘SeSUnggUHnyA orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah’, kemudian meneguhkan

pendirian mereka (istiqamah), maka malai-kat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih.’’ (QS Fushshilat [41]: 30).

Allah berfirman lagi: “ yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi menjadi tentram.” (QS. AR Ra’d ayat 28)

Dari ayat di atas terlihat bagaimana sebuah ibadah bisa membawa dampak psikologis yang lebih baik. Seseorang yang berzikir kepada Allah akan menjadi tentram dan jauh dari per-buatan yang merusak.

Ketenangan jiwa dalam Islam adalah sebuah hasil yang didapat dari kekhusukan seseorang terhadap tuhanya, sebagaimana

yang dirasakan oleh para sufi. Mereka melakukan latihan ke-batinan atau zikir kepada Allah dengan benar-benar khusuk, yang meninggalkan keduniaann-ya dan hanya fokus pada cinta pada Rabbnya.

Kita ingin jalan itu adalah jalan menuju ketenangan, karena seringkali kita banyak liku-liku dalam kehidupan ini.

Ada yang berkata, mungkinkah kita bisa benar-benar hidup tenang, sedang-kan himpitan ekonomi dan beban hidup terasa begitu berat? Jawabannya, ‘’Ya.’’ Kita bisa hidup tenang, tanpa perlu merasa takut dan sedih, hanya dengan menjalankan dua syarat.Pertama, per-caya kepada Allah SWT dengan sepenuh hati. Kedua, istiqamah dalam kebaikan. Demikianlah yang dijanjikan Allah SWT di dalam surat di atas.

Di dalam tafsirnya, Imam ar-Razi men-jelaskan, ketenangan jiwa hanya bisa diraih dengan kebenaran hakiki dan amal saleh.

menuju jalan hidup yang TenangolEh: h. DjUliar raSyiD Puncak kebenaran hakiki adalah mengenal

Allah SWT. Sementara puncak amal saleh adalah istiqamah.Mengenal Allah SWT berarti mengetahui dan meyakini betul segala sifat dan nama baik (asmaul husna) yang dimiliki-Nya. Dengan demikian, seseorang tak akan lagi merasa khawatir dalam menghadapi hidup ini.

ingat Allah, Hati Tenang

Sebab, ada Allah Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Pem-beri Rezeki, Yang Maha Pemurah, yang telah menjamin makanan dan keamanan-nya. Dalam konteks ini berlaku prinsip pantulan bola, yaitu semakin keras bola dilemparkan, semakin keras pula bola itu memantul. Artinya, semakin besar keya-kinan dan kepercayaan kita terhadap Ke-mahakuasaan dan Kemahamurahan Allah SWT, semakin besar pula kasih sayang dan kemurahan Allah SWT kepada kita.

Ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam hadis qudsi, ‘’Sesungguhnya Aku tergan-tung sangkaan hamba-Ku kepada-Ku.’’ (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad). Setelah mengenal Allah SWT, yang dituntut kemudian adalah istiqamah.

Imam ar-Razi menyebutkan, yang dimaksud istiqamah di sini adalah kon-sistensi melakukan amal saleh, baik itu di saat lapang maupun sulit. Allah berfirman yang artinya: ”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.(Q.S. Ibrahim: 7)

Sebab, amal saleh tidak bergantung pada situasi atau kondisi tertentu. Kapan dan di manapun, seorang Muslim yang berharap ridha Allah SWT pasti akan melakukan amal saleh. Rasulullah SAW menegaskan, ‘’Amal saleh yang paling disukai oleh Allah adalah yang dilakukan terus-menerus sekalipun itu sedikit.’’ (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasai, dll).

Bila seorang Muslim percaya kepada Allah SWT dengan sepenuh hati dan is-tiqamah dalam kebaikan, niscaya Allah SWT akan memberinya kehidupan tenang, berupa malaikat-malaikat yang turun membisikkan ke dalam hatinya kalimat penyemangat, ‘’Jangan khawatir dan ber-sedih hati. Sebab, akan banyak keajaiban yang pasti menghampiri.’’(*)

kADAng kita itu selalu ada rasa was-was dalam hati. Ingin mengerjakan ini dan itu, selalu ada yang dirasa-

kan, jangan-jangan nanti salah, jangan-jan-gan bisa orang marah dan begitulah rasa was-was menggelayut dalam hati.

Padahal, perlu dikethui bahwa was-was itu adalah pekerjaan syetan. Syetan menggelayut dalam qolbu lalu kemudian dia menggelitik hati untuk selalu memiliki perasaan was-was. Entah ntuk melakukan perbuatan, atau memikirkan sebuah ren-cana yang baik sekalipun.

Tentu orang yang terkena penyakit was-was akan gelisah dan tidak tenang karena bisa mengulang satu ibadah berkali-kali tak berkesudahan. Alquran Surat Annas menjadi penawar bagi setiap orang yang mengalami kegelisahan. Surat apapun dari Al-Quran adalah obat bagi hati yang sedang gelisah, namun surat Annas memiliki kekhususan dalam mengobati kegelisahan terutama tatkala was-was atau hati bimbang. Di dalam Surat Annas, kita mempelajari apa saja sumber kegelisahan, letaknya kegelisahan dalam diri manusia, dan obat penawarnya.

Dalam dunia psikologi, was was disebut juga sebagai OCD (Obsessive Compulsive Disorder). OCD merupakan gangguan kece-masan dimana seseorang merasa terjebak dalam pikiran-pikiran yang negative dan terus menerus (obsesif), dan perilaku ritual yang repetitive (kompulsi) yang ditujukan untuk mengurangi perasaan kecemasan (Wade & Travis 2007 - kompa-siana).

Para penderita obsesif-kompulsif umunya akan menyadari bahwa tindakan yang mereka lakukan merupakan tinda-kan yang masuk akal, dan mereka sering kali merasa tersiksa dengan ritual-ritual tersebut, namun apabila mereka mening-galkan ritual-ritual tersebut, maka mereka akan merasakan suatu kecemasan yang akan hilang hanya jika mereka kembali melakukan ritual-ritual tersebut. Clarke dkk (2004 dalam Wade & Travis 2007 ) menyebutkan bahwa beberapa bagian otak penderita gangguan obsesif kompulsif menjadi hiperaktif.

Salah satu area di lobus frontal men-girimkan pesan mengenai bahaya yang akan terjadi ke area-area lainnya yang terlibat dalam mengendalikan gerakan dari otot-otot dan menyiapkan tubuh untuk merasa takut dan menyiapkan tubuh untuk merespon ancaman dari luar. Pada penderita gangguan obsesif-kompulsif sinyal tanda bahaya pada otak akan tetap berlanjut dan jejaring emosional akan tetap mengirimkan pesan “takut” yang salah (Wade & Travis 2007).

Disebutkan dalam kitab Hilyatul Auliya’, bahwa suatu ketika Ahmad bin Abil Hiwari sowan ke Abu Sulaiman Addaroni den-gan maksud menanyakan obat penyakit was-was yang dideritanya. Setelah sampai dia berkata, “Wahai Syaikh, aku ingin mengadukan penyakit was-was yang aku derita.”

Setelah mendengar keluhannya, Abu Sulaiman kemudian berkata; “Aku meli-hat bahwa was-was telah membuatmu bersedih wahai Abal Hasan (nama julukan Ahmad bin Abil Hiwari). Jika kamu ingin menghilangkan was-was darimu, maka ketika kamu merasa adanya was-was, berbahagialah dengan adanya was-was itu. Karena jika kamu paksa dirimu merasa bahagia dengan adanya was-was, maka dia akan pergi darimu. Abu Sulaiman melan-jutkan, “Sesungguhnya tiada sesuatu yang lebih dibenci was-was kecuali kebahagiaan seorang mukmin. Jika kamu bersedih sebab was-was, maka dia malah akan bertambah.”

“Sesungguhnya was-was dan mimpi (buruk) akan menghinggapi orang yang lemah (hatinya). Jika ikhlas, maka was-was dan mimpi buruk akan pergi.” Lanjut Abu Sulaiman Addaroni. Jangan pelihara was-was, tetapi usahakan mencari kebahagiaan. Berzhikir, dan menjalankan ibadah adalah pelenyap was-was.(*)

Page 22: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinSiLATURAHiMEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

22

kereTA api jarak jauh di Palembang masih belum beroperasi karena penye-baran wabah COVID-19 masih cukup tinggi. Kereta api itu adalah rute Palem-bang-Tanjung Karang , Lampung, dan Palembang-Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel).

“Mempertimbangkan penyebaran COVID-19 teru-tama di Kota Palembang masih cukup tinggi, manaje-men PT Kereta Api Indone-sia (KAI) memperpanjang penghentian sementara perjalanan kereta api jarak jauh. Yakni dari dan menuju Stasiun Kertapati Palembang hingga akhir Juni 2020,” kata Manager Humas PT KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti di Palembang baru-baru ini

Ia menjelaskan menghadapi pandemi COVID-19 pihaknya melakukan kebijakan menghentikan sementara lima perjalanan Kereta Api (API) jarak jauh. Mencakup wilayah Sumsel dan Lampung sejak 1 April 2020.

“Kami mohon maaf kepada masyarakat pengguna jasa angkutan kereta api yang perjalanannya tertunda akibat kebijakan

moda Kereta api masih di Stop

setop beroperasi sementara waktu. Ini untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19,” ujarnya.

Penanganan wabah COVID-19 yang dilakukan pemerintah sejak beberapa bulan terakhir diharapkan segera membuahkan hasil. Sehingga pelayanan kereta api bisa berjalan normal sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Kereta api yang melayani rute Palembang antara lain Prabujaya, Limeks Sriwi-jaya, Sindang Marga, Serelo, dan Rajabasa. Bila kereta itu nanti kembali beroperasi

melayani penumpang dari Stasiun Kertapati Palembang tujuan Prabumulih, Tanjungkarang, dan Lubuklinggau, pihaknya berupaya mener-apkan protokol COVID-19 secara ketat.

Penerapan protokol kesehatan juga diter-apkan seperti rutin membersihkan gerbong kereta dan stasiun dengan cairan disinfektan, mewajibkan penumpang menggunakan masker. Termasuk mengatur jarak posisi tempat duduk. Diharapkan dapat mencegah penyebaran virus corona melalui penumpang kereta api.

n Jemy Saputra

Aida Suryanti

Page 23: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinHAji & UMROHEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

23

kepAlA Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Selatan (Kakanwil Ke-menag Sumsel) Dr. HM. Alfajri Zabidi MM,

M.Pd.I menyatakan tidak ada daya dan upaya lain kecuali seluruh calon jamaah haji asal Sumsel 2020 bersabar diri terkait adanya pembatalan keberangkatan ibadah haji oleh pemerintah.

“Ya…kita semua harus bersabar,” ucap Fajri yang didampingi Kasubbag Humas Dr. H. Sae-fudin M.Si.

Menurut Kakanwil Kemenag Sumsel, di tengah pandemi keselamatan jemaah memang patut dikedepankan. Apalagi agama mengajarkan bahwa mencegah kerusakan harus dikedepankan dari meraih kemanfaatan.

“Saat ini berikhtiar menjaga keselamatan jemaah adalah hal utama. Keputusan Saudi ini sejalan dengan dasar pembatalan keberangkatan jemaah haji Indonesia yang telah diumumkan Menteri Agama, Bapak Jenderal (Purn) H. Facrul Razi pada 2 Juni lalu, yaitu keselamatan jemaah haji,” jelas Fajri, Selasa, 23 Juni 2020.

Perkembang lainnya adalah Kerajaaan Arab Saudi memutuskan untuk menggelar ibadah haji 1441 H/2020 M hanya secara terbatas untuk warga negara Saudi dan warga negara asing atau ekspatriat yang saat ini sudah berada atau berdomisili di Arab Saudi.

“Saya sudah menerima rilis resmi dari Ke-

menterian Haji dan Umrah Arab Saudi. Karena alasan menjaga keselamatan jemaah dari bahaya pandemi Covid-19, Saudi memutuskan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1441H digelar dengan jumlah yang sangat terbatas. Maksud dari sangat terbatas adalah hanya bagi warga negara Saudi dan warga asing dari negara manasaja yang ingin beribadah haji, namun sekarang sudah berada atau berdomisili di Saudi. Itupun dalam jumlah terbatas,” jelas Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali.

Menurut Endang, Saudi menjelaskan bahwa keputusan ini diambil demi memastikan pelak-sanaan ritual manasik secara aman dan sehat. Pembatasan diberlakukan juga agar manasik dapat dilakukan dengan cara yang memenuhi persyaratan pencegahan dan social distancing yang diperlukan guna memastikan keselamatan dan perlindungan manusia dari ancaman pandemi.

Hal ini sejalan dengan tujuan syariat Islam dalam melestarikan dan menjaga jiwa manusia. “Keputusan ini berasal dari kepedulian Khadimul Haramain terh-adap keamanan dan kesela-matan para pengun-jung kedua Masjid Suci,” tuntasnya.n Tri Jumartini

Calon jamaah haji Sumsel harus Bersabar

Dr. HM. Alfajri Zabidi MM, M.Pd.I

BAgi yang sudah melakukan ibadah umrah apalagi haji, tentu tak asing lagi dengan suara-suara merdu para imam di Masjidil Haram, Makkah al Mukaramah. Imam Besar Abdurrahman Al Sudais tentu sangat akrab di telinga para jamaah um-rah atau haji, suaranya yang melengking, mengalun dan berintonasi menambah kekhusyukan dalam melakukan sholat di Masjidil Haram. Tentu juga para imam lainnya seperti Al Shuraim, Al Juhani, Al Mahir Muaqualy dan lainnya.

Selain memang suaranya yang sangat fasih melafazkan ayat-ayat suci Alquran, ternyata bacaan yang sangat jernih, bersih, bulat yang mengenakan telinga tersebut, didukung oleh peralatan suara atau sound system yang sangat canggih, bahkan ka-tanya terbaik di dunia.

Sound System di Masjidil Haram super canggih, tak pake tes ..satu..dua..tiga seperti yang sering kita lakukan, atau berdengung, berdenging memekakan telinga, bahkan bunyi embusan anginpun tidak pernah terdengar saking jernihnya sound system yang kabarnya dipesan khusus dari Jerman.

Dan yang lebih mengagumkan lagi, nyaris tak pernah terdengar kabar bahwa mik atau pengeras suara di Masjidil Haram macet, rusak atau mati. Kenapa?

Ternyata para pengelola Masjidil Haram memasang dan mengoperasikan 3 sound system dengan system berlapis. Seperti di-lansir Haramain.com, satu perangkat sound system utama dan dua lainnya sebagai pen-damping, cadangan (backup)

Mikropon yang ada di depan imam berjumlah tiga perangkat,yakni perangkat utama berada di sebelah kanan imam, ke-mudian mikropon yang ditengah sebagai mikropon cadangan yang pertama kalau terjadi kemacetan atau mati, kemudian di sebelah kiri imam ada mikropon cadangan lapis ketiga.

Jadi ketika terjadi kemacetan atau trou-ble pada perangkat mikropon utama, maka perangkat yang berada ditengah secara otomatis akan menggantikannya, begitupun seterusnya, sehingga nyaris kerusakan mik-

Kenapa mikropon masjidil haram Tak Pernah mati ?

ropon tidak akan terjadi yang akan mengganggu jalannya ibadah sholat atau kegagalan yang 0%.

Pengelola Masjidil Haram mengerahkan 50 orang staff khusus yang mengontrol semua perangkat suara tersebut. Lebih dari 6000 speakers yang disebar di area Masjidil Haram, lingkungan pelataran hingga ke jalan-jalan besar diseputaran masjid yang bisa menampung 3 juta orang ini. Istimewanya lagi, perangkat sound system di Masjidil Haram ini, memperdengar-kan suara imam atau muazin dengan nada yang sama di semua speakers baik di dalam koridor maupun di pelataran.

n Aspani yasland

Imam besar masjidil haram abdurrahman al Sudais tengah berkhotbah.

Imam besar masjidil haram abdurrahman al Sudais tengah berkhotbah.

Petugas tengah mengecek kabel mikropon di bawah lantai Tawaf.

Page 24: Media islaM As SAJIDIN · gratis dalam bentuk Pdf yang ditampilkan di Assajidin.com dan Facebook serta tersebar di WA Group. Tinggal klik saja. As SAJIDIN versi E Paper juga masih

assajidinMUSLiMAHEDISI 75, DZULQA’DAH 1441 H /JULI 2020

24

KeTIKA situasi sebelum Pandemi Covid-19, ibu yang pernah menjadi pejabat di Dinas Pendidikan (Diknas) Kecamatan Kemuning, Kota Palembang ini, seringkali berkeliling ke

sekolah-sekolah pendidikan dasar di wilayah ker-janya untuk mengetahui langsung kondisi sekolah dan berdialog dengan para guru-guru.

Visitasi ke sekolah itu, biasanya dilakukan ibu alumnus S2 magister Administrasi Publik Stisipol Candradimuka Palembang ini, setiap hari Senin dan memimpin langsung upacara bendera pagi hari. Ibu yang sekarang berdinas di Pemkot Kota Palembang ini bernama elha Zuldartilla, mSi yang akrab disapa Ibu elha.

maka tak heran Ibu elha ini, banyak dikenal dikenal oleh kalangan pendidikan dasar di kota ini, termasuk para guru dan siswa. Ibu yang murah senyum ini, memang berpembawaan ramah ke setiap orang. Ibu elha juga sering dijuluki sebagai Ibu Komandan Upacara Sekolah lantaran seringnya memimpin upacara senin pagi di berbagai sekolah.

“Untuk apa kita hidup sombong, toh kita ini cuma sementara, jadi banyak kawan, itu sebuah anugerah,” ujar Ibu elha yang hobi bernyanyi dan travelling ini.

Ibu dari empat orang buah hati dan lima orang cucu ini, sangat enerjik dalam mengemban tugas-tugas kedinasan. Ibu elha mengemukakan, hampir semua sekolah dasar baik swasta maupun negeri di Kecamatan Kemuning sudah dia kunjungi dan melakukan dialog dengan para guru-guru.

Sekarang ini cakupannya lebih luas, ibu elha juga melakukan monitor dan pengawasan ke sekolah-sekolah di kota metropolitan ini. Dia juga kerap bertugas sebagai asesor bagi sekolah-sekolah di Sumsel ini.

Sebagai Asesor, Ibu elha terlibat aktif dalam kegiatan verifikasi, validasi, dan klarifikasi data dan informasi yang telah disampaikan oleh sekolah/ma-drasah yang divisitasinya.

menurut dia, memang masih banyak sekolah-sekolah perlu diperbaiki dan mutunya terus menerus ditingkatkan. “Tapi lebih banyak sekolah yang baik,” ujar ibu yang masih menyetir mobilnya sendiri ini.

Di mata Ibu elha, pandemi Covid-19 memang sangat memukul dunia pendidikan, sebab, katan-ya, dalam proses belajar mengajar, harus dibu-tuhkan interaksi dan komunikasi langsung antara murid dan guru.

“Ada rasa psikologi tersendiri bila proses pendidi-kan itu dilakukan dengan interaksi langsung, siswa bisa merasakan kehadiran seorang guru didepan kelas,” ujar Ibu elha sembari mendoakan semoga wabah ini segera berakhir. Dan pendidikan bisa berjalan normal kembali.

n aspani Yasland

Elha Zudartilla, mSi, asesor Pendidikan :

iBu KomanDan uPacara seKolah

Elha Zudartilla, mSi